65
Ind
p
[Document title]
[Document subtitle]
PEDOMAN612.65
PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Ind
p
1
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Buku pedoman ini merupakan hasil revisi Buku
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar Tahun 2019. Revisi buku ini dapat terlaksana berkat Kerjasama yang baik dari berbagai
pihak seperti lintas program di lingkungan Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya. Untuk
memantau tumbuh kembang anak dengan baik maka para orang tua, tenaga Kesehatan, pendidik, kader,
dan tenaga lainnya yang berminat dalam tumbuh kembang anak, seperti: pada usia berapa akan muncul
gerakan, kata-kata dan perilaku yang lebih matang. Oleh karena proses tumbuh kembang anak hampir
sama, maka mengetahui ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang anak akan memudahkan para orang tua
dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan anak
untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
Apabila perkembangan anak sesuai dengan ciri-ciri perkembangan pada usia tertentu berarti anak berhasil
menyesuaikan diri secara normal. Melalui deteksi dini tumbuh kembang anak, penyimpanan dimana
tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan keadaan normal, dapat diketahui secara dini. Dengan
demikian tenaga Kesehatan dapat melakukan intervensi dini, yang tentu saja hasilnya akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan kemudian.
Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan Kesehatan fisik, mental dan
psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin sejak di dalam kandungan, dengan perhatian
khusus pada bayi dan anak balita yang merupakan “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan
tumbuh kembang anak. Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam
mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, tangguh
dan berbudi luhur.
Agar tenaga Kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta petugas lintas sector dapat melakukan upaya
pembinaan tumbuh kembang anak yang komprehensif, berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan anak, maka dibutuhkan suatu standar pelayanan yang dituangkan dalam bentuk pedoman
pelaksanaan SDIDTK.
Kepada Tim Revisi, Tim Pengarah dan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan penuh hingga
terbitnya buku pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
atas usaha dan kerja kerasnya yang tanpa mengenal lelah. Kepada para pembaca dan pengguna buku
pedoman ini utamanya para tenaga Kesehatan, kami mengharapkan pedoman ini dapat memberikan
kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.
i
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
ii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Penanggung Jawab:
dr. Erna Mulati, M.Sc. CMFM (Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI)
Kontributor Internal, Lintas Program Kementerian Kesehatan RI, dan Fasilitator SDIDTK:
dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Dewi, MKM; dr. Laila Mahmudah, MPH; dr. Widyawati; Sito Rukmi, SKM,
MPH; Maya Raiyan, M.Psi; Henny Fatmawati, SKM; dr. Inti Mujiati, MKM; dr. Julina, MM; Lina Marlina,
M.Gz; Sri Nurhayati, SKM; Aila Nadiya; Paulina Hutapea, SKM; dr. Lucia Maya Savitri, MARS; dr. Imelda,
MPH; dr. Nanik; dr. Rina Rostarina; dr. Evi Apriana
Ilustrator:
Felicia Nadia Rosarie Adisurja
Editor:
dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K), dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Dewi, MKM
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI
iii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
2. Sasaran............................................................................................................... 2
3. Tujuan ................................................................................................................ 3
3.1. Tujuan Umum ............................................................................................. 3
3.2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
4. Landasan Hukum................................................................................................ 3
5. Kerangka Konsep Pemantauan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah 4
6. Indikator Keberhasilan ....................................................................................... 5
BAB 2
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK .................................................... 7
1. Pengertian.......................................................................................................... 7
2. Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak ............................................................ 8
2.1. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak ................................................................. 8
2.2. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak ...................................................... 8
3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak .......................... 9
3.1. Faktor Internal ............................................................................................ 9
3.2. Faktor Eksternal .......................................................................................... 9
4. Periode Tumbuh Kembang Anak ...................................................................... 11
4.1. Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin (Masa Janin dalam Kandungan) ... 11
4.2. Masa Bayi (Infancy) Umur 0-11 Bulan....................................................... 12
4.3. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan) ......... 12
iv
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 3
POLA PENGASUHAN ANAK ............................................................................ 21
1. Konsep Pola Asuh pada Balita dan Anak Prasekolah dengan Pendekatan
Nurturing Care ................................................................................................. 21
1.1. Pemenuhan Kesehatan Anak .................................................................... 22
1.2. Pemenuhan Gizi yang Adekuat ................................................................. 22
1.3. Pengasuhan yang Responsif ..................................................................... 35
1.4. Terjaminnya Keamanan dan Keselamatan Anak ....................................... 35
1.5. Memberi Kesempatan Belajar Sejak Dini (Stimulasi Dini) ......................... 35
BAB 4
MANAJEMEN PENERAPAN DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
DI PUSKESMAS ........................................................................................... 77
1. Persiapan Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................... 77
2. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak ................................................................................................. 80
2.1. Di Tingkat Puskesmas ............................................................................... 80
2.2. Di Tingkat PAUD........................................................................................ 80
2.3. Di Tingkat Posyandu ................................................................................. 81
3. Kiat-Kiat dalam Mengefisiensikan Waktu Pelaksanaan Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas...................................................... 82
4. Penguatan Sistem Informasi dalam Menunjang Pemantauan Penerapan
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................................... 82
5. Jadwal dan Jenis Kegiatan SDIDTK pada Balita dan Anak Prasekolah ............... 82
v
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 5
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN ANAK DI TINGKAT
PUSKESMAS ............................................................................................... 85
1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau ................................... 86
2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Pertumbuhan Anak .................................. 87
2.1. Cara Pengukuran ...................................................................................... 87
2.2. Penghitungan Umur pada Growth Chart .................................................. 91
2.3. Plotting pada Growth Chart ...................................................................... 91
2.4. Interpretasi ............................................................................................... 92
3. Intervensi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak........................................ 106
3.1. Asuhan Nutrisi Pediatrik ......................................................................... 107
BAB 6
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN ANAK DI TINGKAT
PUSKESMAS ............................................................................................. 115
1. Pelaksana, Alat dan Bahan, serta Aspek yang Dipantau ................................. 116
2. Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini Perkembangan Anak .............................. 117
2.1. Penghitungan Umur ............................................................................... 117
2.2. Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) ............................................................................ 117
2.3. Deteksi Dini Penyimpangan Pendengaran Anak ..................................... 147
2.4. Deteksi Dini Penyimpangan Penglihatan Anak ....................................... 153
2.5. Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku dan Emosi ..................................... 161
2.6. Deteksi Dini Gangguan Spektrum Autisme pada Anak ........................... 164
2.7. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
pada Anak Prasekolah ............................................................................ 168
3. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak...................................... 170
3.1. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik
Halus, serta Bicara dan Bahasa ............................................................... 170
3.2. Intervensi Dini Masalah Perilaku dan Emosi ........................................... 195
BAB 7
RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG ANAK .............................. 207
1. Alur Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak .................................................... 207
1.1. Rujukan Dini Penyimpangan Pertumbuhan Anak ................................... 210
1.2. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ................................. 210
vi
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 8
PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM SDIDTK 213
1. Pencatatan dan Pelaporan ............................................................................. 213
1.1. Pencatatan ............................................................................................. 213
1.2. Pelaporan ............................................................................................... 215
2. Monitoring dan Evaluasi ................................................................................ 217
3. Indikator Keberhasilan ................................................................................... 218
vii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala ........................................ 14
Tabel 3.1. Pemberian makan pada bayi dan anak (umur 6-23 bulan) yang mendapat ASI dan tidak
mendapat ASI…………………………………………………………………………………………………………………………… .... 24
Tabel 3.2. Feeding rules (aturan pemberian makan) umur 6-23 bulan ........................................................ 25
Tabel 3.3. Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan .............. 27
Tabel 3.4. Standar menu MP-ASI dari makanan keluarga ............................................................................. 27
Tabel 3.5. Menu makanan selingan .............................................................................................................. 28
Tabel 3.6. Berat bahan makanan mentah dan matang untuk membuat MP-ASI ......................................... 29
Tabel 3.7. Tahapan perkembangan, stimulasi, dan red flags perkembangan anak ...................................... 37
Tabel 4.1. Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas………………………………………... 83
Tabel 5.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini pertumbuhan anak di
tingkat Puskesmas ............................................................................................................................. 86
Tabel 5.2. Penambahan berat badan anak laki–laki dalam interval 3 bulan ................................................. 96
Tabel 6.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini perkembangan anak di
tingkat Puskesmas ........................................................................................................................... 115
Tabel 6.2. Intervensi dini penyimpangan perkembangan motorik kasar, motorik halus, serta bicara dan
bahasa .............................................................................................................................................. 171
Tabel 6.3. Prinsip-prinsip pengasuhan positif ............................................................................................. 199
Tabel 6.4. Cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu ........................................... 203
Tabel 8.1. Indikator keberhasilan kegiatan SDIDTK..................................................................................... 218
viii
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka konsep pemantauan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah ......................... 4
Gambar 3.1. Lima pilar Nurturing Care WHO …………………………………………………………………………………………. 22
Gambar 5.1. Penimbangan BB menggunakan alat ukur berat badan bayi (baby scale)…………… ……….. ..... 87
Gambar 5.2. Penimbangan BB menggunakan timbangan digital .................................................................. 87
Gambar 5.3. Pengukuran panjang badan (PB) .............................................................................................. 88
Gambar 5.4. Perhitungan ketelitian pengukuran panjang badan ................................................................. 88
Gambar 5.5. Pengukuran tinggi badan (TB) .................................................................................................. 89
Gambar 5.6. Pengukuran lingkar kepala (LK) ................................................................................................ 89
Gambar 5.7. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)...................................................................................... 90
Gambar 5.8. Plotting pada growth chart....................................................................................................... 92
Gambar 5.9. Interpretasi grafik berat badan menurut umur pada buku KIA ................................................ 93
Gambar 5.10. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 bulan sampai dengan 6 bulan) (a)..................... 94
Gambar 5.11. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 sampai dengan 6 bulan) (b) .............................. 94
Gambar 5.12. Grafik berat badan menurut umur (umur 6 bulan sampai dengan 2 tahun) ......................... 95
Gambar 5.13. IMT menurut umur (umur 2-5 tahun) .................................................................................... 97
Gambar 6.1. Pemeriksaan tes refleks merah menggunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk……… .... 153
Gambar 6.2. Tes refleks merah dengan hasil normal.................................................................................. 153
Gambar 6.3. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (a) ............................................. 154
Gambar 6.4. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (b)............................................. 154
Gambar 6.5. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (c) ............................................. 154
Gambar 6.6. Pemeriksaan deteksi pupil putih menggunakan alat sederhana berupa senter .................... 155
Gambar 6.7. Gambaran pupil normal ......................................................................................................... 155
Gambar 6.8. Gambaran pupil putih pada kedua mata ................................................................................ 155
Gambar 6.9. Cara deteksi pupil putih menggunakan tes lampu kilat (blitz) kamera .................................. 156
Gambar 6.10. Hasil tes lampu kilat (blitz) kamera ...................................................................................... 156
Gambar 6.11. Contoh kartu optotype “E” 6/60 .......................................................................................... 158
Gambar 6.12. Penapisan tajam penglihatan pada anak menggunakan tumbling “E” ................................ 159
Gambar 6.13. Teknik butterfly hug ............................................................................................................. 203
Gambar 7.1. Alur rujukan dini penyimpangan perkembangan anak………………………………………………..… .... 207
Gambar 7.2. Alur rujukan dini penyimpangan pertumbuhan anak ............................................................ 209
ix
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
DAFTAR SINGKATAN
ASD Autism Spectrum Disorder
ASI Air Susu Ibu
BB/PB Berat Badan menurut Panjang Badan
BB/TB Berat Badan menurut Tinggi Badan
BB/U Berat Badan menurut Umur
BKB Bina Keluarga Balita
Buku KIA Buku Kesehatan Ibu dan Anak
DDTK Deteksi Dini Tumbuh Kembang
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
IMT Indeks Massa Tubuh
IMT/U Indeks Massa Tubuh menurut Umur
KMPE Kuesioner Masalah Perilaku Emosional
KPSP Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
LiLA Lingkar Lengan Atas
LK Lingkar Kepala
M-CHAT-R Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised
M-CHAT-R/F Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised Follow-up
MP-ASI Makanan Pendamping ASI
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini
PB/U Panjang Badan menurut Umur
RDA Recommended Dietary Allowance
RS Rumah Sakit
SD Standar Deviasi
SDIDTK Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
TB/U Tinggi Badan menurut Umur
TDD Tes Daya Dengar
TDL Tes Daya Lihat
TK Taman Kanak-Kanak
TPA Tempat Penitipan Anak
WHO World Health Organization
x
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa depan suatu bangsa tergantung pada Stimulasi yang tepat dan
keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan adekuat akan merangsang
perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama
kehidupan, terutama periode sejak janin dalam
otak anak sehingga
kandungan sampai anak berumur 2 tahun merupakan perkembangan kemampuan
periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan gerak, bicara dan bahasa,
perkembangan anak. Periode ini merupakan sosialisasi dan kemandirian,
kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan
serta perilaku dan emosi
terhadap pengaruh negatif. Pengasuhan yang baik dan
benar yang terdiri dari pengasuhan responsif, pada anak berlangsung
pemberian gizi yang baik dan cukup, stimulasi tepat, optimal sesuai dengan
status kesehatan yang baik, dan lingkungan yang umurnya
aman pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan
optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik
dalam masyarakat.
Jika hal-hal di atas tidak terpenuhi dengan semestinya, maka anak akan rentan mengalami gangguan
pertumbuhan maupun perkembangan. Pencegahan malnutrisi di 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
merupakan usaha untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal. Petugas kesehatan di layanan
primer wajib memiliki kompetensi melakukan pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Petugas
kesehatan di layanan primer diharapkan mampu memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi
dan praktik pemberian makan pada bayi, balita, dan anak prasekolah sebagai pencegahan primer.
1
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan pemantauan pertumbuhan dengan teknik dan
interpretasi yang benar untuk mendeteksi at risk of failure to thrive (FTT) dan early adiposity rebound.
Tanda dan gejala kondisi medis (red flags) yang dapat menjadi penyebab FTT juga harus dievaluasi.
Pencegahan tersier diterapkan jika diagnosis gizi kurang, gizi buruk, dan possible risk of overweight
mampu ditatalaksana di layanan primer dan dirujuk bila terdapat penyulit.
Stimulasi yang tepat dan adekuat akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan
gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian, serta perilaku dan emosi pada anak
berlangsung optimal sesuai dengan umurnya. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu
dilakukan guna mengetahui adanya kemungkinan penyimpangan termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan adanya
kemungkinan penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini sebagai tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak sehingga tumbuh kembangnya diharapkan akan kembali normal
atau penyimpangannya tidak menjadi semakin berat. Apabila anak perlu dirujuk, maka rujukan juga
harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh
dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh
anak, dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga
swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan, dan sosial),
akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak umur dini dan kesiapan memasuki jenjang
pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian
anak berkembang secara optimal.
Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0
sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk
mendukung implementasinya, maka pada tahun 2016 telah dilakukan revisi pada pedoman
tersebut dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrumen SDIDTK agar lebih
sederhana dan memudahkan pelayanan. Pada revisi tahun 2021, buku SDIDTK dilengkapi dengan
konsep pola pengasuhan anak (Nurturing Care), penjelasan lebih detail terkait pertumbuhan anak dan
pemberian gizi yang baik dan benar, serta stimulasi dan intervensi dini perkembangan anak yang
dapat diterapkan di tingkat layanan kesehatan dasar. Dengan demikian, diharapkan semua bayi,
balita, dan anak prasekolah akan mendapatkan pelayanan SDIDTK.
2. Sasaran
Sasaran pedoman adalah:
1. Tenaga kesehatan pelaksana Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
(dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan)
2. Kepala Puskesmas pelaksana SDIDTK
3. Pengelola program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi
2
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
3. Tujuan
3.1. Tujuan Umum
Semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun mendapatkan pelayanan
stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang agar dapat bertumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
4. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi
Anak Akibat Penyakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak
3
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Keterangan:
- Ds : Deteksi dini sesuai umur
- Dm : Deteksi dini meragukan
- Dp : Deteksi dini ada kemungkinan penyimpangan
-
Gambar 1.1. Kerangka konsep pemantauan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah
4
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
6. Indikator Keberhasilan
1. Semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan stimulasi dan deteksi dini
tumbuh kembang dengan menggunakan buku KIA
2. Semua Puskesmas melaksanakan SDIDTK
3. Semua balita dan anak prasekolah umur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan mendapatkan
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan buku SDIDTK
4. Semua balita dan anak prasekolah yang pertumbuhannya tidak normal dan/atau ceklis
perkembangannya tidak lengkap menurut buku KIA mendapatkan deteksi dini dengan
menggunakan buku SDIDTK
5. Semua balita dan anak prasekolah yang hasil deteksi dini tumbuh kembangnya meragukan
mendapatkan intervensi dini sesuai buku SDIDTK dan dilakukan evaluasi setelah 2 minggu
6. Semua balita dan anak prasekolah yang hasil evaluasi intervensi dininya meragukan atau
mengalami kemungkinan penyimpangan pertumbuhan dan/atau perkembangan dirujuk ke
RS
5
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
6
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 2
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukanlah dewasa kecil.
Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umurnya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
Pertumbuhan adalah tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
bertambahnya ukuran satuan panjang dan berat.
dan jumlah sel serta Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
jaringan interseluler, lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus,
sedangkan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.
perkembangan Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
adalah bertambahnya dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
struktur dan fungsi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
tubuh yang lebih misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi, dan sosialisasi, serta merupakan hasil dari proses belajar.
kompleks
Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia
yang utuh.
7
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
8
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
9
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, disabilitas intelektual, deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata, serta kelainan jantung.
f. Infeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus,
Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa katarak, bisu, tuli,
mikrosefali, disabilitas intelektual, dan kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan mental pada ibu hamil, dan
lain-lain.
10
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
4.1. Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin (Masa Janin dalam
Kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1. Masa zigot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
2. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8-12 minggu
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
3. Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9-12 minggu sampai akhir kehamilan
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
a. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan
intrauterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan jasad manusia
sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi
b. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung
pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer imunoglobulin G (lgG) dari darah
ibu melalui plasenta. Terjadi akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic
Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode
ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu
hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan, bahan-bahan
toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil dapat
11
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil,
dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa
intrauterin, seorang ibu diharapkan:
4.3. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan)
Kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan
12
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan
otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga
setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi atau tidak ditangani dengan
baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.
13
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Membandingkan pertambahan berat badan dengan standar kenaikan berat badan dengan
menggunakan grafik berat badan menurut umur (BB/U) dan tabel kenaikan berat badan
(weight increment)
b. Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan standar
pertambahan panjang badan atau tinggi badan dengan menggunakan grafik panjang atau
tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) dan tabel pertambahan panjang badan atau
tinggi badan (height atau length increment)
c. Lingkar kepala
Pemantauan lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan anak yang mencerminkan
ukuran dan pertumbuhan otak. Hasil pengukuran diplotkan pada grafik lingkar kepala WHO
2006 untuk mendeteksi adanya gangguan perkembangan otak dengan melihat
kecenderungan ukuran yang ada.
2. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight), sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat
gemuk.
3. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
Digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted), sangat pendek (severely
stunted), atau tinggi.
4. Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Digunakan untuk menentukan status gizi pada anak umur 0 sampai dengan 59 bulan, yaitu
apakah gizi buruk, gizi kurang (wasted), gizi baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight), gizi lebih (overweight), dan obesitas (obese).
5. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas
IMT/U >+1 SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya
gizi lebih dan obesitas.
Tabel 2.1. Kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala
14
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Penilaian kenaikan berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala dilakukan di fasilitas
kesehatan dasar oleh tenaga kesehatan terlatih.
15
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Perawakan pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi mengenai panjang atau
tinggi badan yang berada di bawah -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat disebabkan karena variasi normal, gangguan gizi dan penyakit
sistemik (stunting), kelainan kromosom, atau karena kelainan endokrin.
3. Gizi kurang
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
a. BB/PB atau BB/TB berada di antara -3 sampai kurang dari -2 standar deviasi
b. Lingkar lengan atas (LiLA) berada di antara 11,5 cm sampai dengan <12,5 cm pada balita usia
6-59 bulan
4. Gizi buruk
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
a. BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar deviasi
b. Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm (untuk balita usia 6-59 bulan)
c. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
Untuk anak umur 5-18 tahun, gizi buruk ditandai bila IMT menurut umur kurang dari -3 SD pada
kurva WHO 2006.
6. Obesitas
Merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi lemak berlebih dalam tubuh yang ditandai dengan
indeks massa tubuh (IMT) menurut umur lebih dari +3 SD pada kurva WHO 2006 untuk anak
berumur di bawah 2 tahun, dan IMT menurut umur (IMT/U) lebih dari +2 SD pada kurva 2006
untuk anak umur 5-18 tahun.
16
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
yang dapat disebabkan oleh gangguan kromosom, kelainan genetik, dan zat teratogen serta
terkait dengan defisiensi asam folat dan vitamin B12.
b. Orofacial cleft (bibir sumbing dan lelangit)
Merupakan kelainan bawaan sebagai akibat dari proses pembentukan bibir dan/atau mulut
yang tidak sempurna yang terjadi pada kehamilan. Kelainan ini dapat hanya mengenai bibir
saja (1 sisi, 2 sisi, atau di tengah; besar atau kecil dan berlanjut atau tidak berlanjut ke
hidung), lelangit saja (di bagian depan, belakang, atau semuanya), atau keduanya. Penyebab
pastinya belum diketahui, namun beberapa faktor risiko terjadinya kelainan ini antara lain
merokok, diabetes mellitus, dan penggunaan obat tertentu (topiramat atau asam valproat)
pada trimester pertama kehamilan.
c. Congenital rubella syndrome (CRS) atau sindroma rubella kongenital
Rubella atau campak Jerman merupakan penyakit infeksi virus rubella yang mudah menular
melalui pernapasan dan cipratan mukus penderitanya. Gejalanya seperti campak, berupa
demam dan bercak-bercak di kulit, namun lebih ringan dan biasanya akan sembuh sendiri
dalam 3 hari. Apabila seorang ibu hamil dalam trimester pertama terinfeksi penyakit ini,
akibatnya dapat fatal untuk janinnya. Semakin muda umur kehamilan ibu ketika tertular
rubella, semakin besar risiko melahirkan bayi dengan CRS. Kelainan pada CRS sering disebut
sebagai trias sindroma rubella bawaan yang terdiri atas ketulian dan kebutaan (akibat
katarak), kelainan jantung (patent ductus arteriosus atau PDA) dan mikrosefali dengan
disabilitas intelektual. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi rubella sebelum kehamilan.
d. Club foot (congenital talipes equinovarus/CTEV) atau talipes equinovarus bawaan
Istilah talipes equinovarus berarti talus (talipes) yang memutar ke dalam (varus) seperti pada
kuda (equino). Kaki yang terkena seperti terputar ke dalam dengan tingkat pemutaran yang
bervariasi sebagai akibat dari pendeknya jaringan yang menghubungkan otot-otot kaki,
misalnya tendon Achilles. Karena bentuknya seperti tangkai golf (golf club), maka kelainan ini
disebut club foot atau kaki pengkor. Diduga penyebabnya adalah faktor lingkungan yang
dapat menimbulkan kelainan genetik pada mereka yang rentan, misalnya perokok aktif atau
pasif. Dengan koreksi yang baik pada awal masa bayi, kebanyakan penderitanya akan
menjadi normal dan dapat berjalan dengan baik seperti anak normal lainnya.
e. Hipotiroid kongenital
Kelainan bawaan ini ditandai oleh defisiensi hormon tiroid sejak lahir yang pada awalnya
mungkin tidak diketahui karena gejala tidak selalu jelas tergantung tingkat defisiensinya.
Hipotiroid yang tidak ditangani sejak awal akan menyebabkan disabilitas intelektual, kretin
atau pendek, dan ketulian. Oleh karena itu perlu dilakukan skrining hipotiroid pada masa
nenonatus dengan melakukan pemeriksaan TSH atau mengamati gejala. Jarang ditemukan
defisiensi berat yang memberikan gejala jelas, seperti ubun-ubun besar yang lebar, ubun-
ubun kecil yang tidak menutup, lidah yang besar, dan hernia umbilikalis. Bila defisiensinya
lebih ringan, maka gejalanya mungkin berupa malas menyusu, tonus otot lemah, banyak
tidur, ikterus, jarang buang air besar, dan suhu tubuh dingin. Penyebab utama kelainan ini
adalah defisiensi iodium pada ibu ketika hamil, tetapi dapat juga disebabkan oleh kelainan
genetik yang tidak diketahui sebabnya. Pestisida merupakan suatu faktor penyebab kelainan
genetik tersebut. Pencegahannya termasuk konseling pada masa remaja, pranikah, dan pada
17
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
masa kehamilan tentang pentingnya konsumsi iodium dalam jumlah cukup, antara lain
dengan menggunakan garam dapur beriodium.
2. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan bicara adalah kesulitan dalam mengekspresikan diri secara verbal yaitu mengucapkan
kata-kata secara jelas dan dapat dipahami lawan bicara. Gangguan berbahasa adalah kesulitan
dalam memahami makna kata dan isi kalimat dari pembicaraan yang didengar maupun yang ingin
diungkapkan oleh anak. Kemampuan bicara dan berbahasa merupakan suatu proses yang
kompleks dimana memerlukan interaksi fungsi indera pendengaran dan penglihatan untuk
menangkap informasi, proses berpikir (fungsi kognitif) untuk mengolah informasi yang diterima
dan pengambilan keputusan berupa respons terhadap informasi yang diterima tersebut, fungsi
motorik bicara (area wajah, pita suara, dan fungsi paru) untuk menghasilkan suara dan kata-kata
yang dapat dipahami lawan bicara, serta kondisi psikologis (kontrol emosi dan ekspresi raut wajah
atau gerak tubuh saat berbicara). Perkembangan ini sangat ditentukan oleh stimulasi yang
diterima oleh anak sejak kecil, yaitu adanya interaksi dua arah antara orang tua dan anak. Adanya
gangguan bicara dan bahasa ini dapat menghambat proses belajar anak pada aspek-aspek
perkembangan lainnya dikarenakan anak menjadi kesulitan untuk menerima instruksi atau
arahan dan mengekspresikan dirinya dalam aktivitas bermain dan interaksi sosial.
3. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh
suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya.
4. Down Syndrome (Sindrom Down)
Sindrom Down merupakan sindrom klinis yang disebabkan adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih (trisomi 21). Anak dengan sindrom Down ditandai dengan wajah yang dismorfik (jarak
kedua mata lebar, hidung kecil dan tulang hidung rata, mulut dan rahang bawah kecil), lidah
besar, leher pendek, telinga lebih rendah, dan hipotonus. Anak dengan Sindrom Down sering
mengalami beberapa komorbiditas seperti gangguan telinga berupa ketulian atau otitis media
(75%), masalah penglihatan berupa katarak atau gangguan refraksi (60%), penyakit jantung
kongenital (40-50%), obstructive sleep apnea (50-75%), disfungsi neurologis, gangguan
pencernaan, masalah tiroid, hingga masalah hematologi. Hal tersebut dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan dan berkurangnya keterampilan untuk menolong dirinya sendiri.
5. Autism Spectrum Disorder (gangguan spektrum autisme)
Anak dengan gangguan spektrum autisme ditandai dengan adanya gangguan atau defisit yang
menetap pada kemampuan bicara atau komunikasi dan interaksi sosial di berbagai konteks serta
adanya pola perilaku, minat, atau aktivitas yang berulang-ulang dan terbatas. Gejala ini muncul
pada periode perkembangan awal dan membatasi atau mengganggu fungsi sehari-hari.
6. Disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual (gangguan perkembangan intelektual) merupakan gangguan dengan onset
selama periode perkembangan yang mencakup defisit fungsi intelektual (penalaran, pemecahan
masalah, perencanaan, pemikiran abstrak, penilaian, pembelajaran akademik, dan pembelajaran
berdasarkan pengalaman, yang dikonfirmasi dengan penilaian klinis maupun uji kecerdasan
18
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
individual yang terstandardisasi) dan adaptif yang berakibat pada kegagalan untuk memenuhi
standar perkembangan dan sosial budaya untuk kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial.
Tanpa dukungan berkelanjutan, defisit fungsi adaptif membatasi fungsi aktivitas kehidupan
sehari-hari yang terjadi pada berbagai lingkungan, seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan
komunitas.
7. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau
GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak memiliki pola persisten terkait inatensi dan/atau
hiperaktivitas-impulsivitas yang beberapa gejalanya muncul sebelum umur 12 tahun dan
mengganggu fungsi atau perkembangan. Inatensi dapat berupa ketidakmampuan menyelesaikan
tugas, kurang persisten, kesulitan untuk fokus, serta ketidakteraturan. Hiperaktivitas mengacu
pada aktivitas motorik yang berlebihan, anak tampak terlalu gelisah, sering mengetuk-ngetuk,
atau banyak bicara. Impulsivitas dapat berupa tindakan tergesa-gesa, keinginan untuk
mendapatkan imbalan sesegera mungkin, atau ketidakmampuan menunda kepuasan, serta suka
mengganggu anak lainnya secara berlebihan.
8. Global Developmental Delay (gangguan perkembangan umum)
Merupakan suatu kondisi dimana terjadi kegagalan mencapai tahapan perkembangan di
beberapa area fungsi intelektual pada anak yang belum mampu menjalani pemeriksaan
sistematis terkait fungsi intelektual, termasuk anak yang masih terlalu muda untuk berpartisipasi
pada uji yang terstandardisasi. Diagnosis ini digunakan pada anak yang berumur di bawah 5 tahun
dan diperlukan pemeriksaan secara berulang.
9. Gangguan penglihatan
a. Katarak kongenital
Katarak merupakan suatu kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata. Diperkirakan
katarak kongenital bertanggungjawab atas 5-20% kebutaan pada anak-anak di seluruh dunia.
Katarak unilateral biasanya merupakan insiden sporadis yang terkait dengan beberapa
kelainan mata, trauma, atau infeksi intrauterin, terutama rubella. Direkomendasikan untuk
dilakukan pemeriksaan red reflex pada neonatus yang baru lahir dan jika terdapat kecurigaan
adanya katarak kongenital, maka segera dirujuk ke spesialis mata. Tatalaksana yang cepat dan
tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Strabismus
Strabismus atau mata juling adalah suatu keadaan kedudukan bola mata dimana sumbu
penglihatannya tidak sejajar. Strabismus dapat merupakan gejala klinis dari kelainan
patologis di makula yang menyebabkan terganggunya penglihatan sentral, misalnya pada
retinoblastoma. Uji refleks cahaya pada kornea (corneal light reflex test, Hirschberg’ test)
adalah teknik skrining yang berguna untuk menilai ada atau tidaknya strabismus dan
memperkirakan derajat juling (misalignment).
c. Nystagmus
Nystagmus merupakan osilasi mata yang bersifat involunter, biasanya terkonjugasi dan
berirama. Terdapat 3 jenis nystagmus yang paling mungkin ditemui pada anak-anak, yaitu
infantile nystagmus syndrome (INS), fusion maldevelopment syndrome, dan spasmus nutans.
19
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Penyebab nystagmus yang paling umum pada anak-anak adalah infantile nystagmus
syndrome (INS). INS muncul dalam beberapa bulan pertama kehidupan dan terkadang
disertai dengan kondisi mata yang berhubungan dengan gangguan sensorik.
d. Kelainan refraksi
• Miopia
Merupakan suatu kondisi refraksi dimana bayangan difokuskan di anterior atau depan
retina. Pada miopia, panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau
kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat. Anak dengan miopia dapat melihat
objek yang terletak dekat secara jelas, sedangkan objek yang terletak jauh terlihat
buram.
• Astigmatisma
Asimetri optis pada segmen anterior mata dapat mengakibatkan astigmatisma. Asimetri
ini dapat disebabkan posisi pupil, kornea, atau kurvatura lensa.
• Hiperopia
Terjadi bila aksis bola mata lebih pendek, kornea lebih datar, atau kekuatan lensa lebih
lemah daripada normal; hal ini dapat diatasi dengan akomodasi bila kekuatan
akomodasinya adekuat.
• Anisometropia
Perbedaan interokular dalam hal status refraksi mata kanan dan kiri menyebabkan
anisometropia. Komplikasi dan efek buruk dari dari anisometropia adalah tidak dapat
menyesuaikan diri dengan kacamata, defek binokularitas, dan amblyopia.
10. Gangguan pendengaran
a. Sensorineural hearing loss (SNHL) atau tuli sensorineural
Merupakan gangguan pada jalur saraf pendengaran yang dapat terjadi pada level koklea atau
rumah siput (telinga bagian dalam) hingga ke batang otak. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh infeksi TORCH, obat ototoksik yang digunakan selama periode antenatal, atau kondisi
perinatal berisiko (prematuritas, BBLR), dan hiperbilirubinemia.
b. Tuli konduksi
Merupakan gangguan pendengaran yang berkaitan dengan telinga luar dan tengah. Kondisi
yang dapat mengganggu transmisi bunyi dari telinga luar dan tengah ke telinga bagian dalam
yaitu serumen, kelainan kongenital pada daun telinga dan liang telinga, otitis media efusi
(OME), otitis media supuratif kronis (OMSK), gangguan pada tulang pendengaran. Selain itu
juga dapat terjadi pada kolesteatoma atau massa lain seperti schwannoma, glomus tumor,
dan hemangioma.
20
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 3
POLA PENGASUHAN ANAK
21
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
kesempatan belajar (stimulasi) sejak dini, dan menjamin keamanan serta keselamatan anak. Pola
pengasuhan tersebut harus didukung oleh kebijakan publik dan layanan kesehatan setempat melalui
program kesehatan keluarga.
1. Memantau kondisi fisik dan psikologis anak termasuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
2. Menjaga kebersihan diri maupun lingkungan untuk meminimalkan infeksi
3. Memberikan imunisasi sesuai jadwal
4. Mengenali tanda-tanda anak sakit dan segera mendatangi layanan kesehatan yang tepat
ketika anak sakit
Perlu digarisbawahi bahwa upaya-upaya orang tua atau pengasuh di atas juga tergantung pada
kesehatan fisik dan mental dari orang tua atau pengasuh tersebut. Oleh karena itu, pola pengasuhan
Nurturing Care juga memberikan perhatian khusus kepada kesehatan fisik dan mental orang tua atau
pengasuh, sehingga tidak hanya berfokus pada kesehatan anak saja.
22
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Memberikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (<1 jam) dan secara eksklusif selama 6
bulan. ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi sehingga pemberiannya perlu
dipertahankan selama mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan menyusukan bayi sedini mungkin.
Perlu diperhatikan posisi ibu dan bayi selama menyusui, perlekatan, serta tanda kecukupan ASI.
Kecukupan ASI dapat dipastikan dengan menilai frekuensi buang air kecil minimal 4 jam sekali
dengan lama menyusui lebih dari 10 menit dan frekuensi pemberian berdasarkan tanda lapar (on
cue).
2. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) saat umur 6 bulan sambil melanjutkan ASI hingga 24
bulan atau lebih, yang memenuhi persyaratan yaitu tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan
seimbang, aman, serta diberikan dengan cara yang benar. Defisiensi zat gizi dipenuhi melalui
pemberian makanan sumber zat gizi yang defisien, jika tidak memungkinkan maka berikan
makanan yang sudah difortifikasi yang memenuhi CODEX Alimentarius dengan memperhatikan
cara pembuatan. Pemberian MP-ASI yang baik harus sesuai syarat:
a. Tepat waktu
Sejak umur 6 bulan, ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan energi, protein, zat
besi, vitamin D, seng, serta vitamin A sehingga diperlukan MP-ASI yang dapat melengkapi
kekurangan zat gizi makro dan mikro tersebut. Orang tua perlu mengenali tanda kesiapan
bayi dalam menerima makanan padat seperti:
• Refleks menjulurkan lidah sudah mulai berkurang
• Refleks muntah sudah mulai melemah
• Kepala sudah tegak dan dapat duduk dengan bantuan
• Menunjukkan minat pada makanan lain selain ASI
b. Adekuat
MP-ASI diberikan dengan mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi, konsistensi atau
tekstur, variasi makanan, dan kebersihan. MP-ASI harus mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup.
• Karbohidrat dapat diperoleh dari bahan makanan pokok seperti beras, biji-bijian,
gandum, sagu, umbi, kentang, singkong, dan lain-lain
• Protein hewani dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, hati, udang, telur, susu dan hasil
olahannnya. Sumber protein hewani mengandung asam amino yang lengkap dengan
bioavailabilitas yang baik serta memiliki daya serap yang baik, sehingga pemberian
protein hewani dalam MP-ASI diprioritaskan. Selain protein hewani, protein nabati
mulai dapat diperkenalkan. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti
kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah, tempe, tahu dan lain-lain.
Kacang-kacangan mengandung asam fitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi
dan mineral. Asam fitat akan berkurang dengan proses pengolahan seperti perendaman,
pemanasan, dan fermentasi (contohnya menjadi tempe dan tahu)
• Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya dari penambahan minyak (minyak
kelapa sawit, minyak bekatul, minyak wijen), margarin, mentega, santan, dan
penggunaan protein hewani dalam MP-ASI. Penggunaan atau penambahan sejumlah
lemak saat pengolahan misalnya minyak atau santan pada MP-ASI akan memberikan
tambahan kandungan energi tanpa meningkatkan volume MP-ASI. Sebagai sumber
protein hewani, ikan juga mengandung asam lemak esensial (Omega 3 dan Omega 6)
23
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak. Contoh ikan yang banyak
mengandung asam lemak esensial adalah ikan kembung, ikan tongkol, ikan tuna, ikan
sarden, ikan tenggiri, ikan kerapu, dan ikan salmon
• Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin
(vitamin A dan C), terutama yang berwarna kuning, oranye, dan hijau, tetapi kandungan
seratnya tinggi. Kebutuhan serat bayi dan anak sangat sedikit, maka pemberian buah
dan sayur pada bayi dan anak dapat diperkenalkan dalam jumlah yang sedikit. Contoh
sumber vitamin dan mineral adalah buah dan sayur yang mengandung vitamin A dan C
seperti jeruk, mangga, tomat, bayam, wortel, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan
vitamin dan mineral dapat diperoleh dari bahan makanan lain, yaitu sumber karbohidrat,
protein hewani, dan protein nabati. Masalah defisiensi mineral pada bayi dan anak yang
terbesar adalah defisiensi zat besi dan seng. Sumber zat besi dan seng yang berasal dari
protein hewani akan lebih mudah diserap dibanding protein nabati
Tabel 3.1. Pemberian makan pada bayi dan anak (umur 6-23 bulan) yang mendapat ASI dan tidak
mendapat ASI
Jumlah energi
dari MP-ASI
Konsistensi
Umur yang Frekuensi Jumlah per kali makan
atau tekstur
dibutuhkan per
hari
6-8 200 kkal Mulai dengan 2-3 kali setiap hari. 1-2 Mulai dengan 2-3 sendok
bulan bubur kental, kali selingan dapat makan setiap kali makan,
makanan lumat diberikan tingkatkan bertahap hingga ½
mangkok berukuran 250 ml
(125 ml)
9-11 300 kkal Makanan yang 3-4 kali setiap hari, 1-2 ½-¾ mangkok ukuran 250 ml
bulan dicincang halus kali selingan dapat (125-200 ml)
dan makanan diberikan
yang dapat
dipegang oleh
bayi
12-23 550 kkal Makanan 3-4 kali setiap hari, 1-2 ¾-1 mangkok ukuran 250 ml
bulan keluarga kali selingan dapat
diberikan
Jika tidak Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan kelompok Jumlah setiap kali makan sesuai
mendapat kelompok umur kelompok umur umur dan tambahkan 1- dengan kelompok umur,
ASI 2 kali makan ekstra, 1-2 dengan penambahan 1-2 gelas
(6-23 kali selingan dapat susu per hari @250 ml dan 2-3
bulan) diberikan kali cairan (air putih, kuah
sayur, dan lain-lain)
Sumber: WHO/PAHO, 2003; WHO, 2009; WHO, 2010; UNICEF, 2013
24
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Aman
• Menjaga kebersihan (tangan, tempat kerja, peralatan)
• Memisahkan penyimpanan makanan mentah dengan yang sudah dimasak
• Menggunakan makanan segar dan masak sampai matang (daging, ayam, telur, dan ikan)
• Menyimpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan jenis makanannya (>60 oC
dan <5 oC). Suhu 5-60 oC merupakan suhu optimal berkembang biaknya kuman
• Menggunakan air bersih yang aman
d. Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding)
• Mengenali kesiapan bayi untuk mengonsumsi makanan padat
• Mengenali tahapan perkembangan oromotor (sudah dapat duduk dengan kepala tegak,
bisa mengkoordinasikan mata, tangan, dan mulut untuk menerima makananan dan
mampu menelan makan padat) serta tekstur makanan yang sesuai
• Memahami penerapan aturan makan (feeding rules)
Tabel 3.2. Feeding rules (aturan pemberian makan) umur 6-23 bulan
- Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu
3 kali makanan utama dan 2 kali makanan kecil di antaranya
Jadwal
- Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit
- Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan
- Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)
- Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat mainan elektronik) saat
Lingkungan
makan
- Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
- Dorong anak untuk makan sendiri
- Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
Prosedur memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral,
yaitu tanpa membujuk atau memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap
tidak mau makan, akhiri proses makan
Sumber: Bernard-Bonnin, 2006; Art-Rodas, 1998
25
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
26
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 3.3. Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan
(per orang per hari)
Kelompok Berat Tinggi Energi Protein Lemak (g) Karbohidrat Serat Air
umur badan badan (kkal) (g) Total Omega 3 Omega 6 (g) (g) (ml)
(kg) (cm)
0-5 bulan 6 60 550 9 31 0,5 4,4 59 0 700
6-11 bulan 9 72 800 15 35 0,5 4,4 105 11 900
1-3 tahun 13 92 1350 20 45 0,7 7 215 19 1150
4-6 tahun 19 113 1400 25 50 0,9 10 220 20 1450
Sumber: Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia (Permenkes RI, 2019)
Umur (bulan)
Menu Makanan keluarga (gram)
6-8 9-11 12-23
Menu 1 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Semur hati ayam 25 g 25 g 40 g
Bening/bobor bayam 10 g 15 g 20 g
Menu 2 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Ikan kembung bumbu kuning 30 g 30 g 35 g
Tumis buncis 10 g 15 g 20 g
Menu 3 Nasi putih 30 g 45 g 55 g
Dadar telur 35 g 35 g 45 g
Sayur kare wortel tempe 20 g 25 g 30 g
Menu 4 Puree kentang (margarin) 50 g 65 g 100 g
Sup ayam tahu labu kuning 45 g 55 g 80 g
Menu 5 Makaroni daging kukus 70 g 90 g 125 g
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
27
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
28
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 3.6. Berat bahan makanan mentah dan matang untuk membuat MP-ASI
1. Karbohidrat
Bahan makanan Berat bersih Faktor Berat matang
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah (g) konversi (g)
1. Beras 10 1 sdm 0,4 Nasi 25 2 ½ sdm
0,3 Nasi tim 35 3 ½ sdm
0,2 Bubur 50 ¼ gelas
15 1 ½ sdm 0,4 Nasi 40 4 sdm
Nasi tim 50 5 ½ sdm
Bubur 75 3/8 gelas
25 2 ½ sdm 0,4 Nasi 65 ½ gelas
0,3 Nasi tim 85 ¾ gelas
0,2 Bubur 125 5/8 gelas
2. Kentang 20 1/5 buah 1 Kentang kukus 20 1/5 buah sedang
sedang 2,9 Kentang goreng 7
1,6 Kentang rebus goreng 13
1,2 Kentang perkedel 17
0,8 Kentang puree 25
25 ¼ buah 1 Kentang kukus 25 ¼ buah sedang
sedang 2,9 Kentang goreng 9
2,6 Kentang rebus goreng 16
Kentang perkedel 21
Kentang puree 31
3. Tepung 10 2 sdm 0,1 Bubur tepung 100 ¾ gelas
4. Bihun kering 10 0,4 Bihun rebus goreng 25
0,3 Bihun rebus 33
25 ¼ gelas 0,4 Bihun rebus goreng 60 1/3 gelas
Bihun rebus 83
5. Mi kering 10 1/7 0,3 Mi kering rebus 30 3 sdm
bungkus
70 1 bungkus 0,3 Mi kering rebus 220 1 gelas
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
29
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Protein hewani
Bahan makanan Berat Faktor Berat
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah bersih (g) konversi matang (g)
1. Telur ayam 50 2 butir 0,9 Ceplok lunak 56 2 butir
kampung 0,9 Ceplok keras 56
1,1 Ceplok air 45
0,7 Dadar banyak minyak 71
0,7 Dadar sedikit minyak 71
2. Telur ayam ras 50 1 butir 0,9 Ceplok lunak 56 1 butir
1,3 Ceplok keras 38
0,9 Ceplok air 56
0,8 Dadar banyak minyak 63
0,9 Dadar sedikit minyak 56
3. Daging haas 10 1 sdm 1,9 Daging haas goreng 5 ½ sdm
1,8 Daging haas rebus 6
2,6 Daging haas rebus goreng 4
1,3 Daging haas ungkep 8 1 sdm
25 2 sdm 1,9 Daging haas goreng 13 1 ½ sdm
1,8 Daging haas rebus 14
2,6 Daging haas rebus goreng 10 1 sdm
1,3 Daging has rebus goreng 19
4. Hati sapi 10 1 sdm 1,5 Hati goreng 7 ¾ sdm
1,3 Hati rebus 8
1,3 Hati rebus goreng 8
1,2 Hati ungkep 8
25 2 sdm 1,5 Hati goreng 17 2 sdm
Hati rebus 19
Hati rebus goreng 19
Hati ungkep 21
5. Daging ayam 10 1 ½ sdm 1,7 Daging ayam panggang 6
1,3 Daging ayam rebus 8
30
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
3. Protein nabati
Bahan makanan Berat Faktor Berat
No. URT Bahan makanan matang URT
mentah bersih (g) konversi matang (g)
1. Kacang ijo 10 1 sdm 0,5
Kacang ijo rebus 20 3 sdm
15 1 ½ sdm 0,5
Kacang ijo rebus 30 4 ½ sdm
25 2 ½ sdm 0,5
Kacang ijo rebus 50 7 ½ sdm
2. Tempe 10 ½ potong 1,0
Tempe goreng 10
Tempe tumis 9
Tempe bacem 10
Tempe pepes 10
25 1 potong 1,0 Tempe goreng 25
1,1 Tempe tumis 23
1,0 Tempe bacem 25
1,0 Tempe pepes 25
3. Tahu kuning 20 ½ buah 1,1 Tahu goreng 18
cetak 1,6 Tahu tumis 13
1,2 Tahu bacem 17
1,2 Tahu kukus 17
50 1 buah 1,1 Tahu goreng 45
1,6 Tahu tumis 31
1,2 Tahu bacem 42
1,2 Tahu kukus 42
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
32
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
4. Sayur-sayuran
Bahan Berat
Berat Faktor
No. makanan URT Bahan makanan matang matang URT
bersih (g) konversi
mentah (g)
1. Bayam 15 1 ½ sdm 1,1 Bayam rebus 14 1 ½ sdm
0,9 Bayam kukus 17
Bayam tumis 17
25 Bayam rebus 23 ¼ gelas
Bayam kukus 28
Bayam kumis 28
2. Buncis 15 1 ½ buah 0,9 Buncis rebus 17 2 sdm
Buncis kukus 13
Buncis tumis 15
25 Buncis rebus 28 3 sdm
Buncis kukus 21
Buncis tumis 25
3. Kangkung 15 1 ½ sdm 0,8 Kangkung rebus 19 1 ½ sdm
Kangkung kukus 15
Kangkung tumis 15
4. Wortel 15 2 sdm 1,1 Wortel rebus 14 2 sdm
1,0 Wortel kukus 14
1,1 Wortel tumis 15 3 sdm
25 3 sdm 1,1 Wortel rebus 23 3 sdm
1,1 Wortel kukus 23
1,0 Wortel tumis 25
5. Tomat 15 ¼ buah 0,9 Tomat rebus 17 ¼ buah
1,3 Tomat tumis 12
25 ½ buah 0,9 Tomat rebus 28 ½ buah
1,3 Tomat tumis 19
Sumber: Pedoman pemberian makan bayi dan anak (Kemenkes RI, 2020)
33
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
5. Minyak
Satu satuan penukar mengandung 45 kalori dan 5 gram lemak
No. Bahan makanan Berat (gram) URT
34
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak halus dan adaptif, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan sosialisasi
dan kemandirian. Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dengan menerapkan prinsip
35
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Berikut adalah tahapan perkembangan, stimulasi yang diberikan, serta red flags sesuai kelompok
umur anak.
36
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 3.7. Tahapan perkembangan, stimulasi, dan red flags perkembangan anak
umur 0-72 bulan
STIMULASI
• Melatih bayi mengangkat kepala 45˚
Letakkan bayi pada posisi tengkurap. Gerakkan sebuah mainan berwarna
cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar
mengangkat kepalanya. Secara berangsur-angsur ia akan menggunakan
kedua lengannya untuk mengangkat kepala dan dadanya.
37
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
38
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Membentuk rutinitas
Mulailah membentuk rutinitas, seperti tidur lebih banyak di malam hari daripada di siang hari
dan buat jadwal yang teratur. Ketika menidurkan bayi, bersenandunglah dengan nada lembut dan
penuh kasih sayang, ayun perlahan bayi Anda sampai tertidur. Pada saat tidur malam, buat suasana
ruangan nyaman, lampu redup, dan tidak bising. Jangan ada TV dan komputer dalam kamar tidur
karena mengganggu tidur anak.
RED FLAGS
Periode neonatal
Motorik
• Tonus otot lemah
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
Sosial-emosional
• Pengasuh menunjukkan sikap tak acuh atau tidak tertarik
Umur 2 bulan
Motorik
• Tidak dapat mengangkat kepala ketika tengkurap
• Tidak dapat membawa tangannya ke mulut
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
• Pandangan mata tidak mengikuti arah gerak benda
Sosial-emosional
• Jarang menatap wajah atau kurangnya fiksasi mata
• Tidak tersenyum pada orang di sekitarnya
39
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Melatih kontrol kepala
Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat dengan cara gendong bayi dengan posisi tegak dan
menghadap ke depan.
40
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Memberikan bayi kesempatan untuk meraih mainan dan mengeksplor lingkungan sekitarnya
Letakkan sebuah mainan sedikit di luar jangkauan bayi. Gerak-gerakkan mainan itu di depan
bayi sambil bicara kepadanya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan terlalu
lama membiarkan bayi berusaha meraih mainan tersebut agar ia merasa berhasil.
41
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Membentuk rutinitas
Lanjutkan rutinitas jadwal untuk tidur dan makan.
RED FLAGS
Umur 4 bulan
Motorik
• Tidak dapat menahan kepala dengan stabil
• Tidak mampu menggerakkan tangan ke bagian tengah tubuh
• Kaki tidak menendang ketika diletakkan di atas permukaan yang keras
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons terhadap suara keras
• Pandangan mata tidak mengikuti arah gerak benda
Sosial-emosional
• Jarang menatap wajah atau kurangnya fiksasi mata
• Tidak tersenyum pada orang di sekitarnya
42
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Memberikan pelukan, senyuman, ajak bicara, serta panggil Namanya
43
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
44
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 6 bulan
Motorik
• Tidak dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
• Memiliki kesulitan untuk membawa benda ke arah mulut
• Tampak sangat lemah, seperti boneka kain
• Tidak dapat berguling ke arah manapun
• Terlihat sangat kaku, otot tampak tegang
45
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Sosial-emosional
• Tidak tersenyum, tertawa, atau menunjukkan ekspresi wajah
• Tidak menunjukkan ketertarikan atau rasa kasih sayang pada pengasuh
46
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Saat bayi mulai lebih sering bergerak, tetaplah berada pada jarak dekat dengannya
• Sediakan tempat yang cukup luas dan aman untuk bayi dapat bergerak bebas dan
mengeksplorasi lingkungan sekitarnya
• Latih bayi untuk duduk, merangkak, berdiri berpegangan
• Latih bayi untuk memegang mainan dengan 2 tangan
• Latih bayi untuk memasukkan benda kecil ke dalam wadah
47
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mengucapkan dan menunjuk orang, benda, atau organ tubuh yang sudah dikenalkan
Deskripsikan apa yang dilihat oleh bayi; misal “Bola bulat berwarna merah” dan beritahu apa
yang diinginkan bayi Anda saat ia menunjuk pada suatu benda.
• Membacakan buku
Bacakan buku dan ajak bicara. Anda dapat mengenalkan gambar-gambar yang ada di dalam
buku dan memintanya untuk menunjuk gambar yang Anda sebutkan.
48
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 9 bulan
Motorik
• Tidak mampu duduk dengan bantuan
• Jarang berguling
• Tidak dapat menahan beban dengan kedua kakinya meskipun dibantu
• Tidak dapat melakukan permainan yang melibatkan gerakan ‘bolak-balik’
• Tidak dapat memindahkan mainan dari 1 tangan ke tangan yang lain
Sosial-emosional
• Tidak ada timbal balik (interaksi 2 arah) saat diajak tersenyum atau berbicara
49
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Berikan anak pelukan, ciuman, dan pujian ketika anak berperilaku baik
• Berikan ruang yang cukup luas dan aman untuk eksplorasi
Jadikan rumah ramah anak. Simpan produk pembersih dan perawatan rumah lainnya di
tempat yang aman. Gunakan pagar pengaman dan pastikan pintu terkunci.
• Melatih anak berjalan mundur 5 langkah
50
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, ajari anak cara melangkah mundur.
Berikan mainan yang dapat ditarik karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat
memperhatikan mainan itu. Umumnya anak senang dengan mainan yang bersuara.
• Latih anak untuk dapat membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
51
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Ajak anak bermain dengan mainan yang dapat didorong seperti gerobak
• Ajak anak bermain telpon-telponan
• Melatih anak mengenal bagian tubuh
Dimulai dari bagian tubuh yang mudah, anak diajarkan nama-nama
bagian tubuh. Anak diminta untuk menunjuk bagian-bagian tubuh.
Ajarkan anak untuk mengikuti kata penyebutan bagian-bagian tubuh
tersebut.
52
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Sering bawa anak ke tempat-tempat umum seperti kebun binatang, pusat perbelanjaan, terminal
bus, museum, stasiun kereta api, lapangan terbang, taman, tempat bermain, dan sebagainya.
Bicarakan mengenai benda-benda yang Anda dan anak Anda lihat.
RED FLAGS
Umur 12 bulan
Motorik
• Tidak dapat berdiri atau menahan beban dengan kedua kaki walaupun dibantu
• Tidak dapat merangkak
Bahasa atau kognitif
• Tidak merespons ketika namanya dipanggil
• Tidak memahami kata ‘tidak’
• Tidak berusaha mencari barang yang ia tahu Anda sembunyikan
• Tidak dapat melakukan gerakan seperti melambai atau menggelengkan kepala
• Tidak mengucapkan satu katapun seperti “Mama” atau “Dada”
53
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Umur 15 bulan
Motorik
• Tidak dapat memegang pensil
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat mengucapkan kata “Mama” dan “Papa” atau “Dada”
Sosial-emosional
• Tidak mampu menunjuk benda yang diinginkan (proto-imperative pointing)
54
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Berikan anak ruang yang aman untuk berjalan dan bergerak
• Berikan mainan yang dapat didorong dan ditarik dengan aman
• Ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Penting untuk menjaga lingkungan
tetap konsisten dan dapat diprediksi
55
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
56
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
57
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mengajak anak bermain permainan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak umpet. Dengan
bermain seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan dan giliran
bermain dengan teman-temannya.
• Melatih anak mengenal jenis kelamin
Perkenalkan jenis kelamin anak, baik saat memandikan anak atau memakaikan pakaian.
Gunakan kata sederhana dan dengan intonasi datar.
• Lebih sering memuji perilaku baik daripada menghukum perilaku yang buruk (gunakan ‘time-
out’ yang lebih singkat)
• Deskripsikan emosi anak, misalnya “Kamu senang ketika membaca buku ini”
• Dorong anak untuk berempati, misal ketika ia melihat temannya sedih, dorong anak untuk
memeluk atau menepuk pundak temannya
• Biarkan anak bermain dengan balok, bola, puzzle, buku, dan mainan yang mengajarkan sebab
akibat dan pemecahan
• Berikan mainan yang mendorong anak untuk bermain berpura-pura, misalnya boneka, telepon
mainan
RED FLAGS
Umur 18 bulan
Motorik
• Tidak dapat berjalan tanpa bantuan
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat menyebutkan minimal 6 kata
• Tidak mengatakan kata-kata baru
• Tidak mampu menunjuk benda untuk menunjukkan sesuatu pada orang lain
• Tidak mengetahui fungsi benda-benda yang familiar
• Tidak dapat menirukan tindakan atau perkataan orang lain
Sosial-emosional
• Tidak mampu menunjuk untuk menyatakan ketertarikan (proto-declarative pointing) atau
menunjukkan gestur
• Tidak peduli ketika pengasuh datang atau pergi
58
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Dorong agar anak mau memanjat, berlari, melompat, merayap, melatih keseimbangan badan,
bermain menendang bola, serta latihan menghadapi rintangan
Ajak anak bermain ‘ular naga’, merangkak di
kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, melompat di
atas bantal dan lain-lain.
59
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
60
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
dengan tulisan dan gambar yang besar supaya menarik minat anak. Ketika selesai
membacakan, Anda dapat mengajukan pertanyaan 5 W dan 1 H: Who (siapa tokohnya); What
(apa yang terjadi); When (kapan terjadinya); Where (di mana terjadinya); Why (mengapa bisa
terjadi); How (bagaimana bisa terjadi).
• Dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya baik dari buku maupun ketika jalan-jalan
• Memberikan pendampingan saat menonton TV atau bermain gadget
Apabila ingin menonton TV atau gadget, dampingi anak ketika menonton. Beri penjelasan
kepada anak tentang apa yang dilihat dan didengar pada acara tersebut. Ajak anak untuk
dapat memberi tanggapan sehingga kita bisa mengetahui bahwa apa yang dipersepsikan anak
terhadap tontonan tersebut adalah benar. Batasi waktu menonton maksimal 1 jam per hari.
• Melatih anak menyebut nama lengkap
• Menceritakan diri anak
Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu dan
menarik yang dialami anak.
• Melatih anak menyebutkan nama, sifat, guna, serta keadaan suatu benda
Anak dapat melihat gambar dan menyebut dengan benar nama-nama benda yang sudah
diajarkan. Ketika mengajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu
benda. Misal: "Pakai kemeja yang merah", "Bolamu yang kuning ada dibawah meja", “Mobil-
mobilan yang biru itu ada di dalam laci", dan sebagainya.
• Ajari anak untuk mengidentifikasi dan menyebutkan bagian-bagian tubuh, hewan, serta hal-
hal umum lainnya
• Melatih anak mengenal nama berbagai jenis pakaian
Ketika mengenakan pakaian anak, sebut nama jenis pakaian tersebut (kemeja, celana, kaos,
celana, rok, dsb). Minta anak mengambil pakaian yang Anda sebutkan sambil menyebutkan
kembali jenisnya.
• Jangan mengoreksi anak Anda saat dia mengucapkan kata-kata yang salah. Sebaliknya, beri ia
contoh bagaimana mengatakan dengan benar, misalnya “Itu adalah bola”
• Dorong anak untuk mengucapkan kata dibanding menunjuk
Jika anak tidak dapat mengucapkan seluruh kata (‘susu’), bantu dengan mengucapkan (‘s’).
Seiring waktu, Anda dapat mendorongnya untuk mengucapkan seluruh kalimat “Aku ingin
susu”.
• Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi atau WC
Ajari anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil atau buang air besar. Dampingi
anak saat buang air kecil atau buang air besar dan beritahu cara membersihkan diri dan menyiram
kotoran.
• Melatih anak berpakaian
Ajari anak berpakaian sendiri tanpa bantuan. Beri kesempatan anak memilih sendiri pakaian
yang akan dikenakannya.
• Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya
• Sering-sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tempat bermain, toko,
kebun binatang dan lain-lain
• Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor kemudian mengelapnya
dengan bantuan Anda sesedikit mungkin
Demikian juga dalam mencuci tangan, berpakaian, merapikan mainan, dan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan, seperti menyapu dan
menyiapkan makan. Puji anak ketika melakukannya.
61
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 24 bulan
Motorik
• Tidak dapat berjalan dengan stabil
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata (contoh: “Minum susu”)
• Tidak mampu untuk mengikuti perintah sederhana
• Tidak mengetahui cara menggunakan benda-benda umum, seperti sikat, telepon, garpu, sendok
• Tidak dapat meniru tindakan atau perkataan orang lain
Sosial-emosional
• Kontak mata minimal
62
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
63
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus
Di halaman rumah, letakkan papan sempit, buat garis lurus dengan tali
rafia, kapur, atau susun batu bata memanjang. Tunjukkan pada anak cara
berjalan di atas papan atau garis lurus dengan merentangkan kedua
tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh.
64
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Membacakan cerita
Bacakan cerita setiap hari. Minta anak untuk menunjuk gambar dan mengulangi kata yang Anda
ucapkan.
65
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
66
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 36 bulan
Motorik
• Sering jatuh atau kesulitan saat naik tangga
Bahasa atau kognitif
• Tidak mampu untuk mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3 kata
• Sering berliur atau ucapannya terdengar sangat tidak jelas
• Tidak dapat mengoperasikan mainan yang sederhana
• Tidak memahami instruksi sederhana
• Tidak dapat berbicara dalam kalimat
Sosial-emosional
• Jarang bermain peran atau bermain pura-pura
• Tidak melakukan kontak mata
• Tidak ingin bermain dengan mainan atau anak lain
67
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
68
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Mengajak anak bermain lomba balap karung, bermain engklek, lompat tali, mendengarkan
musik sembari menari, dan bermain puzzle
Buat agar anak bermain dengan teman sebayanya.
Dorong anak untuk mau berbagi mainan dan bermain
secara bergiliran. Biarkan ia menyelesaikan
masalahnya sendiri, tetapi tetap berada di dekatnya
jika sewaktu-waktu ia membutuhkan bantuan.
69
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 48 bulan
Motorik
• Tidak dapat melompat di tempat
• Mengalami kesulitan menggambar orang
70
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Sosial-emosional
• Tidak menghiraukan anak lain atau tidak merespon orang lain selain keluarga
• Tidak menunjukkan ketertarikan pada permainan interaktif atau permainan berpura-pura
71
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
STIMULASI
• Lanjutkan stimulasi pada kelompok umur 48-59 bulan
• Ajak anak pergi berjalan-jalan ke sekitar rumah. Lakukan permainan
berburu, bermain halang rintang di sekitar rumah atau taman
72
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mengajak anak membuat berbagai kerajinan tangan dari tanah liat, pasir, plastisin atau lilin
Sediakan tanah liat atau lilin mainan, bantu anak membuat berbagai
macam bentuk. Ajak anak untuk menceritakan kembali tentang apa yang
dibuatnya, puji anak atas hasil karyanya dan letakkan di tempat khusus
agar terlihat oleh anggota keluarga yang lain.
• Sediakan kotak berisi krayon, kertas, cat, gunting, dll. Dorong anak untuk menggambar dan
membuat proyek seni menggunakan berbagai macam alat dan bahan
• Ketika membacakan cerita, minta anak untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya di
cerita tersebut. Beri anak buku cerita bergambar dan dorong anak untuk menceritakan apa yang
dilihat
• Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak
• Ikutkan anak dalam acara makan sekeluarga
• Dampingi anak saat menonton acara TV atau gawai. Batasi waktu menonton maksimal 1 jam/hari,
jelaskan apa yang ditonton dan motivasi anak untuk menceritakan kembali setelah menonton
acara tersebut
• Melatih anak mengerti urutan kegiatan
Bantu anak mengerti urutan kegiatan dalam mengerjakan sesuatu, misalnya saat mencuci
tangan, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, beritahu
anak langkah-langkahnya secara berurutan.
• Melatih anak mengenal konsep waktu
Buat ‘jam’ dari kertas atau karton dengan 2 buah jarum penunjuk. Letakkan jarum penunjuk pada
waktu makan siang, waktu makan malam, dan waktu lainnya yang berarti bagi anak. Mulai dengan
yang mudah, misalnya angka 12 waktu makan siang dan angka 6 waktu makan malam. Setelah
anak mengerti, ajari yang lebih sulit, misalnya jam 12.30 atau jam 6.30.
73
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mengenalkan uang
Ajari anak mengenal berbagai jenis uang. Selanjutnya, ajari anak
membedakan uang dengan nilai rupiah yang berbeda. Minta anak
mengelompokkan beberapa uang dan menyebutkan nilainya.
74
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
RED FLAGS
Umur 60 bulan
Motorik
• Tidak dapat membuat gambar, bentuk, atau garis
• Keseimbangan tubuh buruk
Bahasa atau kognitif
• Tidak mampu memahami bentuk, huruf, dan warna
• Tidak dapat menyebut namanya sendiri
• Tidak mampu menceritakan tentang aktivitas sehari-hari atau pengalamannya
• Tidak dapat menggosok gigi, mencuci dan mengeringkan tangan, atau melepas pakaian tanpa
dibantu
Sosial-emosional
• Menunjukkan perilaku ekstrim (sangat takut, agresif, malu, sedih)
• Tidak dapat membedakan antara kenyataan atau pura-pura
• Tidak menunjukkan berbagai macam emosi
• Secara tidak biasa menarik diri dan tidak aktif
• Tidak merespon orang lain, atau hanya merespon seadanya
• Mudah terdistraksi, memiliki masalah untuk fokus pada 1 kegiatan selama lebih dari 5 menit
• Tidak bermain berbagai macam permainan dan aktivitas
Umur 72 bulan
Motorik
• Tidak dapat melompat dengan 1 kaki
• Tidak dapat menuliskan nama
Bahasa atau kognitif
• Tidak dapat menceritakan kembali atau merangkum sebuah cerita secara runtut dari awal, tengah,
hingga akhir
Sosial-emosional
• Tidak mengetahui nama teman
• Tidak dapat mengenali perasaan orang lain
75
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
76
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 4
MANAJEMEN PENERAPAN DETEKSI
DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK DI PUSKESMAS
77
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan SDIDTK di wilayah Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Inventarisasi sarana dan prasarana
a. Jumlah sasaran: Balita dan anak prasekolah
b. Jumlah sarana pelayanan: Posyandu, PAUD/TPA/RA setingkat, BKB, Panti Sosial Anak,
Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes
c. Jumlah tenaga kesehatan: Terlatih dan belum terlatih
d. Jumlah kader: Terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi
e. Jumlah guru PAUD/TPA/RA: Terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi
f. Jumlah logistik: SDIDTK Kit, Pedoman SDIDTK, Formulir SDIDTK, Buku KIA
2. Diseminasi informasi berkala kepada seluruh petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
terkait dengan SDIDTK
3. Persiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
SDIDTK dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan, perawat, dan petugas gizi) dan
dapat bekerjasama dengan tenaga pendidik PAUD (seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman
Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis), lembaga sosial anak, dan kader yang terlatih
untuk persiapan dan membantu kelancaran pelaksanaan SDIDTK.
a. Pelatihan atau orientasi bagi petugas kesehatan
Pelatihan dapat dilakukan dengan metode kalakarya dan dapat dilakukan penyegaran bila
diperlukan.
• Kalakarya adalah salah satu metode untuk meningkatan kapasitas perawat, bidan,
petugas gizi dalam menerapkan SDIDTK dengan metode pendampingan. Metode
kalakarya ini lebih efektif karena peserta didorong untuk lebih aktif dan memiliki
kesempatan praktik lebih banyak
• Penyegaran SDIDTK dilakukan secara berkala, minimal setahun sekali bagi perawat,
bidan, dan tenaga gizi atau tenaga lain yang sudah mendapatkan pelatihan SDIDTK.
Tujuan penyegaran SDIDTK adalah menjaga kualitas dan kompetensi SDM yang ada
dalam memberi pelayanan SDIDTK. Kepala Puskesmas bertanggung jawab memantau
kemampuan dan kepatuhan SDM dalam memberikan pelayanan SDIDTK
• Kegiatan kalakarya dan penyegaran SDIDTK bisa dilaksanakan di tempat yang sama
dengan pendamping atau ke Puskesmas lain bilamana Puskesmas tersebut sudah
melakukan implementasi pelayanan SDIDTK lebih baik
b. Pelatihan atau orientasi bagi tenaga pendidik PAUD dan lembaga sosial anak
Pelatihan atau orientasi bagi pendidik PAUD dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Puskesmas. Peserta orientasi adalah guru TK/RA, TPA, dan satuan
PAUD sejenis di wilayah kerja Puskesmas. Tenaga Pendidik PAUD dapat membantu
persiapan dan kelancaran pelaksanaan SDIDTK.
c. Pelatihan atau orientasi kader Posyandu
Pelatihan atau orientasi kader Posyandu dapat dilakukan di Puskesmas/kecamatan/desa.
Peserta pelatihan/orientasi adalah kader terpilih yang mau melaksanakan dan
membimbing keluarga dalam melakukan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak
melalui pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
78
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Dana BOK untuk transportasi kegiatan luar gedung misalnya kunjungan petugas
kesehatan ke Posyandu/PAUD/RA/BKB untuk melaksanakan SDIDTK, orientasi tenaga
pendidik PAUD/RA dan kader
• Dana kapitasi JKN untuk penggandaan formulir DDTK
c. Ruangan
Pelayanan SDIDTK di Puskesmas harus terpisah dari ruang pemeriksaan pasien dewasa atau
anak sakit. Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu karena
membutuhkan waktu yang cukup untuk pelayanan, termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk menyampaikan KIE pertumbuhan dan perkembangan kepada orang tua atau
pengasuh balita. Jika belum mempunyai ruangan tertentu dapat menggunakan ruangan
yang dimanfaatkan bersama atau multifungsi dengan pelayanan kesehatan lainnya seperti
ruang imunisasi.
5. Membuat jejaring pelayanan DDTK
Untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan balita dan anak prasekolah yang mendapatkan
pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang, kepala Puskesmas perlu membina dan
mengembangkan jejaring dengan institusi yang melakukan Pendidikan Anak Umur Dini (PAUD)
seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis.
Puskesmas terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada PAUD, lembaga sosial anak dan
Posyandu di daerah wilayah binaannya tentang pentingnya pelaksanaan SDIDTK.
Diseminasi informasi kepada lintas sektor, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) terkait juga penting dilakukan. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya tumbuh kembang anak, diseminasi informasi SDIDTK perlu
dilakukan kepada lintas sektor terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, PKK, dan
masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa.
79
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Pelayanan DDTK diberikan saat balita atau anak prasekolah kontak dengan petugas di
Puskesmas, adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan kesehatan, pemantauan berat badan, panjang badan atau tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan deteksi dini tumbuh kembang
b. Identifikasi penyakit penyerta (red flags), menentukan klasifikasi penyakit, status
pertumbuhan dan status gizi, serta penyimpangan tumbuh kembang
c. Melakukan intervensi atau tindakan spesifik untuk penyimpangan tumbuh kembang sesuai
standar
d. Konseling kepada ibu, pengasuh, atau keluarga
2. Pembinaan ke kader Posyandu, pendidik PAUD, dan satuan PAUD sejenis
80
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
g. Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
h. Melakukan konseling tentang cara intervensi dini bila ditemukan hasil meragukan
i. Merujuk bila diperlukan
81
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
m. Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
n. Melakukan intervensi masalah gizi dan tumbuh kembang
o. Merujuk bila diperlukan
5. Jadwal dan Jenis Kegiatan SDIDTK pada Balita dan Anak Prasekolah
Setiap bulan anak mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku
KIA. Bila pertumbuhan atau perkembangan tidak sesuai umur menurut buku KIA, maka anak harus
mendapatkan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang dengan menggunakan buku SDIDTK.
Meskipun hasil pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur menurut buku KIA, setiap anak
berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan harus dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan buku SDIDTK.
82
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 4.1. Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus dilakukan di tingkat Puskesmas
Umur
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan Deteksi dini penyimpangan Deteksi dini penyimpangan
perkembangan perilaku emosional
(dilakukan atas indikasi)
Weight Length BB/U PB/U BB/PB IMT/U LK KPSP TDD Pemeriksaan TDL KMPE M-CHAT GPPH
increment* increment* atau atau pupil putih** Revised***
TB/U BB/TB
6 bulan
9 bulan
18 bulan
24 bulan
36 bulan
48 bulan
60 bulan
72 bulan
*Diukur jika tren pertumbuhan mendatar atau tidak mengikuti garis pertumbuhan
**Pemeriksaan pupil putih untuk deteksi dini katarak kongenital dilakukan pada bayi berusia di bawah 3 bulan saat kunjungan imunisasi
***Pemeriksaan M-CHAT Revised dilakukan pada usia 16-30 bulan
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
84
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 5
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN
ANAK DI TINGKAT PUSKESMAS
85
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
86
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
*Pengukuran dilakukan jika ada indikasi pada kondisi khusus seperti organomegali, massa
abdomen, hidrosefalus, dan pasien yang tidak bisa dilakukan pemeriksaan BB/PB atau BB/TB
**Diukur jika tren kenaikan berat badan mendatar atau tidak mengikuti garis pertumbuhan
Gambar 5.1. Penimbangan BB menggunakan alat ukur berat badan bayi (baby scale)
87
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
88
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Penggunaan tabel BB/PB atau BB/TB (Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak)
• Ukur panjang atau tinggi dan timbang berat badan anak sesuai cara di atas
• Lihat kolom panjang atau tinggi badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran
• Pilih kolom berat badan sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang
terdekat dengan berat badan anak
• Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka
Standar Deviasi (SD)
3. Pengukuran lingkar kepala anak (LK)
a. Bertujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak apakah dalam batas normal atau tidak
b. Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Pada anak umur 0-5 bulan pengukuran
dilakukan setiap bulan, sedangkan untuk anak umur 6-23 bulan pengukuran dilakukan
setiap 3 bulan. Pada anak umur 24-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan
c. Cara mengukur lingkar kepala anak:
• Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, di atas alis mata, di atas
kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
• Baca angka pada pertemuan dengan angka
• Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak
• Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin
anak
• Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang
89
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
90
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Axis-x: Garis referensi horizontal pada grafik. Pada beberapa axis-x (horizontal) menunjukkan
umur atau panjang atau tinggi badan. Plot pada axis-x sesuai dengan umur penuh (completed
age) baik dalam minggu atau bulan. Pada grafik berat badan menurut tinggi badan atau berat
badan menurut panjang badan, plot pada aksis-x menggunakan panjang atau tinggi badan yang
dibulatkan ke sentimeter terdekat. Pada aksis-x dengan panjang atau tinggi badan akan
dibutuhkan pembulatan 0,1-0,4 cm ke sentimeter di bawahnya, dan pada 0,5-0,9 cm akan
dibulatkan ke sentimeter di atasnya
2. Axis-y: Garis referensi vertikal pada bagian sebelah kiri grafik. Pada growth chart axis-y
menunjukan panjang badan, berat badan, atau IMT. Plotkan titik sesuai data berat, panjang
badan, atau BMI setepat mungkin
3. Titik plot: Titik pada grafik dimana point atau titik tersebut merupakan perpotongan antara
garis yang ditarik dari perhitungan di axis-x dan di axis-y
91
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Contoh:
2.4. Interpretasi
2.4.1. Penilaian Pertumbuhan Anak
Penilaian tren pertumbuhan anak mengindikasikan apakah seorang anak tumbuh normal atau
berisiko mengalami gangguan pertumbuhan atau mempunyai masalah pertumbuhan. Penilaian ini
meliputi 3 parameter yaitu:
92
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Gambar 5.9. Interpretasi grafik berat badan menurut umur pada buku KIA
93
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Gambar 5.10. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 bulan sampai dengan 6 bulan) (a)
Gambar 5.11. Grafik berat badan menurut umur (umur 0 sampai dengan 6 bulan) (b)
94
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Gambar ini menunjukkan penurunan berat badan yang tajam pada umur 10 sampai dengan 11
minggu, diikuti kenaikan garis pertumbuhan yang tajam pada periode berikutnya. Kenaikan
atau penurunan garis pertumbuhan membutuhkan perhatian khusus. Pada anak yang sedang
sakit atau mengalami gizi buruk, kenaikan berat badan yang tajam diharapkan terjadi pada
periode tumbuh kejar. Namun kenaikan berat badan yang tajam juga perlu mendapat
perhatian, karena mengindikasikan perubahan praktik pemberian makan yang dapat
menyebabkan overweight
Gambar 5.12. Grafik berat badan menurut umur (umur 6 bulan sampai dengan 2 tahun)
Gambar ini menunjukkan garis pertumbuhan yang mendatar dari umur 6 sampai 8 bulan dan
umur 1 tahun 4 bulan sampai 2 tahun. Pada periode stagnasi ini, garis pertumbuhan memotong
2 Z-score
b. Penilaian kenaikan berat badan menggunakan tabel kenaikan berat badan (weight
increment)
Penilaian kenaikan berat badan dilakukan bila tren kenaikan berat badan mendatar
(garis pertumbuhan 3) atau tidak mengikuti garis pertumbuhan (garis pertumbuhan 4)
pada Gambar 5.10. Pengukuran weight increment dilakukan untuk menentukan
keterlambatan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan kenaikan berat badan di bawah
standar kenaikan berat badan (di bawah persentil 5).
95
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 5.2. Penambahan berat badan anak laki–laki dalam interval 3 bulan
Contoh kasus: Bila seorang anak laki-laki umur 3 bulan mengalami kenaikan berat badan
<2083 gram sejak lahir menunjukkan risiko gagal tumbuh atau at risk of failure to thrive
oleh karena kenaikan berat badan kurang dari standar weight increment (kurang dari
persentil 5).
a. Penilaian pertambahan panjang atau tinggi badan menggunakan grafik PB/U atau TB/U
b. Anak dikatakan tumbuh normal bila grafik panjang atau tinggi badan sejajar dengan garis
median
c. Penilaian pertambahan panjang badan atau tinggi badan menggunakan tabel pertambahan
panjang badan (length increment)
96
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
97
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kurang dari standar kenaikan berat Risiko gagal • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
badan/weight increment (persentil tumbuh atau at penyakit penyerta
5) untuk umur 0-24 bulan risk of failure to • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
thrive • Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
Kurang dari standar pertambahan Perlambatan • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau
panjang badan/length increment pertumbuhan penyakit penyerta
(persentil 5) untuk umur linear • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
0-24 bulan • Evaluasi setelah 2 minggu, bila tetap atau tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
Garis pertumbuhan meningkat Pertumbuhan • Segera rujuk ke RS
atau menurun secara tajam tidak baik
*Jika pertumbuhan meningkat
karena catch up menuju median
berarti baik
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
99
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
100
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
101
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
3. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) untuk anak umur 60-72 bulan
Keterangan:
*Bila ada komplikasi yang tidak bisa ditangani di Puskesmas maka harus dirujuk ke
fasyankes yang lebih tinggi (RS)
102
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
4. Penentuan status gizi anak berdasarkan indeks panjang atau tinggi badan
menurut umur (PB/U atau TB/U) untuk anak umur 0-72 bulan
Hasil
Status gizi (PB/U
Ukur panjang atau pengukuran Intervensi
atau TB/U)
Z-Score
tinggi badan anak,
lalu plot pada grafik >+3 SD Tinggi Segera rujuk ke RS untuk
panjang atau tinggi mendapat penanganan dokter
badan menurut spesialis anak
umur. Klasifikasikan
-2 SD sampai Normal Jadwalkan kunjungan
status gizi: dengan +3 SD berikutnya
-3 SD sampai Pendek 1. Umur <2 tahun:
dengan <-2 (stunted) • Segera rujuk ke RS
SD 2. Umur ≥2 tahun:
• Konfirmasi parameter
status gizi yang lain
(BB/U dan BB/PB atau
BB/TB), MTBS, SDIDTK,
Buku KIA, KPSP
• Jika terdapat masalah
(indikator
antropometri tidak
sesuai, masalah
perkembangan, infeksi,
tidak ada perubahan
setelah dilakukan
penatalaksanaan gizi
standar, kecurigaan
masalah hormonal, dll)
maka segera rujuk ke
RS
<-3 SD Sangat pendek Segera rujuk ke RS untuk
(severely mendapat penanganan dokter
stunted) spesialis anak
Pada anak di atas 2 tahun dengan perawakan pendek atau sangat pendek dengan
pertambahan panjang atau tinggi badan normal perlu dipikirkan variasi normal. Untuk itu
kita perlu menghitung potensi tinggi genetik, dimana cara menghitungnya adalah sebagai
berikut:
103
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Potensi tinggi genetik adalah prediksi rentang TB dewasa yang akan dicapai seorang anak
berdasarkan TB kedua orang tua biologisnya. Bila tinggi anak konsisten dengan potensi
tinggi genetik maka anak tersebut mengalami perawakan pendek familial, bila tinggi anak
kurang dari potensi genetik maka anak tersebut mengalami constitutional delay of growth
and puberty (CDGP). Pemeriksaan penunjang untuk membedakan perawakan pendek
familial dan constitutional delay of growth and puberty (CDGP) adalah pemeriksaan usia
tulang (bone age) yang baru bisa dilakukan bila usia anak lebih dari 2 tahun.
104
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
5. Penentuan status gizi anak berdasarkan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
untuk anak umur 6-59 bulan
Keterangan:
*a. Bayi dengan gizi buruk usia <6 bulan, atau usia 6-59 bulan dengan BB <4 kg harus
mandapat layanan rawat inap di RS
b. Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan komplikasi medis (anoreksia, dehidrasi
berat, letargi atau penurunan kesadaran, demam tinggi, pneumonia berat, anemia
berat)
c. Bila terdapat komplikasi yang tidak bisa ditangani di Puskesmas maka segera rujuk ke
RS
d. Tatalaksana gizi buruk menurut pedoman tatalaksana gizi buruk Kemenkes dan
guideline WHO
105
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
106
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
107
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Studi kasus
Kasus 1
Shinta, bayi perempuan umur 3 bulan dibawa ibu ke Posyandu untuk imunisasi DPT-HIB-Polio
ke-1. Bulan lalu Shinta tidak diimunisasi karena demam tinggi. Shinta mendapatkan ASI
eksklusif. Saat ini tidak didapatkan keluhan demam, batuk, muntah dan diare.
Berat lahir 3000 gram dan panjang lahir 50 cm. Berat badan umur 1 bulan 3800 gram dan
panjang badan 53 cm. Berat badan saat ini (umur 3 bulan) adalah 4500 gram dan panjang
badan 58 cm.
Setelah dibandingkan dengan standar kenaikan berat badan, kader mendapatkan hasil bahwa
kenaikan berat badan kurang dari standar. Kader kemudian merujuk ke Puskesmas. Di
Puskesmas, dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan ulang. Didapatkan bahwa
berat badan Shinta adalah 4500 gram dan panjang badan 58 cm. Pasien dikonsulkan kepada
dokter Puskesmas.
Langkah-langkah:
1. Timbang berat badan dan ukur panjang badan dengan cara yang tepat
2. Plot di buku KIA:
• Grafik BB/U untuk menilai apakah kenaikan berat badan adekuat
• Grafik PB/U untuk menilai perawakan dan height age
• Grafik BB/PB untuk menilai status gizi
3. Analisis kenaikan berat badan dengan menggunakan standar kenaikan berat badan
(weight increment) untuk menilai apakah pasien mengalami risiko gagal tumbuh atau at
risk of failure to thrive
4. Tata laksana
• Asuhan nutrisi pediatrik
• Evaluasi penyebab atau red flags
• Evaluasi dan monitoring
Pembahasan:
1. Plot di grafik BB/U untuk menilai tren kenaikan berat badan
2. Bandingkan kenaikan berat badan dengan standar kenaikan berat badan (weight
increment). Berat badan lahir 3000 gram, berat badan 1 bulan 3800 gram, dan berat
badan 3 bulan 4500 gram. Kenaikan berat badan adalah 1500 gram dalam interval 0-3
bulan
3. Tatalaksana risiko gagal tumbuh pada bayi umur 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif:
• Mencari penyebab medis atau red flags
• Mengevaluasi manajemen laktasi
• Anamnesis frekuensi menyusui, durasi menyusui, jumlah ASI yang diminum (bila
mendapatkan ASI perah)
• Observasi apakah perlekatan (latch on) dan posisi menyusui apakah sudah benar
• Evaluasi kenaikan berat badan dalam 2 minggu. Bila berat badan naik adekuat, maka
ASI eksklusif diteruskan sambil memonitor kenaikan berat badan setiap bulan. Bila
berat badan tidak naik maka pasien terindikasi untuk dirujuk ke fasiltas kesehatan
yang lebih tinggi (RSUD)
108
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
109
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
110
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kasus 2
Anak Anisa, kontrol rutin di Posyandu. Data KMS menunjukkan berat badan saat ini pada umur 2,5
tahun, berat badan 14,5 kg dan tinggi badan 93 cm. Anisa mendapatkan ASI eksklusif sampai
dengan umur 3 bulan, selanjutnya mendapatkan susu formula. Saat ini Anisa makan makanan
keluarga seperti nasi, daging, ikan, telur, ayam, dan sayur. Makan 3 kali sehari, anak juga
mendapatkan makanan selingan berupa biskuit, kentang goreng, kue. Susu formula diberikan
5x150 ml.
Kader merujuk Anisa karena melihat grafik kenaikan berat badan Anisa yang meningkat drastis.
Data KMS menunjukan data umur 1 tahun berat badan 9,6 kg dan panjang badan 76 cm, umur 1,5
tahun berat badan 11 kg dan panjang badan 82 cm, umur 2 tahun berat badan 12,4 kg dan panjang
badan 88 cm. Terapkan alur deteksi dini dan tatalaksana early adiposity rebound.
Langkah-langkah:
1. Timbang dan ukur dengan cara yang benar
2. Plot di grafik BB/U untuk menilai kenaikan berat badan
3. Plot di grafik PB/U untuk menilai perawakan dan height age
4. Plot di grafik BB/PB untuk menilai status gizi
5. Hitung IMT
6. Analisis IMT dengan grafik IMT WHO untuk menilai apakah Anisa mengalami early adiposity
rebound
7. Tatalaksana
• Evaluasi penyebab medis atau red flags
• Asuhan nutrisi pediatrik (pilar tatalaksana obesitas)
• Evaluasi dan monitoring
Pembahasan:
1. Penimbangan dan pengukuran di Puskesmas menunjukkan berat badan 14,5 kg dan tinggi
badan 93 cm
2. Plot berat badan di grafik BB/U menunjukkan peningkatan berat badan di atas grafik normal
3. Plot panjang badan di grafik PB/U menunjukkan panjang badan terletak antara -2 dan +3 SD
yaitu perawakan normal. Height age sesuai 2 tahun 9 bulan
4. Plot berat badan di grafik BB/PB menunjukkan berat badan terletak pada Z-score antara -2
sampai +1 SD yaitu gizi baik, namun terjadi tren peningkatan di atas grafik normal
5. Perhitungan IMT adalah 14,5 dibagi (0,93)2 , yaitu 16,76. Terdapat tren IMT yang meningkat
dibandingkan sebelumnya sehingga Anisa dikategorikan early adiposity rebound
6. Tatalaksana
• Evaluasi adakah penyebab medis yang menyebabkan kenaikan berat badan drastis
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik, langkah pertama adalah dengan melakukan anamnesis
diet, pola aktifitas, dan pola tidur
• Perhitungan kalori yang masuk dari susu formula adalah 502 kkal (kandungan susu
formula 0,67 kkal/ml), makanan keluarga 3 kali sehari dan selingan 2 kali sehari sekitar
1000 kkal/hari, sehingga total kalori yang masuk adalah sekitar 1500 kkal/hari
• Perhitungan kalori yang dibutuhkan adalah RDA kalori dikalikan berat badan ideal yaitu
100 x 13,2 setara 1320 kkal/hari
111
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Pasien disarankan untuk mengurangi kalori yang berlebih (1500 kkal – 1320kkal = 180
kkal/hari), yaitu dengan cara mengurangi asupan susu formula menjadi 2x 200 ml atau 3x
150 ml
• Pasien disarankan untuk melakukan aktifitas fisik untuk anak umur 2,5 tahun. Screen time
dibatasi sampai dengan 1 jam per hari pada anak umur 2,5 tahun
• Monitoring meliputi akseptabilitas, toleransi, dan efektivitas. Berat badan dievaluasi
setelah 2 minggu. Target tatalaksana adalah kenaikan berat badan berkurang dan panjang
bertambah sehingga IMT berkurang
112
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
113
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
114
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 6
IMPLEMENTASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN
ANAK DI TINGKAT PUSKESMAS
115
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 6.1. Pelaksana, alat dan bahan, serta aspek yang dipantau pada deteksi dini
perkembangan anak di tingkat Puskesmas
Tingkat
Pelaksana Alat dan bahan Aspek yang dipantau Tempat
pelayanan
• Orang • Buku KIA • Gerak kasar • Rumah
tua • Gerak halus • Posyandu
• Kader • Bicara dan bahasa
kesehata • Sosialisasi dan
Keluarga, n, BKB kemandirian
masya-
• Pendidik • Buku KIA • Gerak kasar • Sekolah
rakat
PAUD • Gerak halus
terlatih • Bicara dan bahasa
• Guru TK • Sosialisasi dan
terlatih kemandirian
• Dokter • Buku bagan • Gerak kasar • Posyandu*
• Bidan SDIDTK • Gerak halus • Sekolah*
• Perawat • Funduskopi • Bicara dan bahasa • Puskesmas/
• Ahli gizi atau • Sosialisasi dan Puskesmas
oftalmosko kemandirian pembantu
pi direk • Pemeriksaan pupil putih *Dibantu oleh
• Senter • Daya lihat pendidik PAUD
• Kartu • Daya dengar terlatih dan
Puskesmas
tumbling • Masalah perilaku kader terlatih
“E” emosional
• Screening • Gangguan spektrum
kit SDIDTK autisme
• Formulir • GPPH
pelaporan
hasil DDTK
116
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Bila pada perhitungan pertama diketahui anak berumur kurang dari 2 tahun, tanyakan apakah
ia lahir dengan umur kehamilan kurang dari 38 minggu (kurang dari 2 minggu sebelum tanggal
perkiraan atau HPL), maka dilakukan penyesuaian prematuritas dengan cara umur anak
dikurangi jumlah minggu tersebut, dengan 40 minggu sebagai umur cukup bulan.
Contoh:
Bayi lahir dengan umur kehamilan 34 minggu, maka koreksi 40 – 34 minggu = 6 minggu
117
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
pada anak umur kurang dari 2 tahun, maka perlu dilakukan penghitungan umur
koreksi
c. Bila umur anak lebih 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh: Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan
d. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. Bila umur
anak tidak sesuai dengan kelompok umur pada KPSP, gunakan KPSP untuk kelompok
umur yang lebih muda
Contoh:
• Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Gunakan KPSP kelompok
umur 3 bulan
• Bayi umur 8 bulan 20 hari, dibulatkan menjadi 9 bulan. Gunakan KPSP kelompok
umur 9 bulan
e. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
• Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak
Contoh: "Dapatkah bayi makan kue sendiri?"
• Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP
Contoh: “Pada posisi bayi terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
f. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya
g. Tanyakan pertanyaan tersebut satu persatu secara berurutan. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Catat jawaban tersebut pada formulir DDTK
h. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak menjawab
pertanyaan sebelumnya
i. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
7. Interpretasi:
Hitunglah berapa jumlah jawaban ‘Ya’.
a. Jawaban ‘Ya’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya
b. Jawaban ‘Tidak’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau ibu atau pengasuh anak tidak tahu
c. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, ada kemungkinan penyimpangan (P)
Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, atau sosialisasi dan
kemandirian)
8. Intervensi:
a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
• Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
• Edukasi orang tua tentang bagaimana memberikan stimulasi perkembangan
kepada anak sesuai umur (lihat Bab 3)
• lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu
118
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Jika anak sudah memasuki umur prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan
pada kegiatan di pusat PAUD, KB, atau TK
• Edukasi kepada orang tua untuk melanjutkan pemantauan secara rutin dengan
menggunakan buku KIA
• Lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 bulan
b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
• Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
setiap saat dan sesering mungkin (lihat Bab 3)
• Ajarkan ibu cara melakukan intervensi dini perkembangan anak pada aspek yang
tertinggal dengan melihat pada sub bab intervensi dini
• Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan
• Setelah orang tua dan keluarga melakukan tindakan intervensi perkembangan
secara intensif di rumah selama 2 minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah
ada kemajuan atau tidak. Cara melakukan evaluasi hasil intervensi
perkembangan adalah:
o Apabila umur anak sesuai dengan umur di formulir KPSP (umur 3, 6, 9, 12, 15,
18 bulan dan seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi dengan
menggunakan formulir KPSP sesuai dengan umur anak
o Apa bila umur anak tidak sesuai dengan umur di formulir KPSP (umur 3, 6, 9, 12,
15, 18 bulan dan seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi dengan
menggunakan formulir KPSP untuk umur yang lebih muda, paling dekat
dengan umur anak, seperti contoh berikut ini:
▪ Bayi umur 6 bulan lewat 3 minggu, gunakan KPSP untuk umur 6 bulan
▪ Anak umur 17 bulan lewat 18 hari, gunakan KPSP untuk umur 15 bulan
▪ Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP untuk umur 30 bulan
o Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan, dimana jawaban ‘Ya’ 9 atau 10,
artinya perkembangan anak sesuai dengan umur tersebut, lanjutkan dengan
skrining perkembangan sesuai dengan umurnya sekarang. Misalnya: Umur 17
bulan lewat 20 hari pilih KPSP umur 18 bulan; umur 35 bulan lewat 20 hari,
gunakan KPSP umur 36 bulan
o Bila hasil evaluasi intervensi jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8, kerjakan langkah-
langkah berikut:
▪ Teliti kembali apakah ada masalah dengan:
- lntensitas intervensi perkembangan yang dilakukan di rumah,
apakah sudah dilakukan secara intensif?
- Jenis kemampuan perkembangan anak yang diintervensi, apakah
sudah dilakukan secara tepat dan benar?
- Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai dengan petunjuk dan
nasehat tenaga kesehatan?
▪ Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada masalah gizi,
penyakit pada anak, atau kelainan organ-organ terkait?
▪ Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:
119
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani kasus tersebut sesuai
pedoman standar tatalaksana kasus yang ada di tingkat pelayanan
dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tata laksana
gizi buruk, dan sebagainya.
Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak sesuai
dengan petunjuk atau nasehat tenaga kesehatan, sekali lagi, ajari orang
tua dan keluarga cara melakukan intervensi perkembangan yang
intensif yang tepat dan benar. Bila perlu dampingi orang tua atau
keluarga ketika melakukan intervensi pada anaknya.
▪ Kemudian lakukan evaluasi hasil intervensi yang kedua dengan cara
yang sama:
- Bila kemampuan perkembangan anak ada kemajuan, berilah pujian
kepada orang tua dan anak. Anjurkan orang tua dan keluarga untuk
terus melakukan intervensi di rumah dan kontrol kembali pada
jadwal umur skrining berikutnya
− Bila kemampuan perkembangan tidak ada kemajuan berarti ada
kemungkinan penyimpangan perkembangan anak (P), dan anak
perlu segera dirujuk ke rumah sakit
c. Bila tahapan perkembangan ada kemungkinan penyimpangan (P), rujuk ke rumah
sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
120
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
121
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Pada saat bayi terlentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai Gerak kasar
bergerak dengan mudah? Jawab ‘Tidak’ bila salah satu atau kedua tungkai atau
lengan bayi bergerak tak terarah atau tak terkendali.
2. Jangan membuat suara apapun. Pada saat bayi terlentang apakah ia melihat Sosialisasi
dan menatap wajah Anda? dan
kemandirian
3. Pada saat Anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia tersenyum Sosialisasi
kembali kepada Anda? dan
kemandirian
4. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (mengoceh) selain Bicara dan
menangis? bahasa
5. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba? Bicara dan
bahasa
6. Ambil gulungan wool merah, lalu letakkan di atas wajah di Gerak halus
depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping kiri ke
kanan kepala atau sebaliknya. Apakah ia dapat mengikuti
gerakan Anda dengan menggerakkan kepalanya dari
kanan atau kiri ke tengah?
7. Ambil gulungan wool merah, lalu letakkan di atas wajah Gerak halus
di depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping kiri ke
kanan kepala atau sebaliknya. Apakah ia dapat
mengikuti gerakan Anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang
lain?
8. Pada saat bayi tengkurap di alas yang datar, apakah ia Gerak kasar
dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar?
10. Pada saat bayi tengkurap di alas yang datar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan
tegak seperti pada gambar?
122
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi diposisikan terlentang. Ambil gulungan wool merah, letakkan di atas Gerak halus
wajah di depan mata bayi. Gerakkan wool dari samping
kiri ke kanan kepala. Apakah ia dapat mengikuti gerakan
Anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari
satu ke sisi yang lain?
3. Ketika bayi tengkurap di alas yang datar, apakah ia dapat Gerak kasar
mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
penyangga seperti pada gambar?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi mempertahankan Gerak kasar
posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab ‘Tidak’ bila kepala bayi
cenderung jatuh ke kanan, kiri, atau ke dadanya.
5. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Sentuhkan pensil di punggung tangan Gerak halus
atau ujung jari bayi (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah
bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?
6. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi mengarahkan Gerak halus
matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab
‘Tidak’ jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
7. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Dapatkah bayi meraih mainan yang Gerak halus
diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya?
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah bayi berbalik paling Gerak kasar
sedikit 2 kali, dari terlentang ke tengkurap atau sebaliknya?
9. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah bayi mengeluarkan Bicara dan
suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis? bahasa
10. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, pernahkah orang tua atau Sosialisasi
pengasuh melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar, dan
atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? kemandirian
123
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh, Taruh Gerak halus
kismis di atas meja. Dapatkah bayi memungut
dengan tangannya benda−benda kecil seperti
kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit
dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Taruh 2 kubus di atas meja, buat Gerak halus
agar bayi dapat memungut dan memegang kubus pada masing-masing
tangannya. Dapatkah ia melakukannya?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tarik perhatian bayi dengan Gerak halus
memperlihatkan gulungan wool merah, kemudian jatuhkan ke lantai.
Apakah bayi mencoba mencari benda tersebut, misalnya mencari di bawah
meja atau di belakang kursi?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan suatu mainan yang Sosialisasi dan
diinginkan bayi di luar jangkauannya, apakah ia mencoba mendapatkan kemandirian
mainan dengan mengulurkan lengan atau badannya?
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi menengok ke belakang Bicara dan
seperti mendengar kedatangan seseorang pada saat bayi sedang bermain bahasa
sendiri dan seseorang diam-diam datang berdiri di belakangnya? Suara keras
tidak ikut dihitung. Jawab ‘Ya’ hanya jika melihat reaksinya terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengatakan Bicara dan
2 suku kata yang sama, misalnya: “Ma-ma”, “Da-da” atau “Pa-pa”? Jawab ‘Ya’ bahasa
bila ia dapat mengeluarkan salah satu suara tersebut.
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi dapat makan kue Sosialisasi dan
kering sendiri? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah pernah melihat bayi Gerak halus
memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang
lain? Benda−benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
9. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah Gerak kasar
bayi duduk sendiri selama 60 detik?
124
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
10 Jika Anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia Gerak kasar
. menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab ‘Ya’ bila ia
mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
125
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan pensil di telapak tangan Gerak halus
anak. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Apakah anak
menggenggam pensil dengan erat dan Anda merasa kesulitan
mendapatkan pensil itu kembali?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan 2 kubus kepada bayi. Gerak halus
Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang ia
pegang?
4. Sebut 2−3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata−kata yang Bicara dan
lengkap). Apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi? bahasa
5. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat mengangkat Gerak kasar
badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan?
6. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat duduk sendiri Gerak kasar
tanpa bantuan dari posisi tidur atau tengkurap?
7. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat memahami Bicara dan
makna kata ’jangan’? bahasa
8. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak akan mencari atau Sosialisasi dan
terlihat mengharapkan muncul kembali jika ibu atau pengasuh kemandirian
bersembunyi di belakang sesuatu atau di pojok, kemudian muncul dan
menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak?
9. Tanyakan kepada ibu atau pengasuh, apakah anak dapat membedakan Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh dengan orang yang belum ia kenal? Ia akan kemandirian
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan
bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
10. Berdirikan anak. Apakah anak dapat berdiri dengan berpegangan pada Gerak kasar
kursi atau meja selama 30 detik atau lebih?
126
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan sebuah kubus dan cangkir. Gerak halus
Apakah anak dapat memasukkan 1 kubus ke dalam cangkir?
3. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berjalan Gerak kasar
dengan berpegangan?
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengatakan Bicara dan
‘papa’ ketika ia memanggil atau melihat ayahnya, atau mengatakan ‘mama’ bahasa
jika memanggil atau melihat ibunya? Jawab ‘Ya’ bila anak mengatakan salah
satu di antaranya.
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mengucapkan Bicara dan
1 kata yang bermakna selain ‘mama’, ‘papa’, atau nama panggilan orang? bahasa
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat bertepuk tangan Sosialisasi dan
atau melambai-lambai tanpa bantuan? Jawab ‘Tidak’ bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat menunjukkan Sosialisasi dan
apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab ‘Ya’ bila ia kemandirian
menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
8. Coba berdirikan anak. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar
selama 30 detik atau lebih?
9. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
10 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau Gerak kasar
. terhuyung-huyung?
127
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil dan Gerak halus
kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan atau
petunjuk?
2. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
menyebutkan sedikitnya 3 kata yang bermakna? bahasa
3. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? kemandirian
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat minum dari Sosialisasi dan
cangkir atau gelas sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak suka meniru bila Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh sedang melakukan pekerjaan rumah tangga (merapikan kemandirian
mainan, menyapu, dll)?
6. Gelindingkan bola tenis ke arah anak. Apakah anak dapat menggelindingkan Gerak halus
atau melempar bola tersebut kembali kepada Anda?
7. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
8. Minta anak untuk berjalan sepanjang ruangan. Dapatkah ia berjalan tanpa Gerak kasar
terhuyung-huyung atau terjatuh?
9. Dapatkah anak berjalan mundur minimal 5 langkah tanpa kehilangan Gerak kasar
keseimbangan?
10. Berikan anak perintah berikut ini dengan bantuan telunjuk atau isyarat: Bicara dan
“Ambil kertas” bahasa
“Ambil pensil”
“Tutup pintu”
Dapatkah anak melakukan perintah tersebut dengan bantuan telunjuk
atau isyarat?
128
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil dan Gerak halus
kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan atau
petunjuk?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Minta anak untuk menyusun Gerak halus
kubus. Apakah anak dapat menyusun 2 kubus?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tunjukkan gambar di bawah pada Bicara dan
anak dan minta ia untuk menunjuk gambar sesuai dengan yang Anda bahasa
sebutkan namanya. Apakah anak dapat menunjuk minimal 1 gambar?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau Bicara dan
bantuan Anda, dapatkah anak menunjuk paling sedikit 1 bagian tubuhnya bahasa
dengan benar (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang
lain)?
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
mengucapkan minimal 7 kata yang mempunyai arti (selain kata ‘mama’ bahasa
dan ‘papa’)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat minum Sosialisasi dan
dari cangkir atau gelas sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak suka meniru bila Sosialisasi dan
ibu atau pengasuh sedang melakukan pekerjaan rumah tangga kemandirian
(merapikan mainan, menyapu, dll)?
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berlari Gerak kasar
tanpa terjatuh?
9. Letakkan kubus di lantai, tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk memungut kubus di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
10. Dapatkah anak berjalan mundur minimal 5 langkah tanpa kehilangan Gerak kasar
keseimbangan?
129
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Berikan anak sebuah pensil Gerak halus
dan kertas. Apakah anak dapat mencoret-coret kertas tanpa bantuan
atau petunjuk?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Minta anak untuk menyusun Gerak halus
kubus. Apakah anak dapat menyusun 4 kubus?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tanpa bimbingan, petunjuk, Bicara dan
atau bantuan Anda, dapatkah anak menunjuk paling sedikit 2 bagian bahasa
tubuhnya dengan benar (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak mampu Bicara dan
menggabungkan 2 kata berbeda ketika berbicara, misalnya “Minum bahasa
susu” atau “Main bola”? “Terima kasih” dan “Da-dah” tidak termasuk.
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
melepas pakaiannya seperti baju, rok, atau celana? kemandirian
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat makan Sosialisasi dan
dengan menggunakan sendok sendiri tanpa banyak yang tumpah? kemandirian
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat berlari Gerak kasar
tanpa terjatuh?
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Gerak kasar
berjalan naik tangga sendiri? Jawab ‘Ya’ jika ia naik tangga dengan
posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab ‘Tidak’ jika ia naik tangga dengan merangkak, orang tua tidak
memperbolehkan anak naik tangga, atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
9. Letakkan bola tenis di depan kaki anak. Apakah ia dapat menendang ke Gerak kasar
depan tanpa berpegangan pada apapun?
10. Ikuti perintah dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan Bicara dan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: bahasa
“Ambil kertas”
“Ambil pensil”
“Tutup pintu”
Dapatkah anak melakukan perintah tersebut?
130
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 4 Gerak halus
buah kubus menyerupai kereta api dengan cerobong
asap (dicontohkan)?
2. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:
3. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menyebut 2 gambar di antara gambar-gambar di bawah dengan benar? bahasa
Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai.
4. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menunjuk 4 gambar di antara gambar-gambar di atas ini dengan benar bahasa
ketika Anda sebutkan namanya?
5. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menunjuk paling sedikit 6 bagian tubuhnya? bahasa
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
memahami perintah yang terdiri dari 2 langkah, misalnya “Tolong bahasa
ambil bola dan berikan kepada Ayah”?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak berpakaian Sosialisasi dan
sendiri seperti baju, rok, celana (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai)? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak bermain Sosialisasi dan
peran, misalnya menyuapi boneka? kemandirian
9. Letakkan bola tenis di depan kaki anak. Dapatkah anak menendang ke Gerak kasar
depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong bola tidak ikut
dinilai.
10 Minta anak untuk melompat atau mengangkat kedua kakinya pada Gerak kasar
. saat bersamaan. Dapatkah ia melakukannya?
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 6 buah kubus Gerak halus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
tersebut?
2. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:
3. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Anda, dapatkah anak Bicara dan
menyebut 4 gambar di antara gambar-gambar di bawah ini dengan bahasa
benar? Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai.
4. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Bicara dan
memahami perintah yang terdiri dari 2 langkah, misalnya “Tolong bahasa
ambil bola dan berikan kepada Ayah”?
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah sebagian dari Bicara dan
bicara anak dapat dipahami oleh orang asing (yang tidak bertemu bahasa
setiap hari)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak merangkai Bicara dan
kalimat sederhana yang terdiri dari minimal 3 kata, misalnya “Aku bahasa
makan roti” atau ”Ibu minta susu”?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
menggosok gigi dengan bantuan? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengenakan baju, celana, atau sepatu sendiri (tidak termasuk kemandirian
mengancing dan menali)?
9. Berikan kepada anak sebuah bola tenis. Minta ia untuk melemparkan Gerak kasar
ke arah dada Anda. Dapatkah anak melempar bola dengan lurus ke
arah perut atau dada Anda dari jarak 1,5 meter?
132
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
10. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah Gerak kasar
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
133
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta Gerak halus
anak untuk menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:
2. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 8 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkannya?
3. Tunjukkan anak gambar di bawah ini dan tanyakan: Bicara dan
“Mana yang dapat terbang?” bahasa
“Mana yang dapat mengeong?”
“Mana yang dapat bicara?”
“Mana yang dapat menggonggong?”
“Mana yang dapat meringkik?”
Apakah anak dapat menunjuk 2 kegiatan yang sesuai?
4. Tanyakan kepada anak pertanyaan berikut ini satu persatu: Bicara dan
bahasa
“Apa yang kamu lakukan bila kedinginan?” Jawaban: pakai jaket, pakai
selimut
“Apa yang kamu lakukan bila kamu kelelahan?” Jawaban: tidur,
berbaring, istirahat
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa lapar?” Jawaban: makan
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa haus?” Jawaban: minum
Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar tanpa
gerakan dan isyarat?
5. Bicara dan
bahasa
134
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak menyebut Sosialisasi dan
nama teman bermain di luar rumah atau saudara yang tidak tinggal kemandirian
serumah?
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak mengenakan Sosialisasi dan
kaos (T-shirt) tanpa dibantu? kemandirian
9. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah anak Gerak kasar
dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
10. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali. Dapatkah
ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 1 detik atau lebih?
135
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Berikan contoh membuat jembatan dari 3 buah Gerak halus
kubus, yaitu dengan meletakkan 2 kubus
dengan sedikit jarak (kira kira satu jari), lalu
letakkan balok ketiga di atas kedua balok
sehingga terbentuk seperti jembatan. Minta
anak untuk melakukan. Dapatkan anak
melakukannya?
2. Beri pensil dan kertas. Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus
lingkaran. Buatlah lingkaran di atas kertas tersebut. Minta anak
menirunya. Dapatkah anak menggambar lingkaran?
4. Dapatkah anak menyebut nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab Bicara dan
‘Tidak’ jika ia menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit bahasa
dimengerti.
136
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengenakan kaos (T-shirt) tanpa dibantu? kemandirian
9. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah Gerak kasar
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
10 Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
. tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?
137
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Jangan mengoreksi atau membantu anak. Jangan menyebut kata Gerak halus
“Lebih panjang”. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?” Minta anak menunjuk
garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
dan ulangi pertanyaan tersebut. Apakah anak dapat menunjuk garis
yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
2. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Gerak halus
Minta anak untuk menggambar seperti contoh di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar + seperti contoh di bawah?
3. Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah Gerak halus
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan,
dan kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah
menyelesaikan gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah
anak menggambar orang dengan sedikitnya 3 bagian tubuh?
138
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bicara anak Bicara dan
mampu dipahami seluruhnya oleh orang lain (yang tidak bertemu bahasa
setiap hari)?
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
mengikuti peraturan permainan saat bermain dengan teman- kemandirian
temannya (misal: ular tangga, petak umpet, dll)?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
menggosok gigi tanpa dibantu? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? kemandirian
139
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan: “Mana garis Gerak halus
yang lebih panjang?” Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?
2. Berikan anak pensil dan kertas lalu katakan kepada anak “Buatlah Gerak halus
gambar orang” (anak laki-laki, anak perempuan, papa, mama, dll).
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya atau
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk
bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki,
setiap pasang dinilai 1 bagian. Pastikan anak telah menyelesaikan
gambar sebelum memberikan penilaian. Dapatkah anak menggambar
orang dengan sedikitnya 3 bagian tubuh?
4. Tanyakan kepada anak pertanyaan berikut ini satu persatu: Bicara dan
“Apa yang kamu lakukan saat kedinginan?” Jawaban: pakai jaket, bahasa
pakai selimut
“Apa yang kamu lakukan saat kelelahan?” Jawaban: tidur, berbaring,
istirahat
“Apa yang kamu lakukan saat merasa lapar?” Jawaban: makan
“Apa yang kamu lakukan saat merasa haus?” Jawaban: minum
Dapatkah anak menjawab 3 pertanyaan terkait kata sifat tersebut
dengan benar?
140
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? kemandirian
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak bereaksi Sosialisasi dan
dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut) kemandirian
pada saat ditinggal oleh orang tua atau pengasuh?
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa dibantu? kemandirian
141
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Menggambar + Gerak halus
Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini.
Minta anak untuk menggambar seperti contoh di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar + seperti contoh di bawah?
142
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak Sosialisasi dan
sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa dibantu? kemandirian
9. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau Gerak kasar
. bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?
143
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Menggambar kotak tanpa dicontohkan Gerak halus
Berikan kepada anak pensil dan kertas. Tunjukkan kepada anak
contoh gambar di bawah. Tanpa menyebutkan nama dan tanpa
mencontohkan atau menggerakkan jari telunjuk atau pensil untuk
menunjukkan bagaimana cara menggambarnya, katakan kepada
anak “Gambarlah yang seperti gambar ini”. Lihat contoh di bawah
untuk menilai gambar anak. Dapatkah anak menggambar kotak
seperti contoh di bawah?
144
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat Sosialisasi dan
menyiapkan dan mengambil makanan tanpa bantuan, termasuk kemandirian
menggunakan mangkok, sendok, menuangkan makanan dan susu ke
mangkok tanpa banyak tumpah? Jawab ‘Ya’ jika anak dapat
melakukannya, termasuk menuangkan susu dari beberapa jenis
kotak atau wadah makanan.
8. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau Gerak kasar
bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?
9. Tunjukkan kepada anak bagaimana cara berjalan di garis lurus Gerak kasar
dengan menempatkan tumit dari 1 kaki di depan jari kaki lain.
Berjalanlah 8 langkah, lalu minta anak untuk melakukannya. Berikan
contoh dan kesempatan sebanyak 3 kali bila perlu. Dapatkah anak
melakukannya sebanyak 4 langkah atau lebih dengan meletakkan
tumit tidak lebih dari 2,5 cm dari jari kaki lain tanpa berpegangan?
145
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
10 Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar
. tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan sebanyak 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik
atau lebih?
146
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
147
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
148
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Umur kurang atau sampai 3 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi dapat mengatakan “Aaaaa”, “Ooooo”?
Apakah bayi menatap wajah dan tampak mendengarkan Anda, lalu
berbicara saat Anda diam?
Apakah Anda dapat seolah-olah berbicara dengan bayi Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah bayi kaget bila mendengar suara (mengejapkan mata, napas lebih
cepat)?
Apakah bayi kelihatan menoleh bila Anda berbicara di sebelahnya?
3. Kemampuan visual:
Apakah bayi Anda dapat tersenyum?
Apakah bayi Anda kenal dengan Anda, seperti tersenyum lebih cepat pada
Anda dibandingkan orang lain?
Total jawaban ‘Tidak’
Jawaban
Umur lebih dari 3 bulan sampai 6 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi Anda dapat tertawa keras?
Apakah bayi dapat bermain menggelembungkan mulut seperti meniup
balon?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah bayi memberi respons tertentu, seperti menjadi lebih riang bila
Anda datang?
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku orang tuanya, bunyikan
bel disamping tanpa terlihat bayi, apakah bayi itu menoleh ke samping?
3. Kemampuan visual:
Pemeriksa menatap mata bayi sekitar 45 cm, lalu gunakan mainan untuk
menarik pandangan bayi ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Apakah bayi
dapat mengikutinya?
Apakah bayi berkedip bila pemeriksa melakukan gerakan menusuk mata,
lalu berhenti sekitar 3 cm tanpa menyentuh mata?
Total jawaban ‘Tidak’
149
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Umur lebih dari 6 bulan sampai 12 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah bayi dapat membuat suara berulang seperti ‘mamamama’,
‘babababa’?
Apakah bayi dapat memanggil mama atau papa, walaupun tidak untuk
memanggil orang tuanya?
2. Kemampuan reseptif:
Pemeriksa duduk mengahadap bayi yang dipangku orang tuanya,
bunyikan bel di samping bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi langsung
menoleh ke samping bawah?
Apakah bayi mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
3. Kemampuan visual:
Apakah bayi mengikuti perintah dengan dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
Apakah bayi secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Total jawaban ‘Tidak’
Jawaban
Umur lebih dari 12 bulan sampai 18 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat memanggil ‘mama’ atau ‘papa’, hanya untuk
memanggil orang tuanya?
Apakah anak memulai menggunakan kata-kata lain, selain kata ‘mama’,
‘papa’, anggota keluarga lain, dan hewan peliharaan?
2. Kemampuan reseptif:
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku orang tuanya, bunyikan
bel di samping bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi langsung menoleh
ke samping bawah?
Apakah anak mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’
150
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Umur lebih dari 18 bulan sampai 24 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat mengucapkan 2 atau lebih kata yang menunjukkan
keinginan, seperti “Susu”, “Minum”, “Lagi”?
Apakah anak secara spontan mengatakan 2 kombinasi kata, seperti “Mau
bobo”, “Lihat Papa”?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat menunjukkan paling sedikit 1 anggota badan, misal
“Mana hidungmu?”, “Mana matamu?” tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah dalam satu kalimat,
seperti “Ambil sepatumu dan taruh disini” tanpa diberi contoh?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’
Jawaban
Umur lebih dari 24 bulan sampai 30 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak mulai menggunakan kata-kata lain, selain kata ‘mama’,
‘papa’, anggota keluarga lain, dan hewan peliharaan?
Apakah anak mulai mengungkapkan kata yang berarti ‘milik’ misal “Susu
kamu”, “Bonekaku”?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah dalam satu kalimat,
seperti “Ambil sepatu dan taruh disini” tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat menunjuk minimal 2 nama benda di depannya
(cangkir, bola, sendok)?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’
151
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jawaban
Umur lebih dari 30 bulan sampai 36 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan kegunaannya, seperi
cangkir untuk minum, bola untuk dilempar, pensil warna untuk
menggambar, sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa yang dibicarakan
anak Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak dapat menunjukkan minimal 2 nama benda di depannya
sesuai fungsinya (misal untuk minum: cangkir, untuk dilempar: bola, untuk
makan: sendok, untuk menggambar: pensil warna)?
Apakah anak dapat mengerjakan perintah yang disertai kata depan?
(misal: “Sekarang kubus itu di bawah meja, tolong taruh di atas meja”)?
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh?
Seperti ‘Pok Ame−Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’
Jawaban
Umur lebih dari 36 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan kegunaannya, seperti
cangkir untuk minum, bola untuk dilempar, pensil warna untuk
menggambar, sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa yang dibicarakan
anak Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak Anda dapat menunjukkan minimal 2 nama benda di
depannya sesuai fungsi (misal untuk minum: cangkir, untuk dilempar:
bola, untuk makan: sendok, untuk menggambar: pensil warna?)
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu,
bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’
152
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat refleks merah terang dan ekual dari masing-
masing pupil anak (Gambar 6.2).
153
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran tes refleks merah yang abnormal atau tidak ekual
antara kedua mata, segera rujuk ke dokter spesialis mata atau mata anak.
Gambar 6.3. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (a)
Mata kanan: Tes Refleks Merah normal Mata kiri: Warna yang tampak bukan refleks
merah tetapi putih dan dapat mengindikasikan kelainan mata yang serius. Anak pada
gambar ini mengalami katarak. Segera rujuk ke dokter spesialis mata anak
Gambar 6.4. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (b)
Mata kanan: Tes Refleks Merah normal. Mata kiri: Warna yang tampak bukan refleks
merah tetapi putih kekuningan dan dapat mengindikasikan kelainan mata yang serius.
Anak pada gambar ini terdapat kemungkinan kelainan retinoblastoma. Segera rujuk ke
dokter spesialis mata anak
Gambar 6.5. Tes Refleks Merah dengan hasil abnormal atau tidak ekual (c)
Mata kanan: Tes Refleks Merah normal. Mata kiri: refleks merah lebih redup
dibandingkan pada mata kanan dan refleks cahaya kornea (titik putih di kornea) tidak
terletak di sentral. Terdapat juling pada anak di gambar ini yang mungkin disebabkan
karena kondisi kelainan mata yang serius. Segera rujuk ke dokter spesialis mata anak
154
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Tes ini dilakukan oleh dokter umum menggunakan senter bila tidak terdapat
funduskopi atau oftalmoskopi direk di fasilitas kesehatan. Cara ini kurang akurat
dibandingkan Tes Refleks Merah
d. Cara mendeteksi pupil putih menggunakan senter (Gambar 6.6):
Deteksi pupil putih secara sederhana dapat dengan menggunakan senter yang
diarahkan ke mata anak. Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna
putih atau tidak.
Gambar 6.6. Pemeriksaan deteksi pupil putih menggunakan alat sederhana berupa
senter
(Sumber: Unit Pediatrik Oftalmologi Strabismus PMN RS Mata Cicendo)
e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil berwarna hitam (Gambar 6.7).
f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran pupil berwarna putih, segera rujuk ke dokter spesialis
mata atau mata anak (Gambar 6.8).
155
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Gambar 6.9. Cara deteksi pupil putih menggunakan tes lampu kilat (blitz) kamera
(Sumber: Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo)
e. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil berwarna hitam (Gambar 6.7).
f. Intervensi:
Bila ditemukan hasil gambaran pupil berwarna putih, segera rujuk ke dokter
spesialis mata atau mata anak (Gambar 6.10).
156
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
157
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
158
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Anak diminta menutup sebelah matanya dengan benar. Pemeriksaan tes daya
lihat dilakukan pada masing-masing mata
• Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan kemudian membalik-balik arahnya
sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila anak dapat menjawab dengan benar arah
kaki “E” yang dibalik-balik oleh pemeriksa sebanyak 3 kali, maka pemeriksaan
dapat dihentikan dan daya lihat anak dinilai baik. Bila menjawab 2 kali benar,
pemeriksaan dapat ditambahkan hingga 5 kali. Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu optotype “E” 6/60 dinilai kurang atau tidak
bisa, pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan menggunakan kartu optotype “E” 6/12
• Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang lain dengan cara yang sama
• Catat daya penglihatan pada masing-masing mata anak
Gambar 6.12. Penapisan tajam penglihatan pada anak menggunakan tumbling “E”
e. Interpretasi:
• Apabila anak dapat menjawab dengan benar arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh
pemeriksa sebanyak 3 kali berturut-turut, maka daya lihat anak dinilai baik (visus
mata kanan/kiri >6/12 atau >6/60, tergantung kartu optotype “E” yang
digunakan)
• Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat ditambahkan hingga 5 kali. Bila
benar 4 dari 5, maka daya lihat anak dinilai baik (visus mata kanan atau kiri >6/12
atau >6/60, tergantung kartu optotype “E” yang digunakan)
• Bila jawaban benar <4 dari 5 kali percobaan, maka daya lihat anak dinilai kurang
(visus mata kanan/kiri <6/12 atau <6/60, tergantung kartu optotype “E” yang
digunakan) dan perlu dirujuk
• Bila anak tidak dapat menjawab benar 3 kali berturut-turut atau menyatakan
tidak melihat kartu “E” yang ditunjukkan oleh pemeriksa, maka daya lihat anak
dinilai kurang (visus mata kanan atau kiri <6/12 atau <6/60, tergantung kartu
optotype “E” yang digunakan) dan perlu dirujuk
f. Intervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat (hasil tes daya lihat
menggunakan tumbling “E” kurang), rujuk ke dokter spesialis mata atau mata anak.
159
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
160
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
161
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
162
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
163
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
13. Apakah anak Anda sering diperlakukan tidak menyenangkan oleh anak lain atau
orang dewasa? (Misalnya ditinggal bermain, dihindari, diejek, dikata-katai, direbut
mainannya, atau disakiti secara fisik)
14. Apakah anak Anda cenderung berperilaku merusak atau cenderung selalu ingin
menang atau menguasai? (Misalnya merusak benda, menyakiti dirinya atau
binatang)
TOTAL
Diadaptasi dari: Mental Health Care in the Community (Ladrido-Ignacio, L dan Tronco, AT, 2000)
164
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Untuk semua pertanyaan kecuali 2, 5, dan 12, respon “TIDAK” mengindikasikan risiko
gangguan spektrum autisme; untuk pertanyaan 2, 5, dan 12, “YA” mengindikasikan risiko
gangguan spektrum autisme.
Algoritme berikut ini memaksimalkan psikometrik M-CHAT-R:
a. RISIKO RENDAH: Skor total 0-2; jika anak lebih muda dari 24 bulan, lakukan skrining
lagi setelah ulang tahun kedua. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali
surveilans untuk mengindikasikan risiko gangguan spektrum autisme
b. RISIKO MEDIUM: Skor total 3-7; lakukan follow-up (M-CHAT-R/F tahap kedua) untuk
mendapat informasi tambahan tentang respon berisiko. Skrining positif jika skor M-
CHAT-R/F 2 atau lebih. Tindakan yang diperlukan adalah rujuk anak untuk evaluasi
diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal. Skrining negatif jika skor M-
CHAT-R/F 0-1. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk
mengindikasikan risiko gangguan spektrum autisme. Anak harus diskrining ulang saat
datang kembali
c. RISIKO TINGGI: Skor total 8-20; follow-up dapat tidak dilakukan dan pasien dirujuk
segera untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal
8. Intervensi:
Untuk kepentingan deteksi dini gangguan spektrum autisme di level layanan primer,
interpretasi hasil M-CHAT-R skor total 0-2 adalah normal, pada anak yang lebih muda dari
24 bulan dilakukan skrining kembali setelah ulang tahun kedua dengan menggunakan M-
CHAT-R. Orang tua diedukasi untuk melakukan intervensi dini sesuai tahapan umur
perkembangan terutama pada poin yang menghasilkan skor. Jika skor 3-20, segera rujuk
ke rumah sakit untuk penegakan diagnosis.
165
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Hasil
Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
Tanyakan kepada
Skor 0-2 Risiko rendah • Berikan pujian
orang tua atau
gangguan kepada orang tua
pengasuh apakah ada
spektrum atau pengasuh dan
keluhan:
autisme anak
• Terlambat bicara
• Lanjutkan stimulasi
• Gangguan
sesuai umur
komunikasi atau
• Pada anak umur <24
interaksi sosial
bulan, lakukan
• Perilaku yang
pemeriksaan ulang
berulang-ulang
setelah ulang tahun
Apabila ada, tanyakan
kedua
keadaan anak sesuai
ceklis. Hitung jawaban • Jadwalkan kunjungan
‘Tidak’ pada semua berikutnya
pertanyaan
kecuali 2, 5, dan 12: Skor 3-20 Risiko sedang- Rujuk ke RS tumbuh
tinggi kembang level 1
gangguan
spektrum
autisme
166
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Mohon jawab pertanyaan berikut ini tentang anak Anda. Pikirkan bagaimana perilaku anak Anda
biasanya. Jika pernah melihat anak Anda melakukan tindakan itu beberapa kali, namun dia tidak selalu
melakukannya, maka jawab tidak. Tolong lingkari ya atau tidak pada setiap pertanyaan. Terima kasih.
No Pertanyaan Jawaban
1. Jika Anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah anak Anda melihatnya? (Misalnya, jika Ya Tidak
Anda menunjuk hewan atau mainan, apakah anak Anda melihat ke arah hewan atau
mainan yang anda tunjuk?)
2. Pernahkah Anda berpikir bahwa anak Anda tuli? Ya Tidak
3. Apakah anak Anda pernah bermain pura-pura? (Misalnya, berpura-pura minum dari gelas Ya Tidak
kosong, berpura-pura berbicara menggunakan telepon, atau menyuapi boneka atau boneka
binatang?)
4. Apakah anak Anda suka memanjat benda-benda? (Misalnya, furnitur, alat-alat bermain, Ya Tidak
atau tangga)
5. Apakah anak Anda menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara Ya Tidak
yang tidak biasa di dekat matanya? (Misalnya, apakah anak Anda menggoyangkan jari dekat
pada matanya?)
6. Apakah anak Anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta sesuatu atau untuk Ya Tidak
meminta tolong? (Misalnya, menunjuk makanan atau mainan yang jauh dari jangkauannya)
7. Apakah anak Anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk menunjukkan sesuatu yang Ya Tidak
menarik pada Anda? (Misalnya, menunjuk pada pesawat di langit atau truk besar di jalan)
8. Apakah anak Anda tertarik pada anak lain? (Misalnya, apakah anak Anda memperhatikan Ya Tidak
anak lain, tersenyum pada mereka atau pergi ke arah mereka)
9. Apakah anak Anda pernah memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau Ya Tidak
mengangkatnya kepada Anda - tidak untuk minta tolong, hanya untuk berbagi? (Misalnya,
memperlihatkan Anda bunga, binatang atau truk mainan)
10. Apakah anak Anda memberikan respon jika namanya dipanggil? (Misalnya, apakah anak Ya Tidak
Anda melihat, bicara atau bergumam, atau menghentikan apa yang sedang dilakukannya
saat Anda memanggil namanya)
11. Saat Anda tersenyum pada anak Anda, apakah anak Anda tersenyum balik? Ya Tidak
12. Apakah anak Anda pernah marah saat mendengar suara bising sehari-hari? (Misalnya, Ya Tidak
apakah anak Anda berteriak atau menangis saat mendengar suara bising seperti vacuum
cleaner atau musik keras)
13. Apakah anak Anda bisa berjalan? Ya Tidak
14. Apakah anak Anda menatap mata Anda saat Anda bicara padanya, bermain bersamanya, Ya Tidak
atau saat memakaikan pakaian?
15. Apakah anak Anda mencoba meniru apa yang Anda lakukan? (Misalnya, melambaikan Ya Tidak
tangan, tepuk tangan atau meniru saat Anda membuat suara lucu)
16. Jika Anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah anak Anda melihat sekeliling Ya Tidak
untuk melihat apa yang Anda lihat?
17. Apakah anak Anda mencoba utuk membuat Anda melihat kepadanya? (Misalnya, apakah Ya Tidak
anak Anda melihat Anda untuk dipuji atau berkata “lihat” atau “lihat aku”)
18. Apakah anak Anda mengerti saat Anda memintanya melakukan sesuatu? (Misalnya, jika Anda Ya Tidak
tidak menunjuk, apakah anak Anda mengerti kalimat “letakkan buku itu di atas kursi” atau
“ambilkan saya selimut”)
19. Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah anak Anda menatap wajah Anda untuk melihat Ya Tidak
perasaan Anda tentang hal tersebut? (Misalnya, jika anak Anda mendengar bunyi aneh atau
lucu, atau melihat mainan baru, akankah dia menatap wajah Anda?)
167
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
20. Apakah anak Anda menyukai aktivitas yang bergerak? (Misalnya, diayun-ayun atau Ya Tidak
dihentak-hentakkan pada lutut Anda)
Skor Total
Sumber:
@ 2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton
M-CHAT-R/F ini diterjemahkan oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari, 2014
168
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
intervensi dini masalah perilaku dan emosi. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang
terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, guru, dsb)
7. Algoritme pemeriksaan GPPH:
Hasil
Tanya pada orang Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
tua atau pengasuh
apakah ada Nilai total Normal • Berikan pujian
keluhan: <13 kepada orang
• Anak tidak tua atau
dapat duduk pengasuh dan
tenang anak
• Anak selalu • Lanjutkan
bergerak stimulasi sesuai
tanpa tujuan umur
dan tidak • Jadwalkan
mengenal kunjungan
lelah berikutnya
• Perubahan
Nilai total Meragukan • Lakukan
suasana hati
<13 namun intervensi dini
yang
pemeriksa masalah perilaku
mendadak
merasa ragu dan emosi
impulsif
Lakukan deteksi • Evaluasi ulang 1
dengan bulan kemudian
menggunakan dengan buku
ceklis pertanyaan SDIDTK
pada ACTRS. • Jika hasil
Tanyakan kepada evaluasi tetap
orang tua atau meragukan,
pengasuh perilaku rujuk ke RS
anak di semua tumbuh
kondisi. kembang level 1
Beri nilai, hitung Nilai total Kemungkinan Rujuk ke RS
total nilai lalu ≥13 GPPH tumbuh kembang
interpretasikan: level 1
169
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Nilai
No. Kegiatan yang Diamati
0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan
2. Mudah menjadi gembira, impulsif
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai; rentang perhatian pendek
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus
6. Kurang memperhatikan, mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera dipenuhi; mudah menjadi frustrasi
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Total:
Keterangan:
• Nilai 0: Keadaan tidak ditemukan pada anak
• Nilai 1: Keadaan kadang-kadang ditemukan pada anak
• Nilai 2: Keadaan sering ditemukan pada anak
• Nilai 3: Keadaan selalu ada pada anak
170
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 6.2. Intervensi dini penyimpangan perkembangan motorik kasar, motorik halus, serta bicara
dan bahasa
• Kedua bahu dan lengan bawah mampu menopang berat badan pada posisi tengkurap
Posisikan bayi tengkurap dengan kedua lengan di bawah bahu, bayi akan
memperkuat lengan dan bahu dengan mendorong permukaan
penyokong secara simetris untuk mengangkat kepala melawan gravitasi.
MOTORIK HALUS
• Kedua tangan bertemu di dada, menggenggam satu sama lain, memperhatikan gerakan
kedua tangan
Menoleh ke sisi kanan dan kiri mengikuti mainan yang digerakkan di depan bayi dengan
jarak 15-25 cm
Letakkan mainan berwarna cerah (terutama
berwarna merah) di depan wajah bayi sekitar 20-30
cm agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan
tersebut. Kemudian gerakkan mainan tersebut dari
satu sisi ke sisi yang lain dengan perlahan.
• Gerakan acak pada kedua lengan dan kaki, kedua tangan membuka dan mengepal secara
refleksif
Menggenggam benda dan menahannya di tangan
Letakkan benda atau mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah
di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut di tangannya. Amati cara
ia memegang mainan tersebut. Hal ini berhubungan dengan suatu
gerak refleks, meraba, dan merasakan berbagai bentuk. Jaga agar benda
itu tidak melukai bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak.
171
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
172
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Pada posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat kepala dan dada dengan menumpu pada
perut dan kedua telapak tangan, kemudian menahan kepala pada posisi tegak dan stabil
Letakkan bayi pada posisi tengkurap dengan menumpu pada kedua
lengan bawah. Berikan stimulasi dengan mainan yang berwarna cerah
dan berbunyi, gerakkan mainan di depan bayi dengan arah kanan-kiri,
atas-bawah, sehingga bayi akan mengikuti gerakan mainan dan
belajar mengontrol posisi kepala serta punggung bagian atas.
MOTORIK HALUS
• Meraih mainan dengan kedua tangan, memegang benda dengan kuat, melepas dan
menjatuhkan mainan ketika ditawarkan mainan yang lain
Ajak bayi bermain dengan mainan yang berbunyi dan berwarna cerah. Posisikan mainan
berada dalam jangkauan bayi. Gerakkan mainan
tersebut di depan bayi sambil mengajak bicara
agar bayi tertarik dan berusaha meraihnya.
Setelah bayi menggenggam mainan tersebut,
tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang
benda dengan kuat.
173
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
174
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
MOTORIK HALUS
• Memindahkan mainan dari tangan yang satu ke tangan lainnya
Letakkan sebuah mainan di tangan bayi, dan perhatikan apakah bayi
memindahkan mainan tersebut ke tangan lainnya. Bayi dapat bermain
dengan benda di setiap tangan, dan menjatuhkan sebuah benda untuk
mengambil benda lainnya.
175
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
176
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Saat kedua tangan ditarik, bayi akan bangkit menuju berdiri dan sebagian besar berat
badan tertumpu pada kedua kakinya
Pastikan anak sudah dapat duduk tegak dengan
stabil tanpa berpegangan. Dudukkan bayi di alas
yang datar, kemudian tarik kedua tangan bayi ke
posisi berdiri. Beri kesempatan bayi untuk
menumpu pada kedua kaki dan melatih
kekuatan otot tungkainya.
177
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
MOTORIK HALUS
• Memegang benda berukuran kecil (pinch)
Menunjuk objek dengan jari telunjuk
Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil lainnya yang berwarna
terang di depan bayi. Buat agar bayi tertarik untuk mencoba
memegang mainan tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
• Bayi menikmati memanipulasi benda dengan dua tangan, seperti mendorong, menarik,
meremas, dan memutar
Bayi senang memasukkan benda ke dalam wadah dan membalikkan wadah tersebut
untuk mengambil mainan
Ajari bayi cara memasukkan mainan atau benda kecil ke dalam wadah
yang dibuat dari karton, kaleng, kardus, atau botol air mineral bekas.
Setelah bayi memasukkan benda-benda tersebut ke dalam wadah,
ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya
kembali. Pastikan benda tersebut tidak berbahaya, misalnya jangan
terlalu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan.
178
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Memindahkan benda dari 1 tangan ke tangan yang lain dengan melewati garis tengah
tubuh
Letakkan mainan di sisi kiri bayi, arahkan bayi
untuk mengambil mainan dengan tangan kanan
(dengan melakukan tahanan ringan di tangan kiri).
Biarkan bayi untuk memanipulasi mainan,
memindahkan mainan ke tangan lainnya
(lepaskan tahanan di tangan kiri).
179
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Berjalan mundur
Apabila anak sudah mampu berjalan dengan stabil tanpa pegangan,
ajari anak cara melangkah mundur. Berikan mainan yang bisa ditarik
karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat
memperhatikan mainan itu.
MOTORIK HALUS
• Bermain dengan balok dan menyusun 2 balok sesuai yang dicontohkan
Siapkan balok-balok kecil dari karton atau potongan-potongan kayu
ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm. Benda lain yang bisa dipakai adalah
beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan anak berbentuk kubus.
Ajarkan pada anak cara menumpuk balok ke atas tanpa
menjatuhkannya.
• Menggunakan sendok
Ketika bermain di dapur, siapkan alat-alat makan
yang aman untuk anak dan berikan makanan atau
bahan makanan. Ajarkan anak untuk menyendok
atau mengambil makanan untuk dipindahkan ke
piring atau mangkok serta menuang air ke tempat
180
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
181
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Berjalan dengan stabil, kedua tangan tidak lagi berada di samping badan untuk membantu
keseimbangan
Berlari pelan dengan hati-hati
Membawa mainan besar atau boneka sambil berjalan
Lanjutkan stimulasi. Ajak anak untuk aktif bermain, berjalan di halaman
dan taman, untuk mengoptimalkan perkembangan stabilitas dan
kekuatan ototnya.
• Menekuk lutut pada posisi jongkok untuk mengambil mainan di lantai kemudian berdiri
kembali
Ajak anak untuk bermain dengan mengumpulkan
mainan kecil atau balok yang terjatuh di lantai,
kemudian disusun atau dimasukkan ke wadah besar
di atas meja. Anak akan melakukan gerakan jongkok
berdiri berulang kali dan mengoptimalkan
perkembangan stabilitas dan kekuatan ototnya.
182
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
MOTORIK HALUS
• Mampu membalik beberapa lembar kertas sekaligus, menunjuk dan memperhatikan gambar
Pada saat membacakan buku cerita, ajarkan pada anak cara membalik
halaman atau kertas. Anak akan bersemangat mempelajari suatu
kemampuan baru, termasuk cara membalik halaman.
• Belajar mengenai ukuran relatif benda, memasukkan benda berukuran lebih kecil ke dalam
cangkir dan mengeluarkannya lagi
Ajari anak cara memasukkan benda-benda yang lebih kecil ke dalam
wadah seperti kotak, pot bunga, botol, dan lain-lain. Tunjukkan
bagaimana mengeluarkannya dari wadah. Sediakan juga mangkok atau
kotak plastik berbagai ukuran. Tunjukkan kepada anak cara meletakkan
mangkok yang ukurannya lebih kecil ke mangkok yang lebih besar. Buat
agar anak tertarik melakukannya sendiri. Gunakan benda-benda yang
aman dan tidak pecah.
• Memegang gelas dengan kedua tangan dan minum sendiri tanpa tumpah
Beri kesempatan kepada anak untuk mengambil minum dan minum
sendiri tanpa dibantu. Anak akan semakin terampil mengontrol gerakan
tangannya untuk melakukan aktivitas yang bertujuan.
183
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Selain itu, orang tua dapat mengajarkan nama-nama benda di sekitar anak atau jenis aktivitas
sehari-hari, misalnya makan, minum, bobok. Ajarkan anak nama-nama benda atau aktivitas
secara utuh, bukan dengan meminta anak untuk menyambung potongan kata yang Anda
ucapkan. Contoh, mengajarkan kata ‘makan’ dengan menyebut kata “Makan” sekaligus, bukan
“Maaa…kan”.
184
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Duduk di sepeda roda tiga dan mencoba mengayuh dengan kedua kaki
Siapkan sebuah sepeda roda tiga. Ajarkan kepada anak untuk
meletakkan kedua kaki di pedal sepeda kemudian mengayuhnya. Anda
bisa mengajak anak untuk bersepeda bersama agar anak lebih
bersemangat belajar mengayuh sepedanya.
MOTORIK HALUS
• Mengelompokkan benda berdasar bentuk (persegi, lingkaran, dan segitiga)
Siapkan mainan plastik yang terdiri dari berbagai bentuk dan warna.
Ajarkan pada anak cara mengelompokkan benda sesuai bentuk atau
warnanya. Berikan penghargaan atau pujian saat anak berhasil
melakukan dengan benar.
185
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Memegang pensil dengan baik pada poros ke arah bawah, dengan ibu jari, jari telunjuk
dan jari tengah
Membuat garis lurus vertikal dan horizontal, dan coretan berbentuk lingkaran
Siapkan selembar kertas dan pensil. Berikan contoh kepada anak cara
membuat garis lurus dan lingkaran. Ajak anak untuk meniru gambar
yang Anda buat.
186
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Selain dari buku, Anda dapat mendorong agar anak mau bercerita tentang apa yang
dilihatnya ketika jalan-jalan.
• Menyebut nama lengkap
Ajari anak menyebut namanya secara lengkap. Sebut nama lengkap anak dengan perlahan.
Minta anak mengulanginya.
187
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
188
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
MOTORIK HALUS
• Memasukkan tali ke dalam lubang
Gunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton.
Buat lubang-lubang di sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan
simpulkan salah satu ujungnya. Kemudian ajari anak cara ‘menjahit’
sekeliling gambar, tali rafia dimasukkan ke lubang-lubang tersebut satu
persatu.
• Membuka kancing
Ajarkan anak untuk memakai dan melepas baju yang berkancing, dimulai
dari kancing yang lebih besar ukurannya.
189
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
o Anda dapat membacakan buku cerita anak dan buat agar anak melihat Anda membaca
buku, serta nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak
o Tempelkan foto anak di buku anak. Minta anak menceritakan apa yang terjadi di dalam
fotonya itu. Tulis di bawah foto tersebut, apa yang diceritakan anak
190
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mahir bermain bola, melempar, menangkap, menendang dan memantulkan bola, termasuk
permainan yang menggunakan pemukul, misalnya tenis atau kasti
Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar ke arah Anda.
Kemudian lempar kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat
menangkapnya. Dengan berlatih berulang kali, anak akan semakin mahir
dalam permainan lempar tangkap bola.
MOTORIK HALUS
• Menyusun balok yang terdiri dari 3 tingkatan
Lanjutkan stimulasi dengan mengajak anak menyusun balok-balok
mainan atau lego menjadi bangunan yang lebih kompleks.
• Memegang pensil dan menulis dengan kontrol yang baik (dynamic tripod grasp)
Siapkan krayon, pensil warna dan buku mewarnai. Ajarkan anak posisi
yang benar saat memegang alat tulis, yaitu memegang dengan ibu jari,
jari telunjuk, dan jari tengah. Ajak anak untuk mewarnai gambar-gambar
yang ada di buku. Berikan apresiasi ketika anak mampu menyelesaikan
mewarnai 1 gambar dengan rapi. Ajarkan anak untuk meniru bentuk
segitiga, huruf X, H, T dan O, dan menggambar orang minimal dengan 6
anggota bagian tubuh.
191
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
o Buat agar anak mau bercerita mengenai dirinya, hobinya, atau mengenai Anda. Anda
dapat bercerita tentang sesuatu dan kemudian minta anak menyelesaikan cerita itu
o Anda juga dapat membuat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan
tersebut dengan kalimat yang lebih panjang yang terdiri dari 4-5 kata
o Selain itu, Anda dapat membacakan buku cerita anak dan buat agar anak melihat Anda
membaca buku, serta nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak
o Ajak anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya membantu merapikan mainan
sambil mengajak anak untuk berkomunikasi
• Membuat kalimat yang terdiri dari 4-5 kata (subyek, predikat, kata keterangan)
Minta anak bercerita dengan kalimat yang terdiri dari 4-5 kata.
• Mengingat sesuatu
Masukkan sejumlah benda kecil atau mainan anak ke sebuah kantong. Minta anak
memperhatikan Anda ketika Anda mengambil 3-4 macam benda kecil atau dari kantong
tersebut. Letakkan di atas meja dan minta anak menyebut nama benda atau mainan satu
persatu. Kemudian, minta anak menutup matanya, dan ambil salah satu benda tadi. Tanyakan
kepada anak benda apa yang hilang. Bila ia sudah menguasai permainan ini, tambahkan jumlah
benda yang diletakkan di meja.
192
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Mahir melempar dan menangkap bola, termasuk permainan yang menggunakan pemukul
misalnya tenis dan badminton
Dorong agar anak mau bermain dengan teman-temannya, misalnya
bermain bola, bermain badminton, permainan menjaga keseimbangan
tubuh misalnya bermain egrang, sepatu roda, bersepeda, atau bermain
petak umpet dan kejar-kejaran, bermain lompat tali, lompat jauh, dan
sebagainya. Ajarkan kepada anak tentang aturan permainan dan cara
bermain yang aman.
193
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
MOTORIK HALUS
• Menyusun bangunan yang lebih kompleks (mengikuti pola)
Siapkan mainan anak seperti stik, lego, atau puzzle. Minta anak untuk
bermain bersama teman-temannya menyusun bangunan yang lebih
kompleks dari lego dan balok, atau merangkai puzzle yang lebih sulit.
194
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
o Minta anak menebak atau menyebutkan nama benda yang ada di dekatnya setelah
Anda menjelaskan tanda-tanda benda tersebut. Misalnya, anak sedang duduk di meja
makan, di dekatnya ada keranjang buah apel hijau kesukaan ayah. Ajukan pertanyaan
berikut: “Coba tebak, benda apakah ini? Bentuknya bulat seperti bola kasti, berwarna
hijau, dapat dimakan, Ayah suka sekali dengan benda tersebut.” Diharapkan anak bisa
menjawab "Apel". Mula-mula Anda perlu membantu anak
• Mengenal simbol
Ajari anak mengenal rambu atau tanda lalu lintas, misalnya tanda ‘dilarang parkir’, ‘dilarang
stop’, ‘jalan berliku-liku’, ‘satu arah’, ‘silahkan belok’, ‘tanda kereta api lewat’, dan sebagainya.
Sumber: Hislop, H., Avers, D., & Brown, M. (2007). Daniels and Worthingham's Muscle Testing:
Techniques of Manual Examination. New York: Saunders Elsevier; Sheridan, M.D. (2008). From
Birth to Five Years, Children Developmental Progress. London: Routledge; Wahyuni, L.K. (2014).
Perkembangan Motor Fungsional Bayi. Jakarta: PERDOSRI.
H: Hope (Harapan)
Petugas kesehatan menyampaikan kepada orang tua harapan realistis apa yang mungkin
dicapai oleh anak, serta menunjukkan sisi positif dan potensi yang ada pada diri anak
maupun keluarga. Adanya harapan akan perbaikan kondisi anak akan mendorong orang
tua untuk mau berusaha. Setelah itu, dorong mereka untuk membuat langkah-langkah
konkrit menuju harapan apapun yang bisa dicapai.
E: Empathy (Empati)
Petugas kesehatan menunjukkan empati kepada anak dan orang tua. Empati berarti
memahami dan juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Komunikasikan
empati melalui mendengarkan dengan penuh perhatian, serta mengakui pergolakan batin
dan tekanan yang dirasakan. Contoh kalimat empati: “Saya dapat memahami
kekhawatiran yang Anda rasakan”. Penggunaan kalimat yang bersifat menghakimi atau
menyalahkan sebaiknya dihindari. Contoh kalimat yang bersifat menghakimi: “Masalah
seperti ini tidak akan terjadi jika Anda…..”.
195
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
mereka, serta menghindari terjadinya kesalahan persepsi. Selain itu, petugas kesehatan
perlu menyampaikan dukungan dan komitmen untuk siap membantu di saat sekarang
maupun di masa mendatang.
Petugas kesehatan bermitra atau bekerjasama dengan orang tua untuk mengidentifikasi
adanya kendala atau halangan yang dapat mengganggu jalannya intervensi, mencari
strategi untuk mengatasi kendala tersebut, dan membuat kesepakatan mengenai langkah
apa yang mungkin dicapai (atau sekedar langkah pertama yang dapat dicapai).
Petugas kesehatan mengajak orang tua untuk membuat sebuah rencana. Rencana
tersebut dapat termasuk misalnya membuat catatan harian tentang gejala dan pemicu,
mengumpulkan informasi dari sumber lain seperti sekolah anak, membuat perubahan
gaya hidup, menerapkan strategi positif atau teknik manajemen diri, mencari tempat
rujukan untuk memperoleh pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut, dan lain
sebagainya.
196
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
197
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
198
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
199
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
200
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
pandang mengenai mengajak orang tua untuk berusaha dan tampak mudah marah pada
perilaku anak memahami apa yang adik sebaiknya tidak semata-mata
melatarbelakangi perilaku dan memandang bahwa kakak ‘usil’
ekspresi emosi anak, serta atau ‘nakal’, melainkan berusaha
memahami kebutuhan emosi anak melihat dari sudut pandang si
kakak bahwa mungkin si kakak
merasa kurang mendapatkan
perhatian dari ibunya, atau
kurang didengarkan saat
meminta sesuatu
Melatih anak Pertama-tama beri kesempatan anak “Oh jadi tadi kakak kesal karena
mengatasi konflik atau untuk menjelaskan permasalahan sedang asyik main lalu tiba-tiba
masalah yang terjadi, kenali dan refleksikan adik merebut mainannya ya?
perasaan anak atas permasalahan Kalau begitu sekarang kita
tersebut, lalu ajak anak untuk pikirkan agar kakak tetap bisa
mencari alternatif solusi main tapi adik bisa main juga
bagaimana ya?”
Sumber: Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children;
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians; Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine Books
201
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Alternatif cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu
Petugas kesehatan menyampaikan alternatif cara yang dapat dilakukan orang
tua, disesuaikan dengan jenis permasalahan emosi dan perilaku yang ditemukan
pada diri anak.
202
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel 6.4. Cara menyikapi anak dengan kondisi emosi dan perilaku tertentu
Jenis permasalahan
Cara menyikapi
emosi dan perilaku
Anak tampak sangat • Mengajak anak membicarakan hal yang ia cemaskan atau ia takuti
mudah takut, cemas, • Bimbing anak untuk tidak menghindari hal atau situasi yang
tidak percaya diri, ditakuti dengan mendampinginya menghadapi situasi tersebut
banyak keluhan fisik, secara bertahap
tidur terganggu, • Memberi contoh perilaku berani serta beri respons atau
terdapat kemunduran penghargaan ketika anak menunjukkan langkah kecil yang lebih
kemampuan yang berani dalam menghadapi ketakutannya
sudah dimiliki • Tunjukkan pada anak cara-cara yang dapat dilakukan untuk
membuat diri lebih rileks dan tenang seperti memutarkan musik
yang lembut, melakukan permainan yang menenangkan, relaksasi
nafas dalam atau melakukan teknik butterfly hug
Relaksasi napas dalam: Langkah-langkahnya yaitu bimbing anak
untuk menarik napas perlahan melalui hidung hingga perut terasa
mengembang, lalu menghembuskan perlahan melalui mulut.
Aktivitas bermain seperti misalnya meniup gelembung dapat
dilakukan untuk melatih teknik ini.
Butterfly hug: Langkah-langkahnya yaitu bimbing anak untuk
menyilangkan kedua tangan di depan dada, telapak tangan
diletakkan di lengan atas atau di bawah tulang selangka, tutup
mata kemudian tepuk-tepuk lengan secara perlahan bergantian kiri
dan kanan sembari mengatur napas. Lakukan hingga kondisi anak
lebih tenang.
203
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
yang menyakiti atau memaki, memberi label buruk), maupun kekerasan fisik (contoh:
merusak, mudah Memukul, mencubit, menjewer)
marah, sering tantrum • Menerapkan aturan secara tegas dan konsisten oleh seluruh
anggota keluarga dan orang dewasa yang berhubungan langsung
dengan anak dalam keseharian anak
• Menghindari pemberian hukuman dan menggantinya dengan
penerapan konsekuensi alami dan konsekuensi logis
• Tetap menunjukkan ekspresi perhatian dan kasih sayang
Sumber: Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children;
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians; Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine Books
204
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
ada pada diri anak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi, serta ada atau
tidaknya perkembangan positif yang berhasil dicapai.
• Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kembali menggunakan KMPE
(Kuesioner Masalah Perilaku dan Emosional) setelah 1 bulan sejak kunjungan
pertama
e. Merujuk ke rumah sakit rujukan tumbuh kembang level 1
• Rujukan dilakukan jika berdasarkan pemeriksaan kembali menggunakan KMPE
setelah 1 bulan sejak kunjungan pertama masih terdapat jawaban “Ya”
• Rujukan dapat dilakukan sebelum 1 bulan jika berdasarkan evaluasi tidak ada
perubahan positif pada diri anak, serta dengan mempertimbangkan tingkat
keparahan, lamanya permasalahan, adanya faktor-faktor penyerta yang
memperberat gangguan, tingkat stres orang tua yang tinggi, serta minimnya
dukungan dari keluarga
• Petugas kesehatan harus menjelaskan kepada orang tua alasan perlunya
dilakukan rujukan
• Petugas kesehatan memberikan pengantar atau laporan tertulis mengenai
intervensi awal yang telah dilakukan
205
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
206
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 7
RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN
TUMBUH KEMBANG ANAK
207
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
208
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
209
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Tingkat Puskesmas
a. Anak dengan kemungkinan penyimpangan berdasarkan hasil deteksi dini:
210
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
KPSP: Nilai ≤6
TDD: ≥1 jawaban ‘Tidak’
Pemeriksaan pupil: Tes Refleks Merah abnormal atau tidak ekual; pupil tampak
putih pada pemeriksaan dengan senter atau blitz kamera
TDL: Tidak dapat menjawab dengan benar arah kaki “E” 3 kali berturut-turut
atau menjawab benar <4 dari 5 kali kesempatan pada pemeriksaan dengan
kartu tumbling “E”
KMPE: ≥2 jawaban ‘Ya’
M-CHAT-Revised: Skor 3-20
ACTRS: Skor ≥13
maka perlu segera dirujuk
b. Pada anak dengan hasil deteksi dini meragukan yang telah dilakukan intervensi
dini selama 2 minggu atau selambat-lambatnya 4 minggu dengan menggunakan
buku SDIDTK dan tidak ada perbaikan, maka perlu segera dirujuk
3. Tingkat RS rujukan
Dilakukan penegakan diagnosis dan tatalaksana lebih lanjut serta dirujuk ke level
yang lebih tinggi jika diperlukan.
211
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
212
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
BAB 8
PENCATATAN, PELAPORAN,
MONITORING, DAN EVALUASI
PROGRAM SDIDTK
1.1. Pencatatan
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak perlu menyediakan
formulir pencatatan dan pelaporan berikut ini:
213
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
register ini akan didapatkan data lebih rinci hasil deteksi dini tumbuh kembang
yang terdiri dari:
• Hasil penilaian pertumbuhan (pertumbuhan normal, pertumbuhan tidak
baik, risiko gagal tumbuh, perlambatan pertumbuhan linear, early adiposity
rebound, mikrosefali, makrosefali)
• Status gizi (normal, gizi kurang, gizi buruk, possible risk of overweight,
overweight, obesitas, pendek, sangat pendek)
• Kemungkinan penyimpangan perkembangan (TDD, pemeriksaan pupil
putih, TDL, motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan,
masalah perilaku emosi, gangguan spektrum autisme, dan GPPH) serta
tindak lanjut yang diberikan (stimulasi dan rujukan)
3. Register Kohort Kesehatan Bayi (0-11 bulan) dan Register Kohort Kesehatan Anak
Balita dan Prasekolah (12-72 bulan)
Register Kohort Bayi dan Register Kohort Balita dan Anak Prasekolah merupakan register
perekaman hasil data pemeriksaan kesehatan bayi umur 0-11 bulan dan balita serta anak
prasekolah umur 12-72 bulan yang tercatat di Kartu Anak dan hasil skrining DDTK.
Hasil skrining DDTK yang dicatat di Kohort Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah adalah
sebagai berikut:
214
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
1.2. Pelaporan
1.2.1. Formulir Pelaporan
Pelaporan hasil pelayanan DDTK dilaporkan secara berjenjang mulai dari tingkat
Puskesmas sampai ke tingkat Pusat. Adapun formulir yang digunakan adalah sebagai
berikut:
215
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
216
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dan jaringannya. Aspek pokok monitoring dan evaluasi
upaya program SDIDTK di setiap tingkat, yaitu:
1. Tingkat Pusat
a. Melakukan monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Melakukan pembahasan program SDIDTK dalam rapat konsolidasi teknis
program kesehatan keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk memberikan advokasi,
asistensi, dan fasilitasi kepada Pemerintah Daerah
d. Mengadakan pertemuan evaluasi tahunan program SDIDTK
2. Tingkat Provinsi
a. Melakukan monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Memasukan pembahasan SDIDTK dalam raker kesehatan daerah (Rakerkesda)
Program Kesehatan Keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk:
• Advokasi kepada penentu kebijakan
• Melakukan asistensi dan fasilitasi kepada kabupaten/kota dan layanan
kesehatan terkait
d. Mengadakan pertemuan secara evaluasi tahunan program SDIDTK
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Melakukan monitoring dan evaluasi, serta bimbingan teknis program SDIDTK
dalam pelayanan kesehatan anak
b. Memasukan pembahasan SDIDTK dalam Rakerkesda Program Kesehatan
keluarga
c. Menggunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk:
• Advokasi kepada penentu kebijakan
• Asistensi dan fasilitasi kepada layanan dan jejaringnya
d. Mengadakan pertemuan evaluasi tahunan program SDIDTK
4. Tingkat Puskesmas
1. Melakukan monitoring melalui PWS KIA
217
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
3. Indikator Keberhasilan
Tabel 8.1. Indikator keberhasilan kegiatan SDIDTK
218
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Monitoring/supervisi SDIDTK √ √ √ √
Evaluasi SDIDTK √ √ √ √
Pengadaan Buku KIA √ √
Pengadaan formulir SDIDTK, kohort dan √ √ √
register SDIDTK
Pengadaan alat SDIDTK √ √ √
Output
Persentase Puskesmas dengan tenaga √ √
kesehatan terlatih
Persentase cakupan DDTK kontak pertama √ √
Persentase cakupan kunjungan bayi untuk √ √ √
SDIDTK 4 kali/tahun
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan gerak kasar
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan gerak halus
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan bicara bahasa
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan sosialisasi kemandirian
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan daya dengar
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan daya lihat
Balita dan anak prasekolah dengan √
penyimpangan perilaku emosional
Balita dan anak prasekolah dengan √
kemungkinan gangguan spektrum autisme
Balita dan anak prasekolah dengan √
kemungkinan GPPH
Cakupan ibu balita dan anak prasekolah √ √ √
yang memiliki buku KIA
219
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama :
2. Apakah anak memiliki masalah tumbuh kembang :
V. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pemeriksa
_______________
220
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Cara pengisian:
221
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Nomor 6: Tulis jenis atau macam tindakan pengobatan yang diberikan kepada
anak
• Nomor 7: Tulis tujuan rujukan, alasan dirujuk, serta lingkari huruf (a) jika ada
surat rujukan, atau huruf (b) jika tidak ada surat rujukan
8. Pemeriksa:
• Ditulis nama dan paraf petugas pemeriksa
222
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders.
Artha, N.M., Sutomo, R., & Gamayanti, I. (2016). Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II
untuk Skrining Perkembangan Anak Balita. Sari Pediatri, 16(4).
Baker-Henningham, H., & Boo, F.L. (2010). Early Childhood Stimulation Interventions in
Developing Countries: A comprehensive literature review. Banco Interamericano de
Desarrollo.
Bashour, M. (2018). Congenital cataract. Medscape.
Benoit, D., & Art-Rodas, D. (1998). Feeding problems in infancy and early childhood:
Identification and management. Paediatr Child Health, 3, 21-7.
Bernard-Bonnin, A. (2006). Feeding problems of infants and toddlers. Can Fam Physician, 52,
1247-51.
Brito, G.N. (1987). The Conners Abbreviated Teacher Rating Scale: development of norms in
Brazil. J Abnorm Child Psychol, 15(4), 511-8.
Bull, M.J. Committee on Genetics. (2011). Health supervision for children with Down
syndrome. Pediatrics, 128(2), 393-406.
Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Milestone Moments: Learn the Signs. Act
Early.
Chang, L.Y., Wang, M.Y., & Tsai, P.S. (2016). Diagnostic Accuracy of Rating Scales for
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: A Meta-analysis. Pediatrics, 137(3).
Dewey, K. (2003). Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child.
Dhamayanti, M. (2016). Kuesioner Praskiring Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri, 8(1).
Durrant, J.E. (2016). Positive discipline in everyday parenting. Sweden: Save The Children.
Foy, J.M. (2018). Mental Health Care of Children and Adolescents: A Guide for Primary Care
Clinicians. Downloaded on Nov 19, 2020, 3:58 AM at 202.162.36.170 Published by AAP,
2018. All rights reserved
Gidding, S.S., Dennison, B.A., Birch, L.L., Daniels, S.R., Gilman, M.W., Lichtenstein, A.H.,
Rattay, K.T., Steinberger, J., Stettler, N. & Van Horn, L. (2006). Dietary recommendations
for children and adolescents: a guide for practitioners. Pediatrics, 117(2), 544-559.
Hislop, H., Avers, D., & Brown, M. (2007). Daniels and Worthingham's Muscle Testing:
Techniques of Manual Examination. New York: Saunders Elsevier.
Homan, G.J. (2016). Failure to thrive: a practical guide. American family physician, 94(4), 295-
299.
International Centre for Eye Health, London School of Hygiene & Tropical Medicine. (2007).
RAAB instruction manual.
Irila, S., Halim, A., & Kartiwa, R.A. (2018). Akurasi Pengukuran Tajam Penglihatan
Menggunakan Peek Acuity oleh Kader yang Dilatih dan Kader yang Belajar Mandiri. RS
Mata Cicendo.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Kebijakan dan Strategi dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Kelainan Bawaan.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak.
223
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh
Kembang Balita.
Kodyat, B.A., (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Permenkes RI, 41.
Ladrido-Ignacio, L., & Tronco, A.T. (2000). Mental health care in the community. Quezon City:
Megabooks Co.
Lupton, J.R., Brooks, J.A., Butte, N.F., Caballero, B., Flatt, J.P. & Fried, S.K. (2002). Dietary
reference intakes for energy, carbohydrate, fiber, fat, fatty acids, cholesterol, protein,
and amino acids. National Academy Press: Washington, DC, USA, 5, 589-768.
Maemunah, D.K., Karfiati, F., & Halim, A. (2017). Validasi Pengukuran Tajam Penglihatan
Menggunakan Smartphone (Peek Acuity) pada Anak Umur Sekolah (7 – 15 Tahun). RS
Mata Cicendo.
Nelsen, J. (2011). Positive Discipline, The Classic Guide to Helping Children Develop Self-
Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem Solving Skills. New York: Billantine
Books.
Penix, K., Swanson, M.W., & DeCarlo, D.K. (2015). Nystagmus in pediatric patients:
interventions and patient-focused perspectives. Clin Ophthalmol, 21(9), 1527-36.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
PP IDAI. (2020). Rekomendasi IDAI Selama Anak Menjalani Sekolah dari Rumah.
Purpura, D.J., & Lonigan, C.J. (2009). Conners' Teacher Rating Scale for preschool children: a
revised, brief, age-specific measure. J Clin Child Adolesc Psychol, 38(2), 263-72.
Rajavi, Z., & Sabbaghi, H. (2016). Congenital Cataract Screening. Journal of ophthalmic &
vision research, 11(3), 310–312.
Roberts, I. (2017). Nelson’s textbook of pediatrics (20th edn.), by R. Kliegman, B. Stanton, J.
St. Geme, N. Schor (eds). New York: Elsevier.
Robins, D., Fein, D., & Barton, M. (2009). Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised
with Follow-Up (M-CHAT-R/F).
Rono, H., Bastawrous, A., Macleod, D., Wanjala, E., DiTanna, G., Weiss, H., & Burton, M.
(2018). Smartphone-based screening for visual impairment in Kenyan school children: a
cluster randomised controlled trial. The Lancet. Global Health, 6, e924 - e932.
Rowe, K.S., & Rowe, K.J. (1997). Norms for parental ratings on Conners' Abbreviated Parent-
Teacher Questionnaire: implications for the design of behavioral rating inventories and
analyses of data derived from them. J Abnorm Child Psychol, 25(6), 425-51.
Scharf, R.J., Scharf, G.J., & Stroustrup, A. (2016). Developmental Milestones. Pediatr Rev,
37(1), 25-37.
Sheridan, M.D. (2008). From Birth to Five Years, Children Developmental Progress. London:
Routledge.
Simangunsong, S., Machfudz, S., & Sitaresmi, M. (2012). Accuracy of the Indonesian child
development pre-screening questionnaire. Paediatrica Indonesiana, 52(1), 6-9.
Unit Kerja Koordinator Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015).
Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan batita di Indonesia
untuk mencegah malnutrisi
Unit Kerja Koordinator Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011).
Asuhan nutrisi pediatrik.
224
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Ullmann, R.K., Sleator, E.K., & Sprague, R.L. (1985). A change of mind: the Conners
abbreviated rating scales reconsidered. J Abnorm Child Psychol, 13(4), 553-65.
Wahyuni, L.K. (2014). Perkembangan Motor Fungsional Bayi. Jakarta: PERDOSRI.
Westerlund, J., Ek, U., Holmberg, K., Näswall, K., & Fernell, E. (2009). The Conners' 10-item
scale: findings in a total population of Swedish 10-11-year-old children. Acta Paediatr,
98(5), 828-33.
Windiani, I.G.A.T., Adnyana, I.G.A.N.S., & Soetjiningsih. (2020). The Sensitivity and Specificity
of Kuesioner Praskrining Perkembangan to Detect Delayed Development in
Children. American Journal of Pediatrics, 6(1), 42-45.
World Health Organization. (2007). Early child development: a powerful equalizer.
World Health Organization. (2003). Global strategy for infant and young child feeding.
World Health Organization. (2018). Nurturing care for early childhood development: a
framework for helping children survive and thrive to transform health and human
potential.
World Health Organization. (2008). WHO child growth standards: Training course on child
growth assessment.
225
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
LAMPIRAN
226
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
227
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
228
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Gambas (oyong)
Ketimun
Selada
Jamur kuping
Labu air
Lobak
Tomat sayur
Selada air
Daun bawang
229
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
• Golongan B, kandungan zat gizi per porsi (100 gram) adalah: 25 kalori, 5 gram
karbohidrat, dan 1 gram protein. Satu porsi sayuran adalah kurang lebih 1 (satu)
gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan. Jenis sayuran yang termasuk golongan
ini:
• Golongan C, kandungan zat gizi per porsi (100 gram) adalah: 50 kalori, 10 gram
karbohidrat, dan 3 gram protein. Satu porsi sayuran adalah kurang lebih 1 (satu)
gelas sayuran setelah dimasak atau ditiriskan. Jenis sayuran yang termasuk golongan
ini:
230
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
231
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-12 Bulan (Interval 1
Bulan)
232
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
233
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)
234
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
235
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 3 Bulan)
236
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
237
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
d. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 4 Bulan)
238
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
239
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
e. Tabel Penambahan Berat Badan (Weight Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 6 Bulan)
240
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
241
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)
242
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
243
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 3 Bulan)
244
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
245
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 4 Bulan)
246
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
247
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
d. Tabel Penambahan Panjang Badan (Length Increment) Umur 0-24 Bulan (Interval 6 Bulan)
248
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
249
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Tabel Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-60 Bulan
250
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Tabel Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan
251
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
c. Tabel Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Anak Laki-Laki Umur 24-
60 Bulan
Umur (bulan) Panjang Badan (cm)
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24 * 78.0 81.0 84.1 87.1 90.2 93.2 96.3
25 78.6 81.7 84.9 88.0 91.1 94.2 97.3
26 79.3 82.5 85.6 88.8 92.0 95.2 98.3
27 79.9 83.1 86.4 89.6 92.9 96.1 99.3
28 80.5 83.8 87.1 90.4 93.7 97.0 100.3
29 81.1 84.5 87.8 91.2 94.5 97.9 101.2
30 81.7 85.1 88.5 91.9 95.3 98.7 102.1
31 82.3 85.7 89.2 92.7 96.1 99.6 103.0
32 82.8 86.4 89.9 93.4 96.9 100.4 103.9
33 83.4 86.9 90.5 94.1 97.6 101.2 104.8
34 83.9 87.5 91.1 94.8 98.4 102.0 105.6
35 84.4 88.1 91.8 95.4 99.1 102.7 106.4
36 85.0 88.7 92.4 96.1 99.8 103.5 107.2
37 85.5 89.2 93.0 96.7 100.5 104.2 108.0
38 86.0 89.8 93.6 97.4 101.2 105.0 108.8
39 86.5 90.3 94.2 98.0 101.8 105.7 109.5
40 87.0 90.9 94.7 98.6 102.5 106.4 110.3
41 87.5 91.4 95.3 99.2 103.2 107.1 111.0
42 88.0 91.9 95.9 99.9 103.8 107.8 111.7
43 88.4 92.4 96.4 100.4 104.5 108.5 112.5
44 88.9 93.0 97.0 101.0 105.1 109.1 113.2
45 89.4 93.5 97.5 101.6 105.7 109.8 113.9
46 89.8 94.0 98.1 102.2 106.3 110.4 114.6
47 90.3 94.4 98.6 102.8 106.9 111.1 115.2
48 90.7 94.9 99.1 103.3 107.5 111.7 115.9
49 91.2 95.4 99.7 103.9 108.1 112.4 116.6
50 91.6 95.9 100.2 104.4 108.7 113.0 117.3
252
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
d. Tabel Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Laki-Laki Umur 0-24
Bulan
253
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
254
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
255
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
e. Tabel Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-Laki Umur
24-60 Bulan
256
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
257
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
258
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
f. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 0-24 Bulan
259
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
g. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 24-60 Bulan
260
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
h. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki Umur 60-72 Bulan
i. Tabel Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan
Umur (bulan) Berat Badan (Kg)
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
0 2.0 2.4 2.8 3.2 3.7 4.2 4.8
1 2.7 3.2 3.6 4.2 4.8 5.5 6.2
2 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5
3 4.0 4.5 5.2 5.8 6.6 7.5 8.5
4 4.4 5.0 5.7 6.4 7.3 8.2 9.3
5 4.8 5.4 6.1 6.9 7.8 8.8 10.0
6 5.1 5.7 6.5 7.3 8.2 9.3 10.6
7 5.3 6.0 6.8 7.6 8.6 9.8 11.1
8 5.6 6.3 7.0 7.9 9.0 10.2 11.6
9 5.8 6.5 7.3 8.2 9.3 10.5 12.0
10 5.9 6.7 7.5 8.5 9.6 10.9 12.4
11 6.1 6.9 7.7 8.7 9.9 11.2 12.8
12 6.3 7.0 7.9 8.9 10.1 11.5 13.1
13 6.4 7.2 8.1 9.2 10.4 11.8 13.5
14 6.6 7.4 8.3 9.4 10.6 12.1 13.8
15 6.7 7.6 8.5 9.6 10.9 12.4 14.1
16 6.9 7.7 8.7 9.8 11.1 12.6 14.5
17 7.0 7.9 8.9 10.0 11.4 12.9 14.8
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
21 7.6 8.6 9.6 10.9 12.3 14.0 16.0
22 7.8 8.7 9.8 11.1 12.5 14.3 16.4
23 7.9 8.9 10.0 11.3 12.8 14.6 16.7
261
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
262
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
j. Tabel Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
k. Tabel Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
263
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
l. Tabel Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
264
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
265
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
266
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
m. Tabel Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
267
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
268
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
269
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
n. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
270
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
o. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
271
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
p. Tabel Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Anak Perempuan Umur 60-72 Bulan
272
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
273
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
274
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
275
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
276
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
277
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
278
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
279
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
280
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
281
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Lonceng
282
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Cara penggunaan 2:
Penggunaan rattler bertangkai sesuai
petunjuk dalam formulir pemeriksaan
KPSP/instrumen Tes Daya Dengar sesuai
umur anak.
Kerincingan
283
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
8. Bola sepak
8. Bola sepak, bahan plastik, diameter 15-20 Cara penggunaan:
cm. Memiliki Standar Nasional Indonesia a. Tunjukkan kepada anak cara melempar
(SNI). sebuah bola besar ke arah Anda.
b. Kemudian lemparkan kembali bola itu
kepada anak sehingga ia dapat
menangkapnya.
284
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Bola sepak
Botol ulir
10. Benda kecil yang bisa dimasukkan dalam 10. Kismis/butiran kacang/uang logam
botol kecil (misalnya: kismis/butiran kecil, atau benda kecil lainnya
kacang/uang logam kecil/benda kecil Cara penggunaan:
lainnya). a. Letakkan sebuah benda kecil (seperti:
sebutir kacang, kismis, atau uang
logam) di atas meja/matras di depan
bayi.
b. Tarik perhatian bayi supaya melihat
benda kecil tersebut, dan pindahkan
posisi benda tersebut beberapa kali.
c. Perhatikan apakah bayi mengarahkan
Benda kecil yang matanya tertuju pada benda
bisa dimasukkan tersebut.
dalam botol kecil
285
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
11. Pensil warna terdiri dari 6 warna, ukuran 11. Pensil warna
panjang kurang lebih 18cm dan diraut. Cara penggunaan:
Warna batang pensil polos sama dengan a. Bayi dalam posisi duduk dipangku
warna pensil. Memiliki Standar Nasional ibunya/pengasuh di tepi meja
Indonesia (SNI). periksa.
b. Sentuhkan ujung sebuah pensil di
punggung tangan atau ujung jari bayi
(Perhatian!! Jangan
meletakkan/menyentuhkan pensil di
atas telapak tangan bayi).
c. Perhatikan apakah bayi dapat
bereaksi untuk menggenggam pensil
tersebut.
Pensil warna
12. Kertas gambar, berupa kertas HVS putih 12. Kertas gambar
20 lembar, ukuran; 12×12 cm, jumlahnya 20 Cara penggunaan:
lembar/kit. Memiliki Standar Nasional a. Pemeriksa memberikan kertas gambar
Indonesia (SNI). kepada anak.
b. Pemeriksa meminta anak meletakkan
kertas gambar, dengan instruksi
"letakkan kertas di bawah, dan atau di
atas".
Pensil warna merah dan kertas gambar
a. Pemeriksa menyiapkan kertas gambar
Kertas dan pensil warna.
gambar b. Pemeriksa meminta anak usia 36 bulan
membuat garis lurus 2,5 cm dengan
petunjuk.
c. Pemeriksa meminta anak usia 48 bulan
membuat lingkaran dengan petunjuk.
d. Pemeriksa meminta anak usia 54 bulan
membuat tanda silang dengan
petunjuk.
e. Pemeriksa meminta anak usia 66 bulan
menggambar minimal 3 bagian tubuh.
Bagian tubuh yang digambar
berpasangan, dihitung 1. “Jangan
membantu atau mengingatkan anak”.
f. Pemeriksa meminta anak usia 72 bulan
menggambar kotak segi 4 dengan
mencontoh.
286
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Kartu bergambar
15. Kartu warna (merah, biru, putih, hijau, 15. Kartu warna
kuning). Dari bahan MDF 5×5×0,3 cm, 5 Cara penggunaan:
warna dengan cat nontoksik packing srink PP. a. Pemeriksa meletakkan kartu warna di
Jumlah 5 kartu/kit. Memiliki Standar Nasional atas meja atau di depan anak.
Indonesia (SNI). b. Pemeriksa menyebutkan nama warna
dan meminta anak menunjuk kartu
sesuai warna yang disebutkan oleh
pemeriksa.
Kartu warna
287
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu "E" menghadap
atas, bawah, kiri, dan kanan sesuai
dengan arah kaki huruf “E” yang
ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri
pujian setiap kali anak mau
melakukannya. Lakukan hal ini sampai
anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
d. Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari
kartu optotype “E” 6/60, baru
dilanjutkan dengan kartu optotype “E”
6/12. Kartu “E” yang dipegang oleh
Kartu E
pemeriksa tingginya harus sejajar
dengan mata anak.
e. Anak diminta menutup sebelah
matanya dengan benar. Pemeriksaan
tes daya lihat dilakukan pada masing-
masing mata.
f. Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan
kemudian membalik-balik arahnya
sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila
anak dapat menjawab dengan benar
arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh
pemeriksa sebanyak 3 kali, maka
pemeriksaan dapat dihentikan dan
daya lihat anak dinilai baik. Bila
menjawab 2 kali benar, pemeriksaan
dapat ditambahkan hingga 5 kali.
Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu
optotype “E” 6/60 dinilai kurang atau
tidak bisa, pemeriksaan tidak perlu
dilanjutkan menggunakan kartu
optotype “E” 6/12.
g. Ulangi pemeriksaan tersebut pada
mata yang lain dengan cara yang
sama.
h. Catat daya penglihatan pada masing-
masing mata anak.
17. Senter/penlight
17. Senter/Penlight
a. Lampu LED Putih/kuning.
Cara penggunaan:
b. Jika senter menggunakan baterai, jenis
a. Nyalakan senter/penlight.
dan ukuran baterai harus tersedia di
b. Arahkan cahaya senter pada objek
daerah setempat.
288
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Senter/penlight
289
PEDOMAN PELAKSANAAN
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
290