Anda di halaman 1dari 26

Pengertian LAPORAN NERACA, Format,

Contoh dan Cara Membuatnya (Update


2020)
31 Maret 2020 Oleh Wadiyo, SE

Daftar isi [Buka]

Laporan neraca adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan aset, kewajiban
(liability), dan modal (equity) perusahaan pada tanggal tertentu.

Dari laporan ini kita bisa mengetahui kondisi aset, kewajiban dan modal perusahaan.

Di mana 3 hal itu merupakan komponen penting yang memengaruhi perjalanan


perusahaan ke depan.

Itulah pentingnya laporan neraca!

Lalu bagaimana format dan cara membuat laporan neraca?

Mari ikuti pembahasannya berikut ini…

 
01. Pengertian Laporan Neraca (bahasa Inggris:
balance sheet)

Apa pengertian Laporan Neraca?

Pada paragraf pertama artikel ini sudah disinggung mengenai pengertian laporan
neraca.

Jadi, secara umum definisi Laporan Neraca adalah laporan yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu (atau tanggal tertentu).

Yaitu posisi aset atau kekayaan perusahaan di satu sisi dan kewajiban/utang serta
modal di sisi yang lain.

Laporan Neraca adalah salah satu jenis dari lima laporan keuangan utama perusahaan,
yaitu:

 Laporan Laba Rugi


 Laporan Neraca
 Laporan Ekuitas Pemilik
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuagan

Apa komponen Laporan Neraca?

Dari pengertian laporan neraca, kita bisa menyimpulkan ada 3 komponen laporan
neraca, yaitu:

 Aset, posisi kekayaan perusahaan pada tanggal tertentu, misalnya: 31 Desember. Contoh:
Kas dan setara kas.
 Kewajiban, saldo kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Contohnya: utang jangka
pendek, utang jangka panjang.
 Modal, saldo modal pada tanggal tertentu. Contoh: saham disetor

Semua jenis perusahaan perlu membuat lapora neraca, sehingga kita mengenal:

 Laporan neraca perusahaan dagang


 Laporan neraca perusahaan jasa
 Laporan neraca perusahaan manufaktur

Bagaimana bentuk dan format laporan neraca untuk 3 jenis perusahaan tersebut?

Bentuk dan format laporan neraca ini sama untuk perusahaan dagang, perusahaan
jasa, perusahaan manufaktur,

Jadi bentuk dan format penyajian laporan neraca adalah sama, baik untuk koperasi
simpan pinjam, bank umum, bank syariah, hotel, maupun usaha catering.

Sampai di sini jelas ya? Oke sip!

dilanjutkan ya…

02. Format Laporan Neraca


Format Laporan neraca dapat digambarkan seperti berikut ini:
Format Laporan Neraca

Seperti ditunjukan dalam gambar di atas kita bisa melihat bahwa sisi sebelah kiri
laporan menyajikan aset yang dimiliki perusahaan.

Aset dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu:

 Aset lancar dan


 Aset tetap.

Sisi sebelah kanan menyajikan:

 Kewajiban dan
 Ekuitas atau modal perusahaa

Dan berikut ini penjelasan tiap bagiannya:

1. Aset dan Komponen-komponenya


Aset atau aktiva adalah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk mendukung
operasi.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada 2 jenis aktiva, yaitu: 1) aktiva lancar,
dan 2) aktiva tetap.

1. Aset Lancar

Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan dengan cepat atau relatif cepat.

Definisi ‘cepat’ artinya diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang.

Komponen-komponen yang termasuk aset lancar:

 Kas dan setara kas


 Piutang usaha
 Persediaan
 Utang dibayar di muka

2. Aset Tetap

Pengertian aset tetap adalah aset yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun.

Komponen-komponen yang termasuk aset tetap:


 Bangunan pabrik
 Bangunan kantor
 Peralatan pabrik
 Peralatan kantor
 Hak milik intelektual seperti hak paten dan hak cipta.

Aset seperti bangunan pabrik dan peralatan disajikan di laporan neraca dalam nilai
bersih, yaitu sudah dikurangi dengan akumulasi PENYUSUTAN.

2. Kewajiban dan Komponen-komponenya

Pengertian kewajiban (liabilitas) adalah utang perusahaan kepada kreditur dan pihak
lain.

Kewajiban dibedakan menjadi dua kategori utama yaitu:

1. Kewajiban/utang lancar

Pengertian kewajiban lancar/utang lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun.

Contoh kewajiban lancar:

 Utang usaha/utang dagang


 Gaji dan pajak yang masih harus dibayar
 Wesel tagih yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

2. Kewajiban/utang jangka panjang

Pengertian kewajiban jangka panjang/utang jangka panjang adalah kewajiban/utang


yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Contoh kewajiban jangka panjang:

 Pinjaman jangka panjang


 Obligasi yang jatuh temponya lebh dari satu tahun.

3. Ekuitas / Modal

Ekuitas adalah elemen laporan neraca yang mencerminkan kepemilikan perusahaan.

Posisi prive dalam neraca disajikan pada bagian ekuitas, yakni mengurangi saldo
ekuitas.

Pada ilustrasi gambar di atas bagian MODAL (ekuitas) terdiri dari dua elemen, yaitu:

1. Saham disetor
Pengertian saham disetor adalah jumlah kas yang disetorkan oleh pemegang saham ke
perusahaan.

Dana dari saham disetor ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Misalnya untuk  membeli aset atau belanja modal kerja.

2. Laba ditahan

Pengertian laba ditahan adalah laba perusahaan yang tidak dibagikan ke pemegang
saham.

Bagian laba ditahan (retained earnings) akan terus terakumulasi dari waktu ke waktu.

Ketika sebagian laba perusahaan tidak semuanya dibagikan sebagai deviden.

Perincian elemen atau bagian ekuitas ini memiliki arti penting bagi beberapa orang
tapi tidak bagi yang lain.

03. Format Penyajian Laporan Neraca


Format penyajian laporan neraca adalah:

Bagian paling atas atau header merupakan identitas perusahaan, judul laporan, dan
periode laporan.

Perhatikan contoh berikut:

PT Bening Xidev Jaya


Neraca
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20XX

Selanjutnya disajikan elemen-elemen laporan neraca, seperti yang sudah dibahas di


atas.

Format penyajian elemen-elemen laporan neraca disusun berurutan berdasarkan


TINGKAT LIKUIDITAS elemen tersebut.

Atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengubah pos tersebut menjadi KAS
(aset lancar), atau perkiraan masa manfaatnya.

Sehingga elemen pertama yang dilaporkan dalam aset lancar adalah kas dan setara
kas, selanjutnya diikuti dengan piutang, dan persediaan barang dagang.

Demikian juga dengan elemen UTANG, disusun berurutan berdasarkan pada waktu
harus membayar utang tersebut.

Dimulai dari utang lancar, selanjutnya utang jangka panjang.

04. Bentuk Laporan Neraca


Bentuk laporan neraca dapat disajikan dalam 2 bentuk, yaitu:

1. Neraca bentuk staffel

Bentuk laporan neraca yang disajikan dengan aktiva di sisi kiri dan kewajiban serta
modal di sisi kanan.

dan secara sederhana digambarkan sebagai berikut:


 

2. Neraca bentuk skontro

Bentuk laporan neraca yang menyajikan elemen-elemen neraca dengan melajur dari
atas ke bawah.

Dan berikut ini bentuk laporan neraca sederhana:


 

05. Cara Menentukan Tingkat Likuiditas


Sebagaiman kita pahami bahwa urutan penyajian elemen laporan neraca berdasarkan
pada tingkat likuiditas elemen tersebut.

Lalu, bagaimana cara menentukan ukuran tingkat likuiditas?

Selain untuk keperluan penyajian laporan neraca, tingkat likuiditas juga diperlukan
perusahaan ketika mengelola kas dan aset lancar lainnya untuk melunasi tagihan-
tagihan yang jatuh tempo.

Demikian juga dengan pemberi pinjaman, supplier, dan pemeringkat obligasi akan
memperhatikan tingkat likuiditas ini.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat likuiditas adalah dengan
menghitung modal kerja bersih (net working capital).

Pengertian modal kerja bersih (net working capital) adalah aset lancar dikurangi
kewajiban lancar

Cara menghitung modal kerja bersih (net working capital) adalah sebagai berikut :

Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Kewajiban Lancar

 
Perhatikan contoh menghitung modal kerja perusahaan berikut:

Berikut iini contoh laporan neraca perusahaan pengolahan dan distribusi makanan
Allied Food Products.

Contoh neraca keuangan perusahaan dagang

Dalam contoh di atas adalah laporan neraca akhir tahun 2004 dan 2005.

Dari laporan neraca di atas terlihat bahwa:

 aset perusahaan sebesar 2 M pada tahun 2005.


 nilai kewajiban lancar sebesar 310 juta,
 utang jangka panjang 750 juta.
 Ekuitas sebesar 940 juta yang mencerminkan 50 juta saham beredar.

Modal kerja bersih tahun 2005 sebesar $690 juta.

Nilai itu diperoleh dari perhitungan:

= Aset lancar – Kewajiban Lancar


= 1 M – 310 juta = 690 juta.

 
06. Cara Membuat Laporan Neraca

Koentji untuk membuat laporan neraca sebenarnya cuma ada 3.

“yang bener mas”

Iya serius cuma ada 3, dan itu sudah kita bahas, yaitu:

 Memahami format laporan neraca (sudah ada di bagian #01)


 Memahami bentuk laporan neraca (sudah dibahas di bagian #02)
 Memahami komponen-komponen laporan neraca (sudah dibahas juga di bagian #01 & #02)

Dan untuk melengkapi 3 koentji tersebut, pahami juga ukuran likuiditas di bagian
#03.

iya cukup, maka Anda sudah membuat laporan neraca sesuai standar akuntansi
keuangan (SAK) yang berlaku.

Agar semakin jelas, saya sajikan cara membuat dan contoh laporan neraca sederhana.

yuk dimulai…

Dan pada contoh ni saya akan menyajikan langkah-langkah yang lengkap ya step-by-
step.
Tujuannya agar anda tahu benar filosofinya. setelah memahami filosofinya, saya
yakin Anda akan tahu cara cepat atau jalan pintas untuk membuat laporan neraca.

Istilah anak jaman now “dengan tutup mata saja bisa bikin laporan neraca”

Untuk memudahkan, saya akan menggunakan 3 komponen pokok saja dari laporan
neraca, yaitu:

 Kas
 Utang usaha
 Modal disetor.

Misalnya, Pada tanggal 01 Februari 2019, Bening membuka usaha rumahan dengan
mendirikan PT Bening Xidev Jaya. Perusahaan itu bergerak di bidang jasa konsultan
arsitektur.

Selama bulan Februari 2019 PT Bening Xidev Jaya melakukan transaksi-


transaksi keuangan sebagai berikut:

Tanggal 01 Februari 2019:

Bening menyetorkan uang untuk perusahaannya sebesar Rp 50.000.000

Tanggal 10 Februari 2019:

Perusahaan membeli perlengkapan kantor, seperti meja, kursi, dan komputer senilai
Rp 10.000.000 dengan uang muka Rp 5.000.000 sisanya kredit.

Tanggal 15 Februari 2019:

Perusahaan mendapat pesanan desain untuk pembangunan vila di Tretes, Jawa Timur
senilai Rp 10.000.000 dibayar tunai.

Tanggal 25 Februari 2019:

Membayar gaji karyawan customer service freelance sebesar Rp 2.000.000

Dari  beberapa transaksi tersebut, mari dibuat laporan neracanya ya…

Untuk membuat laporan keuangan ada proses-proses yang harus dilakukan yang
terangkum dalam sebuah siklus akuntansi.

Untuk membuat jenis laporan keuangan neraca ada beberapa langkah,


yaitu:

Langkah #1: Menganalisis transaksi dan mencatatnya ke jurnal umum &


jurnal khusus
Tanggal 01 Februari 2019:

(Debit) Kas = Rp 50.000.000


(Kredit) Modal disetor = Rp 50.000.000

Tanggal 10 Februari 2019:

(Debit) Peralatan = Rp 10.000.000


(Kredit) Kas = Rp 5.000.000
(Kredit) Utang Usaha = Rp 5.000.000

Tanggal 15 Februari 2019:

(Debit) Kas = Rp 10.000.000


(Kredit) Pendapatan Jasa = Rp 10.000.000

Tanggal 25 Februari 2019:

(Debit) Beban Gaji = Rp 2.000.000


(Kredit) Kas = Rp 2.000.000

Langkah #2: Memindahkan (posting) catatan transaksi di jurnal ke buku


besar

Setelah kita mencatat semua transaksi ke dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah
memindahkan (posting) pos-pos di jurnal ke buku besar.

Dan berikut ini ringkasan saldo buku besar PT Bening Xidev Jaya:

Ringkasan saldo buku besar


 

Langkah #3: Memindahkan akun-akun di buku besar ke Neraca Saldo


(opsional)

Setelah membuat buku besar dengan cara memindahkan pos-pos di jurnal, selanjutnya
kita membuat neraca saldo dari buku besar.

Caranya mudah, yaitu dengan memindah akun besarnya saldo dari buku besar yang
sudah dibuat,

Dan hasilnya adalah seperti berikut ini:

PT Bening Xidev Jaya


Neraca Saldo
Untuk tahun yang berakhir pada 28 Februari 2019

Contoh Neraca saldo

 
Langkah #4: Membuat Laporan Neraca

Nah,, langkah terakhir adalah membuat laporan neraca sesuai format dan yang sudah
kita pelajari di bagian #01 dan #2.

Caranya membuat laporan neraca adalah dengan memindahkan setiap akun dan saldo
yang sudah kita buat di neraca saldo ke dalam format dan bentuk yang sudah
ditentukan.

Dan hasilnya adalah seperti berikut ini:

a) Laporan neraca bentuk staffel:

PT Bening Xidev Jaya


Neraca
Untuk tahun yang berakhir pada 28 Februari 2019

b) Laporan neraca bentuk skontro:

PT Bening Xidev Jaya


Neraca
Untuk tahun yang berakhir pada 28 Februari 2019
 

Keterangan:

Pada laporan neraca di atas ada laba ditahan yang nilainya Rp 8.000.000.

Dari mana dan bagaimana cara mendapatkan angka sebesar itu ya?

Begini caranya…

Jumlah sebesar Rp 8.000.000 di peroleh dari laporan laba rugi PT Bening Xidev Jaya
bulan Februari 2019
Perhatikan laporan laba rugi PT Bening Xidev Jaya berikut ini:

PT Bening Xidev Jaya


Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir pada 28 Februari 2019

Dari penjelasan di atas sudah jelas ya? semoga iya

Kalau belum langsung saja hubungi saya, atau silahkan tuliskan setelah artikel ini.

Sekarang kita lanjutkan hal yang sangat penting dalam membuat laporan neraca,

07. Perhatikan 6 Hal Penting Ini di Laporan


Neraca
Ada 6 hal penting yang harus diperhatikan saat membuat dan menganalisis laporan
neraca, yaitu:

#1. Kas dan Setara Kas vs Aset Lain-lain.

Untuk memudahkan pembahasan, saya menggunakan contoh laporan neraca riil/nyata


dari Allied Food Products.

Sebentar flashback ke laporan neraca Allied Food Products ya…


Meskipun seluruh asetnya dinyatakan dalam jumlah dollar, hanya akun kas dan setara
kas yang mencerminkan uang nyata.

Piutang usaha mencerminkan penjualan kredit yang belum tertagih.

Persediaan menunjukkan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi.

Terakhir aset dan peralatan bersih mencerminkan jumlah yang harus dibayar
perusahaan untuk aset tetapnya dikurangi akumulasi penyusutan.

Dari neraca di atas terlihat bahwa Allied memiliki kas dan setara kas sebesar 10 juta
sehingga perusahaan dapat mengeluarkan cek sebesar jumlah tersebut.

Aset non kas seharusnya menghasilkan kas, tapi tidak mencerminkan kas yang
tersedia

Dan jumlah kas yang akan diberikan jika aset tersebut dijual saat ini dapat memiliki
nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai yang tercatat dalam buku.

#2. Akuntansi Persediaan


Allied Food Products menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama ( first in
first out – FIFO) untuk menentukan nilai persediaan yang disajikan dalam neraca
sebesar 615 juta.

Allied bisa saja menggunakan metode masuk terakhir, keluar pertama (last in, first out
– LIFO) atau metode harga perolehan rata-rata.

Selama periode terjadinya kenaikan harga dengan mengasumsikan persediaan lama


dengan harga perolehan rendah yang dijual terlebuh dahulu.

Dan barang-barang baru yang harga perolehannya tinggi tetap disimpan.

“Metode FIFO akan menghasilkan nilai persediaan neraca yang relatif tinggi, harga
pokok penjualan yang rendah di laporan laba rugi sehingga laba yang dilaporkan
relatif tinggi.”

Allied menggunakan FIFO, karena terdapat inflasi maka :

1. Persediaan yang dicantumkan di NERACA lebih tinggi daripada jika metode yang digunakan
adalah metode LIFO.
2. Harga pokok penjualannya lebih rendah daripada jika metode yang digunakan adalah
metode LIFO.
3. Laba yang dilaporkan juga akan tinggi.

Pada kasus Allied, jika perusahaan menggunakan LIFO pada tahun 2005, angka
persediaan di neracanya akan menjadi 585 juta dan bukan 615 juta dan labanya akan
turun sebesar 18 juta.

Jadi, metode penilaian persediaan dapat memberikan dampak yang signifikan pada
laporan keuangan.

#3. Sumber Dana Lainnya.

Sebagian besar perusahaan mendanai asetnya dengan kombinasi kewajiban lancar,


utang jangka panjang, dan ekuitas.

Demikian juga beberapa perusahaan menggunakan kombinasi seperti saham preferen,


obligasi konverttibel, dan sewa guna usaha jangka panjang.

Saham preferen merupakan hasil kombinasi antara saham biasa dan utang.

Sedangkan obligasi konvertibel adalah efek utang yang memberikan opsi kepada
pemegang obligasi untuk menukar obligasi dengan saham biasa.

Jika terjadi kebangkrutan usaha, saham preferen memiliki peringkat di bawah utang,
tapi di atas saham biasa.
Ketika perusahaan telah menerbitkan saham preferen, total ekuitasnya mencakup
ekuitas biasa ditambah saham preferen.

Tapi kebanyakan perusahaan tidak menggunakan saham preferen, dan perusahaan


yang memilikinya biasanya tidak banyak menggunakannya.

Oleh karena itu, ketika kita menggunakan istilah ekuitas, maka yang dimaksudkan
adalah ekuitas biasa, kecuali bila dinyatakan berbeda.

#4. Metode Penyusutan

Dalam kasus Allied menggunakan penyusutan dipercepat untuk tujuan pelaporan


pemegang saham dan tujuan pajak.

Jika Allied memilih untuk menggunakan penyusutan garis lurus untuk pelaporan
pemegang saham, beban penyusutan tahun 2005 akan turun 25 juta.

Sehingga angka 1 M yang disajikan untuk pabrik bersih di dalam neracanya akan naik
menjadi 25 juta lebih tinggi.

Yang lebih penting lagi, laba bersih yang dilaporkan juga akan menjadi lebih tinggi.

#5. Nilai Pasar vs Nilai Buku

Perusahaan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menentukan


nilai yang dilaporkan dalam rencananya.

Pada umumnya, angka-angka akuntansi ini, seringkali disebut juga nilai buku berbeda
dengan nilai pasar.

Misalkan nilai aset yang dibeli Allied 20 tahun yang lalu, tentu nilainya akan berbeda
pada saat ini.

Nilai buku dan nilai pasar kewajiban biasanya tidak jauh berbeda satu sama lain, tapi
hal ini tidak SELALU BENAR.

Ketika suatu perusahaan menerbitkan utang jangka panjang, neraca akan


mencerminkan nilai nominalnya.

Jika tingkat bunga berubah setelah utang diterbitkan, maka nilai pasarnya akan
berbeda dari nilai bukunya.

Bagaimana dengan nilai ekuitas?

Secara sederhana nilai buku ekuitas biasa sebuah perusahaan adalah nilai buku aset
yang dilaporkan dikurangi nilai buku kewajibannya.
Apple adalah contoh yang sangat baik dari fenomena peluang untuk tumbuh.

Ketika Apple pertama kali memperkenalkan Ipod,

Neracanya menunjukkan nilai yang sangat sedikit untuk produk tersebut.

Tapi investor menyadari bahwa produk tersebut merupakan produk yang hebat dan
akan memberikan laba yang tinggi meskipun nilai bukunya RENDAH.

Kemudian investor menawar saham Apple jauh di atas nilai bukunya.

#6. Dimensi Waktu

Neraca dapat dilihat sebagai potret posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu.
Misalnya pada tanggal 31 Desember 2016.

Jika kita melihat pada contoh Neraca Allied, pada tanggal 31 Desember 2004, Allied
memiliki kas dan setara kas sebesar 80 juta, tapi saldo tersebut turun menjadi 10 juta
pada akhir tahun 2005

Neraca berubah setiap hari seiring dengan naik dan turunnya persediaan, bertambah
atau dihentikannya aset tetap, naik atau turunnya pinjaman bank.

Perusahaan yang bidang usahanya bersifat musiman akan mengalami perubahan


neraca yang cukup besar sepanjajang tahun.

Misalnya Allied memiliki persediaan yang rendah tepat sebelum musim panen,

tapi persediaan tersebut akan tinggi setelah tanaman musim gugur dipanen dan
diproses.

Sama halnya, sebagian besar pedagang ritel memiliki persediaan yang tinggi tepat
sebelum hari raya,

tapi persediaan yang rendah dan piutang usaha yang tinggi sesudahnya.

Dan untuk melengkapi artikel tentang laporan neraca ini, kami sajikan video pendek
pembelajaran tentang cara membuat laporan neraca berikut ini:

Sampai di sini mudah-mudahan semakin gamblang dan terang bendarang mengenai


laporan keuangan neraca ini.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai