Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Melon Di PT Bisi International TBK
Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Melon Di PT Bisi International TBK
Oleh :
DALILA ADINDA PARAMITHA
NIM. 362041311124
Magang Kerja Industri Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Magang Kerja Industri Program Studi Agribisnis
Politeknik Negeri Banyuwangi
Oleh :
DALILA ADINDA PARAMITHA
NIM. 362041311124
i
--halaman sengaja dikosongkan--
ii
iii
--halaman sengaja dikosongkan--
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang Kerja
Industri tepat pada waktunya. Penulis mengusung judul laporan “Manajemen
Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Pada PT
BISI International Tbk Kediri ”. Selama pelaksanaan Magang Kerja Industri dan
juga dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak M.Shofiul Amin, S.T., M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri
Banyuwangi.
2. Bapak Halil, S.Pd., M.ST selaku Ketua Program Studi Agribisnis di
Politeknik Negeri Banyuwangi.
3. Ibu Shinta Setiadevi, S.TP, M.M selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak Aldy Bahaduri Indraloka, S.Si., M.P. selaku koordinator Magang
Bersama Kampus Merdeka.
5. Bapak Siswanto, S.P selaku pembimbing lapang di Mitra Jatim 5 PT BISI
International Tbk Kediri.
6. Ibunda tercinta Maslaha Hudori yang selalu dengan tulus mendoakan dan
memberi motivasi di setiap saat.
7. Staff serta Karyawan di PT BISI International Tbk Kediri.
8. Rendi Nunggal Sukma D.A, Wulan Finnatul Rohma, Adinda Deakta
Waniza Cintana, Mohamad Rafli dan Irma Hariroh selaku teman satu
kelompok Magang Kerja Industri untuk kerjasama dan kebersamaannya.
9. Almarhum Bapak Jawahir, Ibu Siti Ilmi, Ibu Sutini, Ibu Fifi, Eci yang
selalu membantu penulis selama menjalani Magang Kerja Industri di
Kediri
10. Keluarga Ibu Mukhayati yang sangat sabar dan menerima saya dan teman-
teman untuk tinggal dirumah beliau selama Magang Kerja Industri.
11. Teman-teman Agribisnis Angakatan 8 yang telah berproses dan
membersamai hingga ditahap ini.
v
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Akan tetapi berkat adanya
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan Magang Kerja Industri dengan tepat pada waktunya. Penulis
berharap laporan Magang Kerja Industri ini dapat bermanfaat untuk
pembaca.
Banyuwangi, ……………. 2023
Penulis
Dalila Adinda Paramitha
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LAPORAN MAGANG KERJA INDUSTRI ....................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................7
1.1 Latar belakang .............................................................................................7
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................9
1.3 Tujuan .........................................................................................................9
1.4 Manfaat .......................................................................................................9
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................11
3.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................11
3.2 Visi dan Misi perusahaan ........................................................................14
Visi Perusahaan ..............................................................................................14
Misi Perusahaan ..............................................................................................15
3.3 Sumber Daya Manusia ............................................................................16
3.4 Data Pembimbing Lapangan ...................................................................17
BAB 3 PELAKSANAAN .......................................................................................9
3.5 Waktu dan tempat pelaksanaan .................................................................9
3.5.1 Waktu pelaksanaan................................................................................9
3.5.2 Tempat pelaksanaan ..............................................................................9
3.6 Jadwal kegiatan .......................................................................................10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................12
4.1 Hasil Kegiatan .........................................................................................12
4.2 Pembahasan .............................................................................................31
4.2.1 Manajemen hama dan penyakit ...........................................................31
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................42
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................42
5.2 Saran ........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................43
vii
--halaman sengaja dikosongkan--
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.28 Hama Thrips Menyerang Tanaman Melon .................................... 38
Gambar 4.29 Penyakit Powdery Mildew ............................................................. 39
Gambar 4.30 Tanaman Melon Terserang Penyakit Layu Bakteri ...................... 40
Gambar 4.31 Tanaman Terjangkit Jamur Fussarium ......................................... 40
Gambar 4.32 Penyakit Hawar Daun /Busuk Daun .............................................. 41
x
DAFTAR TABEL
xi
--halaman sengaja dikosongkan--
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
7
Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura semusim yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan, karena
bernilai ekonomi tinggi, mampu berproduksi dalam waktu relatif singkat dan
harganya relatif stabil. Konsumsi dan permintaan buah melon juga terus
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
tingkat pendapatan masyarakat serta kesadaran terhadap pentingnya gizi dalam
menu makanan sehari-hari. Menurut (Surtinah, 2017) Kandungan gizi yang
terkandung dalam daging buah melon adalah 0,6 gram protein; 17 mg calcium;
0,045 mg thiamin; 2,4 IU vitamin A; 30 mg vitamin C; 0,045 mg vitamin B;
0,065 mg vitamin B2; 6 mg karbohidrat; 1 mg niasin; 0,065 riboflavin; 0,4 mg
zat besi; 0,5 gram nikotianida; 93 ml air; 0,4 gram serat; dan 23 kalori. Hal
tersebut manjadikan buah melon digemari oleh seluruh kalangan masyarakat dan
memiliki permintaan yang tinggi di pasaran.
Sebagai perusahaan produksi benih unggul di Indonesia, PT BISI
International Tbk berkomitmen untuk memperkuat kemampuan dan keahlian di
bidang riset, pengembangan dan penciptaan benih hibrida berkualitas tinggi. PT
BISI International Tbk berupaya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi benih dengan terus menjaga keberhasilan produksi dari faktor-faktor
penghambat keberhasilan produksi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan mengandalikan hama dan penyakit yang disebabkan oleh OPT (organisme
pengganggu tanaman) pada tanaman produksi benih.
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala yang menjadi ancaman
dalam menjaga mutu dari buah melon dan menyebabkan penurunan produksi pada
hasil panen. Oleh karna itu, perlu adanya pengendalian yang sesuai dengan
serangan hama maupun penyakit yang terjadi pada tanaman. Pengendalian hama
dan penyakit merupakan upaya yang mengatur organisme agar tidak menyerang
dan merusak tanaman sehingga tanaman dapat memproduksi secara maksimal.
Pengendalian hama yang dilakukan dengan adanya penyemprotan pestisida sesuai
dosis dengan upaya meminimalisir serangan hama. Maka dari itu perlunya
dilakukan manajemen pengendalian hama dan penyakit yang tepat agar
keberhasilan produksi dalam menghasilkan benih yang berkualitas dan
berkuantitas baik tetap terjaga.
8
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut didapati rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses magang di PT BISI International Tbk ?
2. Bagaimana proses budidaya pada produksi benih melon hibrida F1 pada
mitra PT BISI International Tbk ?
3. Bagaimana pengendalian hama dan penyakit pada budidaya melon hibrida
F1 pada mitra PT BISI International Tbk ?
1.3 Tujuan
Magang Kerja Industri (MKI) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
program studi diploma 4 Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi. Adapun
tujuan yang akan dicapai dalam Magang Kerja Industri adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses magang kerja di PT BISI International Tbk Kediri
2. Mengetahui teknik budidaya pada produksi benih melon hibrida F1 pada
mitra PT BISI International Tbk
3. Mengetahui manajemen pengedalian hama dan penyakit pada proses
budidaya melon hibrida F1 pada PT BISI international Tbk.
1.4 Manfaat
1. Manfaat
Magang Kerja Industri memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi
pihak Perguruan Tinggi juga instansi yang bersangkutan. Adapun manfaat bagi
mahasiswa, perguruan tinggi, dan bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh
saat dibangku perkuliahan sesuai dengan bidang Agribisnis.
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta
meningkatkan keterampilan, kedisiplinan dan keahlian dibidang praktik
lapang sebagai bekal untuk kerja dimasa yang akan datang.
b. Bagi Perguruan Tinggi
1. Kegiatan Magang Kerja Industri ini dapat menciptakan pola kemitraan dan
kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dan instansi tempat mahasiswa
melaksanakan Magang Kerja Industri.
9
2. Kegiatan Magang Kerja Industri ini dapat memberikan ide baru yang dapat
dijadikan sebagai pedoman pembelajaran bagi perguruan tinggi.
c. Bagi Perusahaan
1. Kegiatan Magang Kerja Industri ini dapat membantu tugas para karyawan
dalam perusahaan sesuai kebutuhan dan bidang yang didalami.
2. Kegiatan Magang Kerja Industri ini dapat dijadikan sebagai sarana tukar
informasi antara perusahaan dan perguruan tinggi.
3. Kegiatan Magang Kerja Industri ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
kinerja perusahaan.
10
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
11
Tanindo Intertraco (Tinco) yang bergerak dalam pendistribusian dan
pemasaran produk dari PT. MSI dan PT. BISI International, Tbk. BISI
beserta anak perusahaannya memusatkan kegiatan operasionalnya pada
usaha-usaha berikut:
12
pemuliaan tanaman, yaitu dengan menggabungkan penelitian di lapangan dan
laboratorium, sehingga mampu menghasilkan produk benih yang berkualitas,
berproduksi tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Kegiatan penelitian
dan pengembangan benih di lakukan di beberapa lahan penelitian dengan
lokasi yang strategis, serta mempertimbangkan pemilihan wilayah fasilitas
penelitian dan pengembangan untuk mempelajari ketahanan tanaman terhadap
bebrabagai macam suhu, toleransi terhadap serangan hama dan penyakit, curah
hujan dan tingkat ketinggian. Total luas lahan 231 hektar yang tersebar di
beberapa Kabupaten dan Provinsi yaitu, antara lain:
13
pengembangan varietas introduksi sayuran, jagung, padi, varietas bersari
bebas dan hibrida yang beradaptasi di dataran menengah
6. Farm RD Lembang dengan luas lahan 16.4 hektar dan berada pada
ketinggian 1000mdpl. Farm ini di fungsikan sebagai tempat penelitian
dan pengembangan varietas unggul sayuran hortikultura yang mampu
beradaptasi di dataran tinggi
7. Farm RD Citapen merupakan lahan BISI yang terletak di desa Citapen,
kecamatan Ciawi kabupaten Bogor dengan total luas 5 hektar dengan
ketinggian 600mdpl. Farm ini difungsikan sebagai lokasi pengujian
varietas introduksi maupun varietas hasil dari penelitian dan
pengembangan tanaman hortikultura maupun tanaman pangan untuk
pengujian adaptasi tanaman pada dataran menengah.
8. Farm RD Mataram, merupakan lahan penelitian yang terletak di desa
Bagik Polak, kecamatan Labuapi, kabupaten Lombok Barat dengan luas
lahan 60 hektar dan ketinggian 20mdpl. Farm ini difungsikan sebagai
lahan percontohan dan pengujian varietas introduksi serta varietas hasil
penelitian BISI untuk adaptasi pada dataran rendah.
9. Farm RD Brastagi memiliki luas lahan 6 hektar dengan ketinggian
1000mdpl, yang difungsikan sebagai lokasi pengujian dan penelitian
untuk menemukan varietas unggul baru tanaman sayur hortikultura
dataran tinggi.
10. Farm RD Lampung merupakan lahan BISI dengan total luas 20 hektar
dengan ketinggian 50mdpl yang difungsikan sebagai lokasi pengujian
varietas introduksi serta varietas hasil penelitian BISI untuk adaptasi
tanaman pada dataran rendah.
11. Farm RD Subang terletak pada ketinggian 10mdpl. Farm Subang
memiliki total lahan seluas 60 hektar yang difungsikan sebagai lahan
percontohan dan pengujian varietas introduksi serta varietas hasil
penelitian BISI untuk adaptasi tanaman pada dataran rendah.
14
Misi Perusahaan
“Dengan meningkatnya permintaan dunia akan pangan, pakan, bahan
bakar dan serat, kami memberikan produk, teknologi dan dukungan yang
inovatif untuk membantu petani meningkatkan produktivitas.”
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Audit Internal
Seed Human
Marketing Quality Field Crop
Processing Resource
Control Production
15
3.3 Sumber Daya Manusia
Sebagai perusahaan dengan orientasi profit , maka banyak sekali
faktor yang harus diperhatikan agar tujuan perusahaan bisa terpenuhi.
Salah satu faktor berpengaruh adalah masalah sumber daya manusia.
Sebagai perusahaan professional , tentu adalah sebuah keharusan bagi PT
BISI International Tbk untuk melaksanakan manajemen SDM yang tepat
mengingat banyaknya masalah yang terkait dalam sumber daya manusia di
Indonesia antara lain ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dengan
angkatan kerja dan tingkat pendidikan kerja Indonesia relative rendah.
Manajemen sumberdaya manusia di PT BISI International Tbkadalah
terkait aspek-aspek penarikan seleksi, pengembangan pemeliharaan serta
penggunaan sumber daya manusia itu sendiri . jumlah karyawan di PT
BISI International Tbk dalam departemen produksi benih dan hortikultura
berjumlah 117 karyawan. Jumlah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
16
Di Bawah Sarjana 159 15
Jumlah 1004 117
Sumber : Data personalia PT BISI International Tbk (MKI,2023)
Tabel 2. 4 Jumlah karyawan berdasarkan ketenagakerjaan
kewarganegaraan : Indonesia
No. Hp : +6285746468156
17
8
BAB 3
PELAKSANAAN
Gambar 3. 1 Peta PT BISI International Tbk Kediri (Data Sekunder MKI, 2023)
9
3.6 Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan selama pelaksanaan Magang Kerja Industri PT BISI International Tbk Kediri dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 2 Jadwal Kegiatan Magang Kerja Industri
Tabel 3. 2 Jadwal pelaksanaan MKI (MKI,2023)
10
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Observasi
4.1.2 Wawancara
12
4.1.3 Praktik lapang
.
gambar 4. 1 Pengenalan perusahaan bersama (MKI,2023)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
13
Genus : Cucumis
Species : Cucumis melo L.
Tanaman melon merupakan tanaman semusim. Tanaman
melon menjalar di tanah atau dapat dirambatkan pada lanjaran
atau turus bambu. Tanaman ini mempunyai banyak cabang, kira-
kira 15-20 cabang. Tanaman melon beradaptasi dengan baik pada
tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik,
namun melon masih dapat tumbuh juga pada tanah pasir atau liat.
Pada saat ini PT BISI International Tbk memproduksi melon
hibrida F1 varietas ME 1033 dan ME 1032 yang terdapat pada
mitra Jatim 5 dan berpusat di daerah Kabupaten Kediri tepatnya
di Kecamatan Plosoklaten.
A. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah adalah kegiatan persiapan lahan
(Land Preparation) yang bertujuan untuk menciptakan
kondisi karakteristik lahan media tanam budidaya sesuai
untuk pertumbuhan tanaman dan dapat memberikan nutrisi
yang optimal pada tanaman (Maftuah & Hayati,A, 2019).
Sehingga, Kegiatan pengolahan tanah sangatlah diperlukan
agar dapat menunjang petumbuhan dan perkembangan yang
optimal pada saat budidaya dilakukan melalui cara mekanis
14
maupun kimiawi. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya akar, penyedia unsur hara dan
penyimpan air bagi tanaman. Pengolahan harus dilakukan
untuk dapat menghasilkan struktur tanah yang gembur agar
mempermudah pertumbuhan akar tanaman, sehingga
mampu menyerap unsur hara dan air dengan maksimal.
Langkah kegiatan pengolahan tanah meliputi penyiangan
tanaman liar (gulma), terutama yang menghalahi tanaman
dari sinar matahari. Langkah selanjutnya, dilakukan
pemberian pupuk dasar berupa pupuk kompos kotoran ayam
(kotoran ayam lebih tinggi N sehingga bagus untuk awalan).
Pengaplikasian pupuk dasar dilakukan dengan metode tabur
secara langsung pada atas tanah. Dosis yang dibarikan
berupa 4 ton pada setiap 0.7 ha luasan lahan. Setelah
diaplikasikan pada lahan, pupuk didiamkan pada tanah agar
terkena paparan sinar matahari. Hal ini guna mencegah
tumbuhnya bakteri patogen yang terdapat pada pupuk
kompos. Selesai rangkaian pemberian pupuk kompos,
dilanjutkan dengan kegiatan pembajakan lahan.
15
pada bagian belakang tubuh sapi. Pada kegiatan ini cukup
dilakukan oleh satu orang pekerja selama kurang lebih 1-2
hari kerja. Apabila terdapat sisa-sisa rumput yang telah
dilakukan penyiangan, maka akan dibiarkan tetap di dalam
tanah agar nantinya terurai dan menjadi kompos.
B. Pembuatan Bedengan
Bedengan merupakan bagian tanah yang digunakan
untuk ruang tanaman penanaman tanaman melon nantinya.
Bendengan disiapkan dengan cara cangkul membentuk
gulutan dengan kriteria panjang, lebar dan tinggi sesuai
dengan yang telah ditetapkan pada SOP (standar
operasional perusahaan) yaitu panjang 40 meter, lebar 1
meter, jarak antar lubang 50 cm. Ukuran tersebut dinilai
ideal agar nantinya jarak antar tanaman dan lubang tanam
sesuai yang ditetapkan. Mitra jatim 5 PT BISI International
Tbk. menggunakan alat sederhana yaitu cangkul dan
dikerjakan oleh minimal 2 orang dalam 1 lahan.
16
3. Dolomit : 150 kilogram
Pupuk tersebut dicampur sesuai takaran hingga
merata. Proses pengaplikasian pupuk dengan cara
ditaburkan langung pada bedengan dan ditutup kembali
dengan tanah. Tujuan dilakukan pemberian pupuk dasar
adalah sebagai nutrisi dalam persiapan tanah sebelum
dilakukan penanaman.
D. Pemasangan mulsa
Fungsi mulsa selain sebagai penutup bedengan juga
dapat memberikan fungsi sebagai penghambat pertumbuhan
gulma. Cara pemasangan mulsa pada lahan melon
dilakukan dengan layaknya pemasangan mulsa seperti biasa
yaitu dengan cara menutupi seluruh bagaian atas hingga ke
samping bedengan dan dikunci menggunakan ranting
bambu berukukran panjang 15 cm dengan ketebalan sekitar
1 cm. penguncian dilakulan dengan membrntuk ‘U’ pada
ranting yang telah dibasahi dengan air agar lentur dan tidak
mudah putus saat dipatahkan. Pemasangan kunci dilakuakan
pada bagian kanan dan kiri mulsa. Jarak pada tiap kancing
sekitar 25 cm.
17
tanam sekitar 50 cm. cara pembuatan lubang tanam dengan
menggunakan pelubang yang telah dimodiikasi sedemikian
rupa sehingga dapat dengan mudah sekali tekan pada mulsa.
18
Terdapat perbedaan suhu pada pemeraman tergantung
pada tebal tipisnya benih. Apabila mendapat perlakuan suhu
yang terlalu panas maka benih akan mudah menguning atau
penuaan dini. Waktu yang dibutuhkan untuk proses
pemeraman benih melon dalam germinator sekitar 24 jam.
Selama proses pemeraman dilakukan proses penyiraman
benih pada benih dengan larutan yang terbuat dari cairan 1
tetes cairan ZPT atonic pada 1 liter air.
19
secara berkala dan diaduk hingga merata. Setelah tercampur
secara homogen ditambahkan pupuk kompos sebanyak 1,5
kg. Media semai diletakkan pada plasik pengganti potray
semai yang telah diberi lubang pada bagian bawah sebagai
jalur keluar air pada media semai. Setelah selesai dilakukan
pengisian media tanam pada plasik, media akan langsung
dibawa ke area persemaian.
20
berlangsung selama 4 hari. Tanda-tanda penyemaian yang
dilakukan berhasil adalah muncul akar, batang dan 2 helai
daun melon setelah kurang lebih 4 hari setelah semai.
4.1.3.3 Penanaman
Waktu ideal penanaman sebaiknya dilakukan pada musim
kemarau. Namun, PT BISI International Tbk. tidak memberikan
batasan waktu penanaman melon. Hal tersebut menjadikan petani
mitra dapat melaksanakan penanaman melon kapan saja dan
sepanjang tahun. Benih yang sudah berumur 2-3 hari dari pabrik
atau yang sudah tumbuh 2-3 helai daun sudah siap untuk dilakukan
pindah tanam. Penanaman bibit dilakukan pada sore hari.
21
4.1.3.4 Penyulaman
Tanaman melon yang gagal mengalami pertumbuhan
setelah pindah tanam akan dilakukan penyulaman. Penyulaman
maksimal dilakukan 3 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan
dengan mengganti tanaman yang layu atau gagal tumbuh dengan
bibit yang masih disemai
4.1.3.5 pemasangan ajir dan tali gawar
Pemasangan ajir dilakukan saat sebelum atau sesudah
tanam. Pemasangan ajir menggunakan bambu berukuran tinggi
sekitar 175 cm. ajir dilakukan untuk meletakkan tali gawar agar
mampu menopang tanaman melon serta menjadi tempat rambatan
bagi tanaman. Pemasangan tali gawar dilakukan secara
mengelilingi bagian luar setiap ajir pada bedengan. Pemasangan
tali gawar dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pemasangan
ajir dan tali gawar dapat dilihat pada gambar…
22
gambar 4. 11 Proses penyiangan gulma (MKI,2023)
23
secara maksimal. Pewiwilan dilakukan beberapa kali sepanjang
umur tanaman melon. Berikut rangkaian waktu pelaksanaan
pewiwilan sebagai berikut :
- Pewiwilan ke-1 : usia 14 hst, pewiwilan cabang ruas 1-5.
- Pewiwilan ke-2 : usia 21 hst, pewiwilan cabang ruas 9-11.
- Pewiwilan ke-3 : usia 35 hst, pewiwilan cabang ruas 12-14.
4.1.3.9 Pemupukan
24
Pemberian pupuk mikro secara semprot :
1. usia 7 hst : aplikasi pupuk mamigro N + fitomic secara semprot
2. usia 14 hst : aplikasi pupuk mamigro N + fitomic secara semprot
3. usia 21 hst : aplikasi pupuk mamigro P + MKP secara semprot
4. usia 28-35 hst : aplikasi pupuk MKP (meningkatkan Phospat)
pada fase sebelum dan sesudah polinasi.
A. Trining
Trining merupakan proses pembersihan bunga yang telah
mekar. Trining dilakukan sebelum proses kastrasi, sehingga
sebelum dilakukannya kastrasi tanaman melon betina harus bersih
dari bunga yang telah meka. Trining bertujuan untuk menghindari
penyerbukan secara alami pada bunga yang telah mekar karna
berpotensi menghasilkan buah OP (Open Pollination)
25
Waktu yang tepat pada saat dilakukan kastrasi adalah sore
hari. Hal ini disebabkan agar keesokan keesokan pagi bunga betina
siap dilakukna polinasi. PT BISI Internatonal Tbk memiliki standar
khusus perlakuan pada kegiatan kastrasi dengan cara penutupan
bunga yang telah dikastrasi dengan cap merah yang terbuat dari
plastik. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar bunga yang telah
dilakukan kastrasi tidak disentuh oleh serangga dan angin dan
mencegah kerusakan pada bunga betina yang telah dilakukan
kastrasi. Setelah selesai dilakukan kastrasi bunga betina harus
dilakukan polinasi pada keesokan paginya.
26
Melon hibrida merupakan salah satu benih F1 hortikultura
yang banyak mendapatkan permintaan di pasar. PT BISI
International Tbk berupaya untuk terus memproduksi benih melon
F1 dengan kualitas unggul, contohnya pada melon hibrida varietas
ME 1033. Varietas tersebut memiliki keunggulan daya tahan lebih
tinggi terhadap hama dan penyakit serta buah yang dapat berukuran
besar. Untuk mendapatkan melon hibrbia F1 harus dilakukan
proses polinasi atau proses persilangan antara bunga betina dan
bunga jantan
27
D. Topping
Topping merupakan pemangkasan tunas yang ada pada ujung
atas atau pucuk paling atas pada tanaman. Syarat dilakukannya
topping adalah maksimal daun yang terdapat pada tanaman melon
telah mencapai 25 ruas. Topping bertujuan agar tidak muncul tunas
baru dan memaksimalkan unsur hara pada buah. Topping dilakukan
pada usia 45-50 hst.
28
Gambar 4.18 Proses pengecekan buah OP (MKI, 2023)
29
14 turex, raydock rodomil gold fitomic, MKP
merah, mamigro N
21 turex, raydock kanon, Victory Mix mamigro P, MPK
merah, Fitomic
28 Raydock, Turex Azoxa, Kanon Vintory MKP, mamigro P,
mix Fitomic
35 Raydock, Turex Kanon mamigro P, MPK
merah
42 Raydock, Turex Kanon, Arrivo, Fitomic, MPK
Victory mix merah
49 Raydock, Turex Kanon Fitomic
53 Raydock, Turex Kanon, Victory mix Fitomic
4.1.3.13 Panen
30
Gambar 4. 21 Kriteria buah siap panen pada PT BISI International Tbk
(MKI,2023)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Manajemen hama dan penyakit
Manajemen merupakan suatu proses yang sistematis sehingga
dapat dilakukan pengendalian dan pengawasan untuk mencapai tujuan
tertentu. Kegiatan manajemen yang dilakukan meliputi Planning,
Organizing, Actuanting, dan Controlling. Tahapan – tahapan tersebut
telah dilakukan oleh PT BISI International Tbk dalam manajemen
pengadalian hama dan penyakit tanaman melon.
31
a. Planning merupakan tahapan atau kegiatan untuk merencanakan suatu
tujuan serta strategi untuk tercapainya apa yang telah ditentukan.
Kegiatan perencanaan yang meliputi perencanaan dalam proses
budidaya melon di PT BISI International Tbk. Kegiatan perencanan
pada budidaya melon dilahan milik mitra PT BISI International Tbk
dilakukan sebelum memulai pekerjaan pada pukul 07.30. kegiatan ini
bertujuan untuk mempersiapkan kebutuhan selama melakukan
pekerjaan. Pada saat perencan dipandu oleh 1 staff dan seluruh pekerja
wajib mengikuti arahan.
b. Organizing merupakan kegiatan mengelompokkan dalam
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan. Proses pengelompokkan
dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian
atau sub divisi. Pembagian tugas yang dilakukan kepada setiap orang
yang terlibat dalam proses budidaya tanaman melon, salah satunya
dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
tanaman melon di PT BISI International Tbk. Pengelompokkan
dilakukan dengan melihat sub divisi dari tiap bagian. Adapun tugas
dan tujuan sebagai berikut.
1. Divisi controlling
Tugas dari divisi controling adalah Melaksanakan
pengawasan terhadap seluruh proses budidaya tanaman melon,
Melakukan perencanaan anggaran biaya untuk perawatan
melon di PT BISI International Tbk. Pengawasan pada lahan
P4S Sukatani dilakukan oleh devisi quality control lapang (QC
lapang) PT BISI International Tbk yang terdiri dari…..
2. Divisi pekerja lapang
Tugas dari divisi pekerja lapang adalah Melaksanakan
kegiatan budidaya tanaman melon meliputi perawatan di lahan
mitra jatim 5 PT BISI International Tbk. Ada pekerja lapang
yang ada di P4S Sukatani dan dibedakan menjadi 3 bagian :
• Bagian budidaya melon
32
Pada bagian budidaya melon terdapat 5 orang yang setiap
hari bertugas untuk melakukan seluruh kegiatan budidaya
di mitra jatim 5 PT BISI International Tbk. Kegiatan
budidaya tersebut antara lain penanaman sampai
pemanenan.
• Bagian polinasi
Pada bagian pekerja bangunan terdapat 2 pekerja yang
bertanggung jawab untuk mengerjakan seluruh kegiatan
polinasi di mitra jatim 5 PT BISI International Tbk.
• Bagian pengendalian hama dan penyakit
Pada bagian pekerja pengendalian hama dan penyakit
terdapat 1 pekerja bernama Bapak Tulus yang bertanggung
jawab untuk mengerjakan seluruh kegiatan penyemprotan.
33
staf. Kegiatan ini dilakukan setiap hari direntang waktu pukul 06.00-
16.00 WIB.
Manajemen hama tanaman melon
1. Ulat Grayak
(Spodoptera litura Fabricus) atau ulat grayak biasa menyerang
tanaman melon sejak pada fase vegetatif. Hama ulat grayak memakan
daun pada tanaman melon sehingga menghambat proses fotosintesis pada
tanaman. Tanaman melon yang terserang ulat grayak biasanya terdapat
lava telur ulat yang tersembunyi di bagian atas daun muda. Lava yang
menetas akan menjadi ulat, kemudian akan hinggap pada daun yang lain
pada tanaman dan memakan jaringan yang dihinggapinya, selain pada
daun ulat grayak sering juga dijumpai pada bagiang batang. Apabila sudah
terserang cukup parah ulat grayak dapat menyebabkan defisiensi nutrisi
pada tanaman, sehingga memicu penyakit lain pada tanaman melon dan
berujung pada layu. Penanganan yang dilakukan pada hama ulat grayak
adalah dengan dilakukan penyemprotan insektisida kimia secara berkala
sejak fase vegetatif atau saat terindikasi hama ulat sejak dini. Mitra PT.
BISI Internatonal Tbk biasa menerapkan penggunaan pestisida dengan
cara penyemprotan insektisida kimia dengan bahan aktif beta siflutrin
seperti pada insectisida raydock dengan dosis penggunaan 1-2cc /liter.
Selain itu insektisida dikombinakan dengan turex (Insektisida biologi)
yang bersifat sistemik. Dosis yang penggunaan turex 1-2 gram per liter.
Cara pengaplikasian dilakukan insektisida dengan penyemprotan secara
langsung pada tanaman setiap 7 hari sekali pada pagi hari atau sore hari.
34
Gambar 4. 24 Penampakan ulat grayak(MKI,2023)
2. Ulat Daun
Ulat daun (Diaphania indica) memiliki warna hijau muda dan dua
garis putih pada bagian atas ulat. Larva ulat daun awalnya akan
menginangi bagian salah satu bagian pada daun hingga menimbulkan
bagian jaring-jaring. Ulat daun dewasa akan menyerang bagian daun
dengan cara memakan bagian daun hingga berlubang. Akibat dari yang
ditimbulkan pada adalah munculnya lubang-lubang pada daun tanaman
melon. Hal ini berdampak signifikan pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sehingga biji melon yang dihasilkan juga
kurang optimal.
3. Kutu kebul
35
hama serta kondisi daun tanaman yang mulai mengkerut dan muncul
bercak kuning. Jika tidak segera ditangani kutu kebul dapat menjadi vector
virus, sehingga mampu menginfeksi tanaman. Pengendalian hama kutu
kebul dilakukan dengan penyemprotan insektisida Winder. Dosis yang
diberikan adalah 1-2cc per 1 liter air. Penyemprotan dilakukan selama 7
hari sekali pada masa pecegahan dan 2-3 hari sekali jika sudah terjangkit
hama kutu kebul. Waktu yang tepat dilakukan penyemprotan yaitu di pagi
atau sore hari.
4. Lalat buah
Lalat buah (Famili Tephritidae) adalah salah satu hama yang dapat
menyebabkan penurunan produksi melon cukup besar, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Buah yang tekena serangan hama lalat buah
terjadi akibat kegiatan larva yang ada pada jaringan buah, biasanya
diikuti oleh pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Serangan hama ini dicirikan dengan adanya titik hitam pada kulit buah
melon. Buah yang terinfeksi lalat buah ukurannya kecil tetapi
warnanya menjadi kuning sehingga buah melon banyak mengalami
pembusukan. Buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil pada
kulit buah dan terutama menyerang buah-buah yang hampir masak.
lubang kecil pada kulit buah buah merupakan bekas tusukan ovipositor
(alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah
melon. Selanjutnya karena aktivitas larva di dalam buah seperti
memakan daging buah, menyebabkan bekas tusukan tersebut meluas
dan buah menjadi busuk sebelum masak. Kerugian yang disebabkan
36
oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai
kematangan yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan penurunan
kualitas yang terdapat pada biji buah dan daging buah melon. Cara
yang dilakukan oleh mitra PT BISI International Tbk dalam
menghadapi serangan lalat buah adalah dengan penyemprotan
insektisida kimiawi bahan aktif dimentoat ataupun juga bisa dengan
Fentoat. Petani mitra jatim 5 PT BISI International Tbk mengunakan
insektisida merek KANON dengan takaran dosis 1-2cc per liter air.
Diaplikasikan dengan cara penyemprotan langsung pada buah dan
tanaman. Ciri – ciri serangan lalat buah dapat di lihat pada gambar
5. Hama Thrips
Hama thrips menyerang pada daun yang masih tua dan dekat
dengan tanah. Hama tersebut menyerap cairan pada tanaman sehingga
tanaman mudah layu, daun menggulung dan pertumbuhannya kurang
maksimal. Pengendalian yang dilakukan untuk menanggulangi hama
thrips adalah dengan melakukan 2 metode, metode manual dan
kimiawi. Metode manual dilakukan dengan membersihan daun yang
terserang hama thrips dan memisahkan jauh daun yang sudah dipotong
tersebut pada lahan agar hama tidak ada akses kembali ke tanaman.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara penyemprotan
insektisida dengan bahan aktif sipermetrin.mitra jatim 5 biasa
37
menggunakan merek arrivo pada penanganan hama thrips. Dosis yang
diberikan pada tanaman 1-2cc per liter air. Dilakukan setiap 7 hari
sekali.
1. Powdery mildew
Penyakit embun tepung (Inggris: powdery mildew) merupakan
salah satu penyakit tanaman melon yang disebabkan oleh jamur Ordo
Eryshiphales dari Filum Ascomycota (Ishak, 2020). Penyakit embun
tepung dapat menyebabkan kemampuan berkembang pada tanaman
menjadi berkurang dan menurunkan hasil panen seperti berkurangnya
ukuran, jumlah dan kualitas dari buah.
38
Gambar 4. 29 penyakit powdery mildew (MKI,2023)
Gejala yang ditimbulkan pada tanaman yang terjangkit adalah
timbulnya bercak putih keabuan seperti bedak. Struktur bulat seperti buah
yang awalnya berwarna putih kemudian berubah menjadi coklat dan
akhirnya menjadi warna hitam. Dapat tumbuh menyendiri maupun
berkelompok. Pengendalian yang dilakukan dengan menjaga agar tidak
terjadi penyiraman dari atas daun karna akan meningkatkan kelembapan
udara. Penggunaan fungisida dengan bahan aktif mefenoksam dan
mankozeb seperti pada merek fungisida rodomil gold ataupun fungisida
victory 88 WP. Dosis yang dibutuhkan kurang lebih 1-2 gram per liter air.
waktu penyemprotan dilakukan di pagi atau sore hari.
2. Antraknosa (layu bakteri)
disebabkan oleh bakteri dan berkembang pesat terutama pada saat
musim hujan. Penyakit antraknosa menyerang semua bagian tanaman yang
ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna coklat muda, lalu
berubah menjadi coklat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak
akan melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Pengendalian
dilakukan dengan penyemprotan fungisida sistemik dan kontak. Fungisida
sistemik yang digunakan dapat dengan bahan aktif Hidroksida 77%. Petani
mitra perusahaan PT BISI International Tbk biasa menggunakan merek
Copside 77 WP atau Nordox. Takaran dosis 1-3 gram per liter air atau 30
gram per 15 liter (1 tangki). Perlu diperhatikan pada saat pengaplikasian
fungisida tersbut harus diaplikasikan secara terpisah dengan pestisida
lainnya karna mengandung senyawa tembaga (Cu). Waktu penyemprotan
dilakukan setiap 2 hari sekali
39
Gambar 4. 30 Tanaman melon terserang penyakit layu bakteri
(MKI,2023)
3. Layu Fussarium
Penyebab dari penyakit layu fusarium adalah jamur fussarium
oxysporum. Cara jamur fusarium menginfeksi tanaman bermacam macam,
dapat melalui berbagai macam luka terjadi akibat serangan serangga ulat
dan lainnya. Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium adalah ujung
salur menguning dan layu serta mongering. Gejala tersebut kemudian
meluas ke suluruh bagian tanaman dan akhirya tanaman mati.
Pengendalian yang dilakukan untuk menangani jamur fusarium adalah
dengan mencabut tanaman yang terjangkit jamur dilakukan penyemprotan
dengan bahan aktif mankozeb. PT BISI International Tbk manganjurkan
petani mitra untuk menggunakan merek Victory 80 WP.
40
bahan aktif metalaksil seperti yang biasa digunakan adalah merek starmyl
25 WP.
41
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan magang kerja industri yang telah dilakukan selama 4 bulan di PT
BISI International Tbk. menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
Kegiatan magang kerja industri (MKI) ini mahasiswa melaksanakan kegiatan
budidaya melon (Cucumis melo L.) varietas ME 1033 dan ME 1032 di PT
BISI International Tbk mulai dari pembenihan, pembibitan, persiapan lahan
pengelolaan lahan , penanaman dan pemeliharaan. Mahasiswa Magang Kerja
industri (MKI) mengetahui dan mengikuti setiap kegiatan dalam proses
budidaya melon yang dilakukan di PT BISI International.Tbk
PT BISI International Tbk melakukan pengendalian hama secara mekanis dan
kimiawi. Cara mekanis dapat dilakukan dengan cara pembabatan
menggunakan alat sabit sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan
pengaplikasian pestisida. Sehingga tanaman melon dilahan PT BISI
International Tbk tidak terlalu banyak hama
PT BISI International Tbk. melakukan pengendalian penyakit dengan
penyemprotan fungisida sesuai dengan penyakit yang menyerang dengan
dosis yang diperlukan. Sehingga tanaman melon di PT BISI International Tbk
tidak terlalu banyak mengalami serangan penyakit dan menghasilkan buah
melon yang berkualitas
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada P4S Sukatani yaitu :
1. Penerapan pada budidaya melon (Cucumis melo L.) yang sudah sesuai dengan
standart yang diterapkan harus tetap dijaga dan ditaati serta dikembangkan.
Yang bertujuan untuk menjaga hasil produksi melon yang maksimal dengan
kualitas yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Penerapan K3 dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan kinerja
dilahan budidaya yang harus dilaksanakan guna menghindari kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja. Seperti penggunaan sarung tangan, sepatu boot,
dan masker pada saat melakukan kegiatan penyemprotan hama dan penyakit.
42
--halaman ini sengaja dikosongkan--
43
DAFTAR PUSTAKA
Maftuah & Hayati,A. (2019). Pengaruh Persiapan Lahan dan Penataan Lahan
terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum
annum) di Lahan Gambut. Jurnal Hortikultura Indonesia, 102-111.
Martosupono, M., Semangun, H., & Sunbanu, B. (2007). Budidaya Jeruk Keprok
Soe Di Kabupaten Timor Tengah Selatan. AGRIC , 76 - 90.
Yuyun, i., & Syaban, R. A. (2017). THE RATIO OF MALE AND FEMALE
PARENTAL AND ADDITION BORON FERTILIZER IN MALE
PLANT TO THE PRODUCTION AND QUALITY SEED OF SWEET
CORN (Zea mays “saccharata” STURT.). Agriprima, Journal of Applied
Agricultural Sciences., Vol. 1, No. 1, Hal. 1-12.
44