Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dibtama Mulyo Buwono

NIM : 213141089

Kelas : PGMI 5C

KAJIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENGGUNAAN BAHASA 2

Identitas Jurnal
 Judul Jurnal : Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid Difabel di SD Luar
Biasa Simpang 4 Kutacane Aceh Tenggara
 Nama Jurnal : Sibatik Journal
 Penulis : Iriana Putri Anisa, Achiriah, Aulia Kamal
 Tahun : Februari 2023
 Vol dan Hal : Vol 2, No 3, Hal 925-934
 Link : https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK/article/view/690

Pendahuluan
Anak difabel merupakan mereka yang membutuhkan atau memerlukan perlakuan
khusus disebabkan terdapat cacat perkembangan serta kelainan yan dialami anak difabel.
Dalam pendidikan, mendidik anak berkarakter fisik, psikis, dan perilaku sosial itu
berbeda dengan cara mendidik anak normal karena selain metode khusus diperlukan juga
strategi khusus. Disamping membutuhkan metode dan strategi khusus, guru serta siswa
difabel membutukan komunikasi interpersonal yang baik dalam lingkungan pendidikan.
Proses penyampaian pesan sebagai materi pendidikan paling baik digunakan untuk
membangun hubungan interpersonal yang lebih dalam. Proses komunikasi yang baik
antara guru dan siswa dapat membangun kepercayaan yang besar pada anak sehingga
memudahkan mereka untuk berkomunikasi di lingkungan mereka. Hal ini juga dirasakan
di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Simpang 4 Kutacane, Aceh Tenggara yang dalam
proses belajar dan mengajar mengalami kesulitan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu,
anak difabel yang ada di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Simpang 4 Kutacane, Aceh
Tenggara sulit beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, sehingga jika
masalah tersebut tidak diatasi maka akan menghambat proses belajar si anak.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB Simpang Empat Kec.
Lawa Bulan, Kab. Aceh Tenggara, Aceh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif, untuk meneliti bagaimana maksud untuk menjelaskan fenomena ini sedalam
mungkin melalui pengumpulan data yang mendalam. Selain itu, pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis
data yang diperoleh, kemudian menjelaskannya dalam bentuk penjelasan yang
sebenarnya. Teknik ini dipilih karena ketika menganalisis data yang terkumpul, data itu
muncul dalam bentuk informasi dan deskripsi dalam bentuk prosa, kemudian
dihubungkan dengan data lain untuk memperjelas fakta, dan data itu muncul dalam
bentuk penjelasan bukan berupa angka. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya
dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh
Matthew B Miles dan Michael Huberman yaitu dengan melakukan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Dalam melakukan komunikasi interpersonal, guru di SDLB Simpang Empat


Kutacane menggunakan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi diadik dan komunikasi
total. Bentuk penanganan yang dilakukan guru SDLB Simpang Empat Kutacane seperti
dengan melakukan pendekatan secara interpersonal baik itu didalam kelas ketika jam
pelajaran ataupun di luar kelas. Banyak cara yang dilakukan guru SDLB Simpang Empat
Kutacane, seperti mengajak bercanda, bermain, menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan siswa untuk memancing reaksinya.
selama melakukan penelitian, peneliti melihat murid difabel cenderung tertutup
dengan gurunya. Jika guru tidak memancing pembicaraan maka murid difabel enggan
untuk berbicara. Dengan perlahan mengajak murid difabel berbicara akan membuat
murid difabel menjadi merasa nyaman untuk berinteraksi dan terbuka dengan gurunya.
Ini lah pentingnya komunikasi diadik dilakukan karena dapat membangun interaksi bagi
murid difabel yang susah diajak untuk berinteraksi.
Komunikasi diadik yang berlangsung di SDLB Simpang Empat Kutacane antara
guru dan murid difabel menjadikannya lebih terbuka dengan orang lain tidak pasif.
Dengan membangun suasana yang nyaman sangat diperlukan untuk membangun personal
melalui komunikasi diadik. Komunikasi diadik yang dilakukan antara guru SDLB
Simpang Empat Kutacane dengan murid difabel sudah terjadi respon atau umpan balik
yang cukup baik. Saat guru SDLB Simpang Empat Kutacane melontarkan pertanyaan,
murid difabel cukup merespon dengan baik walaupun masih ada beberapa murid yang
harus dilakukan pendekatan secara perlahan. Selain itu alasan komunikasi diadik
dilakukan di SDLB Simpang Empat Kutacane sebagai proses komunikasi diadik adalah
guru dapat lebih mudah dalam membimbing dan meningkatkan minat belajar pada murid
difabel.
Selain penggunaan komunikasi diadik, guru SDLB Simpang Empat Kutacane
juga melakukan komunikasi total kepada murid difabel. Komunikasi total dapat diartikan
sebagai cara berkomunikasi dengan memanfaatkan bahasa verbal dan isyarat (nonverbal)
secara bersamaan. Adapun secara khusus komunikasi verbal digunakan guru bagi murid
difabel yang tidak mengalami tunarunggu. Sedangkan bagi murid tunarunggu atau tidak
dapat berkomunikasi secara lisan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Tidak
sama seperti saat melakukan interaksi dengan murid pada umumnya, guru SDLB
Simpang Empat Kutacane harus memiliki cara yang sedikit berbeda saat melakukan
komunikasi dengan murid tunarunggu, seperti menggabungkan bentuk komunikasi verbal
dan non verbal atau disebut sebagai komunikasi total. Selain itu, komunikasi total dalam
memberikan pengajaran pada murid difabel utamanya pada anak tunarunggu yang
mengalami hambatan pendengaran dapat menambah wawasan murid difabel SDLB
Simpang Empat Kutacane dalam penguasaan kosakata karena dalam hal ini komunikasi
total mengguanakan dua sistem bahasa dalam satu komunikasi.
Dalam proses komunikasi interpersonal yang dilakukan guru SDLB Simpang
Empat Kutacane terhadap murid difabel tentu tidak selamanya mengalami kelancaran,
mengingat komunikasi pada umumnya saja dapat mengalami hambatan. Sudah tentu ada
faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi interpersonal. Dalam penelitian yang
sudah dilakukan terdapat faktor-faktor yang menghambat komunikasi interpersonal di
SDLB Simpang Empat Kutacane, diantaranya 1) minimnyna guru yang ada di SDLB
Simpang Empat sehingga proses pembelajaran didalam kelas harus dilakukan dengan
satu guru meskipun anak difabel memiliki permasalahan yang berbeda-beda, 2) anak
difabelsangat sulit memahami kalimat panjang sehingga diperlukan waktu yang lama
untuk memahaminya, 3) terdapat bahasa atau kata yang sulit dilakukan dalam
penggunaan bahasa isyarat, 4) terkadang mood murid yang berubah-ubah sehingga perlu
dilakukanya pendekatan khusus.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


komunikasi interpersonal yang dilakukan dalam dua bentuk, yaitu bentuk komunikasi
diadik dan bentuk komunikasi total. Proses komunikasi diadik yang dilakukan SDLB
Simpang Empat Kutacane berlangsung dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi
mereka, kemudian berbicara dengan perlahan untuk membangun komunikasi diadik.
Sedangkan proses komunikasi total lebih memberikan kemudahan dalam berkomunikai
antara guru dengan murid difabel terutama dalam proses belajar mengajar di SDLB
Simpang Empat Kutacane. Sementara itu kendala dalam komunikasi interpersonal yang
terjadi diantaranya jumlah guru yang sedikit, murid difabel susah memahami kalimat
panjang, kurang kemampuan dalam bahasa isyarat dan mood murid difabel selalu
berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai