Disusun Oleh:
Komite Akreditasi RSU
Kertayasa
MEDIS
DAN
PENUNJANG MEDIS
IGD
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN PASIEN DI UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)
1
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN PASIEN DI UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)
2
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA BATASAN TINDAKAN MEDIS DI UGD
3
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA BATASAN TINDAKAN MEDIS DI UGD
4
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH
SAKIT PENGAWASAN PENDERITA GAWAT DARURAT DI UGD
UMUM
KERTAYASA NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 003 0 1
5
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN PASIEN TAK DIKENAL
Prosedur 1. Untuk pasien / korban tak dikenal tiba sudah meninggal lihat
SPO DOA
2. Untuk pasien hidup segera lakukan tindakan penyelamatan
jiwa
3. Catat identitas pengantar / penolong dengan lengkap.
Lakukan allonamnese jika mungkin
4. Jika setelah dilakukan tindakan penyelamatan jiwa ,
dimungkinkan dilakukan autoanamnese, maka catat identitas
pasien dengan lengkap dan hubungi keluarga terdekat jika
mungkin atau segera kantor polisi terdekat.
5. Jika setelah dilakukan tindakan penyelamatan jiwa ,
autoanamnese tidak mungkin dilakukan, cari dengan cermat
identitas atau bukti yang mungkin dibawa penderita
6. Jika identitas / bukti diri tidak diketemukan, catat ciri-ciri
pasien / korban, seperti : jenis kelamin, perkiraan umur,
warna rambut, kulit, tattoo jika ada hal khusus lainnya ,
pakaian yang dipakai dan segera hubungi kantor polisi
terdekat.
6
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN PASIEN TAK DIKENAL
7
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN MASSAL AKIBAT
KECELAKAAN LALU LINTAS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0
NEGARA
01-01 01 00 005 1/2
dr .MustikaKurniawati,M.MRS
Pengertian Korban massal akibat kecelakaan lalu lintas adalah korban
manusia yang datang ke UGD karena sesuatu kecelakaan lalu
lintas dengan jumlah relatif banyak.
Tujuan Mampu memberikan pengelolaan saat terjadi korban massal
akibat kecelakaan lalu lintas di UGD sesuai dengan pedoman /
prosedur yang ada.
Kebijakan Korban bencana lalu lintas mendapatkan pelayanan dengan baik
dan benar.
Prosedur 1. Kesiagaan personil, fasilitas dan peralatan serta
pengarahannya
a. Prioritas penanganan korban sesuai triage
b. Identitas korban ditulis pada kartu triage yang
mencantumkan hari, tanggal, jam kedatangan
korban serta :
Nama : L/P :
Umur : Pekerjaan:
Alamat : Agama :
Keadaan umum korban dan tindakan yang dilakukan juga
dicatat dalam kartu triage.
2. Urutan penanganan keadaan kegawat daruratan pada setiap
korban berdasarkan 6B:
a. Breathing ( saluran pernapasan)
b. Bleeding (peredaran darah)
c. Brain (susunan saraf pusat)
d. Bladder (saluran urogenital)
e. Bowel (saluran pencernaan)
f. Bone (susunan tulang dan sendi)
8
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN KORBAN MASSAL AKIBAT
KERTAYASA KECELAKAAN LALU LINTAS
9
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PASIEN DATANG SUDAH MENINGGAL
( DOA = Death On Arrival )
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 006 0
NEGARA 1
dr.Mustika Kurniawati,M.MRS
Pengertian Adalah pasien yang sejak datang / tiba di UGD tidak pernah
menunjukkan tanda tanda kehidupan
Tujuan Dapat dilakukan penanganan terhadap pasien datang meninggal sesuai
prosedur yang ada serta mampu memberikan penjelasan dan
mengarahkan tindakan selanjutnya
Kebijakan Pasien dengan DOA diberikan pelayanan dengan baik.
Prosedur 1. a. Lakukan pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya tanda-
tanda kehidupan
b. Jika tidak diketemukan tanda-tanda kehidupan maka tetap perlu
dilakukan resusitasi
c. Jika setelah dilakukan resusitasi tetap tidak menunjukkan tanda-
tanda kehidupan maka dapat dilakukan observasi selama 1(satu)
jam untuk memastikan bahwa pasien telah meninggal
2. Catat identitas pasien dengan lengkap
3. Catat identitas penolong / pengantar , lakukan allonamnese dengan
teliti
4. Lakukan pemeriksaan dengan teliti dan dicatat setiap luka yang
ditemukan buat rekaman EKG
5. Jika yang mengantar polisi, setelah dilakukan langkah 1 (a,b,c)
tersebut diatas , disarankan jenasah langsung dibawa ke RSU Negara
untuk dilakukan visum et repertum. Buatkan surat pengantar
sebagaimana mestinya.
6. Jika pengantar bukan polisi, segera hubungi kantor polisi terdekat
dan disarankan jenasah langsung dibawa ke RSU Negara setelah
dilakukan tindakan 1(a,b,c) tersebut diatas.
7. Jika pasien betul-betul telah meninggal dan dapat ditentukan bukan
oleh karena tindak kejahatan maka perlu dibuatkan surat kematian
sebagaimana mestinya.
Unit Terkait UGD, Kepolisian
10
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PASIEN MENINGGAL DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
0
01-01 01 00 007 1/2
NEGARA
Tujuan Yang dimaksud pasien meninggal di UGD adalah pasien yang datang di
UGD RS Kertayasa dalam keadaan hidup dan meninggal di UGD
sebelum / pada saat ataupun sesudah dilakukan tindakan medis tertentu
Kebijakan Pasien yang meninggal di UGD dilakukan pelayanan dengan baik.
Jelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab meninggalnya pasien
tersebut.
Prosedur 1. Periksa dengan teliti untuk memastikan pasien sudah meninggal
2. Dibuat rekaman EKG, lampirkan pada catatan medis pasien
3. Catat dengan lengkap hasil pemeriksaan , pengobatan / tindakan
yang sudah dilakukan
4. Catat jam saat pasien dinyatakan meninggal
5. Beri penjelasan kepada keluarga / pengantar pasien tentang
sebab-sebab kematiannya. Penjelasannya hanya diberikan oleh
dokter yang menangani pasien
6. Dibuat surat kematian dengan menggunakan blanko surat
kematian yang tersedia
7. Jenasah dibersihkan sesuai dengan aturan yang ada. Telepon
kamar jenasah dan kirim pasien ke kamar jenasah
8. Jelaskan kepada keluarga / pengantar bahwa jenasah harus
dikirim ke kamar jenasah sesuai kebijaksanaan rumah sakit
11
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PASIEN MENINGGAL DI UGD
12
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA RUJUKAN PENYAKIT YANG TIDAK BISA DITANGANI
Tujuan 1. Dapat melakukan rujukan kasus penyakit yang tidak bisa ditangani
di RS Kertayasa sesuai ketentuan dan kebijakan RS Kertayasa
2. Dapat melakukan usaha- usaha pencegahan penularan saat merujuk
pasien ke tempat tujuan
Kebijakan Pasien dengan penyakit yang tidak bisa ditangani di Rumah Sakit
Kertayasa dapat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.dan
dirujuk ke RS rujukan.
Prosedur 1. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak memungkinkan untuk
dirawat di RS Kertayasa karena keterbatasan sarana yang tersedia
atau atas permintaan pasien
2. Sebelum dirujuk hubungi RS tujuan untuk memperoleh informasi
tersedianya sarana perawatan
3. Jelaskan kepada pasien / keluarga pasien mengenai alasan pasien
dirujuk ke rumah sakit lain
13
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA RUJUKAN PENYAKIT YANG TIDAK BISA DITANGANI
14
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MERUJUK PASIEN
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-01 01 00 009 0 1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur
Operasional 01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati,M.MRS
Pengertian Rujukan penderita yang dimaksudkan adalah pengiriman penderita
ke pusat kesehatan lain yang dapat bersifat rujukan medik. Non
medik, vertikal dan horisontal (uraian pengertiannya dapat dilihat,
pada lampiran)
Tujuan Dapat dilakukan rujukan penderita sesuai dengan ketentuan yang ada
serta dapat memberikan informasi yang lengkap kepada pusat
pelayanan kesehatan yang dituju.
15
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA RESUSITASI JANTUNG PARU/RESUSITASI KARDIO
PULMUNER
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 010 REVISI
NEGARA 0 1/3
16
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM RESUSITASI JANTUNG PARU/RESUSITASI KARDIO
KERTAYASA PULMUNER
17
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM RESUSITASI JANTUNG PARU/RESUSITASI KARDIO
KERTAYASA PULMUNER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 010 0
3/3
NEGARA
Prosedur B. Kontra indikasi
1. Fraktur costa, trauma thoraks
2. Peumothoraks, empisema hebat
3. Cardiac tamponade
4. Jika cardiac arrest telah terjadi lebih dari 5-6 menit
5. Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan
C. Peghentian RJP/RKP
1. Jiak penderita sudah memberikan respon yang stabil
2. Pupil dilatasi maksimal
3. Tak ada respon spontan, setelah RJP/RKP selama 15 – 30 menit
4. Gambaran monitor EKG sudah flat
Lampiran Dok. No 44/03/UGD
TAHAPAN RJP/RKP
I. Bantuan Hidup Besar (Basic Life Support)
Tahap melakukan oksigenasi darurat yang terdiri dari 3 langkah
1. A : Airway control (membebaskan jalan nafas)
2. B : Breating (bantuan pernapasan)
3. C : Circulation support (bantuan sirkulasi)
II. Bantuan Hidup Lanjut (Advance Life Support)
Tahap untuk mengembalikan sirkulasi yang spontan dan
memantapkan fungsi paru-paru dan jantung.
1. D : Drugs and Fluids (obat-obatan dan cairan)
2. E : Elektrocardiography (pemantauan/monitor EKG)
3. F : Fibrilation Treaatment (DC shock dengan defibrillator)
III. Bantuan Hidup Jangka Panjang (Prolong Life Support)
Tahap melakukan resusitasi otak dan terapi intensive terdiri dari 3
langkah :
1. G: Gauging (penilaian keadaan penderita untuk menentukan
tindakan selanjutnya)
2. H : Human Mentation (resusitasi otak)
3. I : Intensive care (perawatan intensive)
18
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 011 0
1/6
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
Kebijakan Penderita denan penyakit syock dapat dilayani dengan benar sesuai
dengan SPO yana ada.
Agar penderita dengan syock tidak jatuh kedalam keadaan yang lebih
buruk.
Prosedur Macam-macam shock
1. Shock Hipovolemik
2. Shock Kardiogenik
3. Shock Vasomotor/vasodilatasi
4. Shock Kombinasi dari ketiganya
Sebab-sebab shock
1. Shock Hipovolemik
Perdarahan
a. Perdarahan eksternal yang exsesive (banyak)
b. Prdarahan tukak lambung/rupture hepar/lien/ginjal
c. Perdarahan varices oesofagus
d. Perdarahan kehamilan ektopik
e. Perdarahan aneurisma aorta
19
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
20
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 011 0
3/6
NEGARA
Tingkatan shock
1. Ringan (kehilangan volume darah dibawah 20%)
Tanda klinis:
Rasa dingin
Hipotensi postural
Takhikardi
Kulit lembab
Kolaps vena leher
Urine pekat, diurisis kurang
Kesadaran masih normal
2. Sedang (kehilangan cairan 20% - 40% dari volume darah total)
Tanda klinis :
Penurunan kesadaran
Agitasi atau delirium
Hipotensi
Takhikardi
Nafas cepat dan dalam
Oliguri
Asidosis metabolic
21
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 011 0
4/6
NEGARA
b. Oradexon/kortikosteroid 10-20 mg IV
c. Vasopresor, bila pemberian cairan saja tidak memberikan hasil
yang memadai (dopamine/dobuject/kombinasi)
22
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 011 0
5/6
NEGARA
Untuk chest pain berat
Morfin : 3-5 mgr IV pemberian selama 2 menit, dapat diulang
setelah 10 menit, bila tidak ada depresi pernafasan. Pethidin 50
mg
Pada bradikardi : SA 2 amp IV dapat diulang tiap 5 menit
Pada AMI : berikan cedocard 1 tab sublingual
Pertimbangkan untuk pemberian nitridisk sebagai venodilator
sentral untuk menurunkan preload
Pemberian kortikosteroid (controversial)
23
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SHOCK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 011 0
6/6
NEGARA
5. Penanganan shock Anafilaktik
Anafilaktik shock ditandai dengan gejala klinis hipotensi,
bronchospasme, oedema laring ruam kulit, dan kelainan
intestinal
Penderita dibaringkan terlentang dengan kaki ditinggikan
Bebaskan jalan nafas beri O2 5-6 l/menit
Beri adrenalin sedini mungkin
Pada reaksi yang hebat :
Berikan secara IV 3-5 cc larutan 1 amp adrenalin 1/1000 dalam 9
cc Nacl 0.9%
Untuk anak : 0,01 cc/kg BB larutan adrenalin 1/1000
Pada reaksi yang ringan
Berikan IM/SC 0,3-0,5 larutan adrenalin 1/1000
Untuk anak : 0,01 cc/kgBB larutan adrenalin 1/1000
Dosis ulangan seperlunya adrenalin dapat diberikan setiap 5-10
menit
Pasang jalur infuse dengan Nacl 0.9%
Bila bronchuspasme menetap, berikan aminophyllin bolus 1
amp, dilanjutkan dengandrip
Kortikosteroid/oeradexon 10-20 mg
Anthihistamin : antistin, insidal dimenhydramin
Pada ancaman gagal nafas :
- Intubasi
- Krikotirotomi
- Trakheostomi
UNIT TERKAIT UGD
24
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TAKIKARDI VENTRIKEL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 012 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
25
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TAKIKARDI VENTRIKEL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 012 0
2/2
NEGARA
3. Berikan xyllocard 50-100 mg IV bolus sambil menunggu
persiapan DC shock, dapat diulang tiap 10-20 menit.
Dosis tidak boleh melebihi 500 mg per jam
4. Pemberian Xyllocard selama continue dengan IV drip,
dosis rata-rata 1-2mg/menit
5. Berikan bicnat (meylon) dengan dosis 1 meq/kgBB dapat
diulang 10-15menit dengan dosis ½ meq/kgBB
6. Lakukan DC shock dengan energy listrik awal sebesar
200 joule, tingkatkan dengan 50 joule setiap ulangan DC
shock selanjutnya
7. Jika tidak ada respon spontan setelah dilakukan 4-4 kali
DC shock, maka prognosanya adalah jelek
26
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN HENTI JANTUNG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 013 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
dr.MustikaKurniawati,M.MRS
Pengertian Yang dimaksud dengan henti jantung adalah keadaan dimana
dilihat/disaksikan bahwa pada penderita tiba-tiba jantung berhenti
berdenyut/berkontraksi.
PROSEDUR 1. Penyebab
a. Penyakit kardiovaskuler : iskemik/infark, emboluspain,
system konduksi (Adam-stokes SSS)
b. Kekurangan oksigen akut, gangguan asam basa, elektrolit
c. Kelebihan dosis obat : digitalis, quinidin, anti depresan
adrenalin
d. Shock listrik, reflek vagal, shock
e. Anaesthesi dan pembedahan serta terapi tindakan diagnostic
medis
2. Tanda klinis
a. Tiba-tiba kesadaran hilang
b. Tak teraba denyut arteri besar
c. Henti nafas atau megap-megap
d. Suara jantung tak terdengar
e. Pupuil dilatasi (kurang lebih 45 detik)
f. EKG/monition EKG mendadak flat/asistole
3. Penanganan
a. Segera dilakukan tindakan. Jangan lebih dari 3-5 menit sejak
terjadi henti jantung
b. Segera terlentangkan penderita
27
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN HENTI JANTUNG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 013 0
2/2
NEGARA
c. Lekukan pijatan jantung eksternal bergantian dengan bantuan
pernafasan (lih.Dok.No 50/03/UGD)
d. Jika henti jantung telah berlangsung lebih dari 2 menit,
berikan Bicnat (Meylon) dengan dosis : 1 mcg?kgBB, dapat
diulang setiap 10-15 menit dengan dosis1/2 mcg/kgBB
e. Berikan adrenalin 0.5-1 mg IV dapat diulang setiap 3-5 menit
f. CaCl 10% 1 amp IV dapat pula gluconas calcicus
g. Jika setelah 15-30 menit tak ada respon spontan atau pupil
diatas maksimal, usaha penanganan dapat dihentikan
UNIT TERKAIT UGD
28
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA BANTUAN PERNAFASAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 014 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
29
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA BANTUAN PERNAFASAN
30
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBEBASAN JALAN NAFAS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 015 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
31
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBEBASAN JALAN NAFAS
32
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN ACUTE MIOCARD INFARC (AMI) di UGD
dr.MustikaKurniawati,M.MRS
Pengertian Infarc Miocars Acute adalah kerusakan sebagian otot jantung yang
disebabkan iskemic miocard yang biasanya diakibatkan sumbatan
pada arteri coronaria
33
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN ACUTE MIOCARD INFARC (AMI) di UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 016 0
2/2
NEGARA
34
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KASUS PERDARAHAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 017 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
35
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KASUS PERDARAHAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 017 0
2/2
NEGARA
Prosedur 9. Pada kasus yang dicurigai ada perdarahan intra abdominal,
lakukan peritoneal lavage dan pemeriksaan radiologi serta USG,
pasien segera dikirim kekamar bedah dan konsultasi dengan
dokter ahli bedah untuk penanganan selanjutnya
10. Pada kasus yang dicurigai ada perdarahan di rongga dada,
lakukan pemeriksaan radiologi dan segera dikirim ke kamar
bedah dan konsultasi dengn dokter ahli bedah untuk
penanganan lebih lanjut
11. Pada kasus yang dicurigai ada perdarahan intra cranial lakukan
pemeriksaan CT-Scan kepala jika memungkinkan, segera pasien
dikirim kekamar bedah dan konsultasi dengan ahli bedah syaraf
untuk penenganan selanjutnya
36
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN GAWAT DARURAT PATAH TULANG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 018 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur
Operasional 01 April 2020
37
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN GAWAT DARURAT PATAH TULANG
38
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN TENGGELAM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 019 0
1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
Tujuan Membebaskan jalan nafas dari aspirasi dan asfiksi akibat tenggelam
dalam air untuk selanjutnya menyelamatkan penderita dari ancaman
kematian
39
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN PENDERITA DENGAN KESADARAN
MENURUN/KOMA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 020 REVISI
NEGARA 0 1/2
dr. Mustika
Kurniawati,M.MRS
Pengertian Penderita dengan kesadaran menurun/koma adalah penderita yang
dengan berbagai macam rangsangan sakit tidak dapat memberikan
respon serta tidak dapat melakukan komunikasi dengan wajar
Tujuan Penanganan penderita dengan kesadaran menurun/koma
bertujauan untuk mencegah ancaman kegawat daruratan yang
menyertai dengan memberikan bantuan hidup/resusitasi atau
tindakan lain yang diperlukan
Kebijakan Penderita dengan kesadaran menurun dapat ditangani dengan
sebaik-baiknya
Penderita dengan kesadaran menurun terbebas dari akibat buruk
selanjutnya, sehingga kematian dapat diperkecil kemungkinannya.
40
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN PENDERITA DENGAN KESADARAN
MENURUN/KOMA
41
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KOMA DIABETIKUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 021 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
42
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KOMA DIABETIKUM
43
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KOMA DIABETIKUM
44
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN LUKA BAKAR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 022 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
45
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN LUKA BAKAR
46
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TRAUMA KEPALA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 023 0
1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
47
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN ASHMA BRONCHIALE
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 024 REVISI
0 1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
dr.Mustika Kurniawati,M.MRS
PENGERTIAN Keadaan yang ditandai dengan kembuhnya serangan sesak nafas yang
mndadak akibat penyempitan saluran pernafasan karena beberapa
penyebab : di luar serangan normal.
TUJUAN Menghilangkan sesak nafas dan membebaskan penderita dari kondisi
yang lebih buruk atau kegawatan.
KEBIJAKAN Penderita asthma bronchiale dapat mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan benar dan cepat
Penderita dengan asthma bronkiale tidak jatuh ke status astmatikus
Prosedur 1. Pasien datang dengan nafas sesak, segera ditidurkan di tempat
tidur dengan posisi ½ duduk. Berikan O2 3-5 lt/menit
2. Bronkodilator Nebulezer
Berikan inhalasi B2 agonis dosis tinggi salbutamol 2,5 mg atau
terbutatin 5-10 mg dengan nebulezerbersama oksigen di UGD dapat
menggunakan Berotec + Nacl (+ bisolvon) atau ventolin nebulizer (+
bisolvon) sesuai dengan umur dan berat badan penderita dengan alat
berocare yang tersedia
3. Aminophilin 4mg/kgBB IV pelan (dapat ditambahkan dengan
lerutan Dextrose 5%) setiap 6 jam. Dapat dilanjutkan dengan
pemberian Aminophilin perdrip dengan cairan infuse Dextrose 5%
atau Nacl 0.9 ditambah 1-2 Aminophilin untuk 10-12 tetes atau
infuse aminophilin dengan dosis 0,5-0,9 mg/kgBB/jam. Jika berat
badan tidak diketahui, maka dapat dengan patokan :
48
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN ASHMA BRONCHIALE
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 024 0
2/2
NEGARA
Prosedur - Kecil : 600 - 1000 mg/24jam
- Sedang : 900 - 1500 mg/24jam
- Besar : 1100 - 1900 mg/24jam
Dosis rendah dibutuhkan pada pasiendenag gangguan liver,
gangguan jantung mendapat : Cimetidine, Ciprofloxsasin, dan
Eritromicin
Dosis tinggi diberikan pada perokok berat
49
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN OEDEM PARU
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 025 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
50
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN OEDEM PARU
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 025 0
2/2
NEGARA
Prosedur 1. Segera baringkan penderita ke tempat tidur dengan posisi
setengah duduk
2. Isap lender dan beri O2 5-10 lt/menit
3. Berikan deuretika (furosemid/lasix 2 amp IV), ukur tekanan
darah, hati-hati terhadap kemungkinan hipotensi
4. Berikan Aminophylin bolus 1 amp IV pelan, dilanjutkan dengan
Aminophylin drip per infuse
5. Berikan kortikosteroid (oradexon) 10-20 mg IV
6. Pemakaian morfin 2-5 mg/kgBB, titrsi dengan hati-hati tiap 5-30
menit sampai tercapai efek yang diinginkan dan waspadai
kemungkinan depresi pernafasan, hipotensi. Jika perlu pemberian
morfin dapat diulang 4-6 jam
7. Pemberian digitalis dapat di pertimbangkan jika penderita selama
2 minggu terakhir tidak mendapat digitalis
8. pertimbangkan rujuk untuk pemeriksaan BGA dan dilakukan
koreksi seperlunya
51
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN FLAIL CHEST DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 026 0
1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
Kebijakan Penderita dengan flail chest dapat mendapat pertolongan dengan benar,
sehingga taratasi dengan baik.
Penderita dengan flail chest terhindar dari kematian
Kriteria diagnosis :
Fraktur iga multiple dengan garis fraktur lebig dari satu pada satu
iga
Pernafasan paradoksal
Prosedur 1. Pasien datang dengan flail chest, segera tidurkan ditempat tidue
tindakan. Lakukan autoanamnese/alloanamnesemserta pemeriksaan
fisik dengan teliti dan lengkap
2. Bebaskan jalan nafas, hisap lender jika diperlukan dan berikan
oksigen
3. Pasang infuse RL sesuai dengan kebutuhan. Pasang kateter uretra
4. Berikan analgetik
5. Lakukan pemeriksaan X foto thorax
6. Periksa analisa gas darah, jika saturasi oksigen < 900% dan PO2 <
65 Merupakan indikasi intubasi dan ventilator
Unit Terkait UGD, Laboratorium
52
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TRAUMA DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 027 0
1/4
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
53
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TRAUMA DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 027 0
2/4
NEGARA
Prosedur Kelompok “late Death” : sekitar 15% meninggal setelah beberapa hari
karena mati otak atau gagal berbagai organ (multi organ failure)
SOP penanganan trauma di UGD
1. Prinsip pelaksanaan
A. Persiapan
B. Triase
C. Primary Survey
D. Resusitasi
E. Secondary Survey 9 dari kepala – ujung kaki
F. Monitoring dan evaluasi ulang setelah resusitasi
G. Penanggulangan definitive
2. Penatalaksanaan
A. Persiapan
Persiapan di UGD meliputi persiapan ruang, personal dan
perlengkapan yang memadai
B. Triase
Adalah penilaian pasien sesuai dengan kebutuhan terapi. Pemilihan
didasarkan prioritas problem A, B, C (lihat protap triase)
C. Primary Survey
Dilakukan pemeriksaan cepat untuk diindentifikasi keadaan yang
membahayakan nyawa penderita untuk segera ditanggulangi
a. A (Airway)dan control Vertebrae Servikalis
Tanda obyektif sumbatan jalan nafas
- Lihat
Kesadaran : Agitas (Hipoksia) Menurun (Hiperkarbia)
Sianosi
Retraksi dan penggunaan oto pernafasan tambahan
- Dengar
Pernafasan yang berbunyi adalah pernafasan dengan
obstruksi : ngorok, seperti berkumur, srider menandakan
adanya obstruksi faring/laring, suara serak : obstruksi laring
54
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TRAUMA DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 027 0
3/4
NEGARA
Prosedur b. B (Breathing) dan ventilasi :
Tanda obyektif problema ventilasi :
- Lihat
Gerakan dada tidak simetris : pneumothotrax, hematothorax
Gerakan paradoksal pada daerah tertentu hemithorax karena
“flail chest”
Luka pada dinding thorax (yang menghisap)
c. C (Circulation)
Perdarahan merupakan sebab utama kematian pasca
trauma/pasca bedah yang mungkin diatasi dengan pemberian
cairan tepat adekuat dan control perdarahan. Hipotensi pasca
trauma harus dianggap karena perdarahan sampai dibuktikan
lain.
Parameter penilaian status sirkulasi darah secara tepat :
Tingkat kesadaran : volume darah menurun diikuti penurunan
perfusi otak yang bisa berakibat penurunan kesadaran.
Warna kulit : wajah pucat keabu-abuan, kulit ekstermitas
pucat merupakan tanda hopovolemia.
Nadi yang kecil dan cepat merupakan hipovolemia. Nadi
yang tidak teratur tanda gangguan jantung. Pulsasi yang
negative pada arteri besar merupakan keadaan gawat yang
perlu segera dilakukan resusitasi cairan cepat. Jika ada
perdarahan eksterna : lihat protap penanganan kasus
perdarahan. Gejala klinikdari kehilangan darah jantung dari
jumlah darah yang hilang.
d. D (Disability) / Evaluasi Neurologis
Jika A, B, C telah teratasi kita dapat melangkah ke D dengan
melakukan pemeriksaan neurologis secara cepat berupa
penilaian tingkat kesadaran dan pupil.
Secara sederhana tingkat kesadaran dinilai dengan AVPU:
A : Arlet (sadar)
V : Respon terhadap rangsangan Vocal
55
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN TRAUMA DI UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 027 0
4/4
NEGARA
Prosedur P : Respon terhadap rangsangan Pain
U : Unresponsive
Untuk lebih lengkap dinilai dengan GCS (Glasgow Coma Scale)
lihat lampiran
D. Resusitasi
Lihat protap resusitasi kardio pulmoner, selain itu :
a. Pasang kateter urine, Kontraindikasi : urethral bleeding, hematom
skrotum dan prostat tidak teraba atau letak tinggi
b. Sonde lambung
Dipasang untuk menghindari distensi lambung dan aspirasi. Juga
penting untuk diagnostic problem lambung. Bila ada fraktur basis
crania anterior jangan dipasang lewat nasal karena kisa masuk
rongga cranium.
c. Monitor
Monitor hasil resusitasi :
Perbaikan pernafasan
Nadi, tekanan darah
Saturasi oksigen
Blood gas analisis
EKG
Produ urina
E. Secondary survey
Langkah ini tidak dimulai sebelum problem pada primary survey
teratasi. Pada secondary survey dilakukan anamnese lengkap dan
pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ke ujung kaki.
F. Reevaluasi pasien
G. Penanggulangan definitive
Untuk penanggulangan definitive pasien dikirim kekamar bedah,
ruang ICU dalam keadaan stabil dan untuk penanganan selanjutnya
konsultasi dengan dokter bedah sesuai dengan sasusnya atau
dengan dokter bedah umum
Unit Terkait UGD
56
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI DI
UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 028 0
NEGARA 1/4
57
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI DI
UGD
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 028 REVISI
0 2/4
NEGARA
Prosedur untuk mengendalikan psikomotor yang meningkat. Dapat
menggunakan Chlorpromazin HCL 50 mg 100 mg IM
Jika tidak tersedia Chlorpromazine HCL dapat
menggunakan neuroleptik dosis efektif rendah (bisa
menggunakan anetensol, haloperidol).
Catatan :
Efek samping Neuroliptik dosis efektif tinggi : Hipotensi
postural (hati-hati pada lansia). Jika pasien sudah tenang,
jangan langsung berdiri duduk dulu beberapa menit.
Jika tidak ada neuroleptik dapat menggunakan Anxiolotik
seperti Diazepam
Konsultasi : dokter Spesialis Psikiatri
2. Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri
Definisi : segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri
hidupnya sendiri dalam waktu singkat
a. Pasien datang dengan percobaan bunuh diri, segera
baringkan ketempat tidur tindakan/resusitasi. Segera
lakukan tindakan penyelamatan jiwa sesuai engan kasus
yang dihadapi
b. Lakukan anamneses dengan pemeriksaan fisik yang
lengkap
c. Penanganan dari segi psikiatri :
Usahakan seseorang untuk mengatasi masalah hidupnya,
bukan pemusnahan diri, tetapi untuk menyelesaikan
frustasi/konfliknya. Hindarkan keadaan yang tidak
menyenangkan/pernyataan marah dan gelisah dengan
tujuan mendapatkan keadaan tidur, tenang dan damai
d. Konsultasi : Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Bedah
Dokter Spesialis Psikiatri/Jiwa
3. Intoksikasi Zat Adiktif
Intoksikasi : perilaku maladaptive berkaitan dengan pemakaian
obat yang baru saja terjadi.
58
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI DI
UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 028 0
3/4
NEGARA
Prosedur
Withdrawal : sindrom khas zat psikoafektif yang muncul setelah
menghentikan penggunaan regular. (OPIOID)
a. Intoksikasi
Gejala : Mengantuk, cedal, perhatian dan daya ingat
terganggu, anorexia, gairah sex turun, hipoaktif, perubahan
kepribadian eforia, disfosi, depresi SSP depresi pernafasan,
nausea, sampai vomitus, impotensi bradikardi, pupil
kontriksi, obstipasi.
Penanganan :
Pasien datang di UGD dengan intoksikasi opioid
segera lakukan penyelamatan jiwa. Pasang infuse
Lakukan alloanamnese dan pemeriksaan fisik dengan
lengkap
Rujuk pasien ke RSU untuk penanganan selanjutnya
b. Withdrawal
Gelaja : seperti sakit flu, mencari obatlacrimsi, rinorhea,
menguap, berkeringat, insomnia, panas dingain, kejang
perut, dilatasi pupil, pileereksi, tremor, gelisah nausea,
muntah, diare.
Penanganan :
Pasien datang di UGD dengan withdrawal zat opiod,
segera lakukan tindakan penyelamatan jiwa sesuai
kebutuhan
59
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI DI
UGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 028 0
4/4
NEGARA
Prosedur Lakukan anamnese dan pemeriksaan fisik dengan
lengkap
Therapy detoksikasi dengan :
Metadon 10 mg, jika 4-6 jam msih, berikan 5
STIMULANSIA
(Amfetamin, Dextro Amfetamin, Methamfetamin,
Fenmetrasin)
1. Intoksikasi
Gejala : berkeringat, menggigil, takikardi, dilatasi pupil,
tensi naik, nausea, muntah, tremor, aritmia jantung,
demam, konvulsi, anoreksia, mulut kering, impotensi,
halusinasi, hiperaktif, irritabilitas, agresif, ide paranoid.
Withdrawal
Gejala : disforia, kelelahan, gangguan tidur, agitasi,
kecanduan.
2. Penanganan
Agitasi : berikan diazepam 5-10mg
Jika terjadi aritmia : berikan propanolol 10-20 mg
Berikan vit C dosis tinggi untuk menambah eksresi urin
Buat anamneses dan pemeriksaan fisik dengan lengkap
60
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN GAGAL JANTUNG
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 029 REVISI
0 1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
Prosedur 1. Penyebab
a. Peningkatan preload (awal beban missal regurgitasi mitral)
b. Penurunan pengisian ventrikel (mitral stenosis)
c. Kelemahan otot jantung (infark miokard, kardiomiopati)
d. Peningkatan afterload (hipertensi, coartatioaotra)
e. Hilangnya peran sistolik atrium (fibrilasi atrium, hipertropi
hebat atrium)
f. Peningkatan beban metabolic (trotoksikosis, anemia)
g. Penurunan kemampuan mengembang ventrikel
(hipertropiventrikel, amiloidosis, kaediomiopati hipertropi)
2. Tanda klinis
a. Dyspnoe sampai ortopnoe
b. Cyanosis takikardi, gallop ritme, ronchi basah paru-paru,
mungkin terdengar bising sesuai kelainan katupnya
61
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN GAGAL JANTUNG
3. Klasifikasi
a. NYHA kelas I : gagal jantung tanpa gejala
b. NYHA kelas II : ringan (pada aktifitas berat)
c. NYHA kelas III : sedang (pada aktifitas ringan)
d. NYHA kelas IV : berat (saat istirahat tetap sesak)
4. Penanganan
a. Segera baringkan ke tempat tidur dengan posisi setengah
duduk
b. Berikan oksigen 3-6 liter/menit
c. Digitalisasi, misalkan dengan cedilamid, digoxin, lanoxin,
lanitop dengan dosis sesuai dengan keadaan
d. Pasang infuse Dextrose 5% atau Nacl 0.9% dapat
ditambahkan aminofilin 1-2 ampul. Aminofilin dapat juga
diberikan bollus 1 amp IV pelan
e. Dapat diberikan lasix injeksi 1-2 amp IV
f. Beri tablet kalium (Aspar K atau KSR)
g. Untuk NYHA kelas III dan kelas IV rujuk ke RSU untuk
penanganan lebih lanjut
62
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 030 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
63
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN
64
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN KERACUNAN GAS
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 031 REVISI
0 1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
dr. Mustika
Kurniawati,M.MRS
Pengertian Keracunan gas adalah keracunan yang terjadi karena masuknya gas
tertentu ke saluran pernafasan dan mengakibatkan timbulnya gejala-
gejala keracunan.
Tujuan Dapat mengelola pasien keracunan gas dengan benar sesuai
prosedur, sehingga korban dibebaskan dari ancaman kondisi yang
buruk atau kematian.
Kebijakan Pasien dengan keracunan gas mendapatkan pelayanan dengan benar.
Pasien dengan keracunan gas diperkecil akibat selanjutnya, sehingga
kematian dapat dihindarkan.
Prosedur Gejala dan tanda :
1. Pada keracunan yang ringan, kadang keluhan yang timbul adalah
pusing-pusing, kepala terasa berat, badan lemas
2. Keracunan yang lebih berat, korbankorban dapat jatuh dalam
keadaan Drowsiness, badan lemah dan stupor
3. Sakit kepala kadang disertai muntah. Nadi melonjak dan nadi
pada pelipisberdenyut-denyut
4. Tekanan darah meningkat
5. Pupil dapat medriasis, kulit biru dan bibir pucat
6. Otot-otot kaku (rigidity). Lebih-lebih pada tekak
7. Nafas sesak, kejang dan koma. Kematian biasanya disebabkan
karena kegagalan bernafas
65
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN KERACUNAN GAS
66
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KASUS KERACUNAN ECSTASY
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 032 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
67
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KASUS KERACUNAN ECSTASY
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 032 0
2/2
NEGARA
Prosedur 3. Jika obat dikonsumsi lebih dari 4 jam, lakukan bilas lambung jika
memungkinkan
4. Berikan suntikan klorpromazin 0,5-1 mg/kgBB IM, dapat diulang
setiap 30 menit. Kurangi rangsangan dari luar
5. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemungkinan
adanya perdarahan atau trauma yang membahayakan
6. Observasi terhadap perdarahan kemungkinan timbulnya kejang.
Bila timbul kejang, segera berikan 10mg Diazepam melalui
infuse, yang dapat diulang setelah 20 menit
7. Ambil darah 10 cc untuk pemeriksaan tokslkologi dan 40cc untuk
pemeriksaan darah rutin, elektrolit, gula darah, BGA. Ambil urine
untukl pemeriksaan urinalisis
Lapor kepada kantor polisi terdekat
68
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KORBAN GIGITAN ULAR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 033 0
1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
69
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SENGATAN KALAJENGKING
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 034 0
1/2
NEGARA
70
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN SENGATAN KALAJENGKING
Gejala-gejala :
1. Gejala local
a. Nyeri hebat
b. Bengkak
c. Pada tempat sengatan dapat timbul limfangitis dan limfaditis
2. Gejala sistemik
a. Biasanya timbul 1-3 jam setelah sengatan
b. Penderita menjadi mengantuk dan mengeluh gatal pada
hidung, mulut dan tenggorokan
c. Otot-otot rahang kaku dan bicara terganggu
3. Gejala lain yang dapat muncul adalah
a. Gelisah, spasme otot, nausea, muntah-muntah, incintinentia
dan kejang
b. Mungkin dapat terjadi gagal nafas/respirasi
71
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN PENDERITA RABIES
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 035 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
72
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN PENDERITA RABIES
73
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEJANG PADA ANAK
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
01-01 01 00 036 REVISI
0 1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
74
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEJANG PADA ANAK
75
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEDARURATAN MATA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
01-01 01 00 037 0
1/3
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Prosedur 01 April 2020
Operasional
76
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEDARURATAN MATA
77
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN KEDARURATAN MATA
Hifema
Hifema adalah keadaan dimana adanya darah didaerah
kamera okuli anterior yang disebabkan oleh trauma atau
perdarahan yang bersifat spontan
Pasien segera ditidurkan dengan posisi kepala sedikit
terangkat dan kurang lebih membentuk sudut 60 derajat
Istirahatkan mata dengan mata ditutup
Berikan anti perdarahan. Kompres dingin (es) selama 3
hari
Conjungtivitis gonorhoeica
Bersihkan secret dengan dilakukan irigasi dengan NaCL
dsampai bersih dan periksa apakah sudah terjadi
komplikasi pada kornea
Rujuk pasien ke RSU untuk penanganan selanjutnya
Trauma tembus bola mata
Bersihkan luka dengan irigasi memakai NaCl fisiologis
Berikan anti tetanus injeksi dan analgetik jika diperlukan
Penanganan selanjutnya bertujuan mempertahankan
penglihatan atau mempertahankan bola mata
Rujuk pasien ke RSU untuk penanganan selanjutnya
Unit Terkait UGD, Sopir Ambulance
78
SPO Medis UGD RSU Kertayasa
LABORATORIUM
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )
UNIT LABORATORIUM
Jl. Ngurah Rai No. 143, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana
Telp. (0365) 41248, 4501243 Fax. (0365) 44378
Email : rsukertayasa@gmail.com
1
YAYASAN RUMAH SAKIT KERTAYASA NEGARA
RUMAH SAKIT UMUM KERTAYASA
Jl. Ngurah Rai No. 143, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana
Telp. (0365) 41248, 4501243 Fax. (0365) 44378
Email : rsukertayasa@gmail.com
TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
UNIT LABORATORIUM
DI RUMAH SAKIT UMUM KERTAYASA
2
YAYASAN RUMAH SAKIT KERTAYASA NEGARA
RUMAH SAKIT UMUM KERTAYASA
Jl. Ngurah Rai No. 143, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana
Telp. (0365) 41248, 4501243 Fax. (0365) 44378
Email : rsukertayasa@gmail.com
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Negara
Pada tanggal 01 April 2020
Direktur Utama,
3
YAYASAN RUMAH SAKIT KERTAYASA NEGARA
RUMAH SAKIT UMUM KERTAYASA
Jl. Ngurah Rai No. 143, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana
Telp. (0365) 41248, 4501243 Fax. (0365) 44378
Email : rsukertayasa@gmail.com
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur kami haturkan kepada Tuhan, atas penyertaan dan
pendampinganNya dalam membimbing kami menyusun Standar Prosedur Operasional
laboratorium.
Besar harapan kami bahwa apa yang kami tuangkan di dalam Standar Prosedur
Operasional laboratorium ini bermanfaat bagi pelayanan di Rumah Sakit Umum
Kertayasa, khususnya di dalam pelayanan di unit laboratorium. Dengan adanya Standar
Prosedur Operasional ini, diharapkan setiap tenaga kesehatan yang berkecimpung di
laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa dalam setiap aktifitas pelayanannya
senantiasa sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang telah disusun ini. Tentu
saja semuanya bermuara demi untuk pasien agar pasien senantiasa mendapatkan
pelayanan yang memuaskan.
Sebagai pribadi yang kurang sempurna tentu kami juga menyadari bahwa apa yang
kami susun ini tentu saja masih banyak kekurangan di berbagai bab bahasan, untuk itu
kami sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran, agar dalam penyusunan
berikutnya lebih sempurna, dan lebih mudah dimengerti serta dipahami.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penyusunan Standar Prosedur Operasional
laboratorium ini.
Hormat kami
Penyusun
ii
YAYASAN RUMAH SAKIT KERTAYASA NEGARA
RUMAH SAKIT UMUM KERTAYASA
Jl. Ngurah Rai No. 143, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana
Telp. (0365) 41248, 4501243 Fax. (0365) 44378
Email : rsukertayasa@gmail.com
DAFTAR ISI
iii
34 01-02.01.00.034 1 Penerimaan Sampel Rawat Inap 49
35 01-02.01.00.035 1 Permintaan Reagensia 50
36 01-02.01.00.036 1 Penerimaan Reagensia 51
37 01-02.01.00.037 1 Pengadaan Barang Logistik ATK 52
38 01-02.01.00.038 1 Penerimaan Barang Logistik ATK 53
39 01-02.01.00.039 1 Penyimpanan Reagensia 54
40 01-02.01.00.040 1 Pemantauan Kontrol Suhu Almari Es Penyimpanan 55
Reagensia
41 01-02.01.00.041 1 Pembuatan Rekening Ranap ( SIM-RS ) 56
42 01-02.01.00.042 1 Pembuatan Rekening Rawat Jalan 57
43 01-02.01.00.043 1 Pemeriksaan Quality Control 58
44 01-02.01.00.044 1 Pemusnahan Arsip Laboratorium 59
45 01-02.01.00.045 1 Pengadaan Peralatan Laboratorium 60
46 01-02.01.00.046 1 Pengarsipan Surat Masuk 61
47 01-02.01.00.047 1 Pengarsipan Surat Keluar 62
48 01-02.01.00.048 1 Pengetesan Reagent 63
49 01-02.01.00.049 1 Pemeriksaan Kehamilan 64
50 01-02.01.00.050 1 Pembuatan Jadwal Dinas 65
51 01-02.01.00.051 1 Pemeriksaan Laju Endap Darah 66
52 01-02.01.00.052 1 Pemeriksaan Urine Protein 67
53 01-02.01.00.053 1 Penggunaan Centrifuge 68
54 01-02.01.00.054 1 Penggunaan Mikroskop 69
55 01-02.01.00.055 1 Serah Terima Sampel Rujukan 70
56 01-02.01.00.056 1 Pengarsipan Hasil Laboratorium 71
57 01-02.01.00.057 1 Pengambilan Darah Vena Metode Wing Needle 72
58 01-02.01.00.058 1 Pengambilan Darah Kapiler 74
59 01-02.01.00.059 1 Pengambilan Darah Arteri 76
60 01-02.01.00.060 1 Penampungan Spesimen Urine 78
61 01-02.01.00.061 1 Penampungan Spesimen Sputum 79
62 01-02.01.00.062 1 Pemeriksaan Glukosa Dengan Glukometer 80
63 01-02.01.00.063 1 Pemantauan Suhu Ruang Analisa 82
64 01-02.01.00.064 1 Penggunaan Rotator 83
65 01-02.01.00.065 1 Penggunaan Centrifuge Digital 84
66 01-02.01.00.066 1 Pemeliharaan Peralatan Laboratorium 85
67 01-02.01.00.067 1 Pelabelan Reagen 86
68 01-02.01.00.068 1 Pemeriksaan Bila Reagen Tidak Tersedia 87
69 01-02.01.00.069 1 Pengisian Stok Reagen 88
70 01-02.01.00.070 1 Pengambilan Darah Vena 89
71 01-02.01.00.071 1 Pemberian Contoh Darah Untuk Tranfusi 90
72 01-02.01.00.072 1 Memasukkan Reagen Baru Alat Hematologi Swealab 91
73 01-02.01.00.073 1 Identifikasi Risiko Keselamatan 92
74 01-02.01.00.074 1 Pembuangan Spesimen Darah 93
75 01-02.01.00.075 1 Pembuangan Spesimen Urine/Cairan Tubuh 94
Laboratorium
76 01-02.01.00.076 1 Pembuangan Spesimen Feces Laboratorium 95
77 01-02.01.00.077 1 Pembuangan Limbah Cair Dari Alat Di Laboratorium 96
78 01-02.01.00.078 0 Penggunaan Tube Roller 97
79 01-02.01.00.079 0 Pemeriksaan COVID-19 IgG/IgM Rapid Test 98
80 01-02.01.00.080 0 Pemeriksaan Covid-19 Rapid Test Antigen 100
iv
81 01-02.01.00.081 0 Pengendalian Paparan Aerosol 103
82 01-02.01.00.082 0 Pemeriksaan Point Of Care Testing (POCT) Glukosa 106
Di Ruangan
v
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN ALBUMIN
KERTAYASA
Tujuan
Untuk mengetahui adanya gangguan pada ginjal, kegagalan hepar
akut, malnutrisi berat dan serosis hepar.
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
2
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN ASAM URAT
KERTAYASA
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Uric Acid adalah zat yang di hasilkan oleh metabolisme purin
Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat yang terdapat dalam tubuh.
3
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL
KERTAYASA
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Cholesterol adalah hasil sintesis lemak darah oleh hepar.
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian HDL adalah bagian dari fraksi 2 – lipoprotein densitas tinggi yang di
sebut lemak baik yang terdiri dari 50% protein dan membantu
mengurangi penimbunan plaque dalam pembuluh darah.
Tujuan Untuk menentukan resiko penyakit jantung koroner.
6
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN CREATININE
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 005 REVISI 1/2
1
Tujuan
Untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Gunakan Alat Pelindung Diri
2. Lakukan pengambilan darah pasien
3. Persiapkan bahan dan reagen
• Bahan : Serum, plasma.
• Reagen : kreatinin.
• Komposisi : R1, R2.
• Alat : BTS 350.
• Metode : jaffe tanpa deproteinase.
4. Cara kerja :
• Siapkan reagen : campur 1 bagian R1 dengan 1 bagian R2.
• Pipetkan kedalam tabung (sampel,stdr), reagen campuran
masing – masing 1 ml.
• Kemudian masukkan sampel / standar 0,1 ml.
• Campur dan baca sesuai dengan protap penggunaan BTS
350.
5. Lakukan pendokumentasian hasil yang keluar pada alat ke
buku kerja Kimia Klinik
6. Jika ditemukan hasil nilai kritis segera hubungi dokter DPJP
dan atau perawat jaga .
7
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN CREATININE
KERTAYASA
8
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN
KERTAYASA
DENGUE IgM dan DENGUE IgG
9
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN
KERTAYASA
DENGUE IgM dan DENGUE IgG
10
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN FAECES RUTIN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional 1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
11
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN FAECES RUTIN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO
REVISI Halaman
01-02 01 00 007 1 2/3
NEGARA
* Darah : negatif.
2. Mikroskopi :
* Lekosit : 0 / LPB.
* Eritrosit : 0 / LPB.
* Bakteri : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) ->
banyak sekali
atau penuh/LPB.
* Amoeba : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) ->
banyak sekali
atau penuh/LPB.
* Protozoa : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) ->
banyak sekali
atau penuh/LPB.
* Sel epitel : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) ->
banyak seka
li atau penuh/LPB.
* Sisa makanan : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) -
> banyak
sekali atau penuh/LPB.
* Telur cacing : (+) -> ada/LPB, (++) -> banyak/LPB, (+++) -
> banyak
sekali atau penuh/LPB.
Unit terkait
1. Unit Laboratorium.
2. Unit Rawat Inap.
3. Unit Gawat Darurat.
12
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN GULA DARAH
KERTAYASA
NO. Halaman
NO.DOKUMEN
REVISI 1/2
01-02 01 00 008 1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Pemeriksaan gula darah adalah pemeriksaan skrining untuk
diabetes.
Tujuan Untuk mengetahui penyakit diabetes militus.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Gunakan Alat Pelindung Diri
2. Lakukan pengambilan darah pasien
3. Persiapkan bahan dan reagen
• Bahan : Serum, plasma.
• Reagen : Glukosa liquicolor.
• Alat : BTS 350.
• Metode : GOD-PAP tanpa deproteinasi.
4. Cara kerja :
• Pipetkan kedalam tabung :
Sampel / Std : 0,01 ml kemudian tambahkan reagen glukosa
1 ml.
• Campur dan inkubasi 10 menit dalam suhu ruangan.
• Baca sesuai dengan protap penggunaan BTS 350.
5. Lakukan pendokumentasian hasil yang keluar pada alat ke buku
kerja kimia Klinik.
6. Interpretasi :
• Gula darah puasa : 70-105 mg/dl.
• Gula darah 2 JPP : < 200 mg/dl.
• Gula darah sesaat : < 200 mg/dl.
• Nilai Kritis :
Dewasa : Batas bawah < 45 mg/dl
Batas atas >500 mg/dl
Bayi baru lahir : Batas bawah < 30 mg/dl
Batas atas >300 mg/dl
13
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN GULA DARAH
NO.DOKUMEN NO Halaman
REVISI 2/2
NEGARA 01-02 01 00 008 1
14
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
NO.DOKUMEN NO Halaman
REVISI 1/1
NEGARA 01-02 01 00 009 1
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Pemeriksaan untuk menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam
sel, dan menentukan jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Tujuan
Untuk mengetahui golongan darah.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur
1. Gunakan Alat Pelindung Diri
2. Siapkan sampel darah dengan anticoagulant EDTA,
kemudian homogenkan.
3. Siapkan kartu golongan darah dan memasukan identitas
pasien.
4. teteskan antisera A,antisera B,antisera AB ke kotak
golongan darah.
5. Teteskan ke masing masing antisera 1 tetes darah.
6. Homogenkan masing masing antisera dan darah kemudian
goyang goyangkan kartu / slide.
7. Amati aglutinasi yang terjadi dan catat hasilnya di buku.
8. Keringkan dengan cara anginkan kartu golongan darah.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan.
2. Unit Rawat Inap.
3. Unit Gawat Darurat.
15
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN HBsAg
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Pemeriksaan HBsAg di lakukan untuk menentukan adanya virus
hepatitis B di dalam darah baik dalam kondisi aktif maupun sebagai
carier.
16
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN (CT)
KERTAYASA
Metode Lee n White
17
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN (BT)
KERTAYASA
METODE DUKE
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
18
RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN LABORATORIUM RANAP
KERTAYASA
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Pelayanan laboratorium rawat inap merupakan pedoman bagi
petugas laboratorium dalam menerima pemeriksaan laboratorium
pasien rawat inap sampai petugas laboratorium menyerahkan hasil
pemeriksaan laboratorium kepada petugas / perawat pasien ranap.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah –langkah untuk melakukan
pelayanan laboratorium terhadap pasien ranap.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Petugas ranap menyerahkan formulir permintaan
pemeriksaan Laboratorium kepada petugas laboratorium.
2. Petugas sampling melakukan tindakan :
a. Pengecekan ulang data pasien dan formulir permintaan
pemeriksaan pasien.
b. Menulis nama pasien , no.RM atau tanggal lahir pada
wadah specimen.
3. Lakukanlah tindakan pengambilan darah dan dimasukkan
kedalam wadah penampung specimen sesuai jenis
pemeriksaan.
4. Segera kerjakanlah pemeriksaan sesuai permintaan.
5. Cetaklah nota pembayaran.
6. Setelah pemeriksaan selesai dikerjakan , segeralah serahkan
hasil laboratorium ke rawat inap.
7. Petugas laboratorium menyerahkan buku serah terima hasil
untuk di tandatangani petugas rawat inap
19
RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN LABORATORIUM RAJAL DAN UGD
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 014 REVISI 1/1
NEGARA
1
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Pelayanan Laboratorium rawat jalan maupun IGD merupakan
pedoman bagi petugas laboratorium dalam menerima pemeriksaan
laboratorium pasien rawat jalan sampai petugas laboratorium
menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien.
20
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN HIV
KERTAYASA
Reaktif : terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona
garis test 1 atau 2 (atau 1 dan 2) dan satu pada zona garis
control.
21
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN HIV
KERTAYASA
Non Reaktif : terbentuk satu garis warna pada zona garis control
saja.
Invalid : jika tidak timbul garis warna pada zona control maka test
di nyatakan gagal,ulangi test dengan alat baru.
Catatan Penting :
Hasil test tetap dianggap reaktif walaupun warna garis pada zona
garis test lebih gelap atau lebih terang daripada warna garis pada
zona garis control.
22
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN SGOT / ASAT
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 016 REVISI 1/1
1
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot
jantung dan hati, sebagiannya lagi di temukan dalam otot rangka,
ginjal dan pancreas.
Tujuan Untuk mengetahui kerusakan hepar dan inpark miokard
akut.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Gunakan Alat Pelindung Diri
2. Lakukan pengambilan darah pasien
3. Persiapkan bahan dan reagen
• Bahan : Serum, plasma
• Reagen : SGOT ( R1 dan R2 ).
• Alat : BTS 350
• Metode : IFCC.
4. Cara kerja :
• Persiapan reagen : campur 4 bagian R1 dengan 1 bagian R2.
Reagen campuran stabil selama 4 minggu pada suhu 2 – 8
C dan 5 hari pada suhu 15 – 25 C.
• Pipetkan kedalam tabung sampel 0,05 ml.
• Kemudian masukkan reagen campuran 1 ml.
• Campur dan baca segera sesuai dengan protap penggunaan
BTS 350.
5. Lakukan pendokumentasian hasil yang keluar pada alat ke
buku kerja kimia Klinik.
6. Interpretasi :
Normal : < 40 U/l
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap.
3. Unit Gawat Darurat.
23
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN SGPT / ALAT
KERTAYASA
24
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN TRIGLISERIDE
KERTAYASA
25
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN
KERTAYASA
Typhoid IgM dan Typhoid IgG
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
26
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN
KERTAYASA
Typhoid IgM dan Typhoid IgG
Prosedure
* Negatif : Terdapat garis merah muda hanya pada zona “C”.
* Invalid : Tidak terdapat garis merah muda pada zona “C”,
tetapi pada zona “M” / “G” ada garis merah muda, maka
pemeriksaan harus di ulang.
27
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN UREUM
KERTAYASA
28
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN URINE RUTIN
KERTAYASA
29
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN URINE RUTIN
KERTAYASA
30
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN WIDAL
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
B. Titrasi Slide
a. Siapkan slide pengenceran widal kemudian memipet serum
yang akan diperiksa pada masing-masing sample yang ada
pada slide
( O, H, AH, BH, ) dengan pengenceran sebagai berikut :
- 20 μ serum + 1 tetes reagen = pengenceran 1/80
- 10 μ serum + 1 tetes reagen = pengenceran 1/160
- 5 μ serum + 1 tetes reagen = pengenceran 1/320
- 2,5 μ serum + 1 tetes reagen = pengenceran 1/640
b. Tambahkan 1 tetes reagen widal pada masing-masing sample
yang ada pada slide
c. Campur dengan lidi/batang pengaduk.
d. Homogenkan campuran diatas dengan alat rotator dengan
kecepatan sedang
(speed I ) selama 1 menit dengan menggunakan timer.
e. Amati terjadinya aglutinasi:
➢ Titer widal ditunjukkan dengan terjadinya aglutinasi
pada pengenceran yang terakhir
➢ Catat hasil titrasi pada buku kerja widal.
INTERPRETASI
Negative (-) : tidak terjadi aglutinasi
Positive (+) : terjadi aglutinasi
Pembuatan hasil : hasil ditulis berdasarkan pengenceran (titer 1/80,
1/160, 1/320, 1/640) dimana dengan pengenceran tertinggi masih
menunjukkan aglutinasi positif (+)
32
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN WIDAL
KERTAYASA
33
RUMAH SAKIT UMUM INPUT HASIL LABORATORIUM
KERTAYASA
NO. Halaman
NO.DOKUMEN REVISI 1/1
NEGARA 1
01-02 01 00 023
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
34
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN HASIL NILAI KRITIS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Hasil pemeriksaan laboratorium yang mengancam keselamatan
pasien dan memerlukan penanganan segera oleh DPJP.
Tujuan
Agar DPJP segera memberikan pelayanan tindak lanjut demi
keselamatan pasien.
35
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH VENA
KERTAYASA
METODE TABUNG VAKUM
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
36
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH VENA
KERTAYASA
METODE TABUNG VAKUM
37
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN BILIRUBIN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
38
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN BILIRUBIN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO.
REVISI Halaman
01-02 01 00 026 1 2/2
NEGARA
39
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN HEMATOLOGI PADA ALAT SWELAB α
KERTAYASA
BASIC
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 027 REVISI 1/2
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Suatu pemeriksaan panel hematologi (hemogram) yang terdiri dari
lekosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit.
Tujuan Mengetahui hasil pemeriksaan darah rutin.
41
RUMAH SAKIT UMUM PENAMPUNGAN SPESIMEN PEMERIKSAAN
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN REVISI Halaman
01-02 01 00 028 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan tindakan preanalitik menampung spesimen yang akan
diperiksa menggunakan wadah/penampung yang sesuai dengan
ketetapan, tertutup rapat, tidak bocor dan tidak mempengaruhi zat-
zat dalam spesimen.
Tujuan Dengan memperhatikan penampung spesimen pemeriksaan yang
benar agar sampel yang akan diperiksa tidak mengalami perubahan
atau kerusakan zat- zat yang terkandung di dalamnya.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Tampung semua spesimen yang akan diperiksa menggunakan
wadah/penampung (sesuai pada lampiran)
2. Campur / homogenkan sampel yang di tampung dalam wadah
yang mengandung antikoagulan dengan membolak balikan
wadah 5 – 10 kali.
Jenis-jenis wadah spesimen :
a. Tabung ungu untuk darah EDTA mengandung antikoagulansia
EDTA
b. Tabung merah untuk darah beku.( specimen jangan dibolak-
balik )
c. Untuk pemeriksaan Mikrobiologi menggunakan wadah steril
khusus sesuai permintaan pemeriksaan
d. Botol plastik transparan, bertutup, diameter sedang, dan steril
untuk wadah spesimen urin.
e. Botol plastik transparan, diameter lebar, bertutup dan steril
untuk wadah spesimen sputum.
f. Botol plastik bertutup dan ada sendoknya untuk spesimen
faeses.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap.
2. Unit Gawat Darurat.
42
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERIAN IDENTITAS SAMPEL / SPESIMEN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO.
REVISI Halaman
NEGARA
01-02 01 00 029 1 1/1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
43
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN ALAT BTS 350
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 030 REVISI 1/2
NEGARA
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Alat semi automatik untuk memeriksa kimia rutin seperti glukosa
darah, ureum, creatinin, asam urat, total protein, albumin, blirubin,
SGOT, SGPT dan lemak lengkap, yang mengurangi faktor
kesalahan manusia sehingga dapat memperoleh hasilnya lebih
cepat dan akurat.
Tujuan Penggunaan alat dengan baik dan benar untuk menjamin kebenaran
dan ketepatan hasil.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Sebelum melakukan alat harap di pastikan bahwa ;
a. Pastikan kabel power terpasang di alat.
b. Pastikan kertas printer terpasang dengan baik.
c. Pastikan botol pembuangan kosong dari cairan limbah.
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER didepan alat (
di samping keyboard ).
3. Biarkan alat melakukan pemanasan 10 menit.
4. Tekan enter sampai tampil ke Main menu.
5. Pilih menu no.2 atau concentration dengan menekan tanda panah
di keyboard atau nomor di menu lalu tekan enter.
6. Pilih parameter yang akan di periksa dengan menekan tanda
panah di keyboard.
7. Alat akan tampil INSERT BASE LINE, lampu indicator
berwarna merah akan berubah hijau, hisapkan aquabidest
dengan cara memasukkan selang penghisapan ke botol
aquabidest lalu tekan tombol di bawah lampu indicator, setelah
penghisapan pertama keluarkan aquabidest dari selang
penghisapan.
44
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN ALAT BTS 350
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA
01-02 01 00 030 REVISI 2/2
1
45
RUMAH SAKIT UMUM PENYERAHAN HASIL LABORATORIUM KE
KERTAYASA
RANAP/RAJAL/PASIEN
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
46
RUMAH SAKIT UMUM MENGISI FORM PERMINTAAN PEMERIKSAAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO.
REVISI Halaman
01-02 01 00 032 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
47
RUMAH SAKIT UMUM PENGIRIMAN SAMPEL RUJUKAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 033 REVISI 1/1
NEGARA
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
1 April 2020
48
RUMAH SAKIT UMUM PENERIMAAN SAMPEL RAWAT INAP
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
1 April 2020
49
RUMAH SAKIT UMUM PERMINTAAN REAGENSIA
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA
01-02 01 00 035 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
1 April 2020
50
RUMAH SAKIT UMUM PENERIMAAN REAGENSIA
KERTAYASA
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan kegiatan pendokumentasian permintaan reagensia atau
peralatan laboratorium dengan unit terkait dalam lingkungan RSU
Kertayasa.
Tujuan Untuk mempermudah dalam memantau persediaan dan
terpenuhinya kebutuhan reagensia/peralatan kesehatan yang dapat
membantu kelancaran proses pelayanan laboratorium.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Cocokkan antara barang yang diterima dengan buku pesanan.
2. Cek kondisi barang yang diterima,apakah dalam kondisi baik
atau tidak.
3. Apabila barang dalam kondisi tidak baik, kembalikan kebagian
farmasi, supaya di cek ulang dan diklarifikasi ke bagian
vendor/pemasok.
4. Apabila sudah cocok dan dalam kondisi baik, tandatangani
faktur pada kolom penerima diberi nama terang dan stempel
laboratorium.
5. Copy faktur serahkan pada petugas logistik laboratorium untuk
dicatat pada buku penerimaan barang yang meliputi : tanggal
faktur, nama perusahaan, jenis barang, jumlah, harga satuan
dan jumlah total harga.
6. Copy faktur lembar 1 untuk arsip laboratorium
7. Reagensia / barang yang diterima letakkan di tempat
penyimpanan reagen sekaligus di catat pada kartu stok.
51
RUMAH SAKIT UMUM PENGADAAN BARANG LOGISTIK ATK
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 037 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Suatu prosedur yang dibuat dan digunakan untuk menunjang
pelayanan laboratorium, dalam hal pengadaan barang logistik.
52
RUMAH SAKIT UMUM PENERIMAAN BARANG LOGISTIK ATK
KERTAYASA
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Suatu prosedur yang dibuat dan digunakan untuk menunjang
pelayanan laboratorium, dalam hal penerimaan barang logistik di
labortorium.
Tujuan
Untuk mempermudah proses kerja rutin laboratorium agar
terlaksana dengan efisien, konsisten/uniform dan aman dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan khususnya di bidang
administrasi.
53
RUMAH SAKIT UMUM PENYIMPANAN REAGENSIA
KERTAYASA
54
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN KONTROL SUHU
KERTAYASA
ALMARI ES PENYIMPANAN REAGENSIA
Tujuan
Untuk mempermudah dalam memantau dan melaporkan kestabilan
temperatur pada penyimpanan reagensia kebutuhan reagensia.
55
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUATAN REKENING RANAP ( SIM-RS )
KERTAYASA
Tujuan
Untuk mempermudah proses kerja rutin laboratorium agar
terlaksana dengan efisien, konsisten/uniform dan aman dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan khususnya di bidang
administrasi.
56
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUATAN REKENING RAWAT JALAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 042 REVISI 1/1
NEGARA
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Suatu prosedur yang dibuat dan digunakan untuk menunjang
pelayanan laboratorium khususnya pasien rawat jalan.
Tujuan
Untuk mempermudah proses kerja rutin laboratorium agar
terlaksana dengan efisien, konsisten/uniform dan aman dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan khususnya di bidang
administrasi.
57
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN QUALITY CONTROL
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
B. Cara kerja
1. Serum control yang telah dilarutkan dengan 5 ml
aquabidest disiapkan pada suhu kamar ± 15 menit.
2. Campurkan dengan cara dibolak balik hingga homogen.
3. Kerjakan sampel control dengan parameter pemeriksaan
yang sesuai dengan SPO.
4. Catat hasil yang keluar dari alat dan dicocokkan dengan
range yang tersedia di daftar.
5. Dokumentasikan hasil control.
6. Pemeriksaan dengan serum control dikerjakan 2 minggu
sekali.
58
RUMAH SAKIT UMUM PEMUSNAHAN ARSIP LABORATORIUM
KERTAYASA
Pengertian Suatu prosedur yang dibuat dan digunakan untuk menunjang pelayanan
laboratorium, dalam hal pemusnahan arsip laboratorium
59
RUMAH SAKIT UMUM PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian
Adalah suatu tindakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan
laboratorium
Tujuan
Supaya pelayanan laboratorium dapat berjalan lancar
60
RUMAH SAKIT UMUM PENGARSIPAN SURAT MASUK
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 046 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Penyimpanan tiap ada surat masuk yang diterima oleh laboratorium, baik
dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit Umum Kertayasa, agar
tersimpan dengan rapi dan teratur.
Tujuan Mendokumentasikan surat-surat masuk untuk disimpan agar
mempermudah dalam pencarian untuk kepentingan tertentu.
61
RUMAH SAKIT UMUM PENGARSIPAN SURAT KELUAR
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 047 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
62
RUMAH SAKIT UMUM PENGETESAN REAGENT
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 048 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
63
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN KEHAMILAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 049 REVISI 1/1
NEGARA
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian
HCG ( Hormon Corionik Gonadotropin ) / kehamilan adalah
hormon glikoprotein yang diproduksi setelah terjadi pembuahan.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya HCG / Hormon kehamilan pada sampel
urine pasien.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur
1. Gunakan Alat Pelindung Diri
2. Persiapkan bahan dan reagen
• Bahan : Urine pagi atau urine segar
• Reagen : test pack kehamilan
• Alat : wadah urine,
3. Prosedur :
a. Tulis identitas pasien pada buku pemeriksaan
b. Buka kemasan test pack
c. Buka wadah urine, dengan pipet tetes ambil urine
d. Teteskan 3 tetes urine pada lubang test pack
e. Baca hasil setelah 1 menit
4. Interprestasi hasil:
Negatif : Terjadi 1 garis pada kolom control
Positif : Terjadi 2 garis yaitu pada kolom control dan test
Unit terkait
1. Unit Laboratorium
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
64
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUATAN JADWAL DINAS
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO.
REVISI Halaman
01-02 01 00 050 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
65
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 051 REVISI 1/1
1
NEGARA
Interpretasi hasil :
• Jam I
Laki-laki : 0 – 10 /jam
Wanita : 0 – 15 /jam
• Jam II
Laki-laki : 10 – 20 /jam
Wanita : 15 – 20 /jam
Unit terkait 1. Unit Laboratorium
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
66
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN URINE PROTEIN
KERTAYASA
Pengertian
Suatu pemeriksaan untuk mengetahui adanya protein dalam urin
Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine pasien
Unit terkait
1. Unit Laboratorium
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
67
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN CENTRIFUGE
KERTAYASA
Pengertian
Alat yang di gunakan untuk mempercepat proses pemisahan antara
komponen zat padat da zat cair (misalnya di ambil endapannya
berupa sedimen, filtrate, buffycoat) sesuai dengan kebutuhan jenis
pemeriksaan.
Tujuan Penggunaan alat dengan baik dan benar yang menjamin kebenaran
dan ketepatan.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur
1. Gunakan tabung ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap
centrifuge
2. Tabung spesimen yang akan di centrifuge bebannya kita
seimbangkan dengan tabung spesimen lain.
3. Buka tutup centrifuge dan masukkan tabung yang sudah sesuai
tersebut dalam centrifuge sebelum dijalankan
4. Tutup yang benar dari penutup centrifuge
5. Putarlah tombol kecepatan putaran (rpm) dan tombol timer
waktu yang dikehendaki sesuai dengan jenis spesimen yang
akan diperiksa
6. Setelah berhenti putarannya buka dan ambil tabung spesimen
kemudian lakukan pemeriksaan dari spesimennya
68
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN MIKROSKOP
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 054 REVISI 1/1
NEGARA 1
69
RUMAH SAKIT UMUM SERAH TERIMA SAMPEL RUJUKAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 055 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
70
RUMAH SAKIT UMUM PENGARSIPAN HASIL LABORATORIUM
KERTAYASA
71
PENGAMBILAN DARAH VENA
RUMAH SAKIT UMUM METODE WING NEEDLE
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 057 REVISI 1/2
NEGARA 1
72
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH VENA
KERTAYASA METODE WING NEEDLE
NO.DOKUMEN
NEGARA NO. Halaman
01-02 01 00 057 REVISI 2/2
1
Unit Terkait
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Laboratorium
73
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH KAPILER
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 058 REVISI 1/2
NEGARA 1
74
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH KAPILER
KERTAYASA
Unit Terkait
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Laboratorium
75
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH ARTERI
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 059 REVISI 1/2
NEGARA 1
76
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH ARTERI
KERTAYASA
Unit Terkait
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Laboratorium
77
RUMAH SAKIT UMUM PENAMPUNGAN SPESIMEN URINE
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 060 REVISI 1/1
NEGARA 1
78
RUMAH SAKIT UMUM PENAMPUNGAN SPESIMEN SPUTUM
KERTAYASA
79
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN GLUKOSA DENGAN GLUKOMETER
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO.
REVISI Halaman
01-02 01 00 061 1 1/2
NEGARA
80
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN GLUKOSA DENGAN
KERTAYASA
GLUKOMETER
Nilai kritis :
Dewasa : Batas bawah <45 mg/dl
Batas atas > 500 mg/dl
Bayi Baru lahir : Batas bawah < 30 mg/dl
Batas atas > 300mg/dl
81
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN SUHU RUANG ANALISA
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
82
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN ROTATOR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
83
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN CENTRIFUGE DIGITAL
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 065 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Suatu peralatan laboratorium yang digerakkan oleh motor listrik,
yang menempatkan obyek di rotasi sekitar sumbu.
Tujuan Untuk memisahkan komponen sel darah dari cairan nya sehinga
cairannya ( serum ) bisa untuk pemeriksaan.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Persiapkan cairan darah yang akan dimurnikan atau dipsahkan
2. Hubungkan centrifuge dengan aliran listrik
3. Nyalakan centrifuge dengan menekan tombol on yang ada di
belakang alat,sebelah kanan.
4. Buka penutup centrifuge dengan menekan pintu permukaan
alat.
5. Masukkan tiap tabung ke lubang centrifuge.perhatikan cara
meletakkannya, letakkan secara bersilang berlawanan,dengan
volumeyang seimbang.
6. Tutup kembali pintu centrifuge
7. Atur waktu dan kecepatan sesuai kebutuhannya.
8. Tekan tombol start
9. Setelah pemurnian selesai, alat secara otomatis akan berhenti,
dan pintu akan terbuka otomatis, ambil semua tabung yang
berisi sampel, dan lanjutkan ke proses pemeriksaan berikutnya.
84
RUMAH SAKIT UMUM PEMELIHARAAN PERALATAN
KERTAYASA
LABORATORIUM
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian
Pemeliharaan alat adalah suatu tindakan/kegiatan untuk
mengecek,menjaga alat laboratorium agar tetap terpantau
fungsinya.
Tujuan Agar alat terpelihara dengan baik, sehingga tidak mudah rusak, dan
befungsi dengan baik
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur 1. Tentukan alat yang akan di lakukan tindakan
2. Tuliskan tindakan bentuk pemeliharaan yang dilakukan,
misalnya ; membersihkan, mengganti spart part, dll ke dalam
kartu pemeliharaan yang tertempel di alat.
3. Tulis nama dan ttd yang melakukan pemeliharaan.
4. Cek dan pantau secara berkala untuk jangka waktu tertentu.
5. Jika ada kerusakan yang tidak bisa diatasi unit, segera laporkan
ke pada pihak direksi terkait.
85
RUMAH SAKIT UMUM PELABELAN REAGEN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 067 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
86
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN BILA REAGEN TIDAK
KERTAYASA
TERSEDIA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
87
RUMAH SAKIT UMUM PENGISIAN STOK REAGEN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 069 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Tindakan menuliskan keluar, masuk, sisa reagen/ alkes pada kartu
stok yang tersedia sesuai dengan jenis reagen/alkes tersebut. (
Catatan : berlaku untuk reagen/alkes yang sifatnya countable )
88
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN DARAH VENA
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Proses / tindakan pengambilan bahan pemeriksaan berupa darah
yang diperoleh dari vena dengan menggunakan spuit/wings
89
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERIAN CONTOH DARAH UNTUK
KERTAYASA
TRANFUSI
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
NEGARA 01-02 01 00 071 REVISI 1/1
1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian
Suatu proses tindakan yang dilakukan pihak laboratorium untuk
mendapatkan contoh darah yang akan di bawa ke PMI dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan darah pasien.
Tujuan Untuk memberikan contoh darah pasien ke PMI, agar sesuai
dengan kebutuhan darah pasien yang akan ditranfusi
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedure 1. Ambillah darah pasien
2. Masukkan ketabung EDTA
3. Beri identitas pasien lengkap
4. Periksa golongan darahnya
5. Berikan sampel darah tersebut kepada kurir, untuk segera
di bawa ke PMI.
90
RUMAH SAKIT UMUM MEMASUKKAN REAGEN BARU ALAT
KERTAYASA
HEMATOLOGI SWEALAB
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 072 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Proses tindakan mengganti reagen yang habis dengan reagen yang
baru.
Tujuan Supaya reagen yang habis segera diganti dengan reagen baru,
sehingga alat tetap bisa dijalankan untuk melakukan pemeriksaan
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedure 1. Cek jenis reagen yang hamper habis/ sudah habis.
2. Masukkan probe ( selang reagen ) yang kosong ke reagen baru.
3. Setelah alat standby,masukkan program MENU – REAGEN
SET UP – ENTER new REAGEN – scancode pada reagen
dengan urutan 1,2 (dengan baecode /alat scan)
4. Setelah discan,maka pada monitor akan muncul volume cycle
reagen. Diluent : 1100 cycle
Lyse : 1100 more cycle
Unit terkait 1. Unit Laboratorium
91
RUMAH SAKIT UMUM IDENTIFIKASI RISIKO KESELAMATAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 073 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
92
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SPESIMEN DARAH
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 074 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
93
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SPESIMEN URINE/CAIRAN
KERTAYASA
TUBUH LABORATORIUM
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 075 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
94
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SPESIMEN FECES
KERTAYASA
LABORATORIUM
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 076 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
95
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DARI ALAT DI
KERTAYASA
LABORATORIUM
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 077 REVISI 1/1
NEGARA 1
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
96
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN TUBE ROLLER
KERTAYASA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Tube roller adalah alat yang digunakan untuk mengocok sampel
darah yang berada pada sebuah venoject (tabung hampa udara
steril) yang telah diberi anti koagulan sebagai zat yang mampu
mencegah pembekuan darah, agar mendapatkan darah dalam
keadaan homogen.
97
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN COVID-19 IgG/IgM RAPID TEST
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 079 REVISI 1/2
NEGARA 0
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 Agustus 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
98
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN COVID-19 IgG/IgM RAPID TEST
KERTAYASA
8. Interpretasi hasil :
99
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN COVID-19 RAPID TEST ANTIGEN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 080 REVISI 1/3
NEGARA 0
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
2 Januari 2021 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
100
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN COVID-19 RAPID TEST ANTIGEN
KERTAYASA
Nilai Kritis :
Rapid Antigen : Positif
102
RUMAH SAKIT UMUM PENGENDALIAN PAPARAN AEROSOL
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
01-02 01 00 081 REVISI 1/2
NEGARA 0
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
1 April 2020 dr. Mustika Kurniawati M.MRS.
Pengertian Pengendalian paparan Aerosol merupakan tata cara untuk
mengendalikan paparan Aerosol di laboratorium. Kegiatan yang
dapat menimbulkan Aerosol di laboratorium antara lain
sentrifugasi, pemipetan, membuka tabung darah, membuka botol
reagen, homogenisasi, membuat sediaan, dan penuangan cairan.
Tujuan Sebagai acuan dalam langkah-langkah untuk mencegah dan atau
mengurangi resiko paparan Aerosol di laboratorium.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa,
No : PER.039.4 / Dir.Ut / IV / 2020, tentang Pelayanan Unit
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kertayasa
Prosedur A. Untuk menghindari terpapar Aerosol dilakukan langkah
berikut :
1. Memastikan ventilasi udara di ruangan terjaga dengan
baik.
2. Meja kerja terpisah dengan meja administrasi
3. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( jas
laboratorium, masker, sarung tangan, dan sepatu tertutup)
4. Pengecatan dilakukan diruang khusus/terpisah
5. Botol reagen menggunakan tutup berulir.
B. Pengendalian Aerosol pada proses sentrifugasi
1. Periksa secara rutin centrifuge untuk memastikan
kebocoran tidak terjadi.
2. Bersihkan tempat tabung dan area dalam centrifuge
dengan desinfektan.
3. Volume tabung yang akan dicentrifugasi tidak boleh
melebihi ¾ bagian tabung.
4. Tabung berukuran yang sama dengan volume specimen
yang sama harus ditempatkan berlawanan satu sama lain
atau seimbang dalam centrifugasi agar tabung tidak pecah.
5. Centrifugasi harus tetap tertutup selama proses
centrifugasi dan tidak boleh dibuka sampai rotor benar-
benar berhenti berputar.
C. Pengendalian Aerosol pada proses pemipetan
1. Tidak memipet dengan mulut. Gunakan alat bantu pipet
dan memipet secara vertical .
2. Sedot cairan dengan perlahan untuk menghindari
gelembung udara.
103
RUMAH SAKIT UMUM PENGENDALIAN PAPARAN AEROSOL
KERTAYASA
104
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN POINT OF CARE TESTING (POCT)
KERTAYASA
GLUKOSA DI RUANGAN
105
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN POINT OF CARE TESTING (POCT)
KERTAYASA
GLUKOSA DI RUANGAN
12. Strip dicabut dari alat glukotest dan jarum dibuang dari lancet
13. Perawat melakukan entry tindakan dan billing pemeriksaan
glukosa.
14. Perawat menelpon laboratorium untuk diketikkan hasil glukosa
darah.
15. Petugas laboratorium mengetik hasil glukosa dan membawa hasil
pemeriksaan ke ruangan.
16. Hasil glukosa darah POCT dibawa oleh petugas laboratorium ke
ruangan.
106
FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA VERIFIKASI OBAT YANG DIPESAN LEWAT
TELEPON OLEH PERAWAT
197
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYERTAAN FORMULIR PENCATATAN OBAT
DALAM REKAM MEDIS PASIEN SAAT PASIEN
DIPINDAHKAN ATAU PULANG
198
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMANTAUAN TERAPI OBAT
199
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMANTAUAN TERAPI OBAT
200
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMBALIAN BAHAN BAKU KARENA
MUTU TIDAK BAGUS
201
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGUSULAN OBAT BARU UNTUK
FORMULARIUM
202
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGUSULAN OBAT BARU UNTUK
FORMULARIUM
203
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MENYIAPKAN OBAT PASIEN UNIT RAWAT INAP
204
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
205
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN ALKES DARI RUANGAN KE UNIT
FARMASI
206
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN PAKET OBAT KEPADA UNIT FARMASI
207
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN PAKET OBAT KEPADA UNIT FARMASI
208
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19
210
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA CARA AMPRAH VAKSIN COVID-19 KE GUDANG
FARMASI KABUPATEN
211
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENDISTRIBUSIAN VAKSIN COVID-19 DARI
GUDANG FARMASI KABUPATEN KE UNIT
FARMASI RS
213
RUMAH SAKIT UMUM PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI
KERTAYASA OBAT KEPADA PASIEN
138
RUMAH SAKIT UMUM PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI
KERTAYASA OBAT KEPADA PASIEN
139
RUMAH SAKIT UMUM AUTOMATIC STOP ORDER
KERTAYASA
138
RUMAH SAKIT UMUM AUTOMATIC STOP ORDER
KERTAYASA
139
RUMAH SAKIT UMUM
PENERIMAAN COLD CHAIN PRODUCT (CCP)
KERTAYASA
138
RUMAH SAKIT UMUM
PENERIMAAN COLD CHAIN PRODUCT (CCP)
KERTAYASA
139
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERENCANAAN PENGADAAN SEDIAAN FARMASI
1
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERENCANAAN PENGADAAN SEDIAAN FARMASI
2
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGADAAN SEDIAAN FARMASI KEPADA SUPPLIER
3
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGADAAN SEDIAAN FARMASI KEPADA SUPPLIER
4
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENENTUAN SUPPLIER
NO.DOKUMEN
NO. HALAMAN
01-02 03 00 003 REVISI
NEGARA 2 1/1
5
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MENGHUBUNGI SUPPLIER
Unit Terkait
Distributor
6
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
DARI SUPPLIER
Ditetapkan :
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
Operasional 1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
Penerimaan Sediaan Farmasi Adalah Suatu Kegiatan
Pengertian
Menerima Sediaan Farmasi dari Supplier sesuai yang
tertulis dalam Surat Pesanan.
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan
Tujuan penerimaan sediaan farmasi.
7
RSU Kertayasa
8
RUMAH SAKIT UMUM PENGEMBALIAN / PENUKARAN SEDIAAN
KERTAYASA FARMASI KE SUPPLIER
9
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMBALIAN / PENUKARAN SEDIAAN
FARMASI KE SUPPLIER
10
RUMAH SAKIT UMUM PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG
KERTAYASA UNIT FARMASI
11
RUMAH SAKIT UMUM PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG
KERTAYASA UNIT FARMASI
12
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGATURAN SEDIAAN FARMASI
DI GUDANG UNIT FARMASI
13
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGATURAN SEDIAAN FARMASI
DI GUDANG UNIT FARMASI
14
RUMAH SAKIT UMUM PEMESANAN OBAT NARKOTIKA DI UNIT
KERTAYASA FARMASI
15
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN OBAT NARKOTIKA DI UNIT
FARMASI
16
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN OBAT NARKOTIKA DI UNIT
FARMASI
17
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA SEDIAAN FARMASI YANG
DIADAKAN DI LUAR PROSEDUR RUTIN
18
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA SEDIAAN FARMASI YANG
DIADAKAN DI LUAR PROSEDUR RUTIN
19
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGADAAN SEDIAAN FARMASI SECARA
SUMBANGAN/DROPPING/HIBAH
20
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGADAAN SEDIAAN FARMASI SECARA
SUMBANGAN/DROPPING/HIBAH
21
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN FAKTUR
YANG DITERIMA DARI SUPPLIER
22
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN FAKTUR
YANG DITERIMA DARI SUPPLIER
23
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN PENITIPAN FAKTUR ASLI DARI
SUPPLIER
24
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN PENITIPAN FAKTUR ASLI DARI
SUPPLIER
25
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYERAHAN FAKTUR YANG SUDAH
DISETUJUI
KEPADA BAGIAN KEUANGAN
Standar Ditetapkan :
Prosedur Direktur Utama
Operasional Tanggal Terbit
1 April 2020
26
RUMAH SAKIT UMUM PENYERAHAN FAKTUR YANG SUDAH
KERTAYASA DISETUJUI
KEPADA BAGIAN KEUANGAN
27
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
SEDIAAN FARMASI DI GUDANG UNIT FARMASI
A. Bagian Pembelian
Prosedur 1. Pembelian sediaan farmasi melalui distributor resmi
yang menjamin mutu baik kualitas maupun
kuantitasnya.
2. Bila perlu menentukan persyaratan tertentu atas
sediaan farmasi yang dibelinya misalnya :
Batas kadaluwarsa
Bisa ditukar / dikembalikan bila ada masalah
3. Segera mengupayakan penyelesaian dengan supplier
apabila ada masalah atau keluhan atas sediaan
farmasi yang diterima / disimpan maupun yang telah
di distribusikan ke rawat inap atau rawat jalan.
28
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
SEDIAAN FARMASI DI GUDANG UNIT FARMASI
B. Bagian Penyimpanan .
1. Didalam Gudang Unit Farmasi penyimpanan
dilakukan sesuai dengan masing – masing kriteria /
persyaratan yang tertulis pada kemasan sediaan
farmasi tersebut :
1.1 Tempat : Di tempat sejuk / suhu kamar /
dibawah suhu 25 0 C / suhu antara 20 – 80 C
1.2 Keadaan : Terlindung cahaya , hindarkan dari
panas dan kelembaban , Wadah tertutup rapat ,
dll
29
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
SEDIAAN FARMASI DI GUDANG UNIT FARMASI
30
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN ATAS PERMINTAAN SEDIAAN
FARMASI
KE GUDANG UNIT FARMASI
31
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN ATAS PERMINTAAN SEDIAAN
FARMASI
KE GUDANG UNIT FARMASI
NO. DOKUMEN
NO. HALAMAN
NEGARA 01-02 03 00 017 REVISI
2 2/2
5. Ambil kartu stok sesuai sediaan farmasi tersebut ,
lakukan pencatatan sbb :
5.1 Tanggal pengambilan
5.2 Jumlah satuan pengambilan
5.3 Jumlah sisa satuan
5.4 Tanda tangan / paraf
6. Komunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan.
Unit Terkait 1. UGD
2. Poliklinik Spesialis
3. Poliklinik Umum
4. Rawat Inap
32
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENARIKAN OBAT ( RECALL )
34
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGKAJIAN RESEP MULAI DARI SELEKSI
PERSYARATAN ADMINISTRASI, FARMASI DAN
KLINIS BAIK RAWAT JALAN
MAUPUN RAWAT INAP
NEGARA
NO.DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 019 2 1/2
Ditetapkan :
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
Operasional 1 April 2020
35
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGKAJIAN RESEP MULAI DARI SELEKSI
PERSYARATAN ADMINISTRASI, FARMASI DAN
KLINIS BAIK RAWAT JALAN
MAUPUN RAWAT INAP
NEGARA
NO.DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 019 2 2/2
2. Lakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu
bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkomtabilitas, cara dan lama pemberian obat.
Kaji aspek klinis dengan cara melakukan patient
assessment kepada pasien yaitu adanya alergi, efek
samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah
obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien
dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.
3. Komunikasikan ke dokter tentang masalah resep
apabila diperlukan.
Unit Terkait 1. UGD
2. Ranap
3. Poli Spesialis.
36
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMINDAHAN SEDIAAN FARMASI
37
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMINDAHAN SEDIAAN FARMASI
38
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
DIKARENAKAN STOCK HABIS
39
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
DIKARENAKAN STOCK HABIS
40
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENULISAN RESEP YANG
KURANG JELAS/TIDAK TERBACA
41
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENULISAN RESEP YANG
KURANG JELAS/TIDAK TERBACA
42
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN MASALAH
DI UNIT FARMASI
43
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN MASALAH
DI UNIT FARMASI
44
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN BILA TERJADI
KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
45
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN BILA TERJADI
KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
46
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN OBAT YANG DIBUTUHKAN SAAT
GUDANG UNIT FARMASI TUTUP
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Gudang Farmasi
47
48
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN OBAT CITO
KE GUDANG UNIT FARMASI
48
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN OBAT CITO
KE GUDANG UNIT FARMASI
49
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMINTAAN SEDIAAN FARMASI
KE GUDANG UNIT FARMASI
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr. Mustika Kurniawati,
M.MRS
Permintaan sediaan farmasi adalah proses mengisi / menulis
Pengertian di lembar permintaan sediaan farmasi sesuai kebutuhan
dan diserahkan ke gudang farmasi untuk ditindak lanjuti
dan diperoleh sediaan farmasi yang dibutuhkan.
Unit Terkait
Gudang Unit Farmasi
50
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
DARI GUDANG UNIT FARMASI
51
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
DARI GUDANG UNIT FARMASI
1. Unit farmasi
Unit Terkait
2. UGD
3. Ranap
52
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
PENGEMBALIAN OBAT KE GUDANG UNIT
FARMASI
KARENA SALAH PELAYANAN
NEGARA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 029 2 1/1
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
53
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KALIBRASI / TERRA TIMBANGAN
54
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENIMBANGAN BAHAN BAKU
55
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENIMBANGAN BAHAN BAKU
Unit Terkait
Unit Farmasi
56
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENATAAN SEDIAAN FARMASI
DI UNIT FARMASI
57
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENATAAN SEDIAAN FARMASI
DI UNIT FARMASI
58
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI
DI UNIT FARMASI
59
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI
DI UNIT FARMASI
60
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI
YANG MUDAH TERBAKAR
61
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI
YANG TIDAK TAHAN TERHADAP CAHAYA
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Gudang Unit Farmasi
62
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT PSIKOTROPIKA
DI UNIT FARMASI
63
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
DI UNIT FARMASI
64
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
PENCATATAN PEMAKAIAN
OBAT NARKOTIKA
65
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN NARKOTIKA
66
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN NARKOTIKA
67
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN PEMAKAIAN
OBAT PSIKOTROPIKA
69
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA
SEDIAAN FARMASI
70
RUMAH SAKIT
UMUM PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA
KERTAYASA SEDIAAN FARMASI
71
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA
SEDIAAN FARMASI
Unit Terkait
1. Supplier
2. Gudang Unit Farmasi
72
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI YANG
KADALUWARSA
73
RUMAH SAKIT UMUM PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI YANG
KERTAYASA KADALUWARSA
74
RUMAH SAKIT
UMUM PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI
KERTAYASA YANG KADALUWARSA
75
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI
YANG KADALUWARSA
76
RUMAH SAKIT
UMUM PELAYANAN INFORMASI OBAT
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 044 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
NEGARA
makan, frekuensi penggunaan dikonsumsi
sebelumnya, obat/rentang jam.
1.3 Penggunaan.
1.4 Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan .
1.5 Peringatan atau efek samping obat
1.6 Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek
samping obat.
1.7 Tata cara penyimpanan obat.
1.8 Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5. Sediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
6. Dokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Rawat Inap
3. Poli spesialis
4. UGD
78
RUMAH SAKIT UMUM KONSELING
KERTAYASA
79
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Rawat Inap
3. Poli spesialis
4. UGD
80
PENYULUHAN FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Rawat Inap
3. Poli spesialis
4. UGD
82
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN LEMBAR RESEP
83
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN LEMBAR RESEP
84
RUMAH SAKIT
UMUM PEMUSNAHAN RESEP
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 048 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
85
RUMAH SAKIT
UMUM PEMUSNAHAN RESEP
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 048 2 2/2
NEGARA
5.3 Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
5.4 Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
6. Membuat Berita Acara Pemusnahan (format terlampir)
yang ditandatangani oleh Apoteker dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan resep
86
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA HIGIENE PERORANGAN
87
88
RUMAH SAKIT
UMUM PEMBERSIHAN LEMARI ES
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 050 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
88
RUMAH SAKIT
UMUM PEMBERSIHAN LEMARI ES
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 050 2 2/2
NEGARA
es sesuai suhu yang diperlukan.
8. Segera menutup kembali pintu lemari es.
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Gudang Unit Farmasi
89
RUMAH SAKIT
UMUM PEMBERSIHAN ALAT
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 051 2 1/1
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
90
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMANTAUAN SUHU
92
RUMAH SAKIT
UMUM RONDE/ VISITE PASIEN
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 053 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
93
RUMAH SAKIT
UMUM RONDE/ VISITE PASIEN
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 053 2 2/2
NEGARA
94
RUMAH SAKIT UMUM PENANGGULANGAN KONTAMINASI
KERTAYASA BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
95
RUMAH SAKIT UMUM PENANGGULANGAN KONTAMINASI BAHAN
KERTAYASA BERBAHAYA DAN BERACUN
96
RUMAH SAKIT UMUM
PEMBERIAN LABEL PADA GAS MEDIS
KERTAYASA
97
RUMAH SAKIT UMUM
PEMBERIAN LABEL PADA GAS MEDIS
KERTAYASA
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Pemeliharan sarana prasarana
98
RUMAH SAKIT
UMUM PENYIMPANAN GAS MEDIS
KERTAYASA
99
RUMAH SAKIT
UMUM PENYIMPANAN GAS MEDIS
KERTAYASA
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Pemeliharaan
100
RUMAH SAKIT UMUM PENDISTRIBUSIAN GAS MEDIS KEPADA PASIEN
KERTAYASA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
1. Pemeliharaan
Unit Terkait
2. Rawat Inap
3. Unit Farmasi
4. UGD
101
RUMAH SAKIT PENGGANTIAN N2O
UMUM
KERTAYASA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
102
RUMAH SAKIT PENGGANTIAN N2O
UMUM
KERTAYASA
103
RUMAH SAKIT UMUM PENGECEKAN CENTRAL OKSIGEN CAIR
KERTAYASA
Ditetapkan :
Direktur Utama
104
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMESANAN GAS N2O
105
RUMAH SAKIT
PENGUJIAN GAS MEDIS
UMUM
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KERTAYASA
106
RUMAH SAKIT UMUM
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI
KERTAYASA
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Gudang Unit Farmasi
107
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
DI UNIT FARMASI
108
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
DI UNIT FARMASI
109
RUMAH SAKIT
PEMBERIAN LABEL OBAT
UMUM
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 064 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
110
RUMAH SAKIT
PEMBERIAN LABEL OBAT
UMUM
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 064 2 2/2
NEGARA
111
RUMAH SAKIT
UMUM INTERAKSI OBAT
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 065 2 1/2
NEGARA
Ditetapkan :
Direktur Utama
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional
1 April 2020
112
RUMAH SAKIT
UMUM INTERAKSI OBAT
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 065 2 2/2
NEGARA
Unit Farmasi
Unit Terkait
113
RUMAH SAKIT
UMUM PEMBUATAN ETIKET /LABEL SEDIAAN FARMASI
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 066 1/2
2
NEGARA
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional dr. Mustika Kurniawati,
M.MRS
114
RUMAH SAKIT
UMUM PEMBUATAN ETIKET /LABEL SEDIAAN FARMASI
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. HALAMAN
REVISI
01-02 03 00 066 2/2
2
NEGARA
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional dr. Mustika Kurniawati,
M.MRS
115
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBERSIHAN DAN SANITASI DI UNIT FARMASI
116
RUMAH SAKIT
UMUM INSPEKSI BERKALA PENYIMPANAN SEDIAAN
KERTAYASA FARMASI
Tujuan
Untuk memastikan obat disimpan secara benar
117
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA INSPEKSI BERKALA PENYIMPANAN SEDIAAN
FARMASI
2.2. Label :
2.2.1. Norum
2.2.2. High Alert
2.2.3. Harus diencerkan sebelum diberikan untuk
elektrolit pekat.
Unit Terkait Unit Farmasi
118
RUMAH SAKIT
UMUM PELABELAN OBAT ATAU BAHAN KIMIA YANG
KERTAYASA DIKELUARKAN DARI WADAH ASLINYA
119
RUMAH SAKIT
UMUM PELABELAN OBAT ATAU BAHAN KIMIA YANG
KERTAYASA
DIKELUARKAN DARI WADAH ASLINYA
120
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
DIKARENAKAN STOCK KOSONG DARI PBF
121
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
DIKARENAKAN STOCK KOSONG DARI PBF
122
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELABELAN NORUM
noRum
Rupa Untuk rupa obat mirip/look alike.
mirip Misal : Histapan rupa mirip Heptasan
123
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELABELAN NORUM
124
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMASAN OBAT DI UNIT FARMASI
125
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMASAN OBAT DI UNIT FARMASI
126
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMBALIAN SEDIAAN FARMASI
Kebijakan Obat pasien rawat jalan hanya jika pasien alergi dan dengan
persetujuan (Peraturan Direktur Utama Nomor :
Per.039.8/Dir.Ut/IV/2020 Tentang Kebijakan Pelayanan
Unit Farmasi Rumah Sakit Umum Kertayasa)
127
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMILAHAN SAMPAH DARI UNIT FARMASI
128
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENULISAN RESEP DOKTER
129
untuk cairan : tetes, milliliter, liter.
130
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Unit Rawat Inap
3. Poliklinik Umum
4. UGD
5. Poliklinik Spesialis
131
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI YANG RUSAK
131
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN REKENING UMUM
PASIEN UNIT RAWAT INAP
132
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
RACIKAN DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT INAP
Penyerahan Racikan
1. Lakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan (kesesuaian antara obat, penulisan etiket
dengan resep)
2. Tulis nama terang peneliti di kolom peneliti
3. Letakkan obat pada keranjang sesuai dengan masing -
masing nama Unit Rawat Inap.
4. Simpan resep pada tempatnya dan dokumentasikan
135
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SIRUP KERING DI UNIT FARMASI
UNTUK PASIEN RAWAT INAP
137
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
TABLET DAN KAPSUL DI UNIT FARMASI
UNTUK PASIEN RAWAT INAP
138
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
TABLET DAN KAPSUL DI UNIT FARMASI
UNTUK PASIEN RAWAT INAP
139
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT INAP
139
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT INAP
140
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
141
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
DI UNIT FARMASI UNTUK RAWAT JALAN
142
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
143
RUMAH SAKIT
UMUM PELAYANAN RESEP YANG TIDAK TERSEDIA
KERTAYASA DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
144
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYELESAIAN TAGIHAN
145
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGHITUNGAN LEMBAR DAN RESEP
UNIT FARMASI RAWAT JALAN
146
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
RACIKAN DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT JALAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
147
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
RACIKAN DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT JALAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
148
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DENGAN RESEP
RACIKAN DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT JALAN
149
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SIRUP KERING DI UNIT FARMASI UNTUK
PASIEN RAWAT JALAN
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
150
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SIRUP KERING DI UNIT FARMASI UNTUK
PASIEN RAWAT JALAN
1. Unit Farmasi
Unit Terkait
2. Rawat Inap
151
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN TABLET DAN
KAPSUL DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT JALAN
152
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIAPAN DAN PENYERAHAN TABLET DAN
KAPSUL DI UNIT FARMASI UNTUK PASIEN
RAWAT JALAN
153
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP NARKOTIKA DI UNIT
FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
Ditetapkan :
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
Operasional 1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
154
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN RESEP NARKOTIKA DI UNIT
FARMASI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
155
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA POLA KETENAGAAN UNIT FARMASI
156
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KREDENSIAL TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
157
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KREDENSIAL TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
158
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MASA ORIENTASI DAN MASA PERCOBAAN
CALON KARYAWAN / KARYAWAN BARU
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional dr. Mustika Kurniawati,
M.MRS
159
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MASA ORIENTASI DAN MASA PERCOBAAN
CALON KARYAWAN / KARYAWAN BARU
160
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENILAIAN KUALITAS KERJA
KARYAWAN UNIT FARMASI
161
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA EVALUASI KINERJA KARYAWAN UNIT FARMASI
162
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGATURAN DINAS UNIT FARMASI
Kebijakan Pengaturan jam dinas Unit Farmasi diatur sesuai dengan jam
dinas yang ditetapkan oleh rumah sakit dan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan di unit Unit Farmasi (Peraturan Direktur
Utama Nomor : Per.039.8/Dir.Ut/IV/2020 Tentang Kebijakan
Pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit Umum Kertayasa)
1. Kepala Unit Farmasi mendelegasikan kepada Wakil Kepala
Prosedur Unit untuk mengatur giliran dinas karyawan farmasi untuk
jangka waktu satu bulan sesuai dengan Perjanjian Kerja
bersama yang berlaku di Rumah Sakit Umum Kertayasa
dan Undang – undang Ketenagakerjaan No. 13 Th. 2003
dengan ketentuan 42 jam seminggu dan jam kerja sebagai
berikut :
1.1 Dinas pagi : pukul 07.00 – 14.00
1.2 Dinas sore : pukul 14.00 – 21.00
1.3 Dinas malam : pukul 21.00 – 07.00
2. Jadwal dinas yang dibuat oleh Wakil Kepala Unit Farmasi
sebelum tanggal 28 setiap bulannya, diinformasikan kepada
setiap karyawan Farmasi dan
163
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGATURAN DINAS UNIT FARMASI
164
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
VERIFIKASI RESEP DOKTER PASIEN RAWAT
INAP
165
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
VERIFIKASI RESEP DOKTER DI RAWAT INAP
166
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMOHONAN COPY RESEP
PASIEN RAWAT INAP
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
167
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERMOHONAN COPY RESEP
PASIEN RAWAT INAP
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Rawat Inap
168
RUMAH SAKIT UMUM
PENGAMBILAN OBAT DARI
KERTAYASA
UNIT FARMASI KE RAWAT INAP
NEGARA
01-02 03 00 098
2 1/2
Ditetapkan :
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
Operasional 1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
169
RUMAH SAKIT UMUM
PENGAMBILAN OBAT DARI
KERTAYASA
UNIT FARMASI KE RAWAT INAP
NEGARA
01-02 03 00 098
2 2/2
obat, salah input data atau kesalahan lain yang saat
itu ditemukan.
3. Cocokkan nama pasien dan jumlah obat dengan buku
ekspedisi untuk mengetahui bahwa semua resep yang
diserahkan ke unit farmasi sudah dilayani semua.
4. Tanyakan bila diketemukan adanya ketidakcocokan
antara data pengiriman resep dan penyerahan resep.
Tulis dalam buku ekspedisi alasan tertundanya
pelayanan.
5. Obat setelah selesai dicocokkan ,bubuhkan tanda
tangan petugas yang mengambil obat pada belakang
resep dibawa ke ruangan dan dimasukkan ke dalam
locker sesuai dengan nama dan nomor rekam medik
pasien dan nomor kamarnya.
170
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MENYIAPKAN OBAT PASIEN RAWAT INAP
1. Memudahkan pemberian.
Tujuan
2. Memudahkan kontrol / koreksi.
3. Menghindari kekeliruan / kesalahan pemberian obat.
171
nama dan kamar pasien.
172
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MEMBAGI OBAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP
173
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MEMBAGI OBAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP
174
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBERIAN OBAT – OBAT HIGH ALERT
1. Unit Farmasi
Unit Terkait 2. Unit Rawat Inap
176
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MONITORING EFEK SAMPING OBAT
\
177
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MONITORING EFEK SAMPING OBAT
Unit Terkait
1. Rawat Inap
2. UGD
3. VK
178
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN OBAT PASIEN RAWAT INAP
YANG HABIS KEPADA DOKTER
179
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGAMBILAN RESEP OBAT PULANG
UNTUK PASIEN RAWAT INAP
180
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MONITORING STOK DI RAWAT INAP
2 1/2
01-02 03 00 105
NEGARA
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
181
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
MONITORING STOK DI RAWAT INAP
182
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGEMBALIAN OBAT PASIEN
YANG TIDAK DIGUNAKAN
183
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERESEPAN HIGH ALERT MEDICATIONS
184
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT RAWAT INAP
185
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT EMERGENCY
NEGARA
2 1/2
01-02 03 00 109
Ditetapkan :
Tanggal Terbit Direktur Utama
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
186
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYIMPANAN OBAT EMERGENCY
NEGARA
2 2/2
01-02 03 00 109
187
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN OBAT EMERGENCY
YANG KADALUWARSA
188
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGELOLAAN OBAT EMERGENCY
YANG KADALUWARSA
189
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERESEPAN OBAT-OBAT EMERGENCY
190
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
MENYIAPKAN PENCAMPURAN OBAT
KE DALAM INFUS
Prosedur A. Persiapan :
1. Verifikasi data, cocokkan dengan gelang identitas
pasien.
2. Persiapan alat
Bak injeksi berisi alkohol swab, spuit dan
jarum sesuai kebutuhan.
Obat yang sudah disiapkan di dalam spuit.
Cairan infuse sesuai kebutuhan.
Daftar obat
APD lengkap
Labeling.
B. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Menyiapkan injeksi dari vial/ flacon/ ampul.
3. Desinfektan karet plabot infuse.
4. Campurkan obat yang telah disiapkan ke dalam
plabot.
191
5. Pastikan cairan obat yang di dalam spuit telah
masuk semua.
192
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
MENYIAPKAN INJEKSI DARI VIAL/ FLACON/
AMPUL
A. Persiapan :
Prosedur 1. Verifikasi Data .
2. Persiapan alat :
a. Baki
b. Sarung tangan
c. Bak injeksi
d. Obat dalam bentuk vial/ flacon/ ampul
e. Spuit sesuai ukuran
f. Jarum sesuai ukuran
g. Alcohol swab
h. Kassa
i. Gergaji ampul
j. Piala ginjal/ Bengkok
k. Daftar obat
B. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
193
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
MENYIAPKAN INJEKSI DARI VIAL/ FLACON/
AMPUL
194
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA REKONSILIASI OBAT
195
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
REKONSILIASI OBAT
196
IBS
RUMAH SAKIT UMUM PENERIMAAN PENDAFTARAN OPERASI ELEKTIF
KERTAYASA PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
NEGARA
Ditetapkan :
Standar Tanggal Terbit : Direktur Utama
Prosedur 1 April 2020
Operasional
0 1/2
01-01 02 00 002
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur 1 April 2020
Operasional
2
1. Perawat ruangan memberitahukan / telepon ke bagian
administrasi/perawat UKO untuk program operasi emergency
Prosedur
dengan menyebutkan:
a) Identitas pasien
c) Diagnosa
f) Nama dokter.konsultan
3
RUMAH SAKIT UMUM PENERIMAAN PENDAFTARAN OPERASI EMERGENCY
KERTAYASA
0 2/2
01-01 02 00 002
NEGARA
4
RUMAH SAKIT UMUM PENYUSUNAN JADWAL OPERASI ELEKTIF
KERTAYASA
01-01 02 00 003
NEGARA
5
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAYANAN OPERASI PASIEN RAWAT INAP DI UNIT
KAMAR OPERASI
0 1/2
01-01 02 00 004
NEGARA
Pengertian Suatu langkah yang dijalani pasien waktu tindakan operasi di Unit
Kamar Operasi
Kebijakan
6
Prosedur
1.
anggil pasien dari ruangan 30 menit sebelum jadwal operasi
yang ditentukan.
2.
akukan serah terima sesuai prosedur
a)
erah terima pasien dilakukan di ruang penerimaan pasien.
b)
idahkan pasien dari brankar rungan ke brankar UKO
3.
ntar pasien ke ruang persiapan ( Pakaikan penutup kepala dan
ganti baju pasien, pasang infuse bila belum terpasang )
4.
emberitahu dokter anestesi bahwa pasien sudah datang
5.
asien dibawa ke kamar operasi sesuai dengan nomor kamar yang
telah direncanakan
6.
indahkan pasien dari brankar ke meja operasi
7.
eluarkan brankar dari kamar operasi
8.
emasang bedside monitor dan kelengkapan lainnya
9.
akukan sign in sesuai prosedur oleh perawat sirkular
10.
akukan pembiusan sesuai dengan prosedur
7
RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN OPERASI PASIEN RAWAT INAP DI UNIT
KERTAYASA KAMAR OPERASI
NEGARA
11.
Prosedur ntar pasien ke ruang persiapan ( Pakaikan penutup kepala dan
ganti baju pasien, pasang infuse bila belum terpasang )
12.
emberitahu dokter anestesi bahwa pasien sudah datang
13.
asien dibawa ke kamar operasi sesuai dengan nomor kamar
yang telah direncanakan
14.
indahkan pasien dari brankar ke meja operasi
15.
eluarkan brankar dari kamar operasi
16.
emasang bedside monitor dan kelengkapan lainnya
17.
akukan sign in sesuai prosedur oleh perawat sirkular
18.
Lakukan pembiusan sesuai dengan prosedur
19.
akukan time out sesuai prosedur oleh perawat sirkular
20.
asien dilakukan operasi oleh tim bedah sesuai prosedur
21.
ebelum dilakukan penutupan luka operasi oleh operator
lakukan sign out sesuai prosedur oleh perawat sirkuler
22.
asien di pindahkan ke ruang pulih
23.
etelah Skor Aldrette >8, pasien bisa keluar dari ruang pulih
8
RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN OPERASI EMERGENCY DI
KERTAYASA UNIT KAMAR OPERASI
9
1.
asien yang oleh karena pertimbangan medis, demi keselamatan
Prosedur pasien sehingga tidak memungkinkan melalui rawat inap dapat
langsung dari Instalasi Rawat Darurat ke Unit Kamar Operasi
dengan catatan telah mendapat kepastian tempat perawatan dan
telah dipersiapkan sesuai prosedur.
2.
erawat UKO menghubungi dokter operator dan dokter anestesi.
3.
emberitahu ruangan untuk segera mengirim pasien bila
persiapan sudah siap
4.
akukan serah terima pasien sesuai prosedur
5.
asukkan pasien ke kamar operasi
6.
indahkan pasien ke meja operasi
7.
asang bed side monitor dan kelengkapan lainnya
8.
akukan sign in sesuai prosedur oleh perawat sirkular
9.
asien dilakukan pembiusan sesuai dengan prosedur
10.
akukan time out sesuai prosedur oleh perawat sirkular
11.
asien dilakukan operasi oleh tim bedah sesuai prosedur
10
RUMAH SAKIT UMUM PELAYANAN OPERASI EMERGENCY DI
KERTAYASA UNIT KAMAR OPERASI
NEGARA
Prosedur 12.
ebelum dilakukan penutupan luka operasi oleh operator lakukan
sign out sesuai prosedur oleh perawat sirkular
13.
indahkan pasien ke ruang pulih setelah selesai pembiusan
11
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
Pengertian Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat
ruangan/ bangsal dan perawat Unit Kamar Operasi.
Tujuan Sebagai panduan untuk melakukan cek dan ricek persiapan pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi untuk mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diharapkan.
12
Unit/Instalasi Terkait Unit Kamar Operasi
13
RUMAH SAKIT UMUM SERAH TERIMA PASIEN
KERTAYASA DI UNIT KAMAR OPERASI
Pengertian Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat
ruangan/ bangsal dan perawat Unit Kamar Operasi.
14
RUMAH SAKIT UMUM MEMASUKI UNIT KAMAR OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
Pengertian Adalah tata tertib yang harus di patuhi oleh setiap petugas medis,
paramedis, maupun non medis yang akan memasuki kamar bedah
15
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN
KERTAYASA KE RUANG OPERASI
dr.Mustika Kurniawati
16
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI BAJU KHUSUS KAMAR OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
dr.Mustika Kurniawati
Pengertian Adalah suatu aktivitas tata cara pemakaian baju khusus kamar
bedah.
17
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI TOPI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
18
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI SEPATU DI UNIT KAMAR OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
dr.M
ustika Kurniawati
Pengertian Adalah suatu aktivitas tata cara pemakaian sepatu khusus kamar
bedah.
19
RUMAH SAKIT UMUM STERIL WASHING
KERTAYASA
NEGARA
Tujuan 1. Kulit bebas dari debu, minyak, dan mikro organisme yang
menempel pada tubuh
2. Menekan seminimal mungkin bahaya infeksi
Kebijakan
20
RUMAH SAKIT UMUM CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
KERTAYASA
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
1 April 2020
Operasional
21
RUMAH SAKIT UMUM CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
KERTAYASA
NEGARA
22
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI DAN MELEPAS MASKER
KERTAYASA DI UNIT KAMAR OPERASI
NEGARA
dr.Mustika Kurniawati
Pengertian Bagian dari suatu usaha isolasi dengan menutup hidung dan
mulut menggunakan perangkat khusus penutup hidung dan
mulut ( masker ).
Kebijakan
23
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI DAN MELEPAS MASKER
KERTAYASA DI UNIT KAMAR OPERASI
24
RUMAH SAKIT UMUM MEMBANTU MEMAKAI JAS STERIL UNTUK OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
dr.Mustika Kurniawati
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Nomor : 032/PER/Dir.Ut/VI/2016
tentang Pelayanan Unit Kamar Operasi (UKO) dan CSSD.
25
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI JAS OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
26
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI JAS OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
27
RUMAH SAKIT UMUM MEMAKAI SARUNG TANGAN
KERTAYASA SETELAH MENGGUNAKAN JAS OPERASI
NEGARA
28
Prosedur
1. Dengan tangan tertutup jas operasi ambil sarung tangan
pertama dari kemasannya jangan biarkan tangan keluar dari
manset jas operasi
2. Letakkan sarung tangan pada lengan jas dan ibu jari sarung
tangan pada ibu jari tangan dengan jari- jari menunjuk arah
siku
3. Pegang bagian bawah menset dengan jari-jari tangan yang
terlindung dari tangan yang akan di pakaikan sarung tangan
4. Pegang bagian atas menset dengan tangan lainnya yang
terbungkus jas
5. Naikkan menset bagian atas, diatas menset jas dari tangan
yang akan dipakaikan sarung tangan
6. Pegang menset sarung tangan dan menset jas operasi
bersamaan dan masukkan jari-jari ke dalam sarung tangan dan
atur letaknya
Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara ke 1
sampai 6
29
Setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
Kebijakan
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri).5Peraturan Direktur Utama Nomor :
032/PER/Dir.Ut/VI/2016 tentang Pelayanan Unit Kamar
Operasi.
30
RUMAH SAKIT UMUM ANTISEPTIK PADA DAERAH PEMBEDAHAN
KERTAYASA
NEGARA
Prosedur 1. Buka duk steril yang dipakai untuk menutup daerah operasi
2. Perawat instrumen menyerahkan forcep antiseptik ( yodium
klem ) dan nierbeken yang sudah terdapat kom berisi tiga
depper steril dan iodim 2 %
3. Dokter bedah melakukan antiseptik pada daerah operasi
dengan cara dari daerah operasi melingkar keluar
4. Lakukan drapping sesuai jenis operasi ( dokter bedah dan
asisten bedah )
31
RUMAH SAKIT UMUM SIGN IN
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
32
Prosedur 11. Masukkan pasien ke kamar operasi
NEGARA
33
Tujuan
Umum :
Meningkatkan keselamatan pasien yang akan menjalani tindakan
pembedahan
Khusus :
1. Mencegah terjadinya kesalahan pasien, lokasi pembedahan
dan prosedur pembedahan
2. Meningkatkan kerjasama tim bedah
NEGARA
34
Pengertian Verifikasi tahap akhir sebelum operasi selesai dan pasien
meninggalkan ruang operasi
35
RUMAH SAKIT UMUM PENGHITUNGAN PERDARAHAN
KERTAYASA SELAMA OPERASI
Pengertian Suatu cara menghitung jumlah darah yang keluar atau hilang
selama operasi.
36
RUMAH SAKIT UMUM KONSULTASI PENDERITA DURANTE OPERATIF
KERTAYASA
Pengertian Prosedur yang harus dilakukan dokter bedah apabila pada saat
operasi menemukan kasus di luar keahlian dokter bedah yang
bersangkutan
Kebijakan
37
Prosedur 1. Dokter operator yang menemukan kasus yang bukan
keahliannya menginstruksikan kepada perawat sirkuler
yang bertugas di kamar operasi tersebut untuk
menghubungi dokter operator yang dibutuhkan dengan
menyebutkan data-data pasien serta tindakan baru
dikerjakan dan masalah yang ditemukan saat dikerjakan
2. Dokter operator menelpon dengan telpon gengam yang
dipegang perawat sirkuler/ metode speaker
3. Selama menunggu jawaban konsultasi, operasi luka operasi
ditutup dengan kasa steril dan operator menghentikan
kegiatannya ( pasien tetap dalam keadaan tertidur )
4. Dokter operator dan perawat memintakan inform consent
untuk dikonsultasikan ke dokter lain
5. Setelah dokter konsultan datang, dokter konsultan
memeriksa pasien dan menjelaskan kepada keluarga
pasien
Apabila keluarga pasien sudah setuju dan dokter konsultan
sudah hadir maka diputuskan untuk serah terima pasien
atau operasi bersama
NEGARA
38
Prosedur 1. Lakukan serah terima pasien sesuai prosedur
2. Mengantar pasien ke ruang persiapan ( pasang monitor,
pasang infuse bila belum terpasang )
3. Memberitahu dokter anestesi bahwa pasien sudah datang
4. Pasien di bawa ke kamar operasi sesuai dengan nomor
kamar yang telah direncanakan
5. Memindahakan pasien dari brancart ke meja operasi
6. Keluarkan brancart dari kamar operasi
7. Memasang bed site monitor dan kelengkapan lainnya
No. 1-7 dilakukan bersama perawat pendamping anestesi
8. Lakukan sign in
9. Membantu kelancaran dalam pelaksanaan operasi dimulai
dengan steril washing terhadap pasien, mencatat
kelengkapan tambahan alat operasi dan bahan habis pakai
10. Lakukan time out sebelum pasien melakukan insisi
11. Lakukan pendokumentasian
12. Lakukan sign out sebelum operator menjahit peritonium
13. Operasi selesai, lakukan dressing pada luka operasi
39
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT SIRKULER
KERTAYASA
NEGARA
40
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT PENDAMPING ANESTESI
KERTAYASA
NEGARA
41
Prosedur 1. Membantu menyiapkan kelengkapan obat, alat dan
kelengkapan lainnya
2. Lakukan serah terima pasien sesuai prosedur
3. Mengantar pasien ke ruang persiapan ( pasang monitor, pasang
infuse bila belum terpasang )
4. Memberitahu dokter anestesi bahwa pasien sudah datang
5. Pasien di bawa ke kamar operasi sesuai dengan nomor kamar
yang telah direncanakan
6. Memindahakan pasien dari brancart ke meja operasi
7. Keluarkan brancart dari kamar operasi
8. Memasang bed site monitor dan kelengkapan lainnya
No. 2-8 dilakukan bersama perawat sirkuler
42
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT PENDAMPING ANESTESI
KERTAYASA
NEGARA
43
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT INSTRUMEN OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
NEGARA
Prosedur 13. Kumpulkan linen kotor lalu ikat dan masukkan ke dalam
kontainer infeksius
14. Lepas jas, sarung tangan dan alat pelindung diri sesuai
prosedur
15. Cuci tangan prosedural
16. Lakukan pendokumentasian di buku laporan operasi
45
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT ASISTEN OPERATOR
KERTAYASA
NEGARA
Kebijakan
46
Prosedur 1. Teliti ulang nama, tanggal lahir pasien, jenis operasi, dan
dokter bedah yang bersangkutan
2. Teliti persiapan pasien sebelum operasi seperti pasang infus,
kateter, NGT, Imaging, Laboratorium, Riwayat penyakit,
Darah dibutuhkan atau tidak
3. Mengetahui daerah atau lokasi yang akan dioperasi
4. Mengatur posisi pasien sesuai ( koordinasi tim bedah ) dengan
jenis operasinya
5. Gunakan APD sesuai dengan prosedur
6. Lakukan cuci tangan bedah sesuai prosedur
7. Pakai jas dan sarung tangan steril sesuai prosedur dibantu
perawat instrumen
8. Bersama perawat instrumen menghitung kasa dan instrumen
yang akan digunakan pada operasi tersebut
9. Lakukan drapping bersama operator
10. Membantu dan memperhatikan jalan operasi
11. Mempertahankan keamanan dan efektifitas daerah operasi
dan daerah steril selama pembedahan
47
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT ASISTEN OPERATOR
KERTAYASA
NEGARA
12. Bersama operator memeriksa seluruh area operasi apakah
Prosedur materi operasi sudah sesuai ada kassa atau instrument yang
masih ketinggalan di daerah operasi
13. Bekerja sama dengan perawat instrument untuk menghitung
kassa dan alat instrumen secara verbal serta mencocokan
secara tepat sesuai dengan jumlah saat sebelum dipakai
14. Jika jumlahnya sudah tepat, membantu operator untuk
menutup atau menjahit luka operasi
15. Daerah operasi dibersihkan, luka dirawat dan ditutup dengan
kassa steril lalu luka dibalut/ elastis band
16. Setelah tindakan pembedahan selesai duk yang dipakai untuk
drapping di gulung dari arah dalam ke luar dan masukkan
pada tempat yang sudah tersedia
17. Lepaskan jas dan sarung tangan steril sesuai prosedur
18. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur
48
RUMAH SAKIT UMUM MELEPAS DAN MENGHITUNG
KERTAYASA LINEN SELESAI OPERASI
NEGARA
49
RUMAH SAKIT UMUM
MELEPAS DAN MENGHITUNG
KERTAYASA
LINEN SELESAI OPERASI
Prosedur 7.
kat kantong linen kotor dengan kuat dan jangan dibuka
lagi sampai di tempat penghitungan di dapur cuci
8.
kat chek list yang sudah lengkap dengan benang dan
kantong linen kotor.
9.
asukkan linen yang telah dilipat kedalam kantong
linen kotor yang telah disediakan dan hitung.
10.
si chek list linen yang telah disediakan bubuhkan
tanda tangan & nama terang.
11.
kat kantong linen kotor dengan kuat dan jangan
dibuka lagi sampai di tempat penghitungan di dapur
cuci
12.
kat chek list yang sudah lengkap dengan benang dan
kantong linen kotor.
13.
angan sekali – kali membuang linen kotor yang
bernoda darah ke lantai atau bukan pada tempatnya.
14.
irim segera kantong berisi linen kotor lengkap dengan
chek list ke ruang penampungan sementara.
50
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN KELENGKAPAN
KERTAYASA INSTRUMENT DAN KASA
51
Prosedur 1. Buka bungkus instrument yang akan digunakan untuk
prosedur operasi dan susun di meja instrument dan sebutkan
secara verbal nama dan jumlah instrument yang dikeluarkan
termasuk paket dan jumlah kasa yang akan digunakan.
2. Catat dan Cocokkan nama dan jumlah instrument dan kassa
yang ada pada kolom check list sebelum operasi.oleh
perawat sirkuler sesudah prosedur operasi selesai
3. Cocokkan jumlah atau kelengkapan instrument dan kassa
oleh perawat instrumen dan perawat sirkuler
52
Unit Terkait Unit Kamar Operasi
53
RUMAH SAKIT UMUM MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL
KERTAYASA
NEGARA
Kebijakan
54
RUMAH SAKIT UMUM MELEPAS JAS OPERASI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
Kebijakan
55
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG OPERASI
KERTAYASA KE RUANG PULIH
NEGARA
Prosedur
1. Setelah semua selang dari mesin anestesi dilepas,
pindahkan pasien dari meja operasi ke brancard semula
yang telah tersedia
2. Pasang pagar pengaman brancard
3. Dorong brancard pasien ke ruang pulih
56
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN PASIEN PASCA OPERASI
KERTAYASA DI RUANG PULIH
NEGARA
NEGARA
58
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI
KERTAYASA KE INSTALASI RAWAT INTENSIF
DALAM KEADAAN EMERGENCY
Pengertian Adalah suatu prosedur yang harus ditaati oleh petugas yang akan
memindahkan pasien pasca operasi dengan keadaan umum pasien
yang tidak memungkinkan pemantauan di ruang pulih, sehingga
pasien harus segera dipindahkan ke instalasi rawat intensif secara
aman
Prosedur
1. Mintakan inform concent rawat intensif dari pihak keluarga
pasien sesuai prosedur dengan pendampingan dokter anestesi
2. Setelah operasi selesai, luka operasi ditutup dengan kasa
steril
3. Lakukan dressing
4. Memberitahu perawat ruang intensif untuk menjemput pasien
dengan membawa oksigen transport, ambu bag, ( juction risk
),oksimetri
5. Perawat ruang intensif memberitahu perawat Unit Kamar
Operasi sudah siap menjemput di ruang transit pasien
59
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI
KERTAYASA KE INSTALASI RAWAT INTENSIF
DALAM KEADAAN EMERGENCY
60
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN POST OPERASI DARI
KERTAYASA UNIT KAMAR OPERASI KE INSTALASI RAWAT
INTENSIF
61
RUMAH SAKIT UMUM PEMINDAHAN PASIEN POST OPERASI DARI
KERTAYASA UNIT KAMAR OPERASI KE INSTALASI RAWAT
INTENSIF
62
RUMAH SAKIT UMUM LAPORAN KEGAGALAN OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
63
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN KEMATIAN
KERTAYASA DI UNIT KAMAR OPERASI
NEGARA
Tujuan Agar Direktur Medik dan Direksi Rumah Sakit dan SMF yang
bersangkutan mengetahui krononologisnya dengan jelas dan
benar
64
RUMAH SAKIT UMUM PENUNDAAN OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
65
PELAYANAN PASIEN DAY SURGERY
RUMAH SAKIT UMUM YANG AKAN MELAKUKAN TINDAKAN OPERASI
KERTAYASA DI UNIT KAMAR OPERASI
NEGARA
Pengertian Suatu langkah untuk program operasi elektif pasien day care di
Unit Kamar Operasi
66
Prosedur 1. Petugas rawat jalan melakukan serah terima ke bagian Unit
Kamar Operasi dengan dokumen status pasien, formulir
persetujuan operasi dan inform consent lengkap.
2. Perawat Unit Kamar Operasi melakukan cross cek ke
pasien akan kelengkapan ( puasa,alergi,berat badan, tinggi
badan,riwayat penyakit, tindakana yang dilakukan )
3. Siapkan pasien ke brancart
4. Antar pasien ke ruang persiapan
5. Masukkan pasien ke ruang operasi
6. Pindahkan pasien ke meja operasi
7. Pasang bedsite monitor dan kelengkapan lainnya
8. Lakukan sign in oleh perawat sirkuler
9. Lakukan time out
10. Lakukan operasi sesuai prosedur
12. Bila operasi dan anestesi selesai dan pasien sudah sadar pasien
pindah ke ruang pulih sesuai prosedur
NEGARA
67
Tujuan 3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
4. Mencegah terjadinya penularan kuman pada tenaga
paramedis dan pasien sekitarnya
Kebijakan
68
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN PENDERITA INFEKSIUS
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
0
01-01 02 00 041 2/2
NEGARA
69
Prosedur 9. Pasien mulai mulai dilakukan proses pembiusan oleh dokter
olah dokter ahli anesthesia dan dibantu oleh perawat
pendamping anestesi sesuai prosedur
10. Tim bedah cuci tangan pembedahan sesuai prosedur dan
pemakaian jas operasi, sarung tangan steril sesuai prosedur
11. Perawat sirkuler berkerja sesuai prosedur
12. Pasien mulai dilakukan operasi sesuai prosedur
13. Pasien selesai ditolong operasi sesuai dengan prosedur oleh
tim bedah
14. Pasien dilakukan oksigenasi dilanjutkan ekstubasi ( untuk
pasien dengan general anestesi ) oleh dokter anestesi dibantu
oleh perawat pendamping anestesi
15. Lepas alat pelindung diri
70
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN RUANGAN
KERTAYASA
NEGARA
Prosedur 1. Penderitadipindahkankeruangpulih
2. Perawat instrumen menghitung instrument yang telah
digunakan dan didokumentasikan
3. Linen dan sel diturunkan dari meja operasi dan dibawa
keluar dari kamar operasi
4. Rol kabel dan peralatan yang lain dibereskan dan dirapikan
5. Meja operasi dan meja instrumen di lap dengan cairan
Melipsol
6. Meja operasi ditutup dengan seal dan laken
7. Dinding di lap dengan cairanStabimed
8. Ruang operasi di pel denganStabimed
71
RUMAH SAKIT UMUM PEMINJAMAN ALAT KESEHATAN
KERTAYASA
NEGARA
72
RUMAH SAKIT UMUM PEMAKAIAN INSTRUMENT DI KAMAR OPERASI
KERTAYASA
NEGARA
73
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN ALAT/ INSTRUMEN YANG RUSAK
KERTAYASA
Pengertian Yaitu tata cara pelaporan alat/ instrument yang rusak sehingga
alat dapat di gunakan kembali atau dig anti yang baru, sehingga
operasi dapat berjalan dengan lancar
74
RUMAH SAKIT UMUM PRA-ANESTESI
KERTAYASA
Tujuan 1. Menjamindapatterlaksananyapelayanananestesiologidanterap
iintensif yang
bermutudenganmengutamakankeselamatanpasien
2. Memastikanbahwapasienberadadalamkondisi yang
layakuntukprosedur anestesi dan pembedahan
2. Memintadan/ataumempelajarihasil-
hasilpemeriksaandankonsultasi yang
diperlukanuntukmelakukananestesi.
3. Mendiskusikandanmenjelaskantindakananestesi yang
akandilakukan kepada pasien dan/atau keluarga
4. Memastikanbahwapasientelahmengertidanmenandatanganipe
rsetujuantindakan.
5. Mempersiapkandanmemastikankelengkapanalatanestesidano
bat-obat yang akandipergunakan
75
Padakeadaan yang tidakbiasa, misalnyagawatdarurat yang
ekstrim, langkah-
langkahpelayananpraanestesiasebagaimanadiuraikan di atas,
dapatdiabaikandanalasannyaharusdidokumentasikan di
dalamrekammedispasien.
NEGARA
76
Prosedur 1. Sebagai bagian dari standar dasar pengelolaan anestesi
dimana ahli anestesi bertanggung jawab untuk :
a. Menentukan status medispasien
b. Membuat rencana pengelolaan anestesi
c. Memberi informasi kepada pasien dan atau
keluarganya.
77
RUMAH SAKIT UMUM KUNJUNGAN PRA-ANESTESI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
78
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERIAN PREMEDIKASI
KERTAYASA
NEGARA
79
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN OBAT ANESTESI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
Pengertian Persiapan obat anestesi adalah tata cara persiapan obat untuk
memulai tindakan anestesi
Tujuan 1. Untukmenghindarikesalahan
2. Untuk mempercepat tindakan anestesi ( efisiensi waktu)
80
RUMAH SAKIT UMUM SEDASI RINGAN/ MINIMAL (ANXIOLYSIS)
KERTAYASA
NEGARA
81
RUMAH SAKIT UMUM SEDASI RINGAN/ MINIMAL (ANXIOLYSIS)
KERTAYASA
NEGARA
82
RUMAH SAKIT UMUM SEDASI SEDANG
KERTAYASA
NEGARA
Prosedu Indikasi
1. Intubasi di IGD, ICU
2. Pemasangankateter vena sentral di ICU
Prosedur
1. Pasien dipuasakan sesuai prosedur (prosedur puasa untuk
dewasa, anak, bayi, atau neonatus)
2. Pasang monitor tanda vital pasien (SpO2, nadi, denyut
jantung, tensimeter untuk dewasa)
3. Beri oksigen 1-3 L/menit nasal kanul, bila perlu 6-10
L/menit masker
83
RUMAH SAKIT UMUM SEDASI SEDANG
KERTAYASA
NEGARA
84
RUMAH SAKIT UMUM SEDASI BERAT/DALAM
KERTAYASA
NEGARA
Prosedur Indikasi :
Tindakanmedisdiagnostik / terapeutik di kamaroperasi
Prosedur :
1. Pasien dipuasakan sesuai prosedur (prosedur puasa untuk
dewasa, anak, bayi, atau neonatus)
2. Pasang monitor tanda vital pasien (SpO2, nadi, denyut
jantung, tensimeter untuk dewasa)
3. Beri oksigen 1-3 L/menit nasal kanul, bila perlu 6-10
L/menit masker
4. Berikan premedikasi : antiemetik : ondansetron (0,08
mg/kgBB i.v. atau metoclopramide 0,2 mg/kgBB i.v. (Bila
perlu dan tidak ada kontra indikasi, berikan sulfas atropine
0.01 mg/kgBB i.v.untuk mencegah hipersekresi)
NEGARA
Prosedur
86
RUMAH SAKIT UMUM ANESTHESIA REGIONAL (SPINAL)
KERTAYASA
NEGARA
Prosedur A. Indikasi :
1. Operasi di ekstremitas bawah :
a. Ortopedi / bedah tulang
b. Bedah plastik
c. Bedah tumor
2. Operasi kandungan / kebidanan :
a. Dilatasi / kuretase
b. Seksiosesaria
c. Histerektomi vaginal
d. Kistaovarium
3. Bedah umum / digestif :
a. Hemoroidektomi
b. Fistel perianal
c. Abses perianal
87
d. Herniotomi
e. Apendektomi
NEGARA
4. Bedahurologi :
Prosedur a. TURP
b. Seksioalta
c. Orkidektomi
d. BW plasti
e. Vasektomi
f. Vesikulolitotomi
B. Kontra Indikasi
a. Absolut
a. Pasien menolak
b. Terdapatlesi di tempat penyuntikan
c. Koagulapati
d. Peningkatan tekanan intra cranial
b. Relatif
a. Infeksi di sekitar tempat penyuntikan
b. Hipovolemia
c. Penyakit susunan saraf pusat
d. Nyeri punggung kronik
e. Sepsis
C. Syarat
a. Sudah menandatangani surat izin operasi
b. Pasien kooperatif
c. Terdapat indikasi dilakukannya anestesi spinal, tidak
terdapat indikasi kontra absolute
89
RUMAH SAKIT UMUM ANESTHESIA REGIONAL (SPINAL)
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
Prosedur F. Prosedur
1. Posisipasien miring
denganlututdilipatkeperutmaksimalkepalatundukke
dada maksimal, atauposisiduduk.
2. Disenfektan daerahpenyuntikan.
3. Lakukaninfiltrasilocalpadadaerahpenyuntikan.
4. Jarum spinal beserta mandrinnya
ditusukkankecelahintervertebralantara L2-3 / L3-4 /
L4-5 sesuaiindikasidanpengalaman.
5 Jarum spinal dengan mandrinnya dimasukkanpelan –
pelan sampai dirasakan sensasi seperti menembus
kertas, mandrin dicabut, bila ujung jarum
telahmencapairuang subarakhnoid maka akan keluar
cairan LCS dari pangkal jarum spinal.
6 Obat anesthesia localdimasukkan (dosis sesuai
kebutuhan)setelahdipastikanjarummasukkeruang
subarakhnoid.
5. Posisipasienterlentangkembali,
dilakukanpengawasanterhadaptensi,
nadikesadarandanpernapasan. Bilatensiturun< 30%,
percepat infuse, masukkanefedrin 10 mg IV,
bilaperluulang
setiapmenit.Nilaiketinggianhambatansensorikdanmoto
ricdenganuji Pin-Prick danSkalaBromage.
90
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT RUANG PULIH
KERTAYASA
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur 1 April 2020
Operasional
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Nomor : 032/PER/Dir.Ut/VI/2016
tentang Pelayanan Unit Kamar Operasi (UKO) dan CSSD
91
RUMAH SAKIT UMUM PERAWAT RUANG PULIH
KERTAYASA
NEGARA
5. Pindahkan pasien dari ruang pulih ke unit rawat bila sudah :
Prosedur a. Jalan, nafas, oksigenasi, sirkulasi, temperatur dalam
kondisi baik dan stabil
b. Tidak membutuhkan penatalaksanaan dan pemantauan
intensif pasca bedah
c. Score aldrete ≥ 9, steward ≥ 5 dan bromage ≤ 2di
setujui dan ditandatangani dokter anestesi, perawat
ruang pulih dan di dokumentasikan dalam rekam medis
92
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN OBAT ANESTESI
KERTAYASA
NEGARA
Pengertian Persiapan obat anestesi adalah tata cara persiapan obat untuk
memulai tindakan anestesi
93
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN EKSTUBASI
KERTAYASA
NEGARA
UnitTerkait InstalasiBedahSentral
94
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN INTUBASI
KERTAYASA
NEGARA
95
RUMAH SAKIT UMUM INTUBASI
KERTAYASA
NEGARA
96
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA
KERTAYASA
NEGARA
97
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
98
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
99
RUMAH SAKIT UMUM PEMANTAUAN SELAMA PEMBEDAHAN
KERTAYASA DENGAN ANESTESI LOKAL
NEGARA
NEGARA
Tujuan Untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan dokter anestesi
dan obat – obat apa yang telah di berikan kepada pasien pada
waktu pre, intra dan pasca anestesi
101
Prosedur 1. Pada waktu melakukan pembiusan dokter anestesi
mengambil formulir laporan anestesi dan status pasien
2. Pada waktu melakukan pembiusan dokter anestesi
mengambil formulir laporan anestesi dan status pasien
3. Dokter anestesi mengisi kolom identitas pasien (nama
pasien, nomer RM, umur, DPJP, ruangan), nama dokter
anestesi, nama perawat pendamping anestesi, nama dokter
operator, riwayat alergi / asma,tanggal operasi, tanggal
melakukan anestesi dan jam mulai operasi dan jam mulai
anesthesia serta lama operasi dan anestesi, diagnosa pra dan
pasca bedah serta jenis/ macam operasi
4. Dokter anestesi menuliskan status ASA dan jenis serta risiko
anestesi di kolom yang tersedia, serta catatan pra operasi.
5. Dokter anestesi menuliskan hasil pemeriksaan pasien di
dalam kamar operasi meliputi tinggi badan, berat badan,
tekanan darah, heart rate, respiratory rate, suhu badan, dan
menuliskan keterangan lokasi infus pasien beserta ukuran
jarum infus yang digunakan.
102
RUMAH SAKIT UMUM PENGISIAN LAPORAN ANESTESI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
0
01-01 02 00 062 2/2
NEGARA
103
RUMAH SAKIT UMUM PERSIAPAN OBAT PASCA ANESTESI
KERTAYASA
NEGARA
Pengertian Persiapan obat pasca operasi adalah tata cara persiapan obat
untuk mengakhiri tindakan anestesi
Tujuan 1. Untukmenghindarikesalahan
2. Untuk mempercepat proses pemulihan kesadaran pasien
dari pengaruh anestesi
104
RUMAH SAKIT UMUM EKSTUBASI
KERTAYASA
NEGARA
105
RUMAH SAKIT UMUM PASCA ANESTESI
KERTAYASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
NEGARA
Prosedur
5. Setelah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien
kepada perawat ruang pulih dan disertai laporan kondisi
pasien.
107
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN PASCA BEDAH
KERTAYASA DI RUANG PULIH ANESTESI
108
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN PASCA BEDAH
KERTAYASA DI RUANG PULIH ANESTESI
109
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN PASIEN INFEKSIUS
KERTAYASA PASCA BEDAH DI RUANG PULIH ANESTESI
NEGARA
111
RUMAH SAKIT UMUM KRITERIA PEMINDAHAN PASIEN
KERTAYASA DARI RECOVERY ROOM
112
Prosedur Aldrete Score
Kriteria Penilaian Skor
Aktivitas 4 ekstremitas 2
motorik 2 ekstremitas 1
Tidak mampu gerak ekstremitas 0
Pernafasan Dapat bernafas dalam & batuk 2
Dyspneu, usaha nafas terbatas 1
Apnoea atau obstruksi 0
Sirkulasi TD ± 20 mmHg 2
TD dari pre TD ± 20-50 mmHg 1
operasi TD>50 mmHg 0
Kesadaran Sadar penuh 2
Bangun jika di panggil 1
Tidak ada respon 0
Warna kulit Merah muda 2
Pucat 1
Sianosis 0
-pasien dipindah ke ICU jika score < 8dan telah dirawat selama
2jam
Steward score
Kriteria Penilaian Skor
Aktivitas Bangun 2
Respon terhadap rangsang 1
Tidak ada respon 0
Respirasi Batuk / menangis 2
Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan nafas 0
Motorik Gerak bertujuan 2
Gerak tanpa tujuan 1
Tidak bergerak 0
113
RUMAH SAKIT UMUM ANESTESI BEDAH ABDOMEN
KERTAYASA
NEGARA
114
RUMAH SAKIT UMUM ANESTESI BEDAH ABDOMEN
KERTAYASA
Prosedur 3) i.m
4) Monitoring : 1) SaO2
2) Tensidannadi
3) EKG
4. Post Operasi
a. Monitoring tanda vital :
1) SaO2
2) Tensidannadi
3) EKG
b. Standarpelayananpascaoperasi
5. Waktubertugas :
a. Operasielektif : setiapharipada jam kerja
b. Operasiemergency :setiapharipada jam kerjadandiluar jam
kerja.
115
RUMAH SAKIT UMUM PENGISIAN LEMBAR VERIFIKASI
KERTAYASA DAN PENANDAAN LOKASI OPERASI
Kebijakan
116
Prosedur 1. Tulislah data asesmen pra bedah pasien meliputi : data
subyektif (anamnesis) dan data obyektif (pemeriksaan fisik)
secara singkat yang memberikan dasar penegakan diagnosis
pra operasi dalam kolom yang tersedia dilakukan oleh dokter
operator
2. Tuliskan diagnosis prabedah secara lengkap dan rencana
tindakan operasi yang akan dilakukan pada kolom yang tersedia.
3. Tuliskan estimasi / perkiraan waktu yang dibutuhkan pada
kolom estimasi waktu.
4. Lakukan Penandaan Lokasi Insisi / Insersi Alat (Marking) :
a) Berikan tanda lingkaran (O) menggunakan marker pada
pada tubuh pasien
b) Apabila tidak memungkinkan melakukan penandaan
pada tubuh pasien, gambarkan lokasi insisi operasi dan
insersialat
117
RUMAH SAKIT UMUM PENGISIAN LEMBAR VERIFIKASI
KERTAYASA DAN PENANDAAN LOKASI OPERASI
NEGARA
Kebijakan
NEGARA
119
REKAM MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PROSEDUR TETAP PENYATUAN REKAM MEDIS
GANDA
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
1 April 2020
Prosedur
Operasional
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur
1 April 2020
Operasional
11. Khusus untuk dokumen Rekam Medis yang telah rusak atau
tidak bisa dibaca langsung di musnahkan dengan terlebih
dahulu membawa surat pernyataan di atas kertas bermaterai
dan ditanda tangani oleh direktur RS
Unit / Instalasi Terkait 1. Instalasi Rekam Medis
2. Pimpinan Rumah Sakit
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA ORIENTASI STAF BARU DI INSTALASI REKAM MEDIS
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Standar Tanggal Terbit
Prosedur
Operasional 1 April 2020
5.1. Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/ unit RS
tempat perawat bertugas, dan sebutkan nama
lengkap pasien, umur, kamar/ ruangan, serta
masalah utama pasien saat ini (misalnya: sesak
nafas, nyeri dada, badan panas, dll)
5.2. Background
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan:
Status Kardiovaskuler (nyeri dada, tekanan
darah, EKG, dsb)
Status Respirasi (frekuensi pernapasan, SPO2,
Analisis Gas Darah, dsb)
Status Gastro-Intestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dsb)
Status Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb)
Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya\
5.3 Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut:
Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna, dsb)
Problem Gastro-Intestinal (perdarahan massif
dan syok, dsb)
5.4 Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KOMUNIKASI EFEKTIF
6.1 Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/ unit RS
tempat perawat bertugas, dan sebutkan nama
lengkap pasien, umur, kamar/ ruangan, serta
masalah utama pasien saat ini (misalnya: sesak
nafas, nyeri dada, badan panas, dll)
6.2 Background
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan:
Status Kardiovaskuler (nyeri dada, tekanan
darah, EKG, dsb)
Status Respirasi (frekuensi pernapasan,
SPO2, Analisis Gas Darah, dsb)
Status Gastro-Intestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dsb)
Status Neurologis (GCS, pupil, kesadaran,
dsb)
Hasil laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya
6.3 Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut:
Problem kardiologi (syok kardiogenik,
aritmia maligna, dsb)
Problem Gastro-Intestinal (perdarahan
massif dan syok, dsb)
6.4 Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
1. Saya meminta dokter untuk :
Segera datang melihat pasien?
Mewakilkan dokter lain untuk datang?
Konsultasi ke dokter lain?
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KOMUNIKASI EFEKTIF
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar 1 April 2020
Prosedur
Operasional
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Standar Tanggal Terbit
Prosedur
Operasional 1 April 2020
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur
1 April 2020
Operasional
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur
Tanggal terbit
Operasional
1 April 2020
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur Utama RSU Kertayasa nomor :
041/PER/Dir.Ut/VI/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Rekam Medis perihal Penerapan SIMRS
7
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Tanggal terbit
Operasional
1 April 2020
dr. Mustika Kurniawati
Pengertian Menyusun/ melakukan perakitan susunan berkas rekam medis
sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan oleh rumah sakit
Tujuan 1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan di RSU Kertayasa
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan
Kesehatan pasien
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Utama RSU Kertayasa nomor :
041/PER/Dir.Ut/VI/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Rekam Medis perihal penyusunan berkas rekam medis
Prosedur Berkas rekam medis pelayanan pasien rawat jalan ada 3 yaitu :
Rekam medis IGD Dewasa, IGD Anak, dan poliklinik umum.
Berikut urutan berkas rekam medisnya :
IGD Dewasa
a. Asesmen Medis IGD (RM 2A)
b. Asesmen Keperawatan Gawat Darurat Dewasa (RM 9A)
c. Penempelan Resep (RM 16B)
IGD Anak
a. Asesmen Medis IGD (RM 2A)
b. Asesmem Keperawatan Gawat Darurat Anak ( RM 9B)
c. Penempelan Resep ( RM 16B)
Poliklinik
a. Ringkasan Riwayat Poliklinik (RM 1B)
b. Asesmen Medis Pasien Rawat Jalan ( RM 2B)
c. Catatan Perkembangan Terintegrasi (RM 7)
d. General Consent Pasien Rawat Jalan (LRM 3B)
e. Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi
( LRM 4A)
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENYUSUNAN BERKAS REKAM MEDIS
Anak
a. Surat Perintah Rawat Inap (RM 1A)
b. General Consent Rawat Inap (LRM 3a)
c. Hak dan Kewajiban Pasien
d. Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi (RM 4A)
e. Ringkasan Masuk – Keluar Pasien (RM 1)
f. Asesmen Medis Rawat Inap Anak (RM 3B)
g. Grafik Tanda – Tanda Vital (RM 6)
h. Catatan Perkembangan Terintegrasi (RM 7) (Lembar Hijau 3
Lembar)
i. Pasien awal Keperawatan Pasien Rawat Inap (RM 9 D)
j. Asesmen Gizi Anak (RM 9G.2)
k. Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan (RM 10)
l. Catatan Keperawatan (Rm 13) (3 Lembar)
RUMAH SAKIT UMUM
PENYUSUNAN BERKAS REKAM MEDIS
KERTAYASA
CURETAGE
a. Form edukasi Tindakan anestesi dan sedasi (LRM 10)
b. Pernyataan Persetujuan / Penolakan Tindakan Pemberian
Informasi Sedasi (LRM 11)
c. Pernyataan Persetujuan / Penolakan Tindakan Pemberian
Informasi Anestesi Umum (LRM 12)
d. Pernyataan Persetujuan / Penolakan Tindakan Pemberian
Informasi Tindakan Curretage (LRM 15)
e. Ceklist Persiapan Operasi (RM 8A)
f. Surgical Safety Checlist – Sign In , Time Out Sign out (Rm
8C)
g. Assesmen Pra Sedasi/Anestesi (Rm 8D)
h. Laporan Operasi (RM 8E)
i. Laporan Sedasi/Anesthesi (RM 8F)
j. Penempelan Resep (RM 16B)
k. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (RM 16C)
l. Catatan Perawat (RM 13)
m. Pernyataan Persetujuan/Penolakan Tindakan (LRM 5)
Tindakan SC
a. Form Edukasi Tindakan Anestesi dan Sedasi (LRM 10)
b. Pernyataan Persetujuan/Penolakan Tindakan Pemberian
Informasi Sectio Caesarea (LRM 7)
c. Pernyataan Persetujuan/Penolakan Tindakan Pemberian
Informasi Sedasi (LRM 11)
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional
Tanggal Terbit
1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional
Tanggal Terbit
1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional
Tanggal Terbit
1 April 2020
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit
Direktur Utama
Prosedur
01 April 2020
Operasional ( dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pengertian Suatu proses mengidentifikasi pada pasien saat kedatangan awal pasien
atau bertemu pertama kali dengan petugas pelayanan.
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER. 093/Dir.Ut/IV/2020 tentang Panduan Mengidentifikasi
Pasien yang benar.
Prosedur 1. Petugas pendaftaran memberi salam.
2. Petugas pendaftaran meminta pasien atau keluarga pasien untuk
memberitahukan nama lengkap, tanggal lahir dan alamat lengkap
pasien sesuai e-KTP/SIM/Pasport.
3. Jika pasien tidak mampu untuk memberitahukan identitas tersebut
diatas (pasien tidak sadar,bayi, anak-anak yang belum bisa bicara,
pasien dengan dysphasia atau masalah gangguan mental) maka
dapat diwakilkan oleh keluarga, kerabat atau pengantar pasien.
4. Seorang penerjemah bahasa harus digunakan jika pasien atau
keluarga pasien tidak mengerti bahasa Indonesia dan terdapat
masalah komunikasi.
5. Pasien IGD dan rencana dirawat, gelang identifikasi pasien dibuat
dan disesuaikan dengan identitas pasien.
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional
Tanggal terbit
1 April 2020
Prosedur 1. Apabila petugas TPP yang bertugas tidak ada yang menguasai
komunikasi dengan Bahasa Inggris hubungi dokter jaga atau
perawat klinik umum 24 jam apakah ada yang menguasai
Bahasa Inggris untuk melakukan komunikasi dengan
pasien/keluarga
5. Apabila tidak ada petugas TPP atau dokter atau perawat yang
menguasai komunikasi dengan Bahasa Inggris dan atau pasien
menggunakan komunikasi dengan bahasa asing lainya,
hubungi penerjemah Bahasa Inggris RSU Kertayasa dengan
kontak person :
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
dr Mustika Kurniawati
1. Identifikasi pasien merupakan kegiatan pengelompokan
terhadap pasien berdasarkan jenis kelamin, umur dll.
2. Penulisan nama pasien harus lengkap sesuai dengan Kartu
Identitas yang dimiliki pasien
3. Nama pasien ditulis dengan mengikuti ejaan yang
disempurnakan
4. Identifikasi diberlakukan bagi semua pasien pada setiap
Pengertian
pelayanan di RSU Kertayasa
5. Identifikasi akan dicantumkan 2 identitas pada gelang pasien
dengan ketentuan warna
- Biru : Laki – laki
- Merah Muda : Perempuan
6. Identifikasi pasien dibedakan berdasarkan jenis pasien yaitu
bayi lahir, anak, dan pasien dewasa
1. Untuk memberikan identitas kepada seorang pasien dalam
kejelasan pemberian pelayanan.
2. Untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien
Tujuan yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar dalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang
datang berobat ke rumah sakit.
3. Memberikan pelayanan cepat dan tepat
Surat Keputusan Direktur Utama RSU Kertayasa nomor :
041/PER/Dir.ut/VI/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Kebijakan Rekam Medis perihal semua pasien yang dilayani Rumah Sakit
harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses
asesmen yang baku
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENCATATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Tanggal terbit
Standar Prosedur
1 April 2020
Operasional
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01-02 05 07 008 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Tanggal terbit Direktur Utama,
Operasional 1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Prosedur c. Cek denda kartu ada atau tidak, dengan melakukan inputan
data sesuai kartu di aplikasi BPJS, baik untuk rawat inap
maupun rawat jalan
4. Lakukan pencetakan SEP (Surat Egibilitas Pasien) rawat jalan
5. Sampaikan bahwa kartu BPJS ditinggal di konter pendaftaran
BPJS, dikembalikan setelah selesai pelayanan
6. Arahkan pasien ke poli yang dituju
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional Tanggal terbit
1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 1 April 2020
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01-02 05 07 020 1 1/2
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur Utama,
Operasional Tanggal terbit
1 April 2020
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01-02 05 07 023 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 1 April 2020
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01-02 05 07 024 1 1/3
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur
Tanggal terbit
Operasional
1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 1 April 2020
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 1 April 2020
Prosedur 4. Isi Form laporan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan
neonatal paling lambat tanggal 17 tanggal berikutnya.
a. Bayi baru lahir (0-28 hari, Bayi baru lahir dan Neonatal)
b. Form diisi oleh diban yang bertugas
5. Isi Form laporan kesehatan ibu bersalin, nifas dan KB paling
lambat tanggal 17 tanggal berikutnya.
a. Bulin/Bufas dan keluarga berencana
b. Form diisi oleh bidan yang bertugas.
6. Buat surat pengantar laporan diatas untuk di tanda tangani oleh
Direktur Utama dan di bubuhi stempel RS.
7. Serahkan laporan ke Dinkes disertai buku Ekspedisi.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01-02 05 07 029 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur
Tanggal terbit
Operasional
1 April 2020
.
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA MEMBUAT LAPORAN STATISTIK BULANAN INTERN
RSU KERTAYASA
NO.
NO. DOKUMEN HALAMAN
REVISI
01-02 05 07 045 1/2
1
NEGARA
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur
Operasional Tanggal terbit
1 April 2020
NO.
NO. DOKUMEN HALAMAN
REVISI
01-02 05 07 045 2/2
NEGARA 1
7. Melepas formulir rekam medik yang tidak terpakai dan
mengembalikan ke ruangan tempat tersimpannya lembar
lembar CM agar dapat digunakan lagi
8. Mengambil KIUP sesuai dengan nomor Rekam Medis
pasien, lalu melengkapi data di belakang KIUP dengan
tanggal keluar pasien
9. Menyerahkan rekam medik yang telah diberi KIUP kepada
pelaksana coding
Unit Terkait
1. Petugas Assembling
2. Pelaksana Coding
3. Petugas Perawatan
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA AKSES PASIEN MENDAPATKAN INFORMASI
KESEHATANNYA
NO.
NO. DOKUMEN HALAMAN
REVISI
01-02 05 07 046 1/2
NEGARA 1
Ditetapkan Oleh:
Direktur Utama,
Standar Prosedur
Operasional Tanggal terbit
1 April 2020
NO.
NO. DOKUMEN HALAMAN
REVISI
01-02 05 07 046 2/2
NEGARA 1
tenaga tersebut diatas
5. Pasien dan keluarga tidak diijinkan mencopy, mensalin isi
rekam mediknya kecuali hasil diagnostik dan atas izin dokter
yang merawatnya untuk kepentingan pengobatan
selanjutnya.
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur 1 Juli 2019
Operasional
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur 1 Juli 2019
Operasional
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Standar Tanggal Terbit
Prosedur 1 April 2020
Operasional
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar 1 April 2020
Prosedur
Operasional
00 00 00
Thirty Number
Secondary Number
Primary Number
Alat-alat :
a. Gelang identifikasi pasien ( biru/merah muda,merah
dankuning)
b. Berkas Rekam Medis
c. Alat tulis
B. Pelaksanaan :
1. Siapkan gelang identifikasi pasien sesuai jenis kelamin.
2. Isi label gelang dengan identitas pasien (nomor RM,
nama dan tanggal lahir) sesuai berkas rekam medis
pasien.
3. Ucapkan salam
“Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI
KERTAYASA PASIEN RAWAT INAP
Unit Terkait Unit Rekam Medis, Unit Rawat Inap,Unit Gawat Darurat
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBERIAN INFORMASI REKAM MEDIS
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Standar
Prosedur 1 April 2020
Operasional
Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit Direktur Utama,
Unit Terkait Petugas Unit Rekam Medis bagian Filling dan Retrieval
PROGNAS
RSU
KERTAYASA PELAYANAN KB ALAMI
01 01 04 001 A 1/3
NEGARA
Ditetapkan oleh:
STANDAR Tanggal terbit Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 April 2020
dr. Mustika Kurniawati,MRS
01 01 04 001 A 2/3
RSU
KERTAYASA PELAYANAN KB ALAMI
01 01 04 001 A 3/3
NEGARA
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Rekam Medis
RSU
KERTAYASA TATALAKSANA STUNTING DAN WASTING
01 02 04 028 A 1/2
NEGARA
Ditetapkan oleh:
STANDAR Tanggal terbit
Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati,M.MRS
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam rangka penyelenggaraan percepatan
penurunan stunting dan wasting.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan
stunting dan wasting.
KEBIJAKAN 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
4. Keputusan Direktur Utama RSU Kertayasa
Nomor.003/KEP/Dir.Ut/I/2023 Tentang Tim Stunting
PROSEDUR A. Persiapan Alat
1. Alat tulis
2. Form Skrining Gizi awal
3. Timbangan berat badan
4. Ukuran tinggi badan/panjang badan
5. Rekam medis
B. Pelaksanaan
1. Lakukan skrining gizi awal pasien oleh perawat
2. Pastikan pasien yang akan di skrining sesuai dengan
identitias yang benar
3. Nilai status gizi anak oleh DPJP seusai dengan standar
antropometri
RSU
KERTAYASA TATALAKSANA STUNTING DAN WASTING
01 02 04 028 A 2/2
PROSEDUR
4. Penilaian status gizi anak sesuai dengan kategori dan
ambang batas status gizi anak
4.1 Berat Badan Menurut Umur (BB/U) anak usia 0-60
bulan:
a. Berat badan sangat kurang ambang batas (Z-
Score) <-3 SD
b. Berat badan kurang ambang batas (Z-score) -3
SD sd <-2 SD
4.2 Panjang badan / tinggi badan menurut umur (PB/U
atau TB/U) anak usia 0-60 bulan:
a. Sangat pendek (severly stunted) ambang batas
(Z-score) <-3SD
b. Pendek (stunted) ambang batas (Z-score) -3 SD
s/d <-2 SD
4.3 Berat badan menurut panjang badan atau tinggi
badan (BB/PB atau BB/TB) anak usia 0-60 bulan
a. Gizi buruk (severly wasted) ambang batas (Z-
score) <-3 SD
b. Gizi kurang (wasted) ambang batas (Z-score) -3
SD sd <-2SD
5. Lakukan asuhan gizi bila mendapatkan pasien stunting
dan wasting
6. Berikan edukasi pada pasien stunting dan wasting
7. Rujuk pasien ke jejaring rujukan
8. Laporan kasus stunting dan wasting tercatat dalam
Rekam Medis Pasien
UNIT TERKAIT 1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
3. Tim Stunting
RUMAH SAKIT UMUM
PROSEDUR JEJARING EKSTERNAL TB DOTS
KERTAYASA
NEGARA
dr. Mustika
Kurniawati,M.MRS
Pengertian Jejaring Eksternal adalah jejaring yang dibangun antara
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan UPK
lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi
DOTS
Tujuan 1. Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan
DOTS yang berkualitas mulai dari diagnosis, follow
up sampai akhir pengobatan
2. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan
pasien yang putus berobat
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Kertayasa No : Tentang Kebijakan pelayanan TB
DOTS.
1
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR PELAKSANAAN JEJARING
KERTAYASA INTERNAL TB DOTS
NEGARA
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur
Operasional Direktur Utama,
01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati
Pengertian Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di dalam
rumah sakit yang meliputi seluruh unit yang menangani
tuberkolosis, koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh Tim
DOTS rumah sakit.
Tujuan Memberikan pelayanan pasien TB secara menyeluruh.
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
No : Tentang Kebijakan pelayanan TB DOTS.
2
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENGGUNAAN MASKER PADA PASIEN
SUSPECT TB
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur 01 April 2020
Operasional Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
dr.Mustika Kurniawati
Pengertian Memberikan masker pada pasien yang tersangka TB dan
pasien BTA Positif
3
Unit/ InstalasiTerkait Seluruh unit pelayanan yang terkait
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur Direktur Utama,
Operasional 01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati
Pengertian Pelayanan kasus pasien koinfeksi tuberculosis dan HIV/
AIDS (ODHA) secara bersama oleh Tim DOTS dan Tim
VCT RSU Kertayasa
4
Prosedur 1. Pasien Tuberkulosis yang dirawat Tim DOTS:
a. Pasien tuberkulosis, yang di rawat oleh Tim
DOTS, diklinik rawat jalan maupun di bangsal
rawat inap, apabila di temukan salah satu atau
lebih indikasi terinfeksi HIV/ AIDS
- Multi Drug Resistance/ MDR
- Hasil terapi dengan OAT tidak memuaskan
- Perilaku beresiko tertular HIV/ AIDS
Maka pasien dibuatkan surat konsultasi kepada
Tim VCT
5
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENATALAKSANAAN PASIEN TB HIV
6
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENATALAKSANAAN PASIEN TB HIV
7
RUMAH SAKIT UMUM ALUR PELAYANAN PASIEN TB RAWAT INAP
KERTAYASA
NEGARA
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh:
Standar Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati
8
RUMAH SAKIT UMUM ALUR PELAYANAN PASIEN TB RAWAT INAP
KERTAYASA
NEGARA
9
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PROSEDUR PENGAMBILAN SPUTUM BTA
Tanggal Terbit
dr.Mustika Kurniawati
10
Prosedur 1. Cara pengambilan sputum yang benar
- Pasien diminta menarik nafas dalam sebanyak 3
kali kemudian pada tarikan ke 3 menahan nafas
kemudian batuk dengan tekanan
- Wadah sputum harus bermulut lebar dan bertutup
ulir
- Wadah tidak perlu steril tetapi harus bersih dan
kering
- Sputum diambil 3 kali dengan menggunakan
metode SPS (sewaktu, pagi, sewaktu)
2. Setelah menampung sputum pasien disarankan untuk
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau
dengan cairan handrubs
Unit / Instalasi Terkait Seluruh unit pelayanan yang terkait
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh:
Standar Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
01 April 2020
dr.Mustika Kurniawati
11
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
No : Tentang Kebijakan pelayanan TB DOTS.
12
LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND
RUMAH SAKIT UMUM
TESTING (VCT)
KERTAYASA
1
LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND
RUMAH SAKIT UMUM
TESTING (VCT)
KERTAYASA
2
RUMAH SAKIT UMUM ALUR VCT
KERTAYASA
01 April 2020
dr. Mustika Kurniawati
3
7. Bila hasil negatif, kembali tes ulang bila diperlukan
8. Bila hasil positif dilakukan konseling lanjutan dan bila
perlu dukungan sesama ODHA.
a. Bila klien setuju, dirujuk ke pelayanan medis
lanjutan (CST)
4
RUMAH SAKIT UMUM KONSELING PRE – TES VCT
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
01 04 04 003 0
1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
dr Mustika Kurniawati
Prosedur Persiapan
Formulir konseling lengkap
Pelaksanaan
1. Beri nomor registrasi dan informasi mengenai
prosedur pelayanan VCT, tentang kerahasiaan,
informed consent, tentang kemungkinan pembukaan
status dan perawatan berkelanjutan serta informasi
biaya
2. Bina hubungan baik dengan klien/ pasien.
3. Lakukan identifikasi Klien
5
4. Berikan informasi tentang HIV & AIDS: Penularan
(ESSE = Exit Sufficient Survive Enter), jalan masuk
virus, perjalanan penyakit, timbul antibodi (Window
Periode), macam – macam tesdan metode tes dan arti
hasil tes, pencegahan, pengobatan, perawatan
berkelanjutan.
5. Beri penjelasan penyakit lain TB, IMS, Hepatitis
6
Unit/Klinik Terkait Klinik VCT, Laboratorium
NEGARA
dr Mustika Kurniawati
7
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Kertayasa Negara No :
034/PER/Dir.Ut/VI/2016 tentang Pelayanan Pasien HIV
Prosedur Persiapan
- Buku Registrasi
- Formulir Informed Consent
- Cek Lis konseling pre tes
Pelaksanaan
a. Beri Penjelasan tentang hal – hal yang berkaitan dengan
informed consent: penjelasan ini terkait dalam pelayanan
konseling pre tes.
8
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMBERIAN INFORMED CONSENT PELAYANAN
VCT
9
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING PASCA – TES
dr Mustika Kurniawati
Prosedur Persiapan
Formulir konseling lengkap
Pelaksanaan
a. Memberi informasi mengenai prosedur konseling
10
pasca tes, tentang kerahasiaan dan pembiyaan, bila
diperlukan
b. Mengulangi prosedur konseling pre tes untuk lebih
memahami apa yang telah diberikan pada konseling
pre tes lalu, baik untuk yang sudah dilakukan
konseling pre tes amupun yang belum pernah
dilakukan konseling pre tes (lihat SOP konseling pre
tes).
c. Melakukan konseling pasca tes dengan cek list
sebagai berikut:
Mengucapkan salam
11
Prosedur Menanyakan keadaan diri dan keluarganya
Menanyakan kesiapan menerima hasil dan
kemungkinan bial hasil tes reaktif dan non reaktif
Menanyakan apakah ada hal – hal yang belum
dimengerti
Mengulang kembali informasi pada pre tes, konseling
Menunjukkan bahwa hasil tes benar milik pasien (cocok
nomor registrasinya)
Memastikan menggunakan 3 metode, bila klien/ pasien
sudah membawa hasil tes
Membacakan hasil dengan mengucapkan dengan nada
biasa, apakah hasil reaktif atau non reaktif
Menunjukkan lembar hasil kepada klien/ pasien
Melihat reaksi klien/ pasien
Diam dan menunggu respon pasien, berikan waktu
untuk mengungkapkan emosinya
Membantu dan mendukung perasaan dan ekspresi emosi
pasien
Menggali pemahaman pasien tentang arti dari hasil tes
BILA HASIL NON REAKTIF
1. Mengecek Window Period atau periode jendela. Bila masih
dalam masa periode jendela, mendiskusikan pentingnya
melakukan tes ulang
2. Membicarakan strategi pengurangan resiko
Menawarkan untuk mengajak pasangan untuk
melakukan VCT
Melakukan hubungan seks hanya pada pasangan resmi
saja
Menggunakan kondom
Menghindari seks bebas dan seks diluar nikah (pada
kondisi tertentu membatasi jumlah pasangan seks)
Bila adiktif NAPZA, mendiskusikan harm reduction
12
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
01 04 04 005 1
3 /3
NEGARA
Prosedur 3. Membicarakan kembali tentang pengungkapan hasil tes pada
pasangan dan pengetesan pasanganya
4. Mendiskusikan kemungkinan perbedaan status HIV & AIDS
dengan pasangan
5. Menjelaskan bahwa konseling terbuka untuk semua pasangan
6. Merujuk bila ada penyakit lain, IMS, TB, Hepatitis, untuk KB,
dll
7. Menawarkan bila sewaktu – waktu membutuhkan VCT boleh
datang atau keluarga/ teman lain yang membutuhkan
8. Membuat perjanjian untuk tes ulang bila masih dalam periode
jendela dan berperilaku berisiko
9. Mengakhiri dengan memberikan salam
BILA HASIL REAKTIF:
1. Menanyakan bagaimana perasaannya setelah tahu hasil tes
2. Menekankan pentingnya penggunaan kondom
3. Membicarakan bentuk dukungan yang diperlukan
4. Menilai risiko bunuh diri
5. Mendiskusikan rencana perilaku dan pola hidup sehat secara
biopsikososialspiritual
6. Bila perlu memberi contoh orang – orang yang masih dapat
bertahan hidup dan mengatur hidupnya setelah menderita HIV
& AIDS
7. Membicarakan kemungkinan pembukaan status kepada orang
tua atau saudara/ keluarga atau teman/ orang yang dipercaya
atau pasangan
8. Membicarakan kepada pasangan tentang seks aman, rencana
kehamilan dan lain – lain
9. Menawarkan bantuan psikologis bila sewaktu – waktu
diperlukan
10. Menawarkan untuk dirujuk ke manajer kasus/ atau CST
11. Menawarkan VCT untuk pasangan
12. Mendiskusikan untuk konseling perawatan berkelanjutan
13. Mengakhiri dengan memberikan salam
13
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING PASCA TESTING HIV AIDS PADA IBU
HAMIL
dr Mustika Kurniawati
14
Prosedur Persiapan
Formulir VCT Lengkap
Pelaksanaan
1. Mengucapkan salam
2. Menanyakan keadaan diri dan keluarga
3. Menanyakan kesiapan menerima hasil
4. Mengulang kembali informasi pada konseling pre tes
5. Menanyakan apakah ada hal – hal yang belum dimengerti
6. Menunjukan bahwa hasil tes benar milikn klien pasien
15
RUMAH SAKIT UMUM KONSELING PASCA TESTING HIV &AIDS PADA IBU
KERTAYASA HAMIL
16
RUMAH SAKIT UMUM KONSELING PASCA TESTING HIV & AIDS PADA IBU
KERTAYASA HAMIL
HASIL REAKTIF:
1. Membantu dan dukung perasaan dan emosi klien/ pasien
hingga tenang
2. Menginformasikan pada klien/ pasien tentang dukungan
PMTCT.
3. Mendiskusikan dan dukung keputusan – keputusan awal
tentang:
Pengobatan prophylaxis ARV dan/ atau terapi
Pilihan penyusuan bayi
Rencana kelahiran bayi
Nutrisi yang memadai
Kehidupan yang positif dan menyediakan rujukan untuk
pelayanan perawatan kesehatan preventif
Menginformasikan pelayanan medis
Menekankan system manajemen diri dan dukungan
4. Menjelaskan bahwa hasil tes tersebut belum menunjukkan
pasangannya juga terinfeksi (bagi pasangan yang belum
diketahui status HIV & AIDS nya) dan pasangannya
sebaiknya dilakukan konseling tes.
5. Mendiskusikan soal pengungkapan hasil tes pada pasangan
dan dukungan orang terdekat
17
RUMAH SAKIT UMUM KONSELING PASCA TESTING HIV &AIDS PADA IBU
KERTAYASA HAMIL
18
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING PASANGAN
dr Mustika Kurniawati,M.MRS
19
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING PASANGAN
20
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA KONSELING PASANGAN
21
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN PELAYANAN VCT
dr Mustika Kurniawati
22
Prosedur Persiapan
1. Formulir – formulir yang dipakai untuk pencatatan
konseling pre tes, konseling pasca tes, formulir saran,
formulir pengiriman darah, formulir hasil tes, formulir
data, formulir informed consent dan formulir pembukaan
status disiapkan menjadi satu bendel untuk setiap pasien
yang konseling.
2. Formulir diberi nomor urut sesuai kode yang telah
ditetapkan berisi nomor pasien, inisial konselor, kode
”RS” dan kode tahun.
Pelaksanaan
1. Konselor mengisi dengan lengkap setiap formulir yang
disediakan
2. Setelah selesai konseling baik pre tes maupun pasca tes,
lembaran data dicatat setiap harinya
23
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PELAPORAN PELAYANAN VCT
Evaluasi:
a. Dilakukan rekapitulasi setiap bulan untuk seluruh data
klien/ pasien tentang:
Jumlah kunjungan
Jumlah konseling pre tes
Jumlah yang tes darah
Jumlah yang ambil hasil
Jumlah konseling pasca tes
Jumlah hasil HIV & AIDS reaktif/ positif
Jumlah rujukan ke MK
Jumlah rujukan ke CST
Umur
Jenis Kelamin
Faktor Resiko
Kecamatan untuk hasil yang reaktif
b. Dilakukan evaluasi VCT setiap bulan
24
RUMAH SAKIT UMUM RUJUKAN KE CST (Care, Support, Treatment)
KERTAYASA
Prosedur Persiapan :
1. Menjelaskan rencana rujukan ke CST kepada pasien dan
keluarganya
2. Menyiapkan surat rujukan serta hasil – hasil pemeriksaan
laboratorium yang dimiliki oleh pasien
3. Merundingkan rencana pembiayaan pasien dalam proses
pengobatan
4. Merundingkan institusi tujuan rujukan CST pasien
Pelaksanaan:
Pasien/ keluarga membawa status, hasil tes darah HIV &
atau hasil tes yang lain bila dimasukkan dalam status
diserahkan pada petugas kesehatan.
25
RSU
KERTAYASA RUJUKAN BALITA GANGGUAN GIZI
BURUK
01 02 04 027 A 1/3
Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur Utama,
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal terbit
01 April 2020
dr.Mustika
Kurniawati,M.MRS
.
PENGERTIAN Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau
yang berisiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari
penatalaksanaan penurunan prevalensi stunting. Bila kegiatan ini
berjalan optimal maka banyak kasus stunting dapat dicegah dan
ditangani dengan cepat dan tepat sehingga kondisi mereka tidak
menjadi lebih buruk.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah -langkah dalam perujukan
pasien sebagai berikut :
1. Tim asuhan gizi mampu memfasilitasi proses persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan
kasus mulai dari tingkat masyarakat.
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat
dilaksanakan dengan melibatkan semua unit terkait.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat di
deteksi dini dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
yang cepat dan tepat
KEBIJAKAN 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan
RSU
KERTAYASA RUJUKAN BALITA GANGGUAN GIZI BURUK
01 02 04 027 A 2/3
NEGARA
KEBIJAKAN 2. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
4. Keputusan Direktur Utama RSU Kertayasa Nomor:
003/KEP/Dir.Ut/I/2023 Tentang Tim Stunting
PROSEDUR 1. Alat dan bahan:
a. Sumber daya manusia: dokter anak, tim medis dan ahli
gizi
b. Menyediakan vitamin sesuai standar dan obat sesuai
kebutuhan
c. Menyiapkan alat pengukur berat badan (timbangan
digital/dacin)
d. Menyiapkan alat pengukur tinggi badan atau panjang
badan (microtoise/Lengtboard)
e. Form Skrining Gizi awal untuk anak dengan Strong-
Kids Modifikasi
2. Materi Edukasi : leaflet
3. Langka-langkah:
a. Deteksi dini kasus ini dapat dilakukan dengan:
- Menimbang berat badan
- Mengukur tinggi badan
- Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
- Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema
bilateral
- Mengidentifikasi bayi< 6 bulan yang terlalu lemah
atau sulit menyusui
-
RSU
KERTAYASA RUJUKAN BALITA GANGGUAN GIZI BURUK
01 02 04 027 A 2/3
01 April 2020
dr. Mustika Kurniawati,M.MRS
Pengertian Konseling keluarga berencana adalah proses percakapan tatap
muka antara pihak konselor dan klien dengan tujuan membantu
klien dalam menetapkan pilihannya secara sukarela dan
bertanggung jawab mengenai metode KB yang akan dipakai.
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan pengkajian yang dilakukan profesional kesehatan saat
pertamakali bertemu dengan pasien dalam suatu episode penyakit,
untukmengidentifikasi kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan
terkait dibidangnya
Tujuan Sebagai acuan bagi seluruh staf medik, keperawatan dan
profesional kesehatan lain dalam melakukan asesmen terhadap
pasien di RUMAH SAKIT UMUMKertayasa
NEGARA
5. Kaji dan dokumentasikan data umum pasien meliputi:
a. Cara pasien masuk ruangan, asal masuk
b. Sumber data untuk memperoleh informasi kondisi
pasien
c. Keluhan utama dan diagnose masuk
6. Kaji riwayat kesehatan dan dokumentasikan pada format
yang tersedia :
a. Riwayat alergi, bila pasien ada riwayat alergi tanyakan
penyebab alergi dan pasang gelang resiko alergi warna
merah, kaji riwayat transfusi darah serta reaksinya bila
ada.
b. Riwayat sakit sekarang dan pengobatannya.
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan obat yang
dikonsumsi,serta obat yang dibawa.
d. Riwayat penyakit keluarga.
7. Riwayat merokok, bila ada tanyakan sudah berapa lama dan
jumlahnya per hari, tanyakan juga kebiasaan minum
alkoholserta obat – obatan yang lain. Kaji data psikologis
dan social ekonomi.
8. Tanyakan perasaan pasien tentang perawatan di rumah sakit
amati ekspresi wajahnya.
9. Identifikasi kebutuhan pelayanan spiritual, tanyakan siapa
pengambilPeraturanbila ada hal yang harus diputuskan.
10. Tanyakan pada pasien/ keluarganya, pasien di rumah
tinggal dengan siapa,kondisi rumah apakah letak kamar
tidur dekat dengan kamar mandi, setelah pulang dari RS
akan dirawat sendiri atau dirujukketempat lain. Identifikasi
adanya penganiayaan atau penelantaran.
11. Lakukan asesmen kondisi meliputi :
a. Nilai tanda vital
b. Alat – alat medik yang dipakai
c. Ukur berat badan dan tinggi badan jika kondisi
memungkinkan
12. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh mulai dari kepala
sampai kaki.
13. Lakukan skrining nutrisi menggunakan format MST
(Malnutrition Sreening Tools), bila skor ≥ 2 atau pasien
dengan diagnosis khusus laporkan kepada ahli gizi.
14. Lakukan skrining nyeri dengan menggunakan pengukuran
nyeri: Wong Baker Faces Pain Scale atau Numeric Rating
Scale atau Comfort Scale, bila skala > 4 lakukan tatalaksana
nyeri lebih lanjut
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT
RUMAH SAKIT INAP
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 001 0
NEGARA
15. Kaji status fungsional, menggunakan BARTHEL INDEX,
bila ditemukan ketergantungan total laporkan ke dokter
penanggung jawabpelayanan dan lakukan evaluasi setiap 1
minggu.
16. Lakukan asesmen resiko jatuh menurut Morse Fall Scale
(MSF) bila ditemukan ada resiko jatuh lakukan intervensi
meliputi :
a. Pasang gelang resiko jatuh warna kuning
b. Pasang penanda pada tempat tidur pasien, kursi roda
atau brankardpasien segitiga warna merah
c. Beritahukan kepada dokter penanggung jawab pasien
17. Identifikasi perlunya penggunaan restrain atau penggunaan
sebelumnya, dan bila ditemukan resiko penggunaan restrain
informasikan pada keluarganya.
18. Sampaikan pada pasien dan keluarganya, bahwa pengkajian
awalsudah selesai, ucapkan terima kasih dan berpamitan.
19. Lanjutkan identifikasi hasil pemeriksaan data penunjang
bila sudahada tuliskan program pengelolaan/ terapi dari
dokter.
20. Identifikasi masalah keperawatan pasien dan tentukan
prioritasnya,rumuskan diagnose keperawatan.
21. Kembangkan rencana asuhan keperawatan baik secara
maupunkolaborasi, libatkan pasien dan keluarganya
22. Seluruh hasil asesmen didokumentasikan dan bubuhkan
tanda tangan dan tulis nama perawat yang mengkaji,
cantumkan tanggal dan jam selesai asesmen.
Lakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditetapkan dan komunikasikan kepada pasien dan keluarga.
Unit Terkait 1. Unit rekam medis
2. Unit rawat jalan
3. Unit gizi
4. Unit laboratorium
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN GAWAT
RUMAH SAKIT DARURAT
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 002 REVISI 1/2
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan pengkajian yang dilakukan profesional kesehatan saat
pertama kali bertemu dengan pasien dalam suatu episode
penyakit,untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien akan pelayanan
kesehatan
terkait dibidangnya.
Tujuan Sebagai acuan bagi seluruh staf medik, keperawatan dan
profesional kesehatan lain dalam melakukan asesmen pasien gawat
darurat di RUMAH SAKIT UMUMKertayasa
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur A. Persiapan alat – alat
1. Berkas rekam medis (Format Asesmen awal
keperawatanpasien rawat inap)
2. Alat tulis
3. Alat untuk mengukur TTV (tensimeter, thermometer,
oxymetri, senter)
B. Pelaksanaan
1. Siapkan alat – alat dan bawa ketempat pasien
2. Ucapkan salam “Selamat pagi/ siang/ sore/ malam
bapak/ibu/ saudara …….”
3. Perkenalkan nama dan unit kerja anda “Saya ………
(sebutkan nama anda), bila kondisi memungkinkan
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan asesmen
awalrawat inap
5. Identifiksi riwayat alergi, jika (ya) pasang gelang
warnamerah
6. Kaji identitas pasien
7. Kaji keluhan pasien, lakukan triase
8. Identifiksi riwayat alergi, jika (ya) pasang gelang
warnamerah
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN GAWAT
RUMAH SAKIT DARURAT
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/2
02 01 00 002 0
NEGARA
9. Kaji keluhan utama pasien
10. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan apakah pernah
dirawat, riwayat penyakit keluarga dan riwayat pengobatan.
11. Identifikasi kondisi:
Jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, ketidakmampuan,
eliminasi dan cairan
12. Nilai skala nyeri dengan alat ukur nyeri :
Wong Baker Faces Scale, Numeric Rating Scale, Comfort
Scale atau yang lain sesuai kondisi pasien dan usia pasien
13. Lakukan asesmen resiko jatuh menurut Morse Fall Scale
(MFS) bila ditemukan ada resiko jatuh lakukan intervensi
meliputi :
a. Pasang gelang resiko jatuh warna kuning
b. Pasang penanda pada tempat tidur pasien, kursi roda
atau brancard pasien segitiga warna merah
c. Beritahukan kepada dokter penangung jawab
14. Identifikasi hasil pemeriksaan data penunjang bila sudah
ada
15. Identifikasi masalah keperawatan utama pasien
16. Kembangkan rencana asuhan keperawatan baik secara
mandiri atau kolaborasi, libatkan pasien dan keluarganya
17. Seluruh hasil asesmen didokumentasikan dan bubuhkan
tanda tangan dan tulis nama perawat yang mengkaji,
cantumkan tanggal dan jam selesai asesmen
18. Lakukan tindakan sesuai rencana yang ditetapkan dan
komunikasikan kepada pasien dan keluarga
Unit Terkait 1. Unit rekam medis
2. Unit gawat darurat
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN ANAK
RUMAH SAKIT RAWAT INAP
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 003 REVISI 1/3
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan pengkajian yang dilakukan professional kesehatansaat
pertama kali bertemu dengan pasien dalam suatu episode penyakit,
untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien anak akan pelayanan
kesehatan terkait dibidangnya.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah melakukan asesmen
awal terhadap pasien anak.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur A. Persiapan
Penampilan petugas (perawat) di ruang rawat inap
a. Periksa kerapian pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
B. Alat – alat
a. Berkas rekam medis (format asesmen awal
keperawatanpasien rawat inap)
b. Alat tulis
c. Alat untuk TTV (Termometer, Oxymetri)
Pelaksanaan
1. Siapkan alat – alat dan bawa ketempat pasien
2. Ucapkan salam
“Selamat pagi/ siang/ sore/ malam, bapak/ ibu/ saudara
……………
3. Perkenalkan nama dan unit kerja anda “ Saya …………
(sebutkan nama anda), bila kondisi memungkinkan.
4. Jelaskan pada keluarga maksud dan tujuan dilakukan
asesmen awal rawat inap pada pasien anak.
5. Kaji riwayat kesehatan dan dokumentasikan pada format
baku yang tersedia tentang
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN ANAK
RUMAH SAKIT RAWAT INAP
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/3
02 01 00 003 0
NEGARA
a. Riwayat alergi, bila pasien ada riwayat alergi tanyakan
penyebab alergi dan pasang gelang resiko alergi warna
merah.
b. Indikasi rawat inap dan diagnosa masuk.
c. Keluhan utama.
d. Riwayat sakit sekarang dan pengobatannya
e. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan obatyang
dikonsumsi
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Kaji riwayat pre natal, natal dan post natal
h. Tanyakan pada orang tua pasien tentangkelengkapan
imunisasi anaknya
i. Kaji riwayat tumbuh kembang pasien, meliputi :
- Perkembangan fisik
- Perkembangan motorik kasar
- Perkembangan motorik halus
- Perkembangan kognitif dan bahasa
6. Kaji hubungan sosial anak meliputi :
Pembawaan secara umum, temperamen, hubungandengan
teman sebaya, dengan pengasuh
7. Lakukan skrining resiko malnutrisi dengan modifikasi
STRONG- Kids, catat hasil skrining pada format yang
tersedia, bila memerlukan tindak lanjut lakukan sesuai tabel
interpretisi skor
8. Lakukan asesmen resiko jatuh, dengan HUMPTY DUMTY,
bila hasil resiko jatuh tinggi lakukan intervensi: pasanggelang
resiko jatuh warna kuning, pasang penanda pada tempat tidur,
laporkan kepada dokter penanggungjawab pelayanan pasien.
9. Lakukan pengkajian sosial ekonomi
Lakukan skrining nyeri dengan menggunakan pengukuran
nyeri Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) atau FLACCS
(Face, Legs, Activity, Cry, Consolabilitas) atau Wong Baker
Faces Pain Scale atau Numeric Rating Scale, bila skala > 3
lakukan tatalaksana nyeri lebih lanjut.
10. Lakukan kajian kondisi fisik, meliputi :
a. Kondisi umum
b. Tanda vital
c. Pemeriksaan fisik secara lengkap dan sistematis
11.Tuliskan hasil pemeriksaan data penunjang bila sudah ada
12.Tuliskan program pengelolaan/ terapi dari dokter
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN ANAK
RUMAH SAKIT RAWAT INAP
UMUM
KERTAYASA NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 003 0
NEGARA
13. Setelah pengkajian selesai tulis tanggal dan jam selesai
pengkajian, bubuhkan tanda tangan perawat yang
mengkajidan tulis namanya
14. Identifikasi masalah keperawatan pasien dan tentukan
prioritasnya, kembangkan rencana asuhan
keperawatannya baik secara mandiri atau kolaborasi
15. Rumuskan diagnose keperawatan dan catat pada lembar
daftar diagnosa keperawatan
16. Lakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditetapkan dan dikomunikasikan kepada pasien dan
keluarga
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Asesmen pada pasien dewasa muda adalah proses
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien dewasa muda,
agar dapat mengidentifikasi dan mengelola masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien dewasa muda secara
komprehensif.
Tujuan 1. Memperoleh informasi terkait masalah – masalah yang
terjadipada pasien dewasa muda
2. Memberikan pelayanan medis dan keperawatan kepada
pasien dewasa muda di unit gawat darurat, rawat jalan, dan
rawat inapdi RUMAH SAKIT UMUMKertayasa
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur 1. Asesmen awal pasien dewasa muda dilakukan oleh perawat
2. Sebelum melakukan asesmen awal ucapkan salam
“Selamatpagi/siang/malam ………………………………
3. Perkenalkan diri dengan pasien “Saya (sebutkan
nama)………………….
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan asesmen
awal/pengkajian
5. Identifikasi identitas pasien
6. Kaji data umum pasien dan dokumentasikan pada format
asesmen awal
7. Kaji riwayat kesehatan meliputi :
a. Riwayat alergi
b. Riwayat sakit saat ini dan pengobatannya
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat merokok dan minum alkohol
RUMAH SAKIT ASESMEN PASIEN DEWASA MUDA
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/2
02 01 00 004 0
NEGARA
8. Lakukan asesmen kondisi fisik secara menyeluruh
9. Lakukan skrinning nutrisi menggunakan format
MST(Malnutrition Screening Tools)
10. Lakukan skrinning nyeri sesuai panduan manajemen nyeri
11. Kaji status fungsional dengan Barthel Index
12. Lakukan asesmen resiko jatuh menurut Morse Fall
Scale
(MFS)
13. Lakukan asesmen psikologi dan sosial ekonomi
14. Jika ditemukan indikasi adanya krisis perkembangan atau
masalah psikologi yang lain, konsultasikan pada psikolog
untuk asesmen lebih mendalam
15. Asesmen psikologi lebih mendalam meliputi :
a. Identifikasi kejadian pencetus situasi krisis
b. Tentukan persepsi pasien tentang krisis yang dihadapi
meliputi :
1) Kebutuhan utama yang terancam krisis
2) Tingkat gangguan hidup
3) Gejala yang dialami
c. Tentukan faktor – faktor penyeimbang yang ada,
meliputi:
1) Persepsi yang realistis terhadap krisis yang terjadi
2) Dukungan situasional
3) Penggunaan mekanisme koping
d. Identifikasi kelebihan pasien
16. Tuliskan data hasil pemeriksaan penunjang bila ada
17. Identifikasi masalah kesehatan dan tentukan prioritasnya
18. Kembangkan rencana asuhannya
19. Lakukan tindakan mandiri dan kolaborasi yang
direncanakan,libatkan keluarga dalam perencanaan
20. Setelah selesai melakukan pengkajian, ucapkan terima
kasihatas kerjasamanya dan berpamitan
Unit Terkait 1. Unit RekamMedis
2. Unit Gawat darurat
3. Unit Rawat Inap
RUMAH ASESMEN ULANG
SAKIT UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 005 REVISI 1/2
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Proses untuk mengevaluasi apakah Peraturanpelayanan yang diambil
sudah tepat dan efektif.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah melakukan asesmen awal
terhadap pasien.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur A. Persiapan
Penampilan petugas (Perawat) di Ruang rawat inap
a. Periksa kerapian pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut.
B. Alat – alat
a. Berkas rekam medis (Format Asesmen awal
keperawatan pasien rawat inap)
b. Alat tulis
c. Alat untuk mengukur TTV (Tensi meter, Termometer,
Oxymetri)
C. Pelaksanaan
1. Siapkan alat – alat dan bawa ketempat pasien
2. Ucapkan salam “ Selamat pagi / siang / sore / malam
bapak/Ibu/saudara………………………………………………
3. Perkenalkan nama & unit kerja anda “Saya………………..
(nama) dari unitkerja…….………..(sebutkan), bila kondisi
memunginkan.
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan asesmen awal rawat
inap.
5. Lakukan penilaian ulang temuan klinis sebelumnya, evaluasi
efektivitas intervensi sebelumnya
RUMAH SAKIT ASESMEN ULANG
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/2
02 01 00 005 0
NEGARA
6. Pada pasien tidak stabil : ulangi asesmen dan catat
hasilnya setiap 15 menit, dan bertahap sesuai kondisi
pasien meliputi :
a. Nilai ulang status kesadaran pasien
b. Evaluasi kepatenan jalan nafas dan kondisi
pernafasan (kecepatan, kualitas)
c. Nilai ulang kecepatan dan kualitas denyut nadi
dantanda vital lainnya.
d. Kaji adanya tanda – tanda sianosis.
7. Evaluasi intervensi sebelumnya, meliputi :
a. Pemberian oksigen dan tindakan lain sebelumnya
b. Manajemen perdarahan
c. Pastikan intervensi lainnya adekuat
8. Respon terhadap pengobatan
9. Pada pasien yang sudah stabil :
a. Ulangi asesmen medis setiap dokter visite
b. Lakukan asesmen ulang keperawatan
setiappergantian shift, dengan menilai :
1) Kondisi umum pasien
2) Keluhan pasien, tanda vital
3) Evaluasi masalah keperawatan
4) Respon terhadap tindakan
keperawatansebelumnya
10. Rencana asuhan keperawatan yang Pada pasien yang
dirawat lebih dari 30 hari :Lakukan asesmen ulang
meliputi,
a. Temuan klinis sebelumnya
b. Asesmen ulang pola fungsi
c. Asesmen ulang gizi, risiko jatuh, nyeri
d. Kaji ulang psikologis pasien, sosial dan ekonomi
e. Kaji data penunjang
f. Evaluasi pengelolaan sebelumnya
g. Evaluasi masalah keperawatan
h. Buat kesimpulan dan rencana tindak lanjutsudah
dibuat
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Asesmen pada pasien wanita dalam proses melahirkan adalah proses
mengumpulkan informasi atau data tentang kondisi kesehatan wanita
dalam proses melahirkan, agar dapat mengidentifikasi dan mengelola
masalah – masalah dalam penanganan proses melahirkan.
Tujuan 1. Memperoleh informasi terkait masalah – masalah yang terjadi pada
pasien wanita dalam proses melahirkan.
2. Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada
ibu dan keluarganya selama persalinan.
3. Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan intervensi
sesuai dengan tahap persalinannya.
Kebijakan PeraturanDirektur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur 1. Asesmen awal pasien wanita dalam proses melahirkan dilakukan
dokter spesialis obstetric dan gynecology, dokter umum di IGD,
bidan dan perawat IGD.
2. Asesmen awal dilakukan di IGD pada kondisi kegawatan, catat pada
format asesmen gawat darurat, di ruang bersalin atau ruang
perawatan nifas.
3. Sebelum melakukan asesmen awal ucapkan salam “Selamat pagi/
siang/sore/ malam bapak/ ibu/ saudara ”
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan asesmen awal/ pengkajian.
5. Tanyakan identitas pasien.
6. Pada Kala I : Lakukan Anamnesa meliputi :
a. Riwayat perkawinan dan riwayat persalinan anak lainnya bila
ada.
b. HPHT, tafsiran persalinan.
c. ANC dimana dan periksa kepada dokter atau bidan.
d. Konsumsi obat, jamu saat hamil.
RUMAH SAKIT ASESMEN KHUSUS WANITA DALAM PROSES
UMUM MELAHIRKAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/3
02 01 00 006 0
NEGARA
a. Keluhan kehamilan sekarang, gerakan janin.
b. Kaji makan, minum terakhir dan bab, bak terakhir.
7. Lakukan pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Kondisi umum, kesadaran, komunikasi interpersonal.
b. Tanda- tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan).
8. Pemeriksaan Abdomen :
a. Tentukan tinggi fundus uteri.
b. Pantau kontraksi uterus.
c. Pantau denyut jantung janin.
d. Tetukan presentasi janin.
e. Tentukan bagian terbawah janin.
9. Periksa dalam (Vaginal Toucher).
10. Persiapankan asuhan persalinan
a. Persiapan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.
b. Persiapkan perlengkapan bahan – bahan dan obat – obatan
yang diperlukan.Pantau selama fase laten dan fase aktif
dengan partograf.
11. Pada Kala II :
a. Pastikan pembukaan lengkap.
b. Beri dukungan psikologis terus menerus.
c. Bimbing mengejan dengan posisi yang nyaman.
d. Periksa keadaan perineum.
e. Asesmen kondisi bayi :
1) Identifikasi APGAR Score : 1 menit, 5 menit, 10
menit.
2) Periksa kondisi fisik :jenis kelamin, berat badan,
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,
adanya cacat bawaan, Cephal Hematoma, Caput
Succedaneum.
3) Perhatikan kelainan lain.
4) Kontrol kontraksi uterus dan denyut jantung janin.
5) Bantu lahirkan kepala, bahu dan anggota badan
seluruhnya.
6) Nilai APGAR Score mulai dari 1 menit pertama,
5 menitkemudian 10 menit.Lakukan inisiasi
menyusu dini, kecuali ada kontra indikasi
RUMAH SAKIT ASESMEN KHUSUS WANITA DALAM PROSES
UMUM MELAHIRKAN
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 006 0
NEGARA
12. Pada Kala III :
a. Berikan Oksitosin segera.
b. Kendalikan tarikan pada tali pusat.
c. Lakukan pemijatan/ massage uterus segera setelah
placentalahir.
13. Pada Kala IV :
a. Awasi perdarahan, segera laporkan bila perdarahan
lebih dari 500 ml.
b. Awasi kontraksi uterus.
c. Pantau keadaan umum, tingkat kesadaran pasien.
d. Monitor tanda vital.
14. Pantau kondisi bayi :
a. Berat badan, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
lengan atasbayi, jenis kelamin.
b. Periksa adanya cacat bawaan, Caput Succedaneum,
CephalHematoma.
15. Identifikasi masalah pasien.
16. Kembangkan rencana asuhan selanjutnya.
17. Dokumentasikan pada format asesmen wanita dalam proses
melahirkan dan bubuhkan tandatangan.
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Gizi
4. Unit Laboratorium
RUMAH SAKIT ASESMEN NYERI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 007 REVISI 1/7
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian 1. Nyeri
Adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan
adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau
pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah
terjadi kerusakan jaringan(International Assosiation for the Study of
Pain)
2. Nyeri akut
Adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,memiliki
hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
3. Nyeri kronik
Adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama.Nyeri
kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang
pasti
Tujuan 1. Agar tenaga medis dapat memberikan penanganan nyeripada
semua pasien dengan tepat dan benar
2. Untuk memberikan rasa nyaman tanpa nyeri pada pasien
3. Agar dapat tercapai Rumah Sakit Bebas Nyeri
Kebijakan PeraturanDirektur Utama Rumah Sakit Umum kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur 1. Skrining nyeri
a. Skrining nyeri dilakukan pada semua pasien di UGD dan poli
umum
b. Skrining dilakukan dengan memakai
Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi
Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka gunakan
asesmen.
Instruksi
Pasien diminta untuk menunjuk memilih gambar mana yang
paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan
durasi nyeri
RUMAH SAKIT ASESMEN NYERI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/7
02 01 00 007 0
NEGARA
Score
0 – 1 = tidak merasa nyeri sama
sekali2 – 3 = nyeri ringan
4 – 5 = nyeri yang menganggu
6 – 7 = nyeri yang
menyusahkan8 – 9 = nyeri
hebat
10 = nyeri sangat hebat (tak tertahankan)
Numeric rating
ScaleIndikasi
Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9
tahun yang dapat menggunkan angka untuk
melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi
Pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 –
10.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu
aktivitassehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap
aktivitas sehari – hari)
7 – 10 = nyeri berat ( tidak dapat melakukan
Keterangan
Score : 0 : tidak nyeri
1-2 : nyeri ringan 3-4 : nyeri sedang
> 4 : nyeri hebat
FLACC SCALE
Indikasi :
Pada pasien anak 1 -3 tahun
Pada pasien yang kesulitan bicara / afasiaPeilaian :
RUMAH SAKIT ASESMEN NYERI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 4/7
02 01 00 007 0
NEGARA
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
Faces / Wajah Tidak Sesekali Sering
ekspresi menangis cemberut, tulang
tertentu atau ata ditarik, dagu
tersenyum u tidak tertarik
mengerutkan
kening
Legs / Kaki Normal Tidak Menendang, atau
posis nyaman, kaki disusun
i gelisah,
atau santai tegang
Activity / Berbaring Menggeliat, Melengkung,
aktivitas kaku
dengan menggeser
tenang, maju
posisi mundur,
norm tegang
al,
bergerak
dengan
mudah
Cry / menangis Tidak Erangan Menangis terus,
ad ata teriakan atau
a teriakan u rengekan, isak tangis,
(terjaga atau keluhan sering mengeluh
tertidur) sesekali
Consolability/ Konten, Diyakinkan Sulit
santai
consabilitas oleh kenyamanan
menyentuh, atau sedang
sesekali berbicara
distractable
Total Score
Keterangan
Score
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang
7 – 10: nyeri berat
Total skore 0 – 10
Comfort Scale
Indikasi
Pasien bayi, anak, dan dewasa diruang rawat intensif, kamar
operasi, ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
menggunakan Numeric Rating Scale dan Wong Baker FACES
pain Scale
Instruksi :
Terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5,
skor total antara 9-45, target skor 17-26
1) Kewaspadaan
2) Ketenangan
3) Distress pernafasan
4) Menangis
5) Pergerakan
6) Tonus otot
7) Tegangan wajah
8) Tekanan darah basal
9) Denyut jantung basal
NEGARA
2. Lakukan Asesmen Nyeri
a) Anamnesis nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Onset nyeri akut atau kronik, traumatik atau non-
traumatik
Karakter dan derajat nyeri : nyeri tumpul, nyeri tajam,
rasa terbakar, tidak nyaman, kesemutan, neuralgia
Pola penjalaran / penyebaran nyeri
Durasi dan lokasi nyeri
Gejala lain yang menyertai misalnya kelemahan,baal,
kesemutan, mual/muntah, atau gangguan
keseimbangan/kontrol motorik
Faktor yang memperberat dan memperingan
Kronisitas
Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri
sebelumnya, termasuk respons terapi
Gangguan kehilangan fungsi akibat nyeri luka
Penggunaan alat bantu
Perubahan fungsi mobilitas, kognitif, irama tidur,dan
aktivitas hidup dasar (activity of daily living)
Singkirkan kemungkinan potensi emergensi
pembedahan seperti adanya fraktur yang tidak stabil,
gejala neurologis progresif cepat yang berhubungan
dengan sindrom kauda ekuina
Riwayat pembedahan
Riwayat psikososial
Riwayat pekerjaan
Riwayat obat – obatan dan alergi
Riwayat keluarga
Sistem organ yang komprehensif
b) Pemeriksaan fisik dan neurologi
c) Pemeriksaan penunjang
d) Asesmen psikologi
3. Tatalaksana
Tatalaksana sesuai mekanisme nyeri
a. Farmakologi
Step – Ledder WHO
1) Langkah pertama: aspirin, asetaminofen atau OAINS
dikombinasi dengan obat – obatan adjuvant analgetik
2) Langkah kedua, bila langkah pertama kurang efektif,
obat pada langkah pertama diteruskan ditambah
dengan opioid oral dan adjuvant analgetik
NEGARA
3) Langkah ketiga diambil bila langkah kedua kurang
efektif. Obat dilangkah kedua dihentikan, obat
dilangkah pertama diteruskan ditambah golongan
opioid yang lebih poten
1) Penggunaan opioid harus dititrasi. Opioid standaryang
sering digunakan adalah morfin, kodein.
2) Jika pasien memiliki kontraindikasi absolute OAINS,
dapat diberikan opioid ringan
4) Jika fase nyeri pasien telah terlewati, dilakukan
penggurangan dosis secara bertahap
5) Pemberian opioid intermetten (prn) intravena untuk
nyeri akut dengan evaluasi ketat
6) “By the clock” mengacu pada waktu pemberian
analgesik
7) “By the child” mengacu pada pemberian analgesik
yang sesuai dengan kondisi masing – masingindividu
8) “By the mouth” mengacu pada jalur pemberian oral
b. Non-farmakologi
Olah raga
Imobilisasi
Fisiotherapi
Terapi okupasi
Relaksasi
Terapi kognitif
4. Monitoring Nyeri
Dilakukan rutin pada
1) Semua pasien baru
2) Pasien pindah ruangan
3) Pengantar shift jaga
4) Jika ada keluhan nyeri dan pasien
Jika dari monitoring didapati keluhan nyeri baru atau nyeri
yang bertambah, laporkan kepada dokter jaga / Case
Manager untuk dilakukan asesmen ulang nyeri dan
penatalaksanaan.
RUMAH SAKIT ASESMEN NYERI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 7/7
02 01 00 007 0
NEGARA
5. Asesmen ulang nyeri
Asesmen ulang dilakukan :
a. Setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada pasien
b. Dilakukan pada : pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam
setelah tatalaksana nyeri, pasien yang menjalani prosedur
menyakitkan, sebelum transfer pasien, dansebelum pasien
pulang dari rumah sakit.
c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang tiap 5 menit setelah pemberian
nitrat atau obat – obatan intravena.
Follow – up / asesmen ulang :
a) Dilakukan jika terdapat nyeri yang bertambah atau nyeri
baru
b) Panduan umum :
o Pemberian parenteral 30 menit
o Pemberian oral 60 menit
o Intervensi non – farmakologi 30 - 60 menit
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Suatu proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasiatau
data tentang pasien usia lanjut yang lemah agar dapat
mengidentifikasi dan mengelola masalah, kebutuhan kesehatandan
keperawatan pasien usia lanjut.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah proses pengelolaanmasalah
– masalah pasien usia lanjut
Kebijakan Peraturan Direktur Utama RUMAH SAKIT Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien
Prosedur A. Persiapan
Penampilan petugas (perawat) di ruang rawat inap
a. Periksa kerapian pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
B. Alat – alat
a. Berkas rekam medis (Format awal keperawatan pasienrawat
inap)
b. Alat tulis
c. Alat untuk mengukur TTV (Tensimeter, Termometer,
Oxymetri)
C. Pelaksanaan
1. Siapkan alat – alat dan bawa ketempat pasien
2. Ucapkan salam “Selamat pagi/ siang/ sore/ malam bapak/Ibu/
saudara ……….
3. Perkenalkan nama & unit kerja anda “Saya ………….
(nama) dari unit kerja ................. (sebutkan), bila kondisi
memungkinkan
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan asesmen awal rawat
inap
RUMAH SAKIT ASESMEN PASIEN LANJUT USIA
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/3
02 01 00 008 0
NEGARA
5. Semua pasien usia lanjut yang masuk IGD dilakukan
triase,apakah tergolong geriatri:
a. Untuk pasien usia lanjut biasa akan diteruskan ke
dokterspesialis sesuai penyakitnya
b. Untuk pasien yang tergolong geriatri dirawat oleh
multidisiplin sesuai geriatri
6. Pasien usia lanjut yang masuk rawat inap harus
segeradilakukan asesmen
7. Asesmen pasien usia lanjut dilakukan oleh
dokterpenanggungjawab pelayanan dan perawat
8. Asesmen awal khusus pasien usia lanjut harus selesai
dandidokumentasikan dalam waktu maksimal 1 x 24 jam
9. Lakukan asesmen awal meliputi :
c. Kaji data umum pasien:
d. Identifikasi riwayat kesehatan
1) Riwayat sakit saat ini dan pengobatannya
2) Riwayat penyakit dahulu dan pengobatannya
3) Riwayat alergi
e. Lakukan pengkajian psikologi dan spiritual
f. Lakukan pengkajian sosial dan ekonomi
g. Lakukan pemeriksaan fisik : head to toe
h. Lakukan skrining nutrisi dan skrining nyeri
i. Lakukan asesmen resiko jatuh
j. Kaji status fungsional secara periodik sejak masuk
sampai pulang
k. Kaji ada tidaknya dikubitus dan resiko dikubitus
l. Kaji ada tidaknya kontraktur dan kaji rentang gerak gerik
m. Kaji apakah pasien menggunakan alat bantu dalam
beraktifitas (tongkat, walker, kursi roda)
RUMAH SAKIT ASESMEN PASIEN LANJUT USIA
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 008 0
NEGARA
l. Kaji skala depresi pasien, tentukan skornya dan
dokumentasikan
m. Kaji tingkat memori pasien, hasil didokumentasikan
10. Tetapkan diagnosis awal medis, hasil didokumentasikan
11. Berikan edukasi awal pada keluarga dan libatkan dalam
perencanaan pengelolaan
12. Identifikasi masalah keperawatan dan rumuskan diagnosa
keperawatannya, tentukan prioritasnya dan kembangkan
rencana asuhan keperawatannya baik secara mandiri
maupun kolaborasi
13. Libatkan keluarga dalam perencanaan tindakan dan
perencanaan pemulangan pasien
14. Lakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditetapkan dan dikomunikasikan kepada pasien dan keluarga
15. Lakukan asesmen ulang untuk evaluasi tindakan dan
perkembangan keperawatan, dokumentasikan pada format
catatan terintegrasi dan catatan perawat dalam bentuk
SOAP:
S : Data Subyektif
O : Data Obyektif
A : Analisis / kesimpulan
P : Perencanaan Penanganan
Unit Terkait 1. Unit rekam medis
2. Unit rawat inap
3. Unit gizi
4. Unit Gawat Darurat
RUMAH SAKIT ASESMEN PASIEN TAHAP TERMINAL
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 009 REVISI 1/2
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang secara medis tidak
dapat disembuhkan lagi. Kondisi / tahap terminal merupakan
suatu proses yang progresif menuju kematian, berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu.
Tujuan 1. Tujuan panduan ini adalah agar setiap pasien terminal yang
datang ke RUMAH SAKIT UMUMKertayasa mendapat
pelayanan ataupendampingan yang optimal baik secara medis
maupun rohani.
2. Agar pasien saat – saat terakhir hidupnya mendapat
ketenangan dan dapat berpasrahan.
3. Memberikan intervensi serta mengevaluasi pada klien yang
menjelang ajal.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur 1. Asesmen dan asesmen ulang pasien tahap terminal dilakukan
oleh dokter, perawat atau bidan.
2. Setiap pasien yang masuk UGD atau unit rawat inap dalam
kondisi / tahap terminal harus dilakukan asesmen pasien
terminal.
3. Setiap pasien rawat inap yang karena penyakitnya, sehingga
dinyatakan oleh dokter bahwa harapan sembuhnya sangat tipis
dan mendekati kematian harus dilakukan asesmen pasien
tahap terminal.
Dilakukan asesmen faktor fisiologi, meliputi :
a. Kondisi umum
b. Tanda vital
c. Oksigenasi
d. Kelambatan dalam sirkulasi
e. Kehilangan tonus otot
f. Nutrisi dan cairan
RUMAH SAKIT ASESMEN PASIEN TAHAP TERMINAL
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/2
02 01 00 009 0
NEGARA
g. Nyeri
h. Sensorik
i. Integumen dan mobilitas
j. Ekstremitas
4. Lakukan asesmen kondisi psikologi
5. Lakukan asesmen factor sosial
6. Lakukan asesmen faktor spiritual dan kultural, bagaimana
keyakinan pasien akan proses kematian, dan apakah
memerlukan bimbingan tokoh agama kepercayaan setempat.
7. Lakukan pengkajian terhadap keluarganya meliputi :
a. Respon keluarga terhadap penyakit klien.
b. Reaksi patologis keluarga atas kesedihan.
c. Penjelasan tentang kondisi pasien.
8. Kembangkan rencana tindakan sesuai masalah
yangditemukan.
9. Dokter mendokumentasikan hasil asesmen pada catatan
perkembangan terintegrasi.
10. Perawat / bidan mencatat hasil asesmen pada format
asesmen pasien tahap terminal.
11. Setelah pengkajian selesai didokumentasikan, bubuhkan
tanda tangan dan tulis nama perawat / bidan, tulis tanggaldan
jam selesai pengkajian.
Unit Terkait 1. Unit rawat inap
2. Unit gawat darurat
3. Unit rekam medis
4. Pastoral Care
RUMAH SAKIT PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN(DISCHARGE
UMUM PLANNING)
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 010 REVISI 1/3
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan dan
bantuanuntuk perawatan berlanjut pada pasien dan membantu
keluargamenemukan jalan pemecahan masalah kesehatan pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk perencanaan
pemulangan pasien.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur 1. Perencanaan pemulangan pasien dimulai sejak pasien
masukrawat inap.
2. Dokter menentukan perkiraan tanggal pemulangan pasien,
kebutuhan pengobatan setelah pasien pulang dari rumah sakit
danperlunya pendekatan multidisiplin klinis atau tidak.
3. Dokter penanggungjawab pelayanan pasien wajib memberikan
penjelasan kepada keluarga tentang hasil pengkajian medis,
prognosis penyakit pasien, tatalaksana selama masih dirumah
sakit dan rencana pemulangan pasien diskusikan dengan kepala
ruang/ wakilnya atau perawat penanggungjawab shift tentang
prioritas kebutuhan perawatan pasien dan susun rencana
pemulangannya.
4. Libatkan keluarga pasien untuk proses rencana pemulangan
pasien dan tentukan petugas dan tempat perawatan pasien setelah
pulang dari rumah sakit.
5. Berikan edukasi dan latih petugas yang akan merawat pasien
setelah pasien dirumah, tentang :
Cara perawatan, pemberian obat – obatan (Nama obat dan
kegunaan, efek samping, dosis dan waktu pemberian, cara
pemberian), aktivitas pasien dan penggunaan alat bantu jika
diperlukan, pengaturan makan, tanda dan gejala yang perlu
segera dilaporkan, kebutuhan Home Care bagi pasien yang
masih menggunakan alat medik.
RUMAH SAKIT PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN(DISCHARGE
UMUM PLANNING)
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/3
02 01 00 010 0
NEGARA
6. Berikan leaflet yang sesuai kebutuhan pasien.
7. Lakukan evaluasi tentang edukasi yang sudah diberikan.
8. Verifikasi kesiapan tempat perawatan pasien setelah pulang
dari rumah sakit
9. Tanyakan kesiapan alat transportasi yang digunakan untuk
pulang
10. Jelaskan rencana kontrol dan penggantian alat medik bagi
pasien yang memakai alat medik
11. Kepala Ruang/ Wakilnya atau penanggung jawab shift
memastikan Rencana Pemulangan pasien sudah dilakukan
meliputi :
a. Informasi Kesehatan
b. Edukasi Kesehatan untuk Pasien di rumah:
1) Pemberian Informasi kepada pasien/
penanggung jawab perawatan pasien dirumah
2) Pemberian edukasi tentang nutrisi
3) Pemberian edukasi tentang perawatan dirumah
4) Pemberian edukasi tentang pemberian obat –
obatan di rumah
12. Kesiapan petugas yang merawat selanjutnya, tempat
perawatan, transportasi, alat yang akan Dokter
penanggungjawab pelayanan memutuskan tanggal
pemulangan pasien.
13. Setiap pasien yang sudah diperbolehkan pulang/ keluar
Rumah Sakit, dokter penanggung jawab pelayanan segera
membuat Resume Medis Pasien Pulang, meliputi :
a. Alasan/ Diagnosis saat masuk rumah sakit
b. Ringkasan hasil Laboratorium, Radiologi,
pemeriksaanpenunjang lainnya
c. Temuan fisik yang penting
d. Diagnosis akhir
e. Pengobatan/ Tindakan atau operasi
f. Pendidikan Perawatan dan Pengobatan di rumah
g. Hasil laborat, Penunjang yang dibawa pulang
h. Keadaan waktu keluar rumah sakit
i. Kontrol dokter
14. Setelah format terisi dan ditanda tangani dokter yang
merawat,format diserahkan kepada pasien dan bagian Rekam
Medis serta1 lembar untuk praktisi kesehatan bila
diperlukandigunakan
RUMAH SAKIT PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN(DISCHARGE
UMUM PLANNING)
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 010 0
NEGARA
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Inap
RUMAH SAKIT ASESMEN TERMINASI KEHAMILAN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN
NO. Halaman
02 01 00 011 REVISI 1/3
0
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standart Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 2 Oktober 2022
dr. Mustika Kurniawati M.MRS
Pengertian Proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang pasien dengan terminasi kehamilan agar dapat
mengidentifikasi dan mengelola masalah sesuai dengan kebutuhan
kesehatan pasien.
Tujuan Agar kebutuhan pasien akan perawatan yang menyeluruh dapat
terpenuhi, baik kebutuhan bio-psiko-sosial dan memperoleh
penanganan yang tepat sesuai kebutuhannya.
Kebijakan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor :
PER.025/Dir. Ut/X/2022 tentang Panduan Asesmen Pasien.
Prosedur A. Persiapan :
Alat-alat :
1. Berkas rekam medis (format assesmen keperawatan pasien
dengan gangguan jiwa)
2. Alat tulis
B. Pelaksanaan :
1. Siapkan alat-alat dan bawa ke kamar pasien.
2. Ucapkan salam
3. Perkenalkan nama dan unit kerja anda
“Saya ........(nama), dari unit kerja............ (sebutkan)
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan assesmen
5. Tulis identitas pasien pada kolom yang disediakan meliputi
nama, umur/tanggal lahir, dan no RM
6. Kaji riwayat obstetry / gynecology pasien saat ini, alasan
utama apakah yang menyebabkan pasien masuk dengan
memberikantanda “➹” pada kolom yang tersedia, atau tulis
hasil pengkajian bila tidak ada pada pilihan yang tersedia.
7. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat perkawinan : pasien
sudah menikah berapa kali, berapa usia saat menikah, dan
lama pernikahannya.
RUMAH SAKIT ASESMEN TERMINASI KEHAMILAN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 2/3
02 01 00 011 0
NEGARA
8. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat kehamilan sekarang
meliputi : Gravida, partus, aborsi, HPHT, taksiran persalinan,
ANC sudah berapa kali, dan kapan terakhir periksa serta
dimana tempat periksanya.
9. Lakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan sekarang
meliputi : ada atau tidak perdarahan per vaginam di luar siklus
haid dan pembesaran uterus dibandingkan dengan usia
kehamilan dengan memberikan tanda “➹“ pada kolom yang
tersedia.
10. Kaji riwayat obstetry / gynecology pasien saat ini, alasan utama
apakah yang menyebabkan pasien masuk dengan memberikan
tanda “➹” pada kolom yang tersedia, atau tulis hasil
pengkajian bila tidak ada pada pilihan yang tersedia.
11. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat perkawinan : pasien
sudah menikah berapa kali, berapa usia saat menikah, dan lama
pernikahannya.
12. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat kehamilan sekarang
meliputi : Gravida, partus, aborsi, HPHT, taksiran persalinan,
ANC sudah berapa kali, dan kapan terakhir periksa serta
dimana tempat periksanya.
13. Kaji riwayat obstetry / gynecology pasien saat ini, alasan utama
apakah yang menyebabkan pasien masuk dengan memberikan
tanda “➹” pada kolom yang tersedia, atau tulis hasil
pengkajian bila tidak ada pada pilihan yang tersedia.
14. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat perkawinan : pasien
sudah menikah berapa kali, berapa usia saat menikah, dan lama
pernikahannya.
15. Kaji riwayat obstetry / gynecology pasien saat ini, alasan utama
apakah yang menyebabkan pasien masuk dengan memberikan
tanda “➹” pada kolom yang tersedia, atau tulis hasil pengkajian
bila tidak ada pada pilihan yang tersedia.
16. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat perkawinan : pasien
sudah menikah berapa kali, berapa usia saat menikah, dan lama
pernikahannya.
17. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat kehamilan sekarang
meliputi : Gravida, partus, aborsi, HPHT, taksiran persalinan,
ANC sudah berapa kali, dan kapan terakhir periksa serta
dimana tempat periksanya
RUMAH SAKIT ASESMEN TERMINASI KEHAMILAN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. Halaman
REVISI 3/3
02 01 00 011 0
NEGARA
18. Lakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan sekarang
meliputi : ada atau tidak perdarahan per vaginam di luar
siklushaid dan pembesaran uterus dibandingkan dengan usia
kehamilan dengan memberikan tanda “➹“ pada kolom yang
tersedia.
19. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat kesehatan masa lalu
meliputi : riwayat operasi/ pembedahan yang dialami, jenis
operasinya,waktu pelaksanaan, tempat serta pelaksana
tindakan pembedahan.
20.Lakukan pengkajian tentang riwayat penyakit yang pernah
dialami oleh pasien meliputi macam-macam penyakit
kronis, penyakit menular atau penyakit keturunan dengan
memberikantanda “➹“ pada kolom yang tersedia.
21.Tulis hasil pengkajian tentang riwayat kesehatan reproduksi
meliputi menarche pertama kali saat usia berapa, bagaimana
siklus menstruasinya teratur/tidak, lamanya, adakah keluhan
saat haid, adakah pengeluaran cairan dari vagina dan
wujudnya apakah berupa darah, cairan, bau/tidak, bila
perdarahan berapajumlahnya dan warna perdarahannya.
22. Tulis hasil pengkajian tentang riwayat persalinan
sebelumnya pada kolom yang tersedia anak ke berapa
meliputi jenis kelamin anak, siapa penolong
persalinannya,dimana tempat persalinannya, jenis
persalinannya adakah penyulit dalampersalinan tersebut, dan
berapa BB bayi waktu lahir.
23. Lakukan pengkajian tentang riwayat KB / kontrasepsi
meliputi apakah pasien pernah KB sebelumnya, jenis
kontrasepsi apa yang dipakai, lama penggunaannya serta
adakah keluhan selamapemakaian kontrasepsi tersebut.
24. Tetapkan diagnosa yang muncul dari hasil asesmen yang
sudah dilakukan dengan memberikan tanda “➹“ pada kolom
yang tersedia.
25. Tulis tanggal dan jam saat dilakukan pengkajian.
26.Tulis nama perawat serta beri tanda tangan oleh petugas yang
melakukan pengkajian
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Kamar Bedah
5. Kamar Bersalin
LAIN-LAIN
RUMAH SAKIT UMUM MONITORING TRANSFUSI DARAH
KERTAYASA
02 01 00 001 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
02 01 00 001 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
02 01 00 001 1 1/2
NEGARA
02 01 00 002 1 1/2
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
02 01 00 029 0 1/2
NEGARA
6. Gunakan sarung tangan
7. Hubungkan selang transfusi dengan kantong darah.
Prosedur 8. Untuk Komponen Packed Red Cells ( PRC ) dan Whole
Blood (WB) pemberian maksimal 4 jam per –unit darah.
9. Untuk Komponen Trombocyte Concentrate ( TC ) dan
komponen plasma pemberian maksimal 30 menit per-unit
darah.
10. Khusus pemberian massive tranfusi (pemberian lebih dari
satu unit dalam 1 jam ), menggunakan blood Warmer).
11. Tidak Boleh memberikan obat pada line tranfusi.
12. Pada 15 menit pertama atur tetesan darah 10-15
tetes/menit dan perhatikan tanda-tanda reaksi
tranfusi,tetesan selanjutnya sesuai kebutuhan/intruksi
dokter.
13. Bila terjadi reaksi transfusi.
a. Stop transfusi, ganti infuse set dan berikan infus cairan
normal salin
b. Segera hubungi DPJP / dokter jaga untuk penanganan
lebih lanjut jenis reaksi transfusi yang terjadi, sesuai
dengan Pedoman Pelayanan Medis (PPM) di
departemen masing-masing.
c. Kirim ke Unit Donor Darah/Bank Darah sisa darah
/produk darah yang ditrasnsfusikan lengkap dengan
infus set darah, sampel darah pasien dan formulir
reaksi yang sudah disii secara lengkap
14. Bersihkan dan rapikan pasien dan alat-alat
15. Buka sarung tangan dan cuci tangan
16. Dokumentasikan semua kegiatan pemberian transfusi
darah pada form monitoring tranfusi dan atau pada
catatan perkembangan terintegrasi.
02 01 00 003 0 1/3
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
01 April 2020
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
02 01 00 003 0 1/3
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
01 April 2020
dr. Mustika Kurniawati, M.MRS
Penanganan :
1. Stop Transfusi,ganti dengan infus NaCl 0,9%.
2. Hubungi segera dokter jaga ruangan, dokter yang
merawat dan Petugas Bank Darah.
3. Kirim sisa darah transfusi dan sampel darah baru yang
diambil dari vena yang berlawanan dengan tempat
infus untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Suntikkan Anti Histamin IM dan parasetamol bila
demam. Hindari Aspirin pada pasien Trombositopenia.
5. Suntikkan Steroid dan Bronkodilator jika timbul
bronkospasme.
6. Kumpulkan Urine 24 jam untuk pemeriksaan
hemoglobinuria ( hemolisis ).
7. Bila terjadi perbaikan klinis,mulai kembali transfusi
secara perlahan dengan unit darah yang baru dan
observasi cermat
8. Bila tak ada perbaikan dalam waktu 15 menit atau
gejala bertambah parah lakukan penanganan seperti
kategori 3.
02 01 00 004 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
02 01 00 004 1 1/1
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
1. Persiapan
a. Tentukan indikasi transfusi dengan jelas dan tepat.
b. Pilih darah / komponen darah yang akan diberikan.
c. Hitung jumlah volume darah yang akan
ditransfusikan.
Prosedur d. Informed consent kepada pasien / orang tua / wali
pasien.
e. Ambil contoh darah untuk uji laboratorium (golongan
darah, uji cocok serasi).
f. Isi formulir permintaan darah dengan lengkap.
g. Cocokkan darah yang dating dari Bank Darah (nama
pasien, nomor rekam medis, jenis darah).
RUMAH SAKIT UMUM TRANSFUSI DARAH LENGKAP PADA ANAK
KERTAYASA
02 01 00 004 0 1/3
NEGARA
d. Jika terjadi reaksi alergi akibat transfusi, hentikan
pemberian transfusi yang sedang berlangsung.
Sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam 15
menit pertama, sehingga harus diawasi pada awal
prosedur.
Prosedur 2. Evaluasi Akhir.
a. Setelah darah atau komponen darah yang
ditransfusikan habis, kantung transfusi diganti dengan
infuse NaCl.
b. Lepas jarum infus, cek sekitar lokasi, bila adat anda
radang segera tekan dan tutup dengan kasa steril.
c. Bila di temukan tanda radang, kirim ujung kateter
kelaboratorium bakteriologi
d. Pantau kembali akan kemungkinan terjadinya reaksi
transfusi.
Pelaksanaan
Prosedur
1. Dokter atau perawat mengidentifikasi pasien bayi yang
berisiko merasa nyeri
2. Melakukan penilaian menggunakan Neonatal Infant Pain
Scale pada bayi (usia < 1 tahun) atau FLACC Scale pada
pasien anak (terlampir)
Mencatat hasil penilaian pada rekam medik
NEGARA
RUMAH SAKIT
UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KERTAYASA
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN PASIEN NYERI
Prosudur
1. Indikasi :digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
2. Instruksi :pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0-10.
a. 0 = tidak nyeri
b. 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivita ssehari-hari)
c. 4 – 6 = nyeri sedang (ganggua nnyata terhadap aktifitas sehari-hari)
d. 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
FISIK
Postur/tonus 2 Fleksi dan Tangan mengepal, punggung tegak, tungkai
atau aduksi, kepala dan bahu posisi tetap.
kaku/tegang
1 ekstensi Jari-jari melebar, punggung kaku, tungkai
abduksi, bahu terangkat dari tempat tidur.
Pola tidur 2 Agitasi atau Bangun dengan terkejut, mudah terbangun,
lemas rewel, menggeliat, tidak ada siklus tidur-bangun
yang jelas, mata terbuka.
0 relaks Tidur R.E.M, mata menutup
Ekspresi wajah 2 meringis Garis kerutan alis dalam, mata tertutup, pupil
dilatasi.
1 Mengerutkan Garis kerutan alis ringan, mata tertutup.
dahi
Tangis 2 Ya Ketika terganggu, tidak berhenti setelah
digendong, keras, merengek.
Warna 2 Pucat, kehitaman, berkeringat di telapak tangan
0 Perfusi baik, merah muda
FISIOLOGIS
Laju napas 2 Apne Saat istirahat atau dalam gendongan
1 takipne Saat istirahat
Denyut 2 Fluktuasi Lebih dari normal untuk bayi ini
jantung
1 takikardi Saat istirahat
Saturasi 2 desaturasi Dengan atau tanpa gendongan
Tekanandarah 2 hipertensi Saat istirahat
PERSEPSI
PERAWAT
2 Ya Menurut saya, bayi mengalami nyeri
0 tidak Nyeri hanya perasaan saya
RUMAH SAKIT UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KERTAYASA
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Pelaksanaan
Prosedur
RUMAH SAKIT
UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KERTAYASA
MONITORING NYERI PADA PASIEN
02 01 00 010 0 1/2
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
02 01 00 033 0 2/2
NEGARA
3. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di ruang perawatan
pasien
Prosedur 4. Bila mana keluarga menginginkan rohaniawan yang
mendampingi saat-saat terakhir ,maka tim paliatif akan
menghubungi petugas yang telah di tunjuk sesuai prosedur
yang ada di RumahSakit Umum Kertayasa Negara
Pengertian Merawat pasien dengan kondisi sakit kronis secara khusus baik
jasmaniah maupun rohaniah.
1. Terpenuhinya kebutuhan psiko-spiritual pasien dan
keluarga
Tujuan 2. Memfasilitasi pasien untuk meninggal dalam keadaan
husnul khotimah
3. Pasien dan keluarga memahami dan menerima kondisi
pasien
1. PersiapanAlat
Prosedur
a. Satu set alat pemeriksaan tanda-tanda vital (tensi meter,
stetoscop, termometer, senter/penlight)
b. Sarung tangan
c. Satu set alat suction (mesin suction, slang suction,
dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan, air
pembilas, kom berisi cairan untuk merendam slang
suction)
d. Satu set alat pemasangan NGT (NGT dengan ukuran
sesuai dengan kebutuhan, spuit 50 cc, jelly,
kantong/bag penampung bila diperlukan).
e. Satu set alat kateter (catheter sesuai ukuran yang
dibutuhkan, jelly, aquadest, spuit, kantong / urine bag).
f. Satu set perlengkapan emergency kit ( lihat standart
emergency kit)
g. Papan resusitasi
RUMAH SAKIT UMUM PERAWATAN PASIEN TAHAP TERMINAL
KERTAYASA
02 01 00 011 0 2/3
NEGARA
02 01 00 011 0 3/3
NEGARA
e. Fasilitasi atau bimbing pasien dan atau keluarga untuk
Prosedur
lebih banyak berdo’a dan berserah diri kepadaTuhan,
memohon perlindungan-Nya. Sesuai agama dan
kepercayaan pasien
f. Lakukan observasi tanda-tanda vital secara ketat,
dokumentasikan dan segera kolaborasikan bila ada
penurunan kondisi dengan dokter yang merawat/
dokter jaga untuk tindakan lanjut berikutnya.
g. Siapkan peralatan emergency kit lengkap beserta
perlengkapan alkes lainnya yang diperlukan sesuai
hasil kolaborasi di dekat tempat tidur pasien
h. Bila keadaan pasien dalam kondisi tidak sadar tetap
lakukan bimbingan spiritual misalnya dengan
membaca kantalqin atau ayat-ayat suci Al-Qur’an
(untukmuslim) atau sesuai dengan agama dan
kepercayaan pasien.
i. Bila kondisi pasien semakin memburuk keluarga
diizinkan untuk menunggu dan beritahukan kepada
keluarga tentang pasien dengan keadaan bijaksana.
j. Usahakan lingkungan sekitar pasien tetap tenang,
pasien selalu dalam keadaan bersih, lap keringat
dengan waslap atau tissue, bila bibir pasien kering
basahi dengan kapas basah.
k. Lakukan bimbingan rohani sesuai dengan kepercayaan
l. Catat semua tindakan dan respon pasien pada catatan
asuhan keperawatan pasien
Operator
1. Mengaktifkan code blue
2. Informasikan area kejadian
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 028 1/1
1
NEGARA
38
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG TANGAN
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 029 1/2
1
NEGARA
39
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG TANGAN
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 029 2/2
1
NEGARA
40
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG KAKI
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 030 1/1
1
NEGARA
41
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 031 1/3
NEGARA 0
15
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 031 2/3
NEGARA 0
16
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 031 3/3
NEGARA 0
17
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA CODE RED
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 032 1/2
0
NEGARA
15
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA CODE RED
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 032 2/2
0
NEGARA
16
RUMAH SAKIT UMUM
KETERSEDIAAN AIR 24 JAM
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 033 1/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 034 1/2
1
NEGARA
Prosedur PERSIAPAN
1. Selalu Lakukan pengecekan dan pastikan air di Eye
Wash ada, tersedia dan bersih
2. Pastika Eye Wash dalam keadaan siap untuk
digunakan
3. Pastikan karyawan sudah mendapatkan training
penggunaan Eye Wash
.
PROSEDUR
1. Letakkan Eye Wash pada posisi yang mudah
dijangkau dan tidak tinggi
2. Air dalam kran Eye Wash harus selalu dalam keadaan
bersih dan tidak boleh kosong
3. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi
4. Buka penutup/saluran keluar air
5. Posisikan kepala menunduk, dan buka mata penderita.
6. Siram atau bilaslah mata/kulit yang terkena paparan
bahan kimia minimal selama 15 menit
RUMAH SAKIT UMUM
PROSEDUR PENGGUNAAN EYE WASH
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 034 2/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 035 1/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 035 2/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 036 1/2
0
NEGARA
Prosedur 1. Pencegahan
a. Pasien / pengunjung yang berada di dalam Rumah Sakit
harus diidentifikasi dengan benar saat masuk Rumah
Sakit Umum Kertasaya
b. Setiap pasien / pengjung / karyawan yang berada dalam
Rumah Sakit Umum Kertayasa harus menggunakan
tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu
pasien, kartu tamu, dan kartu pengenal karyawan.
c. Tanda identitas pasien, kartu visitor / pengunjung / kartu
pengenal karyawan digunakan sebagai langka awal
diidentifikasi pasien / pengunjung / karyawan yang ada
di Rumah Sakit.
RUMAH SAKIT UMUM PERLINDUNGAN KEKERASAN FISIK TERHADAP
KERTAYASA STAFF
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 036 2/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 037 1/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 037 2/2
0
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 001 1/1
1
NEGARA
1
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN APAR
KERTAYASA POWDER
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 002 1/1
1
NEGARA
2
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PEMASANGAN APAR
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 003 1/1
1
NEGARA
3
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PEMELIHARAAN APAR
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 004 1/2
1
NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 004 2/2
1
NEGARA
5
RUMAH SAKIT UMUM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSU
KERTAYASA KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 005 1/2
1
NEGARA
6
RUMAH SAKIT UMUM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSU
KERTAYASA KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 005 2/2
1
NEGARA
7
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA KOMUNIKASI JIKA TERJADI KEBAKARAN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 006 1/2
1
NEGARA
8
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA KOMUNIKASI JIKA TERJADI KEBAKARAN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 006 2/2
1
NEGARA
9
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA
KERTAYASA DI RSU KERTAYASA NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 007 1/3
1
NEGARA
10
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA
KERTAYASA DI RSU KERTAYASA NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 007 2/3
1
NEGARA
11
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA
KERTAYASA DI RSU KERTAYASA NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 007 3/3
1
NEGARA
12
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN TERJADI TUMPAHAN BAHAN
KERTAYASA BERBAHAYA BERACUN (B3) DAN MUNTAHAN
PASIEN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 008 1/2
NEGARA 1
13
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN TERJADI TUMPAHAN BAHAN
KERTAYASA BERBAHAYA BERACUN (B3) DAN MUNTAHAN
PASIEN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 008 2/2
NEGARA 1
14
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENANGGULANGAN KONTAMINASI BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 009 1/2
NEGARA 1
16
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PEMBUATAN DAN PEMASANGAN TANDA-TANDA
KHUSUS K3
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 010 1/1
NEGARA 1
17
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENGADAAN BARANG, JASA, DAN BAHAN
BERBAHAYA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 011 1/2
NEGARA 1
18
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENGADAAN BARANG, JASA, DAN BAHAN
BERBAHAYA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 011 2/2
NEGARA 1
19
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENGAMANAN LOKASI PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 012 1/2
NEGARA 1
20
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA PENGAMANAN LOKASI PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 012 2/2
NEGARA 1
21
RUMAH SAKIT UMUM
BEKERJA MENANGANI BAHAN CAIR MUDAH TERBAKAR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 013 1/1
1
NEGARA
Kebijakan Setiap petugas yang bertugas di unit berisiko harus mengetahui cara
penggunaan dan penanganan secara benar (Peraturan Direktur Utama
RSU Kertayasa Negara Nomor : 065/PER/Dir. Ut/VI/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Prosedur 1. Tempat penyimpanan bahan cair mudah menyala harus cukup
diventilasi, jauh dari sumber api dan tidak ada yang berceceran.
2. Harus disediakan alat pemadam api dekat penyimpanan.
3. Bahan harus disimpan di container tertutup dan aman.
4. Beri tanda adanya bahan yang mudah terbakar/meledak.
5. Beri tanda larangan merokok secara khusus.
6. Pakai alat pelindung diri.
7. Semua karyawan yang bertugas melayani bahan cair yang mudah
terbakar harus mengetahui sifat-sifatnya antara lain :
a. Berat jenis uapnya lebih besar dari berat jenis udara
b. Uapnya adalah racun
c. Dapat mudah terbakar
8. Letakkan lembar data pengaman di dekat penyimpanan.
Unit Terkait Seluruh tempat di RSU Kertayasa Negara
22
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 014 1/1
1
NEGARA
23
RUMAH SAKIT UMUM
PROSEDUR KEAMANAN KERJA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 015 1/2
1
NEGARA
Alur kegiatan
A. Kesehatan Petugas
Calon karyawan
24
RUMAH SAKIT UMUM
PROSEDUR KEAMANAN KERJA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 015 2/2
1
NEGARA
25
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA KEAMANAN PASIEN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 016 1/1
1
NEGARA
26
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA SAAT TERJADI ANCAMAN BOM LEWAT TELEPON
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 017 1/1
1
NEGARA
27
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA BILA MENEMUKAN BENDA MENCURIGAKAN SEBAGAI BOM
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 018 1/1
1
NEGARA
28
RUMAH SAKIT UMUM PENCATATAN DAN PELAPORAN PENYAKIT
KERTAYASA AKIBAT KERJA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 019 1/1
1
NEGARA
29
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN PENEMUAN PEROKOK DI
KERTAYASA LINGKUNGAN RSU KERTAYASA NEGARA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 020 1/1
1
NEGARA
30
RUMAH SAKIT UMUM MENEGUR KARYAWAN / PENGUNJUNG YANG
KERTAYASA MEROKOK (SATPAM)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 021 1/1
1
NEGARA
31
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA SAAT TERJADI GEMPA BUMI DALAM RUANGAN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 022 1/1
1
NEGARA
32
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR TETAP
KERTAYASA SAAT TERJADI GEMPA BUMI DILUAR RUANGAN
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 023 1/1
1
NEGARA
33
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 024 1/1
1
NEGARA
34
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 025 1/1
1
NEGARA
35
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG KEPALA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 026 1/1
1
NEGARA
36
RUMAH SAKIT UMUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG HIDUNG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 01 00 027 1/1
1
NEGARA
37
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN GENSET
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 008 1/1
1
NEGARA
9
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN PANEL LISTRIK
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 009 1/1
1
NEGARA
10
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN KABEL
KERTAYASA LISTRIK
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 010 1/1
1
NEGARA
11
RUMAH SAKIT UMUM
PELAYANAN DAN KETERSEDIAAN
KERTAYASA LISTRIK 24 JAM SEHARI
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 011 1/1
1
NEGARA
12
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN PENYALUR PETIR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 012 1/1
1
NEGARA
13
RUMAH SAKIT UMUM
ALUR PERBAIKAN TELEPON DAN AIPON
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 013 1/1
1
NEGARA
14
RUMAH SAKIT UMUM IDENTIFIKASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM
KERTAYASA KUNCI
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 014 1/1
1
NEGARA
15
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 015 1/1
1
NEGARA
16
RUMAH SAKIT UMUM
PERBAIKAN SARANA PRASARANA
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 016 1/1
1
NEGARA
Prosedur 1. Ambil dan lihat blangko permintaan yang berasal dari unit
2. Pilih dan pilah blangko permintaan perbaikan
3. Bagi tugas pada anggota sarana prasarana dan beri target
dalam pengerjaannya
4. Datang ke unit yang meminta sambil membawa blangko
5. Cocokan permintaan yang diterima dengan peminta
perbaikan di unit
6. Amati sarana yang rusak apakah masih bisa diperbaiki atau
sudah tidak bisa diperbaiki ( rusak )
7. Lapor ke ka unit atau ka shif tentang keadaan sarana yang
dilaporkan rusak
8. Minta permintaan ke logistik sarana yang dibutuhkan untuk
perbaikan
9. Perbaiki sarana yang rusak sampai selesai
10. Buat laporan ke ka unit sarana prasarana, kalau tugas sudah
selesai
17
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN BILA ADA KERUSAKAN SARANA
KERTAYASA PRASARANA
DAN PERALATAN NON MEDIS
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 017 1/1
NEGARA 1
18
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN TRAFO LISTRIK
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 018 1/1
1
NEGARA
19
RUMAH SAKIT UMUM
PENGECEKAN CENTRAL OKSIGEN CAIR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 019 1/1
1
NEGARA
20
RUMAH SAKIT UMUM
PEMASANGAN TABUNG GAS LPG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 020 1/2
1
NEGARA
Pengertian Prosedur untuk mengganti tabung gas LPG jika terdapat tabung
dalam central telah habis supaya central gas LPG selalu
terdapat stock tabung siap pakai
Tujuan 1. Panduan untuk memasang tabung gas LPG
2. Mengganti tabung gas kosong/ habis
Kebijakan Bagian Sarana Prasarana mengelola fasilitas kesehatan rumah
sakit dengan cara efesien dan efektif (Peraturan Direktur Utama
RSU Kertayasa Negara Nomor 064/PER/Dir.Ut/VI/2016
Tentang Pelayanan Bagian Sarana Prasarana)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 020 2/2
1
NEGARA
13. Selesai
Note:
Jika hanya mengganti 1 (satu) tabung gas LPG maka untuk
langkah no 11 jangan dibuka kedua stop kran selangnya, buka 1
stop kran selang yang berhubungan dengan tabung gas yang
baru diganti (isi).
Unit Terkait Unit Dapur Gizi
22
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAN SENTRAL LPG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 021 1/1
1
NEGARA
23
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA ALAT – ALAT DARI KARET
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 022 1/2
1
NEGARA
Pengertian Memelihara alat perawatan dari karet agar bersih steril dan
siap pakai
Tujuan 1. Mencegah infeksi silang
2. Agar alat tidak cepat rusak
3. Alat dalam keadaan siap pakai
Kebijakan Bagian Sarana Prasarana mengelola fasilitas kesehatan rumah
sakit dengan cara efesien dan efektif (Peraturan Direktur
Utama RSU Kertayasa Negara Nomor
064/PER/Dir.Ut/VI/2016 Tentang Pelayanan Bagian Sarana
Prasarana)
Prosedur PERSIAPAN ALAT
1. Handscoon
2. Alat dari karet yang akan dibersihkan
3. Tempat cuci dengan air mengalir
4. Larutan sabun
5. Larutan desinfektan
6. Spuit
7. Kapan bensin
8. Sterilisator dengan cara rebus
PELAKSANAAN
1. Alat disiapkan, handscoon dipakai
2. Bersihkan bekas plester dengan kapas bensin
3. Rendam alat dalam larutan desinfektan selama dua jam
4. Alat dibersihkan, bagian dalamdisemprot air dengan
spuit, bilas dibawah kucuran air
5. Sabun dan bilas sampai bersih
6. Alat yang akan disterilkan dimasukkan dalam sterilisator
setelah air mendidih
7. Rebus selama 10 – 15 menit
24
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA ALAT – ALAT DARI KARET
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 022 2/2
1
NEGARA
25
RUMAH SAKIT UMUM MEMELIHARA PERALATAN
KERTAYASA ALAT DARI LOGAM
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 023 1/2
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan, handscoon dipakai
2. Rendam alat dalam larutan desinfektan kurang lebih
selama dua jam
3. Bilas dibawah kucuran air mengalir
4. Sabun dan sikat alat satu persatu, perhatikan bagian
gerigi kemudian bilas lagi
26
RUMAH SAKIT UMUM MEMELIHARA PERALATAN
KERTAYASA ALAT DARI LOGAM
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 023 2/2
1
NEGARA
27
RUMAH SAKIT UMUM STANDAR PENGOPERAN CENTRAL GAS ELPIJI
KERTAYASA (ANTAR CENTRAL)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 024 1/1
1
NEGARA
28
RUMAH SAKIT UMUM STANDAR PENGOPERAN TABUNG GAS ELPIJI
KERTAYASA (ANTAR TABUNG)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 025 1/1
1
NEGARA
29
RUMAH SAKIT UMUM
PROSEDUR MANUAL PENGGUNAAN ALAT
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 026 1/1
1
NEGARA
30
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR OPERASIONAL
KERTAYASA MEMBERSIHKAN INCUBATOR TRANSPORT
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 027 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Buka seluruh kaca penutup box
2. Kasur bayi dibersihkan dengan lap yang telah dibasahi
larutan desinfektan, segera keringkan dengan lap
kering
3. Keringkan kaca penutup box dengan air hangat
4. Keringkan air dalam saluran air dengan menggunakan
sponnya
5. Keringkan sponnya sampai kering
6. Taruh spon diatas kasur, lalu tutp kaca penutup box
7. Tutup dengan kain penutup incubator, kembalikan
pada tempatnya
8. Alat – alat dibereskan, perawat cuci tangan
31
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA INFUSTION PUMP
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 028 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Bebaskan infustion pump dari aliran listrik
2. Bersihkan layar infustion pump dengan lap basah yang
sudah diperas
3. Kemudian keringkan layar dengan lap kering
4. Bersihkan bagian dalam infustion pump dengan lidi
kapas
5. Gunakan kassa untuk mengeringkannya
6. Cek ulang keefektifan kerja alat
7. Berikan power selama kurang lebih 1 jam, agar tetap
dapat dipergunakan sekalipun tak ada aliran listrik
8. Masukan dalam almari alat
32
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA INFUSTION PUMP
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 028 2/2
1
NEGARA
33
RUMAH SAKIT UMUM MEMELIHARA BRANKART
KERTAYASA DAN KURSI RODA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 029 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan
2. Lap seluruh bagian dengan larutan desinfektan sampai
bersih
3. Keringkan dengan lap kering
4. Beri pelumas pada as roda
5. Pompa roda kembali
6. Kembalikan pada tempatnya
7. Alat – alat dibereskan
8. Perawat cuci tangan
Unit Terkait 1. UGD
2. Unit Rawat Inap
3. VK
34
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA BED SIDE MONITOR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 030 1/1
1
NEGARA
35
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA TIMBANGAN BERAT BADAN
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 031 1/1
1
NEGARA
36
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA OKSIGEN MOBILE
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 032 1/2
1
NEGARA
37
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA OKSIGEN MOBILE
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 032 2/2
1
NEGARA
38
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA OKSIGEN SENTRAL
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 033 1/2
1
NEGARA
39
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA OKSIGEN SENTRAL
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 033 2/2
1
NEGARA
40
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA SYRINGE PUMP
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 034 1/1
1
NEGARA
41
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA TENSIMETER
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 035 1/1
1
NEGARA
42
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA VENTILATOR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 036 1/1
1
NEGARA
43
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA VENTILATOR
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 036 2/2
1
NEGARA
44
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA EKG 12 LEAD
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 037 1/2
1
NEGARA
45
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA EKG 12 LEAD
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 037 2/2
1
NEGARA
46
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA NEBULIZER
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 038 1/2
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Lepaskan selang dan sungkup dari alat
2. Masukkan dalam larutan desinfektan
3. Semprot bagian dalam selang dengan spuit
4. Bilas dengan air mengalir
5. Keringkan bagian luar dengan lap kering; dan kibaskan
untuk bagian dalam, semprot bagian dalam selang
dengan spuit
6. Bersihkan mesin nebulizer dengan lap basah yang sudah
diperas, segera keringkan dengan lap kering
7. Rangkai kembali alat, cek fungsi alat
8. Bereskan alat – alat
47
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA NEBULIZER
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 038 2/2
1
NEGARA
48
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA SUCTION
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 039 1/2
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan, handscoon dipakai
2. Lepaskan selang – selang suction
3. Masukan dalam ember yang berisi larutan sabun
4. Semprot bagian dalamnya dengan spuit sampai bersih
5. Bilas dengan air mengalir, kibas – kibaskan sampai
kering
49
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA SUCTION
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 039 2/2
1
NEGARA
50
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA AMBUBAG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 040 1/2
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Bawa ambubag yang telah digunakan dilepaskan dari
oksigen
2. Cuci cup dan selang O2 di bawah air mengalir kalau
perlu bagian dalam O2 disemprot menggunakan spuit
3. Kipas – kipaskan bagian luar keringkan dengan lap
4. Keringkan juga cup
5. Kembangkan balon cup bila sudah kemps
6. Lap seluruh bagian ambubag dengan lap basah yang
sudah diperas, kemudian lap kering
7. Kembalikan ke tempat semula
8. Bereskan alat – alat
9. Perawat cuci tangan
51
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA AMBUBAG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 040 2/2
1
NEGARA
52
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA DC SYOK
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 041 1/1
1
NEGARA
53
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA DOPLER
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 042 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Keluarkan dopler dari tempatnya
2. Bersihkan dopler dengan lap yang telah dibasahi larutan
desinfektan
3. Segera keringkan dengan lap kering
4. Cek keefektifan alat
5. Bila baterai habis, segara ganti
6. Kembalikan alat pada tempatnya
7. Alat – alat dibereskan, perawat cuci tangan
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap dan Ruang Bersalin
54
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA ANIMEG
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 043 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Bersihkan alat dengan lap yang telah dibasahi dengan
desinfektan, juga pada kabel
2. Segera keringkan dengan lap kering
3. Cek fungsi alat
4. Simpan kembali alat
5. Alat – alat diberesken
6. Perawat cuci tangan
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
55
RUMAH SAKIT UMUM
MEMELIHARA ALAT UV
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 044 1/1
1
NEGARA
PELAKSANAAN
1. Alat dipersiapkan
2. Bersihkan alat UV dengan lap yang dibasahi cairan
pembersih kaca
3. Segera keringkan dengan lap kering
4. Alat dibereskan
5. Cuci tangan
Unit Terkait Unit Kamar Operasi
56
RUMAH SAKIT UMUM
PENGOPERASIAN AC
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 045 1/1
1
NEGARA
57
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN AC
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 046 1/1
1
NEGARA
58
RUMAH SAKIT UMUM
PENGOPERASIAN TV
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 047 1/1
1
NEGARA
59
RUMAH SAKIT UMUM
PERAWATAN TV
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 048 1/1
1
NEGARA
60
RUMAH SAKIT UMUM
PEMELIHARAAN IPAL
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 001 1/1
1
NEGARA
1
RUMAH SAKIT UMUM
CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 002 1/1
1
NEGARA
2
RUMAH SAKIT UMUM
CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 003 1/1
1
NEGARA
3
RUMAH SAKIT UMUM
ALUR PERIKSA KARYAWAN
KERTAYASA
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 004 1/1
1
NEGARA
4
RUMAH SAKIT UMUM AUTO OPERATOR PROSEDURE GENSET DEUTZ
KERTAYASA (GENSET KECIL)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
03 02 00 005 1/1
1
NEGARA
5
RUMAH SAKIT UMUM MANUAL OPERATION PENGGANTIAN BEBAN DARI
KERTAYASA PLN KE GENSET DALAM KONDISI LISTRIK PLN
MASIH MENYALA
(ALTERNATIF 1 GENSET KECIL/DEUTZ)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
NEGARA 03 02 00 006 1/2
1
6
RUMAH SAKIT UMUM MANUAL OPERATION PENGGANTIAN BEBAN DARI
KERTAYASA PLN KE GENSET DALAM KONDISI LISTRIK PLN
MASIH MENYALA
(ALTERNATIF 1 GENSET KECIL/DEUTZ)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
NEGARA 03 02 00 006 2/2
1
7
RUMAH SAKIT UMUM MANUAL OPERATION PENGGANTIAN BEBAN DARI
KERTAYASA PLN KE GENSET DALAM KONDISI LISTRIK PLN
MASIH MENYALA
(ALTERNATIF 2 GENSET KECIL/DEUTZ)
NO.
NO.DOKUMEN Halaman
REVISI
NEGARA 03 02 00 007 1/1
1
8
KEPERAWATAN
SKP
RUMAH SAKIT IDENTIFIKASI AWAL PASIEN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
01-02 05 00 001 0 1/1
NEGARA
Pengertian Suatu proses mengidentifikasi individu sebagai orang yang dituju oleh
pelayanan dan terapi yang diberikan.
Memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan
Tujuan dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh
pasien.
NEGARA
Prosedur 4. Petugas mengecek kesamaan data pribadi pasien dengan data yang ada
di KTP/SIM/Pasport.
NEGARA
Prosedur A. Persiapan
Alat-alat :
1. Gelang Identifikasi pasien (biru / merah muda)
2. Berkas rekam medis
3. Alat tulis
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI
KERTAYASA
NEGARA
B. Pelaksanaan
1. Siapkan gelang identifikasi pasien sesuai jenis kelamin.
2. Isi label gelang dengan identitas pasien : nama, tanggal
lahir, nomor RM
3. Petugas memberikan salam kepada pasien
4. Petugas memperkenalkan diri kepada pasien
5. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga bahwa
gelang identifikasi ini harus selalu dipakai hingga pasien
diperbolehkan pulang.
6. Mengucapkan terima kasih
1. Front Office
Unit Terkait
2. Unit Gawat Darurat
3. Ruang Maria
4. Ruang Anna
5. ICU
RUMAH SAKIT PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
01-02 05 00 003 0 1/2
NEGARA
NEGARA
Pengertian Suatu proses untuk memastikan identitas pasien dengan benar pada
saat pemberian diet.
1. Unit Gizi
Unit Terkait
2. Ruang Maria
3. Ruang Anna
4. ICU
RUMAH SAKIT UMUM IDENTIFIKASI PASIEN SAAT PEMBERIAN DIET
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 00 005 0 1/2
NEGARA
Pengertian Suatu proses untuk memastikan identitas pasien dengan benar pada
saat pemberian diet.
NEGARA
4. Jika data sudah sesuai, petugas gizi meletakan makanan yang
Prosedur
sudah disediakan di meja yang dekat dengan pasien agar mudah
dijangkau.
1. Unit Gizi
Unit Terkait
2. Ruang Maria
3. Ruang Anna
4. ICU
RUMAH SAKIT UMUM IDENTIFIKASI PASIEN UGD DAN RAWAT INAP DALAM
KERTAYASA
PEMBERIAN OBAT
A. Persiapan Alat
Prosedur
1. Obat-obatan yang akan diberikan
2. Formulir daftar obat pasien
3. Alat tulis
B. Pelaksanaan
1. Petugas perawat atau bidan menyiapkan alat-alat dan obat-
obatan yang akan diberikan.
2. Petugas mengucapkan salam kepada pasien.
3. Petugas memperkenalkan diri kepada pasien.
RUMAH SAKIT UMUM IDENTIFIKASI PASIEN UGD DAN RAWAT INAP DALAM
KERTAYASA
PEMBERIAN OBAT
Prosedur 4. Apabila antara identitas spesimen pada wadah sudah sesuai dengan
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium maka petugas
laboratorium langsung melakukan pemeriksaan sesuai dengan
permintaan.
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit
Direktur Utama,
Prosedur
01 April 2020
Operasional
NEGARA
A. Persiapan
Prosedur
1. Berkas rekam medis
2. Gunting
B. Pelaksanaan
1. Pasien yang akan dipulangkan baik itu sembuh, berobat
jalan, pulang Atas Permintaan Sendiri dan meninggal
dunia akan dilepaskan gelang identifikasinya.
2. Sebelumnya lakukan serah terima berkas-berkas dan obat-
obatan (jika ada) kepada pasien atau keluarga.
3. Pastikan rekening telah selesai/lunas dengan menunjukkan
bukti pembayaran.
4. Petugas memberikan salam kepada pasien
5. Petugas memperkenalkan diri kepada pasien
6. Petugas meminta menyebutkan nama lengkap,tanggal lahir
dan alamat pasien
7. Petugas menginformasikan tentang pelepasan gelang
identitas pasien. Contoh: “Bapak/Ibu saya akan
melepaskan gelang identitas yang Bapak/Ibu pakai karena
seluruh proses pengobatan sudah selesai diberikan dan
sudah diperbolehkan untuk pulang.
8. Potong gelang menjadi bagian kecil-kecil, sebelum
membuang gelang tersebut ke tempat sampah infeksius.
9. Ucapkan terimakasih.
RUMAH SAKIT UMUM PELEPASAN GELANG IDENTIFIKASI
KERTAYASA
NEGARA
1. Ruang Maria
Unit Terkait
2. Ruang Anna
3. ICU
RUMAH SAKIT UMUM SERAH TERIMA TUGAS PERAWAT ANTAR SHIFT
KERTAYASA (HAND OVER)
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER. 051.6/Dir.Ut/IV/2020 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien.
Prosedur 1. Perawat yang akan menyerahkan tugas kepada tim kerja yang lain
menyiapkan seluruh RM pasien, obat, hasil pemeriksaan
penunjang dan dokumen lain yang diperlukan.
5. Katim menyampaikan :
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
Standar
01 April 2020 Direktur Utama
Prosedur
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati, M.MRS)
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER. 051.6/Dir.Ut/IV/2020 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien.
Prosedur
1. Sebelum menelepun DPJP
a. Periksa kondisi pasien dengan baik
b. Mengetahui diagnosis pasien dan riwayat penyakit pasien
c. Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru
d. Siapkan rekam medis dan siap melaporkan riwayat
pengobatan yang diberikan, hasil pemeriksaan penunjang
2. Pelaksanaan SBAR
a. Situasion
nama pasien, umur, lokasi pasien, waktu masuk, lama
perawatan, keluhan utama pasien masuk rumah sakit,
diagnosa pasien dan masalah yang ingin disampaikan dan
kekhawatiran petugas terhadap kondisi pasien.
RUMAH SAKIT UMUM KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN SBAR
KERTAYASA
NEGARA
NEGARA
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar
Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
01 April 2020
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati, M.MRS )
NEGARA
c. Konfirmasi ulang instruksi yang diberikan DPJP
Prosedur
d. DPJP akan membubuhkan tanda tangan pada saat konfirmasi
ulang dalam 1x24 jam.
Komunikasi TBaK digunakan untuk komunikasi verbal baik
langsung maupun melalui telepon antar professional pemberi
asuhan (PPA) yaitu :
1. Perawat dengan dokter
2. Konsultasi antar dokter
3. Antar bagian layanan kesehatan
1. UGD
Unit terkait
2. Ruang Maria
3. Ruang Anna
4. Unit Farmasi
5. ICU
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN HASIL KRITIS
KERTAYASA
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar
Tanggal Terbit Direktur Utama
Prosedur
01 April 2020
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati, M.MRS )
Pengertian Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil
pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus
dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang 30 menit.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pelaporan hasil kritis.
Kebijakan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER. 051.6/Dir.Ut/IV/2020 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien.
Prosedur 1. Petugas yang melakukan pemeriksaan penunjang menyampaikan
hasil kritis ke dokter jaga atau perawat untuk segera dilaporkan
kepada DPJP.
2. Petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat tanggal dan waktu
menelepon, nama lengkap dokter yang dihubungi dan nama
lengkap yang menelepon.
3. Dokter jaga atau perawat yang menerima hasil kritis menggunakan
teknik komunikasi TbaK, proses pelaporan ini ditulis di dalam
rekam medis dan menandatangani kolom cap konfirmasi.
4. Dokter jaga atau perawat yang menerima laporan hasil kritis
langsung menghubungi DPJP yang merawat pasien.
5. Dokter jaga atau perawat yang menerima laporan hasil kritis dan
menghubungi DPJP yang merawat pasien harus mencatat tindakan
yang diambil untuk pasien atau informasi lain terkait klinis sesuai
teknik TbaK.
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN HASIL KRITIS
KERTAYASA
NEGARA
Prosedur 6. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis dilaporkan kepada dokter
atau DPJP yang meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan
hasil kritis ke pasien serta rencana tatalaksana.
7. Dokter jaga atau perawat yang menerima hasil kritis menerapkan
mekanisme pelaporan hasil kritis sebagai berikut :
a. 15 menit pertama harus segera melapor pada DPJP
b. Bila belum berhasil menghubungi, 15 menit selanjutnya
menghubungi dokter jaga yang bertugas dan bila belum
berhasil maka dapat menghubungi pimpinan sebagai berikut :
1) Kepala UGD, jika tidak dapat dihubungi
2) Kepala Seksi Pelayanan Medik
8. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu
diwaspadai tersebut, bertanggung jawab terhadap interpretasi
hasil dan pengambilan tindakan terhadap pasien.
1. Laboratorium
Unit terkait
2. Unit Radiologi
3. UGD
4. Rawat Jalan
5. Ruang Anna
6. Ruang Maria
7. ICU
RUMAH SAKIT UMUM SKRINING RESIKO JATUH UGD DAN RAWAT INAP
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 00 013 0 1/4
NEGARA
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pengertian Skrining resiko jatuh adalah suatu prosedur untuk menilai resiko
pasien jatuh baik secara subjektif maupun objektif disetiap ruang
lingkup pelayanan rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat
NEGARA
4. Petugas menetapkan tindak lanjut untuk pasien tersebut jika
Prosedur
terdapat resiko jatuh sedang atau tinggi dalam hal langkah-
langkah pencegahan resiko jatuh sesuai skor yang didapat
seperti :
a. Edukasi
b. Pemberian tanda resiko jatuh
c. Pemberian alat bantu yang diperlukan
5. Petugas melaporkan kondisi tersebut pada dokter yang
bertugas serta berkolaborasi dengan PPA lainnya.
NEGARA
NEGARA
8. Gangguan muskuloskeletal seperti artritis dan deformitas
Prosedur
9. Masalah nutrisi
10. Medikamentosa (terutama konsumsi obat lebih dari macam)
1. UGD
Unit Terkait
2. Ruang Maria
3. Ruang Anna
4. ICU
RUMAH SAKIT UMUM PENILAIAN RESIKO JATUH
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 00 014 0 1/2
NEGARA
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati, M.MRS)
NEGARA
4. Perawat memasangkan gelang kuning pada pasien bila resiko
Prosedur
tinggi jatuh bersebelahan dengan gelang identitas pasien dan
memberikan tanda segitiga merah pada tiang infus atau tempat
tidur pasien.
1. Ruang Maria
Unit terkait
2. Ruang Anna
3. UGD
4. ICU
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN GELANG RESIKO JATUH
KERTAYASA
NEGARA
NEGARA
1. Ruang Maria
Unit Terkait
2. Ruang Anna
3. ICU
ASESMEN RESIKO JATUH GET UP & GO
RUMAH SAKIT UMUM
DI UNIT RAWAT JALAN
KERTAYASA
NEGARA
Operasional
( dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Asesmen Resiko jatuh time up & go adalah Asesmen yang
Pengertian
digunakan untuk mengidentifikasi pasien resiko jatuh rawat jalan
dengan form resiko jatuh get up & go.
NEGARA
2) Jalan dengan menggunakan alat bantu ( Kruk, tongkat,
Prosedur
kursi roda, atau bantuan orang lain)
b. Menopang saat akan duduk : Tampak memegang pinggiran
kursi / meja /perabotan lainnya sebagai penopang saat akan
duduk
Hasil
1) Tidak beresiko : Tidak ditemukan a dan b
2) Resiko rendah : Ditemukan salah satu dari a atau b
3) Resiko tinggi: Ditemukan a dan b
Tindakan
1) Tidak beresiko : Tidak ada tindakan
2) Resiko rendah: Lakukan edukasi
3) Resiko tinggi: Pasang gelang kuning , edukasi dan
lakukan upaya pencegahan resiko jatuh
1. UGD
Unit Terkait
2. Rawat Jalan
3. Satpam
RUMAH SAKIT PEMASANGAN GELANG UNTUK RIWAYAT ALERGI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 05 00 017 0 1/1
NEGARA
B. Pelaksanaan:
1. Siapkan gelang pasien warna merah
2. Ucapkan salam, “selamat pagi/ sore/ malam “
3. Perkenalkan diri anda( Sebutkan nama dan department/ unit
kerja anda)
4. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang.
5. Lakukan verifikasi untuk mengetahui bahwa pasien dan atau
keluarga paham atas informasi tersebut.
RUMAH SAKIT PEMASANGAN GELANG UNTUK RIWAYAT ALERGI
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 05 00 017 0 2/2
NEGARA
6. Lakukan identifikasi dengan menanyakan nama dan tanggal
Prosedur
lahir pasien.
7. Bandingkan dengan gelang pengenal pasien.
8. Pasangkan gelang riwayat alergi (gelang warna merah) pada
pergelangan tangan pasien (sesuai kondisi )
9. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa gelang
riwayat alergi akan dipakai hingga pasien diperbolehkan
pulang.
10. Ucapkan terimakasih atas pengertian dan kerjasamanya.
11. Dokumentasikan pemasangan gelang alergi pada rekam medis
pasien (catatan keperawatan).
1. Unit rawat inap
Unit terkait
2. Unit rawat jalan
3. UGD
4. Unit Kamar Operasi
5. ICU
KE
PENGISIAN FORM EDUKASI TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT
UMUM
KERTAYASA NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 00 001 0 1/2
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
01 April 2020
Standar
Prosedur
Operasional
Kebijakan
NEGARA
b. PEU : bila perlu edukasi ulang
Prosedur c. HB : bila perlu hal baru
4. Pemberi edukasi dan penerima edukasi tanda tangan di formulir
yang disediakan sebagai bukti telah dilakukan edukasi
1. UGD
Unit Terkait 2. Ruang Rawat Inap (Ruang Maria)
3. Ruang Bersalin (Ruang Anna)
4. ICU
5. Farmasi
6. Ahli Gizi
7. Dokter DPJP
PEMBERIAN EDUKASI
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 0 002 0 1/1
NEGARA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
01 April 2020
Standar
Prosedur
Operasional
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
Setiap Pasien (bila keadaan tidak sadar) dan tidak ada keluarga
Kebijakan yang menunggu dan yang sedang menjalani perawatan di
rumah sakit, memperoleh perlindungan terhadap harta benda
(Peraturan Direktur Utama Nomor 047/PER/Dir.Ut/VI/2016
tentang Kebijakan Harta Benda)
RUMAH SAKIT UMUM PERLINDUNGAN HARTA BENDA PADA PASIEN
KERTAYASA TIDAK SADAR
Unit Terkait
Perawat UGD
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PERSETUJUAN UMUM / GENERAL CONSENT
NEGARA
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
- UGD
Unit Terkait - Instalasi Rawat Jalan
- Instalasi Rawat Inap
RUMAH SAKIT UMUM PENOLAKAN RESUSITASI / BANTUAN HIDUP
KERTAYASA DASAR
Ditetapkan oleh:
Standar Tanggal Terbit Direktur Utama,
Prosedur
Operasional 01 April 2020
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pemeriksaan dan pembersihan blower merupakan peralatan yang
Pengertian diperlukan sebagai pendukung terjadinya proses pengolahan air
limbah.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Agar peralatan/
Tujuan komponen pendukung berfungsi dengan baik, sehingga proses
pengolahan air limbah berjalan lancar.
Limbah cair adalah semua buangan yang berasal dari kegiatan
rumah sakit di-kelola dengan prosedur khusus oleh unit
pengelola limbah (UPL).
Kebijakan Pemantauan kualitas limbah cair dilaksanakan rutin tiap bulan
dan mengirimkan sampel secara periodik 3 bulan dengan
pihak yang berwenang.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Pemeriksaan
1. Hidupkan blower
2. Periksa motor listrik blower apakah menimbulkan suara
yang halus (bekerja dengan baik)
3. Periksa aliran udara blower
4. Lakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan
Prosedur
B. Pembersihan/ Pemeliharaan
1. Periode Bulan (1)
a. Matikan blower dan tempelkan peringatan jangan
dihidupkan
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN BLOWER
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Tatalaksana perlindungan pasien di ruang bersalin adalah suatu
Pengertian tata kerja perlindungan pasien dikamar bersalin dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya infeksi silang, mampu menerapkan kewaspadaan
Tujuan untuk keselamatan pasien dikamar bersalin, memahami tindakan
perlindungan terhadap bahaya penularan penyakit pada pasien
dikamar bersalin
Pasien (Bayi)
1. Sebelum bidan menerima bayi baru lahir diharuskan
Prosedur
cuci tangan dan memakai sarung tangan steril dan
scort.
2. Tali pusat dipotong kemudian diklem dengan penjepit
tali pusat steril.
3. Bila bayi dalam keadaan baik dilakukan IMD (Inisiasi
Menyusu Dini). Pada ibu sampai terjadi proses
menyusui
4. Bayi baru lahir dikeringkan dan dihangatkan di infant
wamer sampai dengan suhu 30-34°C. Bayi dimandikan
setelah lebih dari 6 jam dengan air hangat.
5. Bayi baru lahir dilakukan pengukuran antroprometri
(BB, PB, LK, LD, LILA) dan diperiksa anusnya.
6. Bayi diberi gelang identitas nama ibu, nomor RM, jam
dan tanggal lahir, serta status lahir
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA TATALAKSANA PERLINDUNGAN PASIEN
DIRUANG BERSALIN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Tatalaksana perlindungan petugas di ruang bersalin adalah tata
Pengertian kerja perlindungan petugas kesehatan di kamar bersalin dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya infeksi silang, mampu menerapkan kewaspadaan untuk
Tujuan keselamatan pasien dikamar bersalin, memahami tindakan
perlindungan terhadap bahaya penularan penyakit pada pasien
dikamar bersalin
Petugas yang merawat pasien dengan kewaspadaan isolasi
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan saat
pra interaksi, interaksi dan pemindahan pasien.
Kebijakan Petugas yang merawat dengan kewaspadaan isolasi
melaksanakan cuci tangan sesuai standar WHO.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan Alat:
1. Sarung tangan ganda
2. Apron
3. Baju Pelindung
Prosedur 4. Kacamata pelindung
5. Masker
6. Tutup kepala
7. Sepatu bot
RUMAH SAKIT UMUM
TATALAKSANA PERLINDUNGAN PETUGAS
KERTAYASA
DIRUANG BERSALIN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Steril alat di ruang bersalin adalah suatu tata cara mensterilkan
Pengertian alat medis di kamar bersalin dalam upaya Pencegahan dan
Pengendalian infeksi.
A. Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Cairan Desinfektan
Prosedur 3. Kain Lap khusus untuk steril alat
4. Bok scort
5. Kom besar untuk merendam
6. Medipack
7. Sikat Pembersih
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA STERILISASI ALAT DI RUANG BERSALIN
B. Cara Kerja :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai APD (sarung tangan, scort)
3. Rendam alat habis pakai pada cairan desinfektan
4. Lakukan pembersihan dengan cara menyikat
semua bagian alat yang terkena noda
Prosedur
5. Lakukan pembilasan dengan air bersih mengalir,
lalu rendam dengan air hangat kurang lebih 15
menit, lalu dibilas lagi dengan air hangat yang
mengalir.
6. Tiriskan alat sampai kering dan lap dengan kain
kering
7. Set alat sebelum di steril sesuai cek list
8. Beri Indikator (nama alat, nama ruangan,
tanggal)
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
A. Persiapan Alat :
1. Pakaian panjang (coveral)
Prosedur 2. Apron
3. Masker
4. Pelindung mata
5. Sarung tangan khusus
RUMAH SAKIT UMUM
PEMBUANGAN LIMBAH POST PARTUM DI
KERTAYASA
RUANG BERSALIN
B. Cara Kerja :
1. Cuci Tangan sesuai dengan SPO
2. Memakai APD (sarung tangan, masker,
pelindung mata)
3. Limbah harus dipisahkan dari sumber dan
jenisnya
4. Semua limbah harus diberi label yang jelas,
Prosedur
sebaiknya memakai kantong plastic sesuai jenis
limbah.
5. Buang limbah darah pada wastafel
6. Bersihkan darah (stosel) dari kain/doek,
tempatkan kain dalam kantong platik khusus
infeksius dan ikat dengan kuat.
7. Lepas APD, bersihkan apron dengan cairan
desinfektan.
8. Cuci tangan sesuai SPO.
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pengelolaan Linen: Suatu kegiatan yang dimulai dari
pengumpulan linen dari masing- masing ruangan, pengangkutan,
pencucian, penyeterikaan, penyimpanan, dan penggunaan
kembali linen yang sudah bersih.
Pengertian Linen Infeksius: Linen yang tebal terpapar sekret/ darah/
muntahan/ faeses dari pasien.
Sumber Linen Infeksius: Berasal dari ruang isolasi, ruang
perawatan penyakit menular, poliklinik, kamar operasi, kamar
bersalin, dll.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memutus mata
rantai transmisi mikroorganisme dengan mengelola dan
mengendalikan bahan-bahan linen, untuk meminimalkan infeksi
di rumah sakit dengan meningkatkan kewaspadaan standar,
menjaga citra rumah sakit dengan menciptakan ketersediaan
Tujuan
bahan linen sesuai dengan visi, misi, dan filosofi rumah sakit,
untuk mengelola linen yang benar agar tidak menimbulkan
dampak infeksi nosokomial, khususnya penyakit kulit atau
infeksi lain yang erat kaitannya dengan pemakaian linen diruang
operasi.
Unit Laundry melaksanakan proses penerimaan, pencatatan,
Kebijakan pemrosesan dan pendistribusian dalam ruang-ruang terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Pisahkan pada setiap ruangan untuk tempat linen kotor
infeksius dan non infeksius.
Prosedur 2. Semua linen infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik
kuning, diikat dan diberi label.
3. Tidak menghitung linen kotor di area perawatan
RUMAH SAKIT UMUM
PENATALAKSANAAN PENGELOLAAN
KERTAYASA
LINEN PASIEN ISOLASI
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Penanganan Linen di laundry adalah Tempat pencucian linen
Pengertian yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci,
alat dan desinfektan, pengering meja dan mesin setrika.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme antara pasien dan petugas, waspada
akan resiko benda tajam, melakukan pemilahan berdasarkan
Tujuan
jenis linen dan menimbang untuk menghitung kebutuhan bahan
kimia, memuaskan pelanggan dan pasien sehingga dapat
meningkatkan mutu rumah sakit
Setiap petugas Laundry wajib memakai Alat Pelindung Diri yang
ditentukan serta melaksanakan cuci tangan yang benar sesuai
WHO.
Alur linen infeksius dan non infeksius dipisahkan, sehingga
penanganan dan pemrosesannya pun dibedakan.
Troley pengangkut linen kotor dan bersih dipisahkan tempat dan
Kebijakan
warnanya, setiap pengangkutan dari dan ke tempat laundry harus
dalam kondisi tertutup serta petugas pengangkut menggunakan
alat pelindung diri yang ditentukan.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan :
1. Linen sudah dipisah dan dicatat menurut jenis, tercemar
Prosedur
tidaknya, barang baru atau lama dan ada benda tajam
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN LINEN DI LAUNDRY
Pelaksanaan :
1. Linen sesuai jenisnya dilakukan rendaman dengan antara
Prosedur
10 menit sampai 25 menit untuk menghilangkan kotoran
dan tanpa diberi pemutih (hanya detergen)
2. Lakukan pencucian secara manual atau dengan alat mesin
cuci dengan sebelumnya diberi detergen dan pemutih
pada perendaman air dingin.
3. Dikeringkan segera untuk mencegah pertumbuhan
kembali bakteri yang sudah mati oleh prosedur pencucian
dengan udara panas (70°C) atau dibawah sinar matahari.
4. Dilakukan penyetrikaan dengan suhu tinggi yang akan
menghancurkan mikroorganisme pathogen
5. Ruang laundry harus tetap bersih dan kering ( tidak licin)
6. Linen disimpan didalam lemari tertutup sesuai jenis linen
pada suhu dan kelembapan tertentu.
7. Sistem penyimpanan dengan system FIFO (First in First
out)
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN LINEN DI LAUNDRY
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Transportasi linen adalah proses memindahkan linen yang sudah
dipilah diruangan dengan memakai alat/ trolley untuk dibawa
Pengertian
ketempat laundry dengan meminimalisir resiko penyebaran
kuman penyakit.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk linen kotor
yang tercemar/ infeksius dikemas rapat untuk tidak
menyebabkan penyebaran infeksi, petugas dapat melaksanakan
Tujuan juga dengan alat perlindungan diri yang memadai, penggunaan
alat/ trolley untuk linen kotor yang tercemar dan tidak tercemar
dengan linen bersih dipisahkan, hindarkan linen bersih
terkontaminasi dengan debu
Troley pengangkut linen kotor dan bersih dipisahkan tempat dan
warnanya, setiap pengangkutan dari dan ke tempat laundry harus
dalam kondisi tertutup serta petugas pengangkut menggunakan
alat pelindung diri yang ditentukan.
Setiap habis dipakai troley mengangkut linen kotor wajib dicuci
Kebijakan
dan dicatat dalam lembar check list, sedangkan troley
pengangkut linen bersih dibersihkan setiap dua hari dan dicatat
dalam check list.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Petugas :
1. Petugas Laundry/ Cleaning Service memakai APD
Prosedur
2. Cuci tangan yang baik dan benar sesuai WHO
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA TRANSPORTASI LINEN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pencegahan pengendalian infeksi pada pelayanan laundry adalah
suatu kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor dari
Pengertian masing- masing ruangan, pengangkutan, pencucian,
penyeterikaan, pengumpulan dan pengiriman kembali linen yang
sudah bersih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
meningkatnya jumlah mikroorganisme pathogen dengan
meningkatkan kewaspadaan atau dengan memutus mata rantai
mengurangi bahaya potensial/ terjadinya transmisi
mikroorganisme melalui kontak langsung, mengetahui alur
Tujuan
sirkulasi linen di rumah sakit, penanganan linen di ruangan,
penanganan linen di laundry, pencatatan, pelaporan,
monitoring, dan evaluasi penggunaan linen, mengurangi
kejadian linen yang hilang, ketepatan waktu penyediaan linen
untuk ruang rawat inap
Setiap petugas Laundry wajib memakai Alat Pelindung Diri yang
ditentukan serta melaksanakan cuci tangan yang benar sesuai
WHO.
Alur linen infeksius dan non infeksius dipisahkan, sehingga
Kebijakan penanganan dan pemrosesannyapun dibedakan.
Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang
dilengkapi dengan pengolahan awal (pre treatment) sebelum
dialirkan ke tempat pengolahan air limbah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
RUMAH SAKIT UMUM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
KERTAYASA
PADA PELAYANAN LAUNDRY
Pengangkutan/ Transportasi :
1. Linen kotor tercemar dan linen kotor tidak tercemar
disimpan pada tempat terpisah
2. Linen dibawa ke bagian laundry untuk dicatat dan
dicocokkan menurut jenis barang dan macam linen kotor
tercemar dan linen tidak tercemar kemudian ditimbang
3. Petugas laundry menerima tanda terima apakah sudah
cocok dan berita acara ketidakcocokan bila ada selisih
jumlah linen dan hal-hal lain
Prosedur
Pencucian :
1. Linen kotor tercemar direndam dan selanjutnya dicuci
mengikuti prosedur pencucian linen kotor
2. Linen kotor tidak tercemar direndam dan selanjutnya dicuci
mengikuti prosedur pencucian linen bersih
3. Linen kamar operasi/ kamar bersalin memerlukan prosedur
khusus
4. Air panas / diterjen dibuat untuk proses perendaman dan
pencucian
Pengeringan :
Seluruh linen yang sudah dicuci dimasukkan pada mesin
pengering / sinar matahari
Seterika :
Penyeterikaan dilakukan berdasarkan jenis linen dengan
menggunakan alat- alat yang telah ditentukan
RUMAH SAKIT UMUM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KERTAYASA
INFEKSI PADA PELAYANAN LAUNDRY
Persiapanpetugas :
Prosedur
Semua petugas wajib menggunakan APD
PersiapanAlat :
1. Persiapan air panas / diterjen
2. Persiapan detergen dan sikat
3. Persiapan mesin cuci
4. Persiapan mesin pengering
1. Unit Laundry
Unit Terkait 2. Unit ruangan
3. Unit-unit lain (dapur, dan lain-lain)
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN LINEN NON INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Penanganan linen non infeksius adalah :
1. Semua linen yang dipakai oleh pasien dan petugas disebut
Pengertian linen non infeksius
2. Linen non infeksius termasuk baju dokter, serbet makan, baju
petugas yang tidak terkena cairan tubuh pasien
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan terjadinya infeksi silang antara pasien dan petugas rumah sakit
dengan mengelola dan mengendalikan bahan-bahan linen di
rumah sakit
Setiap petugas Laundry wajib memakai Alat Pelindung Diri yang
ditentukan serta melaksanakan cuci tangan yang benar sesuai
WHO.
Linen Infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik warna
kuning dan diberi segel, tidak diperkenankan
Kebijakan
membuka/menghitung ulang linen yang sudah dimasukkan dalam
kantong plastik kuning. Linen non infeksius dimasukkan ke
dalam kantong plastic warna hitam dan diberi segel.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan
1. Lakukan kebersihan tangan sesuai SPO
2. Penggunan APD yang sesuai
Prosedur Pelaksanaan
1. Jangan meletakkan linen di lantai ruangan
2. Linen non infeksius dimasukkan dalam kantong plastik
hitam, dan diikat
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PENANGANAN LINEN NON INFEKSIUS
1. Unit Laundry
Unit Terkait
2. Unit Rawat Inap
RUMAH SAKIT UMUM PENDISTRIBUSIAN LINEN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pendistribusian linen adalah linen yang telah dicuci dan
diseterika, disimpan di almari sesuai jenis dan ruangannya,
Pengertian
kemudian didistribusikan sesuai dengan permintaan unit/ruangan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terlaksananya
tertib administrasi linen di unit laundry dan ruangan sehingga
dapat memenuhi kebutuhan linen harian untuk pelayanan di
Tujuan
rumah sakit serta menekan angka kehilangan linen hingga nol
persen.
Linen bersih di ruang perawatan di tempat tersendiri/terpisah
dengan ruang lain dan disimpan di dalam lemari tertutup,
ditempatkan berdasar jenisnya. Prinsip penggunaannya dengan
Kebijakan sistem FIFO (First In First Out).
Target kehilangan linen 0 (zero).
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Petugas ruangan mengisi permintaan linen kepada petugas
laundry dengan mengisi buku permintaan
2. Petugas laundry mencatat dan mencocokkan sesuai barang
Prosedur yang diminta
3. Petugas laundry menandatangani serah terima barang
4. Tempatkan linen pada troly bersih dan ditutup kain
5. Dorong troly ke ruangan
1. Unit laundry
Unit Terkait 2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
RUMAH SAKIT UMUM PENGHITUNGAN LINEN KOTOR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Perhitungan linen kotor adalah keluar masuknya linen di unit
Laundry yang harus terpantau ketat untuk menghindari linen
Pengertian hilang dan kemungkinan tercecer sehingga tidak menambah
angka infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terlaksananya
tertib administrasi keluar masuknya linen di unit laundry,
Tujuan
menekan angka linen hilang sampai dengan nol persen.
Setiap petugas Laundry wajib memakai Alat Pelindung Diri yang
ditentukan serta melaksanakan cuci tangan yang benar sesuai
WHO.
Linen Infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik warna
Kebijakan kuning dan diberi segel, tidak diperkenankan
membuka/menghitung ulang linen yang sudah dimasukkan dalam
kantong plastik kuning. Linen non infeksius dimasukkan ke
dalam kantong kain dan diberi segel.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Hitung dan cocokkan linen kotor yang infeksius dan non
infeksius dengan data yang tertera di segel
2. Tulis pada lembar segel apabila ada ketidakcocokan atau
selisih
Prosedur
3. Sampaikan berita acara tentang selisih barang untuk
disampaikan pada Penanggung Jawab ruangan
4. Catat nama petugas
5. Catat pada buku terima linen
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Laundry
RUMAH SAKIT UMUM PENCUCIAN LINEN KAMAR OPERASI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pencucian Linen dari kamar operasi adalah semua linen yang
digunakan di kamar operasi baik linen infeksius maupun non
Pengertian
infeksius
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terjaganya linen
kamar operasi selalu bersih dan steril sehingga dapat mencegah
Tujuan
penyebaran kuman atau infeksi
Penatalaksanaan
Prosedur 1. Pisahkan linen kamar operasi antara yang infeksius
dan non infeksius
2. Timbang linen
3. Rendam dengan air dingin dengan diberi antiseptik
4. Bersihkan/ detoksifikasi noda dengan sikat
5. Rendam dengan detergen dan lysol selama 24 jam
6. Bilas dan diperas
7. Keringkan dengan menjemur linen
8. Setrika linen yang telah kering
9. Kirim linen yang telah bersih untuk disterilkan
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Mencuci Linen infeksius adalah mencuci linen yang
terkontaminasi oleh kotoran dari pasien (darah, urin, faeces,
Pengertian
muntahan, dll) yang perlu dicuci dengan desinfektan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mencegah penularan
infeksi dari linen yang dipakai ulang maupun selama proses
Tujuan
pencucian kepada petugas laundry
Setiap petugas Laundry wajib memakai Alat Pelindung Diri yang
ditentukan serta melaksanakan cuci tangan yang benar sesuai
WHO.
Kebijakan Troley pengangkut linen kotor dan bersih dipisahkan tempat dan
warnanya, setiap pengangkutan dari dan ke tempat laundry harus
dalam kondisi tertutup serta petugas pengangkut menggunakan
alat pelindung diri yang ditentukan.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Penatalaksanaan
1. Masukkan linen infeksius pada mesin cuci infeksius
2. Masukkan diterjen pada mesin cuci infeksius
3. Masukkan lysol sesuai ukuran / timbangan linen
Prosedur 4. Rendam selama 24 jam
5. Bilas linen yang sudah direndam
6. Bilas ulang dan diperas
7. Keringkan / dijemur hingga kering
8. Seterika linen yang telah kering
Unit Terkait Unit laundry
RUMAH SAKIT PEMBUANGAN SPESIMEN DARAH
UMUM KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembuangan spesimen darah adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk membuang sampel darah yang sudah tidak
Pengertian
dipakai
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuang
sample darah/ serum yang sudah tidak dipakai dalam upaya
Tujuan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada petugas laboratorium.
Limbah Cair yang Berasal dari Kegiatan Rumah Sakit di Kelola
Kebijakan dengan Prosedur Khusus oleh Unit Pengelola Limbah
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat
1. APD (sarung tangan, masker, jas laboratorium, sepatu
tertutup)
2. Tempat sampah infeksius
Pelaksanaan
1. Pisahkan sampel yang bertanggal lusa yang sudah tidak
Prosedur dipakai
2. Sampel darah/ serum dibuang ke kloset yang menuju ke
pembuangan limbah cair
3. Tabung vacutainer beserta tutupnya dibuang ke tempat
sampah infeksius warna kuning
4. Kemudian sampah infeksius diambil petugas cleaning service
untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara
1. Unit Laboratorium
Unit Terkait
2. Unit Cleaning Service
PEMBUANGAN SPESIMEN URINE/ CAIRAN TUBUH DI
RUMAH SAKIT
LABORATORIUM
UMUM KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembuangan spesimen urine/ cairan tubuh di laboratorium
Pengertian adalah suatu kegiatan membuang sisa urine/ cairan tubuh di
laboratorium dalam upaya pengendalian dan pencegahan infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
Tujuan para petugas kesehatan dari penyebaran infeksi, mencegah
penularan infeksi ke petugas laboratorium
Limbah Cair yang Berasal dari Kegiatan Rumah Sakit di
Kebijakan Kelola dengan Prosedur Khusus oleh Unit Pengelola Limbah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan Alat :
1. APD (sarung tangan, masker, jas laboratorium, sepatu
tertutup)
2. Tempat sampah infeksius
B. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai SPO
Prosedur 2. Pakai APD
3. Buang sisa urine/ cairan tubuh ke wastafel yang
salurannya menuju ke limbah cair/ IPAL
4. Buang tempat sample urine/ cairan tubuh (container) ke
tempat sampah infeksius
5. Kemudian sampah infeksius diambil petugas cleaning
service untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara
1. Unit Laboratorium
Unit Terkait
2. Unit Cleaning Service
PEMBUANGAN SPESIMEN FECES/ LIMBAH KULTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DI LABORATORIUM
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembuangan spesimen feces/ limbah kultur di laboratorium
Pengertian adalah suatu kegiatan membuang sisa urine/ cairan tubuh di
laboratorium dalam upaya pengendalian dan pencegahan infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
Tujuan para petugas kesehatan dari penyebaran infeksi, Mencegah
penularan infeksi ke petugas laboratorium
Limbah Cair yang Berasal dari Kegiatan Rumah Sakit di Kelola
Kebijakan dengan Prosedur Khusus oleh Unit Pengelola Limbah
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. APD (sarung tangan, masker, jas laboratorium, sepatu
tertutup)
2. Tempat sampah infeksius
Pelaksanaan :
Prosedur 1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai APD
3. Buang feces beserta tempatnya dan cawan petri ke tempat
sampah infeksius
4. Kemudian sampah infeksius diambil petugas cleaning
service untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara
1. Unit Laboratorium
Unit Terkait
2. Unit Cleaning Service
PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DARI ALAT DI
RUMAH SAKIT
LABORATORIUM
UMUM KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembuangan limbah cair dari alat di laboratorium adalah suatu
Pengertian kegiatan membuang limbah cair dari alat di laboratorium dalam
upaya pengendalian dan pencegahan infeksi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
Tujuan para petugas kesehatan dari penyebaran infeksi, mencegah
penularan infeksi ke petugas laboratorium
Limbah Cair yang Berasal dari Kegiatan Rumah Sakit di
Kebijakan Kelola dengan Prosedur Khusus oleh Unit Pengelola Limbah
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan Alat :
1. APD (sarung tangan, masker, jas laboratorium, sepatu
tertutup)
2. Jerigen tempat limbah cair
3. Washtafel dengan air mengalir
B. Pelaksanaan :
Prosedur 1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai APD
3. Buang limbah cair dari alat ke washtafel yang saluran
pembuangannya menuju ke IPAL setiap pagi hari
4. Kemudian washtafel diguyur dengan air mengalir
5. Lepas APD
6. Cuci tangan sesuai SPO
Unit Terkait 1. Unit Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM CUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pelaksanaan :
1. Tuangkan cairan antiseptik ke telapak tangan
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata (langkah I)
Prosedur
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan lakukan sebaliknya (langkah II)
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari ( langkah
III)
RUMAH SAKIT UMUM CUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Cuci tangan dengan antiseptik dan sabun adalah kegiatan
membersihkan tangan sampai lengan untuk menghilangkan
Pengertian
kotoran, debu, dan organisme sementara secara mekanik dan
mengurangi flora tetap selama pembedahan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
kontaminasi luka oleh mikroorganisme dari kedua belah tangan
Tujuan dan lengan dokter, operator dan asistennya, menghilangkan/
membunuh flora sementara dan tetap, melaksanakan teknik
aseptik dan antiseptik sederhana pra operasi.
Cuci tangan di kamar bedah mempergunakan standar prosedur
Kebijakan tersendiri.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
: PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan bahan
1. Washtafel dengan air yang mengalir
2. Sabun cair
3. Cairan antiseptik
Pelaksanaan :
1. Lepaskan cincin , jam tangan dan gelang, lipat lengan baju
Prosedur keatas
2. Basahi kedua belah tangan dan lengan bawah sampai 10cm
dari siku dengan air bersih dan beri sabun
3. Bilaslah tangan dan lengan bawah dengan air
4. Lakukan cuci tangan 6 langkah dengan sabun sampai bagian
¾ tangan, dan bilas
RUMAH SAKIT UMUM CUCI TANGAN DI KAMAR OPERASI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pelaksanaan :
Prosedur 1. Setelah selesai membilas tangan
2. Ambil selembar tissu
3. Letakkan / lembarkan pada telapak tangan kiri
4. Keringkan telapak dan punggung tangan kanan pada
permukaan tissu dengan cara membolak balik tangan anda
5. Alihkan permukaan tissu di telapak tangan kiri ke telapak
tangan kanan
RUMAH SAKIT UMUM MENGERINGKAN TANGAN SETELAH CUCI TANGAN
KERTAYASA DENGAN AIR MENGALIR
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan
sebagai teknik pencegahan mikroorganisme patogen dari
Pengertian seseorang ke orang lain yang disebut “carrier”. Barrier yang
umum digunakan masker, kacamata pelindung, gaun, apron,
sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki
Sebagai acuan langkah-langkah untuk melindungi tenaga
Tujuan kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan transmisi material infeksius
Setiap karyawan hendaknya waspada terhadap infeksi dengan
menggunakan Alat perlindungan diri.
Alat pelindung diri non reusable dipakai sekali dan setelah itu
dibuang.
Kebijakan
Alat pelindung diri jenis reusable setelah dipakai dilakukan
pembersihan, desinfeksi, dan bila perlu di steril.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Masker Biasa
Langkah – langkah pemasangan :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian telinga
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
Prosedur hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan maskerAlihkan permukaan
tissu di telapak tangan kiri ke telapak tangan kanan
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Batuk adalah Mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan
dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap
dan sebagainya.
Pengertian
Etika adalah Suatu norma atau aturan yang berlaku pada
masyarakat.
Etika batuk adalah Cara penting untuk mengendalikan
penyebaran infeksi di sumbernya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tidak
menularkan kepada orang sekitar dan mencegah terjadinya
Tujuan
penyebaran virus di udara dan lingkungan sekitarnya
Kebersihan pernafasan atau etika batuk dilaksanakan guna
kewaspadaan standar/lapis pertama. Dibuat standar prosedur
Kebijakan tentang kebersihan pernafasan dan etika batuk.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus di
anjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan
pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan, yaitu dengan
cara :
Prosedur 1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue /
sapu tangan atau lengan dalam baju
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat
sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun
RUMAH SAKIT UMUM ETIKA BATUK
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS
Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah salah
satu upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap
petugas yang tertusuk benda yang memiliki sudut tajam atau
Pengertian
runcing yang menusuk, memotong, melukai kulit seperti jarum
suntik, jarum jahit bedah,pisau,skalpel,gunting,atau benang
kawat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
petugas kesehatan,petugas kebersihan, pengunjung dari
Tujuan perlukaan dan tertular penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C
dan HIV.
Petugas atau siapa saja yang tertusuk jarum yang telah dipakai
diharapkan tidak panik, lakukan tindakan desinfeksi segera
dengan menggunakan alcohol dan cuci dengan air mengalir
Kebijakan
menggunakan sabun atau cairan antiseptic.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Prosedur penatalaksanaan tertusuk jarum bekas pakai dan benda
tajam:
1. Pertolongan Pertama
a. Jangan panik.
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar :
Prosedur 1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun
antiseptik dan air mengalir
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran
mukosa
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada
daerah mata
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM
KERTAYASA ATAU BENDA TAJAM
2. Penanganan Lanjutan :
a. Bila terjadi di luar jam kerja segera ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) untuk penatalaksanaan selanjutnya
3. Laporan dan Pendokumentasian:
a. Laporan meliputi: Hari, tanggal, jam, dimana,
bagaimanakejadian, bagian mana yang terkena,
penyebab, jenis sumber (darah, urine, faeces) dan jumlah
sumber yang mencemari (banyak/sedikit)
b. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum dan benda
tajam (pasien dengan riwayat sakit apa)
c. Tentukan status petugas yang terpapar : Apakah
menderita hepatitis B, apakah pernah mendapatkan
imunisasi Hepatitis B, apakah sedang hamil/menyusui
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya. Petugas yang
terpapar diperiksa status HIV, HBV, HCV
Prosedur
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan
dalam masa inkubasi tidak perlu tindakan khusus untuk
petugas, tetapi bila diragukan dapat dilakukan konseling
f. Pemberian Propilaksis Pasca Pajanan :
1) Pasca Pajanan HIV :
a) Apabila Status pasien HIV harus diberikan
Prolaksis Pasca Pajanan berupa obat ARV 4 jam
setelah paparan, maksimal 48 -72 jam diberikan
selama 28 hari
b) Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan
6 bulan.
2) Pasca Pajanan Hepatitis B
a) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
(1) Anti HBs (+), titer ≤ 10, lakukan Booster
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM
KERTAYASA ATAU BENDA TAJAM
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek
adalah menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri
(jika tidak tersedia) kelompokkan kasus yang telah
dikonfirmasi secara terpisah di dalam ruangan dengan
Pengertian beberapa tempat tidur dari kasus yang belum dikonfirmasi atau
sedang didiagnosis (kohorting). Bila ditempatkan dalam satu
ruangan, jarak antara tempat tidur harus lebih dari dua meter
dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik
seperti tirai atau sekat.
Sebagai acuan dalam penempatan pasien dengan penyakit
Tujuan menular atau suspek
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi (kohorting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
Kebijakan meter.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Tempatkan pasien di ruangan terpisah bila terdapat
kontaminasi luas terhadap lingkungan (misalnya luka lebar
dengan cairan keluar, diare, perdarahan masif)
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup, diwaspadai transmisi
Prosedur melalui udara ke kontak / sumber luka
(misalnya luka dengan infeksi kuman gram positif)
3. Kamar terpisah atau kohorting, ventilasi dibuang keluar
dengan exhoust ke area yang tidak dilalui orang
4. (misalnya kasus TBC)
RUMAH SAKIT UMUM PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT
KERTAYASA MENULARATAU SUSPEK
Persiapan Alat :
3. Cairan desinfektan
4. Kain lap
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN AMBULANS
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. Halaman :
REVISI :
07 04 00 012 2/2
1
NEGARA
Pelaksanaan :
2. Pakai APD
4. Langkah-langkah :
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Lumbal Punksi adalah suatu pemeriksaan Liquo Cerebro
Spinal (LCS) untuk memperoleh informasi spesifik yang dapat
Pengertian
mempercepat diagnosa, pengobatan atau menentukan
pengobatan / kemajuan penyakit.
B. Surveilans ISK
Langkah – langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan
digunakan untuk mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan
identitas lain dari pasien yang akan di survei dalam
formulir surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5. Observasi tempat dan lokasi pemasangan dower kateter
atau tindakan aseptik lain
RUMAH SAKIT UMUM PELAKSANAAN SURVEILANS INFEKSI RUMAH
KERTAYASA SAKIT
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Infeksi luka infus pada pasien terpasang CVL adalah Infeksi
yang terjadi pada tempat pemasangan infus dan timbul tanda-
tanda radang seperti : bengkak (tumor), kemerahan (rubor),
panas setempat (calor), dan rasa nyeri (dolor)
Pengertian Pengambilan Specimen Pada dugaan pasien infeksi akibat
pemasangan infus Pada CVL adalah pengambilan specimen
yang dilakukan pada pasien yang terpasang infus via CVL
dengan mengambil sampel darah dan ujung kateter infus CVL
untuk diperiksakan di laboratorium.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan
bahan spesimen darah dan potongan ujung kateter pada pasien
Tujuan
dengan infeksi aliran darah yang di duga berasal dari infeksi
luka infus pasien terpasang CVL
Setiap pasien yang di duga infeksi akibat pemasangan CVL
harus dilakukan pemeriksaan specimen pada kateter infus
Kebijakan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
Sampel darah : Sampel ujung kateter infus :
Prosedur 1. Alkohol 70%
2. Kapas
3. Sarung tangan steril
4. Spuit 5 cc
5. Media biakan darah
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN SPESIMEN PADA DUGAAN INFEKSI
KERTAYASA AKIBAT PEMASANGAN INFUS / CVL
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Alat Single Use adalah alat medis dysposible yang dinyatakan
oleh pabrik untuk penggunaan sekali pakai.
Alat Re Usable adalah alat medis yang oleh rekomendasi
Pengertian pabrik dapat digunakan kembali.
Alat single use - re use adalah alat medis single use yang akan
digunakan kembali oleh karena pertimbangan pengadaan sulit di
dapat dan harga yang mahal yang diatur dalam kebijakan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur
Tujuan penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali
dengan tetap memperhatikan keamanan pasien
Alat single use – re use harus memperhatikan syarat – syarat
yang direkomendasikan yaitu kondisi alat masih baik, tidak
Kebijakan rusak, tidak cacat, mudah digunakan kembali
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Prosedur sterilisasi Alat Single Use – Re use :
a. Alat single use yang akan digunakan kembali harus di
Prosedur
nilai
b. oleh user (operator), apakah masih memenuhi syarat,
tidak berubah bentuk, tidak berubah warna, tidak cacat
dan mudah di gunakan kembali.
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – REUSE
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS
Pelaporan surveylans pada direksi/ staf managemen adalah suatu
proses pelaporan yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data
kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik dan
Pengertian
didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan (direksi/staf managemen RS) untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi Rumah Sakit, menurunkan laju
Tujuan IRS, mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa, mengukur dan
menilai keberhasilan program PPIRS, memenuhi standar mutu
pelayanan medis dan keperawatan, salah satu unsur pendukung
akreditas.
Surveylans dilaksanakan setiap bulan, hasilnya dianalisa dan
direkomendasikan kepada Direktur Utama untuk ditindak lanjuti,
Kebijakan batas pelaporan setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Kaji Populasi Pasien (semua pasien, pasien dengan resiko
tinggi)
Prosedur 2. Seleksi hasil / Proses Surveilans (kejadian yang sering
terjadi,dampak biaya, diagnosis yang sering terjadi)
3. Gunakan Definisi Infeksi
4. Surveilans dilaksanakan setiap hari dan dicatat setiap hari dan
dilakukan pengumpulan data.
RUMAH SAKIT UMUM PELAPORAN SURVEILANS PADA DIREKSI/ STAF
KERTAYASA MANAGEMEN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Koordinasi hasil surveylans pada staf direksi adalah suatu hasil
pelaporan yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data
kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik,
Pengertian
didiseminasikan secara berkala dan dikoordinasikan kepada
pihak-pihak yang memerlukan (staf Direksi) untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi Rumah Sakit, menurunkan laju
Tujuan IRS, mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa, mengukur dan
menilai keberhasilan program PPIRS, memenuhi standar mutu
pelayanan medis dan keperawatan, salah satu unsur pendukung
akreditas.
Pimpinan rumah sakit mendapatkan data yang riil tentang
adanya infeksi, sehingga dapat meyakinkan para tenaga
kesehatan tentang bahaya infeksi
Lewat surveylans, komite pencegahan dan pengendalian infeksi
Kebijakan serta pimpinan rumah sakit dapat mengukur dan menilai
keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi
rumah sakit
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
RUMAH SAKIT UMUM KOORDINASI HASIL SURVEILANS PADA STAF
KERTAYASA DIREKSI
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Tindak lanjut pelaporan adalah Proses tindak lanjut hasil
pelaporan yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data
kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik,
Pengertian
diseminasikan secara berkala dan dikoordinasikan kepada pihak-
pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan,
penerapan, serta evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi Rumah Sakit, menurunkan laju
Tujuan IRS, mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa, mengukur dan
menilai keberhasilan program PPIRS, memenuhi standar mutu
pelayanan medis dan keperawatan, salah satu unsur pendukung
akreditas.
Setiap laporan yang dilaporkan harus dilakukan investigasi,
dianalisa dan direkomendasikan tindak lanjutnya serta ada suatu
evaluasi yang komprehensif.
Kebijakan Apabila mendapatkan kasus endemik maka pihak instansi
vertikal akan memberikan bimbingan teknis/pelatihan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Kaji populasi Pasien (semua pasien, pasien dengan resiko
Prosedur tinggi)
2. Seleksi hasil/ Proses Surveilans (kejadian yang sering terjadi,
dampak biaya, diagnosis yang sering terjadi)
3. Gunakan Definisi Infeksi
RUMAH SAKIT UMUM TINDAK LANJUT PELAPORAN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Surveylans infeksi rumah sakit adalah Suatu proses yang
dinamis, sistematis, terus menerus dalam pengumpulan data,
analisa dan interprestasi data kesehatan yang penting pada
Pengertian populasi spesifik secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan
serta evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan
data dasar infeksi di Rumah Sakit Kertayasa Negara,
menurunkan laju infeksi di RSU Kertayasa Negara, identifikasi
dini KLB, meyakinkan para petugas kesehatan tentang adanya
Tujuan
angka infeksi, mengukur dan menilai keberhasilan program
KPPI-RS terutama dalam memenuhi standar mutu pelayanan
medis dan keperawatan, salah satu pendukung Akreditasi RSU
Kertayasa Negara.
Lewat surveylans, komite pencegahan dan pengendalian infeksi
serta pimpinan rumah sakit dapat mengukur dan menilai
keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi
rumah sakit
Kebijakan
Hasil surveylans dapat dijadikan tolak ukur dalam pemenuhan
standar mutu pelayanan medis dan keperawatan.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan :
Prosedur Penyediaan sumber daya:
1. Petugas IPCN (Purna waktu/full time )yang sudah
mengikuti pelatihan PPI Dasar dan Survelans
2. IPCLN yang sudah mengikuti pelatihan PPI
RUMAH SAKIT UMUM SURVELANS INFEKSI RUMAH SAKIT
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Koordinasi hasil surveylans pada staf perawatan adalah suatu
hasil pelaporan yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data
kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik, di
Pengertian
diseminasikan secara berkala dan dikoordinasikan kepada pihak-
pihak yang memerlukan (staf perawatan RS) untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi Rumah Sakit, menurunkan laju
Tujuan IRS, mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa, mengukur dan
menilai keberhasilan program PPIRS, memenuhi standar mutu
pelayanan medis dan keperawatan, salah satu unsur pendukung
akreditas.
Hasil surveylans dapat dijadikan tolok ukur dalam pemenuhan
standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
Kebijakan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Kaji Populasi Pasien (semua pasien, pasien dengan resiko
tinggi)
Prosedur 2. Seleksi hasil / Proses Surveilans (kejadian yang sering terjadi,
dampak biaya, diagnosis yang sering terjadi
3. Surveilans dilaksanakan setiap hari dan dicatat setiap hari dan
dilakukan pengumpulan data.
RUMAH SAKIT UMUM KOORDINASI HASIL SURVEILANS PADA STAF
KERTAYASA PERAWATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pengendalian lingkungan rumah sakit yaitu penataan faktor-
faktor lingkungan Rumah Sakit untuk menyehatkan dan
memelihara kondisi lingkungan Rumah Sakit agar pengaruhnya
Pengertian
terhadap pasien, pengunjung, pegawai, pelayanan, dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit dapat terkendali sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
terpeliharanya lingkungan Rumah Sakit yang mencerminkan
persyaratan kesehatan, terpeliharanya program pemeliharaan
Tujuan dan pengendalian kesehatan lingkungan secara terpadu,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, meminimalkan atau
mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari
lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat.
Rumah sakit menetapkan pembersihan dan disinfeksi dengan
pembersih dan disinfektan yang tepat.
Rumah sakit menetapkan bahwa pemilahan sampah
dilaksanakan sejak dari awal hingga pembuangannya, wadah
Kebijakan ditempatkan di tempat strategis dengan disertai petunjuk yang
jelas dan pemanfaatan kembali /daur ulang untuk bahan atau
alat-alat tertentu sesuai peraturan rumah sakit
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Prosedur 1. Mengontrol secara rutin dan melaporkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyekatan ruang bangunan dan
halaman Rumah Sakit
RUMAH SAKIT UMUM PENGENDALIAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
1. Semua kegiatan konstruksi dan renovasi bangunan harus
diatur dengan baik sehingga paparan terhadap debu, uap,
dan bahaya-bahaya yang menyertainya dapat dibatasi.
Pengertian 2. Pengendalian debu dan sisa material, sisa konstruksi
bangunan pada akhirnya bertujuan untuk melindungi pasien,
karyawan, dan pengunjung dari kemungkinan dampak
penyakit.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengurangi
kejadian infeksi RS pada pasien yang dapat timbul akibat
paparan bakteri yang dapat ditransmisikan melalui debu
Tujuan selama kegiatan rekonstruksi dan atau renovasi bangunan,
pengendalian penyebaran agen-agen infeksi air bone dan atau
water bone yang tersembunyi didalam komponen-komponen
bangunan pada semua fasilitas yang ada di semua RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Komite PPI)
dilibatkan didalam proses persiapan hingga pelaksanaan pada
proses demolisi/pembongkaran, renovasi dan pembangunan
gedung, mulai pada saat rapat perencanaan hingga saat
Kebijakan pelaksanaan dengan mengeluarkan suatu kajian dan rekomendasi
yang harus dilaksanakan oleh pelaksana proyek, serta
monitoring terhadap dampak yang ditimbulkannya.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Prosedur 1. Direksi merencanakan pembangunan gedung unit atau
renovasi bangunan
2. Pembentukan panitia pembangunan yang melibatkan pihak :
RUMAH SAKIT UMUM INFECTION CONTROLE RISK ASSESMENT (ICRA)
KERTAYASA PEMBANGUNAN DAN RENOVASI BANGUNAN
a. Direktur
b. Bagian sarana prasarana
c. Komite PPI
d. Komite K3
e. Direktorat terkait bangunan
f. Pelaksana Proyek
g. Konsultan Pembangun
h. Hasil rapat dibawa dalam rapat pleno Komite PPI
Rumah Sakit
3. Komite PPI mewakili bagian resiko infeksi dan
kewaspadaan atas dampak gangguan udara akibat
konstruksi pembangunan dan renovasi
4. Hasil kajian dan saran jalan keluar serta rekomendasi
dalam bentuk dokumen ICRA (Infection Control Risk
Assesment) kepada Direktur untuk ditindak lanjuti
5. Dilakukan monitoring dan evaluasi tahap pembangunan
Prosedur
(investigasi dan identifikasi)
6. Memberikan masukan kepada Direktur apabila didapat
sesuatu yang menyimpang/ dampak yang ditimbulkan
selama pembangunan dan renovasi
7. Setelah pembangunan selesai dilakukan swab lantai,
dinding, dan kualitas udara
8. Berdasar hasil swab, Komite PPI mengeluarkan
rekomendasi bahwa gedung sudah dapat dipergunakan/
tidak.
9. Berdasar hasil swab, Komite PPI mengeluarkan
rekomendasi bahwa gedung sudah dapat dipergunakan/
tidak.
1. Panitia Pembangunan
Unit Terkait 2. Pelaksana Proyek
3. Konsultan Proyek
RUMAH SAKIT UMUM HYGIENE RESPIRASI/
KERTAYASA ETIKA BATUK DAN BERSIN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Hygiene respirasi/ etika batuk dan bersin adalah tindakan
menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin untuk
Pengertian
mencegah penularan penyakit terutama yang ditransmisikan
melalui rute droplet.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
transmisi mikroorganisme melalui rute droplet dari pasien ke
Tujuan petugas kesehatan, pasien yang lain dan pengunjung, mencegah
transmisi mikroorganisme dari petugas kesehatan ke pasien, dan
petugas kesehatan yang lain.
Kebersihan pernapasan atau etika batuk dilaksanakan guna
kewaspadaan standar /lapis pertama. Dibuat standar prosedur
tentang kebersihan pernapasan dan etika batuk. Melakukan cuci
Kebijakan tangan dengan sabun dan air mengalir setelah kontak dengan
sekret.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Tissue / sapu tangan
2. Masker
3. Tempat sampah medis bebas sentuh (system injak) yang
Prosedur dilapisi dengan kantong plastik kuning.
4. Handrub / cairan berbasis alkohol.
Cara Kerja :
1. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissu /
sapu tangan atau lengan dalam baju pada saat batuk atau
bersin atau membuang sekret hidung.
RUMAH SAKIT UMUM HYGIENE RESPIRASI/
KERTAYASA ETIKA BATUK DAN BERSIN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pengunjung pasien adalah orang yang datang sendiri atau
Pengertian
rombongan untuk mengunjungi orang sakit di rumah sakit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
penularan penyakit yang dibawa oleh pengunjung ke pasien,
mencegah penularan penyakit dari pasien ke pengunjung,
Tujuan
mencegah orang dengan imunitas rendah/ anak-anak dibawah
usia 12 tahun mengunjungi pasien karena berpotensi besar
tertular penyakit
Pengunjung dengan kondisi rentan terhadap penularan penyakit
dibatasi, khususnya bagi anak sehat pada usia dibawah 12 (dua
belas) tahun.
Larangan bagi anak sehat dibawah 12 (dua belas) tahun untuk
Kebijakan
mengunjungi pasien secara berkala dan terus menerus diberikan
oleh petugas sebagai pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat :
1. Handrub
2. Masker
Prosedur
Pelaksanaan :
1. Pengunjung yang berumur lebih dari 12 tahun diijinkan
masuk pada saat jam kunjung
2. Anak-anak dibawah usia 12 tahun dikumpulkan di ruang
bermain (tidak diijinkan masuk ruang perawatan)
RUMAH SAKIT UMUM PENGUNJUNG PASIEN DI RUANGAN KECUALI
KERTAYASA RUANG ISOLASI DAN INTENSIVE
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Alur transportasi pasien dari poliklinik ke ruang rawat inap
Pengertian yaitu proses transportasi pasien rawat inap dan poliklinik
memerlukan jalur tersendiri untuk menuju ke ruang rawat inap
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghindari
Tujuan
Infeksi silang antara pasien dan pengunjung
Seluruh pasien yang akan dirawat inap dari Instalasi Gawat
Darurat dan Poliklinik Spesialis, dibawa ke ruangan dengan
melewati jalur yang sudah ditentukan.
Sebelum pasien di transfer ke ruangan harus dipastikan bahwa
petugas ruangan sudah menyiapkan tempat sesuai yang dipesan.
Kebijakan
Apabila pasien perlu dirawat di ruang isolasi, maka ruangan
wajib sudah dibersihkan dan disterilkan serta di set sesuai kasus
penyakit yang akan menempati
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan alat :
1. APD
2. Alat transportasi pasien
3. Alat penyerta transportasi pasien
Prosedur
Pelaksanaan :
1. Pasien dan petugas /perawat sudah siap di tempat
2. Alat transportasi / brankar beserta pasien didorong
melewati jalur khusus pasien rawat inap
3. Jalur brankar di jalan layang terpisah dengan jalur
pengunjung
RUMAH SAKIT UMUM ALUR TRANSPORTASI PASIEN DARI POLIKLINIK
KERTAYASA KE RUANG RAWAT INAP
1. Unit poliklinik
Unit Terkait 2. Petugas pengantar pasien
3. Satuan pengamanan
4. Pengunjung
RUMAH SAKIT UMUM ALUR TRANSPORTASI PASIEN DARI IGD KE RUANG
KERTAYASA RAWAT INAP
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
1. Proses transportasi pasien rawat inap dari IGD memerlukan
jalur tersendiri untuk menuju ke ruang rawat inap
Pengertian
2. Pasien rawat inap tidak diperkenankan melewati pintu yang
sama saat masuk atau melewati pintu keluar rawat jalan
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk menghindari
Tujuan
Infeksi silang antara pasien dan pengunjung
Seluruh pasien yang akan dirawat inap dari Instalasi Gawat
Darurat dan Poliklinik Spesialis, dibawa ke ruangan dengan
melewati jalur yang yang sudah ditentukan.
Pintu masuk pasien di Instalasi Gawat Darurat melewati 1 (satu)
pintu dari depan.
Kebijakan Pasien di Instalasi Gawat Darurat yang setelah pemeriksaan
dokter jaga dinyatakan rawat inap, setelah melewati stabilisasi
maka akan ditransfer melewati pintu keluar ke 2 (dua) di sebelah
timur.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat
Prosedur 1. APD
2. Alat transportasi pasien
3. Alat penyerta saat transportasi pasien
RUMAH SAKIT UMUM ALUR TRANSPORTASI PASIEN DARI IGD KE RUANG
KERTAYASA RAWAT INAP
Pelaksanaan
1. Pasien dan petugas /perawat sudah siap di tempat
2. Alat transportasi / brankar beserta pasien didorong
Prosedur
melewati jalur khusus pasien rawat inap
3. Jalur brankar di jalan layang terpisah dengan jalur
pengunjung
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Seseorang yang sedang menderita batuk dan atau influenza
berpotensial menularkan /menyebarkan kuman pada pengunjung
Pengertian lain, pasien dan petugas rumah sakit sehingga rumah sakit perlu
memberikan kesadaran bagi pengunjung yang sedang menderita
batuk untuk memakai masker.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
penularan penyakit melalui udara atau droplet yang dibawa
Tujuan
pengunjung kepada pengunjung lain, pasien dan petugas rumah
sakit
Dibuat standar prosedur tentang kebersihan pernapasan dan etika
batuk.
Melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah
kontak dengan sekret.
Kebijakan Pengunjung dengan infeksi saluran napas dan influenza dilarang
mengunjungi pasien yang sedang dirawat, khususnya di instalasi
intensive dan kamar bayi.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat
Prosedur
1. Kotak masker pada tempat yang telah ditentukan
2. Masker yang dapat diambil sendiri ( di dalam kotak )
RUMAH SAKIT UMUM PENGUNJUNG RUMAH SAKIT DENGAN BATUK DAN
KERTAYASA INFLUENZA
Penatalaksanaan
1. Pengunjung yang sedang batuk atau menderita influenza
wajib memakai masker
Prosedur 2. Masker disediakan di kotak masker yang ditempatkan di
tempat strategis
3. Walaupun sudah memakai masker , pengunjung tetap perlu
memperhatikan etika batuk
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Rawat Jalan
3. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RUMAH SAKIT UMUM TATALAKSANA PERLINDUNGAN PETUGAS ISOLASI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Tatalaksana perlindungan petugas isolasi adalah suatu tata kerja
Pengertian perlindungan petugas isolasi dalam upaya pengendalian infeksi
nosokomial
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk memahami
tindakan perlindungan terhadap bahaya penularan penyakit pada
petugas kesehatan, mampu menerapkan kewaspadaan untuk
Tujuan
keselamatan petugas, dapat menjelaskan prosedur yang perlu
dilakukan bila terjadi kecelakaan akibat kerja, mencegah
terjadinya infeksi silang
Petugas yang merawat pasien dengan kewaspadaan isolasi
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan saat
pra interaksi, interaksi dan pemindahan pasien.
Kebijakan Petugas yang merawat dengan kewaspadaan isolasi
melaksanakan cuci tangan sesuai standar WHO.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Strategi pencegahan risiko infeksi / kecelakaan kerja :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan sesuai
dengan prosedur atau menggunakan handrub yang berbahan
Prosedur
dasar alkohol
2. Program surveilans
3. Pendidikan & latihan berkesinambungan
4. Gunakan APD sesuai jenis tindakan
5. Baca etiket obat / cairan sebelum digunakan
RUMAH SAKIT UMUM TATALAKSANA PERLINDUNGAN PETUGAS ISOLASI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Profilaksis Pasca Pajanan adalah pengobatan anti retroviral
jangka pendek untuk menurunkan kemungkinan terjadinya
Pengertian infeksi pasca pajanan
Pajanan adalah Petugas kesehatan yang tertusuk benda tajam,
darah, atau cairan tubuh pasien yang status HIV.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
penanganan khusus pada karyawan yang terpapar penyakit
infeksi, meningkatkan rasa aman karyawan, mempertahankan
Tujuan kesehatan karyawan, meminimalkan resiko tertular hiv-aids pada
petugas yang terpajan alat kesehatan yang terkontaminasi
darah,cairan tubuh pasien yang status hiv diketahui atau tidak
mencegah timbulnya wabah .
Pada kasus tertusuk jarum, setelah melaporkan insiden tertusuk
jarum kepada Komite PPI-RSUK, dilakukan investigasi
sederhana, apabila ditemukan penyakit pasien dikategorikan
Kebijakan penyakit menular/ ada riwayat penyakit menular yang ditularkan
lewat darah, maka ditindaklanjuti dengan investigasi lanjutan.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Bila terpajan jangan panik
2. Luka tusuk segera dicuci dengan air mengalir jangan ditekan,
Prosedur gunakan sabun atau antiseptik
3. Pajanan mukosa mulut, segera diludahkan dan kumur
4. Pajanan mukosa mata, segera irigasi dengan air garam
fisiologis
RUMAH SAKIT UMUM PROFILAKSIS PASCA PAJANAN (PPP)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Arus pasien menular dari UGD/ Poliklinik adalah proses
pemisahan arus pasien yang sudah diketahui atau diduga
Pengertian
menderita penyakit infeksi menular dan Unit Gawat Darurat/
Poliklinik
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit dari pasien kepada pasien yang
Tujuan lain, kepada petugas maupun pengunjung di rumah sakit umum
kertayasa Negara, tindakan utama dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi (kohorting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
Prosedur
2. Sabun Cair
3. Air Mengalir
4. Handuk kering / Tissu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ARUS PASIEN MENULAR DARI UGD/ POLIKLINIK
KERTAYASA
Cara Kerja :
1. Cuci tangan sesuai dengan SPO
2. Gunakan APD sesuai dengan kewaspadaan standar
3. Lakukan identifikasi pasien untuk menentukan diagnosa
suspek penyakit menular
4. Gunakan APD sesuai dengan kewaspadaan berbasis
transmisi
5. Lakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk
menegakkan diagnosa penyakit menular
6. Beri penjelasan pada pasien dan keluarga pasien mengenai
diagnosa penyakit dan bahwa pasien memerlukan
perawatan isolasi
7. Buat surat pengantar rawat inap yang sudah ditandai perlu
perawatan isolasi
8. Laporkan kondisi pasien pada DPJP
9. Pindahkan pasien ke ruangan perawatan isolasi dengan
Prosedur menggunakan APD sesuai dengan kewaspadaan berbasis
tranmisi melewati pintu tersendiri.
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Arus pasien menular dari ruangan perawatan biasa ke ruang
isolasi adalah proses pemisahan arus pasien yang sudah
Pengertian
diketahui atau diduga menderita infeksi menular di ruang
perawatan biasa
Sebagai acuan dalam pelayanan arus pasien menular dari ruang
Tujuan
perawatan biasa ke ruang isolasi
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi (kohorting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
Apabila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi
Kebijakan agen infeksius maka harus ditempatkan tersendiri atau
dikumpulkan dengan pasien dengan infeksi yang sama.
Dengan sistem kohorting, kepala ruangan/ ketuaperawat shift
jagadapatmenempatkanpasienberdasar jenis penyakit infeksinya,
apabila dalam hal mengalami kesulitan menentukan, wajib
berkonsultasi kepada Komite PPI
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
Prosedur 1. Handrub berbasis alkohol / air mengalir
2. Handuk kering/ tisu
3. APD
RUMAH SAKIT UMUM ARUS PASIEN MENULAR DARI RUANGAN
KERTAYASA PERAWATAN BIASA KE RUANG ISOLASI
Cara Kerja :
1. Cuci tangan sesuai dengan SPO
2. Gunakan APD sesuai dengan kewaspadaan standar
3. Lakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk
menegakkan diagnosa penyakit menular
4. Gunakan APD sesuai dengan kewaspadaan berbasis
transmisi
5. Beri penjelasan pada pasien dan keluarga pasien
mengenai diagnosa penyakit dan bahwa pasien
memerlukan perawatan isolasi
6. Buat surat persetujuan perawatan isolasi
7. Konfirmasi ke petugas administrasi bahwa pasien akan
di mutasikan ke ruang isolasi
8. Pindahkan pasien ke ruang isolasi
9. Pindahkan pasien ke ruang perawatan isolasi dengan
menggunakan APD sesuai dengan kewaspadaan
Prosedur berbasis transmisi
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Merujuk pasien dengan infeksi air borne adalah proses
penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan
kepelayanan kesehatan yang lain pada pasien Air Borne yang
Pengertian
disebabkan oleh mikroorganisme yang ada di udara untuk
mendapatkan pemeriksaan, pengobatan/ fasilitas khusus yang
lebih memadai.
Sebagai acuan penerapan langka-langkah untuk mengirim pasien
yang dirujuk atau pindah rawat rumah sakit lain secara cepat,
Tujuan cermat dan aman bagi pasien, menjalin kerjasama yang baik dan
efisien dengan rumah sakit lain, tindakan utama dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Semua pasien air borne dirujuk ke rumah sakit yang memiliki
ruang isolasi standar, tata cara dan alat pelindung diri disiapkan
untuk evakuasi pasien dengan kewaspadaan transmisi.
Kebersihan pernapasan dan etika batuk diterapkan pada kasus
Kebijakan
penyakit menular droplet infection, airborne dan pemakaian
ventilator.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan :
1. Ambulance
2. Alat penunjang hidup yang diperlukan (tabung oksigen,
Prosedur
persediaan obat darurat yang diperlukan, dan lain-lain)
3. APD lengkap bagi petugas yang mengantar (masker
respirator N-95, sarung tangan, jas khusus, kaca mata
Gaung Google)
4. APD bagi pasien (masker)
RUMAH SAKIT UMUM MERUJUK PASIEN DENGAN INFEKSI AIR BORNE
KERTAYASA
B. Pelaksanaan :
1. Pasien yang dirujuk harus dalam keadaan stabil
2. Dokter menulis dalam buku RM pasien bahwa pasien
dirujuk ke RS lain disertai dengan alasan rujukan
3. Bila memungkinkan dokter/ perawat dapat menghubungi
dokter/ perawat RS rujukan melalui telepon untuk
menyampaikan informasi dan untuk mempersiapkan
pasien
4. Dokter membuat surat rujukan
5. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, pasien
Prosedur
diberi masker untuk mencegah penyebaran Dropled
Nuklei
6. Lengkapi ambulance dengan peralatan penunjang hidup
dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan
sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien
7. Mencuci tangan sesuai SPO
8. Pakai APD lengkap untuk petugas (masker N-95, sarung
tangan, baju jas khusus, kaca mata Gaung Google)
9. Petugas yang mengantar melakukan serah terima kepada
petugas pada Rumah Sakit rujukan
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
Unit Terkait
3. Cleaning Service
4. Seluruh Unit
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Penanganan kejadian luar biasa adalah peningkatan jumlah
kasus yang lebih tinggi pada suatu kasus dari yang
diperkirakan. KLB pada umumnya terjadi apabila:
1. Terjadi peningkatan jumlah virulensi kuman
Pengertian
2. Ada penyebab baru yang sebelumnya belum pernah ada di
populasi tersebut.
Terjadi kecepatan peningkatan penularan penyakit sehingga
kelompok populasi yang terpapar jauh lebih banyak.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menanggulangi
Tujuan
terjadinya KLB dan mencegah berulangnya KLB.
Pimpinan Rumah Sakit membuat penjelasan pengertian Kejadian
Luar Biasa, menetapkan tujuan penyelidikan KLB, langkah-
langkah investigasi, mengidentifikasi serta menguraikan cara
memastikan KLB.
Kriteria kerja KLB ditetapkan berdasar tibulnya penyakit yang
tiba-tiba, terjadinya peningkatan kejadian, timbulnya kematian 2
kali/lebih dibandingkan periode sebelumnya, CFR (Case Fatality
Rate) lebih dari 50%, PR (Propotional Rate) penderita baru
Kebijakan
meningkat lebih dri 2 kali lipat.
Rumah sakit menentukan langkah-langkah investigasi Kejadian
Luar Biasa.
Tim penanggulangan Kejadian Luar Biasa setelah
menginvestigasi, menganalisa dan memberikan rekomendasi
kepada Direktur untuk ditindaklanjuti.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Infeksi aliran darah primer adalah ditemukannya organisme dari
hasil kultur darah semikuantitatif/kuantitatif disertai tanda klinis
Pengertian yang jelas serta tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat
laindan atau dokter yang merawat menyatakan telah terjadi
infeksi.
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk menurunkan
Tujuan angka kejadian infeksi nosokomial akibat infeksi aliran darah
primer.
Standar Prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, badan-badan
nasional/ lokal atau organisasi profesi lain, dijadikan acuan
dalam standar prosedur kerja yang berlaku dalam upaya
Kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Melihat daerah pemasangan kateter intra vena, dikatakan
IADP apabila terdapat kuman patogen yang diketahui hasil
satu kali atau lebih dari biakan darah dengan salah satu gejala
klinis seperti:
Prosedur
a. Demam <38oC, menggigil, hipotensi
b.Pada pasien berumur<1 tahun paling sedikit satu dari
tanda-tanda; demam >38oC, hipotermia<37oC, apneu,
bradikardia.
Unit Terkait Unit Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM PNEUMONIA HAP-VAP
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pneumonia HAP-VAP adalah pencegahan infeksi jaringan
Pengertian parenkim paru oleh karena pasien di rawat di rumah sakit
dengan atau tanpa pemakaian alat bantu napas.
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk preventif,
Tujuan
menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial.
Laporan insiden tertusuk jarum, dilaksanakan setiap ada insiden
tertusuk jarum dan ditindaklanjuti sekurang-kurangnya satu
minggu dengan investigasi sederhana, dan bila dari hasil
investigasi didapatkan potensial tertular maka dilakukan
monitoring minimal 6 (enam) bulan berikutnya.
Laporan Kejadian Luar Biasa, dilaksanakan dalam waktu
Kebijakan
sekurang-kurangnya 2x24 jam, Tim Pengendali Kejadian Luar
Biasa sudah selesai melakukan investigasi dan menetapkan suatu
kasus termasuk KLB atau bukan serta memberikan rekomendasi
untuk mengatasinya.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Faktor Resiko Pneumonia
1. Instrumentasi saluran nafas misalnya pada pemasangan
pipa endotrakea, ventilasi mekanis, dan trakeostomi.
2. Tindakan operasi terutama operasi toraks dan abdomen.
3. Kondisi yang mudah menyebabkan aspirasi misalnya
pada pemasangan pipa lambung (nasogastric tube),
Prosedur
penurunan kesadaran, dan disfagia.
4. Usia tua.
5. Obesitas.
6. Penyakit obstruksi paru menahun.
7. Tes fungsi paru abnormal (terutama dengan penurunan
kecepatan ekspirasi).
RUMAH SAKIT UMUM PNEUMONIA HAP-VAP
KERTAYASA
Gejala Pneumonia
a. Batuk, berdahak, kekuningan atau kehijauan.
b. Demam.
c. Sesak napas.
Prosedur d. Muncul infiltrat baru pada foto thoraks lekositosis.
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Penggunaan jarum suntik adalah objek/ alat yang memiliki sudut
Pengertian
tajam atau runcing yang dapat memotong atau menusuk kulit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
timbulnya cedera bagi petugas kesehatan, karyawan pengunjung
Tujuan dan masyarakat sekitar, mencegah kemungkinan perpindahan
mikroorganisme dari pasien ke petugas, merupakan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
Prosedur Operasional menyuntik sudah ditetapkan.
Kebijakan (Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. APD (Sarung tangan, Sarung tangan rumah tangga)
2. Wadah tahan tusuk untuk tempat jarum
Cara Kerja :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Gunakan sarung tangan
3. Gunakan prinsip aseptic untuk mencegah kontaminasi
Prosedur peralatan injeksi.
4. Lepaskan penutup alat suntik
5. Gunakan jarum, kanul dan spuit steril dan sekali pakai.
Jangan memberikan obat dari satu spuit untuk beberapa
pasien walaupun jarumnya telah diganti
6. Gunakan cairan infuse dan set pemberian infuse hanya
untuk satu pasien dan buang secara benar setelah tidak
dipakai.
RUMAH SAKIT UMUM PENGGUNAAN JARUM SUNTIK
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
APD perawat ruang intensive yaitu :
1. Pencegahan penularan penyakit yang utama adalah dengan
cuci tangan yang baik dan benar
2. Alat yang dipakai perawat ruang intensive yang berupa baju
yang dipakai selama di dalam ruangan, masker, penutup
Pengertian kepala, sarung tangan dan sandal yang menutup bagian atas
telapak kaki untuk mencegah kemungkinan menempelnya
kotoran/ secret/ cairan dari pasien sehingga tidak masuk
ketubuh perawat serta terhindarnya dari cedera / tertular
infeksi oleh karena menginjak jarum/ pecahan kaca ampul /
vial
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk upaya preventif
mencegah penularan infeksi dari pasien ke petugas kesehatan
atau sebaliknya, mencegah penularan infeksi dari perawat ke
Tujuan
pasien, mencegah cedera / tertularnya infeksi yang diakibatkan
menginjak jarum atau pecahan bahan-bahan yang terbuat dari
kaca seperti ampul dan vial
Alat pelindung diri jenis nonreusable dipakai sekali dan setelah
itu dibuang.
Alat pelindung diri jenis reusable setelah dipakai dilakukan
pembersihan, desinfeksi dan bila perlu disterilkan.
Kebijakan
Sarung tangan medis digunakan sekali dan setelah dipakai
dibuang.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat
Prosedur 1. Baju perawat dalam
2. Penutup kepala
RUMAH SAKIT UMUM APD PERAWAT RUANG INTENSIVE
KERTAYASA
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Sandal tertutup
Pelaksanaan
1. Ganti baju khusus ruang intensive sebelum masuk
ruangan yang berupa celana panjang, baju dan penutup
Prosedur
kepala di ruang ganti
2. Pakai sandal dalam
3. Masuk ruang intensive wajib cuci tangan dengan baik
dan benar sesuai WHO
4. Pakai masker dan sarung tangan sebelum melakukan
tindakan yang beresiko ke pasien
5. Lakukan 5 momen cuci tangan selama merawat pasien
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pencegahan infeksi luka operasi (ILO) adalah Infeksi yang
Pengertian
terjadi pada daerah incisi dalam waktu 3 hari pasca bedah.
Mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang diakibatkan luka
Tujuan
operasi yang kotor.
Standar Prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, badan-badan
nasional/lokal atau organisasi profesi lain, dijadikan acuan
dalam standar prosedur kerja yang berlaku dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi saluran kemih yang
terjadi akibat kontaminasi kuman saat pemasangan kateter.
Pengertian
Perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya infeksi
saluran kemih nosokomial.
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK ) simtomatik saat pasien di
rawat.
Standar Prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, badan-badan
nasional/ lokal atau organisasi profesi lain, dijadikan acuan
dalam standar prosedur kerja yang berlaku dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.Kegiatan
surveylans dan audit ruangan Pencegahan dan Pengendalian
Kebijakan Infeksi secara berkesinambungan diharapkan dapat memberi
gambaran akan kepatuhan pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi serta identifikasi infeksi dan investigasi
outbreak dari penyakit infeksi.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih nosokomial
Prosedur perlu diperhatikan berapa hal yang berkaitan dengan
pemasangan kateter urine yaitu :
RUMAH SAKIT UMUM INFEKSI SALURAN KEMIH( ISK)
KERTAYASA
a. Tenaga Pelaksana:
1. Pemasangan kateter hanya dikerjakan oleh perawat yang
betul-betul memahami dan terampil dalam teknik
pemasangan kateter secara aseptik dan perawatan
kateter.
2. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kateter harus mendapat latihan secara
berkala khusus dalam teknik yang benar tentang
prosedur pemasangan kateter kandung kemih dan
pengetahuan tentang komplikasi potensi yang timbul.
b. Pemasangan kateter:
1. Pemasangan kateter dilakukan hanya bila perlu saja dan
segera dilepas bila tidak diperlukan lagi. Alasan
pemasangan kateter tidak boleh hanya untuk
kemudahan personil dalam memberi asuhan
Prosedur keperawatan pada pasien.
2. Cara drainase urin yang lain seperti : kateter kondom,
kateter suprapubik dapat digunakan sebagai ganti
kateterisasi menetap bila memungkinkan. Sebelum dan
sesudah memanipulasi kateter harus cuci tangan.
c. Teknik pemasangan kateter
1. Gunakan yang terkecil, tetapi aliran tetap lancar dan
tidak menimbulkan kebocoran dari samping kateter.
2. Pemasangan secara aseptik dengan menggunakan
peralatan steril.Gunakan peralatan seperti sarung
tangan, kain penutup.
d. Ruang perawatan
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang antara pasien
yang memakai kateter menetap maka pasien yang
terinfeksi harusdipisahkan dengan pasien yang tidak
terinfeksi.
RUMAH SAKIT UMUM INFEKSI SALURAN KEMIH( ISK)
KERTAYASA
e. Pemantauan Bakteriologik
Duduk, kain kasa dan antiseptik untuk desinfeksi hanya
untuk satu kali pemasangan.
Kateter yang sudah terpasang harus difiksasi secara baik
untuk mencegah tarikan pada urethra
f. Sistem aliran tertutup
1. Irigasi hanya dikerjakan apabila ada sumbatan aliran,
misalnya karena bekuan darah pada operasi prostat
atau kandung kemih. Untuk pencegahan bisa
dilakukan dengan kontinyu secara tertutup.
2. Sumbatan kateter harus didesinfeksi sebelum dilepas.
3. Gunakan semprit besar steril untuk irigasi dan setelah
irigasi selesai semprit dibuang secara aseptik.
4. Jika kateter sering tersumbat dan harus sering diirigasi
Prosedur (jika kateter itu sendiri menimbulkan), maka kateter
harus diganti
g. Pengambilan bahan urine
1. Bahan pemeriksaan urin segar dalam jumlah kecil
dapat diambil dari bagian distal kateter, atau lebih baik
dari tempat pengambilan bahan tersedia, dan sebelum
urin diaspirasi dengan jarum dan semprit yang steril
tempat pengambilan harus didesinfeksi.
2. Bila diperlukan bahan dalam jumlah besar, maka urin
harus diambil dari kantong penampung secara aseptik.
h. Kelancaran aliran urine
1. Aliran urin harus lancar sampai ke kantong penampung.
Penghentian aliran secara sementara hanya dengan
maksud mengumpulkan bahan pemeriksaan untuk
pemeriksaan yang direncanakan.
RUMAH SAKIT UMUM INFEKSI SALURAN KEMIH( ISK)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Flebitis adalah keadaan dimana kulit di sekitar tempat
Pengertian pemasangan intravaskuler catheter tampak merah, bengkak,
panas dan nyeri
Suatu acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan perluasan daerah flebitis dan mengurangi perkembangan
mikroorganisme pada pembuluh darah
Standar Prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, badan-badan
nasional/ lokal atau organisasi profesi lain, dijadikan acuan
dalam standar prosedur kerja yang berlaku dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.Kegiatan
surveylans dan audit ruangan Pencegahan dan Pengendalian
Kebijakan Infeksi secara berkesinambungan diharapkan dapat memberi
gambaran akan kepatuhan pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi serta identifikasi infeksi dan investigasi
outbreak dari penyakit infeksi.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat :
1. APD dan Handrub
Prosedur 2. Plester dan kapas alkohol
3. Satu set alat pemasangan infus yang baru
4. Tempat sampah infeksius
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN FLEBITIS
KERTAYASA
Pelaksanan
1. Cuci tangan dan Pakai APD terutama sarung tangan
2. Lepas iv cath pada daerah yang flebitis secara aseptik/
antiseptik
3. Buang set infus pada sampah infeksius
4. Tutup dengan kapas alkohol dan diplester
5. Rawat luka bekas tempat pemasangan setiap hari
Prosedur
dengan kapas alkohol dan ditutup plester sampai dengan
tanda flebitis hilang
6. Ganti tempat pemasangan dengan set yang baru secara
aseptik dan antiseptik
7. Lepas APD dan cuci tangan
8. Informasikan pada dokter bahwa pasien mengalami
flebitis
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pemasangan selang kateter adalah suatu tata cara tindakan
Pengertian pemasangan selang kateter melalui uretra untuk mengeluarkan
urine.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan
terjadinya infeksi nosocomial
Prosedur aseptik untuk merawat peralatan ventilator, iv cateter
dan kateter. Prosedur Operasional pemasangan Dauer Catheter
Kebijakan sudah ditetapkan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Persiapan Alat :
1. Kateter sesuai dengan ukuran
2. Urine bag
3. Sepasang sarung tangan steril
4. Larutan antiseptic ( Sublimat atau povidon iodine
10%)
Prosedur 5. Jelly/ minyak pelumas
6. Sumber penerangan (lampu atau senter) bila
diperlukan
7. Spuit 10cc berisi aqua steril untuk pengunci
8. Kantong plastictahanbocor, dan tempat sampah
tertutup untuk pembuangan benda-benda
terkontaminasi.
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN SELANG KATETER
KERTAYASA
B. Cara Kerja :
1. Memberitahu prosedur pemasangan alat kateter pada
pasien.
2. Sebelum memulai prosedur :
Anjurkan pasien perempuan membuka labianya
dan bersihkan dengan hati-hati bagian uretra dan
bagian dalam labia
Anjurkan pasien laki-laki menarik kulupnya dan
bersihkan dengan hati-hati kepala penis dan kulup.
3. Cuci tangan sesuai SPO
4. Kenakan sarung tangan steril
Prosedur 5. Gunakan kateter sesuai dengan ukuran
6. Untuk petugas kesehatan yang bertangan kanan
(tangan yang dominan), berdiri di sebelah kanan
pasien (dan di sebelah kiri jika bertangan kidal)
7. Untuk pasien perempuan, pisahkan dan pegang labia
terpisah dengan tangan yang tidak dominan dan
bersihkan daerah uretra sebanyak dua kali dengan
larutan aseptic dengan menggunakan kasa steril.
8. Untuk pasien laki-laki, tarik ke belakang kulup dan
pegang kepala penis dengan tangan yang tidak
dominan, kemudian bersihkan kepala penis dan
saluran uretra sebanyak dua kali dengan larutan
antiseptic,menggunakan kapas sublimat atau kassa.
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN SELANG KATETER
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
A. Persiapan Alat :
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak-anak, dan juga bayi
disesuaikan dengan kondisi pasien.
Prosedur
2. Handscun Steril dan Bersih
3. Handuk kecil
4. Bengkok
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN NGT
KERTAYASA
5. Jelly
6. Spuit 50cc-100cc dan spuit 10-20cc
7. Stetoskop
8. Tongue spatel
9. Plaster
10. Gunting
11. Klem
12. Baskom berisi air
13. Tissu
14. Senter
B. Cara Kerja :
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
2. Setelah peralatan siap, meminta ijin pasien untuk
memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau
keluarganya tentang tujuan pemasangan NGT
Prosedur
3. Cuci tangan pada air mengalir dan keringkan dengan
handuk bersih
4. Mendekatkan alat pada pasien disebelah kanan pasien
5. Menutup sampiran
6. Cek kondisi lubang hidung pasien, perhatikan adanya
sumbatan atau tidak.
7. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan pada
pasien untuk rileks dan bernapas secara normal
dengan menutup salah satu
hidung.Kemudian ulangi pada lubang hidung
lainnya (bagi pasien sadar).
8. Pakai Handscun kemudian posisikan pasien dengan
kepala hiper ekstensi
9. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga
kebersihan bila pasien muntah
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN NGT
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pemasangan infuse adalah suatu tata cara tindakan pemasangan
Pengertian alat intravaskuler melalui vena untuk memasukkan cairan steril,
obat, atau makanan.
A. Persiapan Alat :
1. Cairan infuse
2. Jarum lurus yang terbuat dari logam ditutup oleh
penutup plastik yang akan ditinggalkan ditempat
Prosedur sesudah jarum dicabut (iv cath, venflon)
3. Set infuse, untuk bayi dan anak memerlukan alat
(pengontrol tetesan) dan alat pengontrol isi.
4. Kapas alkohol
5. Plester atau dressing transparan.
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN INFUS
KERTAYASA
6. Torniket
7. Penyangga tangan baru atau yang bersih (spalk, jika
perlu)
8. Pengalas tangan
9. Sarung tangan
10. Gunting kasa
11. Safetybox
ProsedurKerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan & infus set dengan memasukkan
kebagian karet atau akses selang kebotol infuse
4. Isi cairan ke dalam set infuse dengan menekan ruang
Prosedur tetesan sampai terisi sebagian & buka klem selang sampai
cairan memenuhi selang & udara selang keluar
5. Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yang akan
dilakukan penginfusan
6. Lakukan pembendungan dengan tornikuet (karet
pembendung) 10 sampai 12 cm di atas tempat penusukan
& anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular( apa bila sadar )
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
9. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum
( abocath ) mengarah keatas
RUMAH SAKIT UMUM PEMASANGAN INFUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dari
bahan eksresi maupun sekresi menular dengan ruangan/ bangsal
Pengertian
perawatan yang disertai pengamanan barang bekas pakai dari
penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan
penularan kuman pathogen dari bahan ekskresi maupun sekresi.
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi ( ko-horting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun cair
3. Tisu
4. APD Lengkap
Cara Kerja :
Prosedur 1. Cuci tangan sesuai dengan SPO
2. Pakai sarung tangan pada saat merawat luka
3. Kain perban, kassa, kapas dan lain-lain harus steril dan
digunakan dengan metode aseptic.
4. Masukkan barang habis pakai ( kain perban, kassa) pada
kantong khusus dan dimusnahkan.
5. Cuci tangan sesuai SPO
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI BAHAN EKSRESI MENULAR
KERTAYASA (DISCHARGEPRECAUTION)
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pada
pasien/ penderita penyakit kulit dan perlukaan dengan cara
Pengertian pengasingan / pemisahan dari sumber infeksi ke orang lain,
dengan ruang perawatan yang disertai pengamanan barang bekas
pakai dari penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan
penyebaran kuman pathogen dan luka infeksi kulit ke orang lain
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi ( ko-horting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
: PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur 3. Air Mengalir
4. Tissu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI LUKA DAN PENYAKIT KULIT
KERTAYASA
Cara Kerja
1. Kamar khusus
2. Cuci tangan sesuai SPO
3. Pakai sarung tangan dan masker selama kontak langsung
dengan penderita, diperlukan 2 pasang sarung tangan,
sepasang dipakai pada waktu melepas perban, yang
Prosedur
sepasang lagi dipakai pada saat mengganti perban.
4. Jas harus dipakai pada saat merawat luka / infeksi kulit
5. Masukkan alat-alat pasca pakai pada safety box
6. Penderita yang harus dipindah atau dibawa ketempat lain
lukanya harus ditutup kassa/ kain steril.
7. Cuci tangan sesuai SPO
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI SALURAN
KERTAYASA CERNA (ENTERIC PRECAUTION)
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pasien
yang mengalami gangguan saluran pencernaan dengan cara
Pengertian pengasingan / pemisahan pasien dengan ruangan/ bangsal
perawatan yang disertai barier nursing dan pengamanan barang
bekas pakai dari penderita
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan penularan lewat tinja yang mengandung kuman pathogen (fecal-
oral route)
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi ( ko-horting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur 3. Air Mengalir
4. Tisu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI SALURAN
KERTAYASA CERNA (ENTERIC PRECAUTION)
Cara Kerja :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai sarung tangan bagi petugas yang kontak langsung
dengan penderita/ tinjanya
3. Pakai jas khusus bagi petugas yang kontak langsung
dengan penderita dan tinjanya
4. Masukkan pakaian penderita dan alat tenun selesai pakai
pada kantong khusus kemudian dilakukan desinfeksi
dan Sterilisasi.
5. Masukkan alat makan ketempat khusus sebelum
dilakukan desinfeksi dan sterilisasi.
Prosedur 6. Masukkan alat suntik setelah pakai ketempat khusus
untuk dimusnahkan
7. Masukkan bahan pemeriksaan laboratorium ketempat
khusus yang disteril dan tertutup rapat dan diberi label
contaminated atau tercampur kuman kemudian
dimasukkan kedalam kantong plastik khusus dan
dikirim ke laboratorium.
8. Masukkan alat khusus (nebulizer) yang tercemar pada
tempat khusus untuk kemudian disterilkan.
9. Masukkan jarum suntik disposibel, jarum bekas pada
safety box
10. Cuci tangan sesuai SPO
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI PENDERITA PENYAKIT SARS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pada
pasien SARS dengan cara pengasingan / pemisahan dari sumber
Pengertian infeksi ke orang lain, dengan ruangan/ bangsal perawatan yang
dirancang khusus disertai barier nursing dan pengamanan barang
bekas pakai dari penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
penularan dan penyebaran infeksi dari Pasien ke petugas
Tujuan
kesehatan, Petugas kesehatan ke pasien, Pasien ke pasien lain,
Pasien ke keluarga dan pengunjung sarana kesehatan lain.
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi ( ko-horting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur 3. Air Mengalir
4. Tissu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI PENDERITA PENYAKIT SARS
KERTAYASA
Cara Kerja :
1. Kamar khusus yang selalu ditutup yang jauh dari kunjungan
umum dan tidak berdekatan dengan tempat pelayanan
umum.
2. Dalam ruangan isolasi tersedia tempat ganti pakaian. Nurse
area kamar pasien suspect. Kamar pasien gawat atau intensif
dan kamar mandi
3. Pakai alat pelindung perorangan (APP) lengkap bagi semua
petugas.
4. Menganjurkan pada pasien untuk memakai masker dan tidak
boleh keluar dari kamr perawatan
5. Memberitahu pada keluarga bahwa pasien tidak boleh
dikunjungi oleh keluarga maupun orang lain.
6. Masukkan semua peralatan yang sudah kontak dengan pasien
pada tempat tertutup dan desinfeksi dengan larutan klorin
Prosedur 0,5%
7. Masukkan alat makan dan habis pakai pada tempat khusus
dan tertutup sebelum dimusnahkan pada incinerator.
8. Tensimeter, stetoskop, alat-alat yang habis digunakan harus
berada dalam kamar dan tidak boleh dibawa keluar dari
ruang pasien sampai masa isolasi penderita terakhir.
9. Semua petugas harus tertib mengikuti tata cara pencegahan
SARSMasukkan bahan pemeriksaan laboratorium pada
tempat khusus yang steril tertutup rapat dan diberi label
Contaminated atau Tercemar kuman kemudian dimasukkan
kedalam kantong plastik khusus dan dikirim ke laboratorium.
( sputum) ketempat khusus dan diberi label Respiratori
Isolation sebelum dikirim ke instalasi laboratorium.
10. Menempelkan kartu penderita dipintu kamar selama masa
isolasi
11. Cuci tangan sesuai SPO
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI IMUNOSPRESED
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pada
pasien dengan kekebalan tubuh yang sangat menurun dengan
cara pengasingan / pemisahan/perlindungan pasien yang sangat
Pengertian
rapat dengan, ruangan/ bangsal perawatan yang dirancang
khusus disertai barier nursing dan pengamanan barang bekas
pakai dari penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan seorang penderita dengan kekebalan tubuh yang sangat menurun
ditulari kuman pathogen.
Pengaturan penempatan pasien infeksi dapat dilakukan sesuai
jenis infeksi ( ko-horting) dengan jarak tempat tidur minimal 1
meter.
Pemisahan antara pasien penyakit menular dan tidak
Kebijakan
menular/yang beresiko tinggi ditempatkan pada ruang yang
terpisah.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur
3. Air Mengalir
4. Handuk kering / Tissu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI IMUNOSPRESED
KERTAYASA
Cara Kerja :
1. Pakai sarung tangan bagi petugas yang kontak langsung
dengan penderita dan masker selama berada didalam
kamar.
2. Pakai jas khusus bagi petugas yang membersihkan
kamar setiap hari
3. Alat-alat yang diperlukan untuk merawat penderita harus
Prosedur
tetap berada didalam kamar sampai masa isolasi
berakhir.
4. Ganti alat tenun pasien (seperti seprei, sarung bantal dan
guling setiap hari harus dalam keadaan bersih dan baru.
5. Menempelkan kartu penderita dipintu kamar selama
masa isolasi
6. Cuci tangan sesuai SPO
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI PENYAKIT PERNAFASAN (RESPIRATORY
KERTAYASA ISOLATION)
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pada
yang mengalami gangguan saluran pernafasan dengan cara
Pengertian pengasingan / pemisahan dari sumber infeksi ke orang lain
dengan, ruangan/ bangsal perawatan yang dirancang khusus
disertai pengamanan barang bekas pakai dari penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan penyebaran kuman parogen saluran pernafasan dari sumber
infeksi ke orang lain.
Semua pasien air borne dirujuk ke rumah sakit yang memiliki
ruang isolasi stan-dar, tata cara dan alat pelindung diri
disiapkan untuk evakuasi pasien dengan kewaspadaan
transmisi. Kebersihan pernapasan dan etika batuk diterapkan
Kebijakan
pada kasus penyakit menular droplet infection, airborne dan
pemakaian ventilator.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur 3. Air Mengalir
4. Tisu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI PENYAKIT PERNAFASAN (RESPIRATORY
KERTAYASA ISOLATION)
Cara Kerja :
1. Kamar khusus yang selalu ditutup dengan system udara
mengalir kedalam kamar.
2. Cuci tangan sesuai SPO
3. Pakai sarung tangan dan masker selama berada didalam
kamar
4. Pakai jas khusus bagi petugas yang kontak langsung
Dengan penderita
5. Masukkan alat makan ketempat khusus sebelum
dilakukan desinfeksi dan sterilisasi
6. Masukkan pakaian penderita setelah dipakai dalam
Prosedur kantong khusus
7. Masukkan bahan pemeriksaan laboratorium( sputum)
ketempat khusus dan diberi label Respiratory Isolation
sebelum dikirim ke instalasi laboratorium
8. Masukkan alat-alat tertentu misal alat bantu nafas
setelah dipakai harus dibungkus terlebih dahulu sebelum
masuk ke kantong khusus. Tensimeter dan stetoskop
harus berada didalam kamar sampai masa isolasi
penderita berakhir.
9. Tempelkan kartu penderita dipintu kamar selama masa
isolasi
10. Cuci tangan sesuai dengan SPO.
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI KETAT (STRICT ISOLATION)
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Isolasi ketat adalah upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial dengan cara pengasingan / pemisahan/perlindungan
Pengertian pasien yang sangat rapat dengan, ruangan/ bangsal perawatan
yang dirancang khusus disertai barier nursing dan pengamanan
barang bekas pakai dari penderita.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya infeksi/penularan semua penyakit menular yang
Tujuan
menyebar baik lewat kontak maupun udara, yang dapat
mengakibatkan penyakit berat pada orang yang retan
Penatalaksanaan perawatan pasien menular di ruang perawatan
dilaksanakan sesuai dengan kewaspadaan isolasi, kewaspadaan
Kebijakan standar maupun kewaspadaan berdasar transmisi.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor :PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat:
1. Handrub berbasis Alkohol
2. Sabun Cair
Prosedur 3. Air Mengalir
4. Tissu
5. APD Lengkap
RUMAH SAKIT UMUM ISOLASI KETAT (STRICT ISOLATION)
KERTAYASA
Cara Kerja :
1. Kamar khusus yang selalu ditutup
2. Cuci tangan sesuai SPO
3. Pakai sarung tangan dan masker selama berada didalam
kamar
4. Pakai jas khusus bagi petugas yang kontak langsung
dengan penderita
5. Masukkan alat makan ketempat khusus sebelum
dilakukan desinfeksi dan sterilisasi
6. Masukkan alat suntik setelah pakai ke safety box untuk
Prosedur dimusnahkan
7. Masukkan bahan pemeriksaan laboratorium ketempat
khusus yang disteril dan tertutup rapat dan diberi label
Contaminated atau tercampur kuman kemudian
dimasukkan kedalam kantong plastik khusus dan
dikirim ke laboratorium.
8. Tensimeter dan stetoskop harus berada didalam kamar
sampai masa isolasi penderita berakhir
9. Tempelkan kartu penderita dipintu kamar selama masa
isolasi
10. Cuci tangan sesuai SPO
1. Unit Rawat Inap
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Cleaning service.
RUMAH SAKIT UMUM MEMBERSIHKAN PERALATAN MEMASAK DI DAPUR
KERTAYASA UTAMA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Membersihkan peralatan memasak di dapur utama adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa bahan
Pengertian
makanan yang masih menempel di peralatan yang telah
digunakan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Tujuan membersihkan peralatan yang telah digunakan dari kotoran,
untuk mempermudah kerja shift berikutnya
Petugas penyedia dan pelayanan makanan harus sehat dari
penyakit menular, menggunakan Alat Pelindung Diri sesuai
ketentuan yang berlaku dan setiap akan dan selesai melaksanakan
tugas wajib cuci tangan yang benar.
Kebijakan Penyajian makanan mengikuti prinsip kebersihan alat (cara
pencucian) dan tempat di lokasi penyajian serta hygiene petugas
pengelolaan dan penyajian.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
1. Sabun/detergen
2. Saput/abu gosok
3. Tempat cuci/bak cuci
Prosedur Pelaksanaan :
1. Petugas membawa peralatan masak yang telah
digunakan/ kotor ke tempat yang telah disediakan.
2. Petugas menyiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan untuk membersihkan peralatanmasak yang
telahdigunakan.
RUMAH SAKIT UMUM MEMBERSIHKAN PERALATAN MEMASAK DI DAPUR
KERTAYASA UTAMA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Mencuci alat makan non infeksius maupun infeksius adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan
Pengertian
sisa-sisa makanan dan kotoran lain yang menempel pada alat
makan pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Tujuan membersihkan alat makan non infeksius, untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial
Penyajian makanan mengikuti prinsip kebersihan alat (cara
pencucian) dan tempat di lokasi penyajian serta hygiene petugas
pengelolaan dan penyajian.
Kebijakan Pengontrolan fasilitas dan alat-alat pengolah makanan
dilaksanakan secara berkala.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
1. Sabun/detergen
2. Bak cuci alat makan
Pelaksanaan :
1. Petugas membawa alat makan yang telah digunakan/
Prosedur
kotor ke dapur.
2. Petugas memisahkan antara alat makan yang infeksius
dan non infeksius.
3. Petugas menyiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan untuk membersihkan alat makan pasien.
RUMAH SAKIT UMUM MENCUCI ALAT MAKAN NON INFEKSIUS MAUPUN
KERTAYASA INFEKSIUS
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. MustikaKurniawati,M.MRS)
Mencuci alat makan rendaman di dapur adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan alat makan dari
Pengertian
sisa–sisa makanan dan bakteri dan atau virus yang masih
menempel di alat makan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
Tujuan alat makan dari sisa makanan, mencegah terjadinya infeksi
nosokomial
Penyajian makanan mengikuti prinsip kebersihan alat (cara
pencucian) dan tempat di lokasi penyajian serta hygiene
petugas pengelolaan dan penyajian.
Kebijakan Pengontrolan fasilitas dan alat-alat pengolah makanan
dilaksanakan secara berkala.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor: PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
1. Baskom/ ember besar
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Presept
5. Saput
Prosedur
6. Sabun
Pelaksanaan :
1. Alat makan yang telah dipakai dibawa ke dapur
2. Alat makan yang kotor diletakkan di tempat berdasarkan
kriteria infeksius dan non infeksius
RUMAH SAKIT UMUM MENCUCI ALAT MAKAN RENDAMAN DI DAPUR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pembuangan sampah akhir di luar dapur adalah suatu proses
kegiatan membuang sampah yang ada di dapur baik sampah
Pengertian
organic maupun non organic ketempat pembuangan akhir di
RS.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekitar dapur gizi, supaya tidak
menimbun sampah di dapur, tidak menimbulkan bau tidak
Tujuan
enak di dapur, tidak menimbulkan kontaminasi terhadap
makanan, untuk memudahkan pembuangan sampah ke luar rs
oleh pihak ketiga
Alur pembuangan sampah produk domestik dapur gizi tidak
boleh melewati ruang produksi/persiapan penyajian.
Kebijakan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
1. Sapu
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Alas kaki
5. Plastik sampah berukuran besar warna hitam
6. Troli
Prosedur
Pelaksanaan :
1. Petugas dapur menyiapkan alat/sarana untuk pembuangan
sampah
2. Sampah dipak/dibawa sesuai dengan jenisnya dan dalam
keadaan tertutup dan tersegel
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR DI LUAR DAPUR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pembuangansampahsementara di dapuradalah suatu proses
kegiatan untuk mengelompokkan sisa makanan/bungkus
Pengertian makanan yang tidak dipakai berdasarkan jenisnya di tempat
yang telah disediakan sebelum dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar sampah tidak
berantakan, tempat kerja tetap bersih dan tidak licin,
Tujuan memudahkan petugas kebersihan untuk membuang sampah ke
pembuangan akhir di rs, memisahkan sampah sesuai dengan
jenisnya, tidak menimbulkan kontaminasi pada makanan
Alur pembuangan sampah produk domestik dapur gizi tidak
boleh melewati ruang produksi/persiapan penyajian.
Kebijakan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat dan Bahan :
1. Sapu
2. Sarung tangan
3. Masker
Prosedur
4. Alas kaki
5. Ekrak
6. Keranjang sampah yang sudah dialasi plastik
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA DI DAPUR
KERTAYASA
Pelaksanaan :
1. Petugas menyediakan tempat sampah yang telah diberi
plastik di dekat tempat kerja atau di dekat persiapan
bahan makanan
2. Sehabis membuka atau mengupas bahan makanan
kulit atau bungkus langsung dibuang di tempat yang
telah disediakan berdasarkan jenis sampahnya
Prosedur 3. Setelah selesai bekerja, petugas mengambil dan
menyapu bahan makanan yang berjatuhan di lantai
kemudian dibuang ke tempat sampah sesuai dengan
jenisnya yaitu organik dan non organik.
4. Petugas mengumpulkan sampah ke tempat sampah
sementara di dapur gizi.
5. Petugas mencuci tempat sampah yang telah selesai di
gunakan
Unit Dapur gizi.
Unit Terkait
Cleaning service
RUMAH SAKIT UMUM PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR DINGIN DI
KERTAYASA GUDANG
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Penyimpananbahanmakanansegar di gudangadalah suatu tata
cara menata, menyimpan dan memelihara keamanan bahan
Pengertian
makanan segar dingin dari segi kualitas dan kuantitas pada
suhu ruang tertentu sehingga terhindar dari busuk.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memelihara
dan mempertahankan standar mutu bahan makanan, tersedianya
Tujuan
bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan dengan standar
mutu yang memadai, mempermudah pelayanan di Rumah Sakit
Tersedianya tempat penyimpanan bahan makanan yang sesuai
dengan aturan yang berhubungan dengan suhu, kelembaban,
kebersihan serta tata letak dan tempat sesuai jenis dan macam
barang dengan prinsip FIFO (First In First Out).
Pemeriksaan berkala sampel makanan siap saji, suhu almari
Kebijakan
penyimpan bahan makanan dan angka kebusukan bahan
makanan, terutama bila terjadi kejadian luar biasa keracunan
makanan.
(PeraturanDirektur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa Nomor
: PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Pelaksanaan :
1. Petugas dapur menerima bahan makanan dan
disesuaikan dengan pemesanan yang dilakukan dengan
Prosedur standar mutu yang sesuai
2. Bahan makanan yang diterima, dikelompokkan
berdasarkan jenis dan kebutuhannya
RUMAH SAKIT UMUM PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR DINGIN
KERTAYASA DI GUDANG
Pelaksanaan :
1. Petugas dapur menerima bahan makanan dan
disesuaikan dengan pemesanan yang dilakukan
dengan standar mutu yang sesuai
2. Bahan makanan yang diterima, dikelompokkan
berdasarkan jenis dan kebutuhannya
3. Bahan makanan yang diterima dan akan digunakan
pada hari itu diserahkan kepada petugasyang bertugas,
sedangkan bahan makanan yang akan digunakan esok
hari, dibersihkan seperlunya, diganti dengan plastik
Prosedur
bening dan disimpan
4. Penyimpanan disesuaikan dengan jenisnya masing-
masing (sayuran disimpan di pendingin sayur, daging
ayam, sapi dan ikan disimpan di freezer, dan buah-
buahan disimpan di ruang penyimpanan buah/gudang
buah)
5. Setelah semua bahan makanan disimpan sesuai
dengan jenisnya suhu pendingin atau freezer selalu
dicek untuk menjaga kestabilan suhu penyimpanan
yang sesuai standar.
Unit Dapur gizi.
Unit Terkait
Tim Logistic
RUMAH SAKIT UMUM PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pemulasaran jenazah infeksius adalah memberi perawatan
Pengertian khusus kepada pasien infeksius yang baru meninggal dunia
dengan aman
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
dan merapikan jenazah penderita penyakit infeksius, memberi
Tujuan
rasa aman pada petugas yang merawat jenazah, mencegah
penularan infeksi
Bagian tubuh yang dinyatakan sudah mati (post amputatum)
diperlakukan sebagai jenasah dan bila termasuk pada penyakit
menular maka pengemasan sesuai standar isolasi/ kewaspadaan
isolasi.
Petugas pemulasaran jenasah wajib menjalankan kewaspadaan
standar pada saat menangani pasien yang meninggal akibat
penyakit menular.
Kebijakan
Alat Pelindung Diri lengkap harus digunakan saat menangani
jenasah jika pasien tersebut meninggal pada masa penularan
Jenasah dengan riwayat penyakit infeksius maksimal 4 jam
diistirahatkan di ruang pemulasaran jenasah, dan apabila sudah
dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. APD : topi, apron, kaca mata, celemek, masker, sarung
tangan, sepatu pelindung
Prosedur 2. Kapas/kassa secukupnya
3. Plester kedap air dan gunting
4. Pinset dan bengkok
5. Kom untuk memandikan
RUMAH SAKIT UMUM PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS
KERTAYASA
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang penanganan
khusus bagi pasien yang meninggal dengan penyakit
infeksius, sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya
Prosedur 3. Pakai APD : masker, sarung tangan, apron, kacamata,
celemek
4. Luruskan tubuh jenazah dan letakkan dalam posisi
terlentang
5. Beri alas kepala dengan handuk untuk menampung bila
keluar rembesan cairan tubuh lewat mulut dan hidung
6. Lepaskan semua alat kesehatan yang masih terpasang (infus,
DC) buang ke dalam tempat sampah infeksius/kantong
plastik kuning
7. Kalau perlu lakukan suction agar cairan tubuh keluar semua
8. Jenazah dimandikan sampai bersih dari wajah, kedua
tangan, dada, punggung, kaki dan yang terakhir daerah
genetalia
9. Tutup lubang hidung, anus/pelepasan dengan kapas
10. Tutup bila ada luka dengan plester kedap air
RUMAH SAKIT UMUM PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS
KERTAYASA
Perhatian :
Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
Unit Terkait
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Kamar Operasi
RUMAH SAKIT UMUM PEMULASARAN JENAZAH NON INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang
penanganan/pemulasaran khusus bagi pasien yang
meninggal dunia
3. Pakai APD : masker, sarung tangan, celemek
4. Luruskan tubuh jenazah dan letakkan dalam posisi
terlentang
5. Beri alas kepala dengan handuk untuk menampung bila
keluar rembesan cairan tubuh lewat mulut dan hidung
6. Lepaskan semua alat kesehatan yang masih terpasang
(infus, DC) buang ke dalam tempat sampah
infeksius/kantong plastik kuning
7. Kalau perlu lakukan suction agar cairan tubuh keluar
semua
8. Jenazah dimandikan sampai bersih dari wajah, kedua
tangan, dada, punggung, kaki dan yang terakhir daerah
genetalia
Prosedur
9. Tutup lubang hidung, anus/pelepasan dengan kapas
10. Tutup bila ada luka dengan plester kedap air
11. Pasang pampers untuk menghindari adanya rembesan
cairan tubuh yang masih ada
12. Alat tenun kotor dimasukkan ke dalam tempat linen
infeksius yang terkontaminasi
13. Segera pindahkan ke kamar jenazah
14. Petugas melepas APD dan dimasukkan ke dalam kantong
plastikkuning
15. Cuci tangan sesuai SPO
Perhatian :
1. Perawatan jenazah rusak akibat kecelakaan : perlu divisum
dan di autopsi, bila terjadi kerusakan anggota tubuh,
diusahakan untuk menyatukan kembali, cara memandikan
sama dengan jenazah pada umumnya, kemudian
dimasukkan ke dalam peti
RUMAH SAKIT UMUM PEMULASARAN JENAZAH NON INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Unit Terkait Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Operasi
RUMAH SAKIT UMUM PENCUCIANINSTRUMEN LOGAM
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. MustikaKurniawati,M.MRS)
Ditetapkanoleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. MustikaKurniawati,M.MRS)
Sterilisasi dengan cara rendam desinfektan adalah suatu proses
menghilangkan semua mikroba dan sebagian dari spora bakteri
Pengertian
menggunakan desinfektan. DTT digunakan untuk peralatan
semikritikal.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar instrument steril,
Tujuan
bersih dan bebas dari segala jenis mikroorganisme
Sterilisasi di rumah sakit dilaksanakan dengan sterilisasi dengan
suhu tinggi (uap dan panas kering) dan suhu rendah (Ethylene
Oxide, Hydrogen Peroksidase Plasma dan Liquid Paracetic
Kebijakan
Acid).
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Langkah-langkah:
Unit Terkait Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Operasi
RUMAH SAKIT UMUM PENANGANAN INSTRUMEN INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Penanganan instrument dengan kontaminasi menular adalah
Pengertian tindakan dekontaminasi untuk menghambat dan membunuh
mikroorganisme yang menempel pada instrumen
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar instrumen bebas
Tujuan dari mikroorganisme menular sehingga tidak membahayakan
bagi petugas dan pasien
Sterilisasi di rumah sakit dilaksanakan dengan sterilisasi
dengan suhu tinggi (uap dan panas kering) dan suhu rendah
(EthyleneOxide, Hydrogen Peroksidase Plasma dan Liquid
Kebijakan
Paracetic Acid).
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Pelaksanaan :
1. Siapkan rendaman cairan dekontaminasi khusus yaitu air dan
larutan dengan perbandingan
2. Masukkan instrumen yang terkontaminasi
3. Rendam selama 1 jam
4. Buang air rendaman tadi dan ganti dengan cairan desinfektan
yang baru
5. Sikat satu per satu instrumen dimana petugas selalu
Prosedur
menggunakan sarung tangan
6. Bilas pada bak air panas 1 dan angkat kemudian masukkan
pada bak pembilas kedua
7. Angkat dan tiriskan
8. Bersihkan instrumen supaya kering
9. Setelah kering, sendi-sendi instrumen di beri paraffin sesuai
kebutuhan
10. Instrumen di pak dan siap untuk disteril di sterilisator
Unit Terkait Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Operasi
RUMAH SAKIT UMUM STERILISASI INSTRUMEN/ LINEN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
TanggalTerbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa benda atau
Pengertian alat medis dan non medis yang terkontaminasi dapat di amankan
dari mikroorganisme dan dapat di steril kembali
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga dan
Tujuan merawat peralatan medis serta linen yang digunakan dalam
melayani pasien dan untuk melindungi keselamatan pasien
Prosedur kerja dan pelayanan sterilisasi sesuai dengan
pedoman, panduan dan standar prosedur yang berlaku.
Kebijakan (Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. persiapanalat :
a. air mengalir
b. Alkazime
c. Larutan sabut/ ditergen
d. Waskom
e. Timba
B. Pelaksanaan
Prosedur 1. cuci tangan
2. membersihkan alat dan linen
a. alat : sebelum membersihkan menggunakan detergen
dan sikat, mencuci, membilas alat dan dikeringkan
kemudian dilakukan DTT (Desinfektan Tingkat
Tinggi) dan sterilisasi
b. Linen : linen dibersihkan dari kotoran padat dan
dibilas dengan air. Kemudian di cuci sesuai dengan
proses pencucian biasa.
3. Cuci tangan sesuai SPO
Unit gawat darurat, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Operasi, Unit
Unit Terkait
Laundry
RUMAH SAKIT UMUM STERILISASI INSTRUMEN DAN LINEN DI KAMAR
KERTAYASA OPERASI
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Sterilisasi instrument dan linen di kamar operasi adalah
Pengertian menempatkan instrument, jas, duk operasi ke dalam kain/ linen
tertutup.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar instrument yang
Tujuan sudah di steril tidak kontak dengan udara luar sebagai bentuk
pencegahan masuknya kuman atau bakteri
Prosedur kerja dan pelayanan sterilisasi sesuai dengan pedoman,
panduan dan standar prosedur yang berlaku.
Kebijakan
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Instrument :
1. Siapkan kain pembungkus sesuai ukuran dengan jumlah
2
2. Susun atau tata instrument sesuai ceklist yang ada.
3. Lipat pembungkus pertama, atur dengan rapi
4. Lipat pembungkus kedua, lipat juga dengan rapi
5. Ikatlah dengan tali agar saat pengangkatan instrument
Prosedur tetap aman dan tidak mudah terbuka
6. Berikan tanda dengan label untuk membedakan
instrument sdah steril atau belum steril, serta nama
instrument
7. Kemudian masukkan instrument pada sterilisator
autoclave dengan suhu 170 derajat
8. Masukkan linen yang sudah steril ke dalam etalase dan
diberi tanggal.
RUMAH SAKIT UMUM STERILISASI INSTRUMEN DAN LINEN DI
KERTAYASA KAMAR OPERASI
Linen :
Prosedur 1. Siapkan kain pembungkus sesuai ukuran dengan
jumlah 2
2. Susun atau tata duk operasi, jas operasi dan kassa di
tengah
3. Lipat pembungkus pertama, atur dengan rapi
4. Lipat pembungkus kedua, lipat juga dengan rapi
5. Ikatlah dengan tali agar saat pengangkatan linen
tetap aman dan tidak mudah terbuka
6. Berikan tanda dengan label untuk membedakan
linen sdah steril atau belum steril, serta nama linen
7. Kemudian masukkan instrument pada sterilisator
autoclave dengan suhu 170 derajat
8. Masukkan linen yang sudah steril ke dalam etalase
dan diberi tanggal.
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
4. Buang :
Prosedur a) Sampah infeksius dalam tempat sampah yang
dilapisi dengan plastik warna kuning. Sampah
infeksius diantaranya adalah pembalut,
pempers, selang O2, selang infuse beserta
flabot yang sdah terpotong, handscoon,
masker, spuit
b) Sampah non infeksius dalam tempat sampah
yang dilapisi plastik berwarna hitam. Terdiri
dari sampah yang tidak terkena cairan tubuh
pasien.
c) Sampah organik dalam tempat sampah yang
dilapisi plastik berwarna hitam. Sampah
organic terdiri dari sampah daun, serta sisa-
sisa makanan.
d) Sampah an organic dalam tempat sampah yang
dilapisi kantong warna hitam, yang berisi
sampah berupa kaca, dan kaleng
e) Sampah daur ulang dalam tempat sampah yang
dilapisi kantong warna hitam, yang berisi
sampah kertas, plastic, botol minum plastik
f) Sampah radioaktif dalam tempat sampah yang
dilapisi plastikberwarna merah.
5. Jika tempat sampah telah terisi ¾ bagian, segera
ikat kantong plastik kuning,hitam dan merah
sertadiberi label yang telah diisi
6. Cuci tangan sesudah membuang sampah sesuai
SPO
1. Seluruh unit/bagian
2. Tim Cleaning Service/Laundry
Unit Terkait
3. Tim K3
RUMAH SAKIT UMUM ALAT PELINDUNG DIRI PETUGAS PENANGANAN
KERTAYASA SAMPAH
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Alat Pelindung Diri adalah peralatan/pakaian khusus yang
Pengertian digunakan oleh petugas untuk perlindungan diri dari agen
infeksi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
Tujuan petugas penanganan sampah dari bahaya paparan infeksi dari
sampah dan memberikan rasa aman kepada petugas
Pimpinan Rumah Sakit menyediakan alat pelindung diri secara
berkesinambungan di seluruh unit pelayanan. Alat Pelindung Diri
Kebijakan di unit gizi, laundry dan kebersihan serta pengangkutan sampah/
linen sesuai ketentuan
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. Apron untuk industri
2. Pelindung kaki (sepatu boot)
3. Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty
gloves)
4. Masker disposible
Pelaksanaan :
Prosedur
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Gunakan apron
3. Gunakan pelindung kaki (sepatu boot)
4. Gunakan sarung tangan
5. Gunakan masker dengan bagian depan hidung
dilekukkan mengikuti bentuk hidung dan masker
digantisetiap 4 jam
Unit Terkait 1. Petugas Cleaning Service
2. Petugas K3
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN BENDA TAJAM DAN JARUM
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Sampah benda tajam dan jarum adalah objek / alat yang
Pengertian memiliki sudut tajam atau runcing yang dapat memotong atau
merusak kulit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari pasien ke
Tujuan petugas, mencegah timbulnya cedera bagi petugas kesehatan,
karyawan, pengunjung dan masyarakat sekitar, merupakan
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
Pimpinan rumah sakit mengatur prosedur standar dalam
pemakaian alat/benda tajam, pengelolaan, pembuangan serta
pemusnahannya
Sampah benda tajam dan jarum ditempatkan pada wadah yang
tahan tembus dan khusus, pengangkutan dan pemusnahannya
Kebijakan melibatkan pihak ke tiga karena termasuk limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Yang termasuk benda tajam adalah spuit dan jarum beserta
penutupnya, ampul dan pecahannya, botol obat/vial yang ukuran
kecil
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN BENDA TAJAM DAN JARUM
KERTAYASA
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Safety box
2. Masker
3. Sarung tangan
Pelaksanaan :
1. Letakkan tutup jarum diatas permukaan yang keras
dan rata
2. Jauhkan tangan dari permukaan tersebut
3. Pegang semprit dengan satu tangan
4. Gunakan ujung jarum untuk mengungkit tutup
jarum
5. Gunakan satu tangan untuk mengencangkan
tutupnya
6. Masukkan dalam safety box sampai dengan tanda
¾ penuh
7. Pastikan semua bagian benda tajam tersebut telah
masuk pada tempat sampah tahan tembus
8. Tutup tempat sampah harus benar-benar rapat
9. Lepaskan APD
10. Cuci tangan sesuai SPO
1. Seluruh ruangan/ unit
Unit Terkait 2. Petugas Cleaning Service
RUMAH SAKIT UMUM PETUGAS PENGAMBIL SAMPAH
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Petugas pengambil sampah yaitu petugas yang menyediakan
Pengertian perlengkapan yang di pakai petugas pengambil sampah dalam
menjalankan tugasnya
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
diri petugas pengambil sampah dari kecelakaan kerja,
Tujuan mencegah gangguan kesehatan yang di akibatkan oleh sampah,
memperlancar petugs pengambil sampah dalam melaksanakan
tugasnya
Sebelum dan sesudah bekerja, petugas melaksanakan cuci
tangan yang benar dan memakai Alat Pelindung Diri yang
Kebijakan sesuai
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. APD (pelindung kepala, masker wajah, sarung tangan,
sepatu boot, baju)
2. Kereta dorong/container
3. Tempat sampah
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai standar WHO
Prosedur
2. Pakai APD
3. Ambil sampah di bak penampungan sampah sementara
4. Periksa kondisi kereta dorong/container (ada
kerusakan/tidak) sebelum di pakai untuk mengangkut
sampah
5. Buang sampah ke tempat sampah yang disediakan
RUMAH SAKIT UMUM PETUGAS PENGAMBIL SAMPAH
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Penempatan benda tajam adalah menempatkan sampah benda
Pengertian tajam yang berupa jarum, ampul, vial dan spuit pada wadah yang
aman (safety box)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
Tujuan
petugas dari perlukaan benda tajam
Limbah khusus seperti limbah pathologi, farmasi, sitotoksis,
kimia,kontainer bertekanan tinggi, kandungan logam berat
tinggi, benda tajam serta laboratorium diberlakukan sebagai
limbah B3 disimpan dalam tempat khusus, pengangkutan dan
pemusnahannya bekerjasama dengan pihak ke tiga.
Sampah benda tajam dan jarum ditempatkan pada wadah yang
tahan tembus dan khusus, pengangkutan dan pemusnahannya
Kebijakan melibatkan pihak ke tiga karena termasuk limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Yang termasuk benda tajam adalah spuit dan jarum beserta
penutupnya, ampul dan pecahannya, botol obat/vial yang ukuran
kecil.
Safety box memiliki aturan pakai, masa pemakaian dan
pembuangannya sesuai panduan yang ada.
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
RUMAH SAKIT UMUM PENEMPATAN BENDA TAJAM
KERTAYASA
PersiapanAlat
1. APD (sarung tangan, masker, apron, sepatu tertutup)
2. Safety box
Pelaksanaan
Prosedur
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai APD
3. Setelah dipakai, masukkan sampah benda tajam yang
berupa jarum, ampul, vial dan spuit kedalam safety box
4. Tutup safety box bila sudah 3/4 penuh
1. Unit Perawatan
Unit Terkait 2. Unit Laboratorium
3. Unit Cleaning service/Laundry
RUMAH SAKIT UMUM PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Sampah infeksius adalah sampah yang dihasilkan dari buangan
sisa untuk melakukan tindakan medikasi ataupun pasca operasi
dan juga semua sisa yang dikeluarkan oleh pasien, kantong
Pengertian
bekas darah dan selang yang sudah terkontaminasi dengan
darah, yang dianggap mengandung bahan pathogen seperti
bakteri, virus yang dapat menimbulkan penyakit.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghindari
Tujuan terjadinya penyebaran dan penularan penyakit serta
pencemaran lingkungan
Limbah medis (infeksius) yang dianggap mengandung bahan
pathogen seperti bakteri dan virus yang berasal dari pasien
memerlukan penanganan khusus (di-masukkan ke dalam
kantong plastik kuning dan disegel) dan dikelola oleh tenaga
Kebijakan yang berpengalaman dan terlatih serta mendapat pelatihan
dalam penanganan limbah, bekerja sesuai SPO yang berlaku,
pengangkutan dan pemusnahannya bekerjasama dengan pihak
ke tiga.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
A. Sampah yang masuk kategori :
1. Sampah infeksius benda tajam (jarum suntik, pisau
bedah, ampul, dll) dimasukkan ke safety box sampai 3/4.
2. Sampah infeksius infeksius termasuk cairan tubuh dan
Prosedur
darah dimasukkan dalam tempat sampah berlabel
“sampah infeksius” yang dilapisi dengan kantong plastik
warna kuning.
RUMAH SAKIT UMUM PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pemisahan sampah padat adalah cara memisahkan sampah
infeksius (sampah tajam dan sampah tidak tajam) dan non-
Pengertian
infeksius (domestik) yang berada di setiap ruang perawatan dan
sudah diletakkan di tempat sampah yang berbeda.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mempermudah pengambilan sampah dari ruangan sampai
Tujuan
ketempat pembuangan sampah infeksius dan pembuangan
sampah non-infeksius (domestik).
Pengelolaan sampah sesuai standar yang berlaku sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Sampah dibedakan menurut jenisnya : Sampah Organik, Sampah
An Organik, Sampah Infeksius dan Sampah Non- Infeksius
Kebijakan (umum) serta dibedakan berdasarkan warna kantong plastiknya.
Limbah umum (non medis) dikelola sebagai sampah domestik
dan dilaksanakan sesuai SPO yang jelas.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Yang termasuk sampah infeksius :
Pisahkan sampah sesuai jenisnya :
Tidak tajam:
a. Bahan plastik : flabot infus, selang (oksigen,
Prosedur
kateter, NGT, infus set, transfusi set,
hemodialisa set, dll).
b. Bahan kain : kassa, kapas, kertas, dll.
RUMAH SAKIT UMUM PEMISAHAN SAMPAH PADAT
KERTAYASA
Tajam :
Prosedur a. Bahan dari logam (jarum suntik, pisau silet, dll).
b. Kaca/ botol ampul.
2. Yang termasuk sampah non-infeksius :
Kertas, pembungkus, plastik pembungkus, dll.
1. Unit laundry/ Cleaning Service
Unit Terkait 2. Tim pengambil sampah.
3. Semua unit
RUMAH SAKIT UMUM TEMPAT SAMPAH PADAT
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS)
Pengangkutan sampah padat yaitu dengan cara pengangkutan
sampah medis dari ruangan ketempat penampungan sampah
Pengertian infeksius sementara dan sampah non- infeksius (sampah
domestik) dari ruangan ketempat penampungan sampah non-
infeksius.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan penularan penyakit di
Tujuan
ruangan dan mencegah terjadinya penumpukan sampah di
ruangan.
Jadwal atau alur pembuangan sampah sesuai ketentuan.
Limbah dari ruangan dikumpulkan pada tempat penampungan
sementara setiap hari, tempat sampah, kemasan dan
Kebijakan peletakannya pada daerah yang kedap terhadap binatang,
serangga dan hewan perusak lainnya dan tidak boleh melebihi
batas waktu yang ditentukan.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Kantong sampah infeksius dan non-infeksius sudah terpisah
dan sudah harus terikat dengan tali khusus di ruangan dan
diberi label ruangan.
Prosedur
2. Petugas mengambil sampah di ruangan sesuai jadwal yang
sudah ditentukan.
RUMAH SAKIT UMUM PENGANGKUTAN SAMPAH PADAT
KERTAYASA
07 04 07 077 1 1/2
NEGARA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
NO. Halaman
NO. DOKUMEN
REVISI : :
07 04 07 077
1 1/2
NEGARA
Prosedur B. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai SPO
2. Pakai APD
3. Semprot troli dengan air mengalir
menggunakan selang dan sikat apabila ada
noda
4. Semprot dengan Lysol
5. Bilas dengan air hingga bersih kemudian
ditiriskan
6. Kemudian di lap sampai kering
7. Lepas APD
8. Cuci tangan sesuai SPO
Unit Terkait Unit Laundry
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN STETOSKOP, TERMOMETER,
KERTAYASA HUMIDIFIER, MANSET TENSIMETER
07 04 07 078 0 1/3
NEGARA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sesuai WHO
2. Pembersihan stetoskop, thermometer
3. Petugas melakukan usap permukaan keseluruhan pada
termometer, stetoskop setelah dipakai dengan
menggunakan alkohol 70%
4. Petugas menyimpan alat pada tempatnya dalam kondisi
kering
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN STETOSKOP, TERMOMETER,
KERTAYASA HUMIDIFIER, MANSET TENSIMETER
07 04 07 078 1 2/3
NEGARA
07 04 07 078 1 3/3
NEGARA
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
Unit Terkait
3. Unit Kamar Operasi
4. Unit Rawat Inap
RUMAH SAKIT UMUM DESINFEKSI PERMUKAAN LANTAI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Desinfeksi permukaan adalah upaya untuk menekan atau
mengurangi jumlah mikroba yang di dalam ruangan yang
Pengertian
meliputi permukaan dinding, lantai dan permukaan benda lain
yang berada di dalam ruangan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan terjadinya infeksi nosokomial yang diakibatkan oleh faktor
lingkungan.
Pemeliharaan ruangan meliputi pembersihan ruang, lantai,
dinding, langit-langit, pintu dan jendela kaca, kamar mandi
serta tempat tidur dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.
Kebijakan Bahan yang dipakai untuk antiseptik pada kebersihan ruangan
dan hand rub adalah yang mengandung Chlorhexydine.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat :
1. Alat pelindung diri (APD)
2. Larutan klorin 0,5%atau alcohol 70%
3. Alat penyemprot botol / handsprey
Prosedur
4. Ember
5. Lap bersih
6. Kain pel
RUMAH SAKIT UMUM DESINFEKSI PERMUKAAN LANTAI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pengelolaan penggunaan peralatan pasien isolasi adalah kegiatan
pengelolaan perawatan alat habis pakai pasien isolasi untuk
Pengertian menjaga kebersihan dan efektifitas alat pada saat akan
digunakan/ siap pakai untuk perawatan pasien sehingga alat
kesehatan tersebut menjadi aman bila dipakai kembali.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menciptakan
lingkungan yang bersih, dalam rangka memberikan rasa nyaman
Tujuan dan aman bagi pasien, mencegah terjadinya infeksi silang,
memutus mata rantai penularan infeksi kepada pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit.
Prosedur aseptik untuk merawat peralatan ventilator, iv cateter
dan kateter
Kebijakan Bahan yang dipakai untuk antiseptik pada kebersihan ruangan
dan hand rub adalah yang mengandung Chlorhexydine
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
1. Cuci tangan sesuai dengan SPO
2. Kenakan APD (Sarung tangan, Gaun, celemek dan pelindung
Prosedur wajah) sesuai dengan tingkat perkiraan terkontaminasi, saat
menangani peralatan yang habis dipakai pasien.
RUMAH SAKIT UMUM PENGELOLAAN PENGGUNAAN PERALATAN
KERTAYASA PASIEN ISOLASI
NO. Halaman
NO. DOKUMEN
REVISI
2/2
07 04 07 080
NEGARA 1
TanggalTerbit : Ditetapkanoleh :
Standar Direktur Utama,
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. MustikaKurniawati,M.MRS)
Pembersihan kamar pasca pasien menular adalah suatu proses
untuk menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat
pada ruangan dan pada permukaan lingkungan yang mungkin
Pengertian
terkontaminasi dengan menggunakan desinfektan yang memiliki
aktifitas mirkobisidal terhadap kuman pathogen yang sering
mengkontaminasi permukaan lingkungan perawatan.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk
menciptakan lingkungan yang bersih, dalam rangka memberikan
rasa nyaman dan aman bagi pasien, Mencegah terjadinya infeksi
silang, Memutus mata rantai penularan infeksi dari permukaan
Tujuan
yang mungkin terkontaminasi dan yang sering disentuh oleh
pasien, petugas, pengunjung (handle pintu, bel pasien,
pengamanan tempat tidur) kepada pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan lingkungan rumah sakit.
Pemeliharaan ruangan meliputi pembersihan ruang, lantai,
dinding, langit-langit, mebelair, pintu dan jendela kaca, kamar
mandi serta tempat tidur dilaksanakan sesuai ketentuan yang
Kebijakan ada.
Bahan yang dipakai untuk antiseptik pada kebersihan ruangan
dan hand rub adalah yang mengandung Chlorhexydine.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat :
1. APD (Masker, sarung tangan,penutup kepala)
2. Slaber
Prosedur
3. Tempat sampah, sapu dan cikrak
4. Cairan desinfektan, cairan sabun
5. Ember, Stok pel
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN KAMAR PASCA PASIEN MENULAR
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. Halaman:
REVISI :
07 04 07 081 2/3
1
NEGARA
Pelaksanaan:
1. Teknik Pembersihan Ruangan dan Lingkungan Perawatan :
2. Cuci tangan sesuai dengan SPO
3. Memakai APD sarung tangan,masker dan penutup kepala
4. Lantai harus dibersihkan setiap hari 3 kali
5. Teknik pengepelan sesuai prosedur, dengan kain pel yang
Prosedur bersih, air bersih, dan desinfektans yang telah ditetapkan oleh
RS
6. Segera dibersihkan bila terkena percikan atau noda darah dan
sekresi pasien.
7. Teknik pembersihan : dibersihkan dengan air sabun, lalu
dikeringkan, kemudian ulangi lagi dengan menggunakan
form desinfektan. Atau menggunakan mesin sikat dan
vacuum dengan cara yang sama. Setelah dikeringkan lalu
difogging dan diultra violet.
8. Teknik Pengelolaan Ruangan dan Lingkungan Perawatan
9. Terapkan prosedur pembersihan permukaan lingkungan
secara rutin dan terarah sesuai derajat pengotoran
10. Bersihkan dan desinfeksi permukaan yang mungkin
terkontaminasi dan yang sering disentuh oleh pasien, petugas,
pengunjung. (Pengaman tempat tidur, handle pintu, bel
pasien, Tempat tidur dll).
11. Gunakan desinfektan yang memiliki aktifitas mikrobisidal
terhadap kuman pathogen yang sering mengkontaminasi
permukaan lingkungan perawatan. Gunakan sesuai instruksi
pabrik .Evaluasi efektifitas dari desinfektan yang dipakai bila
terjadi transmisi agen infeksius yang berkepanjangan yang
mungkin telah terjadi resistensi, dan gunakan desinfektan
yang lebih efektif sesuai kebutuhan.
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN KAMAR PASCA PASIEN MENULAR
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. Halaman:
REVISI :
07 04 07 081 3/3
1
NEGARA
12. Buang sampah sesuai ketentuan, termasuk pengelolaan
pengelolaa pengelolaan benda tajam.
13. Pembersihan dan desinfeksi
Prosedur
14. Untuk mencegah kontaminasi harus mencakup pula peralatan
elektronik, multiguna, khususnya yang digunakan pasien
maupun transportasi pasien.
1. Unit Rawat Jalan
Unit Terkait 2. Unit Rawat Inap
PEMBUANGAN SAMPAH BENDA TAJAM KE
RUMAH SAKIT UMUM
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembuangan sampah benda tajam ketempat pembuangan akhir
merupakan pembuangan dan pemusnahan sampah benda tajam
Pengertian
agar aman bagi lingkungan dan petugas kesehatan. Benda tajam
terdiri dari: jarum dan pecahan dari bahan kaca
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi
petugas pembawa limbah dari perlukaan benda tajam, mencegah
Tujuan
penularan penyakit pada petugas, pengunjung dan pasien serta
masyarakat sekitarnya dari limbah jarum dan benda tajam
Pimpinan rumah sakit mengatur prosedur standar dalam
pemakaian alat/benda tajam, pengelolaan, pembuangan serta
pemusnahannya. Sampah benda tajam dan jarum ditempatkan
Kebijakan pada wadah yang tahan tembus dan khusus, pengangkutan dan
pemusnahannya melibatkan pihak ke tiga karena termasuk
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Alat :
1. Tempat sampah khusus yang tidak tembus ( puncture proof )
Prosedur
2. Kereta dorong
3. APD
RUMAH SAKIT UMUM PEMBUANGAN SAMPAH BENDA TAJAM KE
KERTAYASA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
NEGARA
Pelaksanaan :
Prosedur 1. Pisahkan bekas suntik antara ampul, vial dan
spuit bekas
2. Letakkan pada tempat sampah yang sudah
disediakan masing-masing jenisnya yaitu ampul,
vial dan spuit
3. Pastikan semua bekas suntik tersebut telah masuk
pada tempat sampah
4. Tutup tempat sampah dan pastikan rapat
5. Lepas sarung tangan dan cuci tangan sesuai SPO
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Persiapan :
Cuci tangan dan pakai APD
RUMAH SAKIT UMUM PENGELOLAAN LIMBAH
KERTAYASA
NO. DOKUMEN NO. Halaman:
REVISI :
07 04 07 084 1/2
1
NEGARA
Pelaksanaan :
1. Identifikasi limbah
a. Padat
b. Cair
Prosedur c. Gas
d. Infeksius
e. Non infeksius
2. Pisahkan limbah
3. Sesuaikan dengan jenisnya
4. Buang sampah jika sudah ¾ penuh
5. Tempatkan pada tempat penampungan sampah
sementara
6. Angkut sampah ke penampungan akhir dengan alat
khusus
1. Unit Perawatan
Unit Terkait 2. Unit Laundry
3. Unit Cleaning service
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN TUMPAHAN
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pembersihan tumpahan adalah segala tumpahan atau percikan
Pengertian yang dihasilkan dari sekret / cairan yang keluar dari tubuh pasien
yang terinfeksi
Mencegah penularan infeksi dari pasien ke petugas atau
Tujuan
pengunjung rumah sakit
Pembersihan tumpahan baik itu muntahan, darah, air seni, zat-zat
kimia maupun pecahan kaca/botol/ampul dengan peralatan
Kebijakan spillage kit.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Persiapan Alat :
1. APD ( Gaun/Apron, sarung tangan, masker dan sepatu )
2. Desinfektan
3. Abu gosok
4. Kain pembersih sekali pakai
Prosedur
5. Sapu dan ikrak kecil
6. Penjepit
7. Plastik kuning
RUMAH SAKIT UMUM PEMBERSIHAN TUMPAHAN
KERTAYASA
1. Unit Perawatan
Unit Terkait 2. Unit Laundry/ Cleaning service
3. Unit Laboratorium
RUMAH SAKIT UMUM MEMBERSIHKAN KAMAR MANDI
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Membersihkan kamar mandi merupakan bagian dari ruang
perawatan yang digunakan oleh pasien maupun penunggu untuk
Pengertian mandi, BAK, BAB, dimana kegiatan tersebut sangat
berpotensial menyebarkan penyakit/infeksi sehingga perlu
dibersihkan secara rutin.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
Tujuan penularan penyakit dari pasien kepada penunggu atau petugas
rumah sakit
Rumah sakit menetapkan pembersihan dan disinfeksi dengan
Kebijakan pembersih dan disinfektan yang tepat.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
PersiapanAlat
1. Prostek
2. Lysol
3. Sikat
Penatalaksanaan
Prosedur
1. Kosongkan air di bak mandi
2. Sikat bak mandi dan kloset dengan sikat dan prostek
3. Gosok lantai dan dinding dengan Lysol
4. Siram bak, kloset, lantai dan dinding dengan air
mengalir
1. Petugas cleaning service
Unit terkait
2. Petugas Laundry
RUMAH SAKIT UMUM MEMBERSIHKAN TROLEY
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Rumah IPAL adalah sarana pelindung/pengaman peralatan/
Pengertian prasarana/komponen-komponen IPAL yang ada di dalamnya
agar tetap terjaga dalam kondisi baik
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar peralatan /
Tujuan komponen yang ada di dalamnya berfungsi dengan baik
sehingga proses pengolahan air limbah berjalan lancar
Limbah cair adalah semua buangan yang berasal dari kegiatan
rumah sakit dikelola dengan prosedur khusus oleh unit
pengelola limbah (UPL).
Kebijakan Pemantauan kualitas limbah cair dilaksanakan rutin tiap bulan
dan mengirimkan sampel secara periodik 3 bulan dengan pihak
yang berwenang.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Pelaksanaan :
1. Melakukan pemeriksaan pada baut pengencang rangka, atap
setahun sekali
2. Pembersihan bagian luar secara periodik dengan
mempertimbangkan tingkat kekotoran secara visual (cat bila
Prosedur perlu)
3. Pembersihan lantai setiap hari dengan desinfektan agar
infeksi nosokomial akibat kebocoran/tumpahan air limbah di
lingkup IPAL dapat dicegah
4. Membersihan permukaan peralatan yang ada dengan kain
basah dan desinfektan
Unit terkait Petugas IPAL
PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHANTABUNG
RUMAH SAKIT UMUM
REAKTOR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pemeriksaan dan pembersihan tabung reactor merupakan
Pengertian peralatan yang diperlukan sebagai pendukung terjadinya proses
pengolahan air limbah
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar
Tujuan peralatan/komponen pendukung berfungsi dengan baik
sehingga proses pengolahan air limbah
Limbah cair adalah semua buangan yang berasal dari kegiatan
rumah sakit di-kelola dengan prosedur khusus oleh unit
pengelola limbah (UPL).
Kebijakan Pemantauan kualitas limbah cair dilaksanakan rutin tiap bulan
dan mengirimkan sampel secara periodik 3 bulan dengan pihak
yang berwenang.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Pelaksanaan :
1. IPAL dalam keadaan mati (tidak beroperasi)
2. Matikan MCB pada panel IPAL
3. Bersihkan bagian luar/permukaan dengan kain basah dan
Prosedur
desinfektan
4. Kencangkan baut pengencang peralatan yang tertempel
di tower baik tabung reaksi, pompa-pompa, rangkaian
UV, perpipaan
Unit terkait Petugas IPAL
RUMAH SAKIT UMUM PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN POMPA AIR
KERTAYASA
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Utama,
Standar
Prosedur
Operasional
01 April 2020
(dr. Mustika Kurniawati,M.MRS )
Pemeriksaan dan pembersihan pompa air merupakan peralatan
Pengertian yang diperlukan sebagai pendukung terjadinya proses
penngolahan air limbah
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar
Tujuan peralatan/komponen pendukung berfungsi dengan baik
sehingga proses pengolahan air limbah berjalan lancar
Limbah cair adalah semua buangan yang berasal dari kegiatan
rumah sakit di-kelola dengan prosedur khusus oleh unit
pengelola limbah (UPL).
Kebijakan Pemantauan kualitas limbah cair dilaksanakan rutin tiap bulan
dan mengirimkan sampel secara periodik 3 bulan dengan pihak
yang berwenang.
(Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kertayasa
Nomor : PER.053/Dir.Ut/V/2020)
Pemeriksaan :
1. Pompa dalam keadaan bekerja/beroperasi/nyala
katup/stop kran dalam keadaan terbuka baik yang masuk
atau keluar
2. Periksa motor listrik pompa apakah menimbulkan suara
Prosedur yang halus (bekerja dengan baik)
3. Periksa pompa terhadap kebocoran/rembesan
4. Periksa tekanan air pada pompa
5. Periksa saringan hisap pompa (filter), bersihkan dari
kotoran yang menempel
RUMAH SAKIT UMUM
KERTAYASA PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN POMPA
AIR
NEGARA
1. Perawat mengajukan permohononan kewenangan klinis kepada
Prosedur
Direktur Rumah sakit dengan mengisi formulir daftar rincian
kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit, dan
dilengkapi dengan berkas pendukung yang diperlukan seperti :
a. Foto Copy Ijazah
b. Foto Copy STR
c. Foto Copy SIK
d. Foto Copy Sertifikat .
2. Direktur Rumah sakit membuat surat ditujukan kepada ketua komite
keperawatan untuk permohonan rekomendasi kewenangan klinik
3. Ketua komite keperawatan menugaskan kepada sub komite
kredensial untuk melakukan kredensial.
4. Sub komite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan
review, verifikasi dan evaluasi dengan metode portofolio,Asesmen
Kompetensi
5. Subkomite kredensial memberikan laporan kepada ketua komite
keperawatan hasil kredensial sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kewenangan klinis.
6. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh subkomite
kredensial kepada ketua komite keperawatan.
7. Ketua komite keperawatan mengajukan permohonan kepada
direktur untuk penerbitan surat penugasan klinis dengan
dilampirkan bahan rekomendasi kewenangan klinis.
RUMAH SAKIT IDENTIFIKASI AWAL PASIEN
UMUM
KERTAYASA
NO.DOKUMEN NO. REVISI Halaman
02 01 00 001 0 2/3
NEGARA