BUKU KURIKULUM
Program Studi Ilmu Kesehatan Anak
PS PDS ILMU KESEHATAN ANAK KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
2021 JURUSAN SPESIALIS
Bab I
Spesifikasi dan Program Studi
UNIVERSITAS
Nama : Universitas Brawijaya
Visi : Menjadi Perguruan Tinggi Pelopor dan Pembaharu dengan Reputasi
Internasional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Terutama yang Menunjang Industri
Berbasis Budaya untuk Kesejahteraan Masyarakat
Misi : 1.Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional yang
menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta memiliki moral dan budi pekerti yang luhur,
mandiri, serta profesional, dan berjiwa entrepreneur;
2. Menyelenggarakan peran perguruan tinggi sebagai agen
pembaruan, pelopor dan penyebar ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan humaniora serta sebagai agen pembangunan ekonomi bangsa
dengan berdasar pada nilai kearifan lokal dan luhur; dan
3.Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi yang unggul,
berkeadilan, dan berkelanjutan
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di
bidang kedokteran dan kesehatan terintegrasi berstandar internasional yang
menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta memiliki moral dan budi pekerti yang luhur, mandiri, profesional, dan inovatif;
2. Menyelenggarakan institusi sebagai agen pengembang dan penyebar ilmu dan
teknologi kedokteran dan kesehatan dengan berdasar nilai kearifan lokal yang luhur
untuk perbaikan kualitas hidup.
3. Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
JURUSAN PENYELENGGARA
Nama : Pendidikan Dokter Spesialis dan subspesialis
Visi :
Menjadikan pusat studi dokter spesialis yang memiliki pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat yang terkemuka pada tingkat nasional dan
internasional dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
bertanggungjawab
Misi :
1. Mengembangkan pendidikan spesialis dengan memberikan materi pendidikan dan
fasilitas yang terkini serta pengembangan keilmuan sesuai program studi masing-
masing.
2. Mengembangkan penelitian dan minat penelitian dalam lingkup kedokteran dan
menghasilkan produk-produk penelitian yangbermanfaat dalam lingkup nasional dan
internasional.
3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan sesuai
dengan profesinya yang memiliki bidang yang memiliki bidang unggulan yang
menjadikan pusat rujukan wilayah atau nasional.
PROGRAM STUDI
Visi Keilmuan :
Menjadi institusi pendidikan ilmu kesehatan anak, yang berfungsi sebagai pelopor dan
pembaharu bereputasi internasional dan berbasis nasionalisme, dengan keunggulan pada
bidang emergensi, penyakit kronis dan infeksi, untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak, melalui inovasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian berbasis klinis, biomolekuler,
dan komunitas.
Visi :
Menjadi institusi pendidikan ilmu kesehatan anak, yang berfungsi sebagai pelopor dan
bereputasi internasional dan berbasis nasionalisme, terutama pada bidang emergensi,
penyakit kongenital, penyakit kronis, dan infeksi, untuk meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak.
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan klinis, penelitian klinis dan biomolekular, serta
pengabdian masyarakat berstandar internasional di bidang kesehatan anak, untuk
meningkatkan kualitas tumbuh-kembang anak Indonesia; serta menghasilkan lulusan
dokter spesialis anak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki moral dan budi pekerti luhur, mandiri, profesional, inovatif, berjiwa nasionalis,
dengan kompetensi yang diakui secara nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan institusi yang berfungsi sebagai agen pengembang dan penyebar
ilmu dan teknologi kedokteran di bidang emergensi, penyakit kronis dan infeksi anak
untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak dengan berdasar nilai kearifan
lokal yang luhur.
3. Menyelenggarakan tata kelola program studi ilmu kesehatan anak yang unggul,
berkeadilan, dan berkelanjutan berbasis teknologi informasi untuk penyediaan dan
pemutakhiran data.
Tujuan :
1. Menghasilkan lulusan dokter spesialis anak yang religius, berbudi pekerti luhur,
berkemampuan akademik, mandiri, profesional, beretos kerja, disiplin, berwawasan
teknologi mutakhir, berjiwa pelopor dan pembaharu, sehingga mampu bersaing dan
unggul di tingkat nasional dan internasional;
Jenjang
Pendidikan spesialis anak di FKUB memiliki 3 jenjang yaitu yunior, madya, dan senior. Tiap
jenjang yunior dan madya masing-masing terdiri dari 13 divisi / stase, antara lain ERIA;
neonatologi; penyakit tropik dan infeksi; pediatrik sosial dan tumbuh kembang; nutrisi dan
penyakit metabolik; neurologi; nefrologi; endokrinologi; hemato-onkologi; alergi-imunologi,
Akreditasi
Fakultas Kedokteran Brawijaya merupakan PTN yang terakreditasi A dengan nomor
0055/LAM-PTKes/Akr/Sar/II/2019 dan Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FKUB
terakreditasi A dengan nomor 0621/LAM-PTKes/Akr/Spe/X/2017.
Bahasa Pengantar
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan nasional.
Hal tersebut telah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 Pasal 29, tepatnya pada ayat 1. Bunyi
ayat 1 dari pasal tersebut, yaitu “Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional. Program studi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Selain
bahasa indonesia, Bahasa inggris merupakan bahasa kedua yang digunakan pada proses
pembelajaran di program studi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. Bahasa yang luas dan penting digunakan di dunia adalah bahasa Inggris. Bahasa
Inggris digunakan dalam segala hal, mulai dari konferensi akademik internasional hingga
laporan berita serta dalam bidang penelitian. Pada program studi IKA FKUB, bahasa inggris
digunakan pada saat laporan pagi ( morning report ), saat sidang ilmiah seperti case report (
laporan kasus ), baik secara aktif maupun pasif, dan evaluasi lokal.
Skema Pembelajaran :
Kolom berisi rotasi junior hingga senior, hingga maju proposal (hanya untuk reguler)
(Yunior bisa kemungkinan geser 2 atau 3 bulan) Bisa menggunakan kolom yang lama
Persyaratan Masuk
Calon peserta didik yang mendaftar dan diterima melalui jalur reguler harus memenuhi
persyaratan umum berikut:
a. Peserta membuat Surat Pemohonan ke Dekan untuk mengikuti Program Pendidikan
Dokter Spesialis.
b. Peserta harus mempunyai nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.75 untuk
Fakultas Kedokteran dengan akreditasi A dan minimal 3.00 untuk Fakultas
Kedokteran dengan akreditasi B.
c. Akreditasi Fakultas Kedokteran sebagai mana disebutkan pada point (b)
berdasarkan Akreditasi Badan Akreritasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) atau
b. Landasan Sosiologis
1. Era globalisasi ditandai dengan ciri kekhasan (special character) dan tanpa
batas (borderless) dalam pendidikan. Saat ini, pendidikan telah mengalami
perubahan sedemikian rupa yang tiap-tiap perguruan tinggi diharuskan memiliki
ciri khas dalam pendidikannya, terutama dalam kurikulumya. Kurikulum yang
c. Landasan Psikologis
e. Landasan historis
Landasan historis pengembangan kurikulum mengacu pada berbagai pengalaman
sejarah yang berpengaruh terhadap kurikulum yang dikembangkan. Pengkajian
tentang landasan historis akan memberikan pemahaman yang lebih jelas dan utuh
tentang kurikulum, baik pada dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Dengan landasan historis tersebut pengembang kurikulum akan dapat
menghindari kesalahan yang pernah terjadi pada masa lampau dan dapat
memberi pemahaman tentang hal-hal futuristik yang harus diakomodasi dalam
pengembangan kurikulum.
D. Pelacakan Lulusan ( Ada narasi bagaiaman prodi mengelola, ada alur yang bisa
di propose oleh prodi dalam mengawal kelengkapan kontinuitas data dari tracer.
Pelacakan lulusan (Tracer Study) adalah suatu kegiatan oleh institusi pendidikan
untuk memperoleh informasi terkait dengan keberadan lulusannya. Tracer Study juga
dapat diartikan sebagai suatu analisa atau penelitian mengenai berbagai informasi
penting terkait lulusan institusi pendidikan yang dapat digunakan untuk mengetahui
kualitas kemampuan lulusan, mengetahui relevansi pendidikan tinggi terhadap
kebutuhan dunia kerja, dan dapat digunakan sebagai evaluasi proses pendidikan
secara umum di institusi pendidikan tersebut.
Saat ini prodi IKA FKUB dalam pelacakan lulusan (tracer study) melalui universitas
Brawijaya mengetahui lulusan berdasarkan laporan dari website UB yang dapat
diunduh langsung. Kedepannya diharapkan prodi IKA FKUB mempunyai sistem
tersendiri dalam pelacakan lulusannya serta survey kepuasan serta survey kepuasan
(Item mengacu kriteria akreditasi) serta HASIL tracer secara umum.
E. Analisis Swot
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT merupakan suatu
teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu institusi pendidikan.
Program studi Ilmu Kesehatan Anak FKUB merupakan pusat pendidikan dokter
spesialis anak untuk mendidik dokter spesialis anak yang mempunyai kompetensi
tinggi, profesional dan beretika sesuai standar kompetensi dokter spesialis anak yang
dibuat oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak
2. Pendidik/Peneliti: Dokter spesialis anak yang berpikir kritis dan kreatif dan memiliki
kemampuan literasi di bidang sains, finansial, sosial dan budaya, serta teknologi
informasi dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang kompleks dan dapat bersaing
di era global dan mampu terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Agen Perubahan dan Pembangunan Sosial: Dokter spesialis anak yang mampu
sebagai agen perubah dan penggerak masyarakat berdasarkan etika kedokteran dengan
berperan sebagai profesional, komunikator, kolaborator, advokator, manajer, pemimpin,
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna berpusat pada individu, keluarga,
komunitas dan masyarakat.
A. Struktur Kurikulum
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Kegiatan ilmiah, penelitian dan ketrampilan keprofesian yang diberikan
dalam bentuk
- Materi penerapan akademik (MPA)
- Materi penerapan keprofesian (MPK)
a. Presentasi Jurnal.
Peserta wajib melakukan kajian terhadap hasil penelitian mutakhir dan menerapkan
dalam keprofesian sebanyak 13 kali sebagai presentan (pada tahap yunior). Presentasi
yang dilaksanakan di ruang sidang sebanyak 2 kali dan11 kali di divisi
2 1.
3 1.
4
1.
5 1.
...................................................................................................................................
E. Strategi Pembelajaran
Tahap Yunior
Pada semester 1 dan 2 peserta PPDS I mulai masuk dalam rotasi pendidikan
ketrampilan keprofesian sebagai PPDS Yunior di bangsal/divisi selama 12 bulan.
Masing-masing divisi akan dijalani selama 1 bulan, kecuali Divisi Alergi-Imunologi dan
Endokrinologi, yang dijalani selama 2 minggu (tabel 3). Setiap peserta PPDS akan
mendapatkan kesempatan belajar dan bekerja di IRNA (Instalasi Rawat Inap) Anak
dan poli khusus (Instalasi Rawat Jalan/ Poli Spesialis) serta mengikuti kegiatan Divisi.
Pada periode ini substansi akademik yang dikerjakan berupa : (1)Materi Keahlian
Khusus (MKK) yang akan diberikan oleh masing-masing Divisi dalam bentuk
pengayaan, (2) Materi Penerapan Akademik (MPA), berupa Pengajuan Judul Tesis
yang mulai didiskusikan dengan pembimbing yang ditunjuk, dan(3)Materi Penerapan
Keprofesian (MPK) berupa Laporan Jaga dan Presentasi Jurnal.
Tujuan kegiatan pendidikan pada tahap yunior adalah agar para peserta PPDS yunior
mengetahui dan mampu merencanakan kegiatan pengelolaan penderita di bangsal
baik secara administratif maupun secara medis, terkait rencana diagnosis dan terapi.
Tujuan lain adalah untuk memperdalam penguasaan materi-materi substansial dasar
(materi keahlian khusus) dari masing-masing divisi. Diharapkan dengan tercapainya
dua tujuan utama tersebut para peserta PPDS Yunior sudah dapat mengelola
penderita secara mandiri di tahapan selanjutnya, yaitu pada tahap Madya.
Tahap Madya
Pada semester III, IV, V dan VI peserta PPDS I memasuki tahap madya. Tahap madya
akan dijalani selama 24 bulan. Pada tahap Madya peserta PPDS akan mendapatkan
kesempatan mendalami ketrampilan keprofesian di masing-masing divisi, oleh
karenanya tahap ini disebut juga tahap magang. Peserta PPDS Madya diberi
tanggung jawab untuk mengelola penderita di divisinya masing-masing (baik di
bangsal rawat inap atau di poli spesialis rawat jalan) di bawah pengawasan supervisor.
Masing-masing stase divisi pada umumnya akan dijalani selama 2 bulan, kecuali Divisi
Alergi-Imunologi, Perinatologi, PGD (HCU) dan Endokrinologi, yang dijalani selama 1
bulan.
Substansi Akademik pada tahap madya ini meliputi: pengajuan Proposal Penelitian
pada semester 4-5 dan pelaksanaan penelitian setelah mengajukan Proposal dan
Buku Panduan PPDS-1 IKA FKUB/RSSA 34
etical clearence dari pada semester 5. Pada semester 6 diharapkan peserta PPDS
sudah mengajukan Tesis. MPK pada tahap ini berupa laporan jaga, presentasi TK-2
dan case report-1 pada semester 4, laporan jaga, dan presentasi case report-2 pada
semester 5, laporan jaga, presentasi kasus sulit, kasus kematian, kasus longitudinal
dan presentasi luar pada semester 6 dan 7.
Tujuan kegiatan pendidikan pada tahap madya adalah agar para peserta PPDS
madya mampu melaksanakan kegiatan pengelolaan penderita di bangsal baik secara
administratif maupun secara medis, terkait upaya diagnosis dan terapi. Dalam hal ini
peserta PPDS Madya diarahkan/dibentuk agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pengelolaan penderita secara paripurna di bidangnya terkait kompetensi yang dituntut
dari masing-masing divisi. Tujuan lain pada tahap madya ini adalah untuk
memperkuat pendalaman dan penguasaan materi atau kasus yang subspesialistik
melalui pengajuan-pengajuan kasus sulit, kasus kematian, kasus longitudinal, dll
F. Tahap Senior
Peserta PPDS I yang lulus tahap madya akan memperdalam kemampuan akademik
serta keterampilan profesi sebagai peserta PPDS Senior dengan masa kerja 6 bulan.
Peserta PPDS Senior memperdalam ketrampilan profesi di poliklinik umum 1 bulan,
PGD (PICU) 1 bulan, Perinatologi (NICU) 1 bulan, IGD 1 bulan dan bekerja mandiri di
RS Jejaring/Mitra selama 1 bulan serta stase pre-evaluasi nasional selama 1 bulan.
Tujuan kegiatan pendidikan pada tahap senior adalah agar para peserta PPDS Senior
mampu bertindak sebagai manager atau pengarah dalam : (1) pengelolaan penderita
dengan penyakit kritis dan kompleks (di PICU, NICU dan IGD), (2) pengelolaan sistem
pelayanan kesehatan yang terstruktur (di rumah sakit jejaring), secara paripurna dan
mandiri.
Pada akhir tahap senior peserta PPDS I yang lulus dalam Tesis dan lulus pada
Evaluasi Lokal dan Nasional dinyatakan selesai masa pendidikannya dan berhak
menyandang gelar Spesialis Anak (Sp.A)
Tugas dan tata cara peserta PPDS I Senior di RS Jejaring pada dasarnya sama
dengan tugas dan tata cara peserta PPDS I di Insitusi Pendidikan Dokter Spesialis
Anak. Peserta PPDS I senior bekerja secara mandiri dan langsung bertanggung jawab
dan bekerja sama dengan Kepala Staf Medik Fungsional (SMF) RS Jejaring dan staf
pengajar setempat. Pelatihan keprofesian secara komprehensif di RS Jejaring
merupakan kesempatan terakhir bagi peserta PPDS I untuk berperan sebagai dokter
spesialis anak muda sebelum mengikuti Evaluasi Nasional.
Pelatihan Keprofesian PPDS Senior di Instalasi Rawat Jalan dan di RS Mitra
bertujuan untuk melatih sekaligus memberi kesempatan kepada PPDS Senior untuk
menerapkan segala kemampuannya dan berperilaku sebagai layaknya seorang dokter
spesialis anak dimana dalam hal ini dituntut suatu kerja mandiri. Di samping sebagai
penanggung jawab harian tatalaksana penderita, peserta didik mandiri beserta staf
pembimbing mendiskusikan dan menjawab konsultasi mengenai pokok bahasan
subdisiplin sesuai kasus yang ditemui baik antar Laboratorium maupun dari Instansi
lain. Peserta didik mandiri dapat juga berperan sebagai penghubung antara RS Mitra
dengan RS Pendidikan Utama mengenai berbagai hal seperti: diskusi tentang
Prosedur tetap, SOP, kebijakan, dan sebagainya dari kedua RS tsb.
RPS atau istilah lain menurut SN-Dikti Pasal 12, paling sedikit memuat:
a) nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks,
nama dosen pengampu;
b) capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
c) kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk
memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
d) bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e) metode pembelajaran;
f) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap
pembelajaran;
g) pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;
h) kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i) daftar referensi yang digunakan.
Sub-CPMK yang telah dirumuskan, selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan indikator, kriteria, dan membuat instrumen penilaian, memilih bentuk
dan metode pembelajaran, serta mengembangkan materi pembelajaran. Item-item
tersebut selanjutnya disusun dalam sebuah rencana pembelajaran semester (RPS)
untuk mata kuliah terkait.
Prinsip penilaian sesuai dengan SN-Dikti secara garis besar dapat dilihat pada Tabel
berikut.
A. Dosen
Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen
wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan.
Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan
magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. Selain itu, dapat
juga menggunakan dosen bersertifikat yang relevan dengan program dan
berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI. Dosen program
magister wajib berkualifikasi akademik lulusan doctor yang relevan dengan program
studi, dapat juga menggunakan dosen bersertifikat yang relevan dengan program dan
berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 9 (Sembilan) KKNI.
Staf Pengajar / Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan
Anak
1. Dr. Krisni Subandiyah, dr., Sp.A(K)
2. Dr. Renny Suwarniaty, dr., Sp.A(K)
3. Anik Puryatni, dr., Sp.A(K)
4. Dr. Haryudi Aji Cahyono, dr., Sp.A(K)
5. Susanto Nugroho, dr., Sp.A(K)
6. Eko Sulistijono, dr., Sp.A(K)
7. Dr. Wisnu Barlianto, dr., Sp.A(K)
8. Dr. Satrio Wibowo, dr., Sp.A(K), M.Si,Med
9. Dr. Irene Ratridewi, dr., Sp.A,(K) M.Kes
10. Ariani, dr., Sp.A(K), M.Kes
11. Dr. Ery Olivianto, dr., Sp.A(K)
12. Dyahris Koentartiwi, dr., Sp.A(K)
13. Saptadi Yuliarto, dr., Sp.A(K), M.Kes
14. Brigitta Ida R.V.C., dr., Sp.A(K), M.Kes
15. Prasetya Ismail, dr., Sp.A, M.Biomed
16. Kurniawan Taufik Kadafi, dr.,Sp.A(K), M.Biomed
17. M. Fachrul Udin, dr., Sp.A, M.Kes
B. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain,
pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik informasi.
Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan
program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi
tugas pokok dan fungsinya, dikecualikan bagi tenaga akademik yaitu dengan tingkat
pendidikan paling rendah SMA atau sederajat. Untuk tenaga kependidikan yang
memerlukan keahlian khusus wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tugas
dan keahliannya. Tenaga kependidikan wajib meningkatkan kompetensinya dengan
mengikuti pelatihan dan atau meningkatkan jenjang pendidikan .