Anda di halaman 1dari 4

Jenis laporan keuangan yang pertama adalah neraca.

Neraca merupakan laporan keuangan


yang berisikan adanya jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan
(ekuitas) pada saat tertentu. Pada jumlah kekayaan (harta) akan disajikan di sisi aktiva,
sedangkan jumlah kewajiban dan modal akan disajikan di sisi pasiva. Nah, jumlah aktiva dan
pasiva ini haruslah sama alias balance sheet.

Tujuan penyusunan laporan neraca ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi
finansial dari suatu perusahaan, terutama ketika dilakukannya akhir tahun alias buku ditutup.
Terlebih lagi, penyusunan jenis laporan keuangan neraca ini didasarkan pada bentuk yang
telah distandarisasi, terutama jika bertujuan untuk pihak luar perusahaan.

Untuk itu, perusahaan dapat memilih bentuk laporan neraca mana yang sekiranya cocok,
dengan adanya 2 pilihan yakni bentuk skontro dan bentuk laporan.

Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan Neraca


a) Bentuk Skontro (T)
Yakni bentuk laporan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”, sehingga kerap juga disebut
sebagai T Form maupun horizontal. Bentuknya terbagi menjadi 2 posisi yakni sebelah kiri
berisikan aktiva, sementara sebelah kanan berisikan kewajiban dan modal.
b)
Bentuk Laporan (L)
Yakni bentuk laporan neraca yang disebut juga dengan bentuk vertikal. Penyusunan laporan
neraca ini dimulai dari arah atas ke bawah, tepatnya dari komponen aktiva lancar (seperti kas,
bank, efek), komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang, dan komponen
modal.
Komponen Bagian Pada Laporan Keuangan Neraca
Secara garis besar, sebuah laporan keuangan neraca harus memuat beberapa komponen
berikut ini.

1) Aktiva Lancar
Berupa harta atau kekayaan yang dapat diuangkan ketika dibutuhkan dan paling lama satu
tahun. Apabila perusahaan tengah membutuhkan uang untuk membayar utang yang sudah
jatuh tempo, atau pembelian suatu barang atau jasa, maka uang tersebut dapat diperoleh dari
aktiva lancar.

 Kas
 Rekening pada bank (baik rekening giro maupun rekening tabungan)
 Deposito berjangka
 Surat-surat berharga
 Piutang
 Pinjaman yang diberikan
 Persediaan
 Biaya yang dibayarkan di muka
 Pendapatan yang harus diterima
 Aktiva lancar lainnya.
2) Aktiva Tetap
Berupa harta atau kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka waktu lebih dari
satu tahun. Aktiva ini terbagi menjadi 2 macam, yakni yang berwujud dan yang tidak
berwujud.

 Aktiva Berwujud
 Tanah
 Mesin
 Bangunan
 Kendaraan
 Akumulasi Penyusutan
 Aktiva Tak Berwujud
 Goodwill
 Hak cipta
 Lisensi
 Merek dagang
3) Aktiva Lainnya
Berupa harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar maupun aktiva
tetap.

 Gedung yang tengah dalam proses pembangunan.


 Tanah yang tengah dalam proses penyelesaian.
 Piutang dalam jangka panjang.
 Uang jaminan.
 Uang muka investasi
nn

Anda mungkin juga menyukai