Anda di halaman 1dari 12

PERAN DINAS PERDAGANGAN BIDANG METROLOGI

LEGAL DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM


MENCEGAH KECURANGAN PENGGUNAAN ALAT UKUR,
TAKAR, TIMBANGAN DAN PERLENGKAPANNYA (UTTP)
DI KOTA PAREPARE

Oleh

SRI HERANY ANSYAR


2020203860202027

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Akhir


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Dinas Perdagangan bidang


Metrologi Legal dan Perlindungan Konsumen dalam mencegah kecurangan
penggunaan alat UTTP di Kota Parepare. Adanya resiko kecurangan pada
timbangan yang mungkin terjadi, melanggar Undang-undang No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Untuk melindungi kepentingan umum terkait
jaminan kebenaran, hasil pengukuran dan mencegah terjadinya kecurangan
pada alat ukur, dilakukan pelayanan tera dan tera ulang terhadap alat ukur dan
timbangan oleh pemerintah dalam hal ini UPTD Metrologi Legal di bawah
naungan Disperindag Kota Parepare. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan adanya kegiatan tera/tera
ulang dan sosialisasi, serta pengawasan rutin memberikan dampak positif
sehingga sejak 2017 Kota Parepare selalu tertib ukur.
Kata kunci: Pelayanan kemetrologian, Alat UTTP, Perlindungan Konsumen,
Tera Ulang

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of the Department of Trade
in the field of Legal Metrology and Consumer Protection in preventing
fraudulent use of UTTP tools in Parepare City. The risk of fraud on the scales
that may occur, violates the Law Number 8 of 1999 concerning Consumer
Protection. To protect the public interest related to the guarantee of truth,
measurement results and prevent fraud on measuring instruments, tera and re-
tera services are carried out on measuring instruments and scales by the
government in this case the Legal Metrology Unit under the auspices of the
Disperindag of Parepare City. This research uses a qualitative approach with a
descriptive type. Data collection techniques were carried out by means of
interviews, observation and documentation. By carrying out tera / retera
activities and socializing, as well as routine supervision, it has had a positive
impact so that since 2017 Parepare City has always been in orderly measured.
Keywords: Metrological services, The Measuring Instruments, measure,
weights and equipment, Consumer protection, re-tera
PENDAHULUAN

Persaingan usaha yang semakin ketat dan kebutuhan ekonomi yang semakin
meningkat, membuat beberapa pedagang melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, walaupun dengan cara yang curang.
Termasuk dengan mengakali alat timbangannya sehingga isi dan atau bobot
barang tidak sebagaimana mestinya. Hal ini akan merugikan konsumen, padahal
berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
telah dinyatakan bahwa konsumen memiliki hak untuk memilih dan
mendapatkan barang dan jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan. Maka, informasi dan kondisi yang jujur dan benar mengenai
barang menjadi hal yang penting.

Untuk melindungi kepentingan umum terkait jaminan kebenaran, hasil


pengukuran dan mencegah terjadinya kecurangan pada alat ukur, dilakukan
pelayanan tera dan tera ulang terhadap alat ukur dan timbangan oleh pemerintah
setempat. UPTD Metrologi Legal di bawah naungan Disperindag Kota Parepare
melakukan tera ulang timbangan untuk tertib ukur setiap satu tahun sekali di
pasar tradisional maupun kios pedagang sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang No. 2 tahun 1981 tentang tera ulang. Jadi tera ulang ini bersifat wajib
dilakukan setiap tahun untuk peneraan UTTP yang dimiliki pedagang. Hal ini
dilakukan untuk menjamin keakuratan ukuran yang dipersyaratkan serta
melindungi konsumen saat bertransaksi.

Pemerintah Kota Parepare telah menargetkan Rp 75 Juta PAD (Pendapatan Asli


Daerah) sebagai realisasi dari kegiatan tera ini yang bukan tantangan mudah bagi
Metrologi legal. Saat dilakukan pengawasan, masih ditemukan banyak
timbangan tidak tertanda tera sah yang digunakan untuk bertransaksi.
Kebanyakan pedagang juga belum memahami pentingnya tera/ tera ulang
tersebut menyebabkan ada beberapa pedagang yang kurang respon ataupun
menghindari peneraan sehingga harus didatangi berkali-kali, bahkan tidak jarang
tim didampingi pihak berwajib harus melakukan tindakan tertentu apabila
pedagang tidak kooperatif.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian


ini adalah bagaimana peran Dinas Perdagangan bidang Metrologi Legal dan
Perlindungan Konsumen dalam mencegah kecurangan penggunaan alat UTTP di
Kota Parepare. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peran Dinas
Perdagangan bidang Metrologi Legal dan Perlindungan Konsumen dalam
mencegah kecurangan penggunaan alat UTTP di Kota Parepare. Hasil kajian ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan apresiasi terhadap peran
penting Metrologi Legal dalam terciptanya tertib ukur sehingga dapat
mewujudkan tertib niaga dan perlindungan konsumen. Sehingga kecurangan
dalam ukuran, takaran, dan timbangan dapat dicegah.

Untuk menelaah peran Dinas Perdagangan dalam mencegah kecurangan


penggunaan alat UTTP di Kota Parepare, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan model
penelitian kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data wawancara, observasi
dan dokumentasi.
PEMBAHASAN

Balai Metrologi Legal Dinas Perdagangan Kota Parepare melaksanakan


pelayanan tera/ tera ulang dan pengawasan kemetrologian secara rutin setiap
satu kali dalam satu tahun. Pelayanan kemetrologian dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu pelayanan di kantor Dinas Perdagangan, sidang tera/tera
ulang ke pasar (pelayanan di titik tertentu yang mudah diakses atau diketahui
oleh pedagang di pasar), pelayanan tera/tera ulang di pusat toko-toko emas,
serta kunjungan ke lokasi tertentu di mana alat UTTP tidak dapat dipindahkan
seperti SPBU.

Kegiatan tera/ tera ulang di Pasar Lakessi, yang merupakan pasar terbesar di
Kota Parepare membutuhkan waktu 3 hari di empat lokasi yang berbeda, yaitu
bagian depan pasar, belakang pasar, bagian kanan, dan bagian kiri pasar.
Mekanismenya, para pedagang akan dibagikan undangan sidang tera, pedagang
membawa timbangannya untuk ditera di lokasi pelayanan tera, kemudian tim
penera melakukan peneraan pada alat UTTP, apabila terdapat kerusakan pada
timbangan tim reparasi juga dapat melakukan perbaikan. Waktu pelayanan tera
biasanya dibuka dari jam 08:30 sampai 15:00.

Timbangan meja atau timbangan pegas adalah timbangan yang paling umum
digunakan oleh pedagang di Pasar Lakessi. Selain pengoperasiannya mudah,
timbagan pegas yang kapasitasnya mulai 5 kg sampai 50 kg, rata-rata
digunakan untuk menimbang sayuran dan ikan. Sementara yang menggunakan
timbangan elektronik adalah pedagang buah, daging dan sembako. Pedagang
yang timbangannya telah ditera wajib membayar retribusi sesuai dengan jenis
timbangannya. Adapun untuk retribusi pelayanan tera menurut Peraturan
Daerah Kota Parepare No. 2 Tahun 2012 untuk timbangan pegas dikenakan Rp
5.000 hingga Rp 15.000. Bagi pedagang yang menggunakan timbangan
elektronik dikenakan tarif Rp 150.000.
Untuk liter atau takaran kering
dikenakan tarif Rp 2.500.

Menurut pengamatan penulis, masih


banyak pedagang yang tidak merespon
undangan tera yang telah dibagikan,
padahal lokasi dan waktu sidang tera
sudah tercantum jelas dalam undangan tersebut. Metrologi legal juga sudah
membagi pedagang berdasarkan areanya dan menetapkan lokasi yang strategis,
yakni di tengah-tengah untuk

Gambar 1 Kegiatan tera/tera ulang alat UTTP di memudahkan pedagang mengakses


Pasar Lakessi Kota Parepare
pelayanan tera. Jadi seharusnya tidak ada alasan bagi pedagang untuk
menghindari sidang tera.

Beberapa hal yang membuat kegiatan tera tidak efektif adalah banyaknya
pedagang yang menghindar dengan alasan tidak ada yang menjaga lapak,
padahal waktu yang diberikan cukup lama dan pedagang dapat bergantian
dengan tetangga lapaknya. Selain itu, di
beberapa bagian masih belum sempat
dijangkau karena pasar telah bubar sebelum
waktu pengawasan.

Menurut pengamatan penulis, kegiatan tera


di pusat toko emas Jl. Lasinrang bertepatan
di depan Toko Emas Madya lebih cepat karena pedagang emas merespon baik
kegiatan tera yang diadakan oleh Disperindag ini dan mereka dengan cepat
tanggap membawa timbangannya setelah
diberi undangan, berbeda dengan pedagang
di pasar yang harus didatangi berkali-kali.
Gambar 2 Kegiatan tera/tera ulang alat
UTTP di pusat toko emas Jl. Lasinrang
Peran penting seksi penyuluhan dan pengawasan kemetrologian sangat
diperlukan dalam mengedukasi pedagang akan pentingnya tera dan tera ulang
timbangan untuk melindungi konsumen dari kecurangan. Bukan hanya bagi
konsumen, jaminan kepastian pengukuran juga dapat menghindari pedagang
dari kerugian dalam bertransaksi jika ternyata angka timbangan justru kurang
dari semestinya.

Menurut Pengawas Muda Kemetrologian Dinas Perdagangan, Syaria dalam


sosialisasi diperlukan cara-cara yang persuasif sehingga pedagang merasa
diajak, juga diberikan penjelasan yang mudah dimengerti supaya pedagang
paham pentingnya tera/ tera ulang timbangan. Menurutnya, selain pedagang,
pembeli juga harus diedukasi agar cerdas dalam memilih pedagang. Mereka
harus bisa membedakan timbangan yang telah ditera dan belum ditera.

Menurut keterangan Pengawas Muda Kemetrologian Dinas Perdagangan, Abu


Sopyan, jika ada pedagang yang melakukan ketidakjujuran dalam menimbang,
maka dilakukan pembinaan terlebih dahulu, jika berulang maka takaran dan
timbangan akan disita.

‫َو َاِقْيُم وا اْلَو ْز َن ِباْلِقْس ِط َو اَل ُتْخ ِس ُروا اْلِم ْيَز اَن‬

“Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi


timbangan itu.”

Melalui ayat ini, Allah memerintahkan penyempurnaan (isi) takaran dan


timbangan dengan adil. Dan menyatakan bahwa siapa saja yang tanpa
kesengajaan terjadi kekurangan pada takaran dan timbangannya, tidak mengapa
karena tidak disengaja. Mewujudkan ekonomi yang berbasis Islam berada di
tangan pemerintah sebagai kewajiban secara kelembagaan. Fardu kifayah ini
sangat terkait dengan kemaslahatan umum yang mencakup pada dharuriyat dan
hajiyyat. Oleh karena itu, pemerintah sebagai khalifah memiliki kewajiban
untuk mewujudkan ekonomi berbasis syariah salah satunya dengan mengawasi
takaran dan timbangan.

Gambar 3 Pengawasan alat UTTP yang tidak bertanda tera sah pada usaha Laundry

Pelaksanaan peyuluhan dan pengawasan merupakan upaya melaksanakan


amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi legal. Seperti
pada kegiatan pegawasan pada usaha laundry yang rata-rata menggunakan
timbangan elektronik, masih terdapat banyak yang belum tertanda tera sah
walaupun kondisinya bagus, namun tetap tidak sesuai dengan standar dan
aturan pemerintah karena belum pernah dilakukan peneraan. Kegiatan
peneraandan tera ulang ini bertujuan untuk melindungi kepentingan umum
dengan adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban
dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode
pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.

Kegiatan ini memeberikan dampak positif, Menurut Kepala Bidang Metrologi


Legal dan Perlindungan Konsumen, kasus kecurangan timbangan minim
terjadi, karena memang rutin diadakan sosialisasi dan sejak 2017 Kota Parepare
selalu tertib ukur. Selain pasar lakessi, kegiatan tera juga diadakan di pasar
lainnya, seperti Pasar Senggol, Cempae, Pasar Sumpang, Pasar Wekke’e, dan
SPBU. Untuk toko-toko emas, usaha Jasa Pengiriman dan Laundry yang
tersebar di Kota Parepare, mereka dengan mandiri membawa timbangannya
untuk di tera di Unit Pelayanan Metrologi di Dinas Perdagangan Kota Parepare.
PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: peran Metrologi Legal Dinas


Perdagangan dalam melaksanakan kegiatan tera/tera ulang, sekaligus
melakukan penyuluhan dan pengawasan sangat penting dalam mencegah
kecurangan penggunaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.
Tera/tera ulang sangat bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian
pengukuran pada alat UTTP yang digunakan dalam bertransaksi.

Selama pelaksanaan kegiatan Praktik


Pengalaman Lapangan (PPL) di Dinas
Perdagangan Kota Parepare, saya
memperoleh banyak pengetahuan
melalui pengalaman terlibat dalam
kegiatan tera/tera ulang timbangan
bersama Metrologi Legal dan
Perlindungan Konsumen. Sebelumnya,
hanya menjadi pertanyaan dibenak saya saat berbelanja di pasar apakah
timbangan yang digunakan pedagang telah sesuai dan tidak mencurangi saya.
Namun, dengan ikut serta dalam kegiatan tera/tera ulang ini saya menjadi tahu
cara menilai timbangan yang sesuai standar dan pedagang yang menaati aturan.
Dengan begitu, saya juga bisa mengedukasi orang-orang terdekat untuk menjadi
konsumen cerdas.

Saya juga sangat mengapresiasi tugas berat tim Metrologi Legal dan
Perlindungan Konsumen, yang turun lapangan walaupun dengan cuaca panas
yang ekstrem dan tetap sabar menghadapi perilaku beberapa pedagang yang
keras kepala dan tidak mau dinasehati. Semoga pekerjaannya selalu diberkahi,
dimudahkan dan dilindungi oleh Allah swt.
BIODATA PENULIS

Sri Herany Ansyar, lahir pada 28 Maret 2002 di Kota


Parepare, Sulawesi Selatan. Merupakan anak kedua
dari dua bersaudara dari pasangan Ansyar Labo. S.H.,
M.Si. dan Hj. Jawahira. Berjenis kelamin perempuan.
Penulis berkebangsaan Indonesia dan bergama Islam.
Tinggal di Jl. Kijang, Kelurahan Labukkang,
Kecamatan Ujung, Kota Parepare. Beberapa
pengalaman pendidikan formal penulis diantaranya:

1. TK Islam Bandar Madani Parepare


2. SD Negeri 5 Parepare (Lulus Tahun 2014)
3. SMP Negeri 2 Parepare (Lulus Tahun 2017)
4. SMA Negeri 1 Model Parepare (Lulus Tahun 2020)
Saat ini menempuh pendidikan Jenjang S1 Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Parepare.
DAFTAR PUSTAKA

Noviani, Noviani (2019) Sistem pelayanan kemetrologian oleh Dinas


Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya (Studi di pasar kahayan
Palangka Raya). Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.
Putra, Zulkarnaen Eka (2018) PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS ADANYA
PENGURANGAN BERAT BERSIH TIMBANGAN YANG DILAKUKAN OLEH
PELAKU USAHA. S1 thesis, Universitas Mataram.
Randa, Yuszally Akhmad (2017) PENGAWASAN PASAR RAYA SOLOK
SEBAGAI PASAR TERTIB UKUROLEH TIM RAZIA DAN TIM TERA/TERA
ULANG ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA
(UTTP) PEMERINTAH KOTA SOLOK. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Asmadia, Tesi (2020) Peran Pemerintah Daerah dalam Mengawasi Takaran
dan Timbangan dari Perspektif Ekonomi Syariah. Al-Masharif: Jurnal Ilmu
Ekonomi dan Keislaman, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/76552/perda-kota-pare-pare-no-2-
tahun-2018
https://dinasperdagangan.pareparekota.go.id/bidang-metrologi-legal-dan-
pemberdayaan-konsumen

Anda mungkin juga menyukai