Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI DALAM PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN PERILAKU ADAPTIF

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI METODE ROLE PLAYING di SLB AR-


RAHMAN KOTA BANDUNG
1
Emay Mastiani, 2A.Del Piany, 3Andriana Mah Bengi, 4Dinar Sigar Falah, 5Riri Lestari
Suryani
1
emaymastiani@uninus.ac.id, 2a.delpiany21@gmail.com,
3
andrianamahbengi6@gmail.com, 4dinarsf02@gmail.com, 5ririlestari980@gmail.com

Abstrak
Perilaku adaptif adalah kemampuan seseorang untuk mampu menyesuaikan diri dengan norma
atau standar yang berlaku di lingkungannya. Tidak semua orang mampu berperilaku secara
adaptif, sebab perilaku adaptif dipengaruhi oleh lingkungan, intelegensi, kecerdasan emosi dan
dukungan sosial. Seperti halnya yang dialami oleh anak tunagrahita, mereka memiliki
kecerdasan secara signifikan jauh di bawah rata-rata, sehingga mengakibatkan mereka memiliki
masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan.Tujuan dari penelitian ini adalalah untuk
membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang
terjadi tentang tata tertib upacara di sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif kualitatif. Perolehan data melalui; observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diperoleh data bahwa sebagian peserta
didik belum menguasai atau memahami tugas tata tertib upacara secara keseluruhan, yang telah
dikuasai oleh peserta didik diantaranya; berdiri dengan rapih saat upacara, tidak mengobrol saat
upacara dan mendengarkan dengan hikmat saat pembina upacara sedang memberikan amanat
pembina upacara. Penggunaan metode role playing sebagai upaya guru untuk meningkatkan
kemampuan perilaku adaptif bagi anak tunagrahita ringan, lebih luasnya anak tunagrahita ringan
dapat memahami peraturan yang ada di rumah dan di lingkungan sekitarnya. Guru hendaknya
senantiasa berinovasi dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar dan kondisi anak tunagrahita ringan, sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya
memberi dukungan agar guru menjadi lebih profesional.
Kata kunci : Perilaku Adaptif, tunagrahita, role playing.

PENDAHULUAN dan budaya di kelompoknya. Perilaku


Perilaku adaptif adalah kemampuan adaptif adalah kematangan diri dan sosial
seseorang untuk mampu menyesuaikan diri seseorang dalam melakukan kegiatan umum
dengan norma atau standar yang berlaku di sehari-hari sesuai dengan usia dan berkaitan
lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku dengan budaya kelompoknya (Kelly,1978;
adaptif bisa dilihat sebagai kematangan diri Patton,1986; Reynolds,1987).
dan sosial seseorang dalam melakukan Seseorang dikatakan memiliki
kegiatan umum sehari-hari dengan usianya perilaku adaptif bila terdapat hambatan atau
ketidak capaian dalam tiga hal yaitu; 1) sekitarnya (Apriyanto,2012:21). Selain itu
maturation atau perkembangan 2) learning mereka memiliki keterlambatan dalam
capacity atau kemampuan belajar dan 3) segala bidang dan rentang memori mereka
social adjustment termasuk personal pendek terutama yang berhubungan dengan
independence and social responsibility atau akademik, kurang dapat berpikir abstrak.
penyesuaian perilaku sosial termasuk Ada tiga indikator penting yang
kebebasan pribadi dan rasa tanggung jawab menunjukkan seseorang dikatakan sebagai
sosial.( sloan dan birch;delphie,2005:37). tunagrahita yaitu, 1) intelegensi anak
Tidak semua orang mampu tunagrahita di bawah rata-rata anak pada
berprilaku secara adaptif, sebab perilaku umumnya, 2) mengalami hambatan dalam
adaptif dipengaruhi oleh lingkungan, penyesuaian terhadap lingkungan, 3) terjadi
intelegensi, kecerdasan emosi dan dukungan pada rentang masa perkembangan (usia 0
sosial. Seperti halnya yang dialami oleh sampai 18 tahun). Dari tiga indikator
anak tunagrahita, mereka memiliki tersebut dapat diketahui bahwa selain
kecerdasan secara signifikan jauh di bawah berpengaruh pada aktivitas pembelajaran,
rata-rata, sehingga mengakibatkan mereka keterbatasan kognitif yang dialami anak
memiliki masalah dalam penyesuaian tunagrahita akan berdampak juga pada
dengan lingkungan. AAIDD (American tingkat kemampuan anak dalam
Association of Intellectual and menyesuaikan diri terhadap lingkungan
Depelovmental Disabilities) tunagrahita atau sekitarnya. Oleh karenanya, keadaan
intellectual disability adalah tersebut menjadikan salah satu alasan bagi
ketidakmampuan yang ditandai dengan anak tunagrahita untuk mendapatkan
keterbatasan yang signifikan di kedua fungsi layanan khusus yang bertujuan untuk
yaitu fungsi intelektual dan perilaku adaptif, membantu melaksanakan tugas
yang mencakup banyak keterampilan sosial perkembangannya.
dan praktis sehari- hari. Pendapat lain Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatakan bahwasanya secara signifikan mengatasi masalah anak tunagrahita agar
anak tunagrahita adalah anak yang memiliki mampu beradaptasi dengan lingkungannya,
kecerdasan di bawah rata-rata anak pada bisa diperoleh melalui pembelajaran di
umumnya dengan disertai hambatan dalam Sekolah. Mengingat anak tungrahita
penyesuaian diri dengan lingkungan memiliki hambatan dalam proses belajar
yaitu; sulit memahami dan mudah lupa untuk mengkreasi peristiwa sejarah,
dengan pembelajaran yang telah diberikan mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau
oleh guru di Sekolah, maka diperlukan kejadian-kejadian yang mungkin muncul
metode pembelajaran yang sesuai dengan pada masa mendatang.
kondisi dan karakteristik anak tunagrahita Basri (2017), pembelajaran dengan
sehingga materi pembelajaran dapat terserap menggunakan metode role playing dapat
dengan baik oleh anak tunagrahita bahkan meningkatkan aktivitas guru, aktivitas
bisa tersimpan long term memory. peserta didik, dan hasil belajar Bahasa
Salah satu metode yang dapat Indonesia peserta didik, baik secara individu
digunakan bagi anak tunagrahita maupun secara klasikal. Pembelajaran
pembelajaran pengembangan perilaku metode role playing dapat memperbaiki
adaptif yaitu metode role playing. Dalam hasil belajar peserta didik.
pelaksanaannya metode ini mengajarkan Tarigan (2016), penerapan model
pembelajaran secara terstruktur. pembelajaran role playing dapat
Role Playing disebut juga meningkatkan hasil belajar peserta didik
sosiodrama. Sementara, Adam Blatner, yang dapat dilihat dari meningkatnya
M.D,2009, menyebutkan Role playing, a aktivitas peserta didik dan guru dalam
derivative of a sociodrama, is a method for proses pembelajaran. Dengan kegiatan
exploring the issues involved in complex bermain peran akan menimbulkan
social situations. Sosiodrama pada dasarnya rangsangan pada peserta didik untuk
mendramatisasikan tingkah laku dalam memahami materi pembelajaran. Dalam
hubungannya dengan masalah social pembelajaran dengan menggunakan metode
(Djamarah dan Zain 2010). Role play rules role playing, guru harus mengalokasikan
are basically simple: role plays must be waktu dengan sebaik-baiknya agar semua
focused; the objectives must be clear and tahapan dapat terlaksana dengan baik.
understood; instructions must be clear and Menurut Oktaviani (2018),
understood; feedback needs to be specific, penggunaan metode role playing dapat
relevant, achievable and given immediately. membantu meningkatkan kemampuan
(http://www.businessballs.com/roleplayingg peserta didik dalam pembelajaran
ames.htm) Role playing atau bermain peran matematika materi pokok soal cerita
adalah metode pembelajaran yang diarahkan penjumlahan dan pengurangan. Metode role
playing ini diterapkan pada peserta didik peserta didik. Tujuan dari penelitian
kelas rendah yang sangat membutuhkan deskriptif ini untuk membuat deskripsi,
kreativitas dalam pembelajaran, serta gambaran secara sistematis, faktual dan
menggunakan media pembelajaran yang akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi
konkret agar mudah dipahami oleh peserta tentang tata tertib upacara di Sekolah. Data
didik. diperoleh melalui; 1) Observasi atau
Jas, Achmad dan Alvi (2020), pengamatan langsung dilakukan untuk
menjelaskan penggunaan model menemukan fakta-fakta di lapangan yang
pembelajaran yang tepat dan efektif berkaitan dengan kemampuan peserta didik,
merupakan salah satu faktor yang perlu kesulitan guru dan kebutuhan belajar peserta
diperhatikan dalam meningkatkan perilaku didik dalam tata tertib upacara peserta didik
belajar. Model yang digunakan dalam proses secara langsung di SLB Ar-Rahman Kota
pembelajaran sangat menentukan Bandung, 2) Wawancara yang dilakukan
keberhasilan peserta didik. Penerapan model dalam penelitian ini bertujuan untuk
pembelajaran role playing akan berhasil mengetahui bagaimana keterlibatan guru
apabila terdapat kerja sama antara peserta dalam menggunakan metode role playing,
didik dengan guru, serta pembelajaran dimulai dari persiapan, pelaksanaan serta
dengan menggunakan metode role playing mengetahui kesulitan yang dialami oleh guru
layak di ujicobakan terhadap peserta didik ketika menggunakan metode role playing,
karena dapat meningkatkan perilaku belajar wawancara dilakukan beberapa kali di
peserta didik. Sekolah, dan 3) Studi dokumentasi
dilakukan untuk melengkapi data yang
METODE PENELITIAN diperoleh dari hasil observasi dan
Penelitian yang dilakukan untuk wawancara, adapun dokumen yang
mengembangkan pembelajaran dengan diperoleh; a) data siswa, b) RPP (Rencana
metode role playing ini menggunakan Pelaksanaan Pembelajaran), dan c)
metode penelitian deskriptif kualitatif, Portofolio tentang kemampuan siswa yang
penelitian ini menafsirkan dan menguraikan berkaitan dengan perilaku adaptif.
data yang bersangkutan dengan situasi yang
sedang terjadi di SLB Ar-Rahman Kota HASIL DAN PEMBAHASAN
Bandung mengenai tata tertib upacara
Berdasarkan hasil pengamatan di membentuk penjelasan mengenai tata tertib
lapangan sebelum pelaksanaan pembelajaran upacara, 6) guru mengidentifikasi peran
pengembangan perilaku adaptif yang diperlukan, 7) guru memberikan
menggunakan metode role playing pada kesimpulan secara umum.
anak tunagrahita ringan di SLB Ar-Rahman Upaya yang dilakukan oleh guru
Kota Bandung, diperoleh data bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
sebagian peserta didik belum menguasai didik yaitu dengan cara menghidupkan
atau memahami tugas tata tertib upacara suasana kelas agar peserta didik merasa
secara keseluruhan. Seperti: sebagian peserta nyaman dan tidak merasa jenuh ketika
didik mengetahui waktu upacara di tandai sedang melaksanakan kegiatan belajar,
dengan datang tepat waktu, dalam menggunakan metode pembelajaran yang
penggunakan atribut yang lengkap sebagian tepat agar peserta didik mampu memahami
memakai atribut atau kelengkapan yang pembelajaran tentunya media belajar yang
harus di pakai pada saat upacara, berdiri rapi digunakan harus menarik dan kreatif untuk
dalam barisan dapat dilakukan oleh semua membuat peserta didik lebih semangat
peserta didik, tidak berbicara saat upacara dalam belajar, serta perlu dilakukan evaluasi
dapat dilakukan oleh semu peserta didik, pembelajaran agar guru mengetahui kegiatan
mendengarkan dengan hikmat saat pembina belajar tersebut sudah efektif atau belum.
upacara sedang memberi amanat dapat Guru melakukan assesmen sebelum
dilakukan oleh semua peserta didik. menjelaskan perilaku adaptif tentang tata
tertib upacara. Guru melakukan assesment
Berdasarkan hasil wawancara yang
terhadap peserta didik dengan cara
diperoleh dari guru kelas mengenai langkah-
melakukan observasi tujuannya untuk
langkah penggunaan metode role playing
mengetahui kemampuan, kesulitan serta
untuk mengembangkan perilaku adaptif bagi
kebutuhan belajar setelah data tersebut di
anak tunagrahita adalah sebagai berikut: 1)
peroleh guru menentukan tujuan
guru menyiapkan skenario, 2) guru
pembelajaran yang ingin di capai, serta
merumuskan tujuan pembelajaran mengenai
melengkapi komponen program
tata tertib upacara, 3) guru menentukan
pembelajaran sebagai berikut : 1) materi, 2)
langkah-langkah bermain peran, 4) guru
media, 3) metode, 4) tempat, 5) waktu, 6)
bersama peserta didik membentuk kelompok
referensi. Instrumen pelaksanaan berisi; 1)
bermain peran 4-5 orang, 5) guru
membagi peran, 2) menyiapkan skenario, 3) merupakan upaya guru untuk meningkatkan
merumuskan tujuan pembelajaran, 4) kemampuan tata tertib upacara peserta didik
membentuk kelompok bermain peran di SLB Ar-Rahman Kota Bandung. Selain
dengan jumlah 4-5 orang, 5) memberikan itu, penggunaan metode role playing
penjelasan tentang kompetensi yang ingin bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
dicapai, dan 6) mengidentifikasikan peran sosial anak tunagrahita, sehingga dapat di
yang diperlukan, lokasi, pengamatan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
sebagainya. Aktivitas guru dalam penerapan
Kesulitan yang dihadapi guru dalam metode bermain peran atau role playing
pelaksanaan pembelajaran perilaku adaptif dapat meningkatkan peserta didik menguasai
melalui metode role playing adalah sebagai pembelajaran tata tertib upacara di Sekolah,
berikut: 1) guru mengalami kesulitan pada dapat dilihat guru melakukan pelaksanaan
saat mengkondisikan peserta didik saat secara teratur dan sistematis dalam tahapan
proses pembelajaran perilaku adaptif persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.
(peserta didik kurang motivasi untuk
mengikuti pembelajaran, tidak REKOMENDASI
menghiraukan intruksi yang diberikan oleh Dapat dikemukakan rekomendasi
guru), 2) guru mengalami kesulitan pada bagi guru agar senantiasa berinovasi dalam
saat membentuk kelompok bermain peran pelaksanaan pembelajaran untuk hasil
( peserta didik sulit diatur pada saat belajar peserta didik menjadi meningkat,
pembentukan kelompok yaitu tidak mau selain itu guru harus selalu memberikan
dipisahkan dengan teman sebangkunya), 3) motivasi belajar terhadap peserta didik agar
guru mengalami kesulitan pada saat meningkatkan minat belajar peserta didik.
pembagian peran untuk masing-masing Sekolah sebagai lembaga pendidikan
peserta didik. Hal ini disebabkan oleh anak hendaknya memberi dukungan agar guru
tunagrahita yang sulit memahami peran yang menjadi lebih profesional.
harus dilakukan oleh dirinya.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian dapat Agustin, L. D., & Widyawati, Y. (2012).


Peran guru dalam mengembangkan
disimpulkan bahwa, pembelajaran dengan
penguasaan perilaku adaptif anak
menggunakan metode role playing tunagrahita. Manasa, 1(2), 196-202.
Amir, M. F., & Sartika, S.B. (2017). Meningkatkan Perilaku Belajar.
Metodologi Penelitian Dasar Bidang Riau: Journal of Nonformal
pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Education and Community
Press Empowerment.
Apriyanto (2012) Seluk-Beluk Tunagrahita Kelly,1978; Patton, 1986; Reynolds,1987.
& Strategi Pembelajaran. Perilaku Adaptif
Arikunto, S. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Kemis, dkk. 2013. Pendidikan Anak
Pendekatan Praktek. Jakarta : Berkebutuhan Khusus Tunagarhita,
Direktorat Jenderal Pendidikan Bandung: PT. Luxima Metro Media.
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Kosasih, E. 2012. Cara Bijak Memahami
Ayu, M. N. (2019). Penerapan Model Anak Berkebutuhan Khusus.
Pembelajaran Role Playing. Jurnal Bandung: Yrama Widya.
Penelitian Pendidikan Bahasa dan
Mangunsong, F. (2012). Psikologi dan
Sastra, 4(1).
pendidikan anak berkebutuhan
Basri. (2017). Model Pembelajaran Role khusus. Depok: Kampus Baru UI.
Playing dan Hasil Belajar Bahasa
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode
Indonesia.
Penelitian Terapan Bidang
Hamzah. (2009). Model Pembelajaran Pendidikan.
mencinciptakan proses Belajar
Oktaviani. (2018). Penerapan Model Role
Mengajar yang Kreatif dan efektif.
Playing Untuk Meningkatkan
Jakarta: Bumi Aksara
Kemampuan Menyelesaikan Soal
Helawati, L. (2016). Modul pembelajaran Cerita.
SLB tunagrahita. Bandung: Pusat
Tarigan. (2016). Model Pembelajaran Role
Pengembangan dan Pemberdayaan
Playing dan Hasil Belajar IPS. Riau:
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jurnal Primary Program Studi
Bidang Pendidikan Luar Biasa.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jas, dkk. (2020). Pengembangan FKIP Universitas Riau
Pembelajaran Role Playing dalam

Anda mungkin juga menyukai