Dark Psychology
Dark Psychology
Creating Divisions:
Memisahkan orang dari satu sama lain dengan memperkuat
perbedaan dan ketidaksepahaman yang ada di antara mereka.
Tujuannya adalah untuk memecah belah kelompok atau
masyarakat yang awalnya bersatu dan memperlemah kekuatan
mereka. Contoh:
Exploiting Vulnerabilities:
Memanfaatkan kelemahan atau ketidakpastian seseorang untuk
mempengaruhi tindakan atau perilaku mereka. Teknik ini bekerja
dengan mengeksploitasi ketakutan, kekhawatiran,
ketidakamanan, atau kebutuhan seseorang dan memanipulasinya
untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh:
Name-calling:
Memberikan sebutan/nama yang merendahkan,
meremehkan/mencemarkan nama baik orang lain tanpa adanya
bukti yang jelas atau valid. Tujuannya menunjukkan superioritas
atau kekuasaan atas orang yang dijuluki/untuk mengalihkan
perhatian dari isu atau masalah yang sebenarnya. Contoh: si
bodoh, si paling baper dll.
Emotional Blackmail:
Menggunakan ancaman/tekanan emosional untuk memaksa
seseorang melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Contoh:
-Mengancam untuk mengakhiri suatu hubungan jika pasangannya
tidak melakukan sesuatu yang diminta.
Gaslighting:
Membuat seseorang meragukan kewarasan/ingatan mereka
sendiri dengan memutarbalikkan kenyataan. Contoh:
*Menyangkal kenyataan:
Orang yang melakukan gaslighting akan menyangkal suatu
kejadian atau kenyataan yang sebenarnya terjadi, sehingga
membuat orang lain merasa dirinya salah atau tidak mampu
membedakan antara kenyataan dan khayalan. Contoh:
*Memutarbalikkan fakta:
Orang yang melakukan gaslighting akan memutarbalikkan fakta
atau mengubah urutan waktu suatu kejadian untuk menyesatkan
orang lain. Contoh:
Negging:
Memberikan pujian yang sebenarnya disertai dengan kritik atau
sindiran yang merendahkan diri orang lain. Contoh:
-Mengatakan kepada orang lain bahwa mereka cantik, tapi
kemudian menambahkan bahwa mereka terlihat terlalu gemuk
atau terlalu tua.
Silent Treatment:
Memilih untuk tidak berbicara atau memberikan respons kepada
orang lain sebagai bentuk hukuman atau kontrol atas perilaku
orang tersebut. Contoh:
Fake Empathy:
Berpura-pura memahami atau merasakan empati terhadap
perasaan atau pengalaman target mereka, tetapi sebenarnya
mereka tidak benar-benar merasa empati atau memiliki niat yang
tulus untuk memahami atau membantu target. Contoh:
Image Management:
Mengelola atau memanipulasi citra atau persepsi diri seseorang
atau kelompok dalam pikiran orang lain. Tujuannya adalah untuk
membentuk atau memodifikasi pandangan atau opini orang lain
terhadap seseorang atau kelompok, seringkali dengan cara
memperkuat atau mengubah citra yang diinginkan atau
diharapkan. Contoh:
*Kampanye PR:
Sebuah perusahaan atau individu dapat menggunakan kampanye
public relations (PR) untuk mengelola citra mereka di mata publik.
Misalnya, mereka dapat mengatur konferensi pers, merilis
pernyataan resmi, atau mempromosikan pencapaian atau proyek
yang positif untuk memperkuat citra mereka sebagai perusahaan
atau individu yang berprestasi, bertanggung jawab, atau
berkomitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
*Selebriti dan tokoh publik:
Selebriti, politisi, atau tokoh publik seringkali menggunakan taktik
image management untuk memengaruhi persepsi publik tentang
diri mereka. Mereka dapat mengatur wawancara media, merilis
pernyataan di media sosial, atau mengikuti kegiatan amal atau
sosial untuk memperkuat citra mereka sebagai sosok yang baik,
berpengaruh, atau menginspirasi.
*Media sosial:
Di era digital saat ini, media sosial menjadi platform yang
digunakan untuk image management. Seseorang atau kelompok
dapat memilih konten yang diposting, mengedit atau menghapus
konten yang tidak sesuai dengan citra yang ingin dibangun, atau
menggunakan filter atau efek visual untuk menciptakan citra yang
diinginkan dalam postingan mereka di media sosial.
Smear Campaign:
Merusak reputasi seseorang atau kelompok dengan cara
menyebarluaskan informasi negatif, seringkali tidak akurat atau
palsu, tentang mereka. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi
persepsi publik atau orang lain terhadap target, dan menggiring
opini atau pandangan negatif terhadap mereka. Contoh:
*Politik:
Seorang politisi menyebarkan rumor palsu tentang lawan politik
mereka yang menggambarkan mereka sebagai koruptor atau
tidak kompeten, dengan tujuan untuk merusak reputasi dan
elektabilitas lawan politik tersebut.
*Bisnis:
Perusahaan atau individu dapat menggunakan smear campaign
untuk merusak reputasi pesaing mereka dengan menyebarkan
rumor atau informasi negatif palsu tentang produk atau layanan
pesaing, atau mengadakan kampanye hitam secara online.
Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menyebarkan rumor
bahwa produk pesaing mereka tidak aman atau tidak efektif,
dengan tujuan untuk mengurangi penjualan atau reputasi pesaing.
*Hubungan personal:
Seseorang menyebarkan gosip atau cerita palsu tentang mantan
pasangan mereka yang bertujuan untuk merusak nama baik atau
reputasi mantan pasangan tersebut di kalangan teman, keluarga,
atau masyarakat umum.
*Skenario 1:
Pelaku: "Aku melakukan ini semua demi kamu, aku
mengorbankan banyak waktu dan energi untukmu."
Padahal kenyataannya, pelaku mungkin melakukan tindakan
tersebut hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk
memanipulasi target agar melakukan sesuatu yang
menguntungkan pelaku, tanpa mempertimbangkan kepentingan
sebenarnya dari target.
*Skenario 2:
Pelaku: "Aku merasa sangat khawatir tentangmu, jadi aku harus
mengontrol apa yang kamu lakukan agar kamu aman."
Padahal kenyataannya, pelaku mungkin menggunakan
pernyataan tersebut untuk mengendalikan atau membatasi
kebebasan target tanpa memperhatikan keinginan atau kebutuhan
target, hanya berdasarkan alasan pelaku yang mungkin beralasan
subjektif.
Intermittent Reinforcement:
Pemberian hadiah atau hukuman yang tidak konsisten atau tidak
terjadwal sebagai respons terhadap suatu perilaku. Intermittent
reinforcement dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang dengan cara yang kuat dan tahan lama, karena dapat
menciptakan pola perilaku yang sulit untuk diprediksi dan
memperkuat keinginan untuk terus mencari hadiah atau
menghindari hukuman. Contoh:
*Perjudian:
Mesin slot atau permainan judi lainnya sering menggunakan
intermittent reinforcement. Hadiah atau kemenangan tidak
diberikan setiap kali, tetapi dalam interval yang tidak teratur. Ini
membuat pemain terus bermain dalam harapan mendapatkan
hadiah, meskipun hadiah mungkin jarang terjadi.
*Pemasaran:
Perusahaan dapat memberikan diskon, promosi, atau penawaran
istimewa secara tidak teratur kepada pelanggan sebagai bentuk
intermittent reinforcement. Ini dapat mendorong pelanggan untuk
terus membeli produk atau menggunakan layanan karena mereka
ingin mencapai hadiah atau diskon tersebut.
*Pelatihan hewan:
Memberikan hadiah secara tidak teratur ketika hewan melakukan
perilaku yang diinginkan dapat menguatkan perilaku tersebut dan
membuat hewan terus berusaha untuk mendapatkan hadiah.
Accusations/Tuduhan:
Menggunakan penggunaan tuduhan atau serangan verbal
terhadap target mereka untuk mempengaruhi, mengontrol, atau
merendahkan mereka secara emosional. Tujuannya adalah untuk
membuat target merasa bersalah, tidak berharga, atau salah,
sehingga pelaku dapat memperoleh keunggulan atau kontrol atas
mereka. Contoh:
Sabotage:
Tindakan sengaja merusak atau menghancurkan upaya, rencana,
atau keberhasilan orang lain untuk memperoleh keuntungan atau
mengendalikan situasi. Sabotage dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung, dan seringkali digunakan untuk
memperoleh keuntungan pribadi atau untuk memperlemah atau
merugikan orang lain. Contoh:
*Sabotase Karir:
Seseorang dapat merusak peluang karir orang lain dengan
menghancurkan reputasi mereka, mencemarkan nama baik
mereka, atau mengganggu hubungan kerja mereka dengan rekan
kerja atau atasan.
*Sabotase Hubungan:
Seseorang dapat merusak hubungan orang lain, misalnya dengan
menyebabkan perselisihan, memfitnah, atau memisahkan orang
dari teman, keluarga, atau pasangan mereka.
*Sabotase Emosional:
Seseorang dapat merusak kesejahteraan emosional orang lain
dengan menghadapkan mereka pada situasi yang penuh tekanan,
memanipulasi emosi mereka, atau menggunakan taktik intimidasi
atau penghinaan.
*Sabotase Keuangan:
Seseorang dapat merusak stabilitas keuangan orang lain,
misalnya dengan merampok, mencuri, atau merusak properti atau
aset mereka.
*Sabotase Sosial:
Seseorang dapat merusak reputasi sosial atau status orang lain
dengan menyebarkan gosip, memfitnah, atau mencemarkan
nama baik mereka di media sosial atau dalam lingkungan sosial
mereka.
Covert Control:
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain secara rahasia,
tanpa pengetahuan atau persetujuan orang yang terkena dampak.
Covert control seringkali dilakukan dengan cara yang tidak jelas,
subtil, atau tersembunyi, sehingga korban mungkin tidak
menyadari bahwa mereka sedang diperlakukan dengan cara yang
tidak sehat atau tidak pantas. Contoh:
False Apologies:
Berpura-pura meminta maaf, tetapi sebenarnya tidak benar-benar
mengakui atau bertanggung jawab atas kesalahan atau tindakan
yang salah yang telah dilakukan. False apologies umumnya
digunakan untuk menghindari konsekuensi atau tanggung jawab
atas tindakan mereka, atau untuk mempertahankan citra baik di
hadapan orang lain, tanpa benar-benar memperbaiki atau
mengubah perilaku yang salah. Contoh:
Benching/Breadcrumbing:
Memanggil atau menghubungi korban, tetapi ketika korban
merespons atau menyahut, pelaku pura-pura tidak mengenal
korban atau mengabaikan mereka, dengan tujuan
mempermalukan atau membuat korban bingung. Taktik ini
digunakan untuk mengendalikan atau memanipulasi korban
dengan cara yang merendahkan, membuat mereka merasa tidak
berharga, atau mengekang keinginan mereka untuk
berkomunikasi atau memperoleh perhatian dari pelaku. Contoh:
*Hubungan asmara:
Seseorang yang sedang menjalin hubungan asmara dengan
pasangan mereka sengaja memanggil atau menghubungi
pasangan mereka, tetapi ketika pasangan mereka merespons,
mereka pura-pura tidak mengenal atau mengabaikan pesan atau
panggilan tersebut. Tujuannya bisa menjadi salah satu dari
berikut: membuat pasangan merasa bingung, merendahkan
pasangan, atau mengontrol dinamika hubungan.
*Hubungan kerja:
Seorang atasan atau kolega di tempat kerja memanggil atau
menghubungi bawahan mereka atau rekan kerja, tetapi ketika
mereka merespons atau menyahut, atasan atau kolega tersebut
pura-pura tidak mengenal atau mengabaikan mereka. Tujuannya
bisa menjadi salah satu dari berikut: mempermalukan bawahan
atau rekan kerja, membuat mereka merasa tidak berharga, atau
mengontrol situasi di tempat kerja.
*Hubungan sosial:
Seseorang dalam lingkungan sosial tertentu memanggil atau
menghubungi teman atau kenalan mereka, tetapi ketika mereka
merespons atau menyahut, orang tersebut pura-pura tidak
mengenal atau mengabaikan mereka. Tujuannya bisa menjadi
salah satu dari berikut: membuat teman atau kenalan merasa
bingung, merendahkan mereka, atau mengontrol dinamika sosial.
Walk-away Technique:
Berpura-pura tidak tertarik atau pergi dengan harapan untuk
mempengaruhi orang lain agar memberikan penawaran atau
keuntungan yang lebih menguntungkan. Contoh:
*Negosiasi harga:
Seorang pembeli datang ke toko dan tertarik pada suatu produk,
misalnya sepatu. Ketika penjual memberikan harga yang
dianggap terlalu tinggi oleh pembeli, pembeli berpura-pura ragu
atau berencana untuk pergi. Penjual, untuk mempertahankan
pembeli, mungkin akan menawarkan harga yang lebih rendah
atau memberikan diskon agar pembeli tetap tinggal dan
melakukan pembelian.
*Mendapatkan persetujuan:
Seseorang meminta suatu permintaan kepada orang lain,
misalnya meminta teman untuk membantu menggantikan tugas
rumah tangga. Ketika teman tersebut menolak atau ragu-ragu,
orang tersebut berpura-pura menyerah dan berjalan pergi, tetapi
kemudian kembali dan meminta permintaan yang lebih kecil atau
lebih mudah, seperti hanya meminta bantuan untuk satu tugas
saja. Dalam hal ini, langkah awal yang besar yang ditolak menjadi
langkah awal yang lebih kecil dan diterima.
*Penawaran khusus:
Sebuah perusahaan memberikan penawaran khusus atau
promosi kepada pelanggan yang berpura-pura ingin berhenti
menggunakan layanan atau berhenti berlangganan. Ketika
pelanggan berencana untuk berhenti atau menghentikan layanan,
perusahaan dapat memberikan penawaran khusus atau diskon
untuk mencegah pelanggan pergi.
Rewriting History:
Mengubah, memanipulasi, atau mengklaim kembali versi sejarah
atau peristiwa yang telah terjadi untuk mengatur narasi atau
persepsi korban atau pihak ketiga. Taktik ini dapat digunakan
untuk menyembunyikan kebenaran, menghilangkan tanggung
jawab, atau memperoleh keuntungan atau kontrol atas korban
atau situasi tertentu. Contoh:
*Contoh 1:
Pelaku: "Aku tidak pernah berkata seperti itu. Kamu salah dengar
atau salah mengerti."
Korban: "Tapi aku jelas-jelas ingat kamu berkata begitu."
Pelaku: "Tidak, kamu pasti salah. Kamu sering salah mengingat
atau memahami."
*Contoh 2:
Pelaku: "Kamu sebenarnya yang memulai konflik ini, bukan aku.
Aku hanya berusaha membela diri."
Korban: "Tapi kamu yang memprovokasi dan menjadi agresif
terlebih dahulu."
Pelaku: "Tidak, kamu yang salah ingat. Aku hanya memberikan
balasan atas apa yang kamu lakukan."
*Contoh 3:
Pelaku: "Aku selalu baik padamu, dan kamu selalu membuatku
terlihat buruk di depan orang lain."
Korban: "Tapi sebenarnya kamu sering bertindak kasar dan tidak
menghormatiku."
Pelaku: "Tidak, kamu yang terlalu sensitif dan membuat cerita
palsu tentangku. Aku selalu berusaha membantumu."
Doxing:
Tindakan mengungkapkan informasi pribadi seseorang secara
daring, termasuk nama, alamat, nomor telepon, atau informasi
pribadi lainnya, tanpa izin atau persetujuan dari individu yang
bersangkutan. Doxing biasanya dilakukan dengan niat untuk
merugikan, memfitnah, atau mempermalukan seseorang, dan
seringkali digunakan sebagai bentuk manipulasi psikologis untuk
merusak reputasi seseorang atau mempengaruhi opini publik.
Induce Helplessness:
Menginduksi perasaan tidak berdaya dalam manipulasi psikologis
adalah suatu taktik di mana pelaku merendahkan, mengurangi,
atau memperlemah korban agar merasa tidak berdaya, lemah,
atau tidak mampu menghadapi situasi atau pengambilan
keputusan. Pelaku menggunakan taktik ini untuk memperoleh
kontrol dan kekuasaan atas korban, sehingga korban cenderung
bergantung pada pelaku dan merasa tidak mampu atau tidak
berdaya tanpa dukungan atau persetujuan dari pelaku. Contoh:
*Contoh 1:
Pelaku: "Kamu tidak akan pernah bisa menghadapinya tanpa
bantuanku. Kamu terlalu bodoh untuk mengatasi ini sendiri."
Korban: "Tapi aku ingin mencoba menghadapinya sendiri dan
belajar dari pengalaman ini."
Pelaku: "Tidak, kamu tidak akan bisa. Kamu butuh bantuanku."
*Contoh 2:
Pelaku: "Aku adalah satu-satunya yang bisa mencintaimu dengan
segala kelemahanmu. Kamu tidak akan diterima oleh orang lain."
Korban: "Aku ingin diterima dan dicintai apa adanya."
Pelaku: "Tidak, kamu hanya bisa mengandalkan cinta dariku.
Orang lain tidak akan mau menerimamu."
*Contoh 3:
Pelaku: "Kamu tidak bisa menghadapi hidup tanpaku. Kamu akan
hancur tanpa dukunganku."
Korban: "Aku ingin belajar mandiri dan menghadapi hidupku
sendiri."
Pelaku: "Kamu tidak akan mampu. Kamu perlu selalu ada di
sisiku."
Circular Conversation:
Pola komunikasi yang digunakan oleh pelaku untuk mengelak
atau menghindari pertanggungjawaban atau akuntabilitas
terhadap tindakan atau perilaku mereka. Dalam circular
conversation, pelaku cenderung mengulangi argumen atau
pertanyaan yang sama tanpa memberikan jawaban yang jelas
atau logis, sehingga membingungkan korban dan membuat
mereka terjebak dalam siklus yang tidak produktif. Contoh:
*Contoh 1:
Pelaku: "Kenapa kamu selalu mengomel tentang pekerjaanku?
Kamu selalu menggangguku dengan keluhanmu."
Korban: "Aku hanya mencoba berbicara tentang isu-isu yang perlu
diperbaiki dalam hubungan kita."
Pelaku: "Kamu hanya menyalahkan aku saja. Tidak ada yang
pernah cukup bagimu."
*Contoh 2:
Pelaku: "Kamu mengapa terlalu cemas tentang apa yang orang
lain pikirkan tentangmu? Kamu selalu paranoid!"
Korban: "Aku merasa khawatir tentang pandangan orang lain
karena aku ingin diterima."
Pelaku: "Kamu selalu memikirkan apa kata orang lain, tidak
pernah menghargai dirimu sendiri."
*Contoh 3:
Pelaku: "Aku tidak tahu mengapa kamu marah padaku. Kamu
selalu membesar-besarkan masalah."
Korban: "Aku merasa marah karena kamu mengabaikan perasaan
dan kebutuhanku."
Pelaku: "Kamu selalu merasa tidak puas, tidak ada yang bisa aku
lakukan untuk memuaskanmu."
Negative Humor:
Penggunaan humor atau lelucon untuk merugikan, merendahkan,
atau merendahkan orang lain. Hal ini dapat digunakan untuk
mengganggu atau merusak hubungan interpersonal, mengurangi
harga diri seseorang, atau mencapai tujuan manipulatif lainnya.
Contoh:
Shaming:
Merendahkan, menghinakan, atau mencemarkan harga diri
korban dengan tujuan untuk mengontrol atau mempengaruhi
mereka secara emosional atau sosial. Pelaku dapat
menggunakan berbagai cara untuk melakukan shaming terhadap
korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh:
*Body shaming:
Menggunakan komentar atau ejekan terkait penampilan fisik
korban, seperti berat badan, penampilan wajah, atau penampilan
fisik lainnya untuk merendahkan dan menghina korban. Contoh:
*Slut shaming:
Menggunakan tuduhan atau ejekan terhadap perilaku seksual
korban, terutama jika perilaku tersebut dianggap tidak sesuai
dengan norma sosial atau nilai-nilai tertentu. Contoh:
*Social shaming:
Mengisolasi atau mengejek korban di depan orang lain,
menghinakan status sosial, atau merendahkan kelompok atau
komunitas tempat korban berasal. Contoh:
*Achievement shaming:
Menggunakan ejekan atau komentar merendahkan terhadap
pencapaian atau kemampuan korban untuk mengurangi harga diri
mereka. Contoh:
*Hubungan pasangan:
Seorang pasangan yang terus-menerus mengkritik penampilan,
kepribadian, atau kemampuan pasangannya dengan tujuan
membuat pasangan merasa rendah diri dan tergantung padanya.
Contoh:
*Lingkungan kerja:
Seorang atasan atau rekan kerja yang terus-menerus mengkritik
pekerjaan, ide, atau usaha seseorang dengan tujuan untuk
mengendalikan atau merendahkan rekan kerja tersebut.
Contoh:
*Hubungan keluarga:
Seorang anggota keluarga yang terus-menerus mengkritik
tindakan, pilihan hidup, atau kepribadian anggota keluarga lainnya
dengan tujuan untuk mengontrol atau merendahkan anggota
keluarga yang menjadi sasaran.
Contoh:
Grooming/Re-grooming:
Proses di mana seseorang atau kelompok orang secara perlahan
membangun hubungan atau mengatur situasi agar dapat
mempengaruhi orang lain atau merubah perilaku, pikiran, atau
emosi mereka sesuai dengan tujuan yang dimiliki. Grooming dan
re-grooming sering kali digunakan oleh individu atau kelompok
yang memiliki niat jahat atau manipulatif untuk memperoleh
keuntungan atau mengendalikan orang lain. Contoh:
*Pelecehan seksual:
Seorang pelaku pelecehan seksual seringkali akan menggunakan
teknik grooming untuk membangun hubungan dekat dengan
korban, baik secara fisik maupun emosional, dengan tujuan untuk
memperoleh kepercayaan dan menghilangkan rasa curiga.
Mereka mungkin akan memberikan hadiah, memberikan perhatian
khusus, atau menggali informasi pribadi tentang korban untuk
memperoleh keuntungan dalam melakukan pelecehan seksual.
*Penipuan:
Penipu seringkali akan menggunakan grooming untuk
membangun hubungan dekat dengan korbannya dan memperoleh
kepercayaan mereka. Mereka mungkin akan berpura-pura
menjadi teman dekat atau berperan sebagai seseorang yang
dapat dipercaya untuk mengelabui korban dan mengambil
keuntungan finansial darinya.
*Pemrograman pikiran:
Beberapa kelompok atau individu yang terlibat dalam sekte atau
paham ekstrem dapat menggunakan re-grooming untuk merubah
keyakinan dan perilaku anggotanya. Mereka mungkin akan
melakukan pemrograman ulang pikiran, mengubah pandangan
dunia, atau memaksa anggotanya untuk mengikuti tata aturan
baru yang telah ditetapkan.
*Penyalahgunaan narkoba:
Penyalahguna narkoba atau pengedar dapat menggunakan
grooming untuk mengendalikan korban mereka. Mereka mungkin
akan menghilangkan rasa curiga, membangun ketergantungan,
dan mengatur situasi agar korban terus menggunakan narkoba,
meskipun menyadari dampak negatif yang ditimbulkan.
*Hubungan pribadi:
Seorang pasangan mungkin mengatakan kepada pasangannya,
"Pilih aku atau hubungan kita berakhir", dengan harapan
pasangannya akan memilihnya sebagai pilihan satu-satunya dan
memaksa pasangannya untuk tidak memilih opsi lain atau
mengungkapkan keinginan sebenarnya.
*Politik:
Seorang kandidat politik mungkin menggunakan ancaman atau
retorika yang menakutkan kepada pemilih, seperti "Pilih saya atau
Anda akan kehilangan pekerjaan Anda", untuk mempengaruhi
pemilih untuk memilihnya, meskipun pemilih sebenarnya memiliki
preferensi atau keyakinan politik yang berbeda.
Toxic Positivity:
Perilaku atau sikap yang mendorong atau memaksa seseorang
untuk selalu berpikir atau merasa positif, tanpa memberikan ruang
untuk mengakui, menghadapi, atau mengungkapkan emosi
negatif atau pengalaman sulit. Toxic positivity cenderung
mengesampingkan, mengabaikan, atau meremehkan emosi atau
pengalaman negatif sebagai sesuatu yang tidak penting, salah,
atau dihindari, dan mengharuskan individu untuk selalu "berpikir
positif" atau "menghadapi semuanya dengan senyuman". Contoh:
Victim Blaming:
Menyalahkan korban atas tindakan yang menimpa mereka.
Contoh:
Mempermalukan Korban:
Menghina atau merendahkan korban di depan orang lain. Contoh:
Menerapkan Stereotip:
Memperlakukan korban berdasarkan stereotip atau asumsi yang
tidak benar. Contoh:
Selective Attention:
Fenomena di mana seseorang memilih untuk fokus pada suatu
informasi atau stimulus tertentu dalam lingkungan mereka,
sementara mengabaikan atau menghindari informasi atau
stimulus lainnya. Contoh:
-"Saya hanya memperhatikan apa yang penting bagi saya." :
Seseorang mungkin memilih untuk hanya memperhatikan
informasi atau stimulus yang dianggap relevan atau penting bagi
mereka, sementara mengabaikan atau menghindari informasi
atau stimulus lain yang dianggap tidak penting.
- "Saya tidak melihat apa yang tidak ingin saya lihat." : Seseorang
mungkin memilih untuk tidak melihat atau mengenali informasi
atau stimulus yang tidak ingin mereka hadapi atau yang dapat
mengganggu emosi atau keyakinan mereka, dan memilih untuk
menghindarinya.
Selective Inattention:
Fenomena di mana seseorang secara sadar atau tidak sadar
mengabaikan atau menghindari informasi atau stimulus tertentu
dalam lingkungan mereka. Contoh:
- "Saya tidak pernah melihat atau mendengar apa pun yang buruk
tentang dia." : Seorang individu mungkin menghindari atau
mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangan
atau opini mereka tentang seseorang, terutama jika informasi
tersebut merusak citra atau pandangan positif mereka tentang
individu tersebut.
- "Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, saya tidak ingin
tahu." : Seseorang mungkin sengaja menghindari atau
mengabaikan informasi yang membuat mereka tidak nyaman atau
cemas, dan memilih untuk tidak mencari tahu atau tidak ingin tahu
lebih lanjut tentang hal tersebut.
Menyangkal Konsekuensi:
Seseorang menolak untuk mempertimbangkan konsekuensi yang
mungkin terjadi dari tindakan atau perilaku mereka yang salah
atau merugikan. Contoh:
-Pengemudi yang sering melanggar aturan lalu lintas mungkin
akan menyangkal bahwa perilaku mereka dapat berbahaya dan
mengakibatkan kecelakaan.
Menyangkal Perasaan:
Seseorang menolak untuk mengakui atau mengatasi perasaan
mereka, terutama perasaan yang tidak menyenangkan. Contoh:
-Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak aman atau tidak
nyaman mungkin akan menyangkal perasaan takut atau cemas
mereka dan malah menunjukkan perilaku agresif atau tidak
pantas.
Playing On Securities:
Memanfaatkan atau mempermainkan ketidakamanan atau
kerentanan emosional seseorang untuk tujuan tertentu, seringkali
untuk keuntungan pribadi atau manipulatif. Hal ini dapat terjadi
dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari, contoh:
Melebih-lebihkan/Exaggeration:
Memperbesar atau menggembungkan tindakannya sehingga
menghindari memberikan jawaban langsung atau jujur tentang
apa yang sebenarnya terjadi. Dengan cara ini, mereka dapat
mengalihkan perhatian dari kebenaran atau menyembunyikan
informasi yang mungkin tidak menguntungkan bagi mereka.
Manipulasi Citra/Penampilan:
Strategi yang digunakan untuk mengatur bagaimana seseorang
atau suatu kelompok dilihat oleh orang lain, seringkali dengan
tujuan untuk mempengaruhi opini, persepsi, atau pandangan
mereka. Contoh:
Minimization:
Mengurangi atau meminimalkan dampak dari tindakan atau
perilaku yang salah atau merugikan. Contoh:
Rationalization:
Menemukan alasan atau justifikasi logis untuk tindakan atau
perilaku yang salah atau merugikan.
Contoh:
Praising/Pujian:
Mempengaruhi seseorang dengan memberikan pujian atau
penghargaan terhadap perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Contoh:
Reason/Alasan:
Mempengaruhi seseorang dengan memberikan argumentasi atau
alasan yang masuk akal untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Contoh:
Social Scalping:
Menghancurkan reputasi seseorang di media sosial dengan
membuatnya menjadi sasaran kecaman atau ejekan dari banyak
orang secara bersamaan. Teknik ini dilakukan dengan
mengumpulkan informasi pribadi atau kontroversial tentang
seseorang, kemudian mempublikasikannya di media sosial
dengan tujuan untuk membuatnya menjadi sasaran bullying atau
pelecehan dari orang-orang yang membacanya. Contoh:
Charm/Daya Tarik:
Mempengaruhi seseorang dengan cara memikat atau menarik
perhatiannya. Teknik ini dilakukan dengan menampilkan sifat-sifat
yang menarik, seperti kecerdasan, kepercayaan diri, pesona, atau
kemampuan komunikasi yang baik. Contoh:
Pro-group Feints:
Memperoleh dukungan atau kepercayaan dari kelompok tertentu,
baik itu kelompok teman, keluarga, atau rekan kerja, dengan cara
menunjukkan diri sebagai anggota yang setia dan berdedikasi
terhadap kelompok tersebut. Taktik ini bertujuan untuk mengambil
keuntungan dari persatuan atau kesetiaan yang ada di antara
anggota kelompok, dan memanfaatkannya untuk keuntungan
pribadi atau tujuan tertentu. Contoh:
Prosocial Feints:
Menampilkan diri mereka sebagai orang yang peduli dan
membantu, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau mendapatkan persetujuan dari orang lain. Taktik ini bertujuan
untuk memanfaatkan keinginan orang lain untuk membantu dan
memperbaiki dunia, dan menggunakan itu untuk keuntungan
pribadi. Contoh:
Pity Plays:
Memperoleh simpati dan dukungan dari orang lain dengan
menunjukkan kesedihan atau keputusasaan yang berlebihan.
Taktik ini bertujuan untuk memanfaatkan kecenderungan manusia
untuk merespons secara positif ketika seseorang memperlihatkan
kesedihan atau penderitaan, dan menggunakan itu untuk
keuntungan pribadi. Contoh:
Manipulative Self-disclosure:
Membuka diri tentang kehidupan pribadi mereka dengan tujuan
untuk memperoleh kepercayaan, simpati, atau dukungan dari
orang lain. Taktik ini bertujuan untuk memanfaatkan
kecenderungan manusia untuk merespons secara positif ketika
seseorang terbuka dan jujur tentang kehidupan mereka, dan
menggunakan itu untuk keuntungan pribadi. Contoh:
Manipulative Moralizing:
Menekankan atau mengulang-ulangkan pandangan moral mereka
dengan tujuan untuk memperoleh kepercayaan, pengaruh, atau
dukungan dari orang lain. Taktik ini bertujuan untuk
memanfaatkan kecenderungan manusia untuk merespons secara
positif terhadap nilai-nilai moral yang dianggap benar atau
penting, dan menggunakan itu untuk keuntungan pribadi. Contoh:
Blaming:
Menyalahkan orang lain atau situasi tertentu sebagai alasan untuk
tindakan atau perilaku yang salah atau merugikan. Contoh:
Just-world Bias:
Kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa dunia ini adil dan
bahwa orang yang menderita atau mengalami kesulitan pantas
mendapatkannya. Contoh:
Membuat Alasan:
Mencari alasan atau justifikasi yang tidak berhubungan dengan
tindakan mereka sebagai cara untuk menghindari
pertanggungjawaban. Contoh:
Menghindari Pertanyaan:
Menghindari pertanyaan atau memberikan jawaban yang tidak
relevan sebagai cara untuk menghindari pertanggungjawaban.
Contoh:
Triangulasi:
Menggunakan orang ketiga dalam upaya untuk memanipulasi
orang kedua. Contoh:
Klaim Palsu:
Mengklaim sesuatu yang sebenarnya tidak benar/salah. Contoh:
Manipulasi Nonverbal:
Memberikan isyarat bahasa tubuh/gesture yang ambigu dan
bertentangan dengan maksud si pelaku. Contoh:
-Menggelengkan kepala sambil mengatakan "iya" untuk
menyesatkan orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------
Jenis-Jenis Isolasi:
Social Isolation:
Memisahkan seseorang dari kelompok atau lingkungan sosialnya
dengan cara menghindari atau mengabaikan kehadirannya.
Contoh:
Emotional Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari dukungan emosional
dengan mengabaikan atau menolak perasaan atau kebutuhan
emosionalnya. Contoh:
Economic Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari sumber ekonomi atau
pendapatan dengan cara mengurangi atau menghilangkan akses
ke sumber daya ekonomi tertentu. Contoh:
Information Isolation:
Tindakan memisahkan seseorang dari informasi atau
pengetahuan tertentu dengan cara mengontrol atau membatasi
aksesnya ke informasi. Contoh:
Conspiracy-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa curiga atau ketidakpercayaan
pada pemerintah atau institusi tertentu dengan tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contoh:
Hate-mongering:
Memicu atau memprovokasi rasa benci atau permusuhan pada
kelompok atau individu tertentu dengan tujuan untuk mencapai
keuntungan politik atau keuangan. Contoh:
Projection:
Menyalahkan orang lain atas sesuatu yang sebenarnya dilakukan
oleh diri sendiri. Contoh:
Gossiping:
Memberikan informasi atau cerita yang tidak akurat atau tidak
terbukti tentang orang lain secara diam-diam atau di belakang
punggung mereka. Tindakan ini seringkali dilakukan oleh
seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian,
memperkuat hubungan sosial, atau bahkan untuk merusak
reputasi orang lain.
Mocking:
Meniru atau mengejek tingkah laku atau gaya bicara orang lain
dengan tujuan menghina atau merendahkan mereka. Tindakan ini
dapat merusak hubungan sosial dan emosional, serta membuat
orang yang menjadi sasaran mocking merasa tidak dihormati dan
diabaikan. Tindakan ini seringkali dilakukan oleh seseorang yang
ingin merasa lebih baik atau lebih kuat dari orang lain, atau yang
ingin memperoleh perhatian dan pengakuan dari orang di
sekitarnya.
Pengulangan Persuasif:
Memaksa seseorang untuk memberikan jawaban atau untuk
membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terganggu
sehingga mereka akhirnya menyerah dan memberikan jawaban
yang diinginkan oleh manipulator.
Cutting-in:
Memotong pembicaraan orang lain dengan mulai berbicara
sendiri, tanpa menunggu orang lain selesai berbicara. Contoh:
Talking Over:
Berbicara dengan keras atau mengangkat suara agar suara kita
lebih dominan daripada orang lain. Contoh:
Derailing/Diversion:
Mengubah topik percakapan dengan tiba-tiba dan tanpa alasan
yang jelas. Contoh:
Reframing:
Teknik di mana seseorang mengubah atau membingkai informasi
dengan cara tertentu agar terlihat lebih menarik atau
menguntungkan bagi mereka. Contoh:
*Meminta donasi:
Misalnya, organisasi amal dapat menggunakan teknik ini dengan
meminta seseorang untuk memberikan donasi kecil terlebih
dahulu, seperti $5 atau $10. Setelah seseorang memberikan
donasi kecil ini, organisasi amal dapat mengikuti dengan meminta
donasi yang lebih besar di masa depan.
*Meminta bantuan:
Misalnya, seorang teman dapat menggunakan teknik ini dengan
meminta bantuan seseorang untuk tugas kecil, seperti
membantunya memilih warna cat rumah. Setelah seseorang
memberikan persetujuan pada permintaan kecil ini, teman dapat
mengikuti dengan meminta bantuan yang lebih besar, seperti
membantunya memindahkan seluruh rumahnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Tehnik Persuasi Dalam Hubungan Romantis:
*Memberikan pujian:
Memberikan pujian secara tulus dapat meningkatkan daya tarik
seseorang.
Lying By Commission:
Memberikan informasi yang salah secara sengaja untuk menipu
atau memanipulasi situasi. Contoh:
-Ketika seseorang berbohong tentang keadaan atau fakta
tertentu, seperti berbohong tentang kemampuan atau kualifikasi
mereka dalam wawancara kerja.
Brandishing Anger:
Mengancam atau menakut-nakuti orang lain agar mengikuti
keinginan atau tuntutan kita. Cara kerjanya adalah dengan
menunjukkan atau mempertontonkan rasa marah secara
berlebihan dan mengintimidasi lawan bicara kita. Contoh:
Feigning Confusion:
Ketika seseorang tidak ingin melakukan sesuatu yang diminta
oleh orang lain, mereka akan berpura-pura tidak mengerti atau
bingung tentang apa yang diminta. Atau ketika seseorang
dihadapkan pada kritik atau pertanyaan sulit, mereka dapat
berpura-pura tidak mengerti atau meminta klarifikasi berulang kali
untuk menunda atau menghindari respons.
Reinforcement:
Seorang karyawan diberikan bonus atau kenaikan gaji karena
telah mencapai target penjualan yang ditetapkan perusahaan. Hal
ini dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk terus bekerja
keras dan mencapai target penjualan di masa depan. Selain itu,
teknik reinforcement juga dapat digunakan untuk mengubah
perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik. Contoh:
-Seorang anak yang selalu menangis saat tidak mendapat apa
yang diinginkannya bisa di-reinforce dengan memberikan pujian
ketika dia berhasil mengungkapkan keinginannya secara positif
tanpa menangis.
Guilt trip:
Menimbulkan rasa bersalah/menyesal pada diri korban. Contoh:
"Saya tahu saya tidak sebaik kamu, tapi kamu harus membantuku
karena saya membutuhkanmu" - Ketika seseorang ingin meminta
bantuan atau dukungan dari orang lain, mereka dapat
menggunakan teknik ini dengan menyatakan bahwa mereka tidak
sehebat atau tidak sekompeten dengan orang lain, sehingga
orang lain merasa bertanggung jawab untuk membantu mereka.
Teori Kognitif:
Seseorang merasa cemas atau khawatir karena kehilangan
dompetnya yang berisi uang dan kartu kredit. Teori kognitif dapat
membantu individu untuk memahami bahwa perasaan cemas
tersebut terjadi karena adanya pikiran negatif dan khawatir yang
berulang-ulang di dalam pikirannya. Dengan mengubah pikiran
negatif tersebut menjadi positif, seperti "Saya pasti bisa
menyelesaikan masalah ini," individu dapat mengurangi perasaan
cemas dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi situasi
yang sulit.
Pengkondisian:
Seseorang ingin membiasakan diri untuk bangun pagi-pagi,
sehingga mereka mengatur alarm jam yang akan berbunyi setiap
pagi pukul 5 pagi. Setiap kali alarm berbunyi, orang tersebut
menghubungkan bunyi alarm dengan tindakan bangun pagi.
Seiring waktu, pikiran dan tubuh orang tersebut akan terkondisi
untuk bangun lebih awal setiap pagi, bahkan tanpa harus
bergantung pada alarm.
Reciprocity/Timbal Balik:
Orang cenderung merespons perilaku orang lain terhadap mereka
dengan perilaku yang sejalan atau seimbang. Dalam konteks
hubungan sosial, apabila seseorang diperlakukan dengan baik
oleh orang lain, maka mereka cenderung akan merespons
dengan perilaku yang sama atau lebih baik lagi terhadap orang
tersebut. Hal ini dapat memicu siklus positif, di mana orang saling
berbuat baik dan saling memperkuat hubungan sosialnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Pembelajaran Klasik:
Kondisi ketika seseorang terbiasa merespon dengan ketakutan
saat melihat laba-laba karena pada saat sebelumnya dia pernah
mengalami gigitan laba-laba. Proses conditioning terjadi ketika
stimulus yang sebelumnya netral (laba-laba) dipasangkan dengan
stimulus lain yang menyebabkan respons (rasa sakit karena
digigit), sehingga pada akhirnya stimulus yang sebelumnya netral
tersebut dapat memicu respons yang sama (ketakutan).
Pembelajaran Operan:
Ketika seseorang diberi hadiah atau ganjaran untuk suatu
tindakan yang diinginkan (positif reinforcement) maka mereka
lebih mungkin untuk melakukan tindakan tersebut lagi.
Sebaliknya, ketika seseorang diberi hukuman untuk suatu
tindakan yang tidak diinginkan (negative reinforcement), maka
mereka akan cenderung menghindari tindakan tersebut di masa
depan. Contoh:
-Jika seorang anak diberi hadiah oleh orang tua karena
membersihkan kamarnya, maka dia cenderung akan lebih rajin
membersihkan kamarnya di masa depan. Sebaliknya, jika
seorang anak mendapatkan hukuman karena berbohong, maka
dia akan lebih cenderung untuk tidak berbohong lagi di masa
depan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Teknik Bonding:
Teknik yang digunakan untuk mengembangkan hubungan dan
ikatan emosional dengan orang lain. Teknik ini dapat membantu
meningkatkan kepercayaan, keakraban, dan keterikatan dengan
orang lain. Contoh:
*Active Listening:
Teknik ini melibatkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan
kesadaran untuk memahami pandangan dan perasaan orang lain.
Aktif mendengarkan memungkinkan orang untuk merasa didengar
dan dipahami, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasi
dan memperkuat hubungan antar individu.
*Berbagi Pengalaman:
Berbagi pengalaman hidup atau perasaan Anda dengan orang
lain dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan
rasa saling pengertian.
*Meningkatkan Keintiman:
Meningkatkan keintiman dengan cara berbagi rahasia atau hal-hal
pribadi dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan
rasa saling percaya.
Empathy:
Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami
perasaan dan perspektif orang lain. Dengan menggunakan
empati, seseorang dapat menunjukkan bahwa ia memperhatikan
dan menghargai perasaan orang lain, sehingga dapat
meningkatkan rasa saling menghargai dan keterikatan sosial.
I-message
Bentuk komunikasi yang bersifat subjektif dan pribadi, di mana
seseorang mengungkapkan perasaan, pikiran, atau kebutuhan
mereka secara langsung, tanpa menuduh atau menyalahkan
pihak lain. I-message digunakan untuk mengungkapkan perasaan
atau pikiran pribadi dengan cara yang lebih terbuka, jujur, dan
bertanggung jawab, dan dapat membantu meningkatkan
komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang sehat.
Contoh:
Nonviolent Communication:
Pendekatan komunikasi yang fokus pada kebutuhan dan
perasaan individu, serta menghindari penggunaan bahasa yang
menyalahkan atau menghakimi. Dengan menggunakan teknik ini,
seseorang dapat meningkatkan keefektifan dan kualitas
komunikasi, serta memperkuat hubungan antarindividu.
----------------------------------------------------------------------------------------
Tips Bersosialisasi:
*Ketika berbicara dengan teman atau pasangan, memberikan
perhatian penuh pada mereka dan menunjukkan kesadaran
dengan menanyakan pertanyaan yang relevan atau memberikan
umpan balik yang positif.
*Emotional Support:
Memberikan perhatian, empati, dan dukungan emosional pada
seseorang yang mengalami masalah atau kesulitan. Contoh:
*Tangible Support:
Memberikan bantuan material atau fisik pada seseorang yang
membutuhkan. Contoh:
*Informational Support:
Memberikan informasi atau pengetahuan yang dapat membantu
seseorang untuk mengatasi masalah atau tantangan yang
dihadapinya. Contoh:
*Appraisal Support:
Memberikan umpan balik atau penilaian positif pada seseorang
yang membutuhkan. Contoh:
*Ad-hominem Attack:
Bentuk serangan pribadi yang digunakan untuk mengalihkan
perhatian dari argumen atau topik utama dan beralih ke karakter
atau sifat pribadi orang yang membuat argumen tersebut. Orang
yang melakukan ad hominem attack berusaha melemahkan atau
merendahkan orang lain dengan menyerang sisi personal mereka,
seperti hubungan dengan pasangan, keuangan, atau hal-hal
pribadi lainnya, sebagai cara untuk menghindari argumen mereka.
Contoh:
*Generalisasi:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang membuat kesimpulan yang
terlalu umum dari satu atau beberapa pengalaman. Contoh:
*Kausalitas:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang mengasumsikan bahwa
karena satu peristiwa terjadi, maka itu harus disebabkan oleh
peristiwa lain. Contoh:
-"Anak-anak yang menonton acara kartun kekerasan akan
menjadi kekerasan juga."
*Dualism:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang berpikir dalam kategori
yang absolut, tanpa memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan yang lebih kompleks. Contoh:
-"Jika kamu bukan bagian dari solusi, kamu adalah bagian dari
masalah."
*Bandwagon:
Kesesatan ini terjadi ketika seseorang mengasumsikan bahwa
suatu pendapat atau tindakan yang banyak orang dukung harus
benar. Contoh:
-"Semua orang di kantor ini setuju bahwa itu adalah ide yang
buruk."
----------------------------------------------------------------------------------------
Abuse Of Authority:
Ketika seseorang memanfaatkan posisi atau jabatannya untuk
memaksa orang lain melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak
adil atau tidak diinginkan oleh orang tersebut. Contoh:
Manipulasi Informasi:
Teknik ini melibatkan menyembunyikan atau menyajikan informasi
dengan cara yang tidak jujur atau manipulatif. Contoh:
Penipuan/Kebohongan:
Teknik ini melibatkan memberikan informasi yang salah atau tidak
benar, atau membuat janji palsu yang tidak dapat dipenuhi.
Contoh:
*Multiple Choice:
Memberikan beberapa pilihan kepada orang lain dapat
membuatnya merasa memiliki kontrol atas keputusan yang
dibuatnya. Contoh:
*Hasrat Seksual:
Dorongan atau keinginan untuk melakukan aktivitas seksual
dengan orang lain. Hasrat seksual bisa dipicu oleh faktor internal
seperti hormon, emosi, dan keadaan fisik, serta faktor eksternal
seperti lingkungan, pengalaman masa lalu, dan preferensi seksual
seseorang. Contoh:
*Kecemburuan:
Kecemburuan bisa menjadi hasrat tersembunyi yang muncul pada
sebagian orang. Hal ini bisa berupa rasa cemburu pada
keberhasilan orang lain, atau rasa cemburu dalam hubungan
percintaan.
Pasif-agresif:
Perilaku atau tindakan yang digunakan oleh seseorang untuk
mengekspresikan ketidakpuasan atau kebencian secara tidak
langsung atau tidak jelas. Orang yang bersifat pasif-agresif
mungkin menolak untuk melakukan apa yang diminta atau
menghindari konfrontasi langsung, tetapi akan mengekspresikan
ketidaksetujuan mereka dengan cara yang tidak jelas, seperti
mengeluh, menghindari tanggung jawab, atau berbicara secara
tidak langsung. Contoh:
Discounting:
Kecenderungan kita untuk menilai nilai suatu pilihan atau
keputusan dengan mengurangi nilai dari pilihan atau keputusan
alternatif yang tersedia. Dalam konteks ini, discounting terkait
dengan konsep biaya oportunis, yaitu biaya yang dihasilkan dari
memilih satu pilihan dan meninggalkan pilihan yang lain. Contoh:
Undermining:
Perilaku yang mengurangi kemampuan/kepercayaan diri
seseorang. Dalam konteks ini, undermining bisa terjadi secara
sengaja atau tidak disadari oleh orang lain, dan dapat
menyebabkan dampak negatif pada kesejahteraan psikologis
seseorang. Contoh:
Anchoring:
Kecenderungan untuk mengandalkan informasi awal sebagai
dasar untuk mengevaluasi informasi baru yang diterima. Dalam
konteks psikologi, anchoring bias terjadi ketika seseorang
memberikan terlalu banyak bobot pada informasi awal atau
pertama kali yang diterima, sehingga informasi yang diterima
selanjutnya tidak dievaluasi secara objektif. Contoh:
Love Bombing:
Memberikan pujian dan perhatian yang berlebihan kepada orang
lain dengan tujuan untuk membuat orang tersebut merasa sangat
disukai dan diinginkan, sehingga mereka akan lebih mudah
dikendalikan. Contoh:
Projecting:
Memproyeksikan perasaan/sifat-sifat negatif yang dimilikinya
kepada orang lain, sehingga membuat orang tersebut merasa
bersalah atau tidak percaya diri. Contoh:
Reverse Psychology:
Mempengaruhi seseorang agar melakukan apa yang diinginkan
dengan menggunakan kebalikan dari apa yang seharusnya
dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan ketika persuasi
langsung tidak efektif dan dapat membantu orang merasa bahwa
mereka memiliki kontrol atas keputusan yang diambil. Contoh:
Subliminal Message:
Stimulus yang diberikan pada tingkat kesadaran bawah sadar,
artinya stimulus tersebut diberikan pada tingkat di bawah ambang
batas kesadaran manusia. Subliminal message dapat
mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang meskipun
mereka tidak menyadarinya. Dalam psikologi, subliminal message
sering dihubungkan dengan efek persediaan atau pengaruh
tersembunyi. Efek persediaan adalah efek di mana stimulus yang
terpapar secara tidak sadar dapat mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan pengaruh tersembunyi adalah pengaruh yang
diberikan oleh stimulus yang tidak terlihat atau tidak disadari oleh
seseorang. Contoh:
"Manfaat":
Ketika ingin meyakinkan seseorang untuk bergabung dengan
kegiatan sosial, Anda dapat menyebutkan manfaatnya seperti
"Dengan bergabung dengan kegiatan sosial ini, Anda akan bisa
bertemu dengan banyak teman baru dan memperluas jaringan
sosial Anda."
"Sekarang":
Ketika ingin memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu,
Anda dapat mengatakan "Mari kita mulai mengerjakan tugas ini
sekarang, agar kita tidak kehabisan waktu."
"Bukti":
Ketika ingin meyakinkan seseorang tentang suatu hal, Anda dapat
memberikan bukti yang mendukung argumen Anda. Misalnya,
ketika Anda ingin meyakinkan teman Anda untuk mencoba
makanan baru di restoran, Anda dapat mengatakan "Saya sudah
mencobanya sebelumnya dan rasanya benar-benar enak.
Bahkan, banyak orang yang merekomendasikan restoran ini di
media sosial."
----------------------------------------------------------------------------------------
Misdirection:
Mengalihkan perhatian dari hal yang sebenarnya mereka
tawarkan dan memfokuskan perhatian pada hal lain yang mungkin
menarik minat konsumen. Contoh:
Milton Model:
Mempengaruhi atau membujuk seseorang dengan menggunakan
bahasa yang ambigu atau tidak jelas. Contoh:
Fear Of Loss:
Manusia cenderung merasa nyaman dengan keadaan yang sudah
dikenal, meskipun keadaan tersebut merugikan. Mereka mungkin
takut jika mencoba sesuatu yang baru, maka mereka akan
kehilangan atau merugikan diri mereka sendiri.
Metaphor:
Menggambarkan sebuah situasi atau konsep dengan
menggunakan gambaran yang dapat dipahami oleh seseorang
secara lebih mudah dan dapat membantu dalam memperjelas
pemahaman dan persepsi. Contoh:
Maternal Instinct:
Naluri atau insting alami yang dimiliki oleh ibu atau induk betina
dari suatu spesies, termasuk manusia, untuk merawat,
melindungi, dan menjaga keturunannya. Insting maternal dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh, merawat, dan
membentuk hubungan emosional dengan anak-anaknya.
Instant Gratification:
Kecenderungan manusia untuk menginginkan atau mencari
kepuasan atau hadiah secara segera, tanpa menunggu atau
menghadapi keterlambatan atau kesulitan. Dalam konteks
kehidupan sehari-hari, instant gratification dapat dijelaskan
sebagai perilaku mencari atau memilih pemenuhan kebutuhan
atau keinginan secara instan, tanpa mempertimbangkan
konsekuensi jangka panjang atau menunda kepuasan. Contoh:
*Kebutuhan Fisiologis:
Merujuk pada kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup,
seperti makanan, air, udara bersih, tidur, dan kesehatan fisik.
Contoh:
-Mencari makanan ketika merasa lapar, minum air ketika haus,
atau tidur ketika merasa lelah.
*Kebutuhan Keamanan:
Merujuk pada kebutuhan akan rasa aman dan kestabilan, baik
secara fisik maupun emosional. Contoh:
*Kebutuhan Sosial:
Merujuk pada kebutuhan akan hubungan sosial, kasih sayang,
dan kecintaan dari orang lain. Contoh:
*Kebutuhan Penghargaan:
Merujuk pada kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, dan
prestasi. Contoh:
*Aktualisasi Diri:
Merujuk pada kebutuhan puncak dalam hierarki, yang melibatkan
pencapaian potensi pribadi, pengembangan diri, dan pencarian
makna dalam hidup. Contoh:
*Kekerasan Fisik:
Ketika seseorang secara fisik menyakiti atau memukul pasangan
atau anggota keluarganya, seperti memukul, menendang, atau
memukul dengan benda tumpul.
*Kekerasan Seksual:
Ketika seseorang memaksa atau melakukan tindakan seksual
terhadap seseorang yang tidak menginginkannya, seperti
pemerkosaan, pencabulan, atau pelecehan seksual.
*Kekerasan Verbal:
Ketika seseorang menggunakan kata-kata kasar, menghina, atau
mengancam untuk merendahkan atau mengontrol orang lain,
seperti memaki-maki, mempermalukan, atau mengancam untuk
melakukan kekerasan.
*Kekerasan Psikologis:
Ketika seseorang melakukan tindakan yang merugikan secara
psikologis, seperti membatasi akses orang lain terhadap keluarga
atau teman, melakukan pembohongan atau pemerasan,
mengisolasi secara sosial, atau meremehkan dan mengecilkan
orang lain.
*Kekerasan Finansial:
Ketika seseorang mengambil alih atau membatasi akses orang
lain terhadap sumber daya keuangan mereka, seperti
mengendalikan akses ke uang, pinjaman, atau harta benda, atau
menggunakan ancaman finansial untuk mengendalikan atau
membatasi kebebasan orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------
Mirroring:
Menunjukkan kesamaan atau keterkaitan antara dua orang atau
kelompok. Teknik ini bertujuan untuk membuat orang yang diajak
bicara atau diajak interaksi merasa lebih nyaman dan terbuka
dengan orang yang melakukan tindakan mirroring. Contoh:
Priming Effect:
Fenomena di mana pengalaman atau informasi sebelumnya dapat
mempengaruhi respons seseorang terhadap rangsangan
berikutnya. Contoh:
Gender Humiliation:
Merendahkan atau menghina seseorang dengan menggunakan
stereotip atau peran gender tertentu. Tindakan tersebut dapat
menyebabkan trauma dan stres psikologis pada korban. Contoh:
Sexual Humiliation:
Merendahkan atau menghina seseorang dengan menggunakan
seksualitas atau pornografi. Contoh:
-Menggunakan foto atau video pribadi seseorang untuk
mempermalukan atau merendahkan mereka secara seksual.
Misalnya, ketika seseorang membagikan foto telanjang seseorang
tanpa izin mereka atau menggunakan kata-kata seksual yang
kasar untuk menghina seseorang.
Parental Alienation:
Mengisolasi atau menghancurkan hubungan antara anak dan
salah satu orangtua. Contoh:
*Bersikap Empatis:
Dapat dilakukan dengan mengakui dan mencerminkan perasaan
lawan, serta mengajukan pertanyaan yang membantu lawan
menjelaskan perasaannya lebih lanjut.
Contoh:
*Menunjukkan Keberpihakan:
Menunjukkan keberpihakan atau ketidakberpihakan merupakan
cara untuk memperkuat rapport. Kita harus menunjukkan sikap
yang tidak memihak dan menghormati keberagaman pandangan
dan pengalaman klien. Contoh:
*Menyampaikan Kesamaan:
Menyampaikan kesamaan atau kecocokan antara diri konselor
dan klien dapat membantu memperkuat hubungan rapport.
Contoh:
-Mengatakan, "Saya mendengar bahwa kita berdua memiliki minat
yang sama dalam hal ini" atau "Saya juga merasa sulit ketika
menghadapi situasi seperti itu."
----------------------------------------------------------------------------------------
Social Involvement Theory:
Orang cenderung mencari interaksi sosial sebagai salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka. Namun, terkadang
kegugupan atau ketidaknyamanan dalam memulai interaksi sosial
dapat menghalangi seseorang untuk melakukan hal tersebut.
Dalam situasi di mana dua orang duduk berhadapan dan saling
diam, kegugupan awal dapat terjadi karena ketidaknyamanan
dalam memulai percakapan atau tidak memiliki topik pembicaraan
yang tepat. Namun, karena manusia adalah makhluk sosial,
biasanya salah satu dari mereka akhirnya akan mencoba memulai
percakapan untuk mengurangi kegugupan dan memenuhi
kebutuhan sosial mereka. Contoh:
Attachment Theory:
Menggambarkan bagaimana manusia membentuk ikatan
emosional dengan orang lain dan bagaimana hal itu memengaruhi
perilaku mereka dalam hubungan. Contoh:
Short-termism:
Efek jangka pendek terjadi ketika seseorang cenderung
memprioritaskan kepuasan atau keuntungan jangka pendek
dibandingkan dengan keuntungan jangka panjang atau risiko yang
lebih besar. Contoh:
Effect Of Challenge:
Seseorang akan cenderung meningkatkan performanya saat
diberi tantangan atau tekanan yang lebih besar. Tantangan
tersebut dapat berupa kompetisi dengan orang lain, target yang
sulit dicapai, atau tugas yang kompleks. Fenomena "effect of
challenge" dapat dijelaskan dengan teori motivasi dalam psikologi.
Menurut teori ini, ketika seseorang dihadapkan dengan tantangan
yang menantang, maka otak akan memandang tantangan
tersebut sebagai sesuatu yang penting dan menarik. Hal ini akan
memicu rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengatasi tantangan
tersebut, sehingga motivasi dan konsentrasi seseorang akan
meningkat. Contoh:
-Jika seorang siswa diberi tugas yang sulit oleh gurunya, maka
siswa tersebut akan cenderung lebih termotivasi untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
*Efek Halo:
Menilai seseorang atau sesuatu berdasarkan satu aspek atau
karakteristik saja dan kemudian menggunakan pandangan itu
untuk menilai secara keseluruhan. Terjadi ketika seseorang
menilai seseorang atau suatu objek hanya berdasarkan satu
aspek positif atau negatif saja. Contoh:
*Efek Negativitas:
Efek negativitas terjadi ketika seseorang lebih cenderung
memberikan penilaian negatif daripada positif pada suatu objek
atau situasi. Contoh:
*Bias Konfirmasi:
Seseorang mencari atau memperhatikan informasi yang hanya
mendukung keyakinan atau pandangan yang sudah ada
sebelumnya, dan cenderung mengabaikan atau menolak
informasi yang bertentangan dengan keyakinan atau pandangan
tersebut. Hal ini dapat membuat seseorang cenderung
mengabaikan kebenaran atau fakta yang bertentangan dengan
keyakinan mereka, sehingga membuat mereka kurang mampu
mengambil keputusan yang tepat. Contoh:
*Bias Familiar:
Kecenderungan seseorang untuk lebih memilih atau menyukai
objek yang lebih dikenal atau familiar baginya. Contoh:
*Bias Kendala:
Bias kendala terjadi ketika seseorang mengambil keputusan
berdasarkan pada ketersediaan informasi yang tersedia dalam
ingatan mereka, daripada berdasarkan pada informasi yang
sebenarnya relevan. Contoh:
*Bias Inkonsistensi:
Fenomena dimana seseorang bertindak bertentangan dengan
citra dirinya. Hal ini terjadi karena manusia cenderung memiliki
kompleksitas dan bertindak berdasarkan berbagai faktor, baik dari
dalam diri maupun lingkungan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang
antara lain:
Gender-based Marketing:
Perusahaan menggunakan gender untuk mempengaruhi perilaku
konsumen dan mempromosikan produk mereka. Dalam hal ini,
perusahaan rokok Amerika menggunakan klaim bahwa merokok
tidak hanya untuk pria, tetapi juga untuk wanita, untuk
memperluas pangsa pasar mereka. Contoh:
*Carilah dukungan:
Jangan takut untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat,
seperti keluarga atau teman dekat. Diskusikan situasi yang
sedang terjadi dengan mereka dan mintalah saran atau
dukungan. Hal ini dapat membantu Anda merasa lebih tenang dan
mengurangi stres yang Anda alami.
*Problem-solving:
Teknik ini dilakukan dengan mencari solusi terbaik untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Contoh:
*Penghindaran (Avoidance):
Teknik penghindaran dilakukan dengan menghindari atau
mengurangi interaksi dengan situasi atau orang yang memicu
stres. Contoh:
*Emotion-focused:
Teknik ini dilakukan dengan cara mengurangi dampak emosi
negatif yang dirasakan akibat stres. Contoh:
*Social Support:
Teknik ini dilakukan dengan mencari dukungan dari orang lain,
baik dari keluarga, teman, atau terapis. Contoh:
*Penyesuaian (Adaptation):
Teknik penyesuaian dilakukan dengan mengubah sikap atau cara
pandang terhadap situasi atau masalah yang dihadapi. Contoh:
"Anda adalah seseorang yang sangat baik hati dan peduli pada
orang lain."
"Anda adalah orang yang sangat intuitif dan memiliki insting yang
kuat dalam membuat keputusan."
Efek Dunning-Kruger:
Fenomena di mana individu yang kurang kompeten dalam suatu
bidang cenderung merasa bahwa mereka sangat mampu dan
kompeten.