Anda di halaman 1dari 303

612.

65
Ind
p

[Document title]
[Document subtitle]
PEDOMAN612.65
PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Ind
p

1
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Buku pedoman ini merupakan hasil revisi Buku
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar Tahun 2019. Revisi buku ini dapat terlaksana berkat Kerjasama yang baik dari berbagai
pihak seperti lintas program di lingkungan Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya. Untuk
memantau tumbuh kembang anak dengan baik maka para orang tua, tenaga Kesehatan, pendidik, kader,
dan tenaga lainnya yang berminat dalam tumbuh kembang anak, seperti: pada usia berapa akan muncul
gerakan, kata-kata dan perilaku yang lebih matang. Oleh karena proses tumbuh kembang anak hampir
sama, maka mengetahui ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang anak akan memudahkan para orang tua
dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan anak
untuk mencapai tumbuh kembang optimal.

Apabila perkembangan anak sesuai dengan ciri-ciri perkembangan pada usia tertentu berarti anak berhasil
menyesuaikan diri secara normal. Melalui deteksi dini tumbuh kembang anak, penyimpanan dimana
tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan keadaan normal, dapat diketahui secara dini. Dengan
demikian tenaga Kesehatan dapat melakukan intervensi dini, yang tentu saja hasilnya akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan kemudian.

Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan Kesehatan fisik, mental dan
psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin sejak di dalam kandungan, dengan perhatian
khusus pada bayi dan anak balita yang merupakan “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan
tumbuh kembang anak. Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam
mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, tangguh
dan berbudi luhur.

Agar tenaga Kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta petugas lintas sector dapat melakukan upaya
pembinaan tumbuh kembang anak yang komprehensif, berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan anak, maka dibutuhkan suatu standar pelayanan yang dituangkan dalam bentuk pedoman
pelaksanaan SDIDTK.

Kepada Tim Revisi, Tim Pengarah dan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan penuh hingga
terbitnya buku pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
atas usaha dan kerja kerasnya yang tanpa mengenal lelah. Kepada para pembaca dan pengguna buku
pedoman ini utamanya para tenaga Kesehatan, kami mengharapkan pedoman ini dapat memberikan
kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.

i
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Jakarta, Agustus 2022

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

dr. Erna Mulati, MSc., CMFM

ii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

PENANGGUNG JAWAB, TIM KONSULTAN REVISI DAN EDITOR, SERTA


KONTRIBUTOR BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN SDIDTK TAHUN 2022

Penanggung Jawab:
dr. Erna Mulati, M.Sc. CMFM (Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI)

Tim Konsultan Revisi dan Editor (FK-KMK UGM):


dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K), Ph.D; dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.AK; dr. Retno Sutomo,
Sp.A(K), Ph.D; Dr. dr. Neti Nurani, M.Kes, Sp.A(K); dr. Irma Sri Hidayati, M.Sc, Sp.A; dr. Lulus Hardiyanti,
Sp.KFR; Intan Kusuma Wardhani, M.Psi, Psikolog; dr. Desty Annisa Hapsari

Kontributor Organisasi Profesi:


Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K); Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, M.Kes, Sp.A(K); Prof. Dr. dr. Rini
Sekartini, Sp.A(K); Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp.A(K); Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K); Dr. dr. Hesti
Lestari, Sp.A(K); Prof. dr. Djauhar Ismail, Sp.A(K), MPH, Ph.D; Prof. Dr. dr. Irwanto, Sp.A(K); Dr. Titis
Prawitasari, Sp.A(K); Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K); Dr. dr. M. F. Conny Tanjung, Sp.A(K); dr. Julius
Anzar, Sp.A(K); Dr. dr. Nur Aisiyah Widjaja, Sp.A(K); Dr. dr. Aidah Juliaty, Sp.A(K); Dr. Fitri Haryanti, S.Kp,
M.Kes; Digna Niken Purwaningrum, S.Gz, MPH, Ph.D; Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin, Sp.THT-KL(K); dr. Tri
Juda Airlangga, Sp.THT-KL(K); Dr. dr. Feti Karfiati M, Sp.M(K), M.Kes; dr. Primawita Oktarima A., Sp.M(K),
M.Kes; dr. Rizky Kusuma Wardhani, Sp.KFR; dr. Ellyana Sungkar, Sp.KFR; Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna,
Sp.KJ(K); dr. Kusuma Minayati, Sp.KJ; Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog; Annelia Sari Sani, S.Psi,
Psikolog; Dr. Weni Endahing Warni, M.Psi, Psikolog; Dr. Wiwin Hendriani, S.Psi, M.Si

Kontributor Internal, Lintas Program Kementerian Kesehatan RI, dan Fasilitator SDIDTK:
dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Dewi, MKM; dr. Laila Mahmudah, MPH; dr. Widyawati; Sito Rukmi, SKM,
MPH; Maya Raiyan, M.Psi; Henny Fatmawati, SKM; dr. Inti Mujiati, MKM; dr. Julina, MM; Lina Marlina,
M.Gz; Sri Nurhayati, SKM; Aila Nadiya; Paulina Hutapea, SKM; dr. Lucia Maya Savitri, MARS; dr. Imelda,
MPH; dr. Nanik; dr. Rina Rostarina; dr. Evi Apriana

Kontributor Mitra Pembangunan:


dr. Alfrida Camelia Silitonga, M.Sc (WHO); dr. Bobby Marwal Syahrizal, MPH (UNICEF)

Ilustrator:
Felicia Nadia Rosarie Adisurja

Editor:
dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K), dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Dewi, MKM

Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan
dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronik termasuk
fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seizin tertulis dari penerbit

iii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


PENANGGUNG JAWAB, TIM KONSULTAN REVISI DAN EDITOR, SERTA KONTRIBUTOR
BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN SDIDTK TAHUN 2021 ........................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... x

BAB 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
2. Sasaran............................................................................................................... 2
3. Tujuan ................................................................................................................ 3
3.1. Tujuan Umum ............................................................................................. 3
3.2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
4. Landasan Hukum................................................................................................ 3
5. Kerangka Konsep Pemantauan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah 4
6. Indikator Keberhasilan ....................................................................................... 5

BAB 2
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK .................................................... 7
1. Pengertian.......................................................................................................... 7
2. Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak ............................................................ 8
2.1. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak ................................................................. 8
2.2. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak ...................................................... 8
3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak .......................... 9
3.1. Faktor Internal ............................................................................................ 9
3.2. Faktor Eksternal .......................................................................................... 9
4. Periode Tumbuh Kembang Anak ...................................................................... 11
4.1. Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin (Masa Janin dalam Kandungan) ... 11
4.2. Masa Bayi (Infancy) Umur 0-11 Bulan....................................................... 12
4.3. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan) ......... 12

iv
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4.4. Masa Anak Prasekolah (Anak Umur 60-72 Bulan)..................................... 13


5. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau ............... 13
5.1. Aspek-Aspek Pertumbuhan Anak yang Perlu Dipantau ............................ 13
5.2. Aspek-Aspek Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau .......................... 15
6. Red Flags (Tanda Bahaya) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ................. 15
6.1. Red Flags Pertumbuhan Anak................................................................... 15
6.2. Red Flags Perkembangan Anak................................................................. 15
7. Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Sering Ditemukan ............................ 16
7.1. Gangguan Pertumbuhan Anak yang Sering Ditemukan ............................ 16
7.2. Gangguan Perkembangan Anak yang Sering Ditemukan .......................... 16

BAB 3
POLA PENGASUHAN ANAK ............................................................................ 21
1. Konsep Pola Asuh pada Balita dan Anak Prasekolah dengan Pendekatan
Nurturing Care ................................................................................................. 21
1.1. Pemenuhan Kesehatan Anak .................................................................... 22
1.2. Pemenuhan Gizi yang Adekuat ................................................................. 22
1.3. Pengasuhan yang Responsif ..................................................................... 35
1.4. Terjaminnya Keamanan dan Keselamatan Anak ....................................... 35
1.5. Memberi Kesempatan Belajar Sejak Dini (Stimulasi Dini) ......................... 35

BAB 4
MANAJEMEN PENERAPAN DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
DI PUSKESMAS ........................................................................................... 77
1. Persiapan Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................... 77
2. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak ................................................................................................. 80
2.1. Di Tingkat Puskesmas ............................................................................... 80
2.2. Di Tingkat PAUD........................................................................................ 80
2.3. Di Tingkat Posyandu ................................................................................. 81
3. Kiat-Kiat dalam Mengefisiensikan Waktu Pelaksanaan Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas...................................................... 82
4. Penguatan Sistem Informasi dalam Menunjang Pemantauan Penerapan
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................................... 82
5. Jadwal dan Jenis Kegiatan SDIDTK pada Balita dan Anak Prasekolah ............... 82

v
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 5
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN ANAK DI TINGKAT
PUSKESMAS ............................................................................................... 85
1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau ................................... 86
2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Pertumbuhan Anak .................................. 87
2.1. Cara Pengukuran ...................................................................................... 87
2.2. Penghitungan Umur pada Growth Chart .................................................. 91
2.3. Plotting pada Growth Chart ...................................................................... 91
2.4. Interpretasi ............................................................................................... 92
3. Intervensi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak........................................ 106
3.1. Asuhan Nutrisi Pediatrik ......................................................................... 107

BAB 6
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN ANAK DI TINGKAT
PUSKESMAS ............................................................................................. 115
1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau ................................. 116
2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak .............................. 117
2.1. Penghitungan Umur ............................................................................... 117
2.2. Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) ............................................................................ 117
2.3. Deteksi Dini Penyimpangan Pendengaran Anak ..................................... 147
2.4. Deteksi Dini Penyimpangan Penglihatan Anak ....................................... 153
2.5. Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku dan Emosi ..................................... 161
2.6. Deteksi Dini Gangguan Spektrum Autisme pada Anak ........................... 164
2.7. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
pada Anak Prasekolah ............................................................................ 168
3. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak...................................... 170
3.1. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik
Halus, serta Bicara dan Bahasa ............................................................... 170
3.2. Intervensi Dini Masalah Perilaku dan Emosi ........................................... 195

BAB 7
RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG ANAK .............................. 207
1. Alur Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak .................................................... 207
1.1. Rujukan Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak ................................... 210
1.2. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ................................. 210

vi
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 8
PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM SDIDTK 213
1. Pencatatan dan Pelaporan ............................................................................. 213
1.1. Pencatatan ............................................................................................. 213
1.2. Pelaporan ............................................................................................... 215
2. Monitoring dan Evaluasi ................................................................................ 217
3. Indikator Keberhasilan ................................................................................... 218

FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK ........................................ 220


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 223
LAMPIRAN ............................................................................................... 226
STANDAR ALAT DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK (SDIDTK KIT) .................... 281

vii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala ........................................ 14
Tabel 3.1. Pemberian makan pada bayi dan anak (umur 6-23 bulan) yang mendapat ASI dan tidak
mendapat ASI…………………………………………………………………………………………………………………………… .... 24
Tabel 3.2. Feeding rules (aturan pemberian makan) umur 6-23 bulan ........................................................ 25
Tabel 3.3. Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan .............. 27
Tabel 3.4. Standar menu MP-ASI dari makanan keluarga ............................................................................. 27
Tabel 3.5. Menu makanan selingan .............................................................................................................. 28
Tabel 3.6. Berat bahan makanan mentah dan matang untuk membuat MP-ASI ......................................... 29
Tabel 3.7. Tahapan perkembangan, stimulasi, dan red flags perkembangan anak ...................................... 37
Tabel 4.1. Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas………………………………………... 83
Tabel 5.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini pertumbuhan anak di
tingkat Puskesmas ............................................................................................................................. 86
Tabel 5.2. Penambahan berat badan anak laki–laki dalam interval 3 bulan ................................................. 96
Tabel 6.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini perkembangan anak di
tingkat Puskesmas ........................................................................................................................... 115
Tabel 6.2. Intervensi dini penyimpangan perkembangan motorik kasar, motorik halus, serta bicara dan
bahasa .............................................................................................................................................. 171
Tabel 6.3. Prinsip-prinsip pengasuhan positif ............................................................................................. 199
Tabel 6.4. Cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu ........................................... 203
Tabel 8.1. Indikator keberhasilan kegiatan SDIDTK..................................................................................... 218

viii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka konsep pemantauan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah ......................... 4
Gambar 3.1. Lima pilar Nurturing Care WHO …………………………………………………………………………………………. 22
Gambar 5.1. Penimbangan BB menggunakan alat ukur berat badan bayi (baby scale)…………… ……….. ..... 87
Gambar 5.2. Penimbangan BB menggunakan timbangan digital .................................................................. 87
Gambar 5.3. Pengukuran panjang badan (PB) .............................................................................................. 88
Gambar 5.4. Perhitungan ketelitian pengukuran panjang badan ................................................................. 88
Gambar 5.5. Pengukuran tinggi badan (TB) .................................................................................................. 89
Gambar 5.6. Pengukuran lingkar kepala (LK) ................................................................................................ 89
Gambar 5.7. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)...................................................................................... 90
Gambar 5.8. Plotting pada growth chart....................................................................................................... 92
Gambar 5.9. Interpretasi grafik berat badan menurut umur pada buku KIA ................................................ 93
Gambar 5.10. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 bulan sampai dengan 6 bulan) (a)..................... 94
Gambar 5.11. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 sampai dengan 6 bulan) (b) .............................. 94
Gambar 5.12. Grafik berat badan menurut umur (umur 6 bulan sampai dengan 2 tahun) ......................... 95
Gambar 5.13. IMT menurut umur (umur 2-5 tahun) .................................................................................... 97
Gambar 6.1. Pemeriksaan tes refleks merah menggunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk……… .... 153
Gambar 6.2. Tes refleks merah dengan hasil normal.................................................................................. 153
Gambar 6.3. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (a) ............................................. 154
Gambar 6.4. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (b)............................................. 154
Gambar 6.5. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (c) ............................................. 154
Gambar 6.6. Pemeriksaan deteksi pupil putih menggunakan alat sederhana berupa senter .................... 155
Gambar 6.7. Gambaran pupil normal ......................................................................................................... 155
Gambar 6.8. Gambaran pupil putih pada kedua mata ................................................................................ 155
Gambar 6.9. Cara deteksi pupil putih menggunakan tes lampu kilat (blitz) kamera .................................. 156
Gambar 6.10. Hasil tes lampu kilat (blitz) kamera ...................................................................................... 156
Gambar 6.11. Contoh kartu optotype “E” 6/60 .......................................................................................... 158
Gambar 6.12. Penapisan tajam penglihatan pada anak menggunakan tumbling “E” ................................ 159
Gambar 6.13. Teknik butterfly hug ............................................................................................................. 203
Gambar 7.1. Alur rujukan dini penyimpangan perkembangan anak………………………………………………..… .... 207
Gambar 7.2. Alur rujukan dini penyimpangan pertumbuhan anak ............................................................ 209

ix
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

DAFTAR SINGKATAN
ASD Autism Spectrum Disorder
ASI Air Susu Ibu
BB/PB Berat Badan menurut Panjang Badan
BB/TB Berat Badan menurut Tinggi Badan
BB/U Berat Badan menurut Umur
BKB Bina Keluarga Balita
Buku KIA Buku Kesehatan Ibu dan Anak
DDTK Deteksi Dini Tumbuh Kembang
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
IMT Indeks Massa Tubuh
IMT/U Indeks Massa Tubuh menurut Umur
KMPE Kuesioner Masalah Perilaku Emosional
KPSP Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
LiLA Lingkar Lengan Atas
LK Lingkar Kepala
M-CHAT-R Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised
M-CHAT-R/F Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised Follow-up
MP-ASI Makanan Pendamping ASI
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini
PB/U Panjang Badan menurut Umur
RDA Recommended Dietary Allowance
RS Rumah Sakit
SD Standar Deviasi
SDIDTK Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
TB/U Tinggi Badan menurut Umur
TDD Tes Daya Dengar
TDL Tes Daya Lihat
TK Taman Kanak-Kanak
TPA Tempat Penitipan Anak
WHO World Health Organization

x
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masa depan suatu bangsa tergantung pada Stimulasi yang tepat dan
keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan adekuat akan merangsang
perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama
kehidupan, terutama periode sejak janin dalam
otak anak sehingga
kandungan sampai anak berumur 2 tahun merupakan perkembangan kemampuan
periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan gerak, bicara dan bahasa,
perkembangan anak. Periode ini merupakan sosialisasi dan kemandirian,
kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan
serta perilaku dan emosi
terhadap pengaruh negatif. Pengasuhan yang baik dan
benar yang terdiri dari pengasuhan responsif, pada anak berlangsung
pemberian gizi yang baik dan cukup, stimulasi tepat, optimal sesuai dengan
status kesehatan yang baik, dan lingkungan yang umurnya
aman pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan
optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik
dalam masyarakat.
Jika hal-hal di atas tidak terpenuhi dengan semestinya, maka anak akan rentan mengalami gangguan
pertumbuhan maupun perkembangan. Pencegahan malnutrisi di 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
merupakan usaha untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal. Petugas kesehatan di layanan
primer wajib memiliki kompetensi melakukan pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Petugas
kesehatan di layanan primer diharapkan mampu memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi
dan praktik pemberian makan pada bayi, balita, dan anak prasekolah sebagai pencegahan primer.

1
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan pemantauan pertumbuhan dengan teknik dan
interpretasi yang benar untuk mendeteksi at risk of failure to thrive (FTT) dan early adiposity rebound.
Tanda dan gejala kondisi medis (red flags) yang dapat menjadi penyebab FTT juga harus dievaluasi.
Pencegahan tersier diterapkan jika diagnosis gizi kurang, gizi buruk, dan possible risk of overweight
mampu ditatalaksana di layanan primer dan dirujuk bila terdapat penyulit.
Stimulasi yang tepat dan adekuat akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan
gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian, serta perilaku dan emosi pada anak
berlangsung optimal sesuai dengan umurnya. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu
dilakukan guna mengetahui adanya kemungkinan penyimpangan termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan adanya
kemungkinan penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini sebagai tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak sehingga tumbuh kembangnya diharapkan akan kembali normal
atau penyimpangannya tidak menjadi semakin berat. Apabila anak perlu dirujuk, maka rujukan juga
harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh
dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh
anak, dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga
swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan, dan sosial),
akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak umur dini dan kesiapan memasuki jenjang
pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian
anak berkembang secara optimal.
Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0
sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk
mendukung implementasinya, maka pada tahun 2016 telah dilakukan revisi pada pedoman
tersebut dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrumen SDIDTK agar lebih
sederhana dan memudahkan pelayanan. Pada revisi tahun 2021, buku SDIDTK dilengkapi dengan
konsep pola pengasuhan anak (Nurturing Care), penjelasan lebih detail terkait pertumbuhan anak dan
pemberian gizi yang baik dan benar, serta stimulasi dan intervensi dini perkembangan anak yang
dapat diterapkan di tingkat layanan kesehatan dasar. Dengan demikian, diharapkan semua bayi,
balita, dan anak prasekolah akan mendapatkan pelayanan SDIDTK.

2. Sasaran
Sasaran pedoman adalah:

1. Tenaga kesehatan pelaksana Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
(dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan)
2. Kepala Puskesmas pelaksana SDIDTK
3. Pengelola program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi

2
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3. Tujuan
3.1. Tujuan Umum
Semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun mendapatkan pelayanan
stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang agar dapat bertumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.

3.2. Tujuan Khusus


1. Tersedianya acuan atau pedoman stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang
anak
2. Tersedianya sumber daya pendukung pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini
tumbuh kembang anak
3. Terselenggaranya kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak
baik di fasilitas kesehatan, PAUD, dan lembaga sosial
4. Tersedia dan terselenggaranya jejaring dan alur rujukan tumbuh kembang anak
5. Terselenggaranya monitoring evaluasi dan pembinaan kegiatan stimulasi, deteksi, dan
intervensi dini tumbuh kembang anak

4. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi
Anak Akibat Penyakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak

3
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

5. Kerangka Konsep Pemantauan Tumbuh Kembang Balita dan Anak


Prasekolah

Keterangan:
- Ds : Deteksi dini sesuai umur
- Dm : Deteksi dini meragukan
- Dp : Deteksi dini ada kemungkinan penyimpangan
-

Gambar 1.1. Kerangka konsep pemantauan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah

4
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

6. Indikator Keberhasilan
1. Semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan stimulasi dan deteksi dini
tumbuh kembang dengan menggunakan buku KIA
2. Semua Puskesmas melaksanakan SDIDTK
3. Semua balita dan anak prasekolah umur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan mendapatkan
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan buku SDIDTK
4. Semua balita dan anak prasekolah yang pertumbuhannya tidak normal dan/atau ceklis
perkembangannya tidak lengkap menurut buku KIA mendapatkan deteksi dini dengan
menggunakan buku SDIDTK
5. Semua balita dan anak prasekolah yang hasil deteksi dini tumbuh kembangnya meragukan
mendapatkan intervensi dini sesuai buku SDIDTK dan dilakukan evaluasi setelah 2 minggu
6. Semua balita dan anak prasekolah yang hasil evaluasi intervensi dininya meragukan atau
mengalami kemungkinan penyimpangan pertumbuhan dan/atau perkembangan dirujuk ke
RS

5
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

6
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 2
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK

1. Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukanlah dewasa kecil.
Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umurnya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
Pertumbuhan adalah tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
bertambahnya ukuran satuan panjang dan berat.
dan jumlah sel serta Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
jaringan interseluler, lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus,
sedangkan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.
perkembangan Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
adalah bertambahnya dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
struktur dan fungsi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
tubuh yang lebih misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi, dan sosialisasi, serta merupakan hasil dari proses belajar.
kompleks
Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia
yang utuh.

7
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak


2.1. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait
dengan fungsi berdiri anak terhambat. Perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena
akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-
masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya, serta bertambah kepandaiannya. Namun, meskipun ada keterkaitan
antara keduanya, tetapi tidak otomatis kecepatan pertumbuhan pasti akan selalu diikuti dengan
kecepatan perkembangan yang juga demikian. Hal ini konsisten dengan prinsip pentingnya faktor
belajar dan peran stimulasi di dalamnya.
5. Perkembangan mempunyai pola tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal atau
anggota tubuh (pola sefalokaudal)
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke
bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.

2.2. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi
yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi
yang dimiliki anak.

8
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Pola perkembangan dapat diramalkan


Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik dan terjadi secara berkesinambungan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya, anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-
faktor tersebut antara lain:

3.1. Faktor Internal


Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah sebagai
berikut:
1. Ras, etnik, atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras
atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus.
3. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan
masa remaja.
4. Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi
setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5. Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.

3.2. Faktor Eksternal


Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah sebagai
berikut:
i. Faktor pra persalinan
a. Gizi
Pemenuhan gizi ibu bahkan dari sebelum hamil akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin atau zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin atau thalidomide dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan hiperplasia adrenal.
e. Radiasi

9
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, disabilitas intelektual, deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata, serta kelainan jantung.
f. Infeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus,
Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa katarak, bisu, tuli,
mikrosefali, disabilitas intelektual, dan kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan mental pada ibu hamil, dan
lain-lain.

ii. Faktor selama persalinan


Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala atau asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.

iii. Faktor pasca persalinan


a. Gizi
Diperlukan asupan gizi berupa zat gizi makro dan mikro yang adekuat yang sesuai dengan
kebutuhan ibu dan bayi untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal.
b. Penyakit kronis atau kelainan kongenital, tuberkulosis, anemia, atau kelainan jantung
bawaan mengakibatkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan.
c. Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan sering disebut milleu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (timbal (Pb), merkuri (Hg), rokok,
dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan di dalam tumbuh kembangnya.
e. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan yang berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang tidak
baik, serta ketidaktahuan orang tua akan menghambat pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan

10
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang


anak.
h. Stimulasi
Stimulasi perkembangan merupakan bentuk pemberian rangsangan pada anak yang
bertujuan untuk mendukung perkembangan anak. Pemberian stimulasi diutamakan oleh
orang tua dan anggota keluarga lainnya di rumah yang merawat anak. Bentuk stimulasi yang
dapat diberikan adalah pemberian aktivitas bermain dan interaksi sosial dengan anak yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak. Jenis stimulasi yang
diberikan disesuaikan dengan umur perkembangan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya
dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

4. Periode Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang
dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Oleh karena itu, pemantauan tumbuh kembang anak secara
teratur sangat penting sebagai deteksi dini terjadinya masalah tumbuh kembang anak. Tumbuh
kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode
tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

4.1. Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin (Masa Janin dalam
Kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1. Masa zigot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
2. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8-12 minggu
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
3. Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9-12 minggu sampai akhir kehamilan
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
a. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan
intrauterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan jasad manusia
sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi
b. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung
pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer imunoglobulin G (lgG) dari darah
ibu melalui plasenta. Terjadi akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic
Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode
ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu
hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan, bahan-bahan
toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil dapat

11
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil,
dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa
intrauterin, seorang ibu diharapkan:

• Menjaga kesehatannya dengan baik


• Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan
• Memastikan pemenuhan gizi yang adekuat selama kehamilan
• Memeriksakan kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan
• Memberi stimulasi dini terhadap janin
• Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya
• Menghindari stres baik fisik maupun psikis
• Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya

4.2. Masa Bayi (Infancy) Umur 0-11 Bulan


Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta
mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
1. Masa neonatal dini, umur 0-7 hari
2. Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah:
• Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih di sarana kesehatan yang memadai
• Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke
sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan
• Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu
• Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur.
Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya
• Berikan ASI sesegera mungkin setelah bayi lahir. Beri dukungan pada ibu jika ASI belum
keluar. Perhatian ditekankan pada kemampuan menghisap anak yang mendukung
keberhasilan pemberian ASI
3. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari-11 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus
menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada
orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang
mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia, dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6
bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan
imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai harus dipenuhi. Masa bayi adalah masa
dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar.

4.3. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan)
Kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan

12
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan
otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga
setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi atau tidak ditangani dengan
baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.

4.4. Masa Anak Prasekolah (Anak Umur 60-72 Bulan)


Pertumbuhan pada masa ini berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas
jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan.
Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang
menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke
taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk
anak (child-friendly environment). Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk
anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Anak pada masa ini dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indera dan sistem reseptor penerima
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu
diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan
keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat
dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

5. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau


5.1. Aspek-Aspek Pertumbuhan Anak yang Perlu Dipantau
Beberapa aspek pertumbuhan pada anak yang perlu dipantau adalah sebagai berikut:
1. Penilaian tren pertumbuhan
Dilakukan dengan cara:

13
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

a. Membandingkan pertambahan berat badan dengan standar kenaikan berat badan dengan
menggunakan grafik berat badan menurut umur (BB/U) dan tabel kenaikan berat badan
(weight increment)
b. Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan standar
pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan menggunakan grafik panjang atau
tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) dan tabel pertambahan panjang badan atau
tinggi badan (height atau length increment)
c. Lingkar kepala
Pemantauan lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan anak yang mencerminkan
ukuran dan pertumbuhan otak. Hasil pengukuran diplotkan pada grafik lingkar kepala WHO
2006 untuk mendeteksi adanya gangguan perkembangan otak dengan melihat
kecenderungan ukuran yang ada.
2. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight), sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat
gemuk.
3. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
Digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted), sangat pendek (severely
stunted), atau tinggi.
4. Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Digunakan untuk menentukan status gizi pada anak umur 0 sampai dengan 59 bulan, yaitu
apakah gizi buruk, gizi kurang (wasted), gizi baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight), gizi lebih (overweight), dan obesitas (obese).
5. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas
IMT/U >+1 SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya
gizi lebih dan obesitas.
Tabel 2.1. Kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala

Kenaikan berat Kenaikan berat Pertambahan Pertambahan


Umur badan per hari badan per bulan panjang badan lingkar kepala
(gram) (gram) (cm/bulan) (cm/bulan)
0-3 bulan 30 900 3,5 2,0
3-6 bulan 20 600 2,0 1,0
6-9 bulan 15 450 1,5 0,5
9-12 bulan 12 300 1,2 0,5
1-3 tahun 8 200 1,0 0,25
4-6 tahun 6 150 3 cm/tahun 1 cm/tahun
Sumber: Nelson, 2017

14
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Penilaian kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala dilakukan di fasilitas
kesehatan dasar oleh tenaga kesehatan terlatih.

5.2. Aspek-Aspek Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau


Beberapa aspek perkembangan pada anak yang perlu dipantau adalah sebagai berikut:
1. Gerak kasar atau motorik kasar
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, memegang sendok, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap
suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan lain sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian
Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan dengan pencapaian
kemandirian anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari (mampu makan sendiri atau
membereskan mainan setelah selesai bermain) dan aktivitas sosial (mampu menguasai diri saat
berpisah dari ibu atau pengasuh atau mampu bersosialisasi dan bermain dengan anak-anak lain
atau anggota keluarga lainnya).

6. Red Flags (Tanda Bahaya) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


6.1. Red Flags Pertumbuhan Anak
Tanda dan gejala kondisi medis yang menjadi penyebab at risk of failure to thrive (berisiko gagal
tumbuh) harus dievaluasi. Tanda dan gejala red flags yang menunjukkan penyebab medis risiko gagal
tumbuh meliputi kelainan jantung, gangguan perkembangan, gambaran dismorfik (bentuk wajah
aneh), kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan kalori yang adekuat,
organomegali (hepar dan limpa membesar) atau limfadenopati, infeksi (saluran napas, saluran kemih,
kulit) yang berat atau berulang, muntah atau diare berulang.

6.2. Red Flags Perkembangan Anak


Red flags pada perkembangan anak merupakan kondisi yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
untuk membuktikan apakah kondisi tersebut merupakan suatu gangguan perkembangan dan
membutuhkan intervensi atau tatalaksana segera. Red flags tersebut meliputi adanya kemunduran
perkembangan (misal, kehilangan kemampuan bicara pada anak yang sebelumnya sudah dapat
berbicara) dan ketidakmampuan mencapai tahapan perkembangan sesuai umur. Red flags
perkembangan anak secara rinci dapat dilihat pada bab 3 tentang Pola Pengasuhan Anak (Tabel 3.7.
Tahapan perkembangan, stimulasi, dan red flags perkembangan anak umur 0-72 bulan).

15
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

7. Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Sering Ditemukan


7.1. Gangguan Pertumbuhan Anak yang Sering Ditemukan
1. Risiko gagal tumbuh (at risk of failure to thrive)
Suatu kondisi dimana terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik pada bayi dan anak di bawah
umur 2 tahun yang ditandai dengan kenaikan berat badan di bawah persentil 5 dari standar tabel
kenaikan berat badan WHO.

2. Perawakan pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi mengenai panjang atau
tinggi badan yang berada di bawah -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat disebabkan karena variasi normal, gangguan gizi dan penyakit
sistemik (stunting), kelainan kromosom, atau karena kelainan endokrin.

3. Gizi kurang
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
a. BB/PB atau BB/TB berada di antara -3 sampai kurang dari -2 standar deviasi
b. Lingkar lengan atas (LiLA) berada di antara 11,5 cm sampai dengan <12,5 cm pada balita usia
6-59 bulan

4. Gizi buruk
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
a. BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar deviasi
b. Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm (untuk balita usia 6-59 bulan)
c. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
Untuk anak umur 5-18 tahun, gizi buruk ditandai bila IMT menurut umur kurang dari -3 SD pada
kurva WHO 2006.

5. Kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity rebound)


Kenaikan massa lemak tubuh dini yang terjadi sebelum umur 5-6 tahun dan setelah periode
puncak adipositas (peak adiposity) terlewati.

6. Obesitas
Merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi lemak berlebih dalam tubuh yang ditandai dengan
indeks massa tubuh (IMT) menurut umur lebih dari +3 SD pada kurva WHO 2006 untuk anak
berumur di bawah 2 tahun, dan IMT menurut umur (IMT/U) lebih dari +2 SD pada kurva 2006
untuk anak umur 5-18 tahun.

7.2. Gangguan Perkembangan Anak yang Sering Ditemukan


1. Kelainan bawaan
a. Neural tube defect (NTD) atau defek tabung saraf
Merupakan kelainan bawaan berat yang disebabkan oleh gangguan penutupan tabung saraf
(neural tube) yang dapat menyebabkan kematian dan kerusakan yang permanen pada otak,
sumsum tulang belakang, dan saraf spinal. Contoh dari NTD adalah spina bifida, meningocele,
dan encephalocele. Gangguan ini terjadi pada umur kehamilan 21-28 hari setelah konsepsi

16
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

yang dapat disebabkan oleh gangguan kromosom, kelainan genetik, dan zat teratogen serta
terkait dengan defisiensi asam folat dan vitamin B12.
b. Orofacial cleft (bibir sumbing dan lelangit)
Merupakan kelainan bawaan sebagai akibat dari proses pembentukan bibir dan/atau mulut
yang tidak sempurna yang terjadi pada kehamilan. Kelainan ini dapat hanya mengenai bibir
saja (1 sisi, 2 sisi, atau di tengah; besar atau kecil dan berlanjut atau tidak berlanjut ke
hidung), lelangit saja (di bagian depan, belakang, atau semuanya), atau keduanya. Penyebab
pastinya belum diketahui, namun beberapa faktor risiko terjadinya kelainan ini antara lain
merokok, diabetes mellitus, dan penggunaan obat tertentu (topiramat atau asam valproat)
pada trimester pertama kehamilan.
c. Congenital rubella syndrome (CRS) atau sindroma rubella kongenital
Rubella atau campak Jerman merupakan penyakit infeksi virus rubella yang mudah menular
melalui pernapasan dan cipratan mukus penderitanya. Gejalanya seperti campak, berupa
demam dan bercak-bercak di kulit, namun lebih ringan dan biasanya akan sembuh sendiri
dalam 3 hari. Apabila seorang ibu hamil dalam trimester pertama terinfeksi penyakit ini,
akibatnya dapat fatal untuk janinnya. Semakin muda umur kehamilan ibu ketika tertular
rubella, semakin besar risiko melahirkan bayi dengan CRS. Kelainan pada CRS sering disebut
sebagai trias sindroma rubella bawaan yang terdiri atas ketulian dan kebutaan (akibat
katarak), kelainan jantung (patent ductus arteriosus atau PDA) dan mikrosefali dengan
disabilitas intelektual. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi rubella sebelum kehamilan.
d. Club foot (congenital talipes equinovarus/CTEV) atau talipes equinovarus bawaan
Istilah talipes equinovarus berarti talus (talipes) yang memutar ke dalam (varus) seperti pada
kuda (equino). Kaki yang terkena seperti terputar ke dalam dengan tingkat pemutaran yang
bervariasi sebagai akibat dari pendeknya jaringan yang menghubungkan otot-otot kaki,
misalnya tendon Achilles. Karena bentuknya seperti tangkai golf (golf club), maka kelainan ini
disebut club foot atau kaki pengkor. Diduga penyebabnya adalah faktor lingkungan yang
dapat menimbulkan kelainan genetik pada mereka yang rentan, misalnya perokok aktif atau
pasif. Dengan koreksi yang baik pada awal masa bayi, kebanyakan penderitanya akan
menjadi normal dan dapat berjalan dengan baik seperti anak normal lainnya.
e. Hipotiroid kongenital
Kelainan bawaan ini ditandai oleh defisiensi hormon tiroid sejak lahir yang pada awalnya
mungkin tidak diketahui karena gejala tidak selalu jelas tergantung tingkat defisiensinya.
Hipotiroid yang tidak ditangani sejak awal akan menyebabkan disabilitas intelektual, kretin
atau pendek, dan ketulian. Oleh karena itu perlu dilakukan skrining hipotiroid pada masa
nenonatus dengan melakukan pemeriksaan TSH atau mengamati gejala. Jarang ditemukan
defisiensi berat yang memberikan gejala jelas, seperti ubun-ubun besar yang lebar, ubun-
ubun kecil yang tidak menutup, lidah yang besar, dan hernia umbilikalis. Bila defisiensinya
lebih ringan, maka gejalanya mungkin berupa malas menyusu, tonus otot lemah, banyak
tidur, ikterus, jarang buang air besar, dan suhu tubuh dingin. Penyebab utama kelainan ini
adalah defisiensi iodium pada ibu ketika hamil, tetapi dapat juga disebabkan oleh kelainan
genetik yang tidak diketahui sebabnya. Pestisida merupakan suatu faktor penyebab kelainan
genetik tersebut. Pencegahannya termasuk konseling pada masa remaja, pranikah, dan pada

17
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

masa kehamilan tentang pentingnya konsumsi iodium dalam jumlah cukup, antara lain
dengan menggunakan garam dapur beriodium.
2. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan bicara adalah kesulitan dalam mengekspresikan diri secara verbal yaitu mengucapkan
kata-kata secara jelas dan dapat dipahami lawan bicara. Gangguan berbahasa adalah kesulitan
dalam memahami makna kata dan isi kalimat dari pembicaraan yang didengar maupun yang ingin
diungkapkan oleh anak. Kemampuan bicara dan berbahasa merupakan suatu proses yang
kompleks dimana memerlukan interaksi fungsi indera pendengaran dan penglihatan untuk
menangkap informasi, proses berpikir (fungsi kognitif) untuk mengolah informasi yang diterima
dan pengambilan keputusan berupa respons terhadap informasi yang diterima tersebut, fungsi
motorik bicara (area wajah, pita suara, dan fungsi paru) untuk menghasilkan suara dan kata-kata
yang dapat dipahami lawan bicara, serta kondisi psikologis (kontrol emosi dan ekspresi raut wajah
atau gerak tubuh saat berbicara). Perkembangan ini sangat ditentukan oleh stimulasi yang
diterima oleh anak sejak kecil, yaitu adanya interaksi dua arah antara orang tua dan anak. Adanya
gangguan bicara dan bahasa ini dapat menghambat proses belajar anak pada aspek-aspek
perkembangan lainnya dikarenakan anak menjadi kesulitan untuk menerima instruksi atau
arahan dan mengekspresikan dirinya dalam aktivitas bermain dan interaksi sosial.
3. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh
suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya.
4. Down Syndrome (Sindrom Down)
Sindrom Down merupakan sindrom klinis yang disebabkan adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih (trisomi 21). Anak dengan sindrom Down ditandai dengan wajah yang dismorfik (jarak
kedua mata lebar, hidung kecil dan tulang hidung rata, mulut dan rahang bawah kecil), lidah
besar, leher pendek, telinga lebih rendah, dan hipotonus. Anak dengan Sindrom Down sering
mengalami beberapa komorbiditas seperti gangguan telinga berupa ketulian atau otitis media
(75%), masalah penglihatan berupa katarak atau gangguan refraksi (60%), penyakit jantung
kongenital (40-50%), obstructive sleep apnea (50-75%), disfungsi neurologis, gangguan
pencernaan, masalah tiroid, hingga masalah hematologi. Hal tersebut dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan dan berkurangnya keterampilan untuk menolong dirinya sendiri.
5. Autism Spectrum Disorder (gangguan spektrum autisme)
Anak dengan gangguan spektrum autisme ditandai dengan adanya gangguan atau defisit yang
menetap pada kemampuan bicara atau komunikasi dan interaksi sosial di berbagai konteks serta
adanya pola perilaku, minat, atau aktivitas yang berulang-ulang dan terbatas. Gejala ini muncul
pada periode perkembangan awal dan membatasi atau mengganggu fungsi sehari-hari.
6. Disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual (gangguan perkembangan intelektual) merupakan gangguan dengan onset
selama periode perkembangan yang mencakup defisit fungsi intelektual (penalaran, pemecahan
masalah, perencanaan, pemikiran abstrak, penilaian, pembelajaran akademik, dan pembelajaran
berdasarkan pengalaman, yang dikonfirmasi dengan penilaian klinis maupun uji kecerdasan

18
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

individual yang terstandardisasi) dan adaptif yang berakibat pada kegagalan untuk memenuhi
standar perkembangan dan sosial budaya untuk kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial.
Tanpa dukungan berkelanjutan, defisit fungsi adaptif membatasi fungsi aktivitas kehidupan
sehari-hari yang terjadi pada berbagai lingkungan, seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan
komunitas.
7. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau
GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak memiliki pola persisten terkait inatensi dan/atau
hiperaktivitas-impulsivitas yang beberapa gejalanya muncul sebelum umur 12 tahun dan
mengganggu fungsi atau perkembangan. Inatensi dapat berupa ketidakmampuan menyelesaikan
tugas, kurang persisten, kesulitan untuk fokus, serta ketidakteraturan. Hiperaktivitas mengacu
pada aktivitas motorik yang berlebihan, anak tampak terlalu gelisah, sering mengetuk-ngetuk,
atau banyak bicara. Impulsivitas dapat berupa tindakan tergesa-gesa, keinginan untuk
mendapatkan imbalan sesegera mungkin, atau ketidakmampuan menunda kepuasan, serta suka
mengganggu anak lainnya secara berlebihan.
8. Global Developmental Delay (gangguan perkembangan umum)
Merupakan suatu kondisi dimana terjadi kegagalan mencapai tahapan perkembangan di
beberapa area fungsi intelektual pada anak yang belum mampu menjalani pemeriksaan
sistematis terkait fungsi intelektual, termasuk anak yang masih terlalu muda untuk berpartisipasi
pada uji yang terstandardisasi. Diagnosis ini digunakan pada anak yang berumur di bawah 5 tahun
dan diperlukan pemeriksaan secara berulang.
9. Gangguan penglihatan
a. Katarak kongenital
Katarak merupakan suatu kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata. Diperkirakan
katarak kongenital bertanggungjawab atas 5-20% kebutaan pada anak-anak di seluruh dunia.
Katarak unilateral biasanya merupakan insiden sporadis yang terkait dengan beberapa
kelainan mata, trauma, atau infeksi intrauterin, terutama rubella. Direkomendasikan untuk
dilakukan pemeriksaan red reflex pada neonatus yang baru lahir dan jika terdapat kecurigaan
adanya katarak kongenital, maka segera dirujuk ke spesialis mata. Tatalaksana yang cepat dan
tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Strabismus
Strabismus atau mata juling adalah suatu keadaan kedudukan bola mata dimana sumbu
penglihatannya tidak sejajar. Strabismus dapat merupakan gejala klinis dari kelainan
patologis di makula yang menyebabkan terganggunya penglihatan sentral, misalnya pada
retinoblastoma. Uji refleks cahaya pada kornea (corneal light reflex test, Hirschberg’ test)
adalah teknik skrining yang berguna untuk menilai ada atau tidaknya strabismus dan
memperkirakan derajat juling (misalignment).
c. Nystagmus
Nystagmus merupakan osilasi mata yang bersifat involunter, biasanya terkonjugasi dan
berirama. Terdapat 3 jenis nystagmus yang paling mungkin ditemui pada anak-anak, yaitu
infantile nystagmus syndrome (INS), fusion maldevelopment syndrome, dan spasmus nutans.

19
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Penyebab nystagmus yang paling umum pada anak-anak adalah infantile nystagmus
syndrome (INS). INS muncul dalam beberapa bulan pertama kehidupan dan terkadang
disertai dengan kondisi mata yang berhubungan dengan gangguan sensorik.
d. Kelainan refraksi
• Miopia
Merupakan suatu kondisi refraksi dimana bayangan difokuskan di anterior atau depan
retina. Pada miopia, panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau
kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat. Anak dengan miopia dapat melihat
objek yang terletak dekat secara jelas, sedangkan objek yang terletak jauh terlihat
buram.
• Astigmatisma
Asimetri optis pada segmen anterior mata dapat mengakibatkan astigmatisma. Asimetri
ini dapat disebabkan posisi pupil, kornea, atau kurvatura lensa.
• Hiperopia
Terjadi bila aksis bola mata lebih pendek, kornea lebih datar, atau kekuatan lensa lebih
lemah daripada normal; hal ini dapat diatasi dengan akomodasi bila kekuatan
akomodasinya adekuat.
• Anisometropia
Perbedaan interokular dalam hal status refraksi mata kanan dan kiri menyebabkan
anisometropia. Komplikasi dan efek buruk dari dari anisometropia adalah tidak dapat
menyesuaikan diri dengan kacamata, defek binokularitas, dan amblyopia.
10. Gangguan pendengaran
a. Sensorineural hearing loss (SNHL) atau tuli sensorineural
Merupakan gangguan pada jalur saraf pendengaran yang dapat terjadi pada level koklea atau
rumah siput (telinga bagian dalam) hingga ke batang otak. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh infeksi TORCH, obat ototoksik yang digunakan selama periode antenatal, atau kondisi
perinatal berisiko (prematuritas, BBLR), dan hiperbilirubinemia.
b. Tuli konduksi
Merupakan gangguan pendengaran yang berkaitan dengan telinga luar dan tengah. Kondisi
yang dapat mengganggu transmisi bunyi dari telinga luar dan tengah ke telinga bagian dalam
yaitu serumen, kelainan kongenital pada daun telinga dan liang telinga, otitis media efusi
(OME), otitis media supuratif kronis (OMSK), gangguan pada tulang pendengaran. Selain itu
juga dapat terjadi pada kolesteatoma atau massa lain seperti schwannoma, glomus tumor,
dan hemangioma.

20
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 3
POLA PENGASUHAN ANAK

1. Konsep Pola Asuh pada Balita dan Anak


Prasekolah dengan Pendekatan Nurturing Pola pengasuhan
mencakup
Care
Periode 0 sampai dengan 3 tahun merupakan periode emas serangkaian aktivitas
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada periode ini, sehari-hari yang
pertumbuhan sel otak terjadi lebih cepat daripada periode dilakukan oleh orang
lainnya. Untuk mendukung hal tersebut, anak membutuhkan tua atau pengasuh
lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang, dengan
didukung asupan gizi dan stimulasi oleh orang tua atau
dalam melindungi
pengasuh. Periode emas ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin anak, merawat,
sebagai landasan proses kehidupan selanjutnya. mencukupi
Salah satu hal penting yang menentukan pertumbuhan dan kebutuhan, dan
perkembangan anak usia dini adalah pola pengasuhan anak. mendukung
Pola pengasuhan mencakup serangkaian aktivitas sehari-hari pertumbuhan serta
yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh dalam melindungi
perkembangan anak
anak, merawat, mencukupi kebutuhan, dan mendukung
pertumbuhan serta perkembangan anak. Pengasuhan yang
tepat akan mampu mendorong anak untuk mencapai potensi
optimalnya.
WHO (2018) merekomendasikan pola pengasuhan anak berdasarkan pendekatan Nurturing Care.
Pendekatan Nurturing Care merupakan bentuk integrasi dari 5 komponen pengasuhan yaitu
pemenuhan kesehatan anak, pemenuhan gizi yang adekuat, pengasuhan yang responsif, memberi

21
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

kesempatan belajar (stimulasi) sejak dini, dan menjamin keamanan serta keselamatan anak. Pola
pengasuhan tersebut harus didukung oleh kebijakan publik dan layanan kesehatan setempat melalui
program kesehatan keluarga.

5 Komponen Pengasuhan Anak


• Pemenuhan kesehatan anak
• Pemenuhan gizi yang
adekuat
• Pengasuhan yang responsif
• Terjaminnya keamanan dan
keselamatan anak
• Memberi kesempatan belajar
sejak dini
(stimulasi dini)

Gambar 3.1. Lima pilar Nurturing Care WHO

1.1. Pemenuhan Kesehatan Anak


Beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua atau pengasuh untuk tercapainya kesehatan anak
antara lain:

1. Memantau kondisi fisik dan psikologis anak termasuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
2. Menjaga kebersihan diri maupun lingkungan untuk meminimalkan infeksi
3. Memberikan imunisasi sesuai jadwal
4. Mengenali tanda-tanda anak sakit dan segera mendatangi layanan kesehatan yang tepat
ketika anak sakit

Perlu digarisbawahi bahwa upaya-upaya orang tua atau pengasuh di atas juga tergantung pada
kesehatan fisik dan mental dari orang tua atau pengasuh tersebut. Oleh karena itu, pola pengasuhan
Nurturing Care juga memberikan perhatian khusus kepada kesehatan fisik dan mental orang tua atau
pengasuh, sehingga tidak hanya berfokus pada kesehatan anak saja.

1.2. Pemenuhan Gizi yang Adekuat


Beberapa prinsip pemberian makan pada anak yang harus diterapkan oleh orang tua atau pengasuh
antara lain sebagai berikut:

22
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Memberikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (<1 jam) dan secara eksklusif selama 6
bulan. ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi sehingga pemberiannya perlu
dipertahankan selama mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan menyusukan bayi sedini mungkin.
Perlu diperhatikan posisi ibu dan bayi selama menyusui, perlekatan, serta tanda kecukupan ASI.
Kecukupan ASI dapat dipastikan dengan menilai frekuensi buang air kecil minimal 4 jam sekali
dengan lama menyusui lebih dari 10 menit dan frekuensi pemberian berdasarkan tanda lapar (on
cue).
2. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) saat umur 6 bulan sambil melanjutkan ASI hingga 24
bulan atau lebih, yang memenuhi persyaratan yaitu tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan
seimbang, aman, serta diberikan dengan cara yang benar. Defisiensi zat gizi dipenuhi melalui
pemberian makanan sumber zat gizi yang defisien, jika tidak memungkinkan maka berikan
makanan yang sudah difortifikasi yang memenuhi CODEX Alimentarius dengan memperhatikan
cara pembuatan. Pemberian MP-ASI yang baik harus sesuai syarat:

a. Tepat waktu
Sejak umur 6 bulan, ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan energi, protein, zat
besi, vitamin D, seng, serta vitamin A sehingga diperlukan MP-ASI yang dapat melengkapi
kekurangan zat gizi makro dan mikro tersebut. Orang tua perlu mengenali tanda kesiapan
bayi dalam menerima makanan padat seperti:
• Refleks menjulurkan lidah sudah mulai berkurang
• Refleks muntah sudah mulai melemah
• Kepala sudah tegak dan dapat duduk dengan bantuan
• Menunjukkan minat pada makanan lain selain ASI

b. Adekuat
MP-ASI diberikan dengan mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi, konsistensi atau
tekstur, variasi makanan, dan kebersihan. MP-ASI harus mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup.
• Karbohidrat dapat diperoleh dari bahan makanan pokok seperti beras, biji-bijian,
gandum, sagu, umbi, kentang, singkong, dan lain-lain
• Protein hewani dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, hati, udang, telur, susu dan hasil
olahannnya. Sumber protein hewani mengandung asam amino yang lengkap dengan
bioavailabilitas yang baik serta memiliki daya serap yang baik, sehingga pemberian
protein hewani dalam MP-ASI diprioritaskan. Selain protein hewani, protein nabati
mulai dapat diperkenalkan. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti
kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah, tempe, tahu dan lain-lain.
Kacang-kacangan mengandung asam fitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi
dan mineral. Asam fitat akan berkurang dengan proses pengolahan seperti perendaman,
pemanasan, dan fermentasi (contohnya menjadi tempe dan tahu)
• Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya dari penambahan minyak (minyak
kelapa sawit, minyak bekatul, minyak wijen), margarin, mentega, santan, dan
penggunaan protein hewani dalam MP-ASI. Penggunaan atau penambahan sejumlah
lemak saat pengolahan misalnya minyak atau santan pada MP-ASI akan memberikan
tambahan kandungan energi tanpa meningkatkan volume MP-ASI. Sebagai sumber
protein hewani, ikan juga mengandung asam lemak esensial (Omega 3 dan Omega 6)

23
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak. Contoh ikan yang banyak
mengandung asam lemak esensial adalah ikan kembung, ikan tongkol, ikan tuna, ikan
sarden, ikan tenggiri, ikan kerapu, dan ikan salmon
• Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin
(vitamin A dan C), terutama yang berwarna kuning, oranye, dan hijau, tetapi kandungan
seratnya tinggi. Kebutuhan serat bayi dan anak sangat sedikit, maka pemberian buah
dan sayur pada bayi dan anak dapat diperkenalkan dalam jumlah yang sedikit. Contoh
sumber vitamin dan mineral adalah buah dan sayur yang mengandung vitamin A dan C
seperti jeruk, mangga, tomat, bayam, wortel, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan
vitamin dan mineral dapat diperoleh dari bahan makanan lain, yaitu sumber karbohidrat,
protein hewani, dan protein nabati. Masalah defisiensi mineral pada bayi dan anak yang
terbesar adalah defisiensi zat besi dan seng. Sumber zat besi dan seng yang berasal dari
protein hewani akan lebih mudah diserap dibanding protein nabati

Tabel 3.1. Pemberian makan pada bayi dan anak (umur 6-23 bulan) yang mendapat ASI dan tidak
mendapat ASI

Jumlah energi
dari MP-ASI
Konsistensi
Umur yang Frekuensi Jumlah per kali makan
atau tekstur
dibutuhkan per
hari
6-8 200 kkal Mulai dengan 2-3 kali setiap hari. 1-2 Mulai dengan 2-3 sendok
bulan bubur kental, kali selingan dapat makan setiap kali makan,
makanan lumat diberikan tingkatkan bertahap hingga ½
mangkok berukuran 250 ml
(125 ml)
9-11 300 kkal Makanan yang 3-4 kali setiap hari, 1-2 ½-¾ mangkok ukuran 250 ml
bulan dicincang halus kali selingan dapat (125-200 ml)
dan makanan diberikan
yang dapat
dipegang oleh
bayi
12-23 550 kkal Makanan 3-4 kali setiap hari, 1-2 ¾-1 mangkok ukuran 250 ml
bulan keluarga kali selingan dapat
diberikan
Jika tidak Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan kelompok Jumlah setiap kali makan sesuai
mendapat kelompok umur kelompok umur umur dan tambahkan 1- dengan kelompok umur,
ASI 2 kali makan ekstra, 1-2 dengan penambahan 1-2 gelas
(6-23 kali selingan dapat susu per hari @250 ml dan 2-3
bulan) diberikan kali cairan (air putih, kuah
sayur, dan lain-lain)
Sumber: WHO/PAHO, 2003; WHO, 2009; WHO, 2010; UNICEF, 2013

24
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Aman
• Menjaga kebersihan (tangan, tempat kerja, peralatan)
• Memisahkan penyimpanan makanan mentah dengan yang sudah dimasak
• Menggunakan makanan segar dan masak sampai matang (daging, ayam, telur, dan ikan)
• Menyimpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan jenis makanannya (>60 oC
dan <5 oC). Suhu 5-60 oC merupakan suhu optimal berkembang biaknya kuman
• Menggunakan air bersih yang aman
d. Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding)
• Mengenali kesiapan bayi untuk mengonsumsi makanan padat
• Mengenali tahapan perkembangan oromotor (sudah dapat duduk dengan kepala tegak,
bisa mengkoordinasikan mata, tangan, dan mulut untuk menerima makananan dan
mampu menelan makan padat) serta tekstur makanan yang sesuai
• Memahami penerapan aturan makan (feeding rules)

Tabel 3.2. Feeding rules (aturan pemberian makan) umur 6-23 bulan

- Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu
3 kali makanan utama dan 2 kali makanan kecil di antaranya
Jadwal
- Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit
- Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan
- Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)
- Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat mainan elektronik) saat
Lingkungan
makan
- Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
- Dorong anak untuk makan sendiri
- Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
Prosedur memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral,
yaitu tanpa membujuk atau memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap
tidak mau makan, akhiri proses makan
Sumber: Bernard-Bonnin, 2006; Art-Rodas, 1998

3. Untuk anak berumur di atas 24 bulan hingga umur prasekolah


a. Perkembangan feeding behavior
• Pada umur 3-4 tahun (prasekolah), anak telah mampu untuk menjaga jalan napas
sehingga dapat mengkonsumsi makanan yang kecil, bulat dan keras dengan aman, dapat
menggunakan alat makan dan gelas dengan efektif, dan dapat duduk di kursi untuk
makan
• Anak-anak prasekolah tetap harus didorong untuk duduk di meja makan ketika makan.
Makan bersama anggota keluarga yang lain memberikan kesempatan untuk
mengajarkan anak untuk makan yang sehat

25
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Frekuensi pemberian makan


Anak-anak di atas umur 2 tahun sebaiknya diberikan makan utama 3 hingga 4 kali per hari
dan snack sebanyak 1 hingga 2 kali per hari. Snack atau kudapan merupakan komponen yang
esensial pada diet anak. Asupan kalori dari kudapan pada anak umur 1-3 tahun mencakup
seperempat dari kebutuhan kalori total harian. Kudapan yang sehat harus mengandung zat
gizi makro dan mikro meliputi buah-buahan segar, keju, roti, susu, jus buah utuh, yoghurt,
selai kacang, dan lain-lain.

c. Komposisi makanan anak di atas 24 bulan hingga umur prasekolah


• Karbohidrat
Karbohidrat harus mencakup 45-65% dari asupan kalori total harian.
• Lemak
Komposisi lemak pada anak umur 2-3 tahun mencakup 30-35% dari kalori total,
sedangkan pada anak umur 3-18 tahun adalah 25-35%. Untuk anak berumur lebih dari 2
tahun, komposisi lemak jenuh sebaiknya kurang dari 10% total asupan kalori, dengan
asupan kolesterol kurang dari 300 mg per hari. Asupan lemak trans sebaiknya sesedikit
mungkin.
• Protein
Protein harus mencakup 10-20% dari asupan kalori total harian pada anak umur 1-3
tahun dan 10-30% pada anak umur 4-18 tahun. Sebanyak 65-70% asupan protein
sebaiknya berasal dari protein hewani karena protein hewani mempunyai asam amino
esensial yang lengkap dengan bioavailabilitas yang baik.
• Vitamin dan mineral
Sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral sebaiknya ditawarkan
setiap hari. Buah-buahan yang diberikan adalah buah-buahan sumber vitamin C (jeruk,
stroberi) dan sumber vitamin A (buah-buahan warna kuning dan hijau tua, melon).
Sayuran yang diberikan adalah sayuran dengan sumber vitamin C (tomat, brokoli) dan
sumber vitamin A (bayam, ubi, jagung). Anak-anak antara umur 1-6 tahun sebaiknya
membatasi konsumsi jus sekitar 120-150 ml per hari. Kandungan jus buah secara umum
memiliki jumlah serat dan kandungan gizi yang terbatas dibandingkan buah utuh.
• Serat
Jumlah serat yang diberikan sebesar 19 gr/hari untuk anak umur 1-3 tahun dan 25
gr/hari untuk anak umur 4-8 tahun. Target ini bisa dicapai dengan mengkonsumsi buah-
buahan, sayuran, sereal, produk gandum, dan kacang-kacangan.

26
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 3.3. Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan
(per orang per hari)

Kelompok Berat Tinggi Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat Serat Air
umur badan badan (kkal) (g) Total Omega 3 Omega 6 (g) (g) (ml)
(kg) (cm)
0-5 bulan 6 60 550 9 31 0,5 4,4 59 0 700
6-11 bulan 9 72 800 15 35 0,5 4,4 105 11 900
1-3 tahun 13 92 1350 20 45 0,7 7 215 19 1150
4-6 tahun 19 113 1400 25 50 0,9 10 220 20 1450
Sumber: Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia (Permenkes RI, 2019)

Tabel 3.4. Standar menu MP-ASI dari makanan keluarga

Umur (bulan)
Menu Makanan keluarga (gram)
6-8 9-11 12-23
Menu 1 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Semur hati ayam 25 g 25 g 40 g
Bening/bobor bayam 10 g 15 g 20 g
Menu 2 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Ikan kembung bumbu kuning 30 g 30 g 35 g
Tumis buncis 10 g 15 g 20 g
Menu 3 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Dadar telur 35 g 35 g 45 g
Sayur kare wortel tempe 20 g 25 g 30 g
Menu 4 Puree kentang (margarin) 50 g 65 g 100 g
Sup ayam tahu labu kuning 45 g 55 g 80 g
Menu 5 Makaroni daging kukus 70 g 90 g 125 g
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)

27
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 3.5. Menu makanan selingan

Makanan Umur (bulan)


Menu
(gram) 6-8 9-11 12-23
Menu selingan 1 Bubur sumsum kacang hijau 75 g 75 g 75 g
Menu selingan 2 Perkedel kentang isi daging 30 g 30 g 30 g
Menu selingan 3 Puding mangga 50 g 50 g 50 g
Menu selingan 4 Nugget ikan 35 g 35 g 35 g
Menu selingan 5 Talam ambon 50 g 50 g 50 g
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)

28
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 3.6. Berat bahan makanan mentah dan matang untuk membuat MP-ASI
1. Karbohidrat
Bahan makanan Berat bersih Faktor Berat matang
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah (g) konversi (g)
1. Beras 10 1 sdm 0,4 Nasi 25 2 ½ sdm
0,3 Nasi tim 35 3 ½ sdm
0,2 Bubur 50 ¼ gelas
15 1 ½ sdm 0,4 Nasi 40 4 sdm
Nasi tim 50 5 ½ sdm
Bubur 75 3/8 gelas
25 2 ½ sdm 0,4 Nasi 65 ½ gelas
0,3 Nasi tim 85 ¾ gelas
0,2 Bubur 125 5/8 gelas
2. Kentang 20 1/5 buah 1 Kentang kukus 20 1/5 buah sedang
sedang 2,9 Kentang goreng 7
1,6 Kentang rebus goreng 13
1,2 Kentang perkedel 17
0,8 Kentang puree 25
25 ¼ buah 1 Kentang kukus 25 ¼ buah sedang
sedang 2,9 Kentang goreng 9
2,6 Kentang rebus goreng 16
Kentang perkedel 21
Kentang puree 31
3. Tepung 10 2 sdm 0,1 Bubur tepung 100 ¾ gelas
4. Bihun kering 10 0,4 Bihun rebus goreng 25
0,3 Bihun rebus 33
25 ¼ gelas 0,4 Bihun rebus goreng 60 1/3 gelas
Bihun rebus 83
5. Mi kering 10 1/7 0,3 Mi kering rebus 30 3 sdm
bungkus
70 1 bungkus 0,3 Mi kering rebus 220 1 gelas
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
29
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Protein hewani
Bahan makanan Berat Faktor Berat
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah bersih (g) konversi matang (g)
1. Telur ayam 50 2 butir 0,9 Ceplok lunak 56 2 butir
kampung 0,9 Ceplok keras 56
1,1 Ceplok air 45
0,7 Dadar banyak minyak 71
0,7 Dadar sedikit minyak 71
2. Telur ayam ras 50 1 butir 0,9 Ceplok lunak 56 1 butir
1,3 Ceplok keras 38
0,9 Ceplok air 56
0,8 Dadar banyak minyak 63
0,9 Dadar sedikit minyak 56
3. Daging haas 10 1 sdm 1,9 Daging haas goreng 5 ½ sdm
1,8 Daging haas rebus 6
2,6 Daging haas rebus goreng 4
1,3 Daging haas ungkep 8 1 sdm
25 2 sdm 1,9 Daging haas goreng 13 1 ½ sdm
1,8 Daging haas rebus 14
2,6 Daging haas rebus goreng 10 1 sdm
1,3 Daging has rebus goreng 19
4. Hati sapi 10 1 sdm 1,5 Hati goreng 7 ¾ sdm
1,3 Hati rebus 8
1,3 Hati rebus goreng 8
1,2 Hati ungkep 8
25 2 sdm 1,5 Hati goreng 17 2 sdm
Hati rebus 19
Hati rebus goreng 19
Hati ungkep 21
5. Daging ayam 10 1 ½ sdm 1,7 Daging ayam panggang 6
1,3 Daging ayam rebus 8

30
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1,3 Daging ayam rebus goreng 8


1,5 Daging ayam ungkep 7
1,6 Daging ayam goreng 6
25 2 ½ sdm 1,7 Daging ayam panggang 15
2,3 Daging ayam rebus 19
2,3 Daging ayam rebus panggang 19
1,5 Daging ayam ungkep 17
1,6 Daging ayam goreng 16
6. Hati ayam 30 1 buah 1,5 Hati ayam rebus 20 1 buah
2,2 Hati ayam panggang 14
1,6 Hati ayam ungkep 19
1,7 Hati ayam goreng 18
7. Ikan gurame 15 1 sdm 1,5 Gurame goreng 10 1 sdm
1,3 Gurame panggang 12
1,2 Gurame rebus 13
1,1 Gurame tim 14
1,1 Gurame pepes 14
25 2 sdm 1,5 Gurame goreng 17 2 sdm
1,3 Gurame panggang 19
1,2 Gurame rebus 21
1,1 Gurame tim 23
1,1 Gurame pepes 23
8. Lele 25 1 ¾ sdm 2,4 Lele goreng 10 1 sdm
9. Udang 15 2 ekor 1,5 Udang rebus 10
sedang 1,4 Udang tim 11
1,3 Udang pepes 12
1,5 Udang goreng 10
25 3 ½ ekor 1,5 Udang rebus 17
sedang 1,4 Udang tim 18
1,3 Udang pepes 19
1,5 Udang goreng 17
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
31
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3. Protein nabati
Bahan makanan Berat Faktor Berat
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah bersih (g) konversi matang (g)
1. Kacang ijo 10 1 sdm 0,5
Kacang ijo rebus 20 3 sdm
15 1 ½ sdm 0,5
Kacang ijo rebus 30 4 ½ sdm
25 2 ½ sdm 0,5
Kacang ijo rebus 50 7 ½ sdm
2. Tempe 10 ½ potong 1,0
Tempe goreng 10
Tempe tumis 9
Tempe bacem 10
Tempe pepes 10
25 1 potong 1,0 Tempe goreng 25
1,1 Tempe tumis 23
1,0 Tempe bacem 25
1,0 Tempe pepes 25
3. Tahu kuning 20 ½ buah 1,1 Tahu goreng 18
cetak 1,6 Tahu tumis 13
1,2 Tahu bacem 17
1,2 Tahu kukus 17
50 1 buah 1,1 Tahu goreng 45
1,6 Tahu tumis 31
1,2 Tahu bacem 42
1,2 Tahu kukus 42
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)

32
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Sayur-sayuran
Bahan Berat
Berat Faktor
No. makanan URT Bahan makanan matang matang URT
bersih (g) konversi
mentah (g)
1. Bayam 15 1 ½ sdm 1,1 Bayam rebus 14 1 ½ sdm
0,9 Bayam kukus 17
Bayam tumis 17
25 Bayam rebus 23 ¼ gelas
Bayam kukus 28
Bayam kumis 28
2. Buncis 15 1 ½ buah 0,9 Buncis rebus 17 2 sdm
Buncis kukus 13
Buncis tumis 15
25 Buncis rebus 28 3 sdm
Buncis kukus 21
Buncis tumis 25
3. Kangkung 15 1 ½ sdm 0,8 Kangkung rebus 19 1 ½ sdm
Kangkung kukus 15
Kangkung tumis 15
4. Wortel 15 2 sdm 1,1 Wortel rebus 14 2 sdm
1,0 Wortel kukus 14
1,1 Wortel tumis 15 3 sdm
25 3 sdm 1,1 Wortel rebus 23 3 sdm
1,1 Wortel kukus 23
1,0 Wortel tumis 25
5. Tomat 15 ¼ buah 0,9 Tomat rebus 17 ¼ buah
1,3 Tomat tumis 12
25 ½ buah 0,9 Tomat rebus 28 ½ buah
1,3 Tomat tumis 19
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)

33
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

5. Minyak
Satu satuan penukar mengandung 45 kalori dan 5 gram lemak
No. Bahan makanan Berat (gram) URT

1. Minyak goreng 5 ½ sdm


2. Minyak ikan 5 ½ sdm
3. Margarin 5 ½ sdm
4. Kelapa 30 1 potong kecil
5. Kelapa parut 30 5 sdm
6. Santan 50 ¼ gelas
7. Lemak sapi 5 1 potong kecil
8. Lemak babi 5 1 potong kecil
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)

34
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1.3. Pengasuhan yang Responsif


Dalam pengasuhan responsif, orang tua (ayah dan ibu) atau pengasuh perlu memahami setiap hal
atau tanda yang ingin disampaikan anak dan meresponsnya secara benar. Sebagai contoh pada
awal kehidupan orang tua atau pengasuh harus bisa membedakan suara tangisan bayi apakah
karena mengompol, rasa haus, rasa tidak aman, sakit, atau ingin diperhatikan. Sebelum anak dapat
berbicara, interaksi antara anak dengan pengasuh diekspresikan melalui pelukan, kontak mata,
senyuman, gerak tubuh, dan ucapan-ucapan yang mungkin belum dapat dikenali atau dipahami
sepenuhnya. Interaksi yang saling menyenangkan ini menciptakan ikatan emosional yang akan
membantu anak-anak memahami dunia di sekitar mereka dan untuk belajar memahami orang lain,
pola hubungan, dan bahasa yang digunakan. Interaksi sosial ini juga akan merangsang koneksi antar
serabut saraf di otak.

1.4. Terjaminnya Keamanan dan Keselamatan Anak


Anak-anak kecil tidak dapat melindungi diri sendiri dan rentan terhadap bahaya yang tidak terduga,
rasa sakit fisik, dan tekanan emosional. Orang tua atau pengasuh harus menciptakan lingkungan
yang aman dari bahaya. Selain itu, pengasuhan yang baik dan penuh dengan kasih sayang akan
membuat anak merasa nyaman, aman, dan terlindungi.

1.5. Memberi Kesempatan Belajar Sejak Dini (Stimulasi Dini)


Usia dini terutama 1000 hari pertama kehidupan merupakan waktu yang penting untuk
perkembangan otak, yang mencakup perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosio-emosional.
Perkembangan otak tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti faktor genetik,
status kesehatan dan gizi, kualitas interaksi anak-ibu, serta karakteristik lingkungan. Riset
menunjukkan bahwa lingkungan anak usia dini memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan otak. Seorang bayi dilahirkan dengan milyaran sel otak yang mewakili potensi seumur
hidupnya. Namun, untuk berkembang, sel-sel otak ini perlu terhubung antara satu dengan yang lain
atau dikenal dengan proses sinaptogenesis. Semakin banyak stimulasi dari lingkungan yang diberikan
pada usia dini, maka semakin banyak sinaps antar sel otak yang terhubung. Selain sinaptogenesis,
neuroplastisitas, yang merupakan kemampuan otak untuk berubah sebagai respons dari stimuli
eksogen juga ditemukan paling tinggi dalam 3 tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu, setiap
anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Pada dasarnya, stimulasi tidak hanya dilakukan pada umur dini saja, namun juga dilanjutkan di umur
berikutnya untuk terus mengoptimalkan perkembangan anak di setiap tahapan perkembangannya.
Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat
dengan anak, pengasuh anak, anggota keluarga lain, dan kelompok masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan
yang menetap.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak halus dan adaptif, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan sosialisasi
dan kemandirian. Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dengan menerapkan prinsip

35
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

interaksi 2 arah (antara anak dan orang tua atau pengasuh)


2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-
orang yang terdekat dengannya
3. Lakukan stimulasi secara bertahap, rutin, dan berkelanjutan sesuai umur dan tahap
perkembangan anak terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak
4. Lakukan stimulasi dalam kegiatan sehari-hari, misalnya pada saat makan, mandi, sebelum tidur,
atau lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bercerita, dan membaca
buku
5. Stimulasi dilakukan dalam suasana menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada hukuman
6. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman, dan ada di sekitar anak
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
8. Anak diberikan apresiasi atau penghargaan terhadap setiap proses maupun hasil usaha dalam
mengembangkan kemampuan dengan hal-hal sederhana yang sesuai umur anak, misalnya
pujian, pelukan, atau dapat berupa hadiah yang tidak berlebihan
9. Membatasi waktu bermain gadget sesuai dengan rekomendasi screen time IDAI
a. Anak umur <1 tahun (bayi): Screen time tidak direkomendasikan
b. Anak umur 1-3 tahun (toddler):
• Umur 1-2 tahun: Screen time dalam bentuk menonton TV, video, komputer, dan
gadget tidak dianjurkan. Screen time yang diperbolehkan hanya dalam bentuk video-
chatting yang didampingi orang tua untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang
sedang berjauhan
• Umur 2-3 tahun: Screen time tidak lebih dari 1 jam. Semakin sedikit, lebih baik
c. Anak umur 3-6 tahun (prasekolah): Screen time tidak lebih dari 1 jam. Semakin sedikit,
lebih baik

Berikut adalah tahapan perkembangan, stimulasi yang diberikan, serta red flags sesuai kelompok
umur anak.

36
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 3.7. Tahapan perkembangan, stimulasi, dan red flags perkembangan anak
umur 0-72 bulan

Umur 0-2 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Mengangkat kepala setinggi 45°
• Menahan kepala tetap tegak

Motorik halus dan adaptif


• Meraba dan memegang benda
• Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah
• Pandangan mata mulai mengikuti benda di sekitarnya dan mengenali orang dari kejauhan

Bicara dan bahasa


• ‘Cooing’ atau membuat suara seperti berkumur
• Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
• Bereaksi terkejut terhadap suara keras
• Menoleh ke arah sumber suara

Sosialisasi dan kemandirian


• Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum
• Suka tertawa keras
• Melihat dan menatap wajah Anda
• Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
• Dapat menenangkan diri sendiri selama beberapa saat (dengan memasukkan tangan ke mulut dan
menghisap tangan)
• Merasa bosan (menangis, rewel) jika melakukan aktivitas monoton

STIMULASI
• Melatih bayi mengangkat kepala 45˚
Letakkan bayi pada posisi tengkurap. Gerakkan sebuah mainan berwarna
cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar
mengangkat kepalanya. Secara berangsur-angsur ia akan menggunakan
kedua lengannya untuk mengangkat kepala dan dadanya.

37
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih bayi menahan kepala tetap tegak


Gendong bayi berkeliling sambil memperlihatkan atau menunjuk benda
yang menarik. Gendong bayi pada posisi tegak menghadap ke depan
sehingga ia dapat melihat apa yang terjadi di sekitarnya dan dapat belajar
menahan kepalanya tetap tegak.

• Melatih bayi berguling


Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan
tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi
lain dengan perlahan. Awalnya, bayi perlu dibantu dengan cara
menyilangkan paha bayi agar badannya ikut bergerak miring sehingga
memudahkan bayi berguling.

• Melatih bayi meraba dan memegang benda


Letakkan benda atau mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di
tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung jari-jarinya.
Amati cara ia memegang benda tersebut. Hal ini berhubungan dengan suatu
gerak refleks, meraba, dan merasakan berbagai bentuk. Semakin bertambah
umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-benda kecil dengan
ujung jarinya (menjepit). Jaga agar benda itu tidak melukai bayi atau tertelan
dan membuatnya tersedak.

• Menggantung benda berwarna dan berbunyi


Gantungkan mainan atau benda pada tali di atas bayi dengan jarak 30 cm
atau sekitar 2 jengkal tangan orang dewasa. Bayi akan tertarik dan melihat
sehingga menggerakkan tangan dan kakinya sebagai reaksi. Pastikan
benda tersebut tidak bisa dimasukkan ke mulut bayi dan tidak akan
terlepas dari ikatan.

• Melatih bayi mengenali berbagai suara


Ajak bicara dan bernyanyi. Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti suara anggota
keluarga, binatang, dan sebagainya.

• Menirukan ocehan dan mimik bayi


Perhatikan apa yang dilakukan oleh bayi, kemudian tirukan ocehan dan mimik mukanya.
Selanjutnya bayi akan menirukan Anda. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi
komunikasi dan interaksi dua arah.

• Menunjukkan rasa tertarik pada bayi


Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas tersenyum setiap kali bayi
tersenyum kepada Anda. Buat suara-suara yang menyenangkan dan berbicara dengan bayi sambil
tersenyum. Ajak bayi bermain cilukba.

38
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Memberikan rasa aman dan nyaman


Anda dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada bayi melalui pelukan, belaian, ayunan,
serta ajak bayi bicara dan bermain saat menyusui, berpakaian, mandi, di tempat tidur, ketika
Anda sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan sebagainya dengan menggunakan
bahasa ibu sesering mungkin. Ajak bayi bicara dengan nada lembut dan halus serta penuh kasih
sayang.

• Mengenali penyebab bayi rewel dan mengatasi penyebabnya


Sesering mungkin ajak bayi dalam kegiatan Anda. Ketika bayi rewel, cari sebabnya dan atasi
masalahnya. Perhatikan jenis tangisan bayi agar Anda dapat mengetahui apa yang ia inginkan
dan merespons sesuai dengan tanda yang diberikan oleh bayi, misalnya saat bayi menangis
karena haus, maka respons yang diberikan adalah menyusui. Dengan memahami apa yang
disukai dan tidak disukai bayi juga dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dan percaya diri.
Bantu bayi untuk belajar menenangkan dirinya. Tidak mengapa untuk ia menghisap jarinya.

• Membentuk rutinitas
Mulailah membentuk rutinitas, seperti tidur lebih banyak di malam hari daripada di siang hari
dan buat jadwal yang teratur. Ketika menidurkan bayi, bersenandunglah dengan nada lembut dan
penuh kasih sayang, ayun perlahan bayi Anda sampai tertidur. Pada saat tidur malam, buat suasana
ruangan nyaman, lampu redup, dan tidak bising. Jangan ada TV dan komputer dalam kamar tidur
karena mengganggu tidur anak.

RED FLAGS
Periode neonatal
Motorik
• Tonus otot lemah
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
Sosial-emosional
• Pengasuh menunjukkan sikap tak acuh atau tidak tertarik

Umur 2 bulan
Motorik
• Tidak dapat mengangkat kepala ketika tengkurap
• Tidak dapat membawa tangannya ke mulut
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
• Pandangan mata tidak mengikuti arah gerak benda
Sosial-emosional
• Jarang menatap wajah atau kurangnya fiksasi mata
• Tidak tersenyum pada orang di sekitarnya

39
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 3-5 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berbalik dari posisi tengkurap ke terlentang
• Saat posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat kepala setinggi 90° dan menyangga badan dengan
bertumpu pada kedua siku
• Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
• Saat bayi ditegakkan dan kaki diletakkan di atas permukaan yang keras, maka kaki bayi akan
menendang-nendang

Motorik halus dan adaptif


• Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah
• Dapat memegang mainan dan menggoyangkannya serta mengayunkan mainan yang digantung
• Menggenggam mainan bertangkai atau jari orang lain
• Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
• Menyatukan kedua tangan di tengah dan mengamatinya
• Pandangan mata mengikuti benda yang bergerak dari satu sisi ke sisi lain
• Mengarahkan pandangan matanya pada benda-benda kecil

Bicara dan bahasa


• Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
• Mulai mengoceh dengan ekspresi dan menirukan suara yang didengar
• Mencari sumber suara

Sosialisasi dan kemandirian


• Memasukkan tangan ke mulut
• Memperhatikan wajah orang di sekitarnya dengan cermat
• Mengenali orang atau benda yang dikenalnya dari kejauhan
• Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik saat bermain sendiri
• Menirukan gerakan atau ekspresi wajah, seperti tersenyum atau mengerutkan dahi
• Menangis dengan cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan rasa haus, nyeri, ngompol, atau
lelah
• Menunjukkan perasaannya saat sedang senang atau sedih
• Memberikan respons terhadap ungkapan kasih sayang
• Suka bermain dengan orang lain dan akan menangis jika berhenti bermain

STIMULASI
• Melatih kontrol kepala
Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat dengan cara gendong bayi dengan posisi tegak dan
menghadap ke depan.

40
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih bayi duduk


Bantu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi didudukkan di kursi
dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi dalam posisi
duduk, beri mainan kecil di tangannya. Jika bayi belum bisa duduk
tegak, pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi di
lantai yang beralaskan selimut tanpa sandaran atau penyangga.

• Melatih bayi menyangga berat badan


Angkat badan bayi dengan memegang bawah
ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan turunkan
badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja,
tempat tidur, atau pangkuan Anda. Coba agar bayi
mau mengayunkan badannya dengan gerakan naik
turun serta menyangga sebagian berat badannya
dengan kedua kaki. Ajak bayi bernyanyi atau
berbicara saat melakukannya. Tersenyumlah saat Anda melakukannya.

• Melatih bayi memegang benda dengan kedua tangan


Letakkan sebuah benda atau mainan di tangan bayi dan perhatikan
apakah dia akan memindahkan benda tersebut ke tangan lainnya.
Usahakan agar tangan bayi masing-masing memegang benda pada
waktu yang bersamaan. Mula-mula bayi dibantu, letakkan mainan di 1
tangan dan kemudian usahakan agar bayi mau mengambil mainan
lainnya dengan tangan yang paling sering digunakan.

• Melatih bayi memegang benda dengan kuat


Letakkan mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi dan bantu agar ia
dapat memegangnya. Setelah bayi menggenggam mainan tersebut, tarik pelan-pelan untuk
melatih bayi memegang benda dengan kuat.

• Memberikan bayi kesempatan untuk meraih mainan dan mengeksplor lingkungan sekitarnya
Letakkan sebuah mainan sedikit di luar jangkauan bayi. Gerak-gerakkan mainan itu di depan
bayi sambil bicara kepadanya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan terlalu
lama membiarkan bayi berusaha meraih mainan tersebut agar ia merasa berhasil.

• Melatih bayi mengamati dan mengambil benda kecil


Letakkan benda kecil seperti potongan-potongan biskuit di hadapan bayi.
Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut. Singkirkan barang-barang
kecil berbahaya yang dapat menyebabkan tersedak.

41
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih bayi mencari sumber suara


Latih bayi agar menengok ke arah sumber suara. Arahkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-
mula muka bayi dipegang dan dipalingkan perlahan-lahan ke arah sumber suara, atau bayi
dibawa mendekati sumber suara.

• Menirukan suara bayi


Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa kata berkali-kali dan usahakan agar bayi
menirukannya. Yang paling mudah ditirukan oleh bayi adalah kata yang menggunakan huruf
vokal dan gerakan bibir. Contohnya: “Pa-pa”, “Ma-ma”, “Ba-ba”. Tunjukkan rasa senang dan
tersenyumlah saat bayi Anda membuat suara.

• Memberi rasa aman dan kasih sayang


Berikan rasa aman dan kasih sayang dengan cara pandang mata anak, tersenyum, peluk, cium,
ayun, dan ajak bicara.

• Membentuk rutinitas
Lanjutkan rutinitas jadwal untuk tidur dan makan.

• Memahami kebutuhan bayi


Perhatikan apa yang bayi suka dan tidak suka sehingga Anda akan memahami kebutuhannya
dan apa yang dapat Anda lakukan untuk membuat ia senang.

• Mengajak bayi bermain cilukba


Tutup seluruh bagian wajah Anda dan buka secara tiba-tiba untuk dilihat bayi. Cara lain adalah
mengintip bayi dari balik pintu atau tempat tidurnya.

• Mengajak bayi melihat dirinya di kaca


Pada umur ini, bayi senang melihat dirinya di cermin. Bawalah bayi
melihat dirinya di cermin yang tidak mudah pecah.

RED FLAGS
Umur 4 bulan
Motorik
• Tidak dapat menahan kepala dengan stabil
• Tidak mampu menggerakkan tangan ke bagian tengah tubuh
• Kaki tidak menendang ketika diletakkan di atas permukaan yang keras
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
• Pandangan mata tidak mengikuti arah gerak benda
Sosial-emosional
• Jarang menatap wajah atau kurangnya fiksasi mata
• Tidak tersenyum pada orang di sekitarnya

42
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 6-8 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Duduk (sikap tripoid – sendiri) dengan kedua tangan menopang tubuhnya
• Berguling ke 2 arah (depan ke belakang, belakang ke depan)
• Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
• Belajar berdiri, kedua kaki menopang sebagian berat badan

Motorik halus dan adaptif


• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
• Memungut 2 benda, kemudian masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat bersamaan
• Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
• Memasukkan makanan ke dalam mulut
• Memperhatikan hal-hal di sekitarnya
• Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan

Bicara dan bahasa


• Bersuara tanpa arti (“Mamama”, “Bababa”, “Dadada”, “Tatata”)
• Menyatukan vokal saat mengoceh (“Ah”, “Eh”, “Oh”) dan suka bergantian dengan orang tua
saat membuat suara
• Mulai mengucapkan bunyi konsonan (bergumam dengan ‘m’, ‘b’)
• Merespons ketika namanya dipanggil
• Merespons suara dengan mengeluarkan suara
• Mengeluarkan suara untuk menunjukkan perasaannya

Sosialisasi dan kemandirian


• Makan kue sendiri
• Bermain tepuk tangan atau cilukba
• Menunjukkan rasa ingin tahu tentang berbagai hal dan mencoba meraih benda yang berada di
luar jangkauannya
• Mengenali wajah-wajah yang familiar dan mulai mengetahui jika seseorang adalah orang asing
• Senang bermain dengan orang lain, terutama orang tua
• Dapat merespons emosi orang lain dan seringkali tampak bahagia
• Senang melihat diri sendiri di cermin

STIMULASI
• Memberikan pelukan, senyuman, ajak bicara, serta panggil Namanya

• Melatih bayi merangkak


Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah mainan
dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.

43
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih berdiri dengan menarik bayi ke posisi berdiri


Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke
posisi berdiri. Selanjutnya, lakukan hal tersebut di atas
meja, kursi, atau tempat lainnya.

• Melatih bayi berjalan berpegangan


Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan
yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu
jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan
pada ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk
mencapai mainan tersebut. Anda juga dapat
membantunya dengan memegang kedua tangan
bayi dan buat agar ia mau melangkah.
• Melatih bayi memegang mainan di kedua tangan
Beri mainan di satu tangan, kemudian beri mainan
lain di tangan yang sama. Bayi akan memindahkan
mainan tersebut ke tangan satunya, sehingga ia
bisa memegang mainan di kedua tangan.

• Melatih bayi memegang alat tulis dan mencoret-coret


Sediakan krayon atau pensil berwarna dan kertas bekas di atas meja. Dudukkan bayi di
pangkuan Anda, bantu bayi agar ia dapat memegang krayon atau pensil dan ajarkan
bagaimana mencoret-coret kertas.

• Melatih bayi memasukkan benda ke dalam wadah


Ajari bayi cara memasukkan mainan atau benda kecil ke dalam suatu
wadah yang dibuat dari karton, kaleng, kardus, atau botol air mineral
bekas. Setelah bayi memasukkan benda-benda tersebut ke dalam
wadah, ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya
kembali. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya, seperti
jangan terlalu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu
tertelan.
• Melatih bayi mencari dan menemukan mainan
Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan cara ditutup
selimut atau koran sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan
mainan tersebut yaitu dengan cara mengangkat kain atau koran penutup
mainan. Setelah bayi mengerti permainan ini, maka tutup mainan
tersebut dengan selimut atau koran, dan biarkan ia mencari mainan itu
sendiri.

44
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih bayi membuat bunyi-bunyian


Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak dapat pecah (kubus
atau balok kecil). Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul
kedua benda tersebut.

• Mengucapkan kata sederhana dari suara bayi


Ulangi suara bayi dan ucapkan kata-kata sederhana dengan suara itu. Misalnya jika bayi berkata
“Bah”, ucapkan “Botol” atau “Buku”.

• Membacakan buku cerita


Bacakan buku cerita dengan gambar berwarna
(gambar hewan, kendaraan, meja, gelas, dsb) dari
buku atau majalah bergambar. Tunjukkan hal-hal
baru di dalamnya. Puji bayi bila ia mengoceh dan ikut
‘membaca’ juga. Lakukan stimulasi ini setiap hari
dalam beberapa menit saja. Sebutkan dengan cara
yang benar sesuai ejaan dan tidak cadel. Selain dari
buku, Anda juga dapat mengenalkan atau menunjuk
nama orang (papa atau mama) dan benda di sekitar.

• Mengenali suasana hati bayi


Belajarlah untuk membaca suasana hati bayi. Jika ia senang, maka lanjutkan apa yang sedang
Anda lakukan. Jika ia tidak senang, maka berhenti dan tenangkan bayi.

• Mengajarkan bayi tentang konsep sebab dan akibat


Ketika bayi menjatuhkan mainan di atas lantai, ambil dan berikan kembali. Permainan ini
mengajarkan tentang sebab akibat.

• Mengajak bayi bermain permainan bersosialisasi dan mengajari perintah sederhana


Ajak bayi bermain dengan orang lain. Misalnya bersalaman atau tepuk
tangan. Ketika ayah pergi lambaikan tangan ke bayi sambil berkata
“Da...daah”, bantu bayi dengan gerakan membalas melambaikan
tangannya. Setelah ia mengerti permainan tersebut, coba agar bayi mau
menggerakkan tangannya sendiri ketika Anda mengucapkan kata-kata
seperti di atas.

RED FLAGS
Umur 6 bulan
Motorik
• Tidak dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
• Memiliki kesulitan untuk membawa benda ke arah mulut
• Tampak sangat lemah, seperti boneka kain
• Tidak dapat berguling ke arah manapun
• Terlihat sangat kaku, otot tampak tegang

45
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bahasa atau kognitif


• Tidak merespons terhadap suara di sekitarnya
• Tidak tertarik atau tidak mencoba untuk meraih benda di sekitarnya
• Tidak mengeluarkan suara vokal (“Ah”, “Eh”, “Oh”)
• Tidak tertawa atau membuat suara memekik

Sosial-emosional
• Tidak tersenyum, tertawa, atau menunjukkan ekspresi wajah
• Tidak menunjukkan ketertarikan atau rasa kasih sayang pada pengasuh

46
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 9-11 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Dapat duduk sendiri dari posisi berbaring
• Merangkak
• Mengangkat badan ke posisi berdiri
• Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
• Dapat berjalan dengan dituntun

Motorik halus dan adaptif


• Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan
• Menggenggam erat pensil
• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain dengan gerakan yang lebih halus
• Mengambil benda yang berukuran kecil dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
• Membenturkan 2 benda
• Pandangan mengikuti arah jatuh benda
• Mencari benda yang ia lihat Anda sembunyikan

Bicara dan bahasa


• Menirukan suara dan gerak tubuh orang lain
• Mengulang atau menirukan kata atau suku kata
• Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
• Membuat banyak suara-suara berbeda seperti “Mamamama” dan “Bababababa”
• Menyebut 1 kata yang mempunyai arti
• Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
• Memberi respons anggukan atau gelengan kepala

Sosialisasi dan kemandirian


• Senang diajak bermain cilukba
• Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu dan ingin menyentuh apa saja
• Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali
• Memiliki mainan favorit
• Memahami makna kata ‘tidak’
• Menggunakan jari untuk menunjuk sesuatu

STIMULASI
• Saat bayi mulai lebih sering bergerak, tetaplah berada pada jarak dekat dengannya
• Sediakan tempat yang cukup luas dan aman untuk bayi dapat bergerak bebas dan
mengeksplorasi lingkungan sekitarnya
• Latih bayi untuk duduk, merangkak, berdiri berpegangan
• Latih bayi untuk memegang mainan dengan 2 tangan
• Latih bayi untuk memasukkan benda kecil ke dalam wadah

47
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih bayi menyusun balok


Ajari bayi menyusun beberapa balok atau kotak besar. Balok atau kotak
dapat dibuat dari karton atau potongan-potongan kayu bekas. Benda
lain yang dapat dipakai adalah beberapa kaleng kecil kosong atau
mainan anak berbentuk kubus atau balok.

• Melatih bayi menggambar


Letakkan krayon atau pensil berwarna dan kertas di meja. Ajak bayi
‘menggambar’ dan mencoret-coret dengan krayon atau pensil warna.
Kegiatan menggambar ini dapat dilakukan bersamaan dengan Anda
mengerjakan tugas rumah tangga.

• Melatih bayi mengambil mainan


Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih,
menarik ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. Letakkan
mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan
tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika Anda tidak dapat mengawasi bayi.

• Melatih bayi mencari mainan


Sembunyikan mainan bayi dan biarkan bayi mencari mainannya.

• Mengucapkan dan menunjuk orang, benda, atau organ tubuh yang sudah dikenalkan
Deskripsikan apa yang dilihat oleh bayi; misal “Bola bulat berwarna merah” dan beritahu apa
yang diinginkan bayi Anda saat ia menunjuk pada suatu benda.

• Mengajak bayi berbicara dan melatih bayi menirukan kata-kata


Setiap hari bicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya, seperti:
minum, susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dll. Buat agar bayi mau menirukan kata-kata
tersebut. Bila bayi mau mengatakan, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia
mau mengulanginya.

• Membacakan buku
Bacakan buku dan ajak bicara. Anda dapat mengenalkan gambar-gambar yang ada di dalam
buku dan memintanya untuk menunjuk gambar yang Anda sebutkan.

• Mengajak bayi berbicara dengan boneka


Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau
kaos kaki yang digambari dengan pena menyerupai bentuk wajah.
Berpura-puralah bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat
agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu.

48
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Bersenandung dan nyanyikan lagu bersama sesering mungkin


• Berikan kesempatan kepada bayi untuk berkomunikasi atau bermain dengan teman sebaya
• Katakan menurut Anda apa yang sedang dirasakan bayi
Misalnya, katakan “Kamu sedang sedih ya, mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan untuk
membuatmu merasa lebih baik”.
• Menghindari kata ‘jangan’
Minta bayi melakukan apa yang Anda inginkan. Misalnya, lebih baik katakan “Sekarang
waktunya duduk” daripada “Jangan berdiri”.
• Mengajak bayi bermain di dapur
Biarkan bayi bermain di dapur ketika Anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari
kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alat memasak dari plastik atau
benda-benda yang ada di dapur seperti gelas, mangkok, sendok, tutup gelas dari plastik.
• Menggali hal-hal yang membuat bayi senang dan nyaman
Perhatikan cara bayi bereaksi terhadap situasi atau orang baru; terus lakukan hal-hal yang
membuat bayi bahagia dan nyaman.
• Lanjutkan rutinitas yang telah dibentuk sebelumnya
• Ajak bayi untuk bermain permainan ‘giliranku, giliranmu’
• Mengajarkan sebab akibat
Ajarkan sebab akibat dengan menggelindingkan bola maju dan mundur, mendorong mobil
mainan dan truk, serta memasukkan dan mengeluarkan balok dari wadah.
• Mengajak bermain cilukba dan petak umpet
Pegang sapu tangan, kain, atau kertas untuk menutupi wajah Anda dari pandangan bayi,
kemudian singkirkan penutup wajah dari hadapan bayi dan katakan “Cilukba” ketika bayi
dapat melihat wajah Anda kembali.
• Ajak bayi bermain dengan orang lain dan ketika anggota keluarga lain pergi, lambaikan tangan
ke bayi sambil berkata “Da..daaah”, bantu bayi membalas lambaian

RED FLAGS
Umur 9 bulan
Motorik
• Tidak mampu duduk dengan bantuan
• Jarang berguling
• Tidak dapat menahan beban dengan kedua kakinya meskipun dibantu
• Tidak dapat melakukan permainan yang melibatkan gerakan ‘bolak-balik’
• Tidak dapat memindahkan mainan dari 1 tangan ke tangan yang lain

Bahasa atau kognitif


• Jarang mengoceh dengan konsonan atau tidak mengoceh “Mama”, “Baba”, “Dada”
• Tidak merespon ketika namanya dipanggil
• Tidak mengenali orang-orang yang familiar
• Tidak melihat ke arah yang ditunjuk

Sosial-emosional
• Tidak ada timbal balik (interaksi 2 arah) saat diajak tersenyum atau berbicara

49
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 12-17 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berdiri sendiri tanpa berpegangan
• Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
• Berjalan dengan baik

Motorik halus dan adaptif


• Menumpuk 2 kubus
• Memasukkan benda ke dalam wadah dan mengeluarkannya
• Mengeksplor benda-benda dengan berbagai cara berbeda, seperti menggoyang,
membenturkan, melempar
• Dapat memegang krayon, mencoret-coret
• Dapat menemukan benda yang disembunyikan dengan mudah
• Melihat pada gambar atau benda yang tepat ketika namanya disebutkan
• Menggunakan benda-benda dengan benar, misalnya minum dari cangkir, menyisir rambut

Bicara dan bahasa


• Memanggil ayah dengan kata ‘papa’, memanggil ibu dengan kata ‘mama’
• Mampu menyebutkan 1 sampai 6 kata yang mempunyai arti
• Mencoba mengucapkan kata-kata yang Anda ucapkan
• Membuat suara dengan intonasi yang berubah-ubah
• Merespon terhadap perintah lisan sederhana seperti “Ambil mainannya”
• Melakukan gerakan sederhana, seperti menggelengkan kepala atau melambaikan tangan

Sosialisasi dan kemandirian


• Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek dengan mengeluarkan suara
yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
• Mengulang-ulang suara atau tindakan untuk mendapatkan perhatian
• Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing
• Menunjukkan rasa takut, malu, atau gugup pada beberapa situasi tertentu, misalnya saat
bertemu dengan orang asing
• Menangis ketika ayah atau ibu pergi
• Memiliki mainan atau orang tertentu yang disenangi
• Memberi Anda buku saat ia ingin dibacakan cerita
• Mengulurkan tangan atau kaki saat sedang dipakaikan baju atau celana
• Bermain permainan seperti cilukba dan tepuk tangan

STIMULASI
• Berikan anak pelukan, ciuman, dan pujian ketika anak berperilaku baik
• Berikan ruang yang cukup luas dan aman untuk eksplorasi
Jadikan rumah ramah anak. Simpan produk pembersih dan perawatan rumah lainnya di
tempat yang aman. Gunakan pagar pengaman dan pastikan pintu terkunci.
• Melatih anak berjalan mundur 5 langkah

50
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, ajari anak cara melangkah mundur.
Berikan mainan yang dapat ditarik karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat
memperhatikan mainan itu. Umumnya anak senang dengan mainan yang bersuara.

• Latih anak untuk dapat membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

• Melatih anak berjalan naik dan turun tangga


Bila anak sudah bisa merangkak naik dan melangkah turun tangga, ajari
anak cara jalan naik tangga sambil berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Tetap bersama anak ketika ia melakukan hal ini untuk
pertama kalinya.

• Melatih anak berjalan sambil berjinjit


Tunjukkan kepada anak cara berjalan sambil berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti Anda
berjinjit di sekeliling ruangan.

• Ajak anak bermain menyusun puzzle dan merangkai manik besar

• Melatih anak menangkap, melempar, dan menendang bola


Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar, kemudian cara menangkap bola
tersebut. Bila anak bisa melempar bola ukuran besar, ajari anak melempar bola yang
ukurannya lebih kecil. Selain lempar tangkap, Anda dapat mengajak anak untuk belajar
menendang bola.

• Melatih anak menyusun balok


Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu dengan ukuran sekitar 2,5 cm x 2,5 cm. Ajari anak cara
menyusun balok ke atas tanpa menjatuhkannya.

• Melatih anak memasukkan dan mengeluarkan benda


Ajari anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol,
dan lain-lain. Tunjukkan bagaimana mengeluarkannya dari wadah. Ajak anak bermain
memasukkan dan mengeluarkan benda-benda tersebut.

51
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak memasukkan benda yang satu ke benda lainnya


Sediakan mangkok atau kotak plastik dari berbagai ukuran. Tunjukkan
kepada anak cara meletakkan mangkok yang ukurannya lebih kecil ke
mangkuk lebih besar. Buat agar anak mau melakukannya sendiri. Pilih
benda-benda yang tidak mudah pecah.

• Melatih anak menggambar


Berikan anak krayon dan kertas, lalu biarkan ia menggambar dengan bebas. Tunjukkan pada
anak cara menggambar garis ke atas, ke bawah, dan melintasi halaman. Puji anak saat ia
mencoba menyalinnya.

• Melatih anak menemukan benda


Sembunyikan mainan-mainan kecil dan dorong anak untuk dapat menemukannya.

• Mengajak anak membuat suara dari benda atau instrumen musik


Berikan anak panci dan wajan atau instrumen musik berukuran kecil
seperti drum atau simbal. Dorong anak untuk membuat suara dari
benda-benda tersebut.

• Ajak anak bermain dengan mainan yang dapat didorong seperti gerobak
• Ajak anak bermain telpon-telponan
• Melatih anak mengenal bagian tubuh
Dimulai dari bagian tubuh yang mudah, anak diajarkan nama-nama
bagian tubuh. Anak diminta untuk menunjuk bagian-bagian tubuh.
Ajarkan anak untuk mengikuti kata penyebutan bagian-bagian tubuh
tersebut.

• Melatih anak mengenal nama-nama benda di sekitar


Selain anggota tubuh, Anda dapat meminta anak untuk menyebut nama benda-benda yang
Anda lihat ketika sedang berkendara. Kembangkan apa yang anak coba untuk katakan atau
apa yang ia tunjuk. Jika ia menunjuk truk dan mengatakan “T” atau “Truk”, katakan “Ya, itu
adalah truk berwarna biru yang besar”.
• Ajak anak bernyanyi lagu yang membutuhkan gerakan tubuh
• Berikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi atau bermain dengan teman sebaya
• Beritahu anak apa yang sedang Anda lakukan, misal “Ibu sedang mencuci tanganmu”
• Membacakan buku cerita
Bacakan buku cerita setiap hari. Biarkan ia yang membalik halamannya dan bergantianlah
dengan anak untuk menyebutkan nama gambar.
• Ajak anak bermain petak umpet

52
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Ajak anak merapikan mainannya setelah selesai bermain


• Melatih anak menirukan pekerjaan rumah tangga
Ketika Anda membersihkan rumah, menyapu, dan melakukan
pekerjaan rumah tangga lainnya, ajak anak untuk menirukannya.
Berikan kepadanya lap pembersih debu, sapu, dan lain-lain.

• Melatih anak melepas pakaian


Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiannya. Mula-mula bantu anak dengan cara
membukakan kancing bajunya, melepas sepatunya, atau menarik kaos atau blus melewati
kepala anak.

• Melatih anak makan sendiri


Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak makan sendiri dan bantu jika
anak mengalami kesulitan. Ajak anak untuk makan bersama anggota keluarga yang lain.

• Mengajari anak merawat boneka


Beri anak boneka plastik atau karet yang dapat dicuci. Ajari anak cara menggendong, memberi
makan, menyayangi, meninabobokan, dan memandikan boneka itu.

• Sering bawa anak ke tempat-tempat umum seperti kebun binatang, pusat perbelanjaan, terminal
bus, museum, stasiun kereta api, lapangan terbang, taman, tempat bermain, dan sebagainya.
Bicarakan mengenai benda-benda yang Anda dan anak Anda lihat.

• Berikan anak waktu untuk mengenal pengasuh baru


• Bawa mainan favorit, boneka binatang, atau selimut kesukaannya agar anak merasa nyaman
• Berikan respons yang tepat terhadap perilaku anak
Dalam memberikan respons terhadap perilaku anak yang tidak diinginkan, katakan ‘tidak’
dengan tegas. Jangan berteriak, memukul, atau memberikan penjelasan yang panjang. ‘Time
out’ selama 30 detik-1 menit mungkin dapat membantu.
• Luangkan lebih banyak waktu untuk mendorong anak melakukan perilaku yang diinginkan
daripada menghukum perilaku yang tidak diinginkan

RED FLAGS
Umur 12 bulan
Motorik
• Tidak dapat berdiri atau menahan beban dengan kedua kaki walaupun dibantu
• Tidak dapat merangkak
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons ketika namanya dipanggil
• Tidak memahami kata ‘tidak’
• Tidak berusaha mencari barang yang ia tahu Anda sembunyikan
• Tidak dapat melakukan gerakan seperti melambai atau menggelengkan kepala
• Tidak mengucapkan satu katapun seperti “Mama” atau “Dada”

53
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Tidak dapat menunjuk benda


Sosial-emosional
• Acuh tak acuh atau menolak kedekatan dengan pengasuh
• Tidak melihat ke arah yang ditunjuk oleh pengasuh

Umur 15 bulan
Motorik
• Tidak dapat memegang pensil
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat mengucapkan kata “Mama” dan “Papa” atau “Dada”
Sosial-emosional
• Tidak mampu menunjuk benda yang diinginkan (proto-imperative pointing)

54
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 18-23 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berjalan mundur 5 langkah
• Dapat naik tangga dengan berpegangan pada pegangan tangan
• Berlari

Motorik halus dan adaptif


• Menumpuk 4 buah kubus
• Mencoret-coret sendiri
• Menggelindingkan bola ke arah sasaran

Bicara dan bahasa


• Menyebut 7-20 kata yang mempunyai arti
• Menunjuk untuk memberitahu apa yang diinginkannya
• Mengatakan ‘tidak’ dan menggelengkan kepala
• Menunjuk 1 bagian tubuh
• Dapat mengikuti perintah lisan 1 langkah tanpa bantuan gerak tubuh, misalnya anak duduk saat
Anda mengatakan “Duduk”

Sosialisasi dan kemandirian


• Melepaskan pakaiannya dengan bantuan
• Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
• Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri
• Senang memberikan benda kepada orang lain untuk mengajak bermain
• Terkadang mengalami tantrum
• Menunjukkan rasa takut terhadap orang asing
• Bergantung pada orang tua atau pengasuh saat berada di situasi baru
• Menunjukkan rasa sayang kepada orang yang dikenal
• Bermain peran sederhana, seperti memberi makan boneka
• Menunjuk untuk memperlihatkan sesuatu yang menarik
• Menunjuk untuk mendapatkan perhatian dari orang lain
• Mengeksplorasi lingkungan sekitar sendirian dengan orang tua tetap berada di dekatnya
• Mengetahui jenis kelamin diri sendiri

STIMULASI
• Berikan anak ruang yang aman untuk berjalan dan bergerak
• Berikan mainan yang dapat didorong dan ditarik dengan aman
• Ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Penting untuk menjaga lingkungan
tetap konsisten dan dapat diprediksi

55
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih keseimbangan tubuh


Ajari anak cara berdiri dengan 1 kaki secara bergantian. la mungkin
perlu berpegangan kepada Anda atau kursi ketika ia melakukan untuk
pertama kalinya. Usahakan agar anak menjadi terbiasa dan dapat berdiri
dengan seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi
permainan ini.

• Latih anak berjalan, berlari, dan melompat

• Latih anak untuk naik dan turun tangga

• Latih anak untuk dapat melempar, menangkap, dan menendang bola

• Melatih anak mendorong mainan dengan kaki


Biarkan anak bermain dengan mainan yang perlu didorong dengan
kakinya agar mainan itu dapat bergerak maju.

• Melatih anak mengenal berbagai ukuran dan bentuk


Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak atau
kardus. Beri anak mainan atau benda-benda yang bisa dimasukkan lewat lubang-lubang itu.
Selain itu, Anda dapat memberi anak adonan kue (apabila Anda membuat kue) atau lilin yang
bisa dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.

• Mengajak anak bermain puzzle


Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari 2-3 potong saja.

56
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak menggambar wajah atau bentuk


Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti garis,
bulatan, dan lain-lainnya menggunakan spidol, krayon, dan lain-lain.
Ajarkan juga cara menggambar wajah.

• Melatih anak mengancingkan baju


Beri anak pakaian atau mainan yang mempunyai kancing. Ajari anak cara mengancingkan
kancing tersebut.
• Mengajak anak membuat rumah-rumahan
Ajak anak membuat rumah-rumahan dari kotak besar atau kardus. Potong kardus itu untuk
membuat jendela dan pintu rumah.
• Melatih anak menemukan benda
Sembunyikan benda di bawah selimut dan bantal, lalu dorong anak untuk dapat
menemukannya.
• Ajak anak untuk bernyanyi
• Melatih anak bercerita tentang apa yang dilihatnya
Perlihatkan sering-sering buku dan majalah bergambar kepada anak. Bacakan dan ceritakan
gambar yang ada dengan kata-kata sederhana. Usahakan agar anak mau menceritakan apa
yang dilihatnya.
• Tirukan kata-kata anak
• Gunakan kata-kata yang menunjukkan perasaan atau emosi
• Gunakan frasa yang sederhana dan jelas
• Tanyakan pertanyaan sederhana dan berikan anak kesempatan untuk menjawab
• Melatih anak mengerjakan perintah sederhana
Mulai memberi perintah kepada anak dengan menggunakan kata-kata yang sederhana,
misalnya "Tolong bawakan kaos kaki merah" atau "Letakkan cangkirmu di meja". Tunjukkan
kepada anak cara mengerjakan perintah tadi.
• Melatih anak berpakaian
Biarkan anak memakai dan melepas pakaiannya sendiri sejauh yang dapat dilakukannya.
Setelah belajar lebih banyak mengenal hal ini, berangsur-angsur ia akan mau melakukan sendiri
tanpa dibantu.
• Usahakan agar anak mau membereskan mainannya dan membantu kegiatan rumah tangga
yang ringan

• Melatih anak makan dan minum sendiri


Ajari ia makan sendiri dengan memakai sendok dan garpu serta minum
dari cangkir, tidak peduli seberapapun berantakannya. Ajak ia makan
bersama keluarga.

57
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Mengajak anak bermain permainan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak umpet. Dengan
bermain seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan dan giliran
bermain dengan teman-temannya.
• Melatih anak mengenal jenis kelamin
Perkenalkan jenis kelamin anak, baik saat memandikan anak atau memakaikan pakaian.
Gunakan kata sederhana dan dengan intonasi datar.
• Lebih sering memuji perilaku baik daripada menghukum perilaku yang buruk (gunakan ‘time-
out’ yang lebih singkat)
• Deskripsikan emosi anak, misalnya “Kamu senang ketika membaca buku ini”
• Dorong anak untuk berempati, misal ketika ia melihat temannya sedih, dorong anak untuk
memeluk atau menepuk pundak temannya
• Biarkan anak bermain dengan balok, bola, puzzle, buku, dan mainan yang mengajarkan sebab
akibat dan pemecahan
• Berikan mainan yang mendorong anak untuk bermain berpura-pura, misalnya boneka, telepon
mainan

RED FLAGS
Umur 18 bulan
Motorik
• Tidak dapat berjalan tanpa bantuan
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat menyebutkan minimal 6 kata
• Tidak mengatakan kata-kata baru
• Tidak mampu menunjuk benda untuk menunjukkan sesuatu pada orang lain
• Tidak mengetahui fungsi benda-benda yang familiar
• Tidak dapat menirukan tindakan atau perkataan orang lain
Sosial-emosional
• Tidak mampu menunjuk untuk menyatakan ketertarikan (proto-declarative pointing) atau
menunjukkan gestur
• Tidak peduli ketika pengasuh datang atau pergi

58
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 24-35 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Jalan naik tangga sendiri
• Berlari
• Bermain dan menendang bola kecil

Motorik halus dan adaptif


• Membuat garis lurus
• Menumpuk 4 atau lebih kubus
• Menemukan benda yang disembunyikan dalam 2 hingga 3 lapis penutup

Bicara dan bahasa


• Membuat kalimat yang terdiri dari 2-4 kata
• Mengulangi kata-kata yang didengarnya dari percakapan
• Mengetahui nama orang yang dikenal
• Menunjuk 3-6 atau lebih bagian tubuh
• Menunjuk 4 gambar atau benda yang tepat ketika namanya disebutkan
• Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
• Mulai mengenal bentuk dan warna
• Mengikuti perintah 2 langkah seperti “Ambil sepatu dan letakkan di rak”
• Melengkapi kalimat dari buku atau lirik lagu yang familiar

Sosialisasi dan kemandirian


• Menunjukkan kemandirian yang lebih, seperti membantu memungut mainannya sendiri,
membantu mengangkat piring jika diminta, atau melepas pakaian sendiri
• Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
• Menirukan orang lain, terutama orang dewasa dan anak yang lebih tua
• Merasa bersemangat ketika bersama anak-anak lain dan mulai melibatkan teman- temannya
dalam permainan
• Menunjukkan perilaku menentang (melakukan apa yang dilarang)
• Bermain permainan berpura-pura yang sederhana

STIMULASI
• Dorong agar anak mau memanjat, berlari, melompat, merayap, melatih keseimbangan badan,
bermain menendang bola, serta latihan menghadapi rintangan
Ajak anak bermain ‘ular naga’, merangkak di
kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, melompat di
atas bantal dan lain-lain.

59
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak melompat


Usahakan agar anak melompat jauh dengan kedua kakinya bersamaan. Letakkan sebuah
handuk bekas di lantai, atau buat garis di tanah dengan sebuah tongkat atau di lantai dengan
sebuah kapur tulis sebagai batas lompatan.
• Melatih anak melempar dan menangkap
Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar ke arah Anda. Kemudian lemparkan
kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat menangkapnya.
• Dorong agar anak mau bermain puzzle
Bantu anak menyelesaikan puzzle bentuk, warna, atau hewan. Beritahu nama setiap bagian
saat anak Anda meletakkan pada tempatnya.
• Mengajak anak membuat gambar tempelan
Bantu anak memotong gambar-gambar dari majalah tua dengan gunting untuk anak dan
tempelkan di kertas atau karton. Bicarakan dengan anak tentang apa yang sedang dibuatnya.
• Mengajak anak membuat proyek seni
Lakukan proyek seni menggunakan krayon, cat, dan kertas. Deskripsikan apa yang anak Anda
buat dan tempel hasilnya di dinding atau kulkas.
• Mengajak anak memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya
Berikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya uang logam, berbagai jenis kancing,
benda berbagai warna, dan lain-lain. Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda
itu menurut jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan, kemudian sedikit demi
sedikit tambahkan jenisnya.
• Melatih anak mencocokkan gambar dan benda
Tunjukkan kepada anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang
sesungguhnya. Bicarakan mengenai bentuknya, gunanya, dan sebagainya.
• Memperkenalkan konsep jumlah
Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu, dua, tiga dan
sebagainya. Katakan kepada anak Anda berapa jumlah benda dalam 1 kelompok dan bantu ia
menghitungnya, misalnya “Ini ada 3 biji kacang, mari kita hitung, satu, dua, tiga”.

• Melatih anak menyusun balok


Beli atau buat 1 set balok mainan anak. Bila anak
Anda bertambah besar, Anda dapat menambah
jumlahnya. Beri anak kesempatan untuk
membangun dan merobohkannya.

• Melatih anak menemukan benda


• Minta anak untuk membantu membuka pintu atau laci dan membalik halaman buku atau
majalah
• Ketika anak sudah dapat berjalan dengan baik, minta anak untuk membawakan benda kecil
• Ajak anak berbicara dengan menggunakan 2 kata dengan ejaan bahasa yang baik dan benar
serta tidak cadel
• Membacakan buku cerita
Bacakan buku cerita anak. Buat agar anak melihat Anda membaca buku. Gunakan buku cerita

60
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

dengan tulisan dan gambar yang besar supaya menarik minat anak. Ketika selesai
membacakan, Anda dapat mengajukan pertanyaan 5 W dan 1 H: Who (siapa tokohnya); What
(apa yang terjadi); When (kapan terjadinya); Where (di mana terjadinya); Why (mengapa bisa
terjadi); How (bagaimana bisa terjadi).
• Dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya baik dari buku maupun ketika jalan-jalan
• Memberikan pendampingan saat menonton TV atau bermain gadget
Apabila ingin menonton TV atau gadget, dampingi anak ketika menonton. Beri penjelasan
kepada anak tentang apa yang dilihat dan didengar pada acara tersebut. Ajak anak untuk
dapat memberi tanggapan sehingga kita bisa mengetahui bahwa apa yang dipersepsikan anak
terhadap tontonan tersebut adalah benar. Batasi waktu menonton maksimal 1 jam per hari.
• Melatih anak menyebut nama lengkap
• Menceritakan diri anak
Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu dan
menarik yang dialami anak.
• Melatih anak menyebutkan nama, sifat, guna, serta keadaan suatu benda
Anak dapat melihat gambar dan menyebut dengan benar nama-nama benda yang sudah
diajarkan. Ketika mengajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu
benda. Misal: "Pakai kemeja yang merah", "Bolamu yang kuning ada dibawah meja", “Mobil-
mobilan yang biru itu ada di dalam laci", dan sebagainya.
• Ajari anak untuk mengidentifikasi dan menyebutkan bagian-bagian tubuh, hewan, serta hal-
hal umum lainnya
• Melatih anak mengenal nama berbagai jenis pakaian
Ketika mengenakan pakaian anak, sebut nama jenis pakaian tersebut (kemeja, celana, kaos,
celana, rok, dsb). Minta anak mengambil pakaian yang Anda sebutkan sambil menyebutkan
kembali jenisnya.
• Jangan mengoreksi anak Anda saat dia mengucapkan kata-kata yang salah. Sebaliknya, beri ia
contoh bagaimana mengatakan dengan benar, misalnya “Itu adalah bola”
• Dorong anak untuk mengucapkan kata dibanding menunjuk
Jika anak tidak dapat mengucapkan seluruh kata (‘susu’), bantu dengan mengucapkan (‘s’).
Seiring waktu, Anda dapat mendorongnya untuk mengucapkan seluruh kalimat “Aku ingin
susu”.
• Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi atau WC
Ajari anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil atau buang air besar. Dampingi
anak saat buang air kecil atau buang air besar dan beritahu cara membersihkan diri dan menyiram
kotoran.
• Melatih anak berpakaian
Ajari anak berpakaian sendiri tanpa bantuan. Beri kesempatan anak memilih sendiri pakaian
yang akan dikenakannya.
• Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya
• Sering-sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tempat bermain, toko,
kebun binatang dan lain-lain
• Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor kemudian mengelapnya
dengan bantuan Anda sesedikit mungkin
Demikian juga dalam mencuci tangan, berpakaian, merapikan mainan, dan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan, seperti menyapu dan
menyiapkan makan. Puji anak ketika melakukannya.

61
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Mengajak anak berdandan


Biarkan anak berdandan mengenakan pakaian dewasa yang sudah tua. Beri anak beberapa topi,
rok, celana, kemeja, sepatu, dsb. Biarkan anak memilih sendiri mana yang akan dipakainya.
• Ajari anak untuk makan dengan sendok dan garpu
• Pada umur ini, anak akan bermain bersama temannya namun belum memahami konsep
berbagi. Sediakan banyak mainan dan awasi jika terjadi pertengkaran.
• Berikan perhatian kepada anak dan puji ketika mereka dapat mengikuti instruksi
Batasi perhatian Anda dari perilaku menantang anak dan lebih fokus untuk memuji daripada
menghukum.

RED FLAGS
Umur 24 bulan
Motorik
• Tidak dapat berjalan dengan stabil
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata (contoh: “Minum susu”)
• Tidak mampu untuk mengikuti perintah sederhana
• Tidak mengetahui cara menggunakan benda-benda umum, seperti sikat, telepon, garpu, sendok
• Tidak dapat meniru tindakan atau perkataan orang lain
Sosial-emosional
• Kontak mata minimal

62
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 36-47 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berdiri 1 kaki selama 2 detik
• Melakukan lompatan lebar (minimal selebar 20 cm)
• Memanjat dengan baik
• Berjalan naik dan turun tangga, 1 kaki di setiap anak tangga tanpa berpegangan

Motorik halus dan adaptif


• Menumpuk 8 buah kubus
• Menyusun puzzle yang terdiri dari 3 hingga 4 bagian
• Menggambar lingkaran dengan contoh atau mandiri
• Menggambar orang 3 bagian

Bicara dan bahasa


• Semua pembicaraan sudah harus dapat dimengerti orang lain
• Melakukan percakapan yang berisi 2 hingga 3 kalimat
• Menyebutkan nama, umur, tempat, dan nama teman serta benda-benda yang dikenal
• Mengenal 2-4 warna
• Mengerti arti kata ‘di atas’, ‘di bawah’, ‘di depan’, ‘di dalam’
• Memahami arti kata ‘dua’
• Mendengarkan cerita
• Mengikuti perintah 3 langkah atau lebih

Sosialisasi dan kemandirian


• Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
• Memakai dan melepas pakaian sendiri
• Bermain bersama teman, dapat mengikuti aturan permainan seperti saling bergantian
• Bermain permainan berpura-pura dengan boneka, hewan, atau orang lain
• Meniru orang dewasa atau teman-temannya
• Menunjukkan rasa kasih sayang kepada teman tanpa disuruh
• Menunjukkan perhatian pada teman yang sedang menangis
• Memahami konsep ‘milikku’ dan ‘miliknya’
• Menunjukkan berbagai macam emosi
• Berpisah dengan mudah dari ayah atau ibu
• Merasa kecewa atau marah jika terjadi perubahan besar dari rutinitasnya
• Mengetahui anggota tubuh yang tidak boleh disentuh atau dipegang orang lain kecuali oleh orang
tua dan dokter

63
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

STIMULASI
• Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus
Di halaman rumah, letakkan papan sempit, buat garis lurus dengan tali
rafia, kapur, atau susun batu bata memanjang. Tunjukkan pada anak cara
berjalan di atas papan atau garis lurus dengan merentangkan kedua
tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh.

• Melatih anak melompat


Tunjukkan pada anak cara melompat dengan 1 kaki. Bila anak sudah bisa melompat dengan 1
kaki, tunjukkan cara melompat melintas ruangan, mula-mula dengan 1 kaki, kemudian
bergantian dengan kaki yang lainnya.

• Melatih anak naik dan turun tangga


Pegang tangan anak ketika menaiki dan menuruni tangga. Ketika anak
mulai mahir, dorong ia untuk berpegangan pada pegangan tangga.

• Melatih anak menangkap dan melempar bola


Ajak anak menangkap bola, gunakan bola sebesar bola tenis. Sekali-kali bola dilempar ke arah
anak, minta anak menangkapnya, kemudian melempar kembali ke arah Anda.

• Melatih anak melempar ke atas dan menjatuhkan benda


Ajari anak melempar benda-benda kecil ke atas atau
menjatuhkan kerikil ke dalam kaleng. Gunakan benda-
benda yang tidak berbahaya.

• Mengajak anak menirukan hewan


Tunjukkan pada anak cara hewan berjalan, misal anjing berjalan dengan kedua kaki dan tangan.
Ajak anak ke kebun binatang dan tirukan gerak-gerik hewan.

• Mengajak anak bermain permainan lampu hijau-merah


Minta anak berdiri di hadapan Anda. Ketika Anda mengatakan “Lampu hijau” minta anak berjalan
jinjit ke arah Anda dan berhenti ketika Anda mengatakan ”Lampu merah“. Lanjutkan mengatakan
“Lampu hijau” dan "Lampu merah" secara bergantian sampai anak tiba di tempat Anda.
Selanjutnya giliran anak untuk mengatakan “Lampu hijau” dan "Lampu merah" secara bergantian
ketika Anda berjinjit menuju ke arah depan.

64
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak menggambar atau menulis


Beri anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus,
bulatan, segi empat, menulis huruf dan angka, serta menulis nama anak.
Kemudian buat gambar pagar, rumah, matahari, bulan, dan sebagainya.
Anda juga dapat mengajak anak menggambar dengan cat memakai jari-
jarinya di selembar kertas besar. Buat agar ia mau memakai kedua
tangannya dan membuat bulatan besar atau bentuk-bentuk lainnya.

• Melatih anak menggunting


Beri anak gunting, tunjukkan ia cara menggunting. Beri gambar besar untuk
latihan menggunting.

• Mengajak anak menempel potongan gambar


Ajak anak membuat buku cerita gambar tempel. Gunting gambar yang menarik dari majalah tua
atau brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan gambar tersebut sehingga menjadi
suatu cerita menarik. Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di
bawah gambar tersebut, tulis ceritanya. Selain itu, Anda juga dapat menggunting kertas
berwarna menjadi segitiga, segi empat, lingkaran. Jelaskan mengenai perbedaan bentuk-bentuk
tersebut. Minta anak membuat gambar dengan cara menempelkan potongan-potongan berbagai
bentuk di selembar kertas. Gantung gambar tersebut di kamar anak.

• Melatih anak menjahit


Gunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton. Buat lubang-lubang di
sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan salah satu ujungnya. Kemudian, ajari
anak cara ‘menjahit’ sekeliling gambar dengan memasukkan tali rafia ke lubang-lubang tersebut
satu persatu.

• Mengajarkan konsep berhitung


Letakkan sejumlah kacang di mangkok atau kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan
kacang tersebut di tempat lainnya. Mula-mula anak belum bisa menghitung lebih dari dua atau
tiga. Bantu anak menghitung jika mengalami kesulitan. Anak juga dapat diajak untuk melakukan
aktivitas menghitung bagian tubuh, tangga, dan hal-hal lain yang digunakan sehari-hari.

• Mengajak anak bermain mencampur warna


Campur air ke cat air warna merah, biru, dan kuning. Beri anak potongan sedotan, ajari anak
untuk meneteskan warna-warna itu pada selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna
bercampur membentuk warna lain.

• Membacakan cerita
Bacakan cerita setiap hari. Minta anak untuk menunjuk gambar dan mengulangi kata yang Anda
ucapkan.

65
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Mengajak anak berbicara


Buat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan tersebut dengan kata-kata
sederhana, gunakan lebih dari 1 kata.
• Mengajak anak bercerita mengenai dirinya
Buat agar anak mau bercerita mengenai dirinya, hobinya, atau mengenai Anda. Anda dapat
bercerita tentang sesuatu dan kemudian minta anak menyelesaikannya.
• Melatih anak mengenal huruf
Gunting huruf besar menurut alfabet dari majalah atau koran, lalu tempel pada karton. Anda
dapat pula menulis huruf besar tersebut dengan spidol. Tunjukkan pada anak dan sebutkan satu
persatu, kemudian minta anak mengulanginya.
• Mengajak anak membuat album foto
Tempelkan foto anak di buku anak. Minta anak menceritakan apa yang terjadi di dalam fotonya itu.
Tulis di bawah foto tersebut apa yang di ceritakan anak.
• Melatih anak melaksanakan instruksi
Beri anak instruksi yang terdiri dari 2-3 langkah. Misalnya “Pergilah ke kamarmu dan ambil
sepatu dan jaketmu”.
• Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan dipegang orang lain kecuali oleh
orang tua dan dokter yaitu: mulut, dada, di sela−sela paha dan pantat. Ajarkan kepada anak
untuk tidak mau diajak orang lain tanpa diketahui oleh orang tua

• Melatih anak cara mencuci tangan dan kaki


Tunjukkan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air
ketika mencuci kaki dan tangannya. Setelah ia dapat melakukan, ajari ia
untuk mandi sendiri.

• Melatih anak makan menggunakan sendok dan garpu


Bantu anak makan menggunakan sendok dan garpu dengan baik.
• Melatih anak mengancingkan kancing tarik
Bila anak sudah bisa mengancingkan kancing besar, coba dengan kancing yang lebih kecil. Ajari
cara menutup dan membuka kancing tarik di bajunya.

• Melibatkan anak dalam aktivitas memasak


Biarkan anak membantu memasak seperti mengukur dan menimbang
menggunakan timbangan masak, membubuhkan sesuatu, mengaduk,
memotong kue, dan sebagainya. Bicara pada anak apa yang Anda berdua
sedang lakukan.

66
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak bersosialisasi


Ajak anak pergi ke tempat dimana banyak anak-anak lain berada untuk mendorong ia
bersosialisasi. Ajak anak bermain di luar seperti ke taman atau mendaki. Biarkan anak bermain
secara bebas tanpa aktivitas yang terstruktur.
• Bekerjasamalah dengan anak dalam memecahkan masalah saat ia merasa kesal
• Bicarakan emosi anak, misalnya katakan “Ibu tahu kamu sedang merasa kesal karena kamu
melempar kepingan puzzle”. Anda juga dapat mendorong anak untuk mengidentifikasi perasaan
tokoh di dalam buku cerita

RED FLAGS
Umur 36 bulan
Motorik
• Sering jatuh atau kesulitan saat naik tangga
Bahasa atau kognitif
• Tidak mampu untuk mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3 kata
• Sering berliur atau ucapannya terdengar sangat tidak jelas
• Tidak dapat mengoperasikan mainan yang sederhana
• Tidak memahami instruksi sederhana
• Tidak dapat berbicara dalam kalimat
Sosial-emosional
• Jarang bermain peran atau bermain pura-pura
• Tidak melakukan kontak mata
• Tidak ingin bermain dengan mainan atau anak lain

67
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 48-59 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berdiri 1 kaki 6 detik
• Melompat-lompat dan berdiri 1 kaki hingga 2 detik
• Menari
• Menangkap bola yang dipantulkan

Motorik halus dan adaptif


• Menggambar +
• Menggambar lingkaran
• Menggambar orang dengan 2-4 bagian tubuh
• Mengancing baju atau pakaian
• Bisa membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
• Mengingat bagian dari sebuah cerita
• Mulai memahami konsep waktu
• Menghitung jari, memahami konsep berhitung

Bicara dan bahasa


• Bicara mudah dimengerti
• Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
• Menyebut angka, warna, nama-nama hari
• Senang menyebut kata-kata baru
• Senang bertanya tentang sesuatu
• Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
• Memahami beberapa aturan dasar tata bahasa
• Bernyanyi dan bercerita
• Memberitahu Anda apa yang menurutnya akan terjadi selanjutnya dalam cerita di buku

Sosialisasi dan kemandirian


• Berpakaian sendiri tanpa dibantu
• Menggosok gigi tanpa dibantu
• Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu
• Bermain peran ‘ibu’ dan ‘ayah’ dan semakin kreatif dalam bermain permainan pura-pura
• Lebih suka bermain bersama teman dibandingkan bermain sendiri, dapat kooperatif dengan anak
lain, serta memahami cara bermain permainan kartu atau permainan papan
• Menyukai melakukan hal-hal baru
• Dapat mengungkapkan tentang apa yang ia suka dan minati

68
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

STIMULASI
• Mengajak anak bermain lomba balap karung, bermain engklek, lompat tali, mendengarkan
musik sembari menari, dan bermain puzzle
Buat agar anak bermain dengan teman sebayanya.
Dorong anak untuk mau berbagi mainan dan bermain
secara bergiliran. Biarkan ia menyelesaikan
masalahnya sendiri, tetapi tetap berada di dekatnya
jika sewaktu-waktu ia membutuhkan bantuan.

• Melatih anak untuk menggambar, menggunting, memilih, dan menempel gambar


Ajari anak untuk menggambar orang atau bentuk, beri kesempatan anak
untuk menceritakan apa yang dilakukan secara berurutan.

• Mengenalkan angka, konsep hitung, dan mencocokkan


Bila anak sudah bisa berhitung dan mengenal angka, buat 1 set kartu yang
ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu berurutan di atas meja. Minta anak
menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti: kacang, batu
kerikil, biji sawo, dan lain-lain sejumlah angka yang tertera pada kartu.
Kemudian letakkan benda-benda tersebut di dekat kartu angka yang sesuai
dengan jumlahnya.

• Mengenalkan konsep besar-kecil, panjang-pendek, banyak-sedikit, berat-ringan


Ajak anak bermain menggelompokkan benda, menyusun
3 buah piring berbeda ukuran atau 3 gelas diisi air dengan
isi tidak sama. Minta anak menyusun piring atau gelas
tersebut dari yang ukuran kecil ke besar, jumlah sedikit
ke banyak, atau dari ringan ke berat. Bila anak dapat
menyusun ketiga benda itu, tambah jumlahnya menjadi 4 atau
lebih.

• Mengajak anak berkebun


Ajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang hijau di kaleng atau gelas bekas yang telah
diisi tanah. Bantu anak menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan
pertumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai bagaimana tanaman, binatang, dan anak-
anak tumbuh atau bertambah besar.
• Kenalkan konsep warna, nama-nama hari, mengenalkan huruf dan simbol
Ajari anak mengenali warna pada benda di sekitar, menyebutkan nama hari, serta simbol pada
tanda-tanda di sepanjang jalan atau di tempat umum.

69
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Melatih anak melengkapi kalimat


Buat kalimat pernyataan mengenai apa yang Anda dan anak telah lakukan bersama dan minta
anak menyelesaikannya. Misalnya setelah mengajak anak ke kebun binatang, "Kemarin kami
pergi ke......” atau sehabis mengajak anak makan mie bakso "Makanan kesukaan adik adalah...?”
• Dorong anak sering melihat buku dan mendengarkan cerita
Motivasi anak untuk bertanya dan menceritakan kembali apa yang dilihat dan didengarkan.
• Gunakan tata bahasa yang baik saat berbicara dengan anak Anda
Gunakan kata ‘pertama’, ‘kedua’, ‘akhirnya’ ketika berbicara tentang aktivitas sehari-hari untuk
membantu anak memahami urutan peristiwa.
• Luangkan waktu untuk menjawab pertanyaan ‘mengapa’
Jika Anda tidak mengetahui jawabannya, maka katakan “Ibu tidak tahu” dan ajak anak untuk
bersama-sama mencari jawaban dari buku atau internet.
• Dampingi anak saat menonton acara TV atau gawai
Batasi waktu menonton maksimal 1 jam/hari, jelaskan apa yang ditonton dan motivasi anak untuk
menceritakan kembali setelah menonton acara tersebut.
• Berikan anak mainan untuk merangsang daya imajinasinya, seperti pakaian rias, peralatan dapur,
dan balok. Ajak anak untuk bermain permainan di luar ruangan
• Ajak anak membantu pekerjaan rumah seperti merapikan mainan, tempat tidur, membantu di
dapur
• Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakannya
• Membentuk kemandirian anak
Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat, teman atau saudara tanpa
ditemani Anda. Selanjutnya minta anak bercerita tentang kunjungannya itu. Anda juga dapat
mengundang ke rumah 2-3 anak yang sebaya dan mengajak anak bermain kreatif dengan teman-
temannya. Untuk melatih kemandirian Anda juga dapat mengajak anak sikat gigi bersama dan
melatih sikat gigi sendiri, memakai pakaian sendiri.
• Mengajak anak bermain peran
Kumpulkan benda-benda yang ada di rumah seperti sepatu, sandal, buku, mainan, majalah, dan
sebagainya untuk bermain ‘belanja di toko’. Tulis harga setiap benda pada secarik kertas kecil.
Buat ‘uang kertas’ dari potongan kertas dan ‘uang logam’ dari kancing atau tutup botol.
Kemudian minta anak berperan sebagai pemilik toko, Anda dan anak yang lain berpura-pura
membeli benda-benda itu dengan ‘uang kertas’ dan ‘uang logam’. Selanjutnya secara bergantian
anak-anak menjadi pembeli dan pemilik toko. Selain bermain pura-pura ‘belanja di toko’, Anda
dapat mengajak anak bermain berpura-pura terkait kegiatan yang akan datang yang
kemungkinan akan membuatnya gugup, seperti pergi ke sekolah atau menginap di rumah kakek-
nenek.
• Latih kepercayaan diri anak pada setiap kesempatan
• Berikan anak pilihan-pilihan sederhana kapanpun Anda bisa. Biarkan anak memilih apa yang ia
ingin kenakan, apa yang ingin ia mainkan, atau ingin ia makan

RED FLAGS
Umur 48 bulan
Motorik
• Tidak dapat melompat di tempat
• Mengalami kesulitan menggambar orang

70
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bahasa atau kognitif


• Bicara tidak jelas
• Tidak mampu menjawab pertanyaan sederhana
• Tidak memahami makna ‘sama’ dan ‘berbeda’
• Tidak dapat mengikuti perintah yang terdiri dari 3 langkah
• Tidak mampu menceritakan kembali cerita favoritnya

Sosial-emosional
• Tidak menghiraukan anak lain atau tidak merespon orang lain selain keluarga
• Tidak menunjukkan ketertarikan pada permainan interaktif atau permainan berpura-pura

71
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 60-72 bulan


TAHAPAN PERKEMBANGAN
Motorik kasar
• Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik atau lebih
• Melompat jauh
• Melompat dengan 1 kaki

Motorik halus dan adaptif


• Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
• Menggambar dengan 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap
• Menggambar persegi, segitiga, atau bentuk geometri lainnya
• Dapat menulis beberapa angka dan huruf
• Mengenal angka, bisa menghitung 5-10 benda

Bicara dan bahasa


• Berbicara dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua orang
• Dapat menyebutkan nama lengkap dan alamat
• Dapat menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
• Menceritakan cerita sederhana dengan menggunakan kalimat yang lengkap
• Mengerti arti lawan kata
• Mengenal semua warna

Sosialisasi dan kemandirian


• Mengungkapkan simpati
• Mengikuti aturan permainan
• Menunjukkan kemandirian yang lebih (misalnya, pergi ke rumah tetangga sendiri dengan tetap
diawasi orang tua, berpakaian sendiri tanpa dibantu, menggunakan toilet sendiri)
• Terkadang suka menuntut dan terkadang sangat kooperatif
• Ingin menyenangkan teman
• Ingin seperti teman
• Suka bernyanyi, menari, dan bermain peran
• Memahami konsep jenis kelamin
• Dapat membedakan antara kenyataan dengan pura-pura

STIMULASI
• Lanjutkan stimulasi pada kelompok umur 48-59 bulan
• Ajak anak pergi berjalan-jalan ke sekitar rumah. Lakukan permainan
berburu, bermain halang rintang di sekitar rumah atau taman

72
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Mengajak anak membuat berbagai kerajinan tangan dari tanah liat, pasir, plastisin atau lilin
Sediakan tanah liat atau lilin mainan, bantu anak membuat berbagai
macam bentuk. Ajak anak untuk menceritakan kembali tentang apa yang
dibuatnya, puji anak atas hasil karyanya dan letakkan di tempat khusus
agar terlihat oleh anggota keluarga yang lain.

• Sediakan kotak berisi krayon, kertas, cat, gunting, dll. Dorong anak untuk menggambar dan
membuat proyek seni menggunakan berbagai macam alat dan bahan
• Ketika membacakan cerita, minta anak untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya di
cerita tersebut. Beri anak buku cerita bergambar dan dorong anak untuk menceritakan apa yang
dilihat
• Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak
• Ikutkan anak dalam acara makan sekeluarga
• Dampingi anak saat menonton acara TV atau gawai. Batasi waktu menonton maksimal 1 jam/hari,
jelaskan apa yang ditonton dan motivasi anak untuk menceritakan kembali setelah menonton
acara tersebut
• Melatih anak mengerti urutan kegiatan
Bantu anak mengerti urutan kegiatan dalam mengerjakan sesuatu, misalnya saat mencuci
tangan, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, beritahu
anak langkah-langkahnya secara berurutan.
• Melatih anak mengenal konsep waktu
Buat ‘jam’ dari kertas atau karton dengan 2 buah jarum penunjuk. Letakkan jarum penunjuk pada
waktu makan siang, waktu makan malam, dan waktu lainnya yang berarti bagi anak. Mulai dengan
yang mudah, misalnya angka 12 waktu makan siang dan angka 6 waktu makan malam. Setelah
anak mengerti, ajari yang lebih sulit, misalnya jam 12.30 atau jam 6.30.

• Melatih anak mengenal konsep bulan, minggu, hari


Letakkan sebuah kalender di kamar anak. Bantu anak mengenal bulan,
minggu, dan hari. Minta anak menandai tanggal-tanggal penting di
kalender, dan ajak anak menghitung jumlah hari (minggu atau bulan)
untuk sampai pada tanggal itu.

• Mengajak anak belajar mengukur


Bila anak sudah mengenal angka, ajari cara mengukur panjang dan lebar
suatu benda menggunakan penggaris atau pita ukur. Tulis hasil
pengukuran pada secarik kertas, ajarkan mana yang lebih lebar atau lebih
panjang.

73
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Mengenalkan konsep rambu atau tanda lalu lintas


Ajari anak mengenal rambu lalu lintas, misalnya tanda ‘dilarang parkir’,
‘dilarang berhenti’, ‘jalan berliku-liku’, ‘satu arah’, ‘silahkan belok’, ‘tanda
kereta api lewat', dan sebagainya.

• Mengenalkan uang
Ajari anak mengenal berbagai jenis uang. Selanjutnya, ajari anak
membedakan uang dengan nilai rupiah yang berbeda. Minta anak
mengelompokkan beberapa uang dan menyebutkan nilainya.

• Melatih anak menjawab pertanyaan ‘mengapa?’


Ajari anak menjawab pertanyaan ‘mengapa?’ misalnya "Mengapa rumah mempunyai atap?",
"Mengapa kita menyikat gigi?", "Mengapa kita makan?", dan seterusnya. Bantu anak menjawab.
• Mengajak anak bermain tanya jawab
Pada umur ini, anak-anak senang bertanya. Tulis beberapa pertanyaan di selembar kertas dan
bacakan kepada anak, kemudian minta ia menjawabnya.
• Berkomunikasi dengan anak
Luangkan waktu setiap hari untuk bercakap-cakap dengan anak. Dengarkan ketika anak berbicara
dan tunjukkan bahwa Anda mengerti pembicaraan anak dengan mengulangi apa yang
dikatakannya. Pada saat ini, jangan menggurui, memarahi, menyalahkan, atau mencaci anak.
Ajari anak dalam memakai kata-kata yang tepat ketika menyampaikan maksudnya. Buat agar
anak memakai kata-kata dalam memecahkan masalah dan bukannya dengan memukul atau
mendorong.
• Melatih anak mematuhi peraturan keluarga
Buat aturan yang disepakati bersama antara anak dan orang tua. Ajari anak untuk mematuhi
aturan atau kesepakatan yang sudah dibuat. Beri peringatan, teguran, atau penjelasan ketika
anak tidak mematuhi peraturan. Hindari penggunaan kekerasan, hukuman badan, cacian.
• Anak mungkin akan mulai membantah atau menggunakan kata-kata kotor (kata-kata makian).
Jangan terlalu memberikan perhatian pada hal ini. Sebaliknya, pujilah anak saat ia dapat meminta
dengan cara yang baik dan dapat menerima jawaban ‘tidak’ dengan tenang
• Ajarkan anak mengenai ‘sentuhan yang aman’ dan ‘area pribadi’. Tidak ada yang boleh
menyentuhnya kecuali dokter atau perawat saat memeriksa atau orang tua saat sedang
membersihkan bagian tubuhnya
• Ajarkan anak untuk mengingat alamat rumah dan nomor telepon
• Eksplor minat anak

74
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

RED FLAGS
Umur 60 bulan
Motorik
• Tidak dapat membuat gambar, bentuk, atau garis
• Keseimbangan tubuh buruk
Bahasa atau kognitif
• Tidak mampu memahami bentuk, huruf, dan warna
• Tidak dapat menyebut namanya sendiri
• Tidak mampu menceritakan tentang aktivitas sehari-hari atau pengalamannya
• Tidak dapat menggosok gigi, mencuci dan mengeringkan tangan, atau melepas pakaian tanpa
dibantu
Sosial-emosional
• Menunjukkan perilaku ekstrim (sangat takut, agresif, malu, sedih)
• Tidak dapat membedakan antara kenyataan atau pura-pura
• Tidak menunjukkan berbagai macam emosi
• Secara tidak biasa menarik diri dan tidak aktif
• Tidak merespon orang lain, atau hanya merespon seadanya
• Mudah terdistraksi, memiliki masalah untuk fokus pada 1 kegiatan selama lebih dari 5 menit
• Tidak bermain berbagai macam permainan dan aktivitas

Umur 72 bulan
Motorik
• Tidak dapat melompat dengan 1 kaki
• Tidak dapat menuliskan nama
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat menceritakan kembali atau merangkum sebuah cerita secara runtut dari awal, tengah,
hingga akhir
Sosial-emosional
• Tidak mengetahui nama teman
• Tidak dapat mengenali perasaan orang lain

Sumber: AAP Developmental Milestones, CDC Milestone Moments

75
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

76
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 4
MANAJEMEN PENERAPAN DETEKSI
DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK DI PUSKESMAS

1. Persiapan Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak Pelayanan SDIDTK di
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer bertanggung Puskesmas harus
jawab terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di terpisah dari ruang
wilayahnya, termasuk pelayanan SDIDTK. Kepala Puskesmas pemeriksaan pasien
bertanggung jawab dalam penerapan pelayanan SDIDTK di dewasa atau anak
wilayah kerjanya. Tugas dan tanggung jawab kepala sakit
Puskesmas dalam penerapan pelayanan SDIDTK adalah
sebagai berikut:

1. Memfasilitasi tenaga kesehatan dalam menerapkan


SDIDTK sesuai standar serta kegiatan peningkatan kemampuan ibu, keluarga, dan masyarakat
dalam pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang anak dengan menggunakan buku KIA
2. Memfasilitasi kesiapan sumber daya pendukung pelaksanaan SDIDTK (sarana dan peralatan
yang dipakai untuk melakukan SDIDTK), alur pelayanan, dan biaya operasional
3. Memperkuat jejaring pelayanan guna meningkatkan cakupan pelaksanaan SDIDTK termasuk
jejaring dengan fasilitas rujukan tumbuh kembang

77
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Memastikan kesinambungan penerapan SDIDTK di wilayah kerjanya

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan SDIDTK di wilayah Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Inventarisasi sarana dan prasarana
a. Jumlah sasaran: Balita dan anak prasekolah
b. Jumlah sarana pelayanan: Posyandu, PAUD/TPA/RA setingkat, BKB, Panti Sosial Anak,
Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes
c. Jumlah tenaga kesehatan: Terlatih dan belum terlatih
d. Jumlah kader: Terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi
e. Jumlah guru PAUD/TPA/RA: Terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi
f. Jumlah logistik: SDIDTK Kit, Pedoman SDIDTK, Formulir SDIDTK, Buku KIA
2. Diseminasi informasi berkala kepada seluruh petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
terkait dengan SDIDTK
3. Persiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
SDIDTK dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan, perawat, dan petugas gizi) dan
dapat bekerjasama dengan tenaga pendidik PAUD (seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman
Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis), lembaga sosial anak, dan kader yang terlatih
untuk persiapan dan membantu kelancaran pelaksanaan SDIDTK.
a. Pelatihan atau orientasi bagi petugas kesehatan
Pelatihan dapat dilakukan dengan metode kalakarya dan dapat dilakukan penyegaran bila
diperlukan.
• Kalakarya adalah salah satu metode untuk meningkatan kapasitas perawat, bidan,
petugas gizi dalam menerapkan SDIDTK dengan metode pendampingan. Metode
kalakarya ini lebih efektif karena peserta didorong untuk lebih aktif dan memiliki
kesempatan praktik lebih banyak
• Penyegaran SDIDTK dilakukan secara berkala, minimal setahun sekali bagi perawat,
bidan, dan tenaga gizi atau tenaga lain yang sudah mendapatkan pelatihan SDIDTK.
Tujuan penyegaran SDIDTK adalah menjaga kualitas dan kompetensi SDM yang ada
dalam memberi pelayanan SDIDTK. Kepala Puskesmas bertanggung jawab memantau
kemampuan dan kepatuhan SDM dalam memberikan pelayanan SDIDTK
• Kegiatan kalakarya dan penyegaran SDIDTK bisa dilaksanakan di tempat yang sama
dengan pendamping atau ke Puskesmas lain bilamana Puskesmas tersebut sudah
melakukan implementasi pelayanan SDIDTK lebih baik
b. Pelatihan atau orientasi bagi tenaga pendidik PAUD dan lembaga sosial anak
Pelatihan atau orientasi bagi pendidik PAUD dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Puskesmas. Peserta orientasi adalah guru TK/RA, TPA, dan satuan
PAUD sejenis di wilayah kerja Puskesmas. Tenaga Pendidik PAUD dapat membantu
persiapan dan kelancaran pelaksanaan SDIDTK.
c. Pelatihan atau orientasi kader Posyandu
Pelatihan atau orientasi kader Posyandu dapat dilakukan di Puskesmas/kecamatan/desa.
Peserta pelatihan/orientasi adalah kader terpilih yang mau melaksanakan dan
membimbing keluarga dalam melakukan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak
melalui pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

78
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Persiapan sumber daya pendukung


Kepala Puskesmas bertanggungjawab memastikan bahwa faktor pendukung pelayanan SDIDTK
selalu tersedia, siap pakai, dan aman digunakan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Persiapan logistik
Logistik menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan untuk pelayanan SDIDTK.
Perencanaan logistik harus dilakukan secara benar, diperhatikan kesinambungan
keberadaannya, dan dipastikan siap pakai. Kondisi ini hanya akan tercapai bilamana
didukung dengan mekanisme pencatatan dan pelaporan yang baik. Beberapa jenis logistik
yang harus disiapkan, antara lain:
• Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK
• Buku Bagan SDIDTK
• SDIDTK Kit
• Buku KIA
• Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Register DDTK, formulir rekapitulasi DDTK,
dan formulir rujukan
• Register kohort bayi dan register kohort anak balita dan prasekolah
b. Biaya operasional
Biaya operasional pelayanan SDIDTK dapat menggunakan:

• Dana BOK untuk transportasi kegiatan luar gedung misalnya kunjungan petugas
kesehatan ke Posyandu/PAUD/RA/BKB untuk melaksanakan SDIDTK, orientasi tenaga
pendidik PAUD/RA dan kader
• Dana kapitasi JKN untuk penggandaan formulir DDTK
c. Ruangan
Pelayanan SDIDTK di Puskesmas harus terpisah dari ruang pemeriksaan pasien dewasa atau
anak sakit. Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu karena
membutuhkan waktu yang cukup untuk pelayanan, termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk menyampaikan KIE pertumbuhan dan perkembangan kepada orang tua atau
pengasuh balita. Jika belum mempunyai ruangan tertentu dapat menggunakan ruangan
yang dimanfaatkan bersama atau multifungsi dengan pelayanan kesehatan lainnya seperti
ruang imunisasi.
5. Membuat jejaring pelayanan DDTK
Untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan balita dan anak prasekolah yang mendapatkan
pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang, kepala Puskesmas perlu membina dan
mengembangkan jejaring dengan institusi yang melakukan Pendidikan Anak Umur Dini (PAUD)
seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis.
Puskesmas terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada PAUD, lembaga sosial anak dan
Posyandu di daerah wilayah binaannya tentang pentingnya pelaksanaan SDIDTK.
Diseminasi informasi kepada lintas sektor, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) terkait juga penting dilakukan. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya tumbuh kembang anak, diseminasi informasi SDIDTK perlu
dilakukan kepada lintas sektor terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, PKK, dan
masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa.

79
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak
Pelaksanaan program SDIDTK di suatu wilayah disebut berhasil bila semua balita dan anak
prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK. Pelayanan pemantauan tumbuh kembang dilakukan
di tingkat keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku KIA dan di tingkat Puskesmas
dengan menggunakan buku pedoman dan buku bagan SDIDTK baik di dalam maupun di luar
gedung. Kegiatan SDIDTK di luar gedung dapat dilakukan di Posyandu dan PAUD oleh petugas
kesehatan dan dibantu oleh kader atau guru terlatih.

2.1. Di Tingkat Puskesmas


Pelaksanaan kegiatan DDTK di Puskesmas sebagai berikut:

1. Pelayanan DDTK diberikan saat balita atau anak prasekolah kontak dengan petugas di
Puskesmas, adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan kesehatan, pemantauan berat badan, panjang badan atau tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan deteksi dini tumbuh kembang
b. Identifikasi penyakit penyerta (red flags), menentukan klasifikasi penyakit, status
pertumbuhan dan status gizi, serta penyimpangan tumbuh kembang
c. Melakukan intervensi atau tindakan spesifik untuk penyimpangan tumbuh kembang sesuai
standar
d. Konseling kepada ibu, pengasuh, atau keluarga
2. Pembinaan ke kader Posyandu, pendidik PAUD, dan satuan PAUD sejenis

2.2. Di Tingkat PAUD


Dalam melaksanakan DDTK di tingkat PAUD, petugas kesehatan dapat berbagi peran dengan
pendidik PAUD terlatih sebagai berikut:

1. Peran pendidik PAUD terlatih


a. Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
b. Melakukan pengukuran berat badan
c. Mengisi Kuesioner Tes Daya Dengar (TDD)
d. Melakukan Tes Daya Lihat (TDL)
e. Menuliskan hasil pengukuran dan pemeriksaan perkembangan di formulir Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak
2. Peran petugas kesehatan
a. Menentukan st at us pe rtu mbu h an da n status gizi anak berdasarkan pengukuran
berat badan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik PAUD terlatih, pan ja ng b ad an
a ta u tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas
b. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan TDD dan TDL yang telah dilakukan oleh pendidik
PAUD terlatih
c. Melakukan pemeriksaan dan interpretasi KPSP
d. Melakukan deteksi dini Gangguan Spektrum Autisme jika ada keluhan
e. Melakukan deteksi dini GPPH jika ada keluhan
f. Melakukan deteksi dini masalah perilaku dan emosi dengan menggunakan kuesioner KMPE
jika ada keluhan

80
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

g. Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
h. Melakukan konseling tentang cara intervensi dini bila ditemukan hasil meragukan
i. Merujuk bila diperlukan

2.3. Di Tingkat Posyandu


Kegiatan DDTK di tingkat Posyandu dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan Posyandu. Di
Posyandu petugas kesehatan dan kader Posyandu terlatih/terorientasi buku KIA membagi peran
sebagai berikut:

1. Peran kader Posyandu


a. Mengisi identitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
b. Melakukan pengukuran berat badan, panjang badan atau tinggi badan, lingkar lengan atas,
dan lingkar kepala, serta menuliskannya di formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
c. Memplotkan hasil pengukuran
d. Melakukan interpretasi hasil pengukuran antropometri
e. Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan menggunakan
ceklis perkembangan anak di buku KIA apakah sudah atau belum sesuai, bila sesuai
berikan tanda rumput (√), bila belum sesuai beri tanda (-)
f. Memberikan penyuluhan kepada ibu/keluarga mengenai pentingnya stimulasi pada anak
agar tumbuh kembang optimal
g. Merujuk anak ke meja 5 pelayanan kesehatan bila:
• Anak sakit
• Anak mengalami permasalahan gizi
• Anak dengan kemampuan perkembangan tidak sesuai umur
• Ada indikasi/keluhan dari orang tua anak
2. Peran petugas kesehatan
a. Menentukan status pertumbuhan dan status gizi anak berdasarkan pengukuran berat badan,
panjang badan atau tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas yang telah dilakukan
oleh kader
b. Memplotkan hasil pengukuran
c. Melakukan interpretasi hasil pengukuran antropometri
d. Melakukan penilaian asupan makanan
e. Menentukan apakah penyakit penyerta dapat ditangani di Puskesmas atau dirujuk ke
spesialis anak
f. Melakukan intervensi dan mengevaluasi masalah gizi serta merujuk bila tidak ada
perbaikan
g. Melakukan Tes Daya Dengar (TDD)
h. Melakukan Tes Daya Lihat (TDL)
i. Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP pada anak yang kemampuan
perkembangannya tidak sesuai umur, atau bila anak berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan
72 bulan
j. Melakukan deteksi dini Gangguan Spektrum Autisme jika ada keluhan
k. Melakukan deteksi dini GPPH jika ada keluhan
l. Melakukan deteksi dini masalah perilaku dan emosi dengan menggunakan kuesioner KMPE
jika ada keluhan

81
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

m. Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
n. Melakukan intervensi masalah gizi dan tumbuh kembang
o. Merujuk bila diperlukan

3. Kiat-Kiat dalam Mengefisiensikan Waktu Pelaksanaan Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas
Untuk mengefisiensikan waktu pelayanan SDIDTK perlu dibuat pengelompokan umur dan
jadwal pemeriksaan yang terstruktur. Setiap bulan anak mendapatkan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan menggunakan buku KIA. Bila pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai
umur menurut buku KIA, maka harus dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak
dengan menggunakan buku SDIDTK. Pada setiap anak yang berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72
bulan harus dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan buku
SDIDTK. Kegiatan ini dapat dilakukan di Puskesmas sesuai jadwal pemeriksaan yang telah disepakati
pada hari tertentu. Ruangan pemeriksaan dipisahkan dengan ruang pemeriksaan balita sakit.
Petugas kesehatan dapat juga melakukan kegiatan ini dengan menyesuaikan jadwal Posyandu
dan/atau datang ke PAUD.

4. Penguatan Sistem Informasi dalam Menunjang Pemantauan


Penerapan Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Semua kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dicatat pada Formulir Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak, Rekapitulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Kohort Bayi atau Kohort Anak
Balita dan Prasekolah, serta buku KIA. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.

5. Jadwal dan Jenis Kegiatan SDIDTK pada Balita dan Anak Prasekolah
Setiap bulan anak mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku
KIA. Bila pertumbuhan atau perkembangan tidak sesuai umur menurut buku KIA, maka anak harus
mendapatkan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang dengan menggunakan buku SDIDTK.
Meskipun hasil pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur menurut buku KIA, setiap anak
berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan harus dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan buku SDIDTK.

82
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 4.1. Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus dilakukan di tingkat Puskesmas
Umur
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan Deteksi dini penyimpangan Deteksi dini penyimpangan
perkembangan perilaku emosional
(dilakukan atas indikasi)
Weight Length BB/U PB/U BB/PB IMT/U LK KPSP TDD Pemeriksaan TDL KMPE M-CHAT GPPH
increment* increment* atau atau pupil putih** Revised***
TB/U BB/TB
6 bulan

9 bulan

18 bulan

24 bulan

36 bulan

48 bulan

60 bulan

72 bulan

*Diukur jika tren pertumbuhan mendatar atau tidak mengikuti garis pertumbuhan
**Pemeriksaan pupil putih untuk deteksi dini katarak kongenital dilakukan pada bayi berusia di bawah 3 bulan saat kunjungan imunisasi
***Pemeriksaan M-CHAT Revised dilakukan pada usia 16-30 bulan
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

84
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 5
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN
ANAK DI TINGKAT PUSKESMAS

85
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau


Tabel 5.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini pertumbuhan
anak di tingkat Puskesmas

Tingkat Aspek yang


Pelaksana Alat dan bahan Tempat
pelayanan dipantau
• Orang tua • Buku KIA • Berat badan • Rumah
• Pendidik • Timbangan anak • PAUD
PAUD, digital
petugas BKB,
petugas TPA,
dan guru TK
• Tenaga • Buku KIA • Berat badan • Posyandu
kesehatan • Timbangan bayi dan • Panjang
Keluarga, terlatih anak digital atau badan atau
masyarakat • Kader timbangan dacin tinggi badan
kesehatan • Alat ukur panjang atau • Lingkar
terlatih tinggi badan kepala
(infantometer, • Lingkar
stadiometer, lengan atas
microtoise) (LiLA)*
• Pita pengukur lingkar
kepala
• Pita pengukur LiLA
Tenaga • Buku SDIDTK • Weight • Puskesma
kesehatan • Tabel weight dan increment** s
terlatih SDIDTK: length increment • Length
• Dokter • Tabel atau grafik BB/PB increment**
• Bidan atau BB/TB • Berat badan
• Perawat • Tabel atau grafik PB/U • Panjang
• Ahli gizi atau TB/U badan atau
• Tenaga • Grafik dan tabel IMT/U tinggi badan
kesehatan • Grafik lingkar kepala • Indeks
lainnya • Timbangan bayi digital, massa tubuh
Puskesmas
timbangan anak digital (IMT)
atau timbangan dacin • Lingkar
• Alat ukur panjang atau kepala
tinggi badan • Lingkar
(infantometer, lengan atas
stadiometer, (LiLA)*
microtoise)
• Pita pengukur lingkar
kepala
• Pita pengukur LiLA

86
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

*Pengukuran dilakukan jika ada indikasi pada kondisi khusus seperti organomegali, massa
abdomen, hidrosefalus, dan pasien yang tidak bisa dilakukan pemeriksaan BB/PB atau BB/TB
**Diukur jika tren kenaikan berat badan mendatar atau tidak mengikuti garis pertumbuhan

2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Pertumbuhan Anak


2.1. Cara Pengukuran
1. Penimbangan berat badan (BB)
a. Menggunakan alat ukur berat badan bayi (baby scale)
• Timbangan diletakkan di tempat yang rata, datar, dan keras
• Timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan
• Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan
sampai terbalik
• Tombol power on dinyalakan dan memastikan angka pada jendela baca menunjukkan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada di angka nol
• Bayi dengan pakaian seminimal mungkin diletakkan di atas timbangan hingga angka
berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak berubah
• Berat badan bayi dicatat dalam kilogram dan gram

Gambar 5.1. Penimbangan BB menggunakan alat ukur berat badan bayi (baby scale)

b. Menggunakan timbangan injak (timbangan digital)


• Letakkan timbangan di lantai yang datar, keras, dan cukup cahaya
• Nyalakan timbangan dan pastikan bahwa angka yang muncul pada layar baca adalah
00,0
• Sepatu dan pakaian luar anak harus dilepaskan atau anak menggunakan pakaian
seminimal mungkin
• Anak berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 00,0 serta tetap berada di atas timbangan sampai angka berat
badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak berubah

Gambar 5.2. Penimbangan BB menggunakan timbangan digital

87
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)


a. Pengukuran panjang badan (PB) untuk anak umur 0-24 bulan
Cara mengukur dengan posisi berbaring:
• Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
• Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar
• Kepala bayi menempel pada pembatas angka
• Petugas 1: Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas
angka nol (pembatas kepala)
Petugas 2: Tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas
kaki ke telapak kaki
• Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur
• Baca hasil pengukuran dan catat panjang anak dalam sentimeter (cm) sampai dengan
sentimeter terdekat (0,1 cm)
• Jika anak umur 0-24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm

Gambar 5.3. Pengukuran panjang badan (PB)

Gambar 5.4. Perhitungan ketelitian pengukuran panjang badan

b. Pengukuran tinggi badan (TB) untuk anak umur 24-72 bulan


Cara mengukur dengan posisi berdiri:
• Anak tidak memakai sandal atau sepatu
• Anak berdiri tegak menghadap ke depan
• Punggung, pantat, dan tumit anak menempel pada tiang pengukur
• Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun

88
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Baca angka pada batas tersebut


• Jika anak umur di atas 24 bulan diukur terlentang, maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm

Gambar 5.5. Pengukuran tinggi badan (TB)

c. Penggunaan tabel BB/PB atau BB/TB (Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak)
• Ukur panjang atau tinggi dan timbang berat badan anak sesuai cara di atas
• Lihat kolom panjang atau tinggi badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran
• Pilih kolom berat badan sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang
terdekat dengan berat badan anak
• Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka
Standar Deviasi (SD)
3. Pengukuran lingkar kepala anak (LK)
a. Bertujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak apakah dalam batas normal atau tidak
b. Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Pada anak umur 0-5 bulan pengukuran
dilakukan setiap bulan, sedangkan untuk anak umur 6-23 bulan pengukuran dilakukan
setiap 3 bulan. Pada anak umur 24-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan
c. Cara mengukur lingkar kepala anak:
• Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, di atas alis mata, di atas
kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
• Baca angka pada pertemuan dengan angka
• Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak
• Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin
anak
• Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang

Gambar 5.6. Pengukuran lingkar kepala (LK)

89
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)


a. Untuk penilaian status gizi, LiLA hanya digunakan untuk anak umur 6-59 bulan
b. Pengukuran LiLA dilakukan untuk skrining dan deteksi dini pertumbuhan balita, namun
tetap harus dilakukan konfirmasi ke dalam parameter BB/PB atau BB/TB
c. Pengukuran dilakukan jika ada indikasi pada kondisi khusus seperti organomegali, massa
abdomen, hidrosefalus, dan pasien yang tidak bisa dilakukan pemeriksaan BB/PB atau
BB/TB
d. Pengukuran LiLA dilakukan di lengan kiri atau lengan non dominan, namun pemilihan lokasi
ini tidak berpengaruh terhadap akurasi dan presisi
e. Cara mengukur lingkar lengan atas (LiLA):
• Semua pakaian yang menutupi lengan yang akan diukur harus dilepaskan
• Sebelum melakukan pengukuran LiLA, titik tengah lengan atas harus diidentifikasi dan
ditandai dengan pulpen. Titik tengah lengan atas adalah titik tengah antara prosesus
akromion dan olekranon (struktur tulang di bagian siku yang menonjol saat siku
ditekuk)
• Cara mengidentifikasi titik tengah adalah lengan anak ditekuk sehingga membentuk
sudut 90o, telapak tangan menghadap ke atas sehingga olekranon menonjol keluar
siku. Seorang pengukur merentangkan pita dimulai dari akromion sebagai titik 0 terus
ke bawah mencapai olekranon. Pengukur lain membuat garis horizontal pada titik
tengah
• Pengukuran LiLA dilakukan dengan posisi lengan dalam keadaan relaksasi. Pita
pengukur dilingkarkan mengelilingi lengan atas pada titik tengah lengan atas yang
sudah ditandai. Pita harus melingkari lengan dengan ketat tanpa celah namun
menekan kulit atau jaringan di bawahnya. Pembacaan dilakukan dengan ketepatan 0,1
mm

Gambar 5.7. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

90
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.2. Penghitungan Umur pada Growth Chart


1. Langkah pertama, tentukan umur dengan menanyakan tanggal lahir. Hingga umur 3 bulan,
plotting pertumbuhan dengan menggunakan usai minggu penuh (completed weeks).
Contoh: Anak lahir tanggal 25 Desember 2020, dan diperiksa pada tanggal 5 Februari 2021.
Maka umur saat ini adalah:
Tanggal periksa : 05 – 02 – 2021
Tanggal lahir : 25 – 12 – 2020
Umur saat ini : 10 – 01 atau 5 minggu 3 hari, di-plotting di umur 5 minggu
Setelah umur 3 bulan, gunakan bulan penuh (completed months).
Contoh: Anak umur 6 bulan 12 hari, maka umur anak dibulatkan menjadi 6 bulan.
2. Bila anak berumur di bawah 2 tahun, tanyakan apakah anak lahir prematur (kurang dari 37
minggu). Jika ya, maka plotting pada growth chart menggunakan umur koreksi hingga umur 2
tahun. Perhitungan umur koreksi mengacu pada umur kehamilan 40 minggu.
Contoh: Pada anak umur 12 bulan dengan riwayat prematur 32 minggu, perhitungan
koreksinya adalah:
Umur koreksi = 12 bulan – (40 – 32 minggu)
= 12 bulan – 8 minggu (2 bulan)
= 10 bulan

2.3. Plotting pada Growth Chart


Untuk dapat memplotkan hasil pengukuran antropometri pada grafik indikator pertumbuhan, harus
dipahami terlebih dahulu beberapa terminologi yang ada pada growth chart:

1. Axis-x: Garis referensi horizontal pada grafik. Pada beberapa axis-x (horizontal) menunjukkan
umur atau panjang atau tinggi badan. Plot pada axis-x sesuai dengan umur penuh (completed
age) baik dalam minggu atau bulan. Pada grafik berat badan menurut tinggi badan atau berat
badan menurut panjang badan, plot pada aksis-x menggunakan panjang atau tinggi badan yang
dibulatkan ke sentimeter terdekat. Pada aksis-x dengan panjang atau tinggi badan akan
dibutuhkan pembulatan 0,1-0,4 cm ke sentimeter di bawahnya, dan pada 0,5-0,9 cm akan
dibulatkan ke sentimeter di atasnya
2. Axis-y: Garis referensi vertikal pada bagian sebelah kiri grafik. Pada growth chart axis-y
menunjukan panjang badan, berat badan, atau IMT. Plotkan titik sesuai data berat, panjang
badan, atau BMI setepat mungkin
3. Titik plot: Titik pada grafik dimana point atau titik tersebut merupakan perpotongan antara
garis yang ditarik dari perhitungan di axis-x dan di axis-y

91
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Contoh:

Gambar 5.8. Plotting pada growth chart


Kurva ini menunjukkan data berat badan menurut panjang badan pada 2 kali kunjungan. Garis
horizontal pada axis-y menunjukkan kenaikan tiap 500 gram

2.4. Interpretasi
2.4.1. Penilaian Pertumbuhan Anak
Penilaian tren pertumbuhan anak mengindikasikan apakah seorang anak tumbuh normal atau
berisiko mengalami gangguan pertumbuhan atau mempunyai masalah pertumbuhan. Penilaian ini
meliputi 3 parameter yaitu:

1. Berat badan menurut umur


Penilaian dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut ini:

a. Penilaian kenaikan berat badan menggunakan grafik BB/U


Anak yang pertumbuhannya normal akan mengikuti kecenderungan yang umumnya sejajar
dengan garis median dan garis-garis Z-score. Pada saat menginterpretasikan grafik
pertumbuhan perlu diperhatikan situasi yang mungkin menunjukan adanya masalah atau
risiko, yaitu:
• Garis pertumbuhan anak memotong salah satu Z-score
• Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara tajam
• Garis pertumbuhan terus mendatar, misalnya tidak ada kenaikan berat badan

92
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Gambar 5.9. Interpretasi grafik berat badan menurut umur pada buku KIA

93
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Gambar 5.10. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 bulan sampai dengan 6 bulan) (a)

1. Garis pertama mengindikasikan tidak berisiko karena sejajar dengan median


2. Garis kedua mengindikasikan adanya risiko/masalah pertumbuhan karena garis terlihat
turun dari jalur yang diharapkan, walaupun garis masih berada pada 0 sampai dengan -2 SD

Gambar 5.11. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 sampai dengan 6 bulan) (b)

94
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Gambar ini menunjukkan penurunan berat badan yang tajam pada umur 10 sampai dengan 11
minggu, diikuti kenaikan garis pertumbuhan yang tajam pada periode berikutnya. Kenaikan
atau penurunan garis pertumbuhan membutuhkan perhatian khusus. Pada anak yang sedang
sakit atau mengalami gizi buruk, kenaikan berat badan yang tajam diharapkan terjadi pada
periode tumbuh kejar. Namun kenaikan berat badan yang tajam juga perlu mendapat
perhatian, karena mengindikasikan perubahan praktik pemberian makan yang dapat
menyebabkan overweight

Gambar 5.12. Grafik berat badan menurut umur (umur 6 bulan sampai dengan 2 tahun)

Gambar ini menunjukkan garis pertumbuhan yang mendatar dari umur 6 sampai 8 bulan dan
umur 1 tahun 4 bulan sampai 2 tahun. Pada periode stagnasi ini, garis pertumbuhan memotong
2 Z-score

b. Penilaian kenaikan berat badan menggunakan tabel kenaikan berat badan (weight
increment)
Penilaian kenaikan berat badan dilakukan bila tren kenaikan berat badan mendatar
(garis pertumbuhan 3) atau tidak mengikuti garis pertumbuhan (garis pertumbuhan 4)
pada Gambar 5.10. Pengukuran weight increment dilakukan untuk menentukan
keterlambatan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan kenaikan berat badan di bawah
standar kenaikan berat badan (di bawah persentil 5).

95
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 5.2. Penambahan berat badan anak laki–laki dalam interval 3 bulan

Contoh kasus: Bila seorang anak laki-laki umur 3 bulan mengalami kenaikan berat badan
<2083 gram sejak lahir menunjukkan risiko gagal tumbuh atau at risk of failure to thrive
oleh karena kenaikan berat badan kurang dari standar weight increment (kurang dari
persentil 5).

2. Panjang badan atau tinggi badan menurut umur


Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan standar pertumbuhan
panjang badan atau tinggi badan

a. Penilaian pertambahan panjang atau tinggi badan menggunakan grafik PB/U atau TB/U
b. Anak dikatakan tumbuh normal bila grafik panjang atau tinggi badan sejajar dengan garis
median
c. Penilaian pertambahan panjang badan atau tinggi badan menggunakan tabel pertambahan
panjang badan (length increment)

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur


Pada grafik IMT/U terlihat bahwa IMT bayi naik secara tajam karena terjadi peningkatan berat
dan panjang badan yang relatif cepat pada 6 bulan pertama kehidupan. Kemudian IMT
menurun setelah bayi berumur 6 bulan dan tetap stabil pada umur 2 sampai 5 tahun. Penilaian
kenaikan IMT dini yang terjadi di antara periode puncak adipositas (peak adiposity) dan
kenaikan massa lemak tubuh dini (adiposity rebound) menggunakan IMT menurut umur
(IMT/U) berdasarkan hasil skrining menggunakan grafik berat badan menurut umur (BB/U).

96
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Gambar 5.13. IMT menurut umur (umur 2-5 tahun)


Gambar ini menunjukkan tren IMT menuju overweight, bila garis pertemuan melalui +2 SD
maka sudah menunjukkan overweight

97
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.4.2. Algoritme Penilaian Pertumbuhan Anak Umur 0-24 Bulan


Hasil perhitungan kenaikan
1. Hitung umur anak berat badan dan panjang Tren pertumbuhan Intervensi
sesuai ketentuan
badan
2. Ukur berat dan panjang
badan dengan cara yang
Tren IMT meningkat pada anak Early adiposity • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
umur >7 bulan rebound penyakit penyerta
tepat
3. Lihat tren pertumbuhan
(kenaikan massa • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
pada growth chart
lemak tubuh • Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
dini) perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
(Gambar 5.10) dan
klasifikasikan
Garis pertumbuhan mengikuti tren Normal • Berikan pujian kepada ibu dan anak
4. Jika masuk dalam
klasifikasi kuning (tren
yang sejajar dengan median dan Z- • Berikan konseling pemberian makan anak
score atau kenaikan berat badan
pertumbuhan mendatar
lebih dari persentil 5 standar
atau tidak mengikuti garis
weight increment (kenaikan berat
pertumbuhan) maka
badan)
lanjutkan dengan menilai
weight dan length Garis pertumbuhan: Pertumbuhan • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
increment - Memotong salah satu Z-score tidak baik penyakit penyerta
- Mendatar • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
• Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi

Kurang dari standar kenaikan berat Risiko gagal • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
badan/weight increment (persentil tumbuh atau at penyakit penyerta
5) untuk umur 0-24 bulan risk of failure to • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
thrive • Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
Kurang dari standar pertambahan Perlambatan • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
panjang badan/length increment pertumbuhan penyakit penyerta
(persentil 5) untuk umur linear • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
0-24 bulan • Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
Garis pertumbuhan meningkat Pertumbuhan • Segera rujuk ke RS
atau menurun secara tajam tidak baik
*Jika pertumbuhan meningkat
karena catch up menuju median
berarti baik
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.4.3. Penentuan Status Gizi Anak


1. Penentuan status gizi anak berdasarkan indeks berat badan menurut panjang
badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) untuk anak
umur 0-59 bulan
Hasil Status gizi
pengukuran Z- (BB/PB atau Intervensi
1. Hitung usia anak Score BB/TB)
sesuai ketentuan >+3 SD Obesitas Segera rujuk ke RS
2. Ukur berat dan +2 SD sampai Gizi lebih • Asupan gizi disesuaikan dengan
panjang atau dengan +3 SD (overweight) kebutuhan dan aktivitas anak
tinggi badan • Lakukan aktivitas fisik sesuai umur
dengan cara yang • Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada
tepat perbaikan segera rujuk
3. Beri titik pada +1 SD sampai Berisiko gizi • Plot IMT/U untuk menegakkan diagnosis
kurva berat dengan +2 SD lebih obesitas
badan, tinggi atau (possible • Tentukan penyebab
panjang badan risk of • Konseling gizi sesuai penyebab
4. Klasifikasikan overweight) • Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada
status gizi anak perbaikan segera rujuk
-2 SD sampai Gizi baik • Berikan pujian kepada ibu dan
dengan +1 SD (normal) anak*
-3 SD sampai Gizi kurang • Tentukan penyebab utama gizi kurang
dengan <-2 SD (wasted) • Konseling gizi sesuai penyebab
• Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada
perbaikan segera rujuk
<-3 SD Gizi buruk • Lakukan pemeriksaan adanya
(severely kemungkinan red flags atau
wasted)** penyakit penyerta
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
dan konseling gizi
• Evaluasi setelah 1 minggu, bila tetap
atau tidak ada perbaikan, segera
rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
Keterangan:
*Pada anak dengan status gizi normal, maka lakukan penilaian BB/U (lihat tabel WHO
weight increment) dan nilai IMT/U pada anak >7–8 bulan, jika terdapat peningkatan tren
IMT dibanding sebelumnya (early adiposity rebound) maka identifikasi penyebab dan
lakukan asuhan nutrisi pediatrik yang benar
**a. Bayi dengan gizi buruk usia <6 bulan, atau usia 6-59 bulan dengan BB <4 kg harus
mandapat layanan rawat inap di RS
b. Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan komplikasi medis (anoreksia, dehidrasi
berat, letargi atau penurunan kesadaran, demam tinggi, pneumonia berat, anemia
berat)
c. Bila terdapat komplikasi yang tidak bisa ditangani di Puskesmas maka segera rujuk ke
RS
d. Tatalaksana gizi buruk menurut pedoman tatalaksana gizi buruk Kemenkes dan
guideline WHO

99
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Penentuan status gizi lebih (overweight) atau obesitas berdasarkan Indeks


Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) untuk anak umur 0-59 bulan
Penilaian IMT/U untuk anak umur 0-59 bulan dilakukan jika pemeriksaan BB/PB atau
BB/TB menunjukkan hasil berisiko gizi lebih (possible risk of overweight), gizi lebih
(overweight), atau obesitas.
Cara menghitung IMT:
IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan
(dalam meter) (kg/m2 ).
Contoh: Jika berat badan anak 15 kg dan tinggi badan anak 100 cm maka IMT anak adalah:

100
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Ukur berat dan Hasil


Status gizi Intervensi
tinggi badan, lalu pengukuran
(IMT/U)
hitung IMT anak. Z-Score
Plot pada grafik IMT >+3 SD Obesitas Segera rujuk ke RS
menurut umur. (obese)
Klasifikasikan status +2 SD Gizi lebih • Asupan gizi disesuaikan
gizi: sampai (overweight) dengan kebutuhan dan
dengan +3 aktivitas anak
SD • Lakukan aktivitas fisik sesuai
umur
• Evaluasi selama 2 minggu,
bila tidak ada perbaikan
segera rujuk
+1 SD Berisiko gizi • Tentukan penyebab
sampai lebih • Konseling gizi sesuai
dengan +2 (possible risk penyebab
SD of • Evaluasi selama 2 minggu,
overweight) bila tidak ada perbaikan
segera rujuk

-2 SD sampai Gizi baik • Berikan pujian kepada ibu


dengan +1 (normal) dan anak
SD • Berikan konseling pemberian
makan anak

101
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) untuk anak umur 60-72 bulan

Hasil Status gizi


pengukuran Intervensi
(IMT/U)
Ukur berat dan tinggi Z-Score
badan, lalu hitung >+2 SD Obesitas Segera rujuk ke RS
indeks massa tubuh (obese)
anak. Plot pada grafik
>+1 SD sampai Gizi lebih • Asupan gizi disesuaikan
IMT menurut umur.
dengan +2 (overweight) dengan kebutuhan dan
Klasifikasikan status
SD aktivitas anak
gizi:
• Evaluasi selama 2
minggu, bila tidak ada
perbaikan segera rujuk

-2 SD sampai Gizi baik • Berikan pujian kepada ibu


dengan +1 (normal) dan anak
SD • Berikan konseling
pemberian makan

-3 SD sampai Gizi kurang • Lakukan asuhan nutrisi


dengan <-2 (thinness) pediatrik
SD • Evaluasi selama 2
minggu, bila tidak ada
perbaikan segera rujuk

<-3 SD Gizi buruk • Lakukan pemeriksaan


(severely adanya kemungkinan
thinness)* red flags atau penyakit
penyerta
• Lakukan asuhan nutrisi
pediatrik dan konseling
gizi
• Evaluasi setelah 1
minggu, bila tetap atau
tidak ada perbaikan,
segera rujuk ke
fasyankes yang lebih
tinggi

Keterangan:
*Bila ada komplikasi yang tidak bisa ditangani di Puskesmas maka harus dirujuk ke
fasyankes yang lebih tinggi (RS)

102
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Penentuan status gizi anak berdasarkan indeks panjang atau tinggi badan
menurut umur (PB/U atau TB/U) untuk anak umur 0-72 bulan

Hasil
Status gizi (PB/U
Ukur panjang atau pengukuran Intervensi
atau TB/U)
Z-Score
tinggi badan anak,
lalu plot pada grafik >+3 SD Tinggi Segera rujuk ke RS untuk
panjang atau tinggi mendapat penanganan dokter
badan menurut spesialis anak
umur. Klasifikasikan
-2 SD sampai Normal Jadwalkan kunjungan
status gizi: dengan +3 SD berikutnya
-3 SD sampai Pendek 1. Umur <2 tahun:
dengan <-2 (stunted) • Segera rujuk ke RS
SD 2. Umur ≥2 tahun:
• Konfirmasi parameter
status gizi yang lain
(BB/U dan BB/PB atau
BB/TB), MTBS, SDIDTK,
Buku KIA, KPSP
• Jika terdapat masalah
(indikator
antropometri tidak
sesuai, masalah
perkembangan, infeksi,
tidak ada perubahan
setelah dilakukan
penatalaksanaan gizi
standar, kecurigaan
masalah hormonal, dll)
maka segera rujuk ke
RS
<-3 SD Sangat pendek Segera rujuk ke RS untuk
(severely mendapat penanganan dokter
stunted) spesialis anak

Pada anak di atas 2 tahun dengan perawakan pendek atau sangat pendek dengan
pertambahan panjang atau tinggi badan normal perlu dipikirkan variasi normal. Untuk itu
kita perlu menghitung potensi tinggi genetik, dimana cara menghitungnya adalah sebagai
berikut:

103
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Laki-laki = tinggi badan ayah + tinggi badan ibu + 13 ± 8,5 cm


2

Perempuan = tinggi badan ayah + tinggi badan ibu – 13 ± 8,5 cm


2

Potensi tinggi genetik adalah prediksi rentang TB dewasa yang akan dicapai seorang anak
berdasarkan TB kedua orang tua biologisnya. Bila tinggi anak konsisten dengan potensi
tinggi genetik maka anak tersebut mengalami perawakan pendek familial, bila tinggi anak
kurang dari potensi genetik maka anak tersebut mengalami constitutional delay of growth
and puberty (CDGP). Pemeriksaan penunjang untuk membedakan perawakan pendek
familial dan constitutional delay of growth and puberty (CDGP) adalah pemeriksaan usia
tulang (bone age) yang baru bisa dilakukan bila usia anak lebih dari 2 tahun.

104
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

5. Penentuan status gizi anak berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
untuk anak umur 6-59 bulan

Hasil Klasifikasi Tindakan


pengukuran
Ukur lingkar
≥ 12,5 cm Normal • Berikan pujian kepada
lengan atas anak.
ibu dan anak
Klasifikasikan hasil • Jadwalkan kunjungan
pengukuran: berikutnya

11,5-12,4 cm Gizi kurang • Tentukan penyebab


utama anak gizi kurang
• Konseling gizi sesuai
penyebab

<11,5 cm Gizi buruk* • Lakukan pemeriksaan


adanya kemungkinan
red flags atau penyakit
penyerta
• Lakukan asuhan
nutrisi pediatrik dan
konseling gizi
• Evaluasi setelah 1
minggu, bila tetap
atau tidak ada
perbaikan, segera
rujuk ke fasyankes
yang lebih tinggi

Keterangan:
*a. Bayi dengan gizi buruk usia <6 bulan, atau usia 6-59 bulan dengan BB <4 kg harus
mandapat layanan rawat inap di RS
b. Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan komplikasi medis (anoreksia, dehidrasi
berat, letargi atau penurunan kesadaran, demam tinggi, pneumonia berat, anemia
berat)
c. Bila terdapat komplikasi yang tidak bisa ditangani di Puskesmas maka segera rujuk ke
RS
d. Tatalaksana gizi buruk menurut pedoman tatalaksana gizi buruk Kemenkes dan
guideline WHO

105
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

6. Lingkar kepala menurut umur


Menilai kenaikan lingkar kepala berdasarkan kurva lingkar kepala menurut umur.
Klasifikasi dan tindakan yang harus dilakukan:

Ukur lingkar Hasil pengukuran Klasifikasi Intervensi


kepala, lalu beri Z-Score
titik pada kurva
>+2 SD Makrosefali Rujuk ke RS
pertumbuhan
lingkar kepala. -2 SD sampai Normal • Berikan pujian kepada
Klasifikasikan hasil dengan +2 SD ibu dan anak
pengukuran: • Jadwalkan kunjungan
berikutnya

<-2 SD Mikrosefali Rujuk ke RS

3. Intervensi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak


Penilaian pertumbuhan dan status gizi harus melihat seluruh indeks antropometri agar
dapat diketahui masalah yang sesungguhnya untuk tata laksana segera.
1. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan berat badan kurang dari standar weight increment
(kenaikan berat badan di bawah persentil 5) berisiko mengalami gagal tumbuh atau at risk
of failure to thrive. Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui proses
asuhan nutrisi pediatrik dan dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit
penyerta (red flags) atau dirujuk
2. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan panjang badan kurang dari standar length increment
(pertambahan panjang badan di bawah persentil 5) berisiko mengalami perlambatan
pertumbuhan linear. Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui proses
asuhan nutrisi pediatrik dan dilakukan pemeriksaan untuk kemungkinan adanya penyakit
penyerta atau dirujuk
3. Anak dengan BB/PB atau BB/TB di bawah minus dua atau di bawah minus tiga standar
deviasi termasuk gizi kurang atau gizi buruk sehingga wajib mendapatkan intervensi
berupa pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita atau dirujuk (sesuai pedoman
pencegahan dan tatalaksana gizi buruk Kemenkes dan pedoman WHO)
4. Anak dengan IMT/U lebih dari satu standar deviasi (>+1 SD) atau anak umur lebih dari 7-8
bulan dengan tren IMT meningkat berisiko mengalami kenaikan lemak tubuh dini (early
adiposity rebound). Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan intervensi pencegahan dan
tatalaksana gizi lebih pada balita atau dirujuk bila ada penyulit atau tidak ada perbaikan
5. Anak dengan PB/U atau TB/U dibawah minus dua standar deviasi (<-2 SD) adalah anak
dengan perawakan pendek (short stature). Anak ini wajib ditindaklanjuti untuk
menentukan stunting sebagai penyebab perawakan pendek dan dirujuk. Pada anak
dengan PB/U atau TB/U terletak di atas tiga standar deviasi (>+3 SD) artinya
berperawakan tinggi perlu dirujuk ke fasyankes yang lebih tinggi untuk deteksi dini
penyebabnya sehinga dapat ditatalaksana segera

106
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3.1. Asuhan Nutrisi Pediatrik


1. Assessment (penilaian)
a. Penentuan status gizi
b. Menggali masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makan dan diagnosis
klinis pasien
c. Anamnesis meliputi: Asupan makan, pola makan, toleransi makan, perkembangan
oromotor, motorik halus dan motorik kasar, perubahan berat badan, faktor sosial,
budaya, dan agama serta kondisi klinis yang mempengaruhi asupan
2. Penentuan kebutuhan
a. Gizi baik atau gizi kurang: Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat badan ideal
dikalikan RDA menurut umur tinggi (height age)
b. Gizi buruk
• Tatalaksana gizi buruk menurut pedoman pencegahan dan tatalaksana gizi buruk
Kemenkes dan guideline WHO
• Pemberian terapi nutrisi gizi buruk rawat inap sesuai dengan fase perawatan
dalam 10 langkah tata laksana balita gizi buruk (fase stabilisasi, transisi,
rehabilitasi dan tindak lanjut)
c. Overweight
Target pemberian kalori berdasarkan berat badan ideal dikalikan RDA menurut umur
tinggi (height age).
3. Penentuan cara pemberian
Pemberian nutrisi oral atau enteral adalah pilihan utama. Kontraindikasi pemberian
makan melalui saluran cerna adalah obstruksi saluran cerna, perdarahan saluran cerna,
serta tidak berfungsinya saluran cerna.
4. Penentuan jenis makanan
Bentuk makanan disesuaikan dengan umur dan kemampuan oromotor anak, misalnya 0-6
bulan anak diberikan ASI dan atau susu formula, 6 bulan-1 tahun diberikan ASI dan atau
formula ditambah dengan makanan pendamping, umur 1-2 tahun anak dapat diberikan
makanan keluarga ditambah ASI dan atau formula, dan di atas 2 tahun dengan makanan
keluarga.
5. Pemantauan dan evaluasi
Pemantuan meliputi akseptabilitas, toleransi (reaksi simpang makanan), dan efektivitas.
Reaksi simpang berupa mual atau muntah, konstipasi, dan diare. Evaluasi kenaikan BB
dalam 2 minggu.

107
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Studi kasus
Kasus 1
Shinta, bayi perempuan umur 3 bulan dibawa ibu ke Posyandu untuk imunisasi DPT-HIB-Polio
ke-1. Bulan lalu Shinta tidak diimunisasi karena demam tinggi. Shinta mendapatkan ASI
eksklusif. Saat ini tidak didapatkan keluhan demam, batuk, muntah dan diare.
Berat lahir 3000 gram dan panjang lahir 50 cm. Berat badan umur 1 bulan 3800 gram dan
panjang badan 53 cm. Berat badan saat ini (umur 3 bulan) adalah 4500 gram dan panjang
badan 58 cm.
Setelah dibandingkan dengan standar kenaikan berat badan, kader mendapatkan hasil bahwa
kenaikan berat badan kurang dari standar. Kader kemudian merujuk ke Puskesmas. Di
Puskesmas, dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan ulang. Didapatkan bahwa
berat badan Shinta adalah 4500 gram dan panjang badan 58 cm. Pasien dikonsulkan kepada
dokter Puskesmas.
Langkah-langkah:
1. Timbang berat badan dan ukur panjang badan dengan cara yang tepat
2. Plot di buku KIA:
• Grafik BB/U untuk menilai apakah kenaikan berat badan adekuat
• Grafik PB/U untuk menilai perawakan dan height age
• Grafik BB/PB untuk menilai status gizi
3. Analisis kenaikan berat badan dengan menggunakan standar kenaikan berat badan
(weight increment) untuk menilai apakah pasien mengalami risiko gagal tumbuh atau at
risk of failure to thrive
4. Tata laksana
• Asuhan nutrisi pediatrik
• Evaluasi penyebab atau red flags
• Evaluasi dan monitoring

Pembahasan:
1. Plot di grafik BB/U untuk menilai tren kenaikan berat badan
2. Bandingkan kenaikan berat badan dengan standar kenaikan berat badan (weight
increment). Berat badan lahir 3000 gram, berat badan 1 bulan 3800 gram, dan berat
badan 3 bulan 4500 gram. Kenaikan berat badan adalah 1500 gram dalam interval 0-3
bulan
3. Tatalaksana risiko gagal tumbuh pada bayi umur 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif:
• Mencari penyebab medis atau red flags
• Mengevaluasi manajemen laktasi
• Anamnesis frekuensi menyusui, durasi menyusui, jumlah ASI yang diminum (bila
mendapatkan ASI perah)
• Observasi apakah perlekatan (latch on) dan posisi menyusui apakah sudah benar
• Evaluasi kenaikan berat badan dalam 2 minggu. Bila berat badan naik adekuat, maka
ASI eksklusif diteruskan sambil memonitor kenaikan berat badan setiap bulan. Bila
berat badan tidak naik maka pasien terindikasi untuk dirujuk ke fasiltas kesehatan
yang lebih tinggi (RSUD)

108
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Grafik berat badan menurut umur

Grafik berat badan menurut umur

109
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Grafik panjang badan menurut umur

Grafik berat badan menurut panjang badan

Tabel standar kenaikan berat badan (weight increment)

110
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kasus 2
Anak Anisa, kontrol rutin di Posyandu. Data KMS menunjukkan berat badan saat ini pada umur 2,5
tahun, berat badan 14,5 kg dan tinggi badan 93 cm. Anisa mendapatkan ASI eksklusif sampai
dengan umur 3 bulan, selanjutnya mendapatkan susu formula. Saat ini Anisa makan makanan
keluarga seperti nasi, daging, ikan, telur, ayam, dan sayur. Makan 3 kali sehari, anak juga
mendapatkan makanan selingan berupa biskuit, kentang goreng, kue. Susu formula diberikan
5x150 ml.
Kader merujuk Anisa karena melihat grafik kenaikan berat badan Anisa yang meningkat drastis.
Data KMS menunjukan data umur 1 tahun berat badan 9,6 kg dan panjang badan 76 cm, umur 1,5
tahun berat badan 11 kg dan panjang badan 82 cm, umur 2 tahun berat badan 12,4 kg dan panjang
badan 88 cm. Terapkan alur deteksi dini dan tatalaksana early adiposity rebound.
Langkah-langkah:
1. Timbang dan ukur dengan cara yang benar
2. Plot di grafik BB/U untuk menilai kenaikan berat badan
3. Plot di grafik PB/U untuk menilai perawakan dan height age
4. Plot di grafik BB/PB untuk menilai status gizi
5. Hitung IMT
6. Analisis IMT dengan grafik IMT WHO untuk menilai apakah Anisa mengalami early adiposity
rebound
7. Tatalaksana
• Evaluasi penyebab medis atau red flags
• Asuhan nutrisi pediatrik (pilar tatalaksana obesitas)
• Evaluasi dan monitoring

Pembahasan:
1. Penimbangan dan pengukuran di Puskesmas menunjukkan berat badan 14,5 kg dan tinggi
badan 93 cm
2. Plot berat badan di grafik BB/U menunjukkan peningkatan berat badan di atas grafik normal
3. Plot panjang badan di grafik PB/U menunjukkan panjang badan terletak antara -2 dan +3 SD
yaitu perawakan normal. Height age sesuai 2 tahun 9 bulan
4. Plot berat badan di grafik BB/PB menunjukkan berat badan terletak pada Z-score antara -2
sampai +1 SD yaitu gizi baik, namun terjadi tren peningkatan di atas grafik normal
5. Perhitungan IMT adalah 14,5 dibagi (0,93)2 , yaitu 16,76. Terdapat tren IMT yang meningkat
dibandingkan sebelumnya sehingga Anisa dikategorikan early adiposity rebound
6. Tatalaksana
• Evaluasi adakah penyebab medis yang menyebabkan kenaikan berat badan drastis
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik, langkah pertama adalah dengan melakukan anamnesis
diet, pola aktifitas, dan pola tidur
• Perhitungan kalori yang masuk dari susu formula adalah 502 kkal (kandungan susu
formula 0,67 kkal/ml), makanan keluarga 3 kali sehari dan selingan 2 kali sehari sekitar
1000 kkal/hari, sehingga total kalori yang masuk adalah sekitar 1500 kkal/hari
• Perhitungan kalori yang dibutuhkan adalah RDA kalori dikalikan berat badan ideal yaitu
100 x 13,2 setara 1320 kkal/hari

111
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Pasien disarankan untuk mengurangi kalori yang berlebih (1500 kkal – 1320kkal = 180
kkal/hari), yaitu dengan cara mengurangi asupan susu formula menjadi 2x 200 ml atau 3x
150 ml
• Pasien disarankan untuk melakukan aktifitas fisik untuk anak umur 2,5 tahun. Screen time
dibatasi sampai dengan 1 jam per hari pada anak umur 2,5 tahun
• Monitoring meliputi akseptabilitas, toleransi, dan efektivitas. Berat badan dievaluasi
setelah 2 minggu. Target tatalaksana adalah kenaikan berat badan berkurang dan panjang
bertambah sehingga IMT berkurang

Grafik berat badan menurut umur

112
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Grafik tinggi badan menurut umur

Grafik berat badan menurut tinggi badan

113
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Grafik IMT menurut umur

114
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 6
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN
ANAK DI TINGKAT PUSKESMAS

115
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun
pelaksana, alat dan bahan yang digunakan, serta aspek yang dipantau adalah sebagai berikut:

Tabel 6.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini
perkembangan anak di tingkat Puskesmas

Tingkat
Pelaksana Alat dan bahan Aspek yang dipantau Tempat
pelayanan
• Orang • Buku KIA • Gerak kasar • Rumah
tua • Gerak halus • Posyandu
• Kader • Bicara dan bahasa
kesehata • Sosialisasi dan
Keluarga, n, BKB kemandirian
masya-
• Pendidik • Buku KIA • Gerak kasar • Sekolah
rakat
PAUD • Gerak halus
terlatih • Bicara dan bahasa
• Guru TK • Sosialisasi dan
terlatih kemandirian
• Dokter • Buku bagan • Gerak kasar • Posyandu*
• Bidan SDIDTK • Gerak halus • Sekolah*
• Perawat • Funduskopi • Bicara dan bahasa • Puskesmas/
• Ahli gizi atau • Sosialisasi dan Puskesmas
oftalmosko kemandirian pembantu
pi direk • Pemeriksaan pupil putih *Dibantu oleh
• Senter • Daya lihat pendidik PAUD
• Kartu • Daya dengar terlatih dan
Puskesmas
tumbling • Masalah perilaku kader terlatih
“E” emosional
• Screening • Gangguan spektrum
kit SDIDTK autisme
• Formulir • GPPH
pelaporan
hasil DDTK

116
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak


2.1. Penghitungan Umur
Penghitungan umur pada deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan menentukan
hari, bulan, dan tahun. Pertama, pemeriksa mencari informasi tentang tanggal lahir anak. Jika
perlu ‘meminjam’ ketika melakukan perhitungan, 1 bulan yang dipinjam setara dengan 30 hari
pada kolom ‘hari’ dan 1 tahun setara dengan 12 bulan pada kolom ‘bulan’. Cara menghitung
umur anak adalah sebagai berikut:

Tanggal pemeriksaan : 2020 tahun 4 bulan 15 hari


Tanggal lahir anak : 2018 tahun 9 bulan 25 hari
Kurangi untuk mendapat umur anak : 1 tahun 6 bulan 20 hari

Bila pada perhitungan pertama diketahui anak berumur kurang dari 2 tahun, tanyakan apakah
ia lahir dengan umur kehamilan kurang dari 38 minggu (kurang dari 2 minggu sebelum tanggal
perkiraan atau HPL), maka dilakukan penyesuaian prematuritas dengan cara umur anak
dikurangi jumlah minggu tersebut, dengan 40 minggu sebagai umur cukup bulan.
Contoh:
Bayi lahir dengan umur kehamilan 34 minggu, maka koreksi 40 – 34 minggu = 6 minggu

Tanggal pemeriksaan : 2020 tahun 8 bulan 20 hari


Tanggal lahir anak : 2020 tahun 6 bulan 1 hari
Kurangi untuk mendapat umur anak : 2 bulan 19 hari
Prematur 6 minggu 1 bulan 14 hari
Penyesuaian umur anak : 1 bulan 5 hari

2.2. Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner


Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
1. Bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak apakah normal atau ada kemungkinan
penyimpangan
2. Skrining atau pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan
3. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60,
dan 72 bulan
4. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan,
sedangkan umur anak bukan umur skrining, maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk
umur skrining yang lebih muda, dan bila hasil sesuai dianjurkan untuk kembali sesuai
dengan waktu pemeriksaan umurnya
5. Alat atau instrumen yang digunakan adalah:
a. Buku bagan SDIDTK: Kuesioner Pra Skrining Perkembangan menurut umur
KPSP berisi 10 pertanyaan mengenai kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak. Sasaran KPSP adalah untuk anak umur 3-72 bulan
b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit
kecil berukuran 0,5-1 cm, dsb
6. Cara menggunakan KPSP:
a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining, anak harus dibawa
b. Hitung umur anak sesuai dengan ketentuan di atas. Jika umur kehamilan <38 minggu

117
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

pada anak umur kurang dari 2 tahun, maka perlu dilakukan penghitungan umur
koreksi
c. Bila umur anak lebih 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh: Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan
d. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. Bila umur
anak tidak sesuai dengan kelompok umur pada KPSP, gunakan KPSP untuk kelompok
umur yang lebih muda
Contoh:
• Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Gunakan KPSP kelompok
umur 3 bulan
• Bayi umur 8 bulan 20 hari, dibulatkan menjadi 9 bulan. Gunakan KPSP kelompok
umur 9 bulan
e. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
• Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak
Contoh: "Dapatkah bayi makan kue sendiri?"
• Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP
Contoh: “Pada posisi bayi terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
f. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya
g. Tanyakan pertanyaan tersebut satu persatu secara berurutan. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Catat jawaban tersebut pada formulir DDTK
h. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak menjawab
pertanyaan sebelumnya
i. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
7. Interpretasi:
Hitunglah berapa jumlah jawaban ‘Ya’.
a. Jawaban ‘Ya’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya
b. Jawaban ‘Tidak’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau ibu atau pengasuh anak tidak tahu
c. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, ada kemungkinan penyimpangan (P)
Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, atau sosialisasi dan
kemandirian)
8. Intervensi:
a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
• Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
• Edukasi orang tua tentang bagaimana memberikan stimulasi perkembangan
kepada anak sesuai umur (lihat Bab 3)
• lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu

118
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Jika anak sudah memasuki umur prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan
pada kegiatan di pusat PAUD, KB, atau TK
• Edukasi kepada orang tua untuk melanjutkan pemantauan secara rutin dengan
menggunakan buku KIA
• Lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 bulan
b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
• Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
setiap saat dan sesering mungkin (lihat Bab 3)
• Ajarkan ibu cara melakukan intervensi dini perkembangan anak pada aspek yang
tertinggal dengan melihat pada sub bab intervensi dini
• Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan
• Setelah orang tua dan keluarga melakukan tindakan intervensi perkembangan
secara intensif di rumah selama 2 minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah
ada kemajuan atau tidak. Cara melakukan evaluasi hasil intervensi
perkembangan adalah:
o Apabila umur anak sesuai dengan umur di formulir KPSP (umur 3, 6, 9, 12, 15,
18 bulan dan seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi dengan
menggunakan formulir KPSP sesuai dengan umur anak
o Apa bila umur anak tidak sesuai dengan umur di formulir KPSP (umur 3, 6, 9, 12,
15, 18 bulan dan seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi dengan
menggunakan formulir KPSP untuk umur yang lebih muda, paling dekat
dengan umur anak, seperti contoh berikut ini:
▪ Bayi umur 6 bulan lewat 3 minggu, gunakan KPSP untuk umur 6 bulan
▪ Anak umur 17 bulan lewat 18 hari, gunakan KPSP untuk umur 15 bulan
▪ Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP untuk umur 30 bulan
o Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan, dimana jawaban ‘Ya’ 9 atau 10,
artinya perkembangan anak sesuai dengan umur tersebut, lanjutkan dengan
skrining perkembangan sesuai dengan umurnya sekarang. Misalnya: Umur 17
bulan lewat 20 hari pilih KPSP umur 18 bulan; umur 35 bulan lewat 20 hari,
gunakan KPSP umur 36 bulan
o Bila hasil evaluasi intervensi jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8, kerjakan langkah-
langkah berikut:
▪ Teliti kembali apakah ada masalah dengan:
- lntensitas intervensi perkembangan yang dilakukan di rumah,
apakah sudah dilakukan secara intensif?
- Jenis kemampuan perkembangan anak yang diintervensi, apakah
sudah dilakukan secara tepat dan benar?
- Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai dengan petunjuk dan
nasehat tenaga kesehatan?
▪ Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada masalah gizi,
penyakit pada anak, atau kelainan organ-organ terkait?
▪ Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:

119
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani kasus tersebut sesuai
pedoman standar tatalaksana kasus yang ada di tingkat pelayanan
dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tata laksana
gizi buruk, dan sebagainya.
Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak sesuai
dengan petunjuk atau nasehat tenaga kesehatan, sekali lagi, ajari orang
tua dan keluarga cara melakukan intervensi perkembangan yang
intensif yang tepat dan benar. Bila perlu dampingi orang tua atau
keluarga ketika melakukan intervensi pada anaknya.
▪ Kemudian lakukan evaluasi hasil intervensi yang kedua dengan cara
yang sama:
- Bila kemampuan perkembangan anak ada kemajuan, berilah pujian
kepada orang tua dan anak. Anjurkan orang tua dan keluarga untuk
terus melakukan intervensi di rumah dan kontrol kembali pada
jadwal umur skrining berikutnya
− Bila kemampuan perkembangan tidak ada kemajuan berarti ada
kemungkinan penyimpangan perkembangan anak (P), dan anak
perlu segera dirujuk ke rumah sakit
c. Bila tahapan perkembangan ada kemungkinan penyimpangan (P), rujuk ke rumah
sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

120
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

9. Algoritme pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan (KPSP):

1. Hitung umur anak Hasil Interpre- Intervensi


sesuai ketentuan pemerik-
tasi
2. Bila umur anak lebih 16 saan
hari maka dibulatkan
Jawaban Sesuai umur • Berikan pujian
menjadi 1 bulan
‘Ya’ kepada orang tua
3. Pilih KPSP yang sesuai
9 atau 10 atau pengasuh dan
dengan umur anak. Bila
anak
umur anak tidak sesuai, • Lanjutkan stimulasi
gunakan KPSP untuk sesuai tahapan
kelompok umur yang umur
lebih muda • Jadwalkan kunjungan
4. Tanyakan kepada orang berikutnya
tua atau pengasuh atau Jawaban Meragukan • Nasehati ibu atau
periksa anak sesuai ‘Ya’ pengasuh untuk
petunjuk pada KPSP. 7 atau 8 melakukan stimulasi
Hitung jawaban ‘Ya’: lebih sering dengan
penuh kasih sayang
• Ajarkan ibu cara
melakukan
intervensi dini pada
aspek
perkembangan yang
tertinggal
• Jadwalkan
kunjungan ulang 2
minggu lagi. Apabila
hasil pemeriksaan
selanjutnya juga
meragukan atau ada
kemungkinan
penyimpangan,
rujuk ke rumah sakit
rujukan tumbuh
kembang level 1
Jawaban Ada Rujuk ke RS rujukan
‘Ya’ 6 kemungkinan tumbuh kembang
atau penyimpangan level 1
kurang

121
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 3 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Gulungan wool merah

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Pada saat bayi terlentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai Gerak kasar
bergerak dengan mudah? Jawab ‘Tidak’ bila salah satu atau kedua tungkai atau
lengan bayi bergerak tak terarah atau tak terkendali.

2. Jangan membuat suara apapun. Pada saat bayi terlentang apakah ia melihat Sosialisasi
dan menatap wajah Anda? dan
kemandirian

3. Pada saat Anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia tersenyum Sosialisasi
kembali kepada Anda? dan
kemandirian

4. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (mengoceh) selain Bicara dan
menangis? bahasa
5. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba? Bicara dan
bahasa
6. Ambil gulungan wool merah, lalu letakkan di atas wajah di Gerak halus
depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping kiri ke
kanan kepala atau sebaliknya. Apakah ia dapat mengikuti
gerakan Anda dengan menggerakkan kepalanya dari
kanan atau kiri ke tengah?

7. Ambil gulungan wool merah, lalu letakkan di atas wajah Gerak halus
di depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping kiri ke
kanan kepala atau sebaliknya. Apakah ia dapat
mengikuti gerakan Anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang
lain?
8. Pada saat bayi tengkurap di alas yang datar, apakah ia Gerak kasar
dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar?

9. Pada saat bayi tengkurap di alas yang datar, Gerak kasar


apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga
membentuk sudut 45˚ seperti pada gambar?

10. Pada saat bayi tengkurap di alas yang datar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan
tegak seperti pada gambar?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

122
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 6 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Gulungan wool merah o Kismis, kacang, atau uang logam
o Pensil o Mainan

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi diposisikan terlentang. Ambil gulungan wool merah, letakkan di atas Gerak halus
wajah di depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping
kiri ke kanan kepala. Apakah ia dapat mengikuti gerakan
Anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari
satu ke sisi yang lain?

2. Pada posisi bayi terlentang, pegang kedua Gerak kasar


tangannya lalu tarik perlahan ke posisi duduk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku seperti pada gambar? Jawab
‘Tidak’ bila kepala bayi jatuh kembali seperti
gambar.

3. Ketika bayi tengkurap di alas yang datar, apakah ia dapat Gerak kasar
mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
penyangga seperti pada gambar?

4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi mempertahankan Gerak kasar
posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab ‘Tidak’ bila kepala bayi
cenderung jatuh ke kanan, kiri, atau ke dadanya.

5. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Sentuhkan pensil di punggung tangan Gerak halus
atau ujung jari bayi (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah
bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

6. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi mengarahkan Gerak halus
matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab
‘Tidak’ jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
7. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi meraih mainan yang Gerak halus
diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya?
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah bayi berbalik paling Gerak kasar
sedikit 2 kali, dari terlentang ke tengkurap atau sebaliknya?
9. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah bayi mengeluarkan Bicara dan
suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis? bahasa

10. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah orang tua atau Sosialisasi
pengasuh melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar, dan
atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? kemandirian

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

123
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 9 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Gulungan wool merah o Kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit atau kue
kering
o 2 kubus o Mainan

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh, Taruh Gerak halus
kismis di atas meja. Dapatkah bayi memungut
dengan tangannya benda−benda kecil seperti
kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit
dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?

2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Taruh 2 kubus di atas meja, buat Gerak halus
agar bayi dapat memungut dan memegang kubus pada masing-masing
tangannya. Dapatkah ia melakukannya?

3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tarik perhatian bayi dengan Gerak halus
memperlihatkan gulungan wool merah, kemudian jatuhkan ke lantai.
Apakah bayi mencoba mencari benda tersebut, misalnya mencari di bawah
meja atau di belakang kursi?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan suatu mainan yang Sosialisasi dan
diinginkan bayi di luar jangkauannya, apakah ia mencoba mendapatkan kemandirian
mainan dengan mengulurkan lengan atau badannya?

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi menengok ke belakang Bicara dan
seperti mendengar kedatangan seseorang pada saat bayi sedang bermain bahasa
sendiri dan seseorang diam-diam datang berdiri di belakangnya? Suara keras
tidak ikut dihitung. Jawab ‘Ya’ hanya jika melihat reaksinya terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.

6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengatakan Bicara dan
2 suku kata yang sama, misalnya: “Ma-ma”, “Da-da” atau “Pa-pa”? Jawab ‘Ya’ bahasa
bila ia dapat mengeluarkan salah satu suara tersebut.

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi dapat makan kue Sosialisasi dan
kering sendiri? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah pernah melihat bayi Gerak halus
memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang
lain? Benda−benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
9. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah Gerak kasar
bayi duduk sendiri selama 60 detik?

124
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

10 Jika Anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia Gerak kasar
. menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab ‘Ya’ bila ia
mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

125
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 12 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 2 kubus o Kismis, kacang-kacangan, atau potongan biskuit
o Pensil

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan pensil di telapak tangan Gerak halus
anak. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Apakah anak
menggenggam pensil dengan erat dan Anda merasa kesulitan
mendapatkan pensil itu kembali?

2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan Gerak halus


kismis di atas meja. Dapatkah anak memungut dengan
tangannya benda−benda kecil seperti kismis,
kacang−kacangan, potongan biskuit dengan gerakan
miring atau menggerapai seperti gambar?

3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan 2 kubus kepada bayi. Gerak halus
Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang ia
pegang?

4. Sebut 2−3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata−kata yang Bicara dan
lengkap). Apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi? bahasa
5. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat mengangkat Gerak kasar
badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan?

6. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat duduk sendiri Gerak kasar
tanpa bantuan dari posisi tidur atau tengkurap?

7. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat memahami Bicara dan
makna kata ’jangan’? bahasa

8. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak akan mencari atau Sosialisasi dan
terlihat mengharapkan muncul kembali jika ibu atau pengasuh kemandirian
bersembunyi di belakang sesuatu atau di pojok, kemudian muncul dan
menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak?

9. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat membedakan Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh dengan orang yang belum ia kenal? Ia akan kemandirian
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan
bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

10. Berdirikan anak. Apakah anak dapat berdiri dengan berpegangan pada Gerak kasar
kursi atau meja selama 30 detik atau lebih?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

126
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 15 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 2 kubus
o Cangkir
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan 2 kubus kepada anak. Tanpa Gerak halus
bantuan, apakah anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang ia pegang?

2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan sebuah kubus dan cangkir. Gerak halus
Apakah anak dapat memasukkan 1 kubus ke dalam cangkir?

3. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berjalan Gerak kasar
dengan berpegangan?

4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengatakan Bicara dan
‘papa’ ketika ia memanggil atau melihat ayahnya, atau mengatakan ‘mama’ bahasa
jika memanggil atau melihat ibunya? Jawab ‘Ya’ bila anak mengatakan salah
satu di antaranya.

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengucapkan Bicara dan
1 kata yang bermakna selain ‘mama’, ‘papa’, atau nama panggilan orang? bahasa

6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat bertepuk tangan Sosialisasi dan
atau melambai-lambai tanpa bantuan? Jawab ‘Tidak’ bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat menunjukkan Sosialisasi dan
apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab ‘Ya’ bila ia kemandirian
menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.

8. Coba berdirikan anak. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar
selama 30 detik atau lebih?

9. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan kemudian
berdiri kembali?

10 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau Gerak kasar
. terhuyung-huyung?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

127
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 18 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Kubus o Pensil
o Bola tenis o Kertas

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil dan Gerak halus
kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan atau
petunjuk?
2. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
menyebutkan sedikitnya 3 kata yang bermakna? bahasa

3. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? kemandirian
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat minum dari Sosialisasi dan
cangkir atau gelas sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak suka meniru bila Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh sedang melakukan pekerjaan rumah tangga (merapikan kemandirian
mainan, menyapu, dll)?

6. Gelindingkan bola tenis ke arah anak. Apakah anak dapat menggelindingkan Gerak halus
atau melempar bola tersebut kembali kepada Anda?

7. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan kemudian
berdiri kembali?

8. Minta anak untuk berjalan sepanjang ruangan. Dapatkah ia berjalan tanpa Gerak kasar
terhuyung-huyung atau terjatuh?

9. Dapatkah anak berjalan mundur minimal 5 langkah tanpa kehilangan Gerak kasar
keseimbangan?

10. Berikan anak perintah berikut ini dengan bantuan telunjuk atau isyarat: Bicara dan
“Ambil kertas” bahasa
“Ambil pensil”
“Tutup pintu”
Dapatkah anak melakukan perintah tersebut dengan bantuan telunjuk
atau isyarat?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

128
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 21 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 2 kubus o Bola tenis
o Pensil o Kertas

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil dan Gerak halus
kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan atau
petunjuk?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Minta anak untuk menyusun Gerak halus
kubus. Apakah anak dapat menyusun 2 kubus?

3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tunjukkan gambar di bawah pada Bicara dan
anak dan minta ia untuk menunjuk gambar sesuai dengan yang Anda bahasa
sebutkan namanya. Apakah anak dapat menunjuk minimal 1 gambar?

4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau Bicara dan
bantuan Anda, dapatkah anak menunjuk paling sedikit 1 bagian tubuhnya bahasa
dengan benar (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang
lain)?
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
mengucapkan minimal 7 kata yang mempunyai arti (selain kata ‘mama’ bahasa
dan ‘papa’)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat minum Sosialisasi dan
dari cangkir atau gelas sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak suka meniru bila Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh sedang melakukan pekerjaan rumah tangga kemandirian
(merapikan mainan, menyapu, dll)?

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berlari Gerak kasar
tanpa terjatuh?

9. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan
kemudian berdiri kembali?

10. Dapatkah anak berjalan mundur minimal 5 langkah tanpa kehilangan Gerak kasar
keseimbangan?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

129
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 24 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 4 kubus o Pensil
o Bola tenis o Kertas

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil Gerak halus
dan kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan
atau petunjuk?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Minta anak untuk menyusun Gerak halus
kubus. Apakah anak dapat menyusun 4 kubus?

3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tanpa bimbingan, petunjuk, Bicara dan
atau bantuan Anda, dapatkah anak menunjuk paling sedikit 2 bagian bahasa
tubuhnya dengan benar (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak mampu Bicara dan
menggabungkan 2 kata berbeda ketika berbicara, misalnya “Minum bahasa
susu” atau “Main bola”? “Terima kasih” dan “Da-dah” tidak termasuk.

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
melepas pakaiannya seperti baju, rok, atau celana? kemandirian

6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat makan Sosialisasi dan
dengan menggunakan sendok sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berlari Gerak kasar
tanpa terjatuh?

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Gerak kasar
berjalan naik tangga sendiri? Jawab ‘Ya’ jika ia naik tangga dengan
posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab ‘Tidak’ jika ia naik tangga dengan merangkak, orang tua tidak
memperbolehkan anak naik tangga, atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
9. Letakkan bola tenis di depan kaki anak. Apakah ia dapat menendang ke Gerak kasar
depan tanpa berpegangan pada apapun?

10. Ikuti perintah dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan Bicara dan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: bahasa
“Ambil kertas”
“Ambil pensil”
“Tutup pintu”
Dapatkah anak melakukan perintah tersebut?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

130
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 30 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 4 kubus o Kertas
o Bola tenis o Pensil

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 4 Gerak halus
buah kubus menyerupai kereta api dengan cerobong
asap (dicontohkan)?

2. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab ‘Tidak’ bila ia menggambar garis seperti ini:

3. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menyebut 2 gambar di antara gambar-gambar di bawah dengan benar? bahasa
Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai.

4. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menunjuk 4 gambar di antara gambar-gambar di atas ini dengan benar bahasa
ketika Anda sebutkan namanya?
5. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menunjuk paling sedikit 6 bagian tubuhnya? bahasa
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
memahami perintah yang terdiri dari 2 langkah, misalnya “Tolong bahasa
ambil bola dan berikan kepada Ayah”?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak berpakaian Sosialisasi dan
sendiri seperti baju, rok, celana (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai)? kemandirian

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak bermain Sosialisasi dan
peran, misalnya menyuapi boneka? kemandirian
9. Letakkan bola tenis di depan kaki anak. Dapatkah anak menendang ke Gerak kasar
depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong bola tidak ikut
dinilai.
10 Minta anak untuk melompat atau mengangkat kedua kakinya pada Gerak kasar
. saat bersamaan. Dapatkah ia melakukannya?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”


131
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 36 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 6 kubus o Kertas
o Bola tenis o Pensil

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 6 buah kubus Gerak halus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
tersebut?
2. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab ‘Tidak’ bila ia menggambar garis seperti ini:

3. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menyebut 4 gambar di antara gambar-gambar di bawah ini dengan bahasa
benar? Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai.

4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
memahami perintah yang terdiri dari 2 langkah, misalnya “Tolong bahasa
ambil bola dan berikan kepada Ayah”?

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah sebagian dari Bicara dan
bicara anak dapat dipahami oleh orang asing (yang tidak bertemu bahasa
setiap hari)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak merangkai Bicara dan
kalimat sederhana yang terdiri dari minimal 3 kata, misalnya “Aku bahasa
makan roti” atau ”Ibu minta susu”?

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
menggosok gigi dengan bantuan? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengenakan baju, celana, atau sepatu sendiri (tidak termasuk kemandirian
mengancing dan menali)?

9. Berikan kepada anak sebuah bola tenis. Minta ia untuk melemparkan Gerak kasar
ke arah dada Anda. Dapatkah anak melempar bola dengan lurus ke
arah perut atau dada Anda dari jarak 1,5 meter?

132
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

10. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah Gerak kasar
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

133
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 42 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 8 kubus o Pensil
o Kertas o Kertas warna-warni

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab ‘Tidak’ bila ia menggambar garis seperti ini:

2. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 8 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkannya?
3. Tunjukkan anak gambar di bawah ini dan tanyakan: Bicara dan
“Mana yang dapat terbang?” bahasa
“Mana yang dapat mengeong?”
“Mana yang dapat bicara?”
“Mana yang dapat menggonggong?”
“Mana yang dapat meringkik?”
Apakah anak dapat menunjuk 2 kegiatan yang sesuai?

4. Tanyakan kepada anak pertanyaan berikut ini satu persatu: Bicara dan
bahasa
“Apa yang kamu lakukan bila kedinginan?” Jawaban: pakai jaket, pakai
selimut
“Apa yang kamu lakukan bila kamu kelelahan?” Jawaban: tidur,
berbaring, istirahat
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa lapar?” Jawaban: makan
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa haus?” Jawaban: minum
Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar tanpa
gerakan dan isyarat?

5. Bicara dan
bahasa

Minta anak untuk menyebut 1 warna. Dapatkah anak menyebut 1


warna dengan benar?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mencuci Sosialisasi dan
tangannya sendiri dengan baik setelah makan? kemandirian

134
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak menyebut Sosialisasi dan
nama teman bermain di luar rumah atau saudara yang tidak tinggal kemandirian
serumah?

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak mengenakan Sosialisasi dan
kaos (T-shirt) tanpa dibantu? kemandirian

9. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah anak Gerak kasar
dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

10. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali. Dapatkah
ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 1 detik atau lebih?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

135
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 48 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o 3 kubus
o Kertas
o Pensil

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Berikan contoh membuat jembatan dari 3 buah Gerak halus
kubus, yaitu dengan meletakkan 2 kubus
dengan sedikit jarak (kira kira satu jari), lalu
letakkan balok ketiga di atas kedua balok
sehingga terbentuk seperti jembatan. Minta
anak untuk melakukan. Dapatkan anak
melakukannya?
2. Beri pensil dan kertas. Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus
lingkaran. Buatlah lingkaran di atas kertas tersebut. Minta anak
menirunya. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

3. Tunjukkan anak gambar di bawah ini dan tanyakan: Bicara dan


“Yang mana yang dapat terbang?” bahasa
“Yang mana yang dapat mengeong?”
“Yang mana yang dapat bicara?”
“Yang mana yang dapat menggonggong?”
“Yang mana yang dapat meringkik?”
Apakah anak dapat menunjuk 2 kegiatan yang sesuai?

4. Dapatkah anak menyebut nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab Bicara dan
‘Tidak’ jika ia menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit bahasa
dimengerti.

5. Mengenal konsep angka satu Bicara dan


Letakkan 5 kubus di atas meja dan selembar kertas di samping kubus. bahasa
Katakan kepada anak “Ambil 1 kubus dan letakkan di atas kertas”.
Setelah anak selesai meletakkan, tanyakan “Ada berapa banyak kubus
di atas kertas?” Dapatkah anak melakukan dengan hanya mengambil
satu kubus dan bisa menyebutkan “Satu”?

6. Tanyakan kepada anak pertanyaan di bawah satu persatu: Bicara dan


“Apa kegunaan kursi?” Jawaban: untuk duduk bahasa
“Apa kegunaan cangkir?” Jawaban: untuk minum

136
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

“Apa kegunaan pensil?” Jawaban: untuk mencoret, menulis,


menggambar
Dapatkah anak menjawab ketiga pertanyaan terkait kegunaan benda
tersebut dengan benar?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak mengikuti Sosialisasi dan
peraturan permainan saat bermain dengan teman-temannya (misal: kemandirian
ular tangga, petak umpet, dll)?

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengenakan kaos (T-shirt) tanpa dibantu? kemandirian

9. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah Gerak kasar
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

10 Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
. tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

137
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 54 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Kertas o Pensil
o Kertas warna-warni

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Jangan mengoreksi atau membantu anak. Jangan menyebut kata Gerak halus
“Lebih panjang”. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?” Minta anak menunjuk
garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
dan ulangi pertanyaan tersebut. Apakah anak dapat menunjuk garis
yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

2. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Gerak halus
Minta anak untuk menggambar seperti contoh di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar + seperti contoh di bawah?

3. Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah Gerak halus
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan,
dan kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah
menyelesaikan gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah
anak menggambar orang dengan sedikitnya 3 bagian tubuh?

Jawaban ‘Ya’: Jawaban ‘Tidak’:

138
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Memahami konsep 2 warna Bicara dan


bahasa

Minta anak untuk menyebutkan 2 warna. Dapatkah anak menyebut


2 warna dengan benar?

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bicara anak Bicara dan
mampu dipahami seluruhnya oleh orang lain (yang tidak bertemu bahasa
setiap hari)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengikuti peraturan permainan saat bermain dengan teman- kemandirian
temannya (misal: ular tangga, petak umpet, dll)?

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
menggosok gigi tanpa dibantu? kemandirian

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? kemandirian

9. Mengenal konsep 2 kata depan Bicara dan


bahasa
Minta anak untuk mengikuti perintah di bawah, jangan memberi
isyarat.
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di atas meja”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di bawah meja”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di depan ibu”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di samping ibu”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di belakang ibu”
Dapatkah anak melakukan sedikitnya 2 perintah (memahami 2 kata
depan)?
10. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

139
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 60 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Kertas warna-warni
o Kertas
o Pensil

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan: “Mana garis Gerak halus
yang lebih panjang?” Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?

2. Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah Gerak halus
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk
bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki,
setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah menyelesaikan
gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah anak menggambar
orang dengan sedikitnya 3 bagian tubuh?

Jawaban ‘Ya’: Jawaban ‘Tidak’:

3. Memahami konsep 4 warna Bicara dan


bahasa

Minta anak untuk menyebutkan 4 warna. Dapatkah anak menyebut


keempat warna tersebut dengan benar?

4. Tanyakan kepada anak pertanyaan berikut ini satu persatu: Bicara dan
“Apa yang kamu lakukan saat kedinginan?” Jawaban: pakai jaket, bahasa
pakai selimut
“Apa yang kamu lakukan saat kelelahan?” Jawaban: tidur, berbaring,
istirahat
“Apa yang kamu lakukan saat merasa lapar?” Jawaban: makan
“Apa yang kamu lakukan saat merasa haus?” Jawaban: minum
Dapatkah anak menjawab 3 pertanyaan terkait kata sifat tersebut
dengan benar?

140
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? kemandirian

6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak bereaksi Sosialisasi dan
dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut) kemandirian
pada saat ditinggal oleh orang tua atau pengasuh?

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa dibantu? kemandirian

8. Mengenal konsep 4 kata depan Bicara dan


bahasa
Minta anak untuk mengikuti perintah di bawah, jangan memberi
isyarat:
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di atas meja”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di bawah meja”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di depan ibu”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di samping ibu”
“Ambil benda (misalnya kertas, balok) dan letakkan di belakang ibu”
Dapatkah anak melakukan sedikitnya 4 perintah (memahami 4 kata
depan)?
9. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 4 detik
atau lebih?
10 Minta anak untuk melompat dengan 1 kaki beberapa kali tanpa Gerak kasar
. berpegangan (lompatan dengan 2 kaki tidak ikut dinilai). Dapatkah
anak melompat 2-3 kali dengan 1 kaki?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

141
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 66 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Bola tenis atau bola kasti o Pensil
o Kertas o 8 kubus

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Menggambar + Gerak halus
Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini.
Minta anak untuk menggambar seperti contoh di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar + seperti contoh di bawah?

2. Menggambar kotak dengan dicontohkan Gerak halus


Berikan kepada anak pensil dan kertas. Tunjukkan kepada anak
contoh gambar di bawah. Anda bisa mencontohkan cara membuat
kotak. Dapatkah anak menggambar kotak seperti contoh di bawah?

3. Menggambar orang dengan sedikitnya 6 bagian tubuh Gerak halus


Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah
menyelesaikan gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah
anak menggambar orang dengan sedikitnya 6 bagian tubuh?

Jawaban ‘Ya’: Jawaban ‘Tidak’:

142
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Mengetahui konsep angka 5 Bicara dan


Letakkan 8 kubus di atas meja dan selembar kertas di samping bahasa
kubus. Katakan kepada anak “Ambil 5 kubus dan letakkan di atas
kertas”. Setelah anak selesai meletakkan, tanyakan “Ada berapa
banyak kubus di atas kertas?” Dapatkah anak melakukannya?

5. Memahami/mengartikan 5 kata Bicara dan


Pastikan anak mendengar pemeriksa lalu katakan “Saya akan bahasa
mengucapkan 1 kata dan saya ingin kamu menyebutkan apa arti
kata itu”. Setiap kata dapat diberikan sebanyak 3 kali bila perlu.
Pemeriksa dapat mengatakan “Beritahu saya sesuatu tentang itu”
tetapi jangan tanya apa kegunaannya. Tanyalah setiap kata dalam
satu waktu.
“Apakah bola itu?”
“Apakah sungai itu?”
“Apakah meja itu?”
“Apakah mobil/motor itu?”
“Apakah rumah itu?”
“Apakah pisang itu?”
“Apakah pintu itu?”
“Apakah atap itu?”
Anak dikatakan dapat mengartikan jika anak mengartikan yang
sesuai dalam istilah: 1) kegunaan, 2) bentuk, 3) terbuat dari apa, 4)
kategori umum. Dapatkah anak mengartikan 5 kata yang sesuai?

6. Mengetahui konsep analogi berlawanan Bicara dan


Minta anak untuk melengkapi kalimat di bawah ini, jangan bahasa
membantu kecuali mengulang pertanyaan:
“Jika kuda besar, maka tikus...?” Jawaban: kecil
“Jika api panas, maka es...?” Jawaban: dingin
“Jika ibu seorang wanita, maka ayah seorang...” Jawaban: pria, laki-
laki
Apakah anak menjawab ketiga pertanyaan dengan benar?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak bereaksi Sosialisasi dan
dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut) kemandirian
pada saat ditinggal oleh orang tua atau pengasuh?

8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa dibantu? kemandirian

9. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau Gerak kasar
. bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

143
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 72 Bulan

• Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Bola tenis atau bola kasti o Pensil
o Kertas

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Menggambar kotak tanpa dicontohkan Gerak halus
Berikan kepada anak pensil dan kertas. Tunjukkan kepada anak
contoh gambar di bawah. Tanpa menyebutkan nama dan tanpa
mencontohkan atau menggerakkan jari telunjuk atau pensil untuk
menunjukkan bagaimana cara menggambarnya, katakan kepada
anak “Gambarlah yang seperti gambar ini”. Lihat contoh di bawah
untuk menilai gambar anak. Dapatkah anak menggambar kotak
seperti contoh di bawah?

2. Menggambar orang dengan sedikitnya 6 bagian tubuh Gerak halus


Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah
menyelesaikan gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah
anak menggambar orang dengan sedikitnya 6 bagian tubuh?

Jawaban ‘Ya’: Jawaban ‘Tidak’:

3. Mengetahui konsep analogi berlawanan Bicara dan


Minta anak untuk melengkapi kalimat di bawah ini, jangan bahasa
membantu kecuali mengulang pertanyaan:
“Jika kuda besar, maka tikus...?” Jawaban: kecil
“Jika api panas, maka es...?” Jawaban: dingin
“Jika ibu seorang wanita, maka ayah seorang...” Jawaban: pria, laki-
laki
“Jika pagi ada matahari, malam ada...” Jawaban: bulan
Apakah anak menjawab ketiga pertanyaan dengan benar?

144
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

4. Memahami/mengartikan 7 kata Bicara dan


Pastikan anak mendengar pemeriksa lalu katakan “Saya akan bahasa
mengucapkan 1 kata dan saya ingin kamu menyebutkan apa arti
kata itu”. Setiap kata dapat diberikan sebanyak 3 kali bila perlu.
Pemeriksa dapat mengatakan “Beritahu saya sesuatu tentang itu”
tetapi jangan tanya apa kegunaannya. Tanyalah setiap kata dalam
satu waktu.
“Apakah bola itu?”
“Apakah sungai itu?”
“Apakah meja itu?”
“Apakah mobil/motor itu?”
“Apakah rumah itu?”
“Apakah pisang itu?”
“Apakah pintu itu?”
“Apakah atap itu?”
Anak dikatakan dapat mengartikan jika anak mengartikan yang
sesuai dalam istilah: 1) kegunaan, 2) bentuk, 3) terbuat dari apa, 4)
kategori umum. Dapatkah anak mengartikan 7 kata yang sesuai?

5. Mengetahui komposisi benda Bicara dan


Isi titik−titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu bahasa
kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak
menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?" Jawaban: besi, baja, plastik, kayu
"Sepatu dibuat dari apa?" Jawaban: kulit, karet, kain, plastik, kayu
"Pintu dibuat dari apa?" Jawaban: kayu, besi, kaca
Apakah anak dapat menjawab ketiga pertanyaan diatas dengan
benar?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
menggosok giginya tanpa bantuan? kemandirian

7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
menyiapkan dan mengambil makanan tanpa bantuan, termasuk kemandirian
menggunakan mangkok, sendok, menuangkan makanan dan susu ke
mangkok tanpa banyak tumpah? Jawab ‘Ya’ jika anak dapat
melakukannya, termasuk menuangkan susu dari beberapa jenis
kotak atau wadah makanan.

8. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau Gerak kasar
bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?

9. Tunjukkan kepada anak bagaimana cara berjalan di garis lurus Gerak kasar
dengan menempatkan tumit dari 1 kaki di depan jari kaki lain.
Berjalanlah 8 langkah, lalu minta anak untuk melakukannya. Berikan
contoh dan kesempatan sebanyak 3 kali bila perlu. Dapatkah anak
melakukannya sebanyak 4 langkah atau lebih dengan meletakkan
tumit tidak lebih dari 2,5 cm dari jari kaki lain tanpa berpegangan?

145
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

10 Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
. tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik
atau lebih?

Lihat algoritme untuk interpretasi dan tindakan

Perinci untuk aspek perkembangan dengan jawaban “Tidak”

146
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.3. Deteksi Dini Penyimpangan Pendengaran Anak


1. Tujuan tes daya dengar (TDD) adalah menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar
dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara
anak
2. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak umur 12 bulan ke atas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK
terlatih, tenaga PAUD terlatih, dan petugas terlatih lainnya. Tenaga kesehatan
mempunyai kewajiban memvalidasi hasil pemeriksaan tenaga lainnya
3. Alat atau sarana yang diperlukan adalah:
a. lnstrumen TDD menurut umur anak
4. Cara melakukan TDD:
a. Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan. Untuk
bayi lahir prematur <38 minggu, lakukan koreksi umur hingga umur 2 tahun
b. Pilih dasar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
• Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh anak. Katakan
pada ibu atau pengasuh untuk tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena
tidak untuk mencari siapa yang salah
• Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu, berurutan
• Tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak
• Jawaban ‘Ya’ jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam 1 bulan terakhir
• Jawaban ‘Tidak’ jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak pernah, tidak
tahu, atau tidak dapat melakukannya dalam 1 bulan terakhir
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih:
• Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk
dikerjakan oleh anak
• Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau pengasuh
• Jawaban ‘Ya’ jika anak dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh
• Jawaban ‘Tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang
tua atau pengasuh
5. lnterpretasi:
a. Bila ada 1 atau lebih jawaban ‘Tidak’, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran
b. Catat dalam buku KlA, register SDlDTK, atau catatan medik anak
6. lntervensi:
a. Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada
b. Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi

147
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

7. Algoritme deteksi dini penyimpangan pendengaran:

1. Hitung umur Hasil


Interpretasi Intervensi
anak sesuai pemeriksaan
ketentuan Tidak ada Sesuai umur • Berikan pujian kepada
2. Tanyakan kepada jawaban orang tua atau
orang tua atau ‘Tidak’ pengasuh dan anak
pengasuh atau • Lanjutkan stimulasi
periksa anak sesuai umur
sesuai lembar • Jadwalkan kunjungan
modifikasi Tes berikutnya
Daya Dengar
Jawaban Ada Rujuk ke RS rujukan
3. Hitung jawaban
‘Tidak’ 1 kemungkinan tumbuh kembang level
‘Tidak’: atau lebih penyimpangan 1

148
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Instrumen Tes Daya Dengar

Jawaban
Umur kurang atau sampai 3 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi dapat mengatakan “Aaaaa”, “Ooooo”?
Apakah bayi menatap wajah dan tampak mendengarkan Anda, lalu
berbicara saat Anda diam?
Apakah Anda dapat seolah-olah berbicara dengan bayi Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah bayi kaget bila mendengar suara (mengejapkan mata, napas lebih
cepat)?
Apakah bayi kelihatan menoleh bila Anda berbicara di sebelahnya?
3. Kemampuan visual:
Apakah bayi Anda dapat tersenyum?
Apakah bayi Anda kenal dengan Anda, seperti tersenyum lebih cepat pada
Anda dibandingkan orang lain?
Total jawaban ‘Tidak’

Jawaban
Umur lebih dari 3 bulan sampai 6 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi Anda dapat tertawa keras?
Apakah bayi dapat bermain menggelembungkan mulut seperti meniup
balon?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah bayi memberi respons tertentu, seperti menjadi lebih riang bila
Anda datang?
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku orang tuanya, bunyikan
bel disamping tanpa terlihat bayi, apakah bayi itu menoleh ke samping?
3. Kemampuan visual:
Pemeriksa menatap mata bayi sekitar 45 cm, lalu gunakan mainan untuk
menarik pandangan bayi ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Apakah bayi
dapat mengikutinya?
Apakah bayi berkedip bila pemeriksa melakukan gerakan menusuk mata,
lalu berhenti sekitar 3 cm tanpa menyentuh mata?
Total jawaban ‘Tidak’

149
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Jawaban
Umur lebih dari 6 bulan sampai 12 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi dapat membuat suara berulang seperti ‘mamamama’,
‘babababa’?
Apakah bayi dapat memanggil mama atau papa, walaupun tidak untuk
memanggil orang tuanya?
2. Kemampuan reseptif:
Pemeriksa duduk mengahadap bayi yang dipangku orang tuanya,
bunyikan bel di samping bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi langsung
menoleh ke samping bawah?
Apakah bayi mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
3. Kemampuan visual:
Apakah bayi mengikuti perintah dengan dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
Apakah bayi secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Total jawaban ‘Tidak’

Jawaban
Umur lebih dari 12 bulan sampai 18 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat memanggil ‘mama’ atau ‘papa’, hanya untuk
memanggil orang tuanya?
Apakah anak memulai menggunakan kata-kata lain, selain kata ‘mama’,
‘papa’, anggota keluarga lain, dan hewan peliharaan?
2. Kemampuan reseptif:
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku orang tuanya, bunyikan
bel di samping bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi langsung menoleh
ke samping bawah?
Apakah anak mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

150
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Jawaban
Umur lebih dari 18 bulan sampai 24 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat mengucapkan 2 atau lebih kata yang menunjukkan
keinginan, seperti “Susu”, “Minum”, “Lagi”?
Apakah anak secara spontan mengatakan 2 kombinasi kata, seperti “Mau
bobo”, “Lihat Papa”?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat menunjukkan paling sedikit 1 anggota badan, misal
“Mana hidungmu?”, “Mana matamu?” tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah dalam satu kalimat,
seperti “Ambil sepatumu dan taruh disini” tanpa diberi contoh?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

Jawaban
Umur lebih dari 24 bulan sampai 30 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak mulai menggunakan kata-kata lain, selain kata ‘mama’,
‘papa’, anggota keluarga lain, dan hewan peliharaan?
Apakah anak mulai mengungkapkan kata yang berarti ‘milik’ misal “Susu
kamu”, “Bonekaku”?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah dalam satu kalimat,
seperti “Ambil sepatu dan taruh disini” tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat menunjuk minimal 2 nama benda di depannya
(cangkir, bola, sendok)?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

151
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Jawaban
Umur lebih dari 30 bulan sampai 36 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan kegunaannya, seperi
cangkir untuk minum, bola untuk dilempar, pensil warna untuk
menggambar, sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa yang dibicarakan
anak Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat menunjukkan minimal 2 nama benda di depannya
sesuai fungsinya (misal untuk minum: cangkir, untuk dilempar: bola, untuk
makan: sendok, untuk menggambar: pensil warna)?
Apakah anak dapat mengerjakan perintah yang disertai kata depan?
(misal: “Sekarang kubus itu di bawah meja, tolong taruh di atas meja”)?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh?
Seperti ‘Pok Ame−Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

Jawaban
Umur lebih dari 36 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan kegunaannya, seperti
cangkir untuk minum, bola untuk dilempar, pensil warna untuk
menggambar, sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa yang dibicarakan
anak Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak Anda dapat menunjukkan minimal 2 nama benda di
depannya sesuai fungsi (misal untuk minum: cangkir, untuk dilempar:
bola, untuk makan: sendok, untuk menggambar: pensil warna?)
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

152
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.4. Deteksi Dini Penyimpangan Penglihatan Anak


2.4.1. Deteksi Dini Kelainan Pupil Putih pada Anak
1. Tes Refleks Merah (Bruckner test)
a. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih (leukocoria); termasuk di dalamnya
kelainan katarak, retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang melibatkan kornea,
lensa, vitreous, dan retina
b. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan, dilanjutkan pada
umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan, pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi, atau bila ada keluhan mengenai penglihatan atau kelainan pada mata anak
c. Tes ini dilakukan oleh dokter umum menggunakan funduskopi atau oftalmoskopi
direk
d. Cara melakukan Tes Refleks Merah (Gambar 6.1):
• Dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan redup atau gelap (matikan lampu
ruangan dan/atau tutup tirai atau gorden ruangan pemeriksaan)
• Anak duduk di pangkuan orang tuanya atau pengantar pasien
• Gunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk dengan kekuatan lensa pada alat
diatur pada “0”
• Pastikan baterai alat terisi
• Pemeriksa duduk pada jarak 50 cm. Pegang alat funduskopi atau oftalmoskopi
direk ke dekat mata pemeriksa
• Minta atau alihkan perhatian anak untuk melihat ke sumber cahaya dan arahkan
sinar funduskopi atau oftalmoskopi direk ke mata anak

Gambar 6.1. Pemeriksaan tes refleks merah menggunakan funduskopi atau


oftalmoskopi direk

e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat refleks merah terang dan ekual dari masing-
masing pupil anak (Gambar 6.2).

Gambar 6.2. Tes refleks merah dengan hasil normal

153
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran tes refleks merah yang abnormal atau tidak ekual
antara kedua mata, segera rujuk ke dokter spesialis mata atau mata anak.

Gambar 6.3. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (a)
Mata kanan: Tes Refleks Merah normal Mata kiri: Warna yang tampak bukan refleks
merah tetapi putih dan dapat mengindikasikan kelainan mata yang serius. Anak pada
gambar ini mengalami katarak. Segera rujuk ke dokter spesialis mata anak

Gambar 6.4. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (b)
Mata kanan: Tes Refleks Merah normal. Mata kiri: Warna yang tampak bukan refleks
merah tetapi putih kekuningan dan dapat mengindikasikan kelainan mata yang serius.
Anak pada gambar ini terdapat kemungkinan kelainan retinoblastoma. Segera rujuk ke
dokter spesialis mata anak

Gambar 6.5. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (c)

Mata kanan: Tes Refleks Merah normal. Mata kiri: refleks merah lebih redup
dibandingkan pada mata kanan dan refleks cahaya kornea (titik putih di kornea) tidak
terletak di sentral. Terdapat juling pada anak di gambar ini yang mungkin disebabkan
karena kondisi kelainan mata yang serius. Segera rujuk ke dokter spesialis mata anak

2. Deteksi pupil putih menggunakan senter


a. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih (leukocoria); termasuk di dalamnya
kelainan katarak, retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang melibatkan kornea,
lensa, vitreous, dan retina
b. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan, dilanjutkan pada
umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan, pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi, atau bila ada keluhan mengenai penglihatan atau kelainan pada mata anak

154
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Tes ini dilakukan oleh dokter umum menggunakan senter bila tidak terdapat
funduskopi atau oftalmoskopi direk di fasilitas kesehatan. Cara ini kurang akurat
dibandingkan Tes Refleks Merah
d. Cara mendeteksi pupil putih menggunakan senter (Gambar 6.6):
Deteksi pupil putih secara sederhana dapat dengan menggunakan senter yang
diarahkan ke mata anak. Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna
putih atau tidak.

Gambar 6.6. Pemeriksaan deteksi pupil putih menggunakan alat sederhana berupa
senter
(Sumber: Unit Pediatrik Oftalmologi Strabismus PMN RS Mata Cicendo)

e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil berwarna hitam (Gambar 6.7).

Gambar 6.7. Gambaran pupil normal


Tidak tampak putih di tengah-tengah bagian hitam mata

f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran pupil berwarna putih, segera rujuk ke dokter spesialis
mata atau mata anak (Gambar 6.8).

Gambar 6.8. Gambaran pupil putih pada kedua mata


(Sumber: Unit Pediatrik Oftalmologi Strabismus PMN RS Mata Cicendo)

155
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3. Tes lampu kilat (blitz) kamera


a. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih (leukocoria); termasuk di dalamnya
kelainan katarak, retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang melibatkan kornea,
lensa, vitreous, dan retina
b. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan, dilanjutkan pada
umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan, pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi, atau bila ada keluhan mengenai penglihatan atau kelainan pada mata anak
c. Tes ini dapat dilakukan oleh tenaga medis, kader, atau awam
d. Cara melakukan tes lampu kilat (blitz) kamera (Gambar 6.9):
• Deteksi pupil putih secara mudah dapat dilakukan dengan menggunakan kamera
pada smartphone. Kamera dengan lampu kilat (blitz) disiapkan pada
pencahayaan ruangan redup
• Deteksi mode red eye pada kamera dinonaktifkan. Kamera kemudian diarahkan
sejajar mata anak dan anak diminta melihat ke kamera. Lihat bagian pupil,
apakah terdapat bagian yang berwarna putih atau tidak

Gambar 6.9. Cara deteksi pupil putih menggunakan tes lampu kilat (blitz) kamera
(Sumber: Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo)

e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil berwarna hitam (Gambar 6.7).

f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran pupil berwarna putih, segera rujuk ke dokter
spesialis mata atau mata anak (Gambar 6.10).

Gambar 6.10. Hasil tes lampu kilat (blitz) kamera


Kiri: SEBELUM menggunakan lampu kilat (blitz) kamera, kanan: SETELAH menggunakan
lampu kilat (blitz) kamera
(Sumber: Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo)

156
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

g. Algoritme deteksi dini kelainan pupil putih pada anak:

Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi


• Terdapat Normal • Berikan pujian kepada
refleks merah orang tua atau
terang dan pengasuh dan anak
ekual pada Tes • Lanjutkan stimulasi
Refleks Merah sesuai umur
1. Periksa anak atau Bruckner • Jadwalkan kunjungan
dengan test berikutnya
funduskopi • Pupil
atau tampak hitam
oftalmoskopi pada
direk, senter, pemeriksaan
atau dengan dengan senter
blitz kamera atau blitz
2. Pemeriksaan kamera
dilakukan di
• Tes Refleks Curiga Rujuk ke RS rujukan
ruang redup
Merah yang kelainan tumbuh kembang level 1
atau gelap dan
abnormal atau pupil putih
pada jarak 50
tidak ekual pada anak
cm
3. Amati • Pupil
tampakan tampak putih
pupil: pada
pemeriksaan
dengan senter
atau blitz
kamera

157
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.4.2. Deteksi Dini Daya Lihat pada Anak


1. Tes Daya Lihat menggunakan tumbling “E”
a. Tujuan Tes Daya Lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera
dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar
b. Tes Daya Lihat dilakukan mulai umur ≥ 36 bulan dan diulang setiap 6 bulan berikutnya
sampai umur 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
c. Alat atau sarana yang diperlukan adalah:
• Ruangan yang bersih, tenang, dengan penyinaran yang baik
• Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
• Kartu tumbling “E” yang disederhanakan ukuran setara dengan optotype tajam
penglihatan 6/60 (Gambar 6.11) dan 6/12 untuk dipegang oleh pemeriksa dan
kartu “E” untuk dipegang anak atau anak boleh tanpa memegang kartu “E”
namun menyebutkan atau mengisyaratkan dengan tangan kemana arah kaki
huruf “E” yang dilihatnya
• Satu helai pita atau tali ukuran 6 meter dengan simpul atau cincin di
pertengahan atau 3 meter

Gambar 6.11. Contoh kartu optotype “E” 6/60

d. Cara melakukan Tes Daya Lihat (Gambar 6.12):


• Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik
• Letakkan sebuah kursi sejauh 6 meter antara pemeriksa dan pasien
• Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak. Latih anak dalam mengarahkan
kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri, dan kanan sesuai dengan arah kaki huruf
“E” yang ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau
melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar
• Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari kartu optotype “E” 6/60, baru dilanjutkan
dengan kartu optotype “E” 6/12. Kartu “E” yang dipegang oleh pemeriksa
tingginya harus sejajar dengan mata anak

158
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Anak diminta menutup sebelah matanya dengan benar. Pemeriksaan tes daya
lihat dilakukan pada masing-masing mata
• Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan kemudian membalik-balik arahnya
sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila anak dapat menjawab dengan benar arah
kaki “E” yang dibalik-balik oleh pemeriksa sebanyak 3 kali, maka pemeriksaan
dapat dihentikan dan daya lihat anak dinilai baik. Bila menjawab 2 kali benar,
pemeriksaan dapat ditambahkan hingga 5 kali. Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu optotype “E” 6/60 dinilai kurang atau tidak
bisa, pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan menggunakan kartu optotype “E” 6/12
• Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang lain dengan cara yang sama
• Catat daya penglihatan pada masing-masing mata anak

Gambar 6.12. Penapisan tajam penglihatan pada anak menggunakan tumbling “E”

e. Interpretasi:
• Apabila anak dapat menjawab dengan benar arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh
pemeriksa sebanyak 3 kali berturut-turut, maka daya lihat anak dinilai baik (visus
mata kanan/kiri >6/12 atau >6/60, tergantung kartu optotype “E” yang
digunakan)
• Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat ditambahkan hingga 5 kali. Bila
benar 4 dari 5, maka daya lihat anak dinilai baik (visus mata kanan atau kiri >6/12
atau >6/60, tergantung kartu optotype “E” yang digunakan)
• Bila jawaban benar <4 dari 5 kali percobaan, maka daya lihat anak dinilai kurang
(visus mata kanan/kiri <6/12 atau <6/60, tergantung kartu optotype “E” yang
digunakan) dan perlu dirujuk
• Bila anak tidak dapat menjawab benar 3 kali berturut-turut atau menyatakan
tidak melihat kartu “E” yang ditunjukkan oleh pemeriksa, maka daya lihat anak
dinilai kurang (visus mata kanan atau kiri <6/12 atau <6/60, tergantung kartu
optotype “E” yang digunakan) dan perlu dirujuk
f. Intervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat (hasil tes daya lihat
menggunakan tumbling “E” kurang), rujuk ke dokter spesialis mata atau mata anak.

159
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

g. Algoritme Tes Daya Lihat untuk anak umur 36-72 bulan:

Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi


• Anak dapat Daya lihat • Berikan pujian
menjawab anak baik kepada orang tua
1. Periksa anak dengan benar (visus >6/12 atau pengasuh dan
dengan kartu arah kaki “E” atau >6/60) anak
tumbling “E” 3 kali • Lanjutkan stimulasi
sesuai berturut- sesuai umur
petunjuk turut, ATAU • Jadwalkan kunjungan
dalam buku anak berikutnya
2. Hitung menjawab
jumlah benar 4 atau
jawaban lebih dari 5
benar anak kali
terhadap kesempatan
arah kaki “E”:
• Anak tidak Daya lihat Rujuk ke RS rujukan
dapat anak kurang tumbuh kembang level
menjawab (visus <6/12 1
dengan benar atau <6/60)
arah kaki “E”
3 kali
berturut-
turut;
menjawab
benar <4 dari
5 kali
kesempatan

160
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2.5. Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku dan Emosi


1. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau masalah
perilaku emosional pada anak prasekolah
2. Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah pada anak umur 36 bulan sampai
72 bulan. deteksi dini penyimpangan perilaku emosional dilakukan atas indikasi
3. Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) yang terdiri
dari 14 pertanyaan untuk mengenali masalah perilaku emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan
4. Cara melakukan:
a. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada KMPE kepada orang tua atau pengasuh anak
b. Catat jawaban ‘Ya’, kemudian hitung jumlah jawaban ‘Ya’
5. Interpretasi:
Bila ada jawaban ‘Ya’, maka kemungkinan anak mengalami masalah perilaku emosional
6. Intervensi:
Bila jawaban ‘Ya’ hanya 1 (satu):
a. Lakukan konseling kepada orang tua sesuai bab intervensi dini terkait masalah
perilaku dan emosi
b. Lakukan evaluasi setelah 1 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa
Bila jawaban ‘Ya’ ditemukan 2 (dua) atau lebih:
a. Rujuk ke rumah sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Rujukan harus disertai informasi
mengenai jumlah dan masalah perilaku emosional yang ditemukan. Sebelum
merujuk, lakukan konseling pra rujukan

161
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

7. Algoritme pemeriksaan masalah perilaku emosional:

Hasil pemeriksaan Interpretasi Tindakan


Tidak ada Normal • Berikan pujian kepada
jawaban ‘Ya’ orang tua atau
pengasuh dan anak
• Lanjutkan stimulasi
sesuai umur
• Jadwalkan kunjungan
Tanyakan setiap berikutnya
pertanyaan
Ada 1 jawaban Kemungkinan • Konseling kepada orang
pada KMPE
‘Ya’ anak tua terkait intervensi
dengan lambat,
mengalami dini masalah perilaku
jelas, dan
masalah dan emosi
nyaring. Catat
perilaku • Jadwalkan kunjungan
jawaban ‘Ya’,
emosional berikutnya 1 bulan lagi.
kemudian
(meragukan) Bila tidak ada
hitung jumlah
perubahan, rujuk ke RS
jawaban ‘Ya’:
rujukan tumbuh
kembang level 1

Ada 2 jawaban Kemungkinan Rujuk ke RS rujukan


‘Ya’ anak tumbuh kembang level 1
mengalami
masalah
perilaku
emosional

162
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kuesioner Masalah Perilaku Emosional

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah anak Anda sering bereaksi negatif, marah atau tegang tanpa sebab yang
jelas? (Bereaksi negatif contohnya rewel, tidak sabaran, banyak menangis, mudah
tersinggung atau bereaksi berlebihan bila merasa situasi tidak seperti yang
diharapkannya atau kemauannya tidak terpenuhi)
2. Apakah anak Anda tampak lebih memilih untuk menyendiri, bermain sendiri, atau
menghindar dari anak seumurnya atau orang dewasa? (Ingin sendirian,
menyendiri dengan ekspresi murung, tidak bersemangat, sedih, atau kehilangan
minat terhadap hal-hal yang biasa sangat dinikmati)
3. Apakah anak Anda cenderung bersikap menentang? (Membantah, melawan, tidak
mau menurut atau melakukan hal yang sebaliknya dari apa yang diminta, serta
tampak tidak peduli ketika diberitahu atau ditegur)
4. Apakah anak Anda mudah takut atau cemas berlebihan tanpa sebab yang jelas?
(Misalnya takut pada binatang atau benda yang tidak berbahaya, terlihat cemas
ketika tidak melihat ibu atau pengasuh)
5. Apakah anak Anda sering sulit konsentrasi, perhatiannya mudah teralihkan atau
banyak bergerak atau tidak bisa diam? (Misalnya anak tidak bisa bertahan lama
untuk bermain dengan satu permainan, mudah mengalihkan perhatian bila ada
hal lain yang lebih menarik perhatian seperti bunyi atau gerakan, tidak bisa duduk
dengan tenang, banyak bergerak atau cenderung berjalan atau berlari mondar-
mandir)
6. Apakah anak Anda lebih banyak menempel atau selalu minta ditemani, mudah
cemas, dan tidak percaya diri? (Seakan minta perlindungan atau minta ditemani
pada berbagai situasi, terutama ketika berada dalam situasi baru atau ada orang
yang baru dikenalnya; mengekspresikan kecemasan serta terlihat tidak percaya
diri)
7. Apakah anak Anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur? (Misalnya sulit
tidur, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena
mimpi buruk, mengigau, menangis di dalam tidurnya)
8. Apakah anak Anda mengalami perubahan pola makan dari yang biasanya?
(Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan sama sekali, atau sebaliknya makan
berlebihan, sangat memilih jenis makanan, atau membiarkan makanan lama di
mulut tanpa dikunyah atau diemut)
9. Apakah anak Anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau keluhan fisik
lainnya pada waktu-waktu tertentu?
10. Apakah anak Anda mudah putus asa atau frustrasi dan sering menunjukkan emosi
yang negatif? (Misalnya sedih atau kecewa yang berkepanjangan, mudah
mengeluh, marah, atau protes. Misal ketika anak merasa kesulitan dalam
menggambar, lalu berteriak minta tolong, marah, atau kertasnya disobek)
11. Apakah anak Anda menunjukkan kemunduran pola perilaku dari kemampuan yang
sudah dimilikinya? (Misalnya mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orangtua atau pengasuhnya)
12. Apakah anak Anda sering berkelahi, bertengkar, atau menyerang anak lain baik
secara verbal maupun non verbal? (Misalnya mengejek, meneriaki, merebut
permainan, atau memukul temannya)

163
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

13. Apakah anak Anda sering diperlakukan tidak menyenangkan oleh anak lain atau
orang dewasa? (Misalnya ditinggal bermain, dihindari, diejek, dikata-katai, direbut
mainannya, atau disakiti secara fisik)
14. Apakah anak Anda cenderung berperilaku merusak atau cenderung selalu ingin
menang atau menguasai? (Misalnya merusak benda, menyakiti dirinya atau
binatang)
TOTAL
Diadaptasi dari: Mental Health Care in the Community (Ladrido-Ignacio, L dan Tronco, AT, 2000)

2.6. Deteksi Dini Gangguan Spektrum Autisme pada Anak


1. Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya gangguan spektrum autisme pada anak
umur 16 bulan hingga 30 bulan
2. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan
tenaga kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan
tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
a. Keterlambatan berbicara
b. Gangguan komunikasi atau interaksi sosial
c. Perilaku yang berulang-ulang
3. Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R)
4. Ada 20 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua atau pengasuh anak
5. Pertanyaan diajukan secara berurutan dan satu persatu. Jelaskan kepada orang tua untuk
tidak ragu-ragu atau takut menjawab
6. Aturan penggunaan:
Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R) dapat digunakan saat anak
datang untuk kontrol sehari-hari, dan dapat digunakan oleh dokter spesialis atau
profesional lainnya untuk mengevaluasi risiko gangguan spektrum autisme. Tujuan utama
M-CHAT-R ini adalah untuk memaksimalkan sensitivitas, yaitu mendeteksi sebanyak
mungkin kasus gangguan spektrum autisme. Angka positif palsu cukup tinggi, berarti
tidak semua anak yang terskor berisiko akan terdiagnosis gangguan spektrum autisme.
Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan pertanyaan follow-Up (M-CHAT-R/F). Pengguna
harus memperhatikan walaupun dengan follow-up, jumlah anak yang secara signifikan
mempunyai nilai M-CHAT-R positif, tidak terdiagnosis gangguan spektrum autisme,
namun anak ini berisiko mengalami gangguan atau keterlambatan perkembangan
lainnya, oleh karena itu, follow-up harus dilakukan pada anak yang diskrining positif.
Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R) dapat dilakukan kurang
dari 2 menit. Aturan skoring dapat diunduh http://www.mchatscreen.com. Data yang
berhubungan juga tersedia untuk diunduh.
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tetulis pada M-CHAT-R kepada orang tua atau pengasuh anak
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada Modified Checklist
for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R)
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, “YA” atau “TIDAK”. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab
7. Interpretasi:

164
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Untuk semua pertanyaan kecuali 2, 5, dan 12, respon “TIDAK” mengindikasikan risiko
gangguan spektrum autisme; untuk pertanyaan 2, 5, dan 12, “YA” mengindikasikan risiko
gangguan spektrum autisme.
Algoritme berikut ini memaksimalkan psikometrik M-CHAT-R:
a. RISIKO RENDAH: Skor total 0-2; jika anak lebih muda dari 24 bulan, lakukan skrining
lagi setelah ulang tahun kedua. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali
surveilans untuk mengindikasikan risiko gangguan spektrum autisme
b. RISIKO MEDIUM: Skor total 3-7; lakukan follow-up (M-CHAT-R/F tahap kedua) untuk
mendapat informasi tambahan tentang respon berisiko. Skrining positif jika skor M-
CHAT-R/F 2 atau lebih. Tindakan yang diperlukan adalah rujuk anak untuk evaluasi
diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal. Skrining negatif jika skor M-
CHAT-R/F 0-1. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk
mengindikasikan risiko gangguan spektrum autisme. Anak harus diskrining ulang saat
datang kembali
c. RISIKO TINGGI: Skor total 8-20; follow-up dapat tidak dilakukan dan pasien dirujuk
segera untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal
8. Intervensi:
Untuk kepentingan deteksi dini gangguan spektrum autisme di level layanan primer,
interpretasi hasil M-CHAT-R skor total 0-2 adalah normal, pada anak yang lebih muda dari
24 bulan dilakukan skrining kembali setelah ulang tahun kedua dengan menggunakan M-
CHAT-R. Orang tua diedukasi untuk melakukan intervensi dini sesuai tahapan umur
perkembangan terutama pada poin yang menghasilkan skor. Jika skor 3-20, segera rujuk
ke rumah sakit untuk penegakan diagnosis.

165
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

9. Algoritme pemeriksaan M-CHAT-R:

Hasil
Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
Tanyakan kepada
Skor 0-2 Risiko rendah • Berikan pujian
orang tua atau
gangguan kepada orang tua
pengasuh apakah ada
spektrum atau pengasuh dan
keluhan:
autisme anak
• Terlambat bicara
• Lanjutkan stimulasi
• Gangguan
sesuai umur
komunikasi atau
• Pada anak umur <24
interaksi sosial
bulan, lakukan
• Perilaku yang
pemeriksaan ulang
berulang-ulang
setelah ulang tahun
Apabila ada, tanyakan
kedua
keadaan anak sesuai
ceklis. Hitung jawaban • Jadwalkan kunjungan
‘Tidak’ pada semua berikutnya
pertanyaan
kecuali 2, 5, dan 12: Skor 3-20 Risiko sedang- Rujuk ke RS tumbuh
tinggi kembang level 1
gangguan
spektrum
autisme

166
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT Revised)

Mohon jawab pertanyaan berikut ini tentang anak Anda. Pikirkan bagaimana perilaku anak Anda
biasanya. Jika pernah melihat anak Anda melakukan tindakan itu beberapa kali, namun dia tidak selalu
melakukannya, maka jawab tidak. Tolong lingkari ya atau tidak pada setiap pertanyaan. Terima kasih.

No Pertanyaan Jawaban
1. Jika Anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah anak Anda melihatnya? (Misalnya, jika Ya Tidak
Anda menunjuk hewan atau mainan, apakah anak Anda melihat ke arah hewan atau
mainan yang anda tunjuk?)
2. Pernahkah Anda berpikir bahwa anak Anda tuli? Ya Tidak
3. Apakah anak Anda pernah bermain pura-pura? (Misalnya, berpura-pura minum dari gelas Ya Tidak
kosong, berpura-pura berbicara menggunakan telepon, atau menyuapi boneka atau boneka
binatang?)
4. Apakah anak Anda suka memanjat benda-benda? (Misalnya, furnitur, alat-alat bermain, Ya Tidak
atau tangga)
5. Apakah anak Anda menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara Ya Tidak
yang tidak biasa di dekat matanya? (Misalnya, apakah anak Anda menggoyangkan jari dekat
pada matanya?)
6. Apakah anak Anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta sesuatu atau untuk Ya Tidak
meminta tolong? (Misalnya, menunjuk makanan atau mainan yang jauh dari jangkauannya)
7. Apakah anak Anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk menunjukkan sesuatu yang Ya Tidak
menarik pada Anda? (Misalnya, menunjuk pada pesawat di langit atau truk besar di jalan)
8. Apakah anak Anda tertarik pada anak lain? (Misalnya, apakah anak Anda memperhatikan Ya Tidak
anak lain, tersenyum pada mereka atau pergi ke arah mereka)
9. Apakah anak Anda pernah memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau Ya Tidak
mengangkatnya kepada Anda - tidak untuk minta tolong, hanya untuk berbagi? (Misalnya,
memperlihatkan Anda bunga, binatang atau truk mainan)
10. Apakah anak Anda memberikan respon jika namanya dipanggil? (Misalnya, apakah anak Ya Tidak
Anda melihat, bicara atau bergumam, atau menghentikan apa yang sedang dilakukannya
saat Anda memanggil namanya)
11. Saat Anda tersenyum pada anak Anda, apakah anak Anda tersenyum balik? Ya Tidak
12. Apakah anak Anda pernah marah saat mendengar suara bising sehari-hari? (Misalnya, Ya Tidak
apakah anak Anda berteriak atau menangis saat mendengar suara bising seperti vacuum
cleaner atau musik keras)
13. Apakah anak Anda bisa berjalan? Ya Tidak
14. Apakah anak Anda menatap mata Anda saat Anda bicara padanya, bermain bersamanya, Ya Tidak
atau saat memakaikan pakaian?
15. Apakah anak Anda mencoba meniru apa yang Anda lakukan? (Misalnya, melambaikan Ya Tidak
tangan, tepuk tangan atau meniru saat Anda membuat suara lucu)
16. Jika Anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah anak Anda melihat sekeliling Ya Tidak
untuk melihat apa yang Anda lihat?
17. Apakah anak Anda mencoba utuk membuat Anda melihat kepadanya? (Misalnya, apakah Ya Tidak
anak Anda melihat Anda untuk dipuji atau berkata “lihat” atau “lihat aku”)
18. Apakah anak Anda mengerti saat Anda memintanya melakukan sesuatu? (Misalnya, jika Anda Ya Tidak
tidak menunjuk, apakah anak Anda mengerti kalimat “letakkan buku itu di atas kursi” atau
“ambilkan saya selimut”)
19. Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah anak Anda menatap wajah Anda untuk melihat Ya Tidak
perasaan Anda tentang hal tersebut? (Misalnya, jika anak Anda mendengar bunyi aneh atau
lucu, atau melihat mainan baru, akankah dia menatap wajah Anda?)

167
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

20. Apakah anak Anda menyukai aktivitas yang bergerak? (Misalnya, diayun-ayun atau Ya Tidak
dihentak-hentakkan pada lutut Anda)
Skor Total
Sumber:
@ 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton
M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari, 2014

2.7. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH) pada Anak Prasekolah
1. Tujuannya adalah mengetahui secara dini adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas
2. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang tua atau pengasuh anak atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola TPA, dan
guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c. Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive
3. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas atau GPPH (Abbreviated Conners’ Teacher Rating Scale). Formulir ini terdiri
dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan
pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa
4. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua atau pengasuh
anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir
deteksi dini GPPH
c. Keadaan yang ditanyakan diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal
ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll; setiap saat dan ketika anak dengan siapa
saja
d. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan
e. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
5. Interpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan ‘bobot nilai’ berikut ini, dan
jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih maka anak kemungkinan dengan GPPH.
6. Intervensi:
a. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang memberi
pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas kesehatan jiwa untuk
konsultasi dan lebih lanjut
b. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi Anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1
bulan kemudian setelah dilakukan intervensi dini masalah perilaku sesuai dengan

168
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

intervensi dini masalah perilaku dan emosi. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang
terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, guru, dsb)
7. Algoritme pemeriksaan GPPH:

Hasil
Tanya pada orang Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
tua atau pengasuh
apakah ada Nilai total Normal • Berikan pujian
keluhan: <13 kepada orang
• Anak tidak tua atau
dapat duduk pengasuh dan
tenang anak
• Anak selalu • Lanjutkan
bergerak stimulasi sesuai
tanpa tujuan umur
dan tidak • Jadwalkan
mengenal kunjungan
lelah berikutnya
• Perubahan
Nilai total Meragukan • Lakukan
suasana hati
<13 namun intervensi dini
yang
pemeriksa masalah perilaku
mendadak
merasa ragu dan emosi
impulsif
Lakukan deteksi • Evaluasi ulang 1
dengan bulan kemudian
menggunakan dengan buku
ceklis pertanyaan SDIDTK
pada ACTRS. • Jika hasil
Tanyakan kepada evaluasi tetap
orang tua atau meragukan,
pengasuh perilaku rujuk ke RS
anak di semua tumbuh
kondisi. kembang level 1
Beri nilai, hitung Nilai total Kemungkinan Rujuk ke RS
total nilai lalu ≥13 GPPH tumbuh kembang
interpretasikan: level 1

169
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Abbreviated Conners’ Teacher Rating Scale

Nilai
No. Kegiatan yang Diamati
0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan
2. Mudah menjadi gembira, impulsif
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai; rentang perhatian pendek
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus
6. Kurang memperhatikan, mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera dipenuhi; mudah menjadi frustrasi
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Total:

Keterangan:
• Nilai 0: Keadaan tidak ditemukan pada anak
• Nilai 1: Keadaan kadang-kadang ditemukan pada anak
• Nilai 2: Keadaan sering ditemukan pada anak
• Nilai 3: Keadaan selalu ada pada anak

3. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


1. Intervensi dini penyimpangan perkembangan tidak harus menunggu diagnosis etiologi
ditegakkan
2. Intervensi dini bersifat spesifik untuk setiap individu berdasarkan tahapan perkembangan
yang belum tercapai dan atau masalah yang muncul. Intervensi dini harus dilakukan
secara intensif dan tepat. Petugas memberikan contoh bentuk intervensi dini yang
dilakukan oleh orang tua. Bila diperlukan orang tua atau keluarga didampingi ketika
melakukan intervensi pada anaknya
3. Intervensi dini bertujuan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan fungsi
4. Evaluasi hasil intervensi dini dilakukan dalam waktu 2 minggu atau selambat-lambatnya 4
minggu. Jika tahapan perkembangan sesuai umur belum tercapai atau masih ada masalah
yang muncul, maka harus dilakukan rujukan

3.1. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Motorik Kasar,


Motorik Halus, serta Bicara dan Bahasa
Saat melakukan intervensi dini, anak didampingi oleh orang tua atau pengasuh dan harus
selalu dalam pengawasan terutama saat bermain dengan benda-benda berukuran kecil atau
saat menggunakan gunting mainan. Beberapa intervensi dini perkembangan motorik kasar,
motorik halus, serta bicara dan bahasa yang dapat dilakukan di rumah adalah sebagai berikut:

170
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 6.2. Intervensi dini penyimpangan perkembangan motorik kasar, motorik halus, serta bicara
dan bahasa

Umur 0-2 bulan


MOTORIK KASAR
• Pada posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat kepala sekitar 450
Letakkan bayi pada posisi tengkurap, bayi menumpu pada kedua lengan
bawah sejajar sendi bahu. Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah
atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar
mengangkat kepalanya. Secara berangsur-angsur bayi akan mengangkat
kepala dan dadanya dengan menumpu pada kedua lengan bawahnya.

• Kedua bahu dan lengan bawah mampu menopang berat badan pada posisi tengkurap
Posisikan bayi tengkurap dengan kedua lengan di bawah bahu, bayi akan
memperkuat lengan dan bahu dengan mendorong permukaan
penyokong secara simetris untuk mengangkat kepala melawan gravitasi.

MOTORIK HALUS
• Kedua tangan bertemu di dada, menggenggam satu sama lain, memperhatikan gerakan
kedua tangan
Menoleh ke sisi kanan dan kiri mengikuti mainan yang digerakkan di depan bayi dengan
jarak 15-25 cm
Letakkan mainan berwarna cerah (terutama
berwarna merah) di depan wajah bayi sekitar 20-30
cm agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan
tersebut. Kemudian gerakkan mainan tersebut dari
satu sisi ke sisi yang lain dengan perlahan.

• Gerakan acak pada kedua lengan dan kaki, kedua tangan membuka dan mengepal secara
refleksif
Menggenggam benda dan menahannya di tangan
Letakkan benda atau mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah
di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut di tangannya. Amati cara
ia memegang mainan tersebut. Hal ini berhubungan dengan suatu
gerak refleks, meraba, dan merasakan berbagai bentuk. Jaga agar benda
itu tidak melukai bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak.

Ajak anak berbicara, kemudian lakukan perubahan posisi agar anak


belajar untuk mengikuti gerakan orang di depannya dengan perubahan gerakan mata ataupun
kepala.

171
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BICARA DAN BAHASA


• Merespons dengan mengoceh dan tersenyum
o Ajak bayi tersenyum
o Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi menggunakan bahasa ibu sesering mungkin menggunakan setiap
kesempatan seperti waktu memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, menyusui, di tempat
tidur, ketika Anda sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya.

o Mengenali berbagai suara


Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti suara anggota keluarga, binatang, radio,
dan sebagainya. Bayi tidak dibiasakan mendengar dan melihat TV ataupun gawai.
o Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi komunikasi dan interaksi

172
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 3-5 bulan


MOTORIK KASAR
• Berbalik dari terlentang ke tengkurap dan sebaliknya
Awalnya, bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi agar
badannya ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling.

• Pada posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat kepala dan dada dengan menumpu pada
perut dan kedua telapak tangan, kemudian menahan kepala pada posisi tegak dan stabil
Letakkan bayi pada posisi tengkurap dengan menumpu pada kedua
lengan bawah. Berikan stimulasi dengan mainan yang berwarna cerah
dan berbunyi, gerakkan mainan di depan bayi dengan arah kanan-kiri,
atas-bawah, sehingga bayi akan mengikuti gerakan mainan dan
belajar mengontrol posisi kepala serta punggung bagian atas.

MOTORIK HALUS
• Meraih mainan dengan kedua tangan, memegang benda dengan kuat, melepas dan
menjatuhkan mainan ketika ditawarkan mainan yang lain
Ajak bayi bermain dengan mainan yang berbunyi dan berwarna cerah. Posisikan mainan
berada dalam jangkauan bayi. Gerakkan mainan
tersebut di depan bayi sambil mengajak bicara
agar bayi tertarik dan berusaha meraihnya.
Setelah bayi menggenggam mainan tersebut,
tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang
benda dengan kuat.

• Memanipulasi mainan, menggerakkan mainan untuk menghasilkan bunyi, memasukkan


mainan ke mulut, mulai memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya
Letakkan sebuah mainan di tangan bayi dan
perhatikan bagaimana bayi mengeksplorasi
mainan. Ajarkan bayi menggerakkan mainan
untuk menghasilkan bunyi.

• Menopang berat badan dengan satu lengan pada posisi tengkurap,


dan meraih mainan dengan lengan yang lain
Posisikan bayi tengkurap, letakkan benda atau mainan di hadapan
bayi. Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut.

173
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BICARA DAN BAHASA


• Mencari sumber suara
o Latih bayi agar menengok ke arah sumber suara dengan cara memberi stimulasi bunyi
dari belakang atau samping supaya anak mencari sumber suara
o Arahkan mukanya ke arah sumber suara
Mula-mula muka bayi dipegang dan dipalingkan perlahan lahan ke arah sumber suara,
atau bayi dibawa mendekati sumber suara.
• Menirukan suara atau kata sederhana
Ajak bayi berbicara, sambil melakukan kontak mata yang cukup. Ulangi suara atau kata-kata
sederhana agar bayi memberikan respon atau menirukannya. Yang paling mudah ditirukan
oleh bayi adalah kata yang menggunakan huruf vokal dan konsonan yang sama serta
gerakan bibir. Contohnya: papa, mama, baba.

174
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 6-8 bulan


MOTORIK KASAR
• Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya, atau sambil bermain
Bayi diposisikan duduk, posisikan kedua tangan bayi terbuka dan
menyangga tubuh. Berikan sokongan pada kedua pinggul bayi untuk
memberikan stabilitas. Biarkan bayi bermain pada posisi duduk.

• Bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan dari posisi tengkurap


Bayi diposisikan tengkurap, kemudian orang tua menarik pinggul bayi ke arah belakang secara
perlahan. Saat pinggul sudah dalam posisi menekuk dan kedua lutut bayi sudah menumpu,
tarik dan posisikan pinggul bayi ke samping kiri atau kanan, serta pantat bayi diposisikan
menempel pada alas. Pastikan 1 tangan bayi menapak kuat pada alas dan tangan lainnya
diarahkan ke belakang hingga bayi berada pada posisi duduk dan tangan yang bergerak
menumpu pada sisi samping badan.

• Duduk mandiri sambil bermain


Biarkan bayi bermain sambil menemani Anda beraktivitas. Pilih lokasi
yang aman, jauhkan benda-benda yang berbahaya, berikan beberapa
mainan ke bayi, dan perhatikan bagaimana bayi mengeksplorasi mainan.

MOTORIK HALUS
• Memindahkan mainan dari tangan yang satu ke tangan lainnya
Letakkan sebuah mainan di tangan bayi, dan perhatikan apakah bayi
memindahkan mainan tersebut ke tangan lainnya. Bayi dapat bermain
dengan benda di setiap tangan, dan menjatuhkan sebuah benda untuk
mengambil benda lainnya.

175
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Meraih dan memegang mainan dengan tepat dan terarah


Mengangkat mainan sejajar mata agar dapat diamati lebih baik
Ajak bayi belajar untuk meraih mainan dengan tetap mempertahankan
stabilitas duduknya. Posisikan mainan diluar jangkauan bayi, namun
jangan terlalu jauh. Beri kesempatan pada bayi untuk berusaha meraih
mainan yang disukainya.

• Memegang mainan sendiri, memegang makanan ketika sedang digigit


Pada umur ini gerakan tangan lebih bebas, bayi mengembangkan
keahlian menggunakan tangan untuk bermain, memegang mainan
sendiri, dan memegang makanan dengan jari-jarinya.

BICARA DAN BAHASA


• Mengenali gambar-gambar di buku atau majalah
Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna warni (Misal: Gambar binatang, kendaraan, meja,
gelas, dan sebagainya) dari buku atau majalah bergambar. Sebut nama gambar yang Anda
tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menit saja. Sebutkan
dengan cara yang benar sesuai ejaan, tidak cadel, dan tidak dipotong. Selain itu, orang tua
dapat bercerita kepada anak dengan membacakan buku atau menceritakan kejadian sehari-
hari.

• Memahami perintah dengan bahasa tubuh


Ajari anak untuk mengikuti perintah-perintah sederhana, misalnya tepuk tangan.

176
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 9-11 bulan


MOTORIK KASAR
• Mempertahankan diri pada posisi ongkok-ongkok
Bayi diposisikan pada posisi merangkak, lalu posisi paha orang tua
atau pengasuh membantu stabilisasi di daerah pinggul sambil
diberikan stimulasi dengan mendorong dan menarik pinggul untuk
fasilitasi latihan penguatan pada otot-otot pinggul serta untuk
menghindari abduksi atau peregangan berlebihan pada sendi
pinggul.

• Merangkak, meraih mainan, atau mendekati seseorang


Letakkan mainan yang disukai bayi di luar jangkauannya, tapi jangan
terlalu jauh. Usahakan agar bayi mau merangkak ke arah mainan
dengan menumpu pada kedua tangan dan lututnya.

• Saat kedua tangan ditarik, bayi akan bangkit menuju berdiri dan sebagian besar berat
badan tertumpu pada kedua kakinya
Pastikan anak sudah dapat duduk tegak dengan
stabil tanpa berpegangan. Dudukkan bayi di alas
yang datar, kemudian tarik kedua tangan bayi ke
posisi berdiri. Beri kesempatan bayi untuk
menumpu pada kedua kaki dan melatih
kekuatan otot tungkainya.

• Berpegangan untuk berdiri


Mencoba berdiri dari posisi duduk di lantai dengan bertumpu di pangkuan orang dewasa
Pada umur 7 bulan bayi mulai berpegangan untuk berdiri. Ketika duduk di lantai, bagian
tubuh orang dewasa adalah topangan yang optimal sebagai pegangan pertama ketika
berdiri. Orang dewasa dapat menyokong sebagian dari berat tubuh bagian atas sehingga
bayi hanya butuh sedikit kekuatan untuk mengangkat kepala, bahu, dan badan untuk
berdiri tegak.

177
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Berdiri berpegangan, rambatan, berjalan digandeng 1 tangan


Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan di tepi ranjang. Buat agar bayi mau
berdiri berpegangan pada ranjang dan berusaha meraih mainan. Perbanyak aktivitas
bermain pada posisi berdiri untuk memperkuat tungkai bayi sebagai modal kemampuan
berjalan. Bayi juga dapat berkeliling ruangan sambil mendorong kursi dapur atau
mendorong mainan beroda yang kokoh yang banyak tersedia secara komersil, untuk
memberikan stabilitas pada bayi yang belum bisa berjalan mandiri.

MOTORIK HALUS
• Memegang benda berukuran kecil (pinch)
Menunjuk objek dengan jari telunjuk
Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil lainnya yang berwarna
terang di depan bayi. Buat agar bayi tertarik untuk mencoba
memegang mainan tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

• Menjatuhkan dan melempar mainan


Pada umur ini bayi dengan cepat belajar melepaskan benda-benda
yang dipegangnya. Ajarkan bayi melepaskannya di atas permukaan
dan pada umur 9 bulan melepasnya di udara. Bayi juga dapat
melepaskan benda ke dalam wadah yang besar dan menerima lebih
banyak informasi tentang ukuran, bentuk, dan kedalaman.

• Bayi menikmati memanipulasi benda dengan dua tangan, seperti mendorong, menarik,
meremas, dan memutar
Bayi senang memasukkan benda ke dalam wadah dan membalikkan wadah tersebut
untuk mengambil mainan
Ajari bayi cara memasukkan mainan atau benda kecil ke dalam wadah
yang dibuat dari karton, kaleng, kardus, atau botol air mineral bekas.
Setelah bayi memasukkan benda-benda tersebut ke dalam wadah,
ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya
kembali. Pastikan benda tersebut tidak berbahaya, misalnya jangan
terlalu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan.

178
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Memindahkan benda dari 1 tangan ke tangan yang lain dengan melewati garis tengah
tubuh
Letakkan mainan di sisi kiri bayi, arahkan bayi
untuk mengambil mainan dengan tangan kanan
(dengan melakukan tahanan ringan di tangan kiri).
Biarkan bayi untuk memanipulasi mainan,
memindahkan mainan ke tangan lainnya
(lepaskan tahanan di tangan kiri).

• Menyembunyikan dan mencari mainan


Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan cara
ditutup selimut atau koran sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara
menemukan mainan tersebut yaitu dengan cara mengangkat kain
atau koran penutup mainan. Setelah bayi mengerti permainan ini,
maka tutup mainan tersebut dengan selimut atau koran dan
biarkan ia mencari mencari mainan itu sendiri.

BICARA DAN BAHASA


• Menirukan kata-kata
Setiap hari bicara kepada anak. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya, seperti:
minum, susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dll. Buat agar anak mau menirukan kata-kata
tersebut. Bila anak mau mengatakan, berikan pujian kepada anak, kemudian sebutkan kata
itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.

• Berbicara dengan boneka


Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang
digambari dengan pena menyerupai bentuk wajah. Berpura-puralah bahwa boneka itu yang
berbicara kepada anak dan buat agar anak mau berbicara kembali dengan boneka itu.

• Bersenandung dan bernyanyi


Nyanyikan lagu bersama anak sesering mungkin.

179
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 12-17 bulan


MOTORIK KASAR
• Berdiri sendiri tanpa berpegangan
Berjalan mandiri, posisi kedua kaki lebar, panjang langkah belum tertata, kedua lengan
terangkat setinggi bahu atau kepala untuk membantu keseimbangan
Umur saat anak mulai berjalan sangat bervariasi antara 9 sampai 16
bulan. Ajak anak untuk sering bermain dan berjalan-jalan di halaman
rumah atau di taman. Apabila anak belum mampu jalan dengan
seimbang, gandeng tangannya untuk memberikan stabilitas dan rasa
aman pada anak. Anak juga dapat melanjutkan stimulasi berjalan
sambil mendorong kursi atau mainan beroda. Apabila anak sudah bisa
jalan tanpa pegangan, berikan mainan yang bisa ditarik ketika anak
berjalan. Umumnya anak senang mainan yang bersuara.

• Berjalan mundur
Apabila anak sudah mampu berjalan dengan stabil tanpa pegangan,
ajari anak cara melangkah mundur. Berikan mainan yang bisa ditarik
karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat
memperhatikan mainan itu.

MOTORIK HALUS
• Bermain dengan balok dan menyusun 2 balok sesuai yang dicontohkan
Siapkan balok-balok kecil dari karton atau potongan-potongan kayu
ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm. Benda lain yang bisa dipakai adalah
beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan anak berbentuk kubus.
Ajarkan pada anak cara menumpuk balok ke atas tanpa
menjatuhkannya.

• Memegang krayon dan mencoret-coret (posisi tangan seperti


menggenggam dengan semua jari)
Siapkan krayon atau pensil berwarna dan kertas gambar. Ajak anak
‘menggambar’ dengan krayon atau pensil warna.

• Menggunakan sendok
Ketika bermain di dapur, siapkan alat-alat makan
yang aman untuk anak dan berikan makanan atau
bahan makanan. Ajarkan anak untuk menyendok
atau mengambil makanan untuk dipindahkan ke
piring atau mangkok serta menuang air ke tempat

180
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

yang lebih besar (baskom).

BICARA DAN BAHASA


• Anak mampu mengucap mama dan papa secara spesifik
Orang tua disarankan untuk selalu menyebutkan panggilan untuk dirinya di depan anak dan
melatih anak untuk dapat menirukannya.
• Mengenal bagian tubuh
o Dimulai dari bagian tubuh yang mudah (mata, hidung, telinga, tangan, kaki), anak
diajarkan nama-nama bagian tubuh
o Anak diminta menunjuk bagian-bagian tubuh
o Ajarkan anak untuk mengikuti kata penyebutan bagian-bagian tubuh tersebut
• Mampu mengikuti instruksi sederhana dengan atau tanpa bahasa tubuh
Orang tua meminta anak untuk melakukan perintah sederhana dengan atau tanpa bahasa
tubuh, contohnya “Tolong ambil sepatu”, “Ambil mainan itu”.

181
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 18-23 bulan


MOTORIK KASAR

• Berjalan dengan stabil, kedua tangan tidak lagi berada di samping badan untuk membantu
keseimbangan
Berlari pelan dengan hati-hati
Membawa mainan besar atau boneka sambil berjalan
Lanjutkan stimulasi. Ajak anak untuk aktif bermain, berjalan di halaman
dan taman, untuk mengoptimalkan perkembangan stabilitas dan
kekuatan ototnya.

• Berjalan naik dan turun tangga dengan bantuan


Apabila anak sudah mampu berjalan mandiri, ajarkan anak untuk naik
dan turun tangga, gandeng pada satu tangannya untuk membantu
stabilitas.

• Berjalan menuju ke bola saat berusaha menendangnya


Biarkan anak mencoba mendorong bola dengan kakinya agar bola dapat
bergerak maju. Secara bertahap anak akan belajar menumpukan berat
badan pada 1 kaki, sedangkan kaki yang lain untuk menendang bola.

• Menekuk lutut pada posisi jongkok untuk mengambil mainan di lantai kemudian berdiri
kembali
Ajak anak untuk bermain dengan mengumpulkan
mainan kecil atau balok yang terjatuh di lantai,
kemudian disusun atau dimasukkan ke wadah besar
di atas meja. Anak akan melakukan gerakan jongkok
berdiri berulang kali dan mengoptimalkan
perkembangan stabilitas dan kekuatan ototnya.

182
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

MOTORIK HALUS
• Mampu membalik beberapa lembar kertas sekaligus, menunjuk dan memperhatikan gambar
Pada saat membacakan buku cerita, ajarkan pada anak cara membalik
halaman atau kertas. Anak akan bersemangat mempelajari suatu
kemampuan baru, termasuk cara membalik halaman.

• Menyusun menara dari 3-4 balok


Siapkan balok-balok kayu atau mainan plastik berbentuk kubus. Ajak anak
bermain membuat menara dengan menyusun balok ke atas tanpa
menjatuhkannya

• Belajar mengenai ukuran relatif benda, memasukkan benda berukuran lebih kecil ke dalam
cangkir dan mengeluarkannya lagi
Ajari anak cara memasukkan benda-benda yang lebih kecil ke dalam
wadah seperti kotak, pot bunga, botol, dan lain-lain. Tunjukkan
bagaimana mengeluarkannya dari wadah. Sediakan juga mangkok atau
kotak plastik berbagai ukuran. Tunjukkan kepada anak cara meletakkan
mangkok yang ukurannya lebih kecil ke mangkok yang lebih besar. Buat
agar anak tertarik melakukannya sendiri. Gunakan benda-benda yang
aman dan tidak pecah.

• Memegang gelas dengan kedua tangan dan minum sendiri tanpa tumpah
Beri kesempatan kepada anak untuk mengambil minum dan minum
sendiri tanpa dibantu. Anak akan semakin terampil mengontrol gerakan
tangannya untuk melakukan aktivitas yang bertujuan.

BICARA DAN BAHASA


• Mengerjakan perintah sederhana tanpa bahasa tubuh
Beri perintah sederhana kepada anak seperti "Tolong bawakan kaus kaki merah" atau "Letakkan
cangkirmu di meja". Tunjukkan kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata-kata
yang sederhana.

• Dapat mengucapkan lebih dari 20 kosakata


Seringlah mengajak anak untuk melihat buku dan majalah bergambar. Orang tua menceritakan
dan kemudian meminta anak untuk menyebutkan kembali benda atau kegiatan yang ada di
dalam buku.

183
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Selain itu, orang tua dapat mengajarkan nama-nama benda di sekitar anak atau jenis aktivitas
sehari-hari, misalnya makan, minum, bobok. Ajarkan anak nama-nama benda atau aktivitas
secara utuh, bukan dengan meminta anak untuk menyambung potongan kata yang Anda
ucapkan. Contoh, mengajarkan kata ‘makan’ dengan menyebut kata “Makan” sekaligus, bukan
“Maaa…kan”.

184
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 24-35 bulan


MOTORIK KASAR
• Naik turun tangga dengan berpegangan, melompat dengan kedua kaki dari anak tangga
terakhir
Berlari dengan aman, melompat melewati rintangan
Bila anak sudah bisa naik dan turun tangga dengan merangkak, ajari
anak cara naik dan turun tangga sambil jalan berpegangan. Dampingi
anak saat melakukan ini sampai anak bisa naik dan turun tangga
dengan aman dan stabil.

• Melempar bola ke depan tanpa jatuh


Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar, kemudian cara menangkapnya.
Bola dilempar ke arah anak,
minta anak menangkapnya,
kemudian melempar kembali
ke arah Anda.

• Duduk di sepeda roda tiga dan mencoba mengayuh dengan kedua kaki
Siapkan sebuah sepeda roda tiga. Ajarkan kepada anak untuk
meletakkan kedua kaki di pedal sepeda kemudian mengayuhnya. Anda
bisa mengajak anak untuk bersepeda bersama agar anak lebih
bersemangat belajar mengayuh sepedanya.

MOTORIK HALUS
• Mengelompokkan benda berdasar bentuk (persegi, lingkaran, dan segitiga)
Siapkan mainan plastik yang terdiri dari berbagai bentuk dan warna.
Ajarkan pada anak cara mengelompokkan benda sesuai bentuk atau
warnanya. Berikan penghargaan atau pujian saat anak berhasil
melakukan dengan benar.

185
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Memegang pensil dengan baik pada poros ke arah bawah, dengan ibu jari, jari telunjuk
dan jari tengah
Membuat garis lurus vertikal dan horizontal, dan coretan berbentuk lingkaran
Siapkan selembar kertas dan pensil. Berikan contoh kepada anak cara
membuat garis lurus dan lingkaran. Ajak anak untuk meniru gambar
yang Anda buat.

• Membuat menara terdiri dari 6 atau 7 kubus


Ajari anak untuk menyusun balok-balok kecil menjadi menara,
membuat jembatan, dan membuat tangga. Ajak juga anak untuk
bermain puzzle, secara bertahap berikan puzzle yang lebih sulit agar
anak berusaha untuk menyusunnya.

• Bermain dengan buku atau kertas


Ajak anak untuk melihat gambar yang menarik di buku, bacakan buku
cerita, kemudian beri kesempatan pada anak untuk membalik
kertasnya. Berikan anak kertas, kemudian ajarkan menggunting
kertas dengan menggunakan gunting mainan tanpa harus mengikuti
pola tertentu.

• Menggunakan sendok dengan benar


Berikan anak makanan beserta alat makan. Ajarkan untuk memakai
sendok dengan posisi yang benar. Biarkan anak untuk memanipulasi
makanan atau makan sendiri walau berantakan.

BICARA DAN BAHASA


• Bicara dengan baik
Gunakan ejaan bahasa yang baik, benar, tidak cadel, dan dengan artikulasi yang jelas,
merangkai 2-3 kata secara bertahap, contoh “Minum susu”, “Aku mau makan”.

• Bercerita tentang apa yang dilihat atau merangkai kalimat sederhana


Bacakan buku cerita dengan tulisan dan gambar yang berukuran besar supaya menarik
minat anak. Ketika selesai membacakan, orang tua dapat mengajukan beberapa pertanyaan
seperti siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, yang berhubungan dengan
cerita yang sudah disampaikan.

186
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Selain dari buku, Anda dapat mendorong agar anak mau bercerita tentang apa yang
dilihatnya ketika jalan-jalan.
• Menyebut nama lengkap
Ajari anak menyebut namanya secara lengkap. Sebut nama lengkap anak dengan perlahan.
Minta anak mengulanginya.

• Bercerita tentang aktivitas atau pengalaman anak


Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu
dan menarik yang dialami anak, lalu berikan kesempatan untuk anak menceritakan tentang
pengalaman atau aktivitas yang dilakukan.

• Menyebut nama berbagai jenis pakaian


Ketika mengenakan pakaian anak, sebut nama jenis pakaian tersebut. Minta anak
mengambil pakaian yang Anda sebutkan sambil menyebutkan kembali jenisnya.

• Menyatakan keadaan suatu benda


Ketika mengajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu benda.
Misal: "Pakai kemeja yang merah", "Bolamu yang kuning ada di bawah meja", “Mobil-
mobilan yang biru itu ada di dalam laci", dan sebagainya.

187
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 36-47 bulan


MOTORIK KASAR
• Naik turun tangga dengan kaki bergantian
Lanjutkan stimulasi, berikan pengawasan pada saat anak berjalan naik
turun tangga.

• Melompat dengan 2 kaki dan latihan keseimbangan


o Untuk melatih kekuatan otot kaki dan keseimbangan anak, tunjukkan kepada anak cara
berjalan sambil berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti Anda berjalan jinjit di sekeliling
ruangan. Buat permainan bersama anak. Minta anak berdiri di hadapan Anda. Ketika
Anda mengatakan “Lampu hijau”, minta anak berjalan jinjit ke arah Anda, dan berhenti
ketika Anda mengatakan “Lampu merah”. Lanjutkan mengatakan lampu hijau dan
lampu merah bergantian sampai anak tiba di tempat Anda. Selanjutnya giliran anak
untuk mengatakan “Lampu hijau” dan “Lampu merah” secara bergantian ketika Anda
berjalan jinjit ke arah depan
o Ajarkan anak untuk melompat jauh dengan kedua kakinya bersamaan. Buat batasan
lompatan di tanah dengan sebuah tongkat, atau buat garis di lantai dengan sebuah
kapur tulis. Usahakan agar anak belajar melompat dengan batasan lompatan yang
secara bertahap dibuat menjadi lebih jauh
o Ajari anak cara berdiri dengan 1 kaki secara bergantian. Ia mungkin perlu berpegangan
kepada Anda atau kursi ketika ia melakukan untuk pertama kalinya

• Mengayuh sepeda roda tiga


Ajak anak untuk aktif bermain, melompat, berdiri di atas 1 kaki, dan
bersepeda bersama. Koordinasi saat mengayuh pedal akan semakin
baik dan anak mampu berputar di belokan tanpa dibantu.

188
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

MOTORIK HALUS
• Memasukkan tali ke dalam lubang
Gunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton.
Buat lubang-lubang di sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan
simpulkan salah satu ujungnya. Kemudian ajari anak cara ‘menjahit’
sekeliling gambar, tali rafia dimasukkan ke lubang-lubang tersebut satu
persatu.

• Menggambar orang dengan kepala, badan, tangan, dan kaki


Menggambar rumah dengan pintu, jendela, atap
Siapkan pensil dan selembar kertas. Berikan contoh cara menggambar
orang dan melengkapi anggota tubuhnya, juga menggambar bentuk-
bentuk lain yang anak suka.

• Memotong dengan gunting mainan


Berikan gunting mainan kepada anak, tunjukkan cara menggunting, beri
gambar besar untuk latihan menggunting. Anak juga bisa diajak
membuat gambar tempel. Siapkan gambar-gambar menarik dari
majalah atau koran, minta anak untuk menggunting gambarnya lalu
gambar tersebut ditempel pada karton atau kertas tebal. Gantung
gambar itu di kamar anak.

• Membuka kancing
Ajarkan anak untuk memakai dan melepas baju yang berkancing, dimulai
dari kancing yang lebih besar ukurannya.

BICARA DAN BAHASA


• Bercerita, mengenal kata sifat, lawan kata, kegunaan benda, menyatakan perasaan, konsep
waktu
o Buat agar anak mau bercerita mengenai dirinya, hobinya, atau mengenai Anda. Anda
dapat bercerita tentang sesuatu dan kemudian minta anak menyelesaikan cerita itu
o Anda juga dapat membuat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan
tersebut dengan kata-kata sederhana, gunakan lebih dari 1 kata
o Anda dapat mengenalkan: 1) kata sifat, contoh lapar, haus, ngantuk, 2) lawan kata,
misalnya besar-kecil, panjang-pendek, panas-dingin 3) kegunaan benda, misal cangkir
untuk minum, kursi untuk duduk, pensil untuk menulis

189
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

o Anda dapat membacakan buku cerita anak dan buat agar anak melihat Anda membaca
buku, serta nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak
o Tempelkan foto anak di buku anak. Minta anak menceritakan apa yang terjadi di dalam
fotonya itu. Tulis di bawah foto tersebut, apa yang diceritakan anak

190
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 48-59 bulan


MOTORIK KASAR
• Melompat dengan satu kaki
o Ajak anak bermain engklek. Buat gambar kotak-kotak permainan
engklek di lantai, kemudian ajarkan pada anak dan teman-
temannya cara bermain engklek
o Selain itu, Anda dapat mengajak anak bermain lompat tali. Pada
waktu anak bermain dengan sebayanya, ajak mereka untuk
bermain lompat tali, tunjuk 2 anak untuk memegang tali (panjang
2 meter), atur jarak atau ketinggian dari tanah supaya tidak
terlalu tinggi, lalu tunjukkan kepada anak cara bermain lompat tali

• Mahir bermain bola, melempar, menangkap, menendang dan memantulkan bola, termasuk
permainan yang menggunakan pemukul, misalnya tenis atau kasti
Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar ke arah Anda.
Kemudian lempar kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat
menangkapnya. Dengan berlatih berulang kali, anak akan semakin mahir
dalam permainan lempar tangkap bola.

MOTORIK HALUS
• Menyusun balok yang terdiri dari 3 tingkatan
Lanjutkan stimulasi dengan mengajak anak menyusun balok-balok
mainan atau lego menjadi bangunan yang lebih kompleks.

• Memegang pensil dan menulis dengan kontrol yang baik (dynamic tripod grasp)
Siapkan krayon, pensil warna dan buku mewarnai. Ajarkan anak posisi
yang benar saat memegang alat tulis, yaitu memegang dengan ibu jari,
jari telunjuk, dan jari tengah. Ajak anak untuk mewarnai gambar-gambar
yang ada di buku. Berikan apresiasi ketika anak mampu menyelesaikan
mewarnai 1 gambar dengan rapi. Ajarkan anak untuk meniru bentuk
segitiga, huruf X, H, T dan O, dan menggambar orang minimal dengan 6
anggota bagian tubuh.

191
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BICARA DAN BAHASA


• Bercerita
Kembangkan kemampuan anak dalam hal bercerita dengan menggunakan kata-kata sulit yang
lebih banyak dan merangkai kalimat yang lebih panjang dengan cara:

o Buat agar anak mau bercerita mengenai dirinya, hobinya, atau mengenai Anda. Anda
dapat bercerita tentang sesuatu dan kemudian minta anak menyelesaikan cerita itu
o Anda juga dapat membuat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan
tersebut dengan kalimat yang lebih panjang yang terdiri dari 4-5 kata
o Selain itu, Anda dapat membacakan buku cerita anak dan buat agar anak melihat Anda
membaca buku, serta nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak
o Ajak anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya membantu merapikan mainan
sambil mengajak anak untuk berkomunikasi

• Membuat kalimat yang terdiri dari 4-5 kata (subyek, predikat, kata keterangan)
Minta anak bercerita dengan kalimat yang terdiri dari 4-5 kata.

• Mengenal huruf dan simbol


Gunting huruf besar menurut alfabet dari majalah atau koran, kemudian tempel pada karton.
Anda dapat pula menulis huruf besar tersebut dengan spidol. Tunjukkan pada anak dan
sebutkan satu persatu, kemudian minta anak mengulanginya. Selain itu, orang tua dapat
menulis nama benda-benda yang ada di ruangan pada sepotong kertas kecil. Kemudian tempel
kertas tersebut pada setiap benda, misalnya tulisan meja ditempel di meja, tulisan buku,
bunga, bantal dan sebagainya. Minta anak menyebutkan tulisan di kertas tersebut. Ajari anak
mengenali tanda-tanda di sepanjang jalan.

• Mengenal angka dan konsep hitung sederhana


Bantu anak mengenali angka dan berhitung. Ajak anak bermain kartu yang dibuat dari kertas
atau karton yang bertuliskan angka 1 hingga 10. Selain itu, Anda dapat menggunakan benda-
benda lain (balok, mainan anak yang lain).

• Mengingat sesuatu
Masukkan sejumlah benda kecil atau mainan anak ke sebuah kantong. Minta anak
memperhatikan Anda ketika Anda mengambil 3-4 macam benda kecil atau dari kantong
tersebut. Letakkan di atas meja dan minta anak menyebut nama benda atau mainan satu
persatu. Kemudian, minta anak menutup matanya, dan ambil salah satu benda tadi. Tanyakan
kepada anak benda apa yang hilang. Bila ia sudah menguasai permainan ini, tambahkan jumlah
benda yang diletakkan di meja.

192
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Umur 60-72 bulan


MOTORIK KASAR
• Berjalan di atas garis, bermainan perosotan, berayun, memanjat
Di halaman rumah, letakkan papan sempit, atau buat garis lurus dengan
tali rafia atau kapur tulis, atau susun batu bata memanjang. Tunjukkan
pada anak cara berjalan di atas papan atau garis lurus dengan
merentangkan kedua tangan untuk membantu keseimbangan tubuh.

• Berdiri 1 kaki dengan kedua tangan bersedekap 8-10 detik, melompat,


memanjat
o A
jak anak menirukan gerakan binatang, misalnya bangau yang berdiri
dengan satu kaki, katak melompat, gajah berjalan dengan
menumpu pada kedua kaki dan tangan. Ajak anak ke kebun
binatang, dan tirukan gerak gerik binatang
o A
nak juga bisa diajak lomba balap karung. Siapkan karung atau kain sarung yang cukup
lebar untuk menutupi bagian bawah tubuh dan kedua kaki anak. Tunjukkan pada anak
dan teman-temannya cara memakai karung dan melompat
• Bergerak ritmik mengikuti musik
Lakukan senam bersama anak. Gunakan lagu anak-anak sebagai musik
pendamping.

• Mahir melempar dan menangkap bola, termasuk permainan yang menggunakan pemukul
misalnya tenis dan badminton
Dorong agar anak mau bermain dengan teman-temannya, misalnya
bermain bola, bermain badminton, permainan menjaga keseimbangan
tubuh misalnya bermain egrang, sepatu roda, bersepeda, atau bermain
petak umpet dan kejar-kejaran, bermain lompat tali, lompat jauh, dan
sebagainya. Ajarkan kepada anak tentang aturan permainan dan cara
bermain yang aman.

193
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

MOTORIK HALUS
• Menyusun bangunan yang lebih kompleks (mengikuti pola)
Siapkan mainan anak seperti stik, lego, atau puzzle. Minta anak untuk
bermain bersama teman-temannya menyusun bangunan yang lebih
kompleks dari lego dan balok, atau merangkai puzzle yang lebih sulit.

• Membuat kreasi dari tanah liat atau plastisin


Sediakan tanah liat atau plastisin, bantu anak membuat berbagai kreasi
bentuk, misalnya binatang, gelas, mangkok, dan sebagainya. Ajarkan
anak untuk memotong-motong plastisin dengan pisau plastik. Hargai
hasil karya anak dan letakkan di tempat khusus agar terlihat oleh
anggota keluarga yang lain.

• Menggunting kertas dengan rapi mengikuti pola


Membuat buku cerita gambar tempel
Tunjukkan kepada anak cara menggunting. Beri gambar besar untuk
latihan menggunting. Kemudian ajak anak membuat buku cerita gambar
tempel. Gunting gambar dari majalah tua atau brosur, lalu ajak anak
untuk menyusun guntingan tersebut sehingga menjadi cerita yang
menarik. Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas
dan di bawah gambar tersebut, tulis ceritanya.

BICARA DAN BAHASA


• Bercerita
o Ajak anak bercerita dengan tema yang lebih bervariasi, sehingga dapat lebih
mengembangkan kemampuan anak dalam hal bercerita
o Anda dapat membacakan buku cerita anak, bernyanyi bersama, dan membacakan sajak-
sajak untuk anak, serta ajak anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya
membantu merapikan mainan, dan ajak anak untuk berkomunikasi
o Ajari anak menjawab pertanyaan dengan "Mengapa?", misalnya "Mengapa rumah
mempunyai atap?", "Mengapa kita menyikat gigi?", "Mengapa kita makan?", "Mengapa
mobil mempunyai roda?", dan seterusnya. Bantu anak menjawab pertanyaan tersebut
o Pada umur ini, anak-anak senang bertanya. Tulis beberapa pertanyaan di selembar kertas
dan bacakan kepada anak, kemudian minta ia menjawabnya. Contoh pertanyaan:
"Berapa buah lampu yang ada di rumah ini?", "Berapa banyak binatang peliharaanmu?”
dan seterusnya
• Mendeskripsikan benda
o Minta anak untuk mendeskripsikan beberapa benda. Tanya pada anak perbedaannya
radio-televisi, kursi-bangku, pisau-garpu, bunga-pohon, cermin/kaca-jendela. Tanyakan
persamaannya sepeda-sepeda roda tiga, kapal-kapal terbang, panci-dandang, dan lain-
lain

194
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

o Minta anak menebak atau menyebutkan nama benda yang ada di dekatnya setelah
Anda menjelaskan tanda-tanda benda tersebut. Misalnya, anak sedang duduk di meja
makan, di dekatnya ada keranjang buah apel hijau kesukaan ayah. Ajukan pertanyaan
berikut: “Coba tebak, benda apakah ini? Bentuknya bulat seperti bola kasti, berwarna
hijau, dapat dimakan, Ayah suka sekali dengan benda tersebut.” Diharapkan anak bisa
menjawab "Apel". Mula-mula Anda perlu membantu anak
• Mengenal simbol
Ajari anak mengenal rambu atau tanda lalu lintas, misalnya tanda ‘dilarang parkir’, ‘dilarang
stop’, ‘jalan berliku-liku’, ‘satu arah’, ‘silahkan belok’, ‘tanda kereta api lewat’, dan sebagainya.

• Berkomunikasi dengan lingkungan


Beri kesempatan kepada anak untuk bertemu dangan banyak teman, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun tempat tinggal. Sebisa mungkin anak terlibat dalam permainan
aktif maupun fisik dalam kelompok.

Sumber: Hislop, H., Avers, D., & Brown, M. (2007). Daniels and Worthingham's Muscle Testing:
Techniques of Manual Examination. New York: Saunders Elsevier; Sheridan, M.D. (2008). From
Birth to Five Years, Children Developmental Progress. London: Routledge; Wahyuni, L.K. (2014).
Perkembangan Motor Fungsional Bayi. Jakarta: PERDOSRI.

3.2. Intervensi Dini Masalah Perilaku dan Emosi


1. Prinsip-prinsip yang harus diterapkan petugas kesehatan
Hubungan yang bersifat terapeutik perlu dibangun terlebih dahulu, agar orang tua merasa
aman, nyaman, tidak malu dalam membicarakan permasalahan yang dialami anak, mau
terlibat dapat proses intervensi, dan terjalin kerjasama yang baik dengan petugas
kesehatan. Hubungan yang bersifat terapeutik dapat dibangun melalui penerapan prinsip
HELP dan teknik komunikasi terapeutik sebagai berikut:

H: Hope (Harapan)
Petugas kesehatan menyampaikan kepada orang tua harapan realistis apa yang mungkin
dicapai oleh anak, serta menunjukkan sisi positif dan potensi yang ada pada diri anak
maupun keluarga. Adanya harapan akan perbaikan kondisi anak akan mendorong orang
tua untuk mau berusaha. Setelah itu, dorong mereka untuk membuat langkah-langkah
konkrit menuju harapan apapun yang bisa dicapai.

E: Empathy (Empati)
Petugas kesehatan menunjukkan empati kepada anak dan orang tua. Empati berarti
memahami dan juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Komunikasikan
empati melalui mendengarkan dengan penuh perhatian, serta mengakui pergolakan batin
dan tekanan yang dirasakan. Contoh kalimat empati: “Saya dapat memahami
kekhawatiran yang Anda rasakan”. Penggunaan kalimat yang bersifat menghakimi atau
menyalahkan sebaiknya dihindari. Contoh kalimat yang bersifat menghakimi: “Masalah
seperti ini tidak akan terjadi jika Anda…..”.

L: Language, loyalty (Bahasa, Siap Mendukung)


Petugas kesehatan hendaknya menggunakan bahasa awam (bukan label atau istilah klinis)
yang dapat dipahami orang tua untuk mencerminkan pemahaman atas sudut pandang

195
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

mereka, serta menghindari terjadinya kesalahan persepsi. Selain itu, petugas kesehatan
perlu menyampaikan dukungan dan komitmen untuk siap membantu di saat sekarang
maupun di masa mendatang.

P: Permisssion, Partnership, Plan (Izin, Kemitraan, Rencana)


Petugas kesehatan meminta izin atau kesediaan orang tua terlebih dahulu apabila hendak
bertanya mengenai hal yang bersifat sensitif atau ketika hendak memberikan saran untuk
evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

Petugas kesehatan bermitra atau bekerjasama dengan orang tua untuk mengidentifikasi
adanya kendala atau halangan yang dapat mengganggu jalannya intervensi, mencari
strategi untuk mengatasi kendala tersebut, dan membuat kesepakatan mengenai langkah
apa yang mungkin dicapai (atau sekedar langkah pertama yang dapat dicapai).

Petugas kesehatan mengajak orang tua untuk membuat sebuah rencana. Rencana
tersebut dapat termasuk misalnya membuat catatan harian tentang gejala dan pemicu,
mengumpulkan informasi dari sumber lain seperti sekolah anak, membuat perubahan
gaya hidup, menerapkan strategi positif atau teknik manajemen diri, mencari tempat
rujukan untuk memperoleh pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut, dan lain
sebagainya.

Teknik Komunikasi Terapeutik


Petugas kesehatan menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai berikut selama
pelaksanaan intervensi awal:

1. Mengawali interaksi dengan memberikan sapaan dan memperkenalkan diri


2. Menempatkan posisi duduk yang setara dengan klien
3. Melakukan kontak mata, ekspresi wajah menunjukkan keramahan, sikap tubuh rileks
dan terbuka, berbicara dengan nada bicara yang lembut
4. Mengawali percakapan dengan pertanyaan terbuka yang mendorong klien untuk
memberikan penjelasan seluas-luasnya. Pertanyaan tertutup yang memancing
jawaban “Ya” atau “Tidak” sebaiknya hanya digunakan seperlunya saja
5. Mendengarkan secara aktif, yaitu memperhatikan dengan penuh apa yang
disampaikan secara lisan, maupun ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang ditampilkan
oleh klien
6. Merefleksikan apa yang dirasakan oleh klien berdasarkan hasil pengamatan. Contoh:
“Anda kelihatan sedih sekali”
7. Menunjukkan perhatian atas apa yang disampaikan oleh klien dengan respon non-
verbal (contoh: Mengangguk-angguk, tersenyum saat hal yang disampaikan
menyenangkan, mengerutkan dahi saat hal yang disampaikan memprihatinkan, dan
lain sebagainya) maupun respon verbal (contoh: Respon pendek seperti kata “Oh
begitu…”, “Lalu?”, “He em…”)
8. Mengekspresikan dukungan, pemahaman, dan kepedulian atas apa yang disampaikan
klien
9. Menghindari hal-hal sebagai berikut:
• Mengajukan pertanyaan pribadi yang tidak relevan dengan permasalahan yang
sedang dibicarakan

196
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Menghakimi atau menyalahkan


• Terlalu cepat mengambil kesimpulan
• Menyela atau menginterupsi
• Beradu argumen
2. Langkah-langkah penerapan intervensi awal
a. Memberikan psikoedukasi pada orang tua
• Petugas kesehatan menjelaskan kepada orang tua bahwa masalah kesehatan
mental adalah hal yang umum dan dapat ditangani sehingga orang tua tidak
merasa malu, tidak merasa sendiri, dan memiliki harapan akan perbaikan kondisi
anak.
• Petugas menggali informasi mengenai faktor risiko dan faktor protektif yang ada
pada keluarga
Faktor risiko merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang
anak mengalami permasalahan emosi dan perilaku, seperti:
o Adanya riwayat penganiayaan atau riwayat tidak mendapatkan perawatan
yang baik oleh orang tua atau pengasuh
o Adanya tekanan yang dialami oleh keluarga (misalnya karena faktor
kemiskinan, perceraian, orang tua tunggal, pengangguran, akses yag
terbatas untuk mendapatkan perawatan kesehatan, kondisi rumah yang
tidak aman, kekurangan makanan, isolasi atau pengucilan oleh masyarakat
sekitar, kekerasan di lingkungan tempat tinggal anak, bencana, penyakit
yang berat atau kronis)
o Orang tua anak memiliki riwayat pengalaman yang buruk di masa kecilnya,
misalnya pernah menjadi korban kekerasan atau pengabaian oleh orang tua
baik secara fisik maupun emosional, menyaksikan pertikaian orang tua,
orang tua berpisah atau bercerai, orang tua dipenjara, orang tua atau
saudara meninggal dunia, dan lain sebagainya sehingga berpengaruh pada
perlakuan orang tua terhadap anak di masa kini
o Orang tua melakukan penyalahgunaan zat, mengalami gangguan mental,
atau kekerasan dalam rumah tangga

Faktor protektif merupakan hal-hal yang dapat mendukung perkembangan


kesehatan mental anak, seperti:
o Orang tua dapat diandalkan oleh anak dalam memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikologisnya
o Orang tua penuh kasih sayang terhadap anak
o Orang tua menerapkan pengasuhan yang mengkombinasikan antara
kehangatan dan ketegasan
o Kondisi sosial ekonomi stabil
o Adanya dukungan sosial dari keluarga besar
o Interaksi yang positif dengan teman sebaya
o Lingkungan tempat tinggal dan tempat pendidikan yang ramah anak
• Petugas kesehatan memberikan pengetahuan pada orang tua mengenai faktor
risiko dan faktor protektif sebagaimana pada poin di atas, serta mendorong
mereka untuk berupaya meminimalkan faktor risiko dan memaksimalkan faktor
protektif yang ada. Contoh: Berusaha menghilangkan tindakan kekerasan pada
anak, dan meningkatkan ekspresi kasih sayang pada anak

197
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Petugas kesehatan memberikan pengetahuan kepada orang tua mengenai teknik


pengasuhan secara umum yang dapat digunakan untuk menyikapi anak-anak
yang mengalami gangguan emosi dan perilaku dan mencegah terjadinya
gangguan yang lebih berat
o Petugas menjelaskan pada orang tua prinsip-prinsip pengasuhan positif

198
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 6.3. Prinsip-prinsip pengasuhan positif

Prinsip pengasuhan Penjelasan Contoh


Tidak menggunakan Kekerasan yang dimaksud meliputi Kekerasan verbal: Membentak,
kekerasan dalam kekerasan yang bersifat verbal atau memaki, memberi label buruk
melatih disiplin pada lisan, mapupun kekerasan fisik seperti ‘anak nakal’
anak
Kekerasan fisik: Memukul,
mencubit, menjewer, mengurung
anak
Menerapkan Orang tua sebaiknya tegas dan “Ayah tahu kamu merasa sedih
ketegasan dan konsisten dalam menerapkan aturan, karena masih ingin bermain, tapi
kelembutan namun disampaikan dengan cara ini sudah saatnya kamu mandi
yang lembut dan menghargai sore”
perasaan anak.
Anak akan merasa dipahami dan
dihargai jika orang tua dapat
menggambarkan apa yang anak
rasakan
Menggunakan kalimat Anak akan lebih mudah mengikuti Mengucap “Jalannya pelan-pelan
sederhana, jelas, dan arahan orang tua jika kalimat yang ya” daripada “Jangan lari-lari”
spesifik digunakan sederhana, jelas, dan
spesifik menyebutkan apa yang
diharapkan orang tua, daripada
memberikan banyak larangan
Menghindari Orang tua sebaiknya tidak selalu Membentak setiap kali
merespons secara menghardik atau membentak setiap mendengar anak gaduh, namun
berlebihan pada kali anak melakukan kesalahan tidak pernah memuji ketika anak
perilaku negatif anak hingga tidak merespons atau kurang membantu orang tua
memperhatikan perilaku positif yang
dilakukan anak
Memberikan Perhatian dapat diberikan dalam “Terimakasih sudah membantu
perhatian dan bentuk ungkapan lisan, bahasa Ibu mengambilkan celana adik”
dukungan pada tubuh, atau sentuhan pada anak
perilaku positif yang sehingga anak semakin memahami “Wah kamu pasti bangga sudah
dilakukan anak perilaku seperti apa yang diharapkan bisa tidur sendiri sekarang”

Mengedepankan Hukuman merupakan pemberian Menghukum anak tidak boleh


penggunaan segala sesuatu yang tidak main di luar karena bertengkar
konsekuensi natural menyenangkan bagi anak ketika ia dengan adik
dan logis daripada melakukan hal yang tidak
memberikan hukuman seharusnya. Pemberian hukuman
atau hadiah dapat memberi dampak negatif pada
anak, diantaranya anak menjadi
cenderung menentang atau
memberontak, anak memiliki

199
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

keinginan untuk belas dendam, serta


dapat membuat anak menjadi
memiliki penghargaan yang buruk
terhadap dirinya sendiri (contoh:
Anak berpikir bahwa ia memang
anak yang nakal)
Hadiah merupakan segala sesuatu Memberikan permen agar anak
yang menyenangkan bagi anak ketika berhenti menangis
anak dapat melakukan apa yang
diminta. Pemberian hadiah dapat
membuat anak menjadi fokus pada
hadiah yang didapatkan, sehingga
kesadaran pribadi akan melakukan
perilaku yang diharapkan menjadi
kurang
Konsekuensi alami adalah apa yang Jika anak tidak mau makan maka
terjadi secara alami tanpa adanya biarkan ia merasakan lapar
intervensi dari orang tua terlebih dahulu
Konsekuensi logis adalah Jika anak menumpahkan air
konsekuensi yang masuk akal baik minum maka ia harus mengambil
bagi orang tua maupun anak, serta lap dan mengeringkan lantai
berkaitan langsung dengan perilaku
yang dilakukan anak. Konsekuensi
logis tidak bersifat menyalahkan,
membuat anak malu, ataupun
menyakiti
Memberikan Beri kesempatan pada anak untuk
kesempatan pada menyampaikan emosi yang mereka
anak untuk rasakan melalui kata-kata. Apabila
mengekspresikan anak mengekspresikan emosi dengan
emosinya cara menangis, tantrum, tidak mau
disentuh atau didekati maka
sebaiknya orang tua memberi
kesempatan pada anak untuk
terlebih dahulu meluapkan emosinya
tanpa orang tua berkomentar,
namun tetap mengawasi dan berada
di sisi anak. Setelah emosi anak
mereda, orang tua dapat mendekat
ke anak dan menanyakan atau
menggambarkan perasaan anak.
Hindari mengunci anak di kamar
mandi atau di kamar seorang diri,
atau menyiram anak dengan air
dengan maksud emosi anak tidak
memanas
Mengubah sudut Hal ini dapat dilakukan dengan Saat kakak sering mengganggu

200
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

pandang mengenai mengajak orang tua untuk berusaha dan tampak mudah marah pada
perilaku anak memahami apa yang adik sebaiknya tidak semata-mata
melatarbelakangi perilaku dan memandang bahwa kakak ‘usil’
ekspresi emosi anak, serta atau ‘nakal’, melainkan berusaha
memahami kebutuhan emosi anak melihat dari sudut pandang si
kakak bahwa mungkin si kakak
merasa kurang mendapatkan
perhatian dari ibunya, atau
kurang didengarkan saat
meminta sesuatu
Melatih anak Pertama-tama beri kesempatan anak “Oh jadi tadi kakak kesal karena
mengatasi konflik atau untuk menjelaskan permasalahan sedang asyik main lalu tiba-tiba
masalah yang terjadi, kenali dan refleksikan adik merebut mainannya ya?
perasaan anak atas permasalahan Kalau begitu sekarang kita
tersebut, lalu ajak anak untuk pikirkan agar kakak tetap bisa
mencari alternatif solusi main tapi adik bisa main juga
bagaimana ya?”
Sumber: Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children;
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians; Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine Books

o Petugas kesehatan menjelaskan pada orang tua cara membangun hubungan


yang positif antara orang tua dengan anak. Hubungan positif diantaranya
dapat dibangun dengan cara:
▪ Menyediakan waktu yang berkualitas setiap harinya untuk berinteraksi
dengan anak melalui aktivitas bermain, membaca, bersenda gurau,
melibatkan diri pada hal yang anak sukai, atau melibatkan anak dalam
aktivitas sehari-hari yang dilakukan orang tua (dengan
mempertimbangkan kemampuan anak)
▪ Aktivitas di atas dilakukan dengan perhatian penuh oleh orang tua yang
ditunjukkan dengan menatap wajah anak, menempatkan diri pada
posisi tubuh yang sejajar dengan anak, mendengarkan saat anak
berbicara atau berpendapat, serta meninggalkan sejenak hal-hal yang
dapat mengganggu perhatian orang tua (contoh: TV, gawai, atau
pekerjaan rumah)
o Petugas kesehatan menjelaskan pentingnya menjaga konsistensi lingkungan
dalam pengasuhan anak
Anak akan lebih mudah belajar berperilaku secara tepat jika orang-orang di
sekitarnya dapat memberikan respons yang dapat diprediksi, konsisten,
serta aman untuk perilaku negatif maupun positif yang anak lakukan. Oleh
karena itu penting untuk mendorong orang tua menjaga konsistensi
perilakunya sendiri serta mengupayakan agar anak juga mendapatkan
respons yang konsisten dari semua orang-orang yang terlibat dalam
pengasuhan anak, seperti pengasuh, kakek, nenek, atau saudara yang tinggal
serumah dengan anak.

201
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Contoh: Jika Ibu melatih anak untuk menggunakan kata-kata (tidak


menangis atau merengek) saat meminta sesuatu, maka sebaiknya secara
konsisten setiap hari Ibu berusaha untuk tidak langsung memberi apa yang
diminta anak jika anak meminta dengan cara merengek atau menangis.
Anggota keluarga yang lain juga sebaiknya mendukung dan menerapkan
respons yang sama seperti Ibu.

• Alternatif cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu
Petugas kesehatan menyampaikan alternatif cara yang dapat dilakukan orang
tua, disesuaikan dengan jenis permasalahan emosi dan perilaku yang ditemukan
pada diri anak.

202
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 6.4. Cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu

Jenis permasalahan
Cara menyikapi
emosi dan perilaku
Anak tampak sangat • Mengajak anak membicarakan hal yang ia cemaskan atau ia takuti
mudah takut, cemas, • Bimbing anak untuk tidak menghindari hal atau situasi yang
tidak percaya diri, ditakuti dengan mendampinginya menghadapi situasi tersebut
banyak keluhan fisik, secara bertahap
tidur terganggu, • Memberi contoh perilaku berani serta beri respons atau
terdapat kemunduran penghargaan ketika anak menunjukkan langkah kecil yang lebih
kemampuan yang berani dalam menghadapi ketakutannya
sudah dimiliki • Tunjukkan pada anak cara-cara yang dapat dilakukan untuk
membuat diri lebih rileks dan tenang seperti memutarkan musik
yang lembut, melakukan permainan yang menenangkan, relaksasi
nafas dalam atau melakukan teknik butterfly hug
Relaksasi napas dalam: Langkah-langkahnya yaitu bimbing anak
untuk menarik napas perlahan melalui hidung hingga perut terasa
mengembang, lalu menghembuskan perlahan melalui mulut.
Aktivitas bermain seperti misalnya meniup gelembung dapat
dilakukan untuk melatih teknik ini.
Butterfly hug: Langkah-langkahnya yaitu bimbing anak untuk
menyilangkan kedua tangan di depan dada, telapak tangan
diletakkan di lengan atas atau di bawah tulang selangka, tutup
mata kemudian tepuk-tepuk lengan secara perlahan bergantian kiri
dan kanan sembari mengatur napas. Lakukan hingga kondisi anak
lebih tenang.

Gambar 6.13. Teknik butterfly hug


Anak tampak sedih • Bantu anak untuk dapat membicarakan apa yang ia rasakan
dan kecewa • Dorong dan temani anak untuk melakukan kegiatan yang dapat
berkepanjangan, tidak membuatnya merasa senang dan bergairah misalnya kegiatan fisik
bersemangat, menarik atau permainan di luar ruangan
diri, kehilangan nafsu • Mengupayakan agar anak tetap tidur cukup serta makan secara
makan teratur
• Membimbing anak menghadapi konflik atau masalah yang
menyebabkannya merasa sedih atau kecewa
Anak banyak • Mengajak anak membicarakan apa yang ia rasakan
menentang, • Kenali dan respons perilaku positif yang dilakukan anak
melakukan perilaku • Hindari melakukan kekerasan verbal (contoh: Membentak,

203
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

yang menyakiti atau memaki, memberi label buruk), maupun kekerasan fisik (contoh:
merusak, mudah Memukul, mencubit, menjewer)
marah, sering tantrum • Menerapkan aturan secara tegas dan konsisten oleh seluruh
anggota keluarga dan orang dewasa yang berhubungan langsung
dengan anak dalam keseharian anak
• Menghindari pemberian hukuman dan menggantinya dengan
penerapan konsekuensi alami dan konsekuensi logis
• Tetap menunjukkan ekspresi perhatian dan kasih sayang
Sumber: Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children;
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians; Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine Books

• Mendorong keluarga untuk membangun kebiasaan sehat


o Petugas kesehatan menyampaikan bahwa kebiasaan baik seperti pengaturan
jam tidur yang cukup, pemenuhan gizi, melakukan kegiatan fisik, dan
kebiasaan baik lainnya dapat mempengaruhi kesehatan mental anak
o Petugas kesehatan menyampaikan pentingnya membuat rutinitas, yang
sangat berpengaruh terutama bagi anak-anak yang mengalami kecemasan
atau anak yang sulit mengikuti arahan
o Petugas kesehatan mendorong orang tua untuk membangun kebiasaan
seperti membatasi screen time (waktu untuk menonton televisi atau
bermain gawai) dan memperbanyak keterlibatan anak dalam interaksi sosial
baik dengan teman sebaya, maupun interaksi personal yang berkualitas
dengan orang tua
b. Membantu mengurangi tingkat stres orang tua
Orang tua dengan anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku sangat
mungkin mengalami stres. Stres orang tua itu sendiri dapat mempengaruhi kondisi
psikologis anak dan mempengaruhi kesiapan mereka dalam menjalankan intervensi.
Oleh karena itu sangat penting bagi petugas kesehatan untuk memberi perhatian
pada orang tua dengan menunjukan empati, mendengarkan dengan aktif keluhan
mereka, serta mengajak mereka mendiskusikan alternatif langkah yang dapat
dilakukan untuk meringankan beban (contoh: Berbagi peran dengan pasangan,
mencari dukungan dari keluarga, melakukan kegiatan yang membuat rileks, dan lain
sebagainya).
c. Menyediakan sumber informasi
• Petugas kesehatan menyampaikan sumber informasi atau edukasi yang bisa
dipelajari, misalnya berupa leaflet atau booklet jika tersedia
• Petugas kesehatan memberikan nomor telepon atau kontak yang bisa dihubungi
(nomor telepon Puskesmas atau penanggung jawab di Puskesmas) jika terjadi
kondisi darurat terkait kondisi anak (contoh: Anak melakukan perilaku menyakiti
diri dan membahayakan keselamatannya yang sulit terkendali)
d. Memonitor perkembangan kondisi emosi dan perilaku anak
• Petugas kesehatan melakukan evaluasi atas perkembangan kondisi anak setelah
1 bulan menjalani intervensi awal
Petugas kesehatan dapat menanyakan kepada orang tua upaya-upaya apa saja
yang telah dilakukan untuk mengurangi permasalahan emosi dan perilaku yang

204
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

ada pada diri anak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi, serta ada atau
tidaknya perkembangan positif yang berhasil dicapai.
• Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kembali menggunakan KMPE
(Kuesioner Masalah Perilaku dan Emosional) setelah 1 bulan sejak kunjungan
pertama
e. Merujuk ke rumah sakit rujukan tumbuh kembang level 1
• Rujukan dilakukan jika berdasarkan pemeriksaan kembali menggunakan KMPE
setelah 1 bulan sejak kunjungan pertama masih terdapat jawaban “Ya”
• Rujukan dapat dilakukan sebelum 1 bulan jika berdasarkan evaluasi tidak ada
perubahan positif pada diri anak, serta dengan mempertimbangkan tingkat
keparahan, lamanya permasalahan, adanya faktor-faktor penyerta yang
memperberat gangguan, tingkat stres orang tua yang tinggi, serta minimnya
dukungan dari keluarga
• Petugas kesehatan harus menjelaskan kepada orang tua alasan perlunya
dilakukan rujukan
• Petugas kesehatan memberikan pengantar atau laporan tertulis mengenai
intervensi awal yang telah dilakukan

205
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

206
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 7
RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN
TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Alur Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak

Gambar 7.1. Alur rujukan


dini penyimpangan
perkembangan anak

207
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

208
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Gambar 7.2. Alur rujukan dini penyimpangan pertumbuhan anak

209
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1.1. Rujukan Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak


1. Anak dengan kriteria nilai Z-score BB/U <-2 SD atau >+1 SD maka perlu dikonfirmasi
oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan:
a. Penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau
BB/TB
b. Penilaian tren IMT/U pada anak dengan BB/U >+1 SD (anak >7-8 bulan)
2. Anak dengan kriteria nilai Z-score BB/U diantara minus dua standar deviasi sampai
dengan kurang dari sama dengan satu standar deviasi (-2 SD ≤ BB/U ≤ +1 SD)
termasuk anak yang normal, namun perlu dilihat tren pertumbuhannya
a. Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (naik) maka anak dapat kembali ke
Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya pada bulan berikutnya
b. Bila anak tidak ditimbang bulan sebelumnya atau tren tidak mengikuti garis
pertumbuhan (tidak naik) maka anak perlu dikonfirmasi oleh petugas kesehatan
yang berkompeten untuk dilakukan:
• Penilaian kenaikan berat badan dibandingkan dengan standar weight
increment (khusus untuk anak berumur 0-24 bulan)
• Penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, atau
BB/TB
3. Anak dengan kriteria PB/U atau TB/U berada di antara -2 SD sampai dengan +3 SD
(<+3 SD atau >-2 SD) termasuk anak dengan kategori tinggi badan normal, namun
perlu dilihat tren pertumbuhannya
a. Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (naik) maka anak datang kembali ke
Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya pada bulan berikutnya
b. Bila anak tidak diukur bulan sebelumnya atau tren tidak mengikuti garis
pertumbuhan (tidak naik) maka anak perlu dikonfirmasi oleh petugas kesehatan
yang berkompeten untuk dilakukan:
• Penilaian kenaikan panjang atau tinggi badan dibandingkan dengan standar
length atau height increment (khusus untuk anak berumur 0-24 bulan)
• Penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, atau
BB/TB
4. Anak dengan kriteria Z-score PB/U atau TB/U di bawah minus dua standar deviasi
atau di atas tiga standar deviasi (<-2 SD atau >+3 SD) perlu dikonfirmasi oleh petugas
kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan penilaian status gizi berdasarkan
indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, IMT/U dan weight increment (0-24
bulan), length increment (0-24 bulan), dan tren IMT/U

1.2. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


1. Tingkat keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakat harus melakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai umur dengan menggunakan buku KIA. Bila ditemukan ceklis
perkembangan tidak lengkap, tahapan perkembangan tidak sesuai umur, atau ada
masalah yang muncul, segera bawa anak ke layanan kesehatan primer (Puskesmas)

2. Tingkat Puskesmas
a. Anak dengan kemungkinan penyimpangan berdasarkan hasil deteksi dini:

210
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

KPSP: Nilai ≤6
TDD: ≥1 jawaban ‘Tidak’
Pemeriksaan pupil: Tes Refleks Merah abnormal atau tidak ekual; pupil tampak
putih pada pemeriksaan dengan senter atau blitz kamera
TDL: Tidak dapat menjawab dengan benar arah kaki “E” 3 kali berturut-turut
atau menjawab benar <4 dari 5 kali kesempatan pada pemeriksaan dengan
kartu tumbling “E”
KMPE: ≥2 jawaban ‘Ya’
M-CHAT-Revised: Skor 3-20
ACTRS: Skor ≥13
maka perlu segera dirujuk
b. Pada anak dengan hasil deteksi dini meragukan yang telah dilakukan intervensi
dini selama 2 minggu atau selambat-lambatnya 4 minggu dengan menggunakan
buku SDIDTK dan tidak ada perbaikan, maka perlu segera dirujuk
3. Tingkat RS rujukan
Dilakukan penegakan diagnosis dan tatalaksana lebih lanjut serta dirujuk ke level
yang lebih tinggi jika diperlukan.

211
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

212
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB 8
PENCATATAN, PELAPORAN,
MONITORING, DAN EVALUASI
PROGRAM SDIDTK

1. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak di tingkat
Puskesmas dan jaringannya menggunakan sistem yang sudah ada dengan tambahan
beberapa formulir untuk mencatat dan melaporkan kegiatan ini.

1.1. Pencatatan
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak perlu menyediakan
formulir pencatatan dan pelaporan berikut ini:

1. Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang (Formulir DDTK)


Formulir DDTK digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan atau skrining tumbuh
kembang yang dilakukan pada anak balita dan prasekolah yang datang ke Puskesmas
maupun ke Posyandu dan PAUD. Formulir ini berisi informasi tentang identitas anak, hasil
pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang, kesimpulan, dan tindakan intervensi yang
diberikan. Formulir ini diisi oleh petugas kesehatan yang melakukan pelayanan DDTK.

2. Register Deteksi Dini Tumbuh Kembang (Register DDTK)


a. Register DDTK merupakan himpunan data hasil pemeriksaan kesehatan anak
dalam rangka deteksi dini tumbuh kembang. Data yang terdapat di dalam
formulir deteksi dini tumbuh kembang dipindakan ke dalam register DDTK. Dari

213
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

register ini akan didapatkan data lebih rinci hasil deteksi dini tumbuh kembang
yang terdiri dari:
• Hasil penilaian pertumbuhan (pertumbuhan normal, pertumbuhan tidak
baik, risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity
rebound, mikrosefali, makrosefali)
• Status gizi (normal, gizi kurang, gizi buruk, possible risk of overweight,
overweight, obesitas, pendek, sangat pendek)
• Kemungkinan penyimpangan perkembangan (TDD, pemeriksaan pupil
putih, TDL, motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan,
masalah perilaku emosi, gangguan spektrum autisme, dan GPPH) serta
tindak lanjut yang diberikan (stimulasi dan rujukan)
3. Register Kohort Kesehatan Bayi (0-11 bulan) dan Register Kohort Kesehatan Anak
Balita dan Prasekolah (12-72 bulan)
Register Kohort Bayi dan Register Kohort Balita dan Anak Prasekolah merupakan register
perekaman hasil data pemeriksaan kesehatan bayi umur 0-11 bulan dan balita serta anak
prasekolah umur 12-72 bulan yang tercatat di Kartu Anak dan hasil skrining DDTK.

Hasil skrining DDTK yang dicatat di Kohort Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah adalah
sebagai berikut:

a. Pemantauan pertumbuhan anak setiap bulan sampai umur 24 bulan,


selanjutnya setiap 3 bulan sampai umur 72 bulan
b. Pemantauan perkembangan umur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60 dan 72 bulan atau
umur berapapun jika ceklis perkembangan tidak lengkap pada buku KIA
c. Hasil penilaian pertumbuhan (pertumbuhan normal, pertumbuhan tidak baik,
risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity rebound,
mikrosefali, makrosefali)
d. Status gizi (normal, gizi kurang, gizi buruk, possible risk of overweight,
overweight, obesitas, pendek, sangat pendek)
e. Hasil KPSP (sesuai, meragukan, atau ada kemungkinan penyimpangan)
f. Hasil deteksi dini penyimpangan pendengaran (sesuai umur, ada kemungkinan
penyimpangan)
g. Hasil deteksi dini kelainan pupil putih (normal, curiga kelainan pupil putih pada
anak) dan tes daya lihat anak (daya lihat anak baik, daya lihat anak kurang)
h. Hasil deteksi dini penyimpangan perilaku dan emosi (normal, kemungkinan anak
mengalami masalah perilaku emosional atau meragukan, dan kemungkinan
anak mengalami masalah perilaku emosional)
i. Hasil deteksi dini gangguan spektrum autisme (risiko rendah, risiko sedang-
tinggi)
j. Hasil deteksi dini GPPH (normal, meragukan, kemungkinan GPPH)

214
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

1.2. Pelaporan
1.2.1. Formulir Pelaporan
Pelaporan hasil pelayanan DDTK dilaporkan secara berjenjang mulai dari tingkat
Puskesmas sampai ke tingkat Pusat. Adapun formulir yang digunakan adalah sebagai
berikut:

1. Formulir Rekapitulasi DDTK di tingkat Puskesmas


Hasil pelayanan DDTK di semua pelayanan (Puskesmas, Posyandu, PAUD dll)
dilaporkan dalam formulir rekapitulasi DDTK. Data yang terekam pada register
Kohort Bayi, Balita dan Anak Prasekolah, dan Register DDTK dipindahkan ke formulir
rekapitulasi sebagai laporan bulanan. Formulir rekapitulasi dibuat menurut desa
atau kelurahan yang berisikan data sebagai berikut:
a. Jumlah sasaran anak umur 0-72 bulan
b. Jumlah anak umur 0-11 bulan mendapatkan pelayanan DDTK minimal 4 kali
c. Jumlah anak umur 12-72 bulan yang mendapatkan pelayanan DDTK minimal 2
kali setiap 6 bulan
d. Jumlah anak dengan hasil penilaian pertumbuhan yaitu pertumbuhan tidak baik,
risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity rebound,
mikrosefali, makrosefali
e. Jumlah anak dengan status gizi gizi kurang, gizi buruk, possible risk of
overweight, overweight, obesitas, pendek, sangat pendek
f. Jumlah anak dengan gangguan perkembangan (motorik kasar, motorik halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian)
g. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan
h. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran
i. Jumlah anak dengan gangguan spektrum autisme
j. Jumlah anak dengan masalah perilaku dan emosi
k. Jumlah anak dengan GPPH
l. Jumlah anak yang ditindaklanjuti (stimulasi dan rujukan)
2. Formulir Rekapitulasi DDTK tingkat kabupaten/kota
Pelaporan hasil kegiatan Pelayanan DDTK dari masing masing Puskesmas di rekap oleh
kabupaten/kota dan dilaporkan ke Provinsi dengan menggunakan formulir laporan
kesehatan bayi dan laporan kesehatan anak balita dan prasekolah. Di
kabupaten/kota data ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, monitoring, dan
evaluasi program SDIDTK di wilayahnya. Selanjutnya kabupaten/kota akan
melaporkan ke dinas kesehatan Provinsi. Formulir rekapitulasi dibuat menurut
Puskesmas yang berisikan data sebagai berikut:
a. Jumlah sasaran anak umur 0-72 bulan
b. Jumlah anak umur 0-11 bulan mendapatkan pelayanan DDTK minimal 4 kali
c. Jumlah anak umur 12-72 bulan yang mendapatkan pelayanan DDTK minimal 2
kali setiap 6 bulan
d. Jumlah anak dengan hasil penilaian pertumbuhan yaitu pertumbuhan tidak baik,
risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity rebound,
mikrosefali, makrosefali
e. Jumlah anak dengan status gizi gizi kurang, gizi buruk, possible risk of
overweight, overweight, obesitas, pendek, sangat pendek

215
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

f.Jumlah anak dengan gangguan perkembangan (motorik kasar, motorik halus,


bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian)
g. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan
h. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran
i. Jumlah anak dengan gangguan spektrum autisme
j. Jumlah anak dengan masalah perilaku dan emosi
k. Jumlah anak dengan GPPH
l. Jumlah anak yang ditindaklanjuti (stimulasi dan rujukan)
3. Formulir Rekapitulasi DDTK tingkat Provinsi
Pelaporan hasil kegiatan pelayanan DDTK dari masing masing Kabupaten/Kota
direkap oleh Provinsi. Di Provinsi data ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan,
monitoring dan evaluasi program SDIDTK di wilayahnya. Selanjutnya Provinsi akan
melaporkan ke Kementerian Kesehatan.
Formulir rekapitulasi dibuat menurut Kabupaten/Kota yang berisikan data sebagai
berikut:
a. Jumlah sasaran anak umur 0-72 bulan
b. Jumlah anak umur 0-11 bulan mendapatkan pelayanan DDTK minimal 4 kali
c. Jumlah anak umur 12-72 bulan yang mendapatkan pelayanan DDTK minimal 2
kali setiap 6 bulan
d. Jumlah anak dengan hasil penilaian pertumbuhan yaitu pertumbuhan tidak baik,
risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity rebound,
mikrosefali, makrosefali
e. Jumlah anak dengan status gizi gizi kurang, gizi buruk, possible risk of
overweight, overweight, obesitas, pendek, sangat pendek
f. Jumlah anak dengan gangguan perkembangan (motorik kasar, motorik halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian)
g. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan
h. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran
i. Jumlah anak dengan gangguan spektrum autisme
j. Jumlah anak dengan masalah perilaku dan emosi
k. Jumlah anak dengan GPPH
l. Jumlah anak yang ditindaklanjuti (stimulasi dan rujukan)

1.2.2. Mekanisme Pelaporan


Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan DDTK dikembangkan berdasarkan konsep
wilayah. Ini berarti laporan yang dihasilkan mencerminkan gambaran proses dan
pencapaian hasil kegiatan dalam suatu wilayah Puskesmas, sehingga akan tercakup hasil
pelayanan DDTK yang diberikan di Posyandu, PAUD, satuan PAUD lainnya, TPA, sekolah
taman kanak-kanak dan unit praktek swasta lain di wilayah Puskesmas.

Rekapitulasi tingkat Puskesmas dilaporkan ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota setiap


bulan. Rekapitulasi laporan tingkat Kabupaten/Kota dilaporkan ke Provinsi dalam bentuk
laporan triwulan, dan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan setiap 6 (enam) bulanan.

216
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah pengawasan kegiatan secara rutin untuk menilai pencapaian program
terhadap target melalui pengumpulan data mengenai input, proses, dan output secara
reguler dan terus-menerus. Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian
secara sistematik untuk keperluan pemangku kepentingan, mengenai suatu kebijakan,
program, upaya atau kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis yang
dibandingkan dengan relevansi, efektivitas biaya, dan keberhasilan. Data pemantauan
yang baik sering menjadi titik awal bagi suatu evaluasi. Secara ringkas, evaluasi adalah
piranti untuk menjawab “Apakah tujuan tercapai atau tidak dan mengapa?”. Evaluasi
pencapaian kegiatan dilakukan secara berkala yang dibandingkan dengan target, serta
identifikasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan untuk perbaikan pada periode
berikutnya.

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dan jaringannya. Aspek pokok monitoring dan evaluasi
upaya program SDIDTK di setiap tingkat, yaitu:
1. Tingkat Pusat
a. Melakukan monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Melakukan pembahasan program SDIDTK dalam rapat konsolidasi teknis
program kesehatan keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk memberikan advokasi,
asistensi, dan fasilitasi kepada Pemerintah Daerah
d. Mengadakan pertemuan evaluasi tahunan program SDIDTK
2. Tingkat Provinsi
a. Melakukan monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Memasukan pembahasan SDIDTK dalam raker kesehatan daerah (Rakerkesda)
Program Kesehatan Keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk:
• Advokasi kepada penentu kebijakan
• Melakukan asistensi dan fasilitasi kepada kabupaten/kota dan layanan
kesehatan terkait
d. Mengadakan pertemuan secara evaluasi tahunan program SDIDTK
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Melakukan monitoring dan evaluasi, serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Memasukan pembahasan SDIDTK dalam Rakerkesda Program Kesehatan
keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk:
• Advokasi kepada penentu kebijakan
• Asistensi dan fasilitasi kepada layanan dan jejaringnya
d. Mengadakan pertemuan evaluasi tahunan program SDIDTK
4. Tingkat Puskesmas
1. Melakukan monitoring melalui PWS KIA

217
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk melakukan bimbingan teknis


kepada jaringan dan (Posyandu, PAUD, dll) dan untuk advokasi kepada penentu
kebijakan
3. Pertemuan evaluasi secara berkala:
• Puskesmas dan jaringannya tiap bulan (mini lokakarya)
• Puskesmas dengan lintas sektor tiap triwulan
Pertemuan bulanan di tingkat Puskesmas (lokakarya mini) dapat dimanfaatkan untuk
memonitor pelaksanaan kegiatan DDTK di Posyandu, Puskesmas pembantu, Puskesmas,
Pos Pendidikan Anak Umur Dini (PAUD) dan sebagainya. Dalam memonitor hasil kegiatan
DDTK, laporan bulanan kegiatan DDTK diolah dan di analisa, sehingga setiap Puskesmas
akan mempunyai data hasil kegiatan DDTK per desa, per bulan yang meliputi cakupan
kontak pertama DDTK dan jumlah anak yang tingkat perkembangannya sesuai dan yang
memiliki kemungkinan penyimpangan.Evaluasi kegiatan DDTK anak di puskesmas dan
jaringannya dilaksanakan dengan cara mengkaji data sekunder laporan tahunan hasil
kegiatan DDTK, diantaranya dengan membandingkan hasil cakupan DDTK anak tahun ini
dengan tahun-tahun sebelumnya.
llustrasi: Di salah satu desa pada bulan ini, cakupan kontak pertama DDTK rendah, jauh
dibawah target yang telah ditetapkan Puskesmas yang mengacu pada ketentuan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten. Maka untuk mengejar sasaran atau target, kepala
Puskesmas membuat rencana kerja bulan depan berupa kerjasama dengan guru-guru TK
dan bidan di desa untuk melakukan pemeriksaan atau skrining DDTK pada di beberapa
TK dan Posyandu di desa tersebut. Rencana kerja Puskesmas untuk mengejar DDTK
kontak pertama mempunyai nilai yang sangat strategis, oleh karena semakin tinggi
cakupan kontak pertama DDTK (bulanan), maka dalam laporan tahunan cakupan
kunjungan bayi di DDTK setahun 4 kali dan cakupan DDTK anak balita dan prasekolah
setahun 2 kali juga akan meningkat.

3. Indikator Keberhasilan
Tabel 8.1. Indikator keberhasilan kegiatan SDIDTK

Indikator Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat


Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Pusat
Input
Buku KIA √
Pedoman SDIDTK √
Formulir DDTK √
Register DDTK √
Reg. Kohort kesehatan bayi/anak balita √
Form Laporan Kesehatan bayi/anak balita √
Alat SDDTK √
Proses
TOT SDIDTK √ √ √
Pertemuan perencanaan SDIDTK √ √ √ √

218
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Monitoring/supervisi SDIDTK √ √ √ √
Evaluasi SDIDTK √ √ √ √
Pengadaan Buku KIA √ √
Pengadaan formulir SDIDTK, kohort dan √ √ √
register SDIDTK
Pengadaan alat SDIDTK √ √ √
Output
Persentase Puskesmas dengan tenaga √ √
kesehatan terlatih
Persentase cakupan DDTK kontak pertama √ √
Persentase cakupan kunjungan bayi untuk √ √ √
SDIDTK 4 kali/tahun
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan gerak kasar
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan gerak halus
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan bicara bahasa
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan sosialisasi kemandirian
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan daya dengar
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan daya lihat
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan perilaku emosional
Balita dan anak prasekolah dengan √
kemungkinan gangguan spektrum autisme
Balita dan anak prasekolah dengan √
kemungkinan GPPH
Cakupan ibu balita dan anak prasekolah √ √ √
yang memiliki buku KIA

219
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


Puskesmas: Kec: Kab/Kota: Prov:
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Nama Ayah : Nama Ibu:
4. Tanggal periksa :
5. Tanggal lahir :
6. Umur anak:

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama :
2. Apakah anak memiliki masalah tumbuh kembang :

III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL


1. BB : kg
2. PB atau TB : cm
3. LK : cm (a. Normal b. Mikrosefali c. Makrosefali)
4. Tren pertumbuhan : a. Normal b. Pertumbuhan tidak baik c. Risiko gagal tumbuh
d. Perlambatan pertumbuhan linear e. Early adiposity rebound
5. PB/U atau TB/U : a. Normal b. Pendek c. Sangat pendek d. Tinggi
6. BB/PB atau BB/TB : a. Normal b. Gizi kurang c. Gizi buruk d. Berisiko gizi lebih
e. Gizi lebih (overweight) f. Obesitas
7. IMT/U (60-72 bulan) : a. Gizi baik b. Gizi kurang c. Gizi buruk d. Gizi lebih (overweight) e. Obesitas
8. KPSP : a. Sesuai umur b. Meragukan c. Ada kemungkinan penyimpangan
9. Tes Daya Dengar : a. Sesuai umur b. Ada kemungkinan penyimpangan
10. Pemeriksaan pupil putih : a. Normal b. Curiga kelainan pupil putih
11. Tes Daya Lihat : a. Daya lihat baik b. Daya lihat kurang

IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI


1. LiLA : cm (a. Normal b. Gizi kurang c. Gizi buruk)
2. IMT/U (0-59 bulan) : a. Normal b. Early adiposity rebound c. Berisiko gizi lebih d. Gizi lebih
e. Obesitas
3. Masalah perilaku emosi : a. Normal b. Meragukan c. Kemungkinan mengalami masalah perilaku
emosional
4. Gangguan spektrum autisme : a. Risiko rendah b. Risiko sedang-tinggi
5. GPPH : a. Normal b. Meragukan c. Kemungkinan GPPH

V. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

VI. INTERVENSI DINI DAN RUJUKAN


1. Konseling gizi : a. Diberikan b. Tidak diberikan
2. Konseling stimulasi perkembangan : a. Diberikan b. Tidak diberikan
3. Intervensi dini masalah pertumbuhan : a. Diberikan b. Tidak diberikan
4. Intervensi dini masalah perkembangan : a. Gerak kasar b. Gerak halus c. Bicara dan bahasa
5. Intervensi dini masalah perilaku dan emosi : a. Diberikan b. Tidak diberikan
6. Tindakan pengobatan lain :
…………………………………………………………………………………………………..………………
7. Rujukan
a. Dirujuk ke :
…………………………………………………………………………………………………………………..
b. Alasan dirujuk :
…………………………………………………………………………………………………………………..
c. Surat rujukan : a. Ada surat rujukan b. Tidak ada surat rujukan

Pemeriksa

_______________

220
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Cara pengisian:

1. Baris teratas diisi nama Puskesmas, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi


2. Angka I. Identitas Anak:
• Nomor 1-3: Jelas
• Nomor 4 dan 5: Diisi tanggal…… – bulan…… – tahun……
• Nomor 6: Diisi sesuai penghitungan umur
3. Angka II. Anamnesis:
• Nomor 1: Diisi keluhan utama orang tua atau keluarga membawa anak ke
Puskesmas
• Nomor 2: Diiisi jawaban orang tua atau keluarga atas pertanyaan “Apakah anak
memiliki masalah tumbuh kembang?” Jika jawaban ‘Ya’, ditulis singkat
masalahnya
4. Angka III. Pemeriksaan Rutin Sesuai Jadwal:
• Nomor 1: Diisi berat badan anak dalam kilogram
• Nomor 2: Diisi panjang atau tinggi badan anak dalam sentimeter
• Nomor 3: Diisi lingkar kepala anak dalam sentimeter, lalu lingkari salah satu
huruf sesuai hasil pemeriksaan
• Nomor 4: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan tren pertumbuhan
• Nomor 5-11: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan
5. Angka IV. Pemeriksaan Atas Indikasi:
• Nomor 1: Diisi lingkar lengan atas anak dalam sentimeter, lalu lingkari salah satu
huruf sesuai hasil pemeriksaan
• Nomor 2: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan
• Nomor 3: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan dengan kuesioner
KMPE
• Nomor 4: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan dengan M-CHAT-R
• Nomor 5: Lingkari salah satu huruf sesuai hasil pemeriksaan dengan kuesioner
ACTRS
6. Angka V. Kesimpulan:
• Tulis secara singkat hasil pemeriksaan dan kesimpulan akhir
7. Angka VI. Intervensi Dini dan Rujukan:
• Nomor 1: Lingkari huruf (a) jika tenaga kesehatan memberikan konseling gizi,
atau lingkari huruf (b) jika tenaga kesehatan tidak memberikan konseling gizi
• Nomor 2: Lingkari huruf (a) jika tenaga kesehatan memberikan konseling
stimulasi perkembangan, atau lingkari huruf (b) jika tenaga kesehatan tidak
memberikan konseling stimulasi perkembangan
• Nomor 3: Lingkari huruf (a) jika tenaga kesehatan memberikan intervensi dini
masalah pertumbuhan, atau lingkari huruf (b) jika tenaga kesehatan tidak
memberikan intervensi dini masalah pertumbuhan
• Nomor 4: Lingkari huruf sesuai dengan intervensi dini masalah perkembangan
yang diberikan kepada anak
• Nomor 5: Lingkari huruf (a) jika tenaga kesehatan memberikan intervensi dini
masalah perilaku dan emosi, atau lingkari huruf (b) jika tenaga kesehatan tidak
memberikan intervensi dini masalah perilaku dan emosi

221
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Nomor 6: Tulis jenis atau macam tindakan pengobatan yang diberikan kepada
anak
• Nomor 7: Tulis tujuan rujukan, alasan dirujuk, serta lingkari huruf (a) jika ada
surat rujukan, atau huruf (b) jika tidak ada surat rujukan
8. Pemeriksa:
• Ditulis nama dan paraf petugas pemeriksa

222
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders.
Artha, N.M., Sutomo, R., & Gamayanti, I. (2016). Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II
untuk Skrining Perkembangan Anak Balita. Sari Pediatri, 16(4).
Baker-Henningham, H., & Boo, F.L. (2010). Early Childhood Stimulation Interventions in
Developing Countries: A comprehensive literature review. Banco Interamericano de
Desarrollo.
Bashour, M. (2018). Congenital cataract. Medscape.
Benoit, D., & Art-Rodas, D. (1998). Feeding problems in infancy and early childhood:
Identification and management. Paediatr Child Health, 3, 21-7.
Bernard-Bonnin, A. (2006). Feeding problems of infants and toddlers. Can Fam Physician, 52,
1247-51.
Brito, G.N. (1987). The Conners Abbreviated Teacher Rating Scale: development of norms in
Brazil. J Abnorm Child Psychol, 15(4), 511-8.
Bull, M.J. Committee on Genetics. (2011). Health supervision for children with Down
syndrome. Pediatrics, 128(2), 393-406.
Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Milestone Moments: Learn the Signs. Act
Early.
Chang, L.Y., Wang, M.Y., & Tsai, P.S. (2016). Diagnostic Accuracy of Rating Scales for
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: A Meta-analysis. Pediatrics, 137(3).
Dewey, K. (2003). Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child.
Dhamayanti, M. (2016). Kuesioner Praskiring Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri, 8(1).
Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children.
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians. Downloaded on Nov 19, 2020, 3:58 AM at 202.162.36.170 Published by AAP,
2018. All rights reserved
Gidding, S.S., Dennison, B.A., Birch, L.L., Daniels, S.R., Gilman, M.W., Lichtenstein, A.H.,
Rattay, K.T., Steinberger, J., Stettler, N. & Van Horn, L. (2006). Dietary recommendations
for children and adolescents: a guide for practitioners. Pediatrics, 117(2), 544-559.
Hislop, H., Avers, D., & Brown, M. (2007). Daniels and Worthingham's Muscle Testing:
Techniques of Manual Examination. New York: Saunders Elsevier.
Homan, G.J. (2016). Failure to thrive: a practical guide. American family physician, 94(4), 295-
299.
International Centre for Eye Health, London School of Hygiene & Tropical Medicine. (2007).
RAAB instruction manual.
Irila, S., Halim, A., & Kartiwa, R.A. (2018). Akurasi Pengukuran Tajam Penglihatan
Menggunakan Peek Acuity oleh Kader yang Dilatih dan Kader yang Belajar Mandiri. RS
Mata Cicendo.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Kebijakan dan Strategi dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Kelainan Bawaan.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak.

223
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh
Kembang Balita.
Kodyat, B.A., (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Permenkes RI, 41.
Ladrido-Ignacio, L., & Tronco, A.T. (2000). Mental health care in the community. Quezon City:
Megabooks Co.
Lupton, J.R., Brooks, J.A., Butte, N.F., Caballero, B., Flatt, J.P. & Fried, S.K. (2002). Dietary
reference intakes for energy, carbohydrate, fiber, fat, fatty acids, cholesterol, protein,
and amino acids. National Academy Press: Washington, DC, USA, 5, 589-768.
Maemunah, D.K., Karfiati, F., & Halim, A. (2017). Validasi Pengukuran Tajam Penglihatan
Menggunakan Smartphone (Peek Acuity) pada Anak Umur Sekolah (7 – 15 Tahun). RS
Mata Cicendo.
Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine
Books.
Penix, K., Swanson, M.W., & DeCarlo, D.K. (2015). Nystagmus in pediatric patients:
interventions and patient-focused perspectives. Clin Ophthalmol, 21(9), 1527-36.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
PP IDAI. (2020). Rekomendasi IDAI Selama Anak Menjalani Sekolah dari Rumah.
Purpura, D.J., & Lonigan, C.J. (2009). Conners' Teacher Rating Scale for preschool children: a
revised, brief, age-specific measure. J Clin Child Adolesc Psychol, 38(2), 263-72.
Rajavi, Z., & Sabbaghi, H. (2016). Congenital Cataract Screening. Journal of ophthalmic &
vision research, 11(3), 310–312.
Roberts, I. (2017). Nelson’s textbook of pediatrics (20th edn.), by R. Kliegman, B. Stanton, J.
St. Geme, N. Schor (eds). New York: Elsevier.
Robins, D., Fein, D., & Barton, M. (2009). Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised
with Follow-Up (M-CHAT-R/F).
Rono, H., Bastawrous, A., Macleod, D., Wanjala, E., DiTanna, G., Weiss, H., & Burton, M.
(2018). Smartphone-based screening for visual impairment in Kenyan school children: a
cluster randomised controlled trial. The Lancet. Global Health, 6, e924 - e932.
Rowe, K.S., & Rowe, K.J. (1997). Norms for parental ratings on Conners' Abbreviated Parent-
Teacher Questionnaire: implications for the design of behavioral rating inventories and
analyses of data derived from them. J Abnorm Child Psychol, 25(6), 425-51.
Scharf, R.J., Scharf, G.J., & Stroustrup, A. (2016). Developmental Milestones. Pediatr Rev,
37(1), 25-37.
Sheridan, M.D. (2008). From Birth to Five Years, Children Developmental Progress. London:
Routledge.
Simangunsong, S., Machfudz, S., & Sitaresmi, M. (2012). Accuracy of the Indonesian child
development pre-screening questionnaire. Paediatrica Indonesiana, 52(1), 6-9.
Unit Kerja Koordinator Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015).
Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan batita di Indonesia
untuk mencegah malnutrisi
Unit Kerja Koordinator Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011).
Asuhan nutrisi pediatrik.

224
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Ullmann, R.K., Sleator, E.K., & Sprague, R.L. (1985). A change of mind: the Conners
abbreviated rating scales reconsidered. J Abnorm Child Psychol, 13(4), 553-65.
Wahyuni, L.K. (2014). Perkembangan Motor Fungsional Bayi. Jakarta: PERDOSRI.
Westerlund, J., Ek, U., Holmberg, K., Näswall, K., & Fernell, E. (2009). The Conners' 10-item
scale: findings in a total population of Swedish 10-11-year-old children. Acta Paediatr,
98(5), 828-33.
Windiani, I.G.A.T., Adnyana, I.G.A.N.S., & Soetjiningsih. (2020). The Sensitivity and Specificity
of Kuesioner Praskrining Perkembangan to Detect Delayed Development in
Children. American Journal of Pediatrics, 6(1), 42-45.
World Health Organization. (2007). Early child development: a powerful equalizer.
World Health Organization. (2003). Global strategy for infant and young child feeding.
World Health Organization. (2018). Nurturing care for early childhood development: a
framework for helping children survive and thrive to transform health and human
potential.
World Health Organization. (2008). WHO child growth standards: Training course on child
growth assessment.

225
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

LAMPIRAN

TABEL KELOMPOK MAKANAN


Untuk memudahkan dalam penggunaan bahan makanan, dalam daftar ini dinyatakan dengan
alat ukur yang lazim terdapat di rumah tangga (disingkat URT). Berikut ini adalah persamaan
antara ukuran rumah tangga dengan berat dalam satuan gram:

Ukuran rumah tangga (URT) Berat (gram)


1 sdm gula pasir 10 gram
1 sdm tepung susu 5 gram
1 sdm margarin, mentega, minyak goreng 10 gram
1 potong tempe sedang (4x6x1) cm 25 gram
1 potong daging sedang (6x5x2) cm 50 gram
1 potong ikan sedang (6x5x4) cm 50 gram
1 buah tahu besar (6x6x2 ¼) cm 100 gram
1 sendok makan 10 ml
1 gelas 240 ml

a. Tabel Kelompok Makanan Pokok Sebagai Sumber Karbohidrat


Satu satuan mengandung 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat. Daftar
pangan sumber karbohidrat sebagai penukar 1 (satu) porsi nasi:

Nama pangan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Nasi ¾ gelas 100
Nasi tim 1 gelas 200
Bubur beras 2 gelas 400
Nasi jagung ¾ gelas 100
Kentang 2 buah sedang 200
Singkong 1 potong sedang 100
Talas ½ buah sedang 125
Ubi jalar kuning 1 buah sedang 135
Biskuit 4 buah besar 40
Roti putih 3 iris 70
Krakers 5 buah besar 50
Maizena 10 sendok makan 50
Tepung beras 8 sendok makan 50
Tepung singkong 5 sendok makan 50
Tepung sagu 8 sendok makan 50
Tepung hunkwe 10 sendok makan 50
Mie kering 1 gelas 50
Mie basah 2 gelas 200
Makaroni ½ gelas 50
Bihun ½ gelas 50

226
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Tabel Kelompok Lauk Pauk Sebagai Sumber Protein Hewani


1) Kandungan gizi setiap satu satuan penukar mengandung 50 kalori, 7 gram protein,
dan 2 gram lemak.

Bahan makanan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Ikan segar 1 potong sedang 40
Daging sapi 1 potong sedang 35
Daging ayam 1 potong sedang 40
Hati sapi 1 potong sedang 50
Ikan asin 1 potong kecil 15
Ikan teri kering 1 sendok makan 20
Telur ayam 1 butir 55
Udah basah 5 ekor sedang 35

2) Menurut kandungan lemak, kelompok lauk pauk dibagi menjadi 3 golongan:


• Golongan A (rendah lemak)
Daftar pangan sumber protein hewani dengan 1 (satu) satuan penukar yang
mengandung 7 gram protein, 2 gram lemak, dan 50 kalori.

Bahan makanan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Babat 1 potong sedang 40
Cumi-cumi 1 ekor kecil 45
Daging asap 1 lembar 20
Daging ayam 1 potong sedang 40
Daging kerbau 1 potong sedang 35
Dendeng sapi 1 potong sedang 15
Gabus kering 1 ekor kecil 10
Hati sapi 1 potong sedang 50
Ikan kakap 1/3 ekor besar 35
Ikan kembung 1/3 ekor sedang 30
Ikan lele 1/3 ekor sedang 40
Ikan mas 1/3 ekor sedang 45
Ikan mujair 1/3 ekor sedang 30
Ikan pindang 1 ekor kecil 25
Ikan teri kering 1 sendok makan 20
Ikan cakalang asin 1 potong sedang 20
Kerang ½ gelas 90
Putih telur ayam 2 ½ butir 65
Rebon kering 2 sendok makan 10
Rebon basah 2 sendok makan 45
Teri nasi 1/3 gelas 20
Udang segar 5 ekor sedang 35

• Golongan B (lemak sedang)


Daftar pangan sumber protein hewani dengan 1 (satu) satuan penukar yang
mengandung 7 gram protein, 5 gram lemak, dan 75 kalori.

227
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bahan makanan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Bakso 10 biji sedang 170
Daging kambing 1 potong sedang 40
Daging sapi 1 potong sedang 35
Ginjal sapi 1 potong besar 45
Hati ayam 1 buah sedang 30
Otak 1 potong besar 65
Telur ayam 1 butir 55
Telur bebek asin 1 butir 50
Telur puyuh 5 butir 55
Usus sapi 1 potong besar 50

• Golongan C (tinggi lemak)

Bahan makanan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Bebek 1 potong sedang 45
Belut 3 ekor 45
Kornet daging sapi 3 sendok makan 45
Ayam dengan kulit 1 potong sedang 40
Daging babi 1 potong sedang 50
Ham 1 ½ potong kecil 40
Sarden ½ potong 35
Sosis ½ potong 50
Kuning telur ayam 4 butir 45
Telur bebek 1 butir 55

228
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Tabel Kelompok Lauk Pauk Sebagai Sumber Protein Nabati


Satu (1) satuan penukar mengandung 80 kalori, 6 gram protein, 3 gram lemak, dan 8
gram karbohidrat.

Bahan makanan Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Kacang hijau 2½ sendok makan 25
Kacang kedelai 2½ sendok makan 25
Kacang merah 2½ sendok makan 25
Kacang mete 1½ sendok makan 15
Kacang tanah 2 sendok makan 20
Kacang toto 2 sendok makan 20
Oncom 2 potong besar 50
Tahu 2 potong sedang 100
Tempe 2 potong sedang 50
Sari kedelai 2½ gelas 185

d. Tabel Kelompok Pangan Sayuran


Berdasarkan kandungan zat gizinya kelompok sayuran dibagi menjad 3 golongan, yaitu:
• Golongan A, kandungan kalorinya sangat rendah:

Gambas (oyong)
Ketimun
Selada
Jamur kuping
Labu air
Lobak
Tomat sayur
Selada air
Daun bawang

229
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

• Golongan B, kandungan zat gizi per porsi (100 gram) adalah: 25 kalori, 5 gram
karbohidrat, dan 1 gram protein. Satu porsi sayuran adalah kurang lebih 1 (satu)
gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan. Jenis sayuran yang termasuk golongan
ini:

Bayam Kemangi Sawi


Bit Kangkung Wortel
Genjer Kol Daun kecipir
Brokoli Kacang panjang Daun talas
Buncis Labu siam Daun kacang panjang
Jagung muda Pare Taoge
Kapri muda Pepaya muda Terong
Kembang kol Rebung

• Golongan C, kandungan zat gizi per porsi (100 gram) adalah: 50 kalori, 10 gram
karbohidrat, dan 3 gram protein. Satu porsi sayuran adalah kurang lebih 1 (satu)
gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan. Jenis sayuran yang termasuk golongan
ini:

Bayam merah Nangka muda


Daun katuk Mlinjo
Daun melinjo Kluwih
Mangkokan Daun papaya
Kacang kapri Taoge kedelai
Daun talas Daun singkong

230
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

e. Tabel Kelompok Buah-Buahan


Kandungan zat gizi perporsi buah mengandung 50 kalori dan 10 gram karbohidrat. Daftar
buah-buahan sebagai penukar 1 (satu) porsi buah:

Nama buah Ukuran rumah tangga (URT) Berat dalam gram


Alpokat ½ buah besar 50
Anggur 20 buah besar 165
Apel merah 1 buah kecil 85
Apel malang 1 buah sedang 75
Belimbing 1 buah besar 125-140
Blewah 1 potong sedang 70
Duku 10-16 buah sedang 80
Durian 2 biji besar 35
Jambu air 2 buah besar 100
Jambu biji 1 buah besar 100
Jambu bol 1 buah kecil 90
Jeruk bali 1 potong 105
Jeruk garut 1 buah sedang 115
Jeruk manis 2 buah sedang 100
Jeruk nipis 1 ¼ gelas 135
Kedondong 2 buah sedang/besar 100/120
Kesemek ½ buah 65
Kurma 3 buah 15
Leci 10 buah 75
Mangga ¾ buah besar 90
Manggis 2 buah sedang 80
Markisa ¾ buah sedang 35
Melon 1 potong 90
Nangka masak 3 biji sedang 50
Nanas ¼ buah sedang 85
Pear ½ buah sedang 85
Pepaya 1 potong besar 100-190
Pisang ambon 1 buah sedang 50
Rambutan 8 buah 75
Sawo 1 buah sedang 50
Salak 2 buah sedang 65
Semangka 2 potong sedang 180
Sirsak ½ gelas 60
Srikaya 2 buah besar 50
Strawberry 4 buah besar 215

231
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

TABEL PENAMBAHAN BERAT BADAN (WEIGHT INCREMENT)

a. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-12 Bulan (Interval 1
Bulan)

232
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

233
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)

234
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

235
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 3 Bulan)

236
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

237
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

d. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 4 Bulan)

238
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

239
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

e. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 6 Bulan)

240
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

241
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

TABEL PENAMBAHAN PANJANG BADAN (LENGTH INCREMENT)

a. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)

242
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

243
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 3 Bulan)

244
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

245
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 4 Bulan)

246
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

247
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

d. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 6 Bulan)

248
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

249
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

TABEL STANDAR ANTROPOMETRI PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

a. Tabel Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-60 Bulan

Umur (bulan) Berat Badan (Kg)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 2.1 2.5 2.9 3.3 3.9 4.4 5.0
1 2.9 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6
2 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0
3 4.4 5.0 5.7 6.4 7.2 8.0 9.0
4 4.9 5.6 6.2 7.0 7.8 8.7 9.7
5 5.3 6.0 6.7 7.5 8.4 9.3 10.4
6 5.7 6.4 7.1 7.9 8.8 9.8 10.9
7 5.9 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.4
8 6.2 6.9 7.7 8.6 9.6 10.7 11.9
9 6.4 7.1 8.0 8.9 9.9 11.0 12.3
10 6.6 7.4 8.2 9.2 10.2 11.4 12.7
11 6.8 7.6 8.4 9.4 10.5 11.7 13.0
12 6.9 7.7 8.6 9.6 10.8 12.0 13.3
13 7.1 7.9 8.8 9.9 11.0 12.3 13.7
14 7.2 8.1 9.0 10.1 11.3 12.6 14.0
15 7.4 8.3 9.2 10.3 11.5 12.8 14.3
16 7.5 8.4 9.4 10.5 11.7 13.1 14.6
17 7.7 8.6 9.6 10.7 12.0 13.4 14.9
18 7.8 8.8 9.8 10.9 12.2 13.7 15.3
19 8.0 8.9 10.0 11.1 12.5 13.9 15.6
20 8.1 9.1 10.1 11.3 12.7 14.2 15.9
21 8.2 9.2 10.3 11.5 12.9 14.5 16.2
22 8.4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.7 16.5
23 8.5 9.5 10.7 12.0 13.4 15.0 16.8
24 8.6 9.7 10.8 12.2 13.6 15.3 17.1
25 8.8 9.8 11.0 12.4 13.9 15.5 17.5
26 8.9 10.0 11.2 12.5 14.1 15.8 17.8
27 9.0 10.1 11.3 12.7 14.3 16.1 18.1
28 9.1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4
29 9.2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 18.7
30 9.4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0
31 9.5 10.7 12.0 13.5 15.2 17.1 19.3
32 9.6 10.8 12.1 13.7 15.4 17.4 19.6
33 9.7 10.9 12.3 13.8 15.6 17.6 19.9
34 9.8 11.0 12.4 14.0 15.8 17.8 20.2
35 9.9 11.2 12.6 14.2 16.0 18.1 20.4

250
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

36 10.0 11.3 12.7 14.3 16.2 18.3 20.7


37 10.1 11.4 12.9 14.5 16.4 18.6 21.0
38 10.2 11.5 13.0 14.7 16.6 18.8 21.3
39 10.3 11.6 13.1 14.8 16.8 19.0 21.6
40 10.4 11.8 13.3 15.0 17.0 19.3 21.9
41 10.5 11.9 13.4 15.2 17.2 19.5 22.1
42 10.6 12.0 13.6 15.3 17.4 19.7 22.4
43 10.7 12.1 13.7 15.5 17.6 20.0 22.7
44 10.8 12.2 13.8 15.7 17.8 20.2 23.0
45 10.9 12.4 14.0 15.8 18.0 20.5 23.3
46 11.0 12.5 14.1 16.0 18.2 20.7 23.6
47 11.1 12.6 14.3 16.2 18.4 20.9 23.9
48 11.2 12.7 14.4 16.3 18.6 21.2 24.2
49 11.3 12.8 14.5 16.5 18.8 21.4 24.5
50 11.4 12.9 14.7 16.7 19.0 21.7 24.8
51 11.5 13.1 14.8 16.8 19.2 21.9 25.1
52 11.6 13.2 15.0 17.0 19.4 22.2 25.4
53 11.7 13.3 15.1 17.2 19.6 22.4 25.7
54 11.8 13.4 15.2 17.3 19.8 22.7 26.0
55 11.9 13.5 15.4 17.5 20.0 22.9 26.3
56 12.0 13.6 15.5 17.7 20.2 23.2 26.6
57 12.1 13.7 15.6 17.8 20.4 23.4 26.9
58 12.2 13.8 15.8 18.0 20.6 23.7 27.2
59 12.3 14.0 15.9 18.2 20.8 23.9 27.6
60 12.4 14.1 16.0 18.3 21.0 24.2 27.9

b. Tabel Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Umur (bulan) Panjang Badan (cm)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 44.2 46.1 48.0 49.9 51.8 53.7 55.6
1 48.9 50.8 52.8 54.7 56.7 58.6 60.6
2 52.4 54.4 56.4 58.4 60.4 62.4 64.4
3 55.3 57.3 59.4 61.4 63.5 65.5 67.6
4 57.6 59.7 61.8 63.9 66.0 68.0 70.1
5 59.6 61.7 63.8 65.9 68.0 70.1 72.2
6 61.2 63.3 65.5 67.6 69.8 71.9 74.0
7 62.7 64.8 67.0 69.2 71.3 73.5 75.7
8 64.0 66.2 68.4 70.6 72.8 75.0 77.2
9 65.2 67.5 69.7 72.0 74.2 76.5 78.7
10 66.4 68.7 71.0 73.3 75.6 77.9 80.1
11 67.6 69.9 72.2 74.5 76.9 79.2 81.5
12 68.6 71.0 73.4 75.7 78.1 80.5 82.9
13 69.6 72.1 74.5 76.9 79.3 81.8 84.2

251
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

14 70.6 73.1 75.6 78.0 80.5 83.0 85.5


15 71.6 74.1 76.6 79.1 81.7 84.2 86.7
16 72.5 75.0 77.6 80.2 82.8 85.4 88.0
17 73.3 76.0 78.6 81.2 83.9 86.5 89.2
18 74.2 76.9 79.6 82.3 85.0 87.7 90.4
19 75.0 77.7 80.5 83.2 86.0 88.8 91.5
20 75.8 78.6 81.4 84.2 87.0 89.8 92.6
21 76.5 79.4 82.3 85.1 88.0 90.9 93.8
22 77.2 80.2 83.1 86.0 89.0 91.9 94.9
23 78.0 81.0 83.9 86.9 89.9 92.9 95.9
24 * 78.7 81.7 84.8 87.8 90.9 93.9 97.0
Keterangan: *Pengukuran panjang badan dilakukan dalam keadaan anak telentang

c. Tabel Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Anak Laki-Laki Umur 24-
60 Bulan
Umur (bulan) Panjang Badan (cm)
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24 * 78.0 81.0 84.1 87.1 90.2 93.2 96.3
25 78.6 81.7 84.9 88.0 91.1 94.2 97.3
26 79.3 82.5 85.6 88.8 92.0 95.2 98.3
27 79.9 83.1 86.4 89.6 92.9 96.1 99.3
28 80.5 83.8 87.1 90.4 93.7 97.0 100.3
29 81.1 84.5 87.8 91.2 94.5 97.9 101.2
30 81.7 85.1 88.5 91.9 95.3 98.7 102.1
31 82.3 85.7 89.2 92.7 96.1 99.6 103.0
32 82.8 86.4 89.9 93.4 96.9 100.4 103.9
33 83.4 86.9 90.5 94.1 97.6 101.2 104.8
34 83.9 87.5 91.1 94.8 98.4 102.0 105.6
35 84.4 88.1 91.8 95.4 99.1 102.7 106.4
36 85.0 88.7 92.4 96.1 99.8 103.5 107.2
37 85.5 89.2 93.0 96.7 100.5 104.2 108.0
38 86.0 89.8 93.6 97.4 101.2 105.0 108.8
39 86.5 90.3 94.2 98.0 101.8 105.7 109.5
40 87.0 90.9 94.7 98.6 102.5 106.4 110.3
41 87.5 91.4 95.3 99.2 103.2 107.1 111.0
42 88.0 91.9 95.9 99.9 103.8 107.8 111.7
43 88.4 92.4 96.4 100.4 104.5 108.5 112.5
44 88.9 93.0 97.0 101.0 105.1 109.1 113.2
45 89.4 93.5 97.5 101.6 105.7 109.8 113.9
46 89.8 94.0 98.1 102.2 106.3 110.4 114.6
47 90.3 94.4 98.6 102.8 106.9 111.1 115.2
48 90.7 94.9 99.1 103.3 107.5 111.7 115.9
49 91.2 95.4 99.7 103.9 108.1 112.4 116.6
50 91.6 95.9 100.2 104.4 108.7 113.0 117.3

252
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

51 92.1 96.4 100.7 105.0 109.3 113.6 117.9


52 92.5 96.9 101.2 105.6 109.9 114.2 118.6
53 93.0 97.4 101.7 106.1 110.5 114.9 119.2
54 93.4 97.8 102.3 106.7 111.1 115.5 119.9
55 93.9 98.3 102.8 107.2 111.7 116.1 120.6
56 94.3 98.8 103.3 107.8 112.3 116.7 121.2
57 94.7 99.3 103.8 108.3 112.8 117.4 121.9
58 95.2 99.7 104.3 108.9 113.4 118.0 122.6
59 95.6 100.2 104.8 109.4 114.0 118.6 123.2
60 96.1 100.7 105.3 110.0 114.6 119.2 123.9
Keterangan: *Pengukuran panjang badan dilakukan dalam keadaan anak telentang

d. Tabel Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-Laki Umur 0-24
Bulan

Panjang Badan Berat Badan (Kg)


(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
45.0 1.9 2.0 2.2 2.4 2.7 3.0 3.3
45.5 1.9 2.1 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4
46.0 2.0 2.2 2.4 2.6 2.9 3.1 3.5
46.5 2.1 2.3 2.5 2.7 3.0 3.2 3.6
47.0 2.1 2.3 2.5 2.8 3.0 3.3 3.7
47.5 2.2 2.4 2.6 2.9 3.1 3.4 3.8
48.0 2.3 2.5 2.7 2.9 3.2 3.6 3.9
48.5 2.3 2.6 2.8 3.0 3.3 3.7 4.0
49.0 2.4 2.6 2.9 3.1 3.4 3.8 4.2
49.5 2.5 2.7 3.0 3.2 3.5 3.9 4.3
50.0 2.6 2.8 3.0 3.3 3.6 4.0 4.4
50.5 2.7 2.9 3.1 3.4 3.8 4.1 4.5
51.0 2.7 3.0 3.2 3.5 3.9 4.2 4.7
51.5 2.8 3.1 3.3 3.6 4.0 4.4 4.8
52.0 2.9 3.2 3.5 3.8 4.1 4.5 5.0
52.5 3.0 3.3 3.6 3.9 4.2 4.6 5.1
53.0 3.1 3.4 3.7 4.0 4.4 4.8 5.3
53.5 3.2 3.5 3.8 4.1 4.5 4.9 5.4
54.0 3.3 3.6 3.9 4.3 4.7 5.1 5.6
54.5 3.4 3.7 4.0 4.4 4.8 5.3 5.8
55.0 3.6 3.8 4.2 4.5 5.0 5.4 6.0
55.5 3.7 4.0 4.3 4.7 5.1 5.6 6.1
56.0 3.8 4.1 4.4 4.8 5.3 5.8 6.3
56.5 3.9 4.2 4.6 5.0 5.4 5.9 6.5
57.0 4.0 4.3 4.7 5.1 5.6 6.1 6.7
57.5 4.1 4.5 4.9 5.3 5.7 6.3 6.9
58.0 4.3 4.6 5.0 5.4 5.9 6.4 7.1

253
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

58.5 4.4 4.7 5.1 5.6 6.1 6.6 7.2


59.0 4.5 4.8 5.3 5.7 6.2 6.8 7.4
59.5 4.6 5.0 5.4 5.9 6.4 7.0 7.6
60.0 4.7 5.1 5.5 6.0 6.5 7.1 7.8
60.5 4.8 5.2 5.6 6.1 6.7 7.3 8.0
61.0 4.9 5.3 5.8 6.3 6.8 7.4 8.1
61.5 5.0 5.4 5.9 6.4 7.0 7.6 8.3
62.0 5.1 5.6 6.0 6.5 7.1 7.7 8.5
62.5 5.2 5.7 6.1 6.7 7.2 7.9 8.6
63.0 5.3 5.8 6.2 6.8 7.4 8.0 8.8
63.5 5.4 5.9 6.4 6.9 7.5 8.2 8.9
64.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.6 8.3 9.1
64.5 5.6 6.1 6.6 7.1 7.8 8.5 9.3
65.0 5.7 6.2 6.7 7.3 7.9 8.6 9.4
65.5 5.8 6.3 6.8 7.4 8.0 8.7 9.6
66.0 5.9 6.4 6.9 7.5 8.2 8.9 9.7
66.5 6.0 6.5 7.0 7.6 8.3 9.0 9.9
67.0 6.1 6.6 7.1 7.7 8.4 9.2 10.0
67.5 6.2 6.7 7.2 7.9 8.5 9.3 10.2
68.0 6.3 6.8 7.3 8.0 8.7 9.4 10.3
68.5 6.4 6.9 7.5 8.1 8.8 9.6 10.5
69.0 6.5 7.0 7.6 8.2 8.9 9.7 10.6
69.5 6.6 7.1 7.7 8.3 9.0 9.8 10.8
70.0 6.6 7.2 7.8 8.4 9.2 10.0 10.9
70.5 6.7 7.3 7.9 8.5 9.3 10.1 11.1
71.0 6.8 7.4 8.0 8.6 9.4 10.2 11.2
71.5 6.9 7.5 8.1 8.8 9.5 10.4 11.3
72.0 7.0 7.6 8.2 8.9 9.6 10.5 11.5
72.5 7.1 7.6 8.3 9.0 9.8 10.6 11.6
73.0 7.2 7.7 8.4 9.1 9.9 10.8 11.8
73.5 7.2 7.8 8.5 9.2 10.0 10.9 11.9
74.0 7.3 7.9 8.6 9.3 10.1 11.0 12.1
74.5 7.4 8.0 8.7 9.4 10.2 11.2 12.2
75.0 7.5 8.1 8.8 9.5 10.3 11.3 12.3
75.5 7.6 8.2 8.8 9.6 10.4 11.4 12.5
76.0 7.6 8.3 8.9 9.7 10.6 11.5 12.6
76.5 7.7 8.3 9.0 9.8 10.7 11.6 12.7
77.0 7.8 8.4 9.1 9.9 10.8 11.7 12.8
77.5 7.9 8.5 9.2 10.0 10.9 11.9 13.0
78.0 7.9 8.6 9.3 10.1 11.0 12.0 13.1
78.5 8.0 8.7 9.4 10.2 11.1 12.1 13.2
79.0 8.1 8.7 9.5 10.3 11.2 12.2 13.3
79.5 8.2 8.8 9.5 10.4 11.3 12.3 13.4
80.0 8.2 8.9 9.6 10.4 11.4 12.4 13.6

254
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

80.5 8.3 9.0 9.7 10.5 11.5 12.5 13.7


81.0 8.4 9.1 9.8 10.6 11.6 12.6 13.8
81.5 8.5 9.1 9.9 10.7 11.7 12.7 13.9
82.0 8.5 9.2 10.0 10.8 11.8 12.8 14.0
82.5 8.6 9.3 10.1 10.9 11.9 13.0 14.2
83.0 8.7 9.4 10.2 11.0 12.0 13.1 14.3
83.5 8.8 9.5 10.3 11.2 12.1 13.2 14.4
84.0 8.9 9.6 10.4 11.3 12.2 13.3 14.6
84.5 9.0 9.7 10.5 11.4 12.4 13.5 14.7
85.0 9.1 9.8 10.6 11.5 12.5 13.6 14.9
85.5 9.2 9.9 10.7 11.6 12.6 13.7 15.0
86.0 9.3 10.0 10.8 11.7 12.8 13.9 15.2
86.5 9.4 10.1 11.0 11.9 12.9 14.0 15.3
87.0 9.5 10.2 11.1 12.0 13.0 14.2 15.5
87.5 9.6 10.4 11.2 12.1 13.2 14.3 15.6
88.0 9.7 10.5 11.3 12.2 13.3 14.5 15.8
88.5 9.8 10.6 11.4 12.4 13.4 14.6 15.9
89.0 9.9 10.7 11.5 12.5 13.5 14.7 16.1
89.5 10.0 10.8 11.6 12.6 13.7 14.9 16.2
90.0 10.1 10.9 11.8 12.7 13.8 15.0 16.4
90.5 10.2 11.0 11.9 12.8 13.9 15.1 16.5
91.0 10.3 11.1 12.0 13.0 14.1 15.3 16.7
91.5 10.4 11.2 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8
92.0 10.5 11.3 12.2 13.2 14.3 15.6 17.0
92.5 10.6 11.4 12.3 13.3 14.4 15.7 17.1
93.0 10.7 11.5 12.4 13.4 14.6 15.8 17.3
93.5 10.7 11.6 12.5 13.5 14.7 16.0 17.4
94.0 10.8 11.7 12.6 13.7 14.8 16.1 17.6
94.5 10.9 11.8 12.7 13.8 14.9 16.3 17.7
95.0 11.0 11.9 12.8 13.9 15.1 16.4 17.9
95.5 11.1 12.0 12.9 14.0 15.2 16.5 18.0
96.0 11.2 12.1 13.1 14.1 15.3 16.7 18.2
96.5 11.3 12.2 13.2 14.3 15.5 16.8 18.4
97.0 11.4 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.5
97.5 11.5 12.4 13.4 14.5 15.7 17.1 18.7
98.0 11.6 12.5 13.5 14.6 15.9 17.3 18.9
98.5 11.7 12.6 13.6 14.8 16.0 17.5 19.1
99.0 11.8 12.7 13.7 14.9 16.2 17.6 19.2
99.5 11.9 12.8 13.9 15.0 16.3 17.8 19.4
100.0 12.0 12.9 14.0 15.2 16.5 18.0 19.6
100.5 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.1 19.8
101.0 12.2 13.2 14.2 15.4 16.8 18.3 20.0
101.5 12.3 13.3 14.4 15.6 16.9 18.5 20.2
102.0 12.4 13.4 14.5 15.7 17.1 18.7 20.4
102.5 12.5 13.5 14.6 15.9 17.3 18.8 20.6

255
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

103.0 12.6 13.6 14.8 16.0 17.4 19.0 20.8


103.5 12.7 13.7 14.9 16.2 17.6 19.2 21.0
104.0 12.8 13.9 15.0 16.3 17.8 19.4 21.2
104.5 12.9 14.0 15.2 16.5 17.9 19.6 21.5
105.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.1 19.8 21.7
105.5 13.2 14.2 15.4 16.8 18.3 20.0 21.9
106.0 13.3 14.4 15.6 16.9 18.5 20.2 22.1
106.5 13.4 14.5 15.7 17.1 18.6 20.4 22.4
107.0 13.5 14.6 15.9 17.3 18.8 20.6 22.6
107.5 13.6 14.7 16.0 17.4 19.0 20.8 22.8
108.0 13.7 14.9 16.2 17.6 19.2 21.0 23.1
108.5 13.8 15.0 16.3 17.8 19.4 21.2 23.3
109.0 14.0 15.1 16.5 17.9 19.6 21.4 23.6
109.5 14.1 15.3 16.6 18.1 19.8 21.7 23.8
110.0 14.2 15.4 16.8 18.3 20.0 21.9 24.1

e. Tabel Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-Laki Umur
24-60 Bulan

Tinggi Badan Berat Badan (Kg)


(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
65.0 5.9 6.3 6.9 7.4 8.1 8.8 9.6
65.5 6.0 6.4 7.0 7.6 8.2 8.9 9.8
66.0 6.1 6.5 7.1 7.7 8.3 9.1 9.9
66.5 6.1 6.6 7.2 7.8 8.5 9.2 10.1
67.0 6.2 6.7 7.3 7.9 8.6 9.4 10.2
67.5 6.3 6.8 7.4 8.0 8.7 9.5 10.4
68.0 6.4 6.9 7.5 8.1 8.8 9.6 10.5
68.5 6.5 7.0 7.6 8.2 9.0 9.8 10.7
69.0 6.6 7.1 7.7 8.4 9.1 9.9 10.8
69.5 6.7 7.2 7.8 8.5 9.2 10.0 11.0
70.0 6.8 7.3 7.9 8.6 9.3 10.2 11.1
70.5 6.9 7.4 8.0 8.7 9.5 10.3 11.3
71.0 6.9 7.5 8.1 8.8 9.6 10.4 11.4
71.5 7.0 7.6 8.2 8.9 9.7 10.6 11.6
72.0 7.1 7.7 8.3 9.0 9.8 10.7 11.7
72.5 7.2 7.8 8.4 9.1 9.9 10.8 11.8
73.0 7.3 7.9 8.5 9.2 10.0 11.0 12.0
73.5 7.4 7.9 8.6 9.3 10.2 11.1 12.1
74.0 7.4 8.0 8.7 9.4 10.3 11.2 12.2
74.5 7.5 8.1 8.8 9.5 10.4 11.3 12.4
75.0 7.6 8.2 8.9 9.6 10.5 11.4 12.5
75.5 7.7 8.3 9.0 9.7 10.6 11.6 12.6
76.0 7.7 8.4 9.1 9.8 10.7 11.7 12.8

256
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

76.5 7.8 8.5 9.2 9.9 10.8 11.8 12.9


77.0 7.9 8.5 9.2 10.0 10.9 11.9 13.0
77.5 8.0 8.6 9.3 10.1 11.0 12.0 13.1
78.0 8.0 8.7 9.4 10.2 11.1 12.1 13.3
78.5 8.1 8.8 9.5 10.3 11.2 12.2 13.4
79.0 8.2 8.8 9.6 10.4 11.3 12.3 13.5
79.5 8.3 8.9 9.7 10.5 11.4 12.4 13.6
80.0 8.3 9.0 9.7 10.6 11.5 12.6 13.7
80.5 8.4 9.1 9.8 10.7 11.6 12.7 13.8
81.0 8.5 9.2 9.9 10.8 11.7 12.8 14.0
81.5 8.6 9.3 10.0 10.9 11.8 12.9 14.1
82.0 8.7 9.3 10.1 11.0 11.9 13.0 14.2
82.5 8.7 9.4 10.2 11.1 12.1 13.1 14.4
83.0 8.8 9.5 10.3 11.2 12.2 13.3 14.5
83.5 8.9 9.6 10.4 11.3 12.3 13.4 14.6
84.0 9.0 9.7 10.5 11.4 12.4 13.5 14.8
84.5 9.1 9.9 10.7 11.5 12.5 13.7 14.9
85.0 9.2 10.0 10.8 11.7 12.7 13.8 15.1
85.5 9.3 10.1 10.9 11.8 12.8 13.9 15.2
86.0 9.4 10.2 11.0 11.9 12.9 14.1 15.4
86.5 9.5 10.3 11.1 12.0 13.1 14.2 15.5
87.0 9.6 10.4 11.2 12.2 13.2 14.4 15.7
87.5 9.7 10.5 11.3 12.3 13.3 14.5 15.8
88.0 9.8 10.6 11.5 12.4 13.5 14.7 16.0
88.5 9.9 10.7 11.6 12.5 13.6 14.8 16.1
89.0 10.0 10.8 11.7 12.6 13.7 14.9 16.3
89.5 10.1 10.9 11.8 12.8 13.9 15.1 16.4
90.0 10.2 11.0 11.9 12.9 14.0 15.2 16.6
90.5 10.3 11.1 12.0 13.0 14.1 15.3 16.7
91.0 10.4 11.2 12.1 13.1 14.2 15.5 16.9
91.5 10.5 11.3 12.2 13.2 14.4 15.6 17.0
92.0 10.6 11.4 12.3 13.4 14.5 15.8 17.2
92.5 10.7 11.5 12.4 13.5 14.6 15.9 17.3
93.0 10.8 11.6 12.6 13.6 14.7 16.0 17.5
93.5 10.9 11.7 12.7 13.7 14.9 16.2 17.6
94.0 11.0 11.8 12.8 13.8 15.0 16.3 17.8
94.5 11.1 11.9 12.9 13.9 15.1 16.5 17.9
95.0 11.1 12.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.1
95.5 11.2 12.1 13.1 14.2 15.4 16.7 18.3
96.0 11.3 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.4
96.5 11.4 12.3 13.3 14.4 15.7 17.0 18.6
97.0 11.5 12.4 13.4 14.6 15.8 17.2 18.8
97.5 11.6 12.5 13.6 14.7 15.9 17.4 18.9
98.0 11.7 12.6 13.7 14.8 16.1 17.5 19.1
98.5 11.8 12.8 13.8 14.9 16.2 17.7 19.3

257
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

99.0 11.9 12.9 13.9 15.1 16.4 17.9 19.5


99.5 12.0 13.0 14.0 15.2 16.5 18.0 19.7
100.0 12.1 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.9
100.5 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.4 20.1
101.0 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.5 20.3
101.5 12.4 13.4 14.5 15.8 17.2 18.7 20.5
102.0 12.5 13.6 14.7 15.9 17.3 18.9 20.7
102.5 12.6 13.7 14.8 16.1 17.5 19.1 20.9
103.0 12.8 13.8 14.9 16.2 17.7 19.3 21.1
103.5 12.9 13.9 15.1 16.4 17.8 19.5 21.3
104.0 13.0 14.0 15.2 16.5 18.0 19.7 21.6
104.5 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.9 21.8
105.0 13.2 14.3 15.5 16.8 18.4 20.1 22.0
105.5 13.3 14.4 15.6 17.0 18.5 20.3 22.2
106.0 13.4 14.5 15.8 17.2 18.7 20.5 22.5
106.5 13.5 14.7 15.9 17.3 18.9 20.7 22.7
107.0 13.7 14.8 16.1 17.5 19.1 20.9 22.9
107.5 13.8 14.9 16.2 17.7 19.3 21.1 23.2
108.0 13.9 15.1 16.4 17.8 19.5 21.3 23.4
108.5 14.0 15.2 16.5 18.0 19.7 21.5 23.7
109.0 14.1 15.3 16.7 18.2 19.8 21.8 23.9
109.5 14.3 15.5 16.8 18.3 20.0 22.0 24.2
110.0 14.4 15.6 17.0 18.5 20.2 22.2 24.4
110.5 14.5 15.8 17.1 18.7 20.4 22.4 24.7
111.0 14.6 15.9 17.3 18.9 20.7 22.7 25.0
111.5 14.8 16.0 17.5 19.1 20.9 22.9 25.2
112.0 14.9 16.2 17.6 19.2 21.1 23.1 25.5
112.5 15.0 16.3 17.8 19.4 21.3 23.4 25.8
113.0 15.2 16.5 18.0 19.6 21.5 23.6 26.0
113.5 15.3 16.6 18.1 19.8 21.7 23.9 26.3
114.0 15.4 16.8 18.3 20.0 21.9 24.1 26.6
114.5 15.6 16.9 18.5 20.2 22.1 24.4 26.9
115.0 15.7 17.1 18.6 20.4 22.4 24.6 27.2
115.5 15.8 17.2 18.8 20.6 22.6 24.9 27.5
116.0 16.0 17.4 19.0 20.8 22.8 25.1 27.8
116.5 16.1 17.5 19.2 21.0 23.0 25.4 28.0
117.0 16.2 17.7 19.3 21.2 23.3 25.6 28.3
117.5 16.4 17.9 19.5 21.4 23.5 25.9 28.6
118.0 16.5 18.0 19.7 21.6 23.7 26.1 28.9
118.5 16.7 18.2 19.9 21.8 23.9 26.4 29.2
119.0 16.8 18.3 20.0 22.0 24.1 26.6 29.5
119.5 16.9 18.5 20.2 22.2 24.4 26.9 29.8
120.0 17.1 18.6 20.4 22.4 24.6 27.2 30.1

258
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

f. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan

Umur (bulan) Indeks Massa Tubuh (IMT)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 10.2 11.1 12.2 13.4 14.8 16.3 18.1
1 11.3 12.4 13.6 14.9 16.3 17.8 19.4
2 12.5 13.7 15.0 16.3 17.8 19.4 21.1
3 13.1 14.3 15.5 16.9 18.4 20.0 21.8
4 13.4 14.5 15.8 17.2 18.7 20.3 22.1
5 13.5 14.7 15.9 17.3 18.8 20.5 22.3
6 13.6 14.7 16.0 17.3 18.8 20.5 22.3
7 13.7 14.8 16.0 17.3 18.8 20.5 22.3
8 13.6 14.7 15.9 17.3 18.7 20.4 22.2
9 13.6 14.7 15.8 17.2 18.6 20.3 22.1
10 13.5 14.6 15.7 17.0 18.5 20.1 22.0
11 13.4 14.5 15.6 16.9 18.4 20.0 21.8
12 13.4 14.4 15.5 16.8 18.2 19.8 21.6
13 13.3 14.3 15.4 16.7 18.1 19.7 21.5
14 13.2 14.2 15.3 16.6 18.0 19.5 21.3
15 13.1 14.1 15.2 16.4 17.8 19.4 21.2
16 13.1 14.0 15.1 16.3 17.7 19.3 21.0
17 13.0 13.9 15.0 16.2 17.6 19.1 20.9
18 12.9 13.9 14.9 16.1 17.5 19.0 20.8
19 12.9 13.8 14.9 16.1 17.4 18.9 20.7
20 12.8 13.7 14.8 16.0 17.3 18.8 20.6
21 12.8 13.7 14.7 15.9 17.2 18.7 20.5
22 12.7 13.6 14.7 15.8 17.2 18.7 20.4
23 12.7 13.6 14.6 15.8 17.1 18.6 20.3
24* 12.7 13.6 14.6 15.7 17.0 18.5 20.3
Keterangan: * Pengukuran PB dilakukan dalam keadaaan anak telentang

259
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

g. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 24-60 Bulan

Umur (bulan) Indeks Massa Tubuh (IMT)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24* 12.9 13.8 14.8 16.0 17.3 18.9 20.6
25 12.8 13.8 14.8 16.0 17.3 18.8 20.5
26 12.8 13.7 14.8 15.9 17.3 18.8 20.5
27 12.7 13.7 14.7 15.9 17.2 18.7 20.4
28 12.7 13.6 14.7 15.9 17.2 18.7 20.4
29 12.7 13.6 14.7 15.8 17.1 18.6 20.3
30 12.6 13.6 14.6 15.8 17.1 18.6 20.2
31 12.6 13.5 14.6 15.8 17.1 18.5 20.2
32 12.5 13.5 14.6 15.7 17.0 18.5 20.1
33 12.5 13.5 14.5 15.7 17.0 18.5 20.1
34 12.5 13.4 14.5 15.7 17.0 18.4 20.0
35 12.4 13.4 14.5 15.6 16.9 18.4 20.0
36 12.4 13.4 14.4 15.6 16.9 18.4 20.0
37 12.4 13.3 14.4 15.6 16.9 18.3 19.9
38 12.3 13.3 14.4 15.5 16.8 18.3 19.9
39 12.3 13.3 14.3 15.5 16.8 18.3 19.9
40 12.3 13.2 14.3 15.5 16.8 18.2 19.9
41 12.2 13.2 14.3 15.5 16.8 18.2 19.9
42 12.2 13.2 14.3 15.4 16.8 18.2 19.8
43 12.2 13.2 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8
44 12.2 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8
45 12.2 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8
46 12.1 13.1 14.2 15.4 16.7 18.2 19.8
47 12.1 13.1 14.2 15.3 16.7 18.2 19.9
48 12.1 13.1 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9
49 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9
50 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.2 19.9
51 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.2 19.9
52 12.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.2 19.9
53 12.0 13.0 14.1 15.3 16.6 18.2 20.0
54 12.0 13.0 14.0 15.3 16.6 18.2 20.0
55 12.0 13.0 14.0 15.2 16.6 18.2 20.0
56 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 20.1
57 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 20.1
58 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.2
59 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.2
60 12.0 12.9 14.0 15.2 16.6 18.3 20.3
Keterangan: * Pengukuran TB dilakukan dalam keadaan anak berdiri

260
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

h. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 60-72 Bulan

Umur Indeks Massa Tubuh (IMT)


Tahun Bulan -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
5 1 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.3 20.2
5 2 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.3 20.2
5 3 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.2
5 4 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.3
5 5 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.3
5 6 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.4
5 7 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.4
5 8 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.5
5 9 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.5
5 10 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.5 20.6
5 11 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.5 20.6
6 0 12.1 13.0 14.1 15.3 16.8 18.5 20.7

i. Tabel Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan
Umur (bulan) Berat Badan (Kg)
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 2.0 2.4 2.8 3.2 3.7 4.2 4.8
1 2.7 3.2 3.6 4.2 4.8 5.5 6.2
2 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5
3 4.0 4.5 5.2 5.8 6.6 7.5 8.5
4 4.4 5.0 5.7 6.4 7.3 8.2 9.3
5 4.8 5.4 6.1 6.9 7.8 8.8 10.0
6 5.1 5.7 6.5 7.3 8.2 9.3 10.6
7 5.3 6.0 6.8 7.6 8.6 9.8 11.1
8 5.6 6.3 7.0 7.9 9.0 10.2 11.6
9 5.8 6.5 7.3 8.2 9.3 10.5 12.0
10 5.9 6.7 7.5 8.5 9.6 10.9 12.4
11 6.1 6.9 7.7 8.7 9.9 11.2 12.8
12 6.3 7.0 7.9 8.9 10.1 11.5 13.1
13 6.4 7.2 8.1 9.2 10.4 11.8 13.5
14 6.6 7.4 8.3 9.4 10.6 12.1 13.8
15 6.7 7.6 8.5 9.6 10.9 12.4 14.1
16 6.9 7.7 8.7 9.8 11.1 12.6 14.5
17 7.0 7.9 8.9 10.0 11.4 12.9 14.8
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
21 7.6 8.6 9.6 10.9 12.3 14.0 16.0
22 7.8 8.7 9.8 11.1 12.5 14.3 16.4
23 7.9 8.9 10.0 11.3 12.8 14.6 16.7

261
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

24 8.1 9.0 10.2 11.5 13.0 14.8 17.0


25 8.2 9.2 10.3 11.7 13.3 15.1 17.3
26 8.4 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.7
27 8.5 9.5 10.7 12.1 13.7 15.7 18.0
28 8.6 9.7 10.9 12.3 14.0 16.0 18.3
29 8.8 9.8 11.1 12.5 14.2 16.2 18.7
30 8.9 10.0 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0
31 9.0 10.1 11.4 12.9 14.7 16.8 19.3
32 9.1 10.3 11.6 13.1 14.9 17.1 19.6
33 9.3 10.4 11.7 13.3 15.1 17.3 20.0
34 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.6 20.3
35 9.5 10.7 12.0 13.7 15.6 17.9 20.6
36 9.6 10.8 12.2 13.9 15.8 18.1 20.9
37 9.7 10.9 12.4 14.0 16.0 18.4 21.3
38 9.8 11.1 12.5 14.2 16.3 18.7 21.6
39 9.9 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0 22.0
40 10.1 11.3 12.8 14.6 16.7 19.2 22.3
41 10.2 11.5 13.0 14.8 16.9 19.5 22.7
42 10.3 11.6 13.1 15.0 17.2 19.8 23.0
43 10.4 11.7 13.3 15.2 17.4 20.1 23.4
44 10.5 11.8 13.4 15.3 17.6 20.4 23.7
45 10.6 12.0 13.6 15.5 17.8 20.7 24.1
46 10.7 12.1 13.7 15.7 18.1 20.9 24.5
47 10.8 12.2 13.9 15.9 18.3 21.2 24.8
48 10.9 12.3 14.0 16.1 18.5 21.5 25.2
49 11.0 12.4 14.2 16.3 18.8 21.8 25.5
50 11.1 12.6 14.3 16.4 19.0 22.1 25.9
51 11.2 12.7 14.5 16.6 19.2 22.4 26.3
52 11.3 12.8 14.6 16.8 19.4 22.6 26.6
53 11.4 12.9 14.8 17.0 19.7 22.9 27.0
54 11.5 13.0 14.9 17.2 19.9 23.2 27.4
55 11.6 13.2 15.1 17.3 20.1 23.5 27.7
56 11.7 13.3 15.2 17.5 20.3 23.8 28.1
57 11.8 13.4 15.3 17.7 20.6 24.1 28.5
58 11.9 13.5 15.5 17.9 20.8 24.4 28.8
59 12.0 13.6 15.6 18.0 21.0 24.6 29.2
60 12.1 13.7 15.8 18.2 21.2 24.9 29.5

262
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

j. Tabel Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Umur (bulan) Panjang Badan (cm)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 43.6 45.4 47.3 49.1 51.0 52.9 54.7
1 47.8 49.8 51.7 53.7 55.6 57.6 59.5
2 51.0 53.0 55.0 57.1 59.1 61.1 63.2
3 53.5 55.6 57.7 59.8 61.9 64.0 66.1
4 55.6 57.8 59.9 62.1 64.3 66.4 68.6
5 57.4 59.6 61.8 64.0 66.2 68.5 70.7
6 58.9 61.2 63.5 65.7 68.0 70.3 72.5
7 60.3 62.7 65.0 67.3 69.6 71.9 74.2
8 61.7 64.0 66.4 68.7 71.1 73.5 75.8
9 62.9 65.3 67.7 70.1 72.6 75.0 77.4
10 64.1 66.5 69.0 71.5 73.9 76.4 78.9
11 65.2 67.7 70.3 72.8 75.3 77.8 80.3
12 66.3 68.9 71.4 74.0 76.6 79.2 81.7
13 67.3 70.0 72.6 75.2 77.8 80.5 83.1
14 68.3 71.0 73.7 76.4 79.1 81.7 84.4
15 69.3 72.0 74.8 77.5 80.2 83.0 85.7
16 70.2 73.0 75.8 78.6 81.4 84.2 87.0
17 71.1 74.0 76.8 79.7 82.5 85.4 88.2
18 72.0 74.9 77.8 80.7 83.6 86.5 89.4
19 72.8 75.8 78.8 81.7 84.7 87.6 90.6
20 73.7 76.7 79.7 82.7 85.7 88.7 91.7
21 74.5 77.5 80.6 83.7 86.7 89.8 92.9
22 75.2 78.4 81.5 84.6 87.7 90.8 94.0
23 76.0 79.2 82.3 85.5 88.7 91.9 95.0
24* 76.7 80.0 83.2 86.4 89.6 92.9 96.1
Keterangan: * Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak telentang

k. Tabel Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Umur (bulan) Tinggi Badan (cm)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24* 76.0 79.3 82.5 85.7 88.9 92.2 95.4
25 76.8 80.0 83.3 86.6 89.9 93.1 96.4
26 77.5 80.8 84.1 87.4 90.8 94.1 97.4
27 78.1 81.5 84.9 88.3 91.7 95.0 98.4
28 78.8 82.2 85.7 89.1 92.5 96.0 99.4
29 79.5 82.9 86.4 89.9 93.4 96.9 100.3
30 80.1 83.6 87.1 90.7 94.2 97.7 101.3

263
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

31 80.7 84.3 87.9 91.4 95.0 98.6 102.2


32 81.3 84.9 88.6 92.2 95.8 99.4 103.1
33 81.9 85.6 89.3 92.9 96.6 100.3 103.9
34 82.5 86.2 89.9 93.6 97.4 101.1 104.8
35 83.1 86.8 90.6 94.4 98.1 101.9 105.6
36 83.6 87.4 91.2 95.1 98.9 102.7 106.5
37 84.2 88.0 91.9 95.7 99.6 103.4 107.3
38 84.7 88.6 92.5 96.4 100.3 104.2 108.1
39 85.3 89.2 93.1 97.1 101.0 105.0 108.9
40 85.8 89.8 93.8 97.7 101.7 105.7 109.7
41 86.3 90.4 94.4 98.4 102.4 106.4 110.5
42 86.8 90.9 95.0 99.0 103.1 107.2 111.2
43 87.4 91.5 95.6 99.7 103.8 107.9 112.0
44 87.9 92.0 96.2 100.3 104.5 108.6 112.7
45 88.4 92.5 96.7 100.9 105.1 109.3 113.5
46 88.9 93.1 97.3 101.5 105.8 110.0 114.2
47 89.3 93.6 97.9 102.1 106.4 110.7 114.9
48 89.8 94.1 98.4 102.7 107.0 111.3 115.7
49 90.3 94.6 99.0 103.3 107.7 112.0 116.4
50 90.7 95.1 99.5 103.9 108.3 112.7 117.1
51 91.2 95.6 100.1 104.5 108.9 113.3 117.7
52 91.7 96.1 100.6 105.0 109.5 114.0 118.4
53 92.1 96.6 101.1 105.6 110.1 114.6 119.1
54 92.6 97.1 101.6 106.2 110.7 115.2 119.8
55 93.0 97.6 102.2 106.7 111.3 115.9 120.4
56 93.4 98.1 102.7 107.3 111.9 116.5 121.1
57 93.9 98.5 103.2 107.8 112.5 117.1 121.8
58 94.3 99.0 103.7 108.4 113.0 117.7 122.4
59 94.7 99.5 104.2 108.9 113.6 118.3 123.1
60 95.2 99.9 104.7 109.4 114.2 118.9 123.7
Keterangan: * Pengukuran TB dilakukan dalam keadaan anak berdiri

l. Tabel Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Panjang Badan Berat Badan (Kg)


(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
45.0 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 3.0 3.3
45.5 2.0 2.1 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4
46.0 2.0 2.2 2.4 2.6 2.9 3.2 3.5
46.5 2.1 2.3 2.5 2.7 3.0 3.3 3.6
47.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.1 3.4 3.7
47.5 2.2 2.4 2.6 2.9 3.2 3.5 3.8
48.0 2.3 2.5 2.7 3.0 3.3 3.6 4.0

264
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

48.5 2.4 2.6 2.8 3.1 3.4 3.7 4.1


49.0 2.4 2.6 2.9 3.2 3.5 3.8 4.2
49.5 2.5 2.7 3.0 3.3 3.6 3.9 4.3
50.0 2.6 2.8 3.1 3.4 3.7 4.0 4.5
50.5 2.7 2.9 3.2 3.5 3.8 4.2 4.6
51.0 2.8 3.0 3.3 3.6 3.9 4.3 4.8
51.5 2.8 3.1 3.4 3.7 4.0 4.4 4.9
52.0 2.9 3.2 3.5 3.8 4.2 4.6 5.1
52.5 3.0 3.3 3.6 3.9 4.3 4.7 5.2
53.0 3.1 3.4 3.7 4.0 4.4 4.9 5.4
53.5 3.2 3.5 3.8 4.2 4.6 5.0 5.5
54.0 3.3 3.6 3.9 4.3 4.7 5.2 5.7
54.5 3.4 3.7 4.0 4.4 4.8 5.3 5.9
55.0 3.5 3.8 4.2 4.5 5.0 5.5 6.1
55.5 3.6 3.9 4.3 4.7 5.1 5.7 6.3
56.0 3.7 4.0 4.4 4.8 5.3 5.8 6.4
56.5 3.8 4.1 4.5 5.0 5.4 6.0 6.6
57.0 3.9 4.3 4.6 5.1 5.6 6.1 6.8
57.5 4.0 4.4 4.8 5.2 5.7 6.3 7.0
58.0 4.1 4.5 4.9 5.4 5.9 6.5 7.1
58.5 4.2 4.6 5.0 5.5 6.0 6.6 7.3
59.0 4.3 4.7 5.1 5.6 6.2 6.8 7.5
59.5 4.4 4.8 5.3 5.7 6.3 6.9 7.7
60.0 4.5 4.9 5.4 5.9 6.4 7.1 7.8
60.5 4.6 5.0 5.5 6.0 6.6 7.3 8.0
61.0 4.7 5.1 5.6 6.1 6.7 7.4 8.2
61.5 4.8 5.2 5.7 6.3 6.9 7.6 8.4
62.0 4.9 5.3 5.8 6.4 7.0 7.7 8.5
62.5 5.0 5.4 5.9 6.5 7.1 7.8 8.7
63.0 5.1 5.5 6.0 6.6 7.3 8.0 8.8
63.5 5.2 5.6 6.2 6.7 7.4 8.1 9.0
64.0 5.3 5.7 6.3 6.9 7.5 8.3 9.1
64.5 5.4 5.8 6.4 7.0 7.6 8.4 9.3
65.0 5.5 5.9 6.5 7.1 7.8 8.6 9.5
65.5 5.5 6.0 6.6 7.2 7.9 8.7 9.6
66.0 5.6 6.1 6.7 7.3 8.0 8.8 9.8
66.5 5.7 6.2 6.8 7.4 8.1 9.0 9.9
67.0 5.8 6.3 6.9 7.5 8.3 9.1 10.0
67.5 5.9 6.4 7.0 7.6 8.4 9.2 10.2
68.0 6.0 6.5 7.1 7.7 8.5 9.4 10.3
68.5 6.1 6.6 7.2 7.9 8.6 9.5 10.5
69.0 6.1 6.7 7.3 8.0 8.7 9.6 10.6
69.5 6.2 6.8 7.4 8.1 8.8 9.7 10.7
70.0 6.3 6.9 7.5 8.2 9.0 9.9 10.9
70.5 6.4 6.9 7.6 8.3 9.1 10.0 11.0

265
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

71.0 6.5 7.0 7.7 8.4 9.2 10.1 11.1


71.5 6.5 7.1 7.7 8.5 9.3 10.2 11.3
72.0 6.6 7.2 7.8 8.6 9.4 10.3 11.4
72.5 6.7 7.3 7.9 8.7 9.5 10.5 11.5
73.0 6.8 7.4 8.0 8.8 9.6 10.6 11.7
73.5 6.9 7.4 8.1 8.9 9.7 10.7 11.8
74.0 6.9 7.5 8.2 9.0 9.8 10.8 11.9
74.5 7.0 7.6 8.3 9.1 9.9 10.9 12.0
75.0 7.1 7.7 8.4 9.1 10.0 11.0 12.2
75.5 7.1 7.8 8.5 9.2 10.1 11.1 12.3
76.0 7.2 7.8 8.5 9.3 10.2 11.2 12.4
76.5 7.3 7.9 8.6 9.4 10.3 11.4 12.5
77.0 7.4 8.0 8.7 9.5 10.4 11.5 12.6
77.5 7.4 8.1 8.8 9.6 10.5 11.6 12.8
78.0 7.5 8.2 8.9 9.7 10.6 11.7 12.9
78.5 7.6 8.2 9.0 9.8 10.7 11.8 13.0
79.0 7.7 8.3 9.1 9.9 10.8 11.9 13.1
79.5 7.7 8.4 9.1 10.0 10.9 12.0 13.3
80.0 7.8 8.5 9.2 10.1 11.0 12.1 13.4
80.5 7.9 8.6 9.3 10.2 11.2 12.3 13.5
81.0 8.0 8.7 9.4 10.3 11.3 12.4 13.7
81.5 8.1 8.8 9.5 10.4 11.4 12.5 13.8
82.0 8.1 8.8 9.6 10.5 11.5 12.6 13.9
82.5 8.2 8.9 9.7 10.6 11.6 12.8 14.1
83.0 8.3 9.0 9.8 10.7 11.8 12.9 14.2
83.5 8.4 9.1 9.9 10.9 11.9 13.1 14.4
84.0 8.5 9.2 10.1 11.0 12.0 13.2 14.5
84.5 8.6 9.3 10.2 11.1 12.1 13.3 14.7
85.0 8.7 9.4 10.3 11.2 12.3 13.5 14.9
85.5 8.8 9.5 10.4 11.3 12.4 13.6 15.0
86.0 8.9 9.7 10.5 11.5 12.6 13.8 15.2
86.5 9.0 9.8 10.6 11.6 12.7 13.9 15.4
87.0 9.1 9.9 10.7 11.7 12.8 14.1 15.5
87.5 9.2 10.0 10.9 11.8 13.0 14.2 15.7
88.0 9.3 10.1 11.0 12.0 13.1 14.4 15.9
88.5 9.4 10.2 11.1 12.1 13.2 14.5 16.0
89.0 9.5 10.3 11.2 12.2 13.4 14.7 16.2
89.5 9.6 10.4 11.3 12.3 13.5 14.8 16.4
90.0 9.7 10.5 11.4 12.5 13.7 15.0 16.5
90.5 9.8 10.6 11.5 12.6 13.8 15.1 16.7
91.0 9.9 10.7 11.7 12.7 13.9 15.3 16.9
91.5 10.0 10.8 11.8 12.8 14.1 15.5 17.0
92.0 10.1 10.9 11.9 13.0 14.2 15.6 17.2
92.5 10.1 11.0 12.0 13.1 14.3 15.8 17.4
93.0 10.2 11.1 12.1 13.2 14.5 15.9 17.5

266
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

93.5 10.3 11.2 12.2 13.3 14.6 16.1 17.7


94.0 10.4 11.3 12.3 13.5 14.7 16.2 17.9
94.5 10.5 11.4 12.4 13.6 14.9 16.4 18.0
95.0 10.6 11.5 12.6 13.7 15.0 16.5 18.2
95.5 10.7 11.6 12.7 13.8 15.2 16.7 18.4
96.0 10.8 11.7 12.8 14.0 15.3 16.8 18.6
96.5 10.9 11.8 12.9 14.1 15.4 17.0 18.7
97.0 11.0 12.0 13.0 14.2 15.6 17.1 18.9
97.5 11.1 12.1 13.1 14.4 15.7 17.3 19.1
98.0 11.2 12.2 13.3 14.5 15.9 17.5 19.3
98.5 11.3 12.3 13.4 14.6 16.0 17.6 19.5
99.0 11.4 12.4 13.5 14.8 16.2 17.8 19.6
99.5 11.5 12.5 13.6 14.9 16.3 18.0 19.8
100.0 11.6 12.6 13.7 15.0 16.5 18.1 20.0
100.5 11.7 12.7 13.9 15.2 16.6 18.3 20.2
101.0 11.8 12.8 14.0 15.3 16.8 18.5 20.4
101.5 11.9 13.0 14.1 15.5 17.0 18.7 20.6
102.0 12.0 13.1 14.3 15.6 17.1 18.9 20.8
102.5 12.1 13.2 14.4 15.8 17.3 19.0 21.0
103.0 12.3 13.3 14.5 15.9 17.5 19.2 21.3
103.5 12.4 13.5 14.7 16.1 17.6 19.4 21.5
104.0 12.5 13.6 14.8 16.2 17.8 19.6 21.7
104.5 12.6 13.7 15.0 16.4 18.0 19.8 21.9
105.0 12.7 13.8 15.1 16.5 18.2 20.0 22.2
105.5 12.8 14.0 15.3 16.7 18.4 20.2 22.4
106.0 13.0 14.1 15.4 16.9 18.5 20.5 22.6
106.5 13.1 14.3 15.6 17.1 18.7 20.7 22.9
107.0 13.2 14.4 15.7 17.2 18.9 20.9 23.1
107.5 13.3 14.5 15.9 17.4 19.1 21.1 23.4
108.0 13.5 14.7 16.0 17.6 19.3 21.3 23.6
108.5 13.6 14.8 16.2 17.8 19.5 21.6 23.9
109.0 13.7 15.0 16.4 18.0 19.7 21.8 24.2
109.5 13.9 15.1 16.5 18.1 20.0 22.0 24.4
110.0 14.0 15.3 16.7 18.3 20.2 22.3 24.7

m. Tabel Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Tinggi Badan Berat Badan (Kg)


(cm) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
65.0 5.6 6.1 6.6 7.2 7.9 8.7 9.7
65.5 5.7 6.2 6.7 7.4 8.1 8.9 9.8
66.0 5.8 6.3 6.8 7.5 8.2 9.0 10.0
66.5 5.8 6.4 6.9 7.6 8.3 9.1 10.1
67.0 5.9 6.4 7.0 7.7 8.4 9.3 10.2

267
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

67.5 6.0 6.5 7.1 7.8 8.5 9.4 10.4


68.0 6.1 6.6 7.2 7.9 8.7 9.5 10.5
68.5 6.2 6.7 7.3 8.0 8.8 9.7 10.7
69.0 6.3 6.8 7.4 8.1 8.9 9.8 10.8
69.5 6. 6.9 7.5 8.2 9.0 9.9 10.9
70.0 6.4 7.0 7.6 8.3 9.1 10.0 11.1
70.5 6.5 7.1 7.7 8.4 9.2 10.1 11.2
71.0 6.6 7.1 7.8 8.5 9.3 10.3 11.3
71.5 6.7 7.2 7.9 8.6 9.4 10.4 11.5
72.0 6.7 7.3 8.0 8.7 9.5 10.5 11.6
72.5 6.8 7.4 8.1 8.8 9.7 10.6 11.7
73.0 6.9 7.5 8.1 8.9 9.8 10.7 11.8
73.5 7.0 7.6 8.2 9.0 9.9 10.8 12.0
74.0 7.0 7.6 8.3 9.1 10.0 11.0 12.1
74.5 7.1 7.7 8.4 9.2 10.1 11.1 12.2
75.0 7.2 7.8 8.5 9.3 10.2 11.2 12.3
75.5 7.2 7.9 8.6 9.4 10.3 11.3 12.5
76.0 7.3 8.0 8.7 9.5 10.4 11.4 12.6
76.5 7.4 8.0 8.7 9.6 10.5 11.5 12.7
77.0 7.5 8.1 8.8 9.6 10.6 11.6 12.8
77.5 7.5 8.2 8.9 9.7 10.7 11.7 12.9
78.0 7.6 8.3 9.0 9.8 10.8 11.8 13.1
78.5 7.7 8.4 9.1 9.9 10.9 12.0 13.2
79.0 7.8 8.4 9.2 10.0 11.0 12.1 13.3
79.5 7.8 8.5 9.3 10.1 11.1 12.2 13.4
80.0 7.9 8.6 9.4 10.2 11.2 12.3 13.6
80.5 8.0 8.7 9.5 10.3 11.3 12.4 13.7
81.0 8.1 8.8 9.6 10.4 11.4 12.6 13.9
81.5 8.2 8.9 9.7 10.6 11.6 12.7 14.0
82.0 8.3 9.0 9.8 10.7 11.7 12.8 14.1
82.5 8.4 9.1 9.9 10.8 11.8 13.0 14.3
83.0 8.5 9.2 10.0 10.9 11.9 13.1 14.5
83.5 8.5 9.3 10.1 11.0 12.1 13.3 14.6
84.0 8.6 9.4 10.2 11.1 12.2 13.4 14.8
84.5 8.7 9.5 10.3 11.3 12.3 13.5 14.9
85.0 8.8 9.6 10.4 11.4 12.5 13.7 15.1
85.5 8.9 9.7 10.6 11.5 12.6 13.8 15.3
86.0 9.0 9.8 10.7 11.6 12.7 14.0 15.4
86.5 9.1 9.9 10.8 11.8 12.9 14.2 15.6
87.0 9.2 10.0 10.9 11.9 13.0 14.3 15.8
87.5 9.3 10.1 11.0 12.0 13.2 14.5 15.9
88.0 9.4 10.2 11.1 12.1 13.3 14.6 16.1
88.5 9.5 10.3 11.2 12.3 13.4 14.8 16.3
89.0 9.6 10.4 11.4 12.4 13.6 14.9 16.4
89.5 9.7 10.5 11.5 12.5 13.7 15.1 16.6

268
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

90.0 9.8 10.6 11.6 12.6 13.8 15.2 16.8


90.5 9.9 10.7 11.7 12.8 14.0 15.4 16.9
91.0 10.0 10.9 11.8 12.9 14.1 15.5 17.1
91.5 10.1 11.0 11.9 13.0 14.3 15.7 17.3
92.0 10.2 11.1 12.0 13.1 14.4 15.8 17.4
92.5 10.3 11.2 12.1 13.3 14.5 16.0 17.6
93.0 10.4 11.3 12.3 13.4 14.7 16.1 17.8
93.5 10.5 11.4 12.4 13.5 14.8 16.3 17.9
94.0 10.6 11.5 12.5 13.6 14.9 16.4 18.1
94.5 10.7 11.6 12.6 13.8 15.1 16.6 18.3
95.0 10.8 11.7 12.7 13.9 15.2 16.7 18.5
95.5 10.8 11.8 12.8 14.0 15.4 16.9 18.6
96.0 10.9 11.9 12.9 14.1 15.5 17.0 18.8
96.5 11.0 12.0 13.1 14.3 15.6 17.2 19.0
97.0 11.1 12.1 13.2 14.4 15.8 17.4 19.2
97.5 11.2 12.2 13.3 14.5 15.9 17.5 19.3
98.0 11.3 12.3 13.4 14.7 16.1 17.7 19.5
98.5 11.4 12.4 13.5 14.8 16.2 17.9 19.7
99.0 11.5 12.5 13.7 14.9 16.4 18.0 19.9
99.5 11.6 12.7 13.8 15.1 16.5 18.2 20.1
100.0 11.7 12.8 13.9 15.2 16.7 18.4 20.3
100.5 11.9 12.9 14.1 15.4 16.9 18.6 20.5
101.0 12.0 13.0 14.2 15.5 17.0 18.7 20.7
101.5 12.1 13.1 14.3 15.7 17.2 18.9 20.9
102.0 12.2 13.3 14.5 15.8 17.4 19.1 21.1
102.5 12.3 13.4 14.6 16.0 17.5 19.3 21.4
103.0 12.4 13.5 14.7 16.1 17.7 19.5 21.6
103.5 12.5 13.6 14.9 16.3 17.9 19.7 21.8
104.0 12.6 13.8 15.0 16.4 18.1 19.9 22.0
104.5 12.8 13.9 15.2 16.6 18.2 20.1 22.3
105.0 12.9 14.0 15.3 16.8 18.4 20.3 22.5
105.5 13.0 14.2 15.5 16.9 18.6 20.5 22.7
106.0 13.1 14.3 15.6 17.1 18.8 20.8 23.0
106.5 13.3 14.5 15.8 17.3 19.0 21.0 23.2
107.0 13.4 14.6 15.9 17.5 19.2 21.2 23.5
107.5 13.5 14.7 16.1 17.7 19.4 21.4 23.7
108.0 13.7 14.9 16.3 17.8 19.6 21.7 24.0
108.5 13.8 15.0 16.4 18.0 19.8 21.9 24.3
109.0 13.9 15.2 16.6 18.2 20.0 22.1 24.5
109.5 14.1 15.4 16.8 18.4 20.3 22.4 24.8
110.0 14.2 15.5 17.0 18.6 20.5 22.6 25.1
110.5 14.4 15.7 17.1 18.8 20.7 22.9 25.4
111.0 14.5 15.8 17.3 19.0 20.9 23.1 25.7
111.5 14.7 16.0 17.5 19.2 21.2 23.4 26.0
112.0 14.8 16.2 17.7 19.4 21.4 23.6 26.2

269
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

112.5 15.0 16.3 17.9 19.6 21.6 23.9 26.5


113.0 15.1 16.5 18.0 19.8 21.8 24.2 26.8
113.5 15.3 16.7 18.2 20.0 22.1 24.4 27.1
114.0 15.4 16.8 18.4 20.2 22.3 24.7 27.4
114.5 15.6 17.0 18.6 20.5 22.6 25.0 27.8
115.0 15.7 17.2 18.8 20.7 22.8 25.2 28.1
115.5 15.9 17.3 19.0 20.9 23.0 25.5 28.4
116.0 16.0 17.5 19.2 21.1 23.3 25.8 28.7
116.5 16.2 17.7 19.4 21.3 23.5 26.1 29.0
117.0 16.3 17.8 19.6 21.5 23.8 26.3 29.3
117.5 16.5 18.0 19.8 21.7 24.0 26.6 29.6
118.0 16.6 18.2 19.9 22.0 24.2 26.9 29.9
118.5 16.8 18.4 20.1 22.2 24.5 27.2 30.3
119.0 16.9 18.5 20.3 22.4 24.7 27.4 30.6
119.5 17.1 18.7 20.5 22.6 25.0 27.7 30.9
120.0 17.3 18.9 20.7 22.8 25.2 28.0 31.2

n. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan

Indeks Massa Tubuh (IMT)


Umur (bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 10.1 11.1 12.2 13.3 14.6 16.1 17.7
1 10.8 12.0 13.2 14.6 16.0 17.5 19.1
2 11.8 13.0 14.3 15.8 17.3 19.0 20.7
3 12.4 13.6 14.9 16.4 17.9 19.7 21.5
4 12.7 13.9 15.2 16.7 18.3 20.0 22.0
5 12.9 14.1 15.4 16.8 18.4 20.2 22.2
6 13.0 14.1 15.5 16.9 18.5 20.3 22.3
7 13.0 14.2 15.5 16.9 18.5 20.3 22.3
8 13.0 14.1 15.4 16.8 18.4 20.2 22.2
9 12.9 14.1 15.3 16.7 18.3 20.1 22.1
10 12.9 14.0 15.2 16.6 18.2 19.9 21.9
11 12.8 13.9 15.1 16.5 18.0 19.8 21.8
12 12.7 13.8 15.0 16.4 17.9 19.6 21.6
13 12.6 13.7 14.9 16.2 17.7 19.5 21.4
14 12.6 13.6 14.8 16.1 17.6 19.3 21.3
15 12.5 13.5 14.7 16.0 17.5 19.2 21.1
16 12.4 13.5 14.6 15.9 17.4 19.1 21.0
17 12.4 13.4 14.5 15.8 17.3 18.9 20.9
18 12.3 13.3 14.4 15.7 17.2 18.8 20.8
19 12.3 13.3 14.4 15.7 17.1 18.8 20.7
20 12.2 13.2 14.3 15.6 17.0 18.7 20.6
21 12.2 13.2 14.3 15.5 17.0 18.6 20.5

270
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

22 12.2 13.1 14.2 15.5 16.9 18.5 20.4


23 12.2 13.1 14.2 15.4 16.9 18.5 20.4
24* 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3
Keterangan: * Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak telentang

o. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Umur (bulan) Indeks Massa Tubuh (IMT)


-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24* 12.4 13.3 14.4 15.7 17.1 18.7 20.6
25 12.4 13.3 14.4 15.7 17.1 18.7 20.6
26 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.7 20.6
27 12.3 13.3 14.4 15.6 17.0 18.6 20.5
28 12.3 13.3 14.3 15.6 17.0 18.6 20.5
29 12.3 13.2 14.3 15.6 17.0 18.6 20.4
30 12.3 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4
31 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4
32 12.2 13.2 14.3 15.5 16.9 18.5 20.4
33 12.2 13.1 14.2 15.5 16.9 18.5 20.3
34 12.2 13.1 14.2 15.4 16.8 18.5 20.3
35 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3
36 12.1 13.1 14.2 15.4 16.8 18.4 20.3
37 12.1 13.1 14.1 15.4 16.8 18.4 20.3
38 12.1 13.0 14.1 15.4 16.8 18.4 20.3
39 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.3
40 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.3
41 12.0 13.0 14.1 15.3 16.8 18.4 20.4
42 12.0 12.9 14.0 15.3 16.8 18.4 20.4
43 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.4 20.4
44 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.4
45 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5
46 11.9 12.9 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5
47 11.8 12.8 14.0 15.3 16.8 18.5 20.5
48 11.8 12.8 14.0 15.3 16.8 18.5 20.6
49 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.5 20.6
50 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.6 20.7
51 11.8 12.8 13.9 15.3 16.8 18.6 20.7
52 11.7 12.8 13.9 15.2 16.8 18.6 20.7
53 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.6 20.8
54 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.8
55 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.9
56 11.7 12.7 13.9 15.3 16.8 18.7 20.9
57 11.7 12.7 13.9 15.3 16.9 18.7 21.0
58 11.7 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.0

271
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

59 11.6 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.0


60 11.6 12.7 13.9 15.3 16.9 18.8 21.1

p. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 60-72 Bulan

Umur Indeks Massa Tubuh (IMT)


Tahun Bulan -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
5 1 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3
5 2 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.4
5 3 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.5
5 4 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.5
5 5 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 19.0 21.6
5 6 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 19.0 21.7
5 7 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 19.0 21.7
5 8 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.1 21.8
5 9 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.1 21.9
5 10 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.1 22.0
5 11 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.2 22.1
6 0 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.2 22.1

272
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

GRAFIK PERTUMBUHAN ANAK

a. Grafik Pertumbuhan Anak Umur 0-60 Bulan

273
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

274
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

275
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

276
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

277
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

278
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

279
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

280
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Grafik Pertumbuhan Anak Umur 5-18 Tahun

281
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

STANDAR ALAT DETEKSI DINI


PERKEMBANGAN ANAK (SDIDTK KIT)
Penggunaan kit mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Pastikan kehadiran orang tua/keluarga/pengasuh saat melakukan test. Kondisikan tempat
pemeriksaan nyaman dan aman untuk anak. Singkirkan sepatu atau benda lainnya yang mengganggu
gerak anak. Alat deteksi dini perkembangan terdiri dari alat sebagai berikut :

1. Kubus ukuran 2,5×2,5×2,5 cm, 5 warna 1. Kubus


(kuning, hijau, putih, biru dan merah), Cara penggunaan:
masing-masing berjumlah 2 buah. Bahan a. Meletakkan kubus di atas
kayu Pinus kering oven dengan semua meja/memberikan kubus ke tangan
sudutnya tidak tajam tetapi tetap presisi, anak.
packing srink PP, Jumlah 10 unit/kit. Memiliki b. Pemeriksa meminta anak usia 9 bulan
Standar Nasional Indonesia (SNI). memindahkan kubus ke tangan sisi
lainnya, atau memberikan kembali
kubus lainnya ke tangan anak sisi yang
lainnya (jangan berikan benda panjang
seperti garpu/sendok/kerincingan),
atau
c. Pemeriksa meminta anak usia 12 bulan
mempertemukan 2 buah kubus tanpa
bantuan.
d. Pemeriksa meminta anak menumpuk
kubus. 2 kubus (untuk anak usia 21
Kubus bulan). Menumpuk 8 kubus untuk anak
48 bulan).

2. Lonceng warna dari 2. Lonceng warna bertangkai


bahan besi yang dapat Cara penggunaan Pemeriksa duduk
berbunyi, diameter mengahadap bayi yang dipangku orang
minimal 5 cm, warna tuanya.
kuning emas, a. Bunyikan bel/lonceng di samping
bertangkai. Jumlah 1 bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi
unit/kit. Memiliki langsung mencari sumber suara.
Standar Nasional
Indonesia (SNI).

Lonceng

282
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

3. Rattles atau kerincingan 3. Rattles atau kerincingan


Dari bahan plastik yang aman untuk anak Cara penggunaan 1:
ukuran kurang lebih panjang 18,5 cm, 1 buah. 1. Letakkan sebuah mainan di atas meja di
Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). depan bayi dengan jarak yang masih
dalam jangkauan tangan bayi.
2. Tarik perhatian bayi supaya meraih
mainan tersebut.
3. Perhatikan apakah bayi dapat meraih
mainan tersebut.

Cara penggunaan 2:
Penggunaan rattler bertangkai sesuai
petunjuk dalam formulir pemeriksaan
KPSP/instrumen Tes Daya Dengar sesuai
umur anak.
Kerincingan

4. Benang wol merah, Warna merah yang


diikat pada bagian tengah dengan kuat 4. Wol merah
membentuk bola, diameter 10cm, berjumlah Cara penggunaan:
500 utas. Jumlah 1 unit/kit. a. Bayi dalam posisi terlentang.
b. Peganglah wool merah dan letakkan
sekitar 25-30 cm di atas wajah dan di
depan mata bayi.
c. Ketika bayi tertarik menatap wool merah
tersebut, gerakkan secara perlahan ke
salah satu sisi.
d. Ketika bayi mampu mengikuti gerakan
tersebut, maka gerakkan wool merah
tersebut sepenuhnya ke sisi lain.
Benang wol merah e. Perhatikan apakah bayi menggerakkan
kepala untuk mengikuti gerakan wool
merah.
5. Cangkir, dari
plastik yang aman
5. Cangkir
untuk anak ukuran Cara penggunaan :
kurang lebih a. Keluarga/pengasuh/pemeriksa
diameter 7 cm memberikan cangkir kosong/berisi air
mempunyai kepada anak.
pegangan. Jumlah b. Keluarga/pengasuh/pemeriksa
1 unit/kit. Memiliki meminta anak memegang cangkir
Standar Nasional tersebut dan minum air yang ada di
Indonesia (SNI). dalam cangkir tersebut.
Cangkir

283
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

6. Boneka, dari bahan plastik berbaju ukuran 6. Boneka


panjang minimal 20 cm. baju bisa dilepas Cara penggunaan:
pasang dengan kancing, beserta miniatur Bayi usia 9 bulan
botol susu, jumlah 1 unit/kit. Memiliki a. Pemeriksa/keluarga/pengasuh berpura-
Standar Nasional Indonesia (SNI). pura bahwa boneka seakan-akan yang
berbicara kepada bayi.
b. Tarik perhatian bayi dan buat agar bayi
mau berbicara kembali dengan boneka
itu.
Anak usia 54 bulan
a. Pemeriksa memberikan kepada anak
sebuah boneka yang dapat dibuka
kancing bajunya.
b. Lihat apakah anak dapat
mengancingkan atau melepaskan baju
Boneka boneka.

7. Bola tenis, berupa bola tenis kualitas 7. Bola tenis


bagus, memantul dan tidak mudah lepas Cara penggunaan:
bulunya. Jumlah 1 unit/kit. Memiliki Standar Pemeriksa menjatuhkan bola tenis
Nasional Indonesia (SNI). dihadapan anak, dan meminta bayi mencari
dan mengambil bola tersebut.
Untuk anak 18 bulan
a. Pemeriksa menggelindingkan bola ke
arah anak.
b. Pemeriksa meminta anak untuk
menggelindingkan kembali bola tenis
kembali ke arah pemeriksa.

Untuk anak 36 bulan:


a. Pemeriksa memberikan bola tenis pada
anak.
Bola tenis b. Pemeriksa meminta anak melemparkan
bola tenis lurus ke arah pemeriksa
dengan jarak minimal 1,5 m.
c. Pemeriksa meminta anak usia 66 bulan,
untuk menangkap bola tenis yang
dilempar ke arah anak.

8. Bola sepak
8. Bola sepak, bahan plastik, diameter 15-20 Cara penggunaan:
cm. Memiliki Standar Nasional Indonesia a. Tunjukkan kepada anak cara melempar
(SNI). sebuah bola besar ke arah Anda.
b. Kemudian lemparkan kembali bola itu
kepada anak sehingga ia dapat
menangkapnya.

284
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Bola sepak

9. Botol ulir, botol untuk tempat kismis yang 9. Botol ulir


bisa dibuka tutup dengan cara memutar dari Cara penggunaan:
bahan plastik yang aman untuk anak, a. Botol dibuka dengan cara diputar.
transparan, ukuran kurang lebih tinggi 4 cm, b. Setelah kismis/kacang/benda kecil
diameter 1,5 cm, jumlahnya 1 unit/kit. lainnya selesai diambil, tutup kembali
Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). botol ulir dengan cara diputar.

Botol ulir

10. Benda kecil yang bisa dimasukkan dalam 10. Kismis/butiran kacang/uang logam
botol kecil (misalnya: kismis/butiran kecil, atau benda kecil lainnya
kacang/uang logam kecil/benda kecil Cara penggunaan:
lainnya). a. Letakkan sebuah benda kecil (seperti:
sebutir kacang, kismis, atau uang
logam) di atas meja/matras di depan
bayi.
b. Tarik perhatian bayi supaya melihat
benda kecil tersebut, dan pindahkan
posisi benda tersebut beberapa kali.
c. Perhatikan apakah bayi mengarahkan
Benda kecil yang matanya tertuju pada benda
bisa dimasukkan tersebut.
dalam botol kecil

285
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

11. Pensil warna terdiri dari 6 warna, ukuran 11. Pensil warna
panjang kurang lebih 18cm dan diraut. Cara penggunaan:
Warna batang pensil polos sama dengan a. Bayi dalam posisi duduk dipangku
warna pensil. Memiliki Standar Nasional ibunya/pengasuh di tepi meja
Indonesia (SNI). periksa.
b. Sentuhkan ujung sebuah pensil di
punggung tangan atau ujung jari bayi
(Perhatian!! Jangan
meletakkan/menyentuhkan pensil di
atas telapak tangan bayi).
c. Perhatikan apakah bayi dapat
bereaksi untuk menggenggam pensil
tersebut.
Pensil warna

12. Kertas gambar, berupa kertas HVS putih 12. Kertas gambar
20 lembar, ukuran; 12×12 cm, jumlahnya 20 Cara penggunaan:
lembar/kit. Memiliki Standar Nasional a. Pemeriksa memberikan kertas gambar
Indonesia (SNI). kepada anak.
b. Pemeriksa meminta anak meletakkan
kertas gambar, dengan instruksi
"letakkan kertas di bawah, dan atau di
atas".
Pensil warna merah dan kertas gambar
a. Pemeriksa menyiapkan kertas gambar
Kertas dan pensil warna.
gambar b. Pemeriksa meminta anak usia 36 bulan
membuat garis lurus 2,5 cm dengan
petunjuk.
c. Pemeriksa meminta anak usia 48 bulan
membuat lingkaran dengan petunjuk.
d. Pemeriksa meminta anak usia 54 bulan
membuat tanda silang dengan
petunjuk.
e. Pemeriksa meminta anak usia 66 bulan
menggambar minimal 3 bagian tubuh.
Bagian tubuh yang digambar
berpasangan, dihitung 1. “Jangan
membantu atau mengingatkan anak”.
f. Pemeriksa meminta anak usia 72 bulan
menggambar kotak segi 4 dengan
mencontoh.

13. Saputangan, dari bahan satin warna 13. Sapu tangan


kuning, pinggirnya di pliskit, ukuran: 30×30 Cara penggunaan:
cm. Jumlah 1 unit/kit. Memiliki Standar a. Pegang sapu tangan, kain, atau kertas

286
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Nasional Indonesia (SNI). untuk menutupi wajah Anda dari


pandangan bayi,
b. Kemudian singkirkan penutup wajah
dari hadapan bayi dan katakan
“Cilukba” ketika bayi dapat melihat
wajah Anda kembali.
Saputangan

14. Kartu bergambar, dari bahan MDF 14. Kartu bergambar


5×5×0,3 cm, bergambar ayah, burung, kucing, Cara penggunaan:
kuda, anjing. Berjumlah 5 buah, packing srink a. Pemeriksa meletakkan kartu
PP. Jumlah 5 kartu/kit. Memiliki Standar bergambar di atas meja atau di
Nasional Indonesia (SNI). depan anak.
b. Pemeriksa meminta anak
menyebutkan minimal 2 gambar
yang ditunjuk. “Suara binatang tidak
dinilai”.

Kartu bergambar

15. Kartu warna (merah, biru, putih, hijau, 15. Kartu warna
kuning). Dari bahan MDF 5×5×0,3 cm, 5 Cara penggunaan:
warna dengan cat nontoksik packing srink PP. a. Pemeriksa meletakkan kartu warna di
Jumlah 5 kartu/kit. Memiliki Standar Nasional atas meja atau di depan anak.
Indonesia (SNI). b. Pemeriksa menyebutkan nama warna
dan meminta anak menunjuk kartu
sesuai warna yang disebutkan oleh
pemeriksa.
Kartu warna

16. Kartu E terdiri dari 2 buah: 16. Kartu E


a. Kartu E 6/60 ukuran huruf E 88 mm, 84 Cara Penggunaan:
mm, 17,6 mm. a. Pilih suatu ruangan yang bersih dan
b. Kartu E 6/12 ukuran huruf E 17,6 mm, tenang, dengan penyinaran yang baik.
16,8 mm, 3,52 mm. b. Letakkan sebuah kursi sejauh 6 meter
c. Bentuk Huruf E dari bahan akrilik/plastik antara pemeriksa dan pasien.
warna hitam dengan ukuran huruf E 44 c. Pemeriksa memberikan kartu "E"
mm, 42 mm, 9 mm.

287
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu "E" menghadap
atas, bawah, kiri, dan kanan sesuai
dengan arah kaki huruf “E” yang
ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri
pujian setiap kali anak mau
melakukannya. Lakukan hal ini sampai
anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
d. Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari
kartu optotype “E” 6/60, baru
dilanjutkan dengan kartu optotype “E”
6/12. Kartu “E” yang dipegang oleh
Kartu E
pemeriksa tingginya harus sejajar
dengan mata anak.
e. Anak diminta menutup sebelah
matanya dengan benar. Pemeriksaan
tes daya lihat dilakukan pada masing-
masing mata.
f. Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan
kemudian membalik-balik arahnya
sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila
anak dapat menjawab dengan benar
arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh
pemeriksa sebanyak 3 kali, maka
pemeriksaan dapat dihentikan dan
daya lihat anak dinilai baik. Bila
menjawab 2 kali benar, pemeriksaan
dapat ditambahkan hingga 5 kali.
Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu
optotype “E” 6/60 dinilai kurang atau
tidak bisa, pemeriksaan tidak perlu
dilanjutkan menggunakan kartu
optotype “E” 6/12.
g. Ulangi pemeriksaan tersebut pada
mata yang lain dengan cara yang
sama.
h. Catat daya penglihatan pada masing-
masing mata anak.

17. Senter/penlight
17. Senter/Penlight
a. Lampu LED Putih/kuning.
Cara penggunaan:
b. Jika senter menggunakan baterai, jenis
a. Nyalakan senter/penlight.
dan ukuran baterai harus tersedia di
b. Arahkan cahaya senter pada objek
daerah setempat.

288
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

c. Memiliki Standar Nasional Indonesia yang hendak diamati/diperiksa.


(SNI). c. Setelah selesai penggunaan, matikan
kembali cahaya senter/penlight.

Senter/penlight

18. Tas (bahan canvas warna hitam dengan


risleting, disesuaikan dengan kapasitas isi) 18. Tas
dengan bertuliskan ALAT DETEKSI Cara penggunaan:
PERKEMBANGAN (SDIDTK KIT) dan logo Sebagai wadah penyimpanan berbagai jenis
Kementerian Kesehatan alat yang ada dalam Alat Deteksi Dini
Perkembangan (SDIDTK Kit)

Cara pemeliharaan alat:


a. Bersihkan dengan disinfektan semua item
alat sebelum digunakan untuk
pemeriksaan.
b. Setelah digunakan, lakukan disinfeksi
kembali.
c. Masukkan kembali seluruh item ke dalam
tas Kit perkembangan dan pastikan tas di-
sleting dengan baik sehingga item di
dalamnya tidak tercecer.
d. Disimpan di tempat yang bersih dan
kering.

289
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

290

Anda mungkin juga menyukai