Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur atas ke hadirat tuhan yang maha kuasa, karena atas rahmat-nya kita dapat berkumpul pada
pagi ini. Yang terhormat guru pengajar bahasa Indonesia Nadifa suroya dan teman teman yang saya
banggakan.

Bahan bakar minyak (BBM) subsidi merupakan BBM yang disubsidi oleh pemerintah, menggunakan
dana anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN). BBM subsidi memiliki jumlah yang terbatas
sesuai kuota, yang ditetapkan harganya oleh pemerintah, dan diperuntukan untuk konsumen
pengguna tertentu.

Untuk jenis BBM bersubsidi adalah pertalite dan biosolar. Penggunan bahan bakar bersubsidi juga
telah di atur dalam peraturan presiden (perpres) nomor 191/(tahun)2014 tentang
penyediaan,pendistribusian dan harga jual eceran bahan bakar minyak, untuk konsumen pengguna
BBM solar. Sedangkan untuk pengguna pertalite juga akan ditentukan dalam revisi perpres nomor 191
tahun 2014 yang saat ini dalam proses penerbitan, Agar BBM jenis solar bersubsidi dan pertalite lebih
tepat sasaran.

Ada beberapa kriteria kendaran yang tidak boleh menggunakan BBM solar bersubsidi diantaranya:
pertama, kendaraan bermotor perseorangan (plat nomor hitam), kecuali pick up. Kedua, kendaraan
dinas. Ketiga, kendaraan perkebunan dan hasil pertambangan rakyat di atas roda empat. Keempat,
kereta api umum yang mengangkut penumpang dan kereta api barang pengangkut bahan kebutuhan
pokok.

Untuk peraturan BBM solar bersubsidi saat ini berdasarkan volume untuk transportasi darat, yakni:
kendaraan pribadi plat hitam 60 liter per hari, angkutan umum atau barang roda empat sebanyak 80
liter per hari, sedangkan angkutan umum roda enam sebanyak 200 liter per hari, di kecualikan untuk
kendaraan pengangkut hasil perkebunan dan pertambangan rakyat.

Sedangkan kendaraan yang masih bisa menngunakan bahan bakar pertalite yakni kendaraan dengan
spesifikasi mesin di bawah 1.500 cubicle centimeter (cc) dan motor di bawah 250 cc.

Aturan tersebut di buat agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran kepada masyarakat yang
membutuhkan, tetapi fakta di lapangan belum seratus persen penyaluran BBM tersebut tepat sasaran.
Karena masih ada beberapa oknum masyarakat mampu,namun menggunakan BBM bersubsidi dengan
alasan BBM bersubsidi harganya lebih terjangkau/ efisien. Mudah mudahan setelah adanya revisi
perpres yang saat ini masih dalam proses penerbitan, penyaluran BBM bersubsidi di Indonesia tersalur
dengan tepat kepada mereka yang membutuhkan. Mungkin sekian yang dapat saya samaikan, kurang
lebihnya saya mohon maaf. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai