Kriteria Kompetensi Da'i (Kitab Ushulud Da'Wah)
Kriteria Kompetensi Da'i (Kitab Ushulud Da'Wah)
Kompetensi Da'i
(Kitab Ushulud
Da'wah)
Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka
memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”
Tafsir
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa pada hari Kiamat, orang yang
senantiasa berbuat tetap dalam tauhid, akan memperoleh manfaat dari kebenaran
iman mereka dan dari kejujuran perbuatan dan perkataan mereka. Kemanfaatan
yang mereka peroleh itu ialah: pertama kenikmatan surga, kenikmatan yang
banyak memberi kepuasan jasmaniah, dan kedua kenikmatan rida Ilahi,
kenikmatan yang memberikan ketenteraman dan kepuasan rohani.
Segala amal perbuatan mereka diterima Allah sebagai ibadah dan Allah memberi
anugerah dan keridaan kepada mereka. Mereka merasa bahagia memperoleh
keridaan dari Allah. Tidak ada kenikmatan yang lebih besar dari penghargaan dari
Allah. Allah rida terhadap mereka, dan mereka rida terhadap Allah. Inilah puncak
kebahagiaan abadi dalam diri manusia. Kedua nikmat Allah ini ialah surga dan
rida Ilahi yang diperoleh sesudah melewati perhitungan amal pada hari Kiamat.
Pengertian
Kompetensi Da’i
Kompetensi da’i merupakan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan tertentu yang harus
dimiliki da’i agar mereka dapat melakukan tugas dengan baik. Dengan demikian, kompetensi
bagi da’i adalah suatu penggambaran yang ideal, sekaligus sebagai target yang harus mereka
penuhi.
Kompetensi da’i diartikan sebagai syarat minimal yang harus dimiliki,
mencakup pemahaman, pengetahuan, penghayatan, perilaku dan
keterampilan dalam bidang dakwah. Dengan istilah lain kompetensi da’i
merupakan gambaran ideal, sehingga memungkinkan ia memikul tanggung
jawab dakwah sebagai penyambung lidah Rasulullah secara maksimal.
1. Kompetensi Substantif
2. Kompetensi Metodologis
Kompetensi substantif menekankan pada keberadaan da’i dalam dimensi ideal dalam bidang
pengetahuan, sehingga da’i mempunyai wawasan yang luas, baik wawasan keislaman, wawasan
keilmuwan maupun wawasan nasional bahkan wawasan internasional serta bersikap dan bertingkah
laku yang mencerminkan akhlak mulia sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur’an. Hal-hal yang tercakup
dalam kompetensi substantif diantaranya :
a. Penguasaan Ilmu Agama
Seorang da’i harus menguasai ilmu keislaman secara luas dan mendalam baik menyangkut tauhid,
syari’ah (hukum), akhlak, pengetahuan umum dan bidang-bidang lainnya dikarenakan tugas seorang
da’i sangatlah berat yakni mengajak, membimbing, dan membina umat agar beriman dan menata
hidupnya sesuai dengan tuntunan Islam secara totalitas.
b. Penguasaan Ilmu Umum
Seorang da’i selain memiliki pengetahuan agama juga harus memiliki pengetahuan lainnya terutama ilmu yang digolongkan sebagai mitra ilmu dakwah seperti psikologi,
sosiologi, ilmu komunikasi, retorika dan lain sebagainya. Semakin banyak pengetahuan seorang da’i maka semakin mudah pula dalam mengadakan pendekatan terhadap
masyarakat.
c. Berakhlak Mulia
Da’i adalah agen perubahan sosial, penyeru kepada kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu seorang da’i haruslah berakhlak mulia dan menjadi tauladan dan panutan di tengah-tengah kehidupan
masyarakat. Karena sesungguhnya dakwah akan sampai dengan bobot dan daya yang tajam apabila yang menyampaikannya mempunyai komitmen danistiqomah serta konsuken antara ucapan dan
perbuatan.
Kompetensi
Metodologis
2. Kompetensi Metodologis
Kompetensi metodologis menekankan pada kemampuan praktis yang harus dimiliki seorang da’i dalam operasional dakwah atau
pelaksanaannya. Kompetensi ini meliputi kemampuan merencanakan, menganalisa mad’u serta mampu mengidentifikasi masalah umat,
baik melalui dialog lisan, tulisan maupun dengan dialog amal. Kompetensi metodologis lebih terfokus pada tingkat profesionalisme da’i.
Kompetensi pengetahuan, sosial dan Spiritual