Anda di halaman 1dari 1

Hai, Kaka perempuan ku! Hari bahagiamu kini telah tiba.

Kamu akan masuk ke gerbang


pernikahan dan membangun keluarga kecil yang bahagia.
Saat menyambut hari bahagiamu ini, entah mengapa aku merasakan perasaan yang tak
mungkin bisa aku jelaskan dengan kata kata.
Saat ini aku duduk tepat di samping singgasana pernikahan mu, melihat betapa cantiknya
engkau memakai gaun pernikahan wahai Kaka perempuan ku.
Warna bahagia pun tak pernah hilang dari wajahmu. Seikat bunga yang sedang kau genggam
tidak mampu menyaingi pesonamu.
Diriku tidak mengerti apakah semua adik laki laki di dunia ini merasakan apa yang kurasakan saat ini.
Aku sangat bahagia hari ini, tapi tak bisa kupungkiri bahwa ada kesedihan yang sangat besar tengah
menggerogoti hati ini.

Hubungan kita sangatlah jauh, Kau sudah mengenal dunia luar, ketika aku masih berusaha
menghapalkan nama-nama anggota kelurga kita. aku belajar merangkak keluar dari zona nyaman
keluarga, dan kau sudah keluar rumah untuk melanjutkan studimu.

Kak, aku akan memastikan bahwa akulah orang pertama yang akan mendekapmu erat ketika dunia
tidak lagi berbaik hati melindungimu. Kujanjikan juga bahwa nantinya kamu adalah orang pertama
yang kuberi tahu ketika aku berhasil menggapai mimpiku dan menemukan wanitaku

Kakak perempuan ku, maafkanlah diriku karena banyaknya senyum yang aku paksakan hari ini. Juga
karena tidak ada satupun kata selamat yang terucap langsung dari bibirku. Bukan aku tidak bahagia
untukmu, aku hanya takut tangisku akan pecah saat aku membuka mulutku.

Untuk kakak perempuanku yang paling aku cintai, aku tahu semua ini mungkin hanyalah
kekhawatiran berlebih. Meski tak dapat kuungkapkan hari ini, namun aku sangat bahagia
menyambut babak baru dalam hidupmu. Kak, berbahagialah selalu. Aku menyayangimu.

Anda mungkin juga menyukai