—————————————————————————
Saat Buddha telah pergi sendirian, lima ratus bhikkhu berkata kepada
1364
dan jubah-Nya dan pergi sendirian tanpa disertai oleh seorang pun
menghalangi jalan-Nya:
berpikir, “Di dalam hutan ini berdiam tiga orang mulia yang hidup
orang lain yang datang. Orang itu akan berkeliaran, menyerang, dan
dan dengan melakukan ini dan itu, ia akan merusak kehidupan suci
(“Di samping itu, hanya tersedia fasilitas untuk tiga orang di sini;
tiga gubuk, tiga jalan, tiga tempat meditasi, tiga tempat duduk,
dan tiga papan. Bhikkhu besar ini, seorang pengunjung, memiliki
1366
hutan ini!” dan ia berpikir, “Hanya kami bertiga yang ada di hutan
ini; tidak ada orang lain. Si penjaga seolah-olah berbicara dengan
memancarkan cahaya tubuh-Nya. Agung dengan berbagai tandatanda istimewa besar dan kecil, tubuh-
Nya yang memancarkan
1367
telapak kaki-Nya.
1368
hal makanan?”
dan sehat. Kami cukup nyaman dengan sikap duduk kami. Kami
(Di sini, di antara ketiga Thera itu, Anuruddhà adalah yang paling
senior. Jika penghargaan diberikan kepada Anuruddhà, Thera yang
paling senior, berarti juga diberikan kepada para junior juga. Itulah
sebabnya Buddha menyebut nama Anuruddhà pada kalimat “Anakanak-Ku, Anuruddhà dan yang
lainnya;” dalam kata-kata itu Buddha
Thera lainnya.)
dan bagaikan air dan susu apakah kalian bergaul dengan baik, saling
dan berbahagia, dan kami bergaul baik bagaikan air dengan susu,
melihat satu sama lain dengan ramah.” Buddha bertanya lebih lanjut,
menjelaskan:
ini dengan dua penghuni lain yang sama sepertiku! Yang Mulia,
1369
pada saat hidup bersama; dua perbuatan ini tidak dilakukan pada
1370
lain.)
bersangkutan.)
kedua terlihat kotor dan tempat meditasi orang ketiga terlihat kotor
dan perlu dibersihkan, jika ketiga hal ini terjadi bersamaan, jika
telah usang; aku harus membuat mangkuk baru,” maka dua orang
membantu dan hanya setelah tugas itu selesai baru mereka kembali
kepentingan pribadi.)
1371
“Yang Mulia, salah satu dari kami yang menetap di hutan ini, setelah
lainnya, ia akan mengisinya. Jika kendi air itu ternyata cukup berat,
kendi air itu. Yang Mulia, sekali setiap lima hari kami melewatkan
1372
(Dari ketiga Thera ini, yang lebih dulu berdiam di dalam Phala
sendiri, ia akan duduk dan memakannya. Jika makanan itu lebih dari
latihannya.
“Dua bhikkhu lain telah datang dan pergi lagi sebelum aku,
1373
meletakkan kendi itu dalam posisi terbalik; jika masih ada sisa
yang tidak ada tanaman atau rumput hijau atau di dalam air yang
Mengambil air minum dan air untuk keperluan umum adalah tugas
disaring terlebih dahulu, jika (kendi itu terlalu berat baginya) ia akan
nama orang lain, hal itu merupakan gangguan bagi bhikkhu yang
itu cukup dilakukan oleh dua orang, orang ketiga akan merasa
itu dan menyimpan air itu untuk diminum atau untuk keperluan
1374
umum.
Tanpa mengacaukan tiga hari Dhamma ini, sekali setiap lima hari,
sama sekali tidak ada kelalaian pada diri mereka dengan tidak
1375
tidak ada yang menemani-Ku, jauh dari para bhikkhu yang bertikai
1376
mendesakku saat aku naik dari air. Apakah aku lebih baik hidup
(Pàlileyyaka adalah nama desa itu. Nama hutan itu adalah Rakkhita.
itu juga sering disebut Pàlileyyaka. Gajah yang datang ke hutan itu
Buddha
1377
ia memastikan apakah air itu telah cukup panas atau belum; jika
pergi ke baskom air dan mandi. Hal yang sama juga dilakukan untuk
memasuki desa.
Catatan: sejak saat itu, hutan itu dikenal dengan nama Hutan
orang kaya Ghosaka dan umat awam lainnya serta para penyumbang,
Dan sejak saat itu, para bhikkhu yang berselisih dan suka bertengkar
1379
menjadi semakin kurus hari demi hari dan dalam beberapa hari
kesalahan mereka dan meminta maaf satu sama lain dengan penuh
Karena saat itu adalah masa vassa, para bhikkhu tidak berani
Buddha menerimanya.
1380
dari satu dahan pohon ke dahan lainnya; namun satu dahan yang ia
pegang dan dahan yang ia injak, patah dan ia terjatuh di atas sebuah
Ia berpikir:
gajah, aku tidak dapat hidup tenang dan bahagia. Aku harus
sewaktu naik dari air. Sekarang aku telah berpisah dengan mereka,
berikut:
ãsàdantassa hatthino
1381
pergilah!, jangan menghalangi jalannya. Bhikkhu ini adalah pelayanKu.” Gajah itu kemudian
menjatuhkan tongkatnya dan memberikan
1382
ânanda.”
Jika tidak ada teman seperti itu, hanya hidup menyendiri yang layak
1383
(Arti dari tiga bait syair ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya).
Pada akhir syair ini, lima ratus bhikkhu itu mencapai kesucian
Arahatta-Phala.
Anàthapiõóika dan si penyumbang vihàra, Visàkhà, serta yang lainlain, dengan mengatakan, “Yang
Mulia, lima crore penyumbang,
oleh si pedagang Anàthapiõóika, sedang menunggu kedatanganMu.”…. “Kalau begitu, ânanda, bawakan
mangkuk dan jubah-Ku,”
Saat itu gajah Pàlileyyaka datang dan berbaring di tengah jalan yang
akan dilalui oleh Buddha dan para bhikkhu. Para bhikkhu bertanya,
“Yang Mulia, apa yang sedang dilakukan oleh gajah itu?” Buddha
makanan kepada kalian. Gajah itu, telah melayani-Ku selama ini dan
para bhikkhu.
menghabiskannya.
Setelah selesai makan, Buddha membawa mangkuk dan jubah-Nya
berdiri menghalangi Buddha lagi. “Yang Mulia, apa yang terjadi pada
1384
gajah ini?” Para bhikkhu bertanya. “Gajah ini ingin Aku kembali
berkata kepada gajah itu, “Kali ini Aku akan pergi dan tidak kembali
Kepada Buddha
(Adhammavàdi)
(berikut ini dikutip dari Vinaya Mahà Vagga Pàëi:) Pada waktu itu
Buddha:
1385
Buddha
Buddha
Buddha
Buddha
Buddha
1386
yang menganggap:
Buddha
praktik Buddha
ketetapan Buddha
ditebus
1387
Ia yang memiliki satu atau lebih dari delapan belas tanda-tanda ini
yang memiliki satu atau lebih tanda-tanda ini disebut orang yang
Dhamma.
Jika seseorang menganut satu atau lebih dari kelompok yang salah
1388
demikian, kita akan berada pada kelompok yang lebih tinggi dan
Demikian pula, jika ia, menganut satu atau lebih dari kelompok yang
Dhamma.
sehingga tidak muncul nafsu, kebencian, dan kebodohan. Unsurunsur pelenyapan, pengendalian,
penolakan, dan perenungan
1389
dipatuhi).
Dalam hal Suttanta, setiap hari berdiam di dalam pencapaian Buah
luar biasa (Mahàkaruõà Samàpatti), mengamati dunia makhlukmakhluk melalui Mata-Buddha (Buddha-
cakkhu) yang terdiri dari
Buah, tidak berdiam di dalam welas asih yang luar biasa, dan lainlain membentuk bukan praktik Buddha.
1390
terjadi pelanggaran.
Dari tujuh jenis pelanggaran, yaitu pelanggaran Pàràjika, pelanggaran
yang termasuk dalam satu dari enam jenis yang terakhir, ia masih
lagi).
1391
baik.”
1392
akomodasi yang berlokasi agak jauh dari vihàra. Tidak hanya para
1393
Pada akhir syair ini, para bhikkhu yang berkumpul di sana berhasil