Anda di halaman 1dari 12

Holcyon

Langkah kaki yang kian dalam menyusuri tempat yang sedang ia pijak saat ini. Buku
digenggam dengan asal sambil beberapa kali membenarkan letak tas selempang nya.
sengatan sinar matahari mulai mengusik kulit bahkan terpaan angin hanya sesekali dirasa.
Gadis berambut legam itu melangkah dengan pasti melewati koridor yang sedikit sesak
menuju sebrang jalan sana. Hara Avirabella, gadis berusia 18 tahun yang memiliki tubuh
jenjang serta netra lelehan emas yang begitu menawan.

“ kan aku sudah bilang pada kaka kalau memang sibuk ya tidak usah “, pekik gadis itu
dengan raut kesal nya.

Lelaki yang kerap dipanggil Rega tersebut hanya menyunggingkan senyum gemas di wajah
tegas nya. gadis itu pun terlihat terpaksa memasuki mobil hitam milik pria itu. Rega mulai
menancap gas untuk menyusuri jalan lenggang ini.

“ bagaimana sekolah hari ini? “ tanya nya memecah keheningan yang ada dengan sesekali
mengalihkan fokus pada gadis disebelahnya.

“ tak ada yang menarik “. Lalu sunyi senyap kembali sampai mereka tiba disalah satu rumah
sakit. Hara akan menjenguk Karen, sahabatnya. Seharusnya ia tak usah bilang Rega lagi jika
akhirnya begini, kasihan lelaki itu pasti sibuk di kampusnya, tetapi Rega tetaplah pemaksa
handal.

“ apa ada masalah? Ka Rega terlihat cemas “, ahh dia memang tak bisa menyembunyikan
apa pun dari gadis manis itu walau mimik wajah nya dimanipulasi setenang mungkin.

Cowo dengan pahatan muka hampir sempurna itu hanya kembali melempar senyum manis
nya. “ masuklah dan kabari aku jika sudah selesai hm “ . Rega nya yang manis ya ampun
Hara begitu menyayangi pria dihadapanya ini. Pria dingin dan acuh. Dan siapa yang tau hati
nya begitu lembut bagai awan di hamparan langit sana.

Sebelum lelaki itu berbalik badan, tangan Hara menahan lengan kekar Rega dengan erat,
bukti bahwa ia benar-benar mengkhawatirkan cowo berambut kecoklatan ini. Selama
hampir 1 tahun mendampingi Rega, tentu saja ia tau bahwa ada kecemasan dalam benak
lelaki tersebut.

“ ka.. ada apa? “, Hara berujar lembut dan jika respon Rega sudah menatapnya tajam
seolah berkata jangan paksa aku maka Hara sama sekali tak bisa berkutik.

^^^
Hara menatap sahabat nya ini dengan berbinar ketika tau bahwa dia akan pulang besok pagi
setelah seminggu mendekam di sini. Karen pun terlihat lebih segar dari pada 2 hari yang
lalu. banyak cerita yang Hara bagi pada Karen hari, kisah klasik dan sederhana memang.

“ aku pulang dulu ya Ren, Ka Rega mungkin sebentar lagi akan sampai “, ujar Hara begitu
ceria. Saat gadis itu akan melangkah keluar, Karen mengucapkan sesuatu yang sontak saja
menghentikan langkah Hara.

“ kau sudah mencari tau tentang hal itu ra? “, Hara langsung saja berbalik menatap Karen
dengan mimik serius, ia tau arah pertanyaan itu.

“ aku percaya pada nya Ren, dan lihat! aku baik-baik saja bukan? mungkin akan ku cari tau
nanti, tak usah cemas “ , balas Hara menepuk bahu Karen pelan-pelan sebagai isyarat
bahwa tak ada hal yang perlu dicemaskan. Gadis itu tersenyum simpul lalu melangkah pergi
dari ruangan putih ini.

Sebenarnya belakangan ini banyak hal mengganggu pikiran Hara, termasuk hal tadi.
Berawal dari teman club karate nya dan Karen yang memberitahu bahwa ayah Rega selain
seorang pengusaha, beliau juga tergabung kedalam kelompok semacam mafia kelas atas.
Cukup terkejut untuk itu memang tapi Hara berusaha mengabaikan lantaran itu urusan
keluarga Rega biarlah, tak lama setelah itu Levin kembali memberitahu nya bahwa Rega
tengah menjadi kan ia sebagai umpan dari sebuah misi. Hara tak menampikan bahwa saat
itu ia mulai menganggap serius masalah ini, sampai rasa penasaran nya diujung batas dan
akhirnya ia memutuskan untuk menanyakan hal itu pada Rega. Namun lelaki itu berubah
dingin dan hanya menjawab “ percaya saja pada ku Ra dan tetap di sisi ku bisa kan? “ tentu
saja ia bisa, seolah tersihir dengan sejuta pesona nya Hara mengangguk begitu yakin.
Entahlah Hara begitu mencintai Pria bernama Reganta Velano lexander. Sosok pria berusia
23 tahun, mahasiswa studi international business.

Rega memang tak pernah mengenalkan nya dengan orang tua pria itu, tapi Hara pernah
beberapa kali bertemu dengan adik perempuanya. Usia nya mungkin baru 14 tahun, hanya
perkiraan. Hara tak pernah memaksa untuk dekat dengan keluarga Rega, lagi pula ini
mungkin terlalu dini. Hara tak pernah mempersalahkannya, Hanya saja itu sedikit
mengganjal. Jika ditanya soal keluarga, Rega menjawab sekena nya dan selalu mengalihkan,
dan lagi setelah Hara menanyakan soal hal itu, kini Rega jauh lebih protec pada nya, seolah
setiap aktifitas gadis itu harus berada pada pengawasanya. bahkan Rega melarang keras diri
nya bertemu dengan Levin, apa masalahnya? Padahal semula biasa saja. Apa Rega takut ia
akan semakin jauh mengetahui tentang hal in?.

^^^

Hara tengah berjalan menyusuri trotoar khusus pejalan kaki, langit sudah berwarna
jingga pekat yang artinya sebentar lagi gelap akan datang. Burung-burung berterbangan
kesana kemari, angin sibuk menyapa pohon-pohon disepanjang jalan dan lagi suara bising
kendaraan yang saling terburu tak mau kalah. Gadis berkemeja baby blue dipadukan dengan
jeans putih itu terlihat letih dari raut wajah nya, Hara baru saja keluar dari tempat les
private nya. Ia sengaja tak mengabari Rega karena ingin pergi ke danau dekat tempat ini.
Tak ada alasan khusus, butuh berdua saja dengan sunyi. Merenungkan apa saja yang
mengganggu pikiranya. Hara bukan tipikal gadis introvert atau pun penyendiri hanya saja
kali ini ia benar-benar lelah akan apa yang terjadi disekelilingnya, membingungkan.

Gadis berwajah teduh itu duduk sendiri dibangku taman yang tersedia disana,
menatap danau buatan yang luas itu dengan kosong. Cukup senyap, hanya ada diri nya dan
beberapa orang saja walau suara kendaraan masih sedikit terdengar tapi tak apa. Hara
terlalu larut dengan pikiranya sampai tak sadar bahwa kini ada seseorang disebelahnya

“ kau terlihat kacau? Mau bercerita? “, spontan Hara langsung menatap Levin malas, mood
nya sungguh tak bagus. Ia tidak tau dari mana laki-laki ini dan mengapa dia di sini.

“ Hara bukan maksud ku ikut campur dengan hubungan mu, hanya saja ku rasa kau berhak
tau tentang ini “, Lavin mengeluarkan sebuah amplop kecoklatan dari ranselnya, dia
memberikan itu pada Hara.

Amplop tersebut berisi beberapa foto yang menunjukan Rega yang tampak menutut tak
terima, marah, dan sebagainya. Dia berada di sebuah gudang atau tempat apa Hara tak tau
pasti yang jelas di sana terdapat beberapa orang yang menurutnya menakutkan. Tempatnya
pun tak kalah mengerikan.

“ hasil foto teman ku, kebetulan waktu itu dia diajak paman nya kesana dan dengan asal
membidikan kamera. Dia teman club fotografi ku ra, 4 hari yang lalu ku melihat ini dikamera
nya, foto Rega. lalu ku minta untuk mu. Ingin ku berikan tapi sulit sekali menemuimu “, kata
Levin mulai menjelaskan asal foto itu. Tubuh Hara sudah menegang dan bergetar sedikit.
Jelas ini bukan main-main. Dan Rega, ada apa pria itu disana? Apa itu benar? Tidak.. tidak

“ kau bisa jelaskan ini?”, kata Hara terbata, ia mulai takut. Ini seperti markas gangster yang
sering ia lihat difilm-film.

“ aku tak tau pasti, tapi menurut informasi yang aku terima itu adalah tempat rahasia para
anggota ambisius berkumpul, tak tetap memang. Disana mereka membicarakan semua nya
termasuk dugaan misi yang diikuti kekasihmu. Aku tak tau spesifiknya, aku saja heran
bagaimana teman ku bisa sampai sana padahal seharusnya orang asing dilarang masuk. Dan
lagi itu sangat berbahaya “

Hara mendadak lemas, kepala nya terasa pening sekarang. tubuhnya bergetar cemas.
mengkhawatirkan Rega, apa yang sebenarnya pria itu sembunyikan.

“ kau bisa membantu vin? “, tatap Hara masih tak luput dari foto itu.

^^^
Seorang gadis berjalan dengan tergesa-gesa setelah dia mengikat rambutnya asal, keluar
rumah dengan raut kecemasan, tidak! lebih tepatnya ketakutan yang diberanikan. Cuaca
sore yang menenangkan bahkan tak ia pedulikan sama sekali. Pijakanya begitu dalam dan
nyata. Hari ini ia berniat bertemu dengan Lavin, setelah beberapa hari yang lalu dia
menyanggupi untuk membantu Hara, tentu saja mencari kejelasan tentang ini. Betapa
beruntung nya ia karena hari ini Rega sibuk dengan tugas kampusnya dan lagi nenek nya
sedang tidak ada jadi ia tak perlu repot beralasan. Iya Hara tinggal dengan nenek nya saja,
tak usah ditanya mengapa.

Diujung jalan rumah nya, ia melihat sosok itu tengah tersenyum pada nya, tentu saja
Hara juga mengembangkan senyum balik. Tidak ingin berlama-lama Hara pun langsung
memposisikan tubuhnya nyaman dimotor pria itu setelah tadi basa-basi klise. Lantas Levin
pun bergegas melajukan motor nya membelah jalan sore hari yang cukup padat. Sekitar 30
menit lebih, mereka pun sampai pada suatu tempat yang sepertinya tidak terurus. Tanaman
rambat liar tampak menutupi berbagai sisi dari rumah tua ini, tembok nya pun sangat
kusam. Seperti tak ada kehidupan didalamnya. Hara menengguk ludahnya tak yakin, apalagi
ditambah langit sore yang sedikit redup, terkesan seperti rumah bekas penjajahan saja ya
ampun.

“ kalau tak yakin kau cukup tunggu disini dan biar aku yang masuk. Katakan saja apa yang
ingin kau ketahui”, ujar Levin menyadari gerik tubuh Hara yang gusar. Wanita itu lantas
menormalkan kembali ekspresi tubuhnya.

Hara hanya menggeleng dan mengangguk yakin bahwa ia baik- baik saja. Levin mengajak
nya menemui seseorang yang katanya beliau adalah orang yang pernah terlibat dengan
komplotan semacam itu lengkap dengan segala hal nya.Mereka memasuki rumah itu
dengan perlahan, supaya tidak menimbulkan banyak bunyi yang mengganggu, rumah nya
memang rungsak, banyak benda bergeletakan di sini.

“ jadi apa yang ingin kalian ketahui “, ucap pria yang sudah tak muda lagi, seperti tau bahwa
mereka akan datang kesini. Sungguh Hara merasa sesak disini, banyak bekas rokok
berserakan dan lagi rumah ini sangat berantakan tak kalah dari penampilan luarnya. Pria itu
duduk menatap jendela retak yang berdebu. Levin langsung menyenggol lengan Hara
mengisyaratkan bahwa tanyakan segera dan jangan menyinggung perasaanya.

“mengapa seseorang bisa terlibat dalam kelompok seperti itu? “, ujar Hara memulai nya
dengan berhati-hati.

“ banyak alasan, bisa atas kemauan sendiri atau pun paksaan bahkan bisa sebagai
pengganti. Siapa saja bisa terlibat dengan berbagai alasan. Namun ku pastikan mereka yang
terlibat adalah orang ambisius dan gila “ ujar Pria itu ngesmirk.
Pengganti?. Benak nya langsung berpikir apakah Rega disini sebagai pengganti ayah nya?
Levin bilang ayah nya seperti seorang mafia tapi mengapa Rega menggantikan ayahnya dan
kemana ayahnya, lalu kenapa melibatkan dia? Tapi tunggu, apa benar dia melibatkanya?.

“ apa bisa keluar dari kelompok itu?“, tanya Hara mulai penasaran.

“ kau tak lihat aku?Tentu saja bisa namun itu sangat sulit, mereka yang ingin keluar biasanya
dibebani sebuah tantangan yang akan menghancurkan mereka sendiri. Sehingga mereka
yang ingin keluar akan berpikir seribu kali, tapi jika mereka sudah menyetujui maka tak bisa
mundur dan harus diselesaikan. Jika tidak taruhanya adalah hal yang sudah diajukan sebagai
umpan; harta, tahta bahkan nyawa sebagai taruhan tertinggi “, balas pria paruh baya itu
menghembuskan asap rokoknya keudara.

Hara langsung membungkam mulut nya tak percaya, jadi tentang misi itu semua benar?
Dan juga tentang diri nya yang sebagai target apakah itu benar juga?. Kepala nya terasa
begitu pening, seolah tak ada oksigen yang mengalir diotak nya.

“ kau seperti nya dijadikan sebagai taruhan “, tebak pria itu menatap mereka sebentar.

“ ia adalah taruhan ketiga dari seseorang “, balas Levin yang sendari tadi hanya mengamati.

“ bisa aku lepas dan menolak sebagai target? “,kata Hara yang mulai ketakutan.

“ kau tau atau pun tidak, ingin maupun tak ingin itu semua tak akan merubah keadaan.
Seberapa jauh kau kabur pun mereka pasti menemukan mu, mereka pasti menghabisi mu
karena itu kesepakatan yang dibuat. Banyak peraturan dalam misi itu, termasuk aturan
waktu main. Biasanya hanya diberi waktu 12 bulan untuk menyelesaikan nya atau tidak
sama sekali “ .

“ 12 bulan? Tapi aku dan dia bahkan belum berpacaran satu tahunpun.Bagaimana bisa aku
sebagai target “, jawab Hara mulai bingung.

“ ck kasian sekali, kau seperti nya hanya sebagai pengganti saja. Tapi dia sangat menyayangi
mu, ku rasa “.

“ pengganti? Menyayangi? Aku tak mengerti “

“ yang bermain boleh mengganti target, tapi dengan catatan sama penting nya bagi si
pemain. Bukankah itu menunjukan bahwa kau sangat dicintai olehnya. Atau kau dipacari
hanya sebagai pengganti untuk meyakinkan anggota lain bahwa kau penting bagi nya ckck “

^^^

Tubuh Hara begitu lemas sekarang, pikirany kalut dan bercabang. Pembicaraan tadi
terus saja berputar diotak nya seperti sebuah cd lama yang dimainkan. Ya ampun Hara
pusing memikirkanya. Apakah benar Rega menjadi kan ia kekasih hanya sebagai pengganti
saja? Pengganti siapa?Lalu kenapa lelaki itu sangat menjaga nya seperti kaca yang mudah
retak? Kenapa cowo itu memperlakukan dirinya begitu istimewa? Sampai dititik Hara sangat
dalam jatuh pada sosok netra lelehan karamel itu. Hara marah, takut dan cemas bersatu
padu. Lantas pikiranya terlempar pada kejadian kemarin siang, saat Hara baru pulang
sekolah, ia dijemput Rega untuk makan siang lalu mengantarnya pulang. Tapi sebelum itu ia
menanyakan soal foto yang diberikan Levin pada nya, dan lagi jawaban dingin serta
mencengkram yang hanya ia dapatkan. Kemarahan Rega begitu nyata, Jadi jangan salahkan
Hara jika ia mencari tau dari mulut orang lain. Pesan singkat dihandphone Rega waktu lalu
juga memenuhi pikiranya. “ pengingat! H.A sebagai target dan R belum menyelesaikanya. 1
bulan 2 minggu “ . Hara hanya mengganggap itu adalah pesan salah kirim yang perlu
diabaikan. Ia tak mengerti ini semua.

“ terimakasih sudah mau membantu ku vin “, ujar Hara memberikan senyum paksa setelah
ia turun dari motor merah milik Levin.

“ sama-sama, Kita kan teman bukan begitu “ balas pria itu tersenyum tulus lalu melajukam
motor nya meninggalkan rumah Hara.

Hara mulai melangkahkan kaki nya memasuki pekarangan rumah dan betapa terkejutnya
melihat estitensi Rega yang tengah menatap tajam kearahnya. Hara tak peduli itu, ia hanya
ingin cepat beristirahat itu saja

“ sudah mendapatkan yang kau inginkan? “, ujar pria itu sarkas. Tak ada tatap hangat seperti
biasanya, sorot matanya meredup.

Hara menatap cowo itu malas. Melanjutkan kembali memasuki rumah tanpa berniat
meladeni Rega sama sekali.

“ aku hanya meminta mu untuk percaya dan tetap di sisi ku. Itu saja mengapa sulit sekali “,
sergah pria berahang tegas itu menghentikan langkah Hara.

“ disaat nyawaku menjadi taruhan aku harus tetap diam dan bungkam tentang ini? Aku
sudah bertanya beberapa kali tapi kau tetap diam jadi jangan salahkan aku jika mencari tau
dari orang lain “, tukas Hara menatap Rega dengan nyalang. Sorot mata yang belum pernah
ia berikan pada sosok pria yang mengisi hidupnya dalam beberapa bulan ini. Hara sedang
tidak ingin berdebat Sungguh, Ia letih.

“ karena itu berbahaya Hara, aku tidak ingin kau mengetahui lebih. Mengapa kau tak
mengerti juga “, kata Rega berusaha menetralkan nada suara nya agar tak membentak
gadis di depannya ini.

Hara melihat jelas, Rega juga tampak sangat lelah. Bawah mata nya terlihat
menghitam, rambut nya kusut, wajah nya begitu kusam dan pakainya pun tak serapi
biasanya. Ini bukan Rega sekali. Tak menapik bahwa ada rasa khawatir padanya.
“ tapi kau sudah menempatkan ku dalam bahaya “,pekik gadis tidak ingin kalah. Ia pusing
sungguh. Rasa nya ingin menangis sekarang juga. Bahkan air mata nya sudah menggenang
dipelupuk mata.

“ aku tau dan aku minta maaf untuk itu. Kau tau aku sedang menyelesaikan misi tak berguna
ini. kau teramat berharga bagaimana mungkin akan rela kehilangan mu. Percayalah aku pun
sedang berusaha Hara, hanya butuh dukungan mu dan kau tetap disisi ku. Itu saja kumohon
padamu “, pasrah lelaki itu mengacak rambutnya frustasi.

Rega juga lelah, Mengapa dia tak bisa menikmati hidup dengan selayak nya?. Selalu saja
dilingkupi kecemasan dan tuntutan. Rega hanya ingin hidup normal tanpa beban seperti ini.
Dia juga tak ingin melibatkan gadisnya tapi dia tak ada pilihan.

Mencintainya? Apa Rega serius, atau hanya sekedar kata penenang agar ia tetap di samping
nya. Egois sekali.

“ aku ingin putus “, lirih gadis itu sebelum kesadaranya lenyap.

^^^

Mata Hara bergerak perlahan, retina nya mulai menyesuaikan cahaya yang masuk. Dan
pemandangan pertama yang ia lihat adalah Rega menggenggam tangannya begitu erat. Dia
tertidur di sisi ranjang, dan Hara pastikan ini rumah sakit. Tangan satu nya ia gunakan
mengelus surai pria itu lembut lalu beralih ke dahi yang terlihat ada lipatan. Dia tampak nya
tengah berpikir keras. Hara sungguh mengkhawatirkan pria ini.

“ kau sudah sadar? Biar ku panggilkan dokter “, kata pria itu terbangun dengan raut
khawatir yang ketara. Namun Hara memegang tangan pria itu seolah mengisyaratkan tak
perlu.

“ maaf kan aku, ku mohon Hara jangan tinggalkan aku. Aku hampir menyelesaikan nya,
tinggal menunggu tantangan penutup. Maaf kan aku, maaf “, ujar Rega memeluk Hara
penuh kasih.

“ ceritakan ka! “, pinta Hara parau.

Rega menggenggam tangan Hara kembali dan mulai membuka suaranya pasrah “ Ayah
ku seorang anggota komplotan ambisius ra, aku pun baru mengetahui nya saat usia ku 19
tahun. Aku kecewa, dan marah pada nya, bagaimana bisa sosok yang selalu melimpahkan ku
dengan kasih sayang bisa masuk kedalam kelompok kriminal itu. Lalu ayah ku memutuskan
untuk keluar dari sana, tetapi saat itu ayah ku jatuh sakit dan sekarang pun ibu yang
menggantikan ayah memimpin perusahaan karena ayah ku sedang menjalani perawatan.
Kau tau, ayah ku menceritakan segala nya pada ku. Tentang alasanya,segala permainan dan
misi itu serta peraturan didalamnya “, Rega menarik nafas sebelum dia kembali melanjutkan
dengan berat
“ Dan lebih mengejutkan lagi dia melibatkan adik ku sebagai taruhan tertinggi. Dan anak
lelaki yang harus Menggantikan, karena mereka tak pernah membawa perempuan. Ibu ku
kacau saat itu Sampai kerap dibawa ke psikiater. Adik ku masih terlalu belia ra, sampai aku
menemukan mu. Gadis cerita tanpa beban. Lalu aku jadi kan kau pengganti adik ku. Karna ku
pikir aku bisa menggunakan mu sejenak sampai aku berhasil menyelesaikan ini. Keluarga ku
jadi tak tenang sejak saat itu. Sampai ibu ku harus mengirim adik ku ke asrama agar dia tidak
terpengaruhi. Dan aku hanya mengenalkan dia, aku tak ingin kau tau keadaan orangtuaku.
Tapi siapa sangka, aku menggantungkan hidup ku pada mu. Seluruh hati ku jatuh pada mu
Ra, aku tak bohong bahwa aku sungguh mencintai mu. Kau tau aku sosok yang malas
berurusan dengan wanita, karena mereka merepotkan. Aku tak percaya omong kosong soal
cinta. Tapi saat aku menemukanmu, kau berbeda ra. Kau mematahkan presepsi dan
keyakinan ku. Aku kalah. Oleh karennya aku melindungi mu sekuat ku agar kau tetap aman.
Aku tinggal menyelesaikan penutup nya, percayalah. Lalu setelah itu kita bisa hidup normal
seperti yang lain tanpa dibayangin ketakutan lagi “,cerita Rega sendu berharap bahwa gadis
nya akan mengerti.

“ maka berjanjilah kau akan menuntaskan nya untuk ku “, kata Hara yang sudah berlinang
dengan air mata. Hara bingung akan perasaanya sekarang bagaimana.

^^^

Janji pada dasarnya hanya sebagai kata penenang sementara, itu adalah muslihat
termanis yang pernah ada, tapi biarlah waktu yang akan menjawab apakah janji akan
terlaksana atau sampai bibir saja. Janji itu harga diri, jadi jangan pernah berjanji saat
keadaan bahagia karena keadaan tidak akan tau bagaimana kedepan. Hara hanya berharap
bahwa Rega akan menepati janjinya, menyelesaikan dengan baik. Ia tau Rega sangat
kompeten jadi Hara percaya. Hara tak tau berapa waktu yang tersisa, ia yakin itu sudah tak
banyak, tetapi Hara belum mendapatkan kabar baik akan ini. Yang ada seolah benang makin
kusut saja. Rega tampak uring-uringan dan tak terurus. Hara meringis melihatnya.

Duduk tersandar menatap langit gelap kosong tanpa awan disekitarnya. Tanpa taburan
bintang sama sekali. Air mata nya lolos dengan lancang begitu saja. Ia memeluk Karen
dengan erat, tempatnya bersandar selama ini. Hara sudah menceritakan semua nya dan
sekarang ia kacau karena Rega sama sekali tidak ada kabar dari kemarin, tidak biasanya. Ia
sangat khawatir. Hara tak tau harus mencari tau kemana.

“ ayo masuk, udara mulai mendingin. Ka Rega pasti baik-baik saja, sudahlah “, ucap Karen
mengelus sisi lengan Hara lembut.

“ kau tak mengerti Ren, ini berbeda dan perasaan ku tak enak “,jawab Hara tanpa gairah.

“ baiklah, kalo begitu berdoa saja yang terbaik. ka Rega juga pasti nya tak suka jika melihat
mu begini hm “ .
Saat suara handphone berdering, Hara sangat antusias berharap itu adalah Rega tapi bahu
nya kembali melemas saat harapanya luruh, ternyata Levin.

“ ya halo “, sapa gadis itu malas, Karen hanya mengernyit bingung.

“ apa yang kau ucapkan, ku patahkan kau jika berbohong “,sahut gadis itu tampak bergetar.
Apa yang sebenarnya mereka bicarakan. Kenapa Hara terlihat ketakutan

“ kirim kan alamat nya segera “, ucap Hara mengakhiri panggilannya. Mengusap air mata
nya dengan kasar lalu berdiri.

“ kunci motor mu ren “, panik Hara tergesa.

“ hey tenang, ada apa? “, tanya Karen bingung dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya.

“ cepat Karen “, sentak Hara membuat Karen membulatkan mata tak percaya. Dengan
segera ia memberikan kunci motornya pada Hara.

Langsung saja Hara menghampiri motor milik sahabatnya dan mulai melaju meninggalkan
pekarangan rumah Karen

“ kau akan kemana Hara hey... berhati –hati lah “, teriak Karen pada Hara yang mulai terlihat
menjauh .

^^^

Tempat apa sebenarnya ini, baru memasuki nya saja Hara sudah bising mendengar
teriak sorak dari orang-orang. Cahaya nya redup dan remang, Hara sulit memfokuskan
pandangan nya sampai ya ampun Hara terkejut melihat Rega di sana, di Ring pertandingan
beladiri. Dan Hara baru sadar mereka tengah melakukan adu tinju, dan lagi orang-orang
terus berteriak seru padahal Hara lihat Rega sudah terluka parah. Hara menutup mulutnya
tak percaya, air mata nya terus lolos bergantian, menerjang orang-orang itu tak peduli.

“ siapa saja tolong dia hiks.. ka Rega!! “, pekik Hara kencang berniat menghentikan
pertandingan konyol itu. Rega tak terlalu mahir dibidang tinju, walaupun dia seorang atlet
taekwondo tapi tentu kedua nya berbeda.

“ apa yang kau lakukan “, tegas Levin menghentikan Hara yang berniat menaiki ring.

“ levin..vin tolong dia, kau lihat dia biasa tiada. Kumohon “, cercah Hara cemas, sambil
menyatukan kedua tangan nya memohon. Air mata nya tak bisa dibendung lagi.

“ tak bisa. Ku hentikan dia atau kau yang tiada? Ini adalah penutupnya “, jelas Levin sedikit
keras.

“ aku tak peduli.. hentikan mereka vin, suruh mereka menyudahinya“, lirih gadis itu kembali.

“ jangan gila “, final pria yang lebih tua 3 tahun dari nya.
“ ka Rega!!! “ teriak Hara kemudian tak kalah kencang dengan mereka yang bersorak.

Hara melihat Rega begitu terkejut akan kehadiran dirinya di sini, pria itu tak habis pikir
apa yang dilakukan gadisnya. Wajah Hara sudah pucat pasi dan siap tumbang kapan saja.
Hara tak bisa melihat Rega terluka di atas sana apalagi saat pukulan keras mendarat
dirahangnya sampai Rega jatuh tersungkur tak berdaya.

Kesadarnya hampir hilang, tetapi saat melihat Hara terisak histeris, dia kembali
mendapatkan semangatnya. Jika dia kalah detik ini juga maka wajah kekasih nya tidak akan
pernah terlihat lagi. Rega tak bisa membayangkan itu. Sontak saja dia bangkit dan
menyerang lawan yang tak sebanding ini dengan membabi buta, semangat saat kali pertama
di ring pertandingan.

Hara memejamkan mata tak sanggup melihat yang terjadi, berharap jika ia membuka
mata, ini hanyalah mimpi buruk. Mengepalkan tangan didepan dada merapalkan
permohonan yang menuntut. Berharap Rega nya akan baik-baik saja. Hara langsung
mengerjapkan mata tak percaya dengan apa yang ada di depan nya. kebaikan apa yang
pernah ia lakukan dimasa lalu sampai doa nya terkabul seketika.

^^^

Rega membuka mata, membiasakan cahaya yang masuk ke retina nya. bau-bau obat begitu
menyengat dan apa ini, kenapa dia terbaring sini.

“ ssstttt “ ringis nya ketika ingin bakit untuk duduk, badanya terasa sakit semua.

“ ka Rega sudah sadar “, ujar gadis yang baru memasuki kamar rawatnya dengan antusias.
Menubruknya dengan pelukan yang begitu kencang sehingga Rega kembali meringis
tertahan.

“ ups maaf kan aku. Ka Rega tau aku begitu cemas dan takut “, adu Hara memasang muka
sendu nya.

“ aku tau, gadis ku jadi tak manis lagi dengan mata panda dan muka kusutnya hm”, balas
Rega dengan senyum kotak khas nya. mengacak-acak rambut gadisnya gemas.

“ jangan tersenyum seperti itu, ka Rega juga terlihat Jelek dengan lebam diwajah kaka cih “
rajut gadis beralis tebal itu.

“ benarkah? Wah pasti akan terlihat keren. Itu bukti aku memang gentleman “, balas nya
membanggakan diri.

“ berhenti becanda, itu tak lucu “ Kata Hara kemudian. Menggenggam tangan Rega yang
terinfus.
“ aku suka kau mengkhawatirkan ku dan terimakasih karena tetap disamping ku “, ujar nya
serius dan senyum tulus teukir dibibir tebalnya.

Tak ada bahagia yang bisa ia deskripsikan saat ini, pertemua nya dengan Rega adalah
karunia terindah yang ada dihidupnya. Siapa sangka wanita polos yang menjalani hidupnya
dengan hambar ini justru menjadi kotak warna bagi seorang pria penuh kecemasan. Pria
dinginnya, manis sekali. Benar kata orang bahwa kau tak bisa mencegah apa pun yang
sudah digariskan untuk mu. Ia bersyukur sangat.

Rega percaya bahwa gerimis tak mungkin bisa meruntuhkanya, apalagi selama ini dia
sudah melalui berbagai badai. Dia tak pernah sadar bahwa semua mengalir begitu saja
hingga melabuhkan nya pada sebuah keadaan yang tak pernah dia bayangkan sedetik pun,
ketidak sengajaan yang menyeretnya pada bagian yang lebih serius. Menentang keyakinan
hati, menolak percaya pada diri bahkan raga pun dia paksa berlain sisi. Gadis remaja yang
mengambil bagian untuk menemani langkah nya melewati fase tersulit ini. Pria yang
diselubungi banyak kerumitan hidup. kecemasan, ketakutan dan sendu selalu memenuhi
nya. namun sekarang matahari yang cerah tengah menantinya, melupakan masa gelap itu
adalah kewajibanya sekarang. tak pernah menyangka bahwa dia masih bisa berdiri sampai
saat ini. Gadis bernama Hara Avirabella ini sangat membawa efek menggelegar untuknya.
Dan detik ini Rega tau makna sesungguhnya dari kata ‘holcyon’ yang pernah dia dengar.
Kondisi dimana dia benar-benar merasa senang, tenang dan damai yang tak bisa
diungkapkan.

“ terimakasih telah membawa holcyon untuk ku “ - Reganta

Tamat

Anda mungkin juga menyukai