Anda di halaman 1dari 7

Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

STUDI KASUS MASALAH BELAJAR ANAK KELOMPOK


B TK PLUS AL-HUJJAH KABUPATEN JEMBER
(A Case Study Of Learning Problem Of Children Group B At Al-Hujjah
Kingdergarten)

Mustika Ratu, Senny Weyara Dienda Saputri, Nanik Yuliati

Prodi PGPAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jember e-mail. senny.fkip@unej.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah belajar yang dialami salah satu anak
kelompok B di TK Plus Al-Hujjah Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuali-
tatif dengan desain studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis data Miles dan Huberman melipu-
ti, analisis reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan “I” mengalami hasil belajar yang dicapai kurang memenuhi target disebabkan oleh
suasana hati “I” yang kurang baik. Pada saat pembelajaran berlangsung sekitar 2-5 menit, “I” mu-
lai bergerak tidak terarah, ia sibuk dengan dirinya sendiri, mengelilingi ruangan kelas, dan keluar
kelas tanpa disadari oleh guru. Sehingga “I” kurang memperhatikan guru yang sedang menyam-
paikan pembelajaran, ia bersikap acuh tak acuh dengan peraturan dan prosedur yang dibuat oleh
guru seperti pemberian tugas pembelajaran “I” hanya menyelesaikan sebagian saja bahkan tidak
mau mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru. Ia cenderung membuat kegadu-
han di dalam kelas dengan mengganggu teman sekelasnya, berebut mainan serta melakukan hal
yang disukai masih menurutnya walaupun orang disekitarnya tidak menyukainya. Hal tersebut
dipicu oleh pola tidur “I” yang tidak teratur dan keinginannya yang harus dipenuhi. Ketika
keinginannya tidak dipenuhi “I” mudah tersinggung, mengamuk dengan membanting dan mem-
buang barang yang ada disekitarnya serta menangis meronta-ronta sambil berteriak di depan
umum. “I” juga memiliki perilaku yang kurang wajar yaitu kebiasaan terlambat masuk sekolah
dan jarang sekolah disebabkan oleh beberapa faktor yang mendominasi dan mendukung masalah
belajarnya. Faktor yang mendominasi penyebab “I” mempunyai masalah belajar yaitu pola asuh
orang tua yang diberikan kepada “I” cenderung permisif yang menjadi sumber penguatan (rein-
forcement) untuk “I” melakukan hal yang ia inginkan, penggunaan gawai dan tayangan televisi
menjadi pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, serta lingkungan sekitar yang menjadi sumber
pemicu modelling/meniru bagi “I”.

Kata Kunci: Masalah Belajar Anak, Pendekatan Studi Kasus.

ABSTRACT
This research was conducted to find out the studying problem experienced by one of the
children in a group B1 Al-Hujjah Plus Kindergarten Jember. The type of this research is
descriptive qualitative research using a case study approach. The data collection method which
is applied in this research is observation, interview, and documentation. This research is applied
a technical data analysis from Miles and Huberman included the analysis of data reduction, data
presentation, and drawing a conclusion.Based on the result of this research, learning outcomes
of “I” don't fulfill the target because he is not in a good mood. When the learning process has

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 1


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

begun around 2-5 minutes, this child is started to act out of the teacher’s instructions, busy with
his own will, walking around the class and came out of the class without the teacher’s
permission. “I” didn’t put any attention on teacher’s explanation in class, he is disobedient the
rules and he never finishes the task that was given by the teacher in the class. He disposes to
make an uproar in a class by disturb other children. When his desire is not fulfilled, he will be
screaming, angry and throwing all the things around him with tears. He also often comes late
and absent from school which becomes one of the factors that support his studying problem.
Dominated factors which caused this situation is permissive parenting who tend to become the
reinforcement for “I” to do everything that he wants, gadget and television that attach with
children which affect the children’s habit and also his environment who became a modeling
source for children

Keywords: Children studying's problem, Case Study Approach

PENDAHULUAN dilakukan Anak Usia Dini dapat dipahami


Anak Usia Dini adalah anak yang be- sebagai proses belajar untuk memperoleh
rada pada rentang usia 0-8 tahun, di mana pengetahuan, pengalaman, bahkan
pertumbuhan dan perkembangannya bersifat kebahagiaan, karenanya proses belajar Anak
unik. Pada usia ini, anak memiliki karakter- Usia Dini tidak terlepas dari bebagai
istik yang khas, yang tidak dapat disamakan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
dengan orang dewasa. Seluruh aspek Per- sehari-hari. Anak Usia Dini memiliki
tumbuhan dan perkembangan pada masa ini karekteristik yang unik untuk tumbuh dan
sedang mengalami masa yang cepat dalam berkembang dengan kecepatan yang berbeda,
rentang perkembangan hidup manusia. Masa yang memerlukan lingkungan dan faktor lain
ini sering disebut dengan golden age (masa dalam menempuh perkembangannya secara
emas), karena anak mengalami pola pertum- optimal. Dengan demikian proses belajar
buhan dan perkembangan yang sangat pesat anak usia dini tidak dapat langsung
dan tidak tergantikan di masa yang akan menyerap, ia membutuhkan stimulus-
mendatang. (Hasan, 2012:29). reinforcement yang dapat menunjang
Menurut Undang-Undang Republik keberhasilan belajar, akan tetapi
Indonesia Pasal 3 Bab II No. 20 Tahun 2003 keberhasilan belajar seseorang tidak luput
dalam Sujiono, 2009:41).: dari masalah belajar yang dapat
“Pendidikan nasional berfungsi mengahambat tujuan pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan relevan.
dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang BELAJAR
bermartabat dalam rangka Slameto (1995: 2), mengungkap
mencerdaskan kehidupan bangsa, bahwa belajar adalah suatu proses usaha
dan tujuan untuk berkembangnya yang dilakukan oleh seseorang untuk
potensi peserta didik agar memperoleh suatu perubahan tingkah laku
menjadi manusia yang beriman yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dan bertaqwa kepada tuhan YME, pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, dengan lingkungannya.
cakap, kreativ, dan menjadi Bower dan Hilgard (dalam Panen,
warga negara yang demokratis 2004:1.2) yaitu bahwa belajar mengacu pada
serta bertanggung jawab”. pertumbuhan perilaku atau potensi individu
Berbagai proses aktivitas yang sebagai hasil dari pengalaman dan

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 2


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

perubahan yang tidak disebabkan oleh Hal ini dikarenakan bahwa selama proses
instink, kematangan, atau kelelahan dan belajar, masalah belajar seringkali berkaitan
kebiasaan. dengan sikap terhadap belajar, motivasi,
Suyono dan Hariyanto (2016:9), konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran,
mengemukakan bahwa belajar merupakan menyimpan pesan, menggali kembali pesan
aktivitas seseorang untuk memperoleh yang telah tersimpan. Masalah belajar
pengetahuan, peningkatan keterampilan, dimungkinkan berkaitan dengan penerapan
memperbaiki perilaku, sikap, dan prestasi atau keterampilan yang sudah
pengokohan kepribadian. Dalam konteks diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.
belajar, proses memperoleh pengetahuan Kirk dan Gallager (dalam Kosasih,
menurut pemahaman sains konvensional, 2016:33), menjelaskan bahwa gangguan
kontak manusia dengan alam diistilahkan belajar yang terjadi pada anak usia dini
dengan pengalaman. Pengalaman yang meliputi gangguan belajar yang
terjadi berulang kali akan melahirkan suatu berhubungan dengan perkembangan
pengetahauan. (developmental learning disabilities) yang
mencakup gangguan perhatian, ingatan,
MASALAH BELAJAR motorik dan persepsi, bahasa dan pikiran.
Sehubungan dengan masalah belajar Masalah belajar dalam perkembangan dapat
anak, maka keberhasilan pembelajaran tidak mempengaruhi proses untuk menerima,
terlepas dari kemampuan dan pengetahuan menginterpretasikan, dan merespon stimulus
seseorang dalam belajar. Hal ini dari lingkungannya. Dengan demikian,
dikarenakan bahwa belajar tidak hanya masalah sering terjadi dalam proses
sekedar mendengarkan, memperoleh atau penerimaan informasi, akan tetapi tidak
menyerap informasi yang disampaikan oleh selalu berhubungan dengan masalah
guru, melainkan belajar harus sesuai dengan akademik.
kebutuhan mendasar anak sehingga anak
dapat menggunakan potensi pikiran dan METODE PENELITIAN
nuraninya secara terstruktur maupun tidak Desain penelitian yang digunakan
terstruktur untuk memperoleh pengetahuan, adalah studi kasus. Masyhud (2016:112)
pengembangan, sikap dan keterampilan menjelaskan dalam penelitian kasus ini
tertentu. peneliti berusaha untuk mendeskripsikan
Mulyadi (2016:352), menyatakan kondisi subyek penelitian secara mendalam
bahwa masalah belajar adalah keadaan anak yang berkaitan dengan latar belakang suatu
yang tidak dapat belajar secara wajar, kasus atau peristiwa, gejala-gejala terjadinya
disebabkan adanya ancaman, hambatan, kasus, serta sebab-sebab terjadinya suatu
ataupun gangguan dalam belajar. Kondisi kasus yang menimpa individu atau
dan hambatan tersebut dapat disadari dan sekelompok individu. Penelitian ini
tidak disadari oleh anak yang bersangkutan. dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa
Hambatan tersebut bisa bersifat psikologis, anak yang berinisial “I” mengalami masalah
sosiologis, maupun fisiologis dalam belajar dan apa saja masalah belajar yang
keseluruhan proses belajar. dialami oeh anak yang berinisial “I”.
Aunurrahman (2016:177) menyatakan Penelitian ini dilaksanakan di TK Plus
bahwa masalah-masalah belajar dapat terjadi Al-Hujjah khususnya di kelompok B. TK
sebelum kegiatan belajar dimulai yang Plus Al-Hujjah terletak di Jl. Sriwijaya
berhubungan dengan karakteristik/ciri khas XXX/5 Kelurahan Kranjingan, Kecamatan
anak, baik berkenaan dengan minat, Sumbersari, Kabupaten Jember. Subyek
kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. penelitian ini adalah seorang anak yang

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 3


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

memiliki masalah khususnya dalam belajar catatan lapang dan catatan anekdot.
yang berinisial “I”, misalnya seperti Wawancara menurut Moleong
kehilangan konsentrasi, motivasi belajar (2011:186) adalah sebuah percakapan yang
rendah, dan kurangnya minat belajar anak. dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk
Anak tersebut juga terkesan sebagai anak bertukar informasi dan ide melalui kegiatan
yang terlalu dimanja oleh orang tuanya yang tanya jawab dengan tujuan tertentu yang dil-
menjadikan anak kurang mandiri dan akukan oleh pewawancara terhadap nara-
disiplin dalam mengikuti aturan sekolah, sumber. Tekhnik wawancara yang
sehingga guru sering mendapati keluhan digunakan adalah tekhnik wawancara tidak
dalam mengatasi anak tersebut. Penelitian terstruktur. Masyhud (2014:223) menjelas-
ini dilakukan untuk memperoleh informasi kan bahwa wawancara tidak terstruktur
secara mendalam tentang masalah belajar merupakan wawancara bebas yaitu peneliti
anak yang dihadapi guru dengan tidak menggunakan pedoman wawancara
menjelaskan mengapa anak mengalami yang telah tersusun secara sistematis dan
masalah belajar sehingga hasil penelitian ini lengkap untuk pengumpulan datanya. Pan-
mendapatkan solusi yang tepat dalam hal duan wawancara tersebut hanya berupa gar-
masalah belajar anak. is-garis besar permasalahan yang akan
Pemerolehan data dalam penelitian ini ditanyakan. Dengan demikian, pertanyaan
yaitu data primer dan data sekunder. berkembang sesuai dengan situasi dan kon-
Menurut Sugioyono (2017:308) menjelaskan disi waktu wawancara.
bahwa pengumpulan data merupakan Masyhud (2014:227) mengemukakan
langkah yang paling strategis dalam dokumentasi adalah instrumen pengumpulan
penelitian, karena tujuan utama dalam data untuk membantu peneliti dalam menjar-
penelitian adalah pemerolehan data. ing data yang bersumber dari dokumentasi.
Pengumpulan data tersebut dilakukan pada Dokumentasi tersebut bisa berbentuk catatan
kondisi alamiah, Teknik pengumpulan data kejadian yang dinyatakan dalam tulisan,
menggunakan teknik observasi, wawancara gambar atau karya-karya dari seseorang.
dan dokumentasi. Agar penggalian data yang bersumber dari
Menurut Sanjaya (2013:270) dokumentasi tersebut dapat terarah dan dapat
Observasi adalah teknik pengumpulan data mencapai sasaran secara tepat, maka sebe-
dengan cara mengamati langsung maupun lum dilakukan pengumpulan data perlu dil-
tidak langsung tentang hal-hal yang diamati akukan penyusunan instrument pengum-
dan mencatatnya pada alat observasi. Hal- pulan data secara cermat terlebih dahulu.
hal yang diamati tersebut biasanya berupa Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
gejala-gejala tingkah laku, benda-benda data dokumen atau arsip-arsip terkait dengan
hidup, ataupun benda mati. Observasi dalam masalah belajar anak berinisial “I” di
penelitian ini adalah pengamatan langsung sekolah berupa Profil Lembaga, Data Pen-
dengan menggunakan observasi non didik dan Ketenaga Kependidikan, Data pe-
partisipan. Hal ini dikarenakan bahwa serta didik kelompok B1, Laporan perkem-
peneliti tidak terlibat langsung dalam bangan dan pertumbuhan “I” kelompok B1
kegiatan sehari-hari orang yang sedang TK Plus Al-Hujjah.
diamati atau yang digunakan sebagai sumber Penelitian ini menggunakan tekhnik
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti analisis Miles dan Huberman (dalam
mengamati kegiatan “I” di rumah dan di Sugiyono, 2017:337) mengemukakan bahwa
sekolah serta mencari data mengapa anak “I” aktivitas dalam analisis data kualitatif dil-
mengalami masalah belajar melalui akukan secara interaktif dan berlangsung
instrumen data yang berupa instrumen secara terus menerus sampai tuntas, sehing-

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 4


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

ga datanya sudah terpenuhi dengan jelas dan dilapangan akan memperjelas kes-
baik. Aktifitas dalam analisis data tersebut impulannya.
meliputi analisis data reduction, data dis-
play, dan conclusion drawing/verification. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sugiyono (2017:338) menyatakan mer- Pengambilan data penelitian
eduksi data yaitu merangkum, memilah hal- dilaksanakan pada tanggal 18 Maret- 13
hal pokok serta memfokuskan pada hal-hal April 2019 di TK Plus Al-Hujjah Sriwijaya
yang penting dan membuang hal yang tidak XXX/5 Kelurahan Kranjingan Kecamatan
perlu. Sehingga data yang telah direduksi Sumbersari Kabupaten Jember.
akan memberikan gambaran yang lebih Berdasarkan hasil analisis ditemukan
jelas, terperinci dan mempermudah peneliti “I” mengalami hasil belajar yang dicapai ku-
dalam melakukan pengumpulan data selan- rang memenuhi target. Hal tersebut
jutnya dan mencari data yang diperlukan. disebabkan oleh suasana hati “I” yang ku-
Reduksi data penelitian ini dilakukan dengan rang baik. Pada saat pembelajaran berlang-
memfokuskan semua temuan-temuan data sung sekitar 2-5 menit, “I” mulai bergerak
yang diperoleh dilapangan tentang masalah tidak terarah, ia sibuk dengan dirinya sendiri
belajar Anak Usia Dini kelompok B1 yang dengan bermain, mengelilingi ruangan kelas,
dilakukan dengan menggunakan berbagai dan keluar kelas tanpa disadari oleh guru.
metode pengumpulan data, kemudian data- Hal tersebut membuat “I” kurang memper-
data tersebut dikaitkan dengan kajian hatikan guru yang sedang menyampaikan
pustaka dan indikator yang terdapat pada pembelajaran, anak bersikap acuh tak acuh
variabel. dengan peraturan dan prosedur yang dibuat
Penyajian data pada penelitian kualitatif oleh guru. Saat pemberian tugas pembelaja-
dapat berupa sebuah uraian singkat, bagan ran pun “I” hanya menyelesaikan sebagian
dan sejenisnya, kumpulan informasi yang tugasnya bahkan ia tidak mau mengerjakan
telah tersusun dengan memberikan kemung- tugas pembelajaran yang diberikan. Ia juga
kinan adanya penarikan kesimpulan serta cenderung membuat kegaduhan di dalam
pengambilan tindakan berdasarkan pema- kelas saat kegiatan belajar mengajar berlang-
haman yang didapat dari penyaji untuk sung dengan mengganggu teman sekelasnya,
mempermudah upaya pemaparan dan pene- berebut mainan serta melakukan hal yang
gasan kesimpulan dan rencana kerja beri- disukai masih menurutnya walaupun orang
kutnya Sugiyono (2017:341). Pada tahap disekitarnya tidak menyukainya. Hal terse-
penyajian data, peneliti harus menjelaskan but dipicu oleh pola tidur “I” yang tidak tera-
dan mampu memahami data-data yang telah tur dan keinginannya yang harus dipenuhi.
diperoleh dilapangan berkaitan dengan ma- Ketika keinginannya tidak dipenuhi “I” mu-
salah belajar pada salah satu anak dari ke- dah tersinggung, mengamuk dengan mem-
lompok B1 TK Plus Al-Hujjah. Data-data banting dan membuang barang yang ada
yang telah direduksi akan disajikan dalam disekitarnya serta menangis meronta-ronta
bentuk teks narasi. sambil berteriak di depan umum. “I” juga
Sugiyono (2017:345) menyatakan bahwa memiliki perilaku yang kurang wajar yaitu
penarikan kesimpulan dilakukan pada awal kebiasaan terlambat masuk sekolah bahkan
memperoleh data yang merupakan temuan jarang sekolah disebabkan oleh beberapa
baru yang sebelumnya belum pernah ada. faktor yang mendominasi dan mendukung
Temuan tersebut masih berupa deskripsi atau masalah belajarnya. Faktor yang mendomi-
gambaran suatu obyek yang masih belum nasi penyebab “I” mempunyai masalah bela-
jelas atau bersifat tentatif dan diragukan, jar yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua
namun semakin banyak data yang diperoleh “I”. Pola asuh cenderung menjadi sumber

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 5


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

penguatan (reinforcement) untuk melakukan kemampuan sosialisasi yang buruk, dan


hal yang ia inginkan, media massa yang memiliki kontrol diri yang buruk.
melekat pada diri anak menjadi pembiasaan Orangtua yang memfasilitasi keinginan
dalam kehidupan sehari-hari, serta ling- anak tanpa mampu membedakan antara
kungan sekitar yang menjadi sumber pemicu keinginan dan kebutuhan anak. Media
modelling/meniru bagi “I”. komunikas massa seperti televisi dan hand-
Pola asuh juga mendominasi penyebab phone diakses anak kurang lebih sekitar 9
“I” memiliki masalah belajar, Bentuk pola jam perhari. Kegiatan mengakses media
asuh yang diterapkan oleh orang tua “I” massa dilakukan tanpa pendampingan dari
cenderung pada pola asuh permisif kaitannya orang tua. “I” juga mengidolakan tokoh
dengan konsep diri dan disiplin anak yaitu Ehsan dalam film Upin-Ipin dan tokoh Bal-
“I” melakukan kebiasaan yang tidak teratur mond dalam game Mobil Legend. Saat anak
seperti pola tidur tidak teratur dan senang mengidolakan seseorang ia akan cenderung
menghabiskan waktunya dengan bermain menirukan perilaku orang tersebut dan ingin
yang mengakibatkan “I” terlambat bangun menjadi seorang yang diidolakannya. Selain
tidur, terlambat ke sekolah bahkan enggan itu, ia juga menirukan dan melihat aksi
bersekolah. Di samping itu kondisi “I” da- kekerasan yang lain yaitu pada saat kegiatan
lam keadaan tidak mood di sekolah yang latihan rutin Institute Karate Indonesia yang
didukung penuh dengan terbiasa mengikuti diadakan seminggu 2 kali yang terletak di
kemauannya. Demikian pula dengan dengan samping rumah “I”. Hal tersebut juga
sikap orang tua “I” yang kurang tegas, selalu dirasakan saat “I” menerima penguatan ka-
menuruti kemauan dan mengiyakan segala rena di dalam pihak keluarganya selalu
keinginan “I” membuat “I” merasa paling menuruti semua keinginan “I” dengan per-
berkuasa di dalam keluarganya sehingga “I” timbangan “I” tidak mengamuk seperti me-
melakukan keinginannya tanpa di dasari ba- nangis meronta-ronta sambil teriak lalu
tasan, pengawasan dan contoh yang baik dari membanting dan merusak barang-barang
orang tua “I. Orang tua “I” kurang memper- yang ada di sekitarnya bahkan memukul dan
hatikan tingkah laku yang ditunjukkan “I” melampiaskan kemarahannya pada orang
dan lebih senang menuruti semua keinginan lain yang tidak bersalah. Jadi “I” cenderung
anak, serta mengabaikan setiap perilaku tid- selalu mengamuk agar keinginannya ter-
ak baik yang ditunjukkan anak dengan penuhi. Hal tersebut membuat “I” menerima
menganggap perilaku yang tidak baik terse- penguatan (reinforcement). Reinforcement
but merupakan hal yang biasa, seiring ber- adalah sebuah penguatan yang apabila diberi
tambahnya usia anak, dengan sendirinya sesuatu setelah tingkah laku dilakukan dan
anak akan mengerti bagaimana seharusnya dapat meningkatkan frekuensi timbulnya
anak berperilaku dengan orang yang ada di tingkah laku, dengan kata lain reinforcement
sekitarnya. Menurut Gunarsa (1991:97) pola sering disebut penguat tingkah laku
asuh permisif merupakan jenis pola seseorang (Susanto, 2015:112). Hal ini dapat
pengasuhan yang cenderung tidak peduli menjadi faktor pendorong bagi anak dalam
terhadap anak. Sehingga tidak ada larangan menghambat proses belajar dalam kesehari-
terhadap apapun yang akan dilakukan anak, annya.
hal ini disebabkan oleh orang tua yang terla- Selain faktor dominan, juga ada faktor
lu memanjakan anak. Anak yang diasuh pendukung yaitu ligkungan sosial.
orang tuanya dengan jenis ini nantinya tum- Lingkungan sosial merupakan lingkungan
buh menjadi anak yang nakal, salah bergaul, tempat tinggal anak dalam keberlangsungan
kurang menghargai dan perhatian pada orang hidupnya untuk melakukan hubungan
lain, merasa dirinya tidak berarti, memiliki interaksi dengan dunia sekitarnya.

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 6


Ratu, M. et al, Studi Kasus Masalah Belajar……………..

Lingkungan sosial “I” termasuk lingkungan penguatan (reinforcement) untuk melakukan


yang tergolong pelajar, namun ada sebagian hal yang anak inginkan, penggunaan gawai
pelajar yang terkadang bolos sekolah dan tayangan televisi yang melekat pada diri
(nongkrong di dekat rumah “I”) disebabkan anak menjadi pembiasaan dalam kehidupan
oleh orang tua kurang mengontrol dan sehari-hari, serta lingkungan sekitar yang
memperhatikan pendidikan anak. Selain itu, menjadi sumber pemicu modelling/meniru
adanya aktivitas organisasi INKAI yang bagi “I”.
diikuti masyarakat setempat dan luar daerah
dapat menarik perhatian “I” untuk DAFTAR PUSTAKA
menirukan reaksi yang dilihatnya sehingga Annurrahman. 2016. Belajar dan Pembela-
ia lupa akan tugas belajarnya. Hal tersebut jaran. Bandung: Alfabeta.
menjadi sumber pemicu bagi “I” untuk Gunarsa, S. D. 1991. Psikologi Praktis:
meniru apa yang ia lihat secara berulang- Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT
ulang, sehingga dapat mempengaruhi proses BPK Gunung Mulia.
belajarnya. Kosasih, E. 2012. Cara Bijak Memahami
Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT
KESIMPULAN Prayama.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Masyhud, M. S. 2016. Metode Penelitian
disimpulkan bahwa anak “I” mengalami Pendidikan. Jember: LPMKP.
masalah hasil belajar yakni pencapaiana Masyhud, M. S. 2014. Metode Penelitian
hasil belajar yang diperoleh kurang Pendidikan. Jember: LPMPK.
memenuhi target. Hal tersebut disebabkan Mulyadi. 2016. Bimbingan Konseling di
oleh suasana hati “I” yang kurang baik. Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Prena-
Anak mudah bergerak tidak terarah dan damedia Group.
menyerah saat kegiatan belajar mengajar Moloeng, Lexy. 2011. Metodelogi Penelitian
berlangsung yang dipicu oleh pola tidur Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosda-
yang tidak teratur dan keinginan yang harus karya Offset.
dipenuhi. Saat pemberian tugas Panen, Paulina. 2004. Belajar dan Pembela-
pembelajaran pun ia hanya sebagian jaran 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
menyelesaikannya bahkan tidak mau Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan
mengerjakan tugasnya. juga memiliki Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
perilaku yang kurang wajar yaitu kebiasaan Kencana.
terlambat masuk sekolah bahkan jarang Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidi-
sekolah disebabkan oleh beberapa faktor kan. Bandung: Alfabeta.
yang mendominasi dan mendukung masalah Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan
belajarnya. Faktor yang mendominasi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
penyebab “I” mempunyai masalah belajar Suyono dan Hariyanto. 2016. Belajar dan
yaitu pola asuh orang tua yang diberikan Pembelajaran (teori dan konsep). Ban-
kepada “I” cenderung menjadi sumber dung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Journal Of Early Childhood Education And Research Vol 1 No 1 7

Anda mungkin juga menyukai