Anda di halaman 1dari 2

ARTIKRL HUKUM TATA NEGARA

HAK KONSTITUSIONAL TATA NEGARA

Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur tata kelola
pemerintahannya. Salah satu bentuk system itu adalah demokrasi. Demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintah politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara
langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Secara historis,
demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”,yang dibentuk dari kata
(dêmos) “rakyat” dan (Kratos) “kekuasaan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pemerintahan
demokrasi adalah sistem pemerintahan suatu negara yang kekuasaannya mutlak di tentukan oleh
rakyat baik secara langsung maupun melalui perwakilan rakyat.

Indonesia adalah negara demokrasi merupakan sebuah pernyataan ideologis dan faktual yang
tidak dapat lagi ditolak. Keniscayaan sebagai sebuah negara demokrasi terlihat dari
diberlakukannya pemelihan umum (pemilu) dalam setiap lima tahun, mulai dari tingkat
kabupaten dan kota sampai tingkat pusat. Pemilu tersebut dapat berupa pileg (pemilihan
legislatif), pilgub (pemilihan gubernur), pilpres (pemilihan presiden) dan sebagainya. Selain itu,
keberadaan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), dan lembaga Kepresidenan dengan dilengkapi kementerian-kementerian semakin
mempertegas kenyataan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Walaupun itu semua dalam
standar minimal atau procedural sebagai negara demokrasi.

Demokrasi kekinian adalah demokrasi yang mampu meningkatkan partisipasi politik masyarakat,
sehingga mampu menjadi jawaban terhadap setiap masalah-masalah kebangsaan hari ini. Seperti
halnya pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan Presiden, seharusnya
menjadi momen penting untuk untuk menjalankan setiap sendi-sendi demokrasi, karena
demokrasi bagi bangsa Indonesia merupakan tatanan kenegaraan yang paling sesuai dengan
martabat manusia yang menghormati dan menjamin pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM)
Namun disisi yang lain ketika praktek demokrasi sudah dilaksanakan acap kali dijumpai
kekecewaan-kekecewaan sebagian masyarakat yang tidak puas terhadap pelaksanaan pemilihan
presiden dan wakil presiden tersebut. Contoh yang paling faktual adalah kekisruhan tentang
banyaknya warga negara yang hilang hak memilihnya karena tidak terdaftar didalam Daftar
Pemilih Tetap (DPT). Dalam konstelasi demikian, kemudian mengkonklusikan kekecewaan
masyarakat terhadap pelaksanaan pemilihan secara lansung sebagai sebuah persengketaan yang
memerlukan kepastian hukum. Sehingga payung hukum yang menjamin semua persengketaan
didalam pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan secara lansung
bisa diselesaikan dengan sebaik dan seadil mungkin menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar
lagi.

SUMBER:https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=category&id=100&Itemid=180

Anda mungkin juga menyukai