Anda di halaman 1dari 1

NAMA : MUHAMMAD HABIBIE AL-FAYEED

NIM : 202103100097

1. Penerapan GCG oleh Bio Farma juga secara aktif didukung oleh jajaran Dewan
Komisaris dan Direksi Bio Farma. Kejelasan pelaksanaan tugas dari masing-masing
Dewan Komisaris dan Direksi, penentuan rencana strategis Bio Farma disesuaikan
dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), penerapan fungsi
kepatuhan dan manajemen risiko, dan pembentukan komite dan satuan kerja yang
mengawasi dan mengendalikan internal Bio Farma, merupakan perwujudan komitmen
Dewan Komisaris dan Direksi dalam penerapan GCG. Untuk memastikan penerapan
GCG tersebut, bukan semata-mata untuk memenuhi persyaratan berdasarkan
peraturan yang berlaku, beberapa pihak independen ditunjuk oleh Bio Farma untuk
duduk dalam Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Salah satu pelanggaran GCG yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya adalah
Jamsostek. Jamsostek membentuk Dana Pengembangan Program Jaminan Hari Tua
(JHT) sebesar Rp. 7,24 triliun yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah
22/2004. Jamsostek kehilangan potensi iuran karena terdapat penerapan tarif program
yang tidak sesuai dengan ketentuan. Pada Laporan Keuangan tahun 2011, potensi
penerimaan Jamsostek yang hilang mencapai Rp. 36,5 miliar karena tidak
menerapkan tarif Jaminan Kecelakaan Kerja sesuai ketentuan. BPK menemukan
Jamsostek belum menyelesaikan aset eks investasi bermasalah, yakni Jaminan
Medium term Notes (MTN). Adapun aset yang belum diselesaikan adalah tanah eks
jaminan MTN PT. Sapta Prana Jaya senilai Rp. 72,25 miliar dan aset eks jaminan
MTB PT. Volgren Indonesia. Adapun temuan dari BPK adalah masih terdapat
beberapa kelemahan dalam pemantauan piutang hasil investasi. Pengendalian dan
monitoring PT. Jamsostek atas piutang jatuh tempo dan bunga deposito belum
sepenuhnya memadai.

Anda mungkin juga menyukai