PELAKSANAAN
SESI NEONATAL
Untuk Peserta
1
DAFTAR PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………………………….. 1
Daftar Penyusun……………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………… 3
Daftar Tabel……………………………………………………………………………. 4
Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………. 5
Bab II TUJUAN PELATIHAN…………………………………………………. 9
Bab III PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI………………………………. 10
Bab IV GARIS BESAR PROGRAM PELATIHAN…………………………… 11
Bab V MEKANISME PELATIHAN……………………………………………. 13
Bab VI PERAN DALAM PELATIHAN…………………………………………. 18
Bab VII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN…….. 19
Bab VIII EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 21
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
B. Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dalam Pelayanan Kesehatan Neonatal
6
**) Tingkat IB, kompetensi dasar (FKTP
mampu menolong persalinan berjarak >30
menit dari FKRTL spesialis/ subspesialis):
*) Sama dengan pelayanan neonatal tingkat
IA, ditambah:
*) Mampu tatalaksana awal kegawatan pada
neonatus, stabilisasi dan transport ke FKRTL
spesialis/ subspesialis (PONED)
7
darah perifer dan sentral *) Perawatan neonatus dengan tunjangan
ventilasi non-invasif dan ventilasi invasif
konvensional.
*) Prosedur bedah neonatus sederhana (ileus
obstruksi dengan perawaan stoma)
*) Tempat on the job training (OJT) PONEK
Tingkat III D Sama dengan pelayanan RS pendidikan sub spesialisasi neonatologi, Pusat
neonatal tingkat IIIC Rujukan Nasional, dengan kapasitas sub
ditambah: spesialisasi sangat lengkap, tingkat kompetensi
*) Prosedur bedah neonatal IIID:
jantung kompleks Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
dengan ECMO neonatal tingkat IIIC, ditambah:
*) Prosedur bedah jantung neonatus
kompleks dengan ECMO
*) Tempat pendidikan sub spesialisasi
(konsultan) neonatologi
8
BAB II
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum:
Meningkatkan kompetensi dokter dalam tata kelola klinis masalah neonatus lahir
normal secara komprehensif dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan
kesehatan neonatal di puskesmas kabupaten/ kota lokus AKI AKB
B. Tujuan Khusus:
Pencapaian keberhasilan di atas 90% untuk morbiditas dan mortalitas tata kelola
klinis neonatus lahir normal dengan cara:
1. Meningkatnya pengetahuan Continuum of Care Neonatal sebagai upaya
menurunkan morbiditas dan mortalitas utama neonatus lahir normal.
2. Meningkatnya ketrampilan dalam prosedur klinis Continuum of Care Neonatal
sebagai upaya menurunkan morbiditas dan mortalitas utama neonatus lahir
normal.
3. Meningkatnya sikap profesionalisme dalam melaksanakan tata kelola klinis
Continuum of Care Neonatal sebagai upaya menurunkan morbiditas dan
mortalitas utama neonatus lahir normal.
9
BAB III
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
B. Fungsi
C. Kompetensi
10
BAB IV
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Tabel 2 Garis Besar Program Pembelajaran
Tujuan Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Pembelajaran Sub Pokok Bahasan
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini peserta
mampu :
1. Tatalaksana Kegawatdaruratan
Penanganan Neonatal : a. Belajar mandiri a. Modul a. Pedoman Pelayanan
Kegawatdarurat a. Adaptasi kehidupan b. Ceramah Tanya Jawab b. Bahan Tayang Kesehatan Neonatal
an Neonatal intra ke ekstra uteri (CTJ) secara virtual c. Video/ Film Esensial
b. Resusitasi pada c. On The Job Training d. Panduan On The Job b. Panduan Pelayanan
asfiksia neonatorum Training Kesehatan Neonatal
c. Stabilisasi neonatus e. Log Book UKK Neonatologi
(STABLE) c. Modul Pelatihan
d. Transport neonatus Penanganan
2. Melakukan Pelayanan Kesehatan a. Belajar mandiri a. Modul Kegawatdaruratan
Pelayanan Neonatal Esensial Saat b. Ceramah Tanya Jawab b. Bahan Tayang Maternal dan Neonatal
Kesehatan Lahir : (CTJ) secara virtual c. Video/ Film d. Buku KIA 2020
Neonatal a. Identifikasi tanda c. On The Job Training d. Panduan On The Job e. Bagan MTBS
esensial saat bahaya neonatus Training
lahir (0 – 6 jam) b. Perawatan rutin bayi e. Log Book
baru lahir
c. Pencegahan
penyakit Hepatitis B,
COVID-19, Infeksi
11
mata, Perdarahan
pada neonatus
(defisiensi vitamin
K)
3. Tata laksana Kegawatan Neonatal a. Belajar mandiri a. Modul
kegawatan a. Tata laksanan awal b. Ceramah Tanya b. Bahan Tayang
neonatal b. Stabilisasi Jawab (CTJ) secara c. Video/ Film
c. Prosedur transport virtual d. Panduan On The Job
untuk dirujuk ke c. On The Job Training Training
fasilitas yang lebih e. Log Book
lengkap
4. Manajemen Pelayanan Kesehatan a. Belajar Mandiri a. Modul
Terpadu Bayi Neonatal Esensial b. Ceramah Tanya b. Bahan Tayang
Muda Setelah Lahir (6 jam – Jawab (CTJ) secara c. Video/ Film
( Pelayanan 28 hari) virtual d. Panduan On The Job
Kesehatan a. Rawat Gabung c. On The Job Training Training
Neonatal b. Manajemen Laktasi e. Log Book
Esensial 6 jam c. Manajemen
– 28 hari) Terpadu Bayi Muda
12
BAB V
MEKANISME PEMBELAJARAN
Mekanisme pembelajaran dilaksanakan secara blended learning yaitu metode
campuran antara pembelajaran secara online dan tatap muka dengan on the Job Training
di Rumah Sakit Kabupaten/Kota . Rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dokter
umum dalam pelayanan Kesehatan ibu dan Bayi adalah sebagai berikut :
13
B. Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
di 120 lokus Percepatan Penurunan AKI-AKB melalui Metode Blended Learning
untuk Sesi Neonatal
14
OJT dilaksanakan dengan mengisi log book kegiatan berdasarkan satu kasus
untuk Kegawatdaruratan Neonatal dan Neonatal esensial. Untuk Kegawatan
Neonatus (PONED) dan MTBM apabila ada kasusnya dapat dilakukan
penilaian langsung terhadap kasus (concurrent assessment) , tetapi apabila
tidak ada kasusnya dilakukan secara retrospective assessment berdasarkan
rekam medik .
Pencapaian OJT dalam 3 hari peserta mendapatkan 1 kasus
kegawatdaruratan neonatal (resusitasi neonatus), 1 kasus pelayanan
Kesehatan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam), diskusi kasus kegawatan
neonatus, tatalaksana, stabilisasi dan transport baik kasus yang ada maupun
yang ada di catatan medik.
PENDAMPINGAN PROSEDUR
TARGET PROSEDUR NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
FASILITATOR
KABUPATEN
Prosedur gadar
matneo, minimal
satu pasien
Prosedur neonatal
esensial, minimal
satu pasien
PENDAMPINGAN KASUS
IDENTIFIKASI NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
KEGAWATAN FASILITATOR
NEONATUS, TATA
LAKSANA AWAL,
STABILISASI DAN
TRANSPORT
CONCURRENT
ASSESSMENT,
KASUS NYA
ADA, DISKUSI
BED SIDE
RETROSPECTIVE
ASSESSMENT,
TIDAK ADA
KASUSNYA,
DISKUSI
BERDASARKAN
MED REC
KASUS PERTAMA
KASUS KEDUA
KASUS KETIGA
15
Tabel 6 Keterampilan Prosedur yang dicapai pada saat OJT
Topik Ketrampilan Sub Topik Ketrampilan
Resusitasi, stabilisasi dan Persiapan alat, tim dan informasi tentang
transport neonatus lahir status ibu hamil/ kehamilan
dari ibu yang awalnya Penguasaan algoritma resusitasi neonatal
normal Langkah awal
Diagnosis bayi bugar
VTP atau CPAP
Langkah alternatuf/ intubasi
Kompresi dada
Obat-obatan resusitasi
Akhir resusitasi
STABLE
o Status gula darah secara akses vena dan
penentuan nilai laboratorium
o Termoregulasi pencegahan hipotermi
o Air way dan bantuan pernapasan
o Blood pressure dalam menstabilkan sistem
kardiosirkulasi
o Laboratorium, status obyektif kondiri bayi
o KIE, informed consent
Proses rujukan dan prosedur transport
neonatus sakit
Neonatal esensial Pemeriksaan fisik neonatus
Injeksi vit K1
Imunisasi Hep.B-0
PONED Identifikasi kegawatan neonatus
Tata laksana awal kegawatan neonatus,
stabilisasi dan prosedur transport ke rumah
sakit rujukan
Rawat gabung Manajemen laktasi
Pemantauan pasca PONED
kelahiran selama periode
neonatal
16
Fasilitator SpA akan membahas jawaban yang salah saja. Setiap pembahasan
membutuhkan waktu sekitar 5 Menit
Pelaksanaan Ujian ini akan berlangsung selama 60 menit.
Bagi dokter umum yang belum berhasil dalam ujian ini, dapat dilakukan
bimbingan secara terus menerus, dan kinerjanya dipantau dan dievaluasi
sampai tercapai keberhasilan diatas 90%.
Metode Pembelajaran :
Hands-on.
Peserta pendampingan melaksanakan GADAR MATNEO dan Neonatal esensial
pada bayi baru lahir secara lengkap.
One-on-One Teaching.
Peserta pendampingan berdiskusi selama OJT dan selama pendampingan
secara virtual.
Mandiri.
Peserta pendampingan belajar mandiri sebelum program dilaksanakan
berdasarkan bahan ajar yang diberikan.
17
BAB VI
PERAN DALAM PELATIHAN
A. Peserta
480 Dokter umum di 120 kabupaten/kota lokus Percepatan Penurunan AKI dan
AKB yang memenuhi kriteria:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Bekerja di Puskesmas yang melayani persalinan (diutamakan Puskesmas
perawatan dan memiliki alat USG dan EKG)
3. Aktif menjadi peserta dari awal sampai akhir pelatihan (baik pada saat
pembelajaran mandiri, online dan OJT di RSUD didampingi Dokter
Spesialis).
4. Bersedia mengaplikasikan hasil pelatihan di tempat kerjanya serta tidak
dipindah-tugaskan minimal selama 2 tahun setelah dilatih dibuktikan dengan
surat pernyataan diri dan diketahui atasan.
5. Mendapat surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
B. Pelatih
Pelatih terdiri dari 2 kategori yaitu :
b. Narasumber
Narasumber pusat berasal dari organisasi profesi POGI, UKK Neonatologi IDAI
dan Organisasi Profesi terkait (PAPDI dan PERKI)
C. Panitia
Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan ,
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
18
BAB VII
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
B. Tempat penyelenggaraan
19
BAB VIII
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian peserta didik memiliki prinsip-prinsip valid; andal; edukatif; otentik; objektif; adil;
akuntabel; dan transparan. Evaluasi sumatif hasil pembelajaran meliputi:
1. Tingkat kehadiran nilai mutlak (20%)
2. Ranah akademik/ pre dan post test (25%-35%)
a. Tugas mandiri
b. MCQ (pilihan ganda)
3. Ranah keprofesian (45%-55%)
a. Prosedur (DOPS)
b. Cased-based discussion
c. Mini-Cex
Data proses pembelajaran dicatat oleh sistem dan secara pribadi melalui portfolio yang
berisi logbook dan sub-portfolio lainnya yang relevan. Peserta didik dinyatakan lulus
modul apabila hasil akhir dari evaluasi hasil pembelajaran mendapatkan nilai angka ≥ 70
(nilai maksimal 100).
Tingkat kehadiran dilakukan berdasarkan sistem presensi yang berlaku di masing-masing
rumah sakit pendampingan dan tingkat kehadiran minimal 90% dibutuhkan untuk
disertakan dalam akhir program pendampingan.
Di akhir pembelajaran, peserta akan memperoleh sertifikat dengan SKP dari IDI.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Lampiran 1
PANDUAN PENUGASAN
LOG BOOK OJT SESI NEONATAL
PENDAMPINGAN PROSEDUR
TARGET NAMA PASIEN, PENJELASAN PROSEDUR TANDA TANGAN
PROSEDUR NO MED REC, YANG DILAKUKAN FASILITATOR
KELUHAN UTAMA / KABUPATEN/KOTA
DIAGNOSA
PROSEDUR
GADAR
MATNEO,
MINIMAL
SATU
PASIEN
PROSEDUR
NEONATAL
ESENSIAL,
MINIMAL
SATU
PASIEN
22
PENDAMPINGAN KASUS
Identifikasi kegawatan NAMA PENJELASAN TINDAKAN TANDA
neonatus (kegawatan PASIEN, YANG DILAKUKAN / HASIL TANGAN
akut sampai 72 jam NO MED REC, DISKUSI KASUS FASILITATOR
pasca lahir atau KELUHAN KABUPATEN/
kegawatan lanjut UTAMA / KOTA
sampai 28 hari), tata DIAGNOSIS
laksana awal, stabilisasi
dan transport *)
KASUS PERTAMA
KASUS KEDUA
KASUS KETIGA
23
Lampiran 2
DAFTAR TILIK
1. Perawatan Bayi Baru Lahir (0-6 jam)
2. Pemantauan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
3. Penggunaan Alat Resusitasi dan Persiapan Resusitasi pada Bayi Baru Lahir
4. Langkah Awal DanAirway
5. Ventilasi Tekanan Positif (VTP); Breathing
6. Tindakan Pemasangan Sungkup Laring(LMA)
7. Kompresi Dada;Circulation
8. Stabilisasi dan Transportasi Pada Bayi Baru Lahir Pasca Resusitasi
9. Resusitasi Terintegrasi
Pengamatan
No. PROSEDUR
1 2 3
I Perawatan bayi baru lahir 0 – 30 detik
1. Jaga kehangatan
Menerima bayi menggunakan kain kering dan hangat
2. Lakukan penilaianbayi
Apakah bayi bernapas atau menangis?
Apakah tonus otot baik?
Apakah perkiraan berat lahir lebih dari 2000gram
Apabila jawaban semua “YA” maka lakukan kontak kulit ke kulit dengan
meletakkan bayi di atas permukaan perut ibu dan lanjutkan ke nomor 3.
Apabila salah satu jawaban ada yang “TIDAK” pindahkan bayi ke meja
resusitasi dan lanjutkan dengan tindakan resusitasi, stabilisasi dan
transportasi (Lihat materi inti 4).
3. Posisikan bayi untuk memastikan jalan napas bersih dan bebas dari
lender.
4. Keringkan dan rangsang bayi dengan melakukan usapan pada muka,
kepala, dada, perut, punggung, lengan, dan tungkai. Singkirkan kain
yang basah.
5. Selimuti seluruh tubuh bayi dengan kain hangat dan kering, kemudian
pasangkan topi pada kepala.
24
6. Lakukan penilaian bayi:
Apakah bayi bernapas atau menangis?
Apakah tonus ototbaik?
Apabila jawaban semua “YA” maka lanjutkan dengan perawatan bayi baru
lahir 30 – 90 detik.
Apabila salah satu jawaban ada yang “TIDAK” lanjutkan dengan tindakan
resusitasi, stabilisasi dan transportasi (Lihat materi inti 4).
Pengamatan
PROSEDUR
1 2 3
1. Menjaga kehangatan
Suhu ruangan bersalin hangat (minimal 25°C). Tutup semua pintu
danjendela.
Menggunakan pakaian yang sesuai atau selimuti bayi dengan kain
kering dan hangat untuk mencegah kehilangan panas.
Kontak kulit ke kulit.
2. Pemotongan dan pengikatan tali pusat serta perawatan tali pusat
dengan prinsip terbuka dankering
Pemotongan tali pusat dilakukan pada dua menit pasca lahir.
Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT pada 3
cm dari dinding perut (pangkal pusat)bayi
Tekan tali pusat dengan dua jari dari titik jepitan kemudian dorong isi
tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
pemotongan)
Lakukan penjepitan ke-2 pada 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan lain memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting
DTT atausteril.
Ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat atau benang DTT
Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
25
3. Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di
dada ibu tanpa pakaian/bedong minimal satu jam atau proses
menyusu pertama selesai (apabila menyusu pertama terjadi lebih dari
satu jam). Kulit bayi melekat kulitibu.
Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu tetapi lebih rendah
dariputing.
Minta ibu memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu letakkan bantal
di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu
danbayi.
Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusu.
Biarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya 1 jam walaupun sudah
menemukan puting kurang dari 1jam.
Tidak melakukan intervensi apapun selamaIMD.
Lakukan pemantauan tiap 15 menit selama IMD denganparameter
- Posisi
- Warna kulit
- Pernapasan: napas normal, tarikan dinding dada, megap-megap
atauapneu.
- Suhu tubuh
- Ibu dan bayi tidak ditinggal sendirian
- Dilakukan pada menit 15, 30, 45, 60, 75, 90, dan 120menit.
26
6. Lakukan pencegahan infeksi mata
Cuci tangan sesuai prosedur
Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut.
Tarik kelopak mata bagian bawah ke arah bawah.
Berikan salep matadalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata atau
tetesmata.
Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata
bayi.
Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk
tidak menghapus obat-obattersebut.
7. Penyampaian KIE pada ibu dan keluarga
Menjaga kehangatan
Perawatan talipusat
Tunda memandikan bayi setidaknya sampai 24jam
Cara menyusui
Pengamatan
No. PROSEDUR
1 2 3
III Perawatan Bayi Baru Lahir 90 menit – 6 jam
27
2. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
a. Cuci tangan sesuaiprosedur.
b. Jaga kehangatan selama melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
c. Melihat postur, tonus, danaktivitas.
d. Melihat kulit.
e. Menghitung nafas dan melihat ada/tidaknya tarikan dinding dada
kedalam ketika bayi sedang tidak menangis.
f. Menghitung denyut jantung dengan meletakan stetoskop di dada kiri
setinggi apekskordis.
g. Melakukan pengukuran suhu ketiak dengantermometer.
h. Melihat dan meraba bagiankepala.
i. Melihat mata.
j. Melihat bagian dalam mulut, memasukan 1 jari dengan menggunakan
sarung tangan ke mulut dan merabalangit-langit.
k. Melihat dan merabaperut.
l. Melihat kondisi talipusat.
m.Melihat punggung dan meraba tulangbelakang.
n. Melihat ekstremitas.
o. Melihat lubang anus dan menanyakan apakah bayi sudah berak atau
belum.
p. Melihat dan meraba alat kelamin luar serta menanyakan kepada ibu,
apakah bayi sudahkencing.
q. Menimbangbayi.
r. Mengukur panjang badanbayi.
s. Mengukur lingkar kepalabayi.
3. Penentuan usiagestasi.
Berdasarkan hari pertama haidterakhir.
Berdasarkan Ballardscore.
CATAT HASIL PEMERIKSAAN FISIK BAYI
4. Pemberian imunisasi hepatitis B 0 (HB0).
Berikan imunisasi HB 0 pada 2 - 3 jam setelah pemberian vitamin K1
dan sebelum bayi berumur 24 jam.
Suntikkan UNIJECT pada anterolateral pahakanan.
Lakukanpencatatan.
5. Pemantauan bayi baru lahir pada 90 menit – 6jam
Postur tubuh.
Aktivitas.
Pola napas.
Denyut jantung.
Perubahan suhu tubuh.
Warna kulit.
Kemampuan menghisap.
Tanda bahaya.
28
DAFTAR TILIK PEMANTAUAN INISIASI MENYUSU DINI
(IMD)
29
PENGGUNAAN ALAT RESUSITASI DAN PERSIAPAN
RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
a) Daftar Tilik Penggunaan Alat Resusitasi dan Persiapan Resusitasi pada Bayi Baru Lahir
Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau
√
penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
X
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Penggunaan Alat Resusitasi
Peserta menjelaskan cara pemakaian dan kegunaan alat resusitasi serta
bahan medis habis pakai
a) Alat-alatmedik
Balon sungkup dengan katupPEEP
t-piece resuscitator
laringoskop danLMA
Pulseoxymetri
Meja dengan lampu penghangat/Infantwarmer
Oksigen tabung atau oksigenkonsentrator
Suction/pengisap
Set umbilikalemergency
Glukometer
b) Bahan Medis HabisPakai
Resusitasi kit bayi barulahir
II Persiapan Resusitasi
1. Peserta melakukan persiapan tim
Menentukan pemimpin tim dan anggota tim sertamenjelaskan
peran/tugas tiap anggota
2. Peserta melakukan pengenalan faktor risiko pasien
Menjelaskan kasus bayi yang akan lahir (kondisi ibu danlain)
Permintaan persetujuan tindakan
3. Peserta melakukan persiapan lingkunganresusitasi
Tim melakukan persiapan lingkungan resusitasi
(suhu,ruangan,kebersihan dan sebagainya)
4. Peserta melakukan Persiapan alat resusitasi (lihat daftar alatresusitasi)
Leader meminta tim untuk menyiapkan alat-alatresusitasi
5. Peserta melakukan pencegahaninfeksi
Tim resusitasi memakai alat pelindung diri(APD)
30
LANGKAH RESUSITASI: LANGKAH AWAL DAN AIRWAY
Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau
√
penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
X
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi melakukan resusitasi (langkah awal)
II Penilaian
1. Apakah bayi bernapas ataumenangis?
2. Apakah tonus ototbaik?
Jika semua pertanyaan dijawab “Ya”, bayi memerlukan perawatan rutinsaja
Jika salah satu pertanyaan ada yang dijawab “Tidak” makabayi
baru lahir memerlukan tindakan lebih lanjut yaitu resusitasi
II Langkah awal
1. Memastikan bayi tetaphangat
Meletakkanbayibarulahirdibawahpenghangatdenganpemancar
panas
Melakukan pemasangan plastik dan topi bayi sebagai
metodekehangatan
2. Atur posisi dan bersihkan jalannapas
Membuka jalan napas bayi dengan menempatkan bayi barulahir
dalam posisi menghidu atau setengah tengadah(ekstensi).
Memosisikan bayi dapat dibantu dengan ganjalbahu.
Membersihkan jalan napas denganpenghisapan:
Bersihkan mulut terlebih dahulu kemudian hidung dengan
alat pengisap,
Pengisapan secara kuat harus dihindari kecuali terdapat
mekonium pada jalan napas.
3. Keringkan bayi danstimulasi
Mengeringkan bayi baru lahir dengan benar (mulai dari kepala dan
rambut,dada,perutbayisampaikaki)danmenyingkirkankainyang
basah.
Melakukan rangsang taktil pada bayi dengan menggosokpunggung
atau menyentil/menepuk telapak kaki bayi
4. Posisikankembali
Memosisikan kembali kepala bayi barulahir.
31
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
III Evaluasi/Observasi usaha napas, laju denyut jantung dan tonus otot
1. Peserta melakukan evaluasi/observasi
2. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukan
langkahberikutnya
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
1. Jika bayi baru lahir tidak bernapas / megap – megap dan atau laju
denyut jantung < 100x / menit maka lakukan VTP dan dipasang pulse
oxymeter di tangan kanan
2. Jika bayi baru lahir bernapas spontan dan denyut jantung ≥ 100 x /
menit tetapi ada tanda distress respirasi(takipnea,tarikandinding
dada, merintih) maka dilakukan pemasangan CPAP dan dipasang
pulse oxymeter di tangan kanan
II Ventilasi Tekanan Positif (VTP) dengan Balon sungkup + Katup PEEP
1. Peserta menentukan ukuran sungkup yang sesuai
2. Pastikan jalan napasterbuka:
a. Sesuaikan posisi kepala/ leher untuk membuka jalannapas
b. Mulut sedikitterbuka
c. Bersihkan jalan napas dari mekonium atau darah bilaperlu
3. Peserta melekatkan sungkup yangbenar.
Pastikan dada mengembang dengan melakukan ventilasi 2 kali.jika
dada belum mengembang berarti perlekatan belum benar, maka
periksa ukuran sungkup, cara melekatkan sungkup di mukabayi,
dan cek posisi kepala bayi
4. Peserta melakukanVTP:
Kembangkan paru dengan tekanan dan volume yang cukup
sehingga tampak pergerakan dinding dada dan perut atas.
Pergerakan dinding dada harus
sesuaidenganyangtampakpadarespirasi normal yang tenang.
5. Peserta melakukan koreksi apabila dada tidakmengembang:
Biladadatetaptidakmengembang,periksaapakahadalendir yang
menyumbat jalan napas. Bila ada lendir yang menyumbat lakukan
pengisapan ulang di mulut dan hidung.
6. Peserta melakukan VTP dengan frekuensi 20 - 30x per 30 detik.
7. Peserta melakukan evaluasi setelah VTP selama 30detik:
Setelah VTP selama 30 detik, evaluasi usaha napas,frekuensi
denyut jantung, dan saturasi oksigen.
32
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
8. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukanlangkah
berikutnya:
Bila napas spontan denyut jantung > 100 x / menit dan tidak ada
tandatandadistressrespirasi,lakukanperawatanpascaresusitasi
Bilanapasspontandenyutjantung>100x/menitdanada tanda tanda
distress respirasi, berikanCPAP
Bila belum ada napas spontan, denyut jantung > 60 x /menit
lanjutkanVTP
Bila bayi belum bernapas dan denyut jantung < 60 x / menit, lakukan VTP
dan kompresi dada
III Ventilasi Tekanan Positif (VTP) berkelanjutan dengan t-piece
Resuscitator
1. Peserta melakukan persiapanalat:
Aturtekananpositifakhirresipirasi(end-expiratorypressure/PEEP) yang
akan diberikan, antara 5 - 8 cm H2O (umumnya dimulai dengan 7)
hingga manometer angka menunjukkan PEEPyang
Diinginkan
2. Peserta melekatkan sungkup dengan ukuran yang sesuai pada
wajahbayi
3. Peserta melakukan pengamatan saturasi oksigen pada pulse oxymetri
4. Peserta melakukan evaluasi saturasioksigen:
JikasetelahpemberianPEEP,saturasi oksigenmasihbelumnaik, maka
pemberian FiO2 dinaikkan bertahap.
Padabayicukupbulanpemberianoksigendimulaidarikonsentrasi
21%, dan pada bayi kurang bulan pemberian oksigen dimulai dari
konsentrasi 30%, kemudian bisa dinaikkan bertahap sesuai dengan
tabel yang telah ditentukan (lihatmodul)
Pikirkan pemasangan LMA bila VTP dengan t-pieceresuscitatortidak
efektif.
5. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukan langkah
berikutnya
33
b) Daftar Tilik Tindakan Pemasangan Sungkup Laring(LMA)
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Pemasangan laryngeal mask airway (LMA)
1. Peserta mengetahui indikasi dilakukannya pemasangannya Laryngeal
Mask Airway (LMA)
2. Peserta melakukan persiapan alat
3. Kempiskan cuff dan jaga agar tidak terlipat
4. Olesi bagian belakang dan samping LMA dengan air liur bayi.
5. Peganglah LMA seperti memegang pensil dengan bagian sungkup
menghadap ke depan. Masukkan LMA menyusuri bagian
tengahlangit-langit mulut.
6. Dorong sungkup dengan jari telunjuk menyusuri langit-langit mulut
kearah faring sampai terasa ada tahanan
7. Pegang pipa LMA agar tidak berubah posisi dengan tangan kiri,
jaritelunjuk kanan ditarik dari mulut bayi.
8. Kembangkan cuff dengan memasukkan 4 ml udara dengan spuit,
padawaktu tersebut tampak LMA sedikit terdorong ke luar.
9. Hubungkan dengan alat resusitasi ventilasi
34
KOMPRESI DADA; CIRCULATION
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Kompresi Dada
1. Peserta mengetahui indikasi dilakukannya kompresi dada
2. Peserta dapat menjelaskan posisi melakukan kompresi dada terkoodinasi
dengan VTP, tempat kompresi dan kedalaman penekanan:
Kompresi dada dilakukan terkoordinasi dengan VTP, satu orang
melakukan kompresi dada dan satu orang melakukanVTP.
Peserta yang melakukan kompresi dada menghadap ke kepala bayi
dengan kedua tangannya dalam posisi yang benar.(boleh dibalik jika
mengganggu akses terhadap perut bayi)
Tempat kompresi adalah di sepertiga distal sternum.(tepat dikaudal
linea inter mamillaria)
Kedalaman penekanan sepertiga diameter anteroposterior ronggadada
3. Peserta dapat menjelaskan jenis teknik kompresi dada (2teknik)
Teknikibujari:kompresidadadilakukandenganmenggunakanujung ibu
jari, jari-jari yang lain melingkaridada.
Teknik dua jari: kompresi dada dilakukan dengan menggunakan ujung
duajari(jaritengahdanjaritelunjuk),tanganyangsatunyadigunakanuntuk
menopang di punggung bayi.
4. Pesertadapatmenjelaskanrasiokompresidadadannapas,konsentrasi
oksigen yang digunakan serta hal yang harus diperhatikan pada saat
melakukanventilasi:
Rasiokompresidadadannapasyangdilakukanadalah3:1dengan total 90
kali kompresi dan 30 napas setiapmenitnya.
Konsentrasi oksigen dinaikkan sampai100%
Selama kompresi dada harus diperhatikan efektifitasventilasi
5. Pesertamampumelakukankompresi dadadanVTPselama1menitdan
menjagakonsistensi:
Kompresi dada dan VTP dilakukan selama 1menit
Dapat menjaga konsistensi dalam melakukan kompresidada
6. Peserta dapat melakukanevaluasi:
Peserta melakukan evaluasi (laju denyut jantung dan usaha napas)
setiap 60 detik
Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukan langkah berikutnya
35
b) Daftar Tilik Akses Umbilikal;Circulation
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi dilakukannya katerisasi umbilikal
II Peserta mampu melakukan katerisasi Umbilikal
a. Persiapan alat (lihat lampiran tabel set umbilical emergensi)
b. Cuci tangan dengan desinfektan kemudian lihat kondisi pasien
dankeperluan dalam terapi
c. Memakai sarung tangan steril
d. Isi lebih dahulu kateter ukuran 3.5F atau 5F yang telah
disambungdengan semprit dan stopcock dengan garam fisiologis.
e. Pasang sebuah keran-3-arah (3-way-stopper) steril dan semprit
padakateter 5 FG dan isi dengan saline normal, lalu tutup keran
f. Bersihkan umbilikus dan kulit sekelilingnya dengan larutan
antiseptic,lalu ikat longgar dengan benang mengelilingi
dasarumbilikus.
g. Potong umbilikus 1–2 cm dari batas kulit dan wharton jelly dengan
pisau steril. Tentukan vena umbilikus (pembuluh darah yang
menganga lebar) dan arteri umbilikus (dua pembuluh darah
berdinding tebal). Pegang umbilikus (yang dekat dengan
pembuluhvena) dengan forseps steril.
h. Tekan ringan bila ada perdarahan, bersihkan dan asepsis kembali.
i. Pegang bagian dekat ujung kateter dengan forseps steril dan
masukkan kateter ke dalam vena (kateter harus dapat menembus
dengan mudah tanpa ada tahanan) sedalam 4–6 cm. Alur vena akan
menuju ke arah jantung. Tarik darah sehingga mengalir dengan
mudah ketika membuka threeway stopcock ke arah semprit
danmenghisap secara perlahan.
j. Periksa kateter tidak menekuk dan darah mengalir balik dengan
mudah; bila ada sumbatan tarik pelan-pelan umbilikus, tarik
kebelakang sebagian kateter dan masukkan kembali.
k. Kaji jangan sampai ada udara di selang infus dan tutup ujung
set.Masukkan obat-obatan atau cairan fisiologis sesuai indikasi.
l. Bila sudah didapatkan perbaikan denyut jantung, kateter
segeradilepas
m. Asepsis kembali area pemasangan kateter umbilikal.
36
STABILISASI DAN TRANSPORTASI PADA BAYI BARU LAHIR PASCA
RESUSITASI
a) Daftar Tilik Stabilisasi danTransportasi Pada Bayi Baru Lahir Pasca Resusitasi
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Stabilisasi bayi baru lahir pasca resusitasi
1. Peserta dapat menjelaskan prinsip stabilisasi pada bayi baru lahir pasca
resusitasi
a. STABLE: Sugar, Temperature, Airway, Blood Pressure, Laboratory
Examination, Emotional Support
2. Peserta dapat melakukan stabilisasi pernapasan
a. Melakukan evaluasi upaya bernapas, frekuensi, pola dan suara
napas.
b. Mempertahankan bantuan napas bila bayi sesak
Posisi kepala yangtepat
Pengisapan lendir denganbaik
Ventilasi Tekanan Positif jika diperlukan atau pemberian tekanan
jalan napas positif berkelanjutan (menggunakan t-pieceresuscitator)
Pemasangan sungkup laring (LMA) jika adaindikasi
Pasang selang OGT agar tidakkembung
Fiksasi alat bantu napas dan OGT agar tidak lepas selama transportasi
Perhatikan target saturasi 88 – 92%tercapai
3. Peserta dapat melakukan stabilisasisuhu
a. Pemantauansuhu
Periksa suhu aksilabayi.
Pastikan suhu berkisar 36,5 –37,50C
b. Menjaga kehangatan tubuh dan mencegah hipotermi
Jika suhu <36,5:
Jika ada linen yang basah segera diganti
Bungkus dengan plastik poli etilen dengan rapat sehingga tidak
terjadi penguapan
Pastikan topi dipakai dengan baik. Menutupi kedua telinga
Lakukan skin to skin contact (perawatan metode kanguru)
Jika suhu >37,50C:
Longgarkan linen
Turunkan suhu infant warmer
37
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
4. Peserta dapat melakukan stabilisasi sirkulasi
a. Menilai status sirkulasi bayi barulahir:
Pengisian kapiler (CRT= Capillary RefillTime)
Lakukan penekanan pada dada bayi menggunakan jari telunjuk
selama 5 detik kemudian lepaskan penekanan tersebut
Nilai waktu pengisian kapiler. Normal < 3 detik
Hitung Laju Denyut Jantung menggunakan stetoskop atau pulse
oxymetri (Normal : 130 – 160 x /menit)
Nilai kekuatan nadi femoral(paha)
b. Pengenalan dini gangguan awal sirkulasi
Jika pengisian kapiler >3detik atau laju denyut jantung tidak
normal atau kekuatan nadi femoral lemah.
lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama 5 menit untuk bayi cukup bulan dan 20-30 menit untuk
bayi premature / berat kurang dari 1500 gram.
c. Tatalaksana gangguan sirkulasi (menurut penyebab)
Syok hipovolemik karena perdarahanantepartum
Lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama 5-10 menit untuk bayi cukup bulan dan 20-30 menit
untuk bayi prematur / berat kurang dari 1500 gram. Pemberian
ini dapat diulang sampai 3x.
Syok kardiogenik (akibat asfiksia,sepsis)
Lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama 5-10 menit untuk bayi cukup bulan dan 20-30 menit
untuk bayi prematur / berat kurang dari 1500 gram. Jika tidak
respons pertimbangkan pemberian inotropik.
5. Peserta dapat melakukan deteksi Dini dan Atasi Hipoglikemia
a. Mengetahui kondisi bayi yang memberikan risiko hipoglikemia
Riwayat bayi menderita stress perinatal : lahir asfiksia/iskemia,
erythroblastosis fetalis, polisitemia, hipotermia, hipertermia,
gangguan pernapasan
Bayi dari ibu diabetes
Bayi besar untuk masa kehamilan atau kecil masa kehamilanatau
IUGR
Bayi kurang bulan atau lebih bulan
Riwayat bayi prematur
Bayi berat lahir rendah
Bayi sakit yang memerlukan perawatan intensif
Bayi dari ibu yang menggunakan terapi β blocker atauoral
hypoglycemicagent
Riwayat keluarga hipoglikemia secara genetik
Sindrom kongenital yang berhubungan dengan hipoglikemia
(Beckwith-Wiedemann)
38
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
b. Pemeriksaan dan pemantauan kadar gula darah
Melakukan cara pengambilan yang benar dengan
Pemeriksaan menggunakan glukometer test dengan darah kapiler
Dapat menyebutkan nilai normal gula darah ( > 45mg/dL)
c. Tatalaksana Hipoglikemia
Jika kadar gula darah < 25mg/dL
Melakukan bolus IV dekstrosa 10% 2 mL/KgBB dengan
kecepatan 1ml per menit
Dilanjutkan dengan IV 2 mL/KgBB/jam
Melakukan pemeriksaan ulang gula darah 30 menit kemudian
Jika kadar gula darah tetap < 25 mg/dL, perlu dekstrosa 12,5%
atau dekstrosa 15%
Menunda asupan enteral sampai kadar gula darah normal dan
bayi stabil.
Jika kadar gula darah 25 – 45mg/dL
Jika bayi dapat minum, segera minum dalam 4 jam pasca lahir
Jika minum tidak ditoleransi atau kadar gula darah tetap 20 – 45
mg/dL tambahkan dekstrosa IV rumatan 60-80ml/kgBB/hari
Tetap pantau kadar gula darah secara periodik
6. Melakukan deteksi Risiko Infeksi dengan pemeriksaan laboratorium
a. Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan
Adakah ketuban pecah dini > 18 jam sebelumpersalinan
Adakah ibu demam suhu >38⁰C
b. Pemeriksaan laboratorium:
Jenis pemeriksaan adalah Leukosit ibu danbayi
Dapat menyebutkan nilai normalleukosit
Ibu: < 15.000 / µL
Leukosit bayi : >5000 - <34 000 / µL
7. Komunikasi ke keluarga pasien
a. Mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayi
b. Mengijinkan ibu untuk melihat bayi
c. Memberikan penjelasan sederhana terkait keadaan bayi dan rencana
tatalaksana (termasuk rujukan)
d. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya
mengenai keadaan bayi
e. Melibatkan orangtua dalam perawatan bayi serta dalam
pengambilan keputusan terkait tatalaksana
II Transportasi pada bayi baru lahir pasca resusitasi
1. Peserta dapat menjelaskan prinsip transportasi pada bayi baru lahir
pascaresusitasi
ACCEPT: Assessment, Control, Communication, Evaluation,Preparation
and Packaging, Transportation
39
PENGAMAT
No. PROSEDUR AN
1 2 3
2. Peserta dapat melakukan penilaian(assessment)
Menilai indikasi pasien yang bisa dirujuk
Kelayakan pasien yang dirujuk, kondisi pasien harusstabil:
(Bebaskan jalan napas, pemantauan suhu, denyut jantung)
3. Pesertadapatmelakukanpengawasan/kontrol terhadapkelengkapan
tim, kemampuan tim dan kelengkapanalat.
Kelengkapan tim transport (2-3 orang tenagakesehatan)
Kemampuan tim transport: posisi Perawatan Metode Kanguru,
pemantauan frekuensi jantung, frekuensi pernapaasan dan
temperatur. Bila mungkin saturasi oksigen
Kelengkapan alat pada kendaraan yang dilengkapi:
(Dukungan termal, dukungan respiratori, perangkat suction,
perangkat pemantauan, peralatan infus serta perlengkapan akses
vaskuler, obat-obatan emergensi (resusitasi kit), sumber oksigen
4. Peserta mampu melakukan perawatan metode kanguru (gunakan
lembar penugasan perawatan metode kanguru)
5. Peserta mampu melakukan komunikasi internal, ekstenal
dankeluarga
Internal yaitu melakukan komunikasi diantara timtransport
Eksternal yaitu melakukan komunikasi ke tempat rujukan (ingat
hal yang perlu dikomunikasikan)
Keluarga yaitu melakukan komunikasi kepada orangtua
termasuk persetujuan tindakan dll (informedconsent)
Kondisi dan tatalaksana bayi sebelum dan selama transportasi
selalu didokumentasikan.
6. Peserta mampu melakukan evaluasi
Memastikan klinik pasien harus warm, pink and
sweet(sebelum,selama transportasi dan saat tiba di tempat
rujukan)
7. Peserta mampu melakukan persiapan(akhir)
Penyiapan dokumen
Penyiapan alat transport
Penyiapan kondisi bayi
8. Peserta mampu melakukan transportasi bayi baru lahir
Pasien siap diberangkatkan ke tempat rujukan dengan kendaraan
yang memenuhi syarat
Alat minimal yang dibawa adalah t-piece resuscitator, resusitasi kit
40
b) Daftar Tilik Perawatan MetodeKanguru
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta dapat menjelaskan tujuan, manfaat dan hal yang perlu dipantau
pada Perawatan Metode Kanguru (PMK)
1. Sebutkan tujuan Perawatan Metode Kanguru
2. Sebutkan manfaat Perawatan Metode Kanguru
3. Sebutkan hal yang harus dipantau selama melakukan Perawatan
Metode Kanguru(Suhu, pernapasan, tanda bahaya, pemberian minum,
tumbuhkembang)
II Peserta mampu melakukan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
1. Melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur
2. Mengukur suhu bayi dengan thermometer
3. Memakaikan baju kanguru pada ibu
4. Memasukkan bayi dalam baju kanguru dengan posisikanguru:
Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakangleher sampai
punggungbayi
Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari–
jarilainnya
5. Tempatkan tangan lainnya di bawah bokong bayi
6. Atur posisi bayi
7. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi.
41
Daftar Tilik Resusitasi Terintegrasi
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta dapat menjelaskan prinsip resusitasi terintegrasi
(Berurutan, simultan, ketepatan waktu, koordinasi, penilaian berulang
dan Selalu bertanya: Sudah optimalkah saya?)
II Persiapan resusitasi
1. Informed Consent dankomunikasi
2. Menyusuntim
3. Pengenalan faktor risiko ibu dan bayi barulahir
4. Menyiapkan alat dan memastikanberfungsi
III Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir
1. Penilaian awal (bernapas, menangis, tonusotot)
2. Melakukan langkahawal
a. Menghangatkan (meletakkan bayi di meja dengan penghangat/
dengan plastik bening dan topi)
b. Memposisikan kepala
c. Membersihkan jalan napas
d. Mengeringkan, mengganti kain basah
e. Melakukan stimulasi
f. Reposisi kepala (memposisikan kembali)
3. Memasang sensor pulse oxymetri di tangan kanan (saturasioksigen)
dan sensor suhu di perut kanan
4. Meminta penilaian usaha napas, laju denyut jantung dan saturasi
oksigen (Observasi usaha napas, laju denyut jantung dan tonus otot)
5. Menunjukkan indikasi untuk dilakukannya Ventilasi Tekanan Positif
(apneu, frekuensi jantung < 100x/menit, sianosis sentral meskipun
telah diberi oksigen)
6. Menunjukkan indikasi pemberian tekanan jalan napas positif
berkelanjutan (t-piece resuscitator)
7. Melakukan ventilasi tekanan positif dengan benar (efektif)20-
30x/30detik (Dada terlihat mengembang dan laju denyut jantung
meningkat
42
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
8. Melakukan langkah koreksi apabila VTP tidak efektif
Masker dan reposisi sungkup
Suction dan membuka mulut dengan baik
Meningkatkan tekanan VTP
Pemasangan sungkup laring(LMA)
9. Lakukan penilaian ulang setelah 30 detik VTP efektif (laju denyut
jantung, usaha napas, saturasi oksigen)
10. Peserta mampu memutuskan dan melakukan:
menghentikan VTP Jika laju denyut jantung > 100 x / menitbayi
bernapasspontan
Melanjutkan VTP Jika laju denyut jantung < 100 x / menit dan>
60x/menit, bayi belum bernapasspontan
Melakukan kompresi dada dan VTP Jika laju denyut jantung <60x
/ menit bayi belum bernapas spontan
11. Mengidentifikasi untuk memulai kompresi dada (frekuensi jantung <
60x/menit meskipun telah dilakukan VTP efektif selama 30 detik)
12. Melakukan pemasangan sungkup laring
13. Melakukan kompresi dada yang benar dan koordinasi denganVTP
Lama 1menit
Ratio ; 3 : 1 (dalam 2 detik 1x VTP ditambah 3 kompresidada)
Kedalaman 1/3 ….. (ikut lembar penugasan kompresidada)
Koordinasi VTP tidak bersamaan dengan kompresidada
14. Lakukan penilaian ulang setelah 1 menit (laju denyut jantung, usaha
napas, saturasi oksigen)
15. Peserta mampu memutuskan dan melakukan:
Menghentikan VTP – kompresi dada Jika laju denyut jantung >
100 x / menit bayi bernapas spontan
Menghentikan kompresi dada dan melanjutkan VTP jika laju
denyut jantung > 60 x / menit dan bayi belum bernapas spontan
43