Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945,
diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).
BPUPKI terdiri atas 63 orang yang diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.Dalam
aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada
29 Mei hingga1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10 hingga 17 Juli 1945.
Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka.
Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benar-benar tepat, maka acara dalam sidang
ini adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Sampai akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan rumusan dasar negara
Republik Indonesia yang dianggap benar-benar tepat. Maka, dibentuklah suatu panitia kecil
beranggotakan sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan dinamakan panitia
Sembilan.
- Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga membicarakan
bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk
Republik.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan tugasnya. Pada tanggal
16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk
Panitia Perancang UUD.