Anda di halaman 1dari 13

TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI TIMBANGAN YANG DI

LAKUKAN OLEH PEDAGANG TEMBAKAU

( Studi di desa dawuhan kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo)

CRIMINAL ACTS OF FRAUD THROUGH WEIGHING PERFORMED


BY TOBACCO TRADERS
(Study in dawuhan village, Krejengan district, Probolinggo regency)

ABSTRAK

Perbuatan tindak pidana penipuan adalah tindakan yang merugikan orang lain yang dapat
dipidana dengan pidana sebagaimana diatur dalam KUHP pasal 378. Seiring dengan
perkembangan zaman, muncul berbagai cara baru dan modus penipuan, salah satunya adalah
pengurangan beban bersih pada timbangan yang dilakukan oleh para pedagang dalam
penimbangan barang dagangannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah
pandangan kepada masyarakat tentang bagaimana modus yang dilakuakan beserta
penanganan dari pihak terkait, perihal tindak pidana penipuan melalui timbangan.

Permasalahan dalam penelitian ini meliputi bagaimana modus dan niat yang digunakan oleh
pedagang untuk menipu korbannya melalui timbangan, dan bagaimana dinas metrologi dan
polisi menangani tindakan kriminal ini. Penulis memperoleh informasi dan data dengan
metode penelitian pendekatan Yuridis Empiris di Desa Dawuhan, Kecamatan Krejengan,
Kabupaten Probolinggo.

Hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa tindak pidana penipuan melalui timbangan
yang dilakukan dengan cara mengurangi beban bersih timbangan dengan menambah beban
pada bagian bawah timbangan. Faktor terjadinya tindakan tersebut yaitu tekanan keuangan,
yang ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan melakukan tindakan
mengurangi beban bersih pada timbangan tanpa memperdulikan hak-hak konsumen.Dapat
disimpulkan bahwa pelaku usaha telah mengabaikan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen Pasal 7, khususnya kewajiban pelaku usaha. Dan melanggar
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal Pasal 27 ayat (1).

Kata Kunci : Penipuan dan Kecurangan krejengan Pada Timbangan


ABTRACT

The act of criminal fraud is an act that harms other people which can be punished
with a crime as stipulated in the Criminal Code article 378. Along with the times, various
new methods and modes of fraud have emerged, one of which is reducing the net weight on
the scales carried out by traders in weighing merchandise. This study aims to provide views
to the public about how the mode of action is carried out, including handling from related
parties, regarding criminal acts of fraud through weighing.
The solutions in this study cover how the modus operandi and intentions are used
by traffickers to deceive their victims through weighing scales, and how the metrology
service and the police handle this crime. The author obtained information and data using a
juridical-empirical research method in Dawuhan Village, Krejengan District, Probolinggo
Regency.
The results of this study can be said that the criminal act of fraud through weighing
is carried out by reducing the net weight of the scale by increasing the load on the bottom of
the scale. The occurrence of these actions is a factor of financial pressure, who want to get a
bigger profit by taking action to reduce the net burden on the scales without regard to
consumer rights. It can be said that business actors have ignored Law Number 8 of 1999
concerning Consumer Protection Article 7, especially the obligations of business actors. And
violates Law Number 2 of 1981 concerning Legal Metrology Article 27 (1).
Keywords :Fraud and Cheating Krejengan on Scales
PENDAHULUAN mengambil suatu kebijakan dibidang
perekonomian antara lain untuk menaikkan
A. Latar Belakang harga suatu barang pokok, kebijakan ini
Perdagangan merupakan sektor jasa yang memberikan dampak negatif bagi para pelaku
menunjang kegiatan ekonomi dalam usaha sehingga memicu para pelaku usaha
masyarakat maupun antarbangsa. Perdagangan bersaing dan memutar otak untuk mencari
sangat vital perannya oleh negara-negara keuntungan yang sebanyak mungkin dengan
berkembang seperti Indonesia untuk modal yang sangat minim.
meningkatkan pelaksanaan pembangunan
Kenyataan dilapangan berbanding terbalik
ekonomi secara berkesinambungan,
tidak semua pelaku berlaku jujur dalam
meningkatkan pelaksanaan pembangunan
menimbang, ada yang dengan usaha sengaja
nasional guna mewujudkan pemerataan
melebihkan barang yang ditimbang dengan
pembangunan beserta hasil-hasilnya serta
cara memasang alat pemberat tambahan secara
untuk memelihara kemantapan stabilitas
diam-diam pada bagian bawah timbangan dan
nasional.
konsumen tidak mengetahui adanya
Persaingan antara pelaku usaha dengan kecurangan yang dilakukan oleh pedagang
pelaku usaha yang lain dalam bidang sehingga pihak konsumen merasa sangat
perdagangan, untuk memperoleh sebuah dirugikan.Dalam undang-undang nomor 2
keuntungan seringkali menggunakan cara yang tahun 1981 tentang metrologi legal telah diatur
salah caranya yakni dengan berbuat curang bahwa alat ukur apapun harus dilakukan
Dengan mengurangi berat bersih pada kalibrasi dalam setahun sekali. Kalibrasi
timbangan atau memodifikasi timbangan adalah merupakan proses verifikasi bahwa
secara diam-diam maka keuntungan pelaku suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
usaha akan meningkat sedangkan yang sangat rancangannya. Kalibrasi biasanya dilakukan
dirugikan adalah pihak konsumen, dengan dengan membandingkan suatu standar yang
demikian dapat dikatakan bahwa pelaku usaha terhubung dengan standar nasional. Dijelaskan
telah melanggar kewajiban pelaku usaha bahwa alat ukur, takar, dan timbangan dan
sehingga mengakibatkan hak-hak konsumen perlengkapan wajib ditera atau ditera ulang,
terabaikan. Di daerah saya mayoritas dibebaskan dari tera atau tera ulang, syarat-
penduduknya adalah seorang petani atau buruh syaratnya harus dipenuhi. Alat-alat ukur, takar,
tani terutama petani tembakau, pendapatan timbangan yang tidak memenuhi syarat yang
terbesar mereka sebagai petani atau buruh tani, telah ditentukan sehingga tidak
di mana antara pelaku usaha dan konsumen dapatdiperbaiki lagi maka perlu dirusak untuk
setiap musimnya melakukan trensakasi jual menghindari kemungkinan akan dipakai dan
beli tembakau. Perekonomian yang mulai tidak dijual kembali sehingga akan merugikan orang
stabil mengakibatkan pemerintah indonesia
lain.1Oleh karena itu tata cara perusakan alat- Berdasarkan uraian yang telah
alat ukur, takar, timbangan dan dikemukakan diatas, maka penulis berinisiatif
perlengkapannya yang menyangkut untuk melakukan penelitian hukum yang akan
pelaksanaan teknis dan khusus maka diangkat dalam penulisan karya ilmiah skripsi
pengaturannya ditetapkan oleh Mentri dengan denganjudul TINJAUAN YURIDIS
memperhatikan undang-undang yang berlaku. SOSIOLOGIS TINDAK PIDANA
PENIPUAN MELALUI TIMBANGAN
Pegawai yang berhak menera ulang berhak
YANG DILAKUKAN OLEH PEDAGANG
juga untuk menjustir alat-alat tersebut yang
TEMBAKAU (Studi di Desa Dawuhan
diajukan untuk ditera atau ditera ulang apabila
Kecamatan Krejengan Kabupaten
ternyata belum memenuhi syarat-syarat yang
Probolinggo).
telah ditentukan2pekerjaan menjustir yang
dapat dikerjakan dengan mudah dan tidak Rumusan Masalah
memerlukan banyak waktu, dan karenanya 1. Bagaimana modus operandi dan motif
memungkinkan pegawai yang berhak menera tindak pidana penipuan melalui
ulang untuk melakukannya Pemasangan alat- timbangan yang dilakukan oleh
alat baru atau tambahan pada alat-alat ukur, pedagang tembakau di DesaDawuhan
takar, timbang dan atau perlengkapannya yang Kecamatan Krejengan Kabupaten
sudah ditera atau sudah ditera ulang akan Probolinggo?
mempengaruhi keasliannya dan juga akan 2. Bagaimana penanganan pihak kantor
memungkinkan adanya penyimpangan- metrologi dan pihak
penyimpangan dari syarat-syarat teknis. kepolisianterhadap tindak pidana
Berhubung dengan adanya penambahan ini, penipuan melalui timbangan yang
maka alat tersebut diperlakukan sebagai tidak dilakukan oleh pedagang tembakau di
ditera atau tidak ditera ulang. Desa Dawuhan Kecamatan Krejengan

Dengan demikian pelaku usaha telah Kabupaten Probolinggo?

melanggar Undang-undang Nomor 2 tahun


1981 tentang Metrologi legal dimana dalam
pasal 27 ayat 1

1
1. Undang-Undang NO. 2 Tahun 1981 Tentang
metrologi Legal Pasal 14 ayat 1, dilihat di
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47034/
uu-no-2-tahun-1981 diakses pada hari senin 15
maret 2021.
2
Undang-Undang no.2 tahun 1981 Tentang
Metrologi Legal Pasal 15, dilihat di
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47034/
uu-no-2-tahun-1981 diakses pada hari senin 15
maret 2021.
Tujuan Penulisan B. METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai
dalam penelitian ini,yaitu: Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan yuridis sosiologisyaitu penelitian
1. Untuk mengetahui modus operandi yang dilakukan ditempat atau terjadinya
dan motif tindak pidana penipuan permasalahan- permasalahan. Dalam
melalui timbangan yang dilakukan penelitian ini penulis meneliti, mengkaji,
oleh pedagang tembakau di Desa danmelakukan observasi langsung kelapangan.
Dawuhan Kecamatan Krejengan Yang bertujuan untuk mencari, melihat secara
Kabupaten. langsung perilaku dan kebiasaan manusia
2. Untuk mengetahui sistem penanganan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
pihak kantor metrologi danpihak penelitian yang Penelitian bermasyarakat.
kepolisian terhadap tindak pidana dilakukan penulis tetap mengedepankan
penipuan melalui timbangan yang di pembahasan secara yuridis dimana sebelum
lakukan oleh pedagang tembakau di melakukan pembahasan penulis akan
desa Dawuhan kecamatan Kabupaten berpedoman pada peraturan yang dijadikan
Probolinggo. dasar untuk menganalisis gejala hukum yang
Manfaat Penulisan timbul kemudian hasil pembahasan tersebut
1. Manfaat akademis akan diarahkan pada aspek sosiologis.

a. Untuk dapat menambah ilmu 2. Lokasi penelitian


pengentahuan pada umum nya dan
Dawuhan Kecamatan Krejengan
ilmu hukum tentang pidana
Kabupaten Probolinggo sebagai lokasi
penipuan timbangan yang di
penelitian. Penulis memilih lokasi tersebut
lakukan oleh pedagang tembakau.
dikarenakan tersedianya data- data yang sangat
b. sebagai sarana untuk
diperlukan penulis dengan permasalahan
mengembangkan pemikiran bagi sehinggadiharapkan mampu menjawab
penulis. permasalahan yang telah di urai kan.
2. Manfaat praktisi
3. Sumber data
Diharapkan dapat menambah
a. Data primer
ilmu pengetahuan dan masukan
melakukan penelitian, yaitu dengan
pemikiran dibidang ilmu
cara wawancara dan penelitianlapangan
hukum.
mencari fakta-fakta yang terkait.
b. Data sekunder pemuda bahkan orangtua pun ikut serta di
dalamnya.
Ada yang erat kaitannya dengan data
primer yang bersifatmenunjang sehingga Untuk prasarana yang menunjang
saling membantu dalam memahami data pendidikan di desa tersebut juga dibangun
primer, penulis menggunakan buku-buku, beberapa gedung sekolahan seperti gedung
jumal, majalah, internet, artikel, data-data sekolah PAUD, gedung sekolah TK, gedung
lainnya yang berhubungan dengan topik Sekolah Dasar (SD), gedung Sekolah
pembahasan. Menengah Pertama (SMP), dan gedung
Sekolah Menengah Atas (SMA).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Profil Lokasi Penelitian Masyarakat Desa Dawuhan tidak
Desa Dawuhan merupakan Desa yang hanya focus terhadap pertanian tembakau,
terletak di pusat Pemerintahan Kecamatan misalnya kalau sudah musim padi jadi petani
Krejengan Kabupaten Probolinggo dan secara padi dan musim tembakau baru jadi petani
administratif batas-batas Desa Dawuhan tembakau.
adalah sebagai berikut :
Musim menanam padi pada awal
Sebelah Utara : Desa Gebangan musim penghujan, yaitu sekitar bulan Oktober,
dan dipanen sekitar bulan Januari untuk musim
Sebelah Selatan : Desa Sokaan
panen pertama, kemudian masih pada musim

Sebelah Timur : Desa Sokaan penghujan ditanami padi untuk dipanen pada
bulan April sebagai musim panen padi yang
Sebelah Barat : Desa Kedung Caluk
kedua.

Mayoritas penduduk di desa Dawuhan


2. Modus Operandi dan Motif Tindak
penganut agama islam, dimana kegiatan
Pidana Penipuan Melalui Timbangan
keagamaan sangat domanan di Desa ini,
seperti tadarus, majlis taklim, muslimat Para petani di Desa Dawuhan menjual

fatayat, istighosah dan lain lain. Prasarana tembakau dengan berbagai cara, ada yang

untuk kegiatan tersebut biasanya di masjid dan dijual daunnya, ada yang dijemur terlebih

di mushollah. dahulu kemudian dijual ke pedagang atau


disebut juga tengkulak. Dalam hal ini di desa
Selain aktif dibidang keagamaan
Dawuhan sendiri terdapat dua tengkulak,
masyarakat desa Dawuhan juga aktif di bidang
pertama, tengkulak yang memiliki kartu tanda
keolahragaan seperti sepakbola, futsal, volly,
anggota pabrik (KTA) biasanya mengambil
badminton, dan akhir akhir ini ada olahraga
tembakau dari petani di Dawuhan dan kedua,
gobak sodor yang menghiasi kegiatan malam
tengkulak yang tidak memiliki kartu tanda
anggota pabrik, biasanya melakukan
pembelian dan pembelian tersebut transaksi sebagaimana tercantum dalam pasal 32 ayat 1
penjualan melalui kepercayaan antara petani bahwa :
dan tengkulak. Namun cara pembelian dari
“Barangsiapa melakukan perbuatan
kedua tengkulak tersebut berbeda, dengan
yang tercantum dalam Pasal 25, Pasal 26,
pembayaran dilakukan secara tunai atau
Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-Undang ini
bertahap tergantung kesepakatan kedua belah
dipidana dengan pidana penjara paling lama
pihak dan kualitas tembakau.
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.
Sistem Perdagangan Tembakau 1.000.000,- (satu juta rupiah)”.

a. Sebuah perdagangan Dalam tata niaga Dapat pula disimpulkan bahwa pelaku
tembakau terdapat praktik usaha telah melanggar Undang-Undang
perdagangan curang dan tidak adil Nomor 8 Tahun 1981 tentang metrologi legal
yang terlihat dalam aturan main dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
pembelian tembakau yang dilakukan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
oleh masing-masing kelompok Nomor 8 Tahun 1999 (selanjutnya disingkat
tengkulak dengan berbagai cara. sebagai UUPK).
b. Penarikan sampel terlalu banyak
Modus atau cara yang dilakukan
dilakukan oleh pabrik dan para
tengkulak/pedagang yaitu dengan cara
pedagang melakukannya tidak sama
mengurangi berat bersih pada timbangan
dengan yang dilakukan pabrik.
merupakan sebuah tindak pidana penipuan
c. Pemotongan berat timbangan
karena telah memenuhi unsur-unsur tindak
tembakau sebagai potongan yang
pidana penipuan yaitu :
terlalu besar. Penetapan harga yang
dilakukan oleh petani pembeli 1. Barang siapa
cenderung sepihak dan memberikan 2. Dengan maksud
patokan harga yang tidak sesuai 3. Untuk menguntungkan diri sendiri
dengan harga tembakau yang atau orang lain secara melawan
sebenarnya. hukum
4. Dengan penggunaan nama palsu,
Pasal 27 ayat 1 Undang-undang
martabat palsu, tipu muslihat,
Nomor 2 Tahun 1981 tentang metrologi legal
rangkaian kebohongan
menjelaskan bahwa dilarang memasang alat
5. Menggerakkan/membujuk orang
ukur, alat penunjuk atau alat lain selain alat
lain untuk menyerahkan barang
ukur, ukur atau timbang yang telah dikalibrasi
sesuatu kepdanya, atau supaya
atau yang telah ditera ulang dan barang siapa
member hutang maupun
yang melanggar dipidana dengan pidana
menghapus piutang.
Dengan kata lain, pasal 378 KUHP memiliki banyak utang atau biasanya banyak
menjabarkan definisi penipuan sebagai tagihan.
tindakan yang dilakukan untuk
2. Peluang
menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan jalan melawan hukum. Peluang merupakan kondisi atau
situasi yang memungkinkan seseorang
A. Motif Tindak Pidana Penipuan
melakukan dan menutupi suatu tindakan yang
Melalui Timbangan
tidak jujur. Peluang sering berasal dari
Di dalam kriminologi dikenal adanya kurangnya pengendalian internal.
beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk
Motif atau faktor lainnya yang
menganalisis permasalahan-permasalahan
mempengaruhi terjadinya tindak pidana
yang berkaitan dengan kejahatan dan Faktor-
penipuan tersebut adalah sebagai berikut:
faktor penyebab timbulnya kejahatan dalam
teori Kriminologi yaitu a. Tekanan ekonomi

1) Lingkungan keluarga Latar belakang masalah ekonomi ini


2) Pengaruh sosial merupakan salah satu faktor penyebab
3) Faktor ekonomi timbulnya suatu kejahatan adalah kejahatan-
4) Dampak urbanisasi dan industrial kejahatan yang menyangkut harta benda,
5) Pengaruh media komunikasi dan kekayaan, dan perniagaan atau hal-hal yang
informasi sejenisnya. Kejahatan-kejahatan ini terjadi
karena adanya tekanan ekonomi dimana
Penipuan merupakan sesuatu yang
rakyatnya berada dalam kemiskinan.
digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan
keuntungan secara tidak adil dari orang lain. Dalam kriminologi, ada beberapa teori
Tindakan curang tersebut meliputi yang dapat digunakan untuk menganalisis
kebohongan, penyembunyian kebenaran, masalah yang berkaitan dengan kejahatan.
muslihat dan kelicikan, dan tindakan tersebut Teori-teori tersebut pada hakikatnya berusaha
sering mencakup pelanggaran kepercayaan, untuk mengkaji dan menjelaskan hal-hal yang
Sebab-sebab terjadinya tindak pidana penipuan berkaitan dengan pidana dan kejahatan, namun
adalah sebagai berikut : dalam menjelaskan hal tersebut tentunya
terdapat hal-hal yang berbeda antar teori yang
1. Tekanan
satu dengan yang lainnya.
Tekanan adalah motivasi untuk
melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa
tekanan ekonomi atau keuangan, seperti gaya
hidup yang berada di luar kemampuan atau
B. Penanganan Pihak Kantor bantuan kepada instansi Pemerintah
Metrologi dan pihak Kepolisian yang melakukan Pengawasan dan
Terhadap Tindak Pidana Penipuan pengamatan dalam bidangnya masing-
Melalui Timbangan masing yang ada hubungannya dengan
pengukuran,penakaran dan atau
Metrologi Legal adalah ilmu
c. Pegawai tersebut pada ayat (1) pasal
mengukur secara luas dan mengelola satuan
ini berhak melakukan penyegelan, dan
ukuran, metode pengukuran dan alat ukur
atau penyitaan barang yang dianggap
tentang persyaratan teknis dan peraturan
sebagai barang bukti
berdasarkan undang-undang yang bertujuan
d. Pegawai tersebut pada ayat (1) pasal
untuk melindungi kepentingan umum dalam
ini dapat melaksanakan tugasnya di
hal kebenaran pengukuran. Penyidikan yang
tempat-tempat tersebut pada Pasal 25
dilakukan oleh Dinas Metrologi terhadap
Undang-undang ini dalam waktu
tindak pidana penipuan melalui pengembangan
tebuka untuk umum
yaitu sebelum penyidikan, dinas Metrologi
e. Pegawai tersebut pada ayat (1) pasal
telah melakukan penyuluhan, pembinaan
ini dapat melaksanakan tugasnya
dalam pelaksanaan tera ulang secara periodic
antara pukul 06.00 sampai pukul 18.00
(berkata) dilakukan setahun sekali. Dalam
waktu setempat di tempat-tempat yang
jangka waktu satu tahun, Dinas Metrologi
tidak boleh dimasuki umum, yang
tidak akan melakukan pengendalian ulang atau
seluruhnya atau sebagian dipakai
pengawasan kecuali ada pengaduan dari atas
sebagai tempat yang dimaksud dalam
masyarakat atau atas permintaan masyarakat.
Pasal 25 Undang-undang ini
Pembinaan dan pengawasan yang f. Jika dalam waktu tersebut pada ayat
dilakukan oleh PPNS Metrologi tertuang (4) dan ayat (5) pasal ini pegawai yang
dalam pasal 36 UU Metrologi Legal yang melakukan penyidikan tidak
berbunyi : diperkenankan masuk, maka mereka
masuk dengan bantuan penyidik
a. Pegawai instansi Pemerintah yang
Kepolisian Republik Indonesia
ditugasi dalam pembinaan Metrologi
g. Penyidikan dilakukan menurut
legal yang melakukan pengawasan dan
tatacara yang ditentukan oleh hukum
pengamatan diwajibkan menyidik
Acara Pidana yang berlaku
tindak pidana yang ditentukan dalam
Undang-undang ini.
b. Instansi pemerintah yang ditugasi
1. Proses penanganan
dalam pembinaan Metrologi legal
a. Pihak Kepolisian
dalam melaksanakan tugas tersebut
dalam ayat (1) pasal ini dapat meminta
Proses penanganannya yang dilakukan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
pihak kepolisian apabila tertangkap tangan diperlakukan sebagai tidak ditera atau
melakukan tindak pidana dan ada laporan tidak ditera ulang.
pengaduan dari korban itu diproses secara
Sehingga dapat dilaksanakan proses
hukum yang dilakukan oleh penyidik Polri.
penyidikan secara langsung PPNS ( Penyidik
Mengenai tindakan pidana penipuan pihak
Pegawai Negeri Sipil ) Metrologi. Bahwa alat
kepolisian mengacu pada pasal 378 KUHP
ukur, takar, dan timbang dan perlengkapannya
yang mengatur sebagai berikut:
wajib ditera atau ditera ulang, dibebaskan dari
“Barang siapa dengan maksud hendak tera atau tera ulang, syarat-syaratnya harus
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dipenuhi. Alat-alat ukur, takar, timbang yang
dengan melawan hak, baik dengan memakai tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan
nama palsu, baik dengan akal dan tipu sehingga tidak dapat diperbaiki lagi maka
muslihat maupun dengan karangan-karangan perlu dirusak untuk menghindari
perkataan bohong, membujuk orang supaya kemungkinan akan dipakai dan dijual kembali
memberikan suatu barang, membuat utang sehingga akan merugikan orang lain. Maka
atau menghapuskan piutang,dihukum karena tata cara pengrusakan alat-alat ukur, takar dan
penipuan, dengan hukuman penjara selama- timbang dan perlengkapannya yang teknis dan
lamanya empat tahun.” khusus maka pengaturannya menyangkut
pelaksanaan ditetapkan oleh Mentri dengan
b. Kantor metrologi
memperhatikan peraturan perundang-
Sedangkan proses penanganan yang undangan yang berlaku. Apabila memang
dilakukan pihak kantor dengan yang dilakukan benar pelaku usaha melanggar Undang-
pihak kepolisian Metrologi sama khususnya undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang
sesuai dengan pasal 36 Undang-undang nomor Metrologi Legal pasal 27 ayat 1 dan 2, dapat
2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang dikenakan sanksi pidana yaitu penjara selama-
disebabkan pelaku usaha telah melanggar lamanya 1 (tahun) dan atau denda setinggi-
Undang-undang nomor 2 tahun 1981 tentang tingginya RP. 1.000.000,- ( satu juta rupiah )
Metrologi Legal pasal 27 ayat 1 dan 2 yang
Peranan antara kantor Metrologi dan
berbunyi sebagai berikut:
pihak Kepolisian sangat penting karena kedua
1) Dilarang memasang alat ukur, alat instansi tersebut sudah diberi wewenang oleh
penunjuk atau alat lainnya sebagai pemerintah untuk menjaga kepentingan
tambahan pada alat-alat ukur, takar atau masyarakat. Metrologi merupakan mengelola
timbang yang sudah ditera atau yang satuan-satuan ukuran, metode-metode
sudah ditera ulang. pengukuran dan alat-alat ukur yang
2) Alat-alat ukur, takar atau timbang yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan
diubah dengan cara sebagaiamana berdasarkan undang-undang yang bertujuan
melindungi kepentingan umum dalam hal
kebenaran pengukuran. Dan kantor Metrologi
juga setiap tahun melakukan pengawasan dan
penyidikan secara pereodik, petugas yang
diberi wewenang untuk melakukan
penyidikan adalah PPNS ( Penyidik Pegawai
Negeri Sipil ) metrologi. Jadi sudah jelas
bahwa kalau terjadi tindak pidana yang
berhubungan dengan alat ukur, takar, dan
timbang adalah tugas dari kantor metrologi
karena mempunyai tujuan melindungi
kepentingan umum dalam hal kebenaran
pengukuran.

Peranan pihak kepolisian dalam tindak


pidana penipuan melalui ini juga sangat
penting karena polisi merupakan aparat yang
diberi wewenang oleh pemerintah untuk
menjaga keamanan, melindungi masyarakat,
dan menyelesaikan setiap masalah yang ada
dimasyarakat tanpa membeda-bedakan atau
memihak sama siapapun. Jadi polisi harus
bersikap tegas dalam menyelesaikan setiap
masalah yang terjadi di masyarakat kalau
memang terbukti salah dimata hukum sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
hgyudtdwUIYY JYIGFIYGFIU

Anda mungkin juga menyukai