Anda di halaman 1dari 19

IPM

IPM merupakan indikator komposit yang dibentuk oleh:


- indeks kesehatan
- indeks pendidikan
- indek pengeluaran

Formula : IPM = 1/3 ( I kesehatan + I pendidikan + I pengeluaran )


Dimensi Indeks Dimensi Indikator Minimal Maksim
Angka Harapan
Umur panjang,
Indeks Kesehatan Hidup waktu lahir 25 85
sehat
( AHHo )
Indeks Indeks Angka Melek Huruf
0 100
Pendidik Melek Huruf ( AMH )
Pengetahuan
an Indeks RLS Rata-rata Lama
0 15
Sekolah ( MYS )
Pengeluaran per 300.000
Indeks Pengeluaran kapita riil yang (1996) dan
Hidup Layak 732.720
disesuaikan dengan 360.000
PPP (Rp) (1999, 2002)

Indeks Kesehatan, dihitung berdasar Angka Harapan Hidup penduduk ( AHHo )


Nilai mini-max AHHo adalah 25 dan 85
Bila AHHo = 70, maka
I kesehatan = (AHHo – AHHo min) / (AHHo max – AHHo min) = (70 – 25) / (85 – 25) = 0,75 = 75%

Indeks Pendidikan
 Gabungan dari: Indeks Melek Huruf dan Indeks Lama Sekolah
Rumus: I Pendidikan = 2/3 (I MH) + 1/3 (I LS)
 I MH dihitung berdasar AMH (Angka Melek Huruf) penduduk 15 thn keatas, mini-max
= 0 dan 100
Bila AMH = 64,5 maka I MH (Melek Huruf) = (64,5 – 0) / (100 – 0) = 0,645 =
64,5%

1
 I LS (Lama Sekolah) berdasarkan RLS (MYS/ mean years of schooling)
penduduk 15 tahun ke atas, minimax = 0 dan 15
Bila MYS = 7,5 m maka I LS = (7,5 – 0) / (15 – 0) = 0,50 = 50%
 Dari contoh diperoleh Indeks Pendidikan:
Indeks Pendidikan = 2/3 (64,5) + 1/3 (50) = 43 + 16,7 = 59,7%
 Angka Melek Huruf : AMH = A / B * 100
A = Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa baca tulis
B = Jumlah total penduduk usia 15 tahun ke atas
RLS = ∑ (Pi . K) / Pi

Jenjang Pendidikan Konversi


Tidak sekolah/ tidak tamat SD 0
SD 6
SMP 9
SMA 12
D1 13
D2 14
D3 15
S1 16
S2 18
S3 21

Indeks Pengeluaran
 Dihitung berdasar data pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan ( X )
Tahapan menghitung Indeks Pengeluaran :
- menghitung pengeluaran nominal per kapita ( A )

- menyesuaikan nilai A atas dugaan terjadinya under estimate ( B )

- hitung nilai riil B dengan memanfaatkan IHK ( C )

- hitung PPP (Purchasing Power Parity) dari 27 komoditi ( D )

PPP = Paritas Daya Beli


Yix = pengeluaran komoditi- i di wilayah pengamatan- x
Pi = harga komoditi - i di wilayah standar (Jakarta Selatan)
Qix = volume komoditi - i (unit) di wilayah pengamatan- x
- membagi nilai C dengan PPP hasil standarisasi antar daerah ( E )
2
.- adjusted nilai E dengan formula ATKINSON untuk memperoleh nilai X

Formula ATKINSON

 bertujuan untuk menyesuaikan nilai E (hasil bagi C dengan PPP) shg dihasilkan X
sebagai pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan.

 Formula ATKINSON:
X = E jika E < Z
X = Z + 2(E - Z) jika Z < E < 2Z
X = Z + 2(Z)1/2 + 3(E - 2Z)1/3 jika 2Z < E < 3Z
X = Z + 2(Z)1/2 + 3(Z)1/3 + 4(E - 3Z)1/4 jika 3Z < E < 4Z
Dimana:
E = PPP dari nilai riil per kapita
Z = batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar
Rp 549.500 per kapita per tahun atau Rp 1.500 per kapita per hari

Contoh :
Pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan = X = 619.900
Indeks Pengeluaran = (619.900 – 360.000) / (732.720 – 300.000) = 0,601 = 60,1%

27 jenis komoditi :
Satua
No Jenis No Jenis Satuan
n
1 Beras lokal Kg 14 Jeruk Kg
2 Tepung terigu Kg 15 Pepaya Kg
3 Singkong Kg 16 Kelapa Butir
4 Tuna/ cakalang Kg 17 Gula Ons
5 Teri Ons 18 Kopi Ons
6 Daging sapi Kg 19 Garam Ons
7 Ayam Kg 20 Merica Ons
8 Telur Butir 21 Mie instant 80 g
9 Susu kental manis 397 g 22 Rokok kretek 10 batang
10 Bayam Kg 23 Listrik KWH
11 Kacang panjang Kg 24 Air minum M3
12 Kacang tanah Kg 25 Bensin Liter
13 Tempe Kg 26 Minyak tanah Liter
27 Sewa rumah unit
3
Catatan : Sewa rumah, diukur berdasar indeks kualitas rumah, kemudian dibagi 8.

Indeks kualitas rumah didasarkan pada total skor:

No Jenis Skor = 1 Skor = 0


1 Lantai Keramik/ marmer/ granit lainnya
2
2 Luas lantai per orang 10 m atau lebih lainnya
3 Dinding Tembok lainnya
4 Atap Kayu/ sirap/ beton lainnya
5 Penerangan Listrik lainnya
6 Air minum Ledeng lainnya
7 Jamban Milik sendiri lainnya
Catatan: Skor awal setiap rumah = 1

SHORTFALL
 Shortfall merupakan gambaran perubahan kecepatan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
 Shorfall merupakan rasio pencapaian jarak yang sudah ditempuh dengan
jarak yang harus ditempuh, yakni mencapai kondisi IPM ideal (100)
 Nilai shortfall lebih besar menandakan peningkatan IPM lebih cepat.
 Asumsi: laju perubahan IPM tidak bersifat linier, namun cenderung
melambat pada tingkat IPM yang lebih tinggi.
 Shortfall = ( IPM t+1 – IPM t ) / ( IPM ideal – IPM t ) * 100 , IPM ideal = 100
Nilai IPM Kategori Shortfall Kategori
0 – 49 Rendah < 1,3 Sangat lambat
50 – 65 Menengah bawah 1,3 - 1,5 Lambat
66 -- 80 Menengah atas 1,5 - 1,69 Menengah
> 80 tinggi > 1,7 cepat

 Untuk klasifikasi wilayah, gambaran grafik angka IPM dan shortfall:


Kuadaran IPM Shortfall
1 tinggi tinggi
2 rendah tinggi
4
3 tinggi rendah
4 rendah rendah

Perubahan posisi IPM pada tahun ini dibanding dengan


tahun sebelumnya dapat dilukiskan pada grafik 4 kuadran.

Contoh, IPM Jateng tahun 2004 = 68,9 , tahun 2005 = 69,8


IPM Kab. Brebes 2004 = 63,4 tahun 2005 = 64,3
IPM Kota Semarang 2004 = 74,9 dan tahun 2005 = 75,3

2004 IPM Jateng 2004

74,9
Kota Smg
68,9
IPM Jateng 2005
Kab. Brebes
63,4

0 64,3 69,8 75,3 2005

5
INDEKS KESEHATAN

6
INDEKS PENDIDIKAN

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (mean years of schooling) adalah jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Penghitungan dilakukan pada penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dengan asumsi
seseorang yang telah berumur 25 tahun, proses pendidikannya telah berakhir.

Harapan lama sekolah (HLS) (expected years of schooling) adalah lamanya sekolah
yang diharapkan akan dijalani oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Penghitungan dilakukan pada penduduk yang berusia 7 tahun ke atas karena adanya
kebijakan program wajib belajar untuk usia tersebut.

HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di


berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)
yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Keterangan :

7
Artinya, secara rata-rata anak usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada
tahun 2018 memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,9 tahun atau setara dengan
Diploma 1 hingga Diploma 2

8
INDEKS PENGELUARAN

Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota
rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga yang
telah disesuaikan dengan paritas daya beli.

Pengeluaran = Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan dengan PPP

9
10
11
PERHITUNGAN PENGELUARAN RIEL PER KAPITA YANG
TELAH DISESUAIKAN DENGAN PPP

12
13
14
Pengeluaran = Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan dengan PPP

15
16
17
18
Sumber data Metode Baru :
 Angka harapan hidup saat lahir (Sensus Penduduk 2010/SP2010, Proyeksi
Penduduk)
 Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah (Survei Sosial Ekonomi
Nasional/SUSENAS)
 PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan kabupaten/ kota,
sehingga diproksi dengan pengeluaran per kapita disesuaikan menggunakan
data SUSENAS.

19

Anda mungkin juga menyukai