Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nanak Andrean Prayoga

NPM : 2321031043
Prodi : Magister Ilmu Akuntansi
Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan dan Perpajakan
Dosen Pengampu : Dr. Usep Saifuddin, S.E., M.Sak.

1. Title/Author

Judul Penelitian : How Does Financial Reporting Quality Relate to Investment Efficiency?

Disusun Oleh : Gary C. Biddle, Gilles Hilary, Rodrigo S. Verdi.

2. Basic research questions addressed (Masalah utama dalam penelitian)

Studi ini mengatasi masalah utama mengenai faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi investasi

modal dan hubungan antara kualitas pelaporan keuangan dengan over- atau under-investment.

Secara khusus, studi ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan

investasi modal dan dampak potensial dari kualitas pelaporan keuangan terhadap efisiensi

investasi.

Studi ini juga mengajukan pertanyaan apakah kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi

terkait dengan pengurangan over-investment atau under-investment. Temuan sebelumnya

menunjukkan bahwa perusahaan dengan kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi

menunjukkan efisiensi investasi yang lebih tinggi yang diwakili oleh sensitivitas investasi-cash

flow yang lebih rendah. Namun, pertanyaan lebih lanjut muncul mengenai apakah kualitas

pelaporan keuangan yang lebih tinggi terkait dengan pengurangan over-investment atau under-

investment.

Studi ini menggunakan variabel-variabel seperti investasi, capital expenditure, non-capital

expenditure, dan financial reporting quality untuk menganalisis hubungan antara kualitas

pelaporan keuangan dan efisiensi investasi.


3. Importance of the questions (Mengapa penelitian ini penting dilakukan)

Penelitian ini penting dilakukan karena mengungkap hubungan antara kualitas pelaporan keuangan

dan efisiensi investasi. Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang luas, baik untuk

pertumbuhan ekonomi makro maupun keputusan investasi perusahaan. Dengan memahami

bagaimana kualitas pelaporan keuangan memengaruhi keputusan investasi, penelitian ini dapat

membantu para pengambil keputusan dalam merencanakan strategi investasi yang lebih efisien.

Selain itu, penelitian ini juga penting karena menguji hubungan antara kualitas pelaporan

keuangan dan over- atau under-investment, serta mempertimbangkan mekanisme tata kelola

perusahaan lainnya seperti kepemilikan institusional, liputan analis, dan pasar kontrol perusahaan.

Hal ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang

memengaruhi keputusan investasi.

Penelitian ini juga memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara kualitas

pelaporan keuangan dan perilaku investasi, serta memberikan dukungan empiris untuk hipotesis

yang diajukan. Temuan dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan dan

praktik tata kelola perusahaan yang lebih efektif dalam mengoptimalkan keputusan investasi.

Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan yang mendalam tentang hubungan antara

kualitas pelaporan keuangan dan efisiensi investasi, serta menawarkan arah penelitian masa depan.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam literatur akademis

mengenai akuntansi dan ekonomi, serta memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam

bidang ini.

4. Theoritical underpinnings (Teori utama yang digunakan)

Penelitian ini terkait dengan teori agensi karena menguji hubungan antara kualitas pelaporan

keuangan dan efisiensi investasi, yang dapat dipengaruhi oleh masalah agensi antara manajer dan

pemegang saham. Teori agensi menyatakan bahwa manajer yang memaksimalkan kesejahteraan

pribadi mereka cenderung membuat investasi yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang
saham. Masalah moral hazard dan adverse selection yang disebabkan oleh asimetri informasi

antara manajer dan pemasok modal juga dapat mempengaruhi efisiensi investasi, baik dalam

bentuk over- atau under-investment. Kualitas pelaporan keuangan yang tinggi dapat membantu

mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan pemasok modal, sehingga dapat terkait

dengan efisiensi investasi melalui pengurangan biaya seleksi yang merugikan. Oleh karena itu,

penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami bagaimana kualitas pelaporan keuangan

dapat memengaruhi perilaku investasi perusahaan dalam konteks teori agensi.

5. Major hypotheses (Hipotesis utama)

The major hypotheses of this study are as follows:

H1a: Financial reporting quality is negatively associated with over-investment.

H1b: Financial reporting quality is negatively associated with under-investment.

These hypotheses are based on the theoretical framework that higher-quality financial reporting

can mitigate over- or under-investment, as well as the presence of governance mechanisms that

may influence investment efficiency.

6. Research method (Empirical/archival, experimental, analytical)

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah empiris/arsip. Studi ini menggunakan

data keuangan tingkat perusahaan dan informasi tata kelola untuk menguji hipotesis tentang

hubungan antara kualitas pelaporan keuangan dan keputusan investasi. Analisis empiris

melibatkan penggunaan model regresi untuk menguji hubungan antara kualitas pelaporan

keuangan dan over- atau under-investment, serta potensi efek moderasi dari mekanisme tata kelola

terhadap hubungan ini.


7. Dependent and independent variables (or moderator variables, control variables)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat investasi, yang diukur sebagai jumlah

pengeluaran riset dan pengembangan, pengeluaran modal, dan pengeluaran akuisisi, dikurangi

penerimaan kas dari penjualan properti, tanah, dan peralatan, dikalikan 100, dan disesuaikan

dengan total aset tertunda. Variabel independen yang menjadi perhatian adalah kualitas pelaporan

keuangan, yang diproksikan oleh standar deviasi residu tingkat perusahaan dari model Dechow

dan Dichev selama tahun t-5 hingga t-1, dikalikan dengan negatif satu. Model ini adalah regresi

akrual modal kerja terhadap arus kas tertunda, arus kas saat ini, dan masa depan ditambah

perubahan pendapatan dan properti, tanah, dan peralatan. Semua variabel disesuaikan dengan rata-

rata total aset.

Selain itu, variabel tata kelola seperti kepemilikan institusional dimasukkan sebagai variabel

moderasi, dan berbagai variabel kontrol digunakan untuk mengurangi efek kebingungan potensial.

Variabel kontrol ini meliputi arus kas, volatilitas penjualan, volatilitas investasi, usia perusahaan,

panjang siklus operasi, frekuensi kerugian, ukuran perusahaan, rasio pasar-buku, risiko

kebangkrutan, kekayaan, leverage industri, dan rasio pembayaran dividen.

8. Statistical analysis (Comparisons made with previous studies, test performed)

Tabel 3 menyajikan hasil dari regresi multinomial logit pooled. Variabel dependen didasarkan
pada tingkat investasi yang tidak dapat dijelaskan. Pengamatan tahun perusahaan di kuartil
terbawah dari investasi yang tidak dapat diprediksi diklasifikasikan sebagai investasi yang kurang
('Rendah'), pengamatan di kuartil teratas diklasifikasikan sebagai investasi yang berlebihan
('Tinggi'), dan pengamatan di dua kuartil di tengah diklasifikasikan sebagai kelompok patokan
('Menengah'). Panel A (B) menyajikan hasil untuk model yang memprediksi kemungkinan
perusahaan berada dalam kelompok 'Rendah' ('Tinggi'). Panel A menyajikan statistik deskriptif
untuk variabel-variabel yang digunakan dalam analisis. Panel B menyajikan korelasi Pearson
untuk variabel-variabel ini. Investasi adalah ukuran total investasi yang diskalakan dengan total
aset yang tertinggal. AQ adalah ukuran kualitas akrual yang diusulkan oleh Dechow dan Dichev
(2002) dan dimodifikasi oleh Francis dkk. (2005). AQWi adalah versi modifikasi dari ukuran
kualitas akrual yang diusulkan oleh Wysocki (2008). FOG adalah ukuran keterbacaan laporan
keuangan yang dihitung oleh Li (2008). Indeks FRQ dihitung sebagai rata-rata terstandarisasi dari
AQ, AQWi, dan FOG. OverFirm adalah variabel peringkat berdasarkan rata-rata peringkat (desil)
ukuran kas dan leverage (dikalikan dengan minus satu). Log Asset adalah log dari total aset. Mkt-
to-Book adalah rasio nilai pasar terhadap nilai buku dari total aset. s(CFO) adalah deviasi standar
dari CFO. s(Penjualan) adalah deviasi standar dari penjualan. s(I) adalah deviasi standar dari
Investasi. Untuk s(CFO), s(Penjualan), dan s(I), pembilangnya dideflasi dengan rata-rata total aset
dan dihitung dari tahun t-5 hingga t-1. Z-score adalah ukuran kesulitan yang dihitung dengan
mengikuti metodologi dalam Altman (1968). Tangibility adalah rasio APD terhadap total aset. K-
structure adalah ukuran leverage pasar yang dihitung sebagai rasio hutang jangka panjang terhadap
jumlah hutang jangka panjang terhadap nilai pasar ekuitas. Ind. K-structure adalah rata-rata K-
structure untuk perusahaan-perusahaan dalam industri 3- digit SIC yang sama. CFOsale adalah
rasio CFO terhadap penjualan. Slack adalah rasio kas terhadap PPE. Dividen adalah variabel
indikator yang mengambil nilai satu jika perusahaan membayar dividen. Umur adalah selisih
antara tahun pertama perusahaan muncul di CRSP dengan tahun sekarang. OperatingCycle adalah
ukuran siklus operasi perusahaan. Loss adalah variabel indikator yang mengambil nilai satu jika
laba bersih sebelum pos luar biasa negatif, sebaliknya nol. Institusi adalah persentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh investor institusi. Analis adalah jumlah analis yang mengikuti
perusahaan. InvG-Score adalah ukuran perlindungan anti pengambilalihan yang dibuat oleh
Gompers dkk. (2003), dikalikan dengan minus satu. G-Score Dummy a d a l a h variabel indikator
yang mengambil nilai satu jika G-Score tidak ada dan nol jika tidak ada. t-Statistik disajikan dalam
tanda kurung di bawah koefisien dan telah dikoreksi untuk heteroskedastisitas, dan
pengelompokan observasi berdasarkan perusahaan. Tanda ***, **, dan * menunjukkan
signifikansi pada tingkat 1%, 5%, dan 10%.
9. Key findings and implications for practice and research (Hasil/Temuan utama dan implikasinya)

Temuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi terkait dengan penurunan over-investment

dan under-investment. Secara khusus, kualitas pelaporan negatif terkait dengan investasi di

perusahaan yang cenderung melakukan over-investment (yaitu perusahaan dengan kas

yang cukup dan tidak berhutang) dan positif terkait dengan investasi di perusahaan yang

cenderung melakukan under-investment (misalnya, perusahaan yang terbatas kasnya dan

sangat berhutang).
 Perusahaan dengan kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi cenderung kurang

menyimpang dari tingkat investasi yang diprediksi saat dimodelkan pada tingkat

perusahaan.

 Kualitas pelaporan negatif terkait dengan investasi saat investasi agregat tinggi, dan positif

terkait dengan investasi saat tingkat investasi agregat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan dengan kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi kurang terpengaruh oleh

guncangan makroekonomi agregat dibandingkan dengan perusahaan dengan kualitas

pelaporan keuangan yang lebih rendah.

Implikasi dari temuan ini adalah bahwa kualitas pelaporan keuangan memainkan peran dalam

mengurangi gesekan informasi yang pada akhirnya menghambat efisiensi investasi. Sementara

temuan ini menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan terkait dengan penurunan over-

investment dan under-investment, masih ada peluang untuk memperluas temuan ini dalam

beberapa cara. Pertama, dapat dieksplorasi hubungan sebab-akibat antara kualitas pelaporan

keuangan dan efisiensi investasi. Kedua, dapat lebih jauh menjelajahi hubungan antara kualitas

pelaporan dan over-investment atau under-investment. Terakhir, dimensi investasi lainnya seperti

risiko kegiatan investasi juga dapat dieksplorasi lebih lanjut.

10. Limitations (Keterbatasan Penelitian)

Keterbatasan dari penelitian ini meliputi fokus pada periode waktu tertentu dan pengabaian

variabel tata kelola perusahaan tertentu. Temuan dari penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh

keterbatasan-keterbatasan tersebut, dan penelitian masa depan dapat menguntungkan dari

mempertimbangkan rentang waktu yang lebih luas dan memasukkan mekanisme tata kelola

tambahan untuk memberikan analisis yang lebih komprehensif.


11. Opportunities for future research (Peluang untuk penelitian selanjutnhya)

Peluang untuk penelitian selanjutnya di bidang ini meliputi:

 Menjelajahi hubungan sebab-akibat antara kualitas pelaporan keuangan dan efisiensi

investasi untuk lebih memahami mekanisme melalui mana kualitas pelaporan

memengaruhi keputusan investasi.

 Meneliti hubungan antara kualitas pelaporan dan over- atau under-investment dalam

konteks ekonomi dan industri yang berbeda untuk memberikan pemahaman yang lebih

komprehensif tentang dampak kualitas pelaporan pada perilaku investasi.

 Memeriksa hubungan antara kualitas pelaporan keuangan dan mekanisme tata kelola

lainnya, seperti kepemilikan institusional, liputan analis, dan pasar untuk kontrol

perusahaan, untuk memahami bagaimana faktor-faktor ini secara kolektif memengaruhi

efisiensi investasi.

Arah penelitian potensial ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang

interaksi kompleks antara kualitas pelaporan keuangan, mekanisme tata kelola, dan keputusan

investasi.

Anda mungkin juga menyukai