OLEH :
RIFYAL FATHUR RAMADHAN
NIM. 1604015169
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK LAMBAT URAI
(SLOW RELEASE) TERHADAP PERTUMBUHAN JENIS
MANGROVE BAKAU (Rhizophora mucronata) PADA
KEGIATAN RESTORASI HUTAN MANGROVE
DI KELURAHAN MARGOMULYO
BALIKPAPAN BARAT
OLEH
RIFYAL FATHUR RAMADHAN
NIM: 1604015169
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
i
ii
2023
iii
iv
v
ABSTRAK
Rifyal Fathur Ramadhan. Pengaruh Penggunaan Pupuk Lambat Urai (Slow
Release) Terhadap Pertumbuhan Jenis Mangrove Bakau (Rhizophor mucronata)
Pada kegiatan Restorasi Hutan Mangrove di Kelurahan Margomulyo Balikpapan
Barat( Dibawah bimbingan Dr. Ir. Ibrahim, M.P. dan Ir. Darul Aksa, M.P.).
Mangrove merupakan tumbuhan yang hidup di sepanjang pesisir pantai dan
muara sungai, yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kerusakan mangrove
yang ada di Indonesia terjadi cukup masif dan cepat, terbukti bahwa ± 3 dekade
hampir 50% telah mengalami kerusakan. Untuk itu perlu dilakukan revegetasi
mangrove secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan pupuk slow release terhadap pertumbuhan tanaman mangrove
(Rhizhopora mucronata) dan mengetahui perubahan sifat kimia tanah sebagai
akibat proses penambahan pupuk slow release. Pengamatan pertumbuhan tanaman
dilakukan selama 3 bulan efektif, dan pengambilan sampel tanah dilakukan pada
sebelum dan sesudah penanaman hal ini untuk mengetahui perubahan sifat kimia
tanah sebagai akibat proses penambahan pupuk slow release. Pengaruh
penggunaan pupuk slow release pada lahan basah yang juga mengalami pasang
surut air laut masih belum terlihat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
tinggi maupun diameter mangrove (Rhizopora mucronata), Perlakuan
menggunakan slow release cukup berpengaruh terhadap penurunan kadar
keasaman pH H₂O dimana terjadi penurunan kadar keasaman di setiap perlakuan,
sementara pada kadar C-Organik terjadi penurun namun masih dalam status
tinggi, pada kadar K-Tersedia juga terjadi kenaikan kadar K-Tersedia walaupun
nilai awalnya sudah termasuk sangat tinggi, beda halnya dengan KTK terjadi
penurunan nilai KTK pada setiap perlakuan.
Kata Kunci : Mangrove, Pupuk Slow Realese, Pertumbuhan, Sifat Kimia Tanah
vi
ABSTRACT
Rifyal Fathur Ramadhan. Effect of Slow Release Fertilizer Use on the Growth
of Mangrove Mangrove (Rhizophor mucronata) Species in Mangrove Forest
Restoration Activities in Margomulyo Village, West Balikpapan (Under the
guidance of Dr. Ir. Ibrahim, M.P. and Ir. Darul Aksa, M.P.).
Mangroves are plants that live along the coast and river estuaries, which are
influenced by tides. Mangrove damage in Indonesia occurs quite massive and fast,
proven that ± 3 decades almost 50% has been damaged. For this reason, it is
necessary to actively revegetate mangroves. This study aims to determine the
effect of the use of slow release fertilizer on the growth of mangrove plants
(Rhizhopora mucronata) and to determine changes in soil chemical properties as a
result of the addition of slow release fertilizer. Observations of plant growth were
carried out for 3 effective months, and soil sampling was carried out before and
after planting this to determine changes in soil chemical properties as a result of
the process of adding slow release fertilizer. The effect of using slow release
fertilizer on wetlands that also experience tides is still not visible to increase plant
growth in height and diameter of mangroves (Rhizopora mucronata), the
treatment using slow release is quite influential in reducing the acidity of pH H₂O
where there is a decrease in acidity levels in each treatment, while at C-Organic
levels there is a decrease but still in high status, at K-Available levels there is also
an increase in K-Available levels even though the initial value is already very
high, unlike the CEC there is a decrease in CEC values in each treatment.
Keywords: Mangrove, Slow Realese Fertilizer, Growth, Soil Chemical Properties
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabat hingga akhir zaman.
Selama proses penyelesaian penyusunan skripsi, penulis banyak
mendapatkan arahan dan bimbingan dari bapak dan ibu dosen serta dari berbagai
pihak lainnya. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir Ibrahim, M.P selaku dosen pembimbing I dan bapak Ir. Darul
Aksa, M.P, M.Sc. selaku dosen pembimbing II dan dosen penasehat akademik
yang telah memberikan waktu, tenaga dan fikirannya dalam memberikan
bimbingan kepada penulis sejak awal hingga pada penulisan serta
penyelesaian skripsi.
2. Bapak Kiswanto, S.Hut., M.P., Ph.D selaku dosen penguji I dan Bapak Prof.
Dr. Ir. Marlon Ivanhoe Aipassa, M.Agr selaku dosen penguji II yang telah
memberikan kritik dan saran, serta koreksi dan saran yang sangat membantu
dalam penyelesaian skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut.,M.P. selaku Dekan Fakultas
Kehutanan Universitas Mulawarman.
4. Bapak Dr. Yuliansyah S.Hut, M.P. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Kehutanan Universitas Mulawarman.
5. Kedua orang tua saya Bapak H.Mansyah.A dan Ibu Marsitah yang dengan
sabar memotivasi dan membantu saya dalam menyelesaikan studi saya dan
adik saya Alif sebagai penyemangat saya.
6. Mbak Fenny Putri Mariani Sofyan S.Hut, Bang Ferdi S.Hut yang telah banyak
membantu dan memotivasi dalam mengerjakan penelitin ini.
viii
7. Teman Laboratorium Tanah saya Oky Septiaji S.Hut ,Dian S.Hut, Kak Nia
Nurjanah S.Hut yang banyak membantu penulis dalam mengerjakan dan
menyelesaikan penelitian.
8. Anak-anak Laboratorium Tanah Ayunda, Siti, Sarah, Fira,Anisa dan
semuanya yang tidak bias saya sebutkan satu-persatu.
9. Seluruh teman-teman dari angkatan 2016 yang telah melalui perjuangan
bersama dalam memberikan motivasi dan sumbangan pikiran kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat NBR (Next Baru Rencana) Nasir, Risal, Nana, Fradi,
Rico,Rido, Rahmania, Sri, Gea, Inoy, Pras, Dan Dio yang telah membantu dan
selalu hadir dalam senang dan susah untuk penulis dalam menyelesaikan
tulisan ini.
11. Bapak Gesang dan Ibu Rina selaku pengelola tempat penelitian saya yang
sangat banyak membantu dan mendukung saya.
12. Bapak Heri selaku pendamping saya melakukan penelitian.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT, Amin.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bias bermanfaat untuk
pihak-pihak yang memerlukan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
H A L A M A N J U D U L ........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN................Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK.............................................................................................iv
ABSTRACT..........................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................xii
I. PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.........................................................................3
1.3 Hasil yang Diharapkan.................................................................3
x
2.15 Sejarah Mangrove Margomulyo................................................12
xi
DAFTAR TABEL
Pelaksanaan Penelitian............................................................19
xii
DAFTAR GAMBAR
perlakuan.............................................................................31
xiii
1
I. PENDAHULUAN
Kerusakan hutan mangrove yang ada di Indonesia terjadi cukup masif dan
cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eddy et al., (2015) bahwa pada 2
sampai 3 dekade ini hampir 50% dari total mangrove di Indonesia telah hilang,
dari sekitar 6,7 juta ha tinggal menjadi sekitar 3,2 juta ha. Pulau Jawa dan Bali
merupakan pulau dengan kerusakan paling besar yaitu sekitar 88%.
Sebelumnya kedua pulau ini memiliki sekitar 171.500 ha, namun saat ini
tinggal sekitar 19.577 ha.
Menurut Hafizh et al., (2013), zonasi mangrove juga terbagi menjadi 3 tipe
zonasi:
a. Zona I atau zona dekat dengan laut ditumbuhi oleh Rhizopora
apiculata dengan kisaran salinitas 25 – 30%.
b. Zona II atau zona tengah ditumbuhi olehjenis Scyphiphora
hydropillaceae dengan kisaran salinitas 23 – 27%.
c. Zona III belakang atau zona lebih dekat ke arah daratan ditumbuhi
oleh jenis Lumnitzera litorea dengan kisaran salinitas 21 – 27%.
langsung oleh tingkatan tropik yang lebih tinggi dan akhirnya dilepaskan ke
dalam kolom air melalui autolisis dari sel-sel mati (Kushartono, 2009).
Sifat kimia tanah Hemic Haplosaprist bergantung pada KTK dan KB yang
menjadi penentu kemasaman tanah dan ketersediaan hara bagi tanaman sehingga
menjadi indikator kesuburan tanah. KTK merupakan banyaknya ion positif yang
dapat dipertukarkan oleh tanah terhadap akar tanaman sehngga unsur hara
menjadi tersedia untuk tanaman. Satuan hasil pengukuran KTK adalah
milliequivalen kation dalam 100 g tanah atau me kation 100 g-1 tanah. Makin
tinggi KTK, makin banyak kation yang dapat ditariknya. Tinggi rendahnya KTK
tanah ditentukan oleh kandungan liat dan bahan organik dalam tanah (Nursanti et
al., 2023).
Besarnya KTK tanah tergantung pada tekstur tanah, tipe mineral liat tanah,
dan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kadar liat atau tekstur semakin
halus maka KTK tanah akan semakin besar. Demikian pula pada kandungan
8
bahan organik tanah, semakin tinggi bahan organik tanah maka KTK tanah akan
semakin tinggi(Angga A.D, 2023).
a. Rhizophora apiculata
Spesies ini umumnya tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan
tergenang pada saat pasang normal. Rhizophora apiculata tidak menyukai substrat
yang keras (dengan komposisi pasir yang tinggi). Tingkat dominasi jenis ini dapat
mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi. Spesies ini tumbuh
dengan baik pada perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air
tawar yang kuat secara permanen.
b. Rhizophora mucronata
Rhizophora mucronata tumbuh pada areal yang sama dengan Rhizophora
apiculata tetapi lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan pasir. Pada
umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada pematang sungai pasang
surut dan di muara sungai. Jenis ini jarang sekali tumbuh pada daerah yang jauh
dari air pasang surut.
c. Rhizophora stylosa
Rhizophora stylosa tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang
surut dengan substrat lumpur, pasir dan batu. Tumbuh baik pada pematang sungai
pasang surut, spesies ini merupakan jenis pionir di lingkungan pesisir atau pada
bagian daratan dari suatu ekosistem mangrove. Satu jenis relung khas yang bisa
ditempatinya adalah tepian mangrove pada pulau dengan tipe substrat karang.
9
Selain dari pada hasil kayu, ekosistem mangrove juga memiliki sumber hasil
hutan bukan kayu seperti: buah mangrove yang memiliki potensi untuk menjadi
sumber pangan baru terkhusus bagi masyarat pesisir (Rahim dan Wahyuni, 2017).
Manfaat lainya dari ekosistem mangrove ialah bisa dijadikan sebagai tempat
ekowisata dengan menikmati formasi dan susunan hutan mangrove, keberadaan
satwa liar, dan juga pembangunan track trailI di dalam kawasan hutan mangrove
(Kustanti, 2011).
Kerusakan alami terjadi karena peristiwa alam seperti adanya angin topan
atau badai dan iklim kering berkepanjangan yang menyebabkan akumulasi kadar
garam dalam tanaman. Sedangkan kerusakan yang terjadi akibat tekanan
masyarakat atau ulah manusia disebabkan karena banyaknya aktifitas manusia
disekitar kawasan hutan mangrove yang berakibat pada perubahan karakteristik
fisik dan kimiawi disekitar habitat mangrove. Sehingga tempat tersebut tidak lagi
sesuai bagi kehidupan dan perkembangan flora dan fauna hutan mangrove (Ario
et al., 2016).
Selain itu kerusakan karena ulah manusia adalah pemanfaatan kayu
mangrove untuk berbagai keperluan, pembuatan tambak, pemukiman, industri,
dan sebagainya (Ario et al., 2016).
digunakan untuk tujuan ini, yaitu: Avicennia spp, Sonneratia spp, dan Rhizophora
mucronata. Dua jenis pertama dipilih karena kemampuannya yang sangat baik
untuk stabilisasi sedimen lumpur melalui sistem perkarannya yang ekstensif. R.
mucronata juga memiliki akar yang rapat meskipun jenis perakarannya berbeda.
Pencucian hara dalam tanah dengan kapasitas daya simpan yang rendah
menyebabkan rendahnya produksi tanaman dan terkontaminasinya air tanah. Oleh
karena itu dibutuhkan teknologi pupuk yang memiliki kelarutan yang rendah
namun dapat menyediakan hara pada tanaman. Pupuk lambat urai (slow release)
merupakan pupuk dengan kelarutan hara yang rendah dan dapat menyediakan
hara secara gradual (terus-menerus) untuk waktu yang panjang. Dengan low
release, efisiensi penyerapan hara akan tinggi dan kehilangan hara akibat
pencucian akan rendah (Sagala D, 2018).
mangrove ini merupakan hasil pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Balikpapan untuk dijadikan kawasan konservasi tanaman bakau.
Selain itu, hutan ini juga dapat dijadikan sarana edukasi dan pembelajaran,
terbukti saat dibangun sekolah berwawasan mangrove persis di depan lokasi
tersebut, yakni SMA Negeri 8 Balikpapan. Sekolah ini menjadikan mangrove
tersebut sebagai simbol pada lambang sekolahnya. Ada beragam kegiatan yang
diselenggarakan, seperti mengembangkan produk batik yang terinspirasi dari
hutan mangrove dan membentuk relawan mangrove yang terdiri dari sekitar 100
siswa-siswi untuk membersihkan lingkungan mangrove dari sampah.
3.1 Tempat
1 2 3 4 5
1 Studi Pustaka
Penelitian
3 Pembuatan Plot
4 Penanaman
5 Pengamatan
Skripsi
2. Parameter Pengamatan
Data yang dikumpulkan terdiri dari 2 sumber utama:
a. Data yang berhubungan dengan sifat kimia lahan tanam. Data-data tersebut
ialah: pH, Kapasitas Tukar Kation (KTK), C-Organik dan K-tersedia.
b. Data yang berhubungan dengan pertumbuhan vegetasi yang ditanam,
meliputi riap tinggi dan riap diameter tanaman.
No Perlakuan Keterangan
4. Langkah Kerja
a. Studi Pustaka
b. Orientasi Lapangan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati dan mempelajari keadaan lokasi
penelitian sekaligus mengumpulkan informasi-informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan pendukung pelaksanaan penelitian.
PERSENTASE HIDUP
70%
60%
50%
Series1
40%
30%
20%
10%
0%
A0 A1 A2
1. pH H₂O
Paramete
No Perlakuan r
pH H₂O
Awal Status Akhir Status
1 A0 4,10 SM 4,12 SM
2 A1 4,35 SM 4,55 AM
3 A2 4,25 SM 4,43 AM
Keterangan : A0: Kontrol, A1: Perlakuan menggunakan Slow Release, A2:
Perlakuan Menggunakan NPK, SM: Sangat Masam, M: Masam,
AM: Agak Masam. Sumber: (LPT, 1983)
0.04
0.03 Series1
0.02
0.01
0.00
A0 A1 A2
2. C-Organik
No Perlakuan Parameter
C-Organik %
Awal status Akhir Status
1 A0 4,02 T 3,58 T
2 A1 4,02 T 3,90 T
3 A2 4,18 T 3,97 T
Keterangan : A0: Kontrol, A1: Perlakuan menggunakan Slow Release, A2:
Perlakuan Menggunakan NPK, T : Tinggi. Sumber:(LPT, 1983)
Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat terjadi penurunan kadar C-Organik disetiap
perlakuan dimana perlakuan A0 turun dari 4,02% menjadi 3,58%, sedangkan
perlakuan A1 turun dari 4,02% menjadi 3,90%, dan pada perlakuan A2 turun dari
4,18% menjadi 3,97%. Penurunan kadar C-Organik terbesar terjadi pada
perlakuan A0. Penurunan pada kadar C-Organik tidak terlalu signifikan pada
setiap perlakuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas dimana semua statusnya
berada pada kelas Tinggi. Hal ini dikarnakan plot penelitian yang berada pada
lahan yang memiliki vegetasi mangrove yang masih cukup banyak.
C-organik tanah terbentuk melalui beberapa tahapan dekomposisi bahan
organik. Status C- organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal
seperti jenis tanah, curah hujan, suhu, masukan bahan organik dari biomasa di atas
tanah, proses antropogenik, kegiatan pengelolaan tanah, dan kandungan CO2 di
atmosfer (Hairiah et al., 2003)
Berikut merupakan persentase perubahan kadar C-Organik sesudah di beri
pelakuan:
30
3. K-Tersedia
No Perlakuan Parameter
K-Tersedia (ppm)
Awal status Akhir Status
1 A0 104,08 ST 109,67 ST
2 A1 121,71 ST 223,44 ST
3 A2 166,49 ST 178,18 ST
Keterangan : A0: Kontrol, A1: Perlakuan menggunakan Slow Release, A2:
Perlakuan Menggunakan NPK, ST : Sangat Tinggi. Sumber: (LPT,
1983)
Dari table 6 diatas dapat dilihat terjadi peningkatan kadar K-Tersedia pada
setiap perlakuan, pada perlakuan A0 terjadi peningkatan dimana nilai awal dari
104,08 ppm menjadi 109,67 ppm, peningkatan cukup signifikan juga terlihat pada
perlakuan A1 dimana nilai awal dari 121,71 ppm meningkat menjadi 223,44
31
ppm, sedangkan pada perlakuan A2 terjadi sedikit peningkatan dari nilai awal
yang semula 166,49 ppm naik menjadi 178,18 ppm. Kenaikan yang terjadi pada
kadar K-Tersedia tidak terlalu berpengaruh pada status dapat dilihat pada tabel
diatas dimana status awal kadar K-Tersedia sudah sangat tinggi. Kenaikan kadar
yang cukup tinggi pada perlakuan A1 merupakan salah satu parameter pengaruh
dari pemberian pupuk slow releaseter yang lambat larut.
Untuk meningkatkan ketersediaan kalium di dalam tanah dan efisiensi
penyerapan kalium oleh tanaman, maka tindakan pemupukan sangat diperlukan.
Pemupukan yang dilakukan sangat efektif apabila dilakukan dengan cara
pengelolaan hara terpadu yaitu dengan menerapkan pemupukan anorganik yang
dipadukan dengan pemberian pupuk organik (kaya et al., 2014).
Berikut merupakan persentase kenaikan dan penurunan K-Tersedia pada
setiap perlakuan sesudah di beri pelakuan:
KTK merupakan banyaknya ion positif yang dapat dipertukarkan oleh tanah
terhadap akar tanaman sehngga unsur hara menjadi tersedia untuk tanaman.
Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 g tanah
atau me kation 100 g-1 tanah. Makin tinggi KTK, makin banyak kation yang
dapat ditariknya( Sahfitra, 2023).
32
No Perlakuan Parameter
KTK
Cmol/kg
Awal Status Akhir Status
1 A0 16,12 R 10,01 R
2 A1 14,38 R 12,10 R
3 A2 15,88 R 14,60 R
Keterangan : A0: Kontrol, A1: Perlakuan menggunakan Slow Release, A2:
Perlakuan Menggunakan NPK, R : Rendah. Sumber: (LPT, 1983)
Dari table 7. diatas dapat dilihat terjadi penurunan nilai KTK pada setiap
perlakuan dimana pada perlakuan A0 terjadi penurunan nilai dari 16,12 Cmol/kg
mengalami penurunan menjadi 10,01 Cmol/kg, sementara pada perlakuan A1
mengalami penurunan nilai KTK dari 14,38 Cmol/kg mengalami penurunan nilai
menjadi 12.10 Cmol/kg, penurunan pada perlakuan A2 juga terjadi dimana nilai
awal KTK sebelum penanaman 15,88 Cmol/kg turun menjadi 14,60 Cmol/kg.
Bohn et al. (2005) menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi nilai
KTK tanah adalah kandungan humus tanah dan jenis mineral liat. Tanah yang
didominasi oleh fraksi oksida-hidrat Al dan Fe biasanya memiliki muatan negatif
yang rendah pada permukaan koloid (Sposito, 2010), sehingga nilai KTK tanah
biasanya rendah.
Berikut merupakan perbandingan hasil analisis kadar K-Tersedia sebelum
dan sesudah di beri pelakuan:
5.1 . Kesimpulan
5.2 . Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,L.(2004).DasarNutrisiTanaman.RinekaCipta.Jakarta.80hln.
Ario, R., Subardjo, P., & Handoyo, G. (2016). Analisis Kerusakan Mangrove Di
Pusat Restorasi Dan Pembelajaran Mangrove (PRPM), Kota Pekalongan.
Jurnal Kelautan Tropis, 18(2), 64–69. https://doi.org/10.14710/jkt.v18i2.516
Eddy, S., Mulyana, A., Ridho, M. R., & Iskandar, I. (2015). Degradasi Hutan
Mangrove Di Indonesia. Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan, 1(3), 240–
254.
Fajar, A., Oetama, D., & Afu, A. (2013). Studi Kesesuaian Jenis untuk
Perencanaan Rehabilitasi Ekosistem Mangrovedi Desa Wawatu Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia,
03(12), 164–176.
Hafizh, I., Koenawan, C. J., Pi, S., Si, M., Yandri, F., Pi, S., Si, M., Kelautan, P.
I., Ilmu, F., Hafizh, I., Koenawan, C. J., Pi, S., Si, M., Yandri, F., Pi, S., &
Si, M. (2013). Provinsi Kepulauan Riau Study of Mangrove Zone At Gisi
Village Tembeling Village Subdistrict of Bintan Regency of Riau Island
Province.
Hairiah, K., Utami, S. R., Lusiana, B., & Noordwijk, M. van. (2003). Neraca Hara
Dan Karbon Dalam Sistem Agroforestri. Neraca Hara Dan Karbon Dalam
Sistem Agroforestri, 109–127.
Hamzah, M., Kalembang, E., Fitriani, D. A., Astuti, D., & Fertilizer, S. R. (2019).
Pembuatan Granul Slow Release Fertilizer Menggunakan Lateks-Kitosan
Sebagai Bahan Binder. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied
Chemistry), 7(1), 12–19.
Indah, R., Jabarsyah, A., & Laga, A. (2003). Perbedaan substrat dan distribusi
jenis mangrove (studi kasus : hutan mangrove di kota tarakan). Jurnal
36
kaya, eizabeth, Budidaya, J., & Fakultas, P. (2014). Pengaruh Pupuk Organik
Dan Pupuk Npk Terhadap Ph Dan K-Tersedia Tanah Serta Serapan-K,
Pertumbuhan, Dan Hasil Padi Sawah (Oryza SATIVA L). Buana Sains,
14(2), 113–122.
Mahmud Lasibani dan Eni Kamal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, S., &
Studi Pesisir dan Kelautan, P. (2010). Pola Penyebaran Pertumbuhan
“Propagul” Mangrove Rhizophoraceae Di Kawasan Pesisir Sumatera Barat.
Jurnal Mangrove Dan Pesisir X, 1, 33–38.
Nursin, A., Wardah, & Yusran. (2014). Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Zonasi
Hutan Mangrove di Desa Tumpapa Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi
Moutong. Warta Rimba, 2(1), 17–23.
Sifat, B., & Tanah, K. (2020). C-organik Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
Sumatera Utara : Status dan C-organik Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
Sumatera Utara : Status dan Hubungan dengan Beberapa Sifat Kimia Tanah
Soil Organic Carbon in North Sumatra Oil Palm Plantation : Status and .
June. https://doi.org/10.21082/jti.v43n2.2019.157-165
37
Silahooy, C. (2008). Efek Pupuk KCl dan SP-36 Terhadap Kalium Tersedia ,
Serapan Kalium dan Hasil Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L .) pada
Tanah Brunizem. Buletin Agronomi, 36(2), 126–132.
Siringoringo, H. H., Penelitian, P., Batu, J. G., & Box, P. (2014). Peranan penting
pengelolaan penyerapan karbon dalam tanah (. C, 175–192.
Variation, T., Capacity, E., & Saturation, B. (2023). Variasi Kapasitas Tukar
Kation ( KTK ) Dan Kejenuhan Basa ( Kb ) Pada Tanah Hemic Haplosaprist
Yang Dipengaruhi Oleh Pasang Surut Di Pelalawan Riau.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
39
40
41
42
43
44
Tahun 2009
Tahun 2012
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2020
Tahun 2021
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
1990 254 264 115,4 74 437,6 156,4 149,3 121,7 221 214,2 145 167
1991 151 161 239 130 379 113 17 48 29 82 278 194
1992 42 43 22 130 217 172 152 84 221 166 149 133
1993 88 188 165 125 229 194 88 117 102 125 132 221
1994 319 - 243 380 230 249 75 45 42 144 96 318
1995 194,8 - 89,9 296 178 330 335,5 201 217,5 - 406,8 -
1996 264,6 335 250 152,8 254 228 79 269 159 254 - -
1997 283,2 413,4 157,4 147,4 105,4 82,6 46,6 8 4 56,5 127,7 187
1998 15,3 2,5 - 110,8 176,2 363,3 147,9 187,9 121,3 241,2 220,8 339
1999 184,6 286,8 217,4 180,4 170,5 121,3 129,8 203,7 226,5 281,6 - 264,2
2000 163,1 267,2 275,8 147,5 249,4 279,4 116,2 101 - - - 168,7
2001 158,4 - 288,3 157,5 220,1 109,7 86,7 26,4 167,7 134,1 - 112,1
2002 169,4 63,6 284,4 - 130 165,3 77,4 32,7 73,5 138,1 101,7 181,9
2003 250,1 157,9 417,3 135,7 - - - 95,6 - - - -
2004 339,7 224,3 401,6 384,8 367,6 55,4 100,1 - 171,7 2,1 280,9 245,6
2005 200,7 83,9 215,4 345,3 199,4 98,6 271 145,4 94,1 345,6 284,4 347,9
2006 212,8 207,4 234 148,1 220,7 180,8 13,1 97,5 109 69,6 138,5 110
2007 306,8 220,4 260,3 339,7 112,3 213,4 278,5 133,5 208,3 181,4 188,7 141,2
2008 207,6 194,4 206,7 259,4 50,9 205,2 268,6 147,7 153,4 215,4 501,2 349,7
2009 166,1 58,9 283,9 314,8 186,5 42,9 157,8 123,5 98,5 232,3 201,6 205
2010 176,7 157,2 150,9 222 210,3 340,4 258,3 164 230,6 235,9 206,8 224
2011 261,9 173,2 233,9 331,6 287,4 95,2 238,1 124,2 131,9 218,4 196,7 244,3
48
2012 326,9 213,6 258,1 370,5 152 171,1 138,6 140 109,9 116,6 293,4 220,3
2014 257,2 197,2 315,2 126,1 277,2 169,1 83,5 81,3 53 97 307,1 467,5
2015 346,3 146,6 198,8 380,3 229,2 258,3 154,5 57,6 - 76,5 70,4 198,4
2016 157,8 102,8 117,5 382,7 243,7 157,8 170,8 101,1 266,8 184,9 292,4 355,6
2017 162,5 140,8 88,1 341,6 310,8 315,3 164 237,4 106,5 151,6 219,8 222,3
2018 217,7 97,8 155,5 182,1 508,4 198,4 125,2 50,7 127,4 152,9 126,9 58,6
2019 107,1 20,1 198,6 142,7 198,7 264,6 52,7 63,4 47,5 197,4 131,5 401,7
2020 212,8 207,4 234 148,1 112,3 213,4 278,5 133,5 283,9 314,8 186,5 42,9
2021 186,5 42,9 157,8 123,5 98,5 166,1 58,9 283,9 314,8 140 109,9 116,6
2022 200,7 83,9 215,4 345,3 50,9 205,2 268,6 147,7 153,4 152 171,1 138,6
2023 163,1 267,2 275,8 147,5 124,2 131,9 - - - - - -
RATA-
170.8 198.2 198.1 193.9 221.1 214.3 120.9 117.7 104.4 145.0 178.5 209.8
RATA
49
Hasil Analisa
No Parameter Methode Satuan A (Awal) A (Akhir)
0 1 2 0 1 2
1 pH H2O (1 : 2.5) Electrode - 4.10 4.35 4.25 4.12 4.55 4.43
2 pH. KCl 1N (1 : 2.5) - 3.85 4.20 4.50 4.85 5.25 5.55
3 Kation Basa (NH4-OAc) pH 7
Ca++ AAS meq/100gr 3.51 5.92 3.90 1.95 2.86 3.51
Mg++ AAS meq/100gr 2.33 2.32 2.36 2.25 2.30 2.32
Na+ AAS meq/100gr 3.86 3.81 3.87 3.71 3.77 3.86
K+ AAS meq/100gr 4.61 1.47 5.00 1.81 2.89 4.72
4 KTK Hitung meq/100gr 16.12 14.38 15.88 10.01 12.10 14.60
5 Al+++ Titrasi meq/100gr 0.88 0.36 0.36 0.00 0.00 0.00
6 H+ Titrasi meq/100gr 0.93 0.50 0.40 0.29 0.29 0.19
Walkley and
7 C. Organik % 4.02 4.02 4.18 3.58 3.90 3.97
Black
8 K2O Tersedia (Bray 1) AAS Ppm 104.08 121.71 166.49 109.67 223.44 178.18
50
RIWAYAT HIDUP
Kanak – kanak Belibis Loa Janan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Negeri 12 Loa Janan dan lulus
Pertama Negeri 1 Loa Janan dan lulus pada tahun 2013. Setelah itu melanjutkan
ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Loa Kulu dan lulus pada tahun 2016. Pada
5. Panitia Liga Fahutan dan Malam Keakraban Fahutan (MKF) pada tahun
2018;
6. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 45 pada tahun 2019 di Desa
Timur;
7. Peserta Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tahun 2020 di Hutan
Riset Ilmu Tanah dan Nutrisi Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman