Anda di halaman 1dari 13

Volume 6 No.

1 April 2019 ISSN : 2356-1394

JURNAL PENELITIAN TERAPAN


KESEHATAN

P
T K
Penerbit :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Jurnal Penelitian
Bengkulu April ISSN
Terapan Vol. 6 No. 1 Hlm. 01-100
2019 2356-1394
Kesehatan
JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN
ISSN 2356-1394
Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm. 01-100
Terbit tiga kali setahun, mulai tahun 2019 terbit setiap bulan April, Agustus dan Desember.
Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang Keperawatan, Kebidanan, Gizi,
Analis Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, dan Promosi Kesehatan. ISSN 2356-1394.

Ketua Penyunting
Hermansyah

Penyunting Pelaksana
Ratna Dewi
Krisyanella
Epti Yorita

Penelaah (Mitra Bebestari)


Demsa Simbolon (Poltekkes Kemenkes Bengkulu)
Betty Yosephin S (Poltekkes Kemenkes Bengkulu)
Daisy Novira (Poltekkes Kemenkes Bengkulu)
Tony Cortis Maigoda (Poltekkes Kemenkes Bengkulu)

Pelaksana Tata Usaha


Rina Rosalina
Silpia Novrianti
Rahma Annisa

Pelindung
Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Direktorat Politeknik Kesehatan Kementerian


Kesehatan Bengkulu Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu 38225. Telp.
(0736) 341212 Fax. (0736) 21514, 25343 E-mail : jurnalptk14@gmail.com
JURNAL PENELTIAN TERAPAN KESEHATAN diterbitkan sejak 01 Juni 2014 oleh
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum diterbitkan dalam media lain. Naskah
diketik di atas kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan format
seperti tercantum pada halaman belakang (”Petunjuk bagi Calon Penulis Jurnal Penelitian
Terapan Kesehatan”). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman
format, istilah dan tata cara lainnya.
Dicetak di Percetakan BeGe. Isi di luar tanggung jawab Percetakan
JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN
ISSN 2356-1394
Volume 6, Nomor 1, April 2019, hlm 01-100

DAFTAR ISI

FAKTOR PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN 01-09


HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Elly Wahyuni, Yeti Rosmawati, Kosma Heryati

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY 10-17


TERHADAP INTENSITAS NYERI DISPEPSIA
Wirjono Akbar, Dahrizal, Widia Lestari

KADAR GULA DARAH MENCIT BALB/c BERDASARKAN EKSTRAK 18-23


UBI JALAR
Yesti Febriana, Kusdalinah, Kamsiah

KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 24-32


0-6 BULAN
Yoananda Putri, Epti Yorita, Serilaila

PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI MENONTON VIDEO KARTUN 33-38


TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA ANAK
Muhammad Waran Hapeginta, Mardiani, Rahma Annisa

DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA TERHADAP 39-44


KUNJUNGAN KELAS IBU HAMIL
Puspita Sari, Yuliana Lubis, Sri Yanniarti

PENGARUH EDUKASI TERHADAP IKATAN KASIH SAYANG 45-50


(BONDING ATTACHMENT) PADA BAYI PREMATUR
Woelan Okta Anresa, Asmawati, Sariman Pardosi

HUBUNGAN EDUKASI, POLA MAKAN, OLAHRAGA DAN 51-57


PENGOBATAN DENGAN KADAR GULA DARAH
Ayuni, Arie Krisnasary, Darwis

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DAN SOSIAL BUDAYA DENGAN 58-64


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
Eno Saputri, Anang Wahyudi, Ahmad Rizal

FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA REMAJA 65-71


Liya Anggraini, Anang Wahyudi, Demsa Simbolon

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI APGAR SCORE MENIT 72-78


PERTAMA KELAHIRAN
Farida, Serilaila, Eliana
SATURASI OKSIGEN BERDASARKAN NILAI HEMOGLOBIN DAN 79-84
FREKUENSI PERNAPASAN PADA PASIEN PENURUNAN
KESADARAN
Fitri Wulandari, Septiyanti, Agung Riyadi

EVALUASI ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN STATUS 85-91


KESEHATAN PADA BALITA YANG MENDAPATKAN PMT-P
Kiki Angreancy Aghnita, Tetes Wahyu W, Desri Suryani

KEJADIAN LESI PRA KANKER SERVIKS DI KOTA BENGKULU 92-100


Lola Julepa, PS.Kurniawati, Sri Sumiati
FAKTOR PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Elly Wahyuni, Yeti Rosmawati, Kosma Heryati

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Kebidanan


Jalan Indragiri No.03 Padang Harapan Bengkulu
elly_bid@yahoo.com

Abstract: Psychological factors affecting the occurrence of morning sickness consists of


stress, her husband and family support as well as environmental factors, social, cultural
and economic. The purpose of this study was to determine the in-depth information about
the psychological factors associated with the incidence in pregnant women with
hyperemesis gravidarum in Tais Hospitals Seluma. The study design was a descriptive
study with qualitative methods. The data collection is based on in-depth interviews (in-
depth interviews). The informants were 5 first trimester pregnant women with
hyperemesis gravidarum were treated in Tais Hospitals. Making the subject of research by
purposive sampling. The results showed the majority including the age at risk of
hyperemesis gravidarum were age <20 years and> 35 years. Most informants categorized
multiparas parity. The informant stated that most of his family are less supportive. A
small portion informant who stated that her husband does not support the current
pregnancy. Most informants were not ready to change roles as mothers. There are
pregnant women who have body image (body image) is lacking. Psychological factors
that affect the incidence of hyperemesis gravidarum is age, parity, family support, the
support of her husband, change roles and body image. For the health workers are expected
to be more alert and responsive in detecting problems that can complicate pregnancy such
as hyperemesis gravidarum by conducting risk approach that every pregnant woman at
risk of complications and must have access to quality maternity care.
Keywords: Psychological Factors, Hyperemesis Gravidarum

Abstrak: Faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum terdiri dari
stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui informasi mendalam tentang faktor-faktor
psikologis yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil di
RSUD Tais Kabupaten Seluma. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
metode kualitatif. Pengumpulan data berdasarkan wawancara secara mendalam (in depth
interview). Informan penelitian adalah 5 orang ibu hamil trimester I yang mengalami
hiperemesis gravidarum yang dirawat di RSUD Tais. Pengambilan subjek penelitian
dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
termasuk usia yang berisiko untuk terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu umur < 20
tahun dan > 35 tahun. Sebagian besar informan termasuk kategori paritas multipara.
Informan sebagian besar menyatakan bahwa keluarganya kurang memberikan dukungan.
Sebagian kecil informan yang menyatakan bahwa suaminya tidak mendukung dengan
kehamilan sekarang. Sebagian besar informan tidak siap dalam perubahan peran sebagai
ibu. Terdapat ibu hamil yang mempunyai citra tubuh (body image) yang kurang. Faktor
psikologis yang mempengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum adalah usia, paritas,
dukungan keluarga, dukungan suami, perubahan peran dan body image. Bagi para tenaga
kesehatan diharapkan agar lebih sigap dan tanggap dalam mendeteksi masalah yang dapat
menjadi penyulit dalam kehamilan seperti hiperemesis gravidarum dengan cara
melakukan pendekatan resiko bahwa setiap wanita hamil beresiko mengalami komplikasi
dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas.
Kata kunci : Faktor Psikologis, Hiperemesis Gravidarum

1
2 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 6 Nomor 1, April 2019, hlm 01-100

Perubahan fisiologis mual dan muntah hiper-emisis gravidarum sebanyak 83 orang


sering dialami oleh ibu hamil merupakan atau 26% dari jumlah pasien yang dirawat di
salah satu gejala paling awal kehamilannya ruang kebidanan. Pada tahun 2016 jumlah
(Tiran, 2012). Mual dan muntah yang terjadi kasus hiperemisi gravidarum sebanyak 96
pada wanita hamil trimester 1 dan trimester orang (28.3%)s. Ibu hamil mulai merasakan
2 dalam waktu lama yang dapat berlangsung mual muntah yaitu dimulai pada per-
sampai 4 bulan yang dapat mengganggu tengahan pada bulan pertama kehamilan.
keadaan umum ibu hamil sehari-hari yang Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik
disebut hyperemesis gravidarum (Provera- untuk meneliti Analisis faktor–faktor psi-
wati, 2012). Kejadian Hiperemesis gravida- kologis yang berhubungan dengan kejadian
rum di seluruh dunia dengan angka kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUD Tais
yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh Kabupaten Seluma”.
kehamilan, di Indonesia 0,3% dari seluruh Tujuan umum penelitian adalah diketa-
kehamilan. Hiperemisis gravidarum menye- hui informasi mendalam tentang faktor-
babkan ibu hamil menghindari makanan faktor psikologis yang berhubungan dengan
tertentu dan biasanya membawa resiko kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu
baginya dan janin (Vicki, 2012). hamil di RSUD Tais Kabupaten Seluma.
Hiperemisis gravidarum merupakan
mual dan muntah yang berhubungan dengan BAHAN DAN CARA KERJA
kehamilan biasanya dimulai pada minggu ke Penelitian ini menggunakan pendekat-
4 sampai minggu ke 16 kehamilan, men- an kualitatif. Lokasi Penelitian ini dilaksana-
capai puncaknya pada minggu ke 11-13 dan kan di RSUD Tais Kabupaten Seluma
berakhir pada minggu ke-14-16. Mual dan Bengkulu Tahun 2017. Waktu Penelitian
muntah ini disebabkan karena meningkatnya pada bulan Februari 2017. Informan atau
kadar hormon human Chorionic Gonado- subjek penelitian ini adalah ibu hamil yang
tropin (HCG) yang dihasilkan oleh sel-sel dirawat di RSUD Tais bulan Februari 2017
trofoblas blastosit khususnya pada 12-16 berjumlah 5 orang yang mengalami hiper-
minggu pertama kehamilan. HCG melewati emisis gravidarum. Adapun cara pengambil-
kontrol ovarium di hipofisis dan menye- an subjek penelitian mengunakan teknik
babkan korpus luteum terus memproduksi purposive sampling. Pemakaian teknik ini
estrogen dan progesteron sehingga me- dengan pertimbangan sesuai dengan kebu-
rangsang mual dan muntah yang berlebihan tuhan dan tujuan penelitian. Kriteria inklusi
(Wiknjosastro, 2013). pemilihan subjek penelitian berdasarkan :
Faktor psikologis yang mempengaruhi (1) ibu hamil yang dirawat di RSUD Tais
terjadinya emesis gravidarum terdiri dari pada bulan Februari 2017, (2) ibu hamil
stres, dukungan suami dan keluarga serta Trimester I, (3) mengalami hiperemisis gra-
faktor lingkungan sosial, budaya dan eko- vidarum (4) terdeteksi positif hamil melalui
nomi. Stres dianggap sebagai salah satu pemeriksaan palpasi dan PP test positif atau
faktor penyebab terjadinya hiperemesis hasil USG positif. Informan sekunder pada
gravidarum dimana stres ini merupakan penelitian ini adalah suami ibu hamil atau
bentuk psikologik yang memegang peranan keluarga ibu hamil yang menemani ibu
yang penting pada penyakit ini walaupun hamil ketika di rumah sakit sebanyak 9
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis orang. Informan sekunder juga diperlukan
gravidarum belum diketahui dengan pasti, untuk triangulasi data penelitian.
tetapi hal ini kemungkinan karena kondisi Instrumen penelitian ini adalah pedo-
stress dapat menstimulasi pusat mual dan man wawancara yang digunakan oleh pene-
muntah di medulla oblongata sehingga liti dalam melakukan indepth interview un-
menyebabkan hiperemisi gravidarum. tuk mengumpulkan data meliputi faktor
Studi pendahuluan di RSUD Tais usia, paritas, dukungan suami, dukungan
mene-mukan pada tahun 2015 jumlah kasus keluarga, perubahan peran dan body image
Wahyuni, dkk Faktor Psikologis Yang Berhubungan…3

selama masa kehamilan yang terkait dengan sebagian besar ibu hamil termasuk ke dalam
hiperemsiis gravidarum. Analisis dilakukan usia yang berisiko yaitu usia <20 tahun atau
dengan cara reduksi data, penyajian data dan >35 tahun.
penarikan kesimpulan/verifikasi.
Paritas
HASIL Karakteristik informan dilihat dari
jumlah anak yang telah dilahirkan terlihat
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dari hasil wawancara sebagai berikut:
dilakukan tentang faktor-faktor psikologis
yang berhubungan dengan kejadian hiper- “….iya….(hamil anak ke 2)”. (Informan 1).
“….iya ….(iya / anak pertama)”. (Informan 2)
emesis gravidarum Di RSUD Tais Kabupa-
ten Seluma Bengkulu, maka hasil penelitian Hasil wawancara di atas menunjukkan
yang dilakukan dengan menggunakan wa- bahwa hanya 1 orang ibu yang merupakan
wancara yang mendalam didapatkan hasil ibu dengan paritas nullipara (belum pernah
sebagai berikut: melahirkan anak). Sedangkan hasil wawan-
cara terhadap informan lain menunjukkan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
sebagian besar termasuk paritas multipara,
Hasil wawancara terhadap informan hal ini sesuai dengan pernyataan informan
mengenai kejadian hiperemesis gravidarum sebagai berikut :
dapat dilihat dari pernyataan informan “….ini hamil anak ketiga….”. (Informan 3).
sebagai berikut: “….ke empat buk….” (Informan 4).
“…ini hamil kelima….” (Informan 5).
“….mual terus sampe sekarang….” (Informan 1)
“…sehari tu paling 3 x…. sering yuk…. (sehari Dukungan Keluarga
itu paling 3x… sering kak)…..” (Informan 2)
“….sayanya mual muntah ….” (Informan 3) Hasil wawancara mengenai kehamilan
“….terus-terusan lebih dari 5x ….” (Informan 4)
“….lumayan, cuman mualnya masih….”
sekarang, terdapat 3 informan yaitu infor-
(Informan 5) man 1, 4 dan 5 yang menyatakan bahwa ke-
luarga kurang memberikan dukungan, hal ini
Hasil wawancara mengenai kejadian
sesuai dengan pernyataan informan sebagai
hiperemesis gravidarum di atas menunjuk-
berikut:
kan bahwa sebagian besar informan menga-
lami mual muntah yang berlebihan pada “….sebenarnya mertua saya agak ngomel kok
mepet banget, apalagi anak saya yang pertama
kehamilan sekarang sehingga mereka itukan laki-laki nakal banget,….”. (Informan 1).
merasa lemas. “….terimo yuk …. (terima kak)” (Informan 2).
“….iya ….” (Informan 3)
Usia “….yo cak itu lah, cak mano lagi….” (ya seperti
itulah, mau bagaimana lagi” (Informan 4).
Hasil wawancara terhadap informan “….agak kecewa sih, termasuk anak-anak saya
mengenai usia ibu hamil adalah sebagai juga kenapa kok hamil lagi…., ….. kalau kayak
anak-anak kan mungkin masih marah….”.
berikut: (Informan 5).
“….sekarang 24….” (Informan 1).
“….18 tahun….” (Informan 2). Pernyataan informan yang menunjuk-
“….41 ….” (Informan 3). kan bahwa keluarganya memberikan du-
“….23 tahun….” (Informan 4). kungan terhadap kehamilannya ditunjukkan
“….42 tahun….” (Informan 5).
pada informan 2 dan 3.
Hasil wawancara tersebut menunjuk- Hasil pernyataan informan primer
kan bahwa terdapat 1 orang yang berusia tersebut sesuai dengan pernyataan informan
<20 tahun yaitu 18 tahun. Kategori usia sekunder yang merupakan suami/keluarga
informan 20-35 tahun terdapat 2 orang, yaitu dari informan primer sebagai berikut :
usia 23 tahun dan 24 tahun. Usia informan “…Aku belum setuju, aku ini gi sibuk, kerjo mano
yang termasuk kategori >35 tahun terdapat 2 besawah mano ndak ngasuah mangko nyo la
orang, yaitu usia 41 tahun dan usia 42 tahun. hamil, aku ndak berjalan kerjo sawah nido
pacak. Itulah… (aku belum setuju, aku ini sedang
Hasil wawancara di atas menunjukkan bawa sibuk, kerja mana bersawah mana mau ngasuh,
4 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 6 Nomor 1, April 2019, hlm 01-100

dia malah hamil, aku ingin kerja ke sawah tidak sesuai dengan pernyataan informan sebagai
bisa. Itulah…(Keluarga informan 1).
“….la dikiciakka, nido nanti lagi, 3 ughang ni berikut:
bae pisak hidup….(sudah diberitahu, tidak usah “….iya, seharusnya saya ngurus rumah, jadi
hamil lagi, 3 orang ini saja sudah susah hidup) digantiin sama suami. ….” (Informan 1).
(Keluarga informan 4) “….ngeganggu yuk….” (Mengganggu, kak)”
“…sebenarnya agak malu, karno kami la besak (Informan 2).
ado adek kecik lagi…” (sebenarnya agak malu, “….ya kadang-kadang tu, bagaimana ya, dengan
karena kami sudah besar ada adik kecil lagi) keadaan ini semuanya jadi repot….” (Informan
(Keluarga informan 5). 3)
“….masih, yang masih bisa saya kerjakan….”
Dukungan Suami (Informan 4).
“….gelisahlah, terutama untuk masa depannya
Hasil wawancara mengenai faktor istilahnya kita cuma buruh petani sanggup
dukungan suami menunjukkan sebagian be- nggak nanti, umur sudah tua anak masih
sar informan suaminya mendukung terhadap kecil….” (Informan 5).
kehamilannya. Hal ini sesuai dengan pernya- Sebagian kecil siap dalam perubahan
taan informan sebagai berikut: peran tersebut. Kegiatan informan dalam
“….adalah sesalan sedikit tapi biasa saja…. (ada mengurus urusan rumah tangga seluruhnya
kecewa sedikit, tapi biasa saja)” (Informan 1) menyatakan dibantu oleh suami. Hal ini
“….terima yuk….” (Informan 2).
“….Ya, …ya dari segi makanan, kita pengen apa, sesuai pernyataan informan sebagai berikut:
dari segi kapan kita ma periksa….” (Informan 3) “….jadi digantiin suami….” (Informan 1)
“….ya masih, katanya aturan cukup 3….” “….dibantu yuk….” (Informan 2)
(Informan 4). “….iya….(pekerjaan sehari-hari dibantu suami)”
“….ya dukungan sih paling dari suami ya, (Informan 3)
karena sehari-hari sama suami, ….” (Informan “….Kadang-Kadang dibantu….” (Informan 4)
5). “….dibantu suami, anak-anak mau bantu cuci
piring, nyapu masih…” (Informan 5)
Sebagian kecil informan yang menya-
takan bahwa suaminya tidak mendukung Selain kesiapan perubahan peran ibu,
dengan kehamilan sekarang yaitu informan sebagian besar ibu juga merasa baha-
4. Bentuk dukungan yang diberikan oleh gia/senang dengan kehamilan ini, akan tetapi
suami sebagian besar informan menyatakan terdapat sebagian kecil ibu yang merasa
dengan mengantarnya ke rumah sakit serta kurang senang dengan kehamilannya seka-
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. rang ini. Hal ini sesuai dengan ungkapan
Hasil pernyataan informan primer informan sebagai berikut:
tersebut sesuai dengan pernyataan informan “….yo teraso lain kan yang dulu kan dag cak
sekunder yang merupakan suami/keluarga ini…. (ya terasa lain, khan yang dulu tidak seperti
dari informan primer sebagai berikut : ini)” (Informan 4).

“…nggak saya nggak repot…” (Suami Informan 1) Hasil pernyataan informan primer
“….nyo sughang lah… (dia sendiri lah) (Suami tersebut sesuai dengan pernyataan informan
informan 2)
“…. Iya, saya bantu semampunya lah….” (Suami
sekunder yang merupakan suami/keluarga
informan 3) dari informan primer sebagai berikut :
“… kami lah ngantat o, yak aku lah, mano nginak
“…segalonyo yuk, masak, nyuci kan beres-beres
o… nyo tigo ughang tu nido iluak itu, nyo ini
jugo….(semuanya kak, masak, nyuci kan beres-
temutah-mutah pening palak katoyo… (kami lah
beres juga) (Suami informan 1)
yang ngantar dia, ya aku lah, bagaimana bisa lihat
“…. Iya, saya bantu semampunya lah….” (Suami
dia seperti itu, dia ini muntah-muntah, sakit kepala
informan 3)
katanya) (Suami informan 4)
“….Ya kita pada prinsipnya kerjasaman, karena
“…sebenarnya agak kecewa sedikit tapi kalau
anak juga membantu…” (Suami informan 5)
sudah apa boleh buat lah kalau memang itu takdir
tuhan kami nerima aja, kami merawatnya, awalnya Body Image
memang nggak suka… (Suami informan 5)
Perasaan ibu terhadap perubahan ben-
Perubahan Peran
tuk tubuh karena kehamilan sekarang me-
Informan dalam menghadapi kehamil- nunjukkan sebagian besar merasakan
an sekarang ini, sebagian besar tidak siap badannya bertambah kurus. Hal ini sesuai
dalam perubahan peran tersebut. Hal ini
Wahyuni, dkk Faktor Psikologis Yang Berhubungan…5

dengan pernyataan informan sebagai beri- Sesuai pendapat Manuaba (2013),


kut: yang menyatakan bahwa usia yang termasuk
“….Nggak ah, memang dari sananya udah kayak dalam kehamilan berisiko tinggi adalah
gini….” (Informan 1) kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun.
“….Tambah kurus yuk, dulu idak cak Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang
ini….(Tambah kurus kak, dulu tidak seperti ini)”
(Informan 2) baik untuk hamil karena organ-organ repro-
“….ya kalau begini kan otomatis kita berubah….” duksi belum sempurna sehingga dapat me-
(Informan 3) nimbulkan mual dan muntah. Mual dan
“….ado, kurusan, karno makan malas kan mual
jadi kurus kini jadi lesu….” (ada, kurusan, karena muntah terjadi pada umur dibawah 20 tahun
makan malas kan mual jadi kurus kini jadi lesu) disebabkan karena belum cukupnya kema-
(Informan 4) tangan fisik, mental dan fungsi sosial dari
“….ya, kayaknya tambah kurus, kemarin 70
kemarin tinggal berapa itu, makannya khan kurang, calon ibu sehingga dapat menimbulkan
makan muntah makan muntah….” (Informan 5) keraguan jasmani, cinta kasih, dan perawat-
Dilihat dari sikap ibu terhadap peru- an serta asuhan bagi anak yang akan di
bahan bentuk tubuh karena kehamilan ini, lahirkannya. Sedangkan mual dan muntah
hanya sebagian kecil dari informan yang yang terjadi diatas umur 35 tahun dise-
menyatakan bahwa kehamilan ini mem- babkan oleh faktor psikologis, dimana ibu
buatnya tidak menarik lagi. Ungkapan infor- belum siap hamil atau bahkan tidak
man yang mengatakan bahwa kehamilan ini menginginkan kehamilannya lagi sehingga
membuat bentuk tubuhnya menjadi tidak akan merasa sedemikian tertekan dan me-
menarik lagi menjadikannya kesulitan untuk nimbulkan stres pada ibu.
melakukan penyesuaian diri yang meliputi Hasil wawancara umur dan kejadian
respon mental dan tingkah laku bagi seorang hiperemesis gravidarum tersebut di atas
wanita hamil. ternyata kelompok umur 20-35 tahun juga
menderita hiperemesis gravidarum. Hal ini
Faktor Lingkungan Sosial bisa terjadi karena walaupun pada umur 20-
Tanggapan informan mengenai faktor 35 tahun adalah umur yang sesuai dan bisa
lingkungan sosial menunjukkan sebagian menerima kehamilan karena kematangan
besar menyatakan lingkungannya mendu- fisik serta organ-organ lainnya tetap saja
kung kehamilannya, hal ini sesuai dengan dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis
pernyataan informan sebagai berikut : lain. Seperti kurangnya dukungan keluarga
atau suami dan perubahan peran dan body
“….tetangga-tetangga ikut senang juga saya
hamil lagi…”.(Informan 1) image ibu, diduga dapat menjadi faktor
“…senang juga….” (Informan 2) kejadian hiperemesis gravidarum (Manuaba,
“…tetangga pada ngomong dijaga elok-elok…” 2013). Hal ini berarti ada hubungan paritas
(tetangga bicara supaya dijaga bagus-bagus”
(Informan 3) dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
“…nido ngecek apo-apo….” (tidak bicara apa- Hasil penelitian ini yang sejalan dila-
apa) (Informan 4) kukan oleh Hanum (2015) tentang dampak
“…pada ngomongin kog hamil lagi…” (Informan
5) psikologis pada kehamilan remaja dengan
hasil menunjukkan bahwa semua ibu hamil
PEMBAHASAN remaja mengalami stress terjadi mual-
muntah yang berlebihan.
Usia
Paritas
Berdasarkan hasil wawancara menun-
jukkan bahwa informan 1 berusia 18, infor- Berdasarkan hasil wawancara menun-
man 3 berusia 41 tahun dan informan 5 ber- jukkan bahwa informan 1 termasuk ibu
usia 42 tahun. Hal ini berarti sebagian besar dengan paritas primipara yang mengalami
informan termasuk kedalam usia yang hiperemesis gravidarum. Sesuai dengan pen-
berisiko tinggi untuk terjadinya kehamilan dapat Wiknjosastro (2013), yang menyata-
yaitu usia <20 tahun atau usia >35 tahun. kan bahwa pada sebagian besar ibu primi-
6 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 6 Nomor 1, April 2019, hlm 01-100

para belum mampu beradaptasi terhadap bisa bermanfaat untuk ibu hamil. Dukungan
peningkatan hormon estrogen dan khorionik penghargaan dimana keluarga berperan se-
gonadotropin sehingga lebih sering menga- bagai pembimbing dalam pemecahan masa-
lami emesis gravidarum. Sedangkan menu- lah serta keluarga bisa memberikan support
rut Prawirohardjo (2012), pada multipara kepada ibu hamil agar lebih bersemangat
dan grandemultipara sudah mampu beradap- dalam menghadapi gangguan kehamilannya.
tasi dengan hormon estrogen dan khorionik Dukungan instrumental dimana keluarga
gonadotropin karena sudah mempunyai merupakan sumber pertolongan praktis dan
pengalaman terhadap kehamilan dan me- konkrit. Dukungan psikologis yaitu ketika
lahirkan. ibu hamil mengalami gangguan terkait
Hal ini juga sesuai dengan pendapat kehamilannnya maka dukungan psikologis
Sumai (2014), yang menyatakan bahwa Hi- dari keluarga sangat diperlukan oleh ibu
peremesis gravidarum lebih sering terjadi hamil lebih-lebih suami agar membuatnya
pada ibu hamil primigravida bila dibanding- merasa dicintai dan disayangi, menjauhkan
kan dengan multigravida, hal ini disebabkan sebab-sebab kecemasan, kesedihan yang
karena pada primigravida memiliki kadar sedang dialaminya (Friedman, 2013).
hormon estrogen yang lebih tinggi diban- Dukungan Suami
dingkan dengan multigravida. Ibu yang
pertama kali hamil (primigravida) belum Berdasarkan hasil wawancara menun-
dapat beradaptasi dengan peningkatan jukkan sebagian kecil informan yang
human Chorionik Gonadotropin (hCG) dan menyatakan bahwa suaminya tidak men-
hormon estrogen yang diduga menjadi dukung dengan kehamilan sekarang yaitu
penyebab hiperemesis gravidarum. informan 4. Dukungan suami yang kurang
mengakibatkan ibu mengalami tekanan
Dukungan Keluarga psikologis, cemas dan stress yang berakibat
Berdasarkan hasil wawancara didapat- pada terjadinya hiperemesis gravidarum. Hal
kan bahwa informan 1, 4 dan 5 menun- ini sesuai dengan pendapat Gunawan, dkk
jukkan bahwa keluarganya kurang memberi- (2011), hiperemisis gravidarum berkaitan
kan dukungan terhadap kehamilannya seka- dengan faktor biologis, sosial dan
rang. Hal ini menyebabkan ibu dalam psikologis. Faktor psikologis yang mem-
menjalani kehamilannya menjadi stress dan pengaruhi terjadinya emesis gravidarum
mengakibatkan terjadinya hiperemesis gra- terdiri dari stres, dukungan suami dan
vidarum. keluarga serta faktor lingkungan sosial,
Sesuai dengan pendapat Sumardi budaya dan ekonomi. Kehamilan merupakan
(2016), yang menyatakan bahwa dukungan periode krisis bagi seorang wanita yang
keluarga sangat penting bagi ibu yang dapat diikuti dengan stress dan kecemasan.
sedang hamil. Terkadang ibu hamil diha- Selama masa kehamilan dukungan dari
dapkan pada rasa kecemasan dan ketakutan anggota keluarga dibutuhkan ibu terutama
akan gangguan yang dihadapi pada masa dukungan suami. Dukungan dan kasih
kehamilannya. Keluarga diharapkan selalu sayang dari suami dapat memberikan
memotivasi, membantu dan mendampingi perasaan nyaman dan aman ketika ibu
ibu hamil dalam menghadapi keluhan merasa takut dan khawatir dengan keha-
kehamilannya sehingga ibu hamil merasa milannya. Tugas suami yaitu memberikan
tenang dan nyaman setiap ada masalah yang perhatian dan membina hubungan baik
terjadi berhubungan dengan kehamilannya. dengan ibu, sehingga ibu mengkonsultasikan
Jenis-jenis dukungan keluarga yang setiap masalah yang dialaminya selama
dapat diberikan kepada ibu hamil ada kehamilan (Lusa, 2011).
beberapa macam, seperti dukungan secara Dukungan yang dapat diberikan oleh
informasional dimana keluarga berperan suami adalah memberi ketenangan pada ibu,
sebagai pemberi saran dan informasi yang mengantarkan untuk memeriksakan keha-
Wahyuni, dkk Faktor Psikologis Yang Berhubungan…7

milan, memenuhi keinginan selama mengi- Body Image


dam, mengingatkan minum tablet besi, Berdasarkan hasil wawancara terdapat
membantu melakukan kegiatan rumah ibu hamil yang mempunyai citra tubuh
tangga, dan memberi pijatan ringan bila ibu (body image) yang kurang, terlihat dari
merasa lelah. Hal kecil yang dilakukan ungkapan ibu hamil yang sebagian besar
suami memiliki makna yang berarti dalam merasakan badannya bertambah kurus
meningkatkan kesehatan psikologis kearah dikarenakan mual dan muntah berlebihan
yang lebih baik. Dukungan yang diberikan yaitu informan 2, 3 dan 4. Sedangkan
oleh suami diharapkan dapat membantu ibu informan 3 dan 4 juga menyatakan bahwa
melewati kehamilan dengan perasaan senang kehamilan ini membuatnya tidak menarik
dan tanpa depresi. Kondisi stres psikologis lagi. Kurangnya penerimaan terhadap citra
yang dapat disebabkan karena tidak adanya tubuh ibu hamil ini akan mengakibatkan ibu
dukungan dari suami dapat menyebabkan hamil menjadi tidak nyaman dan cemas
ibu yang pada awalnya dapat beradaptasi yang pada akhirnya akan menimbulkan
dengan kenaikan hormon dan tidak menga- terjadi stress yang berakibat terjadinya mual
lami mual dan muntah akan mengalami muntah yang berlebihan.
kejadian tersebut (Jhaquin, 2010). Sesuai dengan pendapat Ali & Anshori
Perubahan Peran (2006) yang menyatakan bahwa ibu hamil
yang tidak dapat menerima perubahan fisik
Hasil wawancara terhadap informan
selama kehamilannya, mereka akan merasa
menunjukkan bahwa dalam menghadapi
takut apabila bentuk tubuhnya semakin
kehamilan sekarang ini, sebagian besar
jelek. Wanita akan kehilangan kendali
informan tidak siap dalam perubahan peran
karena tidak dapat mengatur berat tubuhnya
tersebut yaitu informan 2, 4 dan 5. Keti-
lagi seperti sebelum hamil. Selain itu, wanita
daksiapan ini mengakibatkan ibu merasa
memiliki kecemasan tersendiri apabila
stress dan cemas, yang akhirnya dapat men-
bentuk tubuhnya tidak dapat kembali lagi
cetuskan terjadinya hiperemesis gravidarum.
pada bentuk dan berat badan yang ideal
Sesuai dengan pendapat Sumardi
seperti saat sebelum hamil akan citra yang
(2016), yang menyatakan salah satu faktor
dipengaruhi oleh ukuran. Perubahan body
stres yang mempengaruhi kejadian hiper-
image yang terjadi selama kehamilan akan
emisis gravidarum adalah perubahan peran
mempengaruhi penyesuaian diri seseorang.
sebagai ibu. Ketidak siapan menghadapi
Penyesuaian diri tersebut meliputi respon
peran ibu menyebabkan ibu hamil berada
mental dan tingkah laku bagi seorang wani-
dalam konsisi ambivalen dan kecemasan.
ta hamil untuk meghadapi kebutuhan inter-
Keadaan ini akan memicu pelepasan hormon
nal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta
stres dan mengaktifkan resrptor muntah pa-
untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam
da medula oblongata sehingga terjadi mual
diri seseorang dengan tuntutan yang berasal
dan muntah secara berlebihan.
dari lingkungan dimana individu berada.
Stres dianggap sebagai salah satu
Kegagalan penerimaan terhadap body
faktor penyebab terjadinya hiperemesis
image dalam kehamilan menimbulkan res-
gravidarum dimana stres ini merupakan
pon adaptasi melalui pengeluaran hormon
bentuk psikologik yang memegang peranan
stres adrenalin dan bradikinin. Kedua homon
yang penting pada penyakit ini walaupun
ini mengaktifkan reseptor muntah sehingga
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis
menimbulkan mula dan muntah yang
gravidarum belum diketahui dengan pasti,
berlebihan (Gunawan, 2013).
tetapi hal ini kemungkinan karena kondisi
stress dapat menstimulasi pusat mual dan Faktor Lingkungan Sosial
muntah di medulla oblongata sehingga Berdasarkan hasil wawancara terdapat
menyebabkan hiperemisis gravidarum ibu hamil terdapat sebagian besar yang
(Sumardi, 2016). lingkungan sosialnya mendukung, terlihat
8 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 6 Nomor 1, April 2019, hlm 01-100

dari ungkapan ibu hamil yang sebagian sehingga membuatnya lebih rentan untuk
besar menyatakan bahwa tetangga ikut mengalami hiperemesis gravidarum.
senang dengan kehamilannya sekarang yaitu Sebagian besar informan termasuk
informan 1, 2 dan 3. Sedangkan informan 4 kategori paritas multipara yaitu 3 orang
dan 5 menunjukkan lingkungan sosialnya informan, serta sebagian kecil yang mem-
kurang memberikan dukungan dalam keha- punyai paritas nullipara dan primipara.
milannya yang sekarang. Masih adanya Paritas nullipara dan primipara lebih berisi-
lingkungan sosial yang kurangnya menerima ko mengalami hiperemesis gravidarum kare-
terhadap kehamilan ini akan mengakibatkan na ibu masih sedikit pengalaman dalam
ibu hamil menjadi tidak nyaman dan cemas menghadapi kehamilan yang mengakibat-
yang pada akhirnya akan menimbulkan kannya menjadi stress dan tidak nyaman
terjadi stress yang berakibat terjadinya mual dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
muntah yang berlebihan. Informan sebagian besar menyatakan
Kondisi psikologis pada ibu hamil bahwa keluarganya kurang memberikan
akan mengalami keadaan naik turun, yang dukungan, yaitu informan 1, 4 dan 5. Ku-
dapat disebabkan oleh banyak hal seperti rangnya dukungan keluarga ini mengakibat-
keinginan ideal perorangan untuk memiliki kan perubahan pada psikologis ibu sehingga
anak dengan jenis kelamin tertentu; menga- ibu lebih rentan mengalami hiperemesis
tur waktu kelahiran; mengatur kondisi po- gravidarum.
tongan tubuh saat hamil; sikap menerima Sebagian kecil informan yang menya-
tidaknya kehamilan; kondisi hubungan takan bahwa suaminya tidak mendukung
suami-isteri; kondisi ketersediaan sumber dengan kehamilan sekarang yaitu informan
sosial; pengalaman perorangan (mengatasi) 4, hal ini menyebabkan ibu merasa terbebani
menghadapi komplikasi persalinan, dan lain- dalam menghadapi kehamilannya sekarang,
lain. Perubahan-perubahan yang sangat sehingga lebih rentan mengalami stress yang
signifikan ini akan terasa memberatkan ibu berujung pada terjadinya hiperemesis gravi-
hamil, apabila tidak didukung oleh ling- darum.
kungan sosialnya (Maharani, 2014). Sebagian besar informan tidak siap
Dukungan sosial merupakan bantuan dalam perubahan peran sebagai ibu yaitu
atau dukungan yang diterima individu dari informan 2, 4 dan 5. Ketidaksiapan ibu
orang-orang tertentu dalam kehidupannya menghadapi perubahan peran mengakibat-
dan berada dalam lingkungan sosial tertentu kan ibu lebih rentan mengalami stress yang
dan berada dalam lingkungan sosial tertentu merupakan faktor risiko terjadinya hiper-
seperti suami, orangtua, mertua, teman atau emesis gravidarum.
tetangga yang membuat penerima merasa Terdapat ibu hamil yang mempunyai
diperhatikan, dihargai dan dicintai sedang- citra tubuh (body image) yang kurang,
kan untuk orang yang menerima dukungan sehingga dalam menghadapi kehamilannya
sosial memahami makna dukungan sosial ibu merasa tidak nyaman dan timbul stress
yang diberikan oleh orang lain. Dukungan yang pada akhirnya akan memicu timbulnya
sosial sangat dibutuhkan bagi ibu hamil hiperemesi``s gravidarum.
(Maharani, 2014). Disaran bagi para tenaga kesehatan
agar lebih sigap dan tanggap dalam
KESIMPULAN mendeteksi masalah yang dapat menjadi
Informan dalam penelitian ini sebagian penyulit dalam kehamilan seperti
besar termasuk usia yang berisiko untuk hiperemesis gravidarum dengan cara mela-
terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu kukan pendekatan resiko bahwa setiap
berumur <20 tahun (informan 1), hal ini wanita hamil berisiko mengalami kompli-
berakibat ibu belum siap untuk menghadapi kasi dan harus mempunyai akses terhadap
perubahan peran sebagai ibu yang mem- asuhan ibu bersalin yang berkualitas, bahkan
buatnya menjadi tidak nyaman dan stress, wanita risiko rendah pun bisa mengalami
Wahyuni, dkk Faktor Psikologis Yang Berhubungan…9

komplikasi dan tidak ada jumlah penapisan hyperemesis gravidarum pada umur 20-35
yang dapat membedakan wanita mana yang tahun. Karena dalam PUP, baik perempuan
akan membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan pria dipersiapkan dari segala aspek yaitu
dan mana yang tidak memerlukan asuhan aspek kesehatan, ekonomi, psikologi dan
tersebut. Selain pendekatan resiko, perlu juga agama. Sehingga PUS dapat siap untuk
pendidikan kesehatan mengenai PUP karena mengarungi kehidupan berkeluarga.
melihat dari tingginya angka kejadian

DAFTAR RUJUKAN
Ali, M dan Anshori, M. 2006. Psikologi Remaja Mitayani 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Jakarta : Salemba Medika
Aksara. Prawiroharjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan.
Friedman, M. Marilyn. 2013. Buku Ajar Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Prawiroharjo.
Praktik. Edisi 5. Jakarta. EGC. Proverawati, Atikah. Penanggulangan Hiperemesis
Gunawan, 2012. Diagnosis dan Tata Laksana Gravidarum. Yogyakarta: Nuha Offset.
Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: FKUI Sari, S. 2013. Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu
Hanum. 2015. Dampak Psikologis Pada Kehamilan Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Remaja (Studi Ekplorasi Di Desa Watutulis Jambi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Prambon Sidoarjo). Sidoarjo: FIKES Umsida Kesehatan Universitas Jambi.
Hidayati, R. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Sumai. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan
Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : dengan kejadian Hiperemesis gravidarum di
Salemba Medika. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sam
Jhaquin, Arrwenia. 2010. Psikologi Untuk Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Provinsi Sulawesi Utara. Manado: Poltekkes
Lusa. 2011. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil. Kemenkes
Diakses dari http://www. lusa. Sumardi. 2016. Gambaran Dukungan Keluarga
web.id/kebutuhan-psikologis -ibu-hamil Terhadap Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Maharani. 2014. Hubungan Dukungan Sosial Dan Gravidarum. Yogyakarta: Universitas
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Muhammadiyah Yogyakarta
Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga. Depok : Viviana, R.R. 2012. Pengalaman Ibu Hamil Yang
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Mengalami Hiperemesis Gravidarum Pada
Manuaba, IBG. 2013. Penuntun Kepaniteraan Klinik Trimester I di RSUD Dr. Pirngadi Kota
Obstetric dan gInekologi Edisi 2. Jakarta : Medan Tahun 2011. Medan : Universitas
EGC Sumatera Utara.
Wiknjosastro. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai