Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

STRATEGI PERUSAHAAN

4.1 Analisa SWOT UMKM

Analisis SWOT menurut Rangkuti (2013 : 20) adalah singkatan dari


lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal
Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis, jadi melalui analisis
SWOT bertujuan untuk mengetahui posisi usaha dan alternatif strategi
pemasaran mana yang sesuai bagi pihak pengelola UMKM. Berdasarkan Hasil
observasi dilapangan yang telah dilakukan oleh kelompok kami maka
didapatkan Analisa mengenai produk. UKMKM Krupuk Sari Kentang telah
melakukan beberapa strategi pemasaran antara lain branding atau pemberian
merk, pada awalnya sejak mulai berdiri sejak tahun 2003, namun dikarenakan
kendala pembuatan Nomor Induk Produksi pemberian merk pada kemasan
produk lambat tahun tidak dicantumkan oleh pemilik UMKM. Selain itu
menentukan harga produk kerajinan relatif terjangkau untuk sekelas produk
homemade (olahan rumahan) juga merupakan salah satu langkah yang diambil
untuk mempertahankan mangsa pasar dari ketatnya persaingan. Namun jika
dilihat dari lokasi, UMKM Krupuk Sari Kentang dapat dikatakan kurang
strategis karena lokasi yang masuk kedalam dari jalan utama, hal ini yang
membuat akses menuju lokasi UMKM Kru[uk Sari Kentang ini terbilang
cukup sulit. Munculnya industri rumahan yang sejenis juga merupakan suatu
kendala bagi UMKM Krupuk Sari Kentang, karena harus menjaga dan
meningkatkan kualitas dan mutu agar dapat bersaing, selalu membuat inovasi
dan kreasi baru menjadi suatu keharusan agar tetap mampu bertahan dan
mempertahankan mangsa pasar.

Untuk itu digunakan analisis SWOT, dengan penggunaan analisis ini,


nantinya UMKM Krupuk Sari Kentang dapat mengetahui posisi usaha dan
alternatif strategi pemasaran mana yang sesuai bagi pihak pengelola UMKM
Sari Kentang. Untuk mampu bertahan menghadapi pesing yang ada, dan guna
mempertahankan mangsa pasar yang ada, maka diperlukan sebuah strategi
yang tepat.
Strengths Weakness
 Produk yang disajikan bervariasi  Belum ada pengelolaan tenaga
dengan varian atau rasa kekinian kerja yang terstuktur
dan tidak menggunakan bahan  Belum ada pengawasan kualitas
pengawet terhadap pemasok produk.
 Memiliki nilai produk yang kuat  Belum adanya layanan pesan
dan sudah banyak penggemarnya melalui media sosial ataupun toko
 Stok produk lengkap dan masih online seperti Shoppe, Tokopedia,
fresh. Bukalapak
Opportunity Threats
 Semakin banyaknya Influencer,  Budaya mencintai produk dalam
misal youtuber, yang mengulik negeri bergeser pada produk khas
produk khas daerah ataupun oleh luar negeri
– oleh khas daerah.  Banyaknya reseller yang menjual
 Permintaan pasar yang selalu ada produk serupa secara online
dan terus berkembang sejak era
pandemi

4.2 Konsep Inovasi

Konsep Inovasi yang kelompok kami ajukan kepada pemilik dari UMKM
Sari Kentang yaitu :

 Desain Kemasan Produk


Gambar 4.1 Desain kemasan UMKM Krupuk Sari Kentang

Gambar diatas merupakan Desain kemasan produk UMKM Krupuk Sari


Kentan WIN dengan warna merah yang menggambarkan semangat dan energi
yang menarik pada usaha ini, terdapat background gambar yang
menggambarkan bahwa produk ini merupakan produk tradisional dari warisan
yang perlu dikembangkan dan dilestarikan kemudian dikenalkan kepada
seluruh kalangan terutama pada masyarakat kalangan muda dan bersifat berani
dan Tangguh dalam dunia persaingan industri. Kemudian ada gambar batik
megamendung didalam logo tersebut yang memiliki makna abadi dan sangat
besar, yang artinya usaha ini akan abadi dari tahun ke tahun hingga diturunkan
dari generasi ke generasi. Lalu ada gambar lampion yang memiliki makna
memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya maupun sekitarnya,
yang artinya usaha ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat sekitar untuk
memiliki pekerjaan dan menerangi rezeki tiap penggunannya. Selain itu tak
kalah penting adalah nama dari produk ini yaitu “WIN” serta memuat alamat
dimana usaha ini berada serta tak kalah penting tercantum informasi kontak
yang bisa dihubungi untuk kepentingan pemesanan dan lainnya.

 Pembuatan Denah Lokasi UMKM pada Google Maps

Gambar 4.2 Pembuatan Denah Lokasi UMKM Krupuk Sari Kentang

Gambar diatas merupakan pembuatan denah lokasi UMKM krupuk Sari


Kentang yang diajukan kepada pemilik UMKM. Pembuatan Denah Lokasi
UMKM bertujuan untuk memudahkan konsumen atau pembeli dalam
menemukan Alamat dan lokasi tepat rumah produksi tersebut, hal tersebut
juga mendukung dikarenakan lokasi UMKM Krupuk Sari Kentang kurang
strategis karena lokasi yang masuk kedalam dari jalan utama, hal ini yang
membuat akses menuju lokasi UMKM Kru[uk Sari Kentang ini terbilang
cukup sulit

4.3 HPP dan Payback Period


HPP adalah suatu metode untuk menentukan pada titik berapa suatu
investasi atau proyek dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang cukup
untuk menutupi biaya awal atau modal yang dikeluarkan yang melibatkan
perhitungan poin di mana pendapatan mulai melebihi biaya total investasi
atau proyek, HPP dapat membantu menentukan kapan suatu proyek dianggap
mulai menguntungkan. Sedangkan payback period adalah suatu metode
analisis investasi yang mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal awal yang diinvestasikan dalam suatu proyek atau
bisnis. Payback Period dihitung dengan membagi modal awal dengan arus
kas tahunan atau periode tertentu dari proyek sampai diperoleh kembali
modal tersebut. Semakin pendek periode pengembalian modal, semakin cepat
investasi dapat dikembalikan, dan ini sering dianggap sebagai indikator risiko
dalam suatu proyek.
Tabel 4.1 Data Bahan Baku UMKM Krupuk Sari Kentang

Data Bahan Baku


N
Nama Barang Unit Harga Satuan Harga Total Per Hari
o
1 Singkong 300 kg Rp5.000,00 Rp1.500.000,00
2 Tapioka 100 kg Rp20.000,00 Rp2.000.000,00
3 Kemasan Rp50.000,00
4 Cetak Merk 50 lembar Rp600,00 Rp30.000,00
Total Rp25.600,00 Rp3.580.000,00
Total Per Minggu Rp17.900.000,00

Tabel 4.1 Data Lain lain UMKM Krupuk Sari Kentang

Data Lain Lain


N Jumla
Biaya Biaya satuan Biaya Total Per Hari
o h
1 Tenaga Kerja 4 Rp 80.000,00 Rp 320.000,00
Total Rp 80.000,00 Rp 320.000,00
Total Per Minggu Rp 1.600.000,00

 Perhitungan HPP
 Harga Produk (Per Minggu) = Rp17.900.000,00
 Harga Produk (Per Bulan) = Rp17.900.000,00 x 4 = Rp 71.600.000,00
 Potongan Pembelian perbulan = Rp. 15.000.000
 Retur Barang perbulan =Rp 5.000.000
 Biaya Lain lain = Rp 1.600.000,00
HPP = (Harga Produk-Potongan Pembelian-Retur Barang) + Biaya Lain
lain.
= (Rp 71.600.000,00 - Rp 15.000.000 - Rp 5.000.000 ) + Rp
1.600.000,00
= Rp 53.200.000
 Perhitungan Payback Period
Payback Period = Total pendapatan - HPP - Beban Operasional
= Rp 71.600.000 – Rp 53.200.000 – Rp 8.000.000
= Rp 10.400.000

Anda mungkin juga menyukai