Sap TBC
Sap TBC
Oleh :
Anik Kurniati
202202040005
A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Tuberculosis. Menurut
data dari WHO (2020) Tuberculosis adalah penyebab kematian ke-13 diseluruh dunia,
sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat Tuberculosis .Kasus Tuberculosis terus
mengalami peningkatan di seluruh dunia, diperkirakan bahwa terdapat 10 juta orang
terdiagnosa Tuberculosis di seluruh dunia, yang terdiri dari 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta
perempuan dan 1,1 juta anak-anak (WHO, 2021).
Pada tahun 2017 Jumlah kasus baru Tuberculosis di Indonesia sebanyak
420.994 kasus (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru
TBC tahun 2017 pada laki- laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberculosis prevalensi pada laki- laki 3 kali
lebih tinggi dibandingkan pada perempuan (Kemenkes, 2018). Tuberculosis termasuk
dalam satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius. Menurut
data WHO 2019 menyebutkan jumlah estimasi kasus Tuberculosis di Indonesia
sebanyak 843.000 orang. Menurut data dari Kemenrian Kesehatan RI, prevalensi
Tuberculosis di Indonesia tahun meningkat menjadi 845,000 dan jumlah kematian lebih
dari 98.000 orang.
C. Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah klien dan keluarga yang belum mengetahui
tentang penyakit TB Paru
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
1. Klien dengan TB Paru
2. Keluarga dan klien yang mempunyai kurang pengetahuan tentang TB Paru
B. Analisis kasus
Tuberculosis adalah penyebab kematian ke-13 diseluruh dunia, sebanyak 1,5 juta
orang meninggal akibat Tuberculosis .Kasus Tuberculosis terus mengalami
peningkatan di seluruh dunia, diperkirakan bahwa terdapat 10 juta orang terdiagnosa
Tuberculosis di seluruh dunia, yang terdiri dari 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan
dan 1,1 juta anak-anak (WHO, 2021). Pada tahun 2017 Jumlah kasus baru Tuberculosis
di Indonesia sebanyak 420.994 kasus (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki- laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberculosis
prevalensi pada laki- laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan (Kemenkes,
2018). Tuberculosis termasuk dalam satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab
utama agen infeksius. Menurut data WHO 2019 menyebutkan jumlah estimasi kasus
Tuberculosis di Indonesia sebanyak 843.000 orang. Menurut data dari Kemenrian
Kesehatan RI, prevalensi Tuberculosis di Indonesia tahun meningkat menjadi 845,000
dan jumlah kematian lebih dari 98.000 orang.
C. Prinsip Belajar Menurut Teori
Prinsip belajar dari pendidikan kesehatan ini dalah untuk menambah pengetahuan
klien dan keluarga tentang penyakit TB Paru sehingga diharapkan agar penyakit
tersebut tidak semakin parah dan tidak menularkan ke orang disekitarnya.
D. Karakteristik Media Belajar Menurut Teori
1. Sesuai dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan
2. Menarik
3. Mudah dipahami oleh audience atau sasaran
4. Bahasa sederhana dan mudah dimengerti
5. Tidak melelahkan/menghemat energi
6. Sesuai dengan karakteristik sasaran (tingkat pendidikan dan budaya)
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN
B. Tujuan Belajar
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga dengan cara memberikan pendidikan
kesehatan mengenai TB Paru
D. Jenis Media
Ceramah dan tanya jawab
G. Waktu Pelaksanaa
Tanggal : Kamis, 22 September 2022
Waktu : 10.00- 10.30 WIB
Tempat : Ruang Melati RSUD Medika
H. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai
1. Kelelahan klien dan keluarga selama diberikan pendidikan kesehatan
2. Kebosanan klien dan keluarga
3. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai
4. Tingkat pendidikan keluarga dan klien
J. Pengorganisasian
Pelaksana : Anik Kurniati
K. Sistem Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Klien mengikuti penyuluhan sampai selesai
2. Evaluasi Proses
a. Klien antusias
3. Evaluasi Penyuluh
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan peran dengan baik
4. Evaluasi Waktu
a. Penyuluhan berjalan sesuai waktu yang ditentukan
5. Evaluasi Hasil
Dari beberapa pertanyaan diberikan kepada klien dengan rentang nilai:
Baik jika standar nilai >70%-100%, bisa menjawab semua pertanyaan
Cukup jika standar nilai >50%-70%, bisa menjawab empat pertanyaan
Kurang jika standar nilai <50%, bisa menjawab tiga atau <3 pertanyaan
BAB IV
PENUTUP
Pendidikan kesehatan ini harusnya dapat dilakukan pada keluarga yang kurang
pengetahuan tentang penyakit TB Paru agar dapat memahami bagaimana pencegah penyakit
dan menjaga kesehatannya. Terkait penyakit tuberkulosis paru, klien yang terkena penyakit ini
dapat sesegera mungkin melakukan pengobatan, agar penyakit tersebut tidak semakin parah
dan tidak menularkan ke orang disekitarnya.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Tuberculosis (TB) Paru adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menular langsung (Kemeskes RI, 2016). TB paru disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis dimana kuman tersebut berada di dalam tubuh dalam
keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam beberapa tahun.
Mycobacterium Tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di
tempat yang lembab. Oleh karena itu, memerlukan waktu yang lama untuk mengobati
penyakit tersebut.
B. Cara Penularan
1. Melalui dahak penderita yang mengandung TB paru.
2. Melalui udara (batuk dan bersin).
3. Bekas alat makan dan minum.
D. Pencegahan TB Paru
1. Untuk penderita TB paru
a. Menutup mulut saat bersin dan batuk, serta gunakan masker.
b. Minum obat TB teratur dan sampai habis.
c. Tidak meludah di sembarangan tempat.
2. Untuk Keluarga
a. Buka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk.
b. Imuninasi BCG untuk bayi.
c. Pola hidup sehat, seperti tidak merokok dan minum-minuman alcohol.
d. Perbanyak makanan gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Hardin, F., & Armando. (2021). Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Pencegahan Penularan
TBC Paru pada Keluarga di Puskesmas Andalas Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Lentera
Aisyiyah.
Kemenkes. (2018). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
S. Paneo, S. A., & Nursesi, A. Y. (2019). Pencegahan Tuberculosis Paru dalam Keluarga: Kajian
Literatur. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 270-274.
WHO. (2021, October 14). Tuberculosis- World Health Organization (WHO). From World Health
Organization: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis