Tugas Penerapan Hygiene
Tugas Penerapan Hygiene
DENGAN TEPAT
OLEH :
KELOMPOK 1
SUCI HARDIYANTI SUHARTO PUTRI (0040 1013 2020)
RACHMAT (0054 1014 2020)
Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene
Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan
Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain
itu Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam
resiko akibat lingkungan kerja diantaranya melalui pengenalan, evaluasi,
pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan.
Melihat risiko bagi tenaga kerja yang mungkin dihadapi di lingkungan kerjanya,
maka perlu adanya personil di lingkungan industri yang mengerti tentang higiene
industri dan menerapkannya di lingkungan kerjanya.
a. Faktor fisik
Faktor fisik yang meliputi keadaan fisik seperti bangunan gedung atau
volume udara, atau luas lantai kerja maupun hal-hal yang bersiat fisik
seperti penerangan, suhu udara, kelembabab udara, tekanan udara,
kecepatan aliran udara, kebisingan, vibrasi mekanis, radiasi gelombang
elektromagnetis.
Studi kasus faktor fisik:
Ventilasi
Misalnya pada home industri ini, ventilasi yang ada sudah masuk
dalam kategori cukup. Home industry sudah mengantisipasi tingkat
bahaya yang lebih dengan memasang ventilasi lebar. Namun
demikian karena panas yang dihasilkan oleh proses produksi terlalu
tinggi berupa uap, sehingga suhu dalam ruangan tersebut masih
terasa panas, hal ini dapat membahayakan pekerja.
Kebisingan
Misalnya pada home industry kebisingan pada tempat kerja tersebut
mencapai 59 dB. Salah satu sumber kebisingan adalah mesin
penggiling kacang kedelai. Sejak berdiri, pabrik ini menggunakan
mesin penggilingan kacang kedelai yang berbahan bakar solar.
Namun, sejak tahun 2016, mereka sudah mulai menggunakan
dynamo sebagai sumber penyalaan mesin penggiling kacang kedelai.
Hal ini dilakukan karena mesin sebelumnya yang berbahan bakar
solar
sangat bising. Selain psikologis pekerja terganggu, masyarakat
sekitar home industry pun ikut merasakannya.
Selain itu, pada home industry ini, para pekerja juga menyalakan
tape recorder. Hal ini dapat memperparah tingkat kebisingan.
Namun demikian, hal ini justru dianggap sebagai hiburan untuk
mengusir stress para pegawai tetapi dapat menjadi berbahaya bagi
pekerja.
Getaran
Misalnya pada home industri ini tidak ada getaran. Karena pemilik
sudah mengantisipasinya dengan memasang alat pereda getar (spon
yang di pasang dibawah mesin penggilingan ). Sehingga getaran
hanya terjadi disekitar mesin penggilingan padi. Itupun tidak
langsung berhubungan langsung dengan para pekerja. Pabrik hanya
menggunakan 1 mesin yang diletakkan diatas dan jauh dari aktivitas
kebanyakan pekerja.
Penyakit yang mungkin dapat terjadi :
Terpeleset akibat lantai tempat kerja yang licin oleh aktivitas
produksi.
Tuli akibat kebisingan yang terjadi pada tempat kerja.
Kesemutan akibat getaran yang bersumber dari mesin.
b. Faktor kimiawi
Factor kimiawi yaitu semua zat kimia anorganis dan organis yang
mungkin wujud fisiknya merupakan salah satu atau lebih dalam bentuk
gas, uap, debu, kabut, fume (uap logam), asap, cairan, dan atau zat padat.
c. Faktor biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh organisme hidup atau sifat organisme yang
dapat memberikan efek/dampak kesehatan yang terhadap manusia (agen
yang menginfeksi).
d. Faktor ergonomi
Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian
pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk
mencegah cidera pada pekerja (OSHA, 2000).
Bahaya yang termasuk bahaya ergonomi termasuk adalah design peralatan
kerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak memadai/sesuai. Selain
itu, bahaya ergonomi yang berpotensi menyebabkan kecelakaan atau
pekerja sakit diantaranya pengangkatan dan proses ketika menjangkau/
meraih yang tidak memadai, kondisi visual yang buruk, gerakan monoton
dalam postur janggal. Posisi kerja yang salah dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada pekerja.
Studi kasus faktor ergonomi:
Misalnya pada sebuah pabrik, pekerja dituntut untuk selalu berdiri.
Meskipun mereka tidak selalu berdiri ditempat yang sama. Biasanya
mereka berjalan dan bergerak leluasa. Dilihat secara faktor
ergonomik tentu saja ini tidak memenuhi factor ergonomik yang
telah ditetapkan.
Misalnya pada pekerja bagian pengayakan, pekerja berposisi berdiri
dengan sedikit membungkuk. Selain itu dengan pekerjaan
menggoyang-goyangkan alat untuk menyaring sari kedelai membuat
pekerja harus ekstra hati-hati karena lantai yang licin. Ini dapat
menyebabkan kecelakaan kerja berupa terpeleset, dislokasi
tulang, dan kemungkinan sampai saraf terjepit.
Misalnya pada bagian fermentasi, posisi pekerja juga tidak jauh
berbeda dari pengayak. Pekerja berdiri dan pada bagian ini pekerja
lebih sering untuk membungkuk lebih lama. Bahaya yang dapat
ditimbulkan dari pekerjaan ini adalah mengalami lordosis,
pengeroposan tulang, dan dislokasi tulang belakang.
Misalnya pada bagian pembakaran, pekerja biasanya mengangkat
bahan bakar. Meskipun beban yang diangkut tidak terlalu berat,
namun bisa terjadi kecelakaan kerja. Ketika berada didepan tungku
pembakaran, pekerja akan terkena paparan panas secara langsung.
Penyakit yang mungkin terjadi :
Kram otot dan Kesemutan akibat bekerja waktu berdiri yang lama
Lordosis akibat banyak membungkuk
Skoliosis
e. Faktor mental dan psikologis
Menurut Stephen Covey dalam buku First Thinks First menjelaskan
adanya potensi kemampuan manusia sebagai prasyarat mewujudkan
sebuah komitmen, artinya manusia sebagai makhluk yang dinamis
sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu perubahan
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya[2]. Faktor mental dan
psikologis, yaitu reaksi mental dan kejiwaan terhadap suasana kerja,
hubungan antara pengusaha dan tenaga kerja, struktur dan prosedur
organisasi pelaksanaan kerja dan lain-lain.
Studi kasus faktor psikologis:
Misalnya pada industri ada kesenjangan antara pegawai satu terhadap
pegawai lainya ataupun kesenjangan antara atasan dengan bawahan
dapat menjadi pekerja stress.