MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah pengembangan kurikulum pada Semester V
(lima) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Wendri prananda
Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalahnya kepada ummatnya.
Berkat rahmat dan karunia-Nya yang selalu terpancar bagi ummat-Nya, maka segala macam
halangan dan hambatan yang senantiasa merintangi dapat teratasi, sehingga dengan terbukanya pintu
kelancaran, kami dapat menyelesaikan tugas yang berbentuk makalah. berjudul “Evaluasi dan
Perubahan Kurikulum”
Kendati penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini, kami tetap
menyadari bahwa sebagai manusia tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan termasuk
dalam penyusunan makalah ini, baik dari teknik penyusunan maupun dari segi pembahasan yang
menyebabkan makalah yang kami susun ini jauh dari kriteria sempurna.
Semoga Allah swt senantiasa memberikan Rahmat dah Hidayah-Nya kepada kami agar ke
depannya dapat menyusun makalah dengan baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bekal terbaik bagi manusia dalam mengarungi kehidupan
ini. Dengan pendidikan orang akan mengerti segala hal terkait pengetahuan untuk
mamecahkan berbagai problamatika keehidupan. Secara lingkup terbatas seseorang
bisa belajar sesuai kehendaknya tanpa batasan tertentu. Namun jikaberbicara dalam
sekup umum apalagi dalam kaitan bermasyarakat, terlebih dalam intansi pendidikan
yang di kelola lembaga atau negara di perlukan adanya kurikulum pendidikan.
Kurikulum pendidikan ini mencerminkan kondisi masyarakat dimana diterapkan
kurikulum pendidikan tersebut. Sedikit banyak kurikulum pendidikan akan
mempengaruhi gerak dan kemajuan suatu negara .
Dalam kesempatan ini kami akan menjelaskan tentang evaluasi kurikulum dan
perubahanya, serta alasa, dampak perubahan kurikulum bagi suatu obyek masyarakat
yang di terapkan suatu kurikulum pendidikan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan penerapan evaluasi kurikulum?
2. Apa saja aspek penilaian evaluasi kurikulum?
3. Apa saja model-model evaluasi kurikulum?
4. Bagaimana Perubahan kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan penerapan evaluasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja aspek penilaian evaluasi kurikulum.
3. Untuk mengetahui apa saja model-model evaluasi kurikulum.
4. Untuk mengetahui bagaimana Perubahan kurikulum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa pengertian evaluasi, sejalan dengan pendapat Guba dan Lincoln
yang dikutif oleh Hamid Hasan dan dikutif kembali oleh Wina Sanjana mendefinisikan
evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangn mengenai nilai dan arti dari sesuatu
yangdapat dipertimbangkan.
Dari konsep evaluasi di atas, maka evaluasi kurikulum dimaksudkan suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu. Adapun
dengan hal yang dimaksud dengan kurikulum adalah rencana untuk yang mengatur tentang isi
dan tujuan pendidikan serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dengan kata lain dalam konteks ini adalah kurikulum sebagai sebuah dokumen atau
kurikulum tertulis.
Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi. Sisi pertama kurikulum sebagai suatu
program pendidikan atau kurikulum sebagai suatu dokumen, dan sisi kedua kurikulum
sebagai suatu proses atau kegiatan. Dalam proses penidikan keua sisi ini sama pentingnya,
seperti dua sisi satu uang logam. Apa artinya sebuah program tanpa diemplementasikan, dn
apa artinya emplementasi tanpa acuan. Evaluasi kurikulum haruslah mencapai kedua sisi
tersebut, baik kurikulum sebagai suatu dokumen, maupun kurikulum sebagai suatu proses,
yakni implementasi dokumen rencana tersebut.
2
a. Evaluasi Kurikulum sebagai Suatu Program atau Dokumen
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kurikulum sebagai suatu dokumen
memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan dengan implementasi dokumen tersebut dalam
kegiatan pembelajaran. Kurikulum dan pembelajaran bagai dua sisi dari satu mata uang
logam yang masing-masing sama pentingnya.
Rumusan tujuan adalah salah satu komponen yang ada dalam dokumen kurikulum.
Evaluasi kurikulum sebagai dokumen adalah evaluasi terhadap tujuan, setiap mata pelajaran
terhadap sejumlah kriteria untuk menilai tujuan ini.
a. Apakah tujuan setiap mata pelajaran berhubungn dan diarahkan untuk mencapai
tujuan lembaga sekolah yang bersangkutan.
Setiap sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda, sekolah menengah umum
berbeda dengan sekolah kejuruan, walaupun sama-sama berada dalam tingkat sekolah
lanjutan. Demikian juga antara sekolah kejuruan rumpun yang satu berbeda dengan rumpun
yang lain. Oleh karena itu, maka setiap mata paelajaran yang diberikan di setiap sekolah
harus dapat mendukung pencapaian tujuan sekolah. Misalkan, walaupun setiap SMU dan
Keguruan mempelajari mata pelajaran matematika, akan tetapi tujuan pembelajaran di kedua
sekolah itu mestilah berbeda.
Sebagai suatu dokumen, kurikulum tidak akan memiliki makna apapun tanpa
diimplementasikan oleh guru. Oleh karena itu, guru perlu memahami setiap tujuan mata
pelajaran yang dibinanya. Dengan demikian, maka sebaiknya tujuan dirumuskan dalam
bahasa sederhana danmudah dipahami.
c. Apakah tujuan yang dirumuskan dalam dokumen itu sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
Kurikulum disusun pada dasarnya untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki
siswa. Siswa bukanlah orang dewasa dalam bentuk ini, mereka adalah organisme yang
3
sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dengan demikian,
tujuan dalam kurikulum haruslah sesuai dengan taraf perkembangan siswa itu sendiri.
Bahwa yang dimaksud dengan isi atau materi kurikulum adalah seluruh pokok
bahasan yang iberikan dalam setiap mata pelajaran. Sejumlah pertanyaan yang dapat
dijadikan kriteria untuk menguji isi atau meteri kurikulum di anataranya adalah:
a. Apakah isi kurikulum sesuai atau dapat mendukung pencapaian seperti yang telah
ditetapkan.
Isi pelajaran bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, akan tetapi disusun untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian isi pelajaran harus berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Muatan kurikulum pada dasarnya berisikan tetang berbagai disiplin ilmu. Setiap ilmu
tidakalah bersifat statis, melainkan bersifat dinamis, artinya ilmu itu terum mengalami
perkembangan. Suatu teori dalam disiplin ilmu bisa terjadi tidak berlaku lagi apabila
ditemukan teori bru. Oleh karena itu, setiap materi pembelajaran harus sesuai dengan
pandangan-pandangan baru.
Pendidikan berfugsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat “hidup” di
lingkungn masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat pendidikan
haruslah berisikan dan memberi pengalaman kepada peserta didik sesuai dengan karakteristik
lingkungan di mana mereka tinggal. Terutama dalam masyarakat majemuk, penidikan harus
sesuai dengan kemajemukan madyarakat, isi kurikulum yang tidak sesui dengan karakteristik
di mana sisea berasal dan tempat mereka kembali, akan tidak bermakna.
d. Apakah turunan isi kurikulum sesuai dengan karakteristik isi atau materi kurikulum
Setiap mata pelajaran memiliki system berfikir yang berbeda, yang ditunjukan oleh
turunan isi. Ada mata pelajaran yang memiliki urutan yang sistematis dan logis, artiny urutan
bahan pelajaran tersusun sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik bahan itu sendiri.
Sebagai suatu pedomn bagi guru, kurikulum juga seharusnya memuat petunjuk-
peatunjuk bagaimana cara mengimplementasika kurikulum di dalam kelas. Salah satu aspek
yang berhubungan dengan implementasi kurikulum adalah aspek pedoman perumusan
strategi belajar mengajar di antaranya:
4
a. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan susuai dan dapat mendukung untuk
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
b. Apakah strategi pembelajarna yang diusulkan dapat mendorong aktifitas dan minat
siswa untuk belajar.
Suatu strategi yang digunakan harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas.
Belajar tidak sama dengan duduk, mencatat, dan meghafal materi pelajaran. Belajar adalah
suatu proses perubahan perilaku berkat adanya pengalaman. Dengan demikian, proses
pembelajaran pada dasarnya adalah memberikan pengalaman kepada siswa. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dirancang untuk memberi pengalaman belajar yaki medorong
siswa untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
Salah satu prinsip perkembangan kurikulum sebagai suatu pedoman adalah prinsip
fleksibilitas, artinya bahwa kurikulum itu bersifat lentur yakni dapat digunakan dalam
berbagai kondisi dan situasi. Dengan demikian, kurikulum harus dapat diterjemahkan oleh
setia guru sesuai engan kondisi yang ada. Kurikulum harus dapat menorong guru agar
berinovasi secara kreatif dalam pengimplementasiannya.
Siswa adalah organisme yang sedang berkembang, yang dalam setiap tahap
perkembangannya memiliki karakteristik dan sifat-sifat tertentu. Strategi pembelajaran yang
dirancang haruslah sesuai dengan tahap perkembangan tersebut.
f. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia.
5
Alokasi waktu merupakan aspek yang cukup penting dalam membuat keputusan
teentang strategi yang diusulkan, karena suatu strategi tanpa kesesuaian dengan waktu yang
dialokasikan tidak mungkin dapat diterapkan.
Komponen yang keempat yang harus dijadikan sasaran penilaian terhadap kurikulum
sebagai suatu program adalah evaluasi terhadap program penilaian. Beberapa kriteria yang
dapat dijadikan acuan adalah:
Tujuan merupakan inti dari suatu program kurikulum keberhasilan kurikulum pada
dasarnya adalah keberhasilan mencapai tujua kurikulum itu sendiri. Oleh sebab itu, program
evaluasi perlu diuji kerelevannya dengn tujuan yang ingin dicapai.
b. Apakah evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik sebagai formatif
maupun fungsi sumatif.
Evaluasi yang dirumuskan bukanlah evaluasi yang ada sekedar untuk melihat
keberhsilan siswa saja yang kemudian dinmakan evaluasi belajar, akan tetapi juga perlu diuji
evaluasi yang dapat menguji keberhsilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Kedua fungsi ini sangat pentig, evaluasi hasil belajar dapat mengukur sejauh mana siswa
dapat mencapai target kurikulum yang kemudin memiliki arti untuk melihat kedudukan siswa
dalam kelompoknya, sedangkan melaluli evaluasi proses dapat dijadikan umpan balik bagi
guru dalam menentukan keberhasilan kinerjanya sehingga guru dapat memerbaiki kelemahan
dalam mengajar.
c. Apakah program evaluasi yang direncanakan mudah dibaca dan dipahami oleh guru.
Alat evaluasi beserta pedoman pengolahnya harus dapat dibaca oleh guru, sehingga
memungkinkan guru menjadikannya sebagai pedoman. Pedoman evaluasi dapat memberikan
petunjuk bagi guru untuk memnentukan tingkat penguasaan dan pencapaian kompetensi yang
pada akhirnya dapat menentukan kriteria kelulusan untuk setiap siswa.
Evaluasi yang baik bukan hanya mengukur kemampuan siswa dalam aspek tertentu
saja, akan tetapi harus mengukur semua aspek baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Program evaluasi yang hanya mengukur salah satu aspek dapat menyebabkan keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal.
1. Evaluasi reflektif dilakukan dalam suatu proses diskusi intensif dalam kelompok
pengembang kurikulum (tim pengarah dan tim teknis) dan tim nara sumber secara
internal. Evaluasi reflektif tersebut dilaksanakan melalui diskusi mengenai landasan
6
filosofi, teoritik, dan model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofi yang digunakan adalah pemikiran yang bersifat eklektik yang
berakar dari filosofi perenialisme, esensialisme, progresivisme, rekonstruksi sosial,
dan humanisme dinyatakan sebagai landasan filosofi yang dipilih sebagai landasan
dan kerangka pengembangan kurikulum. Dengan pandangan filosofis yang bersifat
eklektik tersebut kurikulum dikembangkan dengan tetap berakar pada nilai dan moral
Pancasila untuk mewarisi keunggulan bangsa, menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan bangsa,
mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik, dan memberikan kontribusi
pada upaya pembangunan masyarakat, bangsa dan negara dalam menghadapi
tantangan kehidupan abad ke 21. Desain kurikulum mengalami perubahan. Perubahan
ini diyakini lebih memperkuat konsep kurikulum yang berbasis kompetensi, dan
memperkuat organisasi vertikal (antar tingkat satuan pendidikan) dan horizontal
(antarmuatan atau mata pelajaran) kurikulum. Keterkaitan konten kurikulum secara
horizontal dan vertikal dilakukan melalui Kompetensi Inti (KI). Untuk memastikan
bahwa disain kurikulum ini mampu menjawab berbagai tantangan abad ke 21,
diperlukan evaluasi konseptual dilihat dari koherensi ide dengan kenyataan. Review
dan revisi terhadap Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi konten/kompetensi
kurikulum dilakukan segera setelah KD selesai dikembangkan dan umpan balik untuk
revisi segera diberikan. Evaluasi terhadap kesesuaian konten dengan tahap
perkembangan psikologi anak dilakukan oleh para ahli psikologi anak dan psikologi
pendidikan terutama untuk konten kurikulum SD. Perumusan ulang dan
penyederhanaan KD-SD yang telah dikembangkan tim dilakukan untuk memberikan
kepastian mengenai kesuaian antar materi kurikulum dengan kemampuan kognitif,
sosial, dan afektif peserta didik SD. Di SMP dan SMA/SMK yang peserta didiknya
telah memasuki tahap kemampuan berpikir formal, evaluasi terhadap konten
kurikulum dilakukan oleh para ahli dalam bidang materi pelajaran.
Evaluasi menghasilkan berbagai penyesuaian KD terhadap KI dan keterkaitan antara
satu KD dengan KD lainnya. Hasil dari evaluasi ini memberikan keyakinan akan
organisasi horizontal dan tata urutan konten kurikulum.Evaluasi terhadap
kesinambungan konten antara satu kelas (tahun) dengan kelas lainnya dilakukan
secara terbuka. Hasil evaluasi menjadi dasar untuk perubahan beberapa KD yang
dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kelas sebelumnya.
Pelaksanaan evaluasi sangat intensif dan dilakukan secara internal dalam pertemuan
antartim pengembang. Evaluasi keterkaitan antara KD-SD dengan KD-SMP dan KD-
SMP dengan KD-SMA dilakukan dengan menempatkan KD-SD sebagai dasar untuk
mengembangkan KD-SMP dan KD-SMP sebagai dasar untuk mengembangkan KD-
SMA. Evaluasi kesesuaian dilakukan secara terbuka dalam proses pengembangan
kurikulum.
Evaluasi oleh tim eksternal dilakukan dengan mengundang para pakar dari 12
perguruan tinggi yang memiliki Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Temuan dari tim eksternal langsung dikomunikasikan kepada tim teknis pengembang.
7
Masukan dari tim eksternal merevisi berbagai KD yang telah dirumuskan dan hasil rumusan
tersebut dianggap final.
3. Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat daerah mencakup kajian kebijakan dalam
penyiapan dan distribusi dokumen muatan lokal, penyiapan dan peningkatan kemampuan
sumber daya yang diperlukan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal serta
keterlaksanaannya pada tingkat satuan pendidikan.Evaluasi implementasi kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan mencakup kajian penyusunan dan pengelolaan KTSP, penyiapan
dan peningkatan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan, dan
pelaksanaan pembelajaran secara umum sertamuatan lokal, dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
8
c. hasil ujian yang bersifat nasional.
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori
dan metode tes psikologi serta eksperimen lapangan.
Tes psikologi atau tes psikomotorik pada umumnya mempunyai dua bentuk yaitu, tes
inteligensi yang ditunjukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang
mengukur perilaku skolastik.
Model eksperimen dalam botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak
dapat disamakan dengan benih, sedang kuikulum serta berbagai fasilitas serta sistem sekolah
dapat disamakan dengan tanah dan pemiliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan
benih ( anak ) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat digunakan tes
(pre test dan post tes).
Comparative approach dalam evaluasi. Ssalah satu pendekatan dalam evaluasi yang
menggunakan eksperimen lapangan adalah mengadakan pembandingan antara dua macam
kelompok anak, umpamanya yang menggunakan dua metode belajar yang berbeda.
Kelompok pertama belajar membaca dengan metode global dan kelompok lain menggunakan
metode unsur. Kelompok mana yang lebih baik atau lebih berhasil ? Apakah keberhasilan
metode tersebut dapat ditransfer ke metode yaang lain? Rancangan penelitian lapangan ini
membutuhkan persiapan yang sangat teliti dan rinci. Besarnya sampel, variabel yang
terkontrol, hipotesis, treatment, tes hasil belajar dan sebagai, perlu dirumuskan serta tepat dan
rinci.
9
memanipulasi eksperimen sampai 25 treatment, tetapi dalampenelitian pendidikan tidak
mungkin dapat melakukan treatment sebanyak itu.
Evaluasi model objektik (model tujuan) berasal dari Amerika Serikat. Perbedaan
model objektif dengan model komperatif adalah dalam dua hal. Pertamadalam model objektif,
evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para
evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang
inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada akhir pengembangan
kurikulum, kegiatan penilaian ini sering disebutevaluasi sumatif. Dalam hal-hal tertentu
sering evaluator bekerja sebagai bagian dari tim pengembang. Informasi-informasi yang
diperoleh dari hasil penilaiannya digunakan untuk penyempurnaan inovasi yang sedang
berjalan. Evaluasi ini sering disebutt evaluasi formatif. Kedua, kurikulum tidak dibandingkan
dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus).
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan
tersebut. Para pengembang kurikulum yang menggunakan sistem instruksional (model
objektif) menggunakan standar pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Tujuan dari comparative
approach adalah menilai apakah kegiatan yang dilakukan kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol. Oleh karena itu, kedua kelompok tersebut harus ekuivalen, tetapi
dalam model objektif hal itu tidak menjadi soal.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif.
Pendekatan inilah yang digunakan oleh Ralph Tylor (1930) dalam menyusun tes dengan
titik tolak pada perumusan tujuan tes, sebagai asal mula pendekatan sistem (system approach).
Pada tahun 1950-an Benyamin S. Bloom dengan kawan-kawannya munyusun klasifikasi
sistem tujuan yang meliputi daerah-daerah belajar (cognitive domain). Mereka membagi
proses mental yang berhubungan dengan belajar tersebut dalam 6 kategori, yaitu knowledge,
comprehension, application, analysis, synthesis dan evaluation. Mereka membagi-bagi
lagi pada tujuan-tujuan tersebut pada sub-tujuan yang lebih khusus. Perumusan tujuan-
tujuan dari Bloom dan kawan-kawan belum sampai pada perumusan tujuan yang bersifat
behavioral, untuk itu diperlukanperumusan lebih lanjut yang sangat khusus dan bersifat
behavioral.
10
Dasar-dasar teori Tylor dan Bloom menjadi prinsip sentral dalam berbagai rancangan
kurikulum, dan mencapai puncaknya dalam sistem belajar berprogram dan sistem
instruksional. Sistem pengajran yang terkenal adalah IPI (Individually Prescribed
Instruksioan), suatu program yang dikembangkan oleh Learning Research and Development
Cntre Universitas Pittsburg. Dalam IPI anak mengikuti kurikulum yang memilki 7 unsur :
Tes untuk mengukur prestasi belajar anak merupakan bagian integral dari kurikulum.
Tiap butir tes berkenaan dengan keterampilan, unit atau tingkat tertentu dari tujuan khusus.
Untuk menikuti program pendidikan, siswa harus mengambil dulu tes penempatan , untuk
menentukan di mana mereka harus mulai belajar. Kemajuan siswa dimonitor oleh guru
dengan memberika tes yang mengukur tingkat penguasaan tujuan-tujuan khusus melalui pre
test dan post tes. siswa dianggap menguasai suatu untit bila memperoleh skor minimal 80.
Bila ini sudah dikuasai berarti penguasaan siswa sudah sesuai dengan kriteria.
Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom
melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan
unsur-unsur dari kedua pendekatantersebut. Strategi ini memungkinkan perbandingan lebih
dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan
kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.
Seperti halnya pada eksperimen lapangan serta usaha-usaha awal dari Tylor dan
Bloom, metode ini pun terlepas dari proyek evaluasi. Metode-metode tersebut masuk ke
bidang kurikulum setelah komputer dan program paket berkembang yaitu tahun 1960.
Program paket berisi program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkkan
pengetahuan komputer untuk menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan
komputer memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan kelambatan.
Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan dengan komputer.
11
b) Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi
yang optimal;
c) Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran
umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan;
d) Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan
komputer;
e) Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh dari beberapa variabel
yang berbeda.
pada suatu saat, kemampuan komputer hanya sampai 40 variabel, sedangkan dengan
model ini dapat dikumpulkan sampai 300 variabel. Kesulitan ketiga, meskipun model
multivariasi telah menguragi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi
tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan.
12
D. Perubahan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Yang di maksud kurikulum dalam kamus besar indonesia adalah perangkat mata
pelajaran yg diajarkan pada lembaga pendidikan 1 .Suatu kurikulum disebut mengalami
perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum
antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja, tentunya
menuju movement yang lebih baik atau perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi
keadaan.
Adapun perubahan komponen kurikulum pendidikan terjadi manakala ada
perubahan komponen komponen sebagai berikut.
1. Tujuan Pendidikan
2. Materi Pembelajaran
13
c. Kebermaknaan; materi yang dipilih dapat memberikan manfaat
akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan
lebih lanjut pada jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat
non akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Layak dipelajari; materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun
aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
e. Menarik minat; materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan
rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan
sendiri kemampuan mereka.
3. Strategi pembelajaran
4 http://mujahid.tripod.com/math4.html
14
Politik Adalah Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan atau
sistem pemerintahan. 5 Dalam persepektif Islam Politik adalah pemeliharaan urusan
umat di dalam maupun luar negeri, dan dilakukan oleh negara bersama umat. Negara
melaksanakan pengaturan secara praktis, sedangkan umat mengoreksi negara dalam
pelaksanaannya 6 . Karna pendidikan merupakan bagian pengurusan dari masyarakat
maka setiap rezim akan memiliki kebijakan kebijakan terkait pendidikan yang di
tempuh. Sebagai ontoh Pada masa orde lama arah kurikulum pendidikan cendrung
mengarah pada pandangan sosialis. Sedng era orde baru pendidikan yang did bangaun
mengarah kepada pendidikan Kapitalis. Demikian seterusnya dengan pemimpin
pemimpin setelah orde lama dan orde baru.
4. Faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia.
Perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara
dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun akan selalau
merubah kurikulum pendidikanaya agar dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Oleh itu ia harus menyesuaiakan mengikut perkembangan zaman dan kemajuan
sains dan teknologi.
Zaman dan masa selalu berkembang silih berganti tiap masa akan di
jalani generasi dengan kemampuan berbeda dan teknologi berbeda, seara
normal masa sekarang dan masa depan akan memiliki teknologi yang semakin
maju dan bidang ilmu yang bertambah. Semua ini menuntut adanya perubahan
kurikulim untuk mengikuti perkembangan ilmu dan kepentinganya untuk
manfaat manusia.
15
3. Alasan dan tujuan perubahan kurikulum.
Pada dasarnya tujuan pemerintah mengganti kurikulum dalam pendidikan tidak lain
adalah karna ingin memperbaiki mutu pendidikan supaya bisa berkembang lebih baik dari
sebelum nya. Ttapi perubahan itu harus terukur dan tidak serampangan.perubahan harus
mengikuti kualaitas peserta didik, guru bembimbing, fasilitas sekolah dan lembaga
pendidikan yang layak. Secara global perubahan kurikulum harus memhatikan sistemik
dan teknik permasalahan pendidikan. Baru di katakan perubahan mengarah pad kondisi
yang lebih baik. Jika tidak dilakukan maka perubahan akan menghantarkan pada
kerusakan sistem pendidikan yang mengarahkan pada kemunduran pendidikan.
Segala perubaan akan menghasilkan dampak bisa negatif dan bisa positif. Penerapan
kurikulum jika tidak di tanganai dengan penanaganana yang khususu akan menyebabkan
kekacauan dalam dunia pendidikan. Sebagai penggambaran yang nyata di indonesia dari
perubahan kurikulum pendidikan yang bergonta ganti bukan hanya memberikan dampak
negatif terhadap siswa yang semakin merendah prestasi nya sebetulnya perubahan ini juga
dapat berdampak pada sekolah ,yaitu pada tujuan atau visi sebuah sekolah juga akan ikut
ikutan kacau.
Contoh saja bila sebuah sekolah memiliki satu tujuan atau sati visi tentu sekolah
tersebut akan berusaha untuk mencapai tujuan nya, dan untuk memenuhi sebuah visi tentu
membutuhkan waktu yang tidak singkat, ketika mereka telah memfokuskan diri pada visi
yang telah di susun secara tiba tiba kurikulum di ganti tentu sekolah tersebut harus mengganti
tujuan yang ingin di capai. Mungkin pemerintah merasa bahwa perubahan kurikulum dapat
memberi perubahan yang lebih baik pada mutu pendidikan, tapi nyata nya tidak demikian.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai manusia dan mahasiswa kami tak lepas dari kesalaan dan kekeliruan.
Makalah ini kamai ambil dari beberapa buku dan blog seta narasi yang tidak merubah
makna.
17
DAFTAR PUSTAKA
18