Anda di halaman 1dari 14

PUSDIKLAT PAJAK

PEMUNGUTAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 22
OLEH INSTANSI
PEMERINTAH
DISUSUN OLEH
Irawan Purwo Aji
01

DAFTAR ISI Daftar Isi

02.
A. OBJEK PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 OLEH
INSTANSI PEMERINTAH

03.
B. TARIF PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 OLEH INSTANSI
PEMERINTAH

05.
C. PENGECUALIAN PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
OLEH INSTANSI PEMERINTAH

07.
D. SAAT TERUTANG

08.
E. TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN
PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 OLEH INSTANSI
PEMERINTAH

REFERENSI

PUSDIKLAT PAJAK
02

A. OBJEK PEMUNGUTAN
PPH PASAL 22 OLEH
INSTANSI PEMERINTAH

Instansi Pemerintah, baik Instansi Pemerintah Pusat, Instansi


Pemerintah Daerah, atau Instansi Pemerintah Desa, melakukan
pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran
atas pembelian barang kepada rekanan pemerintah.¹

¹ Pasal 12 ayat 1 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022


03

B. TARIF PEMUNGUTAN
PPH PASAL 22 OLEH
INSTANSI PEMERINTAH
Besarnya tarif pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah
adalah sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari harga pembelian tidak

"
termasuk PPN.

Contoh penghitungan pemungutan PPh Pasal 22 oleh


Instansi Pemerintah:

01 Instansi Pemerintah X membeli printer senilai


CONTOH

Rp8.000.000,00 (tidak termasuk PPN) dari CV Megah


Komputer yang tidak memiliki Surat Keterangan. Jumlah
PPh Pasal 22 yang dipungut dan disetor oleh Instansi
Pemerintah X sebesar:
= 1,5% x Rp8.000.000,00
= Rp120.000,00

02 Instansi Pemerintah X membeli meja kantor senilai


Rp4.440.000,00 (termasuk PPN) dari CV Megah Furnitur
yang tidak memiliki Surat Keterangan. Jumlah PPh Pasal
22 yang dipungut dan disetor oleh Instansi Pemerintah X
sebesar:
Harga pembelian termasuk PPN = Rp4.440.000,00
Harga pembelian tidak termasuk PPN
= 100/111 x Rp4.440.000,00 = Rp4.000.000,00
PPh Pasal 22 yang dipungut
= 1,5% x Rp4.000.000,00 = Rp60.000,00

¹ Pasal 12 ayat 1 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022


04

Bagi rekanan pemerintah atau penyedia barang yang belum memiliki


NPWP, akan dikenakan pemungutan PPh Pasal 22 dengan tarif 100%

"
(seratus persen) lebih tinggi.²
CONTOH

Contoh penghitungan pemungutan PPh Pasal 22 atas


rekanan pemerintah yang belum memiliki NPWP:

Instansi Pemerintah Desa X membeli bambu senilai


Rp4.000.000,00 (tidak termasuk PPN) dari Sdr. Suparyo (belum
memiliki NPWP). Jumlah PPh Pasal 22 yang dipungut dan disetor
oleh Instansi Pemerintah X sebesar:
= 1,5% x Rp4.000.000,00 x 200%³
= Rp120.000,00

² Pasal 22 ayat 3 UU PPh


³ Dikenakan 100% lebih tinggi karena rekanan belum memiliki NPWP
05

C. PENGECUALIAN
PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22 OLEH INSTANSI
PEMERINTAH
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah tidak dilakukan
atas pembelian sebagai berikut:⁴

1. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak
termasuk PPN dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu
transaksi yang nilai sebenarnya lebih dari Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah);
2. pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan menggunakan kartu
kredit pemerintah;
3. pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas,
benda pos, atau pemakaian air dan listrik;
4. pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
bantuan operasional sekolah, bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini, atau bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan lainnya, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan;
5. pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras;
6. pembayaran kepada rekanan pemerintah yang memiliki dan menyerahkan fotokopi
Surat Keterangan;
7. pembayaran untuk pembelian barang kepada rekanan pemerintah yang dapat
menyerahkan fotokopi surat keterangan bebas pemotongan dan/atau pemungutan
PPh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai tata cara pengajuan permohonan pembebasan dari pemotongan
dan/atau pemungutan PPh; atau
8. pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas pembelian barang yang
dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah
dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain.

⁴ Pasal 12 ayat 2 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022


06

Contoh pembelian barang yang tidak dipungut PPh Pasal


22 oleh Instansi Pemerintah:
"
CONTOH

01 Instansi Pemerintah X membeli kertas senilai


Rp1.500.000,00 (tidak termasuk PPN) dari CV Megah
yang tidak memiliki Surat Keterangan. Atas pembelian
kertas tersebut, Instansi Pemerintah X tidak memungut
PPh Pasal 22 karena jumlah pembelian kurang dari
Rp2.000.000,00.

02 Instansi Pemerintah X membeli tinta printer dengan


menggunakan Kartu kredit Pemerintah senilai
Rp3.000.000,00 (termasuk PPN) dari CV Megah
Komputer yang tidak memiliki Surat Keterangan.
Atas pembelian tinta printer tersebut, Instansi
Pemerintah X tidak memungut PPh Pasal 22 karena
pembelian barang menggunakan Kartu Kredit
Pemerintah.

03 Instansi Pemerintah X membeli peralatan kantor


senilai Rp5.000.000,00 (termasuk PPN) dari CV
Megah yang tidak memiliki Surat Keterangan.
Pembelian dilakukan di marketplace X melalui
Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah. Atas
pembelian peralatan kantor tersebut, Instansi
Pemerintah X tidak memungut PPh Pasal 22 karena
pembelian dilakukan melalui Sistem Informasi
Pengadaan Pemerintah.

⁴ Pasal 12 ayat 2 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022


07

D. SAAT TERUTANG

PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Instansi Pemerintah terutang


dan dipungut pada saat Instansi Pemerintah melakukan pembayaran
kepada rekanan pemerintah⁵.

⁵ Pasal 15 ayat 2 PP 94 Tahun 2010


08

E. TATA CARA PENYETORAN


DAN PELAPORAN
PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22 OLEH INSTANSI
PEMERINTAH

Setelah melakukan pemungutan PPh Pasal 22 atas pembayaran


pembelian barang kepada rekanan pemerintah, Instansi Pemerintah
wajib menyetorkan PPh Pasal 22 yang telah dipungut melalui kas
negara dan melaporkannya melalui SPT Masa Unifikasi Instansi
Pemerintah. Penyetoran PPh Pasal 22 yang telah dipungut oleh Instansi
Pemerintah dilakukan:⁶

01 untuk Instansi Pemerintah Pusat dan Instansi


Pemerintah Daerah
a. PPh Pasal 22 yang telah dipungut wajib disetor paling lama 7
(tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran dengan
mekanisme Uang Persediaan.

b. PPh Pasal 22 yang telah dipungut wajib disetor pada hari yang
sama dengan pelaksanaan pembayaran dengan mekanisme
Langsung;

02 untuk Instansi Pemerintah Desa, PPh Pasal 22 yang telah


dipungut wajib disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya setelah pelaksanaan pembayaran.⁷

⁶ Pasal 23 ayat 1 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022


⁷ Pasal 23 ayat 2 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022
09

Penyetoran PPh Pasal 22 yang telah dipungut oleh Instansi Pemerintah


menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana lain yang
dipersamakan dengan SSP dengan menggunakan nama dan NPWP
rekanan pemerintah. SSP atau sarana lain yang dipersamakan dengan
SSP yang menggunakan nama rekanan pemerintah ini harus diberikan
kepada rekanan pemerintah sebagai bukti pemungutan PPh Pasal 22.

Penyetoran pemungutan PPh


411122 - 910,
Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah untuk pembayaran PPh
menggunakan nama rekanan Pasal 22 yang dipungut
oleh Pemungut Instansi
pemerintah dan menggunakan Pemerintah dengan
Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode menggunakan dana APBN;
Jenis Setoran (KJS) sebagai
berikut:⁸ 411122 - 920,
untuk pembayaran PPh
Pasal 22 yang dipungut oleh
Pemungut Instansi
Pemerintah dengan
menggunakan dana APBD;

411122 - 930,
untuk pembayaran PPh
Pasal 22 yang dipungut oleh
Pemungut Instansi
Pemerintah dengan
menggunakan Dana Desa.

Instansi Pemerintah wajib melaporkan SPT Unifikasi Instansi


Pemerintah paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak
berakhir⁹.

⁸ Per-09/PJ/2020 stdd Per-22/PJ/2021


⁹ Pasal 24 ayat 1 PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022
10

"
Contoh kewajiban penyetoran dan pelaporan pemungutan
PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah:
CONTOH

01 Pada 6 Juni 2023, Instansi Pemerintah Daerah X membeli


sound system senilai Rp10.000.000,00 (tidak termasuk
PPN) dari CV Megah Elektrik, yang tidak memiliki Surat
Keterangan, dengan menggunakan Uang Persediaan.
Atas pembelian tersebut, Instansi Pemerintah Daerah X
memungut PPh Pasal 22 sebesar:

Dasar pemungutan pajak = Rp10.000.000,00


PPh Pasal 22 yang dipungut = 1,5% x Rp10.000.000,00
= Rp150.000,00

PPh Pasal 22 yang dipungut tersebut harus disetorkan ke


kas negara paling lama 7 (tujuh) hari setelah dilakukan
pembayaran. Penyetoran dilakukan atas nama CV
Megah Elektrik dengan KAP/KJS 411122 - 920. Bukti
penyetoran tersebut harus diserahkan kepada CV Megah
Elektrik sebagai bukti pemungutan PPh Pasal 22. Instansi
Pemerintah Daerah X harus melakukan pelaporan atas
pemungutan PPh Pasal 22 ke dalam SPT Unifikasi Instansi
Pemerintah paling lama tanggal 20 Juli 2023.
11

"
Contoh kewajiban penyetoran dan pelaporan pemungutan
PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah:
CONTOH

02 Pada 4 Mei 2023, Instansi Pemerintah Desa X


membeli peralatan kesenian senilai Rp20.000.000,00
(tidak termasuk PPN) dari CV Megah Musik, yang
tidak memiliki Surat Keterangan. Atas pembelian
tersebut, Instansi Pemerintah Desa X memungut PPh
Pasal 22 sebesar:

Dasar pemungutan pajak = Rp20.000.000,00


PPh Pasal 22 yang dipungut
= 1,5% x Rp20.000.000,00
= Rp300.000,00

PPh Pasal 22 yang dipungut tersebut harus


disetorkan ke kas negara paling lama tanggal 10
Juni 2023. Penyetoran dilakukan atas nama CV
Megah Musik dengan KAP/KJS 411122 - 930. Bukti
penyetoran tersebut harus diserahkan kepada CV
Megah Musik sebagai bukti pemungutan PPh Pasal
22. Instansi Pemerintah Desa X harus melakukan
pelaporan atas pemungutan PPh Pasal 22 ke dalam
SPT Unifikasi Instansi Pemerintah paling lama
tanggal 20 Juni 2023.
12

REFERENSI
REFERENSI
UU PPh
PP 94 Tahun 2010
PMK-231/PMK.03/2019 stdd PMK-59/PMK.03/2022
Per-1/PJ/2011 stdd Per-21/PJ/2014
Per-09/PJ/2020 stdd Per-22/PJ/2021

Anda mungkin juga menyukai