Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan
gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau
seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu,
minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat
ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari (Dedek Iskandar, 2013).

2.2 Jenis-jenis Fluida


Fluida menurut jenisnya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser (Dedek Iskandar,
2013).

b. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran)
(Dedek Iskandar, 2013).

2.3 Prinsip Bernoulli


Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi,
tekanan fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida
rendah, tekanannya menjadi tinggi (Dastiana A.D., 2007).

Gambar 2.1 Asas Bernoulli


Sumber: Dastiana A. D., 2007

2.3.1 Persamaan Bernoulli


Persamaan bernoulli diturunkan berdasarkan anggapan sebagai berikut ini.
a. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi
akibat gesekan adalah nol).
b. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair
adalah konstan).
c. Aliran adalah kontinyu dan sepanjang garis arus.
d. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang.
e. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.
1 2 1 2
p1 + ρ v1 + ρ g h1= p2 + ρ v2 + ρ g h2 . . . Pers (2.1)
2 2

Keterangan:
P1 dan P2 = Tekanan di titik 1 dan 2 (N/m2)
v 1 dan v 2 = Kecepatan aliran dititik 1 dan 2 (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
1
ρv 2 = Energi kinetik persatuan volume di titik 1 (j)
2 1
1
ρv 2 = Energi kinetik persatuan volume di titik 2 (j)
2 2
ρ.g.h1 = Energi Potensial persatuan volume di titik 1 (j)
ρ.g.h2 = Energi Potensial persatuan volume di titik 2 (j)

Persamaan Bernoulli untuk aliran menutup satu dimensi zat cair adalah ideal
dan tidak kompesibel. Persamaan ini merupakan bentuk matematis dari kekentalan
energy di dalam aliran zat cair (Bambang triatmojo,1998).

2
p v . . . Pers (2.2)
z+ + =C
γ 2g

Keterangan:
z = Elevasi (m)
P = Tekanan (Pa)
γ = Berat jenis (N/m3)
v = Kecepatan (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
C = Konstanta

2.3.2 Persamaan Bernoulli untuk Zat Cair Rill ( viskos )


Pada fluida nyata (riil) aliran yang terjadi akan mengalami gesekan dengan
dinding pipa, sehingga akan mengalami kehilangan energi. Kehilangan energi dapat
dibedakan menjadi:
a. Kehilangan energi primer (hf) adalah kehilangan energi karena gesekan
dengan dinding batas/pipa.
b. Kehilangan energi sekunder (he) adalah kehilangan energi karena perubahan
tampang lintang aliran.

Kehilangan tenaga yang disebabkan karena gesekan disebut dengan kehilangan


tenaga primer, sedang- kan karena perubahan tampang aliran dikenal sebagai
kebilangan tenaga sekunder. Untuk pipa sangat panjang kehilangan tenaga primer
jauh lebih besar dari kehilangan tenaga sekunder, sehingga sering kehilangan tenaga
sekunder diabaikan. Kehilangan tenaga biasanya dinyatakan dalam tinggi zat cair.
Dengan memperhitungkan kedua kehilangan tenaga tersebut, maka persamaan
Bernoulli antara dua tampang aliran (titik 1 dan 3) menjadi:

Kehilangan tenaga dinyatakan dalam bentuk berikut:

2
v . . . Pers (2.3)
h f =k
2g

Keterangan:
hf = Kehilangan energi (m)
k = Konstanta
v = Kecepatan (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

Untuk kehilangan tenaga primer:

L . . . Pers (2.4)
k=f
D
Keterangan:
k = Konstata
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)

Untuk Kehilangan tenaga sekunder:

( )
2
A
k = 1- 1 . . . Pers (2.5)
A2

Keterangan:
k = Konstanta
A1 = Luas penampang pipa hulu (m2)
A2 = Luas penampang pipa hilir (m2)

Dalam memperhitungkan kehilangan tenaga sekunder, v adalah kecepatan


aliran di pipa 1 (hulu). Karena adanya kehilangan tenaga akibat gesekan maka garis
tenaga akan selalu menurun ke arah aliran (Bambang Triatmojo, 1993).

2.3.3 Persamaan Bernoulli untuk Head ( s )


Persamaan bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari head kecepatan dan head
ketinggian adalah sepanjang garis arus. (Adi Weko Suryawan,2014).

P 1 W 2 P2
+ + =Konstan . . . Pers (2.6)
ρ 2g ρ

Keterangan:
P1 = Tekanan 1 (N/m2)
P2 = Tekanan 2 (N/m2)
W = v = Laju aliran (m/s)
ρ = Massa jenis (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Untuk kondisi di atas dimana terdapat h1 dan h2 maka persamaannya

W1 W2
h1 =h2+ hf . . . Pers (2.7)
γg γg

keterangan:
h1 = Head 1(m)
h2 = Head 2 (m)
W1 = v2 = Laju aliran pada section 1 ( m/s )
W2 = v2 = Laju aliran pada section 2 ( m/s )
γ = Berat jenis (N/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
hf = head loss (m)
P = Tekanan (N/m2)

2.5.4 Persamaan Bernoulli pada titik ukur melintasi garis arus

v2

P+∫ ❑ dv +b=konstan melewati garis arus


R . . . Pers (2.8)

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
R = Jarak antara Tekanan (m)
v = Kecepatan (m/s)

2.4 Debit
Jumlah zat cair yang mengalir melalui tarnpang lintang aliran tiap satu satuan
waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam
volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik
(m3/d) atau satuan yang lain (liter/detik, liter/menit, dsb) (Bambang Triatmojo, 1993).
Jika pipa dengan penampang L, luas penampang A, dan kecepatan aliran v.
Dalam suatu ukuran penampang tertentu tersebut, mengalir sejumlah air setiap
satu satuan waktu. Besaran yang menyatakan jumlah (volume) fluida yang
mengalir melalui sebuah penampang dengan ukuran tertentu disebut dengan Debit
(Mark Davids dkk, 1995).

Secara matematis debit dituliskan,

V
Q= . . . Pers (2.9)
t

Keterangan:
Q = Debit (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)

Apabila tampang aliran tegak lurus pada arah aliran adalah A, maka debit
aliran dirumuskan:

Q=A. v . . . Pers (2.10)


Keterangan:
Q = Debit (m3/s)
A = Luas penampang (m2)
v = Kecepatan (m/s)

2.5 Volume
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak
ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang
beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan
misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan
misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk menentukan massa
jenis suatu benda. Ada berbagai cara untuk mengukur volume benda.
Untuk mengukur volume suatu zat cair digunakan alat transparan seperti gelas
ukur atau gelas ukur, buret dan pipet, umumnya mempunyai skala bertahap
sentimeter kubik atau ml. Dalam benda padat dengan bentuk teratur, itu diukur
dengan dimensinya dan diperoleh dengan menerapkan rumus matematika yang
sesuai. Contohnya; Untuk bangun tiga dimensi seperti kubus atau paralelepiped,
volume adalah produk dari tiga dimensi (panjang, lebar dan tinggi). Selain itu,
volume gas juga dapat diukur dengan menyimpannya di air atau cairan lain,
mengukur jumlah yang dipindahkan. Konsep volume berhubungan dengan kapasitas.
Kapasitas mengacu pada proporsi sesuatu, di mana yang lain bisa ditampung. Satuan
kapasitas adalah liter, yang pada akhirnya setara dengan satuan volume dalam
keadaan cair, atau yang disebut desiliter kubik.
Secara matematis, Volume di rumuskan sebagai berikut:

V =Q . t . . . Pers (2.11)

Keterangan:
V = Volume (m3)
Q = Debit (m3/s)
t = Waktu (s)

2.6 Kecepatan
Dalam konsep gerak ada beberapa hal yang terkait antara lain kedudukan,
waktu, kecepatan dan percepatan benda tersebut. Jika suatu benda bergerak , maka
benda tersebut dapat dikatakan memiliki kecepatan, yaitu seberapa cepat
kedudukan benda tersebut berubah. Definisi kecepatan adalah perubahan kedudukan/
perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu (Choirun Nisa dkk, 2014).
Gambar 2.2 Kecepatan pada motor
Sumber: www.vlaby.com

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

s . . . Pers(2.12)
v=
t

Keterangan:
v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak (m)
t = Waktu tempuh (s)

2.7 Waktu
Menurut ilmu fisika waktu adalah dimensi yang memungkinkan dibedakannya
dua peristiwa identik namun berlainan yang berlangsung pada titik yang sama dalam
ruang (space time). Selang antara dua peristiwa tersebut membentuk pengukuran
dasar pengukuran waktu. Mengenai tujuan umum, waktu sesuai putaran bumi pada
sumbunya memberikan satuan jam (day) dan peredaran bumi mengelilingi matahari
(year) memberikan satuan kalender. Sedangkan tujuan ilmiah, waktu didefinisikan
dalam istilah frekuensi adalah suatu radiasi elektromagnetik tertentu (second)
(Kaifer, 1967).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

s
t=
v . . . Pers(2.13)
Keterangan:
t = Waktu tempuh (s)
s = Jarak (m)
v = Kecepatan (m/s)

Sedangkan untuk mencari waktu rata-rata, dirumuskan dengan:

t1 + t2 + … + tn . . . Pers(2.14)
t =
n

Keterangan :
t = Waktu rata-rata (s)
t1 = Pengukuran waktu pertama (s)
t2 = Pengukuran waktu kedua (s)
tn = Pengukuran waktu ke-n (s)
n = Banyak pengukuran waktu (s)

2.8 Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya tiap satuan luas yang
diberikan secara tegak lurus. Apabila gaya terdistribusi secara merata pada suatu
luasan, maka tekanan dapat ditentukan dengan membagi gaya dengan luas,
yang diberikan oleh bentuk berikut ini.

F
P= . . . Pers (2.15)
A

Keterangan:
P = Tekanan (kgf/m2 atau N/m2)
F = Gaya (kgf atau N)
A = Luas (m2)

2.8.1 Tekanan Statis


Pada tekanan diam, tekanan yang bekerja dengan sama besar kesegala arah,
karakteristik ini membuat fluida dapat transmisikan gaya sepanjang pipa atau
penampang pipa atau tabung. Ketika sebuah gaya diperlukan pada fluida diam dalam
sebuah pipa maka gaya akan ditransmisikan hungga ujung pipa. Jika terdapat gaya
yang transmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah
resultan. (Bambang triatmojo,1998)

Gambar 2.3 Tekanan statis


Sumber: studiobelajar.com

2.8.2 Tekanan Dinamis


Jika fluida dalam keadaan bergerak maka suatu tegangan yang timbul disetiap
kelilingnya akan bergantung pada pergerakan. Sehingga jika pada pengukuran
besarnya tekanan dalam air yang mengalir dalam pipa yang tertutup. Kita mungkin
dapat memperoleh besarnya tekanan yang mungkin berada dengan keadaan setelah
pipa dibuka (Bambang triatmojo,1998).
Fluida dinamis atau hidraulika yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat cair
atau fluida yang bergerak tekanan dinamis adalah tekanan yang dialami akibat
pergerakan fluida akan mengakibatkan tekanan akan berbeda pada bagian-bagiannya
tergantung kecepatan pada fluidanya. Tekanan dinamis dirumuskan sebagai berikut:
(Bambang triatmojo,1998)

P = ρ+ (
P. v
2
. . .Pers
¿
(2.16) 2

Keterangan:
P = Tekanan (pa)
ρ = Masssa Jenis (Kg/m3)
v = Kecepatan (m/s)

Jika suatu fluida dalam keadaan bergerak maka tekanan yang timbul pada
setiap kelilingnya akan tergantung pada pengerukannya, sehingga jika kita mengukur
besarnya suatu tekanan dan air.
2.8.3 Tekanan Total
Tekanan total sangat dipengaruhi oleh tekanan statis dan dinamis. Dimana
tekanan total merupakan gabungan dari tekanan total dan tekanan dinamis. Tekanan
total dapat dirumuskan sebagai berikut:

P= ρ. g . h
. . .Pers
(2.17)

Keterangan:
P = Tekanan (Pa)
ρ = Massa Jenis (Kg/m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
h = Tinggi Tekanan Fluida (m)

Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimanfaatkan, fluida dapat
dihasilkan tekanan normal pada sebuah permukaan yang terkontak dengannya pada
keadaan diam (statis), tekanan tersebut bersiap stotate yaitu bekerja dengan besar
yang sama kesegala arah dan karakteristik yang membuat fluida dapat langsung
mentransmisikan gaya sepanjang satuan pipa atau tabung, yaitu jika sebuah fluida
dalam sebuah pipa, maka yang tersebut akan secara langsung dapat ditransmisikan
hingga ujung.
Oleh karena itu persamaan matematis dari tekanan total adalah tekanan
dinamis dijumlahkan dengan tekanan statis.untuk lebih jelasnya perhatikan rumus
berikut ini (A. Aribowo, 2010).
htotal = hdinamis + hstatis . . .Pers
(2.18)

Keterangan:
htotal = Tekanan Total (pa)
hdinamis = Tekanan Dinamis (pa)
hstatis = Tekanan Statis (pa)

2.8.4 Tekanan Hidrostatik


Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini
terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan
sebuah cairan tergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi
juga menetukan tekanan air tersebut. Hubungan ini di rumuskan sebgagai berikut:
(Bambang triatmojo,1998).

Ph=ρ . g .h
... Pers (2.19)

Keterangan:
Ph = Tekanan hidrostatik (Pa. N/m2)
ρ = Massa Jenis (kg/m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)

Karena sifatnnya yang tidak dapat dengan mudah dimampaatkan, fluida dapat
menghasilkan tekanna normal pada semua permukaan yang terkontak dengannya.
Pada keadaan diam ( statis ), tekanan tersebut bersifat isotok yaitu bekerja dengan
besar yang sama kesegala arah. Karakteristik itu membuat fluida dapat
mentransmisikan gaya-gaya disepanjang sebuah pipa atau tabung yaitu sebuah gaya
diberlakukan pada fluida dasar sebuah pipa maka gaya tersebut akan ditransmisikan
hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya yang di transmisikan maka fluida akan
bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan. Tekanan hidrostatik
adalah tekanan yang di lakukan zat cair pada bidang dasar, tampaknya gaya yang
bekerja pada sebuah bejana tidak tergantung pada dasat bentuk bejana, tetapi
tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa jenis zat cair ( ρ ) di
dalam bejana. Persamaannya dalah : (Bambang triatmojo,1998)

Pt =P o+ Ph
. . . Pers (2.20)

Keterangan:
Pt = Tekanan Total (pa)
Po = Tekanan Udara Luar (pa)
Ph = Tekanan Hidrostatik (pa)

Hukum utama hidrostatik menyatakan bahwa semua titik yang berada pada
bidang datar yang sama dalam fluida homogeny memiliki tekanan total yang sama
walaupun bentuk setiap tabung yang berbeda. (Bambang triatmojo,1998)

2.9 Instrumentasi dari Pengukuran


Alat venturi meter dalam sebuah industri dan laboratorium ilmiah untuk
mengukur laju aliran cairan. Alat venturi dapat dinyatakan untuk mengukur laju
aliran volumentrik Q. (Bambang Triadmojo, 1993 )

Contoh meteran venture dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4 Venturi


Meter
Sumber: Septriani Dwie Saputri, 2009

Gambar 2.5 Sketsa venturi meter


Keterangan :
A : Bagian masuk E : Lubang ke ruang piezometer
B : Bagian leher F : Lubang sadap tekanan hulu
C : Bagian keluar H : Pelapis
D, G : Ruang piezometer I : Lubang sadap tekanan hilir

Luas Penampang :
A1 = 25 mm x 25 mm = 625 mm²
A2 = 22 mm x 25 mm = 550 mm²
A3 = 18 mm x 25 mm = 450 mm²
A4 = 14 mm x 25 mm = 350 mm²
A5 = 9 mm x 25 mm = 225 mm²
A6 = 8 mm x 25 mm = 200 mm²
A7 = 9 mm x 25 mm = 225 mm²
A8 = 13 mm x 25 mm = 325 mm²
A9 = 16 mm x 25 mm = 400 mm²
A10 = 20 mm x 25 mm = 500 mm²
A11 = 23 mm x 25 mm = 575 mm²
A12 = 25 mm x 25 mm = 625 mm²
Meter ini terbuat dari bagian masuk A yang merupakan flens, yang terdiri dari
bagian produk berbentuk silinder dan kerucut terpotong, bagian leher B berflens, dan
bagian keluar C juga berflens, dan terdiri dari kerucut terpotong yang panjang (Flens
= penyambung potongan-potongan pipa).
Pada bagian hulu, pada persambungan antara bagian silinderdan bagian yang
berbentuk kerucut, terdapat ruang annulus D dan beberapa lubang kecil E yang dibor
dari bagian dalam tabung sampai keruang annulus itu. Cincin annulus dan luba-
lubang kecil itu merupakan cincin piezometer (piezometer ring), yang fungsinya ialah
untuk meratakan takenan-tekanan yang disalurkan oleh setiap lubang kecil. Tekanan
rata-rata itu lalu ditrensmisikan melalui sambungan untuk tekanan hulu F.
Pada bagan leher ada lagi sebuat cincin piezometer yang dibentuk dengan
ruang annulus integral G dan pelapis H. Pelapis tersebut dibor puladengan teliti dan
diselesaikan hingga membentuk diameter tertentu, karena ketelitian meteran itu akan
berkurang bilaleher itu tidak dibuat dengan toleransi yang sangat ketat. Tekanan
leher itu lalu ditransisikan melalui penyadap tekanan I. Sebuah manometer atau alat
lain untk mengukur tekanan lalu dipasang lubang sadap F dan I.
Dalam meteran venturi, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya berkurang
di dalam kerucut sebelah hulu. Penurunan tekanan di dalam kerucut huulu itu lalu
dimanfaatakan, sebagimana penguraiannya, untuk mengukur laju aliran melalui
instrument itu. Kecepatan fluida kemudian berkurang lagi dan sebgaian besar tekanan
awalnya kembali pulih didalam kerucut sebelah hilir. Agar pemulihan tekanan itu
besar, sudut jerucut hilir C dibuat kecil, sehingga pemisahan lapisan batas dapat
dicegah dan gesekan pun minimum. Oleh karena itu, pada bagian yang
penampangnya mengecil tidak ada pemisahan, maka kerucut hulu dapat dibuat lebih
pendek dari pada kerucut hilir. Gesekannyapun kecil. Dengan demikian ruang dan
bahan pun dapat dihemat. Walaupun meteran venturi dapat digunakan juga untuk
mengukur gas, namun alat ini biasanya digunakan untuk mengukur zat cair, terutama
air, pengolahan dibawah ini tebatas pada fluida inscompressible (Septriani Dwie
Saputri, 2009).

2.10 Aplikasi Bernoulli Dalam Kehidupan Sehari-hari


Adapun pengaplikasian bernoulli dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
2.10.1 Penyemprot Nyamuk

Gambar 2.6 Penyemprot nyamuk


Sumber: Adheala Nathasya dkk, 2012
Jika pengisap pompa T ditekan, maka udara yang melewati pipa venturi A
akan memiliki kelajuan yang besar. Oleh karena kelajuan aliran udara pada pipa
venturi besar, tekanannya akan menjadi rendah sehingga cairan obat nyamuk yang
bertekanan lebih tinggi yang ada pada tabung B akan naik dan ikut bersama udara.
Semakin besar gaya yang diberikan pada pengisap T, maka semakin besar laju udara
pada venturi dan semakin banyak pula cairan obat nyamuk yang keluar bersama
udara (Adhela Nathasya dkk, 2012).

2.10.2 Karburator

Gambar 2.7 Karburator mobil


Sumber: Adheala Nathasya dkk, 2012
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan
udara, kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk
tujuan pembakaran.
Prinsip kerja karburator adalah sebagai berikut, penampang pada bagian atas jet
menyempit, sehingga udara yang mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan
yang tinggi. Sesuai asas Bernoulli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan di dalam
tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa bahan
bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin (Adhela Nathasya dkk,
2012).

2.10.3 Tabung Pitot

Gambar 2.8 Tabung pitot


Sumber: Adheala Nathasya dkk, 2012

Berbeda dengan tabung venturi, tabung pitot memiliki luas penampang yang
sama. Pada tabung pitot, ada bagian dari pipa menometer yang menembus ke dalam
tabung. Pipa manometer yang menembus pitot tersebut dihadapkan kea rah
datangnya fluida. Dengan demikian, fluida yang mengalir akan menekan permukaan
raksa yang menempati pipa kiri manometer.
Pada umumnya, tabung pitot dipakai untuk mengukur kecepatan udara atau gas
di dalam pipa tertutup. Dengan mengukur perbedaan tinggi permukaan raksa di
dalam manometer, dapat ditentukan kelajuan fluida di dalam tabung pitot (Adhela
Nathasya dkk, 2012).
2.10.4 Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh
generator.Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air
merupakan peralatan utama selain generator. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam
mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi (Ilham, 2017).

Gambar 2.9 Turbin air


Sumber: www.marketmedan.com

2.10.5 Plumbing
Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk
menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air bekas (kotor)
dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya, untuk mencapai
kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan (Gumilar, 2011).

Gambar 2.10 Plumbing


Sumber: www.kolambali.com
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Madadina Dwi; Suherman, Andri; Antarnusa, Ganesha. Rancang Bangun
Alat Praktikum Hukum Bernoulli Pada Fluida Ideal. In: Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Fkip. 2019. P. 379-382.
Dyaksa, Gilang Argya. "Pengaruh Convergent Dan Convergent-Divergent Nozzle
Terhadap Entrainment Ratio Dan Expansion Ratio Pada Steam
Ejector." Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (2016).
F, K. Ge. (1967). Pengertian Waktu. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., 12–28.
Gumilar, G. (2011). Perencanaan Plumbing Air Bersih Dan Air.
Ilham, M. M. (2017). . Program Studi Teknik Mesin Fakultas. 01(03), 4–15.
Isnani, Habibah Zilul, Indrawati Indrawati, And Subiki Subiki. "Model Learning
Cycle 5e Dalam Pembelajaran Fluida Dinamis Di Sma (Kajian Pada
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar)." Jurnal Pembelajaran Fisika 7.1
(2018): 38-45.
Jati, Bambang Murdaka Eka. Pengantar Fisika 1. Ugm Press, 2018.
Kodoatie, R. J. "Hidrolika Terapan. Penerbit Andi, Yogyakarta. Loebis, Joesron.
1987." Banjir Rencana Untuk Bangunan Air (2002).
Marsis, W., & Toro, I. (2007). Perancangan Mesin Bending Dengan Memanfaatkan
Sitem Dongkrak Hidrolik Sederhana. Jurnal Mesin Teknologi, 42–51.
Suarda, Made, And I. K. G. Wirawan. "Kajian Eksperimental Pengaruh Tabung
Udara Pada Head Tekanan Pompa Hidram." Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Cakram 2.1 (2008): 10-14.
Sultan, A. D., Rizky, R., Hidayat, H., Mulyani, S., & Yusuf, W. A. (2020). Analysis
Of The Effect Of Cross-Sectional Area On Water Flow Velocity By Using
Venturimeter Tubes. Jurnal Pendidikan Fisika, 8(1), 94–99.
Https://Doi.Org/10.26618/Jpf.V8i1.3199
Triatmodjo, Bambang. "Hidraulika 1." Beta Offiset Yogyakarta. Yogyakarta 186
(1995).

Anda mungkin juga menyukai