Anda di halaman 1dari 23

BIOFARMASETIKA

&
FARMAKOKINETIKA

pt. Siti Muliani Julianty, S.Farm., M.Farm

UNIVERSITAS TJUT NYAK


DHIEN
MEDAN
P E N G A N TA R
FA R M A KO K I N E T I K A

2
1 Absorpsi

2 Distribusi
FA R M A K O K I N E T I K A

3 Metabolisme

4
ABSORPSI
Proses senyawa obat dipindahkan dari tempat
absorpsinya ke dalam sirkulasi sistemik.
Proses ini tergantung pada karakteristik tempat
absorpsi, aliran darah di tempat absorpsi, sifat fisiko-
kimia obat dalam karakteristik (Bentuk sediaan)
Berbagai bentuk sediaan obat dengan cara
pemberiannya, menentukan tempat absorpsi obat.
Terdapat tujuh macam mekanisme absorpsi obat,
tetapi pada umumnya dikelompokkan menjadi 2 yaitu
mekanisme difusi pasif dan transport aktif/transport
dengan fasilitas
MEKANISME DIFUSI PASIF
Difusi aktif merupakan bentuk transport
lintas membran yang proses
perpindahan zatnya dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah (tidak
melawan gradien konsentrasi), oleh
sebab itu proses transport pasif tidak
menggunakan energi pada proses
pelaluannya
Penembusan membran biologis secara
difusi pasif dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
Difusi pasif melalui pori (cara
penyaringan)
Difusi dengan cara melarut dalam
lemak penyusun membran
Difusi pasif dengan fasilitas
Difusi pasif melalui pori
(Cara Penyaringan)

Penembusan air terjadi karena


adanya perbedaan tekanan
hidrostatik atau osmotik; semua
senyawa yang berukuran cukup
kecil dan larut dalam air dapat
melewati kanal membran.
Difusi pasif dengan cara melarut
dalam lemak penyusun membran

Bila molekul semakin larut lemak, maka koefisien


partisinya semakin besar dan difusi transmemran
terjadi lebih mudah. Kebanyakan zat aktif
merupakan basa atau asam organik, maka dalam
keadaan terlarut sebagian molekul berada dalam
bentuk terionkan dan sebagian dalam bentuk tak
terionkan. Hanya fraksi zat aktif yang terionkan
dan larut dalam lemak yang dapat melalui
membran dengan cara difusi pasif
Difusi pasif dengan fasilitas
 Pada difusi pasif dengan fasilitas molekul obat
membentuk kompleks dengan suatu molekul
pembawa dalam membran, yang bersifat mudah
larut dalam lemak, sehingga dengan mudah
bergerak menembus membran
 Pada sisi membran yang lain komples akan terurai
melepas molekul obat dan molekul pembawa
bebas kembali ke tempat semula
 Pembawa dapat berupa enzim atau ion yang
muatannya berlawanan dengan muatan molekul
obat
 Penembusan obat ke dalam membran biologis
dapat berjalan dengan cepat bila ada katalisator
enzim dan ukuran bentuk kompleks cukup kecil
Mekanisme absorpsi obat melalui
difusi pasif dipengaruhi oleh:
pKa obat
pH tempat absorpsi
 fraksi obat yang tidak terionkan
Contoh yang mempengaruhi laju
absorpsi sebagai akibat dari faktor
ionisasi adalah aspirin
Aspirin bersifat asam, dalam
lambung dengan pH rendah,
berada dalam bentuk yang tidak
terionkan sehingga absorpsi aspirin
cepat
MEKANISME TRANSPOR
AKTIF
Proses transpor aktif sama seperti
difusi terfasilitasi yang membutuhkan
pembawa, namun transpor aktif
membutuhkan energi untuk bergerak
dari konsentrasi yang rendah menuju
konsentasi yang lebih tinggi
Bebrapa kriteria yang harus dipenuhi oleh molekul
obat agar dapat dinyatakan mempunyai
mekanisme transpor aktif
1. Molekul (senyawa) ditanspor dari daerah yang
mempunyai perbedaan potensial kimia yang rendah
menuju yang lebih tinggi
2. Hasil metabolisme senyawa akan mengganggu
transpor
3. Kecepatan transpor akan mengalami penjenuhan
apabila konsentrasi dari senyawa meningkat
4. Sistem transpor umumnya memperlihatkan struktur
kimia spesifik
5. Senyawa kimia dengan struktur yang hampir sama
akan bekerja sebgai kompetitif inhibitor
Proses absorpsi obat pada
pemberian oral
BIOAVAILABILITAS OBAT
(Ketersediaan Hayati)
Merupakan ukuran laju dan besarnya obat
mencapai sirkulasi sistemik
Parameter Farmakokinetik yang menggambarkan
laju absorpsi adalah ka (tetapan laju absorpsi),
tmaks (waktu obat mencapai konsentrasi puncak)
dan Cpmaks (Konsentrasi obat mencapai
maksimum)
Parameter yang menggambarkan besarnya obat
yang mencapai sirkulasi sistemik adalah AUC (luas
area dibawah kurva) obat dalam plasma dan F
(fraksi dosis terabsorpsi atau tersediaan hayati)
absolut atau relatif
Ketersediaan hayati absolut
(Fabs)
Berkurangnya jumlah obat dikarenakan non
metabolisme lintas pertama dapat
disebabkan oleh pengaruh:
 Formulasi obat antara lain karakteristik pembawa,
pH sediaan, ukuran partikel, perbedaan bentuk
kristal
 Metode pabrikan (granulasi basah dan kering, lama
pengadukan, lama pemanasan, pembentukan
dispersi)
 Karakteristik tempat absorpsi (pH lingkungan,
volume media, luas permukaan tempat absorpsi,
aliran darah dan kecepatan pengosongan lambung)
 Karakteristik obat (kelarutan, disolusi, pKa,
koefisien partisi, habit dan lain – lain)
 Mekanisme absorpsi obat
DISTRIBUSI

Distribusi obat adalah tahapan farmakokinetika


setelah proses absorpsi obat mencapai sirkulasi
sistemik. Obat didistribusikan ke berbagai bagian
tubuh melalui aliran darah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi obat:
 Karakteristik jaringan (aliran darah koefisien partisi,
kelarutannya dalam lemak)
 Status penyakit yang dapat mempengaruhi fisiologi
 Ikatan obat protein
 Besarnya distribusi obat di dalam tubuh duberikan
istilah volume distribusi (Vd).
 Volume distribusi obat adalah volume di mana obat
tersebut terlarut di dalam tubuh..
 Parameter farmakokinetika Vd ini mengaitkan
hubungan antara jumlah obat dalam plasma
dengan konsentrasi obat dalam plasma di, di dalam
praktek Vd dipakai untuk menentukan dosis muatan
(DL)
 Adapun cara untuk menghitung Vd obat adalah
dengan mengukur konsentrasi obat dalam plasma
langsung setelah pemberian (t=0) setelah obat
secara intravena.
METABOLISME

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia


biotransformasi baik zat-zat endogen maupun zat-zat
eksogen yang terjadi secara enzimatik.
Metabolisme obat mempunyai tujuan dasar mengubah
zat dari zat aktif menjadi tidak aktif., dari kurang polar
menjadi polar sehingga dapat dengan mudah dieksresi
melalui urine. Proses metabolisme paling besar terjadi
di hari, meskipun dapat juga di kulit, jaringan, paru-
paru, saluran cerna dan ginjal, proses metabolisme
tersebut terjadi di retikulum endoplasmik, sitosol,
mitokondria, nuclear envelope dan membran plasma
Beberapa faktor yang mempengaruhi
metabolisme obat:
• Kemampuan hati itu sendiri untuk memetabolisme
obat-obat bebas dari plasma secara ireversibel
(Klrirens intrinsik)
• Fraksi obat bebas dalam plasma
• Aliran darah menuju hati
EKSKRESI
Ekskresi obat adalah eliminasi terakhir
obat atau metabolit dari sirkulasi
sistemik melalui ginjal bersama urine,
melalui empedu dan air liur ke dalam
usus bersama tinjak, melalui keringat,
melalui kulit dan air susu ibu. Obat-obat
yang berkurang larut dalam air, sulit
untuk dieksresi melalui jalur tersebut
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai