POKJA USG
EDITOR
dr. Herman Kristanto, MS, SpOG(K)
Dr. dr. Agus Sulistyono, SpOG(K)
Dr. dr. Muhammad Adrianes Bachnas, SpOG(K)
2
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Bismillahir-rahmaannir-rahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua
Percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi membutuhkan suatu upaya yang
serius dan tidak biasa-biasa saja. Revisi pola antenatal care di Indonesia sekaligus penguatan
kemampuan pemeriksaan antenatal oleh dokter di fasilitas kesehatan tingkat primer sangat
diperlukan. Dokter umum diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penapisan awal
kehamilan patologis untuk kemudian melakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter
spesialis di rumah sakit rujukan. Oleh karenanya, salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan pada peningkatan kemampuan antenatal itu adalah dengan kemampuan
sonografi. Meski hal ini cukup sulit, mengingat kemampuan sonografi adalah bukan
kemampuan klinis yang dapat dicapai dalam satu dua hari, melainkan melalui suatu proses
pendidikan dengan learning curve yang cukup lama.
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, bahwa POGI melalui Pokja USG POGI telah dapat
merumuskan suatu model pelatihan yang tersimplifikasi dan terintegrasi dengan pelatihan
penguatan antenatal care bagi dokter di FKTP di 120 kabupaten/kota. Model ini berbeda
dengan model kompetensi SpOG. Model ini mengacu pada kemampuan untuk mengenali
sesuatu yang tidak normal dan bukan diperuntukkan dalam konteks penegakan diagnosis.
Model ini telah digunakan secara internasional dan memberikan hasil yang memuaskan
dalam pencapaian kompetensi sesuai yang diharapkan tanpa membutuhkan supervisi yang
terlalu lama dan terlalu intens.
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) melalui Pokja USG, berusaha
membantu Kementrian Kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan pemeriksaan
antenatal menggunakan alat bantu USG pada level layanan primer melalui suatu konsep
kompetensi ultrasonografi obstetri dasar terbatas dengan supervisi SpOG di RS rujukan
Kabupaten/ Kota yang terpilih serta POGI cabang , dengan harapan pelayanan bidang Obstetri
Dasar Terbatas akan terus meningkat demi kepentingan dan keselamatan pasien dan
masyarakat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ketua PP POGI
dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG (K)
3
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
4
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
A. Peserta
1. Kriteria peserta
a. Dokter umum yang telah menyelesaikan Internship, dan diutamakan Dokter tetap
yang telah bekerja lebih dari 2 tahun di layanan primer.
b. Memiliki STR dan SIP.
c. Bukan bidan atau paramedis lain.
2. Jumlah peserta
Jumlah peserta maksimal 40 orang per kelas/ gelombang atau menyesuaikan dengan
kondisi dan situasi.
B. Instruktur
Kriteria pelatih/fasilitator/instruktur
a. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (dr., SpOG) yang memiliki latar belakang
pengetahuan dan pengalaman serta kompetensi sesuai dengan bidangnya.
b. Memiliki kompetensi dan pengalaman menjadi pendidik/ pelatih / fasilitator/
instruktur yang terkognisi oleh POGI dan ditunjuk oleh PP POGI melalui Pokja USG POGI.
C. Pengendali Pelatihan (Master of Training)
Pengendali diklat adalah orang yang mengatur proses kegiatan pelatihan dari awal sampai
akhir pelaksanaan pelatihan.
Persyaratan:
a. Anggota POGI
b. Mengetahui kebijakan dasar dan strategi Kemenkes RI dan POGI dalam meningkatkan
kemampuan dokter layanan primer.
c. Kompeten dalam USG Obstetri dan Ginekologi minimal pada leveling dasar, atau di
atasnya: madya, lanjut.
d. Pernah mengikuti Training of Trainer (TOT).
e. Ditunjuk oleh PP POGI melalui Pokja USG POGI.
A. Penyelenggara :
• POGI melalui Pokja USG POGI dengan diseminasi pada POGI Cabang.
• Kementrian Kesehatan melalui koordinasi dengan POGI. Diseminasi dapat melalui RS
rujukan yang telah ditunjuk atas kesepakatan Kemenkes RI dan PP POGI.
5
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
EVALUASI
6
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
SERTIFIKAT
Maka akan dikeluarkan surat rekomendasi penerbitan sertifikat kompetensi dari Panitia
melalui PDUI kepada Kolegium Dokter Indonesia dan tembusan kepada POGI untuk
kemudian diterbitkannya sertifikat kompetensi oleh Kolegium Dokter Indonesia dan
diserahkan kepada peserta.
7
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
PENDAHULUAN
Percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi memerlukan upaya serius dan
ekstraordinari. Penguatan kualitas pemeriksaan antenatal pada layanan primer sangat
diperlukan. Dokter umum jangan sampai gamang dalam melakukan pemeriksaan antenatal
untuk secara dini mengenali kondisi patologi selama kehamilan, baik komplikasi onbstetri
maupun komplikasi medis. Dengan mengenali awal problem kehamilan, penanganan di rumah
sakit pasca rujukan akan dapat lebih efektif, sehingga mortalitas dapat terhindarkan. Dokter
umum diharapkan memiliki kompetensi antenatal baik, mulai dari kompetensi anamnesis,
kompetensi pemeriksaan fisik diagnostik, serta kompetensi dalam pemeriksaan penunjang.
Kompetensi dalam pemeriksaan penunjang tersebut salah satunya adalah kompetensi
sonografi obstetri dasar terbatas.
ISI
Pelatihan ini secara garis besar terbagi menjadi sesi kuliah (pemberian materi) disertai
diskusi dan tanya jawab, live-demo, bimbingan terstruktur, melakukan dengan supervisi, dan
melakukan mandiri dengan pantauan hasil pemeriksaan. Pelatihan ini juga disertai dengan uji
pengetahuan dan uji keterampilan yang disusun menjadi pre-test, post-test, dan OSCE.
Pantauan hasil pemeriksaan dilakukan selama 6 bulan oleh instruktur pelatihan. Pasca
pelatihan ini diharapkan Dokter Umum dapat:
1. Memahami etika dalam pemeriksaan ultrasonografi (medikolegal, informed consent,
dokumentasi, dan komunikasi hasil pemeriksaan).
2. Memahami fisika dasar (prinsip kerja alat dan knobology), terbatas.
8
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta tentang USG
Obstetri Dasar Terbatas.
Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan ini akan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
1. Laporan ketua panitia pelatihan.
2. Sambutan Ketua IDI cabang/ perwakilan
3. Sambutan Ketua POGI cabang/ perwakilan
4. Pembacaan doa.
Atau menyesuaikan situasi pelatihan.
9
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
1. Penjelasan oleh instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para instruktur pelatihan, dan juga perkenalan
antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana
seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama
pelatihan.
Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi dasar tentang Kebijakan dasar dan
strategi Kemenkes RI dalam meningkatkan kemampuan dokter umum sebagai dasar dari
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Memberikan pengetahuan mengenai strategi POGI dalam program percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, dalam hal ini khususnya dikaitkan dengan
peningkatan kualitas antenatal care untuk mendeteksi awal abnormalitas pada kehamilan
menggunakan pemeriksaan penunjang sonografi.
10
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
6. Membuat resume hasil pemeriksaan, melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga
terkait hasil pemeriksaan, dan mampu mendokumentasikan dengan baik hasil pemeriksaan
pada Buku KIA revisi 2020
7. Sistem rujukan kasus abnormalitas kepada faskes sekunder atau Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi.
Pada akhir pelatihan dilakukan post-test dan OSCE, dengan tujuan untuk melihat penguasaan
pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. Sehingga mampu untuk
melakukan secara mandiri di layanan kesehatan primer dengan tetap terpantau hasilnya oleh
instruktur selama 6 bulan melalui sistem buku-log maupun pantauan rujukan yang dinilai
melalui pengisian Buku KIA 2020
Sertifikat Kompetensi diberikan setelah peserta memenuhi semua prasyarat pelatihan yakni
sertifikat kehadiran (mengikuti seluruh pelatihan secara penuh termasuk pre-test dan post
test) serta menyelesaikan log book berbasis BUKU KIA REVISI 2020 (50 kasus) dalam konsep
kolaborasi rujukan kepada SpOG instruktur di RS rujukan yang telah ditetapkan/ ditunjuk dan
terverifikasi oleh POGI melalui Pokja USG POGI.
Pada situasi khusus dapat dilakukan pembelajaran dengan sistem Blended Learning yaitu
mengkombinasikan kuliah secara online/ daring dan pelatihan hands-on berkelompok secara
offline/ luring.
11
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
PENUTUP
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka kemampuan Dokter Umum pada layanan primer
dalam konteks antenatal care dapat meningkat. Sehingga, akan kondisi patologis pada
kehamilan dapat ditemukan lebih awal sehingga belum terjadi komplikasi berat yang berakibat
kematian maupun penanganan pada level rumah sakit rujukan dapat menjadi lebih efektif.
12
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Pendahuluan
Saat ini penggunaan peralatan USG di dunia telah meningkat, termasuk di Indonesia karena
harganya relatif lebih murah serta meningkatnya kebutuhan masyarakat. Harga murah dan
kemungkinan dokter memperoleh tambahan penghasilan dari pemeriksaan USG harus disikapi dengan
bijak, jangan sampai dokter tergoda membeli peralatan USG tetapi belum memiliki kompetensi atau
kompetensinya belum memadai. Misalnya pemakaian USG 3D diperbolehkan setelah dokter mencapai
kompetensi minimal tingkat madya. Dokter yang melakukan pemeriksaan USG tanpa kompetensi yang
sesuai, merupakan sikap tidak professional. Kompetensi juga harus disertai perilaku yang etis (beretika
baik) dan profesionalitas yang baik.
Etika merupakan komponen penting pada pemeriksaan USG obstetrik. Konsep the fetus as a
patient dan strategi peningkatan pemahaman akan hak otonomi pasien merupakan masalah baru yang
harus kita atasi bersama. Jangan dilupakan prinsip dasar etika kedokteran dalam melaksanakan profesi
dokter, yaitu beneficence, non-maleficence, respect for autonomy, dan justice (adil).
Masalah legal pada diagnostik sonografis sekitar 85% berkaitan dengan Obstetri Dasar Terbatas
(Gambar 1), kasus obstetri sekitar 75%. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melakukan pelatihan
yang terstandar dan tersertifikasi, meningkatkan pemahaman aspek etika dan medikolegal serta
kesejawatan, dan menjaga sikap profesionalisme yang baik. Misalnya pemeriksaan USG yang telah
terstandar dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan berdasarkan panduan POGI.
Body Region N %
Obstetric 318 74.5
Gynecologic 45 10.5
Abdominal 29 6.8
Eye 4 1
Breast 2 0.5
Neurological 1 0.2
Miscellaneous 28 6.5
Total 427 100
POGI telah membuat Panduan Pemeriksaan USG Obstetri yang telah disesuaikan dengan
keadaan di Indonesia. Materi ajar pada pelatihan USG obstetri dasar terbatas adalah penyederhanaan
materi dasar SpOG supaya mampu laksana oleh dokter umum pada layanan primer. Hal ini juga telah
lazim digunakan pada dunia USG di dunia, sebagaimana telah dipublikasikan hasilnya oleh ISUOG pada
tahun 2016.
Pasien sebagai mitra dokter perlu diedukasi dengan benar tentang indikasi, kapan pemeriksaan
USG dilakukan, keterbatasan kemampuan peralatan, harapan versus kenyataan hasil pemeriksaan dan
perkiraan biaya pemeriksaan. Kesenjangan antara harapan pasien dengan hasil pemeriksaan USG dapat
memicu masalah antara dokter pemeriksa dengan pasien.
13
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Standarisasi dan sertifikasi kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas yang dikerjakan oleh Dokter
Umum di daerah pada layanan primer tersupervisi oleh POGI dan SpOG supervisor di wilayah tersebut.
Setiap dokter umum diharapkan pelakukan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas sebagai integrasi
pemeriksaan ANC yang berkualitas khususnya pada K1 dan K6 dan diisikan pada halaman ke 6 dan ke
10 BUKU ANC 2020. Diharapkan peningkatan kualitas layanan ANC pada level primer akan menurunkan
angka kematian ibu dan bayi setelah diimplementasikan secara nasional.
14
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Etika profesi kedokteran diturunkan dari etika secara umum. Secara lengkap masalah etika
kedokteran dapat dipelajari pada buku Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI, 2012). Etika di bidang
Obstetri Dasar Terbatas juga mengacu pada prinsip etika secara umum dan KODEKI 2012. Dokter wajib
melindungi dan meningkatkan kepentingan pasien. Empat kewajiban dokter dalam KODEKI adalah
kewajiban umum (9 pasal), kewajiban dokter terhadap pasien (5 pasal), kewajiban dokter terhadap
teman sejawat (2 pasal) dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri (2 pasal).
Pada etika obstetri, diatur hubungan dokter dengan ibu hamil (otonomi ibu hamil, principle of
beneficence); ibu hamil dengan janin (otonomi ibu hamil sebelum janin viable, principle of beneficence);
dan hubungan dokter dengan janin (fetal right to life setelah janin viable, the fetus as a patient, dan
principle of beneficence).
Etika pemeriksaan USG mencakup:
1. Kompetensi pada pemeriksaan USG
2. Indikasi pemeriksaan USG
3. Pelaporan hasil pemeriksaan USG
4. Menjaga kerahasiaan.
Saat ini semakin banyak masalah yang berkaitan dengan aspek etika USG yaitu siapa yang boleh
melakukan pemeriksaan USG, apa indikasinya, bagaimana cara pemeriksaannya, bagaimana
berperilaku etis, validitas, mutu, dampak sosial, dan dampak hukum. Berdasarkan hal tersebut, perlu
dipahami tentang what, who, when, how, dan which pada pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas:
• What: meliputi jenis peralatan USG, teknik/cara pemeriksaan USG dan tingkat kompetensi dokter
pemeriksa. Apakah etis memakai peralatan USG yang sudah kuno? Tentunya bukan karena alat
tersebut tanpa dikalibrasi, intensitas suara tidak aman bagi sel, kemampuan diagnostik menurun,
dan tidak akurat dalam membantu tindakan invasif. Jangan dilupakan prinsip beneficence dan non-
maleficence.
Kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas mengetahui kondisi abnormal pada skup obstetri terbatas,
tidak melakukan diagnosis dan tidak melakukan tata laksana. USG ini dilakukan di layanan primer
oleh dokter umum.
Sementara Untuk dr. SpOG:
Kompetensi USG Dasar: kehamilan normal, pelatihan USG dasar, dan bekerja di pusat kesehatan
primer.
Kompetensi USG Madya: RS daerah/sejenis, spesialis, pendidikan USG tingkat madya (highly trained
physician), pengetahuan cukup tentang dismorfologi dan fetomaternal, pengalaman cukup di RS
dengan banyak cakupan kasus.
Kompetensi USG Lanjut: RS pusat rujukan fetomaternal (center for prenatal diagnosis), kasus
kompleks dengan teknik khusus, misal ekhokardiografi janin.
• Who: siapa yang kompeten menggunakan peralatan USG. Setiap tindakan medis harus dilakukan
dengan lege-artis dan pemeriksa memahami pengaruh biologis gelombang suara terhadap sel.
Selain itu harus mampu menggabungkan pengetahuan dan keterampilan klinis dengan pemeriksaan
USG, misalnya kesalahan mendiagnosis blighted ovum hanya berdasarkan diamater kantong gestasi
30 mm tanpa janin.
• When: kapan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan USG. Semua pemeriksaan USG harus
dilakukan atas indikasi medis dan telah memperoleh persetujuan pasien. Pada awal tahun 90-an
telah dikembangkan persetujuan khusus pemeriksaan USG prenatal yaitu prenatal informed consent
for sonogram (PICS). Pemeriksaan USG juga berkaitan dengan biaya sehingga perlu dipertimbangkan
kapan akan melakukannya yaitu atas indikasi medis.
15
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
• How: bagaimana cara/teknik pemeriksaan USG yang akan dilakukan. Hal tersebut sangat penting
karena terkait masalah etika dan budaya serta adat istiadat setempat. Lakukan komunikasi dengan
baik, jelaskan secara mudah prosedur pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang diharapkan. Beri
kesempatan kepada pasien untuk memutuskan memilih yang mana, apakah menerima saran untuk
melakukan pemeriksaan USG. Ingat prinsip patient autonomy dan non-maleficence.
• Which: yang mana dan untuk apa. Pemeriksaan USG sering disalahgunakan untuk sekedar melihat
wajah janin (boutique fetal imaging) atau penentuan jenis kelamin, sementara pemeriksaan yang
lebih penting tidak dilakukan, misalnya skrining kelainan kongenital. Tujuan salon foto janin, bukan
untuk diagnostik, tetapi ke arah entertainment (hiburan) yang dapat menimbulkan masalah etik dan
medikolegal karena tidak terdiagnosisnya kelainan. Masalah yang mungkin timbul adalah kolaborasi
rujukan dokter (blanket prescription), foto wajah janin sebagai komoditas ekonomi, terabaikannya
risiko biologis pajanan gelombang suara frekuensi tinggi terhadap sel, risiko psikologis akibat tidak
terdiagnosisnya anomali kongenital dan konflik ekonomi akibat biaya pembuatan foto dan
pemeriksaan USG. Kemajuan teknologi USG telah mengubah praktik obstetri dan ginekologi; USG
sudah seperti stetoskop. Harapan pasien yang terlalu tinggi yang tidak diimbangi dengan
kemampuan operator USG dapat menimbulkan konflik etika dan hukum. Persetujuan tindak medis
dan keputusan ada di pasien dan harus selalu disampaikan. Prinsip patient autonomy dan lege-artis
penting dalam proses PICS yaitu:
1. Ibu hamil harus memperoleh informasi tentang keuntungan dan kerugian pemeriksaan USG
obstetri.
2. Ibu hamil diberi kesempatan untuk memikirkan dan mengevaluasi informasi yang baru
diperolehnya.
3. Ibu hamil harus menyatakan secara lisan keinginan, persetujuan maupun penolakannya terhadap
pemeriksaan USG yang ditawarkan kepadanya.
4. Pemeriksa dapat merekomendasikan pendapatnya.
5. Ibu hamil diberi kesempatan bertanya atau berdiskusi hal-hal yang belum dimengerti.
6. Ibu hamil akhirnya dimintakan keputusannya, baik berupa persetujuan maupun penolakan
terhadap pemeriksaan USG.
Profesionalisme
Dunia yang berubah begitu cepat meminta setiap orang untuk bekerja profesional; tidak akan
ada yang mau menerima dokter yang tidak profesional. Secara pribadi dan organisasai, harus saling
menjaga dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme dalam bekerja.
Dunia yang begitu cepat berubah merupakan tantangan tersendiri bagi setiap profesional. Beban
kerja yang meningkat, hidup yang harus berimbang, keinginan dan pengetahuan pasien yang
meningkat, komersialisasi, insentif finansial serta peningkatan tekanan manajerial membuat setiap
profesional harus mampu beradaptasi dengan baik. Jangan sampai seorang profesional kehilangan 10
perilaku profesional: humility, honesty, responsibility, reliability, accountability, altruism,
respectfulness, compassion, sensitivity, dan tactfulness. Selain 10 sifat baik tersebut, ada juga 10 buah
contoh perilaku tidak profesional, yaitu: intelectual or personal dishonesty; arrogance and
disrespectfulness; prejudice on the basis of gender, ethnicity, age, or sexual orientation; abrasive
interaction with patient and coworkers; lack of accountability for medical errors and administrative
oversight; fiscal irresponsibility; lack of sustained commitment to self learning; lack of due deligence;
personal excesses; dan sexual misconduct.
16
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Kesejawatan
Ciri kesejawatan yang baik adalah suka berbagi hal baik dengan teman sejawat (TS), respek terhadap
TS, kooperatif, dan mampu menjaga hubungan baik. POGI telah membuat panduan kesejawatan
sebagai berikut:
1. Saling menghormati (respect)
2. Peduli (regard)
3. Mendukung (support)
4. Mempunyai itikad baik (good-will) terhadap SpOG atau sejawat lain
5. Etika dan profesionalisme
6. Teladan
7. Tidak mengomentari TS
8. Mampu berkomunikasi
9. Tidak diperkenankan menyampaikan kebaikan diri atau kekurangan sejawat lainnya
10. Merujuk pasien dengan data yang benar dan lengkap
11. Membantu TS yang perlu dibantu
12. Kesetaraan dalam karya ilmiah (penelitian)
13. Penyelesaian masalah bersama POGI dan atau IDI
Aspek Hukum
Masalah legal berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi dan penjelasan kepada pasien
(persetujuan tindak medik); juga terkait agama, moralitas, etika, dan hak azazi manusia. Kesalahan
diagnostik sonografis dapat berhubungan dengan kompetensi, kecelakaan kerja, perilaku dan hal
lainnya. Prosedur diagnostik prenatal merupakan tindakan medis yang secara hukum boleh dilakukan
bila memenuhi persyaratan (lege-artis) sebagai berikut:
1. Dokter memiliki kualifikasi khusus (kompeten)
2. Dokter sudah memperoleh pelatihan yang cukup
3. Diperlukan persetujuan setelah informasi (PSI) dari pasien
Seorang dokter dikatakan telah kompeten dalam melakukan pemeriksaan USG Obstetri Dasar
Terbatas bila telah mengikuti pendidikan dan pelatihan USG secara formal, memperoleh sertifikat
kompetensi. Di Indonesia, pelatihan USG Obstetri Dasar Terbatas berbasis kompetensi hanya diadakan
oleh POGI melalui Pokja USG. Kualifikasi tersebut penting dalam proses rujukan berjenjang dan aspek
medikolegal. Kompetensi USG Obstetri Dasar Terbatas Indonesia bagi dokter umum yang kemudian
menemukan abnormalitas pada pemeriksaan maka melanjutkan rujukan pemeriksaan ke SpOG dengan
penguasaan diatasnya. Untuk kemudian berjenjang pada kompetensi Dasar, Madya, dan Lanjut.
Kompetensi harus selalu dijaga dengan selalu aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Setiap hasil pemeriksaan USG harus didokumentasikan dan diarsipkan dengan baik (di Indonesia
minimal disimpan 5 tahun) serta mencantumkan identitas pasien, tanggal pemeriksaan, nama dan
tempat pemeriksaan dan diarsipkan.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, dokter harus menjelaskan kenapa dilakukan, apa yang
akan dirasakan, harapan hasil dan rencana selanjutnya setelah pemeriksaan USG. Komunikasi yang baik
dapat membantu mencegah masalah medikolegal. Sampaikan kepada pasien, bahwa pemeriksaan USG
normal tidak menjamin bahwa janin akan dilahirkan normal. Kesulitan teknis yang dapat menghalangi
pemeriksaan anatomi janin adalah obesitas, oligohidramnion, rentang waktu saat pemeriksaan USG,
17
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
dll. Dokter pemeriksa juga harus menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan dan hal tersebut disampaikan
kepada pasien dan atau suami. Di negara barat, suami, keluarga, dan teman dekat dianggap pihak ketiga
yang tidak berhak memperoleh informasi secara langsung kecuali secara nyata diizinkan oleh ibu hamil
tersebut.
Penutup
Masalah etika berkaitan dengan medikolegal. Lakukan pemeriksaan USG atas indikasi dan sesuai
standar. Pasien memiliki hak untuk memilih dan memutuskan pilihannya. Perhatikan kebenaran dan
kelengkapan rekam medik. Bekerjalah dengan etis, profesional, dalam bautan kesejawatan dan pahami
aspek medikolegal.
18
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Pendahuluan
Pembahasan pada materi ini tidak bersifat rinci, hanya garis besar penyampaian prinsip fisika
dalam proses pemeriksaan USG. Pembahasan lebih lengkap dapat dibaca buku khusus yang membahas
fisika suara dan proses pembentukan gambar dari gelombang suara frekuensi tinggi.
Pemeriksaan USG adalah menggambar dengan suara frekuensi tinggi, prinsipnya mirip fotografi.
Gelombang suara menjalar lebih lambat daripada cahaya sehingga mudah terjadi distorsi gambar dan
kurang rinci dibandingkan hasil foto kamera. Pemeriksa harus paham akan distorsi gambar untuk
mengurangi kesalahan diagnostik dan masalah medikolegal.
Dampak gelombang suara perlu dipikirkan terhadap satu atau beberapa sel janin. Gelombang
suara akan menerpa sel janin, menimbulkan efek mekanis dan termal. Bila frekuensi dan waktu
pemeriksaan melebihi ambang batas toleransi sel, maka sel tersebut akan rusak. Pada Pelatihan USG
ini akan diajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan USG yang aman dan nyaman bagi pasien (dan
janin) serta dokter pemeriksa. Prinsip ALARA dan ASAP pada pemeriksaan USG jangan dilupakan,
lakukan secara bertahap, mulai dari USG 2D.
Hal umum yang diharapkan mampu dikuasai oleh dokter umum yang akan melakukan pemeriksaan
USG Obstetri Dasar Terbatas:
Mampu memahami dasar-dasar fisika dan prinsip biosafety pada pemeriksaan USG
Hal khusus yang diharapkan mampu dikuasai oleh dokter umum yang akan melakukan pemeriksaan
USG Obstetri Dasar Terbatas:
• Mampu menjelaskan prinsip gelombang suara (frekuensi, panjang gelombang, kecepatan,
amplitudo, daya dan intensitas)
• Mampu menjelaskan prinsip dasar alat USG
• Mampu menjelaskan fungsi, mekanisme dan jenis transduser
• Mampu menjelaskan berbagai jenis dan prinsip pencitraan pada alat USG
• Mampu menjelaskan berbagai kemungkinan perjalanan gelombang suara di jaringan
• Mampu menjelaskan berbagai aplikasi ultrasound pada pemeriksaan sonografi (resolusi dan
penetrasi)
• Mampu menjelaskan terjadinya artefak pada pemeriksaan sonografi
• Mampu menjelaskan efek biologis gelombang suara di jaringan
• Mampu menjelaskan mechanical index (MI) dan thermal index (TI)
• Mampu menjelaskan prinsip ALARA dan ASAP
19
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
satu gelombang yang terjadi setiap detiknya. Panjang gelombang adalah jarak antara dua posisi
gelombang yang identik (antara dua pemadatan atau dua peregangan).
Kecepatan gelombang suara adalah kecepatan dari gelombang suara pada saat melalui suatu
medium (ditentukan oleh densitas dan kompresibilitas medium). Kecepatan suara pada udara adalah
330 m/detik, air 1497 m/detik dan yang paling cepat adalah tulang 4080 m/detik.
Udara yang terdapat di antara transduser (probe/penjejak) dan jaringan akan mengganggu
penetrasi gelombang suara ke jaringan dan mengalami refleksi. Penggunaan jeli di antara transduser
dan jaringan mencegah masuknya gelembung udara sehingga memudahkan penetrasi gelombang
suara.
Suara ultra adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari 20.000 Hz. Kebanyakan peralatan
diagnostik dalam kedokteran memakai frekuensi 1–20 MHz (I MHz = 1.000.000 siklus per detik).
20
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
akibat perubahan aliran listrik memicu pembentukam gelombang suara. Saat aliran listrik masuk
transduser menghasilkan gelombang suara (proses transmisi), kemudian saat arus listrik berhenti
transduser akan menangkap pantulan gelombang suara (proses mendengan).
Gambar yang dihasilkan amat ditentukan oleh amplitudo dari sinyal yang direfleksikan objek.
Kekuatan amplitudo sinyal ditentukan oleh besar sinyal yang direfleksikan objek dan kedalamannya.
Tampilan gambar di layar monitor dapat berbentuk A-mode (amplitudo mode), B-mode (brightness
mode) termasuk real-time dan 2-dimensi, dan M-mode (motion mode).
A-mode, A berasal dari kata amplitudo. Gelombang suara dipancarkan dalam bentuk garis lurus
yang sempit. Pencitraan ditentukan oleh pantulan gelombang suara yang ditentukan oleh
Prinsip kerja alat ultrasonografi
amplitudonya. A-mode digunakan untuk mengukur panjang objek dengan mengandalkan sinyal yang
Pencitraan : A mode
diciptakan oleh gelombang yang memantul setelah melewati sebuah objek.
1 2
1
A!mode!dapat!digunakan!untuk!mengukur)panjang)suatu)objek)dengan!
Gambar A-mode pada USG
mengandalkan!sinyal!yang!diciptakan!oleh!gelombang!yang!memantul!
setelah!melewa5!sebuah!objek!
B-mode, B berasal dari brightness, merujuk besarnya pantulan gelombang suara yang jika
semakin kuat, semakin bright. Gelombang suara dipancarkan berulang kali ke seluruh bagian objek dan
POGI/USG/Dasar/2015
hasil pencitraannya direkam sehingga tercipta sebuah gambar. Kejadiannya sangat cepat sehingga
HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
POGI/USG/
HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
Dasar/2015
M-mode, M berasal dari kata motion. Artinya gelombang suara yang dihasilkan seperti pada B-
mode digunakan untuk menangkap objek bergerak.
21
M-mode
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
POGI/USG/
HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
Dasar/2015
Gambar M-Mode pada Tampilan Denyut Jantung Janin
Dikenal beberapa bentuk transduser, yaitu konveks, linear, mikro-konveks, dan transvaginal.
Pada USG , jenis transduser yang banyak dipakai adalah konveks (frekuensi 3,5–5 MHz) dan transvaginal
(frekuensi 5–10 MHz). Transduser yang digunakan akan menentukan pembentukan gambar.
Refleksi( Refraksi(
Refraksi(
Refleksi(
Kedalaman(jaringan(
Daya tembus gelombang suara dan kemampuan membedakan dua titik (resolusi) ditentukan
oleh panjang gelombang dan frekuensinya. Gelombang dengan frekuensi rendah memiliki panjang
22
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
gelombang “panjang” sehingga daya tembusnya dalam tetapi resolusinya rendah. Gelombang suara
yang berfrekuensi tinggi, memiliki panjang gelombang “pendek” sehingga memiliki resolusi yang baik,
yaitu mampu membedakan dua titik terdekat sehingga tampak terpisah. Bila resolusinya tidak baik,
maka gambaran dua janinAplikasi gelombang
kembar terpisah, suara
terlihat seperti kembar dempet.
Resolusi
Gambar
Aplikasi gelombang suara
8. Hubungan Panjang Gelombang dengan Kedalaman Penetrasi
Apabila'gelombang'ultrasound'2dak'dapat'mencapai'objek,'maka'2dak'
ada'gelombang'yang'dipantulkan,'maka'2dak'ada'gambar'yang'dihasilkan'
POGI/USG/Dasar/2015
resolusi HANYA UNTUK PENDIDIKAN & PENELITIAN
Kehilangan)gambar) Kehilangan)resolusi)
objek)yang)letaknya)
lebih)dalam)
23
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
yang bersifat nontermal untuk menimbulkan kavitasi, acoustic streaming, radiation forces dan
pembentukan radikal bebas. TI adalah energi yang dihasilkan oleh gelombang suara yang dapat memicu
peningkatan suhu 10C. Pada pasien yang sedang demam, perlu kewaspadaan untuk mencegah efek
negatif peningkatan suhu yang dapat berdampak pada embrio dan janin (gangguan perkembangan
janin).
Pemeriksaan USG yang aman berarti tidak merusak jaringan, tidak menimbulkan infeksi
nosokomial, dan tidak merusak lingkungan. Batasi pajanan energi <100 mW/joule, atur MI dan TI <1,
laksanakan prinsip ALARA dan ASAP. Perhatikan kenyamanan pasien yaitu privacy terjaga, peralatan
terawat dengan baik dan siap pakai. Jika MI dan TI >1 persingkat waktu pemeriksaan, ubah pajanan
menjadi yang paling kecil (misal pemeriksaan doppler diganti B-mode) dan sesuaikan pengaturan
peralatan USG (power output, area of color flow).
24
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Pendahuluan
Pernahkah kita salah dalam menegakkan diagnosis berdasarkan USG? Jawabannya, mungkin
pernah. Kesalahan dapat disebabkan persiapan yang tidak baik, misalnya peralatan USG tidak dipelihara
dengan baik, ruang periksa tidak nyaman sehingga terburu-buru memeriksa pasien atau persiapan tidak
memadai. POGI telah membuat panduan tentang peralatan USG dan sarana pendukungnya yang
minimal harus tersedia di praktik.
Persiapan yang baik akan memberikan hasil yang baik. Persiapan mencakup pasien, peralatan
dan pemeriksa. Peralatan USG dan kardiotokografi minimal setahun sekali harus dikalibrasi agar akurasi
pemeriksaan tetap terjaga.
Peralatan
Program pemeliharaan peralatan USG harus baik, misalnya kapan dilakukan kalibrasi berkala. Bila
kalibrasi tidak baik, maka akan memengaruhi resolusi dan fungsi pengukuran sehingga akurasi
diagnostik berkurang. Kesalahan diagnostik sonografi dapat menimbulkan masalah medikolegal dan
kompetensi pemeriksa.
Peralatan harus siap pakai, bersihkan segera setelah satu pasien selesai diperiksa, gunakan
larutan pembersih khusus sesuai saran pabrik pembuat USG, jangan memakai alkohol karena dapat
merusak karet di transduser. Bila memungkinkan peralatan USG diganti baru setiap lima tahun. Lakukan
pengaturan peralatan USG sesuai panduan POGI (2013) dan ISUOG (2014):
1. Waktu: tanggal dan jam; sesuai lokasi waktu pemeriksaan (WIT, WITA, WIB)
2. Institusi: nama rumah sakit, klinik atau praktik pribadi
3. Pasien: nama lengkap, nomor rekam medik, umur, hari pertama haid terakhir (HPHT)
4. MI dan TI <1. Pada pemeriksaan ginekologi dan trimester I gunakan TI-s (surface), dan pada trimester
II dan III gunakan TI-b (bone)
5. Power (pajanan energi): < 100%, acoustic output
6. Terdapat tombol pengatur gain dan time gain compensation (TGC)
7. Jumlah fokus
8. Pengukuran: panjang, lingkar dan M-mode
9. Sistem komputer: memori cukup, antivirus, sistem dokumentasi dan pengarsipan
10. Printer siap pakai: hitam putih dan atau berwarna
11. Memory hardisc >40% agar kecepatan olah data tidak terganggu
12. Peralatan utama: monitor, CPU, transduser (abdomen dan vagina), printer, jeli, dan kertas tisu besar
Layar Monitor
Layar monitor harus sesuai dengan program komputer pada peralatan USG (digital) karena akan
memengaruhi kualitas gambar. Bila memungkinkan, sediakan TV monitor untuk pasien. Jangan
menyentuh layar monitor karena menjadi kotor dan dapat rusak. Ruangan jangan terlalu terang atau
gelap, buat senyaman mungkin bagi mata. Pilih monitor yang menimbulkan radiasi elektromagnetik
minimal.
25
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Transduser (probe)
Bentuk probe bermacam-macam, obstetri memakai probe konveks untuk transabdominal. Bahan
merupakan kombinasi plastik, karet, dan besi; bagian karet mudah rusak oleh alkohol (zat kimia), hati-
hati saat membersihkan. Transduser juga sensitif terhadap benturan, mudah rusak. Jaga kebersihannya,
karena dapat menjadi sarana infeksi nosokomial. Kotoran dapat memengaruhi ketajaman gambar yang
dihasilkan.
Printer
Printer yang digunakan harus kompatibel dengan peralatan USG, dapat hitam putih dan atau
berwarna. Bentuk dan jenis printer dapat ditanyakan kepada penjual peralatan USG. Media cetak yang
digunakan dapat kertas biasa (HVS), film polaroid, atau kertas termal, bahkan ada juga yang memakai
film untuk rontgen.
Jeli USG
Jeli USG bermanfaat menghilangkan udara di antara transduser dengan kulit pasien (coupling
agent). Berbentuk larutan kental, dengan syarat: bersih, tidak menimbulkan bercak warna di tubuh atau
pakaian pasien, dan hipoalergen. Gunakan secukupnya.
Peralatan Pendukung
Selain peralatan standar di atas, diperlukan peralatan tambahan, misalnya komputer dan printer
(untuk membuat laporan USG), meja ginekologi, penyejuk udara, TV monitor bagi pasien, tempat
sampah, brankar, kursi roda dan alat tulis.
Ruang Pemeriksaan
Penerangan sedikit redup, aman, nyaman, dan kerahasiaan pasien terjaga. Dilengkapi ruang
tunggu yang nyaman dan kamar kecil yang bersih. Brankar dan kursi roda dapat mudah masuk dan
keluar. Penempatan peralatan dan meja pemeriksaan harus diatur sedemikian rupa sehingga aman dan
nyaman. Lengkapi dengan tata kelola limbah medis.
26
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Persiapan Pemeriksaan
Persiapan mencakup pasien, peralatan dan pemeriksa. Pasien telah memahami penjelasan
dokter dan memberikan persetujuan tindak medik (consent dan choice). Sediakan sarana komunikasi
dan edukasi yang memadai, pasien berkemih atau menahan buang air kecil sebelum pemeriksaan USG
dan posisi pasien tidur terlentang atau posisi lithotomi. Peralatan siap pakai (gunakan daftar tilik), selalu
bersih, dikalibrasi berkala, dan ada petugas penanggung jawab. Formulir laporan USG tersedia dan
sistem pengarsipan berjalan baik. Pemeriksa kompeten sesuai jenjang kompetensinya. Bila pasien akan
dirujuk, beri keterangan lengkap dan patuhi prosedur merujuk yang benar. Lakukan komunikasi yang
baik dengan pasien dan keluarga, jangan memberikan keterangan rinci kepada pasien rujukan karena
dokter pemeriksa tidak mengetahui kondisi pasien secara lengkap.
Penutup
Ruang pemeriksaan yang aman, nyaman, dan bersih akan membuat suasana kondusif untuk
pemeriksaan yang baik. Peralatan siap pakai, peralatan pendukung tersedia dan berfungsi dengan baik;
lakukan komunikasi yang mudah dipahami. Buat laporan USG sesuai standar POGI.
27
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Teknik pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas diperlukan agar Dokter Umum dapat
mengoperasikan mesin USG secara efisien dengan menghasilkan akurasi pemeriksaan yang
baik. Dokter umum pada layanan primer diharapkan memiliki kemampuan penapisan awal
abnormalitas kehamilan dan melakukan rujukan, bukan untuk menegakkan diagnosis dan
tatalaksana. Rujukan yang lebih awal dan terencana akan meningkatkan kualitas luaran
kehamilan. Penapisan awal yang ketat di layanan primer akan mengurangi pitfall ANC, atau
lolosnya kasus-kasus kehamilan bermasalah tanpa penanganan.
Teknik pemeriksaan 6 langkah (Six Step Approach), telah terlegitimasi oleh The International
Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG, 2016), digunakan untuk :
- Menentukan kehamilan/bukan kehamilan
- Posisi produk kehamilan Intra/ekstrauterin
- Hidup/Meninggal (embrio/fetus pada fase awal atau pada fase akhir)
- Menghitung denyut jantung janin (Menggunakan M-mode)
- Menentukan jumlah janin (tunggal/kembar/multiple fetus)
- Presentasi janin (presentasi kepala/presbo/letak lintang)
- Memeriksa dan mengukur biometri janin (untuk menduga adannya Fetal Growth
Restriction atau Macrosomia).
Teknik ini khusus untuk dokter umum dimana lokasi probe sudah ditentukan secara sistematis
dalam 6 langkah. Berbeda dengan teknik free-hand yang memerlukan kurva pembelajaran
yang tinggi, dengan teknik ini kurva pembelajaran dapat lebih rendah sehingga waktu untuk
dapat menguasainya dengan baik lebih singkat.
28
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan kemudian bawah. Pada trimester 1
difungsikan untuk menentukan hamil/ tidak kemudian; Intra/ekstrauterin; jumlah janin
dan mengukur GS atau CRL untuk menentukan umur kehamilan serta taksiran
persalinan.
4. Pada Langkah Ke-4 posisi probe longitudinal marker jam 12 posisi mulai dari kanan atas
bergerak ke bawah hingga habis, kemudian dilanjutkan ke tengah dan ke kiri. Langka
ini difungsikan untuk menentukan lokasi plasenta sehingga probe dimulai di fundus bila
ditemukan di sini berarti normal (lokasi normal) bila ditemukan di bawah berarti curiga
previa.
5. Langkah ke 5, menempelkan probe pada posisi tegak lurus di 4 kuadran abdomen
kemudian mencari jarak vertikal terdalam ytang terbebas dari organ janin dan tali pusat
untuk diukur. Langkah ini difungsikan untuk mengukur kecukupan jumlah cairan
ketuban. Nilai normal 2-8 Menentukan jumlah cairan ketuban.
6. Langkah ke 6 ini sama dengan langkah ke 3 probe transversal marker jam 9 mulai dari
suprasimfisis kanan probe sliding ke atas hingga habis, kemudian diulang sama di
tengah dan di kiri. Probe kemudian dipindah posisi longitudinal marker jam 9 mulai dari
sisi kanan atas bergeser ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan kemudian
bawah. Pada trimester 3 difungsikan untuk menentukan ukuran biometri janin, BPD,
HC, AC, FL.
Diharapkan mengetahui batasan tersebut tidak normal pada layanan primer, maka dapat
dilakukan rujukan yang terarah dan terencana sehingga mendapatkan tatalaksana dengan
29
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
cepat di rumah sakit rujukan dan menghasilkan outcome yang baik. Pada Trimester 1,
pengukuran Gestational Sac dan Crown Rump Length, dapat digunakan sebagai taksiran
persalinan. Pada Trimester 3, digunakan untuk mengukur jarak antara tulang parietal
(BiParietal Diameter) ditemukan CSP, falx cerebri, thalamus dan insula dengan mengukur outer
to inner pada tulang parietal; mengukur lingkar kepala (Head Circumference); mengukur
Abdominal Circumference (lingkar perut) tampak lambung, vena porta bentuk seperti J-Shape
dan mengukur lingkar luar; mengukur tulang paha (Femur Length), mengukur diaphisis
Hasil pemeriksaan kemudian diintegrasikan dalam Buku KIA tahun 2020 yang berisi lembar ANC
Trimester 1 (sejak hamil s/d hamil 12 minggu) (Buku KIA 2020 halaman 6) dan Trimester 3 (32
– 36 minggu) (Buku KIA halaman 10). Dokter umum di layanan primer wajib melakukan
pemeriksaan ANC pada ibu hamil pada kunjungan ke-1 (K-1) dan kunjungan ke-6 (K-6) dengan
harapan peningkatan kualitas ANC sehingga terjadi percepatan penurunan AKI dan AKB.
Dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut Rumah Sakit guna mendapatkan
kepastian diagnosis dan tata laksana kolaboratif dengan Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi. Pada kelainan medis terkait problem interna dan kardiologi dilakukan juga
kolaborasi penanganan lebih lanjut.
30
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
31
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
8. Kelainan letak
• Dapat ditentukan dengan USG Presentasi Kepala, sungsang atau lintang
32
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
33
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN
34
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
LANGKAH/TUGAS NILAI
PERSIAPAN 0 1 2
2. Persiapan pasien (pasien): pasien menahan tidak berkemih agar vesica urinaria
terisi cukup penuh (pasien masih merasa nyaman saat diperiksa)
3. Menyalakan mesin USG dan periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah
benar: pengaturan (setting obstetri transabdominal), melihat TI dan MI, jumlah
fokus satu buah, pengaturan power, gain, kedalaman dan fokus
4. Menyiapkan tempat tidur, bantal, selimut telah siap pakai. Jeli dan tisue telah
siap pakai
5. Menyiapkan rekam medis dan Buku KIA kemudian periksa identitas pasien
cermati data terkait obstetri dan indikasi pemeriksaan USG
6. Bila semua sudah siap, melanjutkan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
35
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
11. Memasang kertas tisue di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien dari jeli
Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.
36
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
24. Pemeriksaan selesai, USG dalam posisi freeze, membersihkan jeli, merapikan
pakaian pasien, merapikan alat, membuang tisue ke tempat sampah
25. Membuat resume hasil pemeriksaan dan menuliskan pada rekam medis
26. Menuliskan resume hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020
28. Melakukan rujukan bila ditemukan ada parameter hasil sonografi yang tidak
normal.
KEPUSTAKAAN
37
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN
38
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
LANGKAH/TUGAS NILAI
PERSIAPAN 0 1 2
3. Menyalakan mesin USG dan periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah
benar: pengaturan (setting obstetri transabdominal), melihat TI dan MI, jumlah
fokus satu buah, pengaturan power, gain, kedalaman dan fokus
4. Menyiapkan tempat tidur, bantal, selimut telah siap pakai. Jeli dan tisue telah
siap pakai
5. Menyiapkan rekam medis dan Buku KIA kemudian periksa identitas pasien
cermati data terkait obstetri dan indikasi pemeriksaan USG
6. Bila semua sudah siap, melanjutkan pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
39
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
11. Memasang kertas tisue di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien dari jeli
• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.
• Menilai letak janin, jumlah janin.
• probe diletakkan pada sisi atas pasien dengan posisi longitudinal marker
berada di sisi atas pasien 3 sapuan ke arah simpisis, dari kiri tengah dan
kanan.
• menilai posisi plasenta serta ada bagian yang lepas atau tidak (previa atau
solusio)
40
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
• probe posisi transversal marker di sisi kanan pasien mulai dari supra
simfisis menuju prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas pasien mulai dari lateral kiri
ke lateral kanan, 3 sapuan atas tengah dan bawah.
21. Pemeriksaan selesai, USG dalam posisi freeze, membersihkan jeli, merapikan
pakaian pasien, merapikan alat, membuang tisue ke tempat sampah
22. Membuat resume hasil pemeriksaan dan menuliskan pada rekam medis
23. Menuliskan resume hasil pemeriksaan pada Buku KIA revisi 2020
25. Melakukan rujukan bila ditemukan ada parameter hasil sonografi yang tidak
normal.
KEPUSTAKAAN
41
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN
42
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
BPD, HC PARAMETER 0 1 2
Total Nilai
43
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Potongan aksial (transversal) kepala janin pada level BPD, tampak gambaran falx cerebri,
cavum septum pellucidum (CSP), thalamus (T), ventrikel 3 (3rd V) dan insula.
Catatan: pengukuran BPD pada gambar ini dilakukan outer to inner pada os parietal dari
tabulla eksterna ke tabulla interna dan pengukuran HC adalah sisi luar kranium (outer).
44
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
FL PARAMETER 0 1 2
1. Melakukan langkah 6 dengan benar
Total Nilai
45
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Potongan longitudinal femur, tampak cara pengukuran panjang diafisis femur (FL).
Catatan: bagian proksimal dan distal epifisis femur belum mengalami osifikasi dan tidak
diikutkan dalam pengukuran panjang femur (FL). Juga tampak spur pada bagian distal
femur, yang tidak boleh disertakan dalam pengukuran panjang femur (FL).
46
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
AC PARAMETER 0 1 2
1. Melakukan langkah 6 dengan benar
5. Tampak lambung
Total Nilai
47
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Potongan transversal abdomen (AC). Tampak tiga marker yaitu spine, J shaped vena porta
hepatika, dan lambung. GInjal dan jantung tidak boleh terlihat
Catatan: kaliper yang digunakan adalah mode sirkular diambil dari anterior ke posterior,
klik, dilanjutkan lateral ke lateral dan klik kembali.
48
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Total Nilai
49
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Gambaran USG pengukuran SDP untuk menentukan jumlah cairan amnion/ ketuban,
diambil satu kantong terdalam. Pengukuran jumlah cairan amnion dilakukan secara tegak
lurus terhadap posisi transduser dan lantai.
50
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
DJJ 0 1 2
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Total Nilai
51
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
52
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju prosesus
xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan, 3
sapuan atas tengah dan bawah.
Total Nilai
53
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Tampilan potongan sagital uterus dengan vesika terisi cukup dan GS intrauterin
54
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju prosesus
xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan, 3
sapuan atas tengah dan bawah.
Total Nilai
55
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
Gambaran pengukuran crown-rump length (CRL) pada fase embrional (<10 minggu)
Gambaran pengukuran crown-rump length (CRL) pada fase fetus awal (10-14 minggu)
56
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Total Nilai
57
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
58
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
59
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Total Nilai
60
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
JUMLAH
CAIRAN
PARAMETER 0 1 2
AMNION
1. Zona fokus (focal zone) pada tempat yang benar.
Secara sistematis:
• probe posisi transversal marker di sisi kanan
pasien mulai dari supra simfisis menuju
prosesus xyphoideus, 3 sapuan kiri tengah
dan kanan.
• probe posisi longitudinal marker di sisi atas
pasien mulai dari lateral kiri ke lateral kanan,
3 sapuan atas tengah dan bawah.
Total Nilai
61
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
62
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
6 LANGKAH PEMERIKSAAN
RESUME HASIL
PENGISIAN BUKU KIA 2020
RUJUKAN
63
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
64
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
65
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
66
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
67
PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS
68