Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL “BOY-BOYAN”

Dosen Pengampu : Khavisa Pranata, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kris Damayanti (2201025023)
Dina Ratih (2201025048)
Vera Arefanda (2201025056)
Dhiyaa Yolanda (2201025088)
Safira Zahra (2201025161)
Aryani Nova Rossydah (2201025177)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2023
Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Permainan Boy-boyan” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah PJKR (Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi). Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Khavisa sebagai dosen bidang
studi yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Juli 2023

Kelompok 1
Daftar Isi
Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 Pendahuluan.........................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah.....................................................................................................................1

1.3. Tujuan masalah.........................................................................................................................2

BAB II Pembahasan........................................................................................................................3

2.1. Alat yang Diperlukan................................................................................................................3

2.2. Tempat Permainan…................................................................................................................3

2.3. Umur dan Jumlah Pemain.........................................................................................................3

2.4. Aturan Permainan……….........................................................................................................4

2.5. Cara Bermain………................................................................................................................5

2.6. Tujuan Permainan….................................................................................................................6

2.7. Gerak-gerak di dalam Permainan……….................................................................................7

BAB III Penutup............................................................................................................................11

3.1. Kesimpualan...........................................................................................................................11

3.2. Saran.......................................................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................................................12
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Boy-boyan adalah permainan beregu yang biasanya dimainkan oleh laki-laki. Tentu saja
bukan dikhususkan untuk laki-laki, anak perempuan juga bisa bermainan boy-boyan. Nama “boy-
boyan” diambil dari ketika pemain berhasil dalam permainan tersebut, pemain harus menyebutkan
kata “boy”.

Permainan boy-boyan umumnya menggunakan bola kasti. Permainan ini memadukan kerja
motoric anak dan juga mengasah kemampuan untuk membuat strategi. Boy-boyan sendiri biasanya
terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di
lapangan yang cukup luas.

1.2. Rumusan masalah

Dalam makalah ini mengangkat masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari permainan boy-boyan?


2. Apa saja alat yang diperlukan dalam permainan boy-boyan?
3. Bagaimana tempat permainan boy-boyan?
4. Berapa umur dan jumlah pemain?
5. Bagaimana peraturan permainan boy-boyan?
6. Bagaimana cara bermain?
7. Apa tujuan permainan boy-boyan?
8. Apa saja gerak-gerak yang ada di dalam permainan boy-boyan?

1
1.3. Tujuan Masalah

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk

1. Untuk mengetahui pengertian dari permainan boy-boyan.


2. Untuk mengetahui alat yang diperlukan dalam permainan boy-boyan.
3. Untuk mengetahui tempat permainan boy-boyan.
4. Untuk mengetahui umur dan jumlah pemain.
5. Untuk mengetahui peraturan permainan boy-boyan.
6. Untuk megetahui cara bermain.
7. Untuk mengetahui tujuan permainan boy-boyan.
8. Untuk mengetahui gerak-gerak yang ada di dalam permainan boy-boyan.

2
BAB II

Pembahasan

2.1. Alat yang Diperlukan

1. Pecahan genting/gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan atau pecahan batu bata,
pecahan keramik dan sebagainya
2. Bola kasti

2.2. Tempat Permainan

Dalam permainan boy-boyan ini, biasanya dilakukan di tempat yang luas, misalnya :
halaman rumah, halaman sekolah, atau lapangan

2.3. Umur dan Jumlah Pemain

Permainan boy-boyan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak yang berusia antara 7-16
tahun. Tetapi tidak ada larangan bagi orang dewasa untuk memainkannya.

Jumlah pemain pada permainan boy-boyan ini sebanyak 4-10 orang yang kemudian dibagi
menjadi dua kelompok

3
2.4. Aturan Permainan

1. Permainan dimulai dengan melakukan HomPimPa untuk membagi pemain menjadi 2


kelompok dengan anggota sama rata sesuai dengan jumlah pemain, lalu melakukan suit
antara 2 kelompok, yang kalah akan menyusun pecahan genting/gerabah, atau pecahan
asbes, atau potongan kayu, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik dan yang menang
sebagai pelempar bola dengan jarak 3 meter yang ditandai dengan garis (pemain yang
menang berdiri di belakang garis dan yang menang berdiri dengan arah yang berlawanan
dan berpencar sesuai strategi perkelompok)
2. Pelempar harus melempar/menggelindingkan bola sehingga pecahan genting itu rubuh
(seperti permainan bowling), dan jika sudah rubuh, maka pihak yang kalah harus mengejar
pihak yang menang dan melemparkan bola kearah kelompok pelempar dan pelempar harus
menghindari lemparan bola tersebut dan harus menata kembali pecahan genting yang telah
mereka robohkan.
3. Pelempar akan mendapat 1 poin jika pelempar berhasil menyusun kembali pecahan
genting/gerabah, atau pecahan asbes, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik
tersebut.
4. Pelempar akan gugur jika penjaga berhasil melempar bola mengenai seluruh anggota
kelompok pelempar

4
2.5. Cara Bermain

1. Sebelum melakukan permainan, dilakukan “hompimpa”, untuk menentukan kelompok


pemain mana yang pertama memulai permainan. Secara Bersama-sama, pemain
mengucapkan “hom-pim-pa”. ketika mengucapkan suku kata terakhir (pa), masing-
masing pemain memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak
tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Di beberapa daerah hompimpa dilakukan dengan
lagu berlirik “hompimpa alaium gambreng” . pemenang adalah pemain yang
memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para pemain lainnya. Ketika pemain
lainnya sudah menang, pemain yang kalah ditentukan oleh dua pemain yang tersisa dengan
melakukan “suit”
2. Pecahan genting/asbes, atau pecahan asbes, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik
disusun meninggi hingga membentuk Menara. Biasanya jumlah pecahan genting mencapai
sepuluh buah.
3. Kelompok pemain yang menang, harus merubuhkan Menara pecahan genting/asbes, atau
pecahan asbes, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik dengan menggunakan bola
kasti dengan jarak yang telah ditentukan. Menara tersebut harus rubuh/berserakan semua.
Jika sudah berserakan, kelompok pemenang (pelempar) harus berlari untuk menghindari
tembakan bola dari lawan.
4. Selanjutnya, pemain yang menang harus menyusun kembali Menara pecahan
genting/asbes, atau pecahan asbes, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik tersebut
sambil menghindari tembakan bola dari pemain yang kalah (penjaga). Anggota kelompok
yang bertugas menjaga harus memburu anak lawan kelompok serta menembakkan bola
supaya terkena oleh anggota tubuh lawan. Aturan bagian tubuh yang tidak boleh terkena
bola adalah bagian wajah dan kemaluan. Selain itu bebas untuk ditembak. Bagi kelompok
penjaga bola tersebut dapat dioper ke anak yang lain . jika ada anak kelompok pemenang
(penembak) yang akan berusaha untuk menyusun genting, maka harus langsung ditembak
bola tersebut.
5. Apabila salah satu pemain yang menang (pelempar) terkena tembakan dari pemian yang
kalah (penjaga) pemain pelempar tersebut harus keluar dari permainan, sementara pemain
yang menang lainnya terus berjuang menyelesaikan susunan Menara pecahan
genting/asbes, atau pecahan asbes, atau pecahan batu bata, atau pecahan keramik tersebut.

5
Jika pemain yang menang berhasil menyusun pecahan genting/gerabah tersebut dan sudah
berteriak “boy” berarti pemain yang menang (pelempar) mendapat 1 poin dan
dipersilahkan untuk bermain kembali untuk mendapatkan poin-poin selanjutnya

2.6. Tujuan Permainan

1. Aspek Kognitif
Nilai kognitif yang terkandung didalam permainan boy-boyan ini yaitu para peserta
kelompok pemenang (pemain) harus berfikir agar mereka dapat menyusun kembali Menara
tanpa terkena bola dari kelompok penjaga, begiut juga dengan kelompok penjaga harus
berusaha menggagalkan usaha yang dibuat kelompok pemenang untuk menyusun Menara.
Oleh karena itu, pemain harus memikirkan dan merencanakan strategi dengan baik agar
dapat menjadi pemenang.

2. Aspek Afektif
Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini diantaranya :
a) Memahami konsep sportivitas. Melalui permainan ini anak belajar bersikap sportif, yaitu
bermain secara jujur, memperlihatkan sikap mengahrgai pemain lain, menerima
kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kekalahan secara terbuka
b) Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari anak melalui permainan
ini
c) Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan ini rasa percaya diri anak dapat
ditumbuhkan. Rasa percaya diri ini sangat penting sebagai bekal dirinya menghadapi
berbagia tantangan dalam kehidupannya di kemudian hari. Dengan kepercayaan diri, anak
akan merasa lebih mantap memasuki lingkaran pergaulan di mana saja ia berada.

3. Aspek Psikomotor
Aspek Psikomotor yang terkandung didalam permainan boy-boyan yaitu melatih
kemampuan fisik anak. Dalam permainan ini gerak fisik sangat ditekankan. Memainkan
permainan ini amat baik untuk menyalurkan energi anak yang berlebih karena anak
memang harus banyak bergerak. Dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif berlari,

6
kelompok pemenang berusaha menghindari bola yang dilempar kelompok penjaga dan
kelompok penjaga berusaha melempar bola agar mengenai kelompok pemain

4. Aspek Sosial
Melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Permainan ini
memungkinkan adanya interaksi sosial. Interaksi dalam permainan ini mendorong anak
untuk belajar tentang konsep berbagi, menanti giliran, bermainan secara fair, juga
mengajarkan arti kemenangan dan kekalahan. Melalui kontak nyata dengan orang lalin,
anak belajar menemukan siapa dirinya di tengah ruang lingkup pergaulan, apa yang bisa
dilakukan, bagaimana dia mampu menyesuaikan diri dengan situasi di sekitarnya.

5. Aspek Emosional
Dengan adanya permainan ini anak akan belajar mengelola emosi. Pengelolaan emosi
sangat penting bagi anak agar dapat mengendalikan diri di kehidupan sosialnya. Selain itu,
permainan ini dapat memberikan rasa senang sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang
dialami anak-anak setelah mengikuti pelajaran disekolah.

2.7. Gerak-gerak di dalam Permainan

1. Gerak Lokomotor
• Berjalan
• Berlari
• Melompat
2. Gerak Non Lokomotor
• Mengayunkan tangan
• Membungkuk
• Memutar badan
3. Gerak Manipulatif
• Memukul bola
• Melempar bola
• Menangkap bola

7
Dokumentasi Nama Gerakan
Gerakan Lokomotor “Berjalan”

Gerakan Non Lokomotor “memutar badan”

Gerakan Non Lokomotor “membungkukan


badan”

Gerakan Manipulatif “Menangkap Bola”

8
Gerakan Manipulatif “Menyusun Menara”

Gerakan Lokomotor “Berlari”

Gerakan Manipulatif “melempar /


menggelindingkan bola”

9
OUR TEAM

10
BAB III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan, yaitu:

Dalam pemainan dan olahraga boy-boy an ini dapat memberikan manfaat


pendidikan bagi pemain, termasuk pengembangan keterampilan motorik halus dan kasar,
meningkatkan koordinasi mata-tangan, dan mengasah kemampuan berpikir kritis. Aturan dan
tujuan permainan "Boy-boyan" membutuhkan keterampilan motorik, kreativitas, dan interaksi
sosial. Permainan ini mendorong kerja sama tim, strategi berpikir, dan kecerdasan emosional.
Permainan ini juga dapat memberikan manfaat sosial, seperti membangun ikatan dan memperkuat
hubungan antara pemain. Perkembangan permainan "Boy-boyan" juga mengalami variasi dari
waktu ke waktu dan dalam berbagai budaya. Modifikasi dan adaptasi permainan ini terjadi sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pemain. Penting untuk mempertimbangkan aspek
keselamatan dan keamanan saat bermain "Boy-boyan". Langkah-langkah harus diambil untuk
menghindari cedera atau risiko yang tidak diinginkan selama permainan.

3.2. Saran

Bahwasanya untuk dapat melakukukan gerakan yang baik dan benar dalam permainan
boy-boy an, kita harus mengenal teknik-teknik dasar dalam melakukan Boy-boy an itu sendiri
dan tidak lupa melakukan latihan untuk mempermantap gerakan kita.

11
Daftar Pustaka
Johnson, A. (2015). Menjelajahi Warisan Budaya melalui Permainan Tradisional
Anak-Anak. Jurnal Studi Budaya, 25(2), 45-63.

Brown, M. (2012). Manfaat Pendidikan dari Permainan Tradisional. Jurnal


Bermain dan Pembelajaran, 18(3), 123-145.

12

Anda mungkin juga menyukai