Anda di halaman 1dari 6

‫بســم هللا الرحمن الرحيم‬

KEPADA APA KAMI MENYERU MANUSIA ?

PENDAHULUAN

Ada beberapa hal, mengapa ketika kita berbicara/menyeru/berdakwah kepada orang banyak
tentang berbagai masalah, tapi tidak sedikit para pendengar jauh dari apa yang kita harapkan ,
kurang memahami terhadap apa yang kita bicarakan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
tolak ukur yang digunakan dari masing-masing kita itu berbeda, sehingga terjadilah perbedaan
pemahaman (Tsaqofah). Atau bisa juga ucapan/ seruan kita tidak jelas/samar dan itu tidak
disadari oleh kita.

DIMENSI DAKWAH DAN TOLAK UKUR

Dasar
kepercayaan
(Aqidah)
Tujuan

Kaidah
Sasaran perbaikan
sosial
Alqur’an
Dimensi Tolak &
dakwah ukur Hadist
Metoda Prinsip umum
hukum
keduniawian

Sarana
Sederet
perintah dan
larangan

Dari flow chart/alur diatas mulai dari dimensi dakwah, kemudian tolak ukurnya adalah kitabullah
(Al Qur’an) yang mengatur banyak aspek mulai dari aspek kepercayaan, sosial, hukum, dan
perintah/larangan lainnya itu menunjukkan bahwa ajaran Islam adalah universal.

1
TUJUAN HIDUP DALAM ALQUR’AN

Ibadah
(Adz Dzaariyaat: 56)

Tujuan Mandat suci/pengorbanan


hidup Dakwah Rela menjual harta dan jiwa
(Al Hajj : 77-78) kepada Allah SWT
( At- Taubah : 111)

Membawa manusia ke jalan


kebenaran, membimbing kejalan
kebaikan, menerangi seluruh
penjuru dunia dengan Islam

Jadi jelas bahwa tujuankita adalah memimpin dunia, dan membimbing manusia kepada ajaran
Islam yang syamil, dimana manusia tidak mungkin menemukan kebahagiaan kecuali bersamanya.
Dakwah pelu adanya pengorbanan , kita korbankan segenap potensi, bahkan harta, dan jiwa untuk
kebaikan dunia dan akherat (At-taubah:111).

KAMI DAN POLITIK

Dakwah politik ikhwanul muslimin :


1. Menyeru kepada Islam
2. Menyeru untuk menjalankan ajaran-ajarannya
3. Menyeru hukum-hukumnya berdasarkan Islam

Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik itu terletak pada kebahagiaan dunia
dan akherat.

SUMBER KEKUATAN TERBESAR

Terkadang kita mendengar bahwa orang sering membanggakan nasab/keturunannya yang erat
kaitannya dengan kehormatan dan kejayaan. Mereka ingin menanamkan rasa bangga dan wibawa
pada diri anak-anak mereka. Padahal tahukah mereka, jika saja mereka menisbatkan
nasab/keturunannya kepada Allah SWT, berarti mereka telah memperoleh semua makna
kehormatan dan wibawa yang diimpikan setiap orang.

“Sesungguhnya kekuatan itu semua hanya bagi Allah.”( An-Nisa : 139)

2
Dengan menisbatkan nasab kepada Allah swt, akan ditemukan makna tersendiri yang hanya
ditangkap/dirasakan oleh mereka sendiri yaitu wacana Iman yang senantiasa penuh dengan
keyakinan akan keberhasilan yang selalu memadati hati dan jiwamu, hingga tak lagi ada
secuilpun rasa takut kepada setiap orang, bahkan kepada segenap alam walaupun semua berdiri
tegak dihadapannya, hendak merampas aqidah dan menodai idiologi.
( Ali Imran : 160, 173)

MIMPI KEMARIN ADALAH KENYATAAN HARI ESOK

Dalam hal ini penegasan mengenai aqidah. Iikhwanul muslimin hidup dengan aqidah mereka.
Mereka mengharapkan kebaikan yang banyak dari aqidah itu, rela mati karenanya, dan hanya
disana mereka menemukan segala impian jiwa impian akan kesenangan, kebahagiaan, kebenaran
dan keindahan. Jika kita telah setuju terhadap prinsip nisbat nasab kepada Allah SWT, maka kita
diharuskan memperhitungkan misi yang dibebankan-Nya, bekerja dengan sungguh-sungguh dan
berkorban sepenuh hati demi menegakkan misi itu.

Misi seorang muslim tertuang dalam firman Allah Qs: Al Hajj: 77-78.
Disini Allah SWT memerintahkan kita untuk melakukan ruku dan sujud serta mendirikan shalat,
intisari ibadah, tiang Islam dan symbolnya yang paling menonjol. Allah juga memerintahkan
untuk menyembah-Nya dan tidak menjadikannya sekutu bagi-Nya. Allah juga memerintahkan
kebajikan sepanjang kemampuan mereka, yang otomatis Allah melarang kita untuk melakukan
kejahatan.

Selain itu Allah swt memerintahkan kita untuk berjihad dijalan-Nya dengan sebenar-benarnya
jihad, dengan jalan menyebarkan dakwah kepada seluruh umat manusia. Bila mereka enggan
menerima dakwah Islam dan bersikap tirani serta zalim, maka kita diperintahkan menyebarkan
dakwah itu dengan pedang.

MENJAGA KEBENARAN DENGAN KEKUATAN

Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenaran. Sungguh suatu
keindahan yang sempurna bila suatu saat kekuatan bisa beriringan dengan kebenaran. Selain
untuk menjaga tempat-tempat suci Islam, jihad menyebarkan dakwah isalam adalah suatu
kewajiban yang dibenankan oleh Allah kepada kamum Muslimin. Kewajiban ini sama besar
bobotnya dengan shalat, Zakat, puasa, haji, berbuat kebajikan dan meninggalkan kejahatan. ( At-
taubah: 41).

Setelah itu Allah menjelaskan rahasia dan hikmah dibalik perintah ini. Allah SWT telah memilih
mereka (orang-orang mukmin) untuk menjadi khalifah, penjaga syari’atnya di muka bumi. Untuk
itulah Allah swt telah menurunkan agama, merinci syariat, memudahkan hukum menjadikannya
senantiasa sesuai dengan kondisi Zaman, sehingga dunia menerimannya dan manusia
menemukan segala impiannya ( Al-Hajj:78)

3
RAHIB DI MALAM HARI, DAN PENUNGGANG KUDA DI SIANG HARI

Allah juga menjelskan hubungan antara kewajiban-kewajiban individu, semacam shalat dan
puasa dengan kewajiban-kewajiban sosial. Bahwa kewajiban pertama adalah sarana menuju
untuk terlaksannya kewajiban kedua, dan aqidah yang benar adalah dasar bagi keduannya.

Wahai kaum muslimin, beribadah kepada Tuhan, berjihad menegakkan agama dan meninggikan-
Nya adalah misi kita dalam kehidupan ini. Jika kita melaksanakannya dengan baik, niscaya kita
akan memperolah kemenangan. Jika kita melaksanakannya hanya setengah-setengah atau bahkan
melalaikannya maka tidak akan dikembalikan kepada Allah.
(Qs: Al-Mukminun : 115-116)

Sebagai genarasi pilihan Allah tampil dengan julukan “Layaknyarahib-rahibdi malam hari, dan
penunggang kuda di siang hari.” Ketika malam tiba, mereka berdiri tegak dalam kekhusukan
shalatnya, menggeleng-gelengkan kepala dan menangis tersedu oleh dzikir panjang. Namun
begitu fajar menyingsing dan hari beanjak siang, gaung jihad menggema menyeru kepada para
mujahidin. Mereka melompat ke punggung-pungung kudanya untuk syi’ar-syi’ar kebenaran
dengan lantang, sehingga menembus segenap penjuru buana.

Subhanallah,apakah gerangan dibalik keserasian ini yang ajaib ini, keharmonisan yang sempurna,
perpaduan yang spektakuler antara urusan dunia dan akherat. Sebagai jawaban adalah Islam yang
senantiasa sanggup memadukkan semuanya itu.

KINI SAATNYA KITA HARUS MEMAHAMI

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwanya di jalan Allah, dan mereka itulah orang-orang yang benar “. (Al-Hujurat:15)

Kewajiban menuntut adanya jiwa yang dipenuhi oleh iman dan hati yang luhur. Berusaha untuk
senantiasa teguh terhadap komitment dan kemurnian hati. Kewajiban ini menuntut kita untuk
terus berkorban dengan harta dan kesungguhan. Sesungguhnya Allah swt telah membeli kita jiwa
dan harta kita, insyaAllah balasan-Nya adalah surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.

DARI MANA KITA HARUS MEMULAI

Syarat jika ingin membangun jiwa, mewujudkan cita-cita, dan membela agamanya haruslah
mempunyai “Kekuatan jiwa yang dasyat”

Kekuatan jiwa :
1. Tekad membaja yang tidak pernah lemah
4
2. Setia/teguh dan tidak tersusupi oleh penghianatan
3. Pengorbanan yang tidak disusupi oleh sifat serakah dan kikir
4. Mempunyai pengetahuan dan keyakinan
5. Penghormatan yang tinggi terhadap idiologi yang yang diperjuangkan

Setiap bangsa yang tidak memiliki ke-5 sifat diatas, maka bisa dipastikan akan menjadi bangsa
yang rapuh dan miskin. Suatu perubahan dimulai dari pribadinya/induvidu. Seperti dalan firman-
Nya :

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan pada
diri mereka sendiri.”
(Ar-Ra’d : 11)

JALAN ITU SUDAH JELAS

Allah swt telah menurunkan Al-Qur’an, dan menyuruh hamba-hamba-Nya untuk mengikuti
Muhammad saw dan meridhoi Islam sebagai agama bagi mereka. Sesungguhnya Allah telah
meletakkan seluruh dasar yang mutlak yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia, kebangkitan
dan kesejahteraan manusia dalam Islam. ( Al-A’raf : 157).

Dari wacana diatas, sudah sepatutnya kita harus mengikutinya dan menyeru kepada umat untuk
menjadikan prinsip-prinsip Islam sebagai dasar kebangkitan.

WASPADAI PENYIMPANGAN DAN PERBAIKI HUKUM

Yang dikhawatirkan oleh Ikhwanul Muslimn adanya hukum-hukum umum yang sumbernya
bukan pada al-Qura’an dan hadist. Sehingga dari pengalaman sejarah telah membuktikan
terjadinya ketidakrelevanan dan kerusakan. Oleh karena itu hukum-hukum haruslah bersumber
pada Al Qur-an bagi setiap negeri Islam. Setiap materi yang tidak dibenarkan dalam Islam, harus
segera dihapus.

Dengan menerapkan hukum Allah, sesungguhnya negara itu justru melepaskan dari pengalaman
pahit yang mungkin timbul sebagai akibat kegagalan hukum buatan manusia. ( Qs. Al-
Maidah:44)

Perebaiki seluruh aspek sosial, budaya, pendidikan dengan Islam yang bersumber hukum pada
Alqur’an dan Sunnah. Inilah yang menjadi sebagian kecil perjuangan Ihkhwanul muslimin.
Mereka menyeru umat islam, baik penguasa, rakyat, pemerintah maupun bangsa agar
membangun proses kebangkitan atas dasar Al-Qr’an dan sunnah. Mereka juga mengingainkan
terbentuknya generasi muda yng mempunyai imunitas keislaman, kesempurnaa akhlak,
pengetahuan yang memadai tentang ajaran-ajaran agama islam, dan kebanggan terhadap kejayaan
peradaban yang luas.

Islam juga menyeru untuk persatuan/persaudaraan umat.


Firman Allah :

5
“ Berpeganglah kepada tali Allah (Islam), dan janganlah kamu bercerai berai …..” ( QS: Ali
Imran : 103)
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” ( Al-Hujurat:10)

Anda mungkin juga menyukai