Anda di halaman 1dari 77

Belittling:

Mengurangi nilai/meremehkan pencapaian seseorang seperti


mengatakan bahwa apa yang telah dicapai tidak berarti/tidak
signifikan. Contoh:

-Ketika seseorang memenangkan suatu kompetisi atau meraih


prestasi, orang lain mengatakan "Oh, itu bukanlah hal yang
penting" atau "itu hanya keberuntungan belaka".

Creating Divisions:
Memisahkan orang dari satu sama lain dengan memperkuat
perbedaan dan ketidaksepahaman yang ada di antara mereka.
Tujuannya adalah untuk memecah belah kelompok atau
masyarakat yang awalnya bersatu dan memperlemah kekuatan
mereka. Contoh:

-Pemimpin politik mencoba memperkuat perbedaan ideologi atau


agama di antara pendukung mereka dengan mengadu domba dan
menimbulkan ketakutan tentang kelompok atau masyarakat yang
berbeda. Dengan cara ini, mereka dapat memperkuat dukungan
dari kelompok mereka sendiri dan membuat kelompok lain lebih
terisolasi dan rentan terhadap serangan.

Exploiting Vulnerabilities:
Memanfaatkan kelemahan atau ketidakpastian seseorang untuk
mempengaruhi tindakan atau perilaku mereka. Teknik ini bekerja
dengan mengeksploitasi ketakutan, kekhawatiran,
ketidakamanan, atau kebutuhan seseorang dan memanipulasinya
untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh:

-Penjual mencoba membuat pembeli merasa tidak aman tentang


diri mereka sendiri atau kondisi hidup mereka dengan
menyebutkan kekurangan atau kelemahan tertentu. Kemudian,
penjual dapat menawarkan solusi atau produk yang mereka klaim
akan membantu mengatasi kekurangan atau kelemahan tersebut,
meskipun mungkin tidak selalu efektif atau dibutuhkan.

Name-calling:
Memberikan sebutan/nama yang merendahkan,
meremehkan/mencemarkan nama baik orang lain tanpa adanya
bukti yang jelas atau valid. Tujuannya menunjukkan superioritas
atau kekuasaan atas orang yang dijuluki/untuk mengalihkan
perhatian dari isu atau masalah yang sebenarnya. Contoh: si
bodoh, si paling baper dll.

Emotional Blackmail:
Menggunakan ancaman/tekanan emosional untuk memaksa
seseorang melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Contoh:
-Mengancam untuk mengakhiri suatu hubungan jika pasangannya
tidak melakukan sesuatu yang diminta.

Gaslighting:
Membuat seseorang meragukan kewarasan/ingatan mereka
sendiri dengan memutarbalikkan kenyataan. Contoh:

*Menyangkal kenyataan:
Orang yang melakukan gaslighting akan menyangkal suatu
kejadian atau kenyataan yang sebenarnya terjadi, sehingga
membuat orang lain merasa dirinya salah atau tidak mampu
membedakan antara kenyataan dan khayalan. Contoh:

-"Kamu salah ingat, itu tidak pernah terjadi" padahal kejadian


tersebut benar-benar terjadi.

*Memutarbalikkan fakta:
Orang yang melakukan gaslighting akan memutarbalikkan fakta
atau mengubah urutan waktu suatu kejadian untuk menyesatkan
orang lain. Contoh:

-"Kamu yang mulai mengganggu saya dulu" padahal sebenarnya


orang tersebutlah yang memulai.

*Menuduh orang lain gila/tidak waras:


Orang yang melakukan gaslighting akan menuduh orang lain
sebagai orang yang gila atau tidak waras, sehingga membuat
orang tersebut merasa dirinya tidak sehat mental dan tidak
mampu mempercayai dirinya sendiri. Contoh:

-"Kamu tidak waras, kamu perlu pergi ke psikiater" padahal


sebenarnya orang tersebut tidak memiliki masalah kesehatan
mental yang signifikan.

*Menyalahkan orang lain:


Orang yang melakukan gaslighting akan menyalahkan orang lain
atas suatu kejadian atau masalah, sehingga membuat orang
tersebut merasa bersalah atau merasa seperti tidak berdaya.
Contohnya:

-"Ini semua salahmu, kamu yang membuat saya marah" padahal


sebenarnya orang tersebutlah yang salah.

Negging:
Memberikan pujian yang sebenarnya disertai dengan kritik atau
sindiran yang merendahkan diri orang lain. Contoh:
-Mengatakan kepada orang lain bahwa mereka cantik, tapi
kemudian menambahkan bahwa mereka terlihat terlalu gemuk
atau terlalu tua.

Silent Treatment:
Memilih untuk tidak berbicara atau memberikan respons kepada
orang lain sebagai bentuk hukuman atau kontrol atas perilaku
orang tersebut. Contoh:

-Ketika pasangan mengalami pertengkaran atau tidak setuju


dengan sesuatu, salah satu dari mereka bisa saja memilih untuk
tidak menghubungi atau berbicara dengan pasangannya dalam
jangka waktu yang cukup lama sebagai bentuk hukuman atau
manipulasi.

Covert Physical Aggression:


Menggunakan bentuk agresi fisik yang tidak terlihat atau terbuka
untuk merugikan atau mengendalikan target mereka secara
psikologis. Covert physical aggression seringkali dilakukan secara
diam-diam atau tersembunyi, tanpa diketahui oleh target atau
orang lain di sekitarnya. Contoh:

*Menghindari secara sengaja melakukan kontak fisik dengan


target, seperti tidak memberikan salam, menghindari pelukan,
atau mengabaikan kebutuhan fisik target, sebagai bentuk
pengendalian atau penghukuman.

*Menempatkan benda-benda atau penghalang fisik di sekitar


target, seperti menggeser kursi, mengunci pintu, atau menyusun
barang-barang dengan tujuan mengganggu atau merasa superior
terhadap target.

*Merusak properti milik target secara diam-diam, seperti merusak


barang-barang mereka, menghapus atau merusak dokumen
penting, atau mengganggu barang pribadi mereka sebagai bentuk
pengendalian atau intimidasi.

*Mengancam secara fisik target secara terselubung, seperti


mengirimkan pesan atau catatan ancaman tanpa tanda pengirim,
atau mengirim pesan melalui orang ketiga untuk mengintimidasi
atau merugikan target.

*Menggunakan kontak fisik yang sengaja kasar atau


mempengaruhi kesehatan fisik target secara tidak langsung,
seperti memberikan makanan atau minuman yang berbahaya,
menghilangkan obat-obatan atau alat medis, atau menghindari
memberikan perawatan fisik yang diperlukan.
Covert Intimidation Through Fear Mongering:
Menggunakan taktik yang menakutkan atau mengancam secara
terselubung atau tersembunyi untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain. Taktik ini digunakan untuk
menimbulkan rasa takut atau kecemasan pada korban, sehingga
korban merasa terancam dan cenderung mengikuti keinginan atau
tuntutan pelaku. Contoh:

*Mengancam korban secara halus:


Pelaku dapat menggunakan ancaman terselubung atau
disampaikan dengan kata-kata atau tindakan yang tidak jelas atau
samar untuk membuat korban merasa terancam. Contoh:

-Seseorang yang mengatakan kepada pasangan mereka, "Aku


tak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak memenuhi
keinginanku" atau "Ada konsekuensi yang akan kau tanggung jika
tidak melibatkan diriku dalam rencanamu".

*Menyebabkan rasa takut atau kecemasan secara tidak


langsung:
Pelaku dapat menciptakan atmosfer yang menakutkan atau
membuat korban merasa cemas secara tidak langsung, misalnya
dengan memberikan sindiran, meragukan kemampuan atau
keberhasilan korban, atau mengancam untuk mengungkapkan
rahasia atau informasi yang dapat merugikan korban.

*Menyebarkan desas-desus atau rumor yang menakutkan:


Pelaku dapat menyebarkan desas-desus atau rumor yang
menakutkan tentang korban atau situasi tertentu untuk
menciptakan ketakutan atau kecemasan pada korban. Contoh:

-Seseorang yang menyebarkan rumor palsu tentang seseorang


agar orang lain menghindari korban atau menjauhkan diri darinya.

*Menggunakan manipulasi emosional:


Pelaku dapat memanipulasi emosi korban dengan
mengeksploitasi ketakutan, kecemasan, atau trauma korban.
Contoh:

-Seseorang yang memanfaatkan trauma atau pengalaman


traumatis korban untuk memperoleh keuntungan atau
mengendalikan korban.

*Menggunakan ancaman atau tekanan tersembunyi:


Pelaku dapat menggunakan ancaman atau tekanan tersembunyi,
seperti mengancam untuk meninggalkan hubungan, memutuskan
hubungan bisnis, atau mengambil langkah-langkah yang
merugikan korban secara tidak langsung untuk mempengaruhi
perilaku korban. Contoh:
-Seorang atasan yang mengancam untuk memberhentikan
karyawan jika karyawan tersebut tidak mengikuti perintah atau
kebijakan yang merugikan mereka.

Fake Empathy:
Berpura-pura memahami atau merasakan empati terhadap
perasaan atau pengalaman target mereka, tetapi sebenarnya
mereka tidak benar-benar merasa empati atau memiliki niat yang
tulus untuk memahami atau membantu target. Contoh:

*Seorang bos yang manipulatif mungkin berpura-pura empati


terhadap seorang karyawan yang menghadapi masalah atau
kesulitan, tetapi sebenarnya mereka tidak peduli dan hanya ingin
memperoleh informasi tentang masalah karyawan tersebut untuk
digunakan sebagai senjata atau keuntungan pribadi di masa
depan.

*Seorang pasangan yang manipulatif mungkin berpura-pura


empati terhadap perasaan atau pengalaman pasangannya, tetapi
sebenarnya mereka tidak benar-benar memahami atau peduli,
dan hanya ingin memanipulasi pasangan untuk memperoleh
keuntungan pribadi atau kontrol dalam hubungan mereka.

*Seorang teman atau rekan kerja yang manipulatif mungkin


berpura-pura empati terhadap masalah atau kesulitan yang
dihadapi teman atau rekannya, tetapi sebenarnya mereka hanya
berpura-pura dan tidak memiliki niat yang tulus untuk membantu
atau memberikan dukungan.

Image Management:
Mengelola atau memanipulasi citra atau persepsi diri seseorang
atau kelompok dalam pikiran orang lain. Tujuannya adalah untuk
membentuk atau memodifikasi pandangan atau opini orang lain
terhadap seseorang atau kelompok, seringkali dengan cara
memperkuat atau mengubah citra yang diinginkan atau
diharapkan. Contoh:

*Kampanye PR:
Sebuah perusahaan atau individu dapat menggunakan kampanye
public relations (PR) untuk mengelola citra mereka di mata publik.
Misalnya, mereka dapat mengatur konferensi pers, merilis
pernyataan resmi, atau mempromosikan pencapaian atau proyek
yang positif untuk memperkuat citra mereka sebagai perusahaan
atau individu yang berprestasi, bertanggung jawab, atau
berkomitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
*Selebriti dan tokoh publik:
Selebriti, politisi, atau tokoh publik seringkali menggunakan taktik
image management untuk memengaruhi persepsi publik tentang
diri mereka. Mereka dapat mengatur wawancara media, merilis
pernyataan di media sosial, atau mengikuti kegiatan amal atau
sosial untuk memperkuat citra mereka sebagai sosok yang baik,
berpengaruh, atau menginspirasi.

*Media sosial:
Di era digital saat ini, media sosial menjadi platform yang
digunakan untuk image management. Seseorang atau kelompok
dapat memilih konten yang diposting, mengedit atau menghapus
konten yang tidak sesuai dengan citra yang ingin dibangun, atau
menggunakan filter atau efek visual untuk menciptakan citra yang
diinginkan dalam postingan mereka di media sosial.

*Presentasi diri dalam interaksi sosial:


Di tingkat individu, seseorang dapat menggunakan image
management dalam interaksi sosial sehari-hari. Misalnya, mereka
dapat memilih untuk menampilkan aspek-aspek tertentu dari diri
mereka yang dianggap positif atau menghindari membicarakan
hal-hal yang bisa merusak citra mereka di mata orang lain.
Mereka juga bisa menggunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah,
atau gaya berpakaian untuk memperkuat citra tertentu dalam
interaksi sosial.

Smear Campaign:
Merusak reputasi seseorang atau kelompok dengan cara
menyebarluaskan informasi negatif, seringkali tidak akurat atau
palsu, tentang mereka. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi
persepsi publik atau orang lain terhadap target, dan menggiring
opini atau pandangan negatif terhadap mereka. Contoh:

*Politik:
Seorang politisi menyebarkan rumor palsu tentang lawan politik
mereka yang menggambarkan mereka sebagai koruptor atau
tidak kompeten, dengan tujuan untuk merusak reputasi dan
elektabilitas lawan politik tersebut.

*Bisnis:
Perusahaan atau individu dapat menggunakan smear campaign
untuk merusak reputasi pesaing mereka dengan menyebarkan
rumor atau informasi negatif palsu tentang produk atau layanan
pesaing, atau mengadakan kampanye hitam secara online.
Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menyebarkan rumor
bahwa produk pesaing mereka tidak aman atau tidak efektif,
dengan tujuan untuk mengurangi penjualan atau reputasi pesaing.
*Hubungan personal:
Seseorang menyebarkan gosip atau cerita palsu tentang mantan
pasangan mereka yang bertujuan untuk merusak nama baik atau
reputasi mantan pasangan tersebut di kalangan teman, keluarga,
atau masyarakat umum.

Manipulasi Emosi/Manipulasi Afektif:


Menggunakan kata-kata atau tindakan yang merangsang emosi
atau perasaan tertentu pada target dengan tujuan untuk
mempengaruhi atau mengendalikan mereka. Contoh:

*Skenario 1:
Pelaku: "Aku melakukan ini semua demi kamu, aku
mengorbankan banyak waktu dan energi untukmu."
Padahal kenyataannya, pelaku mungkin melakukan tindakan
tersebut hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk
memanipulasi target agar melakukan sesuatu yang
menguntungkan pelaku, tanpa mempertimbangkan kepentingan
sebenarnya dari target.

*Skenario 2:
Pelaku: "Aku merasa sangat khawatir tentangmu, jadi aku harus
mengontrol apa yang kamu lakukan agar kamu aman."
Padahal kenyataannya, pelaku mungkin menggunakan
pernyataan tersebut untuk mengendalikan atau membatasi
kebebasan target tanpa memperhatikan keinginan atau kebutuhan
target, hanya berdasarkan alasan pelaku yang mungkin beralasan
subjektif.

Intermittent Reinforcement:
Pemberian hadiah atau hukuman yang tidak konsisten atau tidak
terjadwal sebagai respons terhadap suatu perilaku. Intermittent
reinforcement dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang dengan cara yang kuat dan tahan lama, karena dapat
menciptakan pola perilaku yang sulit untuk diprediksi dan
memperkuat keinginan untuk terus mencari hadiah atau
menghindari hukuman. Contoh:

*Perjudian:
Mesin slot atau permainan judi lainnya sering menggunakan
intermittent reinforcement. Hadiah atau kemenangan tidak
diberikan setiap kali, tetapi dalam interval yang tidak teratur. Ini
membuat pemain terus bermain dalam harapan mendapatkan
hadiah, meskipun hadiah mungkin jarang terjadi.

*Hubungan pribadi yang toksik:


Salah satu pihak dapat memberikan penghargaan, kasih sayang,
atau perhatian secara sporadis atau tidak terjadwal. Pasangan
yang manipulatif mungkin memberikan pujian atau kasih sayang
setelah bertengkar atau bersikap dingin untuk memperkuat
keinginan pasangan mereka untuk terus berusaha memperoleh
penghargaan atau perhatian tersebut.

*Pemasaran:
Perusahaan dapat memberikan diskon, promosi, atau penawaran
istimewa secara tidak teratur kepada pelanggan sebagai bentuk
intermittent reinforcement. Ini dapat mendorong pelanggan untuk
terus membeli produk atau menggunakan layanan karena mereka
ingin mencapai hadiah atau diskon tersebut.

*Pelatihan hewan:
Memberikan hadiah secara tidak teratur ketika hewan melakukan
perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut dan
membuat hewan terus berusaha untuk mendapatkan hadiah.

Accusations/Tuduhan:
Menggunakan penggunaan tuduhan atau serangan verbal
terhadap target mereka untuk mempengaruhi, mengontrol, atau
merendahkan mereka secara emosional. Tujuannya adalah untuk
membuat target merasa bersalah, tidak berharga, atau salah,
sehingga pelaku dapat memperoleh keunggulan atau kontrol atas
mereka. Contoh:

*Seorang pasangan yang terlibat dalam hubungan yang tidak


sehat mungkin menggunakan tuduhan kepada pasangannya,
seperti "Kamu selalu membuat kesalahan" atau "Kamu tidak
pernah mengerti apa yang aku inginkan", untuk membuat
pasangan merasa bersalah atau tidak berharga.

*Seorang atasan yang manipulatif mungkin menggunakan


tuduhan kepada bawahannya, seperti "Kamu selalu membuat
kesalahan" atau "Kamu tidak cukup kompeten", untuk
mempengaruhi bawahan merasa tidak berharga atau tidak
kompeten sehingga atasan dapat memperoleh kontrol atau
keunggulan.

*Seorang teman atau rekan kerja yang manipulatif mungkin


menggunakan tuduhan kepada teman atau rekannya, seperti
"Kamu tidak pernah berpikir tentang orang lain" atau "Kamu selalu
memikirkan dirimu sendiri", untuk membuat teman atau rekan
kerja merasa bersalah atau dijauhi.

Sabotage:
Tindakan sengaja merusak atau menghancurkan upaya, rencana,
atau keberhasilan orang lain untuk memperoleh keuntungan atau
mengendalikan situasi. Sabotage dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung, dan seringkali digunakan untuk
memperoleh keuntungan pribadi atau untuk memperlemah atau
merugikan orang lain. Contoh:

*Sabotase Karir:
Seseorang dapat merusak peluang karir orang lain dengan
menghancurkan reputasi mereka, mencemarkan nama baik
mereka, atau mengganggu hubungan kerja mereka dengan rekan
kerja atau atasan.

*Sabotase Hubungan:
Seseorang dapat merusak hubungan orang lain, misalnya dengan
menyebabkan perselisihan, memfitnah, atau memisahkan orang
dari teman, keluarga, atau pasangan mereka.

*Sabotase Emosional:
Seseorang dapat merusak kesejahteraan emosional orang lain
dengan menghadapkan mereka pada situasi yang penuh tekanan,
memanipulasi emosi mereka, atau menggunakan taktik intimidasi
atau penghinaan.

*Sabotase Proyek atau Rencana:


Seseorang dapat merusak upaya atau rencana orang lain dengan
mengganggu jalannya proyek atau merusak hasil kerja mereka,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

*Sabotase Keuangan:
Seseorang dapat merusak stabilitas keuangan orang lain,
misalnya dengan merampok, mencuri, atau merusak properti atau
aset mereka.

*Sabotase Sosial:
Seseorang dapat merusak reputasi sosial atau status orang lain
dengan menyebarkan gosip, memfitnah, atau mencemarkan
nama baik mereka di media sosial atau dalam lingkungan sosial
mereka.

Covert Control:
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain secara rahasia,
tanpa pengetahuan atau persetujuan orang yang terkena dampak.
Covert control seringkali dilakukan dengan cara yang tidak jelas,
subtil, atau tersembunyi, sehingga korban mungkin tidak
menyadari bahwa mereka sedang diperlakukan dengan cara yang
tidak sehat atau tidak pantas. Contoh:

*Mengendalikan akses informasi:


Pelaku mungkin sengaja menyembunyikan informasi atau
membatasi akses korban ke informasi tertentu untuk mengontrol
apa yang diketahui atau dipahami oleh korban. Contoh:

-Seorang pasangan yang menyembunyikan komunikasi atau


informasi penting dari pasangan mereka untuk mengendalikan
apa yang diketahui atau dipahami oleh pasangan mereka.

*Mengatur situasi atau lingkungan:


Pelaku mungkin sengaja mengatur situasi atau lingkungan agar
sesuai dengan keinginan mereka untuk mengendalikan korban.
Contoh:

-Seorang atasan yang mengatur lingkungan kerja atau tugas-


tugas kerja agar menguntungkan mereka dan merugikan
bawahan mereka untuk memperoleh kekuasaan atau kontrol yang
lebih besar.

*Menipu atau memanipulasi informasi:


Pelaku mungkin menggunakan kebohongan, manipulasi
informasi, atau taktik penipuan lainnya untuk mengendalikan atau
mempengaruhi korban. Contoh:

-Seseorang yang menggunakan teknik gaslighting untuk


meragukan kewarasan atau keyakinan korban, sehingga mereka
merasa tidak berdaya dan tergantung pada pelaku.

*Menggunakan tekanan atau ancaman terselubung:


Pelaku mungkin menggunakan ancaman terselubung, tekanan
emosional, atau pengaruh psikologis lainnya untuk mengontrol
atau memaksa korban melakukan apa yang mereka inginkan.
Contoh:

-Seseorang yang mengancam untuk mengakhiri hubungan atau


persahabatan jika korban tidak patuh terhadap keinginan mereka.

*Menguasai narasi atau kontrol komunikasi:


Pelaku mungkin menguasai narasi atau kontrol komunikasi dalam
suatu situasi atau hubungan untuk mengendalikan pandangan
atau persepsi orang lain. Contoh:

-Seseorang yang mengontrol komunikasi dalam suatu kelompok


atau lingkungan sosial agar hanya pendapat atau pandangan
mereka yang diterima dan mengabaikan pandangan atau
pendapat orang lain.

False Apologies:
Berpura-pura meminta maaf, tetapi sebenarnya tidak benar-benar
mengakui atau bertanggung jawab atas kesalahan atau tindakan
yang salah yang telah dilakukan. False apologies umumnya
digunakan untuk menghindari konsekuensi atau tanggung jawab
atas tindakan mereka, atau untuk mempertahankan citra baik di
hadapan orang lain, tanpa benar-benar memperbaiki atau
mengubah perilaku yang salah. Contoh:

-"Maaf jika kamu merasa tersinggung." - Dalam contoh ini,


pelaku seolah-olah meminta maaf, tetapi sebenarnya tidak
mengakui tindakan mereka sebagai kesalahan atau bertanggung
jawab atas dampak yang telah ditimbulkan. Mereka menyalahkan
korban karena merasa tersinggung, bukan mengakui tindakan
mereka yang mungkin tidak pantas atau merugikan.

-"Maaf kalau aku salah, tapi kamu juga tidak sempurna." -


Dalam contoh ini, pelaku seolah-olah meminta maaf, tetapi
sebenarnya menggiring korban untuk ikut bertanggung jawab atas
kesalahan yang telah dilakukan. Mereka menghindari tanggung
jawab penuh atas tindakan mereka dan mencoba untuk membagi
tanggung jawab atau menyalahkan korban.

-"Maaf, tapi itu bukan niatku." - Dalam contoh ini, pelaku


seolah-olah meminta maaf, tetapi sebenarnya menghindari
bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Mereka
mengklaim bahwa mereka tidak berniat jahat atau tidak ingin
melukai korban, tanpa benar-benar mengakui konsekuensi negatif
dari tindakan mereka.

-"Maaf, tapi kamu membuatku marah." - Dalam contoh ini,


pelaku seolah-olah meminta maaf, tetapi sebenarnya
menyalahkan korban atas tindakan mereka sendiri. Mereka
mengklaim bahwa tindakan mereka hanya sebagai respons
terhadap tindakan atau perilaku korban, tanpa benar-benar
mengakui tanggung jawab mereka dalam mengendalikan emosi
atau tindakan mereka sendiri.

Benching/Breadcrumbing:
Memanggil atau menghubungi korban, tetapi ketika korban
merespons atau menyahut, pelaku pura-pura tidak mengenal
korban atau mengabaikan mereka, dengan tujuan
mempermalukan atau membuat korban bingung. Taktik ini
digunakan untuk mengendalikan atau memanipulasi korban
dengan cara yang merendahkan, membuat mereka merasa tidak
berharga, atau mengekang keinginan mereka untuk
berkomunikasi atau memperoleh perhatian dari pelaku. Contoh:

*Hubungan asmara:
Seseorang yang sedang menjalin hubungan asmara dengan
pasangan mereka sengaja memanggil atau menghubungi
pasangan mereka, tetapi ketika pasangan mereka merespons,
mereka pura-pura tidak mengenal atau mengabaikan pesan atau
panggilan tersebut. Tujuannya bisa menjadi salah satu dari
berikut: membuat pasangan merasa bingung, merendahkan
pasangan, atau mengontrol dinamika hubungan.

*Hubungan kerja:
Seorang atasan atau kolega di tempat kerja memanggil atau
menghubungi bawahan mereka atau rekan kerja, tetapi ketika
mereka merespons atau menyahut, atasan atau kolega tersebut
pura-pura tidak mengenal atau mengabaikan mereka. Tujuannya
bisa menjadi salah satu dari berikut: mempermalukan bawahan
atau rekan kerja, membuat mereka merasa tidak berharga, atau
mengontrol situasi di tempat kerja.

*Hubungan sosial:
Seseorang dalam lingkungan sosial tertentu memanggil atau
menghubungi teman atau kenalan mereka, tetapi ketika mereka
merespons atau menyahut, orang tersebut pura-pura tidak
mengenal atau mengabaikan mereka. Tujuannya bisa menjadi
salah satu dari berikut: membuat teman atau kenalan merasa
bingung, merendahkan mereka, atau mengontrol dinamika sosial.

Walk-away Technique:
Berpura-pura tidak tertarik atau pergi dengan harapan untuk
mempengaruhi orang lain agar memberikan penawaran atau
keuntungan yang lebih menguntungkan. Contoh:

*Negosiasi harga:
Seorang pembeli datang ke toko dan tertarik pada suatu produk,
misalnya sepatu. Ketika penjual memberikan harga yang
dianggap terlalu tinggi oleh pembeli, pembeli berpura-pura ragu
atau berencana untuk pergi. Penjual, untuk mempertahankan
pembeli, mungkin akan menawarkan harga yang lebih rendah
atau memberikan diskon agar pembeli tetap tinggal dan
melakukan pembelian.

*Mendapatkan persetujuan:
Seseorang meminta suatu permintaan kepada orang lain,
misalnya meminta teman untuk membantu menggantikan tugas
rumah tangga. Ketika teman tersebut menolak atau ragu-ragu,
orang tersebut berpura-pura menyerah dan berjalan pergi, tetapi
kemudian kembali dan meminta permintaan yang lebih kecil atau
lebih mudah, seperti hanya meminta bantuan untuk satu tugas
saja. Dalam hal ini, langkah awal yang besar yang ditolak menjadi
langkah awal yang lebih kecil dan diterima.

*Penawaran khusus:
Sebuah perusahaan memberikan penawaran khusus atau
promosi kepada pelanggan yang berpura-pura ingin berhenti
menggunakan layanan atau berhenti berlangganan. Ketika
pelanggan berencana untuk berhenti atau menghentikan layanan,
perusahaan dapat memberikan penawaran khusus atau diskon
untuk mencegah pelanggan pergi.

Rewriting History:
Mengubah, memanipulasi, atau mengklaim kembali versi sejarah
atau peristiwa yang telah terjadi untuk mengatur narasi atau
persepsi korban atau pihak ketiga. Taktik ini dapat digunakan
untuk menyembunyikan kebenaran, menghilangkan tanggung
jawab, atau memperoleh keuntungan atau kontrol atas korban
atau situasi tertentu. Contoh:

*Contoh 1:
Pelaku: "Aku tidak pernah berkata seperti itu. Kamu salah dengar
atau salah mengerti."
Korban: "Tapi aku jelas-jelas ingat kamu berkata begitu."
Pelaku: "Tidak, kamu pasti salah. Kamu sering salah mengingat
atau memahami."

*Contoh 2:
Pelaku: "Kamu sebenarnya yang memulai konflik ini, bukan aku.
Aku hanya berusaha membela diri."
Korban: "Tapi kamu yang memprovokasi dan menjadi agresif
terlebih dahulu."
Pelaku: "Tidak, kamu yang salah ingat. Aku hanya memberikan
balasan atas apa yang kamu lakukan."

*Contoh 3:
Pelaku: "Aku selalu baik padamu, dan kamu selalu membuatku
terlihat buruk di depan orang lain."
Korban: "Tapi sebenarnya kamu sering bertindak kasar dan tidak
menghormatiku."
Pelaku: "Tidak, kamu yang terlalu sensitif dan membuat cerita
palsu tentangku. Aku selalu berusaha membantumu."

Doxing:
Tindakan mengungkapkan informasi pribadi seseorang secara
daring, termasuk nama, alamat, nomor telepon, atau informasi
pribadi lainnya, tanpa izin atau persetujuan dari individu yang
bersangkutan. Doxing biasanya dilakukan dengan niat untuk
merugikan, memfitnah, atau mempermalukan seseorang, dan
seringkali digunakan sebagai bentuk manipulasi psikologis untuk
merusak reputasi seseorang atau mempengaruhi opini publik.

Induce Helplessness:
Menginduksi perasaan tidak berdaya dalam manipulasi psikologis
adalah suatu taktik di mana pelaku merendahkan, mengurangi,
atau memperlemah korban agar merasa tidak berdaya, lemah,
atau tidak mampu menghadapi situasi atau pengambilan
keputusan. Pelaku menggunakan taktik ini untuk memperoleh
kontrol dan kekuasaan atas korban, sehingga korban cenderung
bergantung pada pelaku dan merasa tidak mampu atau tidak
berdaya tanpa dukungan atau persetujuan dari pelaku. Contoh:

*Contoh 1:
Pelaku: "Kamu tidak akan pernah bisa menghadapinya tanpa
bantuanku. Kamu terlalu bodoh untuk mengatasi ini sendiri."
Korban: "Tapi aku ingin mencoba menghadapinya sendiri dan
belajar dari pengalaman ini."
Pelaku: "Tidak, kamu tidak akan bisa. Kamu butuh bantuanku."

*Contoh 2:
Pelaku: "Aku adalah satu-satunya yang bisa mencintaimu dengan
segala kelemahanmu. Kamu tidak akan diterima oleh orang lain."
Korban: "Aku ingin diterima dan dicintai apa adanya."
Pelaku: "Tidak, kamu hanya bisa mengandalkan cinta dariku.
Orang lain tidak akan mau menerimamu."

*Contoh 3:
Pelaku: "Kamu tidak bisa menghadapi hidup tanpaku. Kamu akan
hancur tanpa dukunganku."
Korban: "Aku ingin belajar mandiri dan menghadapi hidupku
sendiri."
Pelaku: "Kamu tidak akan mampu. Kamu perlu selalu ada di
sisiku."

Circular Conversation:
Pola komunikasi yang digunakan oleh pelaku untuk mengelak
atau menghindari pertanggungjawaban atau akuntabilitas
terhadap tindakan atau perilaku mereka. Dalam circular
conversation, pelaku cenderung mengulangi argumen atau
pertanyaan yang sama tanpa memberikan jawaban yang jelas
atau logis, sehingga membingungkan korban dan membuat
mereka terjebak dalam siklus yang tidak produktif. Contoh:

*Contoh 1:
Pelaku: "Kenapa kamu selalu mengomel tentang pekerjaanku?
Kamu selalu menggangguku dengan keluhanmu."
Korban: "Aku hanya mencoba berbicara tentang isu-isu yang perlu
diperbaiki dalam hubungan kita."
Pelaku: "Kamu hanya menyalahkan aku saja. Tidak ada yang
pernah cukup bagimu."

*Contoh 2:
Pelaku: "Kamu mengapa terlalu cemas tentang apa yang orang
lain pikirkan tentangmu? Kamu selalu paranoid!"
Korban: "Aku merasa khawatir tentang pandangan orang lain
karena aku ingin diterima."
Pelaku: "Kamu selalu memikirkan apa kata orang lain, tidak
pernah menghargai dirimu sendiri."

*Contoh 3:
Pelaku: "Aku tidak tahu mengapa kamu marah padaku. Kamu
selalu membesar-besarkan masalah."
Korban: "Aku merasa marah karena kamu mengabaikan perasaan
dan kebutuhanku."
Pelaku: "Kamu selalu merasa tidak puas, tidak ada yang bisa aku
lakukan untuk memuaskanmu."

Negative Humor:
Penggunaan humor atau lelucon untuk merugikan, merendahkan,
atau merendahkan orang lain. Hal ini dapat digunakan untuk
mengganggu atau merusak hubungan interpersonal, mengurangi
harga diri seseorang, atau mencapai tujuan manipulatif lainnya.
Contoh:

-Sarkasme yang merendahkan:


Seseorang dapat menggunakan sarcasm untuk menyindir atau
menghina orang lain secara halus. Contoh:

-Seseorang mungkin mengatakan "Tentu saja kamu bisa


melakukan itu, kamu begitu pintar," dengan nada yang mengejek,
yang sebenarnya merendahkan kemampuan atau pengetahuan
orang lain.

-Pencemoohan atau pembuatan lelucon yang merugikan:


Seseorang dapat membuat lelucon yang merugikan tentang orang
lain dengan niat jahat. Contoh:

-Seseorang mungkin membuat lelucon yang merendahkan


penampilan fisik, latar belakang budaya, atau kelemahan pribadi
orang lain untuk merugikan mereka secara emosional.

-Menggunakan humor untuk merendahkan:


Seseorang dapat menggunakan humor secara umum untuk
merendahkan atau merugikan orang lain. Contoh:

-Seseorang mungkin membuat lelucon atau mengolok-olok orang


lain di depan umum untuk mencapai kepuasan pribadi atau untuk
meningkatkan status sosial mereka sendiri.

-Mengolok-olok atau mencemooh di media sosial:


Seseorang dapat menggunakan media sosial untuk membuat
komentar yang merendahkan atau mengolok-olok orang lain.
Contoh:
-Mengomentari postingan atau foto seseorang dengan komentar
yang menghina atau merugikan.

-"Just Kidding" yang tidak jujur:


Seseorang dapat menggunakan frase "just kidding" atau "hanya
bercanda" setelah membuat komentar yang merugikan atau
merendahkan orang lain, dengan tujuan untuk menghindari
tanggung jawab atau konsekuensi atas tindakan mereka.

Shaming:
Merendahkan, menghinakan, atau mencemarkan harga diri
korban dengan tujuan untuk mengontrol atau mempengaruhi
mereka secara emosional atau sosial. Pelaku dapat
menggunakan berbagai cara untuk melakukan shaming terhadap
korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh:

*Body shaming:
Menggunakan komentar atau ejekan terkait penampilan fisik
korban, seperti berat badan, penampilan wajah, atau penampilan
fisik lainnya untuk merendahkan dan menghina korban. Contoh:

-Menghina korban dengan mengatakan, "Kamu terlihat gendut,


tidak ada yang akan tertarik padamu."

*Slut shaming:
Menggunakan tuduhan atau ejekan terhadap perilaku seksual
korban, terutama jika perilaku tersebut dianggap tidak sesuai
dengan norma sosial atau nilai-nilai tertentu. Contoh:

-Menghina korban dengan mengatakan, "Kamu hanya seorang


pelacur, tidak ada yang akan menghormatimu."

*Social shaming:
Mengisolasi atau mengejek korban di depan orang lain,
menghinakan status sosial, atau merendahkan kelompok atau
komunitas tempat korban berasal. Contoh:

-Menghina korban dengan mengatakan, "Kamu hanya seorang


tukang cuci piring, tidak ada yang akan menganggapmu penting."

*Achievement shaming:
Menggunakan ejekan atau komentar merendahkan terhadap
pencapaian atau kemampuan korban untuk mengurangi harga diri
mereka. Contoh:

-Menghina korban dengan mengatakan, "Kamu tidak pernah


berhasil dalam hidupmu, selalu gagal dalam segala hal."
Constant Criticism:
Mengontrol, mempengaruhi, atau merendahkan seseorang
dengan terus-menerus memberikan kritik atau kritikan negatif
terhadap orang tersebut. Taktik ini dapat digunakan oleh individu
atau kelompok untuk merasa superior atau memiliki kekuasaan
atas orang lain. Contoh:

*Hubungan pasangan:
Seorang pasangan yang terus-menerus mengkritik penampilan,
kepribadian, atau kemampuan pasangannya dengan tujuan
membuat pasangan merasa rendah diri dan tergantung padanya.
Contoh:

-"Kamu selalu terlihat buruk dalam pakaian itu", "Kamu bodoh,


tidak bisa melakukan apapun dengan benar".

*Lingkungan kerja:
Seorang atasan atau rekan kerja yang terus-menerus mengkritik
pekerjaan, ide, atau usaha seseorang dengan tujuan untuk
mengendalikan atau merendahkan rekan kerja tersebut.
Contoh:

-"Kerjamu selalu jelek, kamu tidak punya bakat sama sekali",

-"Pekerjaanmu selalu lambat dan tidak akurat".

*Hubungan keluarga:
Seorang anggota keluarga yang terus-menerus mengkritik
tindakan, pilihan hidup, atau kepribadian anggota keluarga lainnya
dengan tujuan untuk mengontrol atau merendahkan anggota
keluarga yang menjadi sasaran.
Contoh:

-"Kamu selalu membuat kesalahan, seperti biasa"

- "Kenapa kamu tidak bisa seperti adikmu yang pintar?".

Accusing The Victim:


Korban suatu tindakan buruk atau kejahatan dituduh atau
disalahkan atas apa yang telah terjadi pada mereka, sebagai
gantinya menghadapkan pelaku atau penyebab sebenarnya dari
tindakan tersebut. Dalam accusing the victim, korban dianggap
bertanggung jawab atau bersalah atas tindakan yang telah
menimpa mereka, sehingga mengalihkan tanggung jawab dari
pelaku atau sistem yang mungkin telah gagal melindungi korban.
Contoh:
*Korban pelecehan seksual yang dituduh mengundang atau
memprovokasi pelecehan tersebut, misalnya dengan berpakaian
provokatif atau berperilaku tidak pantas, sehingga memindahkan
fokus dari tindakan pelecehan yang sebenarnya dilakukan oleh
pelaku.

*Korban kekerasan dalam rumah tangga yang dituduh


mengakibatkan atau memicu perilaku kasar pasangannya,
misalnya dengan mengatakan bahwa korban telah menyebabkan
kemarahan atau agresi pasangan mereka, sehingga mengalihkan
perhatian dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan
yang sebenarnya.

*Korban perampokan yang dituduh meminta masalah atau


mengundang pencurian karena memiliki barang berharga atau
berperilaku ceroboh, sehingga menyalahkan korban daripada
menghadapkan pelaku yang melakukan tindakan kriminal.

Grooming/Re-grooming:
Proses di mana seseorang atau kelompok orang secara perlahan
membangun hubungan atau mengatur situasi agar dapat
mempengaruhi orang lain atau merubah perilaku, pikiran, atau
emosi mereka sesuai dengan tujuan yang dimiliki. Grooming dan
re-grooming sering kali digunakan oleh individu atau kelompok
yang memiliki niat jahat atau manipulatif untuk memperoleh
keuntungan atau mengendalikan orang lain. Contoh:

*Pelecehan seksual:
Seorang pelaku pelecehan seksual seringkali akan menggunakan
teknik grooming untuk membangun hubungan dekat dengan
korban, baik secara fisik maupun emosional, dengan tujuan untuk
memperoleh kepercayaan dan menghilangkan rasa curiga.
Mereka mungkin akan memberikan hadiah, memberikan perhatian
khusus, atau menggali informasi pribadi tentang korban untuk
memperoleh keuntungan dalam melakukan pelecehan seksual.

*Penipuan:
Penipu seringkali akan menggunakan grooming untuk
membangun hubungan dekat dengan korbannya dan memperoleh
kepercayaan mereka. Mereka mungkin akan berpura-pura
menjadi teman dekat atau berperan sebagai seseorang yang
dapat dipercaya untuk mengelabui korban dan mengambil
keuntungan finansial darinya.

*Pemrograman pikiran:
Beberapa kelompok atau individu yang terlibat dalam sekte atau
paham ekstrem dapat menggunakan re-grooming untuk merubah
keyakinan dan perilaku anggotanya. Mereka mungkin akan
melakukan pemrograman ulang pikiran, mengubah pandangan
dunia, atau memaksa anggotanya untuk mengikuti tata aturan
baru yang telah ditetapkan.

*Penyalahgunaan narkoba:
Penyalahguna narkoba atau pengedar dapat menggunakan
grooming untuk mengendalikan korban mereka. Mereka mungkin
akan menghilangkan rasa curiga, membangun ketergantungan,
dan mengatur situasi agar korban terus menggunakan narkoba,
meskipun menyadari dampak negatif yang ditimbulkan.

*Politik atau ideologi:


Beberapa kelompok politik atau ideologi ekstrem dapat
menggunakan grooming untuk mengkondisikan anggotanya agar
mengadopsi pandangan, keyakinan, atau tindakan tertentu.
Mereka mungkin akan memanipulasi informasi, mengendalikan
akses terhadap opini atau memperkuat ikatan sosial agar
anggotanya tidak mempertanyakan atau mematuhi pandangan
mereka.

Manipulasi Pemilihan Paksa:


Memaksa atau mempengaruhi seseorang untuk memilih pilihan
yang diinginkan oleh pelaku, tanpa memberikan kebebasan sejati
kepada korban untuk membuat pilihan mereka sendiri. Pelaku
menggunakan ancaman, tekanan, atau manipulasi psikologis
lainnya untuk mempengaruhi korban agar memilih sesuai dengan
keinginan mereka, bukan berdasarkan niat sebenarnya korban.
Contoh:

*Hubungan pribadi:
Seorang pasangan mungkin mengatakan kepada pasangannya,
"Pilih aku atau hubungan kita berakhir", dengan harapan
pasangannya akan memilihnya sebagai pilihan satu-satunya dan
memaksa pasangannya untuk tidak memilih opsi lain atau
mengungkapkan keinginan sebenarnya.

*Politik:
Seorang kandidat politik mungkin menggunakan ancaman atau
retorika yang menakutkan kepada pemilih, seperti "Pilih saya atau
Anda akan kehilangan pekerjaan Anda", untuk mempengaruhi
pemilih untuk memilihnya, meskipun pemilih sebenarnya memiliki
preferensi atau keyakinan politik yang berbeda.

*Penjualan atau pemasaran:


Seorang penjual mungkin menggunakan tekanan atau taktik
persuasif untuk memaksa calon pembeli untuk memilih produk
atau layanan mereka, misalnya dengan mengatakan, "Pilih
sekarang atau penawaran ini akan hilang", untuk memaksa
pembeli membuat keputusan segera tanpa pertimbangan yang
matang.

Toxic Positivity:
Perilaku atau sikap yang mendorong atau memaksa seseorang
untuk selalu berpikir atau merasa positif, tanpa memberikan ruang
untuk mengakui, menghadapi, atau mengungkapkan emosi
negatif atau pengalaman sulit. Toxic positivity cenderung
mengesampingkan, mengabaikan, atau meremehkan emosi atau
pengalaman negatif sebagai sesuatu yang tidak penting, salah,
atau dihindari, dan mengharuskan individu untuk selalu "berpikir
positif" atau "menghadapi semuanya dengan senyuman". Contoh:

*Mengabaikan atau meremehkan emosi negatif:


Misalnya, mengatakan kepada seseorang yang sedang sedih atau
marah untuk "sudah cukup berlarut-larut dalam emosi negatif"
atau "tutupi rasa sedihmu dengan senyuman". Hal ini dapat
membuat individu merasa tidak diakui atau tidak diberi izin untuk
merasa emosi negatif yang sebenarnya mereka alami.

*Menghindari pengakuan terhadap pengalaman sulit:


Misalnya, mengatakan kepada seseorang yang sedang berduka
atau menghadapi masalah besar untuk "tidak memikirkan hal-hal
buruk" atau "mencari sisi positif dari segala situasi". Hal ini dapat
mengabaikan atau menghindari pengalaman sulit yang
sebenarnya dialami oleh individu, dan membuat mereka merasa
diabaikan atau tidak didukung.

*Memaksa untuk selalu berpikir positif:


Misalnya, mengatakan kepada seseorang yang mengungkapkan
ketidakpuasan atau keprihatinan untuk "tidak mengeluh" atau
"tidak bersikap negatif". Hal ini dapat menekan individu untuk
selalu menyuarakan atau mengekspresikan emosi atau
pandangan yang positif, tanpa memberikan ruang untuk ekspresi
emosi atau pandangan yang lebih kompleks.

Playing The Victim Role:


Memainkan peran korban untuk mendapatkan simpati atau
dukungan dari orang lain. Orang yang melakukan teknik ini akan
menunjukkan bahwa mereka tidak bisa mengatasi masalah
mereka sendiri dan butuh bantuan orang lain. Contoh:

-Pekerja yang terlambat datang ke kantor selalu memberikan


alasan yang tidak masuk akal, seperti mobilnya mogok, jalanan
macet, dan sebagainya. Dia terus-menerus merasa bahwa dia
selalu menjadi korban dan keadaan selalu tidak mendukungnya,
sehingga dia tidak bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
baik. Dengan cara ini, dia berharap rekan kerjanya akan lebih
memahami dan membantunya.
Playing The Servant Role:
Berperan sebagai pelayan untuk memperoleh simpati atau
pengakuan dari orang lain. Orang yang melakukan teknik ini akan
terus menunjukkan bahwa mereka selalu siap membantu dan
melakukan segala hal untuk orang lain. Contoh:

-Teman yang selalu berperan sebagai pelayan untuk memenuhi


keinginan teman-temannya, bahkan jika itu berarti dia harus
mengorbankan waktu dan energinya sendiri. Dia melakukan hal
ini agar teman-temannya merasa bahwa dia adalah teman yang
baik dan dapat diandalkan, sehingga teman-temannya akan
memandangnya dengan lebih baik dan menghargai
keberadaannya.

Victim Blaming:
Menyalahkan korban atas tindakan yang menimpa mereka.
Contoh:

-Wanita yang mengalami pelecehan seksual dianggap


bertanggung jawab karena cara berpakaian atau perilaku mereka.

Mempermalukan Korban:
Menghina atau merendahkan korban di depan orang lain. Contoh:

-Bos yang mempermalukan bawahannya di depan rekan kerja


lainnya.

Menerapkan Stereotip:
Memperlakukan korban berdasarkan stereotip atau asumsi yang
tidak benar. Contoh:

-Menganggap bahwa seseorang yang menderita depresi adalah


lemah atau kurang berusaha.

Menjustifikasi Tindakan Yang Tidak Etis:


Menggunakan alasan atau justifikasi yang tidak masuk akal untuk
membenarkan tindakan yang tidak etis. Contoh:

-Politikus yang menggunakan kekerasan dalam menghadapi


demonstrasi dianggap benar karena mereka berpendapat bahwa
demonstran adalah anarkis atau pembuat kerusuhan.

Selective Attention:
Fenomena di mana seseorang memilih untuk fokus pada suatu
informasi atau stimulus tertentu dalam lingkungan mereka,
sementara mengabaikan atau menghindari informasi atau
stimulus lainnya. Contoh:
-"Saya hanya memperhatikan apa yang penting bagi saya." :
Seseorang mungkin memilih untuk hanya memperhatikan
informasi atau stimulus yang dianggap relevan atau penting bagi
mereka, sementara mengabaikan atau menghindari informasi
atau stimulus lain yang dianggap tidak penting.

-"Saya hanya melihat apa yang saya ingin lihat." : Seseorang


mungkin memilih untuk hanya melihat atau mengenali informasi
atau stimulus yang sesuai dengan keyakinan, opini, atau
pandangan mereka sendiri, sementara mengabaikan atau
menghindari informasi atau stimulus yang bertentangan dengan
pandangan mereka.

- "Saya tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil." : Seseorang


mungkin memilih untuk hanya fokus pada hal-hal yang dianggap
signifikan atau penting bagi mereka, sementara mengabaikan
atau menghindari detail atau hal-hal kecil yang dianggap tidak
relevan.

- "Saya hanya mengingat apa yang ingin saya ingat." : Seseorang


mungkin memilih untuk hanya mengingat atau menyimpan
informasi yang sesuai dengan preferensi atau keinginan mereka
sendiri, sementara mengabaikan atau menghindari informasi yang
dianggap tidak penting atau tidak sesuai dengan preferensi
mereka.

- "Saya tidak melihat apa yang tidak ingin saya lihat." : Seseorang
mungkin memilih untuk tidak melihat atau mengenali informasi
atau stimulus yang tidak ingin mereka hadapi atau yang dapat
mengganggu emosi atau keyakinan mereka, dan memilih untuk
menghindarinya.

- "Saya hanya mendengar apa yang ingin saya dengar." :


Seseorang mungkin memilih untuk hanya mendengar atau
menerima informasi yang sesuai dengan pandangan atau
keyakinan mereka, sementara mengabaikan atau menghindari
informasi yang bertentangan dengan pandangan mereka.

- "Saya fokus pada hal-hal yang membuat saya nyaman." :


Seseorang mungkin memilih untuk hanya fokus pada hal-hal yang
membuat mereka merasa nyaman atau puas, sementara
mengabaikan atau menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan atau ketegangan.

Selective Inattention:
Fenomena di mana seseorang secara sadar atau tidak sadar
mengabaikan atau menghindari informasi atau stimulus tertentu
dalam lingkungan mereka. Contoh:
- "Saya tidak pernah melihat atau mendengar apa pun yang buruk
tentang dia." : Seorang individu mungkin menghindari atau
mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangan
atau opini mereka tentang seseorang, terutama jika informasi
tersebut merusak citra atau pandangan positif mereka tentang
individu tersebut.

- "Itu bukan masalah saya." : Seseorang mungkin mengabaikan


atau menghindari tanggung jawab terhadap masalah atau
konsekuensi negatif yang terkait dengan tindakan atau perilaku
mereka, dan fokus hanya pada hal-hal yang menguntungkan
mereka sendiri.

- "Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, saya tidak ingin
tahu." : Seseorang mungkin sengaja menghindari atau
mengabaikan informasi yang membuat mereka tidak nyaman atau
cemas, dan memilih untuk tidak mencari tahu atau tidak ingin tahu
lebih lanjut tentang hal tersebut.

-Mengalihkan perhatian: Seseorang mungkin mengalihkan


perhatian mereka dari suatu topik atau situasi yang tidak ingin
mereka hadapi dengan sengaja mengalihkan perhatian mereka ke
topik atau hal-hal lain yang lebih nyaman atau menguntungkan.

-Menghindari konfrontasi - Seseorang mungkin menghindari


konfrontasi atau perdebatan dengan sengaja mengabaikan atau
menghindari argumen atau pandangan yang bertentangan
dengan pandangan atau keyakinan mereka sendiri.

- "Saya tidak merasa bersalah." : Seseorang mungkin


menghindari atau mengabaikan perasaan bersalah yang mungkin
muncul akibat dari tindakan atau perilaku mereka yang tidak
sesuai dengan norma atau nilai-nilai sosial, dan mencoba untuk
menghindari atau mengabaikan perasaan tersebut.

- "Itu tidak penting." : Seseorang mungkin meremehkan


pentingnya suatu informasi atau stimulus dengan sengaja
menghindari atau mengabaikannya, terutama jika informasi atau
stimulus tersebut bertentangan dengan pandangan atau
keyakinan mereka.

Menyangkal Adanya Masalah:


Menolak adanya masalah atau kesulitan yang dihadapi, bahkan
jika itu jelas terlihat bagi orang lain. Contoh:

-Pecandu alkohol mungkin akan menyangkal bahwa mereka


memiliki masalah dengan minuman keras dan akan
mempertahankan perilaku minum mereka meskipun sudah
merugikan diri dan orang lain.
Menyangkal Tanggung Jawab:
Menolak untuk mengakui tanggung jawab mereka atas tindakan
atau perilaku mereka yang buruk. Contoh:

-Pelaku kekerasan dalam rumah tangga mungkin akan


menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan
kekerasan mereka dan malah menyalahkan pasangan mereka
atau situasi yang sulit.

Menyangkal Konsekuensi:
Seseorang menolak untuk mempertimbangkan konsekuensi yang
mungkin terjadi dari tindakan atau perilaku mereka yang salah
atau merugikan. Contoh:
-Pengemudi yang sering melanggar aturan lalu lintas mungkin
akan menyangkal bahwa perilaku mereka dapat berbahaya dan
mengakibatkan kecelakaan.

Menyangkal Perasaan:
Seseorang menolak untuk mengakui atau mengatasi perasaan
mereka, terutama perasaan yang tidak menyenangkan. Contoh:

-Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak aman atau tidak
nyaman mungkin akan menyangkal perasaan takut atau cemas
mereka dan malah menunjukkan perilaku agresif atau tidak
pantas.

The Spaghetti Test:


Seorang manipulator akan seolah-olah mengatakan hal yang baik,
kamu akan selalu diingatkan dengan hal-hal baik yang sudah
mereka lakukan untukmu di masa lalu. Hal tersebut secara gak
sadar dijadikan senjata untuk mengendalikan orang tsb.
Sehingga, ketika orang tsb menolak kemauan atau
permintaannya, dia akan terus mengungkit-ngungkit semua
kebaikan yang telah dia lakukan untuk orang tsb, kemudian orang
tsb akan merasa bersalah dan gak enak. Pada akhirnya, orang
tsb/korban pun akan dengan berat hati mengatakan ‘iya’. Contoh:

-“Padahal waktu kamu susah dulu, aku yang selalu membantumu”


atau “Kan sudah aku belikan yang kamu mau” dll.

Pleasing Response/Jawaban Menghibur:


Menjawab setuju atau "iya" terhadap apa yang dikatakan atau
ditanya oleh orang lain, meskipun sebenarnya mereka tidak
sepenuhnya memahami atau tidak setuju dengan pernyataan atau
pertanyaan tersebut. Fenomena ini dapat terjadi sebagai bentuk
manipulasi psikis karena orang yang menjawab "iya-iya" dapat
menghindari konflik atau menghindari kenyataan yang tidak
mereka sukai, meskipun sebenarnya mereka tidak sepenuhnya
setuju atau memahami situasi tersebut. Contoh:

*Dalam sebuah percakapan antara seorang atasan dan


bawahannya:
Atasan: "Apakah kamu telah menyelesaikan tugas ini?"
Bawahan: "Iya-iya, sudah hampir selesai." (Padahal sebenarnya
tugas tersebut belum dikerjakan sama sekali)

*Dalam percakapan antara pasangan dalam sebuah


hubungan:
Pasangan: "Apakah kamu merasa bahwa kita harus lebih sering
menghabiskan waktu bersama?"
Pasangan lainnya: "Iya-iya, tentu saja." (Padahal sebenarnya
mereka tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama
atau merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut)

Playing On Securities:
Memanfaatkan atau mempermainkan ketidakamanan atau
kerentanan emosional seseorang untuk tujuan tertentu, seringkali
untuk keuntungan pribadi atau manipulatif. Hal ini dapat terjadi
dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari, contoh:

*Dalam hubungan personal:


Ketika seseorang menggunakan ketidakamanan atau kerentanan
emosional pasangan mereka untuk mengendalikan atau
memanipulasi mereka. Contoh:

-Seseorang mungkin sengaja memainkan perasaan cemburu


pasangan mereka untuk memperoleh perhatian atau mengontrol
tindakan mereka, atau mengancam untuk meninggalkan mereka
untuk memaksa mereka untuk tunduk pada keinginan mereka.

*Dalam lingkungan kerja:


Ketika seorang rekan kerja atau atasan memanfaatkan
ketidakamanan atau kerentanan emosional seorang karyawan
untuk mempengaruhi atau memanipulasi mereka. Contoh:

-Seorang atasan mungkin memanfaatkan kekhawatiran seorang


karyawan tentang kehilangan pekerjaan untuk mengendalikan
mereka atau memaksa mereka untuk melakukan tugas-tugas
tertentu, atau seorang rekan kerja mungkin memanfaatkan
ketidakpercayaan diri seorang karyawan untuk menghindari
memberikan pengakuan atau kredit yang pantas kepada mereka.

*Dalam politik atau media:


Ketika seorang politikus, komentator media, atau individu yang
berpengaruh memanfaatkan ketidakamanan atau kerentanan
emosional massa untuk memperoleh dukungan atau pengikut.
Contoh:

-Seorang politikus mungkin memanfaatkan ketakutan atau


kecemasan masyarakat tentang isu tertentu untuk memperoleh
dukungan politik, atau seorang komentator media mungkin
memanfaatkan emosi atau opini publik untuk meningkatkan
popularitas mereka atau mempengaruhi pandangan masyarakat.

*Dalam penjualan atau pemasaran:


Ketika seorang penjual atau pemasar memanfaatkan
ketidakamanan atau kerentanan emosional calon pembeli untuk
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Contoh:

-Seorang penjual mungkin memanfaatkan rasa rendah diri atau


kebutuhan validasi calon pembeli untuk mempromosikan produk
atau layanan mereka, atau menggunakan teknik tekanan
emosional seperti memainkan rasa takut atau khawatir calon
pembeli untuk memaksa mereka untuk membeli.

Moving The Goalpost:


Mengubah kriteria atau harapan yang telah ditetapkan dalam
suatu situasi atau argumen, setelah awalnya disepakati atau
diterima, untuk memperoleh hasil yang diinginkan atau
menghindari hasil yang tidak diinginkan. Contoh:

"Awalnya kita sepakati bahwa kamu hanya perlu menyelesaikan


tugas ini dalam waktu satu minggu, tapi sekarang kamu harus
menyelesaikannya dalam tiga hari." (Dalam konteks pekerjaan,
tugas awalnya memiliki tenggat waktu satu minggu, tetapi
kemudian diubah menjadi tiga hari, sehingga menggeser target
yang harus dicapai.)

"Kamu bilang kamu akan datang ke pesta ulang tahunku, tapi


sekarang kamu harus membantu temanmu yang baru saja pindah
rumah pada saat itu." (Dalam konteks hubungan personal,
awalnya seseorang diundang ke pesta ulang tahun, tetapi
kemudian permintaan bantuan kepada teman menggeser prioritas
dan mengubah harapan yang telah disepakati.)

"Saya setuju untuk berbicara tentang masalah ini, tetapi hanya


jika kamu setuju dengan semua pendapat saya." (Dalam sebuah
diskusi atau perdebatan, seseorang awalnya setuju untuk
membahas masalah, tetapi kemudian mengubah persyaratan
untuk hanya berbicara jika lawan setuju sepenuhnya dengan
pendapat mereka, menggeser standar yang telah disetujui
sebelumnya.)
"Kamu harus mencapai nilai A untuk mendapatkan bonus, tetapi
jika kamu mendapatkan nilai B, kamu harus melakukan lebih
banyak proyek tambahan untuk mendapatkannya." (Dalam
konteks akademik atau pekerjaan, awalnya seseorang diberi tahu
bahwa mereka hanya perlu mencapai nilai A untuk mendapatkan
bonus, tetapi kemudian setelah mencapai nilai B, mereka
dihadapkan pada tuntutan tambahan untuk mendapatkan bonus,
menggeser target yang harus dicapai.)

Melebih-lebihkan/Exaggeration:
Memperbesar atau menggembungkan tindakannya sehingga
menghindari memberikan jawaban langsung atau jujur tentang
apa yang sebenarnya terjadi. Dengan cara ini, mereka dapat
mengalihkan perhatian dari kebenaran atau menyembunyikan
informasi yang mungkin tidak menguntungkan bagi mereka.

*Contoh dalam percakapan antara dua teman:


Teman 1: "Kenapa kamu terlambat datang ke pertemuan kita
tadi?"
Teman 2: "Oh, maaf ya. Aku benar-benar terjebak dalam macet
yang sangat buruk. Aku hampir menghabiskan 3 jam di jalan!"

Namun, kenyataannya, Teman 2 hanya terlambat selama 15


menit karena lalu lintas yang padat. Dalam contoh ini, Teman 2
menggunakan exaggeration untuk membuat alasan terlambatnya
terdengar lebih dramatis dan menghindari memberikan jawaban
yang jujur tentang keterlambatannya yang sebenarnya.

*Contoh dalam negosiasi bisnis:


Pihak A: "Kami menawarkan harga yang sangat kompetitif untuk
produk kami."
Pihak B: "Harga itu terlalu tinggi! Harganya sudah naik 200%
dalam satu tahun terakhir!"

Padahal, kenaikan harga sebenarnya hanya 10% dalam satu


tahun terakhir. Pihak B menggunakan exaggeration untuk
menggambarkan kenaikan harga yang lebih besar daripada yang
sebenarnya, dengan tujuan mempengaruhi pihak A agar
menerima penawaran harga yang lebih rendah.

*Contoh dalam hubungan romantis:


Pasangan 1: "Aku merasa kamu tidak lagi memberikan perhatian
yang cukup kepadaku."
Pasangan 2: "Aku sudah menghabiskan banyak waktu
bersamamu, kamu selalu mengeluh!"

Padahal, Pasangan 2 masih memberikan perhatian, namun


mungkin dalam intensitas yang berkurang. Dalam contoh ini,
Pasangan 2 menggunakan exaggeration untuk memperbesar
argumennya dan mengalihkan perhatian dari masalah yang
sebenarnya, serta menghindari tanggung jawab atas perasaan
Pasangan 1.

Manipulasi Citra/Penampilan:
Strategi yang digunakan untuk mengatur bagaimana seseorang
atau suatu kelompok dilihat oleh orang lain, seringkali dengan
tujuan untuk mempengaruhi opini, persepsi, atau pandangan
mereka. Contoh:

-Koruptor menggunakan pakaian agamis sebagai sarana untuk


memanipulasi penampilan mereka di persidangan, mungkin
dengan harapan bahwa penampilan mereka yang mengenakan
pakaian agamis akan menciptakan kesan positif atau mengurangi
tuntutan terhadap mereka.

Ancaman Terhadap Keluarga/Ancaman Terhadap Orang


Terdekat:
Menggunakan ancaman ini sebagai alat untuk mengendalikan dan
memaksa korban agar tunduk pada keinginan mereka, dengan
mengancam akan menyebabkan cedera atau bahaya terhadap
orang-orang yang dekat dengan korban, seperti anggota keluarga
atau teman dekat. Contoh:

-Mengancam akan menyakiti anak/suami/istri/orang


tua/saudara/teman.

Minimization:
Mengurangi atau meminimalkan dampak dari tindakan atau
perilaku yang salah atau merugikan. Contoh:

-Mengatakan, "Itu hanya kecil-kecil saja" atau "Itu tidak akan


terjadi lagi" untuk meminimalkan atau mengurangi keparahan dari
tindakan atau perilaku mereka yang buruk.

Rationalization:
Menemukan alasan atau justifikasi logis untuk tindakan atau
perilaku yang salah atau merugikan.
Contoh:

*Seorang individu yang telah mengambil barang milik orang lain


tanpa izin mungkin menggunakan rationalization untuk
membenarkan tindakan tersebut dengan mengatakan, "Aku
mengambilnya karena dia sering menggangguku dan itu hanya
sekedar pinjaman. Dia harusnya bersyukur karena aku merawat
barangnya."
*Seseorang yang telah berbohong atau mengkhianati
kepercayaan seseorang mungkin menggunakan rationalization
untuk membenarkan tindakan tersebut dengan mengatakan, "Aku
berbohong karena situasinya sulit dan aku tidak ingin menyakiti
perasaanmu. Aku hanya melindungimu."

Praising/Pujian:
Mempengaruhi seseorang dengan memberikan pujian atau
penghargaan terhadap perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Contoh:

-Seseorang dapat memuji seseorang yang mudah dipengaruhi


dan mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat pandai
atau hebat dalam suatu hal, meskipun kenyataannya tidak
demikian. Tujuannya adalah agar orang tersebut merasa dihargai
dan akhirnya melakukan hal yang diinginkan oleh si manipulator.

Reason/Alasan:
Mempengaruhi seseorang dengan memberikan argumentasi atau
alasan yang masuk akal untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Contoh:

-Penjual menjual produk kosmetik, dia dapat memberikan alasan


bahwa produk tersebut mengandung bahan-bahan yang aman
dan efektif untuk menjaga kesehatan kulit.

Social Scalping:
Menghancurkan reputasi seseorang di media sosial dengan
membuatnya menjadi sasaran kecaman atau ejekan dari banyak
orang secara bersamaan. Teknik ini dilakukan dengan
mengumpulkan informasi pribadi atau kontroversial tentang
seseorang, kemudian mempublikasikannya di media sosial
dengan tujuan untuk membuatnya menjadi sasaran bullying atau
pelecehan dari orang-orang yang membacanya. Contoh:

-Mempengaruhi seorang rival atau pesaing di bisnis dengan


menyebarkan informasi negatif atau memalukan tentang mereka
di media sosial. Manipulator dapat membuat akun palsu atau
menggunakan akun yang ada untuk menyebarluaskan informasi
tersebut dengan tujuan untuk menghancurkan reputasi rival atau
pesaing tersebut. Teknik ini dapat merugikan target secara
finansial dan emosional, serta dapat menghancurkan karir dan
reputasi mereka.

Charm/Daya Tarik:
Mempengaruhi seseorang dengan cara memikat atau menarik
perhatiannya. Teknik ini dilakukan dengan menampilkan sifat-sifat
yang menarik, seperti kecerdasan, kepercayaan diri, pesona, atau
kemampuan komunikasi yang baik. Contoh:

-Mempengaruhi seorang rekan kerja atau bos dengan


menampilkan sifat-sifat yang menarik dan mengagumkan, seperti
kecerdasan yang tinggi, kemampuan komunikasi yang baik, atau
kepercayaan diri yang kuat. Tujuannya adalah untuk membuat
rekan kerja atau bos terkesan dan tertarik dengan mereka,
sehingga lebih mudah untuk mempengaruhi mereka dalam hal-hal
tertentu.

Pro-group Feints:
Memperoleh dukungan atau kepercayaan dari kelompok tertentu,
baik itu kelompok teman, keluarga, atau rekan kerja, dengan cara
menunjukkan diri sebagai anggota yang setia dan berdedikasi
terhadap kelompok tersebut. Taktik ini bertujuan untuk mengambil
keuntungan dari persatuan atau kesetiaan yang ada di antara
anggota kelompok, dan memanfaatkannya untuk keuntungan
pribadi atau tujuan tertentu. Contoh:

-Seorang politisi yang berbicara pada pertemuan publik dengan


mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok tertentu,
seperti warga yang peduli dengan lingkungan atau warga yang
mencintai keadilan sosial, dengan tujuan untuk mendapatkan
dukungan dari kelompok tersebut untuk tujuan kampanye atau
politik mereka.

-Seorang pemimpin bisnis yang berbicara pada rapat dengan


menekankan pentingnya mengikuti nilai-nilai perusahaan dan
loyalitas terhadap perusahaan, dengan tujuan untuk memperoleh
dukungan dan kepercayaan dari karyawan serta membuat mereka
termotivasi untuk bekerja lebih keras.

-Seorang guru yang menekankan pentingnya kebersamaan dan


kerja sama di dalam kelas, dengan tujuan untuk memperoleh
dukungan dan kepercayaan dari siswa serta membuat mereka
termotivasi untuk belajar lebih keras.

Prosocial Feints:
Menampilkan diri mereka sebagai orang yang peduli dan
membantu, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau mendapatkan persetujuan dari orang lain. Taktik ini bertujuan
untuk memanfaatkan keinginan orang lain untuk membantu dan
memperbaiki dunia, dan menggunakan itu untuk keuntungan
pribadi. Contoh:

-Seorang penjual yang memasarkan produk mereka sebagai


"ramah lingkungan" atau "berkelanjutan", dengan tujuan untuk
memperoleh dukungan dari konsumen yang peduli tentang
lingkungan.

-Seorang bos yang mengadakan acara amal atau


menyumbangkan sebagian dari pendapatan perusahaan ke
lembaga amal tertentu, dengan tujuan untuk meningkatkan citra
perusahaan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.

-Seorang teman yang terus-menerus menawarkan bantuan atau


dukungan pada teman yang sedang mengalami kesulitan, tetapi
sebenarnya hanya mencari perhatian atau persetujuan dari orang
tersebut.

Pity Plays:
Memperoleh simpati dan dukungan dari orang lain dengan
menunjukkan kesedihan atau keputusasaan yang berlebihan.
Taktik ini bertujuan untuk memanfaatkan kecenderungan manusia
untuk merespons secara positif ketika seseorang memperlihatkan
kesedihan atau penderitaan, dan menggunakan itu untuk
keuntungan pribadi. Contoh:

-Seorang teman yang mengeluh tentang kesulitan hidup mereka


secara terus-menerus dan mengatakan bahwa mereka tidak tahu
bagaimana mereka bisa bertahan tanpa dukungan dari orang lain.

-Seorang pasangan yang mengancam untuk melakukan sesuatu


yang buruk pada dirinya sendiri jika pasangan mereka
memutuskan hubungan.

-Seorang pekerja yang meminta izin terus-menerus karena


masalah pribadi atau alasan medis yang mungkin tidak benar,
dengan tujuan untuk memperoleh simpati atau pengertian dari
atasan atau rekan kerja mereka.

Manipulative Self-disclosure:
Membuka diri tentang kehidupan pribadi mereka dengan tujuan
untuk memperoleh kepercayaan, simpati, atau dukungan dari
orang lain. Taktik ini bertujuan untuk memanfaatkan
kecenderungan manusia untuk merespons secara positif ketika
seseorang terbuka dan jujur tentang kehidupan mereka, dan
menggunakan itu untuk keuntungan pribadi. Contoh:

-Seorang penipu yang mengaku telah mengalami kesulitan


keuangan atau kesehatan untuk mendapatkan simpati dan uang
dari orang lain.

-Seorang teman yang menceritakan kekhawatiran mereka tentang


masalah pribadi atau hubungan mereka dengan orang lain
dengan tujuan untuk mendapatkan saran atau dukungan dari
teman mereka.

-Seorang bos yang membuka diri tentang kesulitan mereka dalam


bekerja atau masalah pribadi dengan tujuan untuk memperoleh
dukungan atau simpati dari bawahan mereka.

Manipulative Peace Feints:


Memainkan peran "orang baik" atau "penyejuk" dalam situasi
konflik atau pertengkaran dengan tujuan untuk mengalihkan
perhatian dari perilaku manipulatif mereka sendiri dan membuat
korban merasa bersalah atau merasa tidak berdaya. Contoh:

-Seorang pasangan yang terus menerus mengkritik pasangannya


atau membuat keputusan yang merugikan pasangannya, tetapi
kemudian menggunakan taktik manipulative peace feints seperti
meminta maaf atau meminta untuk berdamai untuk mengalihkan
perhatian dari perilaku manipulatif mereka dan membuat
pasangannya merasa bersalah jika menolak permintaan mereka.

-Seorang bos yang mengambil keputusan yang merugikan


karyawan atau memperlakukan mereka dengan buruk, tetapi
kemudian menggunakan taktik manipulative peace feints seperti
mengadakan rapat karyawan atau memberikan hadiah untuk
mengalihkan perhatian dari perilaku manipulatif mereka dan
membuat karyawan merasa bersalah jika menolak permintaan
mereka.

-Seorang teman yang terus-menerus mengkritik atau mengejek


orang lain dengan tujuan untuk membuat mereka merasa tidak
berdaya atau rendah diri, tetapi kemudian menggunakan taktik
manipulative peace feints seperti memberi hadiah atau
memberikan dukungan untuk mengalihkan perhatian dari perilaku
manipulatif mereka dan membuat orang lain merasa bersalah jika
menolak permintaan mereka.

Manipulative Moralizing:
Menekankan atau mengulang-ulangkan pandangan moral mereka
dengan tujuan untuk memperoleh kepercayaan, pengaruh, atau
dukungan dari orang lain. Taktik ini bertujuan untuk
memanfaatkan kecenderungan manusia untuk merespons secara
positif terhadap nilai-nilai moral yang dianggap benar atau
penting, dan menggunakan itu untuk keuntungan pribadi. Contoh:

-Seorang politisi yang menekankan pentingnya moralitas dan


integritas dalam kampanye mereka, dengan tujuan untuk
memperoleh dukungan dari masyarakat.
-Seorang pemimpin agama yang mengulang-ulangkan ajaran
agama tertentu atau pandangan moral tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh pengaruh atau dukungan dari pengikutnya.

-Seorang teman atau pasangan yang menggunakan pandangan


moral mereka untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan
korban, misalnya dengan mengatakan "tidak benar" atau "tidak
pantas" jika korban mencoba melakukan sesuatu yang tidak
disetujui oleh mereka.

False Promise/Janji Palsu:


Mempengaruhi orang dengan memberikan janji atau harapan
palsu. Dalam teknik ini, seseorang membuat janji atau harapan
yang tidak dapat dipenuhi dengan maksud untuk memperoleh
sesuatu dari orang lain. Contoh:

-Seorang penjual mobil menawarkan mobil bekas dengan harga


murah dan menjanjikan bahwa mobil tersebut dalam kondisi
sangat baik. Namun, setelah pembelian, ternyata mobil tersebut
banyak masalah dan tidak sesuai dengan janji yang telah dibuat
oleh penjual.

-Politisi berjanji akan melakukan tindakan-tindakan tertentu jika


terpilih, tetapi pada akhirnya tidak melakukan apa yang mereka
janjikan.

Teknik false promise juga sering digunakan dalam iklan-iklan yang


menjanjikan hasil atau manfaat yang tidak realistis, hanya untuk
menarik perhatian calon konsumen.

Blaming:
Menyalahkan orang lain atau situasi tertentu sebagai alasan untuk
tindakan atau perilaku yang salah atau merugikan. Contoh:

-Ketika seseorang mengatakan, "Saya hanya melakukan itu


karena dia membuat saya marah" atau "Saya melakukan itu
karena saya tidak memiliki pilihan lain" untuk menyalahkan orang
lain atau situasi tertentu sebagai alasan untuk perilaku mereka
yang buruk.

Just-world Bias:
Kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa dunia ini adil dan
bahwa orang yang menderita atau mengalami kesulitan pantas
mendapatkannya. Contoh:

-Ketika seseorang mengatakan, "Mereka pantas mendapatkan itu


karena mereka tidak berhati-hati" atau "Jika mereka hanya
melakukan hal-hal yang benar, mereka tidak akan mengalami
masalah" sebagai cara untuk meredakan rasa bersalah atau rasa
tidak enak karena tindakan atau perilaku mereka yang salah atau
merugikan.

Membuat Alasan:
Mencari alasan atau justifikasi yang tidak berhubungan dengan
tindakan mereka sebagai cara untuk menghindari
pertanggungjawaban. Contoh:

-Seseorang mencoba untuk membenarkan tindakan buruk mereka


dengan alasan bahwa mereka sedang stres atau tidak merasa
sehat.

Menghindari Pertanyaan:
Menghindari pertanyaan atau memberikan jawaban yang tidak
relevan sebagai cara untuk menghindari pertanggungjawaban.
Contoh:

-Seseorang tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan


yang diajukan tentang tindakan mereka.

Triangulasi:
Menggunakan orang ketiga dalam upaya untuk memanipulasi
orang kedua. Contoh:

-Anda dan pasangan Anda sedang mengalami ketegangan dalam


hubungan. Namun, Anda tidak ingin berbicara langsung dengan
pasangan Anda karena merasa tidak nyaman atau takut untuk
melakukannya. Alih-alih, Anda mengadu kepada teman dekat
atau anggota keluarga tentang masalah hubungan Anda. Anda
menceritakan masalah-masalah yang ada dengan pasangan
Anda dan mencoba untuk membuat mereka membantu Anda
memperbaiki hubungan Anda dengan pasangan. Anda mungkin
berharap agar teman atau keluarga Anda mengajukan pendapat
mereka kepada pasangan Anda atau bahkan memperbaiki
hubungan Anda dengan cara lain. Namun, apa yang terjadi
selanjutnya adalah, orang ketiga tersebut juga terlibat dalam
masalah hubungan Anda dan pasangan.

Klaim Palsu:
Mengklaim sesuatu yang sebenarnya tidak benar/salah. Contoh:

-Seseorang yang mengklaim telah memenangkan hadiah lotere


ketika sebenarnya mereka tidak pernah membeli tiket.

Manipulasi Nonverbal:
Memberikan isyarat bahasa tubuh/gesture yang ambigu dan
bertentangan dengan maksud si pelaku. Contoh:
-Menggelengkan kepala sambil mengatakan "iya" untuk
menyesatkan orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------
Jenis-Jenis Isolasi:

Social Isolation:
Memisahkan seseorang dari kelompok atau lingkungan sosialnya
dengan cara menghindari atau mengabaikan kehadirannya.
Contoh:

-Seorang teman yang tidak diundang atau diabaikan dalam acara


sosial atau pertemuan kelompok.

Emotional Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari dukungan emosional
dengan mengabaikan atau menolak perasaan atau kebutuhan
emosionalnya. Contoh:

-Pasangan yang tidak menanggapi perasaan atau keluhan


emosional pasangannya, sehingga pasangan merasa kesepian
dan terisolasi.

Economic Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari sumber ekonomi atau
pendapatan dengan cara mengurangi atau menghilangkan akses
ke sumber daya ekonomi tertentu. Contoh:

-Seorang pekerja yang diputuskan secara sepihak dari


pekerjaannya, sehingga tidak lagi memiliki sumber penghasilan.

Information Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari informasi atau
pengetahuan tertentu dengan cara mengontrol atau membatasi
aksesnya ke informasi. Contoh:

-Pemerintah yang membatasi akses masyarakat terhadap


informasi tertentu dengan tujuan untuk mengontrol persepsi atau
opini publik.
----------------------------------------------------------------------------------------
Fear-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa takut pada orang lain dengan
tujuan untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan mereka.
Contoh:

-Politisi yang mengkampanyekan isu-isu kontroversial dengan


memicu ketakutan pada orang-orang tentang konsekuensi negatif
jika tidak mendukung posisi mereka.
Panic-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa panik pada orang lain dengan
tujuan untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih penting
atau untuk memperoleh keuntungan politik atau keuangan.
Contoh:

-Media yang memicu ketakutan massal tentang suatu penyakit


atau bencana alam dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah
penonton atau pembaca.

Conspiracy-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa curiga atau ketidakpercayaan
pada pemerintah atau institusi tertentu dengan tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contoh:

-Kelompok yang mengklaim bahwa suatu peristiwa tertentu


adalah hasil dari konspirasi pemerintah atau kekuatan lain yang
berkuasa.

Hate-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa benci atau permusuhan pada
kelompok atau individu tertentu dengan tujuan untuk mencapai
keuntungan politik atau keuangan. Contoh:

-Kelompok ekstremis yang menghasut kebencian terhadap


kelompok agama atau etnis tertentu.

Projection:
Menyalahkan orang lain atas sesuatu yang sebenarnya dilakukan
oleh diri sendiri. Contoh:

-Seseorang yang seringkali mengatakan bahwa pasangannya


selingkuh, padahal sebenarnya yang melakukan perselingkuhan
adalah dirinya sendiri.

Gossiping:
Memberikan informasi atau cerita yang tidak akurat atau tidak
terbukti tentang orang lain secara diam-diam atau di belakang
punggung mereka. Tindakan ini seringkali dilakukan oleh
seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian,
memperkuat hubungan sosial, atau bahkan untuk merusak
reputasi orang lain.

Mocking:
Meniru atau mengejek tingkah laku atau gaya bicara orang lain
dengan tujuan menghina atau merendahkan mereka. Tindakan ini
dapat merusak hubungan sosial dan emosional, serta membuat
orang yang menjadi sasaran mocking merasa tidak dihormati dan
diabaikan. Tindakan ini seringkali dilakukan oleh seseorang yang
ingin merasa lebih baik atau lebih kuat dari orang lain, atau yang
ingin memperoleh perhatian dan pengakuan dari orang di
sekitarnya.

Pengulangan Persuasif:
Memaksa seseorang untuk memberikan jawaban atau untuk
membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terganggu
sehingga mereka akhirnya menyerah dan memberikan jawaban
yang diinginkan oleh manipulator.

Cutting-in:
Memotong pembicaraan orang lain dengan mulai berbicara
sendiri, tanpa menunggu orang lain selesai berbicara. Contoh:

-Ketika seseorang sedang bercerita tentang pengalaman mereka,


kita menginterupsi dan mulai bercerita tentang pengalaman kita
sendiri.

Talking Over:
Berbicara dengan keras atau mengangkat suara agar suara kita
lebih dominan daripada orang lain. Contoh:

-Ketika seseorang sedang berbicara, kita meningkatkan volume


suara kita sehingga suara kita lebih terdengar.
Finishing Sentences:
Mengekstrapolasi pemikiran orang lain dan menyelesaikan
kalimat mereka sebelum mereka bisa menyelesaikannya sendiri.
Contoh:

-Ketika seseorang mulai berbicara, kita mengira bahwa mereka


akan mengatakan sesuatu dan mulai menyelesaikan kalimat
mereka sebelum mereka selesai.

Derailing/Diversion:
Mengubah topik percakapan dengan tiba-tiba dan tanpa alasan
yang jelas. Contoh:

-Ketika seseorang sedang membicarakan masalah yang ingin


mereka selesaikan, kita tiba-tiba mengubah topik pembicaraan
menjadi sesuatu yang tidak berhubungan.

Pengaruh Sosial/Social Proof:


Mempengaruhi orang lain dengan memanfaatkan kebutuhan
manusia untuk merasa diterima dan dipercaya oleh kelompok.
Contoh:

-Jika seorang teman meminta bantuan untuk merayakan ulang


tahunnya, seseorang mungkin merasa terpaksa untuk membantu
agar tidak dianggap tidak peduli atau tidak ramah. Contoh:
"Semua temanku sudah menikah, bagaimana dengan kita?"

Reframing:
Teknik di mana seseorang mengubah atau membingkai informasi
dengan cara tertentu agar terlihat lebih menarik atau
menguntungkan bagi mereka. Contoh:

-Seseorang bisa meminta sesuatu kepada orang lain dengan


menekankan betapa sulit dan pentingnya tugas tersebut,
meskipun sebenarnya tidaklah begitu sulit atau penting.

Face In The Door:


Teknik di mana seseorang meminta sesuatu yang sangat besar
atau tidak masuk akal, lalu ketika permintaan itu ditolak, mereka
mengajukan permintaan yang lebih kecil atau lebih masuk akal.
Contoh:

-Seseorang mungkin meminta cuti selama tiga bulan untuk


perjalanan, lalu ketika permintaan itu ditolak, mereka mengajukan
permintaan untuk cuti selama dua minggu.

Foot In The Door:


Persuasi yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan
seseorang untuk suatu permintaan besar dengan meminta
persetujuan pada permintaan yang lebih kecil terlebih dahulu.
Teknik ini didasarkan pada ide bahwa jika seseorang telah
memberikan persetujuan pada permintaan kecil, mereka lebih
cenderung untuk memberikan persetujuan pada permintaan yang
lebih besar di masa depan. Contoh:

*Membujuk seseorang untuk berlangganan layanan:


Misalnya, seorang penjual dapat menggunakan teknik ini dengan
meminta seseorang untuk berlangganan newsletter mereka atau
mengikuti akun media sosial mereka. Setelah seseorang
memberikan persetujuan pada permintaan kecil ini, penjual dapat
mengikuti dengan meminta mereka untuk membeli produk
mereka.

*Meminta donasi:
Misalnya, organisasi amal dapat menggunakan teknik ini dengan
meminta seseorang untuk memberikan donasi kecil terlebih
dahulu, seperti $5 atau $10. Setelah seseorang memberikan
donasi kecil ini, organisasi amal dapat mengikuti dengan meminta
donasi yang lebih besar di masa depan.

*Meminta bantuan:
Misalnya, seorang teman dapat menggunakan teknik ini dengan
meminta bantuan seseorang untuk tugas kecil, seperti
membantunya memilih warna cat rumah. Setelah seseorang
memberikan persetujuan pada permintaan kecil ini, teman dapat
mengikuti dengan meminta bantuan yang lebih besar, seperti
membantunya memindahkan seluruh rumahnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Tehnik Persuasi Dalam Hubungan Romantis:

*Penggunaan perilaku positif:


Penggunaan tindakan atau perilaku yang menunjukkan kasih
sayang dan perhatian terhadap pasangan. Contoh:

-Memberikan hadiah atau melakukan tindakan kecil yang dihargai


oleh pasangan.

*Persetujuan dan kesamaan:


Menemukan kesamaan antara diri sendiri dan pasangan, serta
menunjukkan persetujuan terhadap pandangan dan nilai
pasangan. Contoh:

"Aku juga senang melakukan aktivitas outdoor seperti kamu."

*Membuat diri menjadi penting:


Membuat diri sendiri menjadi penting atau berharga bagi
pasangan. Contoh:

"Aku merasa hidupku tak lengkap tanpamu."

*Memuji dan menunjukkan minat pada lawan bicara:


Pujian dan menunjukkan minat yang tulus bisa membuat orang
merasa lebih dihargai dan lebih tertarik pada diri kita. Contoh:

"Aku suka cara kamu berbicara, terdengar sangat pintar dan


menarik."

*Membuat lawan bicara merasa nyaman:


Menggunakan bahasa tubuh yang sopan, mengedipkan mata dan
tersenyum dapat membuat orang merasa lebih santai dan
nyaman di sekitar kita. Contoh:

-Menawarkan bantuan ketika orang lain membutuhkan, membuat


lelucon atau menanyakan pertanyaan yang membuat lawan
bicara merasa diperhatikan.

*Mencari kesamaan dan menemukan topik yang disukai:


Mencari kesamaan antara diri kita dan lawan bicara dapat
membuat percakapan terasa lebih akrab. Contoh:

"Aku juga suka mendaki gunung, apa gunung favoritmu?" atau


menemukan topik yang disukai seperti musik, film, atau buku.
*Menggunakan humor:
Humor bisa membuat suasana menjadi lebih ringan dan
menyenangkan. Menggunakan humor dengan cara yang tepat
juga dapat membuat kita lebih terlihat menarik. Contoh:
"Aku suka caramu menertawakan leluconku, kamu membuatku
merasa lucu."

*Membuat diri terlihat menarik:


Misalnya, dengan merawat penampilan, mengenakan pakaian
yang sesuai dan menarik, serta merawat kesehatan dan
kebugaran.

*Menggunakan bahasa tubuh yang menarik perhatian:


Menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata
yang tepat dapat membantu menarik perhatian orang lain.

*Memberikan pujian:
Memberikan pujian secara tulus dapat meningkatkan daya tarik
seseorang.

*Menunjukkan kepercayaan diri:


Orang yang percaya diri dan yakin pada diri sendiri dapat menarik
perhatian dan menarik orang lain.

*Mempertimbangkan kebutuhan orang lain:


Menunjukkan kepedulian dan perhatian pada kebutuhan orang
lain dapat membuat orang lain merasa dihargai dan menarik
perhatian mereka.

*Membuat diri terlihat unik:


Menunjukkan keunikan dan keistimewaan diri dapat membuat
orang lain tertarik pada kita.
----------------------------------------------------------------------------------------
Lying By Omission:
Memberikan informasi yang tidak lengkap atau menghilangkan
informasi penting untuk menyembunyikan kebenaran yang
sebenarnya. Contoh:

-Ketika seseorang diwawancarai untuk pekerjaan dan memilih


untuk tidak menyebutkan masa lalu atau pekerjaan sebelumnya
yang tidak terlalu sukses atau bahkan dipecat dari pekerjaan
sebelumnya.

Lying By Commission:
Memberikan informasi yang salah secara sengaja untuk menipu
atau memanipulasi situasi. Contoh:
-Ketika seseorang berbohong tentang keadaan atau fakta
tertentu, seperti berbohong tentang kemampuan atau kualifikasi
mereka dalam wawancara kerja.

Brandishing Anger:
Mengancam atau menakut-nakuti orang lain agar mengikuti
keinginan atau tuntutan kita. Cara kerjanya adalah dengan
menunjukkan atau mempertontonkan rasa marah secara
berlebihan dan mengintimidasi lawan bicara kita. Contoh:

-Saat seorang karyawan dihadapkan pada permintaan yang sulit


dipenuhi oleh atasan, atasan tersebut bisa saja mempertontonkan
rasa marah yang berlebihan, mengancam karyawan tersebut
dengan konsekuensi buruk, dan memaksanya untuk menyetujui
permintaannya meskipun itu bisa berdampak buruk pada
karyawan atau pekerjaan.

Feigning Confusion:
Ketika seseorang tidak ingin melakukan sesuatu yang diminta
oleh orang lain, mereka akan berpura-pura tidak mengerti atau
bingung tentang apa yang diminta. Atau ketika seseorang
dihadapkan pada kritik atau pertanyaan sulit, mereka dapat
berpura-pura tidak mengerti atau meminta klarifikasi berulang kali
untuk menunda atau menghindari respons.

Feigning Innocence/Pura-Pura Tidak Tahu:


Strategi manipulatif yang biasanya digunakan oleh seseorang
untuk menghindari tanggung jawab atau konsekuensi atas
tindakan atau keputusan yang telah dilakukan. Contoh:

-Saat seorang karyawan melakukan kesalahan di tempat kerja,


kemudian atasan menegurnya, dan karyawan tersebut merespon
dengan mengatakan "Saya tidak tahu bahwa itu salah, saya pikir
itu benar-benar apa yang harus saya lakukan." Padahal,
karyawan tersebut sebenarnya telah mengetahui aturan atau
prosedur yang berlaku, namun ia memilih untuk menghindari
tanggung jawab dengan memainkan peran pura-pura tidak tahu.

Reinforcement:
Seorang karyawan diberikan bonus atau kenaikan gaji karena
telah mencapai target penjualan yang ditetapkan perusahaan. Hal
ini dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk terus bekerja
keras dan mencapai target penjualan di masa depan. Selain itu,
teknik reinforcement juga dapat digunakan untuk mengubah
perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik. Contoh:
-Seorang anak yang selalu menangis saat tidak mendapat apa
yang diinginkannya bisa di-reinforce dengan memberikan pujian
ketika dia berhasil mengungkapkan keinginannya secara positif
tanpa menangis.

Guilt trip:
Menimbulkan rasa bersalah/menyesal pada diri korban. Contoh:

-Menggunakan frasa "kalau begitu kamu tidak peduli padaku" saat


seseorang tidak bisa melakukan apa yang diminta. Contoh: saat
seseorang tidak bisa memenuhi permintaan teman atau
pasangan, maka orang tersebut mungkin akan merasa bersalah
dan merasa bahwa mereka tidak peduli dengan perasaannya.

-Mengungkit-ungkit masa lalu dan mengatakan bahwa seseorang


seharusnya bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah
dilakukan. Contoh: saat seseorang mengalami masalah dalam
hubungan, pasangan dapat menggunakan masa lalu dan
mengatakan bahwa mereka tidak bisa mempercayai pasangannya
karena kesalahan yang pernah dilakukan.

-Mengancam untuk melakukan sesuatu yang buruk atau


merugikan diri sendiri jika seseorang tidak memenuhi permintaan
mereka. Contoh: saat seseorang tidak memenuhi permintaan
orang tua mereka, orang tua dapat mengancam akan melakukan
sesuatu yang buruk atau mengatakan bahwa mereka akan sangat
kecewa jika permintaan tersebut tidak dipenuhi.

Reverse Guilt Trip:


Mempengaruhi orang lain dengan menempatkan beban
emosional pada diri mereka sendiri, sehingga orang lain merasa
bersalah atau merasa bertanggung jawab atas perasaan atau
situasi yang dialami orang yang menggunakan teknik ini. Teknik
ini bertentangan dengan guilt trip, di mana seseorang mencoba
mempengaruhi orang lain dengan menempatkan beban
emosional pada orang lain. Contoh:

"Jangan khawatir tentang saya, saya akan baik-baik saja" - Ketika


seseorang sedang mengalami kesulitan atau masalah, mereka
dapat menggunakan teknik ini untuk mempengaruhi orang lain
untuk tidak memperhatikan masalah mereka atau tidak
memberikan bantuan, dengan menyatakan bahwa mereka tidak
ingin menjadi beban bagi orang lain.

"Saya tahu saya tidak sebaik kamu, tapi kamu harus membantuku
karena saya membutuhkanmu" - Ketika seseorang ingin meminta
bantuan atau dukungan dari orang lain, mereka dapat
menggunakan teknik ini dengan menyatakan bahwa mereka tidak
sehebat atau tidak sekompeten dengan orang lain, sehingga
orang lain merasa bertanggung jawab untuk membantu mereka.

"Saya sangat merindukanmu, tapi aku tidak ingin


mengganggumu" - Ketika seseorang ingin membuat orang lain
merasa bersalah karena tidak menghabiskan waktu bersama
mereka, mereka dapat menggunakan teknik ini dengan
menempatkan beban emosional pada diri mereka sendiri,
sehingga orang lain merasa bersalah jika tidak menghabiskan
waktu bersama mereka.

Teori Kognitif:
Seseorang merasa cemas atau khawatir karena kehilangan
dompetnya yang berisi uang dan kartu kredit. Teori kognitif dapat
membantu individu untuk memahami bahwa perasaan cemas
tersebut terjadi karena adanya pikiran negatif dan khawatir yang
berulang-ulang di dalam pikirannya. Dengan mengubah pikiran
negatif tersebut menjadi positif, seperti "Saya pasti bisa
menyelesaikan masalah ini," individu dapat mengurangi perasaan
cemas dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi situasi
yang sulit.

Pengkondisian:
Seseorang ingin membiasakan diri untuk bangun pagi-pagi,
sehingga mereka mengatur alarm jam yang akan berbunyi setiap
pagi pukul 5 pagi. Setiap kali alarm berbunyi, orang tersebut
menghubungkan bunyi alarm dengan tindakan bangun pagi.
Seiring waktu, pikiran dan tubuh orang tersebut akan terkondisi
untuk bangun lebih awal setiap pagi, bahkan tanpa harus
bergantung pada alarm.
Reciprocity/Timbal Balik:
Orang cenderung merespons perilaku orang lain terhadap mereka
dengan perilaku yang sejalan atau seimbang. Dalam konteks
hubungan sosial, apabila seseorang diperlakukan dengan baik
oleh orang lain, maka mereka cenderung akan merespons
dengan perilaku yang sama atau lebih baik lagi terhadap orang
tersebut. Hal ini dapat memicu siklus positif, di mana orang saling
berbuat baik dan saling memperkuat hubungan sosialnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Pembelajaran Klasik:
Kondisi ketika seseorang terbiasa merespon dengan ketakutan
saat melihat laba-laba karena pada saat sebelumnya dia pernah
mengalami gigitan laba-laba. Proses conditioning terjadi ketika
stimulus yang sebelumnya netral (laba-laba) dipasangkan dengan
stimulus lain yang menyebabkan respons (rasa sakit karena
digigit), sehingga pada akhirnya stimulus yang sebelumnya netral
tersebut dapat memicu respons yang sama (ketakutan).

Pembelajaran Operan:
Ketika seseorang diberi hadiah atau ganjaran untuk suatu
tindakan yang diinginkan (positif reinforcement) maka mereka
lebih mungkin untuk melakukan tindakan tersebut lagi.
Sebaliknya, ketika seseorang diberi hukuman untuk suatu
tindakan yang tidak diinginkan (negative reinforcement), maka
mereka akan cenderung menghindari tindakan tersebut di masa
depan. Contoh:
-Jika seorang anak diberi hadiah oleh orang tua karena
membersihkan kamarnya, maka dia cenderung akan lebih rajin
membersihkan kamarnya di masa depan. Sebaliknya, jika
seorang anak mendapatkan hukuman karena berbohong, maka
dia akan lebih cenderung untuk tidak berbohong lagi di masa
depan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Teknik Bonding:
Teknik yang digunakan untuk mengembangkan hubungan dan
ikatan emosional dengan orang lain. Teknik ini dapat membantu
meningkatkan kepercayaan, keakraban, dan keterikatan dengan
orang lain. Contoh:

*Active Listening:
Teknik ini melibatkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan
kesadaran untuk memahami pandangan dan perasaan orang lain.
Aktif mendengarkan memungkinkan orang untuk merasa didengar
dan dipahami, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasi
dan memperkuat hubungan antar individu.

*Berbagi Pengalaman:
Berbagi pengalaman hidup atau perasaan Anda dengan orang
lain dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan
rasa saling pengertian.

*Membuat Komitmen Bersama:


Bersama-sama membuat komitmen atau tujuan yang sama dapat
membantu menciptakan ikatan dan motivasi untuk mencapai
tujuan tersebut.

*Berbicara Dengan Bahasa Tubuh Terbuka:


Cobalah untuk menggunakan bahasa tubuh yang terbuka dan
ramah saat berbicara dengan orang lain. Hal ini dapat membantu
menunjukkan kepercayaan diri dan keterbukaan.

*Membantu Orang Lain:


Menawarkan bantuan atau dukungan kepada orang lain dalam
kesulitan dapat membantu membangun hubungan dan
menciptakan rasa saling menghargai.

*Meningkatkan Keintiman:
Meningkatkan keintiman dengan cara berbagi rahasia atau hal-hal
pribadi dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan
rasa saling percaya.

Empathy:
Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami
perasaan dan perspektif orang lain. Dengan menggunakan
empati, seseorang dapat menunjukkan bahwa ia memperhatikan
dan menghargai perasaan orang lain, sehingga dapat
meningkatkan rasa saling menghargai dan keterikatan sosial.

I-message
Bentuk komunikasi yang bersifat subjektif dan pribadi, di mana
seseorang mengungkapkan perasaan, pikiran, atau kebutuhan
mereka secara langsung, tanpa menuduh atau menyalahkan
pihak lain. I-message digunakan untuk mengungkapkan perasaan
atau pikiran pribadi dengan cara yang lebih terbuka, jujur, dan
bertanggung jawab, dan dapat membantu meningkatkan
komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang sehat.
Contoh:

"Saya merasa cemas ketika kita berbicara terlalu cepat dalam


rapat karena saya merasa sulit mengikuti."

"Saya merasa diabaikan ketika kamu terlalu sibuk dengan


ponselmu saat kita sedang makan malam bersama."

"Saya merasa dihargai ketika kamu mengucapkan terima kasih


setelah saya membantu kamu."

"Saya merasa terluka ketika kamu membatalkan janji di menit


terakhir karena saya merencanakan waktu untuk kita berdua."

Dalam contoh-contoh di atas, penggunaan i-message ditandai


dengan ungkapan perasaan pribadi (misalnya "saya merasa
cemas", "saya merasa diabaikan", "saya merasa dihargai", "saya
merasa terluka") yang diikuti oleh penjelasan atau contoh situasi
yang spesifik.

Nonviolent Communication:
Pendekatan komunikasi yang fokus pada kebutuhan dan
perasaan individu, serta menghindari penggunaan bahasa yang
menyalahkan atau menghakimi. Dengan menggunakan teknik ini,
seseorang dapat meningkatkan keefektifan dan kualitas
komunikasi, serta memperkuat hubungan antarindividu.
----------------------------------------------------------------------------------------
Tips Bersosialisasi:
*Ketika berbicara dengan teman atau pasangan, memberikan
perhatian penuh pada mereka dan menunjukkan kesadaran
dengan menanyakan pertanyaan yang relevan atau memberikan
umpan balik yang positif.

*Merespon situasi yang sulit dengan empati dan mencoba untuk


memahami perspektif orang lain, seperti ketika teman sedang
kesulitan atau marah.

*Ketika menyampaikan ketidaknyamanan atau kebutuhan,


menggunakan bahasa I-message yang jelas dan terfokus pada
diri sendiri, misalnya "Saya merasa terlalu lelah untuk melakukan
hal itu sekarang" daripada "Kamu selalu memaksa saya
melakukan hal itu".

*Menghindari bahasa yang menyerang atau menuduh dalam


komunikasi dengan orang lain, seperti mengatakan "Saya merasa
kesulitan dengan hal ini, bisakah kita mencari solusinya
bersama?" daripada "Kamu selalu membuat saya kesulitan".
----------------------------------------------------------------------------------------
Teknik Absorb:
Teknik untuk membuat seseorang sepenuhnya terlibat dalam
suatu kegiatan atau pengalaman, sehingga mereka menjadi
sangat terpaku pada hal tersebut dan memperoleh hasil yang
diinginkan oleh manipulator. Contoh:

-Seorang sales melakukan presentasi produk dengan cara


mengajak calon pembeli untuk mencoba produk tersebut secara
langsung dan merasakan manfaatnya. Dengan cara ini, calon
pembeli akan merasakan pengalaman langsung dan menjadi lebih
terlibat dengan produk, sehingga mereka lebih cenderung untuk
membeli produk tersebut.

-Seorang guru membuat siswanya terlibat dalam pelajaran


dengan memberikan aktivitas interaktif dan menarik, sehingga
siswa menjadi lebih fokus dan terlibat dalam pembelajaran.
----------------------------------------------------------------------------------------
Contoh tehnik dukungan/supporting:

*Emotional Support:
Memberikan perhatian, empati, dan dukungan emosional pada
seseorang yang mengalami masalah atau kesulitan. Contoh:

-Teman atau keluarga yang memberikan dukungan dan


pengertian pada seseorang yang sedang mengalami kehilangan
atau kesedihan.

*Tangible Support:
Memberikan bantuan material atau fisik pada seseorang yang
membutuhkan. Contoh:

-Teman atau keluarga yang membantu seseorang yang sedang


sakit dengan memberikan obat atau membelikan makanan.

*Informational Support:
Memberikan informasi atau pengetahuan yang dapat membantu
seseorang untuk mengatasi masalah atau tantangan yang
dihadapinya. Contoh:

-Teman atau keluarga yang memberikan informasi atau saran


yang berguna pada seseorang yang sedang mencari pekerjaan.

*Appraisal Support:
Memberikan umpan balik atau penilaian positif pada seseorang
yang membutuhkan. Contoh:

-Teman atau keluarga yang memberikan pujian atau penghargaan


pada seseorang yang telah mencapai prestasi tertentu.
----------------------------------------------------------------------------------------
Kesesatan logika:

*Ad-hominem Attack:
Bentuk serangan pribadi yang digunakan untuk mengalihkan
perhatian dari argumen atau topik utama dan beralih ke karakter
atau sifat pribadi orang yang membuat argumen tersebut. Orang
yang melakukan ad hominem attack berusaha melemahkan atau
merendahkan orang lain dengan menyerang sisi personal mereka,
seperti hubungan dengan pasangan, keuangan, atau hal-hal
pribadi lainnya, sebagai cara untuk menghindari argumen mereka.
Contoh:

-Seseorang mencoba mengkritik atau memberikan pendapat


terhadap ide atau argumen yang kita ajukan, dan kita
mengabaikan argumen mereka dan malah menyerang sisi
personal mereka, seperti hubungan dengan pasangan atau
keuangan mereka.

*Generalisasi:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang membuat kesimpulan yang
terlalu umum dari satu atau beberapa pengalaman. Contoh:

-"Semua politisi itu korup."

*Kausalitas:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang mengasumsikan bahwa
karena satu peristiwa terjadi, maka itu harus disebabkan oleh
peristiwa lain. Contoh:
-"Anak-anak yang menonton acara kartun kekerasan akan
menjadi kekerasan juga."

*Dualism:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang berpikir dalam kategori
yang absolut, tanpa memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan yang lebih kompleks. Contoh:

-"Jika kamu bukan bagian dari solusi, kamu adalah bagian dari
masalah."

*Bandwagon:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang mengasumsikan bahwa
suatu pendapat atau tindakan yang banyak orang dukung harus
benar. Contoh:

-"Semua orang di kantor ini setuju bahwa itu adalah ide yang
buruk."
----------------------------------------------------------------------------------------
Abuse Of Authority:
Ketika seseorang memanfaatkan posisi atau jabatannya untuk
memaksa orang lain melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak
adil atau tidak diinginkan oleh orang tersebut. Contoh:

-Seorang bos yang memerintahkan karyawan untuk melakukan


pekerjaan tambahan yang tidak sesuai dengan tugas mereka, dan
tidak memberikan kompensasi yang layak atau mengabaikan hak
karyawan.

Manipulasi Informasi:
Teknik ini melibatkan menyembunyikan atau menyajikan informasi
dengan cara yang tidak jujur atau manipulatif. Contoh:

-Seorang bos yang memberikan instruksi yang ambigu atau tidak


jelas, kemudian menyalahkan karyawan ketika hasil kerja tidak
sesuai dengan ekspektasi, padahal bos telah mengetahui
informasi yang sebenarnya sejak awal.

Penipuan/Kebohongan:
Teknik ini melibatkan memberikan informasi yang salah atau tidak
benar, atau membuat janji palsu yang tidak dapat dipenuhi.
Contoh:

-Seorang bos yang menjanjikan promosi atau kenaikan gaji


kepada seorang karyawan jika mereka menyelesaikan tugas yang
sulit dalam waktu yang sangat singkat, padahal bos tahu bahwa
tugas tersebut hampir tidak mungkin untuk diselesaikan dalam
waktu yang ditentukan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Contoh tehnik persuasi yang membuat korban merasa memiliki
kontrol:

*Multiple Choice:
Memberikan beberapa pilihan kepada orang lain dapat
membuatnya merasa memiliki kontrol atas keputusan yang
dibuatnya. Contoh:

-Dalam menjual produk, kita bisa memberikan beberapa pilihan


paket atau jenis produk yang dapat dipilih oleh calon pembeli.

*Menggunakan Pertanyaan Terbuka:


Mengajukan pertanyaan terbuka dapat membuat orang lain
merasa lebih terlibat dalam pembuatan keputusan. Contoh:

-Dalam membuat presentasi, kita bisa mengajukan pertanyaan


terbuka yang mengundang partisipasi dan pemikiran dari audiens.

*Menjelaskan Keuntungan Dan Kerugian:


Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan dapat
membuat orang lain merasa lebih berpengaruh dalam
memutuskan pilihan yang terbaik bagi dirinya.

*Memberikan Informasi Yang Akurat Dan Relevan:


Memberikan informasi yang akurat dan relevan dapat membuat
orang lain merasa lebih yakin dan percaya diri dalam membuat
keputusan.

*Mendorong Untuk Berpikir Secara Rasional:


Mendorong orang lain untuk berpikir secara rasional dapat
membantu mereka mengambil keputusan yang lebih tepat dan
terkontrol, sehingga mereka merasa lebih memiliki kontrol atas
keputusan yang dibuatnya.

*Menjelaskan Opsi Yang Tersedia:


Menjelaskan opsi yang tersedia dengan jelas dan objektif dapat
membantu orang lain memutuskan hal apa yang ingin mereka
lakukan dan bagaimana mereka ingin menjalani hidupnya.

*Menjalin Komunikasi Efektif:


Membuka jalur komunikasi yang efektif dan terbuka dapat
membantu orang lain merasa lebih dihargai dan diperhatikan,
serta merasa bahwa kebebasan dan otonomi mereka dihargai.

*Menekankan Pentingnya Keputusan Mereka:


Menekankan pentingnya keputusan yang diambil oleh orang lain
dapat membuat mereka merasa bahwa keputusan tersebut
penting dan memiliki dampak yang signifikan bagi hidup mereka.
*Meningkatkan Keterlibatan Dan Partisipasi:
Meningkatkan keterlibatan dan partisipasi orang lain dalam
membuat keputusan dapat membuat mereka merasa bahwa
mereka memiliki kontrol atas hidup dan keputusan mereka sendiri.
----------------------------------------------------------------------------------------
Hasrat tersembunyi yang tidak ingin diketahui orang lain:

*Hasrat Seksual:
Dorongan atau keinginan untuk melakukan aktivitas seksual
dengan orang lain. Hasrat seksual bisa dipicu oleh faktor internal
seperti hormon, emosi, dan keadaan fisik, serta faktor eksternal
seperti lingkungan, pengalaman masa lalu, dan preferensi seksual
seseorang. Contoh:

-Seseorang merasa tertarik secara seksual pada seseorang yang


mereka temui di tempat umum atau di tempat kerja. Meskipun
mungkin tidak selalu terlihat atau diungkapkan secara terbuka,
hasrat seksual ini tetap mempengaruhi perilaku seseorang seperti
ketertarikan yang intens pada orang tersebut, mengabaikan
pekerjaan atau tugas karena memikirkan orang tersebut, atau
mencari alasan untuk berinteraksi lebih banyak dengan orang
tersebut.

*Kekhawatiran Dan Ketakutan:


Setiap orang memiliki ketakutan dan kekhawatiran yang berbeda-
beda, mulai dari kekhawatiran mengenai kesehatan, keamanan,
hingga kematian. Namun, sebagian orang mungkin tidak ingin
memperlihatkan ketakutan dan kekhawatiran mereka pada orang
lain.

*Impian Dan Harapan:


Impian dan harapan seseorang bisa menjadi hal yang sangat
pribadi dan terkadang sulit untuk dibagi dengan orang lain,
terutama jika impian tersebut dianggap tidak realistis atau terlalu
ambisius.

*Kecemburuan:
Kecemburuan bisa menjadi hasrat tersembunyi yang muncul pada
sebagian orang. Hal ini bisa berupa rasa cemburu pada
keberhasilan orang lain, atau rasa cemburu dalam hubungan
percintaan.

*Ketidaksukaan Pada Diri Sendiri:


Meskipun terlihat kuat dan percaya diri, sebagian orang mungkin
memiliki ketidakpuasan pada diri sendiri dan tidak ingin orang lain
mengetahui kelemahan mereka.

*Kebutuhan Untuk Dicintai Dan Diterima:


Banyak orang memiliki kebutuhan untuk merasa dicintai dan
diterima oleh orang lain. Ini dapat menghasilkan hasrat
tersembunyi untuk mendapatkan persetujuan, pengakuan, dan
kasih sayang dari orang lain. Contoh:

-Seseorang yang menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk


terlihat sempurna atau menarik perhatian orang lain.

*Merasa Kuat Dan Berkuasa:


Beberapa orang memiliki hasrat tersembunyi untuk merasa kuat
dan berkuasa atas orang lain. Ini dapat menghasilkan dorongan
untuk memegang kendali dalam hubungan atau situasi, atau
untuk memanipulasi orang lain agar memenuhi keinginan mereka.
Contoh:

-Seseorang yang berusaha untuk memanipulasi orang lain atau


mengambil alih situasi agar bisa meraih keuntungan.

*Merasa Aman Dan Stabil:


Banyak orang memiliki kebutuhan untuk merasa aman dan stabil
dalam hidup. Ini dapat menghasilkan hasrat tersembunyi untuk
membangun keamanan finansial atau kestabilan dalam hubungan
atau pekerjaan. Contoh:

-Seseorang yang mencari keamanan finansial dengan terus


bekerja keras dan menabung, atau mencari kestabilan dalam
hubungan dengan menetap pada pasangan yang kurang cocok.

*Merasa Sukses Dan Berprestasi:


Beberapa orang memiliki hasrat tersembunyi untuk meraih
kesuksesan dan prestasi. Ini dapat menghasilkan dorongan untuk
bekerja keras, belajar, atau berusaha mencapai tujuan tertentu.
Contoh:

-Seseorang yang bekerja keras untuk mencapai karir yang sukses


atau memenangkan kompetisi tertentu.
----------------------------------------------------------------------------------------
Prinsip Urgensi:
Keyakinan bahwa seseorang cenderung merespons tawaran atau
kesempatan yang terbatas dalam waktu yang singkat. Dalam hal
ini, pelaku manipulasi psikologis mungkin menciptakan urgensi
dengan memberikan kesan bahwa kesempatan untuk
memperoleh uang dengan cara yang ditawarkan tersebut sangat
terbatas atau hanya tersedia untuk waktu yang singkat. Contoh:

-Tawaran investasi yang menjanjikan pengembalian besar dalam


waktu singkat, tawaran penjualan produk dengan harga diskon
hanya untuk beberapa hari saja, atau tawaran pekerjaan yang
terbatas dengan gaji tinggi.
Mikroagresi:
Tindakan atau ucapan yang tidak disengaja atau disengaja yang
merendahkan atau menyinggung seseorang karena identitas atau
latar belakang mereka seperti etnis, agama, jenis kelamin,
orientasi seksual, atau disabilitas. Mikroagresi biasanya tidak
terlalu kasar atau terang-terangan, tetapi dapat menyebabkan
perasaan tidak nyaman, merendahkan, dan membuat targetnya
merasa tidak dihargai. Contoh:

*Mempersulit atau tidak memperhatikan nama seseorang yang


berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, seperti
mengucapkan atau mengeja nama mereka dengan salah.

*Meminta seseorang yang berkulit gelap atau non-Asia untuk


menjelaskan atau mewakili budaya mereka secara umum, atau
mempertanyakan asal-usul mereka.

*Mengasumsikan bahwa seorang wanita tidak kompeten dalam


pekerjaan tertentu atau memperlakukan mereka dengan cara
yang berbeda dari rekan laki-lakinya.

*Menganggap orientasi seksual seseorang sebagai suatu hal


yang abnormal atau memperolok mereka.

*Meminimalisasi atau meremehkan pengalaman seseorang


karena disabilitas mereka, seperti mengatakan bahwa "Anda tidak
tahu apa artinya sulit" pada seseorang yang menggunakan kursi
roda.

*Mengabaikan atau menyangkal pengalaman diskriminasi yang


dialami oleh seseorang.

Pasif-agresif:
Perilaku atau tindakan yang digunakan oleh seseorang untuk
mengekspresikan ketidakpuasan atau kebencian secara tidak
langsung atau tidak jelas. Orang yang bersifat pasif-agresif
mungkin menolak untuk melakukan apa yang diminta atau
menghindari konfrontasi langsung, tetapi akan mengekspresikan
ketidaksetujuan mereka dengan cara yang tidak jelas, seperti
mengeluh, menghindari tanggung jawab, atau berbicara secara
tidak langsung. Contoh:

*Menghindari konfrontasi langsung dan memilih untuk bersikap


acuh tak acuh atau diam.
*Menunda pekerjaan atau tanggung jawab yang seharusnya
dilakukan dengan sengaja, dalam rangka membalas dendam atau
memberikan pesan yang tidak langsung.

*Meminta maaf atau berbicara dengan sopan, tetapi dengan


maksud yang tidak jelas atau mengandung pesan yang
tersembunyi.

*Menunjukkan ketidaksetujuan secara tidak langsung, seperti


melengos atau menggerutu, ketimbang mengungkapkan
perasaan dan keinginan dengan jelas dan terbuka.

*Memberikan janji palsu atau membuat komitmen yang tidak


realistis untuk menghindari konfrontasi atau tanggung jawab.

*Mengkritik atau menyindir seseorang secara tidak langsung


dengan menggunakkan humor, atau menyembunyikan kritik
dengan pujian atau komplimen.

Discounting:
Kecenderungan kita untuk menilai nilai suatu pilihan atau
keputusan dengan mengurangi nilai dari pilihan atau keputusan
alternatif yang tersedia. Dalam konteks ini, discounting terkait
dengan konsep biaya oportunis, yaitu biaya yang dihasilkan dari
memilih satu pilihan dan meninggalkan pilihan yang lain. Contoh:

-Seseorang memutuskan untuk tetap bersama teman yang kurang


baik atau pasangan yang kurang cocok meskipun ia tahu bahwa
ia mungkin akan menemukan teman atau pasangan yang lebih
baik di masa depan. Dalam hal ini, seseorang melakukan
discounting terhadap nilai alternatif dan memilih untuk tetap
bersama yang ada meskipun tidak sepenuhnya memuaskan.

Undermining:
Perilaku yang mengurangi kemampuan/kepercayaan diri
seseorang. Dalam konteks ini, undermining bisa terjadi secara
sengaja atau tidak disadari oleh orang lain, dan dapat
menyebabkan dampak negatif pada kesejahteraan psikologis
seseorang. Contoh:

-Seseorang terus-menerus dikritik atau diabaikan oleh orang lain


di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi.

-Seorang manajer yang secara terus-menerus mengkritik kinerja


bawahannya atau mengabaikan usulan mereka dapat membuat
bawahan tersebut merasa tidak dihargai dan kehilangan
kepercayaan diri dalam pekerjaannya. Undermining juga dapat
terjadi dalam hubungan percintaan, contoh:

-Ketika pasangan secara terus-menerus membandingkan


pasangannya dengan orang lain atau mengkritik penampilannya.

Anchoring:
Kecenderungan untuk mengandalkan informasi awal sebagai
dasar untuk mengevaluasi informasi baru yang diterima. Dalam
konteks psikologi, anchoring bias terjadi ketika seseorang
memberikan terlalu banyak bobot pada informasi awal atau
pertama kali yang diterima, sehingga informasi yang diterima
selanjutnya tidak dievaluasi secara objektif. Contoh:

-Ketika seseorang ingin membeli sebuah barang di toko, dan


melihat harga yang sangat mahal, hal itu dapat membentuk
anchoring. Kemudian, ketika orang tersebut melihat barang yang
harganya lebih murah dari harga awal, harga tersebut akan
terlihat lebih murah dan lebih terjangkau meskipun sebenarnya
harga tersebut masih tergolong mahal. Dalam kasus ini, informasi
harga awal menjadi acuan atau anchor yang mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap harga barang selanjutnya.

Social Engineering/Rekayasa Sosial:


Mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan
tertentu/memberikan informasi yang sensitif/rahasia. Contoh:

-Seseorang mungkin mengajukan pertanyaan yang sangat pribadi


dengan maksud untuk memperoleh informasi sensitif tentang
Anda atau mengubah sudut pandang Anda tentang suatu hal.
Orang tersebut mungkin mencoba mengambil keuntungan dari
kepercayaan atau emosi Anda untuk memperoleh informasi yang
tidak seharusnya mereka miliki.

Love Bombing:
Memberikan pujian dan perhatian yang berlebihan kepada orang
lain dengan tujuan untuk membuat orang tersebut merasa sangat
disukai dan diinginkan, sehingga mereka akan lebih mudah
dikendalikan. Contoh:

-Seseorang memberikan hadiah-hadiah mahal dan menghabiskan


banyak waktu bersama pasangannya di awal-awal hubungan, lalu
ketika pasangan tersebut telah terikat, dia mulai mengontrol
pasangannya dengan perilaku manipulatif.

Projecting:
Memproyeksikan perasaan/sifat-sifat negatif yang dimilikinya
kepada orang lain, sehingga membuat orang tersebut merasa
bersalah atau tidak percaya diri. Contoh:

-Seseorang yang sering melakukan kesalahan atau mempunyai


kebiasaan buruk, mencoba untuk menyalahkan pasangannya dan
membuatnya merasa bersalah karena suatu hal yang sebenarnya
dilakukan oleh dirinya sendiri.

Reverse Psychology:
Mempengaruhi seseorang agar melakukan apa yang diinginkan
dengan menggunakan kebalikan dari apa yang seharusnya
dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan ketika persuasi
langsung tidak efektif dan dapat membantu orang merasa bahwa
mereka memiliki kontrol atas keputusan yang diambil. Contoh:

*Meminta seseorang untuk tidak melakukan sesuatu yang


sebenarnya ingin anda lakukan:
Contoh: ketika Anda ingin teman Anda pergi keluar malam
bersama Anda, Anda dapat menggunakan teknik ini dengan
mengatakan "Jangan pergi keluar malam dengan saya, saya pasti
akan sangat membosankan!" Dengan cara ini, Anda mendorong
teman Anda untuk berpikir bahwa dia punya pilihan untuk pergi
keluar dengan Anda atau tidak.

*Memberikan pilihan yang menuntut:


Contoh: ketika seorang orangtua ingin anaknya membersihkan
kamarnya, dia dapat menggunakan teknik ini dengan memberikan
pilihan antara membersihkan kamarnya atau kehilangan akses ke
televisi atau mainan kesayangannya. Dengan cara ini, anak
tersebut mungkin akan lebih cenderung untuk membersihkan
kamarnya.

*Menentang pandangan seseorang:


Contoh: ketika seseorang sangat yakin bahwa suatu hal tidak
mungkin dilakukan, Anda dapat menggunakan teknik ini dengan
mengatakan, "Saya yakin Anda tidak bisa melakukannya".
Dengan cara ini, orang tersebut mungkin akan merasa tertantang
dan melakukan apa yang diinginkan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Manipulasi Kredibilitas:
Mempengaruhi pandangan atau opini orang lain dengan
mengubah atau memanipulasi citra atau kredibilitas sumber
informasi. Manipulasi kredibilitas biasanya dilakukan untuk
memperkuat argumen atau gagasan seseorang dengan
mengaitkannya dengan sumber informasi yang dianggap kredibel
atau memiliki otoritas di mata masyarakat. Contoh:

*Penggunaan selebriti/tokoh publik dalam iklan produk:


Perusahaan sering menggunakan selebriti atau tokoh publik untuk
mempromosikan produk mereka, karena kehadiran mereka
dianggap kredibel dan dapat meningkatkan citra produk.

*Penggunaan sumber informasi yang dianggap kredibel:


Seseorang mungkin mencoba memperkuat argumen mereka
dengan mengutip sumber informasi dari lembaga atau organisasi
yang dianggap kredibel seperti universitas atau lembaga
penelitian.

*Penggunaan bahasa teknis/istilah-istilah yang tidak familiar:


Seseorang mungkin mencoba memperkuat argumen mereka
dengan menggunakan bahasa teknis atau istilah-istilah yang tidak
familiar bagi orang awam. Hal ini dapat memberikan kesan bahwa
orang tersebut memiliki pengetahuan yang lebih tinggi tentang
topik tersebut dan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata
orang lain.

*Penggunaan atribut fisik tertentu:


Seseorang mungkin mencoba memperkuat argumen mereka
dengan menonjolkan atribut fisik tertentu, seperti penampilan,
jabatan atau pengalaman, untuk memberikan kesan bahwa
mereka lebih kompeten atau ahli dalam topik tersebut.

*Bertingkah biasa saja padahal lebih kaya atau pintar dari


atasan/orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------
Cold Reading:
Teknik yang digunakan oleh seorang pengamat atau pembaca
pikiran untuk mengeksplorasi karakter dan emosi seseorang
dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Teknik ini dilakukan
dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang terlihat umum
atau ambigu, sehingga orang yang menjadi sasaran mudah untuk
merespons atau memberikan informasi yang lebih detail. Contoh:

-Seseorang mengunjungi seorang peramal atau pengamat


kehidupan, dan peramal tersebut memberikan beberapa
pernyataan umum yang bisa berlaku untuk siapa saja. Misalnya,
peramal tersebut mungkin berkata, "Saya melihat kamu sedang
mengalami kesulitan dalam kehidupan asmara," atau "Saya
merasa kamu sedang dalam masa transisi yang sulit dalam
kariermu." Pernyataan-pernyataan ini terdengar sangat umum dan
tidak spesifik, tetapi mereka dapat memberikan kesan bahwa
peramal tersebut memiliki kemampuan untuk membaca pikiran
atau meramal masa depan. Setelah memberikan pernyataan
umum tersebut, peramal akan menunggu respon dari klien, dan
berusaha untuk menggali lebih banyak informasi dari respon
tersebut. Sebagai contoh, jika klien merespons bahwa ia sedang
mengalami kesulitan dalam kehidupan asmara, peramal dapat
melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti,
"Bagaimana kamu menghadapi masalah tersebut?" atau "Apakah
kamu memiliki seseorang yang bisa kamu percayai untuk
berbicara mengenai hal tersebut?" Dengan cara ini, peramal
dapat terus menggali informasi dari klien dan membuat
pernyataan-pernyataan yang terlihat spesifik dan akurat.

Subliminal Message:
Stimulus yang diberikan pada tingkat kesadaran bawah sadar,
artinya stimulus tersebut diberikan pada tingkat di bawah ambang
batas kesadaran manusia. Subliminal message dapat
mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang meskipun
mereka tidak menyadarinya. Dalam psikologi, subliminal message
sering dihubungkan dengan efek persediaan atau pengaruh
tersembunyi. Efek persediaan adalah efek di mana stimulus yang
terpapar secara tidak sadar dapat mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan pengaruh tersembunyi adalah pengaruh yang
diberikan oleh stimulus yang tidak terlihat atau tidak disadari oleh
seseorang. Contoh:

-Iklan televisi yang menampilkan gambar atau kata-kata yang


disampaikan dengan sangat cepat sehingga manusia tidak bisa
menyadarinya, namun masih terdeteksi oleh otak. Dalam iklan
tersebut, pesan yang disampaikan mungkin dapat memengaruhi
pikiran atau perilaku seseorang tanpa disadari, seperti menarik
perhatian orang untuk membeli produk tertentu atau mengubah
persepsi mereka tentang sesuatu.

-Ketika musik yang dimainkan di latar belakang dapat


mempengaruhi suasana hati dan perilaku seseorang tanpa
disadari. Misalnya, musik yang sedih dapat membuat seseorang
merasa sedih tanpa mereka menyadarinya secara sadar.

Komitmen & Konsistensi:


Membuat seseorang terlibat dalam suatu tindakan atau keyakinan
tertentu dan kemudian meminta mereka untuk mempertahankan
komitmen mereka pada tindakan atau keyakinan tersebut melalui
konsistensi. Prinsip ini didasarkan pada gagasan bahwa orang
cenderung untuk mempertahankan perilaku dan keyakinan
mereka secara konsisten dengan apa yang mereka lakukan dan
katakan. Contoh:

-Kampanye penjualan yang mengharuskan pelanggan untuk


memberikan jaminan untuk membeli produk dalam jangka waktu
tertentu. Setelah pelanggan memutuskan untuk membeli produk
tersebut, mereka mungkin merasa terikat dengan keputusan
mereka dan terus mempertahankan komitmennya dengan
membeli produk tersebut secara berkala.
-Seseorang memutuskan untuk bergabung dengan sebuah
organisasi atau kelompok tertentu. Setelah bergabung, mereka
cenderung mempertahankan keyakinan dan perilaku mereka yang
selaras dengan kelompok tersebut, bahkan jika mereka tidak
sepenuhnya setuju dengan segala sesuatu yang dilakukan oleh
kelompok tersebut.
----------------------------------------------------------------------------------------
Contoh kata-kata untuk mempengaruhi orang lain:

"Manfaat":
Ketika ingin meyakinkan seseorang untuk bergabung dengan
kegiatan sosial, Anda dapat menyebutkan manfaatnya seperti
"Dengan bergabung dengan kegiatan sosial ini, Anda akan bisa
bertemu dengan banyak teman baru dan memperluas jaringan
sosial Anda."

"Sekarang":
Ketika ingin memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu,
Anda dapat mengatakan "Mari kita mulai mengerjakan tugas ini
sekarang, agar kita tidak kehabisan waktu."

"Bukti":
Ketika ingin meyakinkan seseorang tentang suatu hal, Anda dapat
memberikan bukti yang mendukung argumen Anda. Misalnya,
ketika Anda ingin meyakinkan teman Anda untuk mencoba
makanan baru di restoran, Anda dapat mengatakan "Saya sudah
mencobanya sebelumnya dan rasanya benar-benar enak.
Bahkan, banyak orang yang merekomendasikan restoran ini di
media sosial."
----------------------------------------------------------------------------------------
Misdirection:
Mengalihkan perhatian dari hal yang sebenarnya mereka
tawarkan dan memfokuskan perhatian pada hal lain yang mungkin
menarik minat konsumen. Contoh:

-Perusahaan rokok memasarkan produknya dengan fokus pada


kebebasan, petualangan, dan kebersamaan, sementara tidak
menyebutkan dampak kesehatan yang buruk dari merokok.
Perusahaan rokok mungkin mengiklankan merek mereka di acara
olahraga, festival musik, atau kegiatan outdoor lainnya untuk
menarik perhatian pada pengalaman yang menyenangkan
daripada produk yang sebenarnya dijual. Teknik ini digunakan
untuk menarik perhatian konsumen dan menghubungkan merek
dengan gaya hidup yang aktif dan menyenangkan, sementara
mengabaikan risiko kesehatan yang terkait dengan produk
tersebut.

Milton Model:
Mempengaruhi atau membujuk seseorang dengan menggunakan
bahasa yang ambigu atau tidak jelas. Contoh:

-Seorang penjual mobil bisa menggunakan teknik ini dengan


menyatakan "Saya yakin Anda akan menemukan kendaraan yang
tepat untuk Anda di sini", tanpa menyebutkan harga atau jenis
mobil tertentu.

Fear Of Loss:
Manusia cenderung merasa nyaman dengan keadaan yang sudah
dikenal, meskipun keadaan tersebut merugikan. Mereka mungkin
takut jika mencoba sesuatu yang baru, maka mereka akan
kehilangan atau merugikan diri mereka sendiri.

Metaphor:
Menggambarkan sebuah situasi atau konsep dengan
menggunakan gambaran yang dapat dipahami oleh seseorang
secara lebih mudah dan dapat membantu dalam memperjelas
pemahaman dan persepsi. Contoh:

"Kehidupan adalah perjalanan yang panjang" - Dalam ungkapan


ini, kehidupan diibaratkan sebagai perjalanan yang harus dijalani
dalam waktu yang panjang, dengan berbagai tantangan dan
rintangan yang harus dihadapi.

"Kesulitan hidup adalah ujian yang diberikan untuk membuat kita


menjadi kuat" - Dalam ungkapan ini, kesulitan hidup diibaratkan
sebagai ujian yang diberikan untuk menguatkan diri dan
membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang dalam
kehidupannya.

Maternal Instinct:
Naluri atau insting alami yang dimiliki oleh ibu atau induk betina
dari suatu spesies, termasuk manusia, untuk merawat,
melindungi, dan menjaga keturunannya. Insting maternal dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh, merawat, dan
membentuk hubungan emosional dengan anak-anaknya.

Prinsip Proteksi/Prinsip Lindungi Dan Pertahankan:


Mekanisme psikologis yang mendasari naluri manusia untuk
melindungi diri dan orang-orang yang mereka cintai dari bahaya
atau ancaman. Ancaman terhadap anggota keluarga dapat
memicu respons protektif yang kuat pada tingkat psikologis dan
biologis, termasuk perasaan ingin melindungi dan menghindarkan
anggota keluarga dari potensi bahaya atau cedera.

Instant Gratification:
Kecenderungan manusia untuk menginginkan atau mencari
kepuasan atau hadiah secara segera, tanpa menunggu atau
menghadapi keterlambatan atau kesulitan. Dalam konteks
kehidupan sehari-hari, instant gratification dapat dijelaskan
sebagai perilaku mencari atau memilih pemenuhan kebutuhan
atau keinginan secara instan, tanpa mempertimbangkan
konsekuensi jangka panjang atau menunda kepuasan. Contoh:

*Membeli barang-barang mewah atau tidak penting meskipun


tidak mampu secara finansial, hanya untuk merasakan kepuasan
segera dari kepemilikan barang tersebut, tanpa
mempertimbangkan efek jangka panjang pada keuangan pribadi.

*Mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan tinggi gula,


lemak, atau garam, meskipun tahu bahwa itu tidak sehat dalam
jangka panjang, karena memberikan kenikmatan instan dalam
rasa dan kepuasan.

*Menghindari atau menunda tugas atau tanggung jawab yang sulit


atau membosankan, seperti belajar atau bekerja, dan memilih
kegiatan yang lebih menyenangkan atau menghibur dalam waktu
yang singkat, meskipun tahu bahwa tugas atau tanggung jawab
tersebut harus dihadapi dan diselesaikan.

*Menggunakan media sosial secara berlebihan untuk


mendapatkan gratifikasi instan dalam bentuk pengakuan sosial,
perhatian, atau penilaian positif, tanpa mempertimbangkan
dampak negatif pada kesehatan mental, waktu, atau hubungan
interpersonal.

*Menggunakan kartu kredit atau utang konsumtif untuk memenuhi


keinginan konsumsi, meskipun mengetahui bahwa itu dapat
menimbulkan beban finansial yang berkepanjangan dalam jangka
panjang.
----------------------------------------------------------------------------------------
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow:
Teori psikologi yang menggambarkan urutan hierarkis kebutuhan
manusia yang berkembang, yang dipresentasikan dalam bentuk
piramida. Hierarki ini terdiri dari lima tingkat kebutuhan, dari yang
mendasar hingga yang lebih tinggi, yang harus dipenuhi oleh
individu untuk mencapai aktualisasi diri atau pemenuhan potensi
pribadi. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari setiap tingkat
kebutuhan dalam Hierarki Kebutuhan Maslow:

*Kebutuhan Fisiologis:
Merujuk pada kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup,
seperti makanan, air, udara bersih, tidur, dan kesehatan fisik.
Contoh:
-Mencari makanan ketika merasa lapar, minum air ketika haus,
atau tidur ketika merasa lelah.

*Kebutuhan Keamanan:
Merujuk pada kebutuhan akan rasa aman dan kestabilan, baik
secara fisik maupun emosional. Contoh:

-Mencari tempat tinggal yang aman, mencari pekerjaan yang


stabil, atau merasa tenang dan terlindungi dalam hubungan
interpersonal.

*Kebutuhan Sosial:
Merujuk pada kebutuhan akan hubungan sosial, kasih sayang,
dan kecintaan dari orang lain. Contoh:

-Mencari hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, atau


komunitas, dan berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh
dukungan emosional dan sosial.

*Kebutuhan Penghargaan:
Merujuk pada kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, dan
prestasi. Contoh:

-Berusaha meraih pencapaian, mencari apresiasi dan pengakuan


dari orang lain, atau berusaha meningkatkan harga diri dan
kepercayaan diri melalui prestasi di bidang pekerjaan, pendidikan,
atau kegiatan lainnya.

*Aktualisasi Diri:
Merujuk pada kebutuhan puncak dalam hierarki, yang melibatkan
pencapaian potensi pribadi, pengembangan diri, dan pencarian
makna dalam hidup. Contoh:

-Mengikuti minat dan bakatnya, menggali nilai-nilai dan keyakinan


pribadi, berusaha untuk tumbuh dan berkembang sebagai
individu, serta mencari tujuan hidup yang memberikan makna dan
kepuasan.

Hierarki Kebutuhan Maslow menggambarkan bahwa individu


cenderung memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar terlebih
dahulu sebelum beralih ke kebutuhan yang lebih tinggi dalam
piramida. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu
dapat memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan tidak selalu
mengikuti urutan hierarki secara linier. Selain itu, pemenuhan
kebutuhan pada satu tingkat tertentu tidak selalu harus
sepenuhnya dipenuhi.
----------------------------------------------------------------------------------------
Teknik Asosiasi:
Digunakan untuk menghubungkan produk dengan gambaran atau
nilai yang diinginkan oleh konsumen, sehingga menciptakan
persepsi positif tentang produk tersebut. Contoh:

-Perusahaan rokok Amerika, mereka mengaitkan merokok


dengan kebebasan dan mengasosiasikan larangan merokok bagi
tentara Nazi Jerman sebagai suatu bentuk pembatasan
kebebasan. Dengan demikian, perusahaan rokok mencoba
membangun persepsi bahwa merokok adalah suatu tindakan
yang memberikan kebebasan.

-Iklan mobil yang menampilkan gambar mobil yang melaju di


tengah hutan atau pegunungan, menciptakan asosiasi mobil
tersebut dengan petualangan dan kebebasan di alam terbuka.
Selain itu, produk kecantikan yang menampilkan model dengan
kulit yang cerah dan bersinar menciptakan asosiasi bahwa
pengguna produk tersebut akan memiliki kulit yang sama cerah
dan bersinar.
----------------------------------------------------------------------------------------
Contoh kekerasan/abuse:

*Kekerasan Fisik:
Ketika seseorang secara fisik menyakiti atau memukul pasangan
atau anggota keluarganya, seperti memukul, menendang, atau
memukul dengan benda tumpul.

*Kekerasan Seksual:
Ketika seseorang memaksa atau melakukan tindakan seksual
terhadap seseorang yang tidak menginginkannya, seperti
pemerkosaan, pencabulan, atau pelecehan seksual.

*Kekerasan Verbal:
Ketika seseorang menggunakan kata-kata kasar, menghina, atau
mengancam untuk merendahkan atau mengontrol orang lain,
seperti memaki-maki, mempermalukan, atau mengancam untuk
melakukan kekerasan.

*Kekerasan Psikologis:
Ketika seseorang melakukan tindakan yang merugikan secara
psikologis, seperti membatasi akses orang lain terhadap keluarga
atau teman, melakukan pembohongan atau pemerasan,
mengisolasi secara sosial, atau meremehkan dan mengecilkan
orang lain.

*Kekerasan Finansial:
Ketika seseorang mengambil alih atau membatasi akses orang
lain terhadap sumber daya keuangan mereka, seperti
mengendalikan akses ke uang, pinjaman, atau harta benda, atau
menggunakan ancaman finansial untuk mengendalikan atau
membatasi kebebasan orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------
Mirroring:
Menunjukkan kesamaan atau keterkaitan antara dua orang atau
kelompok. Teknik ini bertujuan untuk membuat orang yang diajak
bicara atau diajak interaksi merasa lebih nyaman dan terbuka
dengan orang yang melakukan tindakan mirroring. Contoh:

*Saat berbicara dengan seseorang, kita meniru postur atau


gerakan tangan orang tersebut secara tidak sadar.

*Saat berada di dalam kelompok tertentu, kita meniru cara bicara


atau gaya bahasa anggota kelompok tersebut untuk lebih cepat
diterima dan merasa nyaman.

*Saat berada di suatu lingkungan, kita meniru atau menyesuaikan


diri dengan cara berpakaian atau gaya hidup orang di sekitar kita.

Priming Effect:
Fenomena di mana pengalaman atau informasi sebelumnya dapat
mempengaruhi respons seseorang terhadap rangsangan
berikutnya. Contoh:

-Penelitian menunjukkan bahwa orang yang diminta untuk


menyelesaikan kata-kata seperti "merokok", "tembakau", atau
"rokok" lebih mungkin untuk merokok dalam jangka pendek
daripada mereka yang diminta untuk menyelesaikan kata-kata
netral atau tidak terkait dengan merokok. Hal ini menunjukkan
bahwa eksposur pada kata-kata terkait merokok dapat
meningkatkan keinginan untuk merokok.

-Individu yang diberi tugas untuk menggambar gambar yang


berkaitan dengan kebersihan, seperti sabun dan air, lebih
mungkin untuk memilih makanan yang sehat dan membuang
sampah dengan benar daripada individu yang tidak diberi tugas
tersebut.

-Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengamati gambar


orang tua yang bahagia lebih mungkin untuk memilih makanan
sehat daripada mereka yang melihat gambar orang tua yang tidak
bahagia. Ini menunjukkan bahwa gambar positif dapat
memengaruhi keputusan makan seseorang. Priming effect dapat
terjadi secara tidak sadar, sehingga sering kali sulit untuk dihindari
atau dikontrol sepenuhnya.
Liking:
Mempengaruhi orang dengan membangun hubungan simpati atau
afeksi dengan mereka. Prinsip ini berfokus pada cara seseorang
cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh orang yang mereka
sukai atau simpati. Contoh:

-Penjual menggunakan teknik menjalin hubungan baik dengan


calon pembeli sebelum mengajukan tawaran atau penawaran
penjualan. Misalnya, seorang penjual mungkin mencoba
membangun ikatan atau hubungan emosional dengan calon
pembeli dengan cara menggali informasi tentang minat atau hobi
mereka, mengungkapkan minat bersama, atau menggunakan
bahasa tubuh yang ramah. Dengan cara ini, penjual berharap
dapat menciptakan perasaan simpati atau afeksi dari calon
pembeli, yang dapat meningkatkan peluang untuk berhasil
mempengaruhi mereka untuk membeli produk atau layanan yang
ditawarkan.

Selain itu, persuasi liking juga dapat ditemui dalam konteks


hubungan sosial, seperti saat seseorang berusaha meyakinkan
teman atau rekan kerja untuk setuju dengan pendapat mereka
atau mengikuti saran mereka. Contoh:

-Seseorang mungkin menggunakan kesamaan minat, komplimen,


atau upaya untuk membangun ikatan emosional dengan teman
atau rekan kerja mereka sebelum mengajukan permintaan atau
saran tertentu. Prinsip persuasi liking didasarkan pada konsep
bahwa orang cenderung lebih menerima atau mempercayai pesan
dari seseorang yang mereka sukai atau simpati.

Prinsip Gratisan/Free Rider:


Kecenderungan manusia untuk mencari keuntungan pribadi atau
menghindari tanggung jawab ketika ada kesempatan untuk
mendapatkan manfaat tanpa harus berkontribusi atau membayar
seimbang. Hal ini bisa terjadi karena manusia secara alami
cenderung mencari cara untuk menghemat sumber daya mereka
sendiri dan memaksimalkan keuntungan pribadi mereka. Contoh:

-Seseorang mengajak temannya makan di restoran, namun saat


tiba saat membayar, dia meminta temannya untuk membayar atau
berbicara dalam cara yang membuat temannya merasa terpaksa
untuk membayar. Individu yang meminta temannya untuk
membayar makanan mereka mungkin menggunakan prinsip
gratisan, berharap untuk mendapatkan manfaat dari makanan
gratis tanpa harus mengeluarkan uang mereka sendiri.

Negotiation By Walking Away:


Memanfaatkan ancaman atau tekanan untuk mencapai tujuannya.
Contoh:

-Seseorang ingin mendapatkan kenaikan gaji dari atasan, namun


atasan tersebut belum bersedia memberikan kenaikan gaji
tersebut. Seseorang tersebut kemudian memutuskan untuk
"keluar" dari pekerjaannya dengan maksud tersembunyi yaitu
meminta kenaikan gaji.

Gender Humiliation:
Merendahkan atau menghina seseorang dengan menggunakan
stereotip atau peran gender tertentu. Tindakan tersebut dapat
menyebabkan trauma dan stres psikologis pada korban. Contoh:

-Menggunakan lelucon atau komentar negatif yang berkaitan


dengan gender seseorang untuk mempermalukan atau
merendahkan mereka. Misalnya, ketika seseorang membuat
komentar yang merendahkan kemampuan seorang wanita untuk
melakukan pekerjaan tertentu karena stereotip bahwa pekerjaan
tersebut lebih cocok untuk pria. Dengan melakukan hal tersebut,
orang tersebut merendahkan martabat wanita tersebut dan
membuat mereka merasa tidak mampu melakukan pekerjaan
tersebut.

Sexual Humiliation:
Merendahkan atau menghina seseorang dengan menggunakan
seksualitas atau pornografi. Contoh:
-Menggunakan foto atau video pribadi seseorang untuk
mempermalukan atau merendahkan mereka secara seksual.
Misalnya, ketika seseorang membagikan foto telanjang seseorang
tanpa izin mereka atau menggunakan kata-kata seksual yang
kasar untuk menghina seseorang.

Parental Alienation:
Mengisolasi atau menghancurkan hubungan antara anak dan
salah satu orangtua. Contoh:

-Seorang istri merasa bahwa suaminya tidak cukup


memperhatikan anak-anak mereka, sehingga ia memutuskan
untuk mengambil peran sebagai ayah dalam mengasuh anak-
anak tersebut. Istri tersebut kemudian mulai menyalahkan
suaminya, mengatakan bahwa dia tidak bertanggung jawab dan
tidak peduli dengan anak-anak mereka.
----------------------------------------------------------------------------------------

Tips Agar Disukai Orang Lain:


*Mendengarkan Aktif:
Mendengarkan aktif melibatkan menghilangkan distraksi,
menganggukkan kepala sebagai tanda pengertian, mengulang
ringkasan dari apa yang dikatakan oleh lawan, dan menunjukkan
empati terhadap perasaan dan pengalaman klien.
Contoh:

-"Saya dengar Anda merasa cemas dan khawatir tentang situasi


ini. Bisa Anda ceritakan lebih lanjut tentang bagaimana perasaan
itu muncul dalam kehidupan sehari-hari Anda?"

*Menggunakan Bahasa Tubuh Yang Terbuka:


Menggunakan bahasa tubuh yang terbuka, seperti menghadap ke
arah klien, menjaga kontak mata, dan menghadirkan senyuman
ramah, untuk menunjukkan ketertarikan dan keterbukaan
terhadap apa yang klien sampaikan.
Contoh:

-Menghadap ke arah lawan dengan senyuman ramah,


menganggukkan kepala, menghadap langsung ke arah lawan,
dan menjaga kontak mata ketika lawan berbicara tentang
pengalaman pribadinya.

*Bersikap Empatis:
Dapat dilakukan dengan mengakui dan mencerminkan perasaan
lawan, serta mengajukan pertanyaan yang membantu lawan
menjelaskan perasaannya lebih lanjut.
Contoh:

-"Saya bisa memahami bahwa Anda merasa sangat terpukul


dengan situasi ini. Bisakah Anda memberi tahu saya lebih lanjut
tentang apa yang membuat Anda merasa seperti itu?"

*Menunjukkan Keberpihakan:
Menunjukkan keberpihakan atau ketidakberpihakan merupakan
cara untuk memperkuat rapport. Kita harus menunjukkan sikap
yang tidak memihak dan menghormati keberagaman pandangan
dan pengalaman klien. Contoh:

-Mengatakan, "Setiap orang memiliki pandangan dan pengalaman


yang berbeda, dan saya menghargai pandangan Anda dalam hal
ini."

*Menyampaikan Kesamaan:
Menyampaikan kesamaan atau kecocokan antara diri konselor
dan klien dapat membantu memperkuat hubungan rapport.
Contoh:
-Mengatakan, "Saya mendengar bahwa kita berdua memiliki minat
yang sama dalam hal ini" atau "Saya juga merasa sulit ketika
menghadapi situasi seperti itu."
----------------------------------------------------------------------------------------
Social Involvement Theory:
Orang cenderung mencari interaksi sosial sebagai salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka. Namun, terkadang
kegugupan atau ketidaknyamanan dalam memulai interaksi sosial
dapat menghalangi seseorang untuk melakukan hal tersebut.
Dalam situasi di mana dua orang duduk berhadapan dan saling
diam, kegugupan awal dapat terjadi karena ketidaknyamanan
dalam memulai percakapan atau tidak memiliki topik pembicaraan
yang tepat. Namun, karena manusia adalah makhluk sosial,
biasanya salah satu dari mereka akhirnya akan mencoba memulai
percakapan untuk mengurangi kegugupan dan memenuhi
kebutuhan sosial mereka. Contoh:

-Seseorang menghadiri acara sosial atau pesta di mana mereka


tidak mengenal banyak orang. Awalnya, mereka mungkin merasa
sulit untuk memulai interaksi sosial dengan orang asing, tetapi
lambat laun kegugupan itu akan berkurang dan mereka akan
dapat berinteraksi dengan lebih nyaman.

Attachment Theory:
Menggambarkan bagaimana manusia membentuk ikatan
emosional dengan orang lain dan bagaimana hal itu memengaruhi
perilaku mereka dalam hubungan. Contoh:

-Ketika seseorang menjalin hubungan jarak jauh melalui media


sosial atau aplikasi pesan instan. Meskipun mereka tidak dapat
berada dalam satu tempat secara fisik, mereka tetap merasa
terhubung secara emosional dan mungkin merasa bahwa
hubungan tersebut penting dan layak untuk dijaga. Beberapa
orang bahkan mungkin memilih untuk menempuh perjalanan jauh
atau merelakan waktu dan energi ekstra untuk bisa bertemu
dengan pasangan jarak jauh mereka secara langsung.

Short-termism:
Efek jangka pendek terjadi ketika seseorang cenderung
memprioritaskan kepuasan atau keuntungan jangka pendek
dibandingkan dengan keuntungan jangka panjang atau risiko yang
lebih besar. Contoh:

-Penjudi meskipun dia telah memenangkan dua kali berturut-turut,


keinginan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek yang
lebih besar mendorongnya untuk terus bermain dan
mempertaruhkan semua uangnya. Namun, pada akhirnya,
keputusan ini dapat menyebabkan kerugian besar-besaran dan
merugikan keadaan finansialnya secara signifikan.
-Seseorang mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau
kebutuhan segera, seperti membeli barang-barang yang tidak
perlu atau mengambil utang untuk memenuhi keinginan saat ini
tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, seperti
hutang yang menumpuk atau kerugian finansial yang lebih besar.

Effect Of Challenge:
Seseorang akan cenderung meningkatkan performanya saat
diberi tantangan atau tekanan yang lebih besar. Tantangan
tersebut dapat berupa kompetisi dengan orang lain, target yang
sulit dicapai, atau tugas yang kompleks. Fenomena "effect of
challenge" dapat dijelaskan dengan teori motivasi dalam psikologi.
Menurut teori ini, ketika seseorang dihadapkan dengan tantangan
yang menantang, maka otak akan memandang tantangan
tersebut sebagai sesuatu yang penting dan menarik. Hal ini akan
memicu rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengatasi tantangan
tersebut, sehingga motivasi dan konsentrasi seseorang akan
meningkat. Contoh:

-Jika seorang siswa diberi tugas yang sulit oleh gurunya, maka
siswa tersebut akan cenderung lebih termotivasi untuk
menyelesaikan tugas tersebut.

-Atlet atau peserta lomba cenderung memberikan performa yang


lebih baik jika ada peserta lain yang lebih mampu atau memiliki
kemampuan yang sama.
----------------------------------------------------------------------------------------
Contoh bias kognitif:

*Efek Halo:
Menilai seseorang atau sesuatu berdasarkan satu aspek atau
karakteristik saja dan kemudian menggunakan pandangan itu
untuk menilai secara keseluruhan. Terjadi ketika seseorang
menilai seseorang atau suatu objek hanya berdasarkan satu
aspek positif atau negatif saja. Contoh:

-Seseorang menilai orang yang cantik atau tampan pasti juga


memiliki kepribadian yang baik dan pintar.

-Seseorang mungkin telah mendengar bahwa orang yang


digosipkan memiliki kepribadian buruk, dan hal ini telah
menciptakan "halo" negatif di sekitar orang tersebut. Akibatnya,
meskipun seseorang belum pernah bertemu dengan orang
tersebut, mereka akan cenderung membenci orang tersebut
karena halo negatif tersebut. Efek Halo dapat berdampak pada
berbagai aspek kehidupan, termasuk di tempat kerja, dalam
hubungan sosial, atau bahkan dalam pemasaran produk. Contoh:
-Seseorang melihat iklan untuk merek tertentu yang menampilkan
selebriti, mereka mungkin lebih cenderung membeli produk
tersebut hanya karena mereka menganggap selebriti tersebut
sebagai sosok yang hebat dan menarik, meskipun mereka tidak
tahu apa-apa tentang kualitas produk tersebut.

*Efek Negativitas:
Efek negativitas terjadi ketika seseorang lebih cenderung
memberikan penilaian negatif daripada positif pada suatu objek
atau situasi. Contoh:

-Seseorang lebih cenderung memberikan penilaian negatif pada


film yang mereka tidak suka, daripada memberikan penilaian
positif pada aspek-aspek yang baik dalam film tersebut.

*Bias Konfirmasi:
Seseorang mencari atau memperhatikan informasi yang hanya
mendukung keyakinan atau pandangan yang sudah ada
sebelumnya, dan cenderung mengabaikan atau menolak
informasi yang bertentangan dengan keyakinan atau pandangan
tersebut. Hal ini dapat membuat seseorang cenderung
mengabaikan kebenaran atau fakta yang bertentangan dengan
keyakinan mereka, sehingga membuat mereka kurang mampu
mengambil keputusan yang tepat. Contoh:

-Seseorang memiliki keyakinan atau pandangan tertentu tentang


politik, agama, atau topik lainnya. Ketika mereka mencari
informasi tentang topik tersebut, mereka cenderung mencari
informasi yang mendukung keyakinan mereka, seperti membaca
berita atau melihat video yang sejalan dengan pandangan
mereka. Mereka juga cenderung mengabaikan atau menolak
informasi yang bertentangan dengan keyakinan mereka, seperti
menutup telinga ketika ada pendapat atau opini yang berbeda
dengan mereka.

*Bias Familiar:
Kecenderungan seseorang untuk lebih memilih atau menyukai
objek yang lebih dikenal atau familiar baginya. Contoh:

-Orang cenderung memilih untuk membeli barang di toko yang


sama karena telah terbiasa dengan lingkungan dan atmosfer toko
tersebut. Hal ini terjadi karena familiaritas menciptakan rasa aman
dan nyaman, dan manusia secara alami cenderung mencari
kenyamanan. Pemilik toko atau penjual yang ramah dan terbuka
juga dapat memberikan dampak yang kuat pada efek familiaritas
ini.

*Bias Kendala:
Bias kendala terjadi ketika seseorang mengambil keputusan
berdasarkan pada ketersediaan informasi yang tersedia dalam
ingatan mereka, daripada berdasarkan pada informasi yang
sebenarnya relevan. Contoh:

-Seseorang lebih cenderung menghindari naik pesawat terbang


setelah terjadi kecelakaan pesawat, meskipun statistik
menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat sangat jarang terjadi.

*Bias Pembenaran Diri:


Bias pembenaran diri terjadi ketika seseorang lebih cenderung
mencari alasan atau penjelasan yang dapat membenarkan
tindakan atau keputusan mereka, daripada mengakui kesalahan
atau kelemahan mereka. Contoh:

-Seseorang yang gagal dalam suatu ujian lebih cenderung


menyalahkan faktor eksternal seperti sulitnya soal ujian, daripada
mengakui bahwa mereka tidak cukup mempersiapkan diri.

*Bias Inkonsistensi:
Fenomena dimana seseorang bertindak bertentangan dengan
citra dirinya. Hal ini terjadi karena manusia cenderung memiliki
kompleksitas dan bertindak berdasarkan berbagai faktor, baik dari
dalam diri maupun lingkungan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang
antara lain:

*Perbedaan antara nilai dan keyakinan yang dimiliki dengan


tindakan yang dilakukan:
Seseorang dapat memiliki nilai dan keyakinan tertentu, namun
dalam kenyataannya tindakannya tidak selalu selaras dengan hal
tersebut. Pengaruh lingkungan dan situasi. Tindakan seseorang
juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan situasi di sekitarnya.
Sebagai contoh, seseorang yang selalu menerapkan nilai-nilai
positif di dalam dirinya dapat saja berubah menjadi negatif ketika
berada di lingkungan yang negatif.

*Keinginan untuk mempertahankan citra diri yang baik:


Seseorang dapat melakukan tindakan yang bertentangan dengan
citra dirinya ketika hal tersebut dianggap penting dan memiliki
manfaat lebih besar daripada mempertahankan citra diri yang
baik.
----------------------------------------------------------------------------------------
Revenge Effect:
Terjadi ketika seseorang merasa frustasi atau kecewa karena
mengalami kekalahan dalam suatu permainan atau kompetisi, dan
kemudian bertindak secara impulsif dengan mengambil risiko
yang lebih besar untuk membalas kekalahan sebelumnya.
Penjelasan psikologis mengenai efek balas dendam adalah
bahwa perilaku tersebut terkait dengan kebutuhan seseorang
untuk mempertahankan harga dirinya dan menghindari rasa malu.
Contoh:

-Kekalahan dalam permainan judi dapat menyebabkan


merosotnya harga diri seseorang, dan efek balas dendam adalah
cara untuk memulihkan harga diri tersebut.

Sunk Cost Fallacy:


Rasa rugi terjadi ketika seseorang merasa telah
menginvestasikan banyak waktu, uang, atau upaya pada suatu
hal, dan merasa bahwa jika mereka tidak melanjutkan investasi
tersebut, maka semua yang telah mereka investasikan
sebelumnya akan sia-sia. Akibatnya, mereka terus
mempertaruhkan lebih banyak uang atau waktu, meskipun
peluang keberhasilannya semakin kecil. Contoh:

-Seorang penjudi yang mempertaruhkan uangnya lebih banyak


dan terus bermain judi karena sudah kalah sebelumnya dan
kehilangan banyak uang.

Gender-based Marketing:
Perusahaan menggunakan gender untuk mempengaruhi perilaku
konsumen dan mempromosikan produk mereka. Dalam hal ini,
perusahaan rokok Amerika menggunakan klaim bahwa merokok
tidak hanya untuk pria, tetapi juga untuk wanita, untuk
memperluas pangsa pasar mereka. Contoh:

-Perusahaan rokok menggunakan model wanita dalam iklan


mereka untuk mempromosikan merek rokok mereka dan
mengaitkan merokok dengan kebebasan, kekuatan, atau daya
tarik wanita. Perusahaan rokok juga dapat menciptakan merek
rokok khusus untuk wanita, seperti merek "slim" atau "light"
dengan kemasan yang dirancang untuk menarik perempuan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda tetap
tenang dan berpikir jernih ketika sedang dimanipulasi secara
psikologis oleh manipulator:

*Kenali tanda-tanda manipulasi:


Pertama, penting untuk mengenali tanda-tanda manipulasi
psikologis agar Anda dapat mengidentifikasi ketika sedang terjadi
manipulasi. Beberapa tanda-tanda tersebut termasuk sering
merasa bersalah, merasa cemas atau takut, dan merasa tidak
berdaya. Dengan mengenali tanda-tanda ini, Anda dapat lebih
waspada dan mempersiapkan diri secara mental.

*Ambil jeda untuk merenung:


Jika Anda merasa sedang dimanipulasi, cobalah untuk mengambil
jeda sejenak dan merenung. Cobalah untuk berbicara dengan diri
sendiri dan mengidentifikasi apa yang sedang terjadi. Hal ini dapat
membantu Anda tetap tenang dan memproses informasi dengan
lebih jernih.

*Pertimbangkan motivasi manipulator:


Cobalah untuk memahami motivasi manipulator. Apa yang
mereka cari? Apa yang ingin mereka capai? Dengan memahami
motivasi mereka, Anda dapat mengantisipasi tindakan mereka
dan merespons dengan cara yang lebih baik.

*Carilah dukungan:
Jangan takut untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat,
seperti keluarga atau teman dekat. Diskusikan situasi yang
sedang terjadi dengan mereka dan mintalah saran atau
dukungan. Hal ini dapat membantu Anda merasa lebih tenang dan
mengurangi stres yang Anda alami.

*Jaga batas-batas Anda:


Terakhir, penting untuk menjaga batas-batas Anda. Jangan
biarkan manipulator mengambil alih kehidupan Anda dan
merubah siapa Anda. Tetap teguh pada nilai-nilai Anda dan
jangan takut untuk mengatakan "tidak" jika dibutuhkan. Dengan
menjaga batas-batas ini, Anda dapat mempertahankan integritas
diri dan menghindari situasi manipulasi yang merugikan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Coping:
Tehnik coping dalam psikologi merujuk pada cara individu
mengatasi stres, tantangan, atau kesulitan hidup yang dihadapi.
Contoh:

*Problem-solving:
Teknik ini dilakukan dengan mencari solusi terbaik untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Contoh:

-Jika seseorang merasa stres karena tugas kuliah yang


menumpuk, mereka dapat mencari solusi dengan membuat
jadwal studi yang teratur.

*Penghindaran (Avoidance):
Teknik penghindaran dilakukan dengan menghindari atau
mengurangi interaksi dengan situasi atau orang yang memicu
stres. Contoh:

-Jika seseorang merasa stres ketika berada di kerumunan orang,


mereka dapat menghindari kerumunan tersebut.

*Emotion-focused:
Teknik ini dilakukan dengan cara mengurangi dampak emosi
negatif yang dirasakan akibat stres. Contoh:

-Jika seseorang merasa stres karena pekerjaan yang menumpuk,


mereka dapat mencari hobi atau kegiatan lain yang
menyenangkan untuk mengurangi stres.

*Social Support:
Teknik ini dilakukan dengan mencari dukungan dari orang lain,
baik dari keluarga, teman, atau terapis. Contoh:

-Jika seseorang merasa stres akibat masalah keluarga, mereka


dapat mencari dukungan dari keluarga atau teman untuk
membantu mengatasi masalah tersebut.

*Penyesuaian (Adaptation):
Teknik penyesuaian dilakukan dengan mengubah sikap atau cara
pandang terhadap situasi atau masalah yang dihadapi. Contoh:

-Jika seseorang merasa stres karena terlalu banyak bekerja,


mereka dapat memandang pekerjaan tersebut sebagai tantangan
dan kesempatan untuk belajar, bukan sebagai beban yang
memberatkan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Efek Barnum:
Kecenderungan orang untuk menerima pernyataan yang sangat
umum atau samar-samar sebagai benar dan relevan untuk diri
mereka sendiri. Contoh:

"Anda adalah seseorang yang sangat baik hati dan peduli pada
orang lain."

"Anda sering menghindari konflik dan mencoba menyelesaikan


masalah dengan cara yang damai."

"Anda memiliki ambisi yang tinggi dan selalu berusaha keras


untuk mencapai tujuan Anda."

"Anda adalah orang yang sangat intuitif dan memiliki insting yang
kuat dalam membuat keputusan."

"Anda cenderung menaruh kepercayaan pada orang lain dan


berharap mereka juga mempercayai Anda."

Pernyataan-pernyataan tersebut sangat umum dan bisa


diterapkan pada hampir semua orang, sehingga dapat
menimbulkan kesan bahwa pernyataan tersebut akurat dan
berlaku untuk diri sendiri. Namun, pada kenyataannya,
pernyataan-pernyataan tersebut bersifat sangat umum dan tidak
memberikan informasi yang spesifik atau relevan tentang
seseorang.

Efek Dunning-Kruger:
Fenomena di mana individu yang kurang kompeten dalam suatu
bidang cenderung merasa bahwa mereka sangat mampu dan
kompeten.

Efek Merebut Kebebasan:


Seseorang merasa lebih bersemangat dan termotivasi untuk
melakukan tindakan jika mereka merasa bahwa tindakan tersebut
adalah pilihan mereka sendiri, meskipun pilihan tersebut
sebenarnya dibuat dalam lingkungan yang dibatasi.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Ellen Langer, tahun 1979. Penelitian tersebut
berfokus pada penggunaan kata "karena" dalam permintaan atau
ajakan. Dalam penelitian tersebut, Langer menemukan bahwa
penggunaan kata "karena" dapat meningkatkan kemungkinan
seseorang untuk memenuhi permintaan atau ajakan. Contohnya,
dalam percobaan di toko kopi, peneliti meminta izin untuk
memotong antrian dengan mengatakan "Maaf, apakah saya bisa
memotong antrian karena saya sedang terburu-buru?" Sebagian
besar orang memberikan izin. Namun, yang menarik adalah ketika
peneliti mengubah kata "karena" dengan kata yang tidak
bermakna seperti "untuk", hasilnya masih sama, yaitu sebagian
besar orang masih memberikan izin. Hal ini menunjukkan bahwa
bukan karena kata "karena" itu sendiri yang membuat permintaan
lebih persuasif, melainkan karena memberikan alasan yang
masuk akal. Dalam konteks komunikasi, penggunaan kata
"karena" dan memberikan alasan yang masuk akal dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain dan memperoleh kesepakatan dalam negosiasi.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Paralinguistic Cues, penelitian ini menunjukkan
bahwa tanda-tanda non-verbal seperti intonasi, kecepatan bicara,
dan infleksi suara dapat memberikan informasi yang sama
pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan dalam suatu
percakapan. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa
ketika seseorang bicara dengan kecepatan yang lambat dan
suara yang rendah, orang lain cenderung menganggapnya
sebagai kurang percaya diri dan mungkin tidak memiliki keahlian
dalam topik yang dibicarakan. Di sisi lain, ketika seseorang bicara
dengan kecepatan yang cepat dan suara yang kuat, orang lain
mungkin merasa terintimidasi atau dikejar-kejar. Dalam bisnis,
pemahaman terhadap paralinguistic cues dapat membantu
seseorang dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan
klien atau rekan kerja. Dengan memperhatikan tanda-tanda non-
verbal dari lawan bicara, seseorang dapat menyesuaikan gaya
bicara dan gaya berkomunikasi mereka untuk mencapai hasil
yang lebih baik.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Repetition, penelitian ini menunjukkan bahwa
merepetisi kata-kata yang sama dalam sebuah kalimat dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengingat kalimat
tersebut dan memperkuat persuasi. Sebagai contoh, jika
seseorang ingin mempengaruhi orang lain untuk membeli produk
tertentu, ia dapat menggunakan merepetition dengan mengulang
kata-kata penting seperti "kualitas", "terbukti", atau "populer"
dalam kalimatnya. Hal ini dapat membantu pesan yang ingin
disampaikan lebih mudah diingat dan lebih persuasif bagi orang
yang menerimanya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Mimicry Chartrand dan Bargh tahun 1999, mereka
menunjukkan bahwa orang yang secara tidak sadar meniru
gerakan atau ekspresi lawan bicaranya lebih mungkin dinilai lebih
menyukai oleh lawan bicaranya dibandingkan dengan orang yang
tidak meniru gerakan atau ekspresi lawan bicaranya. Penelitian ini
berguna untuk komunikasi karena menunjukkan bahwa meniru
gerakan atau ekspresi seseorang dapat menjadi strategi efektif
dalam menciptakan rasa keakraban dan keterikatan dalam
interaksi sosial. Strategi ini dapat diterapkan dalam berbagai
situasi komunikasi, seperti dalam wawancara kerja, negosiasi
bisnis, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari dengan teman
atau pasangan. Namun, perlu diingat bahwa meniru gerakan atau
ekspresi seseorang harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak
berlebihan agar tidak terlihat sebagai upaya manipulatif atau
mengejek lawan bicara.

Penelitian Daniel Kahneman dan Amos Tversky tahun 1979


mengenai fenomena kehilangan yang lebih menyakitkan daripada
keuntungan yang diperoleh. Dalam penelitian ini, mereka
menunjukkan bahwa orang lebih merasakan kesedihan dan
kekecewaan yang lebih besar ketika mereka kehilangan sesuatu
(misalnya uang) daripada kegembiraan yang mereka rasakan
ketika mendapatkan keuntungan yang sama besarnya. Fenomena
ini disebut "loss aversion", yang menyatakan bahwa manusia
cenderung lebih takut kehilangan daripada mendapatkan hal yang
sama. Penemuan ini dapat berguna bagi bisnis dalam merancang
strategi pemasaran, seperti menawarkan diskon atau penawaran
khusus untuk produk yang sedang dijual untuk membuat
pelanggan merasa seperti mereka tidak ingin melewatkan
kesempatan itu dan menghindari "kehilangan". Hal ini juga dapat
membantu pengambil keputusan bisnis untuk menghindari
kerugian yang berpotensi lebih besar daripada keuntungan yang
diperoleh.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Active Listening, penelitian ini menunjukkan bahwa
ketika seseorang merasa didengarkan secara aktif dan mendapat
perhatian penuh dari lawan bicaranya, ia merasa lebih dihargai
dan cenderung lebih terbuka untuk berbicara lebih lanjut.
Sebaliknya, ketika seseorang tidak merasa didengarkan atau
hanya didengarkan setengah-setengah, ia cenderung menutup
diri dan tidak berbicara terlalu banyak. Dalam penelitian ini, para
peneliti menemukan bahwa mendengarkan secara aktif
melibatkan beberapa tindakan, seperti memberikan perhatian
penuh pada lawan bicara, mengkonfirmasi pemahaman, dan
memberikan umpan balik yang jelas dan positif. Ketika dilakukan
secara konsisten, teknik ini dapat membantu memperkuat
hubungan interpersonal dan meningkatkan kemampuan
komunikasi seseorang. Salah satu penelitian psikologi yang
berguna untuk kemampuan interpersonal adalah penelitian
tentang "active listening" atau mendengarkan secara aktif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa
didengarkan secara aktif dan mendapat perhatian penuh dari
lawan bicaranya, ia merasa lebih dihargai dan cenderung lebih
terbuka untuk berbicara lebih lanjut. Sebaliknya, ketika seseorang
tidak merasa didengarkan atau hanya didengarkan setengah-
setengah, ia cenderung menutup diri dan tidak berbicara terlalu
banyak. Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa
mendengarkan secara aktif melibatkan beberapa tindakan, seperti
memberikan perhatian penuh pada lawan bicara, mengkonfirmasi
pemahaman, dan memberikan umpan balik yang jelas dan positif.
Ketika dilakukan secara konsisten, teknik ini dapat membantu
memperkuat hubungan interpersonal dan meningkatkan
kemampuan komunikasi seseorang.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Deborah Tannen tahun 1990-an tentang perbedaan
bahasa yang digunakan antara pria dan wanita dalam komunikasi
sehari-hari. Penelitian ini menunjukkan bahwa pria dan wanita
memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda dan sering kali tidak
saling memahami. Tannen menemukan bahwa pria cenderung
menggunakan bahasa yang bersifat objektif, logis, dan dominan,
sedangkan wanita cenderung menggunakan bahasa yang lebih
emosional, terkait dengan hubungan, dan kooperatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan bahasa yang
digunakan antara pria dan wanita dapat menyebabkan
kesalahpahaman dan konflik dalam hubungan sosial dan
komunikasi. Penelitian ini sangat berguna untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran tentang perbedaan bahasa yang
digunakan antara pria dan wanita, serta membantu mendorong
komunikasi yang lebih efektif dan memperbaiki hubungan sosial.
Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan dalam konteks
pemasaran, di mana pemahaman tentang perbedaan bahasa
yang digunakan antara pria dan wanita dapat membantu
perusahaan dalam merancang pesan pemasaran yang lebih
efektif dan relevan bagi konsumen.
Penelitian Robert Zajonc tahun 1965 yang membahas tentang
efek merepetisi pada preferensi orang terhadap suatu stimulus.
Dalam penelitian ini, Zajonc menemukan bahwa semakin sering
seseorang terpapar dengan suatu stimulus, semakin besar
kemungkinan mereka untuk menyukainya, bahkan jika mereka
sebelumnya tidak memiliki preferensi terhadap stimulus tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan gambar-gambar
abstrak berulang kali kepada subjek penelitian, dan kemudian
menanyakan seberapa suka mereka terhadap setiap gambar.
Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sering subjek terpapar
dengan suatu gambar, semakin besar kemungkinan mereka untuk
menyukainya. Penemuan ini kemudian dikenal sebagai "efek
pengulangan" atau "merepetisi efek." Penelitian ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja preferensi
manusia dan bagaimana pengulangan dapat memengaruhi
preferensi kita terhadap suatu stimulus, bahkan jika kita tidak
menyadari pengaruhnya. Hasil penelitian ini juga dapat
diaplikasikan dalam bidang pemasaran dan iklan, di mana
pengulangan dapat digunakan untuk meningkatkan preferensi
konsumen terhadap suatu produk atau merek.
----------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian Arthur Aron dan rekan-rekannya tahun 1997
tentang "36 Pertanyaan untuk Membuat Anda Jatuh Cinta".
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan cara
untuk menciptakan kedekatan yang lebih dalam dan intim antara
dua orang yang baru saja bertemu. Studi ini melibatkan sepasang
orang yang baru saja dikenalkan dan diminta untuk menjawab
serangkaian 36 pertanyaan pribadi dan mendalam satu sama lain.
Setelah itu, mereka diminta untuk saling menatap selama empat
menit tanpa berbicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
partisipan yang menjalani eksperimen ini merasakan perasaan
kedekatan yang lebih besar satu sama lain setelah menjawab
pertanyaan dan menatap mata satu sama lain selama empat
menit.
Penelitian ini menunjukkan betapa kuatnya efek dari membangun
keintiman dan kedekatan melalui pertanyaan pribadi dan kontak
mata, dan telah menjadi populer dalam menginspirasi banyak
acara "speed dating" dan aktivitas yang melibatkan interaksi
manusia.

Anda mungkin juga menyukai