Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN KOMBINASI JUS BAYAM DAN

TOMAT TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI RW 02 KELURAHAN PONDOK RANJI

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH:
SILFA DWI YANTI
NIRM: 20033

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


2023
ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN KOMBINASI JUS BAYAM DAN
TOMAT TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI RW 02 KELURAHAN PONDOK RANJI

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan Program Diploma Tiga Keperawatan

DISUSUN OLEH:
SILFA DWI YANTI
NIRM: 20033

PROGRAM D-3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI
2023
KARYA TULIS ILMIAH

Judul

ANALISI INTERVENSI PEMBERIAN KOMBINASI JUS BAYAM DAN


TOMAT TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA
DI RW 02 KELURAHAN PONDOK RANJI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Silfa Dwi Yanti

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Kamis, 31 Agustus 2023

DEWAN PENGUJI

Ketua Dewan Penguji: Ns. Elfira Awalia Rahmawati, M.Kep., Sp.Kep.An ( )

Anggota Penguji I: Ns. Isnayati, M.Kep ( )

Anggota Penguji II: Ns. Putri Permata Sari, M.Kep., Sp.Kep.M ( )

iii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanggung jawab dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan

bahwa Karya Tulis Ilmiah ini saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai peraturan

yang berlaku di Akademi Keperawatan Pelni

Jika dikemudian hari saya melakukan tindak plagiarisme, saya sepenuhnta

akan bertanggung jawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Akademi

keperawatan Pelni, termasuk pencabutan gelar dan ijazah yang saya terima.

Jakarta, 31 Agustus 2023

Penulis

Silfa Dwi Yanti

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Silfa Dwi Yanti NIRM: 20033 dengan judul: “Analisis

Intervensi Pemberian Jus Bayam dan Tomat terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di Rw 02 Kelurahan

Pondok Ranji” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Jakarta, 31 Agustus 2023


Pembimbing

Ns. Putri Permata Sari, M.Kep., Sp.M


NIDN. 032.809.92.04

v
ABSTRAK
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah atau kadar
hemoglobin dalam darah ibu hamil lebih rendah dari normal. Salah satu intervensi
non farmakoterapi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
pada kehamilan trimester III adalah kombinasi pemberian jus bayam dan tomat.
Kombinasi Jus Tomat dan Bayam bertujuan untuk meningkatkan produksi sel darah
merah, sehingga memiliki efek terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada
kehamilan trimester III. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kombinasi
pemberian jus bayam dan tomat terhadap anemia pada kehamilan trimester III di
RW 02 Kelurahan Pondok Ranji. Metode penelitian ini menggunakan desain
penelitian studi kasus. Intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat
diberikan 1 kali sehari pada waktu pagi hari selama 6 hari instrumen dalam
penelitian ini adalah alat Glucose Cholestrol HemoGlobin. Hasil penelitian sebelum
intervensi responden I hasil Hb 10.7g/dL dan pada responden II hasil Hb 10.2g/dL
dan setelah dilakukan intervensi, responden I hasil Hb 11.9g/dL dan responden II
hasil Hb 11.5g/dL. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat adanya peningkatan
kadar hemoglobin sesudah diberikan intervensi. Saran kepada peneliti selanjutnya
adalah perlu adanya penambah waktu intervensi pemberian kombinasi jus bayam
dan tomat dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan intervensi
keperawatan dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada kehamilan trimester III
dengan anemia.
Kata Kunci: Anemia; Hemoglobin; Kombinasi Jus Bayam dan Tomat; Trimester
III.

vi
ABSTRACT

Anemia in pregnancy is a condition when the number of red blood cells or


hemoglobin levels in a pregnant woman's blood is lower than normal. non-
pharmacotherapeutic intervention that can be applied to increase hemoglobin
levels in the third trimester of pregnancy is a combination of giving spinach and
tomato juice. The combination of tomato juice and spinach aims to increase red
blood cell production, so it has the effect of increasing hemoglobin levels in the
third trimester of pregnancy. This study aims to analyze the combination of giving
spinach and tomato juice for anemia in the third trimester of pregnancy in RW 02,
Pondok Ranji Village. This research method uses a case study research design. The
intervention of giving a combination of spinach and tomato juice was given once a
day in the morning for 6 days. The instrument in this study was the Glucose
Cholesterol HemoGlobin tool. The research results before the intervention,
respondent I had Hb 10.7g/dL and respondent II had Hb 10.2g/dL and after the
intervention, respondent I had Hb 11.9g/dL and respondent II had Hb 11.5g/dL.
The conclusion in this study was that there was an increase in hemoglobin levels
after the intervention was given. Suggestions to further researchers are that there
is a need to increase the intervention time for giving a combination of spinach and
tomato juice in order to develop and refine nursing interventions in increasing
hemoglobin levels in the third trimester of pregnancy with anemia.
Keywords: Anemia; Combination of Spinach and Tomato Juice; Hemoglobin;
Third Trimester;

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah Ini dengan Judul “Analisis Intervensi pemberian jus bayam dan tomat

terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester III dengan

anemia di RW 02 Kelurahan Pondok Ranji”. Rangkaian penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar

Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Pelni.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara yang

penulis hormati yaitu :

1. Bapak Ahmad Samdani, SKM., MPH, Ketua Yayasan Samudra Apta.

2. Ns. Sri Atun Wahyuningsih, M.Kep., Sp. Kep. J, Selaku direktur Akademi

Keperawatan Pelni.

3. Ns. Elfira Awalia Rahmawati, M.Kep., Sp.Kep. An, Selaku Dewan Peguji

Karya Tulis Ilmiah di Akademi Keperawatan pelni yang sudah senantiasa

membantu dan memberikan semangat saya untuk menyelesaikan Karya Tulis

Imiah saya sampai saat ini

4. Ns. Putri Permata Sari, M.Kep., Sp.Kep.M Dosen Pembimbing Karya Tulis

Ilmiah di Akademi Keperawatan Pelni Jakarta sekaligus anggota pengguji 2

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya sejak proses awal

kuliah sampai dengan selesai penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

viii
5. Ns. Isnayati, M.Kep, Selaku Anggota Penguji 1 Karya Tulis Ilmiah yang sudah

memberikan banyak masukan serta dukungan kepada saya supaya bisa cepat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya ini.

6. Seluruh Dosen Akademi Keperawatan Pelni yang telah memberikan

bimbingan dan wawasan yang luas dengan sabar serta ilmu yang bermanfaat

7. Yang teristimewa saya ucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada kedua

orang tua yang saya cintai yaitu ayahanda Teguh Sutoro dan Ibunda Agus

Setyowati, laki – laki dan perempuan hebat yang selalu menjadi penyemangat

dan membuat saya bangkit dari kata menyerah dengan memberikan motivasi,

mendoakan, dan memberikan dukungan penuh sehingga saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, masukan dan saran yang diharapkan

dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan

ilmu Keperawatan.

Jakarta, 31 Agustus 2023

Silfa Dwi Yanti

ix
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ...................................................................iv


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................................vi
ABSTRACT .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN ...................................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................7
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7
B. Kerangka Konsep ....................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................ 35
A. Desain Penelitian........................................................................................ 35
B. Kriteria Sampel .......................................................................................... 36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 37
D. Definisi Operasional................................................................................... 37
E. Definisi Operasional................................................................................... 38
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 39
G. Prosedur Pengambilan Data ....................................................................... 40
H. Analisa Data ............................................................................................... 41
I. Etika Penelitian .......................................................................................... 42

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................... 45
A. Gambaran Lokasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 45
B. Karakteristik Responden Penelitian ........................................................... 46
C. Fokus Studi Kasus ...................................................................................... 47
D. Perbandingan Kondisi Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan........ 60
E. Pembahasan ................................................................................................ 62
F. Hambatan Peneliti ...................................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Saran........................................................................................................... 70
LAMPIRAN .....................................................................................................................1

xi
DAFTAR TABEL
Table 2.1: Tingkatan Anemia Pada Ibu Hamil....... Error! Bookmark not defined.
Table 2.2 : Zat Gizi Bayam Hijau ......................................................................... 27

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ............................................................................ 38


Tabel 4. 1 Karakteristik Respondendi Wilayah RW 02 Kelurahan Pondok Ranji 46
Tabel 4. 2 Proses Intervensi Responden I ............................................................. 49
Tabel 4. 3 Proses Intervensi Responden II ............................................................ 54

xiii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Hasil Pre dan Post Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat
Responden Penelitian I ...................................................................... 60
Grafik 4. 2 Hasil Pre dan Post Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat
Responden Penelitian II .................................................................... 61

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bayam Hijau..................................................................................... 26


Gambar 2.2 : Tomat .............................................................................................. 30

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Karakteristik Responden I

Lampiran 2 : Lembar Karakteristik Responden II

Lampiran 3 : Informed Consent Responden I

Lampiran 4 : Informed Consent Responden II

Lampiran 5 : Lembar Observasi Jus Bayam dan Tomat Responden I

Lampiran 6 : Lembaran Observasi Jus Bayam dan Tomat Responden II

Lampiran 7 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 8 : Surat Lulus Uji Etik

Lampiran 9 : Standar Operasional Prosedur

Lampiran 10 : Lembar Observasi Hemoglobin Pre dan Post Intervensi pemberian

Kombinasi Jus Bayam dan Tomat

Lampiran 11 : Jadwal Kegiatan

Lampiran 12 : Alur Penelitian

Lampiran 13 : Plagiarsm

Lampiran 14 : Lembar Konsul

Lampiran 15 : Daftar Riwayat Hidup

xvi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1: Bagan kerangka Konsep ...............................................................................34

xvii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

SGA : Small for Gestational Age

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

SC : Sectio Caesar

WFHR : World Healthiest's Food Rating

TIBC : Total Iron Binding Capacity

SI : Serum Iron

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

ANC : Ante Natal Care

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration

ASI : Air Susu Ibu

RW : Rukun Warga

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

WUS : Wanita Usia Subur

HB : Hemoglobin

TIBC : Total Iron Binding Capacity

SI : Serum Iron

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IRT : Ibu Rumah Tangga

GPA : Gravia Para Abortus

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

xviii
TTV : Tanda – tanda Vital

TD : Tekanan Darah

N : Nadi
RR : Respitory Rate
WIB : Waktu Indonesia Barat
TGB : Thyroxine Binding Globulin
HGC : Human Chorionic Gonadotropin
ADB : Anemia Defisiensi Besi
TFU : Tinggi Fundus Uterus
DJJ : Detak Jantung Janin
BHSP : Bina Hubungan Saling Percaya
GCHB : Glucose Cholestrol HemoGlobin

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kehamilan adalah

sebuah proses dimana seorang perempuan mengandung embrio dan janin yang

sedang berkembang dalam rahimnya selama kurang lebih Sembilan bulan.

Selama proses kehamilan diharapkan ibu hamil dapat memenuhi asupan gizi

dikarenakan jika faktor gizi kurang maka hal itu dapat menyebabkan anemia.

Tingginya angka kematian pada ibu di Indonesia masih merupakan masalah

yang menjadi prioritas di bidang Kesehatan. Kematian ibu di Indonesia ssecara

umum disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya anemia pada ibu hamil

(Permana et al., 2020).

Berdasarkan data WHO tahun 2017, 40% ibu hamil di seluruh dunia

mengalami anemia 4 dari 10 negara ASEAN berada dalam kategori berat/severe

dengan prevalensi ≥40% antara lain kamboja (51,5%), Laos (47%), Myanmar

(47,8%) dan di Indonesia (44,2%). Peresentase kejadian anemia pada ibu hamil

di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga 2019, dari

42,1% menjadi 44,3% (WHO, 2021).

Berdasarkan kementerian Kesehatan RI tahun 2018, prevalensi anemia pada

ibu hamil dikategorikan menurut usia, jumlah ibu hamil anemia usia 15-24

tahun adalah sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun 33,7%, usia 35-44 tahun 33,6%

dan usia 45-54 tahun sebesar 24% (Badan Pusat Statistik, 2020). Bedasarkan

profil Kesehatan provinsi Banten, pada tahun 2019 terdata 101,5% ibu hamil

1
2

mendapatkan 90 tablet Fe (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2020). Program

penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan memberikan 90 tablet Fe pada

ibu hamil selama masih kehamilan sudah dilakukan pemerintah, tetapi angka

kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi yaitu 44,2% (WHO, 2021).

Dampak jika anemia pada ibu hamil tidak diatasi maka dampak yang akan

terjadi pada ibu hamil ialah, anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan risiko

terjadi pre eklamsia dan risiko melahirkan dengan metode section caesarea (SC)

(hidayanti & Rahfildun, 2020). Pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko

pendarahan berat saat proses persalinan yang kemudian akan meningkatkan

risiko kematian pada ibu (Pritasari et al, 2017). Menurut Al-Mamouri dan Al-

Hakeem (2018), terdapat beberapa perubahan pada plasenta ibu hamil anemia

saat melahirkan diantarannya rata-rata berat plasenta pada saat melahirkan lebih

ringan, ketebalan plasenta lebih tipis, dan memiliki diameter yang lebih kecil di

bandingkan ibu hamil yang tidak anemia. Dampak anemia yang akan terjadi

pada bayi yang akan dilahirkan antara lain peningkatakan risiko kejadian BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah) dan SGA (Small For Gestational Age),

peningkatan kejadian kelahiran premature, kematian bayi baru lahir, dan

penurunan skor APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration)

serta penurunan perkembangan mental dan motoric anak (Hidayanti &

Rahfiludin, 2020). Menurut Aditianti dan Djaiman (2020) menyebutkan dalam

jurnalnya bahwa terdapat hubungan terbalik antara perubahan kadar Hb dalam

darah ibu pada masa kehamilan dengan berat badan bayi yang dilahirkan,
3

semakin rendah kadar Hb dalam darah ibu maka akan semakin besar risiko ibu

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Anemia pada ibu hamil paling sering ditemukan karena defisiensi zat besi,

penanganan yang biasanya dilakukan adalah mengkonsumsi tablet tambah

darah dan asam folat. Akan tetapi akan lebih efektif bila terapi zat besi ini bisa

dikombinasikan dengan terapi komplementer yang berasal dari herbal, dua

diantaranya yaitu kombinasi jus bayam dan tomat.

Sayur bayam merupakan tumbuhan hijau yang kaya akan berbagai nutrisi

khususnya zat besi (Fe) yang cukup tinggi yaitu sebanyak 6,43 mg per 180

gram, serta tidak ada satu pun zat yang dapat membahayakan tubuh terkandung

pada bayam (The George Mateljan Foundation, 2010). Kandungan di dalam jus

bayam hijau menurut WHO, (2020) mengandung energi 36 kkal, protein 3,5g,

lemak 0,5g, karbohidrat 6,5g, kalsium 267mg, fosfor 67mg, zat besi 3,9mg,

Vitamin A 6,090 mg. Vitamin B1 0,080 mg, Vitamin C 80 mg, Air 86,9mg.

Dalam 100gr bayam mengandung Vitamin C 52gr, Daun bayam hijau

(Amaranthus Hybridus L) memiliki kandungan zat besi (Fe) yang sangat tinggi.

Fungsi zat besi adalah membentuk sel darah merah, sehingga apabila produksi

sel darah merah dalam tubuh cukup, maka kadar hemoglobin akan normal

(Merida et al., 2021). Salah satu buah yang memiliki vitamin C dan senyawa

bermanfaat untuk kesehatan adalah tomat. Kandungan tomat dalam 180gram

adalah 24,66 mg vitamin C, 0,49 mg zat besi, dan 27 mcg asam folat. Asam

folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena kebutuhan asam folat pada saat

hamil akan meningkat dari biasanya (Merida et al., 2014).


4

Daun bayam jika dikonsumsi secara rutin, baik itu dijadikan sayur atau pun

dijadikan jus berkhasiat mampu mengatasi beberapa jenis penyakit salah

satunya mencegah anemia karena bayam memiliki zat besi yang tinggi. Setiap

100gram bayam mengandung 2,3gram protein, 3,2gram karbohidrat, 3gram zat

besi, dan 81gram kalsium. Bayam juga akan berbagai macam vitamin dan

mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin, thiamine, fosfor, riboflavin,

natrium, kalium dan magnesium (Darmayanti & Ulfah, 2021).

Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan praktek di wilayah

Masyarakat ditemukan 7 dari 10 ibu yang mengalami anemia pada trimester III,

selain itu hasil wawancara dengan ibu hamil bahwa ibu hanya minum tablet

penambah darah serta belum pernah mengkonsumsi jus bayam dan tomat untuk

meningkatkan hemoglobin. Dari beberapa jurnal penelitian menunjukan bahwa

jus tomat dan bayam itu sangat efektif untuk meningkatkan kadar hemoglobin

pada ibu hamil yang mengalami anemia. Berdasarkan hal tersebut peneliti

tertarik melakukan penelitian “Analisis Intervensi Pemberian Jus Bayam Dan

Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III

Dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok Ranji”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas pentingnya “Analisis Intervensi

Pemberian Jus Bayam Dan Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin

Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji”
5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Teranalisis intervensi pemberian Jus Bayam Dan Tomat terhadap

peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan anemia.

2. Tujuan Khusus

a. Terindentifikasi karakteristik ibu hamil Trimester III dengan anemia

yang diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat.

b. Teridentifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan

anemia sebelum di lakukan Pemberian Jus Bayam Dan Tomat.

c. Teridentifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan

anemia setelah di lakukan Pemberian Jus Bayam Dan Tomat.

d. Teridentifikasi perbedaan kadar hemoglobin pada ibu Trimester III

hamil dengan anemia sebelum dan setelah di lakukan pemberian Jus

Bayam Dan Tomat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengalaman bagi peneliti dalam

pemberian Jus Bayam Dan Tomat terhadap peningkatan kadar hemoglobin

pada ibu hamil Trimester III dengan anemia di RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji.

2. Bagi Institusi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi bagi

pelayanan Kesehatan dalam memberikan intervensi pemberian Jus Bayam


6

Dan Tomat terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil

trimester III dengan anemia.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan

penelitian selanjutnya yang terkait dengan analisis intervensi pemberian Jus

Bayam Dan Tomat terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil

Trimester III dengan anemia.

4. Bagi Klien

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi klien untuk meningkatkan kadar

hemoglobin pada ibu yang mengalami anemia pada trimester II. Terapi ini

dapat dilakukan dengan mudah dan efisien di rumah.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Keperawatan Maternitas

a. Definisi Keperawatan Maternitas

Keperawatan maternitas adalah bidang yang berfokus pada

pemberian layanan asuhan keperawatan yang professional yang

mengidentifikasi kepada wanita sepanjang siklus kehidupan

reproduksinya (Apriza et al., 2020). Keperawatan maternitas

melibatkan adanya fisiologis normal pada kehamilan dan persalinan

serta memberikan reaksi individu terhadap ibu dalam hubungan

keluarga dan komunitasnya (Hutagoal, 2021).

Pelayanan keperawatan maternitas yang professional di tunjukan

bagi Wanita Usia Subur (WUS) yang berkaitan dengan sistem

reproduksi, yang bersangkutan dengan masa di luar kehamilan, pada

waktu kehamilan, waktu persalinan, waktu melahirkan. Antara dua

kehamilan dan bayi baru lahir sampai dengan bayi berusia empat puluh

hari (Pokia, et.al 2022).

b. Peran Keperawatan Maternitas

Peran perawat dalam maternitas sangat penting dalam memberikan

asuhan keperawatan maternitas kepada ibu dan baru. Berikut beberapa

hal menuru Irma (2020) peran keperawatan maternitas yaitu:


8

1) Caregiver yaitu perawat yang bertanggung jawab dalam

memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil, pasca persalinan,

dan pasca kelahiran.

2) Educator yaitu perawat yang memberikan edukasi terhadap ibu

hamil dan keluarga tentang Kesehatan reproduksi, kehamilan,

persalinan, serta perawatan pada bayi baru lahir.

3) Manager yaitu perawat yang bertanggung jawab dalam mengelola

pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir.

4) Researcher yaitu perawat yang melakukan penelitian terhadap

kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir.

5) Advocater yaitu perawat yang berhak menjadi pembela hak – hak

pada kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.

6) Change agent yaitu perawat yang dapat menjadi agen dalam

perubahan untuk meningkatkan kualitas pelayan kesahatan bagi ibu

hamil dan bayi baru lahir.

7) Memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil, pasca persalinan,

pasca melahirkan, dan keluarga untuk kesehatan reproduksi bagi

bayi baru lahir (Novita & Regina, 2021).

8) Melakukan pengkajian dengan baik pada ibu hamil, seperti

klasifikasi rasa nyeri, pemberian nutrisi cairan dan kecemasan

(Novita & Regina, 2021).


9

2. Konsep Kehamilan Trimester I, II, dan Trimester III

a. Definisi Kehamilan Trimester I

Trimester I adalah trimester pertama kehamilan dan berlangsung

sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga akhir minggu ke-12

sejak kehamilan. Selama trimester pertama ini Sebagian besar ibu hamil

akan mengalami rasa mual yang terus berulang atau disebut dengan

morning sickness. Ibu hamil juga harus mewaspadai adanya risiko yang

mungkin terjadi selama kehamilan di trimester ini seperti keguguran dan

mengalami pendarahan yang merupakan risiko yang dapat terjadi

sebelum janin memasuki usia janin 12 minggu. Ibu hamil juga harus

memperhatikan nutrisinya selama di trimester ini karena janin akan

bertumbuh sangat pesat selama masa kehamilan (Amalia & Fadli, 2022).

1) Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester I

Pada trimester pertama di kehamilan ini tubuh pada ibu hamil

akan mengalami beberapa perubahan pada psikologis menurut Putri

(2021) antara lain:

a) Perubahan Emosional

Adanya penurunan yang terjadi karena kemauan seksual rasa

letih dan mual, terjadi perubahan suasana pada hati seperti

depresi atau khawatir mengenai penampilan dan kesejahteraan

bayi dan ibu hamil. Cemas mulai memperhatikan apakah bayi

akan lahir dengan sehat serta kecemasan yang akan meningkat

seiring bertambahnya umur kehamilan.


10

b) Cenderung malas

Perubahan hormon akan mempengaruhi gerakan tubuh pada

ibu hamil, seperti gerakannya akan semakin lamban atau seiring

waktu merasa letih.

c) Sensitif

Ibu hamil akan menjadi lebih peka, mudah tersinggung,

marah dan emosi. Dalam keadaan seperti ini keluarga sudah

seharusnya mengerti dan melakukan nya dengan baik jika di

balas dengan kemarahan makan akan menambah perasaan

tertekan dan akan berdampak pada perkembangan fisik dan

psikis bayi.

d) Meminta perhatian lebih

Ibu hamil akan menjadi lebih ingin selalu diperhatikan

karena perubahan – perubahan yang dialami oleh ibu hamil dapat

memicu rasa aman dan nyaman serta menyokong pertumbuhan

janin.

2) Perubahan Fisologi Pada Ibu Hamil Trimester I

Perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester I menurut Herliafifah,

(2022) antara lain:

a) Payudara nyeri yaitu dikarenakan adanya perubahan hormon

maka akan menimbulkan rasa lebih lembut, nyeri, dan lebih

sensitive untuk persiapan untuk menghasilkan Air Susu Ibu

(ASI).
11

b) Sakit perut yaitu akan mengalami rasa sakit pada perut bagian

bawah dengan rasa sakit yang sama saat mengalami menstruasi,

dengan ada rasa sakit yang berbeda ada yang merasakan nyeri

ringan, sedang dan nyeri berat.

c) Keluar bercak darah yaitu pada awal kehamilan akan menjadi

pertanda bahwa sel telur berhasil dibuahi dan menempel dalam

dinding Rahim. Hal ini adalah hal yang normal bagi ibu hamil

trimester pertama. Jika terjadi perdarahan lebih berat dan terasa

menyakitkan sebaiknya ibu hamil di bawa pergi ke dokter guna

mengatisipasi keguguran pada janin.

d) Perut mulai membesar yaitu kondisi fisik perubahan yang

pertama kali dilihat pada perubahan ibu hamil trimester pertama.

e) Merasa pusing, mual dan muntah yaitu perubahan hormonal saat

memasuki masa kehamilan biasanya akan membuat ibu hamil

merasa pusing, mual, dan muntah bisa juga disebut dengan

morning sickness

f) Asam lambung naik yaitu dikarenakan rasa mual dan muntah,

ibu hamil pada trimester pertama ini akan mengalami juga rasa

asam lambung naik yang dirasakan seperti rasa terbakar di perut

atau disebut juga dengan heartburn

b. Definisi Ibu Hamil Trimester II

Trimester kehamilan II adalah dimana priode yang terjadi pada

minggu ke-13 sampai 28 kehamilan. Di trimester II ini organ vital pada


12

bayi seperti jantung, paru – paru, ginjal dan otak sudah berkembang

sehingga membuat ukurannya menjadi lebih besar bayi juga sudah bisa

mendengar suara dan menelan., rambut – rambut kecil bayi akan mulai

tumbuh dan tubuhnya juga sudah bisa melakukan gerakan – gerakan

kecil. Pada awal trimester II berat pada bayi juga sudah bisa mencapai

1,5 ons. Ibu hamil juga akan memiliki lebih banyak energi dibandingkan

dengan hamil trimester pertama dengan gejala yang tidak nyaman pun

juga sudah mulai berkurang, sehingga ditrimester II ini dianggap

sebagai periode kehamilan yang paling nyaman (Herliafifah, 2022).

1) Perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester II

Perubahan yang akan dialami perubahan fisioogis pada ibu

hamil trimester II yaitu:

a) Perut ibu hamil mulai membesar dan terlihat lebih jelas (Titania,

2021).

b) Ukuran payudara pada ibu hamil akan semakin membesar

karena adanya penumpukan pada lemak yang semakin banyak

(Jhons, 2022).

c) Ibu hamil Trimester II ini mungkin akan mengalami stretch mark

atau garis – garis putih pada kulit perut, pada dan payudara

(Jhons, 2022)

d) Ibu hamil juga akan mengalami gatal – gatal pada perut karena

kulit yang merengang seiring dengan makin membesarnya

ukuran rahim dan janin (Setyanto, 2018)


13

e) Ibu hamil juga akan mengalami rasa sakit punggung, nyeri

panggul, varises, pembengkakan pada pembuluh darah di kaki,

dan berat badan pada ibu hamil juga akan terus naik sekitar 1,5

– 2kg setiap bulannya (Setyanto, 2018).

3. Konsep Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia pada kehamilan adalah kondisi ketika jumlah sel darah

merah atau kadar hemoglobin dalam darah ibu hamil lebih rendah dari

normal. Anemia pada kehamilan umumnya terjadi karena volume darah

ibu yang meningkat lebih banyak dari pada peningkatan produksi sel

darah merah. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai

faktor termasuk kekurangan zat besi zat besi merupakan penyebab

paling umum dari anemia pada kehamilan, kekurangan vitamin B12 atau

asam folat selain zat besi kekurangan vitamin B12 atau asam folat juga

dapat menyebabkan anemia pada kehamilan, penyakit kronis seperti

penyakit radang usus dapat juga menganggu penyerapan nutrisi,

termasuk zat besi dan vitamin B12, dan gangguan ginjal jika ibu hamil

mengalami gangguan ginjal, kemampuan tubuh untuk memproduksi

eritropoietin adalah hormon yang merangsang pembentukan sel darah

merah dapat terpengaruh menyebabkan anemia pada kehamilan

(American Pregnancy Assosiation, 2021).

Penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi

hemoglobin di dalam sirkulasi darah menurut Palmi (2018). Kadar


14

hemoglobin kurang dari 12 gram/dL untuk wanita tidak hamil dan

kurang dari 11 gram/dL untuk wanita hamil. Suatu keadaan penurunan

kadar hemoglobin darah akibat kekurangan zat besi dengan kadar

hemoglobin pada trimester I dan trismester III <11 gr/dL dan kadar

hemoglobin pada trimester II <10.5 gr/dL. Nilai batas tersebut dan

perbedaanya dengan kondisi wanita tidak hamil ialah karena terjadinya

hemodilusi, terutama pada ibu hamil trimester II (Rahmi, 2019).

Kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL pada

trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dL pada

trimester II. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatan risiko kelahiran

premature, perdarahan anterpartum, perdarahan postpartum yang

menyebabkan kematian pada ibu dan anak, serta penyakit infeksi. Ibu

hamil yang mengalami anemia 55,6% melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR) Padila et al (2018).

Difisiensi zat besi merupakan anemia yang disebabkan oleh

kurangnya atau rendahnya ketersediaan zat besi, asam folat, dan vitamin

B12 dalam tubuh ibu hamil. World Health Organization (WHO)

melaporkan adanya 33-75% prevalensi ibu hamil yang mengalami

anemia difesiensi besi dan akan semakin meningkat 30-40% seiring

bertambahnya usia kehamilan. Kelainan ini ditandai oleh Serum Iron

(SI) menurun, Total Iron Binding Capacity (TIBC) meningkat, saturasi

transferrin menurun, feritin serum menurun, pengecatan besi sumsum

tulang negative dan adanya respon terhadap pengobatan dengan


15

preparate besi. Kematian yang disebabkan oleh defisiensi besi dan

pendarahan akut bahkan keduanya saling berinteraksi (Amini et al.,

2018).

Kondisi ibu hamil yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11

g/dL atau suatu masalah kesehatan yang biasa di alami oleh masyarakat

umum secara global terkhusus bagi ibu hamil. Anemia saat kehamilan

mempunyai konsekuensi yang beragam juga dapat meningkatkan resiko

kematian ibu dan perinatal (Gudeta et al., 2019). Hemoglobin ialah suatu

zat warna yang terletak di dalam sel darah merah yang berperan sebagai

pengangkut O₂ dan CO₂ dalam tubuh, pada hemoglobin ialah suatu

ikatan protein, garam besi, seta zat warna yang dibutuhkan untuk

menghasilkan sel darah merah pada janin meningkat (Winarsih, 2018).

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut WHO, (2022) yaitu tidak

anemia apabila kadar hemoglobin 11 g/dL, anemia ringan apabila kadar

hemoglobin 9 - 10 g/dL, anemia sedang ringan apabila kadar

hemoglobin 7 - 8 g/dL, dan anemia berat apabila kadar hemoglobin

menurut (WHO, 2023) ibu hamil Anemia Ringan: Kadar Hemoglobin

ibu hamil 10g/dL – 10,9 g/dl, ibu hamil dengan Anemia Sedang: kadar

Hemoglobin 7 gram/dL – 9,9 g/dl, ibu hamil dengan Anemia Berat:

Kadar Ibu hamil < 7 g/dL.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui secara dini

bahwa ibu hamil mengalami anemia adalah dengan cara melakukan

pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan Ante Natal Care


16

(ANC) pada ibu hamil dianjurkan minimal 4 kali, terutama untuk

pemeriksaan kadar Hb yang akan dilakukan sejak usia kehamilan

Trimester I dan Trimester III akibatnya di usia kehamilan tersebut rentan

terjadi adanya pencegahan darah. Anemia juga dapat di akibatkan oleh

berbagai hal, seperti jika ibu hamil jarang melakukan pemeriksaan

kehamilan, tidak mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung

nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan maka akan

mempermudah terjadinya anemia pada kehamilan. Jika pada ibu hamil

tidak mengalami anemia maka kondisi tubuhnya siap untuk menerima

kehadiran anak. Tidak hanya pada keadaan Rahim dan alat reproduksi

saja, melainkan keadaan psikologis ibu juga akan menunjukkan adanya

kesiapan dalam menyambut kehadiran sang buah hati. Hal ini terjadi

akibat kondisi kehamilan yang sehat yang dialami oleh seorang ibu

(Anggraini & Wijayanti, 2021).

b. Etiologi anemia

Etiologi anemia dapat didasari oleh penyebab anemia, ada dua faktor

yang menjadi penyebab gejala anemia yakni kurangya pasokan oksigen

ke jaringan di seluruh tubuh dan terjadi hypovolemia pada seseorang

yang mengalami pendarahan akut (Oehadian, 2017). Selain yang

disebutkan di atas masalah gizi juga dapat mempengaruhi pada

kesehatan, gizi kurang pada ibu hamil salah satunya menyebabkan

anemia, hal ini dapat meningkatkan terjadinya komplikasi pada ibu dan

menghambat pertumbuhan janin yang dikandung. Penelitian ini


17

menunjukan bahwa status gizi dapat mempengaruhi besarnya angka

anemia sehingga dapat menyebabkan BBLR (Lestari, 2021). Tingginya

angka anemia gizi besi di Indonesia diakibatkan diet keseharian

masyarakat dari sumber nabati dengan kemungkinan dengan kadar zat

besi rendah dan kurangya absorpsi zat besi yang terkandung. Selain itu

penyakit infeksi maupun investasi parasit, investasi cacing dalam usus

meningkatkan terjadi anemia (Adriani et al., 2016).

Menurut Wagiyo dan Prutono (2016) bahwa pada umumnya ibu

hamil yang mengalami anemia dapat diakibatkan oleh hal berikut

diantaranya:

1) Pola makan (Status Gizi)

Pola makan yang baik bagi ibu hamil penting untuk memastikan

ibu dan janin mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal. Pola makan yang sehat

mencangkup kebutuhan kalori, Protein dengan nutrisi untuk

perkembangan otot dan jaringan, serat konstipasi sering terjadi pada

ibu hamil, kalsium, asam lemak omega3, dan porsi makan yang

seimbang (Kementerian Kesehatan RI, 2022).

2) Kekurangan zat besi

Anemia berat seperti anemia zat besi selama kehamilan dapat

meningkatkan risiko. Mulai dari kelahiran premature, melahirkan

bayi dengan berat badan rendah dan depresi pasca melahirkan.

Dalam kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko kematian bayi


18

sebelum atau sesudah lahir (American Pregnancy Assosiation,

2020).

3) Gangguan pencernaan dan malasorbsi

Dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti Human Chorionic

Gonadotropin (HGC), tingkat yodium, dan serum Thyroxine

Binding Globulin (TBG), tingkat fungsi tiroid berfluktuasi selama

masa kehamilan (Stagnaro, 2014).

4) Perdarahan antepartum

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan dapat juga

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain plasenta previa ialah

terjadi ketika plasenta menutupi Sebagian atau seluruh leher Rahim,

abruption plasenta ialah terjadi ketika plasenta terlepas Sebagian

atau seluruhnya dari dinding Rahim sebelum bayi lahir,

Inkompetensi serviks ialah terjadi ketika serviks atau leher Rahim

terbuka terlalu dini selama masa kehamilan dapat juga menyebabkan

pendarahan. Kehamilan ektopik ialah terjadi ketika telur janin

menempel di luar Rahim, biasanya terletak di tuba falopi ini dapat

menyebabkan pendarahan yang serius. Robekan plasenta dapat

terjadi ketika plasenta robek selama proses persalinan (Kementerian

Kesehatan RI, 2023).

5) Banyak kehilangan darah

Banyaknya kehilangan darah pada ibu hamil trimester III dengan

anemia dapat memiliki beberapa dampak dan bahaya pada ibu dan
19

janin bahaya termasuk, anemia yang lebih parah kehilangan darah

yang berkelanjutan pada trimester ketiga dapat memperburuk

anemia yang sudah ada, mempengaruhi kesehatan ibu dengan gejala

seperti kelelahan yang parah, sesak napas, dan penurunan

kemampuan tubuh untuk menjalankan fungsi normal, gangguan

pertumbuhan janin dapat mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke

janin, menyebabkan pertumbuhan janin terhambat (Dismaturitas)

atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gangguan kesehatan janin

akan kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan oleh

kehilangan darah yang berlebihan (Wahyunigrum, 2022).

c. Klasifikasi pada anemia ibu hamil

Klasifikasi berdasarkan pemeriksaan hemoglobin menurut Sholah

dan Senior, (2020) adalah:

1) Tidak Anemia (Hb 12 gr/dl)

2) Anemia ringan (Hb 9-11 gr/dl)

3) Anemia sedang (Hb 7-8 gr/dl)

4) Anemia berat (Hb <7gr/dl)

Klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya menurut (Lestari et al,

2018) antara lain sebagai berikut:

1) Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi (ADB) diakibatkan oleh penurunan

jumlah besi total dalam tubuh yang menyebabkan cadangan besi

untuk eritropoesis berkurang. Anemia yang paling banyak dijumpai


20

adalah anemia berbentuk normositik dan hipokromik penyebabnya

seperti anemia pada umumnya misalnya seperti perdarahan.

2) Anemia Megaloblastik

Makrositik atau pemisiosa merupakan bentuk dari anemia

megaloblastik. Penyebab anemia ini ialah akibat kurangnya asam

folat, kekurangan Vitamin B12, dan juga disebabkan oleh malnutrisi

serta infeksi kronik.

3) Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik diakibatkan oleh hipofungsi sumsum tulang

dan pembentukan sel darah merah yang baru. Untuk mengetahui

diagnosanya perlu dilakukan pemeriksaan seperti: Pemeriksaan

darah lengkap, pemeriksaan fungsi internal, dan pemeriksaan

retikulosit. Penyebab utama anemia hipoplastik ini belum diketahui

tetapi biasanya diakibatnya oleh infeksi berat (sepsis), keracunan,

serta sering terpapar sinar rontgen/sinar radiasi.

4) Anemia Hemolitik

Penyebab anemia hemolitik ini ialah akibat adanya pemecahan

atau penghancuran sel darah merah yang begitu cepat dibandingkan

dengan pembuatannya.

d. Tanda dan Gejala Anemia

Menurut Pratiwi, (2018) terdapat beberapa tanda dan gejala

terjadinya anemia, yaitu: pusing, rasa lelah, kulit pucat dan mudah

pingsan.
21

1) Tanda – tanda anemia:

a) Kecepatan frekuensi nafas atau sering sesak nafas

b) Kepala sering terasa pusing

c) Sering merasa cepat kelelalahan

d) Kulit nampak pucat akibat dari oksigenisasi yang berkurang

e) Adanya mual karena berkurangnya aliran darah pada

gastrointestinal

f) Kualitas rambut dan kulit menurun.

2) Gejala – gejala anemia:

1) Sering mengeluh kelelahan

2) Pusing terus – menerus

3) Mata terasa berkunang – kunang

4) Terdapat lesi pada lidah

5) Nafsu makan berkurang

6) Hilang nya konsentrasi atau penurunan konsetrasi

7) Nafas pendek

8) Mengeluh mual yang lebih hebat pada usia kehamilan muda

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi:

1) Usia

Wanita yang hamil pada usia berisiko (<20 tahun) akan

mengakibatkan terjadinya kompetisi makanan antara janin dan

ibunya yang masih dalam proses pertumbuhan dan adanya

pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan


22

pada wanita hamil di atas usia 35 tahun cenderung mengalami

anemia disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat besi

dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Prawirohardjo, 2016).

2) Paritas

Manuaba (2011) menyebutkan bahwa risiko tinggi anemia akan

terjadi jika wanita sering mengalami kehamilan dan melahirkan

karena saat itu ia akan kehilangan zat besi, hal ini dikarenakan

selama kehamilan wanita menggunakan cadangan zat besi yang ada

di dalam tubuhnya. Peningkatam kebutuhan zat besi pada janin

menjadi penyebab yang paling sering terjadi pada anemia difisiensi

besi. Zat besi yang dibutuhkan ibu dan janin yaitu dari 2mg/hari

diawal kehamilan lalu menjadi 7 mg/hari. Dalam kehamilan,

kebutuhan zat besi sama dengan 800 – 1200 mg secara keseluruhan

(Adawiyah & Wijayanti, 2021).

3) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembahan atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang

pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Edison, 2019).

4) Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe

Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan satu

intervensi untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu selama

proses kehamilan. Sebaiknya ibu hamil mulai konsumsi Tablet


23

Tambah Darah sejak konsepsi sampai akhir trimester III

(Kementrian Kesehatan RI, 2018).

5) Status Ekonomi

Status ekonomi adalah jumlah penghasilan real dari seluruh

anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Bersama maupun perorangan dalam rumah tangga. Dengan

demikian, pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi

ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berasala

dari:

a) Usaha sendiri misalnya berdagang, bertani, membuka usaha

sebagai wirawastawan.

b) Bekerja pada orang lain

c) Hasil dari pemilihan missal tanah yang disewakan dan lain – lain

(Ulfa, 2017).

6) Frekuensi ANC

Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dari WHO minimal

dilakukan 8x, setelah melalui kesepakatan dan adaptasi dengan

program terkait. Di Indonesia disepakati Ante Natal Care (ANC)

dilakukan minimal 6x dengan kontak dengan dokter 2 kali, 1x untuk

skrining faktor risiko/komplikasi kehamilan di trimester 1 dan 1x

untuk skrining faktor risiko persalinan di trimester 3 (Rohmawati et

al., 2020). Distribusi waktu melakukan ante natal care sebagai

berikut:
24

a) 2 kali pada trimester pertama (0-12 minggu)

b) 1 kali pada trimester kedua (>12 minggu – 24 minggu)

c) 3 kali pada trimester ketiga (> 24 minggu- kelahiran)

Pelayanan antenatal bisa dilakukan lebih dari 6x sesuai

kebutuhan dan jika terdapat keluhan, penyakit maupun gangguan

kehamilan (Rohmawati et al., 2020).

7) Gizi

Sebagian zat gizi yang di butuhkan ibu hamil tidak dapat hanya

dicukupi dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari – hari,

contohnya zat besi, asam folat dan kalsium. Oleh karena itu, zat-zat

gizi tersebut harus dikonsumsi dalam bentuk suplemen (Pritasari et

al., 2017).

f. Patofisiologi

Anemia pada kehamilan merupakan defisiensi zat besi pada tubuh

manusia sebanyak 95%. Ibu hamil berisiko mengalami anemia karena

pada saat hamil ibu membutuhkan oksigen lebih tinggi sehingga

mengalami peningkatan eritropoitein. Hal ini menyebabkan volume

plasma dan sel darah merah meningkat, namun peningkatan volume

plasma darah lebih tinggi dari pada eritrosit hal ini menyebabkan

hemodilusi yaitu penurunan hemoglobin. Ibu hamil membutuhkan zat

besi 2-3 kali lebih banyak saat hamil. Zat besi ini digunakan untuk

memproduksi lebih banyak sel darah merah dan menghasilkan enzim

spesifik untuk jaringan, janin, dan plasenta (Putri & Hastina, 2020).
25

Kehamilan pada empat minggu pertama merupakan meningkatnya

kebutuhan zat besi paling tinggi. Kebutuhan zat besi tercukupi karena

ibu tidak mengalami menstruasi dan terjadinya peningkatan penyerapan

zat besi dari duet oleh mukosa usus pada makanan hanya diserap kurang

dari 10% dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi ibu

hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi pada masa kehamilan

dapat menimbulkan resiko anemia defisiensi besi yang berdampak pada

Kesehatan ibu dan janinnya yang dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi kehamilan dan persalinan (Putri & Hastina, 2020).

4. Konsep Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L)

a. Definisi Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L)

Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L) merupakan dikonsumsi

daunnya yang biasa disebut sayuran hijau. Bayam berasal dari amerika

tropic namun diseluruh dunia sudah tersebar, bayam merupakan

tumbuhan yang mempunyai proses fotosintesis C4. Tumbuhan baya mini

dikenal sayuran yang sumber zat besi yang diperlukan untuk mencegah

anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk

memperbanyak sel darah merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh

sehingga dapat mencegah anemia (Kundaryanti et al., 2018).


26

Gambar 2.1: Bayam Hijau (Google, 2023)


Salah satu bentuk penyajian bayam yang efektif adalah dengan olahan

jus bayam yang merupakan minuman kaya zat besi dapat meningkatkan

kadar hemoglobin ibu hamil. Kapasitas zat besi adalah untuk pembentukan

trombosit merah dalam tubuh cukup, sehingga kadar hemoglobin akan

normal (Zuiatna, 2018). Hemoglobin yang menyatakan bahwa

peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang mengkonsumsi jus

bayam hijau selama 7 hari didapatkan perubahan kadar Hb rata-rata

sebesar 1,23 gr/dL (Anggraini, 2020).

b. Kandungan Jus Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L)

Kandungan zat besi dalam bayam relative lebih tinggi pada sayuran

daun lain Bayam hijau mempunyai klorofil yang tinggi, sehingga laju

fotosintesisnya juga tinggi. Selain mengandung serat, bayam juga kaya

betakaroten. Bayam mengandung asam folat, zat besi dan sehingga

berguna bagi penderita anemia (Anggraini, 2020). Kandungan didalam

jus bayam hijau mengandung energi 36 kkal, protein 3,5g, lemak 0,5g,

karbohidrat 6,5g, kalsium 267mg, fosfor 67mg, zat besi 3,9mg, Vitamin

A 6,090 mg. Vitamin B1 0,080 mg, Vitamin C 80 mg, Air 86,9mg.


27

Dalam 100gr bayam mengandung Vitamin C 52gr, untuk

mengkonsumsi asupan vitamin C adalah 45 miligram per hari (WHO,

2020).

Tabel 1.2: Zat Gizi Bayam Hijau

Zat Gizi Bayam Hijau


Kalori (Kal) 36 kal
Karbohidrat 6,5gram
Lemak (g) 0,5 gram
Protein 3,5gram
Kalsium 267 mg
Fosfor 6,7 mg
Besi 3,9 mg
Vitamin A 6,090 SI
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin C 80 mg
Air 86,9 grm

Sumber: WHO, 2020


c. Manfaat

Menurut World Healthiests Food Rating, sayur bayam merupakan

tumbuhan hijau yang banyak mengandung zat besi (Fe) yaitu

6,43mg/180gram dan tidak membahayakan tubuh yang terkandung pada

bayam (The George Mateljan Foundation The World Healhiests Food

Spinach, 2021). Daun bayam hijau (Amaranthus Hybridus L) memiliki

kandungan zat besi (Fe) yang sangat tinggi. Fungsi zat besi adalah

membentuk sel darah merah, sehingga apabila produksi sel darah merah
28

dalam tubuh cukup, maka kadar hemoglobin akan normal (Merida et al.,

2021).

Bayam hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh karena merupakan

sumber kalsium, kandungan vitamin A, B2, B6, B12, C, K, mangan,

magnesium, zat besi, kalsium, kalium, fosfor, serat dan betakaroten.

Selain itu bayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk

mencegah anemia. Kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi

terutama Fe yang dapat digunakan untuk mencegah kelelahan pada

anemia. Bayam hijau mudah diolah menjadi berbagai macam makanan

dibanding dengan bahan makanan lain dan mudah juga didapat. Kadar

besi tersebut dapat membantu pembentukan hem dan globin dalam

tubuh (Meylawati et al., 2021).

Menurut pernyataan Noormindhawati (2016) bahwa dalam 1 gelas

jus bayam terdapat 1,7 mg zat besi. Hal ini juga sesuai teori Sutomo

bayam mengandung zat besi yang tinggi dan berkhasiat menambah

darah. Selain itu bayam juga mengandung Vitamin A, B, C dan K,

kalium, serta fosfor. Disetiap 100 g bayam mengandung zat besi 3.9 mg,

sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kadar hemoglobin karena

adanya kompeten yang mempengaruhi absorpsi zat besi yakni asam

askorbat atau vitamin C yang terkadung dalam bayam sebanyak 60

mg/100 gr (Chintia, 2019).


29

d. Cara Penyajian Jus Bayam

Setelah melihat hasil penelitian terdahulu bayam yang digunakan

dalam membuat jus adalah sebanyak 50 – 100 gr daun bayam hijau.

Tetapi jus bayam yang paling efektif adalah sebanyak 200 ml yaitu 50

gr daun bayam hijau dan 150 ml air matang. Pemberian jus bayam

sebanyak 200 ml mengandung zat besi yang cukup tinggi sehingga dapat

meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Banyak nya daun

bayam yang digunakan dalam pembuatan jus bayam adalah sebanyak

100 gr dan menggunakan air matang sebanyak 150 ml karena dalam

setiap 100 gr bayam mengandung zat besi 3.9 mg dan vitamin C

sebanyakn 60 mg, namun apabila daun bayam yang dikonsumsi lebih

banyak maka akan lebih banyak zat besi yang didapatkan sehingga akan

mendapat hasil yang lebih efektif (WHO, 2020).

Dalam 1 gelas jus bayam terdapat 1.7 mg zat besi. Hal ini juga sesuai

teori Sutomo bayam mengandung zat besi yang tinggi dan berkhasiat

menambah darah. Selain itu bayam juga mengandung Vitamin A, B, C

dan K, kalium, serta fosfor. Disetiap 100 g bayam mengandung zat besi

3.9 mg, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kadar hemoglobin

karena adanya kompeten yang mempengaruhi absorpsi zat besi yakni

asam askorbat atau vitamin C yang terkadung dalam bayam sebanyak

60 mg/100 gr (Chintia, 2019).


30

5. Konsep Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

Buah yang berasal dari benua Amerika, terdiri dari berbagai bentuk dan

dimensi, tingginya dapat mencapai 2.5 meter, ditanam sebagai tanaman

buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m

dpl. Tomat tergolong buah karena merupakan bagian tanaman yang bisa

dimakan, yang mengandung biji atau benih. Buah tomat (Solanum

Lycopersicum L.) memiliki kandungan vitamin dan senyawa yang baik

untuk kesehatan terutama Likopen. Likopen merupakan zat warna merah

yang paling banyak terdapat pada buah tomat. Likopen bermanfaat sebagai

antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas yang menyebabkan

penyakit. (WHO, 2021)

Gambar 2.2: Tomat (Google, 2023)


Tanaman tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai

ekonomis tinggi. Rasanya yang masam dapat memberikan sensasi segar dan

dapat menambah cita rasa pada masakan. Selain itu, tomat memiliki

beberapa kandungan seperti flavonoid, vitamin C, vitamin E (Pujiastuti &

Kristiani, 2019). Tomat juga mengandung likopen yang berfungsi sebagai

antioksidan untuk mencegah radikal bebas serta dapat menurunkan kadar


31

gula darah (Susanti et al., 2021). Likopen berfungsi untuk mengurangi gula

darah melalui penghambatan terjadinya resistensi hormon insulin yang

akhirnya toleransi sel pada gula darah menjadi naik dan dapat

menanggulangi peningkatan kadar glukosa darah (Sudiarto & Rusmono,

2018).

b. Kandungan Pada Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

Menurut (The George Mateljan Foundation, 2010). Kandungan pada

tomat dalam 180gram adalah 24,66 mg, Vitamin C 0,49 mg zat besi, dan 27

mcg asam folat yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena kebutuhan

asam folat pada saat hamil akan meningkat dari biasanya. Konsumsi buah –

buahan yang mengandung vitamin C sangat berperang dalam absorsi zat

besi dengan jalan meningkatkan absorbs zat besi non hem hingga empat kali

lipat. Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan vitamin C.

peranan vitamin C 41 dalam proses penyerapan zat besi yaitu membantu

mereduksi besi ferri (Fe3+) dan menjadi Ferro (Fe2+) dalam usus halus

sehingga mudah diabsorbsi proses reduksi tersebut akan semakin besar bila

pH di dalam lambung semakin asam. Vitamin C dapat menambah keasaman

sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30% (Sulung &

Beauty, 2018). Tomat sangat bermanfaat menjaga sistem imun tubuh, Tiap

100gram tomat mengandung kalori 20 kal, protein 1 gram, lemak 0,3 gram,

karbohidrat 4,2 gram, kalsium 5 miligram, karoten (vitamin A) 1500 SI,

thiamin (vitamin B) 60 mikrogram, asam askorbat (vitamin C) 40 miligram,


32

fosfor 27 miligram, zat besi 0,5 miligram, potassium 360 miligram (Hakiki,

2015).

Selain itu kandungan pada jus tomat terdapat berbagai macam:

1) Likopen: Senyawa pigmen alami yang memberikan warna merah pada

tomat dan memiliki sifat antioksidan.

2) Beta-karoten: Senyawa yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh

dan berperan dalam menjaga kesehatan mata, kulit, dan sistem

kekebalan tubuh.

3) Vitamin C: Antioksidan yang penting untuk kekebalan tubuh,

pembentukan kolagen, dan penyerapan zat besi.

4) Vitamin A: Berperan dalam menjaga kesehatan mata, pertumbuhan sel,

dan sistem kekebalan tubuh.

5) Potassium (kalium): Mineral penting yang berperan dalam menjaga

keseimbangan cairan tubuh, fungsi saraf, dan kontraksi otot. Selain itu,

jus tomat juga mengandung vitamin K, vitamin B6, magnesium, zat

besi, fosfor, dan serat makanan dalam jumlah yang lebih rendah.

c. Manfaat Jus Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

Jus tomat adalah minuman yang populer dan kaya akan nutrisi. Berikut

adalah beberapa manfaat penting dalam jus tomat:

1) Kaya akan antioksidan: Jus tomat mengandung likopen, sebuah

antioksidan yang memberikan warna merah pada tomat. Likopen


33

membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas

dan dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker.

2) Menjaga kesehatan jantung: Kandungan likopen, beta-karoten, dan

vitamin C dalam jus tomat dapat membantu menjaga kesehatan jantung

dan mencegah penyakit kardiovaskular.

3) Menurunkan tekanan darah: Jus tomat mengandung kalium yang dapat

membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

4) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh: Jus tomat mengandung vitamin

C dan vitamin A, yang berperan dalam meningkatkan fungsi sistem

kekebalan tubuh.

5) Menjaga kesehatan mata: Jus tomat mengandung vitamin A, likopen, dan

lutein, yang penting untuk kesehatan mata dan mencegah penyakit mata

terkait usia, seperti katarak dan degenerasi makula.


34

B. Kerangka Konsep

Bagan 2.1: Bagan kerangka Konsep

Ibu Hamil Trimester III

Alat Ukur Yang


Digunakan:
Anemia Ringan Faktor – faktor
1. Lembar yang
karakteristik mempengaruhi
responden anemia:
2. Lembar Pemberian Intervensi Jus Bayam
dan Tomat 1. Usia
Observasi
2. Paritas
Hemoglobin Pre
3. Tingkat
dan Post
Pendidikan
Intervensi
Anemia Teratasi kadar 4. Kepatuhan
Pemberian
Hemoglobin Meningkat dalam
Kombinasi Jus
mengkonsumsi
Bayam dan
tablet Fe
Tomat
5. Status
3. Lembar
Ekonomi
observasi jus
6. Frekuensi
bayam dan tomat
Ante Natal
4. Alat Hb digital
Care (ANC)
(GCHb Metered)
5. Pengukuran
Detak jantung
Janin

(sumber: (Adawiyah & Wijayanti, 2021), (Damayanti & Lestari, 2017),


(Sri Maywati, 2020))
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan

kasus/kasus yang bertujuan untuk pengumpulan data mendalam yang melibatkan

berbagai sumber informasi dari waktu ke waktu dan dalam suatu konteks

(Yohanda, 2020). Penelitian yang peneliti lakukan “Intervensi Pemberian

Kombinasi Jus Bayam dan Tomat terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada

Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok Ranji”.

1. Populasi

Populasi seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah, jumlah

orang atau pribadi mempunyai ciri-ciri yang sama, jumlah penghuni baik

manusia pada suatu satuan ruang tertentu seperti sekelompok orang, benda,

atau hal dapat menjadi sumber pengambilan sampel atau suatu kumpulan

memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian

(Pariyana, 2021).

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

Responden yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditentukan oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya

(Elvera et.al, 2021). Populasi penelitian ini adalah Ibu hamil Trimester III

dengan anemia di Wilayah Rw 02 Kelurahan Pondok Ranji.

35
36

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari karakteristik populasi umum, Amirullah

(2019). Sampel yaitu bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakterisitik

yang dimiliki oleh populasi, untuk menentukan sampel yang akan digunakan

(Ningtyas, 2019).

Pada penelitian ini peneliti mengambil sebanyak 2 responden yang

terdiagnosis anemia dengan berdasarkan kriteria inklusi:

B. Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau karakteristik yang harus dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang akan dijadikan responden (Notoatmodjo, 2018).

Kriteria inkulasi yaitu sejumlah karakteristik yang dimiliki responden,

sebagai syarat untuk partisipan dalam penelitian, sebagai kriteria sampel yang

ditetapkan peneliti dapat diterima atau dimasukan dalam penelitian

(Swarjana, 2022)

Kriteria inklusi penelitian ini yaitu:

a. Ibu hamil Trimester III (28-40 minggu)

b. Ibu hamil dengan kategori anemia ringan dengan kadar Hemoglobin antara

10 gram/dl – 10,9 gram/dl (WHO, 2022)

c. Ibu hamil tidak terdapat penyakit penyerta lainnya atau komplikasi

d. Ibu hamil dengan mengkonsumsi tablet Fe selama dilakukan penelitian

e. Ibu hamil dengan usia (Antara usia 20-35)


37

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria untuk anggota populasi yang tidak dapat

diuji (Notoatmojo, 2018). Kriteria eksklusi adalah kegiatan mengeluarkan

atau menghilangkan suatu objek yang telah memenuhi kriteria inklusi dari

penelitian karena berbagai sebab tertentu (Nugroho, 2021).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu:

a. Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi

b. Keluarga klien yang tidak bersedia dilakukan intervensi pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat

c. Ibu hamil yang mengundurkan diri menjadi respoden

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RW 02 Kelurahan Pondok Ranji. Penelitian

dimulai pada 07 Agustus sampai dengan 12 Agustus 2023 berlangsung intervensi

dilakukan dengan frekuensi pemberian 1x sehari selama 6 hari berturut -turut

dalam waktu 30 menit dengan 2 responden.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada variabel atau yang

menyediakan manipulasi yang diperlukan untuk mengukur variabel penelitian.

Kemampuan terukur merupakan inti dari definisi operasional. Definisi

operasional adalah gambaran batasan variabel masalah atau apa yang diukur oleh

variabel masalah dalam penelitian. (Nasyahtadila et al., 2022). Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variable independent) dan variabel

terikat (variable dependent)


38

1. Variabel bebas (variable independent)

Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain atau merupakan variabel yang menyebabkan

perubahan variabel (Sahir, 2021). Variabel independen pada penelitian ini

adalah Terapi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat.

2. Variabel terikat (variable dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, (Sahir, 2021). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

hemoglobin.

E. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur
Operasional
Variabel Pemberian jus Standar 1. Sesuai SOP
independen: Jus bayam dan tomat operasional
bayam dan diberikan dalam prosedur 2. Tidak sesuai SOP
tomat takaran 50gram Pemberian
bayam hijau dan Kombinasi Jus
50gram tomat Bayam dan Tomat
selama 5 hari
beturut – turut pada
waktu pagi hari
pukul 07. 30 – 08.30
WIB dan 08.30-
09.30 WIB
Variabel Kadar hemoglobin Menggunakan alat Rentang normal kadar
Dependen: di ukur ukur GCHb dan hemoglobin menurut
kadar menggunakan alat lembar observasi (WHO 2023)
hemoglobin ukur GCHb dan pre dan post
pada ibu hamil lembar observasi. hemoglobin. 1. Anemia Ringan:
Yang di ukur Kadar Hb ibu hamil
sebelum intervensi 10g/dl – 10,9 g/dL
pada hari ke 6 2. Anemia Sedang: 7
setelah intervensi gram/dl – 9,9 g/dL
jus bayam dan tomat 3. Anemia Berat:
Kadar Ibu hamil < 7
g/dL

(Sumber: WHO, 2023)


39

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah salah satu teknik dalam pengumpulan data

biasanya instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat

tertentu, Sholihah (2020). Alat penelitian adalah suatu metode yang digunakan

untuk mempermudah pengumpulan data dengan hasil yang baik, lengkap dan

sistematis sehingga data dapat dengan mudah diolah (Arikunto, 2019).

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas digunakan peneliti dalam

upaya untuk mengumpulkan data dengan tujuan agar pekerjaannya menjadi

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah dan ditarik simpulnya (Kurniawan, 2021).

Adapun instrumen yang digunakan oleh penulis yaitu informed consent

atau lembar persetujuan dari responden, lembar data karakteristik responden

alat ukur GCHb, lembar kuesioner karakteristik responden, lembar observasi

pemberian jus bayam dan tomat, lembar observasi pemeriksaan pre dan post

hemoglobin, dan SOP Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

pemberian jus bayam dan tomat, lembar observasi pre dan post hemoglobin,

SOP Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat, dan GCHb Metered pada

klien ibu hamil trismeter III dengan anemia. Pengukuran dilakukan sebelum

dan sesudah pemberian kombinasi jus bayam dan tomat selesai.


40

G. Prosedur Pengambilan Data

Metode pengumpulan data untuk penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap:

1. Tahap persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian yang ditujukan pada

Kawasan RW 02 Kelurahan Pondok Ranji oleh lembaga pendidikan.

b. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala RW 02

Kelurahan Pondok Ranji yang ditujukan sebagai tempat penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti membuat kontrak waktu dengan kepala RW 02 Kelurahan

Pondok Ranji.

b. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta

proses penelitian kepada kepala RW 02 Kelurahan Pondok Ranji.

c. Peneliti telah menyiapkan lembar observasi karakteristik responden,

prosedur pemberian kombinasi jus bayam dan tomat pada klien ibu

hamil trimester III dengan anemia. Surat persetujuan dan pencarian

responden penelitian sesuai kriteria inklusi.

d. Peneliti telah menjalin hubungan saling percaya (BHSP) dalam

keluarga responden.

e. Peneliti menjelaskan kegiatan penelitian yang dilakukan pada

responden yang akan diberikan kombinasi jus bayam dan tomat untuk

penurunan hemoglobin pada ibu hamil trismeter III dengan anemia.


41

f. Meminta keluarga responden untuk membaca surat persetujuan dan

menandatangani bahwa responden bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian.

g. Melakukan pemeriksaan hemoglobin pada responden sebelum

dilakukan intervensi dengan alat GCHb Metered yang telah disiapkan.

h. Setelah diamati, intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

diberikan 1 kali sehari pada waktu pagi hari selama 6 hari.

i. Periksa tingkat hemoglobin setelah prosedur pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat.

j. Peneliti memberikan penguatan positif kepada responden ketika terjadi

perubahan hemoglobin pada ibu hamil trismeter III.

3. Tahap Terminasi

a. Setelah mengumpulkan data selama 6 hari, peneliti menjelaskan kepada

keluarga responden bahwa proses intervensi dan implementasi sudah

selesai.

b. Prosedur pengumpulan data.

c. Peneliti melakukan analisis data.

d. Mempresentasikan hasil penelitian di hadapan dewan penguji dan

pengawas.

H. Analisa Data

Analisis data adalah kumpulan informasi terstruktur yang memungkinkan

seseorang untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian data

dirancang untuk menggabungkan informasi yang terorganisir dalam format


42

yang koheren dan mudah dipahami. Dengan analisis data menjadi lebih mudah

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan lebih banyak pekerjaan

berdasarkan apa yang dipahami. Data dalam penelitian ini disajikan baik secara

tekstual maupun naratif dan dapat disertai kutipan dari pernyataan lisan

keterampilan penelitian dengan 2 orang responden yang mendukung data

tersebut, Notoatmodjo (2018). Metode analisis deskriptif diterapkan untuk

menguraikan data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul (Takula et al., 2020).

I. Etika Penelitian

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for person)

Peneliti menghormati otonom responden dimana responden mempunyai

kebebasan untuk menentukan sendiri apakah ingin mengikuti penelitian ini

atau tidak (Adiputra et al., 2021). Peneliti memberikan kebebasan kepada

responden untuk menentukan sendiri apakah ingin mengikuti penelitian ini

atau tidak.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)

Peneliti harus menambah nilai kesejahteraan dengan memberikan

keuntungan yang maksimal dan kerugian yang minimum, serta peneliti harus

mempertimbangkan risiko yang diberikan dari intervensi yang dilakukan

(Adiputra et al., 2021). Peneliti melakukan intervensi untuk meningkatkan

kadar hemoglobin responden.


43

3. Prinsip keadilan (justice)

Peneliti wajib memperlakukan responden secara benar dan layak dalam

memperoleh haknya dan tidak membebani yang bukan tanggung jawab dan

kewajibannya (Adiputra et al., 2021). Peneliti melakukan intervensi secara

adil kepada kedua responden.

4. Prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan (respect for privacy and

confidentiality)

Responden mempunyai hak-hak dasar termasuk privasi dan kebebasan

dalam memberikan informasi, peneliti akan menghargai privasi dan

kerahasiaan responden dengan menggunakan data hanya untuk kepentingan

penelitian dan pengembangan ilmu di bidang keperawatan (Haryani &

Setyobroto, 2022). Peneliti memberikan privacy dan

kebebasan kepada responden untuk menghargai kerahasiaan responden.

5. Tanpa nama (anomity)

Menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi peneliti akan menuliskan di lembar alat ukur dan lembar

pengumpulan data dengan memberi inisial nama saja. Sehingga lebih

menjaga kerahasiaan atau privasi responden. Peneliti menjaga kerahasiaan

dengan tidak mencantumkan nama jelas responden dan memberi inisial

nama saja.
44

6. Keikhlasan (voluntary)

Keikhlasan adalah jika seseorang bersedia menjadi Responden

penelitian tanpa adanya ancaman dan paksaan. Responden dapat

mengundurkan diri kapan saja, peneliti tidak dapat memaksa ataupun

membujuk untuk mengikuti penelitian atau menjadi Responden penelitian

bertentangan dengan keinginannya. Peneliti memberikan kebebasann

memilih responden tanpa adanya ancaman dan paksaan untuk diberikan

intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

7. Inform consent

Responden wajib mendapatkan informasi secara lengkap mengenai tujuan

dari penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak bebas berpartisipasi

ataupun menolak berpartisipasi (Haryani & Setyobroto, 2022). Peneliti

memberikan lembar informed consent yang wajib diberikan kepada

responden sebagai persetujuan menjadi responden dalam intervensi

pemberian kombinasi jus bayam dan tomat. Peneliti telah melakukan uji

etik dan dibuktikan dengan surat lolos uji etik dengan nomor surat

Nomor:039/UPPM-ETIK/VIII/2023
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas hasil penelitian mengenai “Analisis Intervensi

Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat Terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan

Pondok Ranji”. Penelitian ini dilakukan pada 2 responden yang dilakukan intervensi

pemberian kombinasi jus bayam dan jus tomat untuk meningkatkan kadar

hemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia pada trimester III penelitian

dilakukan mulai tanggal 07 Agustus – 12 Agustus 2023

A. Gambaran Lokasi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian studi kasus ini dilakukan di lingkungan RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji. Lingkungan RW 02 berada dekat dengan fasilitas kesehatan, seperti

Puskesmas Kelurahan Pondok Ranji.

Berdasarkan pengamatan yang telah dikunjungi, pada responden penelitian I

lingkungan rumah bersih dan nyaman, rumah padat penduduk, ventilasi rumah baik,

pencahayaan matahari dapat masuk jendela – jendela. Kondisi di dalam rumah bersih,

dan barang tertata dengan rapih. Terdapat ruang tamu yang bersih dan rapih, 2 kamar

tidur, 1 ruang ibadah, dapur dan kamar mandi.

Berdasarkan pengamatan yang telah dikunjungi, pada responden penelitian II

lingkungan rumah bersih, rumah berada dikawasan padat penduduk, rumah dekat

dengan jembatan umum yang menyambung kearah stasiun pondok ranji, ventilasi

rumah cukup baik, pencahayaan matahari dapat masuk melalui jendela, kondisi di

45
46

dalam rumah bersih, barang tertata rapih. Terdapat ruang tamu yang rapi dan bersih,

3 kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.

B. Karakteristik Responden Penelitian

Pelaksanaan intervensi Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat terhadap

peningkatan kadar hemoglobin pada kehamilan trimester III dimulai pada tanggal 07

Agustus – 12 Agustus 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 2 responden penelitian.

Pemilihan responden penelitian dilaksanakan dengan memilih ibu hamil dengan

kehamilan trimester III yang sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian diberikan

penjelasan tentang penelitian meliputi tujuan, manfaat, dan pelaksanaan selama

penelitian dilakukan. Berikut data karakteristik responden penelitian yang disajikan

dalam data deskriptif dan tabel.

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden (N=2) di Wilayah RW 02 Kelurahan


Pondok Ranji

Berat Badan
Usia
No. Umur Status (Kg)
Pekerjaan Kehamilan
Responden (Tahun) Obstetri
(Minggu)
Sebelum Saat
Kehamilan Kehamilan
Pegawai
1. 32 G3P2A0 36 66 70
Swasta

2. 21 IRT G1P0A0 28 55 62

Berdasarkan tabel 4.1 responden penelitian I dilakukan intervensi dari tanggal

07 – 12 Agustus 2023. Responden penelitian I status obstetri G3P2A0, berusia 32

tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan sebagai pegawai swasta, usia

kehamilan 36 minggu, HPHT 16 maret 2023, sebelum hamil memiliki berat badan
47

66 kg dan saat hamil menjadi 70 kg sehingga kenaikan berat badan yang terjadi pada

responden penelitian I adalah 4 kilogram.

Responden penelitian II dilakukan intervensi pada tanggal 07 – 12 Agustus

2023. Responden penelitian II status obstetri G1P0A0, berusia 21 tahun, agama

Islam, pendidikan SMA, pekerjaan sebagai IRT, usia kehamilan 28 minggu, HPHT

14 april 2023, sebelum hamil memiliki berat badan 50 kg dan saat hamil menjadi 60

kg sehingga kenaikan berat badan yang terjadi pada responden penelitian II adalah

10 kilogram.

C. Fokus Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan upaya untuk mengetahui adanya peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil trimester III. Sebelum dan sesudah dilakukan Pemberian

kombinasi Jus Bayam dan Tomat, dipaparkan sebagai berikut:

1. Kondisi sebelum diberikan intervensi

a. Responden penelitian I

Setelah dilakukan observasi dan wawancara, responden

penelitian I G3P2A0, berusia 32 tahun, usia kehamilan 36 minggu,

pekerjaan pegawai swasta. Didapatkan hasil bahwa responden

penelitian I mengalami penurunan kadar hemoglobin ditandai dengan

hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat GChb sebelum

intervensi dengan hasil pre: 10.7g/dL serta dilakukan pemeriksaan pada

leopold didapatkan hasil:

1) Leopold I: Pada bagian fundus satu bagian besar, lunak, dan tidak

melenting (bokong janin), TFU 32cm.


48

2) Leopold II: Pada bagian kanan ibu teraba seperti papan, rata, keras

dan tidak terputus – putus (punggung janin). Pada bagian kiri teraba

bagian bagian kecil (ekstremitas janin).

3) Leopold III: Pada bagian bawah teraba satu bagian keras, bulat

melenting (kepala janin).

4) Leopold IV: Konvergen.

5) Didapatkan Tafsiran BB Janin (TBJ): 2786 Gram dan DJJ:

152x/menit. Serta dilakukan pengecekan TTV pada ibu, TD:

102/99mmHg, N: 89x/menit, RR: 19x/menit, S: 36℃, SPO2: 99%.

Responden penelitian I mengatakan pada kehamilan sebelumnya

tidak pernah mengalami penurunan pada kadar hemoglobin dan belum

pernah diberikan kombinasi jus bayam dan tomat pada kehamilan pertama

dan kedua.

b. Responden Penelitian II

Setelah dilakukan observasi dan wawancara, responden penelitian II

G1P0A0, berusia 21 tahun usia kehamilan 28 minggu, pekerjaan IRT.

Didapatkan hasil bahwa responden penelitian II mengalami penurunan pada

kadar hemoglobin dengan hasil pemeriksaan 10.2g/dL serta dilakukan

pemeriksaan pada leopold didapatkan hasil:

1) Leopold I: Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, lunak dan

tidak melenting (bokong janin), TFU 32cm.


49

2) Leopold II: Pada bagian kanan teraba bagian-bagian kecil

(ekstremitas janin). Pada bagian kiri teraba seperti papan, rata,

keras dan tidak terputus-putus (punggung janin).

3) Leopold III: Pada bagian bawah teraba satu bagian keras, bulat dan

melenting (Kepala janin).

4) Leopold IV: konvergen

5) Didapatkan Tafsiran BB Janin (TBJ): 2893 Gram dan DJJ:

155x/menit. Serta dilakukan pengecekan TTV pada ibu, TD:

121/88mmHg, N:87x/menit R: 18x/menit.

Responden penelitian II mengatakan bahwa belum pernah diberikan

pemberian kombinasi jus bayam dan tomat pada kehamilan pertamanya.

2. Proses intervensi

Kegiatan ini dilakukan selama 6 hari dengan catatan kegiatan observasi

jus bayam dan tomat, data responden yang ibu katakan selama terapi,

bagaimana cara pemberian jus bayam dan tomat diberikan sebelum dan

setelah diberikankan diringkas dalam bentuk tabel berikut:

a. Responden penelitian I

Tabel 4. 2 Proses Intervensi Responden I


Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan
Pertemuan 1. Terciptanya 1. Terdapat 1. Peneliti mendapat
ke-1 hubungan hubungan saling kemudahan dalam
07.30 WIB saling percaya percaya melakukan
2. Mendapat 2. Responden I pendekatan
persetujuan setuju untuk Responden
penelitian dari mendapatkan 2. Peneliti
Responden intervensi mendapatkan
3. Mengetahui pemberian persetujuan
tingkat kombinasi jus melalui surat
pengetahuan bayam dan tomat persetujuan yang
tentang ditanda tangani
50

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


manfaat 3. Responden I 3. Peneliti dapat
kombinasi jus belum melakukan
bayam dan mengetahui intervensi
tomat terhadap manfaat dari terhadap
peningkatan pemberian Responden tanpa
kadar kombinasi jus adanya paksaan
hemoglobin bayam dan tomat 4. Responden belum
trimester III untuk mengetahui
4. Untuk meningkatkan manfaat
mengetahui kadar kombinasi jus
kadar hemoglobin bayam dan tomat
hemoglobin kehamilan untuk
pada dan tanda trimester III meningkatkan
gejala yang 4. Intensitas kadar kadar hemoglobin
Responden hemoglobin 5. Responden
rasakan Responden mengatakan
5. Melakukan 5. Intervensi sering merasakan
intervensi pemberian kelelahan dan
pemberian kombinasi jus mual yang
kombinasi jus bayam dan tomat berlebihan, mual
bayam dan pada pukul 07.30 yang dirasakan
tomat 07.30 WIB selama 30 lebih berbeda dari
WIB menit kehamilan
6. Melakukan 6. TTV terukur pertama dan
pengukuran kedua,
TTV Responden
mengatakan
sering merasakan
kehilangan
konsentrasi pada
saat Responden
bekerja atau
sedang dirumah,
Responden
mengatakan
bahwa pada saat
malam hari
kepalanya sering
merasakan pusing
dengan dibarengi
oleh rasa mual
yang berlebih.
6. Kadar
hemoglobin
sebelum
diberikan
intervensi
kombinasi
pemberian jus
bayam dan tomat
ialah: 10.7g/dL
(Anemia Ringan)
7. Hasil TTV, TD:
102/80mmHg, N:
51

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


89x/menit, RR:
19x/menit
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-2 meningkatkan hemoglobin kooperatif
07.30 WIB kadar terkaji 2. Responden
hemoglobin 2. Kadar mengatakan
pada hemoglobin pre keluannya masih
Responden, dan post tindakan sama ketika
keluhan atau terkaji melakukan
kemajuan 3. TTV terukur aktivitas
yang 3. Hasil TTV, TD:
dikatakan 120/80mmHg, N:
Responden 85x/menit,
2. Untuk RR:18x/menit
mengetahui 4. Responden
pre dan post merasa nyaman
observasi dan lebih terasa
kombinasi jus ringan setelah
bayam dan diberikan
tomat kombinasi jus
3. Dilakukan bayam dan tomat
pengukuran
TTV
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-3 meningkatkan hemoglobin kooperatif
07.30 WIB kadar terkaji 2. Responden
hemoglobin 2. Kadar mengatakan
serta, keluhan hemoglobin pre masih dirasakan
atau kemajuan dan post tindakan adanya pusing
yang terkaji namun sudah
dikatakan 3. TTV terukur tidak terlalu
Responden berkunang-
2. Untuk kunang,
mengetahui responden sudah
pre dan post tidak merasakan
observasi mual yang
pemberian berlebihan lagi,
kombinasi jus responden sudah
bayam dan tidak terlalu
tomat merasakan
3. Dilakukan kelelahan yang
pengukuran berlebihan lagi
TTV 3. Kadar
hemoglobin
sebelum
diberikan
kombinasi jus
bayam dan tomat
belum meningkat
4. Hasil TTV, TD:
122/87mmHg, N:
88x/menit, RR:
19x/menit
52

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


5. Responden
merasa nyaman
dan rileks saat
diberikan
kombinasi jus
bayam dan tomat
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-4 meningkatkan hemoglobin kooperatif
07.30 WIB kadar terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
observasi kombinasi jus masih merasakan
kombinasi jus bayam dan tomat pusing, mual yang
bayam dan pre dan post sudah tidak
tomat, keluhan tindakan terkaji terlalu sering,
atau kemajuan 3. TTV terukur kondisi badannya
yang lebih baik dari
dikatakan sebelumnya
Responden 3. Hasil TTV, TD:
2. Untuk 111/89 mmHg, N:
mengetahui 85x/menit, RR:
pre dan post 19x/menit
observasi 4. Responden
kombinasi jus merasa nyaman
bayam dan dan rileks saat
tomat diberikan
3. Dilakukan intervensi
pengukuran pemberian
TTV kombinasi jus
bayam dan tomat
Pertemuan 1. Untuk 1. Intensitas kadar 1. Responden
ke-5 meningkatkan hemoglobin kooperatif
07.30 WIB kadar terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
obervasi kombinasi jus pusing sudah
kombinasi jus bayam dan tomat sedikit berkurang
bayam dan pre dan post saat melakukan
tomat, keluhan tindakan terkaji aktivitas, sudah
atau kemajuan 3. TTV terukur tidak ada mual
yang yang berlebihan
dikatakan 3. Hasil TTV, TD:
Responden 120/80 mmHg, N:
2. Untuk 86x/menit, RR:
mengetahui 18x/menit
pre dan post 4. Responden
observasi merasa nyaman
pemberian dan rileks saat
kombinasi jus diberikan
bayam dan intervensi
tomat kombinasi jus
3. Dilakukan bayam dan tomat
pengukruan
TTV
53

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


Pertemuan 1. Untuk 1. Intensitas kadar 1. Responden
ke-6 meningkatkan hemoglobin kooperatif
07.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Obervasi mengatakan rasa
observasi pemberian pusing sudah
pemberian kombinasi jus mulai mereda
kombinasi jus bayam pre dan namun masih
bayam dan post tindakan terasa jika dibawa
tomat keluhan terkaji untuk aktivitas
atau kemajuan 3. TTV terukur bekerja,
yang Responden sudah
dikatakan merasa tidak
Responden terlalu kelelahan
2. Untuk dan rasa mual
mengetahui yang berlebihan,
pre dan post Responden sudah
observasi merasa lebih
pemberian jus nyaman dan rileks
bayam dan 3. Kadar
tomat hemoglobin
3. Dilakukan sebelum
pengukuran dilakukan
TTV pengukuran dan
pemberian
kombinasi jus
bayam dan tomat
10,9 g/dL
(Anemia Ringan)
4. Kadar
hemoglobin
setelah dilakukan
pengukuran dan
pemberian
kombinasi jus
bayam dan tomat
11,9g/dL
(Normal)
5. Hasil TTV, TD:
120/80mmHg, N:
85x/menit,
RR:18x/menit
6. Responden
merasa nyaman
dan rileks saat
diberikan
intervensi
pemberian jus
bayam dan tomat.
54

Setelah dilakukan proses intervensi pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat didapatkan hasil di pertama yaitu melakukan pre

pengukuran observasi kombinasi jus bayam dan tomat dengan hasil

10,7g/dL (anemia ringan) dan dipertemuan keenam didapatkan hasil post

didapatkan hasil pengukuran observasi 11,9g/dL (normal). Dapat

disimpulkan bahwa pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada

responden penelitian I yang dimana hal tersebut terlihat dari hasil yang

didapatkan pada pertemuan pertama sampai pertemuan keenam dengan

hasil pengukuran observasi 11,9g/dL (normal).

b. Responden penelitian II

Tabel 4. 3 Proses Intervensi Responden II


Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan
Pertemuan 1. Terciptanya 1. Terdapat 1. Peneliti mendapat
ke-1 hubungan hubungan kemudahan dalam
08.30 WIB saling percaya saling percaya melakukan
2. Mendapat 2. Responden II pendekatan
persetujuan setuju untuk Responden
penelitian dari mendapatkan 2. Peneliti
Responden intervensi mendapatkan
3. Mengetahui pemberian persetujuan
tingkat kombinasi jus melalui surat
pengetahuan bayam dan persetujuan yang
manfaat tentang tomat ditanda tangani
kombinasi jus 3. Responden II 3. Peneliti dapat
bayam dan belum melakukan
tomat terhadap mengetahui intervensi
peningkatan manfaat dari terhadap
kadar pemberian Responden tanpa
hemoglobin kombinasi jus adanya paksaan
trimester III bayam dan 4. Responden belum
4. Untuk tomat mengetahui
mengetahui 4. Intensitas manfaat
kadar kadar pemberian
hemoglobin, hemoglobin kombinasi jus
observasi pada anemia bayam dan tomat
kombinasi jus normal terkaji terhadap
bayam dan
55

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


tomat, keluhan 5. Intervensi peningkatan
yang pemberian kadar hemoglobin
Responden kombinasi jus 5. Responden
rasakan bayam dan mengatakan
5. Melakukan tomat sering merasakan
intervensi terlaksana kelelahan ketika
pemberian pukul 08.30 melakukan
kombinasi jus WIB selama pekerjaan beberes
bayam dan 30 menit rumah, terkadang
tomat pada 6. TTV terukur makan tidak
pukul teratur karena ada
08.30 WIB rasa mual seperti
6. Melakukan mau muntah,
pengukuran kepala terkadang
TTV terasa pusing jika
banyak
melakukan
pekerjaan rumah
tangga
6. Pengukuran
observasi
sebelum
diberikan
intervensi
pemberian
kombinasi jus
bayam dan tomat
10,2g/dL(anemia
ringan)
7. Hasil TTV, TD:
121/88mmHg, N:
87x/menit, RR:
18x/menit
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-2 meningkatkan hemoglobin kooperatif
08.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin 2. Observasi mengatakan
observasi pemberian keluhan makin
kombinasi jus kombinasi pre terasa jika
bayam dan dan post Responden baru
tomat, keluhan tindakan bangun atau
atau kemajuan terkaji ketika ingin
yang dikatakan 3. TTV terukur beristirahat, mau
Responden makan, atau pun
2. Untuk ketika ingin
mengetahui pre melakukan
dan post aktivitas sehari-
observasi hari
kombinasi 3. Hasil TTV, TD:
pemberian jus 109/99mmHg, N:
bayam dan 86x/menit,
tomat RR:19x/menit
4. Responden
merasa nyaman
56

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


3. Dilakukan dan rileks dan
pengukuran terasa enteng
TTV badannya ketika
diberikan
intervensi
kombinasi jus
bayam dan tomat
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-3 meningkatkan hemoglobin kooperatif
08.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
observasi kombinasi jus keluhan yang
kombinasi jus bayam dan sebelumnya
bayam dan tomat pre dan masih terasa
tomat, keluhan post tindakan sama, masih sulit
atau kemajuan terkaji untuk beraktivitas
yang dikatakan 3. TTV terukur dan masih terasa
Responden pusing,
2. Untuk 3. Kadar
mengetahui pre hemoglobin
dan post sebelum
observasi dilakukan
kombinasi jus kombinasi jus
bayam dan bayam dan tomat
tomat 10,6g/dL (anemia
3. Dilakukan ringan)
pengukuran 4. Kadar
TTV hemoglobin
setelah dilakukan
kombinasi jus
bayam dan tomat
belum meningkat
5. Hasil TTV, TD:
118/70mmHg, N:
84x/menit, RR:
18x/menit
6. Responden
merasa nyaman
dan rileks ketika
diberikan
intervensi
observasi
kombinasi jus
bayam dan tomat
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-4 meningkatkan hemoglobin kooperatif
08.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
observasi kombinasi jus keluhan yang
pemberian bayam dan dirasakan sudah
kombinasi jus tomat pre dan lebih membaik,
bayam dan post tindakan pusing masih
tomat keluhan 3. TTV terukur terasa sedikit
atau kemajuan
57

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


yang dikatakan 3. Hasil TTV, TD:
Responden 110/80 mmHg, N:
2. Untuk 84x/menit, RR:
mengetahui pre 18x/menit
dan post 4. Responden
observasi merasa nyaman
kombinasi jus dan rileks ketika
bayam dan diberikan
tomat intervensi
3. Dilakukan pemberian jus
pengukuran bayam dan tomat
TTV
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-5 menngkatkan hemoglobin kooperatif
08.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
observasi pemberian pre keluhannya sudah
pemberian dan post mulai berkurang
kombinasi, tindakan terkaji saat Responden
keluhan atau 3. TTV terukur melakukan
kemajuan yang aktivitas, namun
dikatakan pusing masih
Responden terasa sedikit
2. Untuk 3. Hasil TTV, TD:
mengetahui pre 118/70 mmHg, N:
dan post 87x/menit, RR:
observasi 19x/menit
pemberian 4. Responden
kombinasi jus merasa nyaman
bayam dan dan rileks ketika
tomat diberikan
3. Dilakukan intervensi
pengukruan pemberian
TTV kombinasi jus
bayam dan tomat
Pertemuan 1. Untuk 1. Kadar 1. Responden
ke-6 meningkatkan hemoglobin kooperatif
08.30 WIB kadar normal terkaji 2. Responden
hemoglobin, 2. Observasi mengatakan
observasi pemberian sudah tidak
peningkatakan kombinasi pre merasakan
kadar dan post badannya
hemoglobin, tindakan terkaji kelelahan, pusing
keluhan atau 3. TTV terukur sudah tidak
kemajuan yang timbul lagi,
dikatakan aktivitas
Responden Responden sudah
2. Untuk bisa dilakukan
mengetahui pre secara perlahan-
dan post lahan
observasi 3. Kadar
pemberian hemoglobin
kombinasi jus sebelum
dilakukan
58

Pertemuan Tujuan Respon Kemajuan


bayam dan pemberian
tomat kombinasi jus
3. Dilakukan bayam dan tomat
pengukuran 10.9g/dL
TTV (Anemia Ringan)
4. Kadar
hemoglobin
setelah dilakukan
pemberian
kombinasi jus
bayam dan tomat
11,5
g/dL(normal)
5. Hasil TTV, TD:
120/70mmHg, N:
86x/menit,
RR:18x/menit
6. Responden
merasa nyaman
dan rileks ketika
diberikan
intervensi
pemberian
kombinasi jus
bayam dan tomat

Setelah dilakukan proses intervensi pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat didapatkan hasil dipertemuan pertama yaitu melakukan

pre pengukuran kadar hemoglobin dengan hasil 10,2 g/dL (anemia

Ringan) dan dipertemuan keenam didapatkan hasil post pengukuran 11,5

g/dL (normal). Dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar

hemoglobin pada responden penelitian II yang dimana hal tersebut

terlihat dari hasil yang didapatkan pada pertemuan pertama sampai

pertemuan keenam dengan kadar hemoglobin 11,5g/dL (normal).


59

c. Kondisi Responden Setelah diberikan Intervensi Pemberian Kombinasi Jus

Bayam dan Tomat

1) Responden penelitian I

Evaluasi: Responden setelah dilakukan pemberian jus kombinasi

selama 6 kali pertemuan dalam kurun waktu 6 hari mulai tanggal 07

Agustus sampai 12 Agustus 2023. Setiap pagi hari selama 30 menit

mengalami peningkatan kadar hemoglobin. Setelah dilakukan proses

intervensi pemberian jus kombinasi didapatkan hasil peningkatan kadar

hemoglobin pada hari keenam ialah: 11,9g/dL (normal). Tidak ada keluhan

seperti tanda dan gejala yang dialami oleh responden peneliti I dan

responden penelitisn I sudah merasa lebih nyaman serta bisa beraktivitas

Kembali.

2) Responden penelitian II

Evaluasi: Responden setelah dilakukan pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat selama 6 kali pertemuan dengan waktu selama 6 hari

mulai dari tanggal 07 Agustus 2023 sampai 12 Agustus 2023. Setiap pagi

hari selama 30 menit mengalami peningkatan kadar hemoglobin. Setelah

dilakukan proses intervensi didapatkan hasil pengukuran kadar

hemoglobin pada pertemuan keenam: 11,5g/dL (normal). Keluhan sudah

tidak menggangu Responden peneliti II dalam mengerjakan pekerjaan ibu

rumah tangga, dan responden sudah merasa lebih baikan pada kondisi yang

sekarang.
60

D. Perbandingan Kondisi Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan

1. Responden Penelitian I

Grafik 4. 1 Hasil Pre dan Post Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat
Responden Penelitian I

11,9
12
11,5
11 10,7
10,5
10
Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-6
Pre Pos

Berdasarkan grafik diatas terdapat peningkatan kadar hemoglobin

setelah diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

sebelum intervensi 10.7g/dL (anemia ringan) dan skala pengukuran setelah

intervensi 11.9g/dL (normal).

Pada pertemuan pertama, Senin 07 Agustus 2023 sebelum dilakukan

intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat didapatkan hasil

pengukuran 10.7g/dL (anemia ringan) menunjukkan hasil pengukuran belum

meningkat. Pada pertemuan keenam, Sabtu 12 Agustus 2023 setelah

dilakukan intervensi didapatkan hasil pengukuran hemoglobin 11.9g/dL

(Normal) menunjukkan intensitas peningkatan kadar hemoglobin. Dan

didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dengan hasil ukur 11.9g/dL

(Normal).
61

2. Responden Penelitian II

Grafik 4. 2 Hasil Pre dan Post Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat
Responden Penelitian II

11,5
11,5
11
10,5 10,2

10
9,5
Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-6

Pre Post

Berdasarkan grafik diatas terdapat peningkatan kadar hemoglobin

setelah diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

selama 6 kali pertemuan, dengan peningkatan kadar hemoglobin sebelum

intervensi 10,2g/dL (anemia ringan) dan peningkatan kadar hemoglobin

setelah dilakukan intervensi 11.5g/dL (Normal). Pada pertemuan pertama,

Senin 07 Agustus 2023 sebelum dilakukan intervensi pemberian kombinasi

jus bayam dan tomat didapatkan hasil pengukuran 10.2g/dL (anemia ringan)

menunjukkan pengukuran kadar hemoglobin belum meningkat. Pada

pertemuaan keenam, Sabtu 12 Agustus 2023 setelah dilakukan intervensi

didapatkan hasil pengukuran kadar hemoglobin dengan hasil 11.5g/dL

(Normal) menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin. Dan

didapatkan peningkatkan pengukuran kadar hemoglobin 11.5g/dL (Normal).


62

E. Pembahasan

1. Usia

Berdasarkan penelitian intervensi yang dilakukan penelitian di RW 02

Kelurahan Pondok Ranji, peneliti mengambil 2 responden penelitian dalam

intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat terhadap peningkatan

kadar hemoglobin ibu hamil trimester III. Pada responden penelitian I berusia

32 tahun dan pada responden penelitian II berusia 21 tahun. Hal ini sejalan

dengan penelitian Fitriah (2020.), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari

20 tahun dan lebih dari 35 tahun mempunyai risiko yang tinggi untuk

mengalami anemia membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil

maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan

ibu mengalami anemia. Demikian pula pada usia lebih dari 35 tahun kondisi

fisik sudah menurun dan daya tubuh juga tidak lagi optimal serta rentan

terhadap komplikasi penyakit.

Dapat disimpulkan bahwa usia pada responden penelitian I dan

responden penelitian II didapatkan rata – rata usia pada kedua responden 26,5

tahun, mengetahui kondisi baik untuk hamil.

2. Paritas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa responden

penelitian I G3P2A0 dan pada responden penelitian II G1P0A0 yang dimana.

Berdasarkan penelitian Adawiyah (2021), bahwa paritas tinggi dapat

mempengaruhi anemia dalam kehamilan, hal ini berkaitan dengan kondisi

biologis seorang ibu begitupun dengan asupan zat besi sehingga paritas
63

memiliki risiko tinggi bila disertai dengan jarak kehamilan yang berdekatan.

Jika pernah mengalami anemia pada kehamilan sebelumnnya, maka cadangan

besi didalam tubuh otomatis berkurang didalam kehamilannya mampu

menarik dan menyerap lebih banyak persediaan zat besi didalam tubuh

dengan begitu anemia dalam kehamilan akan terus terulang.

Dapat disimpulkan pada responden I dan responden II didapatkan hasil

rata – rata adalah 32 minggu. Ibu hamil yang melahirkan lebih dari satu kali

akan berisiko mengalami anemia dikarenakan semakin sering seorang wanita

melahirkan maka akan semakin besar resiko kehilangan darah dan berdampak

pada penurunan kadar hemoglobin.

3. Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh tingkat pendidikan

terhadap pengetahuan kesehatan yang dirasakan pada kehamilan trimester III,

yang dimana menunjukkan responden penelitian I dan responden penelitian

II status pendidikannya ialah tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Menurut penelitian Safitri dan Lubis (2020), bahwa ibu hamil yang

mempunyai kurangnya pengetahuan mengenai anemia dapat berakibat pada

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan

yang dikarenakan oleh ketidaktahuannya yang sangat penting terutama yang

berkaitan dengan Ante Natal Care (ANC) yang didalamnya mencakup

seputar masalah kehamilan baik itu masalah pertumbuhan janin, perawatan

selama masa kehamilan, deteksi dini tanda bahaya dimasa kehamilan dan lain

lain.
64

Dapat disimpulkan pada responden I dan responden II bahwa kedua

responden memiliki tingkat Pendidikan SMK. Ibu hamil yang memiliki

kurang pengetahuan tentang anemia dapat mempengaruhi pada konsumsi

makanan dan tidak tahu langkah yang seharusnya diambil untuk menjaga

kesehatan dirinya sendiri dan janin selama masa kehamilan.

4. Kepatuhan Dalam Mengkomnsumsi Tablet Fe

Berdasarkan data kedua responden penelitian dengan kepatuhan dalam

mengkomsumsi tablet Fe menunjukkan bahwa responden penelitian I dan

responden penelitian II. Sejalan dengan penelitian Fatkhiyah (2018), bahwa

ibu hamil dengan anemia mempunyai risiko kematian pada persalinan 3,6 kali

lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil tanpa anemia. Kontribusi anemia

terhadap kematian ibu dan bayi diperkirakan lebih tinggi lagi antara 50-70%

angka tersebut dapat ditekan serendah rendahnya bila ibu hamil dapat asupan

90 tablet dosis Fe dan pemberian vitamin B12 serta asam folat. Kepatuhan

minum tablet Fe apabila ≥90% dari tablet besi yang seharusnya diminum.

Kepatuhan ibu hamil minum tablet zat besi sangat penting dalam menjamin

peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.

Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan responden I dan responden II

dalam mengkomsumsi tablet Fe adalah PATUH. Yang dapat berpengaruh

pada peningkatan volume darah sehingga patuh dalam mengkomsumsi tablet

fe sangat penting agar ibu dan janin sehat, semakin patuh ibu dalam

mengkomsumsi tablet fe maka semakin kecil risiko anemia atau gangguan

pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.


65

5. Status Ekonomi

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh terhadap status

ekonomi pada kedua responden, yang dimana pada responden penelitian I

memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan responden penelitian II

hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT). Sejalan dengan penelitian

Yuniarti (2019) bahwa ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan

makanan yang akan dikonsumsi sehari harinya, keluarga dengan pendapatan

terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan

makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuh.

Tingkat pendapatan dapat menentukkan pola makan, semakin tinggi

penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut untuk

membeli buah, sayuran dan beberapa jenis bahan makanan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa status ekonomi pada responden I dan

responden II adanya perbedaan. Status ekonomi pada responden I adalah

pegawai swasta dan responden II adalah Ibu rumah tangga. Pada responden

penelitian I memiliki penghasilan dimana penghasilan responden penelitian I

merupakan faktor yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Sedangkan pada responden penelitian II memiliki penghasilan yang hanya

didapat dari pihak suami nya dan tidak mendapatkan pendapatan lainnya.

6. Frekuensi Ante Natal Care (ANC)

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden

penelitian I G3P2A0 dan responden penelitian II G1P0A0 yang dimana kedua

responden dimana pada kedua responden rajin melakukan pemeriksaan ante


66

natal care. Sejalan dengan penelitian Rachmawati et, all (2017). Bahwa ibu

dalam melakukan kunjungan ANC terbagi menjadi faktor predisposisi, faktor

pemungkin dan faktor penguat.

Sebelum dilakukan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

terdapat hasil pemeriksaan pada responden I 10.7g/dL dan pada responden II

didapatkan hasil 10.2g/dL. Hal ini sejalan dengan penelitian Irianti (2020).

Bahwa ibu hamil sebelum diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam

dan tomat belum ada perubahan. Setelah dilakukan intervensi pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat terdapat peningkatan hasil kadar hemoglobin

pada kedua responden. Dengan hasil pemeriksaan responden I 11.9g/dL dan

responden II 11.5g/dL. Hal ini sejalan dengan penelitian Huruna (2020).

Bahwa ibu hamil yang diberikan kombinasi jus bayam dan tomat efektivitas

untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakn bahwa pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada

ibu hamil trimester III


67

F. Hambatan Peneliti

a. Keterbatasan buku sebagai referensi diperpustakaa institusi khususnya buku

tentang ibu hamil dan pemberian kombinasi jus bayam dan tomat sehingga

peneliti mencari referensi di perpustakaan institusi lain dan jurnal-jurnal

sebagai sumber.

b. Peneliti harus menyesuaikan jadwal antara responden penelitian I dan

responden II dengan sesuai jam yang sudah disepakati karena alasan tertentu.

c. Kurang pengalaman juga menyebabkan keterbatasan penelitian dalam proses

penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Analisis Intervensi Pemberian

Kombinasi Jus Bayam dan Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin

pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji yang dilaksanakan pada tanggal 07 Agustus 2023 – 12 Agustus 2023 maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Terindentifikasi karakteristik responden (2 responden ibu hamil dengan rata-

rata usia 26,5 tahun antara usia 20-35 tahun, lamanya paritas antara responden

I dan responden II adalah 32 minggu, tingkat pendidikan antara responden I

dan responden II adalah SMK, kepatuhan kedua responden adalah PATUH,

status ekonomi pada responden I adalah pegawai swasta dan responden II

adalah ibu rumah tangga, frekuensi ANC pada kedua responden adalah 6

kali).

2. Teridentifikasi kadar hemoglobin sebelum diberikan intervensi pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat. Responden I kadar hemoglobin 10.7 g/dL

(Anemia Ringan); responden II kadar hemoglobin 10.2g/dL (Anemia ringan).

3. Teridentifikasi peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III

dengan anemia setelah diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam

dan tomat pada hari ke 6. Responden I yaitu 11.9g/dL (Normal); responden

II yaitu 11.5 g/dL (normal).

69
70

4. Teridentifikasi perbedaan peningkatan kadar hemoglobin pada ibu Trimester

III hamil dengan anemia sebelum dan setelah diberikan pemberian kombinasi

jus bayam dan tomat. Pada responden I dengan hasil Pre 10.7g/dL dan Post

11.9g/dL. Didapatkan hasil rata – rata pre dan post responden I adalah

1.2g/dL. Pada responden II dengan hasil Pre 10.2g/dL dan Post 11.5g/dL.

Didapatkan hasil rata – rata pre dan post responden II adalah 1 g/dL.

B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan untuk pelayanan kesehatan pada ibu hamil trimester III agar

meningkatkan cakupan atau sasaran ibu hamil trimester III sehingga dapat

diberikan pemberian kombinasi jus bayam dan tomat untuk mendapat

informasi tentang manfaat dan tujuan pemberian kombinasi jus bayam dan

tomat.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Pemberian kombinasi jus bayam dan tomat dapat menjadi salah satu

acuan intervensi keperawatan dengan pemberian kombinasi jus bayam dan

tomat untuk masalah kesehatan pada kehamilan trimester III khususnya ibu

hamil yang mengalami penurunan kadar hemoglobin.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Perlu adanya penambah - penambahan proses intervensi pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat dalam rangka pengembangan dan

penyempurnaan intervensi keperawatan dalam mencegah terjadinya

penurunan kadar hemoglobin pada kehamilan trimester III.


DAFTAR PUSTAKA

Merida, N., Misrawati, & Utomo, W. (2014). Efektifitas Terapi Kombinasi Jus
Bayam dan Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Dengan Anemia. Jurnal Online Mahasiswa, 1(2), 1–9.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3422
Nasyahtadila, V., Djunaedi, E., Suparni, S., & Sekar Laras, D. (2022). Jarak,
Durasi, dan Keluhan Kelelahan Mata dalam Penggunaan Gadget Civitas
Akademika STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2020. Jurnal Sehat
Masada, 16(1), 58–68. https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.264
Permana, Y., Lukman Effendy, & Billah, M. T. (2020). Jurnal Inovasi Penelitian.
Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3), 599–597.
Syafrida Hafni Sahir. (2021). metodologi penelitian (K. Try (ed.)). KBM
INDONESIA.
Sulaiman Haji Mardiyataini, dkk., (2022) Defisiensi Zat Besi Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. Journal Of Telenursing (JOTING). Volume 4,
Nomor 1, Juni 2022, https://doi.org/10.31539/joting.v4i1.3254
Gustanela Oktriana., Pratomo Hadi (2022). Faktor Sosial Budaya Yang
Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil (A Systematic Review) Tahun
2022. The Indonesian Journal Of Health Promotion
http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1504775777&1&&
Apriza., dkk (2020). Buku Konsep Dasar Keperawatan Maternitas., Yayasan Kita
Menulis, ISBN: 978-623-6761-81-6., Cetakan 2020, 1, Desember
Kasmiati, dkk (2023)., Buku Asuhan Kehamilan., Malang : PT. Literasi Nusantara
Abadi Grup, 2023 ISBN: 978-623-8227-24-2.
Azmi Nurul., Irianti Berliana (2022).,Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Anemia
Dengan Pemberian Jus Tomat Di PMB Dince Safrina. Jurnal Kebidanan
Terkini (Current Midwifery Journal) DOI:
https://doi.org/10.25311.jkt/Vol2.Iss1.713
Zuiatna Dian., Liesmayan Era Elvi., Tan Julia Reni., (2021). Pengaruh Jus Bayam
Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester I dan II.,
Institut Kesehatan Helvetia Medan. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol 8, No. 2
Agustus 2021: 136-144.
Widiarti Rahayu Indah, Yulviana Rina (2021)., Pendampingan Senam Hamil Pada
Ibu Hamil Trimester III Untuk Mengurangi Nyeri Punggung. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru. Published: 2021, 12, Desember DOI:
https://doi.org/10.25311/jkt/Vol1.Iss2.463
Imania Annisa., Rahmah Hayuni (2021)., Pemberian Jus Bayam Dan Tomat Untuk
Mengatasi Defisit Nutrisi Pada Ibu Hamil Trimester Tiga Dengan Anemia:

71
72

Studi Kasus. JHCN Journal Of Health And Cardiovascular Nursing,


Volume1, Nomor 2 Desember Tahun 2021 DOI: 10.36082/jhcn.v1i2.940
Aprilliani R, (2022)., Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil., Bab II - dspace umkt.,
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/2633/BAB%20II%20%2
81%29.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Aldina M, dkk (2022). Hubungan Status Gizi Ibu dan Jarak Kelahiran dengan
Kasus Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie
Samarinda. Formosa Journal of Science and Technology (FJST)Vol.1,
No.5,2022: 411- 420
Lenau, M., Hardiningsih, E. F., Hartati, D. ., & Sulistyorini, C. (2023). Hubungan
Anemia Pada Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Pasca Bersalin dan
BBLR di RSUD dr. Abdul Rival . Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Indonesia, 2(5), 861–878. Retrieved from
https://journal.ikopin.ac.id/index.php/humantech/article/view/3184
WHO., (2023). Anaemia https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1

Putri Hariyani Pratiwi, Putri Karunia Fildzah, Rahmawati Syarafina., (2021).


Efektivitas Bayam dan Buah Bih Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil:
Sytematic Literature Review Study.,
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MTPHJ/article/download/1839/1322/87
37.
Fitriani, Evayanti Yulstiana, Nurul Isnaini., (2020). Pemberian Jus Tomat Terhadap
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Tahun 2019., Bandar
Lampung. Jurnal Kebidanan Vol 6, No2, April 2020 : 230-235
https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/1743/pdf
Novyriana Eka, Caesarani Rahayu Monika., (2019). Pemberian Jus Tomat terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Bonorowo Kebumen, Kebumen. University Research Colloquium
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/download/744/726/
American Pregnancy Association., (2023). https://americanpregnancy.org/healthy-
pregnancy/pregnancy-concerns/anemia-during-pregnancy/
American Pregnancy Association (2023). https://americanpregnancy.org/healthy-
pregnancy/pregnancy-health-wellness/pregnancy-nutrition/
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Karakteristik Responden I

A. IDENTITAS RESPONDEN I

Tanggal Pengisian : 07 – 08 – 2023

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 12 Mei 1991

Usia : 32 tahun

Alamat : Kp Rajeg Pabuaran RT 003 RW 003

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Agama : Islam

Suku : Banten

Status Perkawinan : Kawin

B. STATUS KESEHATAN

1. Pemeriksaan Kehamilan
a. Usia Kehamilan : 36 minggu
b. Jumlah Anak :3
c. Sudah berapa kali cek kehamilan : 7 kali
d. Gerakan janin : Aktif
e. Denyut jantung janin : 163 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. HB : 10.7 g/dL
b. TTV :
1) TD : 102/99 mmHg
2) Nadi : 89 x/menit
3) RR : 19 x/menit
4) S : 36℃
5) SPO2 : 99%
Lampiran 2

Lembar Karakteristik Responden II

A. IDENTITAS RESPONDEN II

Tanggal Pengisian : 07 – 08 – 2023

Nama : Ny. N

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 22 – 02 – 2002

Usia : 21 tahun

Alamat : Rajeg Mulya

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status Perkawinan : Kawin

B. STATUS KESEHATAN

1. Pemeriksaan Kehamilan
a. Usia Kehamilan : 28 minggu 5 hari
b. Jumlah Anak :1
c. Sudah berapa kali cek kehamilan : 5 kali
d. Gerakan janin : Aktif
e. Denyut jantung janin : 155 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. HB : 102 g/dL
b. TTV :
1) TD : 121/88 mmHg
2) Nadi : 87 x/menit
3) RR : 18 x/menit
4) S : 36,2℃
5) SPO2 : 98%
Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Responden)

Judul Penelitian : Analisis Intervensi Pemberian Jus Bayam dan Tomat

terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil

Trimester III Dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji

Peneliti : Silfa Dwi Yanti

Responden :I

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi

responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi Keperawatan

PELNI Program Studi Keperawatan tahun 2023.

Peneliti telah menjelaskan isi dari penelitian ini beserta tujuan dan

manfaatnya. Saya memahami dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan

mempengaruhi atau mengakibatkan hal yang merugikan saya. Oleh karena itu saya

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab semua

pertanyaan dengan jujur sesuai kondisi yang sebenarnya dan secara sukarela tanpa

ada paksaan dari siapapun.

Jakarta, 07/8 2023

Responden Peneliti

( ) (Silfa Dwi Yanti)


Lampiran 4

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Responden)

Judul Penelitian : Analisis Intervensi Pemberian Jus Bayam dan Tomat

terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil

Trimester III Dengan Anemia Di RW 02 Kelurahan Pondok

Ranji

Peneliti : Silfa Dwi Yanti

Responden : II

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi

responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi Keperawatan

PELNI Program Studi Keperawatan tahun 2023.

Peneliti telah menjelaskan isi dari penelitian ini beserta tujuan dan

manfaatnya. Saya memahami dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan

mempengaruhi atau mengakibatkan hal yang merugikan saya. Oleh karena itu saya

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab semua

pertanyaan dengan jujur sesuai kondisi yang sebenarnya dan secara sukarela tanpa

ada paksaan dari siapapun.

Jakarta, 07/8 2023

Responden Peneliti

( ) (Silfa Dwi Yanti)


Lampiran 5
Lembar Observasi Jus Bayam dan Tomat

No. Responden :I
Hari/Tanggal : 07 – 12 Agustus 2023

Denyut
Hari ke- TTV Jantung Hb sebelum Hb setelah
Janin (DJJ)

1 102/80 mmHg 160 10.7 g/dL 10.7 g/dL

2 122/87 mmHg 159 - -

3 111/89 mmHg 158 - -

4 106/88 mmHg 156 - -

5 128/88 mmHg 155 - -

6 110/88 mmHg 155 - 11.9 g/dL


Lampiran 6
Lembar Observasi Jus Bayam dan Tomat

No. Responden : II
Hari/Tanggal : 07 – 12 Agustus 2023

Denyut
Hari ke- TTV Jantung Hb sebelum Hb setelah
Janin (DJJ)

1 121/88 mmHg 155 10.2 g/dL 10.2 g/dL

2 109/88 mmHg 157 - -

3 118/70 mmHg 160 - -

4 110/80 mmHg 155 - -

5 118/87 mmHg 155 - -

6 120/70 mmHg 158 - 11.5 g/dL


Lampiran 7

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Saya Silfa Dwi Yanti dari Akademi Keperawatan Pelni dengan ini meminta

saudara/i untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang

berjudul “Analisis Intervensi Pemberian Jus Bayam dan Tomat terhadap

Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III Dengan

Anemia Di RW 002 Kelurahan Pondok Ranji”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menurunkan hemoglobin

dengan melakukan pemberian kombinasi jus bayam dan tomat yang

bermanfaat untuk menurunkan hemoglobin pada pasien ibu hamil dengan

anemia, serta. Memberikan manfaat pada ibu hamil trimester III untuk

mengkonsumsi jus bayam dan tomat untuk meningkatkan Hemoglobin

rendah pada ibu hamil. Penelitian ini akan berlangsung selama 6 hari 1

minggu.

3. Prosedur pengambilan bahan dan data dengan cara mengisi lembar

observasi 2-3 menit sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan

intervensi. Tetapi saudara/i tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk

kepentingan pengembangan ilmu keperawatan. Keuntungan yang saudara/i

peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini adalah saudara/i turut

terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang diberikan.

Data beserta seluruh informasi yang saudara/i berikan akan tetap

dirahasiakan.
4. Jika saudara/i membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi pihak peneliti di nomor HP: 085695089842.

Peneliti

(Silfa Dwi Yanti)


Lampiran 8

SURAT LULUS UJI ETIK


Lampiran 9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KOMBINASI JUS BAYAM DAN JUS TOMAT

SOP Kombinasi pemberian Jus Bayam dan Jus Tomat


PENGERTIAN Bayam hijau merupakan tumbuhan yang

mempunyai proses fotosintesis C4

Tumbuhan bayam mini dikenal sayuran yang

sumber zat besi yang diperlukan untuk

mencegah anemia atau kekurangan sel darah

merah.

Tomat merupakan salah satu jenis sayuran

yang bernilai ekonomis tinggi. Rasanya yang

masam dapat memberikan sensasi segar dan

dapat menambah cita rasa pada masakan.

Selain itu, tomat memiliki beberapa

kandungan seperti flavonoid, vitamin C,

vitamin E

TUJUAN 1. Mengontrol Kadar Hemoglobin

2. Meningkatkan kadar hemoglobin pada

ibu hamil trimester III

3. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil

terhadap peningkatan kadar hemoglobin

WAKTU 30 menit.
INDIKASI 1. ibu hamil dengan kategori anemia ringan

dengan kadar Hemoglobin antara 10

gram/dL – 10,9 gram/dL

2. ibu hamil dengan mengkonsumsi tablet

Fe selama dilakukan penelitian

3. ibu hamil dengan usia antara usia 20tahun

-35 tahun

KONTRA INDIKASI Tidak boleh dilakukan pada ibu hamil

terdapat penyakit penyerta lainnya atau

komplikasi, ibu hamil dengan kehamilan

resiko tinggi. Seperti Hipertensi,

ALAT DAN BAHAN Alat:

1. Blender

2. Timbangan makanan

3. Gelas dengan ukuran 250 ml

4. Pisau

5. Lembar inform consent

Bahan:

1. 50gram bayam hijau di cuci bersih

2. 50gram tomat dicuci bersih

3. 150 ml air matang

4. 1 sendok makan madu


PROSEDUR Tahap Orientasi:

PELAKSANAAN 1. Berikan Salam

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab

perawat

3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya

tindakan kepada responden

4. Berikan kesempatan responden untuk

bertanya

Tahap Kerja:

1. Dekatkan alat-alat dengan klien

2. Jaga privasi responden

3. Cuci tangan

4. Cuci bersih bayam hijau lalu potong –

potong menjadi bagian kecil sebanyak 50

gram

5. Cuci bersih tomat lalu potong – potong

menjadi bagian kecil sebanyak 50 gram

6. Beri 150 ml air matang

7. Tambahkan 1 – 2 sendok makan madu ras

/ gula pasir

8. Blender bahan menjadi satu hingga

menjadi alus
9. Tuang kombinasi jus bayam dan jus tomat

ke dalam gelas berukuran 250 ml

Tahap Terminasi:

1. Jelaskan pada responden bahwa cara

membuat kombinasi jus bayam dan tomat

sudah selesai dilakukan

2. Berikan kombinasi jus bayam dan tomat

kepada pasien yang sudah diblender

3. Rapikan alat-alat

EVALUASI 1. Menanyakan perasaan klien sesudah

diberikan kombinasi jus bayam dan tomat

2. Evaluasi rutin mengkonsumsi tablet

tambah darah

3. Mengakhiri prosedur dengan komunikasi

terapeutik

4. Mencuci tangan setelah tindakan

5. Dokumentasi hasil Tindakan


Lampiran 10

Lembar Observasi Hemoglobin Pre dan Post Intervensi Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Tomat

No. Hari ke-1 Hari ke-6


Waktu Keterangan
Responden Pre Post

10.7 g/dL 11.9 g/dL


I Pagi Terjadi peningkatan kadar hemoglobin pada hari ke - 6
(Anemia Ringan) (Normal)

10.2 g/dL 11.5 g/dL


II Pagi Terjadi peningkatan kadar hemoglobin pada hari ke - 6
(Anemia Ringan) (Normal)

Keterangan:

Rentang normal kadar hemoglobin menurut (WHO 2023):


1. Anemia Ringan: Kadar Hb ibu hamil 10g/dl – 10,9 g/dL
2. Anemia Sedang: 7 gram/dl – 9,9 g/dL
3. Anemia Berat: Kadar Ibu hamil < 7 g/dL
Lampiran 11
JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Penulisan KTI


Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Ujian
Proposal
Revisi
Proposal
Uji Etik
Intervensi
Penelitian
Penyusunan
Bab 4&5
Ujian Hasil
Penelitian
Revisi
Hasil
Penelitian
pengesahan
Lampiran 12
ALUR PENELITIAN
Penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah
Populasi
(Klien ibu hamil trismeter III dengan anemia yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian)

Sampling
(Inklusi dan Ekslusi)

Sampel
(Klien ibu hamil trismeter III dengan anemia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 2 responden

Rancangan Penelitian

Pengumpulan Data

Observasi Hemoglobin

Pengecekan tanda cukup Hemoglobin

Intervensi
(Kombinasi jus bayam dan tomat)

Observasi Hemoglobin

Analisa Data

Penyajian Hasil Penelitian


Lampiran 13
PLAGIARISM
Lampiran 14
LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : SILFA DWI YANTI


NIRM : 20033
: Analisis Intervensi Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan
Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu
Judul Makalah
Hamil Trimester III Dengan Anemia di RW 02 Kelurahan
Pondok Ranji

No U R A I A N TTD
TGL.
. MATERI PERBAIKAN / SARAN PEMBIMBING

Mencari fenomena, lokasi, jurnal


Pengenalan
01 Maret Internasional , dan jurnal Nasional
1. dalam
2023 terkait penelitian yang akan
penyusunan KTI
dilakukan.
Mengajukan judul proposal
penelitian disertakan jurnal yang
12 Maret Pengajuan Judul
2. terkait untuk penelitian disetakan
2023 KTI
jurnal yang terkait di acc dan
dilanjutkan BAB I
Konsul Bimbingan BAB I
Latar Belakang
20 Maret Penyusunan
3.
2023 Proposal KTI 1. Fokus isi latar belakang
dikaitkan dengan jurnal
penelitian sebelumnya
Mencari fenomena kembali terkait
27 Maret Pengajuan Judul
4. penyakit yang ada di sekitar rw
2023 KTI
kelurahan pondok ranji

26 April Pengajuan Judul Mengajukan lima judul proposal


5.
2023 KTI penelitian baru kembali disertakan
jurnal yang terkait untuk
penelitian di acc

Terkait Proposal KTI mengenai


pengukuran kekuatan otot di cari
dan dimengerti, mencari jurnal
yang akan dilakukan sebagai
03 Mei Penyusunan acuan penelitian kembali nasional
5.
2023 Proposal KTI dan internasional. Baca dan
dipahami patofisiologi tentang
penyakit anemia terhadap ibu
hamil trimester III dan dilanjutkan
dengan penyusunan BAB I
Konsul Bimbingan BAB I
Judul
1. Di tambahkan tempat
penelitian
2. Perhatikan spasi dalam
membuat judul, lihat
panduan sistimatika
penulisan KTI
Daftar Isi
1. Penyusunan dipebaiki
27 Mei Penyusunan
6. Latar Belakang
2023 Proposal KTI
1. Sumber jurnal diganti
dengan tahun yang
terbaru.
2. Fokus latar belakang tanda
dan gejala pada pasien
Anemia
3. Ditambahkan 3 penelitian
terkait, Peningkatakan
kadar hemoglobin
terhadap ibu hamil dengan
anemia
4. Jelaskan peningkatan
kadar hemoglobin ibu
hamil
5. Fokus isi latar belakang
dikaitkan dengan jurnal
penelitian sebelumnya
Tujuan Penelitian
1. Perbaiki tujuan khusus
pada penelitian
Konsul BAB II dan BAB III

1. Kriteria Inklusi dan


eksklusi dibenarkan sesuai
kriteria pasien yang akan
diambil
Penyusunan 2. Uji turnitin
7. 15 Juli 2023
Proposal KTI
3. Konsul bimbingan untuk
bab I, II, dan III.
4. Daftar ujian seminar
proposal
5. Kontrak waktu dengan
penguji utama dan penguji
kedua

02 Agustus Seminar
8. Terlampir
2023 Proposal KTI

10. 31 Juli 2023 Uji Etik Terlampir

1. Pada abstrak di baca dan


di teliti kembali kosa kata
terlalu banyak maksimal
22 Agustus Revisi Seminar 250 kata.
12.
2023 Hasil KTI
2. Pada penulisan belum
rapih masih ada tulisan di
tengah kata huruf besar.
3. Pada inklusi baca kembali
dan perbaiki sesuai kriteria
inklusi
4. Pada pre dan post
digunakan pada hari ke 1
dan ke 6 saja
5. Perbaikan penulisan kata
Revisi
1. Abstrak bahasa inggris dan
Bahasa indonesia kelebihan
delapan kata
2. Pada kriteria inklusi diperbaiki
dengan “Ibu hamil dengan
Revisi Seminar usia kehamilan 28 – 40
25 Agustus minggu” dan “ ibu hamil
13. Hasil guna
2023 dengan usia 20 – 35 tahun”
pengesahan KTI
3. Kesimpulan mengacu kepada
tujuan khusus setiap poinnya
4. Penulisan bab I dan seterusnya
edit kembali pargraf 1,5
5. Saran kurang tepat baca
kembali manfaat atau saran
Lampiran 15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Silfa Dwi Yanti


Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 02 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
: Jl. Mawar RT 001/RW 013 Bintaro,
Alamat
pesanggrahan, DKI Jakarta
Alamat Email : Silfaadwiiyan@gmail.com
No HP : 085695089842
Pekerjaan : Mahasiswa
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah : O
Kewarganegaraan : Indonesia

B. Riwayat Pendidikan

No Nama Sekolah Lama Pendidikan


1. SDN 03 Pondok Ranji 2007 – 2013
2. SMPN 178 Jakarta 2013 – 2016
3. SMA Triguna Utama UIN 2017 - 2020
4. Akademi Keperawatan Pelni 2020 - 2023

Anda mungkin juga menyukai