Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN


KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Disusun Oleh:
 Muhammad Noor Afnan Fidia Saputra (17)
 Muhammad Nur Fatoni (18)
 Nana Febriana (19)
 Novia Diah Romadon (20)
 Noviana Elly Rahmawati (21)
 Nurhayati (22)
 Rafi Zaidan Putra Riswanto (23)
 Reno Permadi Pasaribu (24)

SMA NEGERI 1 SEMIN


Tahun Pelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada guru Ppkn Ibu Dewi
Ratnawati S.pd karena telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini. Kepada teman-teman
juga yang telah mendukung dan membantu sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi acuan bagi penyusun untuk
menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan dapat bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semin, 9 September 2020

Penyusun
Daftar Isi
Judul............................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Hak dan Kewajiban Warga Negara....................................................................
B. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban.................................................
C. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban.............................
Bab III Penutup

A. Kesimpulan...........................................................................................................

B. Saran.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar, hak merupakan semua hal yang harus di peroleh atau di dapatkan. Hak baru
bisa diperoleh apabila sudah dilakukan. Sedangkan kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain sehingga,
seseorang tidak bisa semena-mena dalam menggunakan haknya.

Ada kalanya terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang tentunya merugikan orang
lain seperti pembunuhan dan tidak membayar pajak. Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dan tidak jarang kasus-kasus tersebut tidak dapat
terselesaikan oleh hukum Indonesia.

Kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian hak dan kewajiban warga negara?


2. Apa pengertian pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara?

C.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan apa itu hak dan kewajiban warga negara.


2. Menjelaskan apa itu pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
3. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
4. Menjelaskan apa saja upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita terima
atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah
secara paksa atau tidak. Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan
penghidupan yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya.

Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan hak atau
wewenang kita. Dalam hal warga negara, kewajiban ini adalah hal yang wajib dilakukan oleh seseorang
untuk mempertahankan status warga negaranya. Untuk beberapa orang, melaksanakan kewajiban ini
memberikan kebanggaan karena partisipasinya mendukung negara.

B. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Pelanggaran hak adalah perbuatan yang baik disengaja atau tidak disengaja melawan hukum,
mengurangi, menghalangi atau mencabut hak seseorang sebagai warga negara, dan akan dihukum secara
adil berdasarkan hukum yang berlaku. Pelanggaran Hak Warga Negara ini tercipta akibat kurangnya
pengawasan serta tidak berjalannya hukum secara maksimal.

Pengingkaran kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Warga negara kita masih banyak yang belum menyadari betapa pentingnya kewajiban yang harus dijalani
sebagai warga negara demi kemajuan warga negara.

1. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.
a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu
menuntut haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap
seperti ini ak

b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran
berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus
dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan
terhadap hak dan kewajiban warga negara.
c. Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan
mendorong orang untuk melakukan pelanggaran kepada orang lain.
d. Penyalahgunaan kekuasaan. Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku.
Kekuasaan di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk
kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di
dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar
hak warga negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas
terhadap setiap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, tentu saja akan
mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.
f. Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi
bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.

2. Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini terjadi
misalnya sebagai berikut.
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi kasus salah
tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap pelanggar hukum dengan
dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa
amanat pasal 27 ayat (1) UUD NRI tahun 1945 yang menyatakan “Segala Warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”
belum dilaksanakan sepenuhnya.
b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi, padahal
pasal 27 ayat (2) UUD NRI tahun 1945 mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
c. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Padahal, pasal 28A-28J UUD NRI tahun 1945
menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan tempat
peribadatan, padahal pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan bahwa “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanyanya dan kepercayaan itu”.
e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara sepenuhnya
amanat pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan”
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam membuat
sebuah karya dan sebagainya.

3. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Kewajiban warga negara bukan hanya membayar pajak, tetapi masih banyak lagi bentuk lainnya
seperti taat aturan, menjunjung tinggi pemerintahan, dan bela negara. Kewajiban-kewajiban tersebut
apabila dilaksanakan akan mendukung suksesnya program pembangunan di negara ini serta
mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian, dan sebagainya. Pada kenyataannya, saat ini
banyak terjadi pengingkaran kewajiban-kewajiban warga negara.
Dengan kata lain, banyak warga negara yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana
yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Pengingkaran tersebut biasanya disebabkan oleh tingginya
sikap egois yang dimiliki oleh setiap warga negara sehingga yang ada di pikirannya hanya sebatas
bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan.
Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya, mulai dari sederhana sampai
yang berat, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Membuang sampah sembarangan.
b. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi tetapi tidak
mempunyai SIM, berkendara tetapi tidak membawa STNK.
c. Merusak fasilitas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum.
d. Tidak membayar pajak negara, seperti pajak bumi, pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir
dan sebagainya.
e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, misalnya mangkir dari
kegiatan siskamling.
Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat pada proses
pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap kewajiban akan berakibat secara
langsung terhadap pemenuhan hak warga negara.

C. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban


1. Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban
Warga Negara
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b. Mengoptimakan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam
penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Anti kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui
lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-kegiatan
keagamaan dan kursus-kursus).
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
2. Membangun Partisipasi dalam Pencegahan Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara
Upaya pencegahan dan penangan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga
negaranya yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara
dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok
manusia yang beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara akan berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada beberapa hal yang
merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi kewajiban.
Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari negara dan demikian ada
beberapa hak yang menjadi hak dari warga negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan
warga negara terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi
Republik Indonesia.
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan warga
negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional. Perlu disadari bahwa
pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi serta
selaras. Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus seimbang dengan kewajibannya.
Tidak mungkin orang hanya menuntut haknya saja sedangkan kewajibannya diabaikan. Bila ada orang
yang hanya menuntut haknya saja maka akan pasti merugikan orang lain, bangsa, dan negara.

B. Saran
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrument yang saling terkait, sehingga pelaksanaan hal
tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan
timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai