Anda di halaman 1dari 83

BUKU PEGANGAN PELATIH

USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


UNTUK DOKTER UMUM DI LAYANAN PRIMER

POKJA USG

KELOMPOK KERJA ULTRASONOGRAFI


PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA
2020
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

KONTRIBUTOR: POKJA USG POGI 2018-2021



Dr. dr. Agus Sulistyono, SpOG(K)
Dr. dr. Muhammad Adrianes Bachnas, SpOG(K)
dr. Andi Darma Putra, SpOG(K)
dr. Fernandi Moegni, SpOG(K)
Dr. dr. Ashon Sa’adi, SpOG(K)



EDITOR
dr. Herman Kristanto, MS, SpOG(K)
Dr. dr. Agus Sulistyono, SpOG(K)
Dr. dr. Muhammad Adrianes Bachnas, SpOG(K)













HANYA UNTUK DIPERGUNAKAN PADA PELATIHAN RESMI YANG DISELENGGARAKAN
OLEH POGI ATAU BEKERJASAMA DENGAN POGI, MELALUI POKJA USG POGI

2
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Bismillahir-rahmaannir-rahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua
Percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi membutuhkan suatu upaya yang
serius dan tidak biasa-biasa saja. Revisi pola antenatal care di Indonesia sekaligus penguatan
kemampuan pemeriksaan antenatal oleh dokter di fasilitas kesehatan tingkat primer sangat
diperlukan. Dokter umum diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penapisan awal
kehamilan patologis untuk kemudian melakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter
spesialis di rumah sakit rujukan. Oleh karenanya, salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan pada peningkatan kemampuan antenatal itu adalah dengan kemampuan
sonografi. Meski hal ini cukup sulit, mengingat kemampuan sonografi adalah bukan
kemampuan klinis yang dapat dicapai dalam satu dua hari, melainkan melalui suatu proses
pendidikan dengan learning curve yang cukup lama.
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, bahwa POGI melalui Pokja USG POGI telah dapat
merumuskan suatu model pelatihan yang tersimplifikasi dan terintegrasi dengan pelatihan
penguatan antenatal care bagi dokter di FKTP di 120 kabupaten/kota. Model ini berbeda
dengan model kompetensi SpOG. Model ini mengacu pada kemampuan untuk mengenali
sesuatu yang tidak normal dan bukan diperuntukkan dalam konteks penegakan diagnosis.
Model ini telah digunakan secara internasional dan memberikan hasil yang memuaskan
dalam pencapaian kompetensi sesuai yang diharapkan tanpa membutuhkan supervisi yang
terlalu lama dan terlalu intens.
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) melalui Pokja USG, berusaha
membantu Kementrian Kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan pemeriksaan
antenatal menggunakan alat bantu USG pada level layanan primer melalui suatu konsep
kompetensi ultrasonografi obstetri dasar terbatas dengan supervisi SpOG di RS rujukan
Kabupaten/ Kota yang terpilih serta POGI cabang , dengan harapan pelayanan bidang Obstetri
Dasar Terbatas akan terus meningkat demi kepentingan dan keselamatan pasien dan
masyarakat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ketua PP POGI
dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG (K)

3
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

PANDUAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN


USG OSBTETRI DASAR TERBATAS

Latar Belakang Pelatihan
Seiring dengan meningkatnya target angka kesehatan yang ingin dicapai oleh
pemerintah, Dokter umum yang memberikan pelayanan dituntut untuk dapat menghadapi
banyak tantangan kesehatan dengan tetap memberikan pelayanan yang maksimal serta
komperhensif pada setiap pasien dalam praktek sehari hari sesuai dengan standar kompetensi
dokter Indonesia.
Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang memiliki angka kesehatan yang masih
rendah, terbukti dengan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi yang dijadikan indikator
mutu kualitas pelayanan kesehatan. Menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 302 per 100.000 kelahiran hidup
dengan angka kematian perinatal adalah 22 per 1000 kelahiran hidup, jika dibandingkan
dengan negara – negara lain maka angka kematian di Indonesia adalah 15 kali angka kematian
ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi daripada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dibandingkan
Filipina, hal ini dimungkinkan akibat beban demografi, heterogenitas lingkungan, perbedaan
sarana prasarana, serta sebaran dan variasi kompetensi tenaga medis.
Pelayanan kesehatan primer yang baik diperkirakan dapat menurunkan Angka Kematian
Ibu sampai 80 % disertai dengan sistem rujukan yang efektif. Menurut UNICEF, pelayanan
maternal dan neonatal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, namun kemampuan tenaga
kesehatan (termasuk dokter umum) merupakan salah satu faktor utamanya. Dalam rangka
penguatan kompetensi Dokter Umum di Faskes Primer maka POGI menyelenggarakan
"PELATIHAN USG OSBTETRI DASAR TERBATAS" dengan harapan meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap pasien obstetri di faskes primer sehingga percepatan penurunan angka
kematian ibu dan bayi dapat di capai. Pelatihan ini bersifat tersandar oleh Kolegium Obstetri
dan Ginekologi dengan ukuran capaian kompetensi yang jelas serta tersertifikasi, setelah
seluruh prasyarat pelatihan terpenuhi.
Pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas yang akan diselenggarakan merupakan kerjasama
antara Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan
Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI). Pelatihan ini dapat juga dilakukan bersamaan
dengan pelatihan lain yang bersamaan sebagai suatu keseluruhan paket pelatihan penguatan
kemampuan dokter umum terkait pemeriksaan antenatal pada level layanan primer yang
dilakukan secara resmi di bawah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Batas kewenangan dan kompetensi adalah sebagai penapis awal kelainan/ patologi
kehamilan untuk kemudian melakukan rujukan dan bukan sebagai kompetensi penegakan
diagnosis. Kompetensi ini telah disesuaikan dengan pemahaman keilmuan dokter umum
terhadap ilmu obstetri serta ilmu ultrasonografi, kemampuan faskes dalam penyediaan alat,
kemampulaksanaan pelatihan, dan aturan perundangan terkait yang berlaku.

4
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS



Filosofi Pelatihan

Pelatihan ini diselenggarakan berdasarkan:

1. Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning), yakni proses pelatihan diselenggarakan
dengan memperhatikan hak peserta selama pelatihan, antara lain :
a. Di hargai keberadaannya selama menjadi peserta pelatihan.
b. Di dengarkan dan dihargai pengalamannya terkait dengan materi pelatihan.
c. Di pertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
d. Mendapatkan 1 paket bahan belajar.
e. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metode,
melakukan umpan balik, dan menguasai materi pelatihan.
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator) dan dievaluasi
tingkat pemahaman dan kemampuannya terkait dengan materi pelatihan.

2. Berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan peserta, di mana peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar tentang USG obstetri dasar terbatas berbasis
kompetensi.
b. Memperoleh tenaga pelatih profesional yang dapat memfasilitasi pembelajaran dan
telah memiliki kompetensi sebagai trainer yang bersertifikasi.
c. Belajar dengan saling berbagi pengetahuan maupun pengalaman antar peserta
maupun fasilitator.
d. Memperoleh pembelajaran mengenai bagaimana etika melakukan pemeriksaan usg,
mengenali sistem dan prinsip kerja alat ultrasonografi secara umum termasuk
biosafety alat terhadap pasien, dan mampu mengaplikasikan penggunaannya pada
praktek sehari hari dalam konteks pemeriksaan obstetri dasar terbatas.
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
f. Melakukan evaluasi dan dievaluasi.

3. Berbasis kompetensi (Competency Based), yakni selama proses pelatihan peserta


diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan langkah demi langkah
menuju pencapaian kompetensi yang diharapkan di akhir pelatihan hingga aplikasi pada
pelayanan medis melalui verifikasi pasca pelatihan dengan log book.

4. Belajar sambil berbuat (Learning By Doing), yang memungkinkan setiap peserta untuk :
a. Mendapat kesempatan yang sama untuk belajar sambil melakukan praktik secara
langsung dari setiap materi pelatihan.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan.

5
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

c. Supervisi dilakukan secara terus menerus selama 3 bulan oleh SpOG di RS Rujukan
yang telah ditunjuk sebagai instruktur, seiring dengan melakukan proses layanan dan
kolaborasi rujukan.

5. Pelatihan ini sebagai penguatan kompetensi dokter umum dalam melakukan
pemeriksaan antenatal di layanan primer untuk menemukan kehamilan dengan kondisi
patologis (bukan untuk menegakkan diagnosis) khusus pada trimester 1 dan trimester 3,
sesuai aspek yang tercantum pada Buku KIA Revisi 2020, sehingga kemudian dapat
melakukan rujukan terencana dan paripurna kepada Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi (SpOG) di RS Rujukan. Dokter SpOG tersebut kemudian akan melakukan
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan melakukan tata laksana yang sesuai dan
kemudian terjadi kolaborasi dengan dokter umum yang melakukan rujukan sesuai yang
tercantum pada Buku KIA Revisi 2020 untuk pengelolan kehamilan yang terbaik bagi
pasien tersebut hingga didapatkan luaran ibu dan bayi yang paling optimal dan
mengurangi morbidiitas serta mortalitasnya.


Target Pelatihan Untuk Dokter Umum di Layanan Primer

a. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Dokter Umum di sarana
layanan primer yang mampu melakukan pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas dan
mampu menapiskan awal kasus kehamilan dengan abnormalitas serta melakukan rujukan
kepada Dokter Spesialis di RS rujukan. Diagnosis dan tata laksana selanjutnya pada kasus
abnormalitas tersebut adalah pada level faskes sekunder/ PPK 2 (diatasnya) termasuk
pemeriksaan ultrasonografi yang memiliki level di atasnya.

b. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya tersebut, maka peserta berfungsi sebagai pemberi
pelayanan antenatal kepada masyarakat dalam hal ini ibu hamil di layanan primer.

c. Kompetensi
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya tersebut, maka peserta memiliki kompetensi
dalam :
1. Mampu memahami etika dalam pemeriksaan ultrasonografi (medikolegal, informed
consent, dokumentasi, dan komunikasi hasil pemeriksaan).
2. Mampu memahami fisika dasar (prinsip kerja alat dan knobology), terbatas.
3. Mampu memahami biosafety ultrasonografi obstetri dasar terbatas.
4. Mampu memahami persiapan alat, ruangan, pasien, dan bahan terkait.
5. Mampu melakukan pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi abnormal dan kemudian melakukan rujukan,
bukan untuk menegakkan diagnosis.

6
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

a. Hamil/ tidak
b. Intra/ ekstrauterin
c. Hidup/ Meninggal
d. Menghitung denyut jantung janin
e. Jumlah janin
f. Presentasi janin
g. Biometri janin (TM1: GS, CRL, TM3: BPD, HC, AC, FL)
h. Taksiran berat janin
i. Umur kehamilan berdasar USG
j. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/ HPL
k. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta
l. Jumlah cairan amnion
6. Mampu membuat resume hasil pemeriksaan, melakukan komunikasi kepada pasien
dan keluarga terkait hasil pemeriksaan, dan mampu mendokumentasikan dengan baik
hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020.
7. Mampu memahami sistem rujukan kasus abnormalitas kepada faskes sekunder atau
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS rujukan.























7
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan tersebut, maka disusun materi
pelatihan dengan struktur program yang terdiri dari materi dasar, materi inti dan materi
penunjang dengan jumlah keseluruhan jam pelajaran (JP) sebanyak 96 JP seperti yang tertera
pada struktur program dibawah ini sebagai berikut :

WAKTU
NO MATERI
T P PL JLH
A. MATERI DASAR:

1. Kebijakan dasar dan strategi POGI untuk

penguatan kompetensi dokter umum 0.5 2 6 8.5
menggunakan USG obstetri dasar
terbatas dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan bayi.
2. Sistem rujukan dan leveling pada 0.5 2 6 8.5

ultrasonografi obstetri serta norma dan

perundangan yang berlaku.

3. Paham etika dalam pemeriksaan 0.5 2 6 8.5
ultrasonografi OBGIN (medikolegal,
informed consent, dokumentasi, dan 0.5 2 6 8.5
komunikasi hasil pemeriksaan).
4. Paham fisika dasar (prinsip kerja alat dan 0.5 2 6 8.5
knobology)
5. Paham biosafety ultrasonografi. 0.5 2 6 8.5
6. Paham persiapan alat, ruangan, pasien,
dan bahan terkait.
SUBTOTAL “A” : 3 12 36 51
B. MATERI KOMPETENSI KLINIS :
1) Melakukan pemeriksaan USG obstetri 4 8 32 56
dasar terbatas.
2) Hamil/ tidak
3) Intra/ ekstrauterin
4) Hidup/ Meninggal
5) Menghitung denyut jantung janin
6) Jumlah janin
7) Presentasi janin
8) Biometri janin (TM1: GS, CRL, TM3:
BPD, HC, AC, FL)
9) Taksiran berat janin
10) Umur kehamilan berdasar USG
11) Taksiran tanggal persalinan berdasar
USG/ HPL
12) Lokasi plasenta serta ada tidaknya
solusio plasenta

8
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

13) Jumlah cairan amnion

SUBTOTAL “B” : 4 8 32 44
C. MATERI PENUNJANG:
Membangun komitmen belajar (Building 1 0 0 1
Learning Commitment/BLC)

SUBTOTAL “C” : 1 0 0 1
JUMLAH TOTAL (A + B + C) : 8 20 68 96

Keterangan:
T: Teori, P: Praktik, PL: Praktik Lapangan

9
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Alur proses pembelajaran dalam pelatihan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre Test

Pembukaan


Building Learning Commitment (BLC)

Pengetahuan dan Keterampilan
1. Etika dan Medikolegal.

E Wawasan
2. Fisika Dasar USG.
Kebijakan dasar dan

V strategi POGI untuk
3. Biosafety USG.
A
4. Persiapan pemeriksaan USG
penguatan kompetensi
5. Pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas
L
dokter umum dalam USG
(metode 6 langkah)
U
obstetri dasar terbatas
6. Dokumentasi, Pelaporan dan Komunikasi Hasil
A
Sistem rujukan dan USG
S leveling pada USG Obstetri 7. Integrasi ANC berkualitas dan BUKU KIA 2020
serta peraturan
I perundangan yang berlaku
Metode
Metode Materi kuliah, tanya jawab, studi kasus, video dan

Materi kuliah, studi kasus gambar, live-demo.

dan tanya Jawab



Hands on


Post Test


Evaluasi dan Penutupan

Sertifikat Kehadiran

Log Book
Praktek berbasis Buku Verifikasi Sertifikat
KIA Kompetensi

Dari alur proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut :

A. Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta tentang USG
Obstetri Dasar Terbatas.

B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan ini akan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
1. Laporan ketua panitia pelatihan.

10
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

2. Sambutan Ketua IDI cabang/ perwakilan


3. Sambutan Ketua POGI cabang/ perwakilan
4. Pembacaan doa.

C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)


Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan
dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para instruktur pelatihan, dan juga perkenalan antar
sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh
peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama
pelatihan.

D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi dasar tentang Kebijakan dasar
dan strategi Kemenkes RI dalam meningkatkan kemampuan dokter umum sebagai dasar
dari pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Memberikan pengetahuan mengenai strategi POGI dalam program percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, dalam hal ini khususnya dikaitkan dengan
peningkatan kualitas antenatal care untuk mendeteksi awal abnormalitas pada kehamilan
menggunakan pemeriksaan penunjang sonografi.

E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif
dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu dengan

Materi kuliah, studi kasus, demo gambar dan video, live demo dan Hands-on terkait:
1. Etika dalam pemeriksaan ultrasonografi (medikolegal, informed consent,
dokumentasi, dan komunikasi hasil pemeriksaan).
2. Fisika dasar (prinsip kerja alat dan knobology)
3. Biosafety ultrasonografi.
4. Persiapan alat, ruangan, pasien, dan bahan terkait.
5. Pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas
a. Hamil/ tidak
b. Intra/ ekstrauterin
c. Hidup/ Meninggal
d. Menghitung denyut jantung janin
e. Jumlah janin
f. Presentasi janin
g. Biometri janin (TM1: GS, CRL; TM3: BPD, HC, AC, FL)
h. Taksiran berat janin
i. Umur kehamilan berdasar USG

11
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

j. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/ HPL


k. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta
l. Jumlah cairan amnion
6. Sistem rujukan kasus abnormalitas kepada faskes sekunder atau Dokter Spesialis
Obstetri dan Ginekologi.

Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, instruktur melakukan kegiatan refleksi
untuk menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi
untuk proses pembelajaran berikutnya.

F. Praktik Lapangan
Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Lapangan ini adalah setelah pelatihan peserta mampu
menerapkan pengetahuan dan kompeten melakukan pemeriksaan ultrasonografi dasar
terbatas. Ditunjukkan dengan mengisi log book berbasis 'BUKU KIA REVISI 2020' sejumlah
50 kasus dan diverifikasi oleh instruktur yang telah diberikan kewanangan melalui suatu
konsep kolaborasi rujukan .

G. Post Test
Setelah keseluruhan materi dan simulasi serta praktik lapangan dilaksanakan, maka
dilakukan post test. Post test bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan
keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan tersebut.

H. Evaluasi penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta
tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

I. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh
pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
3. Pembagian sertifikat kehadiran.
4. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
5. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
6. Pembacaan doa.

Pada situasi khusus dapat dilakukan pembelajaran dengan sistem Blended Learning yaitu
mengkombinasikan kuliah secara online/ daring dan pelatihan hands-on berkelompok secara
offline/ luring.

Sertifikat Kompetensi diberikan setelah peserta memenuhi semua prasyarat pelatihan yakni
sertifikat kehadiran (mengikuti seluruh pelatihan secara penuh termasuk pre-test dan post
test) serta menyelesaikan log book berbasis BUKU KIA REVISI 2020 (50 kasus) dalam konsep
kolaborasi rujukan kepada SpOG instruktur di RS rujukan yang telah ditetapkan/ ditunjuk dan
terverifikasi oleh POGI melalui Pokja USG POGI.

12
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

PESERTA, PELATIH, NARASUMBER DAN PENGENDALI PELATIHAN



A. Peserta
1. Kriteria peserta
a. Dokter umum yang telah menyelesaikan Internship, dan diutamakan Dokter tetap
yang telah bekerja lebih dari 2 tahun di layanan primer.
b. Memiliki STR dan SIP.
c. Bukan bidan atau paramedis lain.
2. Jumlah peserta
Jumlah peserta maksimal 40 orang per kelas/ gelombang atau menyesuaikan dengan
kondisi dan situasi.
B. Instruktur
Kriteria pelatih/fasilitator/instruktur
a. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (dr., SpOG) yang memiliki latar belakang
pengetahuan dan pengalaman serta kompetensi sesuai dengan bidangnya.
b. Memiliki kompetensi dan pengalaman menjadi pendidik/ pelatih / fasilitator/
instruktur yang terkognisi oleh POGI dan ditunjuk oleh PP POGI melalui Pokja USG POGI.
C. Pengendali Pelatihan (Master of Training)
Pengendali diklat adalah orang yang mengatur proses kegiatan pelatihan dari awal sampai
akhir pelaksanaan pelatihan.
Persyaratan:
a. Anggota POGI
b. Mengetahui kebijakan dasar dan strategi Kemenkes RI dan POGI dalam meningkatkan
kemampuan dokter layanan primer.
c. Kompeten dalam USG Obstetri dan Ginekologi minimal pada leveling dasar, atau di
atasnya: madya, lanjut.
d. Pernah mengikuti Training of Trainer (TOT).
e. Ditunjuk oleh PP POGI melalui Pokja USG POGI.

PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara :
• POGI melalui Pokja USG POGI dengan diseminasi pada POGI Cabang.
• Kementrian Kesehatan melalui koordinasi dengan POGI. Diseminasi dapat melalui RS
rujukan yang telah ditunjuk atas kesepakatan Kemenkes RI dan PP POGI.

B. Tempat Penyelenggaraan (dapat pada salah satu tempat berikut):
a. Pusdiklat POGI atau yang ditentukan POGI.
b. Pusdiklat POGI cabang atau yang ditentukan POGI cabang.
c. RS Rujukan yang telah ditetapkan Kemenkes bersama POGI.

13
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi:

A. Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta.
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
• Pengetahuan awal melalui pre test
• Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima melalui post test
• Pengamatan dan penilaian selama pelatihan.
• Log book berbasis BUKU KIA Revisi 2020 (50 kasus) setelah selesai pelatihan.

B. Evaluasi terhadap instruktur
Evaluasi terhadap instruktur ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap instruktur maupun
narasumber dalam menyampaikan pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta
dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi :
1. Penguasaan materi,
2. Ketepatan waktu,
3. Sistematika penyajian,
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan,
5. Empati, gaya dan sikap kepada peserta,
6. Pencapaian tujuan pembelajaran,
7. Kemampuan tanya jawab,
8. Kemampuan menyajikan,
9. Kemampuan live demo
10. Kemampuan bimbingan hands on
11. Kerjasama antar instruktur, penyelenggara, dan peserta.

C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi
adalah pelaksanaan administrasi dan sarana pendukung yang meliputi:
1. Tujuan pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap mata sajian bagi pelaksanaan tugas
4. Manfaat pelatihan bagi peserta/ instansi
5. Hubungan peserta dengan pelaksanaan pelatihan
6. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
7. Alat (mesin USG) dan bahan penunjang pelatihan yang sesuai
8. Ruangan serta audio visual yang representatif
Akomodasi dan transportasi yang mendukung

14
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

SERTIFIKAT


• Peserta menyelesaikan pelatihan dengan kehadiran penuh untuk seluruh sesi,
mengerjakan pre-test dan post-test maka akan diberikan sertifikat kehadiran.
• Peserta menyelesaikan log book berbasis BUKU KIA REVISI 2020 (50 kasus) dalam
waktu maksimal 3 bulan terhitung dari tanggal pelaksanaan pelatihan.
o Sertifikat kehadiran
o Bukti print-out USG (50 kasus) dan pengisian BUKU KIA REVISI 2020 pada KOLOM
USG TRIMESTER 1 dan TRIMESTER 3.
o Bukti pelaporan hasil sesuai dengan format (50 kasus).
o Verifikasi oleh POGI.

Maka akan dikeluarkan surat rekomendasi penerbitan sertifikat kompetensi dari Panitia
melalui PDUI kepada Kolegium Dokter Indonesia dan tembusan kepada POGI untuk
kemudian diterbitkannya sertifikat kompetensi oleh Kolegium Dokter Indonesia dan
diserahkan kepada peserta.

























15
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

GAMBARAN UMUM PELATIHAN


ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DASAR TERBATAS
UNTUK DOKTER UMUM DI LAYANAN PRIMER

PENDAHULUAN

Percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi memerlukan upaya serius dan
ekstraordinari. Penguatan kualitas pemeriksaan antenatal pada layanan primer sangat
diperlukan. Dokter umum jangan sampai gamang dalam melakukan pemeriksaan antenatal
untuk secara dini mengenali kondisi patologi selama kehamilan, baik komplikasi onbstetri
maupun komplikasi medis. Dengan mengenali awal problem kehamilan, penanganan di rumah
sakit pasca rujukan akan dapat lebih efektif, sehingga mortalitas dapat terhindarkan. Dokter
umum diharapkan memiliki kompetensi antenatal baik, mulai dari kompetensi anamnesis,
kompetensi pemeriksaan fisik diagnostik, serta kompetensi dalam pemeriksaan penunjang.
Kompetensi dalam pemeriksaan penunjang tersebut salah satunya adalah kompetensi
sonografi obstetri dasar terbatas.

ISI

Kemampuan sonografi sejatinya didapatkan melalui suatu proses pendidikan dengan
learning curve yang tinggi sehingga membutuhkan waktu pendidikan yang cukup lama. Namun
demikian kemampuan tersebut dapat disederhanakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan
yaitu penapisan awal. Metode enam langkah dipandang sesuai untuk digunakan pada konteks
layanan primer. Metoda ini memiliki kurva pembelajaran yang rendah sehingga waktu
pencapaian kompetensi jauh lebih singkat. Pada Metoda ini tidak dibutuhkan kepiawaian
dalam melakukan scanning secara free-hand. Posisi probe cukup tegak lurus pada transversal
atau longitudinal, pada lokasi yang telah ditentukan secara sistematis menjadi 6 langkah.
Keenam langkah ini mewakili pemeriksaan untuk menentukan apakah janin tunggal atau
kembar, intrauterin atau ekstra, hidup atau meninggal, taksiran persalinan, taksiran berat
janin, kecukupan cairan ketuban, lokasi plasenta. Temuan pemeriksaan tersebut diresumekan,
sementara setiap temuan abnormal dilakukan rujukan untuk penegakan diagnosis dan tata
laksana yang sesuai.

Pelatihan ini secara garis besar terbagi menjadi sesi kuliah (pemberian materi) disertai
diskusi dan tanya jawab, live-demo, bimbingan terstruktur, melakukan dengan supervisi, dan
melakukan mandiri dengan pantauan hasil pemeriksaan. Pelatihan ini juga disertai dengan uji
pengetahuan dan uji keterampilan yang disusun menjadi pre-test, post-test, dan OSCE.
Pantauan hasil pemeriksaan dilakukan selama 6 bulan oleh instruktur pelatihan. Pasca
pelatihan ini diharapkan Dokter Umum dapat:
1. Memahami etika dalam pemeriksaan ultrasonografi (medikolegal, informed consent,
dokumentasi, dan komunikasi hasil pemeriksaan).
2. Memahami fisika dasar (prinsip kerja alat dan knobology), terbatas.

16
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

3. Memahami biosafety ultrasonografi obstetri dasar terbatas.


4. Mengaplikasikan persiapan alat, ruangan, pasien, dan bahan terkait.
5. Melakukan pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk skrining awal kondisi abnormal dan kemudian
melakukan rujukan, bukan untuk menegakkan diagnosis.
• Hamil/ tidak
• Intra/ ekstrauterin
• Hidup/ Meninggal
• Menghitung denyut jantung janin
• Jumlah janin
• Presentasi janin
• Biometri janin (TM1: GS, CRL, TM3: BPD, HC, AC, FL)
• Taksiran berat janin
• Umur kehamilan berdasar USG
• Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/ HPL
• Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta
• Jumlah cairan amnion
6. Membuat resume hasil pemeriksaan, melakukan komunikasi kepada pasien dan
keluarga terkait hasil pemeriksaan, dan mampu mendokumentasikan dengan baik
hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020.
7. Memahami sistem rujukan kasus abnormalitas kepada faskes sekunder atau Dokter
Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS rujukan.

Alur proses pembelajaran dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut :

Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta tentang USG
Obstetri Dasar Terbatas.

Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan ini akan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
5. Laporan ketua panitia pelatihan.
6. Sambutan Ketua IDI cabang/ perwakilan
7. Sambutan Ketua POGI cabang/ perwakilan
8. Pembacaan doa.
Atau menyesuaikan situasi pelatihan.

Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatannya antara lain:

17
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

1. Penjelasan oleh instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para instruktur pelatihan, dan juga perkenalan
antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana
seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama
pelatihan.

Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi dasar tentang Kebijakan dasar dan
strategi Kemenkes RI dalam meningkatkan kemampuan dokter umum sebagai dasar dari
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Memberikan pengetahuan mengenai strategi POGI dalam program percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, dalam hal ini khususnya dikaitkan dengan
peningkatan kualitas antenatal care untuk mendeteksi awal abnormalitas pada kehamilan
menggunakan pemeriksaan penunjang sonografi.

Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif
dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu dengan

Materi kuliah disertai diskusi dan tanya jawab:
6. Etika dalam pemeriksaan ultrasonografi (medikolegal, informed consent, dokumentasi, dan
komunikasi hasil pemeriksaan).
7. Fisika dasar (prinsip kerja alat dan knobology)
8. Biosafety ultrasonografi.
9. Persiapan alat, ruangan, pasien, dan bahan terkait.
10. Pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas
m. Hamil/ tidak
n. Intra/ ekstrauterin
o. Hidup/ Meninggal
p. Menghitung denyut jantung janin
q. Jumlah janin
r. Presentasi janin
s. Biometri janin (TM1: GS, CRL; TM3: BPD, HC, AC, FL)
t. Taksiran berat janin
u. Umur kehamilan berdasar USG
v. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/ HPL
w. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta
x. Jumlah cairan amnion

18
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

7. Membuat resume hasil pemeriksaan, melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga
terkait hasil pemeriksaan, dan mampu mendokumentasikan dengan baik hasil pemeriksaan
pada Buku KIA revisi 2020
8. Sistem rujukan kasus abnormalitas kepada faskes sekunder atau Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi.

Praktik Lapangan/ On Job Training
Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Lapangan ini adalah setelah pemberian meteri peserta
diberikan praktik nyata pelaksanaan pemeriksaan ultrasonografi obstetri dasar terbatas.
Dimulai dari memperlihatkan setting ruangan, kemudian persiapan pemeriksaan yang meliputi
persiapan pemeriksa, alat ultrasonografi, printer, rekam medis dan sebagainya. Kemudian
mengenalkan alat beserta knobologi dan metode enam langkah pada teknik pemeriksaan
ultrasonografi obstetri dasar terbata. Instruktur mencontohkan pemeriksaan ultrasonografi
obstetri dasar terbatas secara lengkap hingga menutup pemeriksaan dengan menuliskan
resume hasil pada Buku KIA dan rekam medis serta mengintegrasikannya dengan hasil
pemeriksaan ANC; melalui live-demonstrasi. Setelahnya, peserta pelatihan melakukan hands-
on dengan supervisi untuk 5 kasus trimester 1 dan 5 kasus trimester 3, simultan dengan proses
evaluasi dan koreksi.

Post-test dan OSCE

Pada akhir pelatihan dilakukan post-test dan OSCE, dengan tujuan untuk melihat penguasaan
pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. Sehingga mampu untuk
melakukan secara mandiri di layanan kesehatan primer dengan tetap terpantau hasilnya oleh
instruktur selama 6 bulan melalui sistem buku-log maupun pantauan rujukan yang dinilai
melalui pengisian Buku KIA 2020

Sertifikat Kompetensi diberikan setelah peserta memenuhi semua prasyarat pelatihan yakni
sertifikat kehadiran (mengikuti seluruh pelatihan secara penuh termasuk pre-test dan post
test) serta menyelesaikan log book berbasis BUKU KIA REVISI 2020 (50 kasus) dalam konsep
kolaborasi rujukan kepada SpOG instruktur di RS rujukan yang telah ditetapkan/ ditunjuk dan
terverifikasi oleh POGI melalui Pokja USG POGI.

Pada situasi khusus dapat dilakukan pembelajaran dengan sistem Blended Learning yaitu
mengkombinasikan kuliah secara online/ daring dan pelatihan hands-on berkelompok secara
offline/ luring.



PENUTUP

19
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka kemampuan Dokter Umum pada layanan primer
dalam konteks antenatal care dapat meningkat. Sehingga, akan kondisi patologis pada
kehamilan dapat ditemukan lebih awal sehingga belum terjadi komplikasi berat yang berakibat
kematian maupun penanganan pada level rumah sakit rujukan dapat menjadi lebih efektif.





































20
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

ETIKA PEMERIKSAAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


DAN MEDIKO-LEGAL

Pendahuluan
Saat ini penggunaan peralatan USG di dunia telah meningkat, termasuk di Indonesia karena
harganya relatif lebih murah serta meningkatnya kebutuhan masyarakat. Harga murah dan
kemungkinan dokter memperoleh tambahan penghasilan dari pemeriksaan USG harus disikapi dengan
bijak, jangan sampai dokter tergoda membeli peralatan USG tetapi belum memiliki kompetensi atau
kompetensinya belum memadai. Misalnya pemakaian USG 3D diperbolehkan setelah dokter mencapai
kompetensi minimal tingkat madya. Dokter yang melakukan pemeriksaan USG tanpa kompetensi yang
sesuai, merupakan sikap tidak professional. Kompetensi juga harus disertai perilaku yang etis (beretika
baik) dan profesionalitas yang baik.
Etika merupakan komponen penting pada pemeriksaan USG obstetrik. Konsep the fetus as a
patient dan strategi peningkatan pemahaman akan hak otonomi pasien merupakan masalah baru yang
harus kita atasi bersama. Jangan dilupakan prinsip dasar etika kedokteran dalam melaksanakan profesi
dokter, yaitu beneficence, non-maleficence, respect for autonomy, dan justice (adil).
Masalah legal pada diagnostik sonografis sekitar 85% berkaitan dengan Obstetri Dasar Terbatas
(Gambar 1), kasus obstetri sekitar 75%. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melakukan pelatihan
yang terstandar dan tersertifikasi, meningkatkan pemahaman aspek etika dan medikolegal serta
kesejawatan, dan menjaga sikap profesionalisme yang baik. Misalnya pemeriksaan USG yang telah
terstandar dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan berdasarkan panduan POGI.

Tabel 1. Kasus Hukum yang Berhubungan dengan Ultrsonografi

Body Region N %
Obstetric 318 74.5
Gynecologic 45 10.5
Abdominal 29 6.8
Eye 4 1
Breast 2 0.5
Neurological 1 0.2
Miscellaneous 28 6.5
Total 427 100

POGI telah membuat Panduan Pemeriksaan USG Obstetri yang telah disesuaikan dengan
keadaan di Indonesia. Materi ajar pada pelatihan USG obstetri dasar terbatas adalah penyederhanaan
materi dasar SpOG supaya mampu laksana oleh dokter umum pada layanan primer. Hal ini juga telah
lazim digunakan pada dunia USG di dunia, sebagaimana telah dipublikasikan hasilnya oleh ISUOG pada
tahun 2016.
Pasien sebagai mitra dokter perlu diedukasi dengan benar tentang indikasi, kapan pemeriksaan
USG dilakukan, keterbatasan kemampuan peralatan, harapan versus kenyataan hasil pemeriksaan dan
perkiraan biaya pemeriksaan. Kesenjangan antara harapan pasien dengan hasil pemeriksaan USG dapat
memicu masalah antara dokter pemeriksa dengan pasien.
Standarisasi dan sertifikasi kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas yang dikerjakan oleh Dokter
Umum di daerah pada layanan primer tersupervisi oleh POGI dan SpOG supervisor di wilayah tersebut.
Setiap dokter umum diharapkan pelakukan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas sebagai integrasi

21
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

pemeriksaan ANC yang berkualitas khususnya pada K1 dan K6 dan diisikan pada halaman ke 6 dan ke
10 BUKU ANC 2020. Diharapkan peningkatan kualitas layanan ANC pada level primer akan menurunkan
angka kematian ibu dan bayi setelah diimplementasikan secara nasional.

Moral dan Etika
Moral menyangkut dua hal penting yaitu perilaku (conduct) dan perangai atau watak (character).
Perilaku berkaitan dengan hal benar (apa yang seharusnya dilakukan) dan salah (apa yang seharusnya
tidak dilakukan). Perangai berkaitan dengan hal baik (perangai yang menjadi panutan dan perlu
dipelihara), serta buruk (perangai yang jangan ditiru dan harus dijauhi). Etika merupakan bagian dari
moral serta merupakan bentuk moral yang diperlihatkan dengan jelas, konsisten, logis dan
menggambarkan perilaku dan watak keseharian seseorang.

Prinsip Dasar Etika Secara Umum
Prinsip dasar etika medis terdiri atas empat pilar utama yaitu:
1. beneficence: setiap tindakan yang dilakukan harus didasarkan atas pilihan yang manfaatnya lebih
besar ketimbang bahayanya bagi pasien, manfaat lebih besar dibanding kerugian yang mungkin
timbul, dan merupakan pilihan terbaik bagi pasien.
2. non maleficence: do no harm, primum non nocere, pilihan yang diberikan jangan sampai merusak
atau mencederai pasien, tidak melakukan tindakan yang membahayakan pasien).
3. respect for autonomy (principle of autonomy, hak otonomi pasien, keputusan akhir ada di tangan
pasien setelah pasien dan atau keluarganya memperoleh informasi yang cukup dan telah mengerti,
informed of consent and choice, informed refusal, dan menghormati pilihan/keinginan pasien).
4. justice (principle of non-discrimination, adil, tidak membedakan perlakuan terhadap pasien atas
perbedaan suku, agama, warna kulit, bangsa dan status sosial).
Selain itu juga dikenal principle of veracity (bertindak atas dasar kejujuran, kebenaran, dan
ketulusan), dan principle of confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien).

Prinsip Dasar Etika Secara Umum (Pasien)
1. Semua pasien (dan suami) berhak mendapat informasi tentang risiko cacat bawaan yang mungkin
didapat dan proses diagnosis prenatal yang akan dilakukan.
2. Informasi mengenai cara diagnosis prenatal yang akan dilakukan harus mencakup indikasi, risiko,
dan pemeriksaan alternatifnya.
3. Dokter tidak diperkenankan memaksakan pendapatnya sendiri, tetapi harus menjelaskan semua
cara dan pilihan yang tersedia.
4. Semua pemeriksaan USG dikategorikan sebagai tindakan invasif sehingga harus dilakukan secara
lege-artis (cukup pengalaman, teknologi sesuai dan lingkungan yang mendukung). Bila tidak, maka
pasien harus dirujuk ke tingkat yang sesuai.
5. Hasil yang ditemukan harus dirahasiakan.
6. Pemeriksa harus dilengkapi dengan pengetahuan konseling genetik bagi pasangan untuk membantu
menentukan pilihan.
7. Pemeriksa harus menyetujui pilihan yang diambil oleh pasien.



Etika profesi kedokteran diturunkan dari etika secara umum. Secara lengkap masalah etika
kedokteran dapat dipelajari pada buku Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI, 2012). Etika di bidang

22
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Obstetri Dasar Terbatas juga mengacu pada prinsip etika secara umum dan KODEKI 2012. Dokter wajib
melindungi dan meningkatkan kepentingan pasien. Empat kewajiban dokter dalam KODEKI adalah
kewajiban umum (9 pasal), kewajiban dokter terhadap pasien (5 pasal), kewajiban dokter terhadap
teman sejawat (2 pasal) dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri (2 pasal).
Pada etika obstetri, diatur hubungan dokter dengan ibu hamil (otonomi ibu hamil, principle of
beneficence); ibu hamil dengan janin (otonomi ibu hamil sebelum janin viable, principle of beneficence);
dan hubungan dokter dengan janin (fetal right to life setelah janin viable, the fetus as a patient, dan
principle of beneficence).
Etika pemeriksaan USG mencakup:
1. Kompetensi pada pemeriksaan USG
2. Indikasi pemeriksaan USG
3. Pelaporan hasil pemeriksaan USG
4. Menjaga kerahasiaan.
Saat ini semakin banyak masalah yang berkaitan dengan aspek etika USG yaitu siapa yang boleh
melakukan pemeriksaan USG, apa indikasinya, bagaimana cara pemeriksaannya, bagaimana
berperilaku etis, validitas, mutu, dampak sosial, dan dampak hukum. Berdasarkan hal tersebut, perlu
dipahami tentang what, who, when, how, dan which pada pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas:
• What: meliputi jenis peralatan USG, teknik/cara pemeriksaan USG dan tingkat kompetensi dokter
pemeriksa. Apakah etis memakai peralatan USG yang sudah kuno? Tentunya bukan karena alat
tersebut tanpa dikalibrasi, intensitas suara tidak aman bagi sel, kemampuan diagnostik menurun,
dan tidak akurat dalam membantu tindakan invasif. Jangan dilupakan prinsip beneficence dan non-
maleficence.
Kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas mengetahui kondisi abnormal pada skup obstetri terbatas,
tidak melakukan diagnosis dan tidak melakukan tata laksana. USG ini dilakukan di layanan primer
oleh dokter umum.
Sementara Untuk dr. SpOG:
Kompetensi USG Dasar: kehamilan normal, pelatihan USG dasar, dan bekerja di pusat kesehatan
primer.
Kompetensi USG Madya: RS daerah/sejenis, spesialis, pendidikan USG tingkat madya (highly trained
physician), pengetahuan cukup tentang dismorfologi dan fetomaternal, pengalaman cukup di RS
dengan banyak cakupan kasus.
Kompetensi USG Lanjut: RS pusat rujukan fetomaternal (center for prenatal diagnosis), kasus
kompleks dengan teknik khusus, misal ekhokardiografi janin.
• Who: siapa yang kompeten menggunakan peralatan USG. Setiap tindakan medis harus dilakukan
dengan lege-artis dan pemeriksa memahami pengaruh biologis gelombang suara terhadap sel.
Selain itu harus mampu menggabungkan pengetahuan dan keterampilan klinis dengan pemeriksaan
USG, misalnya kesalahan mendiagnosis blighted ovum hanya berdasarkan diamater kantong gestasi
30 mm tanpa janin.
• When: kapan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan USG. Semua pemeriksaan USG harus
dilakukan atas indikasi medis dan telah memperoleh persetujuan pasien. Pada awal tahun 90-an
telah dikembangkan persetujuan khusus pemeriksaan USG prenatal yaitu prenatal informed consent
for sonogram (PICS). Pemeriksaan USG juga berkaitan dengan biaya sehingga perlu dipertimbangkan
kapan akan melakukannya yaitu atas indikasi medis.
• How: bagaimana cara/teknik pemeriksaan USG yang akan dilakukan. Hal tersebut sangat penting
karena terkait masalah etika dan budaya serta adat istiadat setempat. Lakukan komunikasi dengan
baik, jelaskan secara mudah prosedur pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang diharapkan. Beri

23
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

kesempatan kepada pasien untuk memutuskan memilih yang mana, apakah menerima saran untuk
melakukan pemeriksaan USG. Ingat prinsip patient autonomy dan non-maleficence.
• Which: yang mana dan untuk apa. Pemeriksaan USG sering disalahgunakan untuk sekedar melihat
wajah janin (boutique fetal imaging) atau penentuan jenis kelamin, sementara pemeriksaan yang
lebih penting tidak dilakukan, misalnya skrining kelainan kongenital. Tujuan salon foto janin, bukan
untuk diagnostik, tetapi ke arah entertainment (hiburan) yang dapat menimbulkan masalah etik dan
medikolegal karena tidak terdiagnosisnya kelainan. Masalah yang mungkin timbul adalah kolaborasi
rujukan dokter (blanket prescription), foto wajah janin sebagai komoditas ekonomi, terabaikannya
risiko biologis pajanan gelombang suara frekuensi tinggi terhadap sel, risiko psikologis akibat tidak
terdiagnosisnya anomali kongenital dan konflik ekonomi akibat biaya pembuatan foto dan
pemeriksaan USG. Kemajuan teknologi USG telah mengubah praktik obstetri dan ginekologi; USG
sudah seperti stetoskop. Harapan pasien yang terlalu tinggi yang tidak diimbangi dengan
kemampuan operator USG dapat menimbulkan konflik etika dan hukum. Persetujuan tindak medis
dan keputusan ada di pasien dan harus selalu disampaikan. Prinsip patient autonomy dan lege-artis
penting dalam proses PICS yaitu:
1. Ibu hamil harus memperoleh informasi tentang keuntungan dan kerugian pemeriksaan USG
obstetri.
2. Ibu hamil diberi kesempatan untuk memikirkan dan mengevaluasi informasi yang baru
diperolehnya.
3. Ibu hamil harus menyatakan secara lisan keinginan, persetujuan maupun penolakannya terhadap
pemeriksaan USG yang ditawarkan kepadanya.
4. Pemeriksa dapat merekomendasikan pendapatnya.
5. Ibu hamil diberi kesempatan bertanya atau berdiskusi hal-hal yang belum dimengerti.
6. Ibu hamil akhirnya dimintakan keputusannya, baik berupa persetujuan maupun penolakan
terhadap pemeriksaan USG.

Profesionalisme
Dunia yang berubah begitu cepat meminta setiap orang untuk bekerja profesional; tidak akan
ada yang mau menerima dokter yang tidak profesional. Secara pribadi dan organisasai, harus saling
menjaga dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme dalam bekerja.

Dunia yang begitu cepat berubah merupakan tantangan tersendiri bagi setiap profesional. Beban
kerja yang meningkat, hidup yang harus berimbang, keinginan dan pengetahuan pasien yang
meningkat, komersialisasi, insentif finansial serta peningkatan tekanan manajerial membuat setiap
profesional harus mampu beradaptasi dengan baik. Jangan sampai seorang profesional kehilangan 10
perilaku profesional: humility, honesty, responsibility, reliability, accountability, altruism,
respectfulness, compassion, sensitivity, dan tactfulness. Selain 10 sifat baik tersebut, ada juga 10 buah
contoh perilaku tidak profesional, yaitu: intelectual or personal dishonesty; arrogance and
disrespectfulness; prejudice on the basis of gender, ethnicity, age, or sexual orientation; abrasive
interaction with patient and coworkers; lack of accountability for medical errors and administrative
oversight; fiscal irresponsibility; lack of sustained commitment to self learning; lack of due deligence;
personal excesses; dan sexual misconduct.

Kesejawatan

24
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Ciri kesejawatan yang baik adalah suka berbagi hal baik dengan teman sejawat (TS), respek terhadap
TS, kooperatif, dan mampu menjaga hubungan baik. POGI telah membuat panduan kesejawatan
sebagai berikut:
1. Saling menghormati (respect)
2. Peduli (regard)
3. Mendukung (support)
4. Mempunyai itikad baik (good-will) terhadap SpOG atau sejawat lain
5. Etika dan profesionalisme
6. Teladan
7. Tidak mengomentari TS
8. Mampu berkomunikasi
9. Tidak diperkenankan menyampaikan kebaikan diri atau kekurangan sejawat lainnya
10. Merujuk pasien dengan data yang benar dan lengkap
11. Membantu TS yang perlu dibantu
12. Kesetaraan dalam karya ilmiah (penelitian)
13. Penyelesaian masalah bersama POGI dan atau IDI

Aspek Hukum
Masalah legal berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi dan penjelasan kepada pasien
(persetujuan tindak medik); juga terkait agama, moralitas, etika, dan hak azazi manusia. Kesalahan
diagnostik sonografis dapat berhubungan dengan kompetensi, kecelakaan kerja, perilaku dan hal
lainnya. Prosedur diagnostik prenatal merupakan tindakan medis yang secara hukum boleh dilakukan
bila memenuhi persyaratan (lege-artis) sebagai berikut:
1. Dokter memiliki kualifikasi khusus (kompeten)
2. Dokter sudah memperoleh pelatihan yang cukup
3. Diperlukan persetujuan setelah informasi (PSI) dari pasien

Seorang dokter dikatakan telah kompeten dalam melakukan pemeriksaan USG Obstetri Dasar
Terbatas bila telah mengikuti pendidikan dan pelatihan USG secara formal, memperoleh sertifikat
kompetensi. Di Indonesia, pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas berbasis kompetensi hanya diadakan
oleh POGI melalui Pokja USG. Kualifikasi tersebut penting dalam proses rujukan berjenjang dan aspek
medikolegal. Kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas Indonesia bagi dokter umum yang kemudian
menemukan abnormalitas pada pemeriksaan maka melanjutkan rujukan pemeriksaan ke SpOG dengan
penguasaan diatasnya. Untuk kemudian berjenjang pada kompetensi Dasar, Madya, dan Lanjut.
Kompetensi harus selalu dijaga dengan selalu aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Setiap hasil pemeriksaan USG harus didokumentasikan dan diarsipkan dengan baik (di Indonesia
minimal disimpan 5 tahun) serta mencantumkan identitas pasien, tanggal pemeriksaan, nama dan
tempat pemeriksaan dan diarsipkan.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, dokter harus menjelaskan kenapa dilakukan, apa yang
akan dirasakan, harapan hasil dan rencana selanjutnya setelah pemeriksaan USG. Komunikasi yang baik
dapat membantu mencegah masalah medikolegal. Sampaikan kepada pasien, bahwa pemeriksaan USG
normal tidak menjamin bahwa janin akan dilahirkan normal. Kesulitan teknis yang dapat menghalangi
pemeriksaan anatomi janin adalah obesitas, oligohidramnion, rentang waktu saat pemeriksaan USG,
dll. Dokter pemeriksa juga harus menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan dan hal tersebut disampaikan
kepada pasien dan atau suami. Di negara barat, suami, keluarga, dan teman dekat dianggap pihak ketiga

25
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

yang tidak berhak memperoleh informasi secara langsung kecuali secara nyata diizinkan oleh ibu hamil
tersebut.

Penutup
Masalah etika berkaitan dengan medikolegal. Lakukan pemeriksaan USG atas indikasi dan sesuai
standar. Pasien memiliki hak untuk memilih dan memutuskan pilihannya. Perhatikan kebenaran dan
kelengkapan rekam medik. Bekerjalah dengan etis, profesional, dalam bautan kesejawatan dan pahami
aspek medikolegal.

































26
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


FISIKA DASAR DAN BIOSAFETY

Pendahuluan
Pembahasan pada materi ini tidak bersifat rinci, hanya garis besar penyampaian prinsip fisika
dalam proses pemeriksaan USG. Pembahasan lebih lengkap dapat dibaca buku khusus yang membahas
fisika suara dan proses pembentukan gambar dari gelombang suara frekuensi tinggi.
Pemeriksaan USG adalah menggambar dengan suara frekuensi tinggi, prinsipnya mirip fotografi.
Gelombang suara menjalar lebih lambat daripada cahaya sehingga mudah terjadi distorsi gambar dan
kurang rinci dibandingkan hasil foto kamera. Pemeriksa harus paham akan distorsi gambar untuk
mengurangi kesalahan diagnostik dan masalah medikolegal.
Dampak gelombang suara perlu dipikirkan terhadap satu atau beberapa sel janin. Gelombang
suara akan menerpa sel janin, menimbulkan efek mekanis dan termal. Bila frekuensi dan waktu
pemeriksaan melebihi ambang batas toleransi sel, maka sel tersebut akan rusak. Pada Pelatihan USG
ini akan diajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan USG yang aman dan nyaman bagi pasien (dan
janin) serta dokter pemeriksa. Prinsip ALARA dan ASAP pada pemeriksaan USG jangan dilupakan,
lakukan secara bertahap, mulai dari USG 2D.

Hal umum yang diharapkan mampu dikuasai oleh dokter umum yang akan melakukan pemeriksaan USG
Obstetri Dasar Terbatas:
Mampu memahami dasar-dasar fisika dan prinsip biosafety pada pemeriksaan USG
Hal khusus yang diharapkan mampu dikuasai oleh dokter umum yang akan melakukan pemeriksaan
USG Obstetri Dasar Terbatas:
• Mampu menjelaskan prinsip gelombang suara (frekuensi, panjang gelombang, kecepatan,
amplitudo, daya dan intensitas)
• Mampu menjelaskan prinsip dasar alat USG
• Mampu menjelaskan fungsi, mekanisme dan jenis transduser
• Mampu menjelaskan berbagai jenis dan prinsip pencitraan pada alat USG
• Mampu menjelaskan berbagai kemungkinan perjalanan gelombang suara di jaringan
• Mampu menjelaskan berbagai aplikasi ultrasound pada pemeriksaan sonografi (resolusi dan
penetrasi)
• Mampu menjelaskan terjadinya artefak pada pemeriksaan sonografi
• Mampu menjelaskan efek biologis gelombang suara di jaringan
• Mampu menjelaskan mechanical index (MI) dan thermal index (TI)
• Mampu menjelaskan prinsip ALARA dan ASAP

Fisika Gelombang Suara
Suara merupakan energi gelombang mekanis yang bergetar, berjalan melalui media perantara
menuju suatu objek. Dalam perjalanannya, suara dapat mengalami pemampatan (kompresi),
peregangan, pemantulan dan penyerapan.
Frekuensi gelombang suara (f) adalah jumlah gelombang per detik yang dihasilkan oleh partikel
di medium akibat gelombang yang melewatinya. Diekspresikan dalam Hertz (Hz), 1 Hz sama dengan
satu gelombang yang terjadi setiap detiknya. Panjang gelombang adalah jarak antara dua posisi
gelombang yang identik (antara dua pemadatan atau dua peregangan).

27
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


Gambar Panjang Gelombang

Kecepatan gelombang suara adalah kecepatan dari gelombang suara pada saat melalui suatu
medium (ditentukan oleh densitas dan kompresibilitas medium). Kecepatan suara pada udara adalah
330 m/detik, air 1497 m/detik dan yang paling cepat adalah tulang 4080 m/detik.
Udara yang terdapat di antara transduser (probe/penjejak) dan jaringan akan mengganggu
penetrasi gelombang suara ke jaringan dan mengalami refleksi. Penggunaan jeli di antara transduser
dan jaringan mencegah masuknya gelembung udara sehingga memudahkan penetrasi gelombang
suara.
Suara ultra adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari 20.000 Hz. Kebanyakan peralatan
diagnostik dalam kedokteran memakai frekuensi 1–20 MHz (I MHz = 1.000.000 siklus per detik).


Gambar Frekuensi Gelombang Suara

Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi
Prinsip kerja alat USG meniru cara kelelawar dalam mendeteksi suatu objek dengan
memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi dan menerima pantulan gelombang suara. Pantulan
gelombang suara tersebut dioleh menjadi “gambar” yang dapat dikenali oleh kelelawar.
Transduser menghasilkan gelombang suara frekuensi tinggi yang akan dipantulkan oleh suatu
objek. Pantulan gelombang suara tersebut ditangkap dan diterjemahkan dalam bentuk gambar.
Komponen utama pada transduser adalah sumber arus listrik, pelapis akustik (acoustic insulator), kristal
piezoelektrik dan lapisan plastik yang melapisi permukaan transduser. Semua komponen dalam
transduser sangat sensitif terhadap benturan, arus listrik yang tidak stabil, dan zat kimia korosif (jangan
dibersihkan dengan alkohol). Kerusakan pada transduser akan menyebabkan kesalahan diagnostik
karena gambar yang dihasilkan menjadi sulit dipahami dengan benar.
Kristal piezoelektrik di dalam transduser akan membesar ukurannya jika dilewati arus listrik dan
kembali ke ukuran semula jika aliran listrik berhenti mengalir. Perubahan bentuk kristal piezoelektrik
akibat perubahan aliran listrik memicu pembentukam gelombang suara. Saat aliran listrik masuk
transduser menghasilkan gelombang suara (proses transmisi), kemudian saat arus listrik berhenti
transduser akan menangkap pantulan gelombang suara (proses mendengan).

28
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambar yang dihasilkan amat ditentukan oleh amplitudo dari sinyal yang direfleksikan objek.
Kekuatan amplitudo sinyal ditentukan oleh besar sinyal yang direfleksikan objek dan kedalamannya.
Tampilan gambar di layar monitor dapat berbentuk A-mode (amplitudo mode), B-mode (brightness
mode) termasuk real-time dan 2-dimensi, dan M-mode (motion mode).
A-mode, A berasal dari kata amplitudo. Gelombang suara dipancarkan dalam bentuk garis lurus
yang sempit. Pencitraan ditentukan oleh pantulan gelombang suara yang ditentukan oleh
Prinsip kerja alat ultrasonografi
amplitudonya. A-mode digunakan untuk mengukur panjang objek dengan mengandalkan sinyal yang
Pencitraan : A mode
diciptakan oleh gelombang yang memantul setelah melewati sebuah objek.

1 2
1


A!mode!dapat!digunakan!untuk!mengukur)panjang)suatu)objek)dengan!
Gambar A-mode pada USG
mengandalkan!sinyal!yang!diciptakan!oleh!gelombang!yang!memantul!
setelah!melewa5!sebuah!objek!
B-mode, B berasal dari brightness, merujuk besarnya pantulan gelombang suara yang jika
semakin kuat, semakin bright. Gelombang suara dipancarkan berulang kali ke seluruh bagian objek dan
POGI/USG/Dasar/2015
hasil pencitraannya direkam sehingga tercipta sebuah gambar. Kejadiannya sangat cepat sehingga
HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN

dikenal sebagai real-time. B-mode


POGI/USG/
Dasar/2015
HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
Gambar B-Mode pada Gambaran Janin di Rongga Amnion

M-mode, M berasal dari kata motion. Artinya gelombang suara yang dihasilkan seperti pada B-
mode digunakan untuk menangkap objek bergerak.

29
M-mode
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

POGI/USG/

HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
Dasar/2015
Gambar M-Mode pada Tampilan Denyut Jantung Janin

Dikenal beberapa bentuk transduser, yaitu konveks, linear, mikro-konveks, dan transvaginal.
Pada USG , jenis transduser yang banyak dipakai adalah konveks (frekuensi 3,5–5 MHz) dan transvaginal
(frekuensi 5–10 MHz). Transduser yang digunakan akan menentukan pembentukan gambar.

Perjalanan Gelombang Suara
Tubuh akan menyerap energi gelombang suara, sehingga tidak ada lagi gelombang suara yang
dipantulkan kembali ke transduser. Akibatnya gaung tidak tertangkap dan tidak ada gambar yang
dihasilkan. Semakin dalam jaringan yang harus dilewati, semakin banyak gelombang suara yang diserap.
Time gain compensation (TGC) adalah fasilitas di alat USG yang ditujukan untuk mengatasi gangguan
pencitraan akibat pengaruh kedalaman objek yang berbeda.
Perjalanan gelombang suara ditentukan oleh impedans akustik medium. Terdapat gelombang
suara yang dipantulkan kembali, disebut refleksi, namun jika ada gelombang suara yang melewati
jaringan dengan impedans akustik berbeda dan diteruskan ke arah berbeda disebut sebagai refraksi.
Besarnya gelombang suara yang direfleksikan menentukan gambar objek yang dihasilkan. Gambar
ditentukan oleh pantulan gelombang. Objek dengan permukaan iregular dapat memantulkan
gelombang suara ke segala arah sehingga mencegah kembalinya seluruh gelombang suara ke arah
transduser. Apabila gelombang suara menemukan objek padat, maka gelombang suara akan
Perjalanan gelombang suara
dipantulkan sebagian besar ke satu arah (bayangan cermin).

Jaringan&1& Jaringan&2& Jaringan&3&

Refleksi( Refraksi(

Refraksi(

Refleksi(

Kedalaman(jaringan(

Gambar Perjalanan Gelombang Suara pada Kedalaman Jaringan yang Berbeda
Besarnya(gelombang(suara(yang(direfleksikan(akan(menentukan(gambar(objek(
yang(dihasilkan.(Gambar&ditentukan&oleh&adanya&pantulan&gelombang(
Aplikasi Gelombang Suara
POGI/USG/Dasar/2015 HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN

Daya tembus gelombang suara dan kemampuan membedakan dua titik (resolusi) ditentukan
oleh panjang gelombang dan frekuensinya. Gelombang dengan frekuensi rendah memiliki panjang

30
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

gelombang “panjang” sehingga daya tembusnya dalam tetapi resolusinya rendah. Gelombang suara
yang berfrekuensi tinggi, memiliki panjang gelombang “pendek” sehingga memiliki resolusi yang baik,
yaitu mampu membedakan dua titik terdekat sehingga tampak terpisah. Bila resolusinya tidak baik,
Aplikasi gelombang suara
maka gambaran dua janin kembar terpisah, terlihat seperti kembar dempet.
Resolusi


Gambar Resolusi Baik Dan Resolusi Buruk
Resolusi(adalah(kemampuan(untuk(membedakan(dua(22k(

Panjang gelombang suara juga menentukan kemampuan penetrasi kedalaman. Apabila
Aplikasi HANYA
POGI/USG/Dasar/2015 gelombang
UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN suara
gelombang suara ultra tidak dapat mencapai objek, tidak ada gelombang yang dipantulkan sehingga
tidak ada gambar yang dihasilkan. Kedalaman (depth)


Aplikasi gelombang suara
Gambar 8. Hubungan Panjang Gelombang dengan Kedalaman Penetrasi
Apabila'gelombang'ultrasound'2dak'dapat'mencapai'objek,'maka'2dak'
ada'gelombang'yang'dipantulkan,'maka'2dak'ada'gambar'yang'dihasilkan'

POGI/USG/Dasar/2015
resolusi HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN

Kehilangan)gambar) Kehilangan)resolusi)
objek)yang)letaknya)
lebih)dalam)

Gambar Hubungan antara Panjang Gelombang, Kedalaman Penetrasi dan Resolusi
POGI/USG/Dasar/2015 HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN

Keamanan Pemeriksaan USG
Keamanan pemeriksaan USG dipengaruhi oleh kualitas mesin dan pengaturan program, misalnya
MI dan TI harus di bawah satu (MI <1 dan TI <1). MI memberikan estimasi risiko efek gelombang suara

31
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

yang bersifat nontermal untuk menimbulkan kavitasi, acoustic streaming, radiation forces dan
pembentukan radikal bebas. TI adalah energi yang dihasilkan oleh gelombang suara yang dapat memicu
peningkatan suhu 10C. Pada pasien yang sedang demam, perlu kewaspadaan untuk mencegah efek
negatif peningkatan suhu yang dapat berdampak pada embrio dan janin (gangguan perkembangan
janin).
Pemeriksaan USG yang aman berarti tidak merusak jaringan, tidak menimbulkan infeksi
nosokomial, dan tidak merusak lingkungan. Batasi pajanan energi <100 mW/joule, atur MI dan TI <1,
laksanakan prinsip ALARA dan ASAP. Perhatikan kenyamanan pasien yaitu privacy terjaga, peralatan
terawat dengan baik dan siap pakai. Jika MI dan TI >1 persingkat waktu pemeriksaan, ubah pajanan
menjadi yang paling kecil (misal pemeriksaan doppler diganti B-mode) dan sesuaikan pengaturan
peralatan USG (power output, area of color flow).


Gambar Keamanan Pemeriksaan USG TI (Thermal Index)
Penutup
1. Operator bertanggungjawab terhadap keamanan pemeriksaan USG
2. Perhatikan output display standart (ODS) pada saat pemeriksaan USG
3. Harus sangat berhati-hati saat menggunakan peralatan USG baru karena bukti terkait
pemakaiannya masih terbatas
4. Hati-hati bila memakai energi yang lebih tinggi (doppler), terutama pada trimester pertama
5. Lakukan pemeriksaan USG dengan prinsip ALARA dan ASAP













32
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


PERSIAPAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DASAR TERBATAS
(RUANGAN, ALAT, BAHAN, DOKTER DAN PASIEN)

Pendahuluan
Pernahkah kita salah dalam menegakkan diagnosis berdasarkan USG? Jawabannya, mungkin
pernah. Kesalahan dapat disebabkan persiapan yang tidak baik, misalnya peralatan USG tidak dipelihara
dengan baik, ruang periksa tidak nyaman sehingga terburu-buru memeriksa pasien atau persiapan tidak
memadai. POGI telah membuat panduan tentang peralatan USG dan sarana pendukungnya yang
minimal harus tersedia di praktik.
Persiapan yang baik akan memberikan hasil yang baik. Persiapan mencakup pasien, peralatan
dan pemeriksa. Peralatan USG dan kardiotokografi minimal setahun sekali harus dikalibrasi agar akurasi
pemeriksaan tetap terjaga.

Peralatan
Program pemeliharaan peralatan USG harus baik, misalnya kapan dilakukan kalibrasi berkala. Bila
kalibrasi tidak baik, maka akan memengaruhi resolusi dan fungsi pengukuran sehingga akurasi
diagnostik berkurang. Kesalahan diagnostik sonografi dapat menimbulkan masalah medikolegal dan
kompetensi pemeriksa.
Peralatan harus siap pakai, bersihkan segera setelah satu pasien selesai diperiksa, gunakan
larutan pembersih khusus sesuai saran pabrik pembuat USG, jangan memakai alkohol karena dapat
merusak karet di transduser. Bila memungkinkan peralatan USG diganti baru setiap lima tahun. Lakukan
pengaturan peralatan USG sesuai panduan POGI (2013) dan ISUOG (2014):
1. Waktu: tanggal dan jam; sesuai lokasi waktu pemeriksaan (WIT, WITA, WIB)
2. Institusi: nama rumah sakit, klinik atau praktik pribadi
3. Pasien: nama lengkap, nomor rekam medik, umur, hari pertama haid terakhir (HPHT)
4. MI dan TI <1. Pada pemeriksaan ginekologi dan trimester I gunakan TI-s (surface), dan pada trimester
II dan III gunakan TI-b (bone)
5. Power (pajanan energi): < 100%, acoustic output
6. Terdapat tombol pengatur gain dan time gain compensation (TGC)
7. Jumlah fokus
8. Pengukuran: panjang, lingkar dan M-mode
9. Sistem komputer: memori cukup, antivirus, sistem dokumentasi dan pengarsipan
10. Printer siap pakai: hitam putih dan atau berwarna
11. Memory hardisc >40% agar kecepatan olah data tidak terganggu
12. Peralatan utama: monitor, CPU, transduser (abdomen dan vagina), printer, jeli, dan kertas tisu besar

Layar Monitor
Layar monitor harus sesuai dengan program komputer pada peralatan USG (digital) karena akan
memengaruhi kualitas gambar. Bila memungkinkan, sediakan TV monitor untuk pasien. Jangan
menyentuh layar monitor karena menjadi kotor dan dapat rusak. Ruangan jangan terlalu terang atau
gelap, buat senyaman mungkin bagi mata. Pilih monitor yang menimbulkan radiasi elektromagnetik
minimal.


33
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Central Processing Unit


CPU merupakan otak dari sistem peralatan USG. Ketahui program komputer yang digunakan dan
apakah sudah diberi antivirus. Sistem komputer CPU sensitif terhadap perubahan tegangan listik,
gunakan uninterrupted power suply (UPS) dan stabilizer. Letak peralatan USG jangan didekat peralatan
elektronik lainnya, hindari interferensi gelombang elektromagnetik yang dapat menyebabkan distorsi
gambar USG. Bila sisa memori di hard disc <40%, segera dilakukan back up data karena kecepatan
analisis data akan melambat.

Transduser (probe)
Bentuk probe bermacam-macam, obstetri memakai probe konveks untuk transabdominal. Bahan
merupakan kombinasi plastik, karet, dan besi; bagian karet mudah rusak oleh alkohol (zat kimia), hati-
hati saat membersihkan. Transduser juga sensitif terhadap benturan, mudah rusak. Jaga kebersihannya,
karena dapat menjadi sarana infeksi nosokomial. Kotoran dapat memengaruhi ketajaman gambar yang
dihasilkan.

Printer
Printer yang digunakan harus kompatibel dengan peralatan USG, dapat hitam putih dan atau
berwarna. Bentuk dan jenis printer dapat ditanyakan kepada penjual peralatan USG. Media cetak yang
digunakan dapat kertas biasa (HVS), film polaroid, atau kertas termal, bahkan ada juga yang memakai
film untuk rontgen.

Jeli USG
Jeli USG bermanfaat menghilangkan udara di antara transduser dengan kulit pasien (coupling
agent). Berbentuk larutan kental, dengan syarat: bersih, tidak menimbulkan bercak warna di tubuh atau
pakaian pasien, dan hipoalergen. Gunakan secukupnya.

Kertas Tisu Besar
Berbentuk kertas tisu gulung yang besar (towel tissue); jaga kebersihannya. Fungsi melindungi
pakaian dan tubuh pasien serta sebagai alat pembersih. Setelah digunakan buang ke tempat sampah
nonmedis.

Peralatan Pendukung
Selain peralatan standar di atas, diperlukan peralatan tambahan, misalnya komputer dan printer
(untuk membuat laporan USG), meja ginekologi, penyejuk udara, TV monitor bagi pasien, tempat
sampah, brankar, kursi roda dan alat tulis.

Ruang Pemeriksaan
Penerangan sedikit redup, aman, nyaman, dan kerahasiaan pasien terjaga. Dilengkapi ruang
tunggu yang nyaman dan kamar kecil yang bersih. Brankar dan kursi roda dapat mudah masuk dan
keluar. Penempatan peralatan dan meja pemeriksaan harus diatur sedemikian rupa sehingga aman dan
nyaman. Lengkapi dengan tata kelola limbah medis.

34
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


Gambar Tata Letak Peralatan USG

Persiapan Pemeriksaan
Persiapan mencakup pasien, peralatan dan pemeriksa. Pasien telah memahami penjelasan
dokter dan memberikan persetujuan tindak medik (consent dan choice). Sediakan sarana komunikasi
dan edukasi yang memadai, pasien berkemih atau menahan buang air kecil sebelum pemeriksaan USG
dan posisi pasien tidur terlentang atau posisi lithotomi. Peralatan siap pakai (gunakan daftar tilik), selalu
bersih, dikalibrasi berkala, dan ada petugas penanggung jawab. Formulir laporan USG tersedia dan
sistem pengarsipan berjalan baik. Pemeriksa kompeten sesuai jenjang kompetensinya. Bila pasien akan
dirujuk, beri keterangan lengkap dan patuhi prosedur merujuk yang benar. Lakukan komunikasi yang
baik dengan pasien dan keluarga, jangan memberikan keterangan rinci kepada pasien rujukan karena
dokter pemeriksa tidak mengetahui kondisi pasien secara lengkap.

Penutup
Ruang pemeriksaan yang aman, nyaman, dan bersih akan membuat suasana kondusif untuk
pemeriksaan yang baik. Peralatan siap pakai, peralatan pendukung tersedia dan berfungsi dengan baik;
lakukan komunikasi yang mudah dipahami. Buat laporan USG sesuai standar POGI.












35
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS



TEKNIK PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DASAR TERBATAS
TRIMESTER 1 DAN 3
UNTUK DOKTER UMUM DI LAYANAN PRIMER

Teknik pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas diperlukan agar Dokter Umum dapat
mengoperasikan mesin USG secara efisien dengan menghasilkan akurasi pemeriksaan yang
baik. Dokter umum pada layanan primer diharapkan memiliki kemampuan penapisan awal
abnormalitas kehamilan dan melakukan rujukan, bukan untuk menegakkan diagnosis dan
tatalaksana. Rujukan yang lebih awal dan terencana akan meningkatkan kualitas luaran
kehamilan. Penapisan awal yang ketat di layanan primer akan mengurangi pitfall ANC, atau
lolosnya kasus-kasus kehamilan bermasalah tanpa penanganan.

Teknik pemeriksaan 6 langkah (Six Step Approach), telah terlegitimasi oleh The International
Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG, 2016), digunakan untuk :
- Menentukan kehamilan/bukan kehamilan
- Posisi produk kehamilan Intra/ekstrauterin
- Hidup/Meninggal (embrio/fetus pada fase awal atau pada fase akhir)
- Menghitung denyut jantung janin (Menggunakan M-mode)
- Menentukan jumlah janin (tunggal/kembar/multiple fetus)
- Presentasi janin (presentasi kepala/presbo/letak lintang)
- Memeriksa dan mengukur biometri janin (untuk menduga adannya Fetal Growth
Restriction atau Macrosomia).

Teknik ini khusus untuk dokter umum dimana lokasi probe sudah ditentukan secara sistematis
dalam 6 langkah. Berbeda dengan teknik free-hand yang memerlukan kurva pembelajaran
yang tinggi, dengan teknik ini kurva pembelajaran dapat lebih rendah sehingga waktu untuk
dapat menguasainya dengan baik lebih singkat.

6 langkah pemeriksaan tersebut yaitu :
1. Probe ditempelkan diatas Simfisis/ Suprasimphisis dengan posisi transversal dan
marker pada jam 9. Pada Trimester 3 digunakan untuk Menentukan presentasi/ letak
janin
2. Dari Langkah ke-1, probe sliding ke kanan atas, tengah atas, dan kiri atas abdomen dari
pasien gravida tersebut, dengan posisi tetap tegak lurus dan transversal marker pada
jam 9. Pada Trimester 3 difungsikan untuk menemukan gerakan jantung janin sekaligus
menghitung denyut jantung janin dan menilai iramanya dengan M-mode. Janin hidup/
meninggal.
3. Pada Langkah ke 3 probe transversal marker jam 9 mulai dari suprasimfisis kanan probe
sliding ke atas hingga habis, kemudian diulang sama di tengah dan di kiri. Probe
kemudian dipindah posisi longitudinal marker jam 9 mulai dari sisi kanan atas bergeser

36
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan kemudian bawah. Pada trimester 1
difungsikan untuk menentukan hamil/ tidak kemudian; Intra/ekstrauterin; jumlah janin
dan mengukur GS atau CRL untuk menentukan umur kehamilan serta taksiran
persalinan.
4. Pada Langkah Ke-4 posisi probe longitudinal marker jam 12 posisi mulai dari kanan atas
bergerak ke bawah hingga habis, kemudian dilanjutkan ke tengah dan ke kiri. Langka
ini difungsikan untuk menentukan lokasi plasenta sehingga probe dimulai di fundus bila
ditemukan di sini berarti normal (lokasi normal) bila ditemukan di bawah berarti curiga
previa.
5. Langkah ke 5, menempelkan probe pada posisi tegak lurus di 4 kuadran abdomen
kemudian mencari jarak vertikal terdalam ytang terbebas dari organ janin dan tali pusat
untuk diukur. Langkah ini difungsikan untuk mengukur kecukupan jumlah cairan
ketuban. Nilai normal 2-8 Menentukan jumlah cairan ketuban.
6. Langkah ke 6 ini sama dengan langkah ke 3 probe transversal marker jam 9 mulai dari
suprasimfisis kanan probe sliding ke atas hingga habis, kemudian diulang sama di
tengah dan di kiri. Probe kemudian dipindah posisi longitudinal marker jam 9 mulai dari
sisi kanan atas bergeser ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan kemudian
bawah. Pada trimester 3 difungsikan untuk menentukan ukuran biometri janin, BPD,
HC, AC, FL.





















Diharapkan mengetahui batasan tersebut tidak normal pada layanan primer, maka dapat
dilakukan rujukan yang terarah dan terencana sehingga mendapatkan tatalaksana dengan

37
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

cepat di rumah sakit rujukan dan menghasilkan outcome yang baik. Pada Trimester 1,
pengukuran Gestational Sac dan Crown Rump Length, dapat digunakan sebagai taksiran
persalinan. Pada Trimester 3, digunakan untuk mengukur jarak antara tulang parietal
(BiParietal Diameter) ditemukan CSP, falx cerebri, thalamus dan insula dengan mengukur outer
to inner pada tulang parietal; mengukur lingkar kepala (Head Circumference); mengukur
Abdominal Circumference (lingkar perut) tampak lambung, vena porta bentuk seperti J-Shape
dan mengukur lingkar luar; mengukur tulang paha (Femur Length), mengukur diaphisis

Hasil pemeriksaan kemudian diintegrasikan dalam Buku KIA tahun 2020 yang berisi lembar ANC
Trimester 1 (sejak hamil s/d hamil 12 minggu) (Buku KIA 2020 halaman 6) dan Trimester 3 (32
– 36 minggu) (Buku KIA halaman 10). Dokter umum di layanan primer wajib melakukan
pemeriksaan ANC pada ibu hamil pada kunjungan ke-1 (K-1) dan kunjungan ke-6 (K-6) dengan
harapan peningkatan kualitas ANC sehingga terjadi percepatan penurunan AKI dan AKB.

Skema rujukan pasca penerapan penapisan awal di layanan primer:
1. Hamil/tidak à PP test (+) tidak ditemukan produk kehamilan à rujuk
2. Jumlah janin à lebih dari 1 à rujuk
3. Intra/ekstrauterin à ditemukan kantung kehamillan dan atau janin ekstrauterin à
rujuk
4. Hidup/meninggal à meninggal à rujuk
5. Menghitung denyut jantung janin à < 100 atau > 180 à rujuk
6. Presentasi janin à trimester 3 bukan presentasi kepala à rujuk
7. Biometri janin à tidak sesuai dengan umur kehamilan à rujuk
8. Taksiran berat janin à tidak sesuai dengan umur kehamilan à rujuk
9. Umur kehamilan berdasar USG à berbeda > 4 minggu disbanding hitungan berdasar
HPMT à rujuk
10. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/HPL à berbeda > 4 minggu disbanding
hitungan berdasar HPMT à rujuk
11. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta à kesan dibawah atau kesan solusio
à rujuk
12. Jumlah cairan amnion à kesan sedikit atau kesan terlalu banyak à rujuk

Dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut Rumah Sakit guna mendapatkan
kepastian diagnosis dan tata laksana kolaboratif dengan Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi. Pada kelainan medis terkait problem interna dan kardiologi dilakukan juga
kolaborasi penanganan lebih lanjut.





38
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DASAR TERBATAS TRIMESTER 1 DAN 3
DENGAN STUDI KASUS
(INTEGRASI KONSEP ANC BERKUALITAS)

1. Keluhan: Lupa HPHT atau Tidak tahu taksiran usia kehamilan
Tatalaksana:
• Anjurkan pemeriksaan USG pada semua ibu hamil pada trimester 1 (salah satu
anjuran kunjungan ibu hamil pada 9-13 minggu, dengan pemeriksaan USG salah
satunya)
• Pergunakan pengukuran CRL sebagai acuan
• Bila datang pada trimester kedua dan selanjutnya gunakan rata-rata pengukuran
biometri yang wajib (BPD,HC,AC dan FL)
• Kontrol USG 2 minggu kemudian untuk melihat kenaikan ukuran biometri atau berat
badan (bila pertumbuhan sesuai, maka kenaikan sesuai untuk 2 minggu)
• Bila masih belum meyakinkan sebaiknya rujuk

2. Keluhan: Ketidaksesuaian HPHT dan usia kehamilan berdasarkan USG/Taksiran berat
badan janin (TBBJ)
Tatalaksana:
• HPHT keliru
- Mengingat kembali HPHT
- Usia kehamilan diambil berdasarkan USG pada trimester 1
- Kontrol USG 2 minggu kemudian untuk melihat kenaikan ukuran biometri atau
berat badan (bila pertumbuhan sesuai, maka kenaikan sesuai untuk 2 minggu)
• Pertumbuhan janin terhambat atau bayi besar (Makrosomia)
- HPHT harus jelas atau pernah di USG pada trimester 1
- Bila mengarah PJT:
1. Diperhatikan jumlah cairan ketuban sedikit (oligohidramnion) meskipun
tidak mutlak ada.
2. Grading Plasenta lebih tinggi dibandingkan usia kehamilannya
3. Gerakan janin berkurang

3. Ketidaksesuaian tinggi fundus dan HPHT
a) Fundus lebih tinggi dari usia HPHT
• HPHT keliru (lihat no 2)
• Gemeli atau Mola
• Bayi besar
• Polihidramnion

b) Lebih kecil dari usia HPHT
• HPHT keliru (lihat no 2)
• Pertumbuhan Janin terhambat
• Oligohidramnion
• Ketuban pecah dini

39
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

4. Perdarahan pada trimester 2


• Tentukan letak plasenta, bila menutupi OUI diagnosis plasenta previa
• Bila letak plasenta tidak menutupi OUI, dipikirkan inpartu

5. Ketidaksesuaian ukuran salah satu (atau beberapa) biometri dengan HPHT
• Dipikirkan kelainan kongenital selain PJT atau makrosomia
• PJT asimetrik: AC < BPD
• PJT simetrik:semua biometri < HPHT atau usia kehamilan yang telah terkonfirmasi
(pada trimester 1)

6. Pengukuran BPD tidak dapat ditegakan atau kranium tidak terlihat
• Pikirkan Anensefal dengan gambaran khas “frog eyes”
• Falx cerebri tidak terlihat kemungkinan lain selain anensefal adalah holoprosensefal
• Bila ditemukan hal tersebut rujuk segera ke spesialis

7. Denyut jantung tidak ditemukan dengan monoaural atau doptone
• Konfirmasi denyut jantung dengan USG

8. Kelainan letak
• Dapat ditentukan dengan USG Presentasi Kepala, sungsang atau lintang










40
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

41
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

UJI AWAL
Pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas - POKJA USG POGI

1. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi obstetri sesuai dengan level kompetensi dan


ranah kewenangan klinis adalah merupakan salah satu standar etika utama
pemeriksaan ultrasonografi. (B/S)
2. Semakin banyak merujuk pasien memperlihatkan bahwa dokter tersebut kurang
kompeten dan kurang beretika. (B/S)
3. Probe pada USG merubah gelombang listrik menjadi gelombang suara melalui
mekanisme piezoelektrik. (B/S)
4. Semakin tinggi frekuensi gelombang suara maka semakin jauh penetrasinya ke
dalam jaringan. (B/S)
5. Pada pemeriksaan USG Obstetri probe yang direkomendasikan untuk digunakan
adalah konveks 3.4 MHz. (B/S)
6. Fungsi tombol time gain compensation pada USG adalah untuk menambah kekuatan
sonografi pada tiap layer. (B/S)
7. Tampilan hipoekhoik pada ultrasonografi menunjukkan bahwa jaringan tersebut
adalah jaringan padat. (B/S)
8. Pemeriksaan ultrasonografi berpotensi besar menimbulkan efek termal pada sel
atau jaringan sehingga mengakibatkan terbakar atau rusak. (B/S)
9. Posisi pemeriksa yang lazim digunakan pada dokter pemeriksa yang 'right-handed'
adalah di sebelah kanan pasien. (B/S)
10. Pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas difokuskan pada kehamilan trimester 1 dan
3. (B/S)
11. Metoda 6 langkah pemeriksaan pada USG obstetri dasar terbatas, meningkatkan
akurasi pemeriksaan dengan kurva pembelajaran yang lebih landai. (B/S)
12. Menggunakan metoda 6 langkah tersebut ada 12 item pemeriksaan yang akan
dinilai. (B/S)
13. Mengoperasikan probe pada pemeriksaan USG obetetri dasar terbatas adalah
dengan 'free hand movement'. (B/S)
14. Pada posisi longitudinal maka marker probe USG ada di bawah. (B/S)
15. Pada langkah 1, probe ditempelkan di atas simpisis pubis untuk menilai presentasi
janin. (B/S)
16. Pada langkah 4, probe dimulai ditempelkan pada sisi atas pasien untuk menilai lokasi
plasenta. (B/S)
17. Pada pemeriksaan bioimetri lingkar perut (AC), potongan transversal perut janin
dengan visualisasi sonomarker utama: vena porta hepatika, lambung, dan vertebra.
(B/S)
18. Pada pemeriksaan jumlah cairan ketuban, dipilih salah satu dari keempat kuadran
dengan jarak kantung ketuban terdalam yang diukur secara vertikal. (B/S)
19. Resume hasil pemeriksaan USG Obstetri dasar terbatas wajib dituliskan pada Buku
KIA 2020. (B/S)
20. Bila ditemukan hasil pemeriksaan tidak normal maka dilakukan rujukan dengan
menuliskan temuan pemeriksaan pada kolom komunikasi rujukan FKTP dan FKRTL
pada Buku KIA 2020. (B/S)

42
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

UJI AKHIR Ver. 1


Pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas - POKJA USG POGI

1. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi obstetri sesuai dengan level kompetensi dan


ranah kewenangan klinis adalah merupakan salah satu standar etika utama
pemeriksaan ultrasonografi. (B/S)
2. Semakin banyak merujuk pasien memperlihatkan bahwa dokter tersebut kurang
kompeten dan kurang beretika. (B/S)
3. Probe pada USG merubah gelombang listrik menjadi gelombang suara melalui
mekanisme piezoelektrik. (B/S)
4. Semakin tinggi frekuensi gelombang suara maka semakin jauh penetrasinya ke
dalam jaringan. (B/S)
5. Pada pemeriksaan USG Obstetri probe yang direkomendasikan untuk digunakan
adalah konveks 3.4 MHz. (B/S)
6. Fungsi tombol time gain compensation pada USG adalah untuk menambah kekuatan
sonografi pada tiap layer. (B/S)
7. Tampilan hipoekhoik pada ultrasonografi menunjukkan bahwa jaringan tersebut
adalah jaringan padat. (B/S)
8. Pemeriksaan ultrasonografi berpotensi besar menimbulkan efek termal pada sel
atau jaringan sehingga mengakibatkan terbakar atau rusak. (B/S)
9. Posisi pemeriksa yang lazim digunakan pada dokter pemeriksa yang 'right-handed'
adalah di sebelah kanan pasien. (B/S)
10. Pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas difokuskan pada kehamilan trimester 1 dan
3. (B/S)
11. Metoda 6 langkah pemeriksaan pada USG obstetri dasar terbatas, meningkatkan
akurasi pemeriksaan dengan kurva pembelajaran yang lebih landai. (B/S)
12. Menggunakan metoda 6 langkah tersebut ada 12 item pemeriksaan yang akan
dinilai. (B/S)
13. Mengoperasikan probe pada pemeriksaan USG obetetri dasar terbatas adalah
dengan 'free hand movement'. (B/S)
14. Pada posisi longitudinal maka marker probe USG ada di bawah. (B/S)
15. Pada langkah 1, probe ditempelkan di atas simpisis pubis untuk menilai presentasi
janin. (B/S)
16. Pada langkah 4, probe dimulai ditempelkan pada sisi atas pasien untuk menilai lokasi
plasenta. (B/S)
17. Pada pemeriksaan bioimetri lingkar perut (AC), potongan transversal perut janin
dengan visualisasi sonomarker utama: vena porta hepatika, lambung, dan vertebra.
(B/S)
18. Pada pemeriksaan jumlah cairan ketuban, dipilih salah satu dari keempat kuadran
dengan jarak kantung ketuban terdalam yang diukur secara vertikal. (B/S)
19. Resume hasil pemeriksaan USG Obstetri dasar terbatas wajib dituliskan pada Buku
KIA 2020. (B/S)
20. Bila ditemukan hasil pemeriksaan tidak normal maka dilakukan rujukan dengan
menuliskan temuan pemeriksaan pada kolom komunikasi rujukan FKTP dan FKRTL
pada Buku KIA 2020. (B/S)

43
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

UJI AKHIR Ver. 2


Pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas - POKJA USG POGI

1. Beberapa hal utama yang menjadi pegangan etik dalam melakukan pemeriksaan
ultrasonografi pada pasien adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Tepat indikasi.
b. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
c. Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan.
d. Membangun empati kepada pasien dengan melakukan pemeriksaan
ultrasonografi sesuai permintaan pasien.
e. Merujuk pada level faskes di atasnya bila didapatkan kelainan yang tidak
mempu untuk dinilai atau ditangani di level faskesnya.
2. Pada era digital saat ini banyak perilaku pasien maupun pendamping pasien yang
kurang sesuai dengan etika kedokteran, diantaranya adalah mem'video'
pemeriksaaan USG dan menyebarluaskannya di media sosial. Bagaimana tanggapan
anda?
a. Hal yang wajar di era saat ini, tidak melanggar etika, karena hak pasien untuk
menyebarkan atau merahasiakan hasil pemeriksaan medisnya.
b. Melanggar prinsip etika utama yaitu confidentiality,karena selain ada hak
pasien pada hasil pemeriksaan, terkandung juga hak dokter pemeriksa dan
faskes rumah sakit untuk dijaga kerahasiaannya. Hal ini juga melanggar
peraturan dan perundangan yang berlaku.
c. Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa hal ini kurang etis, tapi tetap
membiarkan perilaku tersebut demi empati.
d. Senang dengan perilaku ini, karena justru bisa menjadi promosi dokter dan
faskes/ rumah sakit secara tidak langsung.
e. Membiarkan merekam tetapi menyarankan ke pasien untuk
menyebarkannya di keluarga saja dan tidak di area publik.
3. Sifat dari gelombang suara yang dihasilkan oleh mesin USG sesuai dengan
pernyataan...
a. Jaringan keras akan meneruskan sebagian besar gelombang suara.
b. Jaringan lunak akan memantulkan sebagian besar gelombang suara .
c. Cairan akan meneruskan hampir keseluruhan gelombang suara.
d. Cairan akan memantulkan hampir keseluruhan gelombang suara.
e. Cairan akan menyerap keseluruhan gelombang suara.
4. Yang dikatakan resolusi baik pada sonografi adalah...
a. Gambar di monotor cerah.
b. Menampilkan demarkasi antara dua bangunan atau jaringan yang berbeda
dengan jelas.
c. Frame rate yang tinggi.
d. Bisa 3D/4D.
e. Titik-titik putih pada monitor usg sebagai tampilan ekhositas terlihat halus
dan rapih.
5. Anda akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi obstetri dasar terbatas pada
trimester 1, maka setting alat yang dilakukan adalah...
a. Probe linier 7.5 Mhz, setting abdomen.
b. Probe linier 7.5 Mhz, setting obstetri.

44
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

c. Mikrokonveks 6.5 Mhz, setting obstetri.


d. Konveks 3.5 Mhz, setting abdomen.
e. Konveks 3.5 Mhz, setting obstetri.
6. Tombol zoom pada USG berfungsi secara sekaligus untuk mengatur...
a. Kedalaman.
b. Lebar sektor.
c. Fokus.
d. Lebar sektor dan fokus.
e. Kedalaman dan lebar sektor.
7. Ketika anda memeriksa plasenta janin yang normal maka ekhositas plasenta tersebut
adalah...
a. Hipoekhoik.
b. Hiperekhoik.
c. Anekhoik.
d. Isoekhoik.
e. Ekhoik.
8. Pasien datang periksa dan mengatakan khawatir kalau di USG akan ada efek samping
pada janin yang dikandungnya, maka penjelasan anda sebaiknya adalah...
a. Sejauh ini belum didapatkan laporan kasus ataupun bukti ilmiah bahwa
penggunaan USG menimbulkan efek samping pada janin.
b. Efek samping bisa saja terjadi, tapi alat USG yang canggih ini sudah
meminimalkan efek sampingnya sehingga tidak ada pengaruhnya lagi.
c. Memang gelombang suara punya efek radiasi serupa dengan foto rontgen
tapi lebih aman.
d. Dengan diberikan jeli pada perut ibu saat pemeriksaan USG maka efek
samping yang ditimbulkan USG dapat dihilangkan.
e. Pemeriksaan USG hanya lima menit saja sehingga minimal efek samping.
9. Pasien datang untuk pemeriksaan trimester 1, maka salah satu kunci kejelasan
pemeriksaan sonografi transabdominal obstetri dasar terbatas adalah...
a. Sebelum pemeriksaan pasien diminta kencing dahulu.
b. Pasien diminta berpuasa semalam sebelum dilakukan pemeriksaan paginya.
c. Pasien diminta berbaring miring ke kiri sewaktu pemeriksaan USG.
d. Pasien diminta untuk posisi setengah duduk saat USG.
e. Pasien diminta minum 600 cc air dan menahan kencing hingga 1 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.
10. Pasien datang ANC trimester 1, dengan keluhan nyeri perut yang sangat pada daerah
bawah perut tanpa disertai perdarahan pervaginam ataupun flek. Pasien terlambat
haid satu bulan dan hasil test pack kehamilan (+). Maka hal yang paling penting pada
pemeriksaan anda adalah...
a. Memastikan umur kehamilan sesuai antara hasil USG dan HPMT.
b. Memastikan produk kehamilan ada di dalam rahim atau tidak tampak di
dalam rahim.
c. Memastikan janin yang ada hidup atau tidak.
d. Mengukur CRL.
e. Mengukur GS.
11. Anda sedang memeriksa seorang wanita dengan status nona (belum menikah)
dengan keluhan terlambat menstruasi 1 minggu yang anda curigai akibat kehamilan
dan dibuktikan dengan tes pack kehamilan (+). Kemudian anda menggunakan alat

45
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

bantu ultrasonografi untuk melihat ada tidaknya kehamilan. Maka yang akan anda
cari adalah.
a. Janin yang bergerak.
b. Rahim yang membesar.
c. Endometrium yang menebal.
d. Kantung kehamilan (GS).
e. CRL.
12. Anda sedang melakukan pemeriksaan pada trimester 3 dan mencurigai dari hasil
pertambahan berat badan ibu ada dibawah standar normal. Ibu hamil tersebut baru
saja satu minggu pulang dari rumah sakit dikatakan karena sakit tifus. Pengukuran
tinggi fundus uteri pun ternyata lebih pendek dari seharunya. Anda berfikir
menggunakan USG untuk menilai kehamilannya. Maka ekspektasi anda adalah...
a. Janin ukuran sesuai normal, cairan ketuban normal.
b. Janin ukuran sesuai normal, cairan ketuban sedikit.
c. Janin ukuran lebih besar dari normal, cairan ketuban normal.
d. Janin ukuran lebih besar dari normal, cairan ketuban sedikit.
e. Janin ukuran kecil, cairan ketuban sedikit.
13. Anda yang sedang bertugas di puskesmas menemukan ibu hamil umur kehamilan 28
minggu datang periksa dengan obesitas dari hasil pemeriksaan USG didapatkan
jumlah cairan ketuban berlebih. Maka yang sebaiknya anda lakukan...
a. Langusng dirujuk.
b. Cek GDS di puskesmas, kemudian rujuk dengan membawa hasil GDS.
c. Cek GDS kalau normal tidak perlu rujuk.
d. Cek Hb ulang, kemudian dirujuk dengan membawa hasil Hb.
e. Cek ulang Hb, kalau normal tidak perlu dirujuk.
14. Anda dihadapkan dengan pasien primigravida 34 minggu dengan tekanan darah
170/110, dengan keluhan gerakan janin berkurang. Anda melakukan pemeriksaan
DJJ dengan laenex hasilnya masih teratur 160x/menit. Kemudian anda berfikir untuk
melanjutkan dengan pemeriksaan sonografi. Sebaiknya hal yang selanjutnya anda
lakukan adalah...
a. Sebelum melakukan sonografi pasien distabilkan dengan pemberian oksigen,
pemasangan iv line dengan RL tetesan lini 8 tpm, pemasangan kateter.
tinggal, pemberian magnesium sulfat antenatal, pemberian antihipertensi,
selanjutnya dilanjutkan pemeriksaan sonografi.
b. Lanjut pemeriksaan sonografi dan laboratorium lengkap: GOT, GPT, AT, AE,
Hb, Creat, proteinurin.
c. Lanjut pemeriksaan sonografi kemudian rujuk, laboratorium nanti di RS
rujukan saja.
d. Langsung meminta keluarga pasien mengantarkan pasien ke RS.
e. Sebelum melakukan sonografi pasien distabilkan dengan pemberian oksigen,
pemasangan iv line dengan RL tetesan lini 8 tpm, pemasangan kateter
tinggal, pemberian magnesium sulfat antenatal, pemberian antihipertensi,
tidak perlu melakukan pemeriksaan sonografi, langsung dilakukan rujukan ke
RS.
15. Pasien dengan keluhan nafas pendek-pendek dan agak sesak. Saat pemeriksaan USG
trimester 3 pasien berulang kali bangkit dari posisi berbaring dan menyangga badan
dengan tangan. Apa yang selanjutnya anda lakukan?
a. Melanjutkan USG hingga selesai.

46
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

b. Menghentikan pemeriksaan USG dan merujuk ke dokter spesialis Penyakit


Dalam di RS.
c. Menghentikan USG, kemudian mengambil stetoskop dan memastikan ulang
pemeriksaan auskultasi dada pada paru dan jantung apakah ada suara
tambahan yang abnormal.
d. Melanjutkan USG dengan diberikan oksigen menggunakan nasal kanul.
e. Menghentikan USG dan meminta perawat sekera memasang EKG.
16. Anda melakukan pemeriksaan USG pada trimester 3 kemudian menjelaskan kepada
pasien bahwa taksiran persalinan pasien adalah 25 Februari. Pasien terkejut karena
hasil USG trimester 1 mengatakan taksiran persalinan adalah 25 Maret. Apa
penjelasan dan langkah selanjutnya yang sebaiknya anda lakukan?
a. Menjelaskan bahwa ada pertumbuhan janin yang terlalu besar sehingga
hitungan taksiran persalinan menjadi seolah maju, kemudian merujuk pasien
ke RS dan menuliskan problem rujukan di Buku KIA 2020.
b. Menjelaskan bahwa ada pertumbuhan janin yang terlalu kecil sehingga
hitungan taksiran persalinan menjadi seolah maju, kemudian merujuk pasien
ke RS dan menuliskan problem rujukan di Buku KIA 2020.
c. Menjelaskan bahwa ada kemungkinan kelainan bawaan pada janin,
kemudian merujuk pasien ke RS dan menuliskan problem rujukan di Buku KIA
2020.
d. Meminta pasien kontrol ulang USG 2 minggu lagi.
e. Langsung merujuk tanpa memberikan penjelasan karena dikhawatirkan salah
penjelasan.
17. Pasien gravida dengan lingkar lengan atas di bawah standar. Hasil Hb pada trimester
1 menunjukkan 8 g/dL. Anda memberikan suplementasi tablet tambah darah (TTD)
ferous fumarat, dan menyarankan supaya memeriksakan diri ke RS untuk mencari
penyebab anemia sekaligus pengobatan yang sesuai. Kemudian pasien ternyata tidak
ke RS dan baru datang kembali pada umur kehamilan 34 minggu. Anda melakukan
pemeriksaan ulang dan didapatkan Hb tetap 8 g/dL. USG trimester 3 menunjukkan
taksiran berat janin 1.5 kg dengan SDP 1.3 cm dan DJJ baik. Maka apa yang akan
anda lakukan?
a. Kondisi janin baik. Koreksi anemia dengan pemberian TTD kembali.
b. Merujuk ke RS untuk tata laksana selanjutnya.
c. Mengedukasi ibu untuk meningkatkan konsumsi daging untuk memperbaiki
anemia dan perkembangan janin selain memberi TTD kembali.
d. Memondokkan pasien untuk terapi cairan intravena dan transfusi darah.
e. Tidak perlu kontrol kembali dan menunggu HPL saja.
18. Pada langkah 4 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas, anda menelusuri plasenta
dari...
a. Fundus ke lateral.
b. Fundus ke bawah hingga simpisis.
c. Lateral ke lateral.
d. Simpisis ke atas hingga ke fundus.
e. Fundus hingga korpus.
19. Pada pemeriksaan langkah 5 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas anda
melakukan pemeriksaan jumlah cairna ketuban dengan mengukur....
a. Bagian anoekhoik secara vertikal dengan batas bawah dinding dalam rahim
atau struktur janin dan tali pusat.

47
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

b. Bagian anoekhoik secara horizontal dengan batas bawah dinding dalam


rahim atau struktur janin dan tali pusat.
c. Bagian anoekhoik secara vertikal dengan batas bawah dinding dalam rahim
atau struktur janin dan tali pusat dan dijumlahkan keempat kuadran.
d. Bagian anoekhoik secara horizntal dengan batas bawah dinding dalam rahim
atau struktur janin dan tali pusat dan dijumlahkan keempat kuadran.
e. Bagian anoekhoik secara horizntal dengan batas bawah dinding dalam rahim
dan dijumlahkan keempat kuadran.
20. Bila anda kesulitan mengukur lingkar kepala (HC) karena sulit mendefinisikan mana
tulang kranium, maka...
a. Ambil ukuran terluar yang penting melingkar simetris.
b. Mengukur lingkar perut saja sudah cukup.
c. Merujuk karena ada abnormalitas.
d. Menjelaskan ke pasien ini kemungkinan kelainan kongenital berat dan janin
setelah lahir akan meninggal, jadi tidak perlu ke RS.
e. Mengulang USG 2 minggu lagi.



48
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN

USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


TRIMESTER 1

49
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
USG TRIMESTER 1

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

SKILL USG OBSTETRI DASAR TERBATAS: TRIMESTER 1

LANGKAH/TUGAS NILAI

PERSIAPAN 0 1 2

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


Obstetri Dasar Terbatas: mesin USG, printer, kertas USG

2. Persiapan pasien (pasien): pasien menahan tidak berkemih agar vesica urinaria
terisi cukup penuh (pasien masih merasa nyaman saat diperiksa)

3. Menyalakan mesin USG dan periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah
benar: pengaturan (setting obstetri transabdominal), melihat TI dan MI, jumlah
fokus satu buah, pengaturan power, gain, kedalaman dan fokus

4. Menyiapkan tempat tidur, bantal, selimut telah siap pakai. Jeli dan tisue telah
siap pakai

5. Menyiapkan rekam medis dan Buku KIA kemudian periksa identitas pasien
cermati data terkait obstetri dan indikasi pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, melanjutkan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas

PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI

7. Memberi salam dan sapa kepada pasien serta memperkenalkan diri

50
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

8. Memberikan informed consent secara lisan tentang indikasi, prosedur, harapan


hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG

9. Mempersilahkan pasien menuju tempat pemeriksaan USG

10. Mencuci tangan

11. Memasang kertas tisue di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien dari jeli

12. Meletakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

13. Melakukan langkah ke-3 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas

Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.

14. Mengidentifikasi uterus.

15. Mengidentifikasi produk kehamilan (kantung kehamilan, embrio/ fetus)

16. Mengidentifikasi lokasi produk kehamilan (intra atau ekstrauterin)

17. Mengidentifikasi jumlah kantong kehamilan dan jumlah janin

18. Mengidentifikasi tanda kehidupan (pulsasi jantung)

19. Mengukur denyut jantung janin dengan M-mode

20. Mengukur kantung kehamilan (GS/ Gestational Sac)

21. Mengukur embrio/ fetus (CRL/ crown rump length)

22. Menentukan umur kehamilan

51
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

23. Menentukan hari perkiraan lahir/ prediksi tanggal persalinan

24. Pemeriksaan selesai, USG dalam posisi freeze, membersihkan jeli, merapikan
pakaian pasien, merapikan alat, membuang tisue ke tempat sampah

RESUME HASIL, DOKUMENTASI, KOMUNIKASI, RUJUKAN

25. Membuat resume hasil pemeriksaan dan menuliskan pada rekam medis

26. Menuliskan resume hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020

27. Mengkomunikasikan hasil kepada pasien

28. Melakukan rujukan bila ditemukan ada parameter hasil sonografi yang tidak
normal.

KEPUSTAKAAN

• POGI. Buku Ajar USG Obstetri Ginekologi Tingkat Dasar, 2013


• ISUOG. ISUOG Education Committee recommendations for basic training in
obstetrics and gynecological ultrasound, Ultrasound Obstet Gynecol, 2013.

52
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN

USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


TRIMESTER 3

53
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
USG TRIMESTER 3

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

SKILL USG OBSTETRI DASAR TERBATAS: TRIMESTER 3

LANGKAH/TUGAS NILAI

PERSIAPAN 0 1 2

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


Obstetri Dasar Terbatas: mesin USG, printer, kertas USG

2. Persiapan pasien (pasien): pasien mengosongkan kandung kemih supaya merasa


nyaman saat diperiksa)

3. Menyalakan mesin USG dan periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah
benar: pengaturan (setting obstetri transabdominal), melihat TI dan MI, jumlah
fokus satu buah, pengaturan power, gain, kedalaman dan fokus

4. Menyiapkan tempat tidur, bantal, selimut telah siap pakai. Jeli dan tisue telah
siap pakai

5. Menyiapkan rekam medis dan Buku KIA kemudian periksa identitas pasien
cermati data terkait obstetri dan indikasi pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, melanjutkan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas

PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI

7. Memberi salam dan sapa kepada pasien serta memperkenalkan diri

54
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

8. Memberikan informed consent secara lisan tentang indikasi, prosedur, harapan


hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG

9. Mempersilahkan pasien menuju tempat pemeriksaan USG

10. Mencuci tangan

11. Memasang kertas tisue di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien dari jeli

12. Meletakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

13. Melakukan langkah ke-1 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe diletakkan supra simfisis dengan posisi transversal marker di sisi


kanan pasien
• menilai presentasi janin yang ditemukan, kepala, bokong, atau kosong

14. Melakukan langkah ke-2 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe diletakkan supra simfisisi dengan posisi transversal marker di sisi


kanan pasien
• kemudian dilanjutkan geser ke atas menyudut ke sisi kanan pasien, ke sisi
tengah pasien, dan ke sisi kiri pasien
• menemukan pulsasi jantung dan menghitung dengan M-mode

15. Melakukan langkah ke-3 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.
• Menilai letak janin, jumlah janin.

16. Melakukan langkah ke-4 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe diletakkan pada sisi atas pasien dengan posisi longitudinal marker
berada di sisi atas pasien 3 sapuan ke arah simpisis, dari kiri tengah dan
kanan.
• menilai posisi plasenta serta ada bagian yang lepas atau tidak (previa atau
solusio)

17. Melakukan langkah ke-5 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe diletakkan pada keempat quadran dengan posisi longitudinal.


• menentukan quadran dengan jarak vertikal cairan amnion terdalam

55
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

• mengukur dan menyimpulkan kecukupan cairan amnion berdasar jarak


kantung terdalam/ single deepest pocket. (normal 2-8 cm)

Melakukan langkah ke-6 pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas:

• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.

14. Mengukur diameter biparietal (BPD)

15. Mengukur lingkar kepala (HC)

16. Mengukur lingkar perut (AC)

17. Mengukur panjang tulang paha (FL)

18. Menentukan taksiran berat janin (EFW/ TBJ)

19. Menentukan taksiran tanggal persalinan (EDD/ HPL) berdasarkan USG


Trimester 1, atau bila tidak ada dengan taksiran berdasarkan USG Trimester 3

20. Menentukan umur kehamilan

21. Pemeriksaan selesai, USG dalam posisi freeze, membersihkan jeli, merapikan
pakaian pasien, merapikan alat, membuang tisue ke tempat sampah

RESUME HASIL, DOKUMENTASI, KOMUNIKASI, RUJUKAN

22. Membuat resume hasil pemeriksaan dan menuliskan pada rekam medis

23. Menuliskan resume hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020

24. Mengkomunikasikan hasil kepada pasien

25. Melakukan rujukan bila ditemukan ada parameter hasil sonografi yang tidak
normal.

KEPUSTAKAAN

56
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

• POGI. Buku Ajar USG Obstetri Ginekologi Tingkat Dasar, 2013


• ISUOG. ISUOG Education Committee recommendations for basic training in
obstetrics and gynecological ultrasound, Ultrasound Obstet Gynecol, 2013.

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN

USG OBSTETRI DASAR TERBATAS


BUTIR KOMPETENSI

57
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DIAMETER BIPARIETAL (BPD) DAN LINGKAR KEPALA (HC)
Nilai disilang atau dicentang pada kolom
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

BPD, HC PARAMETER 0 1 2

1. Melakukan langkah 6 dengan benar


2. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
3. Gambar diperbesar (minimal 60% luas layar monitor).
4. Potongan aksial (transversal) kepala.
5. Tampilan hemisfer cerebri simetris.
6. Falx cerebri tampak di garis tengah.
7. Tampak gambaran thalamus.
8. Tampak gambaran cavum septum pellucidum (CSP).
9. Tampak gambaran insula.
10. Tidak boleh tampak gambaran cerebellum.
11. Pengukuran BPD: Penempatan kaliper dengan mode jarak
terdekat pada tepi luar cranium (tabulla eksterna) dan
ditarik garis tegk lurus falk serebri hingga tepi dalam
tulang kranium kontra lateral kemudian klik
12. Pengukuran HC: Penempatan kaliper dengan mode
sirkular ditepi luar tulang kranium. Kaliper pertama dari
frontal ke oksipital kemudian klik untuk berpindah dari
temporal ke temporal kemudian klik.
13. Mencatat ukuran BPD dan HC pada rekam medis

Total Nilai

58
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Potongan aksial (transversal) kepala janin pada level BPD, tampak gambaran falx cerebri,
cavum septum pellucidum (CSP), thalamus (T), ventrikel 3 (3rd V) dan insula.
Catatan: pengukuran BPD pada gambar ini dilakukan outer to inner pada os parietal dari
tabulla eksterna ke tabulla interna dan pengukuran HC adalah sisi luar kranium (outer).

59
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
PANJANG TULANG PAHA (FL)
Nilai disilang atau dicentang pada kolom
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

FL
PARAMETER 0 1 2
1. Melakukan langkah 6 dengan benar

2. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

3. Gambar diperbesar (minimal 60% luas layar monitor).

4. Tampak gambaran seluruh diafisis femur.

5. Arah gelombang suara USG tegak lurus terhadap


sumbu panjang femur.

6. Caliper diletakan pada setiap tepi diafisis yang telah


mengalami osifikasi.

7. Pengukuran dilakukan terhadap diafisis terpanjang.

8. Artefak spur pada bagian akhir diafisis tidak


dimasukan ke dalam pengukuran panjang femur.

9. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

60
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Potongan longitudinal femur, tampak cara pengukuran panjang diafisis femur (FL).
Catatan: bagian proksimal dan distal epifisis femur belum mengalami osifikasi dan tidak
diikutkan dalam pengukuran panjang femur (FL). Juga tampak spur pada bagian distal
femur, yang tidak boleh disertakan dalam pengukuran panjang femur (FL).

61
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
LINGKAR PERUT (AC)
Nilai disilang atau dicentang pada kolom
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

AC
PARAMETER 0 1 2
1. Melakukan langkah 6 dengan benar

2. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

3. Gambar diperbesar (minimal 60% luas layar


monitor).

4. Tampak gambaran potongan transversal


abdomen

5. Tampak lambung

6. Tampak vertebrae/ spine

7. Tmapak vena porta hepatika. J shaped

8. Diukur pada tepi luar kulit secara sirkular dengan


kaliper sirkular

9. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

62
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Potongan transversal abdomen (AC). Tampak tiga marker yaitu spine, J shaped vena porta
hepatika, dan lambung. GInjal dan jantung tidak boleh terlihat
Catatan: kaliper yang digunakan adalah mode sirkular diambil dari anterior ke posterior,
klik, dilanjutkan lateral ke lateral dan klik kembali.

63
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH CAIRAN AMNION/ KETUBAN

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 5. Menaruh probe pada 4 kuadran


dan mencari kuadran dengan cairan amnion terdalam

3. Gambar menampilkan satu kantong vertikal cairan


amnion terdalam.

4. Caliper ditempatkan dari bagian atas hingga dasar.

5. Pada pengukuran cairan amnion tidak boleh ada


bagian tubuh janin atau umbilicus.

6. Pengukuran cairan amnium dilakukan secara tegak


lurus terhadap permukaan tanah/ rata-rata air.

7. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

64
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran USG pengukuran SDP untuk menentukan jumlah cairan amnion/ ketuban,
diambil satu kantong terdalam. Pengukuran jumlah cairan amnion dilakukan secara tegak
lurus terhadap posisi transduser dan lantai.

65
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DENYUT JANTUNG JANIN

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

DJJ 0 1 2
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 2 dan mengidentifikasi jantung


dan melihat ada gerakan jantung
3. Mengubah mode ke M-mode

4. Menempatkan garis ukur memotong ventrikel dan


memotong atrium kemudian memencet tombol action

5. Menjaga probe tetap stabil diam dan menunggu


gelombang denyut jantung penuh satu siklus mengisi
layar USG
6. Mengukur jarak antara gelombang dengan memilih
tiga gelombang berturutan yang seragam dengan
kaliper fetal heart sesuai dengan setting mesin (dua
atau tiga gelombang)
7. Menilai irama dan frekuensi denyut jantung janin
8. Menulis pada rekam medis

Total Nilai

66
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran USG M-mode untuk pengukuran frekuensi denyut jantung janin.


Nilai normal 120-160.

67
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
KANTUNG KEHAMILAN/ GESTATIONAL SAC (GS)

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 3 pemeriksaan obstetri dasar


terbatas

Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju prosesus
xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan, 3
sapuan atas tengah dan bawah.

3. Menemukan kantung kehamilan di dalam rahim


atau tidak terdapat kantung kehamilan di dalam
rahim

4. Menilai struktur di dalam kantung kehamilan

5. Caliper ditempatkan dari dalam ke dalam


kantung kehamilan pada jarak terjauh dan
kemudian menilai hasilnya

6. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

68
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran pengukuran diamater kantung kehamilan (GS)

69
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Tampilan potongan sagital uterus dengan vesika terisi cukup dan GS intrauterin

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
CROWN-RUMP LENGTH (CRL)

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 3 pemeriksaan obstetri dasar


terbatas

Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju prosesus
xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan, 3
sapuan atas tengah dan bawah.

3. Menemukan kantung kehamilan di dalam rahim


atau tidak terdapat kantung kehamilan di dalam
rahim

4. Menilai struktur di dalam kantung kehamilan dan


ditemukan embrio/ fetus fase awal

5. Caliper ditempatkan pada jarak terjauh dari


puncak kepala hingga ujung bokong. Digunakan
sebagai patokan umur kehamilan berdasar USG
dan patokan taksiran persalinan (HPL) berdasar
USG

6. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

70
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran pengukuran crown-rump length (CRL) pada fase embrional (<10 minggu)

Gambaran pengukuran crown-rump length (CRL) pada fase fetus awal (10-14 minggu)

71
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
MENENTUKAN LETAK PLASENTA

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 4 pemeriksaan obstetri dasar


terbatas

Probe dimulai dari fundus turun ke simfisis dengan
posisi longitudinal

3. Menemukan plasenta di fundus atau tidak di


fundus

4. Menilai struktur di bagian basal plasenta

5. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

72
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran plasenta di fundus

Gambaran plasenta previa (abnormal)

73
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambaran solusio plasenta (abnormal)

74
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
MENENTUKAN PRESENTASI JANIN

Nilai disilang atau dicentang pada kolom


0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 1 pemeriksaan obstetri dasar


terbatas

3. Probe diletakkan transversal dengan marker


disisi kanan pasien dan tepat diatas simfisis pubis

4. Menemukan gambaran kepala atau tidak

5. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

Gambar tampilan presentasi pada langkah 1

75
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN


USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
MENENTUKAN JUMLAH JANIN
Nilai disilang atau dicentang pada kolom
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi belum baik
2: Dilakukan dengan baik

JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.

2. Melakukan langkah 3 pemeriksaan obstetri dasar


terbatas

Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju
prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah
dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan,
3 sapuan atas tengah dan bawah.

3. Menemukan kantung kehamilan di dalam rahim


dan melihat jumlahnya

4. Menilai struktur di dalam kantung kehamilan dan


menilai jumlah embrio/ fetus

5. Mencatat hasil pada rekam medis

Total Nilai

76
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambar tampilan jumlah janin gmeli/ kembar.

77
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

Gambar tampilan jumlah janin tunggal

USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

6 LANGKAH PEMERIKSAAN
RESUME HASIL
PENGISIAN BUKU KIA 2020
RUJUKAN

78
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

79
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

80
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

81
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

82
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS

83

Anda mungkin juga menyukai