Anda di halaman 1dari 25

-Pr ~

dengan cara yang sama seperti


warlita itu memanggil putra
sulungnya.
"Ya."· Ares b erdiri
1
tegap,
sebual1 kebiasaan selama di
mark as ketika seseorang
n1.emanggilnya, ia akan berdiri
te,g ap seperti seorang prajurit.
v ·a nala tertawa. "Kamu nggak
perlu berdiri k,a yak oran,g mau
perang begi tu" Mas." Vanala
tersenyt1m. "Kamu sttka makan
apa?"

126

_j
Ares mengerjap bingung. "M...
1

makan?"
Vanala mengan ggttk.
1

"Makanan kesukaan kamu."


Ares menoleh pada RaiI
kebi11gungan.
"Mama mau masak makan
mala1n sama Aruna.. Makana_n
kesukaan Mas Ares ap,a? Biar
M ama m,as akin.
If

11
"M~Mama? Ares kembali
menoleh pada Rai. "A--aku .. ..," Ia
kelrilanga11. kata-kata.

L J
?r~
sa11a,, tapi ia hidup layaknya di
tempat n1iliter. Bahkan selama ia
tinggal di asrama ke]tiarga
Reavens, para wanita di sana
begitu tegas mengajarkan disiplin
kep adru.1ya.
1

Dan hanya ,d i rumah ini ia


merasa be11ar-benar berada di ...
rumah. Tempat it1ilah yar1g pantas
1

ia sebut sebagai rumal1,.


Saat makan, malam, ia dudi1k
,d i sampir1,g Rai d engan canggimg.
1

Ia menatap, sahl ·p er satu ora_ng


ya11g dt1d11k bersa1nanya di sana.
1

131

.J
r ,

hari untuk kesehatannya.'" Rai


menjelaskan panj'ang lebar.
.
Ares mengeIJap. Tidak
menyangka bahwa Rai tahu
sedetail itu tentru.1gnya.
"Agak mirip sama Mas Reyn."
V anala tertawa pelan. 1'Y,a udah,
Mama masakin ayam goreng buat
Mas Ares.:"
Ares hanya mengangguk,
masih berdiri tegap di samping
1

sofa~, Bahkan setelah


1
V anal a
menghilang ke dapur, Ares masih
1

berdiri di sana.
1
0
Rai menatap istrinya. Ares
nggak p,i lih-pilih makanan. Dia
suka makan apa pun yang tersaji
di meja makan. Tapi dia memiliki
ketertarikan kht1sus pada ayam
g,oreng. Entah kenapa setiap kali
melihat ayam ,goreng., dia terlihat
senan,g, Dia jt1ga tidak bisa makan
makanan yang pedas, biasanya dia
akaJ1 sakit perut setelah itu.
I

Sebenarnya Ares Juga nggak


terlalu s11ka sayur, tapi dia
diwajibkan makat1 sayur setiap

128

,J
'R;r('&-

"S,a mpai kapan kamtt n1au


berdiri di sana?" tanya Rai.
1

Ares segera duduk de11gan


patul1.
Ares menunduk, rnenatap
ujung kakinya.
Mama. Tid1ak pemah
sebelurnnya ia rnemanggil
seseorang ,d engan sebutan Mama,
tidak pernah sebelumnya
seseorang bicara selembut itu
padanya, menarly,a kan m.a kanan
kesukaannya~ Selama di mar,kas,
memang ada prajurit wanita di

130
Ada Reyn, putra pertama Rai, lalu
ada Aruna yang merup,a kan anak
ked11a dat1 kemttdian a11ak
terakhir Rai bernama Vanessa.
Bias,a nya, di markas Eagle Eyes ia
akan duduk bersama para praj11rit1
makan dalam diamE Tetapi di

tempat nu,
•' I

ta m,e ndengarkan
berbagai cerita ,d i meja makan.
Ar1.1na dan Vanessa y,ang
mendominasi p ercakapan.
1
Dua
gadis kecil itu menceritakan apa
yang terjadi di sekolahnya. Reyi1.
bercerita singkat dan tidak terlalu

132
~a-~

b1e rminat untuk b icara. Sementara


1

Rai dai1 Ares mendengarkan


dalam diam.
Selama hidupnya, Ares selalu
m,e11jadi pe11gamat di sekitarnya.
Reyn memiliki sikap yang sama
seperti ayahnya. Tenang, dingin
dan pendiam, tapi Reyn
pendengar yang baik untuk adik-
1

adiknya. Sementara Aruna sama


persis seperti ibunya. Suka tertawa
dan b erbicara p,a njang lebar, dan
1

juga cantik seperti ibunya. Untttk


Vanessa, gadis berusia tujuh tahun

13,3
itu jttga cukup cerewet, tapi tidak
1

sec,e rewet Arona. Entah kare11a


lelah atau kare,n a memang tidak 1

seaktif kakaknya, Vanessa terlil1at


sedikit lebih tenang daripada
Aruna.
uMas Ares, gimana
sek.o lahnya?" tanya Vanala tiba-
tiba.
"Baik." rues
A - menund·~ll k_,
makan dengan tenang.
"Mas Ares sekarang kelas dt1a
SMA, 'kan ?''
''Ya."

134
"Nggak ada teman yang jalill
di sekolal1?"
Ares men,g ,geleng~ Bahkan ia
tidak memiliki teman.. Semua
0 rang
1
entah kenapa takut padanya
dan Ares juga tidak ber1ninat
1

untuk mencari teman,, Buku sudah


menjadi teman setia untuknya.
Ja di waktu istirahatnya ia gunakan
1

untuk makan sembari membaca


buku. Tidak ada satu pun yang
berminat mendekatinya, bahkan
para perun,dt1ng di sekolah itu
pun enggan men1ndungnya.

135
P:.p « f¼v,.

Setelah makan malam, Ares


pamit kepa da Vanala karena akan
1

kembali ke markas bersama R,ai.


Saat Ares bersalaman dengan
wanita itu, Vanala menarik Ares
ke dalam pelukannya.
J'Minggu depan ke sini lagi,
ya. Mama masakin ayam goren,g
lagi"
Ares menoleh pada Rai dalam
diam.
Rai mengangguk.
Ares kembali m enatap Va·n ala 1

dan ikut mengang,guk6

13fi
P-r ~

Ares duduk di samping Rai


1

yan,g mengernurdil<an mobil 1n1tuk


kembali ke rnar·kas.
"Kamu suka di sana?"
1
"Ya,' ticap Ares pelan. Ia st1ka
dengan rumah itu da1.1 orang·-
orang yang ada di dalamnya~
Rai kembali diam dan Ares
juga ikt1t diam, masih menikmati
keh.a.ngatai1. yang tadi ia r,a sakan

ketika berada di rumal1 RaL Saat


n1ereka telah sa1npai di n1arkas,
Ares masuk ke dalam lift bersama
Rai. Kemb,ali ke markas itu
,
-Pr~
semakin menyadarkan Ares
bahwa rumah yang ia sebut
se[ama ini sangat berbeda dengan
n1mah yang sesL1ngguhnya. T,etapi
l1al iht pula yang membuatrtya
Sa dar
1
b,ahwa Rai telah memb1.1at
hidupnya sangat jauh lebih baik.
Dibanding tidur di jalanan yang
kumul1-t markas mewah ini adalah
strrga yang tak ternilai harganya.
Ares tidak berani untuk berharap
lebih dari yang ia miliki saat iili.
Ares keluar lift lebih dt1lu
me11uju kamarnya.

138
Ares berhenti melan,gka},,
berb,a lik dan men.a tap Rai.
Pria itu mendekatinya,
mengulurkan tangan untuk
mengusa p p,m1cak kep,a la Ares .
"Mttlai hari ini, kamu boleh
11
pan,ggil Papa5
Ares mendongak, menatap Rai
lekat.
"Aku tahu kamu memandangi
aktt sejak dari rumah. tadi, kutebak
k,a rena panggilan ,d ari anak-
anakku.. Dan karena karnu

1391
,

se,k arang ju,ga salah satu anakku,


maka kamu bisa panggil aku
dengan sebutan Pap a."
1 1

Ares ha11ya diam, terpaku..


"lstirahatlah.,,
Ares mengangguk, kemudian
be,rbalik dan hendak menuj11
kamarnya. Tetapi ia berllenti
melangkah dan menatap Rai lekat-
lekat.
""Terima kasih ~.~ Pa," ucapn·y a
pela11 kemudian pergi secepat
mungkin dari l1adapan Rai de11 gan 1

140
Py#'~

wajah merah pa1d am karen,a malu


sekaligus bahagia.
Rai me11gulum sen yum
melihat pemuda itu yang berlari
menjauh.
"Bukankah ,d ia sebenarnya
manis?/JF
Rai menoleh dan menatap
Arland yang bersandar di dindn,g.
"Dia akan menghajarm11 kalau
kamu mengatainya manis, tidak
pedt1li bahwa kamu adalah
pimpinrumya."

141
Pr~

Arland tertawa,. Mendekati Rai


dart menatap pinht kamar Ares
yang tertutup.
''Dia akan jadi pemimpin
heb,at, ballkan lebih l1eb,at darimu,
Rai. Bersiap-siaplah dikalahkan
oleh a11akmu sendiri.''
Rai hanya tersenyum santaiF
,~ Aku tidak akan terkejut kalau dia
berhasil mengalal,kan aku suatu
saat nanti."
Sejak 11.ari itu, l1ubungan ai1ak

da11 ayah antara Rai dan Ares


sen1akin dekat. Kini jatah libur

142
r

Ares digunakan untuk

mengunjungi Vrui.ala, dan Vanala


membuat peratu.r an bahwa dua
minggu sekali, l1ari di n1ana Ares
mendapatkai1 jatah libu,n 1ya

adaJaJ1 hari Ares wajib menginap


di rumah k·e luarga Rai Zahid.
Awalnya, Ares merasa
canggung. Terbiasa tidur di
k amarn
- - - ~ -Y- ~ng din-g·1·n_ d._1 markas
•· a- ya_
I ___ ~ ~ __ _

Eagle Eyes, ia merasa gtigup


ketika tidur di kamar yang Vanala
siapkan untuknya di n1mah itu.

143
"Ini kamar Mas Ares,. kapan
p,u n M,as Ares Iib,u r, tidur di sini,
ya."
Ares menganggttk,
membiarkan V anala mengusap
pit111cak kepalanya seperti yang
selalu Vanala Iakukan kepada
anak.Manaknya sendiri.

Kini Ares mendapatkan


seb11ah kel1-1arga, tapi ia tidak
berani untuk lebLh dek,at. A1~es
selalu menerapkan batasan untuk
dirinya sendiri.

],44
,.
'Pipt,r~

Bahkan kalaup un Rai memberi


1

n,a ma belakangnya kepada Ares.


Ares tetaplah hanya seorang anak
jalanai1 yang d iselamatkan o1eh
pria itu. Ia berba11r di kelttarga
Zahid, tapi sekaligus mentttup diri
di tepi. Orang-or,a ng menyangk,a
bahwa m emang pribadi Ares yang
tertt1tup, karena Rai juga seperti
itu. Tetapi Rai berbaur lebih baik
dengan keluarganya karena
memang mereka 1
ad.a lah
k,e lt1arganya sendiri. Sementara
Ares berba"Ltr hanya kare11a ia

14,5
'P~&~

tidak ingin membuat V anala


kecewa padanya.
Selalu ada batasan yang tidak
t erlihat yang Ares terapkan dalam
1

hidupnya.
Batas yang tidak akan bisa
dilewati oleh siapa pun. Bahl.an
keluarga Zahid sekalipun.
Batas yang menunjukkan,
siapa dirinya ym1g sebenarnya.

"Ja di, Papa 1a da masalal1 apa ?"


1
Pr ,()I.,,;.,,,
"Tidak a,d a." Rai banjir
keringat setelah berlatih bersama
11
Ares. Papa hru1ya merasa
semakin tua akhir-akhir ini.''
Pria berusia dua puluh
de]apan talTun itu men,a tap
ayahny,a.
'·' U1nur tidak akan membu.at
Papa datang ke markas pagi-p agi 1

seperti ini."
Rai tertawa, menerima sebotol
air mineral yang Ares sodorkan.
"P'a pa hanya merasa sedikit
• •
gelisah akllir-akhir 1ru, entah
kenapa . ''
1
"' 'A pa ada sesuatu yang terjadi?
P'erlt1 aku mencari tahu dan
menyelidikinya ?"
Rai menggeleng. ulni tentang
.. ~ Aruna~ IJ!

Aruna. Adik angkatnya yru:1g


cantik, cerewet dan keras kepala.
uKe11apa dengan Anma?"
11
Dia dekat dengan pria yang
. . . Papa tidak suka,. Tapi seperti
yang kam1.1 tahtt, adik kamu keras
kepala."

148
Ares sudah tahu itu.
.
"Akt1 akan n1encar1 tahu
.
te11tang pna yang rnendekati
Arm1a."
Rai menoleh.. "Arut1a akan
m e1nukulmu kalau tahu kamu
1

diam-diam mengusik hidupny,a./'I


1

Ares hanya mengangkat baht1.


11
Dia selalu punya alasan untuk
mem11kt1lkt1, bahkan jika ti dak 1

memilikinya, Aruna akan mencari


atau mengarangi1ya hanya untuk
m en1ukulku sesuka hatinya . "
1

149
,

' "Dia masih kesa1 karena kamu


1

ya11g 1nenjadi pelatih bela


dirinya?"
Ares mengangguk. .uBahkan
setelah dua tahun, dia masih
merasa kesal."
..
Rai tertawa . "Dia pers1s
ibrtmya.u
Ya., Secantik ibunya.

Anma melangkah meny11suri


koridor kampus Urtiversitas

150

.J

Anda mungkin juga menyukai