Besarnya jumlah penduduk diyakini akan menjadi salah satu potensi pembangunan disuatu
negara. Akan tetapi jumlah yang besar itu harus disertai dengan adanya kesejahteraan. Tanpa
adanya kesejahteraan angka populasi manusia yang jumlahnya besar, maka hanya menjadi
bencana yang sama besarnya. Masalah yang tidak diatasi maka menjadi bencana kesulitan
bagi generasi-generasi di masa depan. Akhirnya pertambahan jumlah penduduk yang tidak
sebanding dengan kenaikan produksi, menjadi dampak bagi kekuatan ekonomi di negeri
sendiri (Pidato Presiden, 1970).
Akibat dari penyebaran yang tidak merata. Disebutkan bahwa 76 juta jiwa tinggal di pulau
Jawa yang makin sempit; sedang pulau lainnya sangat luas. Dimana hampir 64% dari seluruh
penduduk Indonesia tinggal mendesaki pulau yang luasnya hanya 7% dari luas seluruh
wilayah Indonesia (Pidato Presiden, 1973).
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa negara di dunia yang menjadi penyebab
jumlah penduduk meningkat dengan pesat. Di beberapa negara di dunia sebagai dampaknya
telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan (Mantra, 2006: 49).
Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPPRES) Nomor 141 Tahun 1999
(141/1999) Tentang Sekretariat Presiden, tersirat bahwa tugas dari Ibu Negara dalam
melaksanaan tugas Kepresidenan. Tugas dari Ibu Negara terhadap tugas Presiden, antara lain
adalah menghadiri upacara kenegaraan, mengikuti acara perjalanan, menghadiri pertemuan,
rapat dan acara lain, penerimaan kunjungan tamu asing.
Teori Neo-Malthusianism yang eksis pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
merupakan antitesis dari teori sebelumnya yaitu teori Malthusiansm. Teori Neo-
Malthusianism menyatakan bahwa disarankan untuk menggunakan cara-cara preventive
checks (penekanan kelahiran). Dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi, dengan
tujuan menurunkan angka kelahiran, pengguguran kandungan (abortions) (Mantra, 2006: 53).
Hartanto. 2008. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.