Anda di halaman 1dari 47

PANDUAN

PELAKSANAAN
SESI NEONATAL

PENINGKATAN KAPASITAS DOKTER UMUM DALAM


PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
DI 120 LOKUS PENURUNAN AKI AKB 2020
DENGAN METODE BLENDED LEARNING

1
DAFTAR PENYUSUN

Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI

1. dr. Nida Rohmawati, MPH


2. dr. Rima Damayanti, M.Kes
3. dr. Stefani Christanti
4. Esti Katherini Adhi, SSIT, MKM
5. dr. Rizki Ekananda, MKM
6. Sandy Waseso

UKK Neonatologi IDAI

1. DR. Dr. Toto Wisnu Hendrarto, SpA(K)


2. dr. Adhi T Permana Iskandar, SpA(K)
3. dr. Kartika Darma Handayani, SpA(K)
4. Dr. dr. Rocky Wilar, SpA(K)
5. dr. Setiyadewi Lusiyati, SpA(K)., PhD
6. DR. Dr. Tetty Yuniarti, SpA(K)
7. dr. Tunjung Wibowo, SpA(K)
8. dr. Ellen R Sianipar, SpA(K)
9. dr. Andhika Tiurmaida, SpA(K)

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul……………………………………………………………………….. 1
Daftar Penyusun……………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………… 3
Daftar Tabel……………………………………………………………………………. 4

Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………. 5
Bab II TUJUAN PELATIHAN…………………………………………………. 9
Bab III PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI………………………………. 10
Bab IV GARIS BESAR PROGRAM PELATIHAN…………………………… 11
Bab V MEKANISME PELATIHAN……………………………………………. 13
Bab VI PERAN DALAM PELATIHAN…………………………………………. 18
Bab VII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN…….. 19
Bab VIII EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 21

Lampiran 1 Panduan Penugasan………………………………………………… 22


Lampiran 2 Daftar Tilik Kemapuan Prosedural………………………………….. 23
Lampiran 3 Kumpulan Soal………………………………………………………… 40

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batasan tingkat pelayanan neonatal TIOP II 1993 1,


dan modifikasinya menurut UKK Neonatologi PP IDAI…………… 6
Tabel 2 Garis Besar Program Pembelajaran…………………………………. 11
Tabel 3 Jadwal Orientasi Fasilitator Sesi Neonatal…………………………. 13
Tabel 4 Jadwal Sesi Online, Materi Kesehatan Neonatal………………….. 14
Tabel 5 Pendampingan Prosedur dan Pendampingan Kasus……………. 15
Tabel 6 Keterampilan Prosedur yang dicapai pada saat OJT ……………. 16

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masalah kesehatan ibu, kesehatan balita dan pencegahan penularan penyakit


menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang
kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan
Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dari hasil SUPAS
2015 menyebutkan AKI 305/100.000 kelahiran hidup (KH), dan target RPJMN 2024
sebesar 183/100,000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) masih
tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017 menyebutkan AKN adalah 15/1.000 KH dengan
target 2024 adalah 10 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB)
24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1000 KH. Sedangkan target 2030 secara
global untuk AKI adalah 70/1000 KH, AKB mencapai 12/1.000 KH dan AKN 7/1.000
KH.
Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan akses
pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan
masyarakat dan penguatan tata kelola, dengan salah satu upaya terobosan adalah
dengan penetapan kabupaten/kota lokus penurunan AKI dan AKB yang diatur dalam
keputusan Menteri Kesehatan, dan akan dilaksanakan secara bertahap.
Sebagai salah satu intervensi, adalah pentingnya peningkatan kapasitas dokter
umum dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi . Salah satu pendekatan yang
banyak digunakan adalah pendekatan Safe motherhood, dimana terdapat empat
pilar dalam menurunkan angka kematian ibu, yaitu keluarga berencana,
pemeriksaan kehamilan sesuai standar, persalinan bersih dan aman, serta PONED
dan PONEK. Dalam perjalanan kehamilan seorang ibu, dokter memiliki peran yang
sangat penting, terutama dalam skrining faktor risiko pada ibu hamil dan menangani
kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Namun sampai saat ini peran
dokter masih dirasa belum optimal dalam kesehatan ibu dan anak.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu peningkatan kapasitas dokter umum dalam
adaptasi kebiasaan baru pelayanan kesehatan ibu dan bayi pada masa pandemic
COVID-19 di 120 kabupaten/kota lokus percepatan penurunan AKI dan AKB.
Peningkatan Kapasitas ini akan dilaksanakan secara blended training melihat
kondisi Indonesia yang saat ini masih dalam situasi adaptasi kebiasaan baru.

5
B. Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dalam Pelayanan Kesehatan Neonatal

Program pendampingan di bidang neonatologi bagi dokter umum di fasilitas


kesehatan tingkat primer (FKTP) khusunya Puskesmas untuk meningkatkan
kompetensi sebagai bagian dari sistem rujukan pelayanan neonatal. Tingkat
kompetensi di bidang Neonatologi menurut TIOP II tahun 1993 terbagi atas tiga
tingkatan yaitu tingkat dasar (dokter umum), spesialistik (dokter spesialis anak) dan
sub spesialistik (konsultan neonatologi) yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tingkat kompetensi dasar di FKTP dibagi atas tingkat IA (memiliki kapasitas


pelayanan kegawat daruratan maternal neonatal dalam 24 jam sehari 7 hari dalam
seminggu, GADAR MATNEO-24/7) bagi FKTP berjarak tempuh  30menit dari
rumah sakit rujukan; sedangkan IB (memiliki kapasitas pelayanan tingkat IA
ditambah kemampuan PONED, tata laksana kegawatan neonatus, tata laksana awal,
stabilisati dan rujukan) bagi FKTP berjarak tempuh >30 menit dari rumah sakit
rujukan. Tingkat kompetensi spesialis melaksanakan pelayanan neonatal di tingkat
IIA atau IIB (neonatal high care unit), sedangkan subspesialis melaksanakan
pelayanan minimal di tingkat IIIA (neonatal intensive care unit).

Tabel 1. Batasan tingkat pelayanan neonatal TIOP II 19931, dan modifikasinya


menurut UKK Neonatologi PP IDAI.
Uraian tingkat kapasitas dan kompetensi pelayanan neonatal
Tingkat
Pelayanan American Academic of UKK Neonatologi PP IDAI
Pediatric (AAP)
Pelayanan *) Pertolongan bayi baru Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),
Neonatus Dasar lahir dari ibu hamil memiliki kapasitas dan kompetansi sama
di fasilitas sehat, kehamilan normal dengan AAP, dengan modifikasi:
pelayanan dan proses persalinan *) Adanya pembatasan pada pertolongan
kesehatan normal. persalinan dengan usia gestasi ≥37 - < 42
primer. minggu dan atau berat lahir ≥2500 - <4000
*) Bayi lahir bugar gram.
dalam menit pertama *) Mampu melaksanakan perawatan neonatal
sampai enam jam pasca esensial
lahir selama periode *) Dibedakan lagi dengan dua kategori:
transisi ekstra uteri dan
sehat dalam waktu **) Tingkat IA, kompetensi dasar (FKTP
berikutnya. mampu menolong persalinan berjarak ≤30
menit dari FKRTL spesialis/ subspesialis)
*) Resusitasi, stabilisasi  mampu tata laksana Gawat Darurat
dan transport bayi baru Maternal Neonatal yang siap 24 jam dalam
lahir ke FKRTL tingkat sehari 7 hari dalam seminggu (Tim Gadar
lanjut (subspesialistik) Mat-Neo 247) dengan fasilitas dan alat yang
lengkap.

6
**) Tingkat IB, kompetensi dasar (FKTP
mampu menolong persalinan berjarak >30
menit dari FKRTL spesialis/ subspesialis):
*) Sama dengan pelayanan neonatal tingkat
IA, ditambah:
*) Mampu tatalaksana awal kegawatan pada
neonatus, stabilisasi dan transport ke FKRTL
spesialis/ subspesialis (PONED)

Pelayanan Sama dengan pelayanan RS dengan pelayanan spesialistik terbatas, tingkat


Neonatus neonatal tingkat I kompetensi neonatal IIA:
tingkat II di ditambah adanya Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
fasilitas kemampuan neonatal tingkat IB ditambah:
pelayanan melaksanakan pelayanan *) Adanya pembatasan pada pertolongan
kesehatan neonatus dengan berat persalinan dengan usia gestasi ≥36 - < 42
sekunder lahir >1500 gram. minggu dan atau berat lahir ≥1800 - <4000
(spesialistik) gram.
*) Perawatan neonatus dengan pemberian
cairan, nutrisi dan obat-obatan parenteral
melalui akses pembuluh darah perifer ≤96
jam
*) Perawatan neonatus dengan tunjangan
ventilasi non-invasif ≤96 jam

RS dengan pelayanan spesialistik lebih lengkap


atau spesialistik dengan kualifikasi tambahan
tingkat kompetensi neonatal IIB, high care,
PONEK:
Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
neonatal tingkat IIA ditambah:
*) Adanya pembatasan pada pertolongan
persalinan dengan usia gestasi ≥34 minggu
dan atau berat lahir ≥1600 gram (neonatus
lahir late preterm)
*) Perawatan neonatus dengan pemberian
cairan, nutrisi dan obat-obatan parenteral
melalui akses pembuluh darah perifer >96
jam
*) Perawatan neonatus dengan tunjangan
ventilasi non-invasif >96 jam
*) Perawatan neonatus dengan tunjangan
ventilasi invasif konvensional 96 jam,
sebagai upaya stabilisasi untuk dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap.
*) Tempat on the job training (OJT)
pembentukan tim Gadar Mat-Neo 247 dan
PONED

Pelayanan Sama dengan pelayanan RS provinsi rujukan regional non-pendidikan


Neonatus neonatal tingkat II dengan kapasitas sub spesialistik terbatas atau
tingkat III di ditambah adanya spesialistik dengan kualifikasi tambahan
fasilitas kemampuan tingkat kompetensi neonatal IIIA(fellowship
pelayanan melaksanakan pelayanan neonatologi):
kesehatan neonatus tanpa batasan Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
tersier (tingkat berat lahir, disertai: neonatal tingkat IIB, ditambah:
kompetensi *) Memiliki kemampuan *) Adanya pembatasan pada pertolongan
IIIA) memberikan tunjangan persalinan dengan usia gestasi ≥32 dan atau
ventilasi mekanik berat lahir ≥1400 gram.
konvensional *) Perawatan neonatus dengan pemberian
*) Tunjangan cairan, cairan, nutrisi dan obat-obatan parenteral
nutrisi dan obat-obatan melalui akses pembuluh darah perifer dan
melalui akses pembuluh sentral 96 jam

7
darah perifer dan sentral *) Perawatan neonatus dengan tunjangan
ventilasi non-invasif dan ventilasi invasif
konvensional.
*) Prosedur bedah neonatus sederhana (ileus
obstruksi dengan perawaan stoma)
*) Tempat on the job training (OJT) PONEK

Tingkat Sama dengan pelayanan RS provinsi rujukan regional non-pendidikan,


kompetensi neonatal tingkat IIIA dengan kapasitas sub spesialistik lengkap, tingkat
IIIB ditambah: kompetensi neonatal IIIB:
*) Memiliki kemampuan Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
memberikan tunjangan neonatal tingkat IIIA, ditambah:
ventilasi mekanik non- *) Tidak ada pembatasan berat lahir dan usia
konvensional (high kehamilan
frequency oscillation, *) Memiliki kemampuan memberikan
HFO) tunjangan ventilasi mekanik non-
*) Prosedur bedah major konvensional (high frequency oscillation,
seperti reparasi HFO)
omfalokel, atresia *) Prosedur bedah neonatus kompleks
trakeheo esophagus *) Tempat on the job training (OJT) PONEK
dengan atau tanpa fistel,
prosedur bedah saluran
cerna neonatus, reparasi
mielomeningokel, dan
pemasangan VP-shunt.

Tingkat Sama dengan pelayanan RS pendidikan spesialistik rujukan provinsi,


kompetensi neonatal tingkat IIIB dengan kapasitas sub spesialistik lebih lengkap,
IIIC ditambah: tingkat kompetensi neonatal IIIC:
*) Prosedur bedah Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
jantung sederhana tanpa neonatal tingkat IIIB, ditambah:
ECMO *) Prosedur bedah jantung neonatus
sederhana tanpa ECMO
*) Tempat pendidikan spesialisasi IKA dan
PF-IKA

Tingkat III D Sama dengan pelayanan RS pendidikan sub spesialisasi neonatologi, Pusat
neonatal tingkat IIIC Rujukan Nasional, dengan kapasitas sub
ditambah: spesialisasi sangat lengkap, tingkat kompetensi
*) Prosedur bedah neonatal IIID:
jantung kompleks Memiliki kemampuan sama dengan pelayanan
dengan ECMO neonatal tingkat IIIC, ditambah:
*) Prosedur bedah jantung neonatus
kompleks dengan ECMO
*) Tempat pendidikan sub spesialisasi
(konsultan) neonatologi

8
BAB II
TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum:

Meningkatkan kompetensi dokter dalam tata kelola klinis masalah neonatus lahir
normal secara komprehensif dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan
kesehatan neonatal di puskesmas kabupaten/ kota lokus AKI AKB

B. Tujuan Khusus:

Pencapaian keberhasilan di atas 90% untuk morbiditas dan mortalitas tata kelola
klinis neonatus lahir normal dengan cara:
1. Meningkatnya pengetahuan Continuum of Care Neonatal sebagai upaya
menurunkan morbiditas dan mortalitas utama neonatus lahir normal.
2. Meningkatnya ketrampilan dalam prosedur klinis Continuum of Care Neonatal
sebagai upaya menurunkan morbiditas dan mortalitas utama neonatus lahir
normal.
3. Meningkatnya sikap profesionalisme dalam melaksanakan tata kelola klinis
Continuum of Care Neonatal sebagai upaya menurunkan morbiditas dan
mortalitas utama neonatus lahir normal.

9
BAB III
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. Peran

Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai penata laksana pelayanan


Kesehatan neonatal di Puskesmas

B. Fungsi

Dalam melaksanakan perannya peserta mempunyai fungsi dalam melakukan


pelayanan kesehatan neonatal di puskesmas

C. Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Tatalaksana kegawatdaruratan Maternal Neonatal


2. Melakukan Pelayanan Neonatal esensial saat lahir ( 0 – 6 jam)
3. Melakukan Tata Laksana awal kasus kegawatan neonatal, stabilisasi dan
transport (PONED)
4. Melakukan pelayanan neonatal esensial ( 6 jam – 28 hari) dengan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

10
BAB IV
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Tabel 2 Garis Besar Program Pembelajaran

Tujuan Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Pembelajaran Sub Pokok Bahasan
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini peserta
mampu :
1. Tatalaksana Kegawatdaruratan
Penanganan Neonatal : a. Belajar mandiri a. Modul a. Pedoman Pelayanan
Kegawatdarurat a. Adaptasi kehidupan b. Ceramah Tanya Jawab b. Bahan Tayang Kesehatan Neonatal
an Neonatal intra ke ekstra uteri (CTJ) secara virtual c. Video/ Film Esensial
b. Resusitasi pada c. On The Job Training d. Panduan On The Job b. Panduan Pelayanan
asfiksia neonatorum Training Kesehatan Neonatal
c. Stabilisasi neonatus e. Log Book UKK Neonatologi
(STABLE) c. Modul Pelatihan
d. Transport neonatus Penanganan
2. Melakukan Pelayanan Kesehatan a. Belajar mandiri a. Modul Kegawatdaruratan
Pelayanan Neonatal Esensial Saat b. Ceramah Tanya Jawab b. Bahan Tayang Maternal dan Neonatal
Kesehatan Lahir : (CTJ) secara virtual c. Video/ Film d. Buku KIA 2020
Neonatal a. Identifikasi tanda c. On The Job Training d. Panduan On The Job e. Bagan MTBS
esensial saat bahaya neonatus Training
lahir (0 – 6 jam) b. Perawatan rutin bayi e. Log Book
baru lahir
c. Pencegahan
penyakit Hepatitis B,
COVID-19, Infeksi

11
mata, Perdarahan
pada neonatus
(defisiensi vitamin
K)
3. Tata laksana Kegawatan Neonatal a. Belajar mandiri a. Modul
kegawatan a. Tata laksanan awal b. Ceramah Tanya b. Bahan Tayang
neonatal b. Stabilisasi Jawab (CTJ) secara c. Video/ Film
c. Prosedur transport virtual d. Panduan On The Job
untuk dirujuk ke c. On The Job Training Training
fasilitas yang lebih e. Log Book
lengkap
4. Manajemen Pelayanan Kesehatan a. Belajar Mandiri a. Modul
Terpadu Bayi Neonatal Esensial b. Ceramah Tanya b. Bahan Tayang
Muda Setelah Lahir (6 jam – Jawab (CTJ) secara c. Video/ Film
( Pelayanan 28 hari) virtual d. Panduan On The Job
Kesehatan a. Rawat Gabung c. On The Job Training Training
Neonatal b. Manajemen Laktasi e. Log Book
Esensial 6 jam c. Manajemen
– 28 hari) Terpadu Bayi Muda

12
BAB V
MEKANISME PEMBELAJARAN
Mekanisme pembelajaran dilaksanakan secara blended learning yaitu metode
campuran antara pembelajaran secara online dan tatap muka dengan on the Job Training
di Rumah Sakit Kabupaten/Kota . Rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dokter
umum dalam pelayanan Kesehatan ibu dan Bayi adalah sebagai berikut :

A. Orientasi Fasilitator (technical meeting )


Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari secara virtual dengan peserta adalah para
fasilitator Spesialis Anak di RS Kab/kota dengan bertujuan untuk menyamakan
persepsi mengenai proses pembelajaran dan memberikan penekanan terhadap materi
ajar untuk dokter umum.

Tabel 3 Jadwal Orientasi Fasilitator Sesi Neonatal

Waktu Durasi Materi Pembicara


Pembukaan
13.00 – 13.20 20 Menit Direktur Kesehatan Keluarga
Gambaran Umum Pelatihan

Introduksi peningkatan kapasitas


Dr. dr. Toto Wisnu Hendrarto,
13.20 – 13.40 20 Menit pelayanan Kesehatan neonatal
Sp.A(K), DTMH
bagi dokter umum
dr. Adhi Teguh Perma Iskandar,
Kegawatdaruratan Neonatal
Sp.A (K)
13.40 – 14.00 20 Menit (Resusitasi, Stabilisasi dan
/dr. Setyadewi Lusyati, Sp.A (K),
Transport)
Ph.D
14.00 – 14.10 10 Menit Diskusi
dr. Tetty Yuniati, Sp.A(K) /
Pelayanan Kesehatan Neonatal
14.10 – 14.30 20 Menit dr. Tunjung Wibowo, Sp.A(K),
Esensial
MPH
14.30 – 14.40 10 Menit Diskusi
Kegawatan Neonatal, Tata DR. dr. Rocky Wilar, SpA(K) /
14.40 – 15. 00 20 Menit Laksana Awal, Stabilisasi dan dr. Kartika Darma Handayani,
transport SpA(K)
15.00 – 15.10 10 Menit Diskusi
dr. Andhika Tiurmaida, Sp.A(K) /
Manajemen Terpadu Bayi Muda
15.10 – 15.30 20 Menit dr. Ellen Roostaty Sianipar,
(MTBM)
Sp.A(K)
15.30 – 15.40 10 Menit Diskusi
Dr. dr. Toto Wisnu Hendrarto,
15.40 – 16.00 20 Menit Penutup
Sp.A(K), DTMH

13
B. Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
di 120 lokus Percepatan Penurunan AKI-AKB melalui Metode Blended Learning
untuk Sesi Neonatal

Terbagi menjadi 2 sesi yaitu :


a. Sesi Online
 Sesi pembelajaran online dilaksanakan selama 1 hari, dengan durasi waktu
sekitar 4 jam. Sesi online akan dibagi menjadi 8 grup , dimana 1 grup akan
terdiri dari 1 Narasumber Nasional dari UKK Neonatologi IDAI, 5 Fasilitator
Spesialis Anak Kab/Kota dan 20 Peserta Dokter Umum.
 Peserta dokter umum dianggap sudah mendapatkan ilmu berdasarkan waktu
baca bahan ajar yang diberikan seminggu sebelumnya.
 Salah satu fasilitator Spesialis Anak Kab/Kota dalam satu grup akan
memberikan kapita selekta Continuum of Care Neonatal yang nanti akan
menjadi bahan pembelajaran saat OJT di kabupaten/kota (alokasi waktu 20%
dari waktu yang tersedia)
 Selanjutnya akan dilakukan diskusi pada tiap topik dalam Continuum of Care
Neonatal (alokasi waktu 60% dari waktu yang tersedia), dengan difasilitasi oleh
Narasumber Nasional.
 Narasumber nasional akan memberikan feedback dari hasil diskusi dan
memberikan arahan kegiatan OJT di kab/kota (waktu 20% dari waktu yang
tersedia)

Tabel 4 Jadwal Sesi Online, Materi Kesehatan Neonatal Per Grup


Waktu Topik Narasumber
08.00 – 08.20 Pretest (20 soal)
08.20 – 09.00 Kapita Selekta Pelayanan Neonatal UKK Neo
Esensial (oleh salah satu Fasilitator SpA
Kab/Kota)
09.00 – 09.30 Diskusi dan Tanya Jawab tentang UKK Neo
Kegawatdaruratan Neonatal
09.30 – 10.00 Diskusi dan Tanya Jawab tentang UKK Neo
Pelayanan Neonatal Esensial
10.00 – 10.30 Diskusi dan Tanya Jawab tentang UKK Neo
Kegawatan Neonatus, Stabilisasi dan
Transport (PONED)
10.30 – 11.00 Diskusi dan Tanya Jawab tentang MTBM UKK Neo
11.00 – 11.30 Umpan Balik UKK Neo
11.30 – 12.00 Post Test (20 soal)

b. On the Job Training


 Dilaksanakan selama 3 hari secara tatap muka di di Rumah Sakit Kabupaten/
Kota, dengan maksimal pertemuan selama 3 jam per hari dan menerapkan
protokol pencegahan COVID-19.

14
 OJT dilaksanakan dengan dibimbing oleh Fasilitator SpA di RS Kab/Kota
terhadap 4 orang peserta dokter umum
 OJT dilaksanakan dengan mengisi log book kegiatan berdasarkan satu kasus
untuk Kegawatdaruratan Neonatal dan Neonatal esensial. Untuk Kegawatan
Neonatus (PONED) dan MTBM apabila ada kasusnya dapat dilakukan
penilaian langsung terhadap kasus (concurrent assessment) , tetapi apabila
tidak ada kasusnya dilakukan secara retrospective assessment berdasarkan
rekam medik .
 Pencapaian OJT dalam 3 hari peserta mendapatkan 1 kasus
kegawatdaruratan neonatal (resusitasi neonatus), 1 kasus pelayanan
Kesehatan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam), diskusi kasus kegawatan
neonatus, tatalaksana, stabilisasi dan transport baik kasus yang ada maupun
yang ada di catatan medik.

Tabel 5 Pendampingan Prosedur dan Pendampingan Kasus

PENDAMPINGAN PROSEDUR
TARGET PROSEDUR NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
FASILITATOR
KABUPATEN
Prosedur gadar
matneo, minimal
satu pasien
Prosedur neonatal
esensial, minimal
satu pasien

PENDAMPINGAN KASUS
IDENTIFIKASI NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
KEGAWATAN FASILITATOR
NEONATUS, TATA
LAKSANA AWAL,
STABILISASI DAN
TRANSPORT
 CONCURRENT
ASSESSMENT,
KASUS NYA
ADA, DISKUSI
BED SIDE
 RETROSPECTIVE
ASSESSMENT,
TIDAK ADA
KASUSNYA,
DISKUSI
BERDASARKAN
MED REC
KASUS PERTAMA
KASUS KEDUA
KASUS KETIGA

15
Tabel 6 Keterampilan Prosedur yang dicapai pada saat OJT
Topik Ketrampilan Sub Topik Ketrampilan
Resusitasi, stabilisasi dan  Persiapan alat, tim dan informasi tentang
transport neonatus lahir status ibu hamil/ kehamilan
dari ibu yang awalnya  Penguasaan algoritma resusitasi neonatal
normal  Langkah awal
 Diagnosis bayi bugar
 VTP atau CPAP
 Langkah alternatuf/ intubasi
 Kompresi dada
 Obat-obatan resusitasi
 Akhir resusitasi
 STABLE
o Status gula darah secara akses vena dan
penentuan nilai laboratorium
o Termoregulasi pencegahan hipotermi
o Air way dan bantuan pernapasan
o Blood pressure dalam menstabilkan sistem
kardiosirkulasi
o Laboratorium, status obyektif kondiri bayi
o KIE, informed consent
 Proses rujukan dan prosedur transport
neonatus sakit
Neonatal esensial  Pemeriksaan fisik neonatus
 Injeksi vit K1
 Imunisasi Hep.B-0
PONED  Identifikasi kegawatan neonatus
 Tata laksana awal kegawatan neonatus,
stabilisasi dan prosedur transport ke rumah
sakit rujukan
Rawat gabung  Manajemen laktasi
Pemantauan pasca  PONED
kelahiran selama periode
neonatal

C. Ujian Sesi Neonatal


Pelaksanaan ujian dilaksanakan setelah mendapat seluruh materi Peningkatan
Kapasitas Dokter Umum dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi. Untuk ujian
sesi neonatal dilaksanakan dengan panduan sebagai berikut :
 Dibagi menjadi 8 Grup dimana 1 grup terdiri dari 1 Narasumber dari UKK
Neonatologi IDAI, 5 Fasilitator SpA Kabupaten/ Kota, dan 20 Dokter Umum
 Setiap peserta dokter umum dihadapkan pada satu kasus, dikerjakan dalam 5
Menit  Selama dokter mengerjakan soal, suasana di zoom meeting akan di
mute.
 Jawaban diserahkan kepada Fasilitator Kabupaten /Kota , diserahkan melalui
melalui platform online seperti whatsapp atau room chat .

16
 Fasilitator SpA kab/kota mengkaji dan menilai jawaban selama 10 Menit 
Para dokter dapat bertanya kepada Nara Sumber dari UKK Neonatologi.
 Fasilitator SpA akan membahas jawaban yang salah saja. Setiap pembahasan
membutuhkan waktu sekitar 5 Menit
 Pelaksanaan Ujian ini akan berlangsung selama 60 menit.
 Bagi dokter umum yang belum berhasil dalam ujian ini, dapat dilakukan
bimbingan secara terus menerus, dan kinerjanya dipantau dan dievaluasi
sampai tercapai keberhasilan diatas 90%.

Metode Pembelajaran :
 Hands-on.
Peserta pendampingan melaksanakan GADAR MATNEO dan Neonatal esensial
pada bayi baru lahir secara lengkap.
 One-on-One Teaching.
Peserta pendampingan berdiskusi selama OJT dan selama pendampingan
secara virtual.
 Mandiri.
Peserta pendampingan belajar mandiri sebelum program dilaksanakan
berdasarkan bahan ajar yang diberikan.

17
BAB VI
PERAN DALAM PELATIHAN

A. Peserta
480 Dokter umum di 120 kabupaten/kota lokus Percepatan Penurunan AKI dan
AKB yang memenuhi kriteria:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Bekerja di Puskesmas yang melayani persalinan (diutamakan Puskesmas
perawatan dan memiliki alat USG dan EKG)
3. Aktif menjadi peserta dari awal sampai akhir pelatihan (baik pada saat
pembelajaran mandiri, online dan OJT di RSUD didampingi Dokter
Spesialis).
4. Bersedia mengaplikasikan hasil pelatihan di tempat kerjanya serta tidak
dipindah-tugaskan minimal selama 2 tahun setelah dilatih dibuktikan dengan
surat pernyataan diri dan diketahui atasan.
5. Mendapat surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

B. Pelatih
Pelatih terdiri dari 2 kategori yaitu :

a. Fasilitator / Mentor RS di Kabupaten / Kota

adalah Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi , dokter Spesialis Anak


dan Dokter Penyakit Dalam di 120 RSUD Kabupaten/Kota Lokus
Percepatan Penurunan AKI dan AKB yang berkomitmen mendampingi dokter
umum peserta latih blanded learning.

b. Narasumber

Narasumber pusat berasal dari organisasi profesi POGI, UKK Neonatologi IDAI
dan Organisasi Profesi terkait (PAPDI dan PERKI)

C. Panitia
 Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan ,
 Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

D. Dinas Kesehatan Provinsi/ Kab/Kota dan IDI/PDUI


Memiliki peran untuk :
 Memfasilitasi pemilihan calon peserta, calon fasilitator, ijin OJT di RS. dll
 sebagai observer saat blended learning berlangsung, mengikuti saat kelas
online berlangsung
 mengevaluasi tindaklanjut peserta latih di tempat kerja dalam rangka
mendapatkan sertifikat

18
 bersama dengan organisasi profesi lain memfasilitasi penguatan sistem
pelayanan rujukan maternal neonatal

BAB VII
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara

Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dengan Metode Blended Learning ini


dilaksanakan oleh Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI
bekerjasama dengan Organisasi Profesi , Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota di 120 Lokus Percepatan Penurunan AKI dan AKB
tahun 2020.

B. Tempat penyelenggaraan

1. Sesi Online dilaksanakan di tempat masing – masing dengan menggunakan


aplikasi Zoom / Platform Conference lainnya
2. Sesi On The Job Training dilaksanakan di Rumah Sakit Kabupaten / Kota

19
BAB VIII
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian peserta didik memiliki prinsip-prinsip valid; andal; edukatif; otentik; objektif; adil;
akuntabel; dan transparan. Evaluasi sumatif hasil pembelajaran meliputi:
1. Tingkat kehadiran nilai mutlak (20%)
2. Ranah akademik/ pre dan post test (25%-35%)
a. Tugas mandiri
b. MCQ (pilihan ganda)
3. Ranah keprofesian (45%-55%)
a. Prosedur (DOPS)
b. Cased-based discussion
c. Mini-Cex

Data proses pembelajaran dicatat oleh sistem dan secara pribadi melalui portfolio yang
berisi logbook dan sub-portfolio lainnya yang relevan. Peserta didik dinyatakan lulus
modul apabila hasil akhir dari evaluasi hasil pembelajaran mendapatkan nilai angka ≥ 70
(nilai maksimal 100).
Tingkat kehadiran dilakukan berdasarkan sistem presensi yang berlaku di masing-masing
rumah sakit pendampingan dan tingkat kehadiran minimal 90% dibutuhkan untuk
disertakan dalam akhir program pendampingan.

Di akhir pembelajaran, peserta akan memperoleh sertifikat dengan SKP dari IDI.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI . 2014 . Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital . Jakarta : Kemenkes RI


Kemenkes RI . 2018 . Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial . Jakarta :
Kemenkes RI
Kemenkes RI . 2019 . Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta :
Kemenkes RI
Kemenkes RI . 2020 . Buku KIA . Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2020 . Modul Peningkatan Kapasitas bagi Dokter Umum di 120 Lokus
Percepatan Penurunan AKI dan AKB Tahun 2020 melalui Metode Blended Learning
Sesi Neonatal . Jakarta : Kemenkes RI
Iskandar, Adhi Teguh Perma dkk . 2018 . Buku Panduan Pelayanan Neonatal . Jakarta :
UKK Neonatologi PP IDAI

21
Lampiran 1

PANDUAN PENUGASAN
LOG BOOK OJT
PENDAMPINGAN PROSEDUR
TARGET PROSEDUR NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
FASILITATOR
KABUPATEN
PROSEDUR GADAR
MATNEO, MINIMAL
SATU PASIEN
PROSEDUR
NEONATAL
ESENSIAL,
MINIMAL SATU
PASIEN

PENDAMPINGAN KASUS
IDENTIFIKASI NAMA PASIEN NO MED REC TANDA TANGAN
KEGAWATAN FASILITATOR
NEONATUS, TATA
LAKSANA AWAL,
STABILISASI DAN
TRANSPORT
 CONCURRENT
ASSESSMENT,
KASUS NYA
ADA, DISKUSI
BED SIDE
 RETROSPECTIVE
ASSESSMENT,
TIDAK ADA
KASUSNYA,
DISKUSI
BERDASARKAN
MED REC
KASUS PERTAMA

KASUS KEDUA

KASUS KETIGA

22
Lampiran 2

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PROSEDURAL

DAFTAR TILIK
1.Penggunaan Alat Resusitasi dan Persiapan Resusitasi pada Bayi Baru Lahir
2. Langkah Awal DanAirway
3.Ventilasi Tekanan Positif (VTP); Breathing
4.Tindakan Pemasangan Sungkup Laring(LMA)
5. Kompresi Dada;Circulation
6. Stabilisasi dan Transportasi Pada Bayi Baru Lahir Pasca Resusitasi
7. Resusitasi Terintegrasi

PENGGUNAAN ALAT RESUSITASI DAN PERSIAPAN


RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

a) Daftar Tilik Penggunaan Alat Resusitasi dan Persiapan Resusitasi pada Bayi Baru Lahir

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Penggunaan Alat Resusitasi

23
Peserta menjelaskan cara pemakaian dan kegunaan alat resusitasi serta
bahan medis habis pakai
a) Alat-alatmedik
 Balon sungkup dengan katupPEEP
 t-piece resuscitator
 laringoskop danLMA
 Pulseoxymetri
 Meja dengan lampu penghangat/Infantwarmer
 Oksigen tabung atau oksigenkonsentrator
 Suction/pengisap
 Set umbilikalemergency
 Glukometer
b) Bahan Medis HabisPakai
 Resusitasi kit bayi barulahir
II Persiapan Resusitasi
1. Peserta melakukan persiapan tim
 Menentukan pemimpin tim dan anggota tim sertamenjelaskan
peran/tugas tiap anggota
2. Peserta melakukan pengenalan faktor risiko pasien
 Menjelaskan kasus bayi yang akan lahir (kondisi ibu danlain)
 Permintaan persetujuan tindakan
3. Peserta melakukan persiapan lingkunganresusitasi
 Tim melakukan persiapan lingkungan resusitasi
(suhu,ruangan,kebersihan dan sebagainya)
4. Peserta melakukan Persiapan alat resusitasi (lihat daftar alatresusitasi)
 Leader meminta tim untuk menyiapkan alat-alatresusitasi
5. Peserta melakukan pencegahaninfeksi
 Tim resusitasi memakai alat pelindung diri(APD)

24
LEMBAR PENUGASAN
LANGKAH RESUSITASI: LANGKAH AWAL DAN AIRWAY

a) Daftar Tilik Langkah Resusitasi: Langkah Awal DanAirway

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi melakukan resusitasi (langkah awal)
II Penilaian
1. Apakah bayi bernapas ataumenangis?
2. Apakah tonus ototbaik?
 Jika semua pertanyaan dijawab “Ya”, bayi memerlukan perawatan rutinsaja
 Jika salah satu pertanyaan ada yang dijawab “Tidak” makabayi
baru lahir memerlukan tindakan lebih lanjut yaitu resusitasi
II Langkah awal
1. Memastikan bayi tetaphangat
 Meletakkanbayibarulahirdibawahpenghangatdenganpemancar
panas
 Melakukan pemasangan plastik dan topi bayi sebagai
metodekehangatan
2. Atur posisi dan bersihkan jalannapas
 Membuka jalan napas bayi dengan menempatkan bayi barulahir
dalam posisi menghidu atau setengah tengadah(ekstensi).
 Memosisikan bayi dapat dibantu dengan ganjalbahu.
 Membersihkan jalan napas denganpenghisapan:
Bersihkan mulut terlebih dahulu kemudian hidung dengan
alat pengisap,
Pengisapan secara kuat harus dihindari kecuali terdapat
mekonium pada jalan napas.
3. Keringkan bayi danstimulasi
 Mengeringkan bayi baru lahir dengan benar (mulai dari kepala dan
rambut,dada,perutbayisampaikaki)danmenyingkirkankainyang
basah.
 Melakukan rangsang taktil pada bayi dengan menggosokpunggung
atau menyentil/menepuk telapak kaki bayi
4. Posisikankembali
 Memosisikan kembali kepala bayi barulahir.

25
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
III Evaluasi/Observasi usaha napas, laju denyut jantung dan tonus otot
1. Peserta melakukan evaluasi/observasi
2. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukan
langkahberikutnya

LEMBAR PENUGASAN
VENTILASI TEKANAN POSITIF (VTP); BREATHING

a) Lembar Kasus Simulasi Langkah Resusitasi:Breathing

Soal Kasus Breathing

Soal 1
Seorang bayi prematur 28 minggu lahir dengan persalinan Sectio Caesaria(SC) atas
indikasi plasenta previa. Anda sudah melakukan penilaian dan langkah awal, dan
didapatkan bayi apnea, tonus buruk dengan denyut jantung50x/menit.

Pertanyaan: Langkah apa yang anda lakukan selanjutnya?

Tindakan yang diharapkan: melakukan ventilasi tekanan positif dengan balon sungkup

+ katup PEEP.

Soal 2
Bayi lahir dengan retraksi dinding dada, merintih. Kemudian dipasang early CPAP dengan
PEEP 7 cmH2O pada kadar FiO2 40%, saturasi oksigen 90%. Setelah 5 menit retraksi
masih ada, saturasi oksigen 70%.
Pertanyaan: Langkah apa yang anda lakukan selanjutnya?

CPAP telah mencapai FiO2 40% dengan PEEP 8 cmH2O, retraksi masih ada,
frekuensi napas 60 kali per menit, saturasi oksigen75%.
Pertanyaan: Langkah apa yang anda lakukan selanjutnya?

Tindakan yang diharapkan : memberikan CPAP dengan sungkup t-piece resuscitator

Pelatih dapat melakukan modifikasi soal kasus jika diperlukan

26
b) Daftar Tilik Ventilasi Tekanan Positip (VTP);Breathing

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
1. Jika bayi baru lahir tidak bernapas / megap – megap dan atau laju
denyut jantung < 100x / menit maka lakukan VTP dan dipasang pulse
oxymeter di tangan kanan
2. Jika bayi baru lahir bernapas spontan dan denyut jantung ≥ 100 x /
menit tetapi ada tanda distress respirasi(takipnea,tarikandinding
dada, merintih) maka dilakukan pemasangan CPAP dan dipasang
pulse oxymeter di tangan kanan
II Ventilasi Tekanan Positif (VTP) dengan Balon sungkup + Katup PEEP
1. Peserta menentukan ukuran sungkup yang sesuai
2. Pastikan jalan napasterbuka:
a. Sesuaikan posisi kepala/ leher untuk membuka jalannapas
b. Mulut sedikitterbuka
c. Bersihkan jalan napas dari mekonium atau darah bilaperlu
3. Peserta melekatkan sungkup yangbenar.
 Pastikan dada mengembang dengan melakukan ventilasi 2 kali.jika
dada belum mengembang berarti perlekatan belum benar, maka
periksa ukuran sungkup, cara melekatkan sungkup di mukabayi,
dan cek posisi kepala bayi
4. Peserta melakukanVTP:
 Kembangkan paru dengan tekanan dan volume yang cukup
sehingga tampak pergerakan dinding dada dan perut atas.
Pergerakan dinding dada harus
sesuaidenganyangtampakpadarespirasi normal yang tenang.
5. Peserta melakukan koreksi apabila dada tidakmengembang:
 Biladadatetaptidakmengembang,periksaapakahadalendir yang
menyumbat jalan napas. Bila ada lendir yang menyumbat lakukan
pengisapan ulang di mulut dan hidung.
6. Peserta melakukan VTP dengan frekuensi 20 - 30x per 30 detik.
7. Peserta melakukan evaluasi setelah VTP selama 30detik:
 Setelah VTP selama 30 detik, evaluasi usaha napas,frekuensi
denyut jantung, dan saturasi oksigen.

27
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
8. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukanlangkah
berikutnya:
 Bila napas spontan denyut jantung > 100 x / menit dan tidak ada
tandatandadistressrespirasi,lakukanperawatanpascaresusitasi
 Bilanapasspontandenyutjantung>100x/menitdanada tanda tanda
distress respirasi, berikanCPAP
 Bila belum ada napas spontan, denyut jantung > 60 x /menit
lanjutkanVTP
Bila bayi belum bernapas dan denyut jantung < 60 x / menit, lakukan VTP
dan kompresi dada
III Ventilasi Tekanan Positif (VTP) berkelanjutan dengan t-piece
resuscitator
1. Peserta melakukan persiapanalat:
 Aturtekananpositifakhirresipirasi(end-expiratorypressure/PEEP) yang
akan diberikan, antara 5 - 8 cm H2O (umumnya dimulai dengan 7)
hingga manometer angka menunjukkan PEEPyang
diinginkan
2. Peserta melekatkan sungkup dengan ukuran yang sesuai pada
wajahbayi
3. Peserta melakukan pengamatan saturasi oksigen pada pulse oxymetri
4. Peserta melakukan evaluasi saturasioksigen:
 JikasetelahpemberianPEEP,saturasi oksigenmasihbelumnaik, maka
pemberian FiO2 dinaikkan bertahap.
 Padabayicukupbulanpemberianoksigendimulaidarikonsentrasi
21%, dan pada bayi kurang bulan pemberian oksigen dimulai dari
konsentrasi 30%, kemudian bisa dinaikkan bertahap sesuai dengan
tabel yang telah ditentukan (lihatmodul)
 Pikirkan pemasangan LMA bila VTP dengan t-pieceresuscitatortidak
efektif.
5. Peserta mampu membuat keputusan untuk melakukan
langkahberikutnya

28
c) Daftar Tilik Tindakan Pemasangan Sungkup Laring(LMA)

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Pemasangan laryngeal mask airway (LMA)
1. Peserta mengetahui indikasi dilakukannya pemasangannya Laryngeal
Mask Airway (LMA)
2. Peserta melakukan persiapan alat
3. Kempiskan cuff dan jaga agar tidak terlipat
4. Olesi bagian belakang dan samping LMA dengan air liur bayi.
5. Peganglah LMA seperti memegang pensil dengan bagian sungkup
menghadap ke depan. Masukkan LMA menyusuri bagian
tengahlangit-langit mulut.
6. Dorong sungkup dengan jari telunjuk menyusuri langit-langit mulut
kearah faring sampai terasa ada tahanan
7. Pegang pipa LMA agar tidak berubah posisi dengan tangan kiri,
jaritelunjuk kanan ditarik dari mulut bayi.
8. Kembangkan cuff dengan memasukkan 4 ml udara dengan spuit,
padawaktu tersebut tampak LMA sedikit terdorong ke luar.
9. Hubungkan dengan alat resusitasi ventilasi

29
LEMBAR PENUGASAN
KOMPRESI DADA; CIRCULATION

a) Daftar Tilik Kompresi Dada;Circulation

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Kompresi Dada
1. Peserta mengetahui indikasi dilakukannya kompresi dada
2. Peserta dapat menjelaskan posisi melakukan kompresi dada terkoodinasi
dengan VTP, tempat kompresi dan kedalaman penekanan:
 Kompresi dada dilakukan terkoordinasi dengan VTP, satu orang
melakukan kompresi dada dan satu orang melakukanVTP.
 Peserta yang melakukan kompresi dada menghadap ke kepala bayi
dengan kedua tangannya dalam posisi yang benar.(boleh dibalik jika
mengganggu akses terhadap perut bayi)
 Tempat kompresi adalah di sepertiga distal sternum.(tepat dikaudal
linea inter mamillaria)
 Kedalaman penekanan sepertiga diameter anteroposterior ronggadada
3. Peserta dapat menjelaskan jenis teknik kompresi dada (2teknik)
 Teknikibujari:kompresidadadilakukandenganmenggunakanujung ibu
jari, jari-jari yang lain melingkaridada.
 Teknik dua jari: kompresi dada dilakukan dengan menggunakan ujung
duajari(jaritengahdanjaritelunjuk),tanganyangsatunyadigunakanuntuk
menopang di punggung bayi.
4. Pesertadapatmenjelaskanrasiokompresidadadannapas,konsentrasi
oksigen yang digunakan serta hal yang harus diperhatikan pada saat
melakukanventilasi:
 Rasiokompresidadadannapasyangdilakukanadalah3:1dengan total 90
kali kompresi dan 30 napas setiapmenitnya.
 Konsentrasi oksigen dinaikkan sampai100%
 Selama kompresi dada harus diperhatikan efektifitasventilasi
5. Pesertamampumelakukankompresi dadadanVTPselama1menitdan
menjagakonsistensi:
 Kompresi dada dan VTP dilakukan selama 1menit
 Dapat menjaga konsistensi dalam melakukan kompresidada
6. Peserta dapat melakukanevaluasi:
 Peserta melakukan evaluasi (laju denyut jantung danusaha napas)
setiap 60detik
 Pesertamampumembuatkeputusanuntukmelakukanlangkahberikutnya

30
b) Daftar Tilik Akses Umbilikal;Circulation

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta mengetahui indikasi dilakukannya katerisasi umbilikal
II Peserta mampu melakukan katerisasi Umbilikal
a. Persiapan alat (lihat lampiran tabel set umbilical emergensi)
b. Cuci tangan dengan desinfektan kemudian lihat kondisi pasien
dankeperluan dalam terapi
c. Memakai sarung tangan steril
d. Isi lebih dahulu kateter ukuran 3.5F atau 5F yang telah
disambungdengan semprit dan stopcock dengan garam fisiologis.
e. Pasang sebuah keran-3-arah (3-way-stopper) steril dan semprit
padakateter 5 FG dan isi dengan saline normal, lalu tutup keran
f. Bersihkan umbilikus dan kulit sekelilingnya dengan larutan
antiseptic,lalu ikat longgar dengan benang mengelilingi
dasarumbilikus.
g. Potong umbilikus 1–2 cm dari batas kulit dan wharton jelly dengan
pisau steril. Tentukan vena umbilikus (pembuluh darah yang
menganga lebar) dan arteri umbilikus (dua pembuluh darah
berdinding tebal). Pegang umbilikus (yang dekat dengan
pembuluhvena) dengan forseps steril.
h. Tekan ringan bila ada perdarahan, bersihkan dan asepsis kembali.
i. Pegang bagian dekat ujung kateter dengan forseps steril dan
masukkan kateter ke dalam vena (kateter harus dapat menembus
dengan mudah tanpa ada tahanan) sedalam 4–6 cm. Alur vena akan
menuju ke arah jantung. Tarik darah sehingga mengalir dengan
mudah ketika membuka threeway stopcock ke arah semprit
danmenghisap secara perlahan.
j. Periksa kateter tidak menekuk dan darah mengalir balik dengan
mudah; bila ada sumbatan tarik pelan-pelan umbilikus, tarik
kebelakang sebagian kateter dan masukkan kembali.
k. Kaji jangan sampai ada udara di selang infus dan tutup ujung
set.Masukkan obat-obatan atau cairan fisiologis sesuai indikasi.
l. Bila sudah didapatkan perbaikan denyut jantung, kateter
segeradilepas
m. Asepsis kembali area pemasangan kateter umbilikal.

31
LEMBAR PENUGASAN
STABILISASI DAN TRANSPORTASI PADA BAYI BARU LAHIR PASCA
RESUSITASI

a) DaftarTilik Stabilisasi danTransportasi PadaBayiBaruLahirPascaResusitasi

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Stabilisasi bayi baru lahir pasca resusitasi
1. Pesertadapatmenjelaskanprinsipstabilisasipadabayibarulahirpasca
resusitasi
a. STABLE: Sugar, Temperature, Airway, Blood
Pressure,LaboratoryExamination, Emotional Support
2. Peserta dapat melakukan stabilisasipernapasan
a. Melakukan evaluasi upaya bernapas, frekuensi, pola dansuaranapas.

b. Mempertahankan bantuan napas bila bayisesak


 Posisi kepala yangtepat
 Pengisapan lendir denganbaik
 Ventilasi Tekanan Positif jika diperlukan atau pemberian tekanan
jalan napas positif berkelanjutan (menggunakan t-pieceresuscitator)
 Pemasangan sungkup laring (LMA) jika adaindikasi
 Pasang selang OGT agar tidakkembung
 FiksasialatbantunapasdanOGTagartidaklepasselamatransportasi
 Perhatikan target saturasi 88 – 92%tercapai
3. Peserta dapat melakukan stabilisasisuhu
a. Pemantauansuhu
 Periksa suhu aksilabayi.
 Pastikan suhu berkisar 36,5 –37,50C
b. Menjaga kehangatan tubuh dan mencegahhipotermi
 Jika suhu <36,5:
Jika ada linen yang basah segera diganti
Bungkus dengan plastik poli etilen dengan rapat sehingga tidak
terjadi penguapan
Pastikan topi dipakai dengan baik. Menutupi kedua telinga
Lakukan skin to skin contact (perawatan metode kanguru)
 Jika suhu >37,50C:
Longgarkan linen
Turunkan suhu infant warmer

32
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
4. Peserta dapat melakukan stabilisasi sirkulasi
a. Menilai status sirkulasi bayi barulahir:
 Pengisian kapiler (CRT= Capillary RefillTime)
Lakukan penekanan pada dada bayi menggunakan jari telunjuk
selama 5 detik kemudian lepaskan penekanan tersebut
Nilai waktu pengisian kapiler. Normal < 3 detik
 HitungLajuDenyutJantungmenggunakanstetoskopataupulse
oxymetri (Normal : 130 – 160 x /menit)
 Nilai kekuatan nadi femoral(paha)
b. Pengenalan dini gangguan awalsirkulasi
 Jikapengisiankapiler>3detikataulajudenyutjantungtidak normal
atau kekuatan nadi femorallemah.
 lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama5 menituntukbayicukupbulandan20-30
menituntukbayipremature / berat kurang dari 1500 gram.
c. Tatalaksana gangguan sirkulasi (menurutpenyebab)
 Syok hipovolemik karena perdarahanantepartum
Lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama 5-10 menit untuk bayi cukup bulan dan 20-30 menit
untuk bayi prematur / berat kurang dari 1500 gram. Pemberian
ini dapat diulang sampai 3x.
 Syok kardiogenik (akibat asfiksia,sepsis)
Lakukan pemberian loading cairan NaCl 0,9% 10x berat badan
selama 5-10 menit untuk bayi cukup bulan dan 20-30 menit
untuk bayi prematur / berat kurang dari 1500 gram. Jika tidak
respons pertimbangkan pemberian inotropik.
5. Peserta dapat melakukan deteksi Dini dan AtasiHipoglikemia
a. Mengetahui kondisi bayi yang memberikan risikohipoglikemia
 Riwayat bayi menderita stress perinatal : lahir asfiksia/iskemia,
erythroblastosis fetalis, polisitemia, hipotermia, hipertermia,
gangguan pernapasan
 Bayi dari ibudiabetes
 Bayi besar untuk masa kehamilan atau kecil masa kehamilanatau
IUGR
 Bayi kurang bulan atau lebihbulan
 Riwayat bayiprematur
 Bayi berat lahirrendah
 Bayi sakit yang memerlukan perawatanintensif
 Bayi dari ibu yang menggunakan terapi β blocker atauoral
hypoglycemicagent
 Riwayat keluarga hipoglikemia secaragenetik
 Sindrom kongenital yang berhubungan denganhipoglikemia
(Beckwith-Wiedemann)

33
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
b. Pemeriksaan dan pemantauan kadar guladarah
 Melakukan cara pengambilan yang benardengan
 Pemeriksaan menggunakan glukometer test dengan darahkapiler
 Dapat menyebutkan nilai normal gula darah ( > 45mg/dL)
c. TatalaksanaHipoglikemia
 Jika kadar gula darah < 25mg/dL
Melakukan bolus IV dekstrosa 10% 2 mL/KgBB dengan
kecepatan 1ml per menit
Dilanjutkan dengan IV 2 mL/KgBB/jam
Melakukan pemeriksaan ulang gula darah 30 menit kemudian
Jika kadar gula darah tetap < 25 mg/dL, perlu dekstrosa 12,5%
atau dekstrosa 15%
Menunda asupan enteral sampai kadar gula darah normal dan
bayi stabil.
 Jika kadar gula darah 25 – 45mg/dL
Jika bayi dapat minum, segera minum dalam 4 jam pasca lahir
Jika minum tidak ditoleransi atau kadar gula darah tetap 20 – 45
mg/dL tambahkan dekstrosa IV rumatan 60-80ml/kgBB/hari
Tetap pantau kadar gula darah secara periodik
6. Melakukan deteksi Risiko Infeksi dengan pemeriksaanlaboratorium
a. Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan
 Adakah ketuban pecah dini > 18 jam sebelumpersalinan
 Adakah ibu demam suhu >38⁰C
b. Pemeriksaanlaboratorium:
 Jenis pemeriksaan adalah Leukosit ibu danbayi
 Dapat menyebutkan nilai normalleukosit
Ibu: < 15.000 / µL
Leukosit bayi : >5000 - <34 000 / µL
7. Komunikasi ke keluargapasien
a. Mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiranbayi
b. Mengijinkan ibu untuk melihat bayi
c. Memberikan penjelasan sederhana terkait keadaan bayi dan rencana
tatalaksana (termasuk rujukan)
d. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya
mengenai keadaan bayi
e. Melibatkan orangtua dalam perawatan bayi serta dalam
pengambilan keputusan terkait tatalaksana
II Transportasi pada bayi baru lahir pasca resusitasi
1. Peserta dapat menjelaskan prinsip transportasi pada bayi baru lahir
pascaresusitasi
 ACCEPT: Assessment, Control, Communication, Evaluation,Preparation
and Packaging, Transportation

34
PENGAMAT
No. PROSEDUR AN
1 2 3
2. Peserta dapat melakukan penilaian(assessment)
 Menilai indikasi pasien yang bisa dirujuk
 Kelayakan pasien yang dirujuk, kondisi pasien harusstabil:
(Bebaskan jalan napas, pemantauan suhu, denyut jantung)
3. Pesertadapatmelakukanpengawasan/kontrol terhadapkelengkapan
tim, kemampuan tim dan kelengkapanalat.
 Kelengkapan tim transport (2-3 orang tenagakesehatan)
 Kemampuantimtransport:posisiPerawatanMetodeKanguru,
pemantauan frekuensi jantung, frekuensi pernapaasan dan
temperatur. Bila mungkin saturasioksigen
 Kelengkapan alat pada kendaraan yangdilengkapi:
 (Dukungan termal, dukungan respiratori, perangkat suction,
perangkat pemantauan, peralatan infus serta
perlengkapanaksesvaskuler, obat-obatan emergensi (resusitasi
kit), sumber oksigen
4. Peserta mampu melakukan perawatan metode kanguru (gunakan
lembar penugasan perawatan metode kanguru)
5. Peserta mampu melakukan komunikasi internal, ekstenal
dankeluarga
 Internal yaitu melakukan komunikasi diantara timtransport
 Eksternalyaitumelakukankomunikasiketempatrujukan(ingathal
yang perludikomunikasikan)
 Keluarga yaitu melakukan komunikasi kepada orangtua termasuk
persetujuan tindakan dll (informedconsent)
 Kondisi dan tatalaksana bayi sebelum dan selama
transportasiselalu
didokumentasikan.
6. Peserta mampu melakukanevaluasi
 Memastikan klinik pasien harus warm, pink and
sweet(sebelum,selama transportasi dan saat tiba di tempat
rujukan)
7. Peserta mampu melakukan persiapan(akhir)
 Penyiapandokumen
 Penyiapan alattransport
 Penyiapan kondisibayi
8. Peserta mampu melakukan transportasi bayi baru lahir
 Pasien siapdiberangkatkan ke tempat rujukan dengan kendaraan
yang memenuhisyarat
 Alat minimal yang dibawa adalah t-piece resuscitator, resusitasi kit

35
b) Daftar Tilik Perawatan MetodeKanguru

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta dapat menjelaskan tujuan, manfaat dan hal yang perlu dipantau
pada Perawatan Metode Kanguru (PMK)
1. Sebutkan tujuan Perawatan Metode Kanguru
2. Sebutkan manfaat Perawatan Metode Kanguru
3. Sebutkan hal yang harus dipantau selama melakukan Perawatan
Metode Kanguru(Suhu, pernapasan, tanda bahaya, pemberian minum,
tumbuhkembang)
II Peserta mampu melakukan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
1. Melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur
2. Mengukur suhu bayi dengan thermometer
3. Memakaikan baju kanguru pada ibu
4. Memasukkan bayi dalam baju kanguru dengan posisikanguru:
 Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakangleher sampai
punggungbayi
 Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari–
jarilainnya
5. Tempatkan tangan lainnya di bawah bokong bayi
6. Atur posisi bayi
7. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi.

36
c) Lembar Soal Penatalaksanaan Hipoglikemia

Kasus 1
Bayi berusia 1 hari, 3200 gram, diberikan IV D10% 19 ml/jam.
1) Apakah dosis yang D10% yang diberikan kurang/cukup/berlebih ?
2) Bagaimana tahapan penatalaksanaan hipoglikemi dengan kadar gula darah <50 mg/dL
(2.8mmol/L)?

37
a) Daftar Tilik ResusitasiTerintegrasi

Berikan tanda (√) dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan, dan berikan tanda (x) bila tidak memuaskan dan atau tidak dikerjakan.
Memuaskan: langkah/tugas dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya (prosedur standard atau

penuntun)
Tidak Memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan yang
x
seharusnya (prosedur standard atau penuntun)

PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
I Peserta dapat menjelaskan prinsip resusitasi terintegrasi
(Berurutan, simultan, ketepatan waktu, koordinasi, penilaian berulang
dan Selalu bertanya: Sudah optimalkah saya?)
II Persiapan resusitasi
1. Informed Consent dankomunikasi
2. Menyusuntim
3. Pengenalan faktor risiko ibu dan bayi barulahir
4. Menyiapkan alat dan memastikanberfungsi
III Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir
1. Penilaian awal (bernapas, menangis, tonusotot)
2. Melakukan langkahawal
a. Menghangatkan (meletakkan bayi di meja dengan penghangat/
dengan plastik bening dan topi)
b. Memposisikan kepala
c. Membersihkan jalan napas
d. Mengeringkan, mengganti kain basah
e. Melakukan stimulasi
f. Reposisi kepala (memposisikan kembali)
3. Memasang sensor pulse oxymetri di tangan kanan (saturasioksigen)
dan sensor suhu di perut kanan
4. Meminta penilaian usaha napas, laju denyut jantung
dansaturasioksigen (Observasi usaha napas, laju denyut jantung dan
tonus otot)
5. Menunjukkan indikasi untuk dilakukannya Ventilasi TekananPositif
(apneu, frekuensi jantung < 100x/menit, sianosis sentralmeskipuntelah
diberi oksigen)
6. Menunjukkan indikasi pemberian tekanan jalan
napaspositifberkelanjutan (t-piece resuscitator)
7. Melakukan ventilasi tekanan positif dengan benar (efektif)20-
30x/30detik (Dada terlihat mengembang dan laju denyut jantung
meningkat

38
PENGAMATAN
No. PROSEDUR
1 2 3
8. Melakukan langkah koreksi apabila VTP tidakefektif
 Masker dan reposisisungkup
 Suction dan membuka mulut denganbaik
 Meningkatkan tekananVTP
 Pemasangan sungkup laring(LMA)
9. Lakukan penilaian ulang setelah 30 detik VTPefektif (laju denyut
jantung, usaha napas, saturasi oksigen)
10. Peserta mampu memutuskan danmelakukan:
 menghentikan VTP Jika laju denyut jantung > 100 x / menitbayi
bernapasspontan
 Melanjutkan VTP Jika laju denyut jantung < 100 x / menit dan>
60x/menit, bayi belum bernapasspontan
 Melakukan kompresi dada dan VTP Jika laju denyut jantung <60x
/ menit bayi belum bernapas spontan
11. Mengidentifikasi untuk memulai kompresi dada (frekuensi jantung <
60x/menit meskipun telah dilakukan VTP efektif selama 30 detik)
12. Melakukan pemasangan sungkup laring
13. Melakukan kompresi dada yang benar dan koordinasi denganVTP
 Lama 1menit
 Ratio ; 3 : 1 (dalam 2 detik 1x VTP ditambah 3 kompresidada)
 Kedalaman 1/3 ….. (ikut lembar penugasan kompresidada)
 Koordinasi VTP tidak bersamaan dengan kompresidada
14. Lakukan penilaian ulang setelah 1 menit (laju denyut jantung, usaha
napas, saturasi oksigen)
15. Peserta mampu memutuskan danmelakukan:
 Menghentikan VTP – kompresi dada Jika laju denyut jantung >
100 x / menit bayi bernapasspontan
 Menghentikan kompresi dada dan melanjutkan VTP jika laju
denyut jantung > 60 x / menit dan bayi belum bernapasspontan

Opsi hanya perlu diketahui


Memberikan larutan adrenalin 1:10.000 dengan dosis 0,1 – 0,3 mL / KgBB
melalui vena umbillikal, melanjutkan kompresi dada dan VTP jika laju
denyut jantung < 60 x / menit dan bayi belum bernapas spontan
16. Melakukan pemasangan kateter vena umbilikal
17. Mengdentifikasi kebutuhan pemberian volume
18. Melakukan stabilisasi pada bayi baru lahir pasca resusitasi
19. Melakukan transportasi pada bayi baru lahir pasca resusitasi

39
Lampiran 3

KUMPULAN SOAL

KASUS (1)

Ibu A, umur 25 tahun, sehat, kehamilan sehat, usia kehamilan 37 minggu,


melahirkan bayi spontan. Tetapi karena menerannya tidak adekuat, bayi lama di
jalan lahir, dan akhirnya dapat dilahirkan dengan kondisi merintih, sianosis di sekitar
mulut, saturasi oksiger terbaca 60%.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

KASUS (2)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi lahir tidak bernapas (apnea),
pucat.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

Kasus (3)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi lahir tidak bernapas (apnea).
Setelah dilakukan langkah awal (hangatkan, posisikan, bersihkan jalan nafas,
rangsang); ventilasi tekanan positif adekuat, bayi mulai menangis tetapi masih
merintih, terpasang saturasi oksigen menunjukkan 60%.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

Kasus (4)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi lahir tidak bernapas. Setelah
dilakukan langkah awal (hangatkan, posisikan, bersihkan jalan nafas, rangsang);
ventilasi tekanan positif adekuat, bayi tetap belum dapat bernapas (apnea),
dilakukan evaluasi kembali ventilasi tekanan positif secara adekuat, bayi tetap tidak
dapat bernapas.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

40
Kasus (5)

Ibu A, umur 25 tahun, sehat, kehamilan sehat, usia kehamilan 37 minggu,


melahirkan bayi spontan. Tetapi karena menerannya tidak adekuat, bayi lama di
jalan lahir, dan akhirnya dapat dilahirkan.

Apa tindakan yang harus dinilai pada bayi pada 30 detik pertama?

Kasus (6)

Di kamar bersalin datang untuk ditolong ibu A, umur 25 tahun, sehat, kehamilan
sehat, usia kehamilan 37 minggu. Pada saat itu terdapat tim jaga penolong
persalinan.

Pertanyaannya:

1. Berapa jumlah penolong persalinan yang harus siap 24 jam sehari 7 hari
seminggu, dan sebutkan masing-masing tugasnya?
2. Tiga persiapan yang harus dilakukan oleh tim tersebut sebelum memulai
pertolongan persalinan, sebutkan?

Kasus (7)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi lahir tidak bernapas. Setelah
dilakukan langkah awal (hangatkan, posisikan, bersihkan jalan nafas, rangsang);
ventilasi tekanan positif, bayi tetap belum dapat bernapas (apnea), saturasi oksigen
terbaca 60%, frekuensi jantung mulai mendekati 100 kali per menit.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

Kasus (8)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi terlalu lama di jalan lahir (pKII
lama) bayi lahir tidak bernapas. Setelah dilakukan langkah awal (hangatkan,
posisikan, bersihkan jalan nafas, rangsang); ventilasi tekanan positif adekuat, bayi
tetap belum dapat bernapas (apnea), dilakukan evaluasi kembali ventilasi tekanan
positif secara adekuat, bayi tetap tidak dapat bernapas. Bayi kemudian dilakukan
intubasi dan ventilasi tekanan positif melalui ETT. Pada saat itu saturasi oksigen
masih 60% dan frekuensi jantung mulai kurang dari 100 kali per menit.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

41
Kasus (9)

Seorang bayi lahir spontan, dari ibu sehat, kehamilan normal, usia kehamilan 37
minggu. Akibat menerannya kurang adekuat, bayi terlalu lama di jalan lahir (pKII
lama) bayi lahir tidak bernapas. Setelah dilakukan langkah awal (hangatkan,
posisikan, bersihkan jalan nafas, rangsang); ventilasi tekanan positif adekuat, bayi
tetap belum dapat bernapas (apnea), dilakukan evaluasi kembali ventilasi tekanan
positif secara adekuat, bayi tetap tidak dapat bernapas. Bayi kemudian dilakukan
intubasi dan ventilasi tekanan positif melalui ETT. Pada saat itu saturasi oksigen
masih 60% dan frekuensi jantung mulai kurang dari 100 kali per menit. FiO2
dinaikkan sampai 100%, VTP tetap dilakukan melalui ETT.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

Kasus (10)

Ibu A, umur 25 tahun, sehat, kehamilan sehat, usia kehamilan 37 minggu,


melahirkan bayi spontan. Tetapi karena menerannya tidak adekuat, bayi lama di
jalan lahir, dan akhirnya dapat dilahirkan dengan kondisi merintih, sianosis di sekitar
mulut, saturasi oksiger terbaca 60%. Dokter menetapkan bayi mendapat bantuan
CPAP dan saturasi oksigen mulai naik mendekati 85%. Sementara itu ibu
mengalami kegawatan.

Apa tindakan yang harus dilakukan?

42
SOAL PRETEST

1. Sepsis merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru


lahir tersering. Tanda bahaya pada sepsis harus dipahami oleh tim
penolong persalinan. Pernyataan yang benar dari tanda bahaya sepsis
pada bayi baru lahir adalah:
A. Berhenti menyusu ketika bayi sudah merasa cukup.
B. Suhu tubuh 36,50C – 37,50C
C. Frekuensi napas < 30 / menit.
D. Kulit kemerahan / pink.

2. Faktor risiko terjadinya sepsis adalah:


A. Immature sistem imunitas bayi
B. Kelahiran cukup bulan
C. Bayi yang mendapatkan air susu ibu.
D. Ketuban pecah

3. Resusitasi merupakan serangkaian tindakan yang sistematis dan


terkoordinir untuk mengembalikan usaha bernapas. Tahap pertama yang
harus dilakukan tim penolong dalam melakukan resusitasi adalah:
A. Melakukan langkah awal dan airway
B. Melakukan ventilasi tekanan positif (VTP)
C. Melakukan persiapan berupa konseling antenatal, persiapan alat dan
persiapan tim penolong.
D. Isap lendir.

4. Penilaian awal dilakukan pada saat diterima oleh tim resusitasi.


Langkah ini dapat menentukan tindakan tim resusitasi selanjutnya.
Penilaian awal yang dimaksud adalah:
A. Apgar score
B. Tonus otot
C. Suhu bayi
D. Jawaban B dan C benar.

5. Indikator keberhasilan pemberian VTP (ventilasi tekanan positif) yang


paling cepat terjadi adalah:
A. Meningkatnya frekuensi jantung
B. Kesadaran bayi membaik
C. Produksi urin meningkat

43
D. Gerak bayi mulai aktif

6. Tindakan utama yang dilakukan pada bayi dengan ketuban bercampur


mekonium dan tidak bugar adalah:
A. Langsung dilakukan ventilasi tekanan positif
B. Nebulizer untuk menghancurkan cairan aspirat
C. Lakukan penghisapan dari mulut dan trakea
D. Antibiotika

7. Perbandingan antara kompresi dada dengan pemberian nafas


pada bayi adalah :
A. 15 : 1
B. 30 : 2
C. 15 : 4
D. 3 : 1

8. Tatalaksana yang tepat pada distress pernafasan derajat sedang di


kamar bersalin adalah :
A. Pemberian 02 dengan headbox
B. Pemberian 02 dengan nasal kanul
C. Pemberian 02 dengan CPAP
D. Pemberian 02 dengan ventilasi mekanik

9. Bila dada tidak mengembang setelah dilakukan tindakan ventilasi


tekanan positif, hal yang perlu diperiksa antara lain :
A. Sumber oksigen belum tersambung
B. Kompresi dada kurang dalam
C. Sirkulasi buruk
D. Lekatan kurang baik

10. Bayi baru lahir yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan
tingkat primer perlu memberikan tindakan rujukan sesuai standar ke
fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Transportasi bayi baru lahir
sebaiknya dilakukan dengan metode perawatan metode kanguru (PMK).
Pernyataan dibawah ini adalah benar terkait PMK dalam tindakan
rujukan , yaitu:
A. Bayi dalam kondisi stabil ataupun tidak stabil dapat dirujuk
menggunakan metode PMK
B. Pada situasi khusus dimana bayi mendapatkan terapi oksigen, CPAP,

44
dan VTP dapat menggunakan metode PMK.
C. Merujuk pasien dengan PMK harus dilakukan oleh ibunya.
D. Apabila bayi terpasang skin probe, kabel monitor, jalur intravena dan
selang bantu, maka alat – alat tersebut dilepaskan terlebih dahulu
selama rujuk dengan metode PMK

11. Bayi cukup bulan berat 3200 gram, lahir dengan kondisi celah bibir
bilateral dan dagu yang kecil. Bayi apneu dan membutuhkan VTP.
Anda tidak dapat melakukan VTP dengan sungkup. Pilihan apa
yang dapat anda berikan agar dapat melakukan VTP efektif dengan
cepat ?
A. Intubasi dengan ETT nomor 3,5 lalu lakukan VTP dengan t-piece
resuscitator tekanan 20 / 5 cmH20.
B. Pasang sungkup laring nomor 1,0 dan lakukan VTP dengan t-piece
resuscitator tekanan 20 / 5 cmH20.
C. Intubasi dengan ETT nomor 3,0 lalu lakukan VTP dengan t-piece
resuscitator tekanan 20 / 5 cmH20.
D. Ganti sungkup dengan ukuran yang lebih besar lalu lakukan VTP
dengan t-piece resuscitator tekanan 20 / 5 cmH20.

12. Bayi laki – laki, usia gestasi 30 minggu, berat lahir 1350 gram,
tampak sianosis, merintih dengan napas cuping hidung, frekuensi
napas 70x/menit. Retraksi interkostal dan suprasternal. Pertolongan
ventilasi pilihan pertama pada pasien ini adalah:
A. VTP
B. Oksigen Free Flow
C. CPAP PEEP 7 cmH2O
D. CPAP PEEP 4 cmH2O

13. Anda bekerja di fasilitas terbatas dengan persediaan tabung


oksigen dan udara tekan. Untuk membuat FiO2 40%, berapa O2 dan
udara tekan yang diberikan:
A. Oksigen 1 lpm, udara tekan 7 lpm
B. Oksigen 2 lpm, udara tekan 6 lpm
C. Oksigen 3 lpm, udara tekan 7 lpm
D. Oksigen 4 lpm, udara tekan 4 lpm

14. Salah satu dari kriteria gagal CPAP adalah:


A. Retraksi dengan PEEP 8 cmH2O
B. PH analisis gas darah > 7,25

45
C. Pemberian FiO2 30% didapati saturasi oksigen > 95%
D. Bukan salah satu di atas.

15. Bayi usia gestasi 32 minggu, berat lahir 1450 gram lahir SC atas
indikasi gawat janin, ibu mengalami ketuban pecah dini sejak 10 jam
sebelum masuk RS. Saat lahir bayi tonus otot lemah dan tidak ada
usaha napas. Anda melakukan langkah awal resusitasi dengan
membawa bayi ke infant warmer, membungkus dengan plastik
transparan, membersihkan jalan napas, dipakaikan topi dan
diposisikan kembali.

Anda mendapati bayi tetap apneu, dengan laju denyut jantung 20x /
menit. Anda segera melakukan ventilasi tekanan positif dengan t-
piece resuscitator dengan tekanan 25/5 cmH20. Setelah dua kali
usaha VTP diberikan, dada tidak mengembang. Usaha anda
selanjutnya mengatasi ini adalah:
A. Memperbaiki perlekatan sungkup lalu memperbaiki posisi
menghidu bayi, lalu melanjutkan VTP dengan tekanan 25/5
cmH2O.
B. Melakukan intubasi bayi dengan ETT nomor 3 kedalaman 7,5
cm dari bibir lalu kembali melanjutkan VTP dengan tekanan
25/5 cmH2O
C. Memberikan continuous positive airway pressure (CPAP)
menggunakan t-piece resuscitator dengan tekanan 7 cmH2O
D. Memasang sungkup laring ukuran 0,5 lalu melanjutkan pemberian
VTP

16. Kapan anda memutuskan menghentikan resusitasi:


A. Semua tahap resusitasi telah dilakukan lengkap selama 10
menit, laju denyut jantung janin tetap 0 kali / menit.
B. Bayi anensefali yang mengalami apneu
C. Permintaan orangtua agar tidak dilakukan resusitasi karena
alasan yang dapat diterima secara hukum
D. Semua benar

46
17. Perhatikan gambar di bawah. Menurut anda fase resusitasi apa yang sedang
berlangsung ?

A. Langkah awal memposisikan bayi dalam posisi menghidu


B. Langkah awal mengeringkan bayi sambil melakukan stimulasi
dan menjaga kehangatan
C. Langkah awal menghitung laju denyut jantung janin
D. Langkah awal membersihkan jalan napas bayi

18. Perhatikan gambar di atas. Apa yang sedang dilakukan oleh tim resusitasi ?

A. Briefing, pembagian tugas antar anggota tim resusitasi dan


membahas prediksi apa yang mungkin terjadi
B. Menggali informasi terkait kondisi ibu dan bayi demi
persiapan menghadapi resusitasi
C. Evaluasi Pasca resusitasi diantara anggota tim resusitasi
sebelum pembubaran tim resusitasi (debriefing)
D. Bukan salah satu dari di atas.

47

Anda mungkin juga menyukai