A. PENGERTIAN
Sindrom koroner akut adalah suatu kondisi terjadi pengurangan aliran darah ke
jantung secara mendadak. Beberapa gejala dari sindrom ini adalah tekanan di dada
seperti serangan jantung, sesak saat sedang beristirahat atau melakukan aktivitas fisik
ringan, keringat yang berlebihan secara tiba-tiba (diaforesis), muntah, mual, nyeri di
bagian tubuh lain seperti lengan kiri atau rahang, dan jantung yang berhenti mendadak
(cardiac arrest).
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah kejadian kegawatan pada pembuluh
darah koroner yaitu suatu fase akut dari Angina Pectoris Tidak Stabil/ APTS yang
disertai Infark Miocard Akut/ IMA gelombang Q (IMA-Q) dengan non ST elevasi
(NSTEMI) atau tanpa gelombang Q (IMA-TQ) dengan ST elevasi (STEMI) (Gambar
1) yang terjadi karena adanya trombosis akibat dari ruptur plak aterosklerosis yang tak
stabil. Sindrom Koroner Akut (SKA) tersebut merupakan suatu sindrom yang terdiri
dari beberapa penyakit koroner yaitu angina tak stabil (unstable angina), infark
miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun angina pektoris
pasca infark atau pasca tindakan intervensi koroner perkutan ditandai dengan
manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai akibat dari iskemia
miokardium.
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Jantung
Jantung berupa otot, berbentuk kerucut, berongga, basisnya berada di
bawah dan apeksnya berada diatas, terletak didalam toraks antara kedua paru-
paru di belakang sternum lebih condong ke arah kiri dari pada kearah kanan
(Gambar 2). Terletak di intercosta ke 3 dan ke 4 2 jari sebelah sternum.
Jantung orang dewasa seberat 220 sampai 260 gram. Jantung normal
berdenyut rata-rata 70 kali per menit, dan tiap berdenyut memompakan 60 cc
darah ke pembluh nadi dengan tekanan sampai 130 mmHg.
Ventrikel kiri untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan ventrikel kanan
untuk memompa jantung ke paru-paru. Atrium kiri untuk menerima darah
dari paru-paru dan atrium kanan untuk menerima darah dari seluruh tubuh
(Gambar 4).
Jantung memiliki 4 katup. Dua katup menghubungkan atrium dengan
ventrikel kanan disebut Tricuspid serta katup yang menghubungkan atrium
dan ventrikel kiri disebut katup Mitral. Sedangkan dua buah yang lain
mengatur aliran darah keluar jantung dari ventrikel kiri dan kanan yang
disebut katup aorta dan katup pulmonary. Katup-katup jantung membuka dan
menutup aliran darah dalam rongga jantung, agar mengalir ke satu arah
mencegah terjadi arus balik (Gambar 5).
Suatu sistem listrik pada jantung yang terdiri dari simpul-simpul
Sinoatrial node (SA) dan Atrioνentricular node (AV) serta serabut saraf, yaitu
kelompok jaringan khusus yang secara periodik dan teratur mencetuskan dan
menuebarkan aliran listrik yang berfungsi sebagai pengatur irama jantung dan
penghantar rangsangan liistrik yang menyebabkan jantung dapat berdenyut
secara otomatis dan teratur (Gambar 6).
2. Pembuluh Darah
Arteri bermula dari aorta yang berada di ventrikel kiri kemudian aorta
bercabang menjadi lebih kecl hingga yang paling kecil yaitu kapiler yang
merupakan sarana yang digunakan untuk pertukaran gas O 2 dan CO2 serta
nutrisi ke jaringan, kemudian masuk ke pembuluh vena dimana darah yang
kurang O2 dan nutrisi kembali ke jantung. Arteri memiliki sifat elastis yang
sangat penting dalam pengendalian tekanan darah, dindingnya tebal dan
berotot. Namun, vena tidak mendapat tekanan yang tinggi sehingga tidak perlu
berkonstruksi sedemikian kuat. Dengan demikian, vena berdinding relatif
tipis.
(Gambar 8)
a. Sistem Peredaran Darah Kecil
Dari ventrikel kanan, darah mengalir ke paru-paru melalui
katup pulmonic untuk pertukaran gas dan pemberian nutrisi ke paru-
paru kemudian masuk ke atrium kiri. Darah yang masuk ke atrium
kanan memiliki kadar O2 yang rendah dan kadar CO2 yang tinggi
b. Sistem Peredaran Darah Besar
Dari ventrikel kiri darah dipompakan keseluruh tubuh melewati
aorta serta memasuki pembuluh nadi utama. Kemudian, darah kembali
ACS adalah rangkaian yang menunjukkan hubungan antara plak yang rapuh
dengan arteri koronaria. Akibat dari ruptura plak aterosklerosis dan penurunan aliran
darah koronaria dapat terjadi gagal jantung mendadak atau kematian jantung
mendadak yang bisa menjadi manifestasi awal ACS yang menyebabkan kematian.
Pencetus kejadian ACS diyakini berupa ruptura atau erosi plak ateroskeloris
dalam arteri koronaria akibat inflamasi yang diikuti oleh trombosis. Ruptura ini
mengakibatkan pengaktifan, adhesi dan agregasi trombosit serta mengaktfkan bekuan
yang melekat pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan pembentukan
trombus oklusif. Trombosis setempat, setelah plak mengalami ruptura, terjadi karena
interaksi kompleks antara faktor pembekuan darah, inti plak yang berupa lipid, sel
otot halus yang terpajan, makrofag dan kolagen.
Sebagai respons terhadap terganggunya dinding endotel, trombosit mengalami
agregasi dan melepaskan isi granular, yang selanjutnya mempercepat agregasi
trombosit dan meningkatkan vasokonstriksi serta pembentukan trombus. Jika proses
ini menimbulkan okulasi total pada arteri, infark miokardium akut dengan elevasi
segmen ST (STEMI) akan terjadi Sebaliknya, jika proses menimbulkan stenosis berat
tetapi pembuluh arteri tetap paten, angina tidak stabil terjadi. Vasopasme arteri
koronaria dapat menyebabkan ketidakstabilan vakular dengan mengubah plak
koronaria yang sudah ada, yang menyebabkan gangguan pada tunika intima dan
penetrasi makrofag atau agregasi trombosit. Proliferasi dan migrasi sel otot halus yang
cepat sebagai respons terhadap cedera endotel dapat menimbulkan penyempitan arteri
koronaria dan gejala iskemia
E. PENATALAKSANAAN
Pasien harus dipindahkan ke unit perawatan koroner (CCU) untuk monitoring, namun
penatalaksanaan awal tidak boleh ditunda selama menunggu pemindahan ke CCU :
1. Analgesia dengan opiat
2. Oksigen melalui masker
3. Aspirin segera, dikunyak tidak boleh ditelan
selama 3-6 bulan setelah terjadi MI dinding anterior luas atau kerusakan
ventrikel kiri berat.
b. Gagal jantung kronis : perbaikan struktur ventrikel kiri setelah MI bisa
memperburuk dan tidak memperbaiki fungsi ventrikel kiri. Obati dengan
inhibitor ACE, diuretik, bloker 4 dengan pengawasan, spironolakton.
c. Takikardia ventrikel bisa terjadi ≥ 24 jam dan menunjukkan bahwa
jaringan parut miokardial merupakan substrat untuk sirkuit re-entri.
Bloker4 dan amiodaron bisa membantu, namun jika terjadi gangguan
fungsi ventrikel kiri atau kolaps, risiko terjadinya serangan jantung
G. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. Karno Pekerjaan : Olahragawan
Umur : 55th Alamat x
Jenis kelain : Laki-laki Nomor register : D455
Agama : Islam Tanggal Masuk RS: 16 September 2013
Suku : Jawa Dx Medis : Acute Coronary
Kebangsaan : Indonesia Syndrom
Pendidikan : SMA
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny ”P”
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat x
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Istri Pasien
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri dada sebelah kiri, dan
menjalar sampai punggung hingga lengan kiri. Dirasakan setelah berolahraga
badminton 2 jam yang lalu
Pernapasan : 32 x/menit
BB : 85 kg
TB : 170 cm
Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala kotor, tak ada
lesi, wajah menyeringai menahan nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut dan tidak ada massa pada
mulut
7) Leher
Inspeksi : leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada
Inspeksi : terjadi retraksi dada, pengunaan otot bantu pernafasan, tidak
ada lesi pada dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada,
fokal, premitus kanan dan kaki berbeda, pasien mengalami
palpitasi
Perkusi : Paru-paru suaranya sonor
Auskultasi : Paru-paru vesikuler, jantung suaranya redup, jantung
terdengar suara jantung S2 galop
9) Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris,
Auskultasi : bising usus normal 35 x/menit
Perkusi : Suara perkusi perut tympani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada perut
g. Nutrisi
Pasien mengatakan jika tidak sakit, dalam satu hari dapat makan 2-3 X/hari
dan sering porsi normal dengan lauk dan sayur serta buah kadang-kadang,
namun sejak sakit pasien hanya mampu menghabiskan makanan yang
disediakan rumah sakit ± 1/4 porsi dan air putih 4 gelas
i. Istirahat tidur
BAK 5-7x/hari. Saat sakit BAB pasien 1 x sehari dengan konsistensi lembek,
BAK 2x/hari. ± 100 cc.
l. Pola konsep diri
• Perandiri : penyakitnyamenyebabkanpasienkehilanganperandirinyabaik
di keluarga/ masyarakatdanlingkungan.
2. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : ST elevasi pada lead II, III, aVF
2. Pemeriksaan Laboratorium
• PCI / fibrinolitik
3. Analisa Data
• suhu : 360 C
• TD : 130/80 mmHg
• RR : 32 x/menit
DS
Pola nafas tidak hiperventilasi
1. Pasien mengatakan
mengalami kesulitan efektif
bernafas
DO :
1. Bunyi jantung 2 galopp
2. Pasien mengalami nafas
pendek
3. Pasien tampak gelisah
4. Vital sign
- TD : 130/80 mmHg
- RR : 32 x/menit
DS: Ansietas Ancaman kematian
Klien mengatakan:
1.nyeridadasebelahkiri
secaramendadak dan
menjalar ke bahu sebelah
n oksigen GDA
5. Kolaborasi :
Berikan terapi
reperfusi obat
fibrinolitik
2.Nyeri yang Nyeri berkurang 1. Observasi
berhubungan setelah dilakukan karakteristik, 1. Karena nyeri berat
dengan: Iskemia tindakan perawatan lokasi, waktu, dapat menyebabkan
syok
jaringan sekunder selama 3x24 jam, dan 2. Istirahat dapat
terhadap sumbatan dengan kriteria hasil: perjalanan rasa menenangkan klien
arteri coroner. 1. Nyeri dada nyeri apabila terdapat
Kemungkinan berkurang misalnya dada tersebut. nyeri
dibuktikan oleh : dari skala 8 ke 4 2. Anjurkan pada 3. Nafas dalam dapat
m pemberian
analgetik
3. Penurunan Curah
Setelah dilakukan 1. kaji atau nyeri 1. adanya nyei dada
Jantung
asuhan perawatan dada menunjukkan
berhubungan
selama 3×24 jam (intensitas, belum efektifnya
dengan penurunan
diharapkan tingka lokasi, pompa jantung
kontraktivitas
tefektifitas pompa penyebaran, pasien, dan sejauh
miokard
jantung pasien durasi dan mana terapi yang
dalam 4. antikoagulan
pemberian dapat
antikoagulan meringankan
kerja jantung
4. Intoleransi Terjadi peningkatan 1. Catat 1. Respon pasien
aktifitas dalam toleransi pada klien frekuensi jantu terhadap aktivitas
pemenuhan setelah dilaksanakan ng, irama, dan dapat
kebutuhan sehari- tindakan keperawatan perubahan TD mengindikasikan
hari. dapat selama 4x24 jam di RS selama dan penurunan oksigen
5.Ansietas yang
Menghilangkan 1. Kaji 1. Data
berhubungan dengan
kecemasan selama dokumentasi dan tersebutmemberika
ancaman kematian
2x24 jam perawatan laporkan kepada ninformasimengena
dengan criteria hasil: dokter tingkat iperasaansehatsecar
1. Kecemasan kecemasan pasien aumumdanpsikolog
berkurang serta keluarganya, issehinggagejalapas
2. Pasien dan serta mekanisme caterapidapatdiban
Berikanpengobata EKG
n yang dapatmendeteksiare
tepatpadaperawat tmiadini
ankhususaretmia. 3.
3. aretmiamemberikec
laporkanadanyade enderunganberkura
nyutdaniramajant ngnyacurahjantung
ung abnormal denganpeningkatan
padadokter aliranbalik vena
pemberian 4. meningkatkan
obat untuk relaksasi/istirahat
mengurangi dan menurunkan
cemas rasa cemas
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar 1. ST elevasi
Disusun oleh:
Ade Nurhalimah P07120112041
Agus Hardi Nata P07120112042
Anggi Wibisono P07120112043
Anggih Shulchan Yoga Kusuma P07120112044
Anisa Nurul Khasanah P07120112045
Annisa Rahmatiah P07120112046
Aprilia Rizky Arifiani P07120112047
Berlin Devina Sriyadi P07120112048
Betty Retna Ningsih P07120112049
Clara Tyas Eviningrum P07120112050
@RTRSEG IBPBTEZEXEG
4>53