Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Hygiene Industri

Dosen : Dr. Alfina Baharuddin, SKM., M.Kes.

MAKALAH
HYGIENE INDUSTRI ; VENTILASI

KELOMPOK 5 ( K3 M.KES)

RACHMAT SULAEMAN
(005410142020)

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala nikmat kesehatan dan
kesempatan waktu kepada kami hingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya serta tidak
mendapat kendala dalam penyusunan.

Tugas ini adalah disusun berlatarbelakang pemenuhan mata kuliah ‘’dasar keselamatan kesehatan
kerja (k3)’’ dengan dosen pengajar : Dr. Alfina Baharuddin, SKM., M.Kes..tugas ini berisikan
pembahasan mengenai Radiasi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen bersangkutan,yang telah mengajar dan membimbing
mata kuliah tersebut.

Namun jika dalam penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan serta ketidaksempurnaan maka
dengan besar hati kami mohon maaf,serta dengan besar mengharapkan masukan berupa kritik dan saran .

Akhir kata tim penyusun mengucapkan terima kasih.

Cenrana 28 Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manakala kita mendengar kata ?radiasi?, maka yang pertama terbayang oleh kita adalah sesuatu
yang sangat menakutkan, mengerikan, dan sesuatu yang serba misterius. Hal tersebut sangat mudah
dipahami karena sifat dari radiasi sendiri yang tidak terlihat, tidak berwarna, tidak dapat dirasakan, tetapi
konon dapat merusak sel-sel tubuh kita, bahkan dapat menginduksi terjadinya kanker.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk tujuan apapun dan sekecil apapun radiasi yang digunakan,
pasti mengandung potensi bahaya bagi manusia, tetapi selama kita selalu memperhatikan ketentuan
keselamatan radiasi, maka kita dapat memanfaatkan radiasi untuk tujuan apapun dengan ?aman?.
Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang, demikian pula dengan ?radiasi?.
Apabila kita tidak mengenali betul sifat dan ketentuan keselamatannya, maka yang ada hanyalah rasa
takut yang berlebihan atas dampak-dampak yang mungkin ditimbulkannya. Tetapi apabila kita mau
mempelajari lebih lanjut, khususnya mengenai prosedur keselamatan kerja dengan radiasi, maka kita
justru dapat memanfaatkan radiasi untuk berbagai tujuan.
adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi pengion yang
mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan. Akibat buruk dari
radiasi pengion dikenal sebagai efek somatik apabila diderita oleh orang yang terkena radiasi, dan
disebut efek genetik apabila dialami oleh keturunannya. Radiasi tidak dapat dilihat, didengar ataupun
dicium. Indra manusia tidak dapat mendeteksi radiasi maupun membedakan apakah suatu bahan
bersifat radioaktif atau tidak. Namun, ada instrumen khusus yang dapat mendeteksi dan mengukur
radiasi secara akurat dan tepat.
Bab II
PEMBAHASAN
A. Radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.
Salah satu contoh sumber radiasi yang sudah kita kenal adalah matahari. Matahari yang kita kenal
memberikan cahaya dan panas. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan di bumi ini, akan tetapi
harus diakui terlalu banyak sinar matahari yang mengenai tubuh bisa jadi sangat berbahaya. Karena itu
jumlah paparan sinar matahari harus kita batasi. Efek dari panas matahari biasanya dicegah dengan
menggunakan kacamata hitam, topi, pakaian dan pemakaian tabir surya.
pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di
sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave
oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga
dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah
gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang
microwave,radar dan handpone.
B. RADIASI IONOIN
Radiasi Ionising adalah radiasi yang membawa energi yang cukup untuk
melepaskan elektron dari atom atau molekul, sehingga mengionisasi atom atau molekul tersebut. Radiasi
Ionion terdiri dari partikel subatomik, ion atau atom yang energetik yang bergerak dengan kecepatan
tinggi (biasanya lebih besar dari 1% dari laju cahaya), dan gelombang elektromagnetik pada ujung
energi tinggi dari spektrum elektromagnetik.
Sinar gama, sinar X, dan sinar ultraviolet yang berenergi tinggi dari spektrum elektromagnetik
bersifat pengion, sedangkan bagian sinar ultraviolet yang berenergi lebih rendah dan semua spektrum di
bawah UV, termasuk cahaya kasatmata (termasuk hampir semua jenis
sinar laser), inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio dianggap sebagai radiasi non-pengion.
Batas antara radiasi elektromagnetik pengion dan non-pengion yang terjadi pada ultraviolet tidak
ditentukan secara tajam, karena molekul dan atom yang berbeda terionisasi pada tingkat energi yang
berbeda. Definisi konvensional menempatkan batas ini pada energi foton antara 10 eV dan 33 eV dalam
ultraviolet.
Partikel subatomik pengion dari radioaktivitas mencakup partikel alfa, partikel beta, dan neutron.
Hampir semua produk peluruhan radioaktif dapat mengionisasi karena energi peluruhan radioaktif
biasanya jauh lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk ionisasi. Partikel pengion subatomik lain yang
muncul secara alami adalah muon, meson, positron, dan partikel lain yang membentuk sinar
kosmik sekunder yang dihasilkan setelah sinar kosmik primer berinteraksi dengan atmosfer bumi. [1]
[2]
Sinar kosmik dihasilkan oleh bintang-bintang dan peristiwa langit tertentu seperti ledakan supernova.
Sinar kosmik juga dapat menghasilkan radioisotop di Bumi (misalnya, karbon-14), yang pada gilirannya
meluruh dan menghasilkan radiasi pengion. Sinar kosmik dan peluruhan isotop radioaktif adalah sumber
utama radiasi pengion alami di Bumi yang disebut sebagai radiasi latar belakang. Radiasi pengion juga
dapat dihasilkan secara buatan dengan tabung sinar X, akselerator partikel, dan berbagai metode yang
menghasilkan radioisotop secara buatan.
Radiasi pengion tidak dapat dideteksi oleh indera manusia, jadi instrumen pendeteksi radiasi
seperti pencacah Geiger harus digunakan untuk menunjukkan keberadaannya dan mengukurnya. Namun,
intensitas tinggi dapat menyebabkan emisi cahaya kasatmata ketika berinteraksi dengan materi, seperti
pada radiasi Cherenkov dan radioluminesensi. Radiasi pengion digunakan di berbagai bidang
seperti kedokteran, daya nuklir, penelitian, manufaktur, konstruksi, dan banyak bidang lainnya, tetapi
menimbulkan bahaya kesehatan jika tindakan yang tepat terhadap paparan yang tidak diinginkan tidak
dilakukan. Paparan radiasi pengion menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup, dan dapat
menyebabkan luka bakar radiasi, kerusakan sel, penyakit radiasi, kanker, dan kematian.

C. JENIS RADIASI
1. ALAM

Dimungkinkan untuk menjelaskan banyak fenomena skala atom dengan


mengasumsikan bahwa semua atom terdiri dari tiga partikel dasar. Ini disebut elektron,
proton dan neutron. Kombinasi atom paling sederhana dibentuk oleh satu elektron dan
satu proton - atom hidrogen. Namun, secara umum, sejumlah elektron bermuatan negatif
berputar dalam orbit tertentu yang diizinkan di sekitar inti pusat yang terdiri dari jumlah
proton bermuatan positif dan beberapa neutron yang sama. Neutron tidak membawa
muatan dan jumlah elektron dan proton yang sama memastikan netralitas muatan atom
lengkap, karena muatannya sama besarnya tetapi berlawanan tanda.

Radiasi Alam mengacu pada partikel atau radiasi elektromagnetik yang memiliki
energi yang cukup untuk mempengaruhi atom secara langsung yaitu 'mengionisasi'
mereka, yaitu untuk membuat partikel bermuatan, atau "ion", ketika mereka berinteraksi
dengan materi. Ada lima jenis radiasi pengion, yaitu alfa (), beta (β), neutron (n),
gamma (γ), sinar-X (). Tiga yang pertama adalah partikel dan yang terakhir adalah
contoh radiasi elektromagnetik. Rincian diberikan dalam Tabel yang ditetapkan di bawah
ini.
Jenis Simbol Alam Mengen Relatif Jangkau Penetrasi
akan Massa an dalam
biaya Udara
alfa  partikel (inti ++ 4 0,4 - 2 cm Tidak ada
helium)
beta  partikulat - 1/1800 5-20 cm Sedikit
(elektron)
neutron n partikulat 0 1 panjang Tinggi
(neutron)
gamma  elektro-magnetik 0 0 v.long Tinggi
sinar-x  elektro-magnetik 0 0 v.long Tinggi

2. Radionuklida
Radionuklida dapat terbentuk secara alamiah ataupun sengaja dibuat oleh manusia dengan
menggunakan reaktor nuklir, akselerator partikel, atau generator radionuklida.
Radionuklida di alami terbagi dalam tiga kategori, yaitu radionuklida primordial, radionuklida sekunder,
dan radionuklida kosmogenik. [4]
 Nuklida primordial atau isotop primordial adalah nuklida yang ditemukan di bumi yang
telah ada saat sejak sebelum bumi ini terbentuk. [5] Nuklida ini masih ada karena memiliki
waktu paruh yang sangat lama, sehingga belum sepenuhnya membusuk. Radionuklida
primordial diproduksi dalam nukleosintesis bintang dan ledakan supernova bersama dengan
nuklida stabil. Ada 254 nuklida primordial stabil dan 32 nuklida primordial radioaktif, tetapi
hanya ada 80 unsur stabil primordial (1 hingga 82, yaitu hidrogen melalui timbal, eksklusif
43 dan 61, teknesium dan prometium) dan tiga elemen primordial radioaktif (bismut, torium,
dan uranium). Bismut memiliki waktu paruh yang sangat lama, sehingga sering digolongkan
dengan 80 elemen stabil primordial.
 Radionuklida sekunder adalah isotop radiogenik yang berasal dari peluruhan radionuklida
primordial. Radionuklida sekunder memiliki waktu paruh yang lebih pendek dibanding
dengan radionuklida primordial. Radionuklida ini muncul dalam rantai peluruhan isotop
primordial thorium-232, uranium-238, dan uranium-235. Contohnya yaitu termasuk isotop
alami polonium dan radium.
 Nuklida kosmogenik atau Isotop kosmogenik adalah isotop yang dihasilkan oleh interaksi
sinar kosmik dengan inti atom.[6] Nuklida kosmogenik diproduksi di meteorit dan bahan luar
angkasa lainnya yang berada di atmosfer bumi. [7] Contohnya karbon-14 yang dihasilkan oleh
reaksi 14N (n,p) 14C dan terbentuk di atmosfer akibat dari sinar kosmik.

a. Sintesis atau buatan

Selain terbentuk secara alami, radionuklida juga dapat terbentuk secara sintetis atau
buatan dengan menggunakan reaktor nuklir, akselerator partikel, atau generator radionuklida.
[3]
Contohnya yaitu technetium-95 dan promethium-146. Banyak di antaranya ditemukan di
perakitan bahan bakar bekas (nuklir).

Dalam proses pembentukan radionuklida, reaktor nuklir adalah yang paling cocok
digunakan untuk memproduksi radioisotop kaya neutron, contohnya molibdenum-99. Sedangkan
siklotron paling cocok digunakan untuk memproduksi radioisotop kaya proton, contohnya fluor-
18.[8

Core of CROCUS , reaktor nuklir kecil yang digunakan untuk penelitian di EPFL di Swiss

b. Penerapan radionuklida

 Beberapa penerapan radionuklida dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu :

1. Bidang pengobatan

 Penggunaan kobalt-60 pada mesin teleterapi (radioterapi sinar eksternal), menghasilkan


pancaran sinar gamma yang diarahkan ke tubuh pasien untuk menghilangkan sel-sel
kanker atau tumor. [9][2]
 Radioaktif yodium-131 atau I-131 yang digunakan dalam kanker tiroid dan
hipertiroidisme akibat hormon tiroksin yang terlalu banyak.[10]
 Teknesium-99m (Tc-99m) adalah isotop yang biasa digunakan dalam sejumlah
pemindaian pencitraan diagnostik medis. Salah satu alasannya yaitu karena memiliki
waktu paruh yang sangat cocok atau ideal bagi penyelidikan penyakit dalam tubuh
manusia. Apabila waktu paruh terlalu kecil, maka radioisotop terlalu sulit untuk dideteksi
(setelah disuntikkan, tidak lama kemudian akan hilang kereaktifannya). Sedangkan
apabila radioisotop yang disuntikkan memiliki waktu paruh yang besar, maka akan
berbahaya bagi tubuh. Teknesium-99m dapat untuk mendeteksi berbagai kondisi
termasuk cedera, infeksi, tumor, penyakit jantung, kelainan tiroid, kondisi ginjal,
mendeteksi stroke, dan penyakit demensi.[11] Sifat radioaktif teknesium-99m juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kelenjar getah bening utama yang mengeringkan

kanker, seperti kanker payudara atau melanoma.

2. Bidang Industri

Bidang industri menggunakan radionuklida dalam berbagai cara untuk meningkatkan


produktivitas dan dalam beberapa kasus, digunakan untuk mendapatkan informasi yang tidak
dapat diperoleh dengan cara lain. Salah satu contoh penerapannya yaitu industrial
tracers. Radioisotop digunakan oleh produsen sebagai pelacak untuk memantau aliran fluida
dan filtrasi, mengukur keausan mesin atau korosi peralatan, dan juga untuk mendeteksi pipa
air yang tersumbat atau mengalami kebocoran pada pipa minyak. Pelacak radioaktif
(radiotracers) juga digunakan dalam industri minyak dan gas untuk membantu menentukan
luasnya ladang minyak.
3. Bidang pangan dan pertanian

Penerapan radionuklida dalam iridiasi makanan, yang dilakukan dengan cara penyinaran
terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator, sehingga
bakteri dapat terbunuh akibat terpapar oleh sinar gamma. [14] Proses ini dapat untuk mencegah
terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta meningkatkan umur simpan dari produk
makanan.

Diketahui bahwa sekitar 25% hingga 30% dari makanan yang dipanen mengalami
pembusukan sebelum dapat dikonsumsi. Masalah tersebut terutama terjadi di negara-negara
yang panas dan lembab. Sebagian besar negara-negara di dunia, melakukan peningkatan
penggunaan teknologi iradiasi untuk mengawetkan makanan. Lebih dari 60 negara di seluruh
dunia telah memperkenalkan peraturan yang memungkinkan penggunaan iradiasi untuk
produk makanan, termasuk rempah-rempah, biji-bijian, buah, sayuran, dan juga daging.
Langkah ini dapat menjadi alternatif pengawetan makanan dengan cara fumigan kimiawi—
yang berpotensi berbahaya ketika digunakan untuk membasmi serangga dari biji-bijian
kering, kacang-kacangan, buah, dan rempah-rempah.[15]

4. Pesawat luar angkasa

Radionuklida digunakan untuk menyediakan tenaga atau sumber daya pesawat ruang
angkasa, terutama melalui generator termoelektrik radioisotop (RTG) dan unit pemanas
radioisotop (RHU). Radioisotopic Thermoelectric Generators (RTG) menggunakan panas
yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif untuk menghasilkan tenaga listrik dan sering
menggunakan isotop plutonium sebagai sumber panas. RTG telah menjadi sumber daya
utama oleh antariksa Amerika Serikat sejak tahun 1961.

Satu-satunya radioisotop yang cocok memenuhi kriteria dasar untuk digunakan dalam misi
luar angkasa adalah plutonium-238. Plutonium-238 memiliki waktu paruh 88 tahun dan
kepadatan daya tinggi, serta telah terbukti menjadi sumber panas yang sangat andal dan
aman di lebih dari dua lusin misi luar angkasa Amerika Serikat selama 50 tahun terakhir.
Pemeriksaan RTG pesawat ruang angkasa Cassini sebelum diluncurkan

5. Bidang lain[sunting |

 Dalam ilmu ekologi, radionuklida digunakan untuk melacak dan menganalisis polutan dan
mempelajari pergerakan air permukaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur
limpasan air dari hujan maupun salju, serta dapat digunakan untuk mengukur laju aliran
sungai.[18]
 Ahli geologi biasanya menggunakan metode penanggalan radiometrik,
berdasarkan peluruhan radioaktif alami dari unsur-unsur tertentu seperti kalium dan
karbon, yang digunakan untuk memperkirakan atau mengetahui tanggal terjadinya suatu
peristiwa di masa lampau. Ahli geologi juga menggunakan metode lain seperti resonansi
paramagnetik elektron dan thermoluminescence untuk menentukan usia batuan maupun
fosil.[19]

 Satuan Radiasi Pengion

Unit untuk mengukur radiasi relatif kompleks. Sebagian besar negara sekarang
menggunakan Sistem Satuan Internasional (disingkat SI dari bahasa Prancis le Système
International d'Unités) yang merupakan bentuk modern dari sistem metrik. Namun, AS terus
menggunakan sistem yang lebih lama untuk beberapa tujuan pengaturan. Kedua metode
diringkas di bawah ini untuk referensi:

 Aktivitas (Becquerel)

Satuan SI untuk aktivitas bahan radioaktif adalah becquerel (Bq), di mana satu
Becquerel = 1 disintegrasi per detik.

Satuan aktivitas tradisional adalah Curie (Ci), di mana satu Curie = 3,7 x 1010
disintegrasi per detik.

 Dosis Terserap (Abu-abu)

Ini adalah pengukuran energi yang diberikan ke materi dengan radiasi pengion per
satuan massa materi. Satuan SI dari dosis serap adalah abu-abu (Gy), yang sama dengan
penyerapan energi 1 joule/Kg.

Satuan tradisional dari dosis serap adalah rad, dimana 1 Gray = 100 rads.

 Dosis Setara (Sievert)

Dosis serap yang sama mungkin tidak selalu menimbulkan risiko yang sama dari efek
biologis apa pun. Efektivitas biologis relatif dari dosis serap tertentu dapat dipengaruhi
oleh jenis radiasi atau kondisi radiasi. Dengan demikian dosis ekivalen dapat dinyatakan
sebagai:

Dosis setara (Sievert) = Dosis yang diserap (Abu-abu) x Faktor Pengubah.

Faktor pengubah tergantung pada 'kualitas' radiasi (yaitu

1.0 untuk radiasi energi yang lebih rendah tetapi naik menjadi 20 untuk fragmen fisi
energi tinggi) dan bagian tubuh yang terpengaruh.

Satuan tradisional adalah rem dimana 1 sievert = 100 rem.

3. Radiasi Eksternal dan Internal

a. Radiasi Eksternal

Bahaya radiasi eksternal merupakan salah satu sumber radiasi dari luar tubuh yang cukup
energinya untuk menembus lapisan luar kulit. Ringkasan dari

efek paparan, prinsip pengendalian dan jenis pemantauan ditetapkan di bawah ini:

Efek paparan eksternal dapat diringkas sebagai:


 Bahaya minimal

 Kulit dan mata berisiko

 Seluruh tubuh berisiko (radiasi tembus)


Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa dijalani oleh
pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri
dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase
(menyebar).

Kadang diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau kankernya belum


menyebar tetapi tidak bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi di
sekitarnya. Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker diangkat, sebelum luka bedah
ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang disebut intraoperative radiation therapy
(IORT) ini terutama digunakan pada kanker thyroid, usus, pankreas, dan rahim (termasuk indung
telur, leher rahim, mulut rahim, dan sekitarnya).

Radiasi eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI),
misalnya pada penderita kanker paru radiasinya diarahkan ke otak supaya sel kanker tidak
menjalar ke otak.

Terapi radiasi eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif (memancarkan radiasi ke
sekitarnya). Jadi tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

b. Radiasi Internal (Brachytherapy)

Bahaya radiasi internal muncul ketika tubuh terkontaminasi dengan isotop radioaktif.
Kehadiran bahan radioaktif di dalam tubuh seringkali merupakan masalah yang lebih serius
daripada paparan radiasi eksternal karena bahan radioaktif:

Sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter, atau
butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium, iridium,
fosfat, atau cobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih
efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran
radiasi.

Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala dan leher,
thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan di saluran kencing.

Susuk radioaktif ini ada yang ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi), ada yang
selama beberapa hari (dosis rendah), ada juga yang dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat lagi.
Selama menjalani terapi ini penderita sedikit radioaktif, khususnya di sekitar lokasi susuk,
tetapi secara keseluruhan tubuh penderita tidaklah radioaktif. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, penderita perlu menjalani rawat inap dengan beberapa batasan. Misalnya, dirawat di
ruang tersendiri. Pendamping boleh melayani penderita, tetapi tidak terus-menerus berada di
sisinya. Begitu juga tamu yang bezuk dibatasi waktunya. Wanita hamil dan anak-anak di bawah
usia 18 tahun tidak boleh berkunjung. Tetapi setelah implant radioaktif ini diambil lagi, penderita
sama sekali tidak radioaktif.

Brachytherapy sering juga disebut sebagai Radiasi Lokal. Contoh paling sederhana dari
Bachytheraphy adalah penggunaan Koyo/Patch Radioaktif untuk menghilangkan Keloid ataupun
Parut/Scar pada kulit luar. Besarnya Koyo dan Tingkat Radiasi ditentukan sebelumnya dan
berbeda-beda untuk orang yang memiliki beberapa Keloid dan/atau Parut di tubuhnya.
Kesembuhan dapat mencapai 100 persen atau setidak-tidaknya hampir hilang dalam masa
pengobatan 4-11 bulan.

Dalam situasi ini, efek paparan adalah:

 Bahaya yang sangat serius

 Bahaya serius

 biasanya tidak berlaku

4. Tingkat Radiasi

Kita semua terpapar radiasi dari sumber alami maupun yang ditemui selama bekerja.
Laboratorium Nasional Los Alamos di AS menyediakan alat online yang memungkinkan Anda
menghitung dosis radiasi tahunan, lihat:http://newnet.lanl.gov/info/dosecalc.asp (diakses Februari
2010). Ini memperhitungkan:

 Radiasi kosmik yang meningkat dengan ketinggian di atas permukaan laut

 Bahan dari mana rumah Anda dibuat.

 Waktu yang dihabiskan di pesawat


 Merokok

 X-ray medis

 Faktor gaya hidup lainnya.

5. Efek Biologis dari Radiasi Ionising

Paparan jaringan hidup terhadap radiasi Ionising menyebabkan kerusakan pada


sel-sel komponen. Kerusakan radiasi seperti itu dapat bermanfaat bagi umat manusia
(seperti dalam pengobatan kanker di bawah kondisi yang dikendalikan dengan hati-
hati), tetapi di sebagian besar kondisi itu harus dihindari sejauh mungkin. Kemungkinan
efek diringkas dalam tabel di bawah ini.

Efek Akut Efek Kronis


eritema Kanker
Perubahan darah Cacat keturunan
Kemandulan
Kematian

Semua bentuk radiasi ionising menghasilkan jenis cedera yang sama pada
jaringan yang diiradiasi. Namun, efisiensi reaksi jaringan yang dihasilkan bervariasi
dengan kepadatan ionisasi di jalur radiasi. Radiasi partikulat seperti partikel alfa atau
neutron yang menghasilkan jejak ion yang padat lebih merusak per unit energi yang
diserap daripada radiasi elektromagnetik seperti sinar gamma atau sinar-X, yang
menyebabkan ionisasi lebih difus.

Karena sinar kosmik membombardir semua permukaan bumi dan unsur-unsur


radioaktif yang terjadi secara alami ada di mana-mana, paparan minimal tertentu
terhadap apa yang disebut radiasi "latar belakang" tidak dapat dihindari. Di beberapa
daerah, gas radon radioaktif terjadi secara alami di batuan dasar seperti granit. Ini dapat
mengekspos penambang yang bekerja di bawah tanah dan dapat menumpuk di ruang
bawah tanah bangunan, yang mungkin memerlukan ventilasi khusus.

Karena penggunaan bahan radioaktif dalam industri dan penggunaan radiasi


pengion dalam kedokteran dan industri, beberapa kelompok orang terpapar pada
peningkatan tingkat radiasi.
6. Penggunaan Radiasi

 Kedokteran[

Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan,


dan penelitian. sinar X, misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tetapi
dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan dokter untuk
menemukan tulang rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh
dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan
zat radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui
substansi tubuh.

 Komunikasi[

Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi elektromagnetik.


Variasi intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau informasi lain yang
sedang dikirim. Misalnya, suara manusia dapat dikirim sebagai gelombang
radio atau gelombang mikro dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi
suara.

 Teknologi

Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang
dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan dengan
mengukur jumlah karbon radioaktif mengandung dalam proses yang disebut
penanggalan radiokarbon. Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif sebagai
atom pelacak untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan di lingkungan.

Radiasi digunakan untuk menentukan komposisi bahan dalam proses yang disebut
analisis aktivasi neutron. Dalam proses ini, para ilmuwan membombardir contoh zat
dengan partikel yang disebut neutron. Beberapa atom dalam sampel
menyerap neutron dan menjadi radioaktif. Para ilmuwan dapat mengidentifikasi
elemen-elemen dalam sampel dengan mempelajari radiasi yang dilepaskan.

7. Pengukuran Radiasi

Pengukuran radiasi dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mengukur


berbagai hal.

 Radiasi yang dipancarkan:Pencacah Geiger dan pencacah kilau dapat


digunakan untuk mengukur tingkat radiasi dari sumber tertentu.
Perangkat sering khusus untuk jenis radiasi yang diukur.

 Dosis radiasi:Berbagai perangkat dapat digunakan untuk mengukur dosis


pribadi. Penting untuk membedakan antara dosis internal (yang diambil
seseorang ke dalam tubuh mereka melalui rute seperti pernapasan) dan
dosis eksternal (diterima hanya karena berada di lingkungan di mana
radiasi hadir).

 Dosis eksternal dapat diukur dengan menggunakan berbagai dosimeter.


Dosimeter ruang ion menyerupai pena, dan dapat dijepitkan ke pakaian
seseorang. Dosimeter lencana film melampirkan sepotong film fotografis
yang akan menjadi terbuka saat radiasi melewatinya.

Pengukuran dosis internal melibatkan penggunaan pompa sampling yang


mengumpulkan bahan radioaktif yang akan diukur radiasinya.

8. Proteksi Radiologis

Pengendalian paparan radiasi dapat dibagi menjadi empat pendekatan utama.


Dalam praktiknya, kombinasi dari semua pendekatan kontrol ini sering diterapkan.

 Waktu: Membatasi atau meminimalkan jumlah waktu orang terpapar radiasi


akan mengurangi dosis yang mereka terima.

 Jarak: Intensitas radiasi menurun tajam dengan jarak, menurut hukum kuadrat
terbalik. Selain itu, bahkan udara melemahkan radiasi alfa dan beta.

 Perisai: Partikel alfa dapat sepenuhnya dihentikan oleh selembar kertas, partikel
beta oleh pelindung aluminium. Sinar gamma hanya dapat dikurangi dengan
penghalang yang jauh lebih besar. Penghalang terdiri dari timbal, beton atau air
memberikan perlindungan yang efektif dari partikel energik seperti sinar gamma
dan neutron. Beberapa bahan radioaktif disimpan atau ditangani di bawah air atau
dengan remote control di ruangan yang terbuat dari beton tebal atau dilapisi
dengan timah.
Sumber: Wikimedia Commons
dilisensikan di bawah Creative
Commons Attribution ShareAlike 3.0
Gambar 17.2 - Efektivitas Perisai

 Penahanan: Bahan radioaktif dapat digunakan di "sumber tertutup" untuk


mencegah penyebarannya. Penggunaan ruang kerja kecil, area terpisah dan
ventilasi terkontrol juga digunakan untuk menahan pelepasan bahan radioaktif

Di banyak negara, peran proteksi radiologi dilakukan oleh seorang spesialis yang
memiliki keahlian dan kualifikasi yang diakui. Misalnya, di Inggris, Eksekutif
Kesehatan dan Keselamatan menentukan tingkat kualifikasi yang diperlukan
untuk menjadi "Penasihat Perlindungan Radiologis".

9. Pengawasan kesehatan

Sifat radiasi sedemikian rupa sehingga karyawan yang bekerja dengan radiasi
biasanya tunduk pada beberapa bentuk pengawasan kesehatan, termasuk pemantauan
biologis. Karyawan yang bekerja di area terkontrol biasanya akan dikenakan:
 Penyelesaian kuesioner

 Tes darah

 Tes urin

 Pemeriksaan tekanan darah

 Pemeriksaan Tinggi dan Berat Badan

 Diskusi umum tentang kesehatan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 setiap instalasi yang


menggunakan radiasi pengion wajib menerapkan Manajemen Keselamatan Radiasi,
yang meliputi :

a) Organisasi Proteksi Radiasi

Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion wajib membentuk


organisasi proteksi radiasi agar dalam pemanfaatan tenaga nuklir semua persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilaksanakan sesuai ketentuan.

b) Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas

Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan
pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan
baik yang dapat diaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai
dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.

c) Peralatan Proteksi Radiasi

Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion harus


menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantauan dosis
perorangan, pemantauan daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan

d) .Pemeriksaan Kesehatan

Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat dan minimal
berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus menyelenggarakan pemeriksaan yang
meliputi; pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama
masa kerja, dan pemerksaan kesehatan pada waktupemutusan hubungan kerja.
Apabila dipandang perlu dapat dilakukan pemeriksaan khusus.

e) Penyimpanan Dokumentasi
Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan daerah kerja, hasil
pemantauan lingkungan, dan kartu kesehatan pekerjaharus disimpan paling tidak
selama tiga puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja

f) Jaminan Kualitas

Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari perencanaan, pembangunan,


pengoperasian, dan perawatan.

g) Pendidikan dan Pelatihan

Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang


keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.(Tasripin, SKM)

D. PRINSIP KESELAMATAN RADIASI


Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan,
pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang
dapat mengakibatkan penerimaan dosis radiasi harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan sebagai berikut :
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan
pada azas manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan radiasi
hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi
individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul
terhadap kesehatan.
2. Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan pemerintah (Bapeten). Batas dosis
yang ditetapkan bagi pekerja dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek non
stokastik (deterministik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Nilai Batas
Dosis bagi anggota masyarakat, ditentukan hampir sama dengan dosis radiasi dari
sumber radiasi alam atau biasa dikenal dengan radiasi latar belakang.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya ( As Low As
Reasonably Achieveable ? ALARA ) dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan
sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus
dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat
ditekan serendah - rendahnya.
DAFTAR PUSTAKA

- Woodside, Gayle (1997). Environmental, Safety, and Health Engineering. US: John
Wiley & Sons. hlm. 476. ISBN 0471109320. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-
10-19.

- ^ Stallcup, James G. (2006). OSHA: Stallcup's High-voltage Telecommunications


Regulations Simplified. US: Jones & Bartlett Learning.
hlm. 133. ISBN 076374347X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17.

- "Dating Rocks and Fossils Using Geologic Methods | Learn Science at


Scitable". www.nature.com. Diakses tanggal 2020-10-25.

- ^ "Americium Smoke Detectors". large.stanford.edu. Diakses tanggal 2020-10-25.

- ^ "Ionizing radiation, health effects and protective measures". www.who.int (dalam


bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.

- http://iopscience.iop.org/0031-9155/59/6/R183/article

- ^ http://dx.doi.org/10.1088/0031-9155/51/13/R26

- https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
fbf33175711137d6fd6e9d49c9c099ad.pdf

- Health Physics Society Public Education Website

Anda mungkin juga menyukai