Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK DIGITAL
MODUL VIII : COUNTER

DISUSUN OLEH :
Adi Widya Sekar Kinanti
(22110201016)
Praktikum tanggal : 15 Desember 2022
Asisten Praktikum :
1. Leliza Febrianti Cahyani'syah (20201024)
2. Nanda Annisa (20201012)
3. Galih Khairi Nurcahyo (21201019)
4. Dinar Romauli Sagala (19101156)

LABORATORIUM ELEKTRONICS DAN INTERNET OF EVERYTHING (IoE)


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2022
MODUL VIII
COUNTER
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal, mengerti, dan memahami operasi dasar pencacah (counter).
2. Mengenal beberapa jenis IC counter.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Modul perangkat praktikum teknik digital
2. IC 7490
3. Power supply
4. Bread board
5. Kabel-kabel penghubung
III. DASAR TEORI
Pencacah (counter) adalah suatu rangkaian yang terdiri dari sejumlah
flip-flop yang dirangkai sedemikian rupa sehingga mampu untuk mencacah
(menghitung) pulsa masukannya. Isi pencacah (hasil cacahan) ditampilkan pada
keluarannya dalam bentuk seven segment. Rangkaian ini merupakan bagian
yang penting dalam operasi rangkaian elektronika digital. Pencacah (counter)
adalah rangkaian digital yang dibuat dari beberapa flip-flop dan gerbang
gerbang logika untuk mendapatkan angka-angka biner dari pulsa-pulsa yang
diberikan pada input-input flip-flop. Angka-angka ini dapat diturunkan pada
setiap waktu selama flip-flop. Pencacah (counter) merubah tingkatnya dalam
cara yang diharuskan kembali hadir pada angka-angka yang pasti dari pulsa
pulsa yang diberikkan pada inputnya. Counter (pencacah) atau penghitung
yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah
pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai
operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak (odometer),
penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya digunakan luas
dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer,
perlengkapan komunikasi, dan sebagainya [1].
Karakteristik counter/ pencacahan :
- Counter secara maju dan mundur
- Kerjanya secara asynchronous dan singkronus
- Banyak dapat mencacah modulo pencacahan
- Bisa berhenti secara otomatis atau bisa berjalan otomatis
Kegunaan counter
- Mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital ataupun mengubah digital
ke analog
- Digunakan untuk mengukur kecepatan
- Digunakan untuk mengukur frekuensi
- Digunakan untuk mengukur jarak

Gambar 8.3.1 Diagram pencacahan atau counter [2].

Jenis-jenis counter menurut hitungan


Dilihat dari cara counter menghitung maka counter dibagi menjadi
beberapa jenis-jenis counter yang diantaranya adalah sebagai berikut :
 Up counter
Up counter adalah rangkaian counter yang berfungsi menghitung
naik. Contoh up counter adalah pada tasbih digital. Rangkaian up counter
dapat dibuat dengan menggunakan D flip-flop maupun JK flip-flop. Berikut
merupakan skema rangkaian up counter menggunakan JK flip-flop:
Gambar 8.3.2 Contoh skema up counter [3].
 Down counter
Down counter adalah rangkaian yang berfungsi menghitung turun.
Counter jenis ini dapat sobat temui pada lampu lalu lintas dimana
bilangan akan menghitung mundur sampai angka 0. Contoh skemanya
adalah sebagai berikut :

Gambar 8.3.3 Contoh skema down counter [3].


 Counter modulo N
Counter modulo N adalah rangkaian counter yang berfungsi
untuk menghitung sampai dengan bilangan tertentu. Cara kerja counter
modulo adalah counter akan mereset atau mengembalikan hitungan ke
angka 0 setelah mencapai angka tertentu. Untuk membuat counter
modulo dapat dilakukan dengan mengatur bit-bit high dan kemudian
dimasukkan kedalam input gerbang and yang kemudian digunakan
untuk mereset flip-flop [3].
Jenis-jenis counter menurut susunan rangkaian
 Counter Sinkron (Syncronous Counter)
Counter sinkron dapat dipicu oleh sumber clock yang sama, juga dari
flip-flop yang paralel. Perbedaan waktu tunda pada counter sinkron dapat
terjadi karena perbedaan penempatan gerbang dasarnya hal ini biasa disebut
carry propagation delay. Bentuk implementasi dari counter sinkron itu
sendiri yaitu chip IC TTL dan CMOS. Pada counter sinkron, apabila terdapat
perubahan pulsa dari sumber, dimana flip-flop lah yang berperan
memberikan sumber tersebut kepada masing-masing input clock, maka
perubahan tersebut akan berdampak kepada seluruh flip-flop penyusunnya
[2].

Gambar 8.3.4 Rangkaian up atau down counter sinkron 3 bit [2].


Rangkaian up atau down counter merupakan gabungan dari counter
naik dan counter turun. Rangkaian ini dapat menghitung secara bergantian
disebabkan oleh adanya input eksternal yang berperan sebagai pengontrol
saat mencacah naik atau turun. Counter akan menghitung naik (up) jika
input CNTRL rangkaiannya bernilai 1, namun counter akan menghitung
turun (down) apabila input CNTRL rangkaiannya bernilai 0 [2].
 Counter Asinkron (Asyncronous Counter)
Asinkronus counter atau sering dikatakan juga ripple through
counter, ini disebabkan output dari tiap-tiap flip-flop yang digunakan
berguling (mengubah kondisi dari 0 ke satu ata sebaliknya). Karena sinyal
clock hanya mengendalikan flip-flop yang paling terakhir. Sinyal clock yang
lain akan dikuasai dari tiap-tiap flip-flop yang sebenarnya. Counter asinkron
sinyal yang terhitung tidak serentak. Sinyal yang dihitung berasal dari flip-
flop yang disatukan secara seri. Oleh karena itu counter asinkronus
membutuhkan banyak waktu untuk proses penghitungan pencacahan [2].

Gambar 8.3.5 Bentuk counter asinkron dengan flip-flop JK [2].


Counter asinkronus dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Pencacahan naik (up) asinkronus
2. Pencacahan turun (down) asinkron
3. Pencacahan naik dan turun (up-down) asinkron
1. Pencacahan Naik (Up) Asinkron
Pencacahan naik (up) asinkron merupakan flip-flop JK yang
digunakan sebagai T flip-flop yaitu kedua masukkan dari J dan K diberikan
nilai 1. Oleh karena itu frekuensi output flip-flop JK sama dengan setengah
fungsi clock [2].

Gambar 8.3.6 Pencacahan naik (up) asinkron 4 bit [2].


Berikut adalah tahapan-tahapan kerja:
- QA pasti menjadi 0 atau 1 setiap clock ada di posisi negatif
- Flip-flop lainnya akan berjalan apa bila flip-flop yang sebelumnya sudah
berganti kondisi dari 1 ke 0
- Masing-masing flip-flop harus di reset terlebih dahulu menjadi 0000
- Setelah itu QA berguling lagi dari 1 ke 0 sehingga QB akan berjalan
dari 0 ke 1 dan menjadi 0010.
Dapat disimpulkan QA berguling setiap clock berada di posisi
negatif. QB setiap sisi negatif QA. QC setiap posisi negatif dari QB. QD
setiap posisi negatif dari QC [2].

2. Pencacahan Turun (Down) Asinkron


Pencacahan turun dibuat dengan menurunkan pencacahan naik
dengan cara membaca keluaran q menjadi qNOT atau dengan cara qNOT
untuk masukan clock pada flip-flop selanjutnya [2].
Gambar 8.3.7 Pencacahan turun (down) asinkron 4 bit [2].
3. Pencacahan Naik Turun (Up-Down) Asinkron
Pencacahan naik turun (up-down) asinkron merupakan gabungan
dari pencacahan naik dan pencacahan turun, dengan adanya input eksternal
pencacahan naik turun bisa menghitung secara bergantian antara Up-Down.
Jika di jalankan dengan pencacahan naik maka akan melintasi output Q
untuk sinyal clock selanjutnya. Dan jika dijalankan dengan pencacahan
down maka akan melewati qNOT [2].

Gambar 8.3.8 Pencacahan naik turun (up-down) 4 bit [2].


Pada gambar diatas adalah susunan dari pencacahan naik turun (up-
down), flip-flop disatukan dengan pengontrol jaringan, maka akan
meghasilkan pencacahan naik atau turun.

Gambar 8.3.9 Diagram pencacahan turun (down) [2].


Karakteristik counter asinkronus
- Dengan toggle atau flip-flop bisa dengan mudah membuat counter
asinkronus.
- Clock dimasukkan untuk denut dan dikembalikan secara tidak berurutan
atau tidak serempak.
- Sering dikatakan counter biner/counter seri.
- Membutuhkan clock yang bertenaga rendah, karena flip-flop yang
pertama saja yang dikendalikan.
- Tidak kompleks dan sederhana.

Kelebihan counter asinkronus


- Biaya yang murang dibandingkan dengan counter asinkronus.
- Hanya sedikit memerlukan hardware.
- Hanya sedikit daya/listrik yang dikosumsi.
- Counter yang terpotong bisa menghasilkan jumlah modulo.

Kelemahan counter asinkronus


- Kemungkinan kesalahan pada fekuensi clock tinggi.
- Sinyal clock yang digunakan berbeda dengan flip-flop sehingga counter
asinkronus sangat lambat.
- Memerlukan logika umpan balik untuk menghitung urutan yang
terpotong.
IV. HASIL DATA
A. Gambar Rangkaian

Gambar 8.4.1 Percobaan counter

Gamabar 8.4.2 Percobaan counter


Gambar 8.4.3 Percobaan counter

Gambar 8.4.4 Percobaan counter


B. Tabel Data
Tabel 8.4.1 Percobaan 1
Output LED
CKA
D C B A Desimal
0 1 0 0 0 8
1 1 0 0 0 8
0 0 0 1 1 3
1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 15
1 0 1 1 0 6
0 0 1 1 1 7
1 1 0 0 1 9
0 1 0 0 1 9
1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 7
1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 9
1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 6
1 0 1 1 0 6
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, praktikan akan melakukan percobaan mengenai
rangkaian counter. Rangkaian counter berfungsi untuk mencacah pulsa yang
masuk yang dinyatakan dalam bilangan biner. Sebelum melakukan praktikum,
praktikan dijelaskan mengenai alat dan bahan serta prosedur praktikum.
Komponen yang digunakan dalam praktikum ini yaitu modul perangkat
praktikum teknik digital, IC 7490, power supply sebagai sumber tegangan,
bread board untuk membuat rangkaian elektronik, dan kabel penghubung atau
kabel jumper untuk menghubungkan alat elektronik satu dengan alat elektronik
lainnya. Kabel penghubung atau kabel jumper yang digunakan dalam
praktikum ini ada kabel jumper male to male dan kabel jumper capit buaya. IC
7490 memiliki empat belas pin yang terdiri atas dua pin input CLKA dan
CLKB, pin GND, pin Vcc, dua pin NC, pin R1, R2, R3, dan R4, pin Qa, Qb,
Qc dan Qd. IC ini berisi rangkaian yang dapat melakukan perhitungan maju
atau mundur dari 0000 ke 1001 atau sebaliknya dari 1001 ke 0000. Bila
dinyatakan dalam decimal berarti dari 0 ke 9 atau sebaliknya 9 ke 0.

Gambar 8.5.1 Pin pada IC 7490


Pada percobaan ini, rangkaian disusun pada bread board seperti pada
modul. IC 7490 dipasang ke bread board lalu hubungkan pin-pin pada pada
IC sesuai petunjuk pada modul menggunakan kabel jumper male to male. Pin
5 dihubungkan pada tegangan positif power supply dan pin 10 pada ground.
Pin 1 disambungkan dengan pin 12 lalu sambungkan pin 2, pin 3, pin 6, dan
pin 7 pada ground. Hubungkan clock CKA (pin 14) dengan input SW1
menggunakan kabel jumper capit buaya. Hubungkan pin Qd (11) pada output
L1, Qc (8) pada output L2, Qb (9) pada output L3, dan Qa (12) pada output
L4. Setelah rangkaian pada bread board selesai disusun, diberikan input
seperti pada tabel 8.4.1. Input pertama yang diberikan yaitu CKA = 0
menghasilkan output D = 1, C = 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 1 0 0 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
8. Input kedua yang diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan output D = 1, C
= 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 1 0 0 0
bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 8. Input ketiga yang diberikan
yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 0, C = 0, B = 1, dan A = 1. Biner
yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 0 1 1 bila dinyatakan dalam decimal
berarti angka 3. Input keempat yang diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan
output D = 0, C = 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan dari input tersebut
yaitu 0 0 0 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 0. Input kelima yang
diberikan yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 1, C =1, B = 1, dan A = 1.
Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 1 1 1 1 bila dinyatakan dalam
decimal berarti angka 15. Input keenam yang diberikan yaitu CKA = 1
menghasilkan output D = 0, C = 1, B = 1, dan A = 0. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 0 1 1 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
6. Input ketujuh yang diberikan yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 0, C
= 1, B = 1, dan A = 1. Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 1 1 1
bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 7. Input kedelapan yang
diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan output D = 1, C = 0, B = 0, dan A = 1.
Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 1 0 0 1 bila dinyatakan dalam
decimal berarti angka 9. Input kesembilan yang diberikan yaitu CKA = 1
menghasilkan output D = 1, C = 0, B = 0, dan A = 1. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 1 0 0 1 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
9. Input kesepuluh yang diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan output D = 0,
C = 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 0 0
0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 0. Input kesebelas yang
diberikan yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 0, C = 1, B = 1, dan A = 1.
Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 1 1 1 bila dinyatakan dalam
decimal berarti angka 7. Input keduabelas yang diberikan yaitu CKA = 0
menghasilkan output D = 0, C = 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 0 0 0 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
0. Input ketigabelas yang diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan output D =
1, C = 0, B = 0, dan A = 1. Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 1 0
0 1 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 9. Input keempatbelas yang
diberikan yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 0, C = 0, B = 0, dan A = 0.
Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 0 0 0 bila dinyatakan dalam
decimal berarti angka 0. Input kelimabelas yang diberikan yaitu CKA = 0
menghasilkan output D = 0, C = 1, B = 1, dan A = 0. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 0 1 1 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
6. Input keenambelas yang diberikan yaitu CKA = 1 menghasilkan output D
= 0, C = 1, B = 1, dan A = 0. Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0
1 1 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka 6. Input ketujuhbelas yang
diberikan yaitu CKA = 0 menghasilkan output D = 0, C = 0, B = 0, dan A = 0.
Biner yang dihasilkan dari input tersebut yaitu 0 0 0 0 bila dinyatakan dalam
decimal berarti angka 0. Input kedelapanbelas yang diberikan yaitu CKA = 1
menghasilkan output D = 0, C = 0, B = 0, dan A = 0. Biner yang dihasilkan
dari input tersebut yaitu 0 0 0 0 bila dinyatakan dalam decimal berarti angka
0. Setiap percobaan memiliki output yang berbeda walaupun mempunyai
input yang sama karena adanya looping pada rangkaian.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Rangkaian counter mempunyai fungsi untuk mencacah pulsa yang
masuk yang dinyatakan dalam bilangan biner.
2. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa setiap
percobaan memiliki output yang berbeda walaupun mempunyai input
yang sama karena adanya looping pada rangkaian.
3. Berdasarkan susunan rangkaian, percobaan ini termasuk ke dalam
sychronus counter karena perubahan yang terjadi pada input clock
menjadi pemicu perbedaan seluruh outputnya.
B. Saran
1. Mempelajari materi yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Menggunakan waktu praktikum dengan sebaik mungkin.
3. Menggunakan serta menjaga komponen praktikum dengan baik.
VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Amin, "RANCANG BANGUN MODUL DIGITAL TRAINER


filp COUNTER MAJU SEREMPAK DAN SEVEN SEGMEN," vol. 7, p. 19,
2018.
[2] N. S. Suyadnya, K. D. Saputra, I. G. N. Kanha, A. K. Leri and I. P. P. A.
Kelanik, "Counter Sinkron dan Asinkron," 2020.
[3] kunoblog, "pengertian fungsi dan cara kerja rangkaian counter," 22 April
2017. [Online]. Available: https://kunoblog.com/counter/. [Accessed 21
Desember 2022].
VIII. LAMPIRAN

Gambar 8.8.1 lembar data

Anda mungkin juga menyukai