Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Hubungan Jenis Kelamin, Tempat Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan


Kecemasan Perawat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Yaslina Yaslina*, Falerisiska Yunere


Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Perintis Padang
Email : yaslina569@gmail.com

ABSTRAK

WHO (2020) menyatakan bahwa kemunculan Virus Covid N19 yang tiba-tiba menyebabkan
kecemasan internasional termasuk kepada tenaga kesehatan khususnya perawat karena penularannya
yang sangat menular dan pandemi. Oleh itu penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
karakteristik (jenis kelamin, tempat bekerja dan tingkat pendidikan) perawat dengan kecemasan
perawat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Metode Penelitian adalah deskriptif korelasi dengan
desain cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner secara online. Populasi penelitian
ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas di Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan
Damasraya dengan pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampiling yang berjumlah
sebanyak 50 orang dengan waktu penelitian pada April 2020. Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar responden yaitu 42 orang adalah perempuan (80%) a tempat kerja sebagian besar responden
bekerja di rumah sakit sebanyak 29 orang ( 58 %) pendidikan sebagian besar responden
berpendidikan strata S1 ( sarjana dan Ners sebanyak 32 orang ( 64 %) dan D3 keperawatan sebanyak
18 orang ( 36 % tidak ada hubungan karakteristik (jenis kelamin, tempat bekerja dan tingkat
pendidikan) perawat dengan kecemasan perawat dalam menghadapi covid-19 dengan pvalue 0.827,
0,282 dan 0,540. Sehingga disimpulkan bahwa kecemasan dalam menghadapi Covid-19 tidak
berhubungan dengan karakteristik perawat (jenis kelamin, tempat bekerja dan tingkat pendidikan).

Kata Kunci : Jenis Kelamin, Kecemasan, Tempat Bekerja, Tingkat Pendidikan

ABSTRACT
WHO (2020) states that the sudden emergence of the Covid N19 Virus caused international anxiety,
including health workers, especially nurses because of its highly contagious and pandemic
transmission. Therefore this study aims to look at the relationship of characteristics (sex, place of
work and level of education) of nurses and nurses' anxiety in dealing with the Covid-19 pandemic.
The research method is descriptive correlation with cross sectional design. The instrument used was
an online questionnaire. The study population was nurses who worked in hospitals and health centers
in the City of Bukittinggi, Payakumbuh and Damasraya. Samples were taken by accidental sampiling
totaling 50 people with the time of research in April 2020. The results obtained by the majority of
respondents, 42 people were women ( 80%) a place of work most of the respondents work in hospitals
as many as 29 people (58%) education most of the respondents have undergraduate degrees
(undergraduate and nurses as many as 32 people (64%) and D3 nursing as many as 18 people (36%
no relationship characteristics (gender, place of work and education level) of nurses with nurses'
anxiety in dealing with covid-19 with pvalue 0.827, 0.282 and 0.540. So it was concluded that anxiety
in dealing with Covid-19 was not related to nurse characteristics (sex, place of work and level
education).

Key Word: Education Level, Gender, Nurse, Place of Work

PENDAHULUAN (Nourah S. AlTakar,2020). Virus yang tidak


Pada awal Februari, coronavirus baru dikenal itu diidentifikasi sebagai bagian dari
diberi nama COVID-19. Virus ini sejak keluarga coronavirus - sekelompok virus yang
dikonfirmasi maka terus meningkat baik yang menyebabkan berbagai penyakit mulai dari flu
terkonfrimasi positif maupun yang meninggal biasa yang tidak terlalu parah hingga penyakit
sehingga memerlukan kesiagaan semua negara yang lebih parah (seperti SARS dan MERS).

63
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Sejak Desember, kasus-kasus virus ini telah berkaiatan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi
terdeteksi di seluruh China, dan di banyak postiif namun diperkirakan hingga 6 Mei
negara di seluruh dunia. Sementara banyak terdapat 721 hingga 2.488 tenaga kesehatan
kasus dapat ditelusuri kembali ke kontak atau yang telah terinfeksi dan sudah wafat 20 orang .
perjalanan sejarah di kota Wuhan, penularan Petugas kesehatan khususnya dokter,
virus dari manusia ke manusia dikonfirmasi di perawat saat ini merupakan salah bagian dari
dalam dan di luar China, di negara-negara lain. masyarakat dari kalangan profesional yang
Virus yang menyebabkan COVID-19 berdampak terhadap kondisi pandemi ini.
terutama ditransmisikan melalui droplet (tetesan Perawat merupakan salah satu petugas
kecil) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi kesehatan tersebut saat ini merupakan garda
batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. terdepan dalam penanggulangan dari covid-19
Droplet ini terlalu berat sehingga tidak bisa saat ini. Dampak yang terjadi pada perawat
bertahan di udara. Droplet dengan cepat jatuh dampak fisik seperti kelelahan, resiko
dan menempel pada lantai atau permukaan penularan, dan menderita penyakit ini. Banyak
lainnya. Seseorang dapat tertular saat orang yang terinfeksi termasuk pada petugas
menghirup udara yang mengandung virus ketika kesehatan menunjukkan gejala minimal atau
dia berada terlalu dekat dengan orang yang tidak ada gejala saat menular, misalnya pada
sudah terinfeksi COVID-19. Anda juga dapat awal perjalanan infeksi (Kang et al. 2020)
tertular saat menyentuh permukaan benda yang Mian-Yoon Chong et al 2018) menyatakan
terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, bahwa petugas kesehatan rentan dan berisiko
atau mulut. (WHO 2020) tinggi terinfeksi penyakit ganguan pernafasan
Di Indonesia sendiri kasus pertama covid- akut yang parah seperti SARS. Petugas
19 ini diumumkan oleh Pada tanggal 2 Maret kesehatan rentan dan berisiko tinggi terinfeksi.
2020 dikonfrimasi melalui presiden bahwa dua Salah satu hasil survey di Amerika serikat
orang warga Indonesia yang terinfeksi positif didapatkan dari 12 Februari hingga 9 April
pada dua orang yaitu ibu dan anak. Selanjutnya didapatkan ada 9.282 (19% dari 49.370 ) tenaga
kasus ini terus mengalami penambahan di kesehatan terinfeksi virus corona, Spanyol
Indonesia dimana pada akhir maret yang melaporkan infeksi di tenaga kesehatan
terkonfirmasi positif sebesar 1.528 pasien mencapai 20%. Di Malaysia, pemerintah telah
positif virus corona (Iksal, 2020). Kasus ini melaporkan bahwa 5,8% kasus positif adalah
terus mengalami peningkatan dimana pada tenaga kesehatan. . Italia melaporkan 6.200
akhir mai 2020 ini yaitu per tanggal 25 Mei pekerja kesehatan yang terinfeksi . Di Indonesia
2020 sebesar 22750 orang. Kasus covid 19 ini di belum ada data yang pasti berkaiatan tenaga
Indonesia sudah menyebar pada 34 Provinsi kesehatan yang terkonfirmasi postiif namun
yang ada dengan 405 kabupaten/kota yang diperkirakan hingga 6 Mei terdapat 721 hingga
sudah terkena. Sumatera Barat merupakan salah 2.488 tenaga kesehatan yang telah terinfeksi.
satu provinsi yang juga sudah terjadi Resiko terhadap masalah psikososial juga
penyebaran kasus pandemi Covid 19 ini dimana terjadi pada petugas kesehatan. Beberapa resiko
jumlah kasus juga terus mengalami peingkatan. tersebut adalah kelelahan emosional, stres pasca
Jumlah kasus ini di laporkan pertama kali pada trauma (Ashley Carter Youngblood, 2020).
tanggal 25 Maret 2020 dengan lima masyarakat Jumlah orang yang menderita dampak kesehatan
yang terkonfirmasi positif (Iksal, 2020). Jumlah mental setelah Peristiwa besar seringkali lebih
kasus ini pada bulan April sebanyak 148 orang besar daripada jumlah orang yang terluka parah,
dan pada bulan Mei 2020 sebanyak 478 kasus dan efek kesehatan mental mungkin lebih lama.
positif. Kesehatan mental jauh lebih menarik personil
Salah satu hasil survey di Amerika serikat untuk perencanaan dan sumber daya (Kang et
didapatkan dari 12 Februari hingga 9 April al. 2020). Hal ini juga diperkuat oleh (Lai J et al,
didapatkan ada 9.282 (19% dari 49.370 ) tenaga 2019 ) yang menyatakan bahwa petugas
kesehatan terinfeksi virus corona, Spanyol kesehatan yang terpajan penyakit coronavirus
melaporkan infeksi di tenaga kesehatan 2019 (COVID-19) dapat mengalami tekanan
mencapai 20%. Di Malaysia, pemerintah telah psikhologis. Hal yang sama juga dinyatakan
melaporkan bahwa 5,8% kasus positif adalah oleh (Mian-Yoon Chong et al 2018) yang
tenaga kesehatan. (Kementerian Kesehatan RI menyatakan pada hasil penelitiannya bahwa
2020) Di Indonesia belum ada data yang pasti yang berisiko tinggi terkena SARS tampaknya

64
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

tidak hanya memiliki stres kronis tetapi juga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi kecemasan yang terjadi pada perawat dalam
adalah tenaga kesehatan. Oleh karena itu menghadapi pandemi covid-19.
menuntut tenaga kesehatan perlu persiapan
sebagai manajemen stressnya. METODE PENELITIAN
Jumlah kasus yang dikonfirmasi dan Desan dalam penelitian ini menggunakan
dicurigai yang terus meningkat, beban kerja desain desain deskriptif korelatif dengan
yang berlebihan, menipisnya peralatan pengambilan data secara cross sectional.
perlindungan pribadi, meluasnya liputan media, Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Bulan
kurangnya obat-obatan tertentu, dan perasaan April 2020. Pengmbilan sampel dilakukan
tidak didukung dengan baik semuanya dapat secara accidental sampling dengan jumlah
berkontribusi pada beban mental pekerja responden adalah 50 orang dengan krteria
perawatan kesehatan ini. Studi sebelumnya telah inklusi adalah perawat yang bekerja di Rumah
melaporkan reaksi psikologis yang merugikan Sakit dan Puskesmas yang terlibat dalam
terhadap wabah SARS 2003 di antara petugas penanganan pasien covid 19, usia 20 -55 tahun,
layanan kesehatan. Studi menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan minimal DIII
petugas layanan kesehatan itu takut akan Keperawatan dan tidak sedang cuti. Tehnik
penularan dan infeksi keluarga, teman, dan pengumpulan data dilakukan dengan
kolega mereka, merasa ketidakpastian dan menggunkan instrumen. Untuk Variabel
stigmatisasi, melaporkan keengganan untuk Karakteriktik perawat berisikan pertanyaan
bekerja atau merenungkan pengunduran diri, tentang jenis kealamin, tingkat pendidikan,
dan dilaporkan mengalami peningkatan (Lai et tempat bekerja. Pengukuran variabel kecemasan
al. 2020) menggunakan kuesioner yang diadopsi dari
Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Hamilton Rating Scale of Anxiety (HARS) yang
terhadap pandemi penyakit menular semakin berisi 14 pertanyaan berkaitan respon
meningkat karena disebabkan oleh perasaan kecemasan. Kuesioner diberikan secara online
cemas tentang kesehatan diri sendiri dan kepada responden melalui google form yang
penyebaran keluarga (Cheng et al., 2020 dalam disebarkan melalui Whasaapp.
(Susilo et al. 2020) Terjadinya kecemasan pada Sebelum dilakukan penelitian maka
perawat tentunya dapat mempengaruhinya instrumen dilakukan uji validitas dan
sebagai tenaga kesehata pemberi pelayanan di reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji validitas
garda terdepan pada pasien covid 19. Jika menunjukkan bahwa semua item dinyatakan
kecemasan yang terjadi tidak dapat diantisipasi valid. Jadi seluruh item angket dinyatakan sahih
atau direspon dengan baik melalui koping yang dan dapat dipercaya untuk mengambil data
efektif tentunya akan mempengaruhi si perawat penelitian. Item angket dinyatakan valid jika
dan kliennya sendiri. nilai rxy untuk semua item angket lebih besar
Kecemasan yang terjadi pada perawat dari rtabel pada taraf signifikansi (a) = 5%.
dapat dikaitkan dengan usia, jenis kelamin, Hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dan stigma sendiri. Kasus pandemi angket yang digunakan cukup andal atau dapat
covid 19 ini merupakan kasus baru sehingga dipercaya dan mampu untuk menjadi alat
hampir semua orang termasuk tenaga kesehatan pengumpul data. Pengolahan data dilakukan
baru mengetahui penyakit ini setelah melanda setelah seluruh data primer terkumpul. Data
dunia termasuk Indonesia ditambah virus ini terlebih dahulu dicek untuk mengetahui
memilki karakteristik yang berbeda dengan kelengkapan data. Data yang sudah lengkap
virus infeksi lannya dan juga dengan dampak kemudian dibuat koding. Koding dibuat dalam
kematian yang tinggi termasuk di Indonesia tabel dan selanjutnya dilakukan entry data ke
dimana angka kematian kasus ini pada tangal 25 program komputer. Tahap selanjutnya adalah
Mei 2020 sebesar 1.391 orang (6,1 %) analisis. Analisis data pertama membuat
(Kementerian Kesehatan RI 2020). Berdasarkan distribusi data berdasarkan skala data. Pengujian
permasalahan yang disampaikan bahwa hipotesis dengan uji Chi Square.

65
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini didukung oleh teori


Karaketristik responden ini terdiri dari jenis bahwa perbandingan penderita gangguan
kelamin, tempat bekerja, pendidikan dan kecemasan pada wanita dan pria adalah 2
kecemasan perawat dapat dilihat pada tabel 1. banding 1. Diperkirakan 2%-4% penduduk
dunia pernah mengalami gangguan kecemasan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden (Sjahrir, 2008). Penelitian di Uganda, Afrika
Berdasarkan Jenis kelamin, Tempat Bekerja menyatakan prevalensi gangguan kecemasan
dan Tingkat Pendidikan sebesar 26,6 % dengan wanita lebih tinggi dari
pria, yaitu 29,7% pada wanita dan 23,1% pada
Variabel f % pria (Catherine Abbo, et al., 2013). Wanita
Jenis kelamin cenderung menggunakan emosinya untuk
Laki-laki 9 18 memecahkan suatu masalah. Mekanisme koping
Perempuan 41 82 ini yang diduga menjadi penyebab mengapa
Total 50 100 prevalensi wanita lebih tinggi dari pria (Waty
Tempat kerja 2018). Tingkat pendidikan merupakan
Puskesmas 21 42 pengalaman yang berfungsi
Rumah sakit 29 58 mengembangkan kemampuan dan kualitas
Total 50 100 kepribadian seseorang, dimana semakin
Pendidikan F % tinggi tingkat pendidikan semakin besar
DIII Keperawatan 18 36 untuk memanfaatkan pengetahuan dan
Sarjana 18 36 keterampilan. (Siagian, 2001). Tingkat
Ners 14 28 pendidikan lebih tinggi pada umumnya
Total 50 100 menyebabkan seseorang lebih mampu
dan bersedia menerima posisi dan tanggung
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa jawabnya (Gibson, Ivancevich & Donelly,
frekuensi umur perawat , berdasarkan jenis 2011).
kelamin bahwa responden sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu 41 orang Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
(82%) responden dan jenis kelamin laki-laki Berdasarkan Tingkat Kecemasan
sebanyak 9 orang (18 %), karakteristik perawat
sesuai dengan tempat kerja sebagian besar Tingkat kecemasan F %
bekerja di rumah sakit yaitu sebanyak 29 orang Tidak ada kecemasan 18 36
( 58%) dan yang bekerja dipuskesmas sebanyak Kecemasan ringan 6 12
21 orang ( 42%), berdasarkan tingkat Kecemasan sedang 8 16
pendidikan didapatkan bahwa responden Kecemasan berat 4 8
sebagian besar pada strata S1 yaitu sarjana dan Panik 14 28
ners sebanyak 32 orang ( 64%) dan d3 Total 50 100
keperawatan sebanyak 18 orang ( 36%).
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan
responden kurang dari separoh tidak ada yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir
kecemasan yaitu sebanyak 18 orang (36%) dan dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek
yang tingkat kecemasannya panik sebanyak 14 yang spesifik, dialami secara subyektif dipacu
orang (28 %) tentang infeksi virus corona 19. oleh ketidaktahuan yang didahului oleh
Cemas merupakan pengalaman subyektif yang pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam
ditandai oleh keresahan atau kekhawatiran juga hubungan interpersonal. Hasil Penelitian (Lai et
ketegangan motorik dan kewaspadaan (Ardani, al. 2020) dalam Susiolo dkk (2020) tentang
2007). Stuart et al, (2006) menyatakan tenaga kesehatan beresiko mengalami gangguan
kecemasan adalah perasaan individu dan psikologis dalam mengobati pasien Covid-19,
pengalaman subjektif yang tidak diamati secara hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
langsung dan perasaan tanpa objek yang 50,4% responden memiliki gejala depresi dan
spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan 44,6% memiliki gejala kecemasan karena
didahului oleh pengalaman yang baru. perasaantertekan
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil

66
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Tabel 3 Hubungan Jenis Kelamin, Tempat Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan
Kecemasan Perawat Dalam Menghadapi Pandemi Covoid- 19

Kecemasan
Tidak ada Cemas Cemas Cemas
Variabel Panik P value
Cemas Ringan sedang berat
n % n % N % n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 44,4 1 11,1 2 22,2 0 0 2 22,2
0,827
Perempuan 14 34,1 5 12,1 6 14,6 4 9,8 12 29
Total 18 36 6 12 8 4 8 14 3
Tempat kerja
Puskesmas 7 33,3 5 23,8 3 14,3 1 4,8 5 23,8
0,282
Rumah Sakit 11 37,9 1 3,4 5 17,2 3 10,3 9 31,2
Total 18 6 12 8 16 4 8 14
Pendidikan
DIII Perawat 8 44,4 2 11,1 4 22,2 1 5,6 3 10,3
Sarjana 5 27,8 3 16,7 1 5,6 1 5,6 8 44,4 0,540
Profesi Ners 5 35,7 1 7,1 3 21,4 2 14,3 3 16,7
Total 18 36 6 12 8 16 4 8 14 28

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak hubungan tingkat pendidikan D 3 Keperawatan


ada hubungan jenis kelamin, tempat bekerja dan dengan tingkat kecemasan panic adalah
tingkat pendidikan responden dengan sebanyak 3 orang (10,3%), dan tingkat
kecemasan dalam menghadapi pandemi covid pendidikan sarjana dan Ners dengan tingkat
19 dengan nilai p value dari yaitu 0,827, 0,282 kecemasan panik masing-masing sebanyak 8
dan 0,540 dan lebih besar dari 0,05. Hasil orang 44,4% dan 3 orang (16,7%),
penelitian ini sejalan dengan penelitian (Fadli et sedangkan yang tidak ada kecemasan D3
al. 2020) dimana pada hasil penelitian nya Keperawatan sebanyak 8 orang ( 44,4%) dan
didapatkan tidak adanya hubungan jenis tingkat pendidikan sarjana yang tidak ada
kelamin dengan kecemasan pada petugas kecemasan 5 orang (27,8%) dan pendidikan ners
kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19. sebanyak 5 orang (35,7%). Hasil pvalue
Dari hasil penelitian menunjukkan hasil analisis 0.540>0.05 yang berarti bahwa tidak ada
Hubungan antara tingkat pendidikan jumlah total 23 responden, tetapi pada tingkat
dengan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMA
sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa terdapat 18 responden yang mengalami
tingkat pendidikan individu berpengaruh kecemasan, hal tersebut menunjukkan bahwa
terhadap kemampuan berfikir. Semakin tinggi latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi
tingkat pendidikan maka individu semakin tingkat kecemasan seseorang dalam menghadapi
mudah berfikir rasional dan menangkap operasi, karena tinggi rendahnya status
informasi baru, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang tidak dapat
pendidikan seseorang semakin tinggi pula mempengaruhi persepsi yang dapat
pengetahuan seseorang (Stuart G.W & Laraia menimbulkan kecemasan. Penelitian yang
M.T, 2007). dilakukan oleh Zamriati W dkk, (2013) juga
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
hubungan yang signifikan antara tingkat antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pendidikan dengan kecemasan. Responden kecemasan pasien.
dengan tingkat pendidikan sarjana tidak Menurut penulis tidak adanya hubungan
mengalami kecemasan sedangkan pada antara karakterisitik individu perawat dengan
responden dengan tingkat pendidikan d3 kecemasan pandemi covid juga dapat dikaitkan
Keperawatan lebih banyak mengalami dengan faktor lain diantaranya faktor informasi
kecemasan dari ringan sampai sedang dengan yang berlebihan atau distorsi terhadap informasi

67
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

yang diterima disamping itu kecemasan juga menjadi penyebab individu terjangkit
merupakan keadaan psikomatis. Psikosomatis psikosomatis karena ketegangan, kecemasan,
akan menyerang individu yang merespon dan kepanikan yang dirasa. Hal tersebut juga
keadaan lingkungan dengan kecemasan yang diduikung oleh penelitian (Kang et al. 2020)
berlebihan (Zulfa, 2020). Lingkungan ini dapat yang menyatakan bahwa perlunya tenaga
dikaitkan dengan kondisi RS dengan kesehatan sebagai garis terdepan disiapkan
ketidakcukupan sarana APD, selanjutnya RS dalam kondidi krisis yang besar dan intervensi
adalah tempat yang akan menampung pasien yang baik. Petugas kesehatan garis depan yang
yang mengalami covid 19 ini. Hal ini didukung terlibat dalam diagnosis langsung, pengobatan,
oleh penelitian Safruddin dkk, 2020 dimana dan perawatan pasien dengan COVID-19
hasil penelitiannya menunjukkan terdapat dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari
pengaruh yang signifikan ketersediaan alat gejala depresi), insomnia dan kegelisahan (Lai
pelindung diri terhadap kecemasan tenaga et al, 2020).
kesehatan yang bertugas di pelayanan kesehatan
Selanjutnya Informasi tentang COVID-19
KESIMPULAN tingkat pendidikan dengan kecemasan perawat
Hasil penelitian ini disimpulkan tidak ada dalam menghadapi pandemi covid 19.
hubungan jenis kelamin, tempat bekerja dan
Tim, Semua dosen dan mahasiswa yang telah
UCAPAN TERIMA KASIH membantu dalam penelitian ini
Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
Ketua STIKes Perintis Padang, LPPM beserta
REREFENSI Manli Huang, Huafen Wang, Gaohua
Fadli, Fadli, Safruddin Safruddin, Andi Sastria Wang, Zhongchun Liu, and Shaohua Hu.
Ahmad, Sumbara Sumbara, and Rohandi 2020. “Factors Associated With Mental
Baharuddin. 2020. “Faktor Yang Health Outcomes Among Health Care
Mempengaruhi Kecemasan Pada Tenaga Workers Exposed to Coronavirus Disease
Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan 2019.” JAMA Network Open
Covid-19.” Jurnal Pendidikan 3(3):e203976.
Keperawatan Indonesia 6(1):57–65. Mian-Yoon Chong et al. 2018. “Article
Iksal, Muhammad. 2020. “Kompas.” 21(1):1–9. Psikologis SARS.”
Kang, Lijun, Simeng Ma, Min Chen, Jun Yang, Susilo, Adityo, Cleopas Martin Rumende, Ceva
Ying Wang, Ruiting Li, and Lihua Yao. Wicaksono Pitoyo, Widayat Djoko
2020. “Since January 2020 Elsevier Has Santoso, Mira Yulianti, Herikurniawan
Created a COVID-19 Resource Centre Herikurniawan, Robert Sinto, Gurmeet
with Free Information in English and Singh, Leonard Nainggolan, Erni Juwita
Mandarin on the Novel Coronavirus Nelwan, Lie Khie Chen, Alvina Widhani,
COVID- 19 . The COVID-19 Resource Edwin Wijaya, Bramantya Wicaksana,
Centre Is Hosted on Elsevier Connect , the Maradewi Maksum, Firda Annisa, Cynthia
Company ’ s Public News and Information Olivia Maurine Jasirwan, and Evy
.” (January). Yunihastuti. 2020. “Coronavirus Disease
Kementerian Kesehatan RI. 2020. “Situasi 2019: Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal
Terkini Perkembangan Coronavirus Penyakit Dalam Indonesia 7(1):45.
Disease.” Waty, Sarni. 2018. “Analisis Faktor Yang
Https://Covid19.Kemkes.Go.Id/Category/S Berhubungan Dengan Strategi Koping
ituasi-Infeksi-Emerging/Info-Corona- Pada Pasien Skizofrenia Di Kota Sungai
Virus/#.XszDjmgzbIU 2020. Penuh Tahun 2017.” Indonesian Journal
Lai, Jianbo, Simeng Ma, Ying Wang, for Health Sciences 2(1):26.
Zhongxiang Cai, Jianbo Hu, Ning Wei, WHO. 2020. “Pertanyaan Dan Jawaban Terkait
Jiang Wu, Hui Du, Tingting Chen, Ruiting Coronavirus.” Pertanyaan Dan Jawaban
Li, Huawei Tan, Lijun Kang, Lihua Yao, Terkait Coronavirus 1.
COVID-19 DAN KECENDERUNGAN UIN Walisongo Semarang Email :
PSIKOSOMATIS Tarisa Novita Indana tarisanovita27@gmail.com(Kang et al.
Zulva Fakultas Psikologi dan Kesehatan 2020)

68
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Iksal, Muhammad. 2020. “Kompas.” 21(1):1–9. Workers Exposed to Coronavirus Disease


Kang, Lijun, Simeng Ma, Min Chen, Jun Yang, 2019.” JAMA Network Open
Ying Wang, Ruiting Li, and Lihua Yao. 3(3):e203976.
2020. “Since January 2020 Elsevier Has Mian-Yoon Chong et al. 2018. “Article
Created a COVID-19 Resource Centre Psikologis SARS.”
with Free Information in English and Susilo, Adityo, Cleopas Martin Rumende, Ceva
Mandarin on the Novel Coronavirus Wicaksono Pitoyo, Widayat Djoko
COVID- 19 . The COVID-19 Resource Santoso, Mira Yulianti, Herikurniawan
Centre Is Hosted on Elsevier Connect , the Herikurniawan, Robert Sinto, Gurmeet
Company ’ s Public News and Information Singh, Leonard Nainggolan, Erni Juwita
.” (January). Nelwan, Lie Khie Chen, Alvina Widhani,
Kementerian Kesehatan RI. 2020. “Situasi Edwin Wijaya, Bramantya Wicaksana,
Terkini Perkembangan Coronavirus Maradewi Maksum, Firda Annisa, Cynthia
Disease.” Olivia Maurine Jasirwan, and Evy
Https://Covid19.Kemkes.Go.Id/Category/S Yunihastuti. 2020. “Coronavirus Disease
ituasi-Infeksi-Emerging/Info-Corona- 2019: Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal
Virus/#.XszDjmgzbIU 2020. Penyakit Dalam Indonesia 7(1):45.
Lai, Jianbo, Simeng Ma, Ying Wang, Waty, Sarni. 2018. “Analisis Faktor Yang
Zhongxiang Cai, Jianbo Hu, Ning Wei, Berhubungan Dengan Strategi Koping
Jiang Wu, Hui Du, Tingting Chen, Ruiting Pada Pasien Skizofrenia Di Kota Sungai
Li, Huawei Tan, Lijun Kang, Lihua Yao, Penuh Tahun 2017.” Indonesian Journal
Manli Huang, Huafen Wang, Gaohua for Health Sciences 2(1):26.
Wang, Zhongchun Liu, and Shaohua Hu. WHO. 2020. “Pertanyaan Dan Jawaban Terkait
2020. “Factors Associated With Mental Coronavirus.” Pertanyaan Dan Jawaban
Health Outcomes Among Health Care Terkait Coronavirus 1.

69

Anda mungkin juga menyukai