Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat

Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di


Kelurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem

Nugroho Susanto1*, Nur Alvira, Pascawati2, Sri Sahayati3, Hesti Yuningrum4, Setiawan5, Aline
Freyeseli Jeshelpsi6, Agry vrikli faat rasyid 7.

1,2,3,4,5,6,7
Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Respati Yogyakarta
*
Email: nugroho_susanto@respati.ac.id
*Alamat lengkap korespondensi: Universitas Respati Yogyakarta kampus 2, Jl. Raya Tajem km
1.5 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Penyakit hepatitis masih merupakan masalah di berbagai


Riwayat Naskah
Dikirim (23 Juni 2022) daerah. Hepatitis akut terdiri dari virus hepatitis A dan virus
Direvisi (28 Juni 2022) hepatitis E, sedangkan hepatitis kronis terdiri dari virus hepatitis
Diterima (29 Juni 2022)
B dan virus hepatitis C. Di Indonesia penyakit Hepatitis yang
paling banyak diderita adalah hepatitis A, B dan hepatitis C.
Kata Kunci Perkembangan penyakit hepatitis tiap tahun mengalami
Hepatitis
penigkatan,hal ini bisa dilihat berdasarkan data sekitar dua miliar
Pengetahuan penduduk dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis B dan 360 juta
Pencegahan orang di antaranya terinfeksi kronis yang akan berpotensi menjadi
sirosis dan karsinoma hepatoselular dengan angka kematian
sebesar 250.000 per tahun.
Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit hepatitis akut.
Metode digunakan dalam kegiatan dengan cemarah dan
diskusi. Substansi materi yang diberikan dalam penyuluhan
meliputi gambaran Penyakit hepatitis akut, pengertian, penyebab,
mekanisme penularan dan pengobatan penyakit hepatitis akut.
Partisipan yang mengikuti kegiatan sebanyak 20 partisipan.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan signifikan antara sebelum dan setelah
pemberian intervensi penyuluhan hepatitis t = 6,17; p = 0,000. Hal
ini menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik. Berdasarkan
hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa terjadi penigkatan
rerata skor pengetahuan hepatitis antara sebelum dan sesudah
intervensi.

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
1
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

PENDAHULUAN
Penyakit hepatitis masih merupakan masalah diberbagai daerah. Hepatitis akut terdiri dari virus
hepatitis A dan virus hepatitis E, sedangkan hepatitis kronis terdiri dari virus hepatitis B dan virus
hepatitis C. Di Indonesia penyakit Hepatitis yang paling banyak di derita adalah hepatitis A, B dan
hepatitis C. Perkembangan penyakit hepatitis tiap tahun mengalami penigkatan,hal ini bisa dilihat
berdasarkan data sekitar dua miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis B dan 360 juta
orang di antaranya terinfeksi kronis yang akan berpotensi menjadi sirosis dan karsinoma
hepatoselular dengan angka kematian sebesar 250.000 per tahun.

Sementara itu, jumlah penduduk yang pernah terinfeksi virus hepatitis B ditunjukkan dengan
angka Anti-HBc sebesar 34%, dan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Ini berarti
penularan horizontal memegang peran yang penting dalam penyebaran hepatitis B. Untuk hepatitis C,
ditunjukkan dengan angka anti-HCV positif sebesar 0,8%, dengan angka tertinggi pada kelompok
usia 55-59 tahun yaitu sebesar 2,12%. Hepatitis Virus B (HBV) menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Melihat perkembangan penyakit hepatitis dan Indonesia termasuk wilayah endemic, hal itu perlu
penanganan serius untuk menghambat perkembangan penyakit tersebut. Salah satu caranya adalah
memberikan informasi tentang penanganan penyakit hepatitis untuk masyarakat dan instansi yang
terkait, berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan upaya peningkatan pengetahuan kepada
masyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dalam upaya untuk peningkatan pemahaman


masyarakat terkait dengan penyakit hepatitis akut diperlukan suatu pemahaman pengetahuan
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan
intervensi penyuluhan kepada masyarakat.

Upaya pencegahan penyakit hepatitis akut dapat dilakukan melalui upaya peningkatan
pengetahuan pada masyarakat yang bersangkutan. Penguatan pada masyarakat menyebabkan
kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan terhadap penyakit khususnya penyakit
hepatitis akut. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang penyakit hepatitis akut.

METODE PELAKSANAAN
Rancangan yang digunakan dalam pengabdian dengan pra eksperimen dengan melihat
pengetahuan partisipan sebelum dan setelah intervensi penyuluhan. Metode yang digunakan dalam
kegiatan dengan cemarah dan diskusi. Substansi materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi
Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan
Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
2
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

gambaran Penyakit hepatitis akut, pengertian, penyebab, mekanisme penularan dan


pengobatan penyakit hepatitis akut. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama 60 menit
dengan mengunakan media audio visual.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada 04 Juni 2022 di Kalurahan
Purwobinangun. Partisipan yang mengikuti kegiatan sebanyak 20 partisipan yang berada
dilingkungan Kalurahan Purwobinangun. Pemilihan partisipan dilaksanakan secara proporsif
dengan kriteria yang memenuhi persyaratan yaitu tokoh masyarakat yang mempunyai peran
agen perubahan di Kalurahan Purwobinangun seperti kepala dusun, kader posyandu dan ketua
RW.
Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat meliputi pembukaan, penyebaran instrumen
kuesioner untuk pengetahuan, penyajian materi oleh narasumber dan post test kegiatan. Alat
dan bahan yang digunakan dalam pemberian intervensi meliputi LCD Proyektor, Laptop,
Leaflet atau fotocopy materi, kamera.
HASIL
Pengabdian dilaksanakan di Kalurahan Purwobinangun dengan melibatkan partisipan sebanyak
20 partisipan. Hasil pengabdian yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian secara detail
berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial. Hasil pengabdian juga dapat ditampilkan dalam grafik,
gambar, ataupun tabel.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan terhadap 20 partisipan yang mengikuti
kegiatan. Indikator pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kemampuan partisipan menyerap
pemahaman meliputi 10 pertanyaan. Berdasarkan distribusi pertanyaan sebelum dan sesudah seperti
terlihat pada table berikut:
Tabel 1. Hasil analisis distribusi karakteristik partisipan yang meliputi jenis kelamin, usia,
tingkat Pendidikan dan skor pengetahuan sebelum dan setelah intervensi penyuluhan
No Karakteristik N Persen/Mean±SD
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 2 10,0
Perempuan 18 90,0
2 Umur 42,95± 8.26

3 Pendidikan
SD 1 5,0
SMP 2 10,0
SMA 15 75,0
PT 2 10,0
4 Skor Pengetahuan
Pre 59,00±15,86 83,50±10,89

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
3
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Post

Hasil analisis menunjukkan bahwa Sebagian besar partisipan yang mengikuti perempuan
sebesar 80%, rerata usia 42,95 dan Sebagian besar partisipan yang mengikuti berpendidikan setingkat
SMA sebesar 75%. Berdasarkan distribusi skor jawaban partisipan yang benar seperti terlihat pada
table berikut:
Tabel 2 Hasil analisis distribusi pesebaran skorjawaban responden yang meliputi pertanyaan 1 sampai
pertanyaan 10.

No Pertanyaan Jawaban
Pre N Persen N
1 Pertanyaan 1 Benar 16 20
Salah 4 0
2 Pertanyaan 2 Benar 11 18
Salah 9 2
3 Pertanyaan 3 Benar 13 18
Salah 7 2
4 Pertanyaan 4 Benar 14 19
Salah 6 1
5 Pertanyaan 5 Benar 9 20
Salah 11 0
6 Pertanyaan 6 Benar 4 14
Salah 16 6
7 Pertanyaan 7 Benar 14 14
Salah 6 6
8 Pertanyaan 8 Benar 15 15
Salah 5 5
9 Pertanyaan 9 Benar 5 11
Salah 15 9
10 Pertanyaan 10 Benar 17 18
Salah 3 2

Berdasarkan hasil jawaban benar Sebagian besar sebelum penyuluhan terdapat pada
pertanyaan 10 sebesar 17 partisipan yang menjawab benar sedangkan pertanyaan yang jawaban paling
banyak salah pada pertanyaan 9 sebesar 15 partisipan. Pada jawaban post test Sebagian besar yang
benar pada pertanyaan 5 sedangkan Sebagian besar salah pada pertanyaan 9. Berdasarkan hasil analisis
perbedaan pre dan post test pemberian penyuluhan hepatitis seperti terlihat pada table berikut:

Table. 3 Perbedaan skor pengetahuan hepatitis antara sebelum dan setelah pemberian penyuluhan di
Desa Purwobinangun.
Mean±SD t p
Pengetahuan Hepatitis

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
4
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Sebelum 59,00±15,86 6.17 0,000


Setelah 83,50±10,89

Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan signifikan
antara sebelum dan setelah pemberian intervensi penyuluhan hepatitis t = 6,17; p = 0,000. Hal ini
menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik.

PEMBAHASAN
Penyakit hepatitis akut merupakan penyakit yang saat ini menjadi isu utama di masyarakat
khususnya dan Indonesia pada umumnya. Kejadian hepatitis akut saat ini menjadi isu utama dan
merupakan penyebab kematian di Indonesia. Hasil pengabdian menyebutkan bahwa sebagian
partisipan peserta adalah perempuan 80%, rerata usia 42,95 dan pendidikan SMA 75%. Hasil
pengabdian sejalan dengan kondisi diberbagai belahan dunia yang menyebutkan bahwa di Asia
Tenggara yaitu 5-15% populasi merupakan karier hepatitis B kronik dan hampir 25% diantaranya
mengalami penyakit hati kronik seperti fibrosis hati hingga sirosis dan karsinoma hepatoseluler [12] .
Hasil pengabdian sejalan dengan kondisi masyarakat di Kalurahan Purwobinangun yang
Sebagian besar berpendidikan SLTA. Pendidikan sederajat tingkat SMA lebih memungkinkan untuk
penerimaan informasi sehingga mempermudah dan tepat sebagai agen perubahan dalam upaya
pencegahan penyakit hepatitis. Hasil berbagai kajian ilmiah sebelumnya (1) Pada lansia masalah
kesehatan cenderung lebih tinggi dibanding dengan usia muda. Keadaan ini menyebabkan usia muda
lebih dimungkinkan untuk upaya pencegahan dan perubahan perilaku berrisiko.
Pendapat 2022 menyebutkan bahwa angka kematian hepatitis E lebih rendah pada orang dengan
status Kesehatan baik tetapi lebih tinggi pada orang dengan penyakit sirosis. (11) Kajian sebelumnya
bahwa kejadian penyakit hati meningkat seiring dengan kondisi kejadian COVID-19 yang dialami
penderita. Penderita dengan terinveksi COVID-19 meningkatkan kerusakan sel hati. (12) Pencegahan
melalui imunisasi efektif menurunkan hepatitis B virus di Itali. Imunisasi dapat membuat kekebalan
bagi tubuh yang sudah mendapatkan imunisasi.(13)
Penyakit hepatitis kronik terbanyak disebabkan oleh virus hepatitis B. Prevalensinya sangat
tinggi di Kawasan. Keadaan ini dibutuhkan upaya pencegahan secara sistematis dan benar. Hasil
kajian keilmuan sebelumnya terkait dengan penyakit hepatitis menyebutkan bahwa (2) Upaya
pencegahan dapat juga dilakukan melalui perbaikan gizi, hasil telaah sebelumnya menyebutkan bahwa
pemberian bromelin dapat menurukan berbagai penyakit. Kajian sebelumnya (4) Upaya pencegahan
penyakit dapat dilakukan melalui upaya promotive dan preventive. Upaya promotive lebih mendorong
dalam upaya perubahan perilaku pada masyarakat. Upaya preventive lebih diupayakan dalam
pembatasan terkait gizi, perilaku konsumsi alkohol.

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
5
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Hasil kajian ilmiah sebelumnya (5) Upaya pencegahan pada penyakit diabetes lebih berorientasi
pada penyakit kronis sehingga untuk upaya pencegahan lebih tepat pada aspek pembatasan gizi
dibanding dengan upaya pencegahan pada aspek perilaku. Pada penyakit hepatits dengan sifat penyakit
yang akut sehingga diperlukan upaya penanganan yang cepat dan tepat. Kajian ilmiah sebelumnya (6)
menyebutkan bahwa penyakit akut seperti ISPA upaya pencegahan berbeda dengan penyakit hepatitis.
Pendekatan pencegahan penyakit lebih berpegang pada penyebab penyakit. Penyakit hepatitis lebih
disebabkan oleh virus sedangkan penyakit ISPA lebih cenderung disebabkan oleh bacteri. Kajian
penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa diagnosis pentig dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit (7).
Masyarakat berpotensi terserang hepatitis dapat terjadi disemua lapisan masyarakat. Kajian
ilmiah sebelumnya terkait Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus HVB. Kajian ilmiah sebelumnya
(8) bahwa kejadian hepatitis dilingkungan pekerja sangat besar. Hepatitis pada pekerja lebih
cenderung disebabkan oleh hepatitis c dan d (9). Peningkatan penyakti hepatitis lebih sering terjadi
pada anak-anak khususnya hepatitis b. kajian ilmiah sebelumnya menyebutkan bahwa (2022) 11 %
bayi disomalia mengalami hepatitis akut. Hal ini dibutukan prosedur imunisasi hepatitis yang baik
bagi anak-anak.(10) Hepatitis E dapat berkembang menjadi kronis pada manusia. Pada hepatitis E
kejadian kerusakan hepar bisa parah (14). Kajian ilmiah sebelumnya (15) Pemberian pelatihan dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas, sehingga pemberian pelatihan efektif
meningkatkan ketrampilan bagi petugas surveilans.
Berdasarkan skor rerata pengetahuan antara sebelum dan setelah intervensi diperoleh hasil
bahwa terjadi peningkatan rerata skor pengetahuan sebelum dan setelah intervensi Pengetahuan terkait
dengan pengetahuan hepatitis. Kajian ilmiah sebelumnya (16) Faktor yang terkait dengan rujukan
penyakit dapat disebabkan pemahaman subjek terkait dengan informasi pelayanan kesehatan, sehingga
keadaan ini mempermudah masyarakat untuk merujuk pasien. Kajian sebelumnya (17) menyebutkan
bahwa pemberian pelatihan dzikir bagi pelajar dapat meningkatkan pengetahuan bagi pelajar dan
dapat menurunkan tingkat stressor bagi pelajar. Hasil kajian sebelumnya (18) Pemberian pelatihan
signifikan dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan dan Tindakan petugas surveilans. Hal ini
memberikan kesimpulan bahwa pemberian pelatihan efektif meningkatkan pengetahuan responden.
Selain pencegahan melalui perilaku juga dilakukan pencegahan melalui pendekatan gizi seperti
bromelin pada buah nanas (2).
Upaya peningkatan pengetahuan (19) partisipan dapat meningkatkan perilaku dalam
pencegahan penyakit. Keadaan ini memberikan informasi bahwa peningkatan pengetahuan penting
dalam perubahan perilaku partisipan. Kajian ilmiah lainya terkait penyakit Covid-19 bahwa (20)
Penginkatan pengetahuan terkait covid-19 dapat mempengaruhi peningkatan subjek dalam

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
6
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

melaksanakan imunisasi

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
7
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Covid-19. Kajian ilmiah sebelumnya menyebutkan bahwa untuk panduan diagnosis dan deskripsi dari
penyakit dan kondisi klinis untuk pelaksanaan prosedur transplantasi hati (21)
Untuk penyempurnaan dibutuhkan pengabdian lanjutan (3) terkait upaya penguatan terhadap
perilaku. Pada pengabdian ini masih terdapat kelemahan dalam jumlah partisipan dan Pada penelitian
ini terdapat kelemahan dalam jumlah partisipan yang masuk dalam penelitian.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa terjadi penigkatan rerata skor
pengetahuan hepatitis antara sebelum dan sesudah intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Susanto N. CHOLESTEROL LEVEL AS PREDICTING OF URIC ACID. J Ilmu Kesehat


Masyarakat, Mar 2020 [Internet]. 2020;11(March):23–30. Available from:
http://103.208.137.59/index.php/jikm/article/view/439/293
2. Susanto N. Artikel Review Kandungan Bromelin Pada Buah Nanas Sebagai Alternatif
Pencegahan dan. J Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 2021;6(2):189–98.
3. Susanto N. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. 2014.
4. Susanto N. Epidemiologi Pencegahan Penyakit. CV Gosyen Publishing; 2020. 115 p.
5. Susanto N& FA. Zonasi Komplikasi Penyakit Diabetes di Wilayah Bencana. J Formil (Forum
Ilmiah) KesMas Respati. 2018;3(2):143–9.
6. Susanto N. Faktor Lingkungan Sebagai Prediksi Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Wilayah
Bencana Gunung Berapi. J Ilmu Kesehat Masy [Internet]. 2021;10(04):269–76. Available from:
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/view/940
7. Darsin & Sesunan M. PERANCANGAN SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS
DENGAN METODE CASE BASED REASONING (CBR) Darsin 1) , Mira Febriana Sesunan 2).
J Sist Inf dan Sains Teknol. 2019;1(2):1–7.
8. Muslim AS. Open Acces Acces. J Bagus. 2020;02(01):402–6.
9. Fauziah PN, Setiawan H, Harun S, Kunci K. Prevalensi Infeksi Hepatitis B Pada Calon Tenaga
Kerja Indonesia Di Klinik Utama Satria Medika Sakti Pendahuluan Hepatitis adalah penyakit
peradangan pada hati . Penyakit ini dapat disebabkan oleh Virus Hepatitis B telah menginfeksi
240 juta orang secara. Anakes J Ilm Anal Kesehat. 2021;7(2):141–7.
10. Keles E, Hassan-Kadle MA, Osman MM, Eker HH, Abusoglu Z, Baydili KN, et al. Clinical
characteristics of acute liver failure associated with hepatitis A infection in children in
Mogadishu, Somalia: a hospital-based retrospective study. BMC Infect Dis [Internet].

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
8
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

2021;21(1):1–7.

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
9
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Available from: https://doi.org/10.1186/s12879-021-06594-7


11. Choi JW, Son HJ, Lee SS, Jeon H, Cho JK, Kim HJ, et al. Acute hepatitis E virus superinfection
increases mortality in patients with cirrhosis. BMC Infect Dis [Internet]. 2022;22(1):1–9.
Available from: https://doi.org/10.1186/s12879-022-07050-w
12. Antala S, Diamond T, Kociolek LK, Shah AA, Chapin CA. Severe Hepatitis in Pediatric
Coronavirus Disease 2019. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2022;74(5):631–5.
13. Stroffolini T, Morisco F, Ferrigno L, Pontillo G, Iantosca G, Cossiga V, et al. Effectiveness of
Hepatitis B Vaccination Campaign in Italy: Towards the Control of HBV Infection for the First
Time in a European Country. Viruses. 2022;14(2).
14. Torre P, Aglitti A, Masarone M, Persico M. Viral hepatitis: Milestones, unresolved issues, and
future goals. Vol. 27, World Journal of Gastroenterology. 2021. 4603–4638 p.
15. Susanto, N. Pascawati, N. A., Rusdewi NN. SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE
DI DINAS. Pros Semin Nas UNRIYO 2020. 2020;230–7.
16. Susanto N, Rusyani YY. Diabetes Complications As Diabetes Patients Predictors of Referral. J
Berk Epidemiol. 2022;10(1):68.
17. Susanto N, Kartikasari R, Mendrofa FA. MODEL PELATIHAN DZIKIR PADA PERSEPSI
EMOSIONAL DAN SPIRITUAL PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ( STUDI KASUS
PADA RUMAH SAKIT KEAGAMAAN ) Dhikr Training Model for Emotional and Spiritual
Perception of Nurses in Hospital : A Case Study of Religious Hospitals. 2016;1(April):42–52.
18. Pascawati, N.A., Susanto, N., Rosdewi, N.N., Rusyani YY. Efektivitas Pelatihan Sistem
Surveilans bagi Alumni dengan Metode Online. J Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati.
2022;7(2):107–18.
19. Kusumoningrum TA, Susanto N, Marlinawati VU, Puspitawati T. Hubungan Dukungan Keluarga
dan Kepatuhan Minum Obat terhadap Kesembuhan Penderita Tuberkulosis ( TB ) di Kabupaten
Bantul. J Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 2020;5(1):29–35.
20. Kasjono, H.S., & Agustiani MD. Determinan Pengambilan Keputusan Vaksinasi Covid-19 Pada
Ibu Usia 20-35. J Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 2022;7(2):219–25.
21. Castaneda D, Gonzalez AJ, Alomari M, Tandon K, Zervos XB. From hepatitis A to E: A critical
review of viral hepatitis. World J Gastroenterol. 2021;27(16):1691–715.

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
1
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 1 No. 1 Juni, Tahun 2022 p-issn: 2962-5874/e-issn:2962-5882

Susanto,dkk. (Penguatan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut Melalui Penyuluhan di Kelurahan


Purwobinangun, Kapanewon Pakem)
1
https://jaskesmas.respati.ac.id/index.php/

Anda mungkin juga menyukai