Anda di halaman 1dari 138

Scaling dan Root Planing

Definisi

Scaling
Proses pengambilan plak,kalkulus dan juga deposit lain dari permukaan gigi, baik
supragingiva maupun subgingiva

Root Planing
Proses pembuangan sisa kalkulus yang tertanam pada permukaan semen akar dan
sebagian dari semen dengan maksud untuk menghasilkan permukaan akar yang licin,
keras dan bersih
Tujuan

Tujuan utama Scaling dan Root Planing


Mengembalikan kesehatan gingiva dengan cara
pengambilan elemen (plak,kalkulus, dan
endotoksin) yang menyebabkan inflamasi
gingiva dari permukaan gigi

Scaling dan root planing menjadi dasar


keberhasilan perawatan periodontal.
Instrumen Periodontal

Di desain khusus sesuai Terbagi atas 5 kelompok


kegunaannya a.Periodontal probes
b.Explorers
Membuang kalkulus,
c.Scaling,Root planing dan Curretage
menghaluskan permukaan instrument
akar, mengkuretase
d.Periodontal Endoscope
gingiva, dan lain-lain.
Umumnya terbuat dari e.Cleansing and Polishing instrument
stainless steel
Instrumen Periodontal
a.Probe Periodontal

• Instrumen yang digunakan


untuk menentukan,
mengukur dan menandai
kedalaman poket, serta
konfigurasinya.
Probe Periodontal
a.Probe University Michigan with William Marking

Prototipe standar desain probe


Lekukan milimeter pada 1-
10mm (lekukan 4 dan 6 mm
dihilangkan untuk
memudahkan penandaan)
Probe Periodontal
b.Probe University of North Carolina (UNC-15)

Disarankan untuk
digunakan pada penelitian
klinis
Kode warna UNC-15 pada
5,10,dan 15 mm
Probe Periodontal
c.Probe World Health Organization (WHO)

Memiliki ujung bentuk bola


diameter 0,5 mm
Penandaan pada 3.5, 5.5, 8.5,
dan 11.5 mm
Disarankan untuk pemeriksaan
epidemiologi periodontal dan
pemeriksaan rutin
Probe Periodontal
d.Probe Goldman Fox

Lekukan pada 1- 10 mm
(Penanda pada 4 dan 6 mm
tidak ada)
Working-end pipih
Probe Periodontal
e.Probe Nabers

Probe yang digunakan pada kasus keterlibatan furkasi


Penanda pada 3 s/d 6, dan 9 s/d 12 mm

Probe William (kiri) dan


Probe Nabers (kanan)
Instrumen Periodontal
b.Explorers Periodontal

• Dikenal sebagai sonde


• Digunakan untuk mengetahui
adanya kalkulus subgingiva
dan karies, serta mengecek
kehalusan permukaan akar

Gambar Macam-macam eksplorer. A, #17; B, #23; C, EXD 11-12;


D, #3; E, #3CH Pigtail.
Instrumen Periodontal
c.Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase

• Digunakan untuk membuang Terdiri dari :


plak dan kalkulus dari 1. Sickle Scaler
permukaan mahkota dan akar 2. Kuret
gigi, membuang sementum 3. Hoe Scaler
yang nekrotik, serta 4. File Scaler
membersihkan jaringan lunak 5. Chisel Scaler
pada dinding poket 6. Instrumen Ultrasonik
Desain Instrumen
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
1.Sickle Scaler

• Bentuk working-end seperti bulan


sabit
• Digunakan untuk mengambil
kalkulus supragingiva
• Karakteristik berbentuk segitiga,
double cutting edge, dan lancip
• Gerakan pulling stroke
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
1.Sickle Scaler

Lengkung: Lurus:

Digunakan untuk Digunakan untuk aspek


area interproksimal fasial dan lingual yang
lebar, serta
interproksimal
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Kuret (Universal dan Spesifik)

• Instrumen pilihan yang


digunakan untuk
mengambil kalkulus
sub gingiva,
penghalusan
permukaan akar dan
membuang dinding
poket.
• Karakteristik berbentuk
seperti sendok, dua sisi
pemotong dengan
ujung membulat
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Kuret (Universal dan Spesifik)

• Lebih adaptif dengan


permukaan gigi
dibandingkan dengan scaler
• Dapat mencapai poket yang
lebih dalam
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Kuret (Universal dan Spesifik)

• Kuret universal memiliki blade yang dapat dimasukkan pada sebagian besar area gigi-geligi .
Permukaan di antara kedua cutting-edge membentuk sudut 900 terhadap shank.
• Kuret spesifik terdiri dari berbagai macam instrument yang didesain untuk beradaptasi pada
area spesifik gigi geligi. (contoh kuret gracey)
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Kuret Gracey

o Kuret Gracey #1/2, 3/4 (Untuk gigi Anterior)


o Kuret Gracey #5/6 (Untuk gigi Anterior dan Premolar),
o Kuret Gracey #7/8, 9/10, (untuk Bukal dan Lingual gigi
Posterior)
o Kuret Gracey #11/12, 15/16, (untuk Mesial gigi
posterior),
o Kuret Gracey #13/14, dan 17/18 (untuk Distal gigi
posterior)
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Modifikasi Kuret Gracey (After Five dan Mini Five)

Kuret After-five Hu Friedy


• Leher diperpanjang 3 mm
• Mata pisau dibuat lebih tipis

Kuret Mini-Five
• Blade dikurangi setengah inchi
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
2.Modifikasi Kuret Gracey (After Five dan Mini Five)

Gambar (Kiri dan Tengah) Perbedaan Kuret Gracey Standar dengan After Five
(Kanan) Perbedaan After Five dengan Mini Five.
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
3.Hoe Scaler

• Digunakan untuk scaling sisa-sisa


kalkulus yang bertakik atau yang
bentuk cincin
• Tangkai pisau sedikit membengkok
sehingga dapat berkontak pada dua
titik di permukaan yang cembung
• Blade diinsersikan ke dasar poket,
kemudian diaktifkan dengan tarikan
ke arah koronal
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
4.File Scaler

• Mempunyai rangkaian mata


pisau pada dasarnya
• Alat ini berbentuk kikir
• Fungsi utamanya
menghancurkan kalkulus
yang besar dan kuat
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
5.Chisel Scaler

• Didesain untuk permukaan proksimal gigi


anterior
• Bentuk seperti pahat
• Double ended dengan leher bengkok pada
satu sisi dan leher lurus pada sisi yang lain
• Chisel diinsersi pada permukaan fasial, dan
diaktifkan dengan gerakan mendorong
Instrumen Untuk Scaling,Root Planing dan Kuretase
6.Instrumen Ultrasonik

• Dapat digunakan untuk pengambilan plak, kalkulus, dan stain


• Terdiri atas unit magnetostrictive dan piezoelectric
• Pada kedua tipe tersebut, arus listrik bergetar menghasilkan gerakan pada
material di dalam handpiece sehingga scaler dapat bergetar.
• Vibrasi ultrasonik pada ujung instrumen kedua tipe instrumen bervariasi
antara 20.000-45.000 Hertz
Unit magnetostrictive Unit Piezoelectric
Instrumen Periodontal
d.Endoskopi Periodontal

• Digunakan untuk mendeteksi dan memeriksa


bagian dalam poket periodontal

• Dapat mendeteksi kalkulus di area subgingiva,


poket, dan furkasi yang dalam termasuk
identifikasi fraktur akar, resorpsi, abnormalitas
anatomis, dll
Instrumen Periodontal
d.Endoskopi Periodontal
Instrumen Periodontal
e.Instrumen Pemolesan

• Dilakukan setelah prosedur scaling dan root planning


• Bertujuan untuk mendapatkan permukaan gigi yang benar-benar halus dan licin untuk
mencegah terbentuknya kalkulus kembali
• Menggunakan Rubber cups, Bristle brushes, dan Dental tape
GENERAL PRINCIPAL
INSTRUMENTATION
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi

Penggunaan instrumentasi alat periodontal dapat dilakukan secara efektif melalui serangkaian
prinsip umum yang meliputi :
1. Aksesibilitas (Penempatan Posisi Pasien dan Operator)
2. Visibilitas (Pencahayaan dan Retraksi)
3. Kondisi ketajaman Instrumen
4. Daerah kerja yang bersih
5. Stabilisasi instrumen
6. Gerakan dan aktivasi instrumen
7. Pemilihan Instrumen yang tepat
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
1. Aksesibilitas (Penempatan Posisi Pasien dan Operator)
1. Aksesbilitas

Tujuan : Akses alat dan daya pandang yang maksimal


OPERATOR
Duduk tegak&nyaman, telapak kaki rata, paha sejajar lantai, mulut pasien sejajar siku
• Letak posisi operator terhadap pasien dapat dianalogikan seperti arah jarum
jam

Pengguna instrumen
dengan tangan kanan
• Letak posisi dapat berada
pada posisi arah jam 8 -
12

Penguna instrumen
tangan kiri
• Letak posisi berada pada
arah jam 12 - 4
Posisi Pasien

Rahang bawah, sandaran


Rahang atas pasien
kursi dinaikan dan dagu
diminta untuk menaikkan
direndahkan sehingga
dagu sedikit
mandibula sejajar lantai
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
2.Visibilitas (Pencahayaan dan Retraksi)
Pencahayaan didapatkan melalui lampu dental unit atau melalui kaca mulut

• Pencahayaan untuk
rahang bawah

• Pencahayaan untuk
rahang atas
Retraksi akan meningkatkan visibilitas, aksesbilitas, dan pencahayaan daerah
kerja. Didapatkan melalui jari-jari operator dan kaca mulut.
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
3.Kondisi dan Ketajaman Instrumen
Alat harus dalam keadaan bersih, steril dan baik, serta harus tajam.
Keuntungan dari alat yang tajam :

Memudahkan untuk membersihkan kalkulus

Memudahkan untuk mengontrol instrumen

Mengurangi gerakan yang berulang

Mengurangi kelelahan dari operator


Untuk mengetahui ketajaman instrumen ada 2 cara, yaitu:
1 Secara Visual

Tumpul, daerah cutting edge


terlihat pantulan cahaya

Tajam, daerah cutting terlihat


pudar dan hanya garis lekukan
2. Secara Taktil
Dengan mengoreskan pada batang akrilik atau plastik

Tajam, akan terasa kasar dan


menggores dari batang plastik

Tumpul, akan terasa licin dan


tidak menggores batang plastik
Cara menajamkan instrumen dengan mengasah bagian lateral dari cutting edge dengan
mempertahankan sudut dalam 700 – 800

Kesalahan pengasahan :
-Sudut dalam > 800 menghasilkan bulky working end, susah untuk adaptasi
-Sudut dalam < 700 menghasilkan working end yang lemah dan mudah tumpul
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
4.Mempertahankan daerah kerja tetap bersih
Untuk menjaga visibilitas, daerah kerja harus bebas dari saliva, darah, maupun kotoran. Adanya
saliva juga dapat mengurangi kontrol tumpuan jari karena licin dan basah.
Mempertahankan daerah kerja dapat menggunakan :
• Saliva Ejector
• Tampon
• Cotton Pellet
• Udara bertekanan
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
5.Stabilisasi Instrumen
Stabilisasi dan kontrol penting untuk tercapainya instrumentasi yang efektif dan mencegah
terjadinya kecelakaan oleh instrumen

Ada dua faktor yang berperan dalam mencapai stabilisasi instrumen :


1. Cara memegang alat (Instrumen Grasp)
2. Tumpuan jari (Fulkrum/Finger Rest)
Ada 3 jenis cara memegang alat :

Pen grasp

Modifikasi pen grasp

Palm and Thumb grasp


Gambar Perbedaan modifikasi pen grasp dan pen grasp
Stabilisasi Instrumen (fulcrum/finger rest)

Definisi
Merupakan tumpuan jari yang digunakan untuk menstabilisasi tangan yang
memegang instrument selama melakukan prosedur scaling dan root planning

Terbagi atas intraoral fulcrum dan ekstra oral fulcrum


• INTRAORAL FULCRUM
• Konvensional : Tumpuan jari diletakkan ada permukaan gigi yang berdekatan
dengan daerah yang diskeling.1
• Cross Arch : Tumpuan jari terletak pada sisi bersebrangan rahang yang sama
• Opposite Arch : Tumpuan jari terletak pada rahang yang berlawanan.
• Finger on Finger : Tumpuan jari tertumpu pada jari tangan yang lain.
EKSTRA-ORAL FULCRUM
• Palm Up/Palm Facing Out: menyandarkan punggung jari tengah dan jari manis pada kulit wajah di
sisi lateral mandibular kanan
• Palm Down/Chin-Cup: meletakkan ujung jari tengah dan jari manis pada kulit wajah di sisi lateral
mandibula kiri/ pada dagu pasien.1
Prinsip Umum Penggunaan Instrumentasi
6.Gerakan dan Aktivasi Instrumen
Gerakan dan Aktivasi Instrumen

Terdiri dari : Adaptasi, Angulasi, Tekanan Lateral dan Strokes


a. Adaptasi bertujuan agar instrumen menyentuh maksimal dengan kontur gigi
b. Angulasi merupakan sudut antara working end dengan permukaan gigi

Angulasi yang tepat penting untuk


pembuangan kalkulus yang efektif
Kegunaan Angulasi

Insersi Instrumen 0o – mendekati 0o

Skeling dan Root Planing 60o – 80o


efektif

Kuretase > 90o


c. Tekanan Lateral
Merupakan tekanan yang dibentuk antara ibu jari dengan jari telunjuk untuk
menekan ujung kerja alat terhadap permukaan gigi atau permukaan kalkulus.
Apabila tekanan lateral kurang maka pembersihan kalkulus akan tidak efektif.
d. Strokes
Terdiri atas empat jenis strokes dalam instrumentasi
1. Placement strokes : penempatan working end
ke dasar poket
A. Arah Vertikal
2. Assesment strokes : mengukur kedalaman poket digunakan untuk sisi mesial dan distal
dengan probe periodontal B. Arah Oblik
bergerak menarik diagonal pada facial
3. Scaling strokes : penggunaan sickle scaler pada dan lingual
permukaan gigi C. Arah Horizontal
4. Root debridement strokes : penggunaan kuret
pada saat root planing
d. Strokes
TEKNIK SCALING DAN ROOT
PLANING
Teknik Skeling Supragingiva

• Teknik Skeling Supragingiva


- Scaler dipegang dengan modifikasi pen grasp
- Tumpuan jari secara konventional atau cara lain
- Working end ditempatkan pada apikal dari kalkulus
- Digerakan dengan tekanan lateral pada angulasi 70o –
80o
- Kalkulus diambil secara perbagian
- Tekanan yang kurang dan angulasi kurang tepat
menyebabkan kalkulus halus dan sulit untuk diambil
Teknik Skeling Subgingiva dan root planing
• Teknik skeling subgingiva dan
penghalusan akar
- Kuret dipegang dengan modifikasi pen grasp
- Tumpuan jari secara konvensional atau cara
lain
- Working end diinsersikan dengan angulasi 0o –
mendekati 0o
- Pada dasar poket diangulasikan 45o-90o
- Tekanan diawali dengan sedang dan diakhiri
ringan
Respon Jaringan Sesudah Skeling dan Penghalusan Akar

Dinding poket dapat menyusut seluruhnya,


cenderung pada poket yang dangkal, terlihat resesi
Setelah skeling
dan penghalusan
akar, terdapat Redanya inflamasi, serabut epitel junctional akan
variasi respon terbentuk kembali sehingga beradaptasi/melekat
kembali membentuk long junctional epitel
penyembuhan
jaringan yaitu :
Terjadi sedikit penyusutan dari dinding
poket dan poket tetap ada, biasanya
pada poket yang dalam
Terima kasih dan selamat belajar….
NIGHT GUARD
drg. Mellani Cindera Negara, Sp.perio
oral movement disorder
that is characterized by
grinding or clenching of
Bruxism 8-10% populasi
the teeth. The disorder
may occur during sleep as
well as during wakefulness
Etiologi
Kelainan
Diskrepansi
anatomi
oklusal
orofacial

Smoking,
Psikososial trauma, genetic,
(STRESS) alcohol, cafein,
drugs
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Electromyographic
Anamnesis
Klinis (EO,IO) (EMG)
Manifestasi Rongga Mulut
Manifestasi Pada Gigi & Jaringan Periodontal

Atrisi Abfraksi

Resesi Sensitif

Penebalan
Mobility Ligamen
Periodontal

Fraktur
Manifestasi di Otot
Pengunyahan

Nyeri

Disfungsi
Otot

Hipertropi
otot
TMJ disorder

Nyeri
Clicking
Sulit mengunyah
TERAPI

Occlusal intervention
• achieving harmonious relationships between occluding surfaces’ occlusal equilibration,
occlusal rehabilitation and orthodontic treatment
Occlusal Appliances
• occlusal bite guard, bruxism appliance, bite plate, night guard, occlusal device

Pendekatan perilaku
• psychoanalysis, autosuggestion, hypnosis, progressive relaxation, meditation, self-
monitoring, sleep hygiene, habit reversal/ habit retraining and massed practice.
Obat-obatan
Occlusal Splint (Night Guard)
• Mencegah kebiasaan bruxism yang lebih parah
• Mengurangi hiperaktivitas otot
• Mengurangi aktivitas otot parafungsional yang
dikaitkan dengan peningkatan stres emosional.
• Dapat juga dipakai pada kelainan TMJ terutama jika
terasa sakit ketika bangun tidur
• Memberikan stabilisasi postural
• Dipakai pada malam hari
• Rahang atas
Occlusal splint (night guard) tipe keras

Resin akrilik dengan oklusi ideal


• sementara dan removable.

Kelebihan:
1. mencegah perubahan oklusi dan artikulasi
2. efektif dalam perawatan mencegah kebiasaan bruxism

Kekurangan :
1. Proses pembuatan lebih sulit
2. Memakan waktu lama
3. Ketidaknyamanan pada awal pemakaian
Occlusal splint (night guard) tipe lunak
Occlusal splint (night guard) tipe lunak
• Vinyl termoplastik
• Sangat flexible dan nyaman
• Lebih cepat mengalami perubahan permukaan oklusalnya

keuntungan:
1. Bisa dipakai oleh anak-anak
2. Proses pembuatan lebih cepat
3. Lebih nyaman

Kekurangan :
kestabilan kurang
THANK YOU
DESENSITISASI
drg. Mellani Cindera Negara, Sp. Perio
Hipersensitivitas dentin
⊹ kondisi nyeri yang berasal dari dentin yang terbuka sebagai respon
terhadap rangsangan kimia, termal, atau rangsangan osmotik yang bukan
berasal dari kelainan pada gigi atau penyakit gigi lain

Sifat nyeri nya tajam dan pendek

2
Etiopatogenesis

● Perubahan fisik, kimia,


patologis, biologis dan ● Kerusakan email  erosi,
abnormalitas perkembangan korosi, atrisi, abrasi dan Tereksposnya tubulus dentin
yang menyebabkan abfraksi dan nervus pulpa merespon
kerusakan atau cacat dental ● Kehilangan jaringan adanya stimulus dari
atau periodontal. periodontal  resesi, eksternal.
●Usia dehiscence
●Mekanis  bad habit

3
4
Mekanisme Hipersensitivitas Dentin

Rangsangan dari luar Ujung syaraf didalam Transimisi rasa sakit -


(Kimia, fisik, suhu) - tubulus dentin tertekan - respon berupa nyeri yang
Pergerakan cairan pada mengaktifkan serabut singkat, tajam, dan
tubulus dentin saraf alfa yang bermyelin menimbulkan rasa sakit
5
Faktor pemicu hipersensitifitas
Rangsangan dingin
Rangsangan panas
Rangsangan Kimiawi
Rangsangan Taktil
Rangsangan udara

6
diagnosis

7
Prinsip Perawatan
menghilangkan etiologi hipersensitivitas
dentin:
• mengedukasi cara menyikat gigi yang
benar
• menghilangkan kebiasaan buruk
• menghindari minum atau makan makanan
yang bersifat asam dan korosif.
Perawatan

9
Perawatan Non
Perawatan Invasif
Invasif

Pasta gigi, obat


Bedah
kumur, permen Laser Restorasi
Periodontal
karet

potassium nitrate,
potassium
chloride, dan
potassium citrate.
perawatan
⊹ Desensitizing agent yang diaplikasikan
pada permukaan dentin yang terekspos
⊹ Restorasi dengan resin komposit, veneer
atau crown
⊹ Bedah

11
Desensitisasi
Desensitisasi merupakan perawatan untuk mengatasi
kondisi dentin yang hipersensitif akibat terbukanya tubuli
dentin.
Desensitizing agent apat diaplikasikan oleh pasien di rumah
atau oleh dokter gigi pada klinik dental.
Mekanisme aksi dari desensitizing agent yaitu mereduksi
diameter dari tubulus dentin untuk membatasi perpindahan
cairan di dalamnya.
Bahan Desensitisasi (Klinik/in office)

a. Fluorida: bahan desensitisasi berbentuk pasta dengan campuran natrium


fluorida, kaolin dan gliserin. Cara kerja nya dengan menyumbat tubulus dentin.

b. Duraphat: bahan desensitisasi berbentuk pernis yang mengandung 50mg


natrium fluoride.

c. Fluocal: bahan desensitisasi berbentuk cairan yang mengandung 1 gr sodium


fluorida.

d. Kalsium hidroksida: bahan desensitisasi yang mempunyai efek mengurangi


eksitabilitas saraf.
14
Bahan desensitisasi (di rumah)
Pasta gigi dengan aksi kerja menyumbat tubulus
dentin
• Bahan desensitisasi yang terkandung dalam pasta tersebut ada yang
berupa stronsium klorida (Sensodyne), natrium monofluoroposfat
(Colgate) dan formaldehid (Thermodent).

Pasta gigi dengan aksi kerja mengurangi ekstabilitas


saraf
• Pasta gigi mengandung kalium nitrat (Senguel)

c. Kombinasi

15
Cara Penggunaan Bahan Desensitisasi

1. Persiapan alat dan bahan


2. Pemakaian sarung tangan dan masker
3. Tentukan elemen gigi yang mengalami hipersensitivitas dentin
4. Sebelum pemakaian bahan desensitisasi maka gigi terlebih
dahulu harus dilakukan pembersihan dari debris, plak, dan kalkulus
5. Isolasi gigi dan keringkan permukaan gigi
6. Aplikasikan bahan desensitisasi. Aplikasi bahan desensitasi bisa
berbeda-beda untuk setiap bahannya.
Bahan Pasta
Pasta digosokkan ke permukaan
akar gigi yang sensitif dengan
burnisher atau brush, selama 1-2
menit kemudian dibilas dengan air
hangat atau larutan saline

Cairan
Pengaplikasian menggunakan
cotton pellet dioleskan ke bagian
gigi selama 1-3 menit 17
CASE 1
⊹ Skor OHI-S 1,16 (baik)
⊹ Abrasi pada gigi 13,16,21,22 dan 23
⊹ Terdapat tumpatan resin komposit pada gigi 11 dan 14 yang warnanya tidak sesuai
⊹ Atrisi pada semua gigi anterior rahang atas
⊹ Resesi gingiva pada gigi 11,13,14,16,21,22,23

18
Case 2
⊹ Pemeriksaan intraoral
⊹ Hipersensitif dentin di gigi 11,21,
13,16,24,26,34,35,36,44,45,46,47
⊹ Kontak prematur di gigi
36,45,46,47
⊹ Restorasi klas V dengan adaptasi
yg buruk pada marginal di gigi
12,14,15,23,25,27
⊹ Jaringan periodontal : Resesi
gingiva
11,12,13,14,15,16,21,23,24,25,26,27,34,
35,36, 44,45,46,47

19
Case 3

Pemeriksan Intraoral :
• OHIS baik
• Abfraksi pada gigi 42,43
• Abrasi pada gigi 13,14,15
• Resesi gingiva pada gigi 13,14,42,43
Thank you
SPLINTING

mydentistburbank.com

drg. Mellani Cindera Negara, Sp.Perio


Tooth Mobility

Kegoyangan gigi: perluasan pergerakan gigi ke arah


horizontal maupun vertikal saat gigi diberikan tekanan

Fisiologis Patologis

Melebihi batas yang


≤ 0,2mm mampu diterima oleh
periodonsium
Tooth Mobility

Reversible Irreversible

Berkurangnya
Eliminasi etiologi dukungan jaringan
periodontal

Derajatnya dapat
dikurangi tetapi
tidak dapat
dihilangkan
Penyebab Kegoyangan Gigi

Perubahan struktur jaringan pendukung gigi

Attachment loss
Alveolar Bone loss

Periodontitis Trauma Oklusi Penyakit sistemik Faktor iatrogenik


Attachment loss
Alveolar Bone loss
Periodontitis

RATEITSCHAK, 2005
Periodontitis

Bakteri plak

Inflamasi jaringan

Mediator inflamasi Mobility

Osteoclast
Kolagenase

Kehilangan perlekatan
Resorbsi tulang

Carranza, 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEGOYANGAN GIGI

• 1. Jumlah dan distribusi gigi yang tesisa dalam lengkung rahang

• 2. Jumlah, bentuk dan panjang akar

• 3. Kepadatan tulang interradikular

• 4. Riwayat amputasi akar.


Klasifikasi Derajat Kegoyangan Gigi
*Miller 1950*

Grade I : apabila terdapat pergerakan


kearah bukolingual < 1 mm

Grade II : terdapat pergerakan kearah


bukolingual sebesar 1 – 2 mm

Grade III: bila pergerakan lebih besar


dari 2 mm arah bukolingual dan atau
pergerakan vertikal-oklusal.
Pilihan Manajemen Klinis Pada
Gigi Yang Goyang

1 Oklusal adjusment

2 Splinting

3 Ekstraksi
SPLINT PERIODONTAL

Adalah alat yang dipakai untuk memelihara


atau menstabilkan gigi yang goyang pada
posisi fungsional

Mengikat gigi yang goyang ke gigi sehat


sebelahnya untuk mencegah pergerakan
abnormal selama pengunyahan.
Tujuan Splint
• Menyediakan “rest”
• Mendistribusikan kekuatan
• Mempertahankan integritas lengkung rahang
• Memperbaiki stabilisasi fungsional
• Meningkatkan psikologis pasien
• Stabilisasi pergerakan gigi selama masa terapi bedah, khususnya
pada fase regeneratif.
• Mencegah ekstrusi dari gigi yang tidak ada kontak oklusalnya (gigi
yang berlawanan)
Indikasi Splinting
1. Menstabilkan kegoyangan gigi yang moderat sampai yang
berat/advanced
2. Memfasilitasi scaling,root planning dan prosedur bedah.
3. Menstabilkan gigi setelah perawatan ortodontik.
4. Menstabilkan gigi setelah trauma gigi akut. Misalnya :
subluksasi, avulsion dll
5. Untuk mencegah terjadinya tipping dan drifting.
6. Mencegah ekstrusi gigi dari yang kehilangan kontak oklusal.
Kontraindikasi Splinting
1. Gigi hopeless

2. Kurangnya jumlah gigi sehat yang cukup untuk


menstabilkan gigi yang mengalami kegoyangan.

3. Penyesuaian oklusal belum dilakukan pada gigi dengan


traumatik oklusi atau gangguan oklusal.

4. Pasien tidak bisa menjaga kebersihan mulut.


Prinsip Pembuatan Splint
Gigi sandaran mencakup beberapa gigi sehat

Panjang akar gigi sandaran 2 x gigi yang goyang

Tidak mengiritasi gusi

Tidak mengganggu oklusi

Tidak mengganggu phonetik

Tidak mengganggu kontrol plak

Penyesuaian oklusal untuk menghilangkan TO

Tidak mengganggu estetik


Klasifikasi Splinting
Dapat dilepas
Waktu Lokasi pada
atau tidak oleh
penggunaan mahkota gigi
pasien

Temporary
Intra
(day- Removable
coronal
months)

Semi
Extra
Permanent Fix
coronal
(months-
years)

Permanent
(years)
Temporary Splinting (fixed)
Wire Splint
• Terbuat dari kawat SS tunggal atau dobel, berukuran
0,25mm yang dilingkarkan pada permukaan gigi
• Keuntungan:
• Non invasive
• Reversibel
• Mudah dibuat, disesuaikan dan diganti
• Sederhana dan murah
• Kerugian:
• Tidak rigid
• Kawat mudah putus
• Tidak dapat digunakan untuk gigi posterior
Teknik Figure of Eight
Contoh Kasus
Essig

Tahapan
Kawat dikelilingkan ke sisi fasial dan lingual sedikit di
bawah titik kontak gigi yang mengalami kegoyangan dan
diikat pada ujungnya.
Gunakan interdental ligature memberikan stabilisasi
masing-masing gigi
Temporary Splinting (fixed)
b.Composite without tooth preparation
• Sering digunakan karena kemudahannya, estetik baik
• Resin komposit diletakkan hanya disisi proximal
• Kekuatan mekanis rendah (tidak ada komponen retensi)
• Rawan terjadi fraktur apabila lebih dari empat gigi disatukan
Temporary Splinting (removable)
c.Oclusal splinting/night guard/Michigan splint

• Mampu menahan beban oklusal yang besar (parafungsi oral ; bruxism)


• Terbuat dari heat cure acrylic (vacuum formed)
• Harus menutupi seluruh permukaan gigi dan dibuat setipis mungkin
II.Semi Permanent Splinting

• Masa penggunaan beberapa bulan sampai tahun


• Diiindikasikan pada kondisi sebagai berikut :
a.Terdapat kasus kegoyangan gigi yang mengganggu kenyamanan & fungsi
b.Stabilisasi gigi pada fase penyembuhan
c.Alat retensi paska perawatan orthodonti
• Terdiri atas removable (ex : retainer Hawley) dan fixed (Composit with tooth
preparation)
Semi permanent Splinting (fixed)
a.Composite with tooth preparation
• Indikasi:
• Gigi anterior  estetik
• Kegoyangan sementara karena trauma

• Kontra indikasi:
• Gigi dengan tekanan kunyah berat  posterior

• Keuntungan:
• Estetik baik
• Reversibel
• Dapat diperkuat dengan wire

• Kerugian:
• Kekuatan tergantung retensi kimiawi
• Resin komposit jenis light cure
merupakan pilihan terbaik
• Digunakan dengan kombinasi preparasi
gigi.
Semi permanent Splinting (fixed)
a.Composite with tooth preparation

Kiri merupakan gambaran splinting setelah digunakan selama 3 tahun.


Tanda bintang menandakan interdental space dibiarkan terbuka untuk
memudahkan self cleansing.(Reteischack,2005)
Semi permanent Splinting (fixed)
b.Composite dan wire

Kombinasi wire dan composite splinting pada kasus gigi posterior. Gigi posterior dipreparasi
sedemikian rupa, kemudian kawat diinsersikan dan ditutup dengan resin composite (Nevins dan
Mellonig,2000)
Wire + Composite Splint
• Keuntungan
• Estetiknya baik
• Stabilisasi baik
• Tidak mengiritasi mukosa
• Dapat dipakai pada gigi anterior dan posterior
• Kerugian
• Dapat patah dibawah tekanan kuat
• Memerlukan plak kontrol yang baik
• Kontraindikasi pada gigi dengan indeks karies tinggi
Semi permanent Splinting (removable)
c.Retainer Hawley
III.Permanent Splinting

• Digunakan secara menetap


• Diindikasikan pada fase rekonstrusi atau rehabilitasi periodontal
• Splinting permanen berupa protesa periodontal :
1. Menambah stabilitas tekanan oklusal dan
2. Menggantikan gigi-gigi yang hilang.
3. Mengurangi serta mencegah terjadinya trauma oklusi,
4. Membantu penyembuhan jaringan periodontal,
5. Mencegah impaksi makanan,
6. Serta memperbaiki fungsional dan estetika.
III.Permanent Splinting

• Pada kasus rehabilitasi oral dimana


a.Gigi penyangga mengalami mobility
b.Kurang tersedianya jumlah gigi penyangga sebagai “support” restorasi
• Tujuan utama  mendistribusikan tekanan yang merata

• Terdiri atas removable (Frame dentures) dan fixed (Adhesive bridges)


Permanent Splinting
a.Removable frame dentures

• Harga relatif murah, pembuatannya relatif cepat, mudah dibersihkan


• Terdiri atas desain unilateral atau bilateral cross arch
• Syarat : Oral hygine harus baik dan disertakan oclusal rest
Permanent Splinting
b.Fixed Bridge Restoration

• Desain bridge harus diperluas untuk mendapatkan stabilisasi maksimal


(Gigi penyangga di perbanyak)
• Faktor lain yang harus menjadi pertimbangan dalam desain, sebagai berikut :
Permanent Splinting
b.Fixed Bridge Restoration

• Metal Bridge Restoration; kanan gambaran desain preparasi


Permanent Splinting
b.Fixed Bridge Restoration

• Metal Porcelein Bridge Restoration


Kesimpulan

1. Splint periodontal merupakan alat untuk stabilisasi dan


imobilisasi gigi yang goyang
2. Terdapat berbagai macam teknik yang dapat disesuaikan
dengan kondisi gigi dan kebutuhan pasien
3. Splint periodontal bukan perawatan yang berdiri sendiri, tapi
mendukung penyembuhan periodontal
4. Pemeriksaan oklusi harus dilakukan pasca pemasangan splint
Terima Kasih
drg. Mellani Cindera Negara, Sp.Perio
081373567771
mellanicinderanegara@gmail.com
IG: @mellanicindera

Anda mungkin juga menyukai