Anda di halaman 1dari 2

Kisah Munculnya Seekor Harimau di Desa Tarokan, Banyuanyar

Warga Berebut Menangkap untuk Dijual

Warga Desa Tarokan, Blok Kuburan, Kecamaran Banyuanyar tiba-tiba geger. Mereka
dikagetkan dengan munculnya seekor harimau di sawah salah satu penduduk, beberapa hari yang
lalu. Sebuah pertanda alam atau hanya kebetulan?
HANA SUSANTI, Probolinggo
Hari Rabu pagi itu, seperti biasa Saluki berangkat ke sawahnya yang berjarak sekitar 100 meter
dari rumahnya. Beberapa peralatan bersawah sudah dia siapkan, seperti cangkul, arit, dan capil
(topi lebar).
Sesampai di sawah, lelaki setengah baya itu langsung mencangkul sawahnya yang pada
musim panen kali ini ditanami jagung. Tidak jauh dari situ, ada dua tetangganya yaitu Toli dan
Sairi yang sedang melakukan aktivitas serupa.
Tidak terasa, waktu berlalu hingga jam sembilan pagi. Para petani itu terus menggarap
sawah mereka dengan tekun, tidak terkecuali Saluki. Dia sudah mencangkul hampir separuh
sawahnya yang berukurang sedang.
Namun aktivitasnya tiba-tiba terhenti saat ada suara mengaum halus, seperti suara
dengkuran saja. Saluki yang sedang konsentrasi langsung kaget dan melompat. Refleks, dia
menolehkan kepalanya ke belakang untuk mencari sumber suara.
Diantara rimbunnya tanaman jagung, matanya tertumbuk pada sesuatu berwana abu-abu
agak hitam bercampur loreng warna kuning. Hanya, dia tidak sadar apa sebenarnya yang sedang
dilihatnya. Saluki mengira dirinya melihat seekor ular. “Hah ular,” pekiknya. Spontan, cangkul
ditangannya dia angkat untuk menyerang ular tersebut.
Belum lagi cangkul itu diayunkan, mahluk itu tiba-tiba berdiri dan mengaum. Betapa
kagetnya Saluki ketika mengetahui hewan di depannya adalah harimau. Harimau setinggi
lututnya itu langsung berbalik menghadap dirinya seolah siap menentang.
Saluki spontan mundur begitu harimau itu menentang. Dia mengurungkan niatnya dan
langsung berlari memanggil Toli. Sementara harimau itu membalikkan tubuh dan berjalan
menjauh dengan santai.
“Toli, Toli, badha macan (ada harimau, Red),” teriaknya. Mendengar teriakan temannya,
Toli pun langsung berlari menghampiri Saluki. Begitu diberitahu ada harimau, spontan Toli
langsung mengejar harimau itu dan berniat menangkapnya.
Tangannya memegang sebuah clurit yang siap diayunkan. Dalam hitungan detik, dia bisa
melihat harimau loreng itu berjalan santai diantara tanaman jagung. Begitu jarak jangkauan
dekat, Toli langsung mengangkat cluritnya.
Namun belum lagi clurit itu diayunkan, tiba-tiba harimau membalikkan tubuh menghadap
Toli. Toli pun gentar dan mundur. Sementara harimau itu berlalu dengan santai menuju
rimbunnya tanaman jagung. Sejurus kemudian, harimau itu tidak lagi terlihat jelas. Sairi yang
berlari menyusul, hanya sempat melihat punggung harimau itu dari jauh.
Berita tentang seekor harimau yang muncul di sawah Saluki langsung tersebar luas. Sore
harinya, enam warga berkumpul dan mencari harimau itu di sekitar sawah. Mereka bermaksud
menangkap harimau itu dan menjualnya.
Hanya saja, harimau itu tidak lagi ditemukan. Namun Anis seorang warga yang
rumahnya berdekatan dengan sungai, mengaku sempat melihat harimau itu malam hari di sekitar
sawah. Namun hanya sebentar, lantas menghilang.
Harimau itu digambarkan Saluki lumayan tinggi. “Tingginya kira-kira di atas lutut saya.
Mungkin harimau ini masih muda,” jelasnya. Warna kulitnya abu-abu agak hitam disertai loreng
berwarna kuning. Kulit wajah harimau itu berwarna kuning agak pucat.
Walau ada harimau, sejauh ini belum ada laporan tentang adanya ternak penduduk yang
hilang. Diperkirakan, harimau itu tidak memangsa ternak, karena masih ada makanan yang
tersedia di sekelilingnya.
Diantaranya garangan, musang dan celeng atau babi hutan. Beberapa hewan ini
merupakan hewan yang biasa dimangsa harimau. Selain itu, Desa Tarokan juga berdekatan
dengan sungai besar dan dikelilingi sumber-sumber air.
Dengan adanya beberapa hewan yang masuk dalam rantai makanan harimau dan adanya
sumber air, warga percaya bahwa harimau itu berada tidak jauh dari Desa Tarokan. “Kalau kami
mengira tidak jauh dari sini kok. Soalnya kan harimau suka tempat-tempat yang dingin,” jelas
Abdul Basyith, salah seorang warga.
Munculnya harimau di Desa Tarokan menurut Saluki tidak sekali saja. Lima tahun yang
lalu, pernah muncul harimau dengan ciri-ciri serupa di desa tetangga. Saat itu, harimau tersebut
berhasil ditangkap warga dan dijual.
Namun, warga tidak bisa memastikan, dari mana asal harimau itu dan mengapa tiba-tiba
muncul di Desa Tarokan. Warga hanya mengira-ngira bahwa harimau itu berasal dari hutan di
Tiris. “Soalnya di sini tidak ada hutan. Ada hutan jati tapi jaraknya jauh,” jelas Basyith.(*)

Anda mungkin juga menyukai