Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PT. PUTRA MANDIRI LOGISTIK
DENGAN
PT. TUGU POWER INDONESIA

Pada hari Rabu, tanggal 10, bulan Januari, tahun dua ribu dua puluh empat (2024),
bertempat di Jakarta, telah diadakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama, oleh
dan antara para pihak :
1. PT. PUTRA MANDIRI LOGISTIK, suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia yang beralamat di Jl. Elang Laut
No.A, RT.4/RW.3 Kamal Muara Penjaringan Muara, North Jakarta. 14470 yang
diwakili secara sah oleh Saminan Selaku Direktur, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama PT. Putra Mandiri Logistik, untuk selanjutnya disebut
PT. Putra Mandiri logistik Pihak Pertama;

2. PT. TUGU POWER INDONESIA suatu perseroan terbatas yang didirikan


berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia yang beralamat di Serpong
Garden 01, Green Studentia C22/6A, Tangerang, Banten. 15344 yang diwakili
secara sah oleh Ashar Khairul Arsad selaku Direktur, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama PT.Tugu Power Indonesia, untuk selanjutnya disebut
PT. Tugu Power Indonesia Pihak Kedua

Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para
Pihak”.

Para Pihak dengan berdasarkan itikad baik serta saling mempercayai, telah saling
sepakat dan setuju untuk saling mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian kegiatan
memasukan barang kedalam daerah pabean yang selanjutnya disebut Impor,
dengan ketentuan-jetentuan dan syarat-syarat sebagaimana dituangkan dalam
Pasal-Pasal sebagai berikut :
PASAL 1
RUANG LINGKUP KERJASAMA
1. Pihak Pertama mempunyai ijin impor.
2. Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat melakukan kerjasama dimana
Pihak Kedua menyerahkan sepenuhnya kegiatan impor kepada Pihak Pertama
yang mempunyai ijin impor.

PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. Pihak Pertama melaksanakan impor sesuai dengan pesanan Pihak Kedua.
2. Pihak Pertama yang melaksanakan kegiatan importasi, berhak menagih fee dan
biaya-biaya yang timbul dari kegiatan importasi ke Pihak Kedua.
3. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab jika ada perbedaan jumlah, ukuran atau
jenis barang yang akan diimpor
4. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab apabila terjadi kekurangan bayar pajak
importasi

PASAL 3
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1. Pihak Kedua memberikan dokumen-dokumen yang benar untuk kegiatan
importasi.
2. Pihak Kedua berkewajiban membayar fee dan biaya-biaya yang timbul dari
kegiatan importasi ke Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar mengenai
jumlah, ukuran atau jenis barang yang akan diimpor.
4. Pihak kedua bertanggung jawab penuh apabila terjadi kekurangan bayar pajak
importasi.
PASAL 4
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian ini mengikat Para Pihak selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
Perjanjian ini ditanda tangani oleh Para Pihak.
2. Masa berlaku perjanjian pada saat Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah
memenuhi kewajibannya. Perjanjian ini tidak dapat diubah tanpa perjanjian
tertulis dari kedua belah pihak. Apabila salah satu pihak berkehendak
memutuskan perjanjian ini maka dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara
tertulis 14 (empat belas) hari sebelumnya.
3. Dalam Pelaksanaan pengakhiran perjanjian ini kedua belah PIHAK setuju untuk
melepaskan ketentuan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
sepanjang mengatur tentang pengakhiran perjanjian melalui pengadilan, serta
melepaskan ketentuan pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
sepanjang mengatur tentang pemberian ganti kerugian dalam bentuk apapun
apabila perjanjian ini diakhiri.

PASAL 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Perselisihan-perselisihan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini
akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara Para Pihak dan apabila
perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka Para Pihak bersepakat
memilih dan menyelesaikan pada kedudukan hukum yang tetap di Pengadilan
Negeri Jakarta

PASAL 6
FORCE MAJEURE
1. Pihak Pertama tidak bertanggungjawab atas kerusakan, keterlambatan ataupun
kehilangan yang diakibatkan oleh tindakan pemerintah, pemogokan,
kebakaran/peledakan, perang/huru hara, kecelakaan, bencana alam, dan/atau
sebab-sebab diluar kekuasaan Pihak Pertama.
2. Pihak Pertama akan memberikan keterangan atau laporan secara tertulis dalam
waktu 7 x 24 (tujuh kali dua puluh empat) jam kepada Pihak Kedua setelah
terjadi Force Majeure dimaksud disertai bukti-bukti yang sah dari pihak yang
berwenang untuk kemudian kedua belah pihak akan menyelesaikan atas dasar
itikad baik dengan mempertimbangkan asas-asas hukum yang berlaku.
3. Semua kerugian dan biaya-biaya yang diderita oleh Pihak Kedua sebagai akibat
terjadinya FORCE MAJEURE bukan merupakan tanggungjawab Pihak Pertama.

PASAL 7
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum diatur dan perubahan-perubahan dari Perjanjian ini, akan
diselesaikan melalui kesepakatan atau perundingan kedua belah pihak dan akan
dituangkan dalam suatu Addendum Perjanjian yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama dengan Perjanjian ini.
2. Segala ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dalam Perjanjian ini berlaku serta
mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani, pengganti-penggantinya dan
mereka memperoleh keuntungan dari padanya.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap ASLI masing-masing


bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani dan dibubuhi stempel perusahaan kedua belah pihak.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. PUTRA MANDIRI LOGISTIK PT. TUGU POWER INDONESIA

SAMINAN ASHAR KHAIRUL ARSAD

Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai