Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK

Nama Mahasiswa : Lilis Maesaroh

Asal Sekolah : SMKS Plus Qurrota A’yun

Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang direncanakan dengan realisasi
pencapaian oleh siswa. Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi
(KD/TP) dan proses pencapaian kompetensi (proses belajar). Pada terminologi ABCD
(Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan representasi capaian
kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.

Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi pada siswa
sebagaiaman definisi maslah pembelajaran.

Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan penyebab


terjadinya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut dapat
bersumber dari metode yang diterapkan oleg guru, sarana prasarana pembelajaran, lingkungan
belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri siswa yang
bersangkutan.

Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan penyebab yang paling
dominan atas timbulnya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika
penyebab ini diatasi, maka harapannya penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan
sendirinya.

Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

1. Beberapa peserta didik Kajian Literatur 1 Setelah dilakukan


memiliki pemahaman Eko Cahyono (2021). Investigasi Mengenai analisis melalui
yang kurang di pelajaran Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep IP berbagai macam kajian
literatur dan
Komputer dan Jaringan Address.
wawancara, maka dapat
Dasar terkhusus pada https://smkn1doko.sch.id/2021/08/31/investigasi- ditentukan penyebab
konsep pengalamatan IP kesulitan-siswa/ masalah yang sesuai
Address terutama materi 1. Bagi banyak siswa, konsep IP Address dengan kondisi satuan
Subnetting maupun adalah sesuatu yang abstrak dan sulit untuk pendidikan sebagai
dalam hal menerapkan dipahami. IP Address terdiri dari berikut:
➢ Guru belum memilih
langkah-langkah materi serangkaian angka yang terlihat rumit dan
metode atau media
konsep dasar subnetting tidak intuitif bagi mereka yang baru pembelajaran yang
yang mengandung mempelajarinya. Beberapa siswa mungkin tepat untuk
komponen numerasi. kesulitan dalam menghubungkan konsep memudahkan peserta
ini dengan dunia nyata dan memahami cara didik menganalisis
kerjanya dalam jaringan komputer. konsep dari materi
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

2. Subnetting dan Pembagian Jaringan: pengalamatan IP


Subnetting adalah teknik yang digunakan Address serta
untuk membagi jaringan menjadi beberapa Subnetting
➢ Perlunya guru untuk
subnet yang lebih kecil. Konsep subnetting
memotivasi peserta
sering kali menjadi kendala bagi siswa dalam didik agar peserta
menguasai IP Address. Siswa perlu didik memiliki
memahami cara membagi alamat IP menjadi keinginan untuk
subnet, mengidentifikasi alamat jaringan dan membaca tanpa di
alamat host, serta menghitung jumlah host minta
yang tersedia dalam setiap subnet. ➢ Pemantauan guru
terhadap belajar
3. Penggunaan Kelas IP: Kelas IP mengacu peserta didik masih
pada klasifikasi alamat IP berdasarkan belum maksimal
jumlah bit yang digunakan untuk ➢ Kurangnya
menentukan jaringan dan host. Kelas IP kemampuan peserta
terdiri dari Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas didik terhadap
D, dan Kelas E. Siswa sering mengalami kegiatan
menganalisis konsep
kesulitan dalam memahami perbedaan
dari materi IP
antara kelas IP dan bagaimana mereka Address serta
mempengaruhi jumlah host dan jaringan Subnetting
yang tersedia.

Kajian Literatur 2
Adawiyah, N., Makki, M., & Nisa, K. (2023).
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya
Kemampuan Numerasi Siswa. Journal of
Classroom Action Research, 5(1), 239-244.
https://shorturl.at/cjw18

Faktor penyebab rendahnya kemampuan


numerasi siswa dibagi menjadi 2 yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yang meliputi rendahnya kemampuan
intelegensi siswa, rendahnya minat belajar
siswa, dan rendahnya motivasi belajar siswa.
Selain faktor internal, ada faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang
meliputi kurangnya perhatian orang tua,
pengaruh teman bermain, kemampuan guru,
serta sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

Hasil Wawancara
1. Acep Dadang, S.Kom (Kaprog TKJ)
Karena pada langkah-langkah subnetting,
peserta didik dituntut untuk mengetahui
tahapannya dari mulai menentukan jumlah
client, range ip dari tiap subnet jaringannya,
sedangkan peserta didik kebanyakan masih
kurang pada pemahaman tematiknya.
2. Edwin, S.T (Guru Senior Produktif TKJ)
Penyebabnya karena malas belajar, malas
literasi khususnya tentang konsep IP Address,
Jardas serta kemampuan peserta didik berbeda
dalam memahami konsep jaringan komputer
terutama konsep penghitungan subnetting.

2. Beberapa peserta didik di Kajian Literatur 1 Setelah dilakukan


dalam pembelajaran kelas Arif, M., & Hayudiyani, M. (2017). Identifikasi analisis melalui
memiliki kesulitan dalam kemampuan berpikir kritis siswa kelas x tkj berbagai macam
sumber literatur dan
memperoleh nilai tinggi. ditinjau dari kemampuan awal dan jenis kelamin
wawancara, maka dapat
siswa di smkn 1 kamal. Jurnal Ilmiah Edutic: ditentukan penyebab
Pendidikan dan Informatika, 4(1), 20-27. masalah yang sesuai
https://shorturl.at/ivMQ3 dengan kondisi satuan
pendidikan sebagai
Dalam penelitian ini, kemampuan awal berikut:
➢ Peserta didik
dikategorikan menjadi 2 yaitu
tersebut belum
a. Kemampuan Awal tinggi; dan banyak memiliki
b. Kemampuan Awal Rendah. wawasan
Untuk mendapatkan kelompok kemampuan pengetahuan dan
awal tersebut dilakukan tes Kemampuan pemahaman yang
Awal, kemudian pada masing – masing cukup tentang
kategori dikelompokkan lagi berdasarkan materi pembelajaran
yang diberikan oleh
jenis kelamin dan didapatkan 4 siswa. Dari
guru.
keempat subjek tersebut diberikan soal materi ➢ Minat dan kemauan
subnetting dengan tujuan mengidentifikasikan belajar peserta didik
kemampuan berpikir kritis dari masing– dalam memahami
masing kemampuan awal yang dimiliki siswa. materi yang
diberikan oleh guru
Hasil yang diperoleh adalah kurang.
➢ Peserta didik hanya
(1) Siswa dengan kemampuan awal tinggi dan
mengandalkan
berjenis kelamin laki-laki dapat melalui tahap lingkungan sekolah
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

interpretasi dengan baik, melakukan analisis, sebagai media


evaluasi, inference dan eksplanasi serta self- utama dalam
regulation dengan baik; pembelajaran
➢ Peserta didik kurang
(2) Siswa dengan kemampuan awal tinggi dan
fokus dalam
berjenis kelamin perempuan dapat melalui pembelajaran.
tahap interpretasi dengan baik, melakukan
analisis, evaluasi, inference dan eksplanasi
serta self-regulation dengan baik;
(3) Siswa dengan kemampuan awal rendah
dan berjenis kelamin laki-laki tidak dapat
melalui tahap interpretasi dengan baik, tidak
dapat melakukan analisis, evaluasi, inference,
eksplanasi, dan self regulation;
(4) Siswa dengan kemampuan awal rendah
dan berjenis kelamin perempuan tidak dapat
melalui tahap interpretasi dengan baik, tidak
dapat melakukan analisis, evaluasi, inference,
eksplanasi, dan self regulation.

Kajian Literatur 2
Muhaiba, R., Aisy, R. R., Imaniyah, N., Sari,
S. M., & Agustina, S. D. (2020). Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar dan Dampak
terhadap Perkembangan Prestasi Siswa Kelas 1-
6 SDN Gili Timur 1. Prosiding Nasional
Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro,
1(1) https://shorturl.at/abtzU

Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar


siswa adalah rendahnya konsentrasi siswa pada
saat pembelajaran berlangsung kemudian
metode ceramah yang digunakan menjadi salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap proses
pembelajaran siswa. Hal itu akan berdampak
pada siswa sehingga siswa akan mengalami
kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar ini
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan prestasi yang dimiliki oleh
siswa. Salah satunya adalah seorang siswa yang
tidak naik kelas.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

Hasil Wawancara
1. Acep Dadang, S.Kom (Kaprog TKJ)
Peserta didik dituntut memahami semua
mapel, sedangkan daya serap dan kemampuan
peserta didik tersebut terbatas.
2. Edwin, S.T (Guru Senior Produktif TKJ)
Penyebabnya bisa dari banyak faktor seperti
faktor malas belajar, faktor internal peserta
didik tidak fokus belajar di kelas, faktor
psikologis dengan lingkungan rumah dan
sekolah, faktor orangtua yang menekankan
anak harus memiliki nilai unggul, faktor gen
dll.

3. Guru sudah memanfaatkan Kajian Literatur 1 Setelah dilakukan


penggunaan model-model Koesnandar, A. (2020). Pengembangan model analisis melalui
pembelajaran inovatif, pembelajaran inovatif berbasis teknologi berbagai macam kajian
literatur dan
namun belum maksimal. informasi dan komunikasi (TIK) sesuai
wawancara, maka dapat
kurikulum 2013. Kwangsan: Jurnal Teknologi ditentukan penyebab
Pendidikan, 8(1), 33-61. masalah yang sesuai
https://shorturl.at/GJ068 dengan kondisi satuan
pendidikan sebagai
Kesulitan menerapkan model berikut:
p e m b e l a j a r a n inovatif sesuai K13 karena ➢ Beberapa guru
beberapa kondisi/alasan. Beberapa di antara cenderung
kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah: menerapkan
a. Kurangnya dukungan sarana dan prasarana metode mengajar
b. Kurangnya contoh-contoh lama (ceramah)
pembelajaran inovatif yang sesuai ➢ Guru sudah
kondisi masing-masing mengetahui model
c. Kurangnya pelatihan dan bimbingan model
d. L e m a h n y a pemahaman guru pembelajaran
terhadap konsep inovatif, namun
m o d e l pembelajaran inovatif belum sepenuhnya
menguasai dan
Kajian Literatur 2 memahami
Riani, I. F., Sulaiman, S., & Mislinawati, M. karakter dari
(2017). Kendala Guru Dalammenerapkan Model masing-masing
Pembelajaran pada Pembelajaran Tematik model
Berdasarkan Kurikulum 2013 di SD Negeri 2 pembelajaran
Kota Banda Acehkendala Guru inovatif tersebut.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

Dalammenerapkan Model Pembelajaran pada ➢ Kurangnya fasilitas


Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum di sekolah
2013 di SD Negeri 2 Kota Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 2(2). https://shorturl.at/CFUY1

Penerapan model pembelajaran guru terkendala


karena:
1. Guru kurang memahami RPP
2. Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak
yang ada pada model pembelajaran
3. Guru kurang menstimulus siswa untuk
menemukan masalah sendiri yang ada materi
pembelajaran
4. Kurang aktif guru dalam pengelolaan kelas
terhadap siswa yang kurang pintar
5. Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan
jika dalam menyediakan proyek
6. Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia
7. Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran

Hasil Wawancara
1. Edwin, S.T (Guru Senior Produktif TKJ)
Yang menjadi salah satu penyebab belum
maksimalnya pemanfaatan model-model
pembelajaran oleh guru dikarenakan adanya
kendala sarpras sekolah serta guru belum
menguasai metode/tools pembelajaran
inovatif.
2. Yuyun Yuhani, S.Pd (Guru Senior)
Penyebabnya karena kurang efektif dalam
pembelajaran serta biasanya terkendala waktu.

4. Pembelajaran yang Kajian Literatur 1 Setelah dilakukan


dilakukan belum Menurut Cahyo, dkk (2020) Adanya analisis melalui
menerapkan penyebab/ kendala siswa dalam berbagai macam kajian
pembelajaran berbasis mengerjakan soal berorientasi HOTS, literatur dan
HOTS. yaitu : wawancara, maka dapat
https://shorturl.at/cgvJU ditentukan penyebab
1. Kurangnya referensi siswa terhadap masalah yang sesuai
teori teori yang berkaitan dengan dengan kondisi satuan
materi yang dipelajari. pendidikan sebagai
2. Sulit membedakan jawaban antara berikut:
pilihan berganda karena jawaban yang ➢ Guru terlalu
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

tersedia sangat mirip-mirip mendekati sering


benar. memberikan
3. Kisi kisi sulit dipahami karena soal LOTS,
terkadang pemilihan KD yang kurang sehingga
tepat dengan soal. peserta didik
4. Siswa berkemampuan kognitif yang tidak terbiasa
bagus mudah menjawab soal mengerjakan
sedangkan yang memiliki kognitif soal HOTS.
yang kurang bagus maka sulit untuk ➢ Guru belum
menjawab soal menguasai
5. Siswa kesulitan memahami konteks konsep dan
soal. materi HOTS
➢ Peserta didik
Kajian Literatur 2 belum terbiasa
Julianto, J. (2022) Analisis Faktor Penyebab dengan materi
Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Kelas Iv HOTS
Dalam Menyelesaikan Soal Hots (High Order ➢ Peserta didik
Thinking Skills) Pada Mata Pelajaran Ipa kurang berlatih
https://t.ly/P8yKC. dalam
mengerjakan
Faktor yang dapat menyebabkan peserta soal HOTS
didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal berbasis HOTS,
yaitu karena peserta didik yang belum
terbiasa dalam menyelesaikan soal
berbasis HOTS, peserta didik masih
memerlukan bantuan orang lain dalam
menyelesaikan soal, kesulitan dalam
memahami kalimat atau maksud dari
soal, kurang teliti dalam membaca dan
memahami soal, serta pemahaman
materi yang kurang.

Hasil Wawancara
1. Edwin, S.T (Guru Senior Produktif TKJ)
Penyebab belum diterapkannya pembelajaran
berbasis HOTS di kelas dikarenakan daya
serap peserta didik jauh dari harapan.
2. Yuyun Yuhani, S.Pd (Guru Senior)
Terkendala pada kemampuan peserta didik
yang mungkin masih banyak yang belum
memahami terhadap soal/masalah.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

5. Guru sudah memanfaatkan Kajian Literatur 1 Setelah dilakukan


teknologi dalam Erwin Sawitri, Made Sumiati Astiti, dan Yessi analisis melalui
pembelajaran, namun Fitriani (2009) Hambatan dan Tantangan berbagai macam kajian
literatur dan
pemanfaatannya masih Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. wawancara, maka dapat
belum optimal. ditentukan penyebab
Universitas Negeri Palembang.
https://shorturl.at/sJMT2 masalah yang sesuai
dengan kondisi satuan
Hambatan-hambatan pengintegrasian TIK dalam pendidikan sebagai
pembelajaran, dapat disimpulkan dengan dua berikut:
kelompok, yaitu: ➢ Guru
1. Secara Fisik menggunakan
Secara fisik dapat berupa sarana dan prasarana Pembelajaran
yang belum memadai terutama untuk sekolah- inovasi berbasis
teknologi hanya
sekolah yang berlokasi di pelosok. kalaupun memanfaatkan
sudah ada sarana dan prasarana, tetapi masih power point.
sangat minim baik dari segi jumlah maupun ➢ Guru belum
segi mutu peralatan tersebut. Masih memanfaatkan
digunakannya perangkat multimedia bekas di beragam aplikasi
lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di yang mendukung
proses
daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas
pembelajaran di
ini tentunya masih menggunakan spesifikasi kelas.
yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga ➢ Kurangnya fasilitas
penggunaannya tidak mampu bersaing dengan yang ada di
laju perkembangan TIK yang begitu pesat. Sekolah
2. Secara Non-fisik
a. Kepercayaan diri guru kurang dalam
menggunakan TIK dalam melaksanakan
proses PBM. Guru takut gagal mengajar
melalui penggunaan TIK yang saat ini sangat
disarankan. Walaupun penggunaannya ICT
dalam proses pembelajaran sangat disarankan
oleh para ahli.
b. Kurangnya kompetensi guru, yang dimaksud
disini adalah kurangnya kompetensi guru
dalam mengintegrasikan TIK ke dalam
pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan komputer dan tidak antusias
tentang perubahan dan integrasi dengan
belajar yang menggunakan komputer dalam
kelas mereka.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

c. Sikap guru dan resistensi yang melekat


terhadap perubahan. Sikap dan resistensi
guru untuk mengubah tentang penggunaan
strategi baru yaitu dengan integrasi TIK
dalam PBM. Hal ini dimaksudkan dengan
sikap guru bahwa penggunaan TIK dalam
PBM tidak memiliki manfaat atau
keuntungan yang jelas.

Kajian Literatur 2
Sahelatua, dkk. (2018). Kendala Guru
Memanfaatkan Media IT Dalam Pembelajaran
Di Sdn 1 Pagar Air Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
3(2). https://shorturl.at/hyGPX

Guru masih mengalami kendala dalam


mengoperasikan IT sebagai media pembelajaran
diantaranya yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan guru tentang IT,
2. Kurangnya fasilitas IT yang tersedia di
sekolah,
3. Arus listrik di sekolah tidak normal,
4. Internet tidak dapat menjangkau ke seluruh
kelas,
5. Serta tidak adanya kewajiban dari pihak
sekolah agar guru yang mengajar harus
menggunakan IT.

Hasil Wawancara
1. Edwin, S.T (Guru senior Produktif TKJ)
Penyebabnya karena penguasaan akan
teknologinya belum maksimal/ gaptek.
2. Yuyun Yuhani, S.Pd (Guru senior)
Masih kurangnya pemahaman guru dalam
pemanfaatan teknologi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai